Anda di halaman 1dari 12

PEMBAHARUAN ISLAM DI INDONESIA

(Dalam Pemikiran K.H. Hasyim Asy’ari)


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Pemikiran Moderen Dalam Islam
Dosen Pengampu:
Dr. Muh. Ilham Usman, M.Fil.I

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK XI

MUH MABRUR (30156122023)

PRODI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR


JURUSAN USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI MAJENE
TAHUN 2023

i
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kehadirat Allah subhanahu wata’alah yang telah memberikan rahmat dan
hidaya-Nya sedingga kita dapat menyelesaikan tugas resume makalah yang bertema
“PEMBAHARUAN ISLAM DI INDONESIA (Dalam Pemikiran K.H Hasyim Asy’ari) ” ini
tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada
mata kuliah PEMIKIRAN MODEREN ISLAM. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan terkait dengan materi tersebut bagi para pembaca dan juga
penulis.

kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada ustadz Dr. Muh. Ilham Usman
,M.Fil.I selaku dosen bidang mata kuliah Agama-Agama Dunia yang telah memberikan tugas
ini sehingga dapat menambah wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
Sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

kami menyadari, makalah yang saya buat ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritikan dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Wassalamu ‘Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Majene, 01 Desember 2023

Kelompok XI

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................1
C. Tujuan........................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................................3
A. Profil KH. Haasyim Asy’ari......................................................................................................3
B. Pemikiran K.H. Hasyim Asy’ari Tentang Pendidikan dan sosial...............................................6
C. K.H Hasyim Asy’ari sebagai pendiri Nahdatul Ulama..............................................................7
BAB III KESIMPULAN.....................................................................................................................9
A. KESIMPULAN.........................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Islam dalm mengemban cita sebagai rahmatan lil alamin tentenya memiliki
misi yang sangat besar utamanya bagi umat islam itu sendiri. Islam seringkali
mendapat tantangan , khususnya pada perubahan sosial ditengah masyarakat sebagai
penganutnya. Oleh karena itu seringkali muncul gerakan untuk mengubh islam baik
yang dijalankan secara tektual hingga kearah kontekstual.

Gerakan pembaharuan adalah sesuatu yang tidak akan berhenti, karena akan
selalu ada upaya-upaya interpertasi bahkan reinterpertasi tergantung pada kondisi
sosial yang terjadi ditengah masyarakat. Adapun proses pembaharun Islam terus
berkembang mulai dari masa baginda Nabi Muhammad Saw. 1 Timbulnya pembahrun
pemikiran islam diindonesia baik di dalam bidang agama, sosial, dan pendidikan
diawali oleh pembaharuan pemikiran islam yang timbul di negara islam lainnya yaitu
Mesir, Turki, dan India.

B. Rumusan Masalah
1. Biografi K.H Hasyim Asy’ari
2. Pembaharuan K.H. Hasyim Asy’ari
3. K.H. Hasyim Asy’ari sebagai pendiri Nahdatul Ulama

C. Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini untuk mengetahui Biografi K.H.
Hasyim Asy’ari, serta apa saja ide-ide pembaharuan K.H. Hasyim Asy’ari dan
Bagaimana K.H. Hasyim Asy’ari mendirikan Nahdatul Ulama.

1
Muh. Dahlan “K.H. Ahmad Dahlan Sebagai Tokoh Pembaharu” Jurnal Adabiyyah, vol. XIV, No.2/2014, Hlm.
122

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Profil KH. Haasyim Asy’ari
1. Sejarah Singkat kelahiran KH Hasyim Asy’ari

KH Hasyim Asy’ari memiliki nama lengkap Muhmmad Hasyim adalah nama


yang diberikan oleh kedua orang tuanya. KH. Hasyim Asy’ari lahir pada tanggal 14
februari 1871 M/24 Dzulqaidah 1287 h, di desa Gedang dan pendiri NU ini wafat
diJombang pada 25 Juli 1943.2 Sementara nama Asy’ary di-nisbat-kan kapada nama
ayahnya, KH. Asy’ari, seorang ulama yang sekaligus pengasuh Pondok Pesantren
Keras di Jombang. Melalui jalur ayahnya, Kh. Hasyim Asy’ari merupakan keturunan
penguasa Kerajaan Islam Demak, Sultan Pajang atau Jaka Tingkir yang merupakan
putra Brawijaya VI, penguasa Kerajaan majapahit abad ke XVI.

Secara silsilah, KH. Hasyim Asy’ari merupakan sosok yang tidak bisa dipisahkan
dari kehidupan pesantren. Ia lahir dan besar dilingkungan pesantren yang berada
dibawa kepemimpinan ayahnya sendiri, KH. Hasyim Asy’ari. Dengan demikian, tidak
mengherankan apabila KH. Hasyim Asy’ari krmudian tumbuh menjadi ulama yang
seluruh kehidupannya tidak bisa dilepaskan dari pesantren. Pesantren

Hal yang dialami oleh KH. Hasyim Asy’ari sebelum lshir kedunia. Konon, KH
Hasyim Asy’ari dikandung oleh ibunya yang bernama Halimah selama 14 bulan.
Masa kehamilan tersebut tentu saja berbedah dari kebiasaan usia kehamilan pada
umumnya. Dalam keyakinan Masyarakat jawa, kehamilan Panjang menandakan akan
kecemerlangan bayi yang sedang dikandung.

Ada satu isyarat yang lebih diyakini oleh orang tua KH Hasyim Asy’ati. Yakni,
Ketika Ketika sedang berada didalam kandungan, ibu KH. Hasyim Asy’ari pernah
bermimpi bahwa bulan purnama jatuh dari atas langit dan menimpah perutnya isyarat
inilah yang di yakini bahwa KH. Hasyim Asy’ari kelak akan memiliki
kecemerlangan. Ada satu hal lain yang menjadi pertanda akan kecemerlangan KH.
Hasyim Asy’ari. Sejak kecil, beliau telah memiliki bakat kepemimpinan. Ketika
beliau bermain dengan anak-anak seusianya, beliau selalu menjadi penengah di antara
teman-temannya. KH. Hasyim Asy’ari juga selalu menegur, mengingatkan, menolong

2
Latiful Khuluq “Fajar krbangunan Ulama Biografi K.H. Hasyim Asy’ari” cetakan V : Juli 2009 Yogyakarta
LkisPrinting Cemerlang, hlm 16

2
dan melindungi sehingga hal itu menjadikan teman-temannya merasa senang
berteman dengannya.

2. Pendidikan KH. Hasyim Asy’ari

KH. Hasyim Asy’ari sebagai sosok yang hidup dilingkungan pesantren, tentu saja
banyak mengenyakm pendidikan agama. Menurut catatan sejarah sebelum berusia
enam tahun. Beliau diasuh dan didik oleh kakeknya sendiri, yaitu Kiai Usman.
Kemudian pada tahun 1876, KH. Hasyim Asy’ari mengikut orang tuanya ke Desa
Keras, sebuah desa di bagian Selatan jombang. Semasa hidup bersama orang tuanya,
KH. Hasyim Asy’ari banyak mendapat pendidikan dari ayahnya, terutama dasar-dasar
Pendidikan islam, membaca dan menghafal Al-Quran. Beliau juga menguasai bhasa
arab diusia 12 tahun.3

Saat berusia 15 tahun, KH. Hasym Asy’ari banyak mengunjungu beberapa


pesantren Jawa Timur. Namun, rasa tidak puasnya terhadap ilmu memaksanya untuk
terus mengembara, bahkan sampai menyebrangi lautan menuju pulau Madura,
tepatnya di bangkalang. Di Bangkalang inilah KH. Hasyim Asy’ari bertemu dengan
KH. Abdullah Khalil. Pengembaraan KH. Hasyim Asy’arin kebeberapa pesantren
dipengaruhi untuk memperoleh ilmu yang berbeda-beda mengingat setiap pesantren
memiliki ciri khas, terutama spesialisasi Pelajaran yang diajarkan.

Pafa tahun 1892, KH. Hasyim Asy’ari pergi menunaikan ibadah haji ke Makkah
dan sekaligus mencari ilmu disana. Namun, di Makkah, Istri dan anaknya yang masih
kecil meninggal disana. Dalam suasana berduka seperti itu, KH.hasyim Asy’ari tetap
melanjutkan mencari ilmu. Konon, beliau menghabiskan waktu belajarnya di Makkah
selama kurang lebih enam tahun.

3. Guru-Guru KH. Hasyim Asy’ari


Beberapa guru KH. Hasyim Asy’ari ialah sebagai berikut:
a) Syekh Mahfudz at-Tarmasi
Syekh Mahfudz at-Tarmasi merupakan ulama yang sangat terkemuka.
Pemikiran pemikirannya yang tertiang dalam beberapa karyanya yang
masih dipelajari hingga saat ini.
b) Syekh Nawawi al-Bantani

3
H.AboeBakarAceh, Sedjarah Hidup K.H.A. Wahid Hashim dan Karangan Tersiar (Jakarta: PustakaTebuireng,
1957), hlm. 61

3
Syekh Nawawi al-Bantani juga merupakan ulama yang banyak mendatangi
beberapa guru untuk memperdalam keilmuannya sehingga tidak
mengherangkan jika beliau dijuluki sebagai “hamba ilmu pengetahuan”
c) KH. Muhammad Khalil Bangkalan
Salah satu guru KH. Hasyim Asy’ari yang berpengaruh ialah KH.
Muhammad Khalil Bangkalan yang dikanal sebagai ulama yang sangat
ahli dalam bidang tata Bahasa Arab.. Diantara salah satu KH Muhammad
Khalil tidak lain ialah KH. Hasyim asy’ari.
4. Karya-Karya KH. Hasyim Asy’ari
K.H.Hasyim Asy’ari adalah penulis produktif. Dianatara karya KH.
Hasyim Asy’ari yang masih bisa ditemui dan menjadi kitab wajib untuk
dipelajari dipesantren-pesantren Nusantara sampai sekarang antara lain;
d) At-Tabyan fi al-Nahy’an Muqatha’at al-Arham wa al-Aqarib wa al-
ikhwan
e) Ar-Risalah al-Jami’ah
f) Muqaddimah al-Qanun al-Asasi li Jam’iyyat Nahdlatul Ulama
g) Risalah fi Ta’kid al-Akhdzi bi Mazhab al-A’immah al-Arva’ah
h) Mawaidz
i) Arba’ina Haditsan Tat’allaqu bi Mabadi’ Jam’iyyat Nahdlatul Ulama
j) Al-Nur Al-Mubin fi Mahabbati Sayyid al-Mursalin
k) Al-tanbihat al-wajibat liman Yushna’ al-Maulid ni al-Munkarat
l) Adab al-‘Alim wa al-Muta’allim fi ma Yanhaju Ilaih al-Muta’allim di
Maqamati Ta’limihi
m) Risalah Ahl as-Sunnah wa al- Jamaah fi Hadits al-Mauta wa Syuruth as-
Sa’ah wa Bayani Mafhum as-Sunnah wa al-Bid’ah4

B. Pemikiran K.H. Hasyim Asy’ari Tentang Pendidikan dan Sosial


1. Pemikiran Tentang Pendidikan
K.H. Hasyim Asy’ari seorang tokoh intelektual muslim dan juga ulama pendiri
Nahdatul Ulama. Beliau dibesarkan di lingkungan pesantren yang memicu muncul
pemikirannya terhadap masalah-masalah Pendidikan. K.H. Hasyim Asy’ari pada
tanggal 6 februari 1906 M, mendirikan pondok pesantren tebuireng. Kerena

4
Abdul Hadi “KH.Hasyim Asy’Ari” Cetakan pertama, Mei 2018 Sampang, Diva Press, hlm.28 - 31

4
keikhlasan dan kegigihan beliau dalam menyosialisakan ilmu pengetahuan, dalam
beberapa tahun kemudian perantren relative ramai dan terkenal.5

Adapun tujuan utama Pendidikan dalam pemikiran K.H. Hasyim Asyari


adalah mengamalkan. Dengan maksud agar ilmu yang kita peroleh berkah dan
bermanfaat untuk akhirat nantinya. Ada dua hal dalam tolabul ilmi menurut beliau
yaitu bagi murid hendaknya bersuci dan jangan sesekali berniat untuk duniawi dan
bagi guru dalam menyampaikan ilmu hendaknya meluruskan niat serta tidak
memharap materi semata. Maka dalam mepikiran K.H. Hasyim Asy’ari tersebut
terdapat pengaruh dari tasawuf.6

K.H. Hasyim Asy’ari juga memperhatikan system presantren yang masih


tradisonal dengan menawarkan pemikiran yang lebih terbuka, inovatif dan progresif.
Dalam pemikirannya tersebut beliau menginginkan agar para pendidik untuk bersikap
kritis terhadap informasi yang disampaikan oleh guruny, aktif berdiskusi dan aktif
menulis untuk menghasilkan sebuah karya agar murid atau para pendidik bisa
berprogres.7

Adapun tugas seoarang guru bersama murid menurut K.H. Hasyim Asy’ari
yaitu harus berniat mendidikdan menyebarkan ilmu, menghindari ketidak ikhlasan,
menggunakan metode yang muda dipahami, bersikap terbuka, arif, lapang dada,
bersikap adit terhadap pendidik, memperhatikan kemampuan pendidik dan tawadhu.8

2. Pemikiran tentang Sosial

Dalam orientasi pemahaman dan pemikiran keislaman, K.H. Hasyim Asy’ari


dipengaruhi oleh seorang guru yaitu Syekh Mahfuz At-Tarmisi yang banyak
menganut tradisi Syekh Nawawi. Selama belajar di Mekkah,beliau sudah mengenal
dengan pembaharuan ide-ide Muhammad Abduh, akan tetapi K.H Hasyim Asy-ari
lebih tidak menyetujui pikiran-pikiran Muhammad Abduh. Menurutnya kembali ke
Al-Qur’an dan As-Sunnah secara langsung tanpa ijtihad para imam mazhab adalah
tidak mungkin. Menafsirkan Al-Quran dan Hadits secara langsung, tanpa mempelajar
kitab-kitab para ulama dan imam mazhab, itu hanya akan menghasilkan pemahaman

5
A.Mujib, ddk, “Entelektualisme Pesantren”, PT.Diva Pustaka.Jakarta.2004. hlm. 320
6
Uswatun hasana, dkk, “Inteletual Muslim Abad XX: Peranan dalam Pembaharuan Pendidkan Islam di
Indonesia” Bulletion on Indonesia Islamic Studies, Vol. 1, Issue. 2, hlm. 150
7
Ibid hlm. 151
8
Ibid hlm. 151-152

5
keliru tentang ajarang islam. Latar belakang orientasi seperti inilah yang membuat
K.H. Hasyim Asy’ari menjadi seorang pendiri dan pemimpin Nahdatul Ulama.9

K.H. Hasyim Asy’ari menganjurkan kepada kiai dan guru-guru agama supaya
memiliki perhatian serius kepada masalah ekonomi untuk kemaslahatan. Ketika
organisasi social keagamaan social K.H Hasyim asy’ari terpilih sebagai ketua umum
dan Masyumi dijadikan partai politik pada tahun 1945. Setahun setelah terpilihnya
K.H. Hasyim Asy’ari sebagai ketua umum, tepat pada 7 september K.H. Hasyim
Asy’ari wafat. Berdasarkan keputusan presiden No. 29/1964, beliau di akui sebagai
pahlawan kemerdekaan nasional.

C. K.H Hasyim Asy’ari sebagai pendiri Nahdatul Ulama


Nahdatul Ulama berdiri tepatnya pada tanggal 13 Januari 1926, K.H Hasyim
Asy’ari bersama mantan muridnya K.H Abdul Wahab Hasbullah (1888-1971),
mendirikan Nahdatul Ulama, suatu organisasi tradisional. 10 Nahdatul ulama berdiri
tidak terlepas dari upaya para kyai untuk mempertahankan faham Ahlusunnah Wal
Jama’ah, sebagai usaha mempersatukan diri dan menyatukan langkah dalam tugas
melestarikan, mengembangkan, memelihara dan mengamalkan ajaran islam dengan
merujuk salah satu imam mahzab (Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hambali). 11
Adapun perjuangan Nahdatul Ulama mencapai kemerdekaan indonesia sejak masa
penjajahan Belanda sudah menjadi ijtihad Nahdatul Ulama. Delapan minggu setelah
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, pada tanggal 22 oktober 1945, terjadi
peperangan disurabaya. K.H Hasyim Asy’ari mengeluarkan fatwa untuk
mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Fatwa tersebut sebagai berikut
1. Kemerdekaan Indonesia yang diproklamasikan tanggal 17 agustus 1945 wajib
untuk dipertahankan.
2. Republik Indonesia sebagai satu-satunya pemerintahan wajin dibela dan
dipertahankan.
3. Musuh Negara Republik Indonesia terutama Belanda yang datang kembali
dengan membonceng tentara Sekutu (inggris), dalam masalah tawanan perang
bangsa jepang tentulah akan menggukan kesempatan politis dan militer untuk
kembali menjaja indonesia.
9
Ensilopedia Islam, Depertemen Agama, Jakarta 1999, hlm. 309
10
Latiful Khuluq “Fajar krbangunan Ulama Biografi K.H. Hasyim Asy’ari” cetakan V : Juli 2009 Yogyakarta
LkisPrinting Cemerlang, hlm 6
11
Dewi Erfiani, dkk, “K.H Hasyim Asy’ari dan Peranannya dalam Membangun Organisasi Nahdatul Ulama
Tahun 1926-1947” Jurnal Pendidikan dan Penelitian Sejarah, Vol.1, No. 2, hlm 49

6
4. Umat islam indonesia terutama warga Nahdatul Ulama wajib mengankat
senjata melawan penjajah Belanda yang hendak kembali menjajah indonesia.
5. Kewajiban itu adalah suatu jihad yang menjadi kewajiban orang islam (Fardhu
‘Ain) yang berada pada radius 94 km. Adapun mereka yang berada diluar jarak
tersebut berkewajiban membantu saudara-saudaranya yang berada dalam jarak
radius 94 km tersebut.

Dengan demikian K.H. Hasyim Asy’ari sebagai pembangun dan turut


mendirikan Nahdatul Ulama, berarti beliau telah menyediakan suatu wadah tempat
berjuang para ulama untuk memimpin umat. Beliau juga mendorong muslim santri
untuk bergabung dalam jihad, dan beliau juga menyerukan agar umat islam
bersatu.12

BAB III

KESIMPULAN
A. KESIMPULAN
KH Hasyim Asy’ari memiliki nama lengkap Muhmmad Hasyim adalah nama
yang diberikan oleh kedua orang tuanya. KH. Hasyim Asy’ari lahir pada tanggal 14
februari 1871 M/24 Dzulqaidah 1287 h, di desa Gedang dan pendiri NU ini wafat
diJombang pada 25 Juli 1943. KH. Hasyim Asy’ari sebagai sosok yang hidup
dilingkungan pesantren, tentu saja banyak mengenyakm pendidikan agama. Beliau
diasuh dan didik oleh kakeknya sendiri, yaitu Kiai Usman. Saat berusia 15 tahun, KH.
Hasym Asy’ari banyak mengunjungu beberapa pesantren Jawa Timur.

12
Ibid hlm. 51

7
tujuan utama Pendidikan dalam pemikiran K.H. Hasyim Asyari adalah
mengamalkan. Dengan maksud agar ilmu yang kita peroleh berkah dan bermanfaat
untuk akhirat nantinya. Ada dua hal dalam tolabul ilmi menurut beliau yaitu bagi
murid hendaknya bersuci dan jangan sesekali berniat untuk duniawi dan bagi guru
dalam menyampaikan ilmu hendaknya meluruskan niat serta tidak memharap materi
semata. Dalam tugas dan tanggung jawab murid. K.H Hasyim Asy’ari lebih
menekankan pada etika dan Pendidikan jiwa, meski demikian beliau tetap
memperhatikan Pendidikan jasmani. K.H. Hasyim Asy’ari juga memperhatikan
system presantren yang masih tradisonal dengan menawarkan pemikiran yang lebih
terbuka, inovatif dan progresif..

Nahdatul Ulama berdiri tepatnya pada tanggal 13 Januari 1926, K.H Hasyim
Asy’ari bersama mantan muridnya K.H Abdul Wahab Hasbullah (1888-1971),
mendirikan Nahdatul Ulama, suatu organisasi tradisional. K.H Hasyim Asy’ari
merupakan pemimpin pertama organisasi Nahdatul Ulama dan dianggap sebagai
pemimpin agung (Ra’is Akbar). Kapemipinan dan kharism beliau sangat mendukung
perkembangan organisasi ini. K.H. Hasyim Asy’ari juga menjabat sebagai ketua
federasi organisasi islam, MIAI (Majlis Islam A’la Indonesia) pada akhir 1930-an.

K.H. Hasyim Asy’ari sebagai pembangun dan turut mendirikan Nahdatul


Ulama, berarti beliau telah menyediakan suatu wadah tempat berjuang para ulama
untuk memimpin umat. Beliau juga mendorong muslim santri untuk bergabung dalam
jihad, dan beliau juga menyerukan agar umat islam bersatu.

DAFTAR PUSTAKA

Muh. Dahlan “K.H. Ahmad Dahlan Sebagai Tokoh Pembaharu” Jurnal Adabiyyah, Vol.
XIV, No.2. 2014.
Latiful Khuluq “Fajar krbangunan Ulama Biografi K.H. Hasyim Asy’ari” cetakan V : Juli
2009 Yogyakarta LkisPrinting Cemerlang,
Abdul Hadi “KH.Hasyim Asy’Ari” Cetakan pertama, Mei 2018 Sampang, Diva Press,
H.AboeBakarAceh, “Sedjarah Hidup K.H.A. Wahid Hashim dan Karangan Tersiar”, Jakarta:
PustakaTebuireng, 1957
Abdul Hadi “KH.Hasyim Asy’Ari” Cetakan pertama, Mei 2018 Sampang, Diva Press
A.Mujib, ddk, “Entelektualisme Pesantren”, PT.Diva Pustaka.Jakarta.2004.

8
Hasana Uswatun, dkk, “Inteletual Muslim Abad XX: Peranan dalam Pembaharuan
Pendidkan Islam di Indonesia” Bulletion on Indonesia Islamic Studies, Vol. 1, Issue.
2,
Latiful Khuluq “Fajar krbangunan Ulama Biografi K.H. Hasyim Asy’ari” cetakan V : Juli
2009 Yogyakarta LkisPrinting Cemerlang.

Erfiani Dewi, dkk, “K.H Hasyim Asy’ari dan Peranannya dalam Membangun Organisasi
Nahdatul Ulama Tahun 1926-1947” Jurnal Pendidikan dan Penelitian Sejarah, Vol.1,
No. 2.
Ensilopedia Islam, Depertemen Agama, Jakarta 1999

Anda mungkin juga menyukai