Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nisa Ulviyah

Npm : 2010631110104

Kelas : 2c Pai

Mata Kuliah : Studi Al-Qur’an

Dosen Pengampu : Bp.Kasja Eki Waluyo Sy, M.Sy

JAWAB

1. Definisi Al-Qur’an: Al-Qur'an difirmankan langsung oleh Allah kepada Nabi Muhammad melalui
malaikat jibril berangsur-angsur selama 22 tahun, 2 bulan dan 22 hari atau rata-rata selama 23 tahun,
dimulai sejak tanggal 17 Ramadhan saat Nabi Muhammad berumur 40 tahun hingga wafat pada tahun
632. Umat Muslim menghormati Al-Qur'an sebagai sebuah mukjizat terbesar Nabi Muhammad, sebagai
salah satu tanda dari kenabian, dan merupakan puncak dari seluruh pesan suci (wahyu) yang diturunkan
oleh Allah sejak Nabi adam dan diakhiri dengan Nabi Muhammad, Kata "Quran" disebutkan sebanyak 70
kali di dalam Al-Qur'an itu sendiri. ( Al-Tabari, Jāmiʻ al-bayān ʻan taʼwīl al-qurʼān, Cairo 1955–69, transl.
J. Cooper (ed.), The Commentary on the Qurʼān, Oxford University Press, 1987. ISBN 978-0-19-920142-
6 ). Tanggapan non Muslim terhadap Al-Qur’an: kita sebagai umat muslim saling menghargai dan
menghormati kepada umat yang berbeda agama dengan kita. Contoh, ketika umat muslim sedang
melakukan ibadah puasa dibulan ramadhan, maka umat nonmuslim tidak boleh menganggu melainkan
menghormati ibadah yang sedang dilakukan mereka .

2. Tahapan pengumpulan shuhuf sampai pembukuan Mushaf Utsmani: Beberapa tahun berlalu dari
pemerintahan Usman timbul usaha dari para sahabat untuk meninjau kembali suhuf-suhuf yang telah
ditulis oleh Zaid bin Sabit. Diriwayatkan oleh Bukhari dari Anas, bahwa Hudzaifah Ibnu alYaman datang
kepada Usman karena melihat hebatnya perselisihan dalam soal qiraat. Hudzaifah meminta kepada
Usman supaya lekas memperbaiki keadaan itu, lekas menghilangkan perselisihan bacaan agar

umat Islam jangan berselisih mengenai kitab mereka, seperti keadaan orang-orang Yahudi dan Nasrani.
Kemudian Usman bermaksud supaya para umat memegangi mushaf yang sudah teratur sempurna,
untuk menolak kerusakan-kerusakan yang timbul karena perselisihan qiraat. (Suma, Muhammad Amin.
(2000). Studi Ilmu-ilmu Al- Qura’n (1), cet.I, Jakarta: Pustaka Firdaus.). Yang menjadi faktor sehingga
sehingga lembaran-lembaran al-Quran di bukukan:

Setelah nabi Muhammad wafat tepatnya saat pemerintahan Abu Bakar, para sahabat mengumpulkan
lembaran mushaf tersebut kebutuhan untuk menuliskan ayat al-qur’an baru dimulai setelah Perang
Yamamah terjadi. Perang tersebut membuat banyak sahabat penghafal al-qur’an syahid. Sehingga,
sebagian sahabat khawatir ayat al-qur’an akan menghilang. Karena takut lembaran-lembaran Al-Qur’an
Hilang.

3. Mukjizat berarti adalah kemampuan luar biasa yang diberikan oleh Allah swt kepada para rasulNya
untuk membuktikan kenabian dan kerasulan dengan melemahkan dan mengalahkan kemampuan yang
dimiliki oleh ummatnya agar mereka bersedia tunduk dan mengakui atas kebenaran nabi atau rasul. Al
Qur-an diturunkan kepada bangsa Arab dan dalam bahasa Arab. Pada zaman turunnya, bangsa Arab
dalam hal perkembangan bahasa telah sampai kepada suatu tingkat yang sangat tinggi sekali, terutama
dalam sastra, baik puisi maupun prosa. Al Qur-an merupakan mu’jizat Nabi Muhammad saw
sebagaimana bagi nabi-nabi dan rasul Allah swt lainnya, juga memiliki mu’jizat. Timbul suatu
pertanyaan, mengapa mu’jizat Nabi Muhammad saw hanya Al Qur-an yang dibaca atau suatu kitab yang
dipelajari. Pada masa sekarangpun masih ada orang yang mempertanyakan hal serupa, mengapa
mu’jizatnya tidak seperti Nabi Musa as yang membelah laut, Nabi Daud as yang melunakkan besi dan
lain sebagainya. ( Haeri, Fadhullah, (2001), Taman Al Qur’an, Serambi, Jakarta ).

Contohnya: Setiap manusia diberikan pemahamannya masing-masing dalam merespon lingkungan


sekitarnya melalui akal dan inderanya. Sebab Allah telah memberikan petunjuk kepada manusia secara
sempurna sejak lahir berdasarkan tahap perkembangannya dalam menjalani kehidupan. Perkembangan
dan pertumbuhan ini yang menuntut manusia untuk berpikiran cerdas dan peka terhadap lingkungan
dalam mengembangkan penafsiran Al-Qur’an sesuai perkembangan zaman saat ini. (Muhammad Abduh,
Tafsi>r Al-Mana>r, Juz I, Dar Al-Manar, Kairo, 1947, 45; Ahmad Musthafa, Tafsi>r Al-Mara>ghi, Juz I, Al-
Halabi, 1946, 34 ).

4. Redaksi-redaksi asbab al-nuzul: Sarih (jelas): Ungkapan riwayat “sarih” yang memang jelas
menunjukkan asbab annuzul dengan indikasi menggunakan lafadz (pendahuluan). Muhtamilah (masih
kemungkinan atau belum pasti): Ungkapan “mutammimah”adalah ungkapan dalam riwayat yang belum
dipastikan asbab an-nuzul karena masih terdapat keraguan. ( as-Suyuthi. Jalaluddin,Asbabun Nuzul. Alih
Bahasa oleh Tim Abdul Hayyie, Sebab-sebab Turunnya al-Qur’an. Cet.1, Jakarta: Gema insani, 2008 )

Tanggapan ulama terhadap redaksi-redaksi itu:

Asbab an-Nuzul menurut Subhi As-Salih.adalah Sesuatu yang dengan sebabnyalah turun suatu ayat atau
beberapa ayat yang mengandung sebab itu, atau memberi jawaban tentang sebab tersebut, atau
menerangkan hukumnya pada masa terjadinya peristiwa itu.

5. Munasabah Antara Surat dengan Surat Sebelumnya Contohnya, Dalam surat Al- Fatihah ayat 1
terdapat ungkapan “alhamdulillah”. Ungkapan ini berkorelasi dengan surat Al-Baqarah ayat 152 berikut
ini : “Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah
kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku” (QS. Al-Baqarah: 152). Munasabah Antara
Nama Surat dengan Isi yang Dikandungnya Contohnya surat Al- Fatihah yang memiliki dua nama.
Pertama disebut Al-Fatihah karena posisinya di awal Al-Qur’an. Kedua disebut Ummul Kitab, karena
isinya memuat berbagai tujuan Al- Qur’an dan seterusnya. Munasabah Antar Bagian Suatu Ayat
Contohnya, Munasabah antar bagian ayat sering berbentuk pola munasabah at-tadhadat (perlawanan)
seperti berikut ini : “Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa. Kemudian Dia
bersemayam di atas ‘Arsy, Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar darinya
dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepadanya. Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu
berada. Dan Allah melihat apa yang kamu kerjakan” (QS Al-Hadid: 4). Munasabah Antar Ayat yang
Letaknya Berdampingan. Contohnya, surat An-Nahl: 57: “Dan mereka menetapkan bagi Allah anak-anak
perempuan, Mahasuci Allah, sedang

untuk mereka sendiri (mereka tetapkan) apa yang mereka sukai (yaitu anak-anak laki- laki).” Kata
“Mahasuci Allah” di atas merupakan bentuk i’tiradh dari dua ayat yang mengantarnya. Kata tersebut
merupakan bantahan bagi klaim orang-orang kafir yang menetapkan anak perempuan bagi Allah.

Munasabah Antara Suatu Kelompok Ayat dengan Kelompok Ayat di Sampingnya. Contoh, Pada surat Al-
Baqarah ayat 1 sampai 20, Allah memulai penjelasan tentang kebenaran dan fungsi Al-Qur’an bagi
orang-orang yang bertakwa. Dalam kelompok ayat yang berikutnya dijelaskan tentang tiga kelompok
manusia beserta sifat-sifatnya seperti mukmin, kafir, dan munafik. Munasabah Antara Pemisah
(Fashilah) dan Isi Ayat. Contohnya, Dalam surat Al-Ahzab ayat 25: “Dan Allah menghalau orang-orang
yang kafir itu yang keadaan mereka penuh kejengkelan, (lagi) mereka tidak memperoleh keuntungan
apapun. Allah menghindarkan orang-orang mukmin dari peperangan. Dan Allah Maha Kuat lagi Maha
Perkasa.”

Munasabah Antara Awal Surat Dengan Akhir Surat yang Sama. Contohnya, Munasabah ini terdapat
dalam surat Al-Qashash, pada awal surat yakni pada ayat 1-32 menjelaskan perjuangan Nabi Musa,
sementara di akhir surat (ayat 83-88) memberikan kabar gembira kepada Nabi Muhammad s.a.w. yang
sedang menghadapi tekanan dari kaumnya, dan akan mengembalikannya ke Mekah (di awal surat tidak
menolong orang yang berdosa, sedangkan di akhir surat, Nabi Muhammad s.a.w. dilarang menolong
orang-orang kafir). Munasabah tersebut terletak pada kesamaan kondisi antara Nabi Musa dan Nabi
Muhammad s.a.w. yang sama-sama mengalami berbagai tekanan.

Munasabah Antara Penutup Suatu Surat dengan Awal Surat Berikutnya. Contohnya dari munasabah ini
dapat ditemukan pada ayat terakhir surat Al-Ahqaf dengan awal ayat pada surat Muhammad.
Munasabah Karena Adanya Keterkaitan atau Adanya Suatu Peristiwa. Contohnya, terdapat pada surat
Al-Baqarah ayat 245 dengan surat Ali Imran ayat 181.
(http://cecengsalamudin.wordpress.com/2011/10/11/munasabah-dalam-al- qur%E2%80%99an/ )

Anda mungkin juga menyukai