Anda di halaman 1dari 19

KITAB TERAKHIR (AL-QUR’AN) SEBAGAI PENYEMPURNA DAN

SEBAGAI SEBAB TIDAK BERLAKUNYA KITAB-KITAB TERDAHULU


BERDASARKAN QS. AL-MAIDAH AYAT 48

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas kelompok sebagai materi presentasi pada Mata
Kuliah Tafsir Tematik I (Akidah Akhlak)

Dosen Pengampu: Rahmat Nurdin, M.Ag.

DISUSUN OLEH :

MUH MABRUR

(30156122023)

PRODI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


JURUSAN USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAHSEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI MAJENE
2023/2024
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-Qur’an ialah kitab suci tera Weekhir yang diturunkan Allah kepada nabi
Muhammad saw. Al-Qur’an sendiri merupakan lanjutan dari kitab-kitab sebelumnya
seperti kitab Zabur yang diturunkan kepada nabi Daud as. kitab Taurat yang diturunkan
kepada nabi Musa as. dan kitab Injil yang diturunkan kepada nabi Isa as. Selain
berbentuk kitab, Allah swt. juga menurunkan wahyu dalam bentuk lembaran-lembaran
(suhuf) seperti yang diberikan kepada nabi Ibrahim as.

Sebagai kitab suci terakhir, Al-Qur’an mempunyai kedudukan yang lebih


istimewa dibandingkan kitab-kitab suci lainnya serta mempunyai peran yang besar dan
luas. Adapun Al-Qur’an diciptakan adalah untuk meluruskan hal-hal yang telah
diselewengkan dari ajaran kitab suci sebelumnya dan menjadi penyempurna terhadap
kitab-kitab sebelumnya. Masing-masing dari kitab terdahulu itu juga membawa risalah
dan petunjuk yang sudah ditetapkan Allah untuk disampaikan pada setiap masanya.
Dengan demikian penulis ingin mengangkat judul ini untuk mengetahui apa yang
menjadilan Al-Qur'an sebagai penyempurna dari kitab-kitab sebelumnya dan apa yang
menyebabkan kitab-kitab sebelum Al-Qur'an tidak berlaku setelah Al-Qur'an
diturunkan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Al- Qur’an menjadi penyempurna kitab-kita terdahulu?
2. Apa yang menjadikan Al-Qur’an sebagai penyebab tidak berlakunya
kitab-kitab sebelumnya?
C. Metode Penelitian

ii
Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode Tafsir
Maudhu’i (Tematik) yang bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang
lebih dalam mengenai suatu tema yang terdapat dalam ayat-ayat Al-Qur’an.
Metode Tafsir Maudhu’i adalah mengumpulkan ayat-ayat Al-Qur’an yang
mempunyai tujuan yang satu, yang sama-sama membahas topik tertentu dan
sebisa mungkin menerbitkannya sesuai dengan masa turunnya kemudian
penjelasannya, keterangan-keterangan dan hubungan-hubungannya dengan
ayat-ayat lain.
Jenis pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah penelitian
kepustakaan (library research) yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara
mempelajari, menelaah dan memeriksa bahan-bahan kepustakaan yang
memiliki relevansi hukum dengan pokok permasalahan yang di angkat.

iii
BAB II
PEMBAHASAN
A. Defenisi dan Ragam Kitab Suci
Kitab suci adalah wahyu yang dibukukan seperti Zabur, Taurat, Injil dan Al-
Qur’an. Empat kitab tersebut yang dijadikan contoh karena kitab-kitab inilah yang
populer dikalangan umat muslim maupun non muslim. Dalam Al-Qur’an sendiri,
kitab suci tidak terbatas hanya pada Al-Qur’an melainkan pada seluruh kitab yang
diturunkan Allah kepada para nabi-Nya. Keragaman kitab suci ini juga ditunjukkan
oleh Allah dalam firman-Nya yang berbunyi:

‫المنير الكتاب و والزبر بالبينات جآءو قبلك م ن رسل كذ ب فقد كذبوك فإ ن‬

Artinya: “Jika mereka mendustakan kamu, maka sesungguhnya Rasul-rasul sebelum


kamupun telah didustakan (pula), mereka membawa mukjizat-mukjizat yang nyata,
Zabur dan kitab yang memberi penjelasan yang sempurna.” (Q.S. Al-Imran{3}:184)
Menurut Ibn ‘Asyur ayat di atas mengandung hiburan bagi Nabi saw, agar
tidak sedih apabila orang-orang mendustakannya, karena peristiwa seperti itu juga
terjadi pada Rasul-rasul sebelumnya. Makna dari kata al-zubur yang terdapat dalam
ayat di atas adalah bentuk jamak dari kata al-Zabuur yang secara etimologi artinya
sesuatu yang tertulis. Adapun maksud kata al-Zubur disini adalah kitab-kitab yang
pernah diturunkan kepada Nabi dan Rasul-Nya yang mengandung nasihat dan
peringatan seperti Zabur dan Injil. Sedangkan kata Al-kitab dan Al-Munir adalah
sebutan bagi kitab-kitab yang kaya akan syariat seperti kitab Taurat dan injil 1 .
Pendapat Ibn Asyur sama dengan ulama klasik Imam At-Tabari 2. Adapun Imam Ibn
Katsir menjelaskan kedua kata tersebut dengan makna yang lebih umum. Imam Ibn
Katsir berpendapat bahwa kata al-Zubur berarti kitab-kitab samawi dan pada kata al-
kitab>al-munir berarti bukti yang nyata dan jelas . 3
Dari uraian diatas maka bisa di uraikan dengan jelas bahwa kitab suci itu
beragam, namun di dalam Al-Qur’an ada yang diberitakan kepada kita dengan jelas
dan ada juga yang kitabnya tidak disebutkan dengan jelas. Di bawah ini kitab-kitab
yang disebutkan :
1. Zabur
Kata Zabur di ambil dari bahasa Arab yang memiliki akar kata Zabran yang
artinya melempar, akal, sabar, menulis atau tulisan. Secara istilah Zabur berarti
sebuah nama yang ditujukan kepada himpunan perkataan nabi Daud As. baik yang
berupa wahyu maupun ilham yang diperoleh dari hasil beliau bermunajat kepada
Allah SWT4. Hal ini juga di jelaskan Allah dalam firman-Nya dalam Q.S. Al-Isra’
ayat 55 yang berbunyi:

1
Ibnu ‘Asyur, “al-Tahriir wa al-Tanwiir, al-Maktabah syamilah.
2
At-Thabarii{jaami’ul bayan fii ta’wil al -Qur’an, al-Maktabah syamilah
3
Ibnu Katsir, Tafsir al-Qur’an adzim, al-Maktabah syamilah
4
Nunung Lasmana & Ahmad Suhendra, Al-Qur’an dan tiga kitab suci lainnya, jurnal Asy-Syukriyyah.

2
.‫ وءاتينا داوود زبورا‬،‫ ولقد فصلنا بعض ا نل ب ين على بعض‬،‫وربك اعلم بمن في السموت واألرض‬

Artinya: “dan Tuhan-Mu lebih mengetahui siapa yang (ada) di langit dan di
bumi, dan sesungguhnya telah Kami lebihkan sebagian nabi-nabi itu atas
sebagian (yang lain), dan Kami berikan Zabur kepada Dawud. 5
2. Taurat
Taurat ialah kitab yang diwahyukan kepada nabi Musa as. sebagai pedoman
hidup Bani Israil. Kata taurat berasal dari Ibrani yang asalnya adalah tauran yang
berarti petunjuk. Secara istilah berarti lembaran-lembaran yang berisi tentang
kalimat-kalimat yang di turuunkan kepada nabi Musa as, di gunung Tur. Allah
swt. berfirman :
.‫انا انزلنا التوراة فيها هدى ونور‬

Artinya: Sesungguhnya kami telah menurunkan kitab Taurat di dalamnya (ada)


petunjuk dan cahaya (yang menerangi) ( Q.S. Al-Maidah ayat 44)

Taurat yang beredar pada saat ini bukan lagi Taurat yang berisikan akidah dan
hukum-hukum syariat yang asli melainkan Taurat palsu. Sebab orang-orang
Yahudi telah melakukan perubahan-perubahan dalam isinya (ajarannya). Para
Ulama juga sepakat bahwa kitab Taurat yang asli sudah tidak ada lagi, yang ada
hanyalah hasil karangan atau tulisan-tulisan orang Yahudi di waktu dan masa
yang berbeda.
Allah swt. berfirman :
‫من الذين هادوا يحرفون الكلم عن مواضعه‬

Artinya: “ Yaitu orang-orang Yahudi, mereka mengubah perkataan dari tempat-


tempatnya”. (Q.S. An-Nisa:46)
3. Injil
Injil adalah kitab yang diturunkan kepada nabi Isa as. yang kemudian
dikumpulkan oleh para sahabat beliau. Istilah Injil diserap ke bahasa Arab. Ada
yang berpendapat bahwa istilah ini berasal dari bahasa Romawi Isanja>liyu>m
yang berarti kabar gembira. Sedangkan Imam Al-Qurtubi berpendapat bahwa
istilah ini berasal dari bahasa Suryani. Dan sebagian ahli bahasa dan ahli tafsir
berpendapat bahwa kata ini berasal dari bahasa Arab yaiti najlan yang berarti air
yang keluar dari bumi.6 Berkenaan dengan Injil Allah swt. menyebutkan dalam
firman-Nya:

‫ وءات ني ه اإلنجيل فيه هدى ونور‬،‫وقفينا على ءاثرهم بعيسى ابن مريم مصدقا لما بين يديه من التوراة‬
.‫ومصدقا لما بين يديه من التوراة وهدى وموعظة لمتقين‬

Artinya: Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi-nabi Bani Israil) dengan isa putra
Maryam, membenarkan kitab sebelumnya yaitu Taurat, dan Kami telah
memberikan kepadanya kitab Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk dan cahaya

3
5
Kementerian agama RI, Al-Qur’an dan terjemahannya, 2013
6
Tafsir Q.S. Ali Imran , Ibnu ‘Asyur,”Tafsir Ibnu ‘Asyur” al-Maktabah syamilah

4
(yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu kitab Taurat,
dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa.

Seiring berkembangnya zaman, banyak bagian otentik dari kitab Injil yang
telah dihapus. Secara historis, kitab ini baru dihimpun lebih dari seabad sejak nabi
Isa as. wafat, yaitu setelah habisnya masa hawariyyin atau para murid dari nabi
Isa as.
4. Al-Qur'an
Al-Qur'an diturunkan Allah SWT. kepada nabi Muhammad SAW, melalui
malaikat Jibril secara berangsur-angsur dalam waktu 22 tahun 2 bulan 22 hari. Al-
Qur'an terdiri dari 30 juz, 114 surat 6236 ayat (menurut riwayat hafs) 74.437
kalimat, dan 325.345 huruf. Nama lain dari turunnya Al-Qur'an adalah Nuzulul
Qur'an. Wahyu yang pertama kali turun adalah surat Al-'Alaq ayat 1-5, turun pada
malam 17 Ramadhan tahun 610 m di Gua Hira ketika Nabi SAW sedang
berkhalwat. Adapun ayat yang terakhir turun adalah surah Al-Maidah ayat 3, pada
tanggal 9 Dzulhijjah tahun 10 Hijriah di padang ‘Arafah ketika beliau sedang
menunaikan haji wada' , karena beberapa hari setelah menerima wahyu terakhir
nabi Muhammad SAW wafat. Al-Qur'an merupakan kitab suci terlengkap dan
abadi sepanjang masa, berlaku bagi semua umat manusia hingga akhir zaman serta
pedoman dan petunjuk bagi manusia dalam menjalankan kehidupan di dunia
hingga mencapai kebahagiaan di akhirat. Oleh karenanya kita tidak boleh
meragukannya sama sekali.
Firman Allah SWT:
‫ا‬Œ Œ‫ك وانزلن‬ŒŒ‫اب الي‬Œ Œ ‫الحق الكت‬Œ Œ ‫دقا ب‬ŒŒ‫ا مص‬Œ‫ه بين لم‬Œ Œ ‫اب من يدي‬Œ Œ ‫ا الكت‬Œ Œ‫ه ومهيمن‬Œ Œ ‫علي‬
Artinya: Dan kami telah turunkan kepadamu Al-Qur'an dengan membawa
kebenaran, membenarkan (apa) yang sebelumnya yaitu kitab-kitab (yang
diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu...
(Q.S. Al-Maidah ayat 48) 7

B. Tafsir Q.S. Al-Maidah Ayat 48

‫عليه ومهيمنا الكتاب من يديه بين لما مصدقا بالحق الكتاب اليك وأنزلنا في ليبلوكم ولكن‬، ‫ هلال انزل بما بينهم فاحكم‬، ‫تبع وال‬
‫ الحق من جآءك عما اهواءهم تختلفون فيه كنتم بما‬، ‫ ومنهاجا شرعة منكم جعلنا لكل‬، ‫واحدة أمة لجعلكم شآءهلال ولو‬
‫ءاتىكم ما‬، ‫ الخيرات فاستبقوا‬، ‫فينبؤكم جميعا مرجعكم هلال الي‬

Artinya: Dan Kami telah turunkan kepadamu Al-Qur’an dengan membawa


kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan
sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah
perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti apa
yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan
meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara
kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki,
niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu
terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat
kebajikan. Hanya
5
7
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, 2013

6
kepada Allah -lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa
yang telah kamu perselisihkan itu.
Sebab turunnya ayat 48 surat Al-Maidah diatas adalah, karena adanya
penyelewengan dan tindakan menyembunyikan kebenaran ajaran syari’at dari kitab-
kitab yang dibawa oleh nabi dan rasul sebelum nabi Muhammad SAW. Orang-orang
ini menyembunyikan ajaran yang benar dan menggantinya sesuai kepentingan
mereka.8.

Secara keseluruhan ayat diatas berhubungan dengan Q.S. Saba ayat 28 yang
membahas mengenai utusan terakhir. Karena nabi Muhammad SAW diutus terakhir
kali maka otomatis risalah yang dibawanya adalah menjadi penyempurna terhadap
risalah sebelumnya 9. Sebelum Al-Qur’an diturunkan, Allah menurunkan kitab Taurat
kepada nabi Musa untuk umat Yahudi dan kitab Injil kepada nabi Isa untuk umat
Nasrani sebagaimana yang telah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya. Kedua
kitab tersebut mengandung syari’at yang berlaku untuk masing-masing umat. Namun
seiring diutusnya nabi Muhammad SAW yang diberi wahyu Al-Qur’an, maka semua
syari’at yang terkandung dalam kedua kitab tersebut menjadi tidak berlaku karena Al-
Qur’an telah mencakup semua ajaran yang terdapat ada kitab sebelumnya termasuk
kitab Taurat dan Injil.
Pada penafsiran Al-Razi kami menemukan penjelasan bahwasanya ajaran
yang ada pada agama sebelum adanya Al-Qur’an , seperti ajaran yang terdapat pada
kitab Taurat(Yahudi) dan syari’at yang ada pada kitab Injil (Nasrani) tidak berlaku
lagi bagi umat nabi Muhammad SAW. yang dimaksud ketidakberlakuan disini adalah
dalam masalah menjalankan ajaran agama, sementara subtansi dari agama adalah
sama yaitu Islam.

Ada beberapa penafsiran para ulama mengenai ayat ke 48 ada surah Al-Maidah ayat
48 diantaranya:
1. Tafsir Ibnu Katsir10
Setelah Allah menceritakan Kitab Taurat yang diwahyukan kepada nabi Musa
kalimullah dan Allah memuji dan menyanjung kitab tersebut dan
memerintahkan untuk mengikuti isi Kitab Taurat tersebut karena itu
merupakan Kitab yang pantas diikuti. Allah juga menceritakan Kitab Injil
yang diturunkan kepada nabi Isa as, memuji dan memerintahkannya kepada
pemeluknya agar menegakkan dan mengikuti semua isi kandungannya
sebagaimana yang telah dijelaskan. Selain itu Allah menceritakan Al-Qur’an
adzim yang diturunkan kepada hamba-Nya dan Rasul-Nya, Allah SWT
berfirman:

‫عليه ومهيمنا الكتاب من يديه بين لما مصدقا بالحق الكتاب اليك وأنزلنا‬

8
Miftah H. Yusufati, Artikel SINDONEWS.com, November 2022
9
Sahkholid Nasution.MA, Tafsir Ayat-ayat Tauhid, 2011, jl.Tritura Tanjung Rejo Medan, hlm 116
10
Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir jilid 3, Q.S. Al-Maidah 48, hlm 100
7
Artinya: “Dan Kami telah menurunkan Kitab (Al-Qur’an ) kepadamu
(Muhammad) dengan membawa kebenaran “ Yaitu dengan kebenaran yang
tidak diragukan lagi bahwa ia benar-benar berasal dari sisi Allah SWT.

‫اب‬Œ Œ ‫ه من الكت‬Œ Œ ‫ا بين يدي‬Œ ‫دقا لم‬ŒŒ‫مص‬

Artinya: “membenarkan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya.”


Yaitu kitab-kitab yang diwahyukan sebelumnya yang memuat penyebutan dan
pemujian terhadap kitab Al-Qur’an yang diturunkan kepada nabi Muhammad
Saw.
Maka turunnya Al-Qur’an itu adalah sesuai dengan apa yang
diberitakan di dalam kitab-kitab tersebut, yang mana hal itu akan menambah
kebenarannya bagi pembaca, dari kalangan orang-orang yang berpikir, yang
tunduk kepada perintah Allah SWT, dan mengikuti syariat-syariat-Nya, serta
membenarkan para Rasul-Nya.
Firman-Nya (‫ه‬Œ ‫ا علي‬Œ ‫“ )ومهيمن‬Dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang
lain itu” Sufyan Ats -Tsauri dan ulama lainnya berkata, dari Ibnu Abbas:
“yakni yang menjaminnya “ . Dan dari al-Walibi, dari Ibnu Abbas: ( ‫ومهيمنا‬
‫“ )عليه‬dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain” ia mengatakan: “ yakni
yang menjadi saksi baginya “ hal yang sama juga di kemukakan Mujahid,
Qatadah dan as-Suddi.
Al-‘Aufi berkata dari Ibnu Abbas (‫ه‬Œ Œ Œ‫ا علي‬Œ Œ ‫“ )ومهيمن‬Dan batu ujian
terhadap kitab-kitab yang lain itu “ Yaitu yang menentukan (memutuskan)
terhadap kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya.⁶

Dari semua pendapat para ulama diatas, dapat disimpulkan


bahwasanya kesemuanya memiliki arti yang hampir sama atau berdekatan,
karena pada kata al-Muhaimin mencakup semua pengertian diatas. Jadi, Al-
Qur’an itu adalah yang dapat dipercaya, yang menjadi saksi, dan yang menjadi
hakim atas kitab- kitab sebelumnya. Allah jadikan Al-Qur’an sebagai kitab
yang terakhir yang menjadi penutup kitab-kitab-Nya , yang paling agung ,
paling lengkap dan paling sempurna dibanding kitab sebelumnya. Allah
mengumpulkan kebaikan di dalamnya yang juga terdapat pada kitab-kitab
sebelumnya kemudian Allah tambahkan berbagai kesempurnaan yang dimana
sebelumnya tidak terdapat pada kitab-kitab terdahulu.

2. Tafsir Al-Misbah11
Pada ayat ini , berbicara tentang kitab yang diturunkan kepada nabi
Muhammad SAW. “Dan kami telah turunkan kepadamu wahai Muhammad
al- Kitab yakni Al-Qur’an” dengan haq dalam kandungannya , cara turunnya
maupun Yang menurunkan, yang mengantarnya turun dan yang diturunkan
kepadanya. Kitab itu berfungsi membenarkan apa yang diturunkan
sebelumnya yakni kandungan dari kitab-kitab yang diturunkan kepada nabi-
nabi sebelumnya dan juga menjadi batu ujian yakni tolak ukur kebenaran
terhadapnya, yakni kitab -kitab yang diturunkan sebelumnya itu, maka
11
M. Quraisy Shihab, Tafsir Al-Misbah, Pesan, kesan,dan keserasian Al-Qur’an , vol.3 hlm. 96

8
putuskanlah perkara diantara mereka menurut apa yang telah Allah turunkan
baik melalui wahyu yang terhimpun dalam Al-Qur’an dan wahyu lain yang
engkau terima seperti hadis qudsi, maupun yang diturunkan-Nya kepada nabi
yang lain sebelum ada pembatalannya dan janganlah engkau mengikuti hawa
nafsu mereka, yakni orang-orang Yahudi, dan semua pihak yang bermaksud
menghilangkan engkau dari menetapkan hukum yang bertentangan dengan
hukum Allah, yaitu dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang
kepadamu.
Menerjemahkan kata ‫ا‬Œ ‫ مهيمن‬dengan tolak ukur, sebenarnya
belum sepenuhnya tepat.kata ini diambil dari kata ‫ هيمن‬yang
mengandung arti kekuasaan, pengawasan , serta wewenang atas sesuatu. Dari
sini kata tersebut dipahami dalam arti menyaksikan sesuatu, memelihara dan
mengawasinya. Al- Qur’an adalah muhaimin atas kitab-kitab terdahulu. Ini
jika apa yang terdapat dalam kitab-kitab itu tidak bertentangan dengan yang
tercantum dalam Al- Qur’an .
Kata ‫ شرعة‬yang terdapat pada penggalan ayat 48 dalam Qur’an surah
Al- Maidah demikian pula kata ‫ريعة‬Œ‫ ش‬syari’ah ada mulanya berarti air yang
banyak atau jalan menuju sumber air. Agama dinamai syari’at karena ia
adalah sumber kehidupan rohani sebagaimana air sumber kehidupan jasmani.
Tuntutan agama membersihkan kekotoran rohani, serupa dengan air yang
membersihkan kekotoran material.
Kata ‫ منهاج‬minhaj bermakna jalan yang luas. Melalui kata ini,
ayat tersebut mengimajinasikan adanya jalan yang luas menuju syari’at dan
yang menuju syari’at akan sampai ada agama Islam. Islam yang dimaksud
disini mencakup semua syari’at yang dibawa oleh para nabi dan rasul. Karena
itu pula Din/agama tidak mungkin dibatalkan, tetapi syari’at yang datang
sesudah syari’at terdahulu dapat membatalkan syari’at yang datang
sebelumnya.⁸

3. Tafsir Al-Azhar12
Setelah Tuhan mewahyukan tentang turunnya Taurat membawa
petunjuk dan cahaya, diiringi kitab Injil yang membawa petunjuk dan cahaya
pula, maka Tuhanpun menerangkan turunnya Al-Qur’an sebagai penggenap isi
kitab-kitab yang dahulu itu.

“Dan telah kami turunkan kepada engkau Kitab itu dengan kebenaran “
(pangkal ayat 48)
Teranglah disini bahwasanya yang dituju dengan kata engkau ialah
nabi Muhammad SAW, yang diutus sebagai penutup segala Rasul
“menggenapkan apa yang terlebih dahulu daripadanya kitab” nama kitab
yang terdahulu sudah tidak disebutkan lagi karena pada ayat sebelumnya
Taurat dan Injil telah dijelaskan. Maka kedatangan Al-Qur’an adalah
menggenapkan atau membenarkan kitab yang terdahulu itu. Yang sudah
lengkap diperlengkap sebab umat manusia semakin bertambah maju dan
daerah yang dihadapi bertambah luas.

12
Prof Dr.Hamka, Tafsir Al-Azhar jilid 3, Q.S. Al-Maidah ayat 48, hlm 1753

9
Sekarang Al-Qur’an sudah datang, dia membangunkan syari’at yang
baru dengan tetap memakai pokok akidah yang lama, sebab itu maka
jalankanlah hukum menurut Al-Qur’an itu, jangan ragu-ragu lagi. Jangan
turuti hawa nafsu mereka, mereka pun tidak keberatan meninggalkan Taurat
dan pindah kepada hukum Al-Qur’an kalau tidak cocok dengan hawa nafsu
mereka. Dan jangan suka dipaling-palingkan dari dasar kebenaran , melainkan
tegakkanlah keadilan. “Bagi tiap-tiapnya telah Kami adakan peraturan dan
jalan”.
Di zaman nabi Musa as, dahulu ada peraturan sendiri dan di zaman
nabi Isa as, tidak banyak perubahan pokok melainkan perubahan cara. Di
zaman nabi Musa kadang-kadang sangat keras, tetapi seiring berkembangnya
zaman syari’at itu tinggal tertulis dan banyak yang tidak bisa dijalankan,
sehingga pemuka-pemuka agama mereka membuat berbagai tafsiran. Di zaman
Al-Masih syari’at tidak banyak berubah tetapi jiwa yang telah membeku yang
dirubah terlebih dahulu. Beliau menghadapi serba kesulitan . Tetapi menjelang
beliau dipanggil kehadirat Allah, beliau telah memesan bahwasanya ketika ia
pergi akan datang roh kebenaran untuk menyempurnakan tugas beliau. Roh
kebenaran itulah Muhammad SAW, maka datanglah Rasulullah
menyempurnakan tugas beliau.¹⁰
Dari sini kita dapat menyimpulkan bahwasanya agama yang telah disampaikan
oleh lidah-lidah para nabi adalah satu, satu pokok tujuan yaitu Tauhid. Yakni
mengakui keesaan Allah, mengakui kekuasaan-Nya dan kesempurnaan sifat-
sifat-Nya.
Namun perlu diketahui bahwa syariat ialah peraturan-peraturan yang dimana
akan terdapat perubahan karena adanya perubahan waktu dan tempat. Oleh
karenanya syari’at umat sebelum kita, tidaklah menjadi syari’at pula bagi kita
karena telah datang nabi akhir yang dan datanglah juga Al-Qur’an yang
menjadi kitab terakhir yang menjadi penyempurna kitab sebelumnya dan
didalamnya terdapat syari’at yang lebih lengkap.13

Berdasarkan pendapat para mufassir diatas mengenai penafsirannya terhadap


Qur’an surah Al -Maidah ayat 48 penulis menemukan persamaan dari tiap-tiap
penafsirannnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwasanya Allah telah
menurunkan Al-Qur’an sebagai pelengkap, penyempurna dan sebagai pembenar
terhadap kitab-kitab sebelumnya yang dimana didalamnya juga terdapat syari’at dan
manhaj sebagai aturan dan pedoman hidup bagi umat manusia. Dalam ayat ini juga
menjelaskan tentang penciptaan manusia dengan tabiat masing-masing. Syari’at dan
manhaj inilah yang menjadi solusi pemecah masalah yang terjadi dalam masyarakat.
Terlepas dari adanya permasalahan yang terjadi, manusia tidak diperbolehkan mencari
solusi hanya dengan pikiran semata, melainkan kembali berpegang kepada Kitab
Allah SWT, yakni Al-Qur’an karena sebagian dari pemikiran manusia itu dipengaruhi
oleh hawa nafsu, sehingga tidak sah mengambil keputusan tanpa berpegang pada
syari’at yang telah ditetapkan Allah.

13
Prof Dr. Hamka, Tafsir Al-Azhar jilid 3 (juzu’6) Q.S. Al-Maidah ayat 48, hlm. 1755

1
0
Perbedaan – perbedaan yang diciptakan merupakan hikmah Allah, dan manusia
tidak diperbolehkan menyalahi hikmah tersebut dengan berpaling dari syari’at hanya
untuk menjadikan umat manusia menjadi satu. Sesungguhnya Allah menciptakan
perbedaan untuk menguji kita, maka Allah menyeru kita untuk berlomba-lomba dalam
kebaikan yang balasannya akan diterima ketika kembali kepada-Nya di akhirat nanti.

Ayat-ayat yang menyebutkan Al-Qur’an sebagai pembenar kitab-kitab terdahulu


diantaranya:
1. Surah Yunus ayat 37

‫من فيه ريب ال الكتاب تفصيل و يديه بين الذي تصديق ولكن هلال دون من يفترى ان القرءان هذا كان وما‬
‫المين‬ŒŒŒ‫رب الع‬
Artinya: Tidak mungkin Al-Qur’an ini dibuat-buat oleh selain Allah, tetapi (Al-
Qur’an ) membenarkan kitab-kitab sebelumnya dan menjelaskan secara terperinci
ketetapan (Allah). Tidak ada keraguan di dalamnya (diturunkan) dari Tuhan
semesta alam.
Adapun surah ini tergolong ke dalam surah makkiyah, dalam Tafsir Al-Muyassar :
Tidak ada seorang pun yang mampu mendatangkan Al-Qur’an ini dari selain
Allah, karena tidak ada satu makhluk pun yang mampu membuatnya. Akan tetapi
Allah menurunkan Al-Qur’an ini untuk membenarkan kitab-kitab yang telah
diturunkan kepada para nabi sebelumnya, karena agama Allah itu satu. Di dalam
Al-Qur’an terkandung penjelasan apa yang Allah Syariatkan kepada umat nabi
Muhammad. Tidak diragukan lagi bahwa Al-Qur’an merupakan wahyu dari
Tuhan semesta alam14.
2. Surah Yusuf Ayat 111
‫ االلباب ألول عبرة قصصهم في لكم كان لقد‬، ‫كل تفصيل و يديه بين الذي تصديق ولكن يفترى حديثا كان ما‬
‫شيء و هديى و رحمة لقوم يؤمنون‬
Artinya: Sungguh pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang
yang mempunyai akal. (Al-Qur’an) itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, tetapi
membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya menjelaskan segala sesuatu, dan
(sebagai) petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.
Surah ini terdiri dari 111 ayat, dan ayat diatas merupakan ayat terakhir dan
termasuk golongan makkiyah karena diturunkan di Mekah sebelum hijrah.
Allah Swt menyebutkan bahwa sesungguhnya didalam kisah-kisah para Rasul
dengan kaumnya masing-masing dan bagaimana kami menyelamatkan orang-
orang yang beriman serta kami binasakan orang-orang kafir : Terdapat pengajaran
bagi orang-orang yang mempunyai akal. (Yusuf : 111) al albab adalah bentuk
jamak lubb, artinya akal. “Al-quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat.
(Yusuf:111) artinya, al-quran ini bukanlah cerita yang dibuat-buat oleh selain
Allah, yakni bukanlah hal yang dusta, bukan pula jadi-jadian. “ tetapi
membenarkan (kitab-kitab) sebelumnya.(Yusuf:111) yakni membenarkan kitab-
kitab terdahulu yang diturunkan dari langit dan juga membuang semua perubahan,
penggantian dan penyelewengan yang ada pada kitab-kitab terdahulu serta
menghukuminya dengan

14
Tafsir Al-Muyassar, kementerian Agama Saudi Arabia

1
1
memansukh (merevisi)nya, atau menguatkannya jika benar dan menjelaskan segala
sesuatu. (Yusuf:111)15
3. Surat Al-ahqaf:30
‫قالوا يقومنآ انا سمعنا كتابا انزل من بعد موسى مصدقا لما بين يديه يهدي الى الحق والى طريق مستقيم‬

Artinya Mereka berkata: hai kaum kami, sesungguhnya kami telah mendengarkan
kitab (Al-qur’an) yang diturunkan sesudah Musa yang membenarkan kitab-kitab
sebelumnya lagi memimpin kepada kebenaran dan kepada jalan yang lurus
Surat Al-ahqaf terdiri dari 35 ayat dan termasuk golongan surah-surah makkiyah,
dinamai Al-ahqaf yang artinya bukit-bukit pasir
Tafsir ringkas kemenag (kementerian Republik Indonesia) : Allah menerangkan
lebih lanjut apa yang dikatakan oleh kelompok jin kepada kaumnya dalam
memberi peringatan kepada mereka. Mereka berkata, wahai kaum kami! Sungguh
kami telah mendengarkan pembacaan kitab yang agung yaitu Al-qur’an yang
diturunkan oleh Allah setelah kitab nabi Musa yang membenarkan kitab-kitab
sebelumnya, yang membimbing siapa yang mengikuti tuntunannya kepada
kebenaran dan menunjukkan mereka kepada jalan yang lurus. Diantara kelompok
jin yang mendengar perkataan nabi itu menyeru kaumnya agar beriman kepada
Allah “ wahai kaum kami! Terimalah (seruan) orang yang menyeru kepada Allah
yaitu nabi muhammad, dan berimanlah kepadanya dengan mengikuti tuntunannya
niscaya Dia yakni Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan melepaskan kamu
dari azab yang pedih.
Pada penafsiran ayat diatas memberikan pengertian bahwa pada golongan jin juga
berlaku berupa pembalasan Allah yakni ampunan dan selamat dari siksaan serta
mendapatkan pahala bagi siapa yang melaksanakan perintah dan menjauhi
larangan.
4. Surat Fatir ayat 31
‫ ان هلال بعباده لخبير بصير‬،‫و الذي اوحينآ اليك من الكتاب هو الحق مصدقا لما بين يديه‬

Artinya : Dan apa yang telah kami wahyukan kepadamu yaitu Al-Kitab ( Al-
Qur’an) itulah yang benar, dengan membenarkan kitab-kitab sebelumnya.
Sesungguhnya Allah benar-benar maha mengetahui lagi maha melihat (keadaan
hamba-hambanya).
Tafsir Quraish shihab : Al-Qur’an yag kami wahyukan kepadamu adalah benar
dan tidak mengandung kesamaran. Kami turunkan Al-Qur’an untuk menguatkan
kebenaran kitab-kitab suci yang diturunkan kepada para Rasul sebelum kamu.
Semua kitab-kitab itu mengandung pokok-pokok ajaran yang sama.
Sesungguhnya Allah maha mengetahui dan melihat perbuatan para hambanya.
C. Al-Qur’an Sebagai Penyempurna dan Sebab Tidak Berlakunya Kitab
Sebelumnya
1. Al-Qur’an Sebagai Penyempurna Kitab-kitab Sebelumnya
Dari penafsiran ayat yang tercantum pada bagian pembahasan
sebelumnya dapat diketahui bahwa Al-Qur’an adalah wahyu yang diturunkan
kepada nabi Muhammad SAW, yang merupakan wahyu terakhir yang Allah
turunkan. Al- Qur’an datang untuk menyempurnakan syari’at yang ada
sebelumnya dan
15

10
menghapus sebagian syari’at yang terdapat pada kitab sebelumnya serta
menjadi kitab terlengkap yang berisi tuntunan yang sesuai dengan
perkembangan zaman . Al-Qur’an dikatakan sebagai penyempurna karena
kitab sebelumnya sudah lengkap tetapi diperlengkap lagi oleh isi Al-Qur’an
dan berlaku sepanjang zaman. Al-Qur’an juga dikatakan sempurna karena
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang juga memiliki banyak
keistimewaan di bandingkan dengan para nabi yang lain. Diantara
keistimewaan nabi Muhammad SAW yang terdapat di beberapa riwayat
adalah,
Pertama, “Bu’istu bijawaami’i Al Kalim” Aku diutus dengan membawa
jawaami’i Al Karim, (HR.Bukhari,2977). Maksudnya adalah Rasulullah di
berikan karunia yaitu berbicara dengan kalimat yang mudah dipahami, singkat
padat tetapi maknanya luas
Kedua: “Aku diberikan pertolongan dengan rasa takut yang disematkan dihati
para musuh” ketika Rasulullah SAW akan perang, maka sebulan sebelumnya
para musuh akan merasakan ketakutan.
Rasulullah SAW juga memiliki kemuliaan yang tidak Allah berikan
kepada rasul yang lain selain nabi Muhammad SAW, diantara: Rasulullah
ketika berdoa untuk meminta sesuatu maka Allah langsung mengabulkannya,
Allah memanggil Rasulullah Saw dengan melalui kedudukan risalahnya bukan
dengan namanya sebagaimana Allah memanggil Nabi Adam as, nabi Nuh as,
dan Ara nabi lainnya, Allah juga memberikan Anugerah -Nya kepada nabi
Muhammad SAW tanpa diminta, dan Allah juga tidak pernah menolak fidyah
nabi Saw sebagaimana Allah menolak fidyah para nabi yang lain. Inilah
beberapa kesempurnaan dan kemuliaan yang dimiliki Rasulullah SAW dan
tidak dimiliki nabi-nabi yang lain sehingga risalah yang beliau bawa pun
penuh dengan kesempurnaan.

Mengenai tugas Al-Qur’an sebagai penyempurna kitab-kitab sebelumnya, Al-


Qur’an memiliki 3 rincian tugas sebagai penyempurna diantaranya:
1. Membenarkan adanya kitab suci terdahulu.
Al-Qur’an membenarkan kitab suci yang telah diturunkan
sebelumnya. Hadirnya Al-Qur’an bukanlah untuk menyangkal
keberadaan kitab-kitab tersebut.16 Bahkan dalam Q.S. Al-Baqarah
ayat 4 :
“ Dan (diantara ciri-ciri orang yang bertakwa adalah) mereka
yang beriman kepada Kitab Al-Qur’an yang telah diturunkan
kepadamu dan kitab-kitab yang telah diturunkan sebelum kamu,
serta mereka yakin adanya kehidupan akhirat “
Kehadiran Al-Qur’an adalah melanjutkan ajaran-ajaran
sebelumnya. Karena misi pokok semua kitab suci adalah menyeru
manusia untuk menyembah satu Tuhan yakni Allah SWT.
2. Meluruskan hal-hal yang telah diselewengkan dari ajaran-ajaran
terdahulu. Ini dikarenakan kitab suci sebelum Al-Qur’an , dalam
perjalanan historis, tidak bebas dari penyimpangan, perubahan,

16
Agus Salim Syukran, jurnal STIQSI, Fungsi Al-Qur’an Bagi Manusia, Al-I’jaz,Vol 2, nomor 2, Desember 2019, hlm 101
11
pergantian, penambahan atau pengurangan sehingga diperlukan
adanya pemurnian.
3. Al-Qur’an juga berfungsi sebagai pengganti kitab suci terdahulu
sebagaimana telah dijelaskan diatas mengenai penyelewengan,
perubahan dan penyimpangan yang terdapat pada isi kitab
terdahulu sehingga sulit menyebutnya kitab suci asli yang telah
Allah turunkan.

2. Al-Qur’an Sebagai Sebab Tidak Berlakunya Kitab-kitab Terdahulu


Pada surat Al-Maidah ayat 48 yakni pada kata “ Al-Qur’an dengan
membawa kebenaran dan membenarkan yang sebelumnya “ , Allah
menurunkan ayatnya dengan menggunakan kata “membenarkan yang
sebelumnya “ disini dapat diketahui alasan kenapa Al-Qur’an itu menjadi
penyebab tidak berlakunya kitab-kitab terdahulu, karena fungsinya disini
membenarkan maka otomatis sudah tidak ada lagi kesalahan-kesalahan yang
terdapat didalamnya. Kemudian pada kalimat “maka putuskanlah perkara
mereka menurut apa yang Allah turunkan “ yang dimaksud apa yang Allah
turunkan disini adalah Al-Qur’an bukan kitab-kitab yang lain. Yang dimana
pada penggalan ayat tersebut Allah secara tidak langsung mengatakan kepada
hambanya bahwa hukum yang berlaku saat ini adalah Al-Qur’an bukan lagi
hukum-hukum yang ada pada syari’at sebelumnya, maka dari itu gunakanlah
Al-Qur’an sebagai hukum yang digunakan dalam memecahkan masalah.. Dan
pada kalimat “Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami telah berikan aturan
dan jalan yang terang”, maksud ada kalimat ini adalah Allah telah menurunkan
aturan kepada masing-masing kaum, jadi setelah kaum itu habis masanya
maka hukum atau aturan yang gunakan pada saat itu juga tidak berlaku. Nah
pada saat Al-Qur’an diturunkan maka otomatis hukum yang ada sebelumnya
tidak berlaku lagi. Alasan kitab sebelumnya tidak berlaku lagi karena adanya
penyelewengan, penggantian, penambahan dan pengurangan, hal ini juga
dijelaskan dalam firman Allah SWT:

‫به ذكروا مما حظا ونسوا مواضعه عن الكلم يحرفون قاسية قلوبهم وجعلنا لعناهم ميثاقهم نقضهم فبما‬
‫ال منهم‬ŒŒŒ‫ة منهم اال قلي‬Œ Œ ‫ع على خائن‬Œ Œ Œ‫و تطل‬Œ Œ Œ‫وال تزال‬
Artinya: (Tetapi) karena melanggar janjinya, Kami kutuki mereka, dan Kami
jadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka merubah perkataan (Allah)
dari tempat-tempatnya, dan mereka sengaja melupakan sebagian dari apa
yang mereka telah diperingatkan dengannya, dan kamu(Muhammad)
senantiasa akan melihat kekhianatan dari mereka kecuali sedikit diantara
mereka (yang tidak berkhianat). (Q.S.Al-Maidah:13)
Firman Allah SWT dalam ayat yang lain:

‫عند من وماهو هلال عند من هو ويقولون الكتاب من لتحسبون بالكتاب ألسنتهم يلوون لفريقا منكم وإن‬
‫يعلمون وهم الكذب هلال على ويقولون هلال‬

12
Artinya : sesungguhnya ada diantara mereka yang memutar-mutar lidahnya
membaca Alkitab supaya kamu menyangka yang dibacanya itu sebagian dari
Al Kitab dan mereka mengatakan “ia (yang dibaca itu datang) dari sisi Allah
“. Padahal ia bukan dari sisi Allah. Mereka berkata dusta terhadap Allah
sedang mereka mengetahui.(Q.S. Ali Imran:78)

Inilah beberapa ayat yang mendukung bahwa kitab-kitab sebelumnya itu


sudah tidak berlaku lagi, dikarenakan banyaknya perubahan yang dilakukan
umat terdahulu.

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Al-Qur’an berperan sebagai penyempurna dan membenarkan kitab-kitab suci


yang telah Allah turunkan sebelumnya seperti kitab Zabur kepada nabi Daud as, kitab
Taurat kepada nabi Musa as , yang menjadi syari’at kaum Yahudi di masanya, dan
kitab Injil yang diturunkan kepada nabi Isa as, yang menjadi sumber syari’at kaum
Nasrani. Al-Qur’an sebagai penyempurna memiliki tiga rincian tugas yaitu,
membenarkan adanya kitab suci terdahulu, meluruskan hal-hal yang telah
diselewengkan dari ajaran- ajaran terdahulu dan Al-Qur’an juga berfungsi sebagai
pengganti kitab suci terdahulu. Al-Qur’an disebut sebagai penyempurna karena
diturunkan kepada nabi Muhammad SAW yang juga memiliki kemuliaan dan
kesempurnaan yang tidak dimiliki oleh nabi- nabi yang lain. Rasulullah SAW
memiliki kemuliaan yang tidak Allah berikan kepada rasul yang lain selain nabi
Muhammad SAW, diantaranya: Rasulullah ketika berdoa untuk meminta sesuatu
maka Allah langsung mengabulkannya.
Dapat diketahui alasan kenapa Al-Qur’an itu menjadi penyebab tidak
berlakunya kitab-kitab terdahulu, karena fungsinya disini membenarkan maka
otomatis sudah tidak ada lagi kesalahan-kesalahan yang terdapat didalamnya.
Kemudian pada kalimat “maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah
turunkan “ yang dimaksud apa yang Allah turunkan disini adalah Al-Qur’an bukan
kitab-kitab yang lain. Yang dimana pada penggalan ayat tersebut Allah secara tidak
langsung mengatakan kepada hambanya bahwa hukum yang berlaku saat ini adalah
Al-Qur’an bukan lagi hukum-hukum yang ada pada syari’at sebelumnya, maka dari itu
gunakanlah Al-Qur’an sebagai hukum yang digunakan dalam memecahkan masalah.

14
DAFTAR PUSTAKA

Imam Abu Ja’far Muhammad bin Jarir Ath-Thabari, Jami’ al-Bayan fii Ta’wil al-
Qur’an jilid 8. Tafsir Q.S. Al-Maidah ayat 48

M. Quraisy Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur’an , vol.3,
jilid 3, 2001, Hlm 96

Agus Salim Syukran, jurnal STIQSI, Fungsi Al-Qur’an Bagi Manusia, Al-I’jaz,Vol 2,
nomor 2, Desember 2019, hlm 101

Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, 2013

Miftah H. Yusufati, Artikel SINDONEWS.com, November 2022

Sahkholid Nasution.MA, Tafsir Ayat-ayat Tauhid, 2011, jl.Tritura Tanjung Rejo


Medan, hlm 116

Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir jilid 3, Q.S. Al-Maidah 48, hlm 100, 1923 M.

Tafsir Q.S. Ali Imran , Ibnu ‘Asyur,”Tafsir Ibnu ‘Asyur” al-Maktabah syamilah

Prof Dr. Hamka, Tafsir Al-Azhar jilid 3 (juzu’6) Q.S. Al-Maidah ayat 48, hlm. 1755,
1965

Artikel Kalam SINDONEWS.com_ https://kalam.sindonews.com/ayat/37/10/yunus-


ayat-37

Syukriyyah – Al-Qur’an yang tiga kitab samawi lainnya .


https://jurnal.asy-
syukriyyah.ac.id/index.php/Asy-Syukriyyah/article/download/70/58

Artikel jurnal Al-Qur’an sebagai penyempurna kitab sebelumnya .


https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-6365426/mengapa-al-quran-jadi-
penyempurna-dari-kitab-kitab-sebelumnya/amp

15

Anda mungkin juga menyukai