Penaggung Jawab
Dr. H. Jamiat Akadol, M.Si, MH
Mitra Bistari
Dr. Anton Athoillah (UIN Sunan Gunung Djati Bandung)
Dr. Rulli Nasrullah (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
Dr. Aswandi (Universitas Tanjung Pura)
Dewan Redaksi
Dr. Adnan Mahdi, S.Ag, M.S.I.
Dr. Hj. Eni Dewi Kurniawati, M.Pd
Rusiadi, S.Pd.I, M.Ag
Drs. H. Mujahidin, M.Si
Oscar Hutagaluh, S.Pd, MM, M.Si
Sekretaris Redaksi
Suriadi, S.Pd.I, M.Ag
Desain Grafis
U. Ari Alrizki, S.Pd
Alamat Redaksi
Jl. Raya Sejangkung, Kawasan Pendidikan Sebayan, Sambas
Kalimantan Barat
ALWATZIKHOEBILLAH
Jurnal Kajian Islam
ISSN:-2242-384x
E-ISSN: 2548-7396
Beti Yanuri Posha
Qashashul Quran (Ayat-ayat yang Menunjuk Peristiwa Nabi dan Sejarah), hlm. 1 –
12
Etriadi
Potret Perkembangan Islam di Indonesia, hlm. 35 – 44
Faizal Arifin
Eksistensi Gerakan Freemasonry di Karawang, 1926-1942, hlm. 45 – 58
Hajar Latuapo
Gerakan Modernisme Islam di Nusantara (Studi Sejarah dan Perkembangan
Muhammadiyah di Maluku) Tahun 1932-1999, hlm. 59– 69
Maulana
Tafsir Surat Al-Ma’un , hlm. 70 -78
Muhammad Muhajir
Metode Pendidikan Akhlak-Tasawuf Walisongo, hlm, 79 – 97
Munadi
Asas-Asas Perjanjian dalam Hukum Kontrak Syariah, hlm. 98 – 107
Ubabuddin
Peran Tasawuf dan Pendidikan Islam Terhadap Akhlak Masyarakat Modern, hlm.
108 – 120
Yana Waliyadin
Politik Hijrah Sekarmaji Karto Suwiryo, hlm. 121 - 130
QASHASHUL QURAN
(Ayat-ayat yang Menunjuk Peristiwa Nabi dan Sejarah)
ABSTRAK
Kedudukan Alquran sebagai kitab suci umat Islam memainkan peran penting, sebagai pilar
Islam dan otoritas tertinggi dalam persoalan-persoalan spiritual dan etika. Kemurnian kitab
Alquran dijamin langsung oleh Allah swt., yaitu dzat yang menciptakan dan menurunkan
Alquran itu sendiri. Kenyataannya, bisa diketahui bahwa satu-satunya kitab yang mudah
dipelajari bahkan sampai dihafal oleh jutaan umat Islam. Isi kandungan dalam Alquran banyak
memuat tentang Qashashul (kisah-kisah sejarah). Suatu peristiwa disebut sejarah jika memiliki
ciri-ciri bahwa peristiwa tersebut unik dan besar pengaruhnya pada masa-masa selanjutnya.
Misalnya menceritakan umat-umat terdahulu, sejarah nabi-nabi, peristiwa-peristiwa masa
lampau, kini dan masa yang akan datang, tidak hanya mempelajari pertumbuhan dan
kemajuannya, tetapi juga mampu menghayati kisah-kisah pada zaman dahulu serta mampu
mengambil value dan ibrahnya. Ayat-ayat yang berbicara tentang kisah-kisah sejarah dalam
Alquran banyak sekali, seperti yang telah dipaparkan dalam uraian ini. Untuk itu, perlu kita
mengetahui dan mengkaji kembali pengertian dari Qashashul Quran, ayat-ayat yang menunjuk
peristiwa nabi dan sejarah serta bagaimana perspektif orientalis terhadap Qashashul Quran.
KATA KUNCI: Qashashul Quran, Ayat-ayat peristiwa nabi dan sejarah, Orientalis
*
Dosen Institut Agama Islam Sultan Muhammad Syafiuddin Sambas
Ditinjau dari segi bahasa, Alquran posisi insan kamil atau manusia yang
berasal dari bahasa Arab yang berarti sempurna, sebagaimana yang diharapkan
“bacaan” atau “sesuatu yang dibaca oleh Alquran. (Ahzami Samiun Jazuli,
berulang-ulang”. Kata Alquran adalah 2006: 510). Dan pada kenyataannya bisa
bentuk kata benda (masdar) dari kata kerja diketahui bahwa satu-satunya kitab yang
qara’a yang artinya membaca. (Abdillah F. mudah dipelajari bahkan sampai dihafal
Hasan, 2011: 530). Konsep pemakaian kata oleh jutaan umat Islam. Spesifikasi Alquran
ini dapat juga dijumpai pada salah satu QS. terdiri atas 114 bagian yang terkenal
Al-Qiyaa-mah/75: 17-18. (Departemen dengan nama surah (surat). Setiap surat
Agama RI, 2005: 577). terdiri atas beberapa ayat, dimana surat
ۡ ِ َ ُ ٰ َ َۡ ِذَا َ َ أ َ ۡ َ ُ ۥ َو ُ ۡءَا َ ُ ۥ َ ۡ َ َ إ ِن terpanjang dengan 286 ayat adalah surat Al-
Baqarah dan yang terpendek hanya
ُ ۡءَا َ ُ ۥ
memiliki 3 ayat yakni surat Al-Kautsar,
An-Nashr, dan Al-‘Ashr.
“Sesungguhnya kami yang akan Surat-surat yang panjang terbagi atas
mengumpulkannya (di dadamu) dan sub bagian lagi yang disebut ruku’ yang
membacakannya. Apabila kami telah membahas tema atau topik tertentu.
selesai membacakannya maka ikutilah Sedangkan menurut tempat diturunkannya,
bacaannya itu”. setiap surat dapat dibagi atas surat-surat
Ketika Alquran diturunkan kepada makiyah (surat Mekah) dan madaniyah
Nabi Muhammad saw., yang ayat-ayat dan (surat Madinah). Pembagian ini
surahnya berangsur-angsur, maka secara berdasarkan tempat dan waktu penurunan
otomatis sangat mudah dihafal oleh Nabi surat dan ayat tertentu dimana surta-surat
dan sahabat-sahabatnya. Ketidaktahuan yang turun sebelum Rasulullah saw. hijrah
Nabi Muhammad saw. membaca dan ke Madinah digolongkan surat makiyah
menulis ternyata menjadi salah satu bukti sedangkan setelahnya tergolong surat
ketidakbenaran paham yang mengatakan madaniyah. Dalam skema pembagian lain,
bahwa Alquran itu buatan Nabi Alquran juga terbagi menjadi 30 bagian
Muhammad saw. Walaupun sahabat- dengan panjang sama yang dikenal dengan
sahabat Nabi itu tidak seluruhnya buta tulis juz. Alquran tidak turun sekaligus. Alquran
baca, ada satu, dua diantara mereka yang turun secara berangsur-angsur selama 22
mampu menulis, sehingga mereka mengha- tahun 2 bulan 22 hari. Para ulama membagi
fal ayat-ayat Alquran sambil menuliskan- masa turun ini menjadi dua periode, yakni
nya di tempat-tempat tertentu seperti di periode Mekah dan periode Madinah.
batu, di pelepah-pelepah kurma, di kulit- Periode Mekah berlangsung selama 12
kulit binatang, sebab waktu itu belum ada tahun masa kenabian Rasulullah saw. dan
kertas jadi praktis hal yang diandalkan oleh surat-surat yang turun pada waktu ini tergo-
mereka adalah penghafalan secara baik. long surat makiyah. Sedangkan periode
Budaya penghafalan inilah yang berlanjut Madinah yang dimulai sejak peristiwa
sampai sekarang, sehingga masih terdapat hijrah berlangsung selama 10 tahun dan
sejumlah orang Muslim yang dapat surat yang turun pada kurun waktu ini
menghafal kitab suci Alquran secara utuh, disebut surat madaniyah. Penulisan
yang tidak dimiliki oleh umat yang lain. (pencatatan dalam bentuk teks) Alquran
(Abdullah Renre, 2016: 5). sudah dimulai sejak zaman Nabi
Alquran membina mental dan jiwa, Muhammad saw. kemudian transformasi-
fisik dan akal, serta akhlak dan perilaku nya menjadi teks yang dijumpai saat ini
mereka, sehingga mereka bisa mencapai selesai dilakukan pada zaman khalifah
derajat yang tinggi dan mencapai sisi Utsman bin Affan.
kemanusiaan. Diharapkan sanggup meraih
seperti yang terjadi pada bahasa-bahasa Ayat-ayat yang Menunjuk Peristiwa Nabi
pecahan dari bahasa Romawi. Bahasa dan Sejarah
Alquran bersajak dan retoris, tetapi tidak Ayat-ayat sejarah dalam pengertian
puitis. Prosa bersajaknya menjadi standar bahwa salah satu kandungan Alquran
yang berusaha ditiru oleh hampir setiap adalah kisah para nabi dan umat terdahulu.
penulis Arab konservatif dewasa ini. (Philip Ayat-ayat seperti itulah dimaksudkan
K. Hitti, 2010: 160). Kandungan Alquran dengan ayat-ayat sejarah. kisah-kisah yang
tentang sejarah atau kisah-kisah disebut ada dalam Alquran sangat bervariasi dan
dengan istilah Qashashul Quran (kisah- menyebar dalam banyak surah, bahkan ada
kisah Alquran). Bahkan ayat-ayat yang yang berulang pada surah yang lain, tetapi
berbicara tentang kisah jauh lebih banyak perulangannya mempunyai konteks yang
ketimbang ayat-ayat yang berbicara tentang lain pula. (Abdullah Renre, 2016: 17).
hukum. Hal ini memberikan isyarat bahwa Berdasarkan penelitian A. Hanafi,
Alquran sangat perhatian terhadap masalah cerita tentang para nabi mendapatkan porsi
kisah, yang memang di dalamnya banyak yang cukup besar dalam Alquran yaitu dari
mengandung pelajaran (ibrah). jumlah keseluruhan ayat dalam Alquran
yang terdiri dari 6.300 ayat lebih, sekitar
PEMBAHASAN 1600 ayat di antaranya membicarakan para
Definisi Qashashul Quran rasul, dimana kisah Nabi Musa as
Segi bahasa, kata Qashashul berasal merupakan kisah yang paling banyak
dari bahasa Arab al qashshu atau al diulang yaitu 30 kali. (A. Hanafi, 1984: 22).
qishshatu yang berarti urusan, berita, kabar, Mengenai jumlah ayat Alquran para ulama
keadaan maupun cerita. (Ahmad Warson ada yang berbeda pendapat berapa
Munawwir, 1984: 1210). Dalam Alquran sebenarnya jumlah ayat Alquran. Ada yang
sendiri kata Qashashul bisa memiliki arti mengatakan sebanyak 6.210 ayat (ulama
mencari jejak atau bekas (QS. Al-Kahf/18: Madinah), 6.220 ayat (ulama Mekkah),
64, QS. Al-Qashash/28: 11) dan berita- 6.236 ayat (ulama Kufah), 6.219 ayat
berita yang berurutan. (QS. Ali Imran/3: 62, (ulama Bashrah), dan 6.226 ayat (ulama
QS. Yusuf/12: 111). Namun secara Syam/Syria). Adanya perbedaan dalam
terminologi, pengertian Qashashul Quran menghitung jumlah ayat Alquran tersebut,
adalah kabar-kabar dalam Alquran tentang disebabkan oleh karena adanya perubahan
keadaan-keadaan umat yang telah lalu dan cara membaca yang dilakukan oleh Nabi
kenabian masa dahulu, serta peristiwa- saw. Namun demikian, mereka sepakat
peristiwa yang telah terjadi. (T.M. Hasbi bahwa jumlah ayat Alquran itu sebanyak
Ash-Shiddieqy, 1972: 176). Sedangkan 6.200 lebih. (Hamdani Anwar, 1995: 90).
menurut Manna’ Khalil Al-Qattan, Didalam Alquran banyak dikisahkan
mendefinisikan Qashashul Quran sebagai beberapa peristiwa yang pernah terjadi
pemberitaan Alquran tentang hal ihwal dalam sejarah. Dari Alquran dapat
umat-umat dahulu dan para nabi, serta diketahui beberapa kisah yang pernah
peristiwa-peristiwa yang terjadi secara dialami orang-orang jauh sebelum kita
empiris. (Manna’ Khalil Al-Qattan, 2007: sejak Nabi Adam seperti kisah para Nabi
430). Dan sesungguhnya Alquran banyak dan kaumnya. Kisah-kisah dalam Alquran
memuat peristiwa-peristiwa masa lalu, ada tiga macam di antaranya ialah:
sejarah umat-umat terdahulu, negara, a. Kisah para Nabi terdahulu. Kisah
perkampungan dan mengisahkan setiap ini mengandung informasi
kaum dengan cara shuratan nathiqah mengenai dakwah mereka kepada
(artinya seolah-olah pembaca kisah tersebut kaumnya, mukjizat-mukjizat yang
menjadi pelaku sendiri yang menyaksikan memperkuat dakwahnya, sikap
peristiwa itu). orang-orang yang memusuhinya,
Achdiat, Nunu. 1998. Seni Berkisah: Memandu Anak Memahami Al-Qur’an. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Aizid, Rizem. 2015. Sejarah Peradaban Islam Terlengkap. Cet. 1; Yogyakarta: DIVA
Press.
Al-Qaththan, Manna’ Khalil. 2007. Studi Ilmu-Ilmu Qur’an. Bogor: Pustaka Litera Antar
Nusa.
An-Nahlawi, Abdurrahman. 1989. Ushulut Tarbiyah wa Asalibuna, terj. Hery Noer Ali.
Cet. I; Bandung: Diponegoro.
Anwar, Hamdani. 1995. Pengantar Ilmu Tafsir: Bagian Ulumul Qur’an. Cet. I; Jakarta:
Fikahati Aneska.
Ash-Shiddieqy, TM Hasbi. 1972. Ilmu-Ilmu Alquran. Jakarta: Bulan Bintang.
Athaillah, A. 2007. Sejarah Alquran Verifikasi tentang Otentesitas Alquran.
Banjarmasin: Antasari Press.
Chirjin, Muhammad. 1989. Al-Qur’an dan Ulumul Qur’an. Yogyakarta: Dana Bakti
Prima Yasa.
Hanafi A. 1984. Segi-segi Kesusasteraan pada Kisah-kisah Al-Qur’an. Cet. I; Jakarta:
Pustaka al-Husna.
Hasan, Abdillah F. 2011. Ensiklopedi Lengkap Dunia Islam. Cet. I; Yogyakarta: Mutiara
Media.
Hitti, Philip K. 2010. History of the Arabs, From the Earliest Time to the Present, Terj.
R. Cecep Lukman Yasin dan Dedi Slamet Riyadi, History of the Arabs. Cet. 1;
Jakarta: Serambi Ilmu Semesta.
Jazuli, Ahzami Samiun. 2006. Kehidupan dalam Pandangan Alquran. Jakarta: Gema
Insani Press.
Mardan. 2009. Al-Qur’an Sebuah Pengantar Memahami Al-Qur’an Secara Utuh. Cet. I;
Jakarta: Pustaka Mapan.
Munawir, Fajrul et.,al. 2005. Al-Qur’an. Yogyakarta: Pokja Akademik UIN Sunan
Kalijaga.
Munawwir, Ahmad Warson. 1984. Kamus Al-Munawwir. Yogyakarta: UPBIK Pondok
Pesantren Krapyak.
Qutb, Sayyid. 1981. Seni Penggambaran dalam al-Qur’an, terj. Khadijah Nasution.
Yogyakarta: Nur Cahaya.
Renre, Abdullah. 2016. Tafsir Ayat-ayat Sejarah. Makassar: Alauddin University Press.
RI, Departemen Agama. 2005. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Bandung: Syaamil Cipta
Media.
Shihab, M Quraish. 1998. Mukjizat Al-Quran. Bandung: Mizan.
Syafe’i, Rachmat. 2006. Pengantar Ilmu Tafsir. Bandung: Pustaka Setia.
ABSTRAK
Hasan Al Banna melalui gerakan Ikhwanul Muslimun telah menginspirasi pembaharuan Islam
pada abad ke-20. Corak pemikiran yang diketengahkannya adalah pemikiran Islam yang
moderat, tidak berlebih-lebihan dan tidak pula serba memudahkan. Menjadi alternatif bagi
pemikiran umum yang berkembang saat itu, yakni pemikiran sekularisme (memisahkan urusan
agama dengan negara). Warisan terbesar Hasan Al Banna adalah jama’ah Ikhwanul Muslimun,
yang didirikannya pada bulan Maret 1928 masehi, bertepatan dengan bulan Zulqa’idah 1347
hijriyah. Hasan Al Banna tewas ditembak pada 12 Februari 1949 di depan Kantor Pusat
Pemuda Ikhwanul Muslimun, lewat sebuah perencanaan tingkat tinggi petinggi militer Mesir
dikomandoi Mahmud Abdul Majid, seperti yang diungkap Fathi Yakan. Menjadi semakin
menarik lagi, apabila pemikiran Hasan Al Banna ditinjau lebih dalam, untuk mengangkat
gagasan-gagasan orisinilnya tentang perkembangan dan pergerakan keislaman, akan
dipaparkan pemikiran-pemikiran Hasan Al Banna meliputi Islam, aqidah, hadits, fiqih, tasawuf
dan tarekat, masalah-masalah khilafiyah, tarbiyah, ilmu pengetahuan, ekonomi, paham-paham
ideologi, gender, jihad, politik, sistem pemerintahan, dan persoalan Khilafah.
*
Dosen Institut Agama Islam Sultan Muhammad Syafiuddin Sambas
Jurnal Alwatzikhoebillah (Kajian Islam, Pendidikan, Ekonomi, dan Humaniora) - 13 -
IAIS Sambas Vol 4 No. 1 Januari – Juni 2018
sikan kecuali kekufuran (Hasan Al banna, dengan tanggal 25 Sya’ban 1324 Hijriyah
2012). di Kota Mahmudiyah, sebuah wilayah di
Akan menjadi semakin menarik lagi, propinsi Buhairah, lebih kurang 90 km dari
apabila pemikiran Hasan Al Banna ditinjau Kairo, Mesir (Amer Syamakh, 2011).
lebih dalam, untuk mengangkat gagasan- Namanya bermakna Sang Pembangun
gagasan orisinilnya tentang perkembangan Kebaikan. Ayahnya adalah sa-lah seorang
dan pergerakan keislaman. Dalam jurnal ahli fiqih dan hadits ternama di masanya,
ini, akan dipaparkan pemikiran-pemikiran Syaikh Ahmad Abdurrahman Al Banna Al
Hasan Al Banna meliputi Islam, aqidah, Sa’ati. Beliau memiliki karya-karya yang
hadits, fiqih, tasawuf dan tarekat, masalah- baik dalam bidang hadits Rasul ullah, baik
masalah khilafiyah, tarbiyah, ilmu pengeta- berupa penyusunan, hingga penjelasan
huan, ekonomi, paham-paham ideologi, hadits sehingga mendapatkan penghormat-
gender, jihad, politik, sistem pemerintahan, an dari ulama sezamannya.
dan persoalan Khilafah, rujukan utamanya Diantara karya-karya Syaikh Ahmad
adalah dua kitab yang dituliskan sendiri Abdurrahman Al Banna Al Sa’ati adalah
oleh Hasan Al Banna, yakni, Majmu’atur Badaiul Minan fi Tartibi Musnad Imam Asy
Rasail (Kumpulan Risalah Dakwah), dan Syafi’i (Kumpulan Musnad dan Sunan
Mudzakkiratud Da’wah Wad Da’iyah Imam Syafi’i sesuai dengan bab-bab fiqih),
(Untuk Dakwah dan Para Da’inya), serta be demkian pula dengan musnad Imam Abu
berapa buku lainnya sebagai penunjang. Hanifah. Selain itu beliau menyusun hadits-
Dengan demikian diharapkan dapat meng- hadits dalam musnad Imam Ahmad yang
hadirkan sebuah rekonstruksi pemikiran mencapai 40.000 hadits sesuai dengan bab-
yang utuh mengenai Hasan Al Banna. bab fiqih yang diberi judul Al Fath Ar
Rabbani li Tartib Musnad Al Imam Ahmad
Riwayat Hidupnya Secara Ringkas bin Hanbal As Syaibani. Hadits-hadits di
Suatu kali, seorang wartawan mewa- dalam kitab ini kemudian diberikan syarah
wancarai Hasan Al Banna, wartawan itu me atau penjelasan yang dilengkapi dengan
minta beliau menjelaskan tentang kepribadi hikmah serta hukum-hukum dalam sebuah
annya kepada orang lain, maka Hasan Al kitab yang diberi judul Bulughul Amani min
Banna menjawab: Asraaril Fathi Ar Rabbani. Dikarenakan
“Saya adalah pengembara yang seda- sangat besar, maka beliau meringkasnya
ng mencari kebenaran, seorang manusia lagi dalam sebuah kitab berjudul Mukhtas-
yang sedang memahami hakikat kemanusia har Bulughul Amani min Asraaril Fathi Ar
annya diantara mereka, seorang warga Rabbani yang terdiri dari 24 jilid besar
negara yang selalu mendengungkan kemu- Untuk menafkahi keluarganya, sang ayah
lian kemerdekaan, ketenangan, dan kehi- membuka toko arloji (Muhammad Abdul
dupan yang baik bagi negerinya di bawah Qadir Abu Faris,
naungan Islam yang lurus. Saya berkonsen Sewaktu kecil, Hasan Al Banna menim
trasi untuk memahami rahasian keberada- ba ilmu di Madrasah Diniyah Ar Rasyad di
an-Nya. Kemudian beliau berseru, sesung bawah bimbingan Syaikh Muhammad
guhnya salatku, ibadahku, hidupku, dan Zahran. Selain belajar insya’ (mengarang),
matiku hanyalah untuk Allah Rabb semesta qawa’id (tata bahasa), dan tahbiq (praktek-
alam. Tiada sekutu bagi-Nya’ dan demikian nya), Madrasah Ar Rasyad mengenalkan
itulah yang diperintahkan kepadaku dan pembaharuan materi-materi kepada murid-
aku adalah orang yang pertama-tama muridnya, suatu materi yang pada saat itu
menyerahkan diri kepada Allah.” (Abbas tidak populer di madrasah-madrasah seje-
As Sissy, 2001). nis, misalnya adab (tata karma) yang ditua-
Hasan Al Banna lahir pada hari Ahad ngkan dalam pelajaran muthala’ah (waca-
14 Oktober 1906 masehi, bertepatan na), atau imla’ (dikte), serta mahfuzhat
Quran dan keshalihan Islam (Ira M. masjid, kafe-kafe, dan di tengah masyara-
Lapidus, 2000). Didorong oleh kegelisahan kat umum.
yang ia saksikan sendiri di negerinya Beberapa kolega yang ikut andil dalam
berupa munculnya budaya permisivisme di proyek dakwah ini, sebagaimana disebut-
kalangan masyarakat dan jauh dari akhlak kan Al Banna dalam memoarnya adalah
yang Islami, serta arus lalu-lintas surat ustadz Muhammad Madkur, Syaikh Hamid
kabar yang isinya bertenta-ngan dengan ‘Askariyah, Syaikh Ahmad Abdul Hamid,
nilai-nilai Islam, ditambah lagi gelapnya dan lain-lain. Adapun kitab-kitab yang
masyarakat umum terhadap hukum-hukum dijadikan rujukan sebagai materi pendidik-
agama, Hasan Al Banna ber pendapat an para da’i ini antara lain kitab Ihya
bahwa, kalau hanya masjid yang digunakan Ulumuddin Imam Al Ghazali, Al Anwar Al
sebagai sarana untuk menyam-paikan Muhammadiyah karangan Syaikh An
ajaran Islam kepada masyarakat luas, Nabhani, Tanwirul Qulub fi Mu’amalati
tidaklah cukup (Hasan Al Banna, 2013). ‘Allamil Ghuyub karangan Syaikh Al
Hasan Al Banna kemudian mengklasi- Kurdi, dan beberapa buku biografi (Hasan
fikasikan masyarakat Mesir menjadi empat Al Banna, 2013).
golongan objek dakwah dalam sebuah pen- Setelah proses pendidikan para da’i itu
jelasan yang sangat panjang pada tulisan- selesai, tiba saatnya mengirim mereka ke
nya Majmu’atur Rasail yakni al mu’minin tengah masyarakat. Hasan Al Banna memi-
(mukmin), al mutaraddin (orang yang liki suatu gagasan yang unik kepada
ragu), al naf’iyin (orang oportunis), dan al mereka, yakni percobaan untuk berdakwah
mutahaamilin (orang yang arogan), yang di kedai-kedai kopi yang memang banyak
dipungkasi oleh sebuah kalimat, sebagaima tersebar di seantero Mesir umumnya. Pada
na diterjemahkan: mulanya, tentu saja mereka menolak gagas
Kami ingin agar kaum kami mengeta- an tersebut. Mereka berpikir bahwa cera-
hui bahwa dakwah ini tidak tepat, kecuali mah yang efektif adalah di mimbar-mimbar
untuk orang yang telah memahami berba- masjid. Selain itu mereka berpendapat
gai aspeknya dan memberikan segala biaya bahwa pemilik kedai-kedai kopi tentu akan
yang dibutuhkannya; baik jiwa, harta, menolak kehadiran para da’i sebab ditakut-
waktu, dan kesehatan (Hasal Al Banna, kan mengganggu kenikmatan para pengun
2006). jung yang berniat melepas lelah dari rumit
Menurut Syaikh Jum’ah Amin, dak- nya pekerjaan sehari-hari.
wah yang dijalankan oleh Hasan Al Banna Tetapi Hasan Al Banna berbeda
adalah dakwah dengan penuh hikmah, di- pendapat dengan mereka, dalam pandangan
hiasi nasihat yang indah dan memuaskan beliau, kebanyakan orang-orang yang ada
akal dengan argumentasi yang baik. Tiada di kedai kopi justru siap mendengarkan
paksaan dan kekerasan. Ditopang dengan ceramah. Hasan Al Banna menilai bahwa
prinsip-prinsip Islam yang luhur dan ber- melalui cara-cara penyampaian yang tepat
sumber dari kitabullah yang nyata dan ke- dan tidak melukai perasaan, kegiatan ini
hidupan Rasul-Nya yang terpercaya. Untuk merupakan hal yang unik langka dan baru
mencapai tujuan itu dibutuhkan beberapa buat para pengunjung. Beliau mengingat-
perkara, pemahaman yang detail; iman ya- kan bahwa ceramah yang efektif itu meng-
ng mandala; cinta yang kokoh; kesadaran habiskan waktu antara lima hingga sepuluh
yang sempurna, dan; amal yang berkelan- menit saja. Paling sama seperempat jam,
jutan (Jum’ah Amin, 2011). sebab beliau berpikir berpanjang-panjang
Hasan Al Banna kemudian berpikir dalam ceramah khawatir dapat menjenuh-
untuk membuat sebuah kelompok pelatihan kan para pendengarnya. Tema-tema yang
berceramah dan penyuluhan agama yang beliau kupas dalam ceramah-ceramah di ke
akan disebarkan secara luas ke masjid- dai kopi itu meliputi tema-tema pokok yang
kesucian jiwa, kejernihan hati, kontinui- waktu sore dalam keadaan lelah karena
tas amal, berpaling dari ketergantungan bekerja, maka ia diampuni.” Beliau juga
kepada makhluk, cinta karena Allah, dan bersabda, “Sesungguhnya Allah menyu-
keterikatan kepada kebaikan. kai seorang mukmin yang kreatif.”
4. Hai’atun siyaasiyyatun: karena secara 8. Fikratun ijtimaa’iyyatun: karena mereka
internal mereka menuntut perbaikan sangat menaruh perhatian pada segala
pemerintahan, meluruskan persepsi ya- penyakit yang ada dalam masyarakat
ng terkait dengan hubungan umat Islam Islam, dan berusaha menemukan cara
terhadap bangsa-bangsa lain di luar ne- pengobatan, dan mengupayakan penyem
geri, menarbiyah bangsa agar memiliki buhan umat darinya.
kebanggan dan kemuliaan, serta menja- Kemudian dalam risalah da’watunaa
ga nasionalisme sebisa mungkin. fii thaurin jadiid yang dibuat setelah Perang
5. Jamaa’atun riyaadhiyatun: karena me- Dunia kedua meletus, Hasan Al Banna
reka sangat memperhatikan fisik dan me merangkum kembali karakteristik dakwah
mahami benar bahwa seorang mukmin Ikhwanul Muslimun menjadi Rabbaniyatun
yang kuat itu lebih baik daripada seorang ‘alamiyyatun atau Rabbani dan universal.
mukmin yang lemah. Nabi Muhammad Prinsip Rabbani yang dimaksudkan oleh
saw., besabda, “Sesungguhnya badan- beliau adalah prinsip dasar yang melandasi
mu mempunyai hak atas dirimu (untuk seluruh tujuan gerakan, yakni agar manusia
diperhatikan).” Sesungguhnya, semua mengenal Tuhannya dan dari hubungan
kewajiban dalam Islam tidak mungkin inilah mereka dapat meraih kekuatan ruhi-
dapat dilaksanakan dengan sempurna yah yang sanggup membebaskan diri
dan benar tanpa didukung fisik yang mereka dari belenggu kejumudan, hingga
kuat. Salat, puasa, haji, dan zakat juga mencapai kesucian dan keindahan kemanu-
harus dilakukan dengan fisik yang dapat siaan. Sedangkan prinsip universal ialah
memikul beban pekerjaan, amal, dan per karena ia ditujukan kepada semua manusia
juangan untuk mencari rezeki. Mereka dengan prinsip bahwa semua manusia
juga memperhatikan struktur dan klub- adalah saudara. Dengan demikian Ikhwanul
klub olahraga yang dapat menandingi, Muslimun tidak mengakui rasisme dan
bahkan terkadang mengungguli keban- tidak pula mendukung fanatisme terhadap
yakan klub yang dikhususkan untuk olah ras dan warna kulit (Hasan Al Banna,
raga fisik. 2012).
6. Rabithatun ‘ilmiyyatun tsaqaafiyyatun: Tujuan Ikhwanul Muslimun terbagi
karena Islam menjadikan thalabul ‘ilmii dua. Pertama, tujuan jangka pendek yang
sebagai kewajiban bagi setiap Muslim meliputi berperan aktif dalam medan kebi-
dan Muslimah. Dan, karena majelis- jakan secara umum dan bakti sosial apapun
majelis ikhwan pada dasarnya adalah bentuknya selama kondisi memungkinkan.
tempat pengajaran dan peningkatan wa- Kedua, tujuan asasi yakni perubahan total
wasan. Sedangkan lembaga-lembaganya dan integral yang melibatkan semua unsur
adalah tempat untuk menarbiyah fisik, kekuatan umat, saling bahu membahu,
akal, dan ruh. bersatu padu untuk menghadapi dan
7. Syarikatun iqtishadiyyatun: karena Is- mengadakan perubahan secara total yakni
lam sangat memperhatikan pengelolaan menerapkan nilai-nilai Islam dalam seluruh
dan pendapatan kekayaan sebagaimana aspek kehidupan (Hasan Al Banna, 2012).
mestinya. Inilah yang disabdakan
Rasulullah saw., “Sebaik-baik harta Dalam menjalankan aktivitasnya, Ikh-
adalah harta halal (yang dipegang) oleh wanul Muslimun meliputi berbagai hal,
seorang yang shalih.” Rasulullah juga mula-mula berkecimpung dalam dunia pen-
bersabda, “Barangsiapa yang memasuki didikan, pelayanan sosial, kegiatan-kegia-
tan olahraga, keagamaan, hingga berpolitik. ram hati kami, menguasai perasaan kami,
Namun Hasan Al Banna menolak apabila menghilangkan kantuk kami, dan mengalir
dikatakan Ikhwanul Muslimun itu sebagai air mata kami. Sungguh, kami benar-benar
lembaga politik, yayasan sosial, ataupun sedih melihat apa yang menimpa umat ini,
sebagai perkumpulan olahraga. Meskipun sementara kita hanya sanggup menyerah
ia mengakui bahwa politik yang berlandas- pada kehinaan, rida pada kerendahan, dan
kan kaidah Islam merupakan intisari fikrah pasrah pada keputusasaan.
mereka, kerja sosial dan perbaikan merupa- Sungguh, kami berbuat di jalan Allah
kan bagian terbesar tujuan mereka, dan untuk kemaslahatan seluruh manusia, lebih
olahraga menjadi salah satu perangkat ter- banyak dari apa yang kami lakukan untuk
penting mereka. Hasan Al Banna menye- kepentingan diri kami. Kami adalah milik
butkan bahwa Ikhwanul Muslimun adalah kalian wahai saudara-saudara tercinta,
fikrah yang menyeluruh, sebagaimana bukan untuk orang lain. Sesaat pun kami
diterjemahkan: tidak akan pernah menjadi musuh kalian
Kami adalah pemikiran dan aqidah, (Hasan Al Banna, 2012).
sistim dan manhaj, yang tidak dibatasi oleh Meskipun gerakan dakwah ini didiri-
tempat, tidak diikat oleh jenis suku bangsa, kan di negeri Mesir, secara tegas Hasan Al
tidak terhalangi oleh batas geografis, dan Banna mengatakan bahwa Ikhwanul Musli
tidak berhenti hingga Allah mewarisi bumi mun tidak mengkhususkan dakwah untuk
beserta segala isinya (Hasan Al Banna, salah satu negeri Islam saja, tetapi mereka
2012). juga menyampaikan dakwah sebagai seruan
yang diharapkan sampai ke telinga para
Dengan kata lain, sejak awal berdiri- pemimpin dan penguasa di negara-negara
nya, Ikhwanul Muslimin telah menjadi yang rakyatnya memeluk agama Islam
pergerakan yang terbuka bagi setiap umat (Hasan Al Banna, 2012).
Islam di manapun berada, tanpa memanda- Melalui pergerakan Ikhwanul Musli-
ng suku bangsa dan negara. Mengenai hal mun inilah, Hasan Al Banna menuangkan
ini, Hasan Al Banna menuliskan dalam pemikiran-pemikirannya.
risalah da’watunna sebagaimana diterje-
mahkan: Pemikiran Hasan Al Banna Mengenai
Kami tidak meminta sesuatu pun dari Islam
manusia, tidak mengharap harta, tidak me- Menurut pemikiran Hasan Al Banna,
nuntut balasan, tidak menginginkan popula Islam adalah nilai yang komprehensif
ritas, dan tidak menghendaki imbalan serta mencakup seluruh dimensi kehidupan.
ucapan terimakasih. Sungguh, pahala kami Islam adalah solusi bagi semua penyakit
hanyalah dari Dzat yang telah menciptakan yang menyebabkan kemunduran kaum
kami. Muslimin pada masa kini. Islam memberi
Kami ingin agar umat mengetahui fatwa tentang seluruh masalah kehidupan,
bahwa mereka lebih kami cintai daripada menetapkan sistemnya secara akurat, tidak
diri kami sendiri. Sungguh, jiwa-jiwa kami statis terhadap setiap permasalahan yang
ini senang gugur sebagai penebus bagi dinamis.
kehormatan mereka, jika memang tebusan Dalam Risalah Ta’alim Hasan Al
itu yang diperlukan. Atau melayang untuk Banna menjelaskan pengertian Islam secara
membayar kejayaan, kemuliaan, agama, ringkas, padat, namun terperinci. Islam
dan cita-cita mereka, jika memang adalah sistem yang syaamil, mencakup
mencukupi. seluruh aspek kehidupan. Maka ia adalah
Tiada yang membawa kami pada sikap negara dan tanag air atau pemerintahan dan
seperti ini kepada mereka, kecuali karena umat, moral dan kekuatan atau kasih
rasa kasih sayang yang telah mencengke- sayang dan keadilan, wawasan dan undang-
undang atau ilmu pengetahuan dan hukum, mengarapkan surga, setelah salat wajib,
materi dan kekayaan alam atau penghasilan dan menandingi jihad di jalan Allah. Dan,
dan kekayaan, serta jihad dan dakwah atau tiada lebih mempererat timbangan seorang
pasukan dan pemikiran. Sebagaimana ia hamba melebihi kendaraan yang mati di
juga adalah aqidah yang murni dan ibadah jalan Allah yang menjadikan pengangkut
yang benar, tidak kurang tidak lebih. dk jalan Allah swt.” Inilah definisi Islam
Deskripsi Hasan Al Banna di atas me- menurut Nabi saw., dan beliau adalah yang
rupakan inti kebenaran tentang Islam. Ini paling tahu tentang Islam (Hasan Al
merupakan aksioma terpenting yang telah Banna, 2012).
sirna dari pikiran sebagian besar kaum
Muslimin. Padahal teks-teks Al Quran se- Pemikiran Hasan Al Banna Mengenai
cara gamblang menerangkan masalah Aqidah
tersebut (Sa’id Hawwa, 2010). Menganai aqidah, Hasan Al Banna
Dalam Ushul ‘Isyrin, pada poin nomor menulis sebuah risalah sederhana berjudul
18, Hasan Al Banna menyebutkan bahwa Risalatul ‘Aqa’id. Bahwasanya aqidah ada-
Islam telah membebaskan akal pikiran, lah perkara-perkara yang wajib dibenarkan
menganjurkan untuk melakukan penelitian oleh hati anda dan jiwa anda menjadi
pada alam, mengangkat derajat ilmu dan tentram karenanya, serta mejadi keyakinan
para ulama, dan menyambut kehadiran pada diri anda, tanpa tercampuri oleh kera-
segala sesuatu yang baik dan bermanfaat. guan dan kebimbangan (Hasan Al Banna,
Dalam Risalah Hal nahnu qaumu 2012). Aqidah Islamiyah terbagi menjadi
‘amaliyyun (Apakah kita Para Aktivis), empat bagian pokok dan masing-masing
Hasan Al banna menulis: Telah disebutkan mempunyai banyak cabang. Empat pokok
dalam riwayat shahih, yang kurang lebih itu adalah Al Illahiyat, An Nubuwwat, Ar
isinya bahwa Mu’adz ra., berjalan bersama Ruhaniyyat, dan As Sam’iyyaat.
Rasululullah saw., beliau berkata, “Wahai Tingkatan aqidah Islam tertinggi
Mu’adz, jika kamu mau, saya akan adalah ma’rifatullah, meng-Esa-kan-Nya,
mengatakan padamu pokok urusan agama dan Me-Mahasuci-kan-Nya (Hasan Al
ini serta puncak ketinggiannya. Pokok Banna, 2012). Lebih jauh, Hasan Al Banna
urusan ini adalah engkau bersaksi bahwa berpendapat bahwa ayat-ayat dan hadits-
tiada Tuhan selain Allah saja, tiada sekutu hadits shahih tentang sifat-sifat Allah
bagi-Nya, dan bahwa Muhammad adalah adalah termasuk mutasyabihat. Setiap
hamba dan Rasul-Nya. Pilar urusan ini Muslim wajib mengimaninya seba-
adalah menegakkan salat dan menunaikan gaimana adanya, tanpa menta’wilkan dan
zakat. Dan, puncaknya adalah jihad di tanpa pengingkaran (ta’thil), serta tidak
jalan Allah. Sesungguhnya saya diutus perlu memperuncing perbedaan pendapat
untuk memerangi manusia sehingga mere- diantara para ulama tentang hal tersebut.
ka menegakan salat, menunaikan zakat, Aqidah adalah asas bagi aktivitas; amal
dan bersaksi bahwa tiada Tuhan kecuali hati itu lebih penting daripada amal anggota
Allah saja, tiada sekutu bagi-Nya dan badan. Namun upaya mencapai kesempur-
bahwa Muhammad adalah hamba dan naan pada kedua hal tersebut merupakan
Rasul-Nya. Jika mereka melakukan itu tuntutan syariat, meskipun kadar tuntutan
semua, niscaya mereka akan terlindung masing-masing berbeda (Hasan Al Banna,
dan dilindungi darah dan harta mereka, 2012).Dengan kata lain, aqidah merupakan
kecuali dengan haknya, dan setelah itu ikatan yang paling kokoh dan paling mahal.
hitungannya dikembalikan peada Allah. Kesamaan aqidah akan memunculkan
Demi Dzat yang Muhammad ada di tangan- kekuatan ukhuwah yang tulus dalam hati
Nya, tidaklah wajah menjadi pucat dan setiap Muslim.
telapak kaki berdebu dalam amal untuk
Darul ‘Ulum (Muhammad Abdul Qadir, beliau memberikan kabar gembira dan
2011). tidak melarang mereka. Berjamaah dalam
Sumber-sumber fiqih menurut Hasan ketaatan itu pada dasarnya dianjurkan,
Al Banna ada tiga yakni Al Quran, Sunnah apalagi jika membuahkan banyak manfaat,
Rasulullah saw., dan kitab-kitab fiqih. seperti: keterpautan hati, kuatnya ikatan,
Ketika masih di madrasah, ia mendiri- menggunakan waktu untuk sesuatu yang
kan Jami’iyah man’ Al Muharramat bermanfaat, memberi pengajaran kepada
(Asosiasi Anti Haram) bersama beberapa orang awam yang belum belajar dengan
sahabatnya antara lain ustadz Muhammad baik, dan mempublikasikan syi’ar agama
Ali Badir, Labib Afandi Nawwar, Al Akh Allah swt.
Abdul Muta’al Sankal Afandi, ustadz Adapun berjamaah dalam zikir yang
Abdurrahman As Sa’ati, dan ustadz Sa’id dilarang, menurut Hasan Al Banna, jika
Badir. Aktivitas asisoasi ini adalah meng- menimbulkan hal-hal yang terlarang secara
ingatkan masyarakat setempat apabila telah syar’i, seperti mengganggu orang salat,
melalaikan ibadah, seperti salat, berpuasa senda gurau dan tertawa, menyelewengkan
(di bulan Ramadan), dan hal-hal lain yang lafal, bacaan sebagian mengikuti bacaan
dipandang perlu diperbaiki dalam sudut lain, atau hal-hal lain yang diharamkan
pandang syari’at (Hasan Al Banna, 2012). dalam syari’at. Dengan demikian, zikir
Hasan Al Banna berpendapat, tidak ada secara berjamaah dilarang karena ada keru-
celaan bagi para mujtahid apabila ia sakan-kerusakan tersebut, bukan karena
mengeluarkan dua fatwa berbeda terhadap berjamaah itu sendiri (Hasan Al Banna,
persoalan yang sama. Dasarnya, beliau 2013).
mencontohkan tentang Abdullah bin Umar, Peristiwa Salat ‘Id menjadi contoh lain
dan juga Imam Syafi’i di mana keduanya bagaimana Hasan Al Banna mengeluarkan
memiliki fatwa lama dan fatwa baru berke- kemampuan tinjauan berpikirnya mengenai
naan dengan persoalan yang sama (Hasan masalah fiqih. Ketika itu beliau masih
Al Banna, 2012). Dian-tara kaidah yang mengajar di Ismailia. Ia menjelaskan bahwa
diungkapkan oleh Hasan Al Banna yaitu salat ‘id itu sunnahnya dilakukan di lapang-
Rasulullah tidak memilih antara dua an, agar semua orang, laki-laki maupun
perkara kecuali yang paling mudah, selama perempuan dapat hadir. Ia mengatakan, pa-
hal itu bukan masalah yang haram (Hasan ra imam madzhab telah sepakat mengenai
Al Banna, 2012). keutamaan salat ‘Id di lapangan, kecuali
Contoh-contoh bagaimana Hasan Al Imam Syafi’i yang memang memfatwakan
Banna menggali solusi terhadap persoalan bahwa shalat ‘Id di masjid itu lebih utama,
fiqih adalah tentang zikir berjamaah. Ia namun dengan catatan jika di suatu wilayah
berpendapat, terdapat banyak hadis yang tertentu terdapat masjid luas yang dapat
mengisyaratkan disunahkannya zikir berja- menampung seluruh penduduk wilayah
maah. Dalam hadist yang diriwayatkan tersebut (Hasan Al Banna, 2013).
Imam Muslim, Rasulullah saw., bersabda,
“Tidaklah suatu kaum duduk-duduk untuk Pemikiran Hasan Al Banna Mengenai
berzikir kepada Allah, kecuali para malai- Tasawuf dan Tarekat
kat mengitari mereka, rahmat memayungi Sebelum berkiprah bersama Ikhwanul
mereka, ketenangan turun kepada mereka, Muslimun, Hasan Al Banna pernah berke-
dan Allah menyebut-nyebut mereka di cipung dalam dunia tasawuf dan tarekat.
kalangan makhluk yang berada di sisi- Nasehat-nasehat Hasan Al Banna da-
Nya.” lam risalah Kewajiban Aktivis sangat
Rasulullah, menurut Hasan Al Banna, filosofis dan penuh dengan muatan spiritual
keluar dan bertemu sekelompok sahabat serta jalan tasawuf yang meneduhkan,
yang berzikir pada Allah di masjid, maka
sesuai dengan syarat-syarat syari’at itu tidak berarti untuk diperdebatkan dan
benar adanya. Namun harus diyakini bahwa diperselisihkan tidak pernah reda.” (Hasan
mereka (para Waliyullah radhiyallahu Al Banna, 2012).
anhu) tidak memiliki mudha-rat maupun Mengenai masalah-masalah khilafiyah
manfaat bagi dirinya sendiri, baik ketika Hasan Al Banna mengemukakan empat
masih hidup maupun setelah meninggal gagasan penting, yaitu Tujmi’u wa laa
dunia, apalagi bagi orang lain (Hasan Al tufarriqu (menghimpun bukan memecah-
Banna, 2012). belah), al khilaafu dharuuriyi (perbedaan
Pemikiran Hasan Al Banna Mengenai itu sesuatu yang niscaya), al ijmaa’a ‘ala
Masalah-masalah Khilafiyah amrin far’iyin muta’adzirin (kesepakatan
Dalam risalah Muktamar Al Khomis dalam masalah cabang itu sangat sulit), dan
(muktamar kelima), Hasan Al Banna menu- ta’tadziru limukhalifiinaa (memaklumi
lis: orang-orang yang berbeda pendapat dengan
Ikhwan menjauhi titik-titik perselisih- kami) (Hasan Al Banna, 2012).
an dalam fiqih, karena mereka berkeyakin- Beliau menganjurkan kaum Muslimin
an bahwa perselisihan dalam hal-hal yang yang belum mencapai kemampuan untuk
bersifat cabang (tidak prinsip) adalah menelaah secara mandiri terhadap dalil-
sesuatu keniscayaan. Sebab prinsip-prinsip dalil hukum furu’ (cabang), untuk mengiku
Islam terdiri dari ayat-ayat, hadits-hadits, ti salah satu imam madzhab atau ittiba’.
dan amalan-amalan yang akal pikiran dan Hasan Al Banna tidak menyenangi
pemahaman pasti mengalami perbedaan berlebar-lebar masalah ketika memahami
dalam menafsirkan dan memahaminya. masalah furu’, dan berharap hal ini tidak
Oleh karena itu, perbedaan juga terjadi di menjadi faktor perpecahan dalam beraga-
kalangan sahabat, dan akan terus-menerus ma, tidak menjadi sebab bermusuhan, dan
demikian sampai hari kiamat nanti. Sung- tidak melahirkan kebencian. Beliau berpen
guh, alangkah bijaknya Imam Malik ra., dapat setiap Mujtahid akan mendapatkan
tatkala berkata kepada Khalifah Abu Ja’far pahala masing-masing. Namun demikian,
yang meminta beliau agar mengkondisikan beliau juga berkata tidak ada larangan
manusia semuanya untuk mengikuti Al untuk melakukan studi ilmiah yang jujur
Mu’watha, “Sesungguhnya para sahabat dalam persoalan khilafiyah ataupun masa-
Rasul berpencar ke seluruh penjuru negeri, lah-masalah fiqih yang masih diperselisih-
dan setiap kaum itu mempunyai ilmu, maka kan oleh ulama, dalam bingkai ukhuwah
jika aku bawa mereka kepada satu dan saling mencintai sebagai seorang Mus-
pendapat, tentu akan terjadi fitnah.” lim, serta tolong-menolong untuk mencapai
Bukanlah termasuk aib, manakala kita kebenaran yang sebenarnya. Beliau meng-
berbeda pendapat. Namun, yang merupa- kritik kebiasaan dari sebagian kaum
kan aib adalah fanatic pada satu pendapat Muslimin yang melakukan perdebatan sia-
dan membatasi akal serta pendapat sia mengenai masalah khilafiyah hingga
manusia. cara pandang terhadap masalah- berlarut-larut dan mengungkapkan bahwa
masalah khilafiyah seperti ini dapat perdebatan itu sengaja dimunculkan oleh
menghimpun hati yang bercerai-beraii musuh-musuh Islam dengan maksud agar
kepada satu fikrah. Cukuplah manusia itu ukhuwah kaum Muslimin merenggang,
berhimpun atas sesuatu yang menjadikan tercerai berai dan dengan demikian musuh-
seorang Muslim itu Muslim, sebagaimana musuh Islam dapat menguasai negeri-
dikatakan oleh Zaid ra., “cara pandang negeri Muslim dengan mudah.
seperti ini merupakan keniscayaan bagi Setiap kali ada perbedaan pendapat,
sebuah jamaah yang ingin menebarkan Hasan Al Banna terbiasa mendatangi para
suatu fikrah di suatu negeri, di mana hawa syaikh atau guru tersebut, berdiskusi secara
perbedaan atas hal-hal yang sebenarnya mendalam untuk saling memberikan penje-
lasan yang bisa diterima dengan baik satu menghilangkannya atau paling tidak dapat
sama lain. Beliau selalu menghindar dari meringankannya. Ia tidak boleh menjadi
perdebatan yang keras, kecuali dalam hal- penonton yang hanya tertegun melihat
hal yang prinsipil dalam Islam. orang yang lapar atau sakit, padahal mampu
mengulurkan bantuan dan menolongnya
Pemikiran Hasan Al Banna Mengenai (Syaikh Yusuf Qaradhawi, 2005).
Tarbiyah Tujuan tarbiyah, sebut Hasan Al Banna
Aspek Rabbaniyah dalam pandangan adalah membentuk pribadi Muslim yang
Hasan Al Banna merupkan aspek pendidik- berkontribusi dalam peradaban Rabbani,
an yang paling penting sangat signifikan humanis, universal dan sarat dengan nilai-
dan memiliki pengaruh yang sangat dalam, nilai moral, yang menggabungkan antara
karena tujuan utama pendidikan Islam kekuatan ilmu dan iman, mengelaborasikan
adalah membentuk pribadi manusia yang materi dengan ruh dan menyeimbangkan
beriman (Syaikh Yusuf Qaradhawi, 2005). antara dunia dan akhirat, serta menjaga
Syaikh Yusuf Qaradhawi memberikan karakteristik dan martabat manusia.
penjelasan bahwa, dalam konsep tarbiyah
Hasan Al Banna, ia berusaha menggabung- Pemikiran Hasan Al Banna Mengenai
kan unsur-unsur keimanan yang benar yang Ilmu Pengetahuan
diunggulkan oleh ahli kalam, kaum sufi, Ilmu pengetahuan menurut Hasan Al
dan para ulama fiqih, memperbaharui nilai- Banna dalam tulisannya, secara ringkas
nilai yang benar yang terlantar oleh kaum dapat dijelaskan sebagaimana berikut ini,
Muslimin pada abad-abad terakhir. Kemba- ilmu pengetahuan adalah suatu kebutuhan
li kepada sumber-sumber murni untuk bagi masyarakat yang sedang membangun
mengambil iman yang hakiki dan menjadi negaranya. Menuntut ilmu adalah salah satu
acuan pendidikan, khususnya bagi para kewajiban bagi setiap manusia. Hasan Al
anggota Ikhwanul Muslimun. Banna menceritakan bahwa, Rasulullah
Tonggak dari tarbiyah Rabbaniyah saw., menetapkan tebusan bagi kaum mus-
Hasan Al Banna adalah hati yang hidup dan yrikin yang tertawan dalam perang Badar,
senantiasa berhubungan dengan Allah swt., yaitu setiap tawanan mengajar baca tulis
yakin bahwa suatu saat nanti akan berjumpa kepada sepuluh anak kaum Muslimin, da-
dengan-Nya dan dihisab oleh-Nya, mengha lam rangka menghapuskan buta huruf.
rapkan belas kasih-Nya dan takut akan Bahwasanya Allah tidak pernah menyama-
siksa-Nya. Beliau senantiasa mengingatkan kan orang-orang yang berilmu dengan
para anggota Ikhwan khususnya, dan kaum orang-orang yang bodoh. Islam, menyeta-
Muslimin pada umumnya agar senantiasa rakan tinta para ulama dengan darah para
ikhlas dalam berdakwah. Beliau menyadari syuhada, serta mengolaborasikan antara
bahwa penyakit yang paling berbahaya ilmu dan kekuatan, contohnya seperti da-
yang kerap menjangkiti para aktivis adalah lam surat At Taubah ayat 122, “Tidak
fitnah popularitas, ambisi kepemimpinan, sepatutnya orang-orang yang mukmin itu
dan ingin mencuat, itulah penyakit hati dan pergi semuanya (ke medan perang). Meng-
jiwa. apa tidak pergi dari tiap-tiap golongan
Hasan Al Banna senantiasa menekan- diantara mereka beberapa orang untuk
kan bahwa aplikasi dari tarbiyah adalah memperdalam pengetahuan tentang agama
berbaurnya setiap kaum Muslimin dalam dan untuk memberi peringatan kepada
masyarakatnya. Hasan Al Banna mengata- kaumnya apabila mereka telah kembali
kan seorang Muslim adalah salah satu ang- kepadanya, supaya mereka itu dapat
gota aktif dalam masyarakatnya, ia dituntut menjaga dirinya?”
agar mampu merasakan penderitaannya Lebih jauh, Hasan Al Banna menyebut
sehingga berusaha sekuat tenaga untuk kan bahwa Al Quran tidak membedakan
ilmu agama dengan ilmu dunia, karena pok miskin yang terhimpit kesulitan
keduanya saling berhimpun, dan dianjurkan hidup.
bagi umat untuk memilikinya, serta menja- 6. Memberikan jaminan sosial dan
dikannya sebagai cara untuk takut kepada tunjangan hidup kepada setiap warga
Allah dan jalan untuk mengenal-Nya negara, serta mengupayakan ketenangan
(Hasan Al Banna, 2012). dan kesejahteraannya.
7. Menggalakkan penggunaan kekayaan
Pemikiran Hasan Al Banna Mengenai untuk mendukung segala bentuk kebaik
Ekonomi an, membangun solidaritas sosial di
Pandangan Hasan Al Banna mengenai antara sesama warga negara dan mewa-
ekonomi terarah pada kerancuan ideologi jibkan gotong-royong dalam kebaikan
ekonomi yang menjangkit di tengah masya dan takwa.
rakat Muslim, seperti kapitalisme, sosialis- 8. Menetapkan kesulitan harta dan meng-
me, bahkan komunisme. Sistem-sistem hormati kepemilikan selama tidak beten
ekonomi tersebut hanya menghasilkan ke- tangan dengan kepentingan umum.
senjangan yang mengerikan antara masya- 9. Mengatur segala bentuk muamalat
rakat kaya dan miskin, dan membiarkan keuangan dengan peraturan yang adil
sumber daya alam negeri dieksploitasi dan penuh kasih sayang, dan sangat jeli
asing. Karena ideologi-ideologi tersebut dalam urusan-urusan yang berkaitan
tumbuh/berasal bukan dari negeri Muslim, dengan uang.
dan didorong oleh perkembangan kondisi 10. Menetapkan negara harus bertanggu-
serta lingkungan yang berbeda dengan ng jawab melindungi sistem ini (Hasan
kondisi kaum Muslimin (Hasan Al Banna, Al Banna, 2012).
2012). 11.
Hasan Al Banna menawarkan Islam
sebagai solusi kebangkitan ekonomi umat. Pemikiran Hasan Al Banna Mengenai
Islam telah meletakkan dasar-dasar konsep Paham-paham Ideologi
ekonomi yang lentur sehingga andai saja Mengenai berbagai isme (ideologi)
kaum Muslimin menguasai dan menerap- Hasan Al Banna bersikap pertengahan.
kannya dengan benar, maka semua persoa- Maksudnya, yang sesuai dengan dakwah
lan ekonomi umat akan teratasi. maka akan disambut, sedangkan yang tidak
Kaidah-kaidah sistem ekonomi Islam sesuai, maka berlepas diri darinya adalah
terangkum dalam poin-poin diantaranya: pilihan yang tepat.
1. Memandang harta yang halal sebagai Al Wathaniyah atau nasionalisme,
penopang penghidupan, sehingga harus mengenai paham ini Hasan Al Banna
gigih mendapatkannya, lalu mengatur menjelaskan bahwa paham nasionalisme
dan menginvestasikannya dengan baik. terbagi menjadi lima hal yang diringkas,
2. Mengharuskan setiap orang yang mam- yakni sebagaimana diterjemahkan: (Hasan
pu untuk bekerja dan berusaha. Al Banna, 2013).
3. Mengeksplorasi sumber-sumber kekaya 1. Wathaniyyatul haniini (nasionalisme
an alam dan harus memanfaatkan segala kerinduan), jika yang dimaksud nasio-
potensi dan bahan baku yang terdapat di nalisme olehpara penyerunya adalah
bumi. cinta tanah air, akrab dengannya, rindu
4. Mengharamkan pendapatan melalui kepadanya, dan ketertarikan pada hal
usaha-usaha kotor. di sekitarnya. Nasionalisme semacam
5. Memperkecil kesenjangan antara berba- ini adalah yang telah tertanam dalam
gai lapisan masyarakat hinga dapat fitrah manusia di satu sisi, dan sisi lain
menghilangkan fenomena kelompok kar diperintahkan oleh Islam. Dalilnya,
ya yang bergelimang harta dan kelom- Rasulullah saw., mendengar gambaran
tentang Makkah dari Ushail, tiba-tiba lagi. Sungguh telah kami terangkan
saja air mata beliau bercucuran, karena kepadamu ayat-ayat (kami), jika kamu
rindu padanya. Maka beliau berkata, memahami.” (QS. Ali Imran: 119).
“Wahai Ushail biarkan hati ini 4. Wathaniyyatul fathi (nasionalisme
tenteram.” pembebasan), jika nasionalisme yang
2. Wathaniyyatul hurriyyati wal ‘izzati mereka maksud adalah pembebasan
(nasionalisme kebebasan dan kehormat negara-negara dan kepemimpinan du-
an), jika nasionalisme yang mereka nia, maka Islam telah mewajibkan hal
maksud adalah keharusan bekerja tersebut dan mengarahkan para pembe
serius untuk membebaskan tanah air bas pada pemakmuran yang paling
dari penjajah, mengupayakan kemerde baik serta pembebasan yang paling
kaannya, serta menanamkan makna berkah. Dalilnya, “Dan perangilah
kehormatan dan kebebasan dalam jiwa mereka itu, sehingga tidak ada lagi
putra-putranya, maka kami bersama fitnah dan (sehingga) agama itu hanya
mereka dalam hal itu. Sebab Islam untuk Allah belaka.” (QS. Al Baqarah:
telah menegaskan perintah itu dengan 193).
setegas-tegasnya. Dalilnya firman 5. Wathaniyyatul hizbiyyati (nasionalis-
Allah, “Padahal kekuatan itu me kepartaian), jika nasionalisme yang
hanyalah bagi Allah, bagi Rasul-Nya, mereka maksud adalah memecah-be-
dan bagi orang-orang mukmin, tetapi lah umat menjadi kelompok-kelompok
orang-orang munafik itu tidak yang saling bermusuhan, memendam
mengetahui.” (QS. Al Munafiqun: 8), dendam, mencaci, melempar tuduhan,
dan, “Dan Allah sekali-kali tidak akan dan saling membuat tipu daya, juga
memberi jalan kepada orang-orang mendukung sistem buatan manusia
kafir untuk memusnahkan orang-orang yang dipandu syahwat, dihormat ambi-
beriman.” (QS An Nisa’: 141). si duniawi, dan ditafsirkan sesuai
3. Wathaniyyatul mujtama’I (nasionalis- kepentingan pribadi, nasionalisme se-
me kemasyarakatan), jika nasionalisme perti itu adalah nasionalisme palsu
yang mereka maksud adalah memper- yang tidak membawa kebaikan.
kuat ikatan antaranggota masyarakat di Batas nasionalisme yang dilontarkan
satu wilayah dan membimbing mereka Hasan Al Banna adalah aqidah, bukan batas
menemukan cara pemanfaatan kokoh- teritorial negara dan batasan geografis. Me-
nya ikatan untuk kepentingan bersama, nurut Hasan Al Banna, setiap jengkal tanah
maka kami juga sepakat dengan yang dihuni Muslim yang mengucapkan
mereka. Karena Islam menganggap itu syahadat, adalah tanah air kaum Muslimin
sebagai kewajiban dan tidak dapat yang berhak mendapatkan pengormatan,
ditawar. Dalilnya, Nabi saw., bersabda, penghargaan, kecintaan, ketulusan, dan
“Dan jadilah kamu hamba-hamba jihad demi kebaikannya.
Allah yang bersaudara.” Adapun da- Al Qaumiyyatu atau kebangsaan. Seba-
lam Al Quran, “Wahai orang-orang gaimana memahami nasionalisme, Hasan
yang beriman, janganlah kamu ambil Al Banna merinci paham kebangsaan seca-
menjadi teman kepercayaanmu orang- ra ringkas, sebagaimana diterjemahkan:
orang yang di luar kalanganmu (Hasan Al Banna, 2012).
(karena) mereka tidak henti-hentinya 1. Qaumiyyatul majdi (kebangsaan kejaya-
(menimbulkan) kemudharatan bagimu. an), jika yang dimaksud adalah bahwa
Mereka menyukai apa yang menyusah generasi penerus harus mengikuti para
kan kamu. Telah nyata kebencian dari pendahulunya dalam meniti tangga
mulut mereka, dan apa yang disembun kejayaan dan kebesaran, serta kecemer-
yikan oleh hati mereka lebih besar langan dan obsesi, juga menjadikan me-
reka sebagai teladan yang baik karena- Ikhwanul Muslimun. Di Ismailia, beliau
nya ada kesinambungan dan pewarisan, mendirikan sekolah khusus untuk wanita
maka prinsip seperti ini adalah keingin- yaitu sekolah Ummahatul Mukminin.
an baik dan indah yang selalu dianjur- Madrasah ini dibentuk setelah madrasah
kan, yakni menjadikan para pendahulu Ma’had Hira’ untuk laki-laki sudah mapan.
sebagai inspirasi semangat masa kini. Kurikulum dan metode yang digunakan
Dalilnya, Rasulullah bersabda, manusia bersifat Islami dan modern; memadukan
itu seperti tambang; yang terbaik di antara adab dan bimbingan Islam yang
antara mereka di masa jahiliyah adalah luhur terhadap para pemudi, kaum ibu, dan
juga yang terbaik di masa Islam, jika para istri dengan berbagai tuntutan modern,
mereka memahaminya.” berupa ilmu-ilmu teoritis dan praktis. Para
2. Qaumiyyatul ummati (kebangsaan guru yang mengajar adalah para guru
umat), jika yang dimaksud kebangsaan wanita yang oleh Hasan Al Banna digelari
adalah bahwa keluarga besar seseorang sebagai Fiqratul Akhwat Al Muslimat
atau umatnya itu lebih utama mendapat (Hasan Al Banna, 2013).
kebaikan dan baktinya, serta lebih Dalam pemikirannya, wanita adalah
berhak dengan kebajikan dan jihadnya, setengah masyarakat, bahkan ia adalah sete
maka ini benar. ngah bagian yang sangat mempengaruhi
3. Qaumiyyatul jaahiliyyatu (kebangsaan kehidupan masyarakat. Sebab, dia sekolah
jahiliyah), jika yang dimaksud kebang- pertama yang membentuk dan mencetak
saan adalah adalah menghidupkan tradi- generasi. Gambaran yang diterima anak
si jahiliyah yang sudah lapuk, membang dari ibunya sangat menentukan nasib
kitkan kenangan using yang sudah bangsa dan orientasi umat. Disamping itu,
terlupakan, menghapus peradaban baru wanita memberi pengaruh yang pertama
yang bermanfaat dan telah mapan, me- bagi kehidupan pemuda maupun kaum laik-
lepaskan ikatan Islam dengan alasan laki (Hasan Al Banna, 2013).
demi kebangsaan dan kebanggaan deng- Islam telah meninggikan kedudukan
an etnik, maka prinsip kebangsaan wanita, mengangkat harkatnya, dan meng-
dalam makna ini ialah buruk, tercela. anggapnya sebagai saudara laki-laki serta
4. Qaumiyyatul ‘udwaani (kebangsaan per- parter hidupnya. Maka, wanita adalah bagi-
musuhan), jika yang dimaksud kebangsa an dari laki-laki dan laki-laki bagian dari
an itu adalah membanggakan ras, hingga wanita. Islam mengakui hak-hak pribadi
melecehkan ras lain, memusuhinya, dan wanita secara sempurna, hak-hak sipilnya
mengorbankannya demi eksistensi serta secara sempurna, dan hak-hak politiknya
kejayaan suatu bangsa, maka ini juga secara sempurna.
makna tercela dan sama sekali tidak Islam telah mengatur hubungan laki-
memiliki nilai kemanusiaan. laki dan perempuan secara komprehensif,
Kebangsaan yang dipahami Hasan Al menjaga harga diri mereka, dan melindungi
Banna adalah afiliasi universal, yaitu per- mereka dari fitnah yang dihembuskan oleh
saudaraan antar suku bangsa, saling meno- musuh-musuhnya. Hasan Al Banna berpen-
long antar berbagai jamaah, dan membasmi dapat tidak memperbolehkan wanita untuk
berbagai ambisi yang didasari fanatisme di terjun ke dalam politik praktis kecuali da-
mana apinya telah mengobarkan perpecah- lam keadaan darurat diukur sesuai dengan
an dan permusuhan di antara berbagai umat kadarnya dan pekerjaan itu tidak boleh
(Hasan Al Banna, 2012). menjadi peraturan umum. Karena tugas
Pemikiran Hasan Al Banna Mengenai utamanya yaitu mendidik generasi-generasi
Gender sesuai dengan ajaran agama Islam
Hasan Al Banna sangat memperhati- (Muhammad Abdul Qadir, 2005).
kan kaum wanita sejak awal mendirikan
isinya adalah kebahagiaan dunia dan kebi- agar mereka bisa menyuarakan dakwah
jakan akhirat (Hasan Al Banna, 2012). secara lantang dari atasnya, agar dakwah
Selain ia menolak anggapan bahwa mereka bisa sampai kepada para wakil
Islam tidak membahas masalah politik dan umat Islam dalam lingkup resmi dan terba-
mengatakan bahwa orang-orang yang tas setelah sebelumnya dakwah mereka
berkata seperti itu telah menzalimi diri sudah berkembang dan sampai kepada
sendiri dan pengetahuannya terhadap Is- umat itu sendiri dalam lingkup masyarakat
lam. Kesalahan kaum Muslimin pada saat umum. Oleh karena itu, Maktab Al Irsyad
ini adalah melupakan Islam dan memisah- Al ‘Am memutuskan agar ikhwan ikut da-
kan urusan agama dari politik, walaupun lam pemilihan umum anggota parlemen.
secara teori Hasan Al Banna tidak bisa Hasan Al Banna kemudian terpilih
memungkiri bahwa undang-undang yang menjadi calon anggota legislatif pada
ada (dalam hal ini undang-undang Mesir) pemilihan umum 1942, namun atas tekanan
menegaskan bahwa agama resmi negara Inggris, An Nahhas Pasha meminta beliau
adalah Islam. mengundurkan diri dari pencalonan. Hasan
Diantara teori politik yang dikembang- Al Banna menyetujuinya setelah ada kese-
an oleh Hasan Al banna adalah teori politik pakatan penghapusan prostitusi illegal,
bagi ahli sunnah sebagaimana diungkap Dr. kewajiban menggunakan bahasa Arab di se
Muhammad Abdul Qadir Abu Faris yaitu luruh perusahaan, mengizinkan ikhwan un-
ketika menyatakan dengan sangat tegas tuk melakukan aktivitasnya kembali serta
bahwa seorang pejabat dalam pemerintah menerbitkan surat kabar untuk kalagan
Islam jika tidak dapat melaksanakan tugas- internal. Pada masa pemerintahan Ahmad
tugasnya, tidak mendengarkan nasehat- Mahir, Hasan Al Banna terpilih menjadi
nasehat dari ahlul hali wal Aqdi dan tidak calon anggota parlemen kembali.
mendengarkan seruan untuk meluruskan Terjunnya Hasan Al Banna ke dalam
penyimpangan-penyimpangannya maka politik praktis melahirkan komentar-
pejabat itu harus dicopot (Muhammad komentar negatif, beliau kemudian menulis
Abdul Qadir Abu Faris, 2011). sebuah risalah yang diberi judul Risalatul
Pada awalnya, gerakan Ikhwanul Ikhwani wal intikhabats (Risalah Ikhwan
Muslimun tidak langsung terjun ke dalam dan Pemilihan Umum). Beliau menjelaskan
politik praktis di Mesir waktu itu. Perbaik- pemikirannya kepada Hai’ah Ta’sisiyah
an-perbaikan yang dilakukan oleh Hasan Al (Dewan Pendiri Ikhwan). Dalam penjelas-
Banna dan gerakannya, terfokus untuk annya, beliau menyebutkan alasan orang
perbaikan kultural, demikian marhalah yang menginginkan agar ikhwan ikut dalam
(tahapan) dakwah yang dilakukan, hingga pemilihan umum dan alasan orang yang
setelah masyarakat dapat dikondisikan, dan tidak menginginkan ikhwan terlibat dalam
anggota-anggotanya telah memahami deng pemilihan umum. Setelah itu, Hai’ah
an sebaik-baiknya tujuan gerakan ini, Ta’sisiyah memutuskan agar ikhwan masuk
Hasan Al Banna mengumunkan secara res- dan terlibat dalam pemilihan umum.
mi pada muktamar keenam Ikhwanul Mus- Ketika Hasan Al Banna menyatakan
limin pada bulan Zulhijjah 1361 hijriyah Islam sebagai solusi, ia tidak menganggap
atau bulan Januari 1941 masehi, bahwa sistem pemerintahan di negara-negara saat
Ikhwanul Muslimun ikut serta dalam pemi- ini bukan negara Islam, namun menyadari
lihan umum anggota parlemen. Melalui dengan sebenar-benarnya bahwa telah
Ikhwanul Muslimun, Hasan Al Banna banyak tejadi penyimpangan yang sangat
mengatakan: serius terhadap Islam dan undang-
Sudah seharusnya bagi ikhwan untuk undangnya. Sehingga ia terdorong dan
menggetarkan mimbar perlemben dengan berupaya untuk memperbaikinya (Amer
para orator dan dai’i-da’inya. Tujuannya Syaamkh, 2011).
Dalam risalah Nahwanuur (Menuju Islam tidak ada perbedaan dalam hal-hal
Cahaya) yang Hasan Al Banna tulis untuk prinsip, sementara perbedaan dalam hal-hal
Raja Faruq dan perdana menteri Mesir saat furu’ tidaklah membahayakan. Dan ketiga,
itu Mustaafa Nahhas Pasha, ia menjelaskan ihtiraamu iradatil ummati (menghormati
secara panjang lebar mengenai keunggulan aspirasi masyarakat) karena diantara hak
sistem Islam yang dapat diringkas sebagai umat Islam adalah mengawasi roda peme-
berikut. Islam sebagai solusi dari perbaikan rintahan dan aktif bermusyawarah berke-
pemerintahan, dan menjadi ruh yang meng- nan sesuatu yang dipandang baik (Hasan Al
gerakannya, karena Islam dapat membang- Banna, 2012).
kitkan kebanggaan dan kecintaan umat Sistem Islam dalam makna ini, menu-
pada tanah airnya, menjalin persatuan yang rut Hasan Al Banna tidak mementingkan
selama ini terceraiberaikan oleh berbagai bentuk atau nama, selama kaidah-kaidah
perbedaan pendapat. Islam dapat melahir- pokok tadi terwujudkan, di mana tidak
kan rasa patriotisme di dalam jiwa masya- mungkin suatu hukum akan tegak tanpanya,
rakatnya. dan selama diterapkan secara tepat hingga
Yang dimaksud pemerintahan dalam dapat menjaga keseimbangan satu sama
Islam, menurut Hasan Al Banna dalam lain. Beliau memberikan contoh bahwa
Risalah Nizamul Hukama: sistem ini pernah terwujud sempurna pada
Islam yang hanif ini mengharuskan masa Khulafaur Rasyidin.
pemerintahannya menjadi salah satu pene- Hasan Al Banna tidak mempermasa-
gak dari beberapa penegak sistem sosial salahkan sistem pemerintahan, apakah itu
yang hadir untuk umat manusia. Islam ti- sistem parlementer (wizaaratut tafwiidh)
dak mentolelir kekacauan, dan tidak mem- ataukah sistem presidensial (wizaratut
berikan umat hidup tanpa pemimpin. tanfiidz) selama sistem tersebut sanggup
Rasulullah saw., bersabda kepada sahabat memikul tugas-tugas yang disyariatkan
nya, “Jika engkau berada di sebuah negeri oleh Islam.
yang tidak ada kepemimpinan di dalamnya, Mengenai Khilafah, Hasan Al Banna
maka tinggalkan negeri itu.” dalam hadits berpendapat Khilafah adalah lambing kesa-
lain, Rasul bersabda, “Jika kalian bertiga, tuan Islam dan bukti adanya keterikatan
angkatlah salah seorang di antara kalian antarbangsa Muslim. Ia merupakan identi-
sebagai pemimpin.” (Hasan Al Banna, tas Islam yang wajib dipikirkan dan diper-
2012). hatikan oleh kaum Muslimin. Khalifah
Ia menyitir kalimat Imam Al Ghazali, adalah tempat rujukan bagi pemberlakuan
“Ketahuilah bahwa syariat itu pondasi, sebagian besar hukum dalam agama Islam.
dan raja itu penjaganya. Sesuatu yang Oleh karena itu para sahabat lebih mendahu
tidak ada pondasinya pasti akan hancur, lukan penanganannya daripada mengurus
dan sesuatu yang tidak ada penjaganya dan memakamkan jenazah Nabi saw.,
niscaya akan hilang.” sampai mereka benar-benar menyelesaikan
Ada tiga tiang penyangga pemerintah- tugas tersebut. Bahkan, melalui Ikhwanul
an dalam Islam menurut Hasan Al Banna: Muslimun, Hasan Al Banna menjadikan
Pertama, mas’uliyatul haakimi (tang- upaya untuk mengembalikan eksistensi
gung jawab pemerintah) dalam hal ini khilafah sebagai agenda utama dalam
pemerintah bertanggungjawab kepada manhajnya (Hasan Al Banna, 2012).
Allah dan rakyatnya, ia adalah pelayan dan Ustadz Rappung Samuddin memberi-
pekerja bagi rakyat yang menjadi tuannya. kan penjelasan yang ringkas mengenai
Kedua, Wahdatul ummati (kesatuan alasan, “Para sahabat lebih mendahulukan
masyarakat) dalam hal ini umat Islam penanganannya daripada mengurus dan
adalah umat yang satu karena ukhuwah memakamkan jenazah Nabi saw.,” ada dua
adalah salah satu landasan iman, bagi umat ulasannya sebagai berikut:
Perlu diketahui bahwa di antara atur- mendesak dan darurat dalam sebuah nega
an politik yang mengakar dalam masyara- ra yang baru terbentuk, yaitu menegakkan
kat Arab sebelum diutusnya Nabi, pengang dan mengangkat pemimpin kaum Muslimin
katan pemimpin dalam setiap kabilah atau pada saat wafatnya Nabi saw.
jama’ah yang disebut sebagai Al Sayyid Kedua, kondisi kota Madinah saat itu
atau Syaikh Kabilah, yang bertugas menja tidak dalam keadaan aman. Ketika
ga persatuan, mengatur utusan mereka, Rasulullah saw., wafat, banyak orang
memimpin peang, menyambut utusan murtad, Yahudi dan Nasrani mulai mengge
(duta), mengikat perjanjian damai dan liat dan mencari kesempatan berperang,
selainnya, hingga jika mereka wafat secara kemunafikan mulai tampak. Jadi untuk men
otomatis berpindah pada orang lain yang jaga maslahat agama, negara, serta kaum
menggantikan posisinya. Perhatian besar Muslimin dari berbagai ancaman dan
dalam hal mengangkat pemimpin yang makar-makar musuh Islam disegerakan
akan mengurus persoalan-persoalan Ma- memilih pemimpin (Rappung Samudin,
nusia yang ada pada aturan politik bangsa 2013).
Arab sebelum kenabian tersebut, mendapat Adapun mengenai langkah-langkah
perhatian besar dari Nabi saw., yang ke- untuk mengembalikan eksistensi khilafah,
mudian disaksikan oleh para sahabat selain yang tertera dalam maratibul ‘amal,
tatkala negara Islam tegak di kota Hasan Al Banna kembali meringkasnya
Madinah. Nabi saw., senantiasa menunjuk menjadi tiga poin penting, yaitu:
seseorang sebagai pemimpin dlam setiap 1. Harus ada kerja sama yang sempurna
pengiriman pasukan-pasukan kecil kendati antara bangsa-bangsa Muslim, menyang
jumlah mereka sedikit serta waktu keluar- kut masalah wawasan, sosial, dan ekono
nya sangat pendek. Bahkan, tatkala beliau mi.
khawatir akan tejadi sesuatu yang buruk 2. Setelah itu membentuk persekutuan dan
terhadap pasukan kaum Muslimin dalam koalisi, serta menyelenggarakan berba-
perang Mut’ah, beliau lantas mempersiap- gai pertemuan dan muktamar di antara
kan tiga nama yang bakal saling menggan negara-negara tersebut.
tikan dalam kepemimpinan. Demikian pu- 3. Setelah itu membentuk persekutuan
la, beliau tidak pernah meninggalkan bangsa-bangsa Muslim. Jika hal itu bisa
Madinah melainkan setelah menunjuk diwujudkan dengan sempurna, akan di-
salah seorang yang mewakili beliau untuk hasilkan sebuah kesepakatan untuk
sementara waktu sebagai pemimpin. mengangkat pemimpin yang satu, dima-
Semisal perhatian akan pengaturan politik na ia merupakan penengah, pemersatu,
tersebut dilakukan oleh Rasulullah saw., penentram hati, dalam naungan Allah di
dalam negara Islam, dalam kondisi-kondisi muka bumi (Hasan Al Banna, 2012).
yang mungkin saja bukan darurat, meng-
uatkan dalam benak para sahabat akan
kewajiban untuk bersegera dalam personal
an yang dikategorikan urusan paling
Abu Faris, Muhammad Abdul Qadir, Dr., Fiqih Politik Hasan Al Banna. Media Insani
Publishing, Solo, 2011.
Amin, Jum’ah., Ats Tsawabit wal Mutaghayyirat: Konsep Permanen dan Fleksibel
Dakwah Ikhwan. Al I’tishom, Jakarta, 2011.
Al Banna, Hasan., Mudzakkiratud Da’wah wad Da’iyah. Era Adicitra Intermedia, Solo,
2013.
Al Banna, Hasan., Majmu’atur Rasail: Kumpulan Risalah Dakwah Hasan Al Banna jilid
1. Al I’tishom, Jakarta, 2012.
Al Banna, Hasan., Majmu’atur Rasail: Kumpulan Risalah Dakwah Hasan Al Banna jilid
2. Al I’tishom, Jakarta, 2012.
Al Banna, Hasan., Majmu’atur Rasail: Kumpulan Risalah Dakwah Hasan Al Banna jilid
3. Al I’tishom, Jakarta, 2012.
Al Banna, Hasan., Majmu’atur Rasail: Kumpulan Risalah Dakwah Hasan Al Banna jilid
4. Al I’tishom, Jakarta, 2013.
Hawwa, Sa’id., Fi Afaqi Ta’alim: Studi Analitis atas Konsep Dakwah Hasan Banna
dalam Risalah Ta’alim. Era Intermedia, Solo, 2005
Hawwa, Sa’id., Tarbiyah Ruhiyah Konsep Pembersihan Hati Aktivis Dakwah. Era
Adicitra Intermedia, Solo, 2010.
Lapidus, Ira M., Sejarah Sosial Ummat Islam Bagian Ketiga. RajaGrafindo Persada,
Jakarta, 2000.
Nurdi, Herry., Perjalanan Meminang Bidadari: Kisah Luarbiasa 10 Tokoh Syahid
Modern. Lingkar Pena Publishing House, Jakarta, 2011.
Ar Rasyid, Muhammad Ahmad., Tadzkiratun Naqib. Robbani Press, Jakarta, 2015.
Ridha, Abu., Islam dan Politik Mungkinkah Bersatu?. Syaamil Cipta Media, Bandung,
2004.
Samuddin, Rappung, Fiqih Demokrasi, Gozian Press, Jakart, 2013.
As Sisiy, Abbas., Ikhwanul Muslimin dalam Kenangan. Gema Insani Press, Jakarta, 2001.
Sjafril, Akmal., Geliat Partai Dakwah Memasuki Ranah Kekuasaan. Afnan Publishing,
Jakarta, 2013.
Syamakh, Amer., Al Ikhwan Al Muslimun Siapa dan Apa yang Kami Inginkan. Era
Adicitra Intermedia, Solo, 2011.
Al Qaradhawi, Yusuf., Fiqh Negara. Robbani Press, Jakarta, 1997.
Al Qaradhawi, Yusuf . Tarbiyah Hasan Al Banna Dalam Jamaah Al Ikhwan Al Muslimun.
Robbani Press, Jakarta, 2005.
Quthb, Sayyid., Mengapa Saya Dihukum Mati?. Mizan, Bandung, 1987.
Etriadi *
ABSTRAK
Sebelum agama Islam masuk ke Indonesia, berbagai macam agama dan kepercayaan seperti
Animisme, Dinamisme, Hindu, dan Budha telah dianut oleh masyarakat Indoesia. Bahkan pada
abad 7-12 M di beberapa wilayah Indonesia telah berdiri kerajaan-kerajaan Hindu dan Budha.
Dalam tulisan ini akan dibahas beberapa poin penting antara lain: 1 Awal masuknya Islam di
Indonesia 2. Cara masuknya Islam di Indonesia 3. Perkembangan Islam di Beberapa Wilayah
Nusantara 4. Peranan Umat Islam dalam Mengusir Penjajah 5. Peranan Umat Islam dalam
upaya mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. 6. Peranan Organisasi-organisasi Islam dan
Partai-partai Politik Islam dalam perjuangan membela bangsa, Negara dan menegakkan Islam
di Indonesia.
*
Dosen IAIS Sultan Muhammad Syfiuddin Sambas
Jurnal Alwatzikhoebillah (Kajian Islam, Pendidikan, Ekonomi, dan Humaniora) - 35 -
IAIS Sambas Vol. 4 No. 1 Januari – Juni 2018
dan kerajaan Samudra Pasai di Aceh, Sulawesi selatan melakukan hal yang
maka makin ramailah para ulama dan sama sebagaimana yang dilakukan oleh
pedagang Arab datang ke Nusantara Demak di Jawa. Dan para Sultan di
(Indonesia). Disamping mencari keuntu- seluruh Nusantara melakukan
ngan duniawi juga mereka mencari ke- komunikasi, bahu membahu dan tolong
untungan rohani yaitu dengan menyiar- menolong dalam melindungi dakwah
kan Islam. Artinya mereka berdagang Islam di Nusantara. Keadaan ini menjadi
sambil menyiarkan agama Islam. cikal bakal tumbuhnya negara nasional
b. Kultural. Artinya penyebaran Islam di Indonesia dimasa mendatang.
Indonesia juga menggunakan media-
media kebudayaan, sebagaimana yang Perkembangan Islam di Beberapa
dilakukan oleh para wali sanga di pulau Wilayah Nusantara
jawa. Misalnya Sunan Kali Jaga dengan Di Sumatra Kesimpulan hasil seminar
pengembangan kesenian wayang. Ia di Medan tersebut di atas, dijelaskan bahwa
mengembangkan wayang kulit, mengisi wilayah Nusantara yang mula-mula
wayang yang bertema Hindu dengan dimasuki Islam adalah pantai barat pulau
ajaran Islam. Sunan Muria dengan peng Sumatra dan daerah Pasai yang terletak di
embangan gamelannya. Kedua kesenian Aceh utara yang kemudian di masing-
tersebut masih digunakan dan digemari masing kedua daerah tersebut berdiri
masyarakat Indonesia khususnya jawa kerajaan Islam yang pertama yaitu kerajaan
sampai sekarang. Sedang Sunan Giri Islam Perlak dan Samudra Pasai. Di Jawa
menciptakan banyak sekali mainan Benih-benih kedatangan Islam ke tanah
anak-anak, seperti jalungan, jamuran, Jawa sebenarnya sudah dimulai pada abad
ilir-ilir dan cublak suweng dan lain-lain. pertama Hijriyah atau abad ke 7 M. Hal ini
c. Pendidikan Pesantren. Pendidikan dituturkan oleh Prof. Dr. Buya Hamka
pesantren merupakan salah satu lembaga dalam bukunya Sejarah Umat Islam, bahwa
pendidikan yang paling strategis dalam pada tahun 674 M sampai tahun 675 M.
pengembangan Islam di Indonesia. Cara sahabat Nabi, Muawiyah bin Abi Sufyan
da’i dan muballig yang menyebarkan pernah singgah di tanah Jawa (Kerajaan
Islam diseluruh pelosok Nusantara Kalingga) menyamar sebagai pedagang.
adalah keluaran pesantren. Datuk Bisa jadi Muawiyah saat itu baru
Ribandang yang mengislamkan kerajaan penjajagan saja, tapi proses dakwah
Gowa-Tallo dan Kalimantan Timur selanjutnya dilakukan oleh para da’i yang
adalah keluaran pesantren Sunan Giri. berasal dari Malaka atau kerajaan Pasai
Santri-santri Sunan Giri menyebar ke sendiri. Sebab saat itu lalu lintas atau jalur
pulau-pulau seperti Bawean, Kangean, hubungan antara Malaka dan Pasai disatu
Madura, Haruku, Ternate, hingga ke pihak dengan Jawa dipihak lain sudah
Nusa Tenggara. Dan sampai sekarang begitu pesat (Masykuri, Abdillah, 2003).
pesantren terbukti sangat strategis dalam Adapun gerakan dakwah Islam di
memerankan kendali penyebaran Islam Pulau Jawa selanjutnya dilakukan oleh para
di seluruh Indonesia. Wali Sanga, yaitu sbb: Maulana Malik
d. Kekuasaan Politik. Artinya penyebaran Ibrahim atau Sunan Gresik. Beliau dikenal
Islam di Nusantara, tidak terlepas dari juga dengan sebutan Syeikh Magribi. Ia
dukungan yang kuat dari para Sultan. Di dianggap pelopor penyebaran Islam di
pulau Jawa, misalnya kesultanan Jawa. Beliau juga ahli pertanian, ahli tata
Demak, merupakan pusat dakwah dan negara dan sebagai perintis lembaga
menjadi pelindung perkembangan pendidikan pesantren. Wafat tahun 1419
Islam. Begitu juga raja-raja lainnya di M.(882 H) dimakamkan di Gapura Wetan
seluruh Nusantara. Raja Gowa-Tallo di Gresik Raden Ali Rahmatullah (Sunan
Ampel). Dilahirkan di Aceh tahun 1401 M. Sunan Ampel, adik Sunan Bonang).
Ayahnya orang Arab dan ibunya orang Dakwah beliau terutama dalam bidang
Cempa, ia sebagai mufti dalam mengajar- sosial. Beliau juga mengkader para da’i
kan Islam tak kenal kompromi dengan yang berdatangan dari berbagai daerah,
budaya lokal. Wejangan terkenalnya Mo antara lain dari Ternate dan Hitu Ambon.
Limo yang artinya menolak mencuri, Syarif Hidayatullah. Nama lainnya adalah
mabuk, main wanita, judi dan madat, yang Sunan Gunung Jati yang kerap kali
marak dimasa Majapahit. Beliau wafat di dirancukan dengan Fatahillah, yang menen-
desa Ampel tahun 1481 M. Jasa-jasa Sunan tukannya sendiri. Ia memiliki keSultanan
Ampel. Mendirikan pesantren di Ampel sendiri di Cirebon yang wilayahnya sampai
Denta, dekat Surabaya. Dari pesantren ini ke Banten. Ia juga salah satu pembuat
lahir para mubalig kenamaan seperti : sokoguru masjid Demak selain Sunan
Raden Paku (Sunan Giri), Raden Fatah Ampel, Sunan Kalijaga dan Sunan Bonang.
(Sultan Demak pertama), Raden Makhdum Keberadaan Syarif Hidayatullah dengan
(Sunan Bonang), Syarifuddin (Sunan kesultanannya membuktikan ada tiga
Drajat) dan Maulana Ishak yang pernah kekuasaan Islam yang hidup bersamaan
diutus untuk menyiarkan Islam ke daerah kala itu, yaitu Demak, Giri dan Cirebon.
Blambangan. Berperan aktif dalam mem- Hanya saja Demak dijadikan pusat dakwah,
bangun Masjid Agung Demak yang pusat studi Islam sekaligus kontrol politik
dibangun pada tahun 1479 M. para wali. Sunan Kudus.
Mempelopori berdirinya kerajaan Islam Nama aslinya adalah Ja’far Sadiq.
Demak dan ikut menobatkan Raden Patah Lahir pada pertengahan abad ke 15 dan
sebagai Sultan Sunan Giri (Raden Aenul wafat tahun 1550 M. (960 H). Beliau
Yaqin atau Raden Paku) Ia putra Syeikh berjasa menyebarkan Islam di daerah kudus
Yakub bin Maulana Ishak. Ia sebagai ahli dan sekitarnya. Ia membangun masjid
fiqih dan menguasai ilmu Falak. Dimasa menara Kudus yang sangat terkenal dan
menjelang keruntuhan Majapahit, ia merupakan salah satu warisan budaya
dipercaya sebagai raja peralihan sebelum Nusantara. Sunan Muria. Nama aslinya
Raden Patah naik menjadi Sultan Demak. Raden Prawoto atau Raden Umar Said
Ketika Sunan Ampel wafat, ia mengganti- putra Sunan Kalijaga. Beliau menyebarkan
kannya sebagai mufti tanah Jawa. Sunan Islam dengan menggunakan sarana
Bonang (Makhdum Ibrahim). Putra Sunan gamelan, wayang serta kesenian daerah
Ampel lahir tahun 1465. Sempat menimba lainnya. Beliau dimakamkan di Gunung
ilmu ke Pasai bersama-sama Raden Paku. Muria, disebelah utara kota Kudus. Raja-
Beliaulah yang mendidik Raden Patah. raja Maluku yang masuk Islam seperti :
Beliau wafat tahun 1515 M. Sunan Raja Ternate yang bergelar Sultan Mahrum
Kalijaga (Raden Syahid). Ia tercatat paling (1465-1486). Setelah beliau wafat
banyak menghasilkan karya seni digantikan oleh Sultan Zaenal Abidin yang
berfalsafah Islam. Ia membuat wayang kulit sangat besar jasanya dalam menyiarkan
dan cerita wayang Hindu yang diislamkan. Islam di kepulauan Maluku, Irian bahkan
Sunan Giri sempat menentangnya, karena sampai ke Filipina. Raja Tidore yang
wayang Beber kala itu menggambarkan kemudian bergelar Sultan Jamaluddin. Raja
gambar manusia utuh yang tidak sesuai Jailolo yang berganti nama dengan Sultan
dengan ajaran Islam. Kalijaga mengkreasi Hasanuddin. Pada tahun 1520 Raja Bacan
wayang kulit yang bentuknya jauh dari masuk Islam dan bergelar Zaenal Abidin.
manusia utuh. Ini adalah sebuah usaha
ijtihad di bidang fiqih yang dilakukannya
dalam rangka dakwah Islam. Sunan Drajat.
Nama aslinya adalah Syarifudin (putra
Peranan Umat Islam dalam Mengusir seorang Islam yang taat. Tulisan tentang
Penjajah Thomas Mattulessy hanyalah omong
Ketika kaum penjajah datang, Islam kosong. Tokoh Thomas Mattulessy yang
sudah mengakar dalam hati bangsa ada adalah Kapten Ahmad Lussy atau Mat
Indonesia, bahkan saat itu sudah berdiri Lussy, seorang Muslim yang memimpin
beberapa kerajaan Islam, seperti Samudra perjuangan rakyat Maluku melawan
Pasai, Perlak, Demak dan lain-lain. Jauh penjajah. Demikian pula Sisingamangaraja
sebelum mereka datang, umat Islam XII menurut fakta sejarah adalah seorang
Indonesia sudah memiliki identitas bendera Muslim. Semangat jihad yang
dan warnanya adalah merah putih. Ini dikumandangkan para pahlawan semakin
terinspirasi oleh bendera Rasulullah saw. terbakar ketika para penjajah berusaha
Yang juga berwarna merah dan putih. menyebarkan agama Nasrani kepada
Rasulullah saw pernah bersabda:” Allah bangsa Indonesia yang mayoritas sudah
telah menundukkan pada dunia, timur dan beragama Islam yang tentu saja dengan
barat. Aku diberi pula warna yang sangat cara-cara yang berbeda dengan ketika Islam
indah, yakni Al-Ahmar dan Al-Abyadl, datang dan diterima oleh mereka, bahwa
merah dan putih “. Begitu juga dengan Islam tersebar dan dianut oleh mereka
bahasa Indonesia. Tidak akan bangsa ini dengan jalan damai dan persuasif yakni
mempunyai bahasa Indonesia kecuali lewat jalur perdagangan dan pergaulan
ketika ulama menjadikan bahasa ini bahasa yang mulia bahkan wali sanga
pasar, lalu menjadi bahasa ilmu dan menyebarkannya lewat seni dan budaya.
menjadi bahasa jurnalistik. Beberapa ajaran Para da’i Islam sangat paham dan
Islam seperti jihad, membela yang menyadari akan kewajiban menyebarkan
tertindas, mencintai tanah air dan membas- Islam kepada orang lain, tapi juga mereka
mikezaliman adalah faktor terpenting sangat paham bahwa tugasnya hanya
dalam membangkitkan semangat melawan sekedar menyampaikan. Hal ini sesuai
penjajah. Bisa dikatakan bahwa hampir dengan Q.S. Yasin ayat 17:”Tidak ada
semua tokoh pergerakan, termasuk yang kewajiban bagi. Di bawah ini hanya
berlabel nasionalis radikal sekalipun sebagian kecil contoh atau bukti sejarah
sebenarnya terinspirasi dari ruh ajaran perjuangan umat Islam Indonesia dalam
Islam (M. Syafi’I, Anwar, 1997). mengusir penjajah.
Sebagai bukti misalnya Ki Hajar 1. Penjajah Portugis Kaum penjajah
Dewantara (Suwardi Suryaningrat) tadinya yang mula-mula datang ke Nusantara ialah
berasal dari Sarekat Islam (SI); Soekarno Portugis dengan semboyan Gold (tambang
sendiri pernah jadi guru Muhammadiyah emas), Glory (kemulyaan, keagungan), dan
dan pernah nyantri dibawah bimbingan Gospel (penyebaran agama Nasrani).
Tjokroaminoto bersama S.M Kartosuwiryo Untuk menjalankan misinya itu Portugis
yang kelak dicap sebagai pemberontak berusaha dengan menghalalkan semua cara.
DI/TII; RA Kartini juga sebenarnya Apalagi saat itu mereka masih menyimpan
bukanlah seorang yang hanya memperjua- dendamnya terhadap bangsa Timur (Islam)
ngkan emansipasi wanita. Ia seorang pejua- setelah usai Perang Salib.
ng Islam yang sedang dalam perjalanan me- 2. Penjajah Belanda Belanda pertama
nuju Islam yang kaaffah. Ketika sedang kali datang ke Indonesia tahun 1596
mencetuskan ide-idenya, ia sedang beralih berlabuh di Banten dibawah pimpinan
dari kegelapan (jahiliyah) kepada cahaya Cornelis de Houtman, dilanjutkan oleh Jan
terang (Islam) atau minaz-zulumati ilannur Pieterszoon Coen menduduki Jakarta pada
(habis gelap terbitlah terang). Patimura tanggal 30 Mei 1619 serta mengganti nama
seorang pahlawan yang diklaim sebagai Jakarta menjadi Batavia. Tujuannya sama
seorang Nasrani sebenar-nya dia adalah dengan penjajah Portugis, yaitu untuk
diyah antara lain: Sosial. Dalam bidang keagamaan yang dipelopori oleh para ula-
sosial Muhammadiyah mendirikan: 1. ma atau kiyai. Mereka itu ialah K.H.
Panti asuhan untuk anak yatim piatu. 2. Hasyim Asy’ari, K.H.Wahab Hasbullah,
Bank Syari’ah untuk membantu pengusaha K.H.Bisri Syamsuri, K.H.Mas Alwi, dan
lemah. 3. Organisasi wanita yang bernama K.H.Ridwan. Lahir di Surabaya pada
Aisiyah dan organisassi kepanduan Hizbul tanggal 31 Januari 1926 dan kini menjadi
wathan, Pemuda Muhammadiyah, Ikatan salah satu organisai dan gerakan Islam
Mahasiswa Muhammadiyah, dan ikatan terbesar di tanah air. Bertujuan mengupaya
Pelajar Muhammadiyah Pendidikan. kan berlakunya ajaran Islam yang berhalu-
Dalam bidang pendidikan, Muhammadiyah an Ahlussunnah Waljama’ah dan penganut
mendirikan lembaga- lembaga pendidikan salah satu dari empat mazhab fiqih (Imam
mulai dari TK sampai perguruan tinggi Hanafi, Imam Syafi’i, Imam Hambali dan
(Darsono dkk, 2013). Imam Maliki). Pada mulanya NU ini tidak
Data tahun 1985 Muhammadiyah mencampuri urusan politik. Ia lebih
sudah memiliki 12400 lembaga pendidikan memfokuskan diri pada pengembangan dan
yang terdiri dari 37 perguruan tinggi dan pemantapan paham keagamaannya dalam
sisanya adalah TK sampai SLTA. Tahun masyarakat yang saat itu sedang gencar-
1990 jumlah perguruan tinggi Muhamma- gencarnya penyebaran faham Wahabiyah
diyah bertambah menjadi 78 buah. Kesehat yang dianggap membahayakan paham ahli
an. Dalam bidang kesehatan Muhammadi- Sunnah Waljama’ah.
yah mendirikan Poliklinik, Rumah Sakit Hal ini tersirat dalam salah satu hasil
dan Rumah Bersalin. Data tahun 1990 telah keputusan kongresnya di Surabaya pada
memiliki 215 Rumah Sakit, Poliklinik dan bulan Oktober 1928. NU semakin
Rumah Bersalin. c. Al Irsyad Organisasi ini berkembang dengan cepat. Pada tahun 1935
berdiri tanggal 6 September 1914 di telah memiliki 68 cabang dengan anggota
Jakarta, dua tahun setelah Muhammadiyah 6700 orang. Pada kongres tahun 1940 di
berdiri, dan bisa dibilang sebagai sempalan Surabaya dinyatakan berdirinya organisasi
dari Jami’atul Khair. Diantara tokoh al- wanita NU atau Muslimat dan Pemuda
Irsyad yang terkenal adalah syeikh Ahmad Anshar. e. Majlis Islam A’la Indonesia
Surkati, berasal dari Sudan yang semula (MIAI) MIAI ini sebenarnya berdiri pada
adalah pengajar di Jami’atul Khair. Al masa pemerintahan Belanda, yaitu tanggal
Irsyad ini mengkhususkan diri dalam 21 September 1937 di Surabaya sebagai
perbaikan (pembaharuan) agama kaum organisasi federasi yang diprakarsai oleh
Muslimin khususnya keturunan Arab K.H. Mas Mansur, K.H. Ahmad Dahlan
Sebagian tokoh Muhammadiyah pada awal (Muhammadiyah), K.H. Wahab Hasbullah
berdirinya juga adalah kader-kader yang (NU) dan Wondoamiseno (PSII).
dibina dalam lembaga pendidikan AlIrsyad. Tujuan didirikan MIAI ini adalah agar
Saat itu al-Irsyad sudah memiliki Madrasah semua umat Islam mempunyai wadah
Awaliyah (3 tahun), Madrasah Ibtidaiyah (4 tempat membicarakan dan memutuskan
tahun), Madrasah Tajhiziyah (2tahun), dan semua soal yang dianggap penting bagi
Madrasah Mu’allimin yang dikhususkan kemaslahatan umat dan agama Islam.
untuk mencetak guru (Azumzrdi Azrz, Keputusan yang diambil MIAI harus
2004). dilaksanakan oleh semua organisasi yang
Al-Irsyad bergerak bukan hanya menjadi anggotanya. Pembentukan MIAI
dalam bidang pendidikan, tapi juga bidang- mendapat sambutan dari berbagai organisa-
bidang lain seperti rumah sakit, panti si Islam di Indonesia seperti PSII,
asuhan dan rumah yatim piatu. d. Nahdlatul Muhammadiyah, NU, Persis, dan organisa-
Ulama (NU) artinya kebangkitan para si-organisasi yang lebih kecil lainnya. Pada
ulama. Adalah sebuah Organisasi sosial
DAFTAR PUSTAKA
Darsono, dkk. Tonggak Sejarah Kebudayaan Islam Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri, 2013.
Daulay, Haidar Putra. Sejarah Pertumbuhan dan Pembaruan Pendidikan Islam di
Indonesia. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007.
Ali Daud, Muhammad, Asas-Asas Hukum Islam, Jakarta: Rajawali, 1991, Cet . ke-2 .
Antonio, Muhammad Syafi'I, Bank Syari'ah: Dari Teori ke Praktek, Jakarta: Gema Insani
Press, 2001.
Anwar, M. Syafi'i, Pemikiran dan Aksi Islam Indonesia: Sebuah Kajian Politik
tentang Cendekiawan Muslim Orde Baru, Jakarta: Paramadina, 1995.
Alwi Shihab, Akar Tasawuf Islam di Indonesia, Surabaya: Pustaka Iman, 2009.
Azyumardi Azra, Jaringan Global dan Lokal Islam Nusantara, Bandung: Mizan, 2002.
.--------------------, Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII
dan XVIII: Akar Pembaharuan Islam Indonesia, Jakarta: Kencana, 2004.
Dadan Wildan, (2002), Sunan Gunung Jati: Antara Fiksi dan Fakta, Bandung:
Humaniora.
Daliman, A., Islamisasi dan Perkembangan Kerajaan-Kerajaan Islam di Indonesia,
Yogyakarta: Ombak, 2012.
Faizal Arifin
Faizal.arifin@staff.unsika.ac.id
ABSTRAK
Freemasonry merupakan organisasi ‘rahasia’ yang termasuk dalam gerakan New Age
Movement. Organisasi ini didirikan di Inggris tahun 1717 dan kemudian menyebar ke seluruh
dunia sehingga tak sedikit tokoh dunia yang menjadi anggotanya. Pada tahun 1756 didirikan
Loge Agung Nederland sebagai awal terbentuknya Freemasonry di Belanda. Pengaruhnya
sampai ke Hindia Belanda dan loge mulai didirikan tahun 1767 dan 1769. Loge Agung
Nederland mencatat jumlah loge di Hindia Belanda pada masa ‘keemasan’-nya mencapai 25
loge dan 1.500 anggota perkumpulan. Peneliti menggunakan metode sejarah dengan
menghimpun sumber-sumber primer sezaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Freemasonry selain aktif di kota-kota besar juga terdapat di wilayah-wilayah kecil seperti
Karawang dengan sebutan “De Krawangsche Kring” atau “Vrijmetselaarkring Krawang” yang
melakukan berbagai aktifitas sejak 1926 sampai pendudukan Jepang. Kring Karawang
melaksanakan pertemuan rutin sejak didirikan dan pernah vakum pada tahun 1930-1933
sampai diangkat pengurus ‘baru’ yang berhasil mengaktifkan kembali kegiatan organisasi.
Berbagai pertemuan rutin tahunan atau bulanan dilaksanakan dengan beberapa tujuan yaitu
mengembangkan dan mengevaluasi organisasi di satu sisi, selain itu juga menyelenggarkan
diskusi dengan tema-tema seperti ilmu pengetahuan, okultisme, magis, misterius, supranatural
dan spiritual.
orang Islam dan elit pribumi Muslim tahun sebelumnya yaitu 1756 artinya sejak
menjadi target rekrutmen Freemasonry dan zaman VOC mereka telah eksis (Stevens,
banyak yang akhirnya menjadi anggota 2004). Pada masa ‘keemasan’-nya tahun
perkumpulan tersebut, maka hal ini merupa 1920-an sam-pai 1930, Loji Agung
kan tantangan bagi organisasi-organisasi Nederland mencatat jumlah loji di Hindia
Islam. Gerakan Freemasonry tak mewajib Belanda pernah mencapai jumlah 25 loji
kan pengikutnya berganti agama, sedang- dan 1.500 anggota perkumpulan, yang
kan zending dan missie telah jelas menjadi terdiri dari para priyayi atau menak, muslim
kan murtad bagi penganut Islam yang ‘abangan’, tokoh elit, pejabat dan pegawai
mengikutinay. Keterselubungan tujuan ini pemerintah maupun kalangan profesional.
lah yang menjadi kekhawatiran sehingga Pada abad ke-19, loji-loji mulai berdiri di
organisasi-organisasi Islam menampilkan berbagai daerah, diantaranya Semarang,
respon dalam berbagai bentuk ragam dan Surabaya, Batavia (Jakarta), Padang,
cara menghadapi tantangan tersebut. Jogjakarta, Rembang, Solo, Kota Raja
Studi komprehensif mengenai Freema- (Aceh), Makassar, Probolinggo, Medan,
sonry di Hindia Belanda yang membahas Buitenzorg (Bogor), Magelang, Bandung,
aspek sejarah sosial (masyarakat) sebagai Salatiga, Tegal, Malang, Blitar, Kediri,
genre sejarah yang mengkaji aspek kehi- Palembang, Purwokerto, dan Sukabumi.
dupan dan dinamika masyarakat perlu Selain daerah daerah yang telah disebutkan,
untuk dipaparkan. Penelitian Th. Stevens, Freemasonry juga berkembang di wilayah
termasuk perspektif insider yang meman- Karawang dan belum ada penelitian lebih
dang Freemasonry, dalam bukunya lanjut mengenai hal tersebut. Oleh karena
Tarekat Mason Bebas dan Masyarakat di itu perlu kajian Sejarah Lokal untuk
Hindia Belanda dan Indonesia 1764-1962 mengkaji eksistensi Freemasonry di
merupakan kajian komprehensif yang Karawang pada masa pra-kemerdekaan
bersumber pada sumber-sumber primer dan (Stevens, 2004).
sezaman. Th. Stevens menyimpulkan bah- Penelitian bertujuan untuk mengkaji
wa Vrijmetselarij telah berperan dalam eksistensi Freemasonry dalam cakupan se-
berbagai aspek kehidupan di Hindia Belan jarah lokal yaitu wilayah Karawang dengan
da sejak abad ke XVIII dan berkembang harapan dapat memberikan referensi
pesat pada abad ke XX (Stevens, 2004). tentang perkembangan Freemasonry pada
Penelitian yang penting disebutkan masa Hindia Belanda. Penelitian ini juga
selanjutnya adalah buku Teosofi, merupakan penelitian sejarah sosial yang
Nasionalisme, dan Elite Modern Indonesia mengkaji tentang gerakan masyarakat di-
yang ditulis oleh Iskandar P. Nugraha mana arus besar penulisan sejarah sebagian
(Iskandar P. Nugraha, 2011). Gerakan besar masih didominasi oleh historiografi
Teosofi merupakan ge rakan kebatinan yang berkaitan dengan tokoh-tokoh politik
yang berhubungan dengan Freemasonry. Ia saja. Oleh karena itu, kajian sejarah lokal
berkesimpulan bahwa Teosofi merupakan dan sejarah sosial diperlukan untuk mem-
cikal bakal pluralisme di Indonesia perkaya perspektif tentang sejarah Indone-
(termasuk pluralisme agama) yang telah sia pada masa pra-kemerdekaan.
melahirkan berbagai tokoh elit nasional. Peneliti memberikan batasan peneliti-
Keberadaan Freemasonry di Hindia an Freemasonry di Hindia Belanda yaitu
Belanda (sebutan untuk Indonesia pada mulai tahun 1926 sampai 1942. Oleh
masa penjajahan Belanda), dimulai sejak karena itu penelitian menggunakan metode
1767 dan 1769 dengan berdirinya Loji ‘La sejarah yaitu heuristik, ialah kegiatan
Fidele Sincerite' dan 'La Vertueuse’. menghimpun sumber-sumber sejarah yang
Namun sebenarnya menurut Carpentier menggunakan sumber primer sezaman. (A.
Alting, Freemasonry telah ada sepuluh Daliman, 2012). Diantara sumber yang
digunakan adalah berbagai arsip berupa Indonesia menjadi Tarekat Mason Bebas,
Naamlijst, adresboek, Almanak, ensiklope- sedangkan Abdurrachman Surjomihardjo
dia, katalog, buku atau majalah yang menyebutnya Gerakan Mason. Selain itu,
diterbitkan perkumpulan Freemasonry atau kelompok ini juga memiliki sebutan
yang berhubungan dengan objek penelitian Golongan Kemasona (Abdurracman
tersebut yang berasal dari tahun 1920-an Surjomiharjo, 2015).
sampai 1940-an. Kritik (verifikasi) yang Secara bahasa, Freemasonry berasal
terdiri atas kritik eksternal dan internal dari dua kata yaitu Free yang berarti bebas-
dengan tujuan meneliti apakah sumber- tidak terikat dan Masonry yang artinya
sumber itu sejati dalam bentuk maupun isi. tukang batu atau pembangun. Secara
Selanjutnya adalah tahapan Interpretasi, istilah, Freemasonry is the organization of
untuk memantapkan makna dan saling- the Freemasons and their beliefs and
hubungan dari fakta-fakta yang telah practices, definisi tersebut mengandung
diverifikasi. Tahap akhir dari metode dua makna yaitu pertama, Freemasonry
sejarah adalah historiografi yaitu penyajian merupakan organisasi para Freemason dan
hasil sistensis yang diperoleh dalam bentuk kedua, Freemasonry merujuk pada keper-
sebuah penulisan sejarah. cayaan-kepercayaan dan praktek-praktek
tertentu dari para Freemason. Jika Freema-
Perkembangan Freemasonry di Hindia sonry berkaitan dengan organisasi dan
Belanda kepercayaan sekaligus praktek tertentu,
Freemasonry merupakan perkumpulan maka Freemason merupakan individu dari
yang lahir dari rahim abad pencerahan organisasi tersebut (Collins Cobuild
Eropa. Dr. Th. Stevens, seorang peneliti Advanced Learner's Dictionary 5th
tentang gerakan ini, menerjemahkannya ke Edition).
dalam bahasa Indonesia menjadi Tarekat Tidak mudah mendefinisikan Freema-
Mason Bebas. Freemasonry didirikan di sonry dan Freemason, namun defisini
Inggris tahun 1717 melalui penggabungan Freemason yang disebutkan Oxford World
empat loge menjadi satu loge agung. Gerak Encyclopedia cukup lengkap memberikan
an yang dikenal dengan nama Freemasonry pemahaman awal sebelum lebih jauh mem-
ini kemudian menyebar ke seluruh dunia. bahas dan mendalaminya, oleh karena itu
Di Belanda pada tahun 1756 didirikan Loge akan dipaparkan sebagai membahas dan
Agung Nederland sebagai awal terbentuk- mendalaminya, oleh karena itu akan dipa-
nya Freemasonry. Pengaruh Freemasonry parkan dipaparkan sebagai berikut. Frema-
sampai Hindia Belanda namun secara son merupakan istilah bagi seorang anggota
formal dalam bentuk loge pada tahun 1767 dari sebuah organisasi persaudaraan Interna
dan 1769 dengan didirikannya Loge ‘La sional “Free and Accepted Masons”–
Fidele Sincerite' dan 'La Vertueuse'. Loge sebutan lain Freemasonry, dimana persau
Agung Nederland mencatat jumlah loge di daraan didasarkan dimana persaudaraan di
Hindia Timur (Dutch East Indies) pada dasarkan pada ikatan cinta (love), keyakin-
masa ‘keemasan’-nya mencapai 25 loge an (faith), dan kedermawanan (charity) dan
dan 1500 anggota perkumpulan (Stevens, setiap anggotanya dapat saling berkomuni-
2004). kasi melalui berbagai ritual dan sistem yang
Freemasonry merupakan perkumpulan rumit (elaborate ritual and systems) berupa
persaudaraan internasional ‘rahasia’. Vrij- tanda-tanda rahasia (secret signs), kata
met selarij merupakan serapan dalam baha sandi tertentu (password), bahkan sampai
sa Belanda dari istilah Freemasonry dalam cara berjabat tangan (handshakes) (Oxford
bahasa Inggris. Th. Stevens, seorang World Encyclopedia 1st Edition, 1998).
peneliti tentang perkumpulan ini, mengalih Sebagian besar ritual Freemasonry berda-
bahasakan Vrijmetselarij dalam bahasa sarkan pada anekdot dan ajaran moral yang
terdapat dalam Perjanjian Lama (Old Belanda, gambaran akan pertumbuhan loge
Testament) yang diilustrasikan-disimbol- telah didapatkan yaitu sejak tahun 1800an
kan dengan seperangkat alat yang diguna- sampai dengan 1940an. Pada tahun 1801 di
kan tukang batu atau pembangun: persegi Semarang berdiri loge ‘La Constante et
(the square) dan jangka (compasses). Fidele’, di Surabaya pada 1809 berdiri loge
Menurut Oxford World Encyclopedia, ‘De Vriendschap’, 1837 di Batavia berdiri
‘Free and Accepted Mason’ berasal dari loge ‘De Ster in het Oosten’, tahun 1858 di
dua kata, yaitu Free Masons dan Accepted Padang berdiri loge ‘Mata Hari’, di
Masons. Asal kata orisinal ‘Free masons’ Jogjakarta berdiri loge ‘Mataram’ tahun
biasanya dikaitkan dengan tukang batu 1870, 1871 di Rembang berdiri loge
terampil yang bekerja berpindah-pindah ‘Princes Frederik der Nederlanden’, di
(skilled itinerant stonemasons) pada abad Solo tahun 1872 berdiri loge ‘L’Union
14 M dan setelahnya yang berkarya mendi- Frederic Royal’, di Kota Raja (Aceh) tahun
rikan bangunan-bangunan penting dimana 1880 berdiri loge ‘Prins Frederik’, di
mereka kesemuanya menunjukkan keahlian Makassar berdiir loge ‘Arbeid Adelt’ tahun
melalui tanda-tanda rahasia. Sedangkan 1882, di Probolinggo tahun 1882 berdiri
‘Accepted Mason’ adalah anggota kehor- loge ‘Veritas’, di Medan tahun 1888 berdiri
matan (yang awalnya digunakan untuk loge ‘Deli’, di Buitenzorg (Bogor) berdiri
menyebut orang yang sangat terampil da- loge ‘Excelsior’ tahun 1891, di Magelang
lam mempelajari bidang arsitektur atau berdiri loge ‘Tidar’ tahun 1891, di Bandung
antiquarian) yang mulai diakui pada awal berdiri loge ‘St. Jan’ tahun 1896, di
abad 17. Seseorang yang menjadi Salatiga berdiri loge ‘Fraternitas’ tahun
‘Accepted Mason’ merupakan sesuatu ber- 1896, di Tegal berdiri tahun 1897 loge
gengsi, dimana sebelum akhir abad 17 ‘Humanitas’, di Malang berdiri loge
tujuan dari perkumpulan ini berorientasi ‘Malang’ tahun 1901, di Blitar berdiri loge
terutama di bidang sosial. Pada tahun 1717, ‘Blitar’ tahun 1906, loge ‘Het Zuiderkruis’
empat lodge Freemasonry bergabung berdiri di Batavia tahun 1918, di Kediri
membentuk sebuah lodge agung (Grand berdiri loge ‘De Dageraad’ tahun 1918, di
Lodge) di London, Inggris dengan sebuah Batavia berdiri loge ‘De Broederketen’
konsitusi dan ritual ‘baru’. Ordo atau sekte tahun 1919, di Palembang tahun 1932
Masonik dilarang keberadaannya oleh Ka- berdiri loge ‘Palembang’, di Purwokerto
tolik Roma, karena beberapa prinsip maso- berdiri loge ‘Serajoedal’ tahun 1933, di
nik dianggap bertentangan dengan doktrin- Sukabumi berdiri loge ‘De Hoeksteen’
doktrin gereja. tahun 1933, dan di Jakarta berdiri loge ‘de
Menurut seorang sejarawan Belanda Witte Roos’ tahun 1948 (Stevens, 2004).
sekaligus anggota Freemason, Th. Stevens Keberadaaan Freemasonry dan loge
dalam buku Tarekat Mason Bebas dan ternyata membuat istilah-istilah tersebut tak
Masyarakat di Hindia Belanda dan asing digunakan pada nama jalan, nama
Indonesia 1764-1962, tujuan Freemasonry tempat atau keanggotaan seseorang dalam
adalah “Setiap insan Mason Bebas mengem arsip Pemerintah Kolonial Hindia-Belanda.
bang tugas, dimana pun ia berada dan beker Misalnya Vrijmetselaarsweg (Keeians
ja untuk memajukan segala sesuatu yang Adresboek, 1941).
mempersatukan dan menghapus pemisah Diana terda-pat juga kantor
antarmanusia”. Mereka berkumpul di Administrasi Pertanahan zaman Kolonial
sebuah tempat bernama lodge, loge dalam dan juga tempat tinggal seorang pejabat
bahasa Belanda, atau loji dalam bahasa pribumi bernama Mas Djajanasastra.
Indonesia (Stevens, 2004). Regeering Almanak voor Nederlandsch,
Berdasarkan penelitian K. Hylkema Indie, 1932. Terdapat juga sebuah ordo
tentang kenggotaan loge-loge di Hindia dengan nama Orde van Metselaren yang
1,500
1,000
500
0
1891
1896
1901
1906
1911
1916
1921
1926
1931
1936
1941
1946
1951
1956
TAHUN
tanen?” (Apakah Cahaya akan sampai pada sche Kring” atau “Vrijmetselaarkring
tan?) dan kemudian Piet. Lugt menjadi Krawang.” Adapun kegiatan-kegiatan Free
pembicara dengan tema “Het dragen van masonary di Karawang terus berlangsung
het Schootsvel buiten de Loge” (Pengguna sampai pendudukan Jepang tahun 1942.
an Apron di luar loji) pada 19 September Jabatan R. A. Aria Soeriamihardja sebagai
1937. regent berakhir pada masa pendudukan
Selain menjadi tuan rumah, ternyata R. Jepang dimana ia bersama elit Freemason
A. Aria Soeriamihardja pernah menjadi pribumi lainnya yaitu Mr. Dr. Ngabehi
pembicara pada salah satu kegiatan Subroto (Bupati Buitenzorg) dan R. Ng.
Freemasonry sebagaimana dilaporkan oleh Sosrohadikusumo, sempat diumumkan
P. Lugt pada laporan kegiatan kring oleh Radio Tokio bahwa ketiga-tiganya
“Krawang” tahun 1937. R. A. Aria merupakan ‘buronan’ karena dianggap
Soeriamihardja menjadi pembicara untuk bersikap anti-Jepang.1 (Stevans, 2004).
materi berjudul, “Iets over de mystiek van Salah satu strategi Jepang menghadapi
den Islam” (Sesuatu tentang Mistisisme rakyat Indonesia pra-kemerdekaan memili-
dalam Islam) pada 21 Maret 1937. Dalam ki perbedaan dengan sikap Pemerintah
pembicaraannya ia menyatakan bahwa Kolonial Belanda dimana Jepang memberi-
keinginan untuk mengetahui Tuhan yang kan ruang untuk mengambil hati rakyat
diwahyukan kepadanya dalam Islam diper- dengan memperbolehkan pengibaran ben-
lukan, pertama latihan keagamaan sehari- dera merah putih dan melagukan Indonesia
hari, kedua pengakuan akan kebenaran Raya. Hal tersebut menunjukkan sikap anti-
esensial, ketiga jalan wahyu melalui medi- Barat yang ditegas kan Jepang kepada
tasi dan pantangan tertentu, keempat masyarakat sehingga (Anwar Abbaas,
mengetahui inti kebenaran yaitu ajaran eso 2010).
teris. Ajaran esoterik adalah ajaran agama Freemasonry sebagai salah satu organisasi
yang tersembunyi, yang hanya bisa diketa- yang berasal dari “Barat” merupakan
hui oleh sebagian kalangan, khususnya me- organisasi terlarang yang dianggap sebagai
reka yang telah “diinisasiasi” oleh perkum antek pro-Belanda dan Sekutu sehingga
pulan tertentu, sehingga bisa dikatakan anggota-anggotanya ditangkap dan
ajaran rahasia. Oleh karena itulah istilah dipenjarakan.
esoterik sering berhubungan dengan mistis
me dan okultisme. Okultisme adalah penge SIMPULAN
tahuan dan studi tentang kekuatan suprana Freemasonry selain aktif di kota-kota
tural dan kekuatan magis dan misterius, besar di Hindia Belanda, juga terdapat di
bahkan sering berhubungan dengan praktek wilayah-wilayah kecil seperti Karawang
paganisme. Dalam konteks inilah, banyak dengan sebutan “De Krawangsche Kring”
kalangan Islam seperti tokoh-tokoh Sarekat atau “Vrijmetselaarkring Krawang” yang
Islam dan Muhammadiyah yang tak setuju melakukan berbagai aktifitas sejak 1926.
dengan Freemasonry karena dianggap Berbagai pertemuan dilaksanakan dengan
mengganggu aqidah dalam ajaran Islam. beberapa tujuan yaitu mengembangkan dan
(M. Rizki Wiryawan, 2014). mengevaluasi organisasi di satu sisi, selain
Selanjutnya R. A. Aria Soeriamihardja itu juga menyelenggarkan diskusi dengan
menjadi salah satu aktivis Freemasonry tema-tema seperti ilmu pengetahuan,
namun penulis belum menemukan bumipu- okultisme, magis, dan spiritual. Sebagian
tera lain yang bergabung bersama bupati besar anggota kring Karawang adalah
Karawang tersebut dalam “De Krawang- Freemason berkebangsaan Belanda karena
1
Stevens, Tarekat Mason Bebas..., hlm.
453.
orang-orang Belanda adalah pendiri kring Bupati Karawang dan kediamannya telah di
Karawang. Para Freemason di Karawang selenggarakan banyak pertemuan Freema-
aktif melakukan berbagai aktifitas rutin sonary. Aktifitas Freeemasonry berakhir di
dengan sekurang-kurangnya menyelengga- Karawang bersamaan dengan pendudukan
rakan pertemuan tahunan dan dalam bebe- Jepang tahun 1942 yang melarangnya kare-
rapa tahun juga menyelenggarakan aktifitas na dinilai sebagai organisasi pro-Belanda
bulanan yang padat. Hal tersebut terlaksana dan sekutu. Penelitian tentang Freemasona
pasca pergantian pengurus kring Karawang ry di Karawang memberikan referensi
tahun 1934 dimana aktifitas dilakukan mengenai perkembangan organisasi yang
pertemuan bulanan sejak Februari sampai aktif pada masyarakat Hindia Belanda
Juni dengan menghadirkan berbagai tokoh khususnya di wilayah Karawang. Diperlu-
provinsial maupun tokoh dari loge dari kota kan penelitian lebih lanjut mengenai kebera
besar seperti Bandung dan Batavia. Adapun daan Freemasonry di wilayah-wilayah
pada tahun 1930-1933 terjadi kevakuman kring lainnya seperti Cirebon, Purworedjo,
organisasi dan kemudian dihidupkan kem- Jember-Bondowoso, Ambon, Slamat, Ind-
bali oleh pengurus ‘baru’-nya. Adapun rapura, Lawang, Pontianak, dan wilayah
tokoh elit bumiputera yang bergabung dan kecil lainnya, untuk menunjukkan perkem-
aktif menyelenggarakan kegiatan yaitu bangan organisasi Freemasonry yang men-
Raden Adipati Aria Soeriamihardja yang yusup sampai wilayah-wilayah.
memiliki jabatan sebagai regent atau
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, A. Bung Hatta dan Ekonomi Islam: Menangkap Makna Maqâshid al Syarî'ah.
(Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2010).
End, Th. v. d. Sumber-sumber zending tentang sejarah gereja di Jawa Barat 1858-1963.
(Jakarta: Gunung Mulia, 2006).
Garraghan, G. J. The Jesuits Of The Middle United States. (Publisher: American Press,
1938).
Stevens, Dr. Th. Tarekat Mason Bebas dan Masyarakat di Hindia Belanda dan Indonesia
1764-1962. (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2004).
Sumber Arsip:
Sumber Internet:
______. Parlement & Politiek, H.M. (koningin Emma) koningin Adelheid Emma
Wilhelmina Theresia , prinses van Waldeck en Pyrmont, (luring:
https://www.parlement.com/id/vg09llxrkztu/h_m_koningin_emma_koningin_ad
elheid_emma) [akses: 30 Desember 2017]
Habib Rizieq Shihab, Tabligh Akbar dan Halal bi Halal, Masjid Darul Anwar Sungai
Harapan – Sekupang Batam, (luring:
https://www.youtube.com/watch?v=WOW4kxC_DCQ) [Akses: 26 Desember
2017]
Felix Y. Siauw, Tabligh Akbar dan Bincang Buku “Di Balik Runtuhnya Turki Utsmani,”
Masjid Jogokariyan, Yogyakarta, 22 September 2016. (luring:
https://www.youtube.com/watch?v=PdWuI0d1X_0) [Akses: 24 Desember 2017]
Artawijaya, Diskusi Bulanan Ngorbas #2 (Ngobrol Bareng Sejarah Indonesia), Jejak
Free Mason di Indonesia, (Al-Hikmah TV, AOL Islamic Center Jakarta, 31
Oktober 2015)
Auni Mohamad, 2017, “Sejarah Freemason yang Ramai Orang Tak Berani Bongkar”;
“Pengenalan Freemason”; “Freemason 2.0.” (luring:
https://www.youtube.com/watch?v=0UOW3Mw8xtU) [Akses: 26 Desember
2017]
Khazanah Trans7, Kelompok Rahasia Penggagas Tatanan Dunia Baru (luring:
https://www.youtube.com/watch?v=Obb7crWjsv8) [Akses: 26 Desember 2017]
Hajar Latuapo
ABSTRAK
Masuknya Muhammadiyah di Maluku di perkenalkan oleh Saleh Kastor dan Raden Saparawi,
ketika kunjungan dakwahnya ke Maluku pada tahun 1932. Di sini mereka berdua sebagai kader
Hizbul Wathan, pertama kali di jaman penjajahan Belanda sebelum Indonesia merdeka Pada
Tahun 1932 atas prakasa Haji Hamid bin Hamid Muhammad baduri. Tujuannya pertama Saleh
Kastor dan Raden Saparawi ini adalah untuk memperkenalkan gerakannya terutama di bidang
dakwah dan pendidikan. Untuk pertama kalinya Muhammadiyah di Maluku di ketuai oleh
Saleh Kastor. Perkembangan Muhmmadiyah di Maluku selanjutnya di lakukan melalui dakwah
pengajian dan diskusi-diskusi agama yang di adakan setiap malam hari. Kemudian dibentuknya
juga bagian tabligh dalam memperluas pergerakan di daerah-daerah pedesaan. Sekitar tahun
1936, dibentuknya Pandu Hizbul Wathan yang merupakan organisasi otonom Muhammadiyah
yang bergerak di bidang pendidikan kepaduan putra maupun putri. Pengaruh dari pergerakan
Muhammadiyah di tengah-tengah masyarakat telah memberikan kontribusi besar dalam
pembaharuan agama Islam. Salah satunya adalah di bidang pendidikan dalam pemberantasan
buta aksara dan mengubah kebiasaan masyarakat dalam adat-istiadat yang terdapat unsur TBC
(Takhayul, Bid’ah, dan Khurafat)
kepulauan Maluku jelas melalui pedagan- di Jawa dan Mekkah telah membawa
pedagang dan mubalig Islam yang ikut pembaharuan ajarannya Islam yang lebih
bersama mereka. Mengenai tanggal waktu menekankan pada sumber Al-Qur’an dan
yang tepat dan di daerah mana mula-mula Hadis. Pengaruh ini telah ada sebelum masa
agama ini masuk dan berkembang tidak kemerdekaan akan tetapi berkembang pesat
belum dapat dipastikan. Namun yang jelas sejak tahun 1950-an dengan berdirinya
ialah kira-kira pada abad pertengahan ke 15 Lembaga Pendidikan Agama baik pada
agama Islam ini sudah dianut dan bertum- tingkat dasar, menegah dan perguruan Ti-
buh pada kerajaan-kerajaan di Maluku ngginya di Maluku dan Maluku Utara.
Utara (Mustafa, 1999). Mengapa hal tersebut bisa terjadi?
Menurrut Sejarah pada abad ke 10 dan Terdapat Tiga Faktor Penyebabnya yaitu:
abad ke 11 sudah ramai perniagaan rempah- (1) Secara Politis agama Islam bertentang-
rempah di kepulauan Maluku, terutama an dengan agama Kristen yang dibawa
cengkih dan pala, yang dilakukan orang oleh Belanda. (2) Dalam Lapangan pen
Arab dan Persia (Leiriissa, 1973). didikan penganut agama Islam diantri-
kan dalam mendapatkan pendidikan
Peran Muhammadiyah Di Maluku bukan karena tidak mau dididik tetapi
Peran Muhammadiyah di Maluku pada karena adanya peraturan yang menguta
Tahun 1999-2016 di Maluku sangat besar makan mereka yang beragama Kristen,
kontribusinya sehingga perkembangan dan (3) Orang Islam Maluku tidak mau
Muhammadiyah di Maluku sangat besar memasuki lapangan kemiliteran.
pengaruhnya, mulai dari bidang sosial, pen (Muhadji Effendi, 2016)
didikan, politik, dan ekonomi disinilah pe-
ran atau pelayanan Muhammadiyah sangat Metode Penelitian
besar pengaruhnya terhadap masyarakat Metode yang digunakan adalah metode
Maluku dan sekitarnya. Peran Muhammadi Sejarah yang meliputi Heuristik, kritik
yah sangat penting sekali di Maluku ketika (internal), interpertasi, dan historiografi.
kerusuhan antara umat Islam dan Kristen Sumber utama yaitu (1) verslang berdiri-
mereka memberikan dana bantuan kepada nya dan perkembangan Muhammadiyah di
masyarakat yang kehilangan tempat tinggal Maluku Tahun 1932-1990 (2) Dokumen
nya dan pelayanan kesehatan serta membe- atau surat-surat yang masuk atau yang
rikan tempat untuk pemakaman para suha- dikeluarkan oleh Mendik BPSNT Maluku
da di Maluku bersama dengan masyarakat khususnya dari masa periode tahun 1932-
Islam Maluku pada saat itu. 1990. Surat-surat atau dokumen tersebut
menyebutkan perkembangan Muhammadi
Pengaruh Muhammadiyah Di Maluku yah di Maluku (3) dari majalah suara
Masuknya Muhammadiyah di Maluku Muhammadiyah di maluku.
pengaruhnya sangat besar melebihi dari or Teori struktur fungsional Talcott
ganisasi yang lain contohnya di bidang Parsons menyebutkan bahwa sistem sosial
Dakwah mendirikan Universitas Muham- suatu masyarakat merupakan suatu organis
madiyah Maluku dan memberikan peran me besar yang terdiri atas beberapa bagian,
yang sangat besar sehingga kehidupan mas setiap bagian memiliki status, peran, dan
yarakat Maluku. fungsi tertentu yang mempertahankan
Pembaharuan agama Islam yang dipe- eksistensinya. Hubungan saling mempenga
lopori oleh gerakan Muhammadiyah di ruhi diantara bagian-bagian tersebut adalah
Yogyakarta sejak tahun 1912 telah berpeng bersifat ganda dan timbal balik. Sekalipun
aruh pula terhadap penganutan agama Is- integrasi sosial tidak pernah dapat di capai
lam di Maluku dan Maluku Utara. Orang- sempurna, secara fundamental, sistem sosi-
orang Islam dari Maluku Utara yang belajar
tahun 1906 dalam pandangan yang sangat daerah Minangkabau yang berada di Timur
fenomenologis (emotionalinterpretant, en- Tengah saat itu (Moedjanto, 1988).
ergic interpretant, dan logic interpretant). Kelahiran Muhammadiyah dikenal se
Charles Sanders Peirce (1839-1914) adalah sebagai gerakan yang gigih dalam pem
ahli semiotic yang juga filsuf. berantasan TBC (Tahayul, Bid’ah, khura-
fat) dan melakukan pengembangan sekolah
Kerangka Teoritis. Islam yang dibedakan dari pesantren
Semiotik adalah suatu ilmu atau meto- (Abdul Munir Mulkhan SU). Selanjutnya,
de analisis untuk mengkaji tanda. Tanda pembaharuan yang dilakukan Muhammadi-
adalah sesuatu yang mewakili sesuatu yang yah yaitu tentang praktek-praktek lahiriah
dapat berupa pengalaman, pikiran, gagasan, seperti kiblat dan kebersih an, kemudian
atau perasaan. Dengan demikian tanda dirangsang oleh pemikiran dari pembaharu-
untuk semiotic adalah sesuatu yang an Mesir dan di perluas lambat laun pada
mengacu atau menggantikan sesuatu yang masalah-masalah fundamental dari masya-
lain dari “yang sesuatu” itu secara potensial rakat tentang persoalan ijtihad. Pengaruh
mencakupi semua unsur dari realitas. Muhammadiyah dengan semangat pemba-
Faktor-faktor Perkembangan Jauh se- haruan terjadi di daerah Nusanatara terma-
belum teori Gessel muncul telah lahir suk di Maluku. (Delier Noer, 1980).
seorang filsuf dari prancis bernama Jean
Jacques Rousseau (1712-1778) yang inti Kajian Teori Social Construction of
pandagannya merupakan titik mula dari Reality Theory
teori kematangannya gessel. Pandangan Berger dan Luckmann (1994) menya-
Rousseau menjadi titik tolak dari pandang- takan bahwa masyarakat secara empirik
an yang menitik beratkan faktor dunia da- berproses secara dialektif fundamental
lam atau faktor keturunan sebagai faktor melalui tiga momentum atau langkah yaitu
yang lebih menentukan perkembangan eksternalisasi, objektivasi dan internalisasi.
peserta didik atau manusia (Aja Dari tiga momentum itu pula masyarakat
Rowikkarya, 2013). ternyataadalah suatu produk dari manusia
Muhammadiyah adalah salah satu orga melalui aktivitas dan kesadarannya, yang
nisasi, yang memiliki pemikiran modern kemudian masyarakat itu sendiri mempro-
Islam di Nusantara. (Musyifah Suananto, duk manusia. Ketiga momentum dipapar-
2007). Nama organisasi Muhammadiyah kan oleh Berger dan Luckmann yang itinya
terambil dari nama Nabi Muhammad Saw sebagai berikut:
(Abdillah F. Hasan, 2011). Pergerakan ini Eksternalisasi, adalah pencurahan kedi
didiri-kan di Yogyakarta pada 18 Novem- rian manusia secara terus menerus ke dalam
ber 1912 (8 Zulhijjah 1330 H) oleh K.H. dunia sekelilingnya baik dalam aktivitas
Ahmad Dahlan (Harun Nasution, 2002). fisik maupun mentalnya. Manusia tidak
Organisasi Muhammadiyah merupa- bisa tinggal diam atau menutup diri, karena
kan perkumpulan yang bercorak reformis itu kemudian bergerak keluar untuk meng-
dan merupakan organisasi yang dipengaru- ekspresikan diri dalam dunia sekelilingnya.
hi oleh pemikiran aliran Wahabi di Arabia Seorang cendekiawan atau ulama tidak
(Madzab Hanbali) dan bercorak modernis mungkin akan berdiam diri dengan Ilmu
Islam, (Moedjanto, 1988 yaitu penyesuaian yang dimilikinya.
Islam dengan perkembangan tekhnologi Objektivasi adalah disandangnya pro-
modern seperti yang di ajarkan oleh duk aktivitas eksternalisasi tersebut objekti
Muhammad Abduh di Mesir. K.H. Ahmad vitas (fisik, mental), yakni suatu realitas ba-
Dahlan juga dikatakan pernah tercatat ik material maupun non material, yang bisa
sebagai murid dari Syech Ahmad Khatib berhadapan dengan para produsennya semu
Minangkabau seorang pembaharu Islam di la dalam suatu bentuk kefaktaan yang eks-
trnal yang berada di luar sana, sekaligus orang dewasa di rumah Saleh Kastor.
bisa merupakan sesuatu yang lain terhadap Aktivitas pengajian dilakukan rutin pada
dan dari produsennya itu sendiri momen- malam hari setelah salat Isya. Awalnya
tum ini membentuk masyarakat terjadi sua pengajian yang dilaku-kan adalah dalam
tu realitas suigeneris, realitas objektif, unik. bentuk membaca Alquran atau di sebut
Manusia lalu tenggelam dan bahkan mam- dengan pengajian umum (wawancara
pu menentang kehendak produsernya, mi- dengan KH. Ali Fauzi 4 Juni 2015). Bentuk
salnya dengan control sosialnya. pengajian seperti ini merupakan kegiatan
pengajian yang dilakukan oleh seluruh
Perkembangan Muhammadiyah masyarakat Muslim di Maluku. Erwin
di Maluku Mahrus menjelaskan bahwa pendi-dikan
Sejak pertengahan tahun 1932 terpilih agama Islam dibagi dalam tiga tahap an
nya K.H Hisyam sebagai Pimpinan Pusat pertama, pendidikan dirumah, yang
Muhammadiyah, kegiatan dakwah dilaku- meliputi pembelajaran membaca Alquran,
kan dengan seluas-luasnya diberbagai dae- kedua, pendidikan di surau dan ketiga, di
rah Nusantara (Poltak Johansen, 2004). masjid (Erwin Mahrus, 2007).
salah satunya adalah Maluku. Sejak Saleh Kastor dan Raden Saparawi.
dibentuknya organisasi Muham madiyah di menempatkan pengajian sebagai inti dari
Maluku pada tahun 1932, di ketuai oleh dakwah Muhammadiyah di Maluku. Kare-
Saleh Kastor dan Raden Saparawi. na melalui pengajian dapat memperkuat
(wawancara dengan KH. Ali Fauzi 4 Juni ikatan tali persaudaraan maupun pendalam-
2015). an agama Islam. Dakwah yang dilakukan-
Pada awalnya perkembangan nya, nya dengan metode seperti ini, secara
beranggotakan beberapa orang saja. perlahan mulai terlihat hasilnya. Hal itu
Keaggotaan Muhammadiyah meliputi ke- terlihat dalam masyarakat yang ikut dalam
luarga Saleh Kastor dan Raden Saparawi keanggotaan pengajian.
dan masyarakat sekitar Jazirah Leihitu Keanggotaan Muhammadiyah di Malu
(wawancara dengan KH. Ali Fauzi 4 Juni ku mengalami peningkatan dengan simpatis
2015). Hal ini di karenakan bahwa organi- masyarakat untuk ikut serta dalam kegiatan
sasi Muhammadiyah masih terhitung baru dakwah yang diperlihatkan oleh pengurus.
di Maluku, sehingga dalam dalam keanggo- Awalnya pemikiran Muhammadiyah yang
taannya masih sangat sedikit. Dalam per- berhubungan dengan penolakan terhadap
kembangan organisasi keagamaan, keang- praktek keagamaan yang berbaur TBC
gotaan yang minim merupakan tantangan (Takhayul, Bid’’ah dan Khurafat) dilaksa-
bagi para pengurus, hal ini tentu saja nakan masih longgar, dalam arti praktek ter
disebabkan oleh mobilitas atau pergerakan sebut tidak ditolak secara spontan. Hal ini
organisasi sangat lamban, di samping dilakukan agar masyarakat bisa beradaptasi
jumlah anggota yang masih sedikit. menerima pemikiran keagamaan Muham-
Seperti yang telah dijelaskan pada bab madiyah. Pemurnian ajaran Islam yang di-
sebelumnya, bahwa tumbuh dan berkemba- lakukanya melalui diskusi agama, bertuju-
ngnya organisasi di Maluku melalui aktivi- an agar masyarakat paham dengan ajaran
tas pengajaran, pengajian penyuluhan dan Islam sebenarnya yaitu sesuai dengan
pengkajian Islam dengan melalui diskusi- tuntunan Nabi Muhammad SAW. Secara
diskusi keagamaan (Risa, 2013). Termasuk perlahan paham Muhammadiyah dapat di
lah Muhammadiyah, dilakukan melalui terima dan aktivitas yang dilakukaan
aktivitas pengajian dan diskusi agama Is- Muhammadiyah ini mendapat respon baik
lam yang dilakukan oleh masyarakat dari masyarakat.
Maluku pada umumnya. Aktivitas pengaji- Selanjutnya, dalam upaya perluasan
an ini dilaksanakan kepada anak-anak dan dan perkembangan Muhammadiyah Saleh
DAFTAR PUSTAKA
Abdillah F. Hasan, Ensiklopedi Lengkap Dunia Islam: Mengenal dan Menelusuri Jejak
Sejarah Islam Lebih Mendalam, Yogyakarta: Mutiara Media, 2011.
Abdul Munir Mulkhan SU, Menggugat Muhammadiyah, Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru,
2000.
Adi Nugroho. K. H. Ahmad Dahlan Biografi Singkat 1869-1923. Jogjakarta: Grasi, 2010.
Alwi, Des, Ternate dan Tidore, Masa Lampau Penuh Gejolak (Jakarta: Sinar Harapan
1996),
Cooly, F.L, Persentuhan Kebudayaan di Maluku Tengah, Artikel dalam Bunga Rampai
Maluku
Chijs J.A. van der, De Vestigis van het Nederlandsch Gezag Over de Banda Eilanden,
(Pustaka Malang, (1599-1621), Rampai, Sejarah Maluku, (Jakarta: LIPI, 1973)
Depdikbud, Sejarah daerah Maluku ditjenbud, (Jakarta, 1976)
Delier Noer, Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-1942, Jakarta: LP3S, 1980.
Erwin Mahrus, Falsafah dan Gerakan Pendidikan Islam Maharaja Iman Maluku
Muhammad Basiuni Imran (1885-1976), , STAIN Maluku, 2007.
Hanna AWillard, Kumpulan Banda: Kolonialisme dan Akibatnya di Kepulauan
Pala,(Jakarta: Gramedia 2011).
Hamidi Teori komunikasi dan strategi Dakwah, Malang, UMM Press, 2010
Harun Nasution, Ensiklopedi Islam Indonesia Jilid 2 I-N, Jakarta: Djambatan, 2002
Herry Mohammad, Dkk, Tokoh-Tokoh Islam yang Berpengaruh Abad 20, Jakarta: Gema
Insani Press, 2006.
Leirissa, R,J, Sekelimit Sejarah Tanah Hitu dan Nusa Laut, (Jakarta: Balai Pustaka, 1973)
Leirissa, R,J, Dokumen- dokumen Abad ke 19 yang berbahasa dari Arsip Ambon, Makalah
seminar Bahasa Indonesia, FSUI, Jakarta. 1996.
Lapian A.B, Beberapa tjatatan Djalan Dagang Maritim ke Maluku 1965
Sebelum Abad ke-16, Artikel dalam Majalah Ilmu-Ilmu Sastera
Indonesia, vol 1.
Mustafa, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia (Bandung, Pustaka Setia, 1999).
Muhadji Effendi, Mendikbud ,Pimpinan Wilayah Muhammadiyah,(PWM,Maluku, 2016).
Manusama, Sekelimit Sejarah Tanah Hitu dan Nusalaut, 1973.
Adi Nugroho. K. H. Ahmad Dahlan Biografi Singkat 1869-1923. Jogjakarta: Grasi, 2010.
Delier Noer, Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-1942, Jakarta: LP3S, 1980.
Harun Nasution, Ensiklopedi Islam Indonesia Jilid 2 I-N, Jakarta: Djambatan, 2002
Herry Mohammad, Dkk, Tokoh-Tokoh Islam yang Berpengaruh Abad 20, Jakarta: Gema
Insani Press, 2006.
Musyifah Suananto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia, Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2007.
Musyifah Suananto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia, Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2007.
Poltak Johansen, dkk, Jurnal Sejarah dan Budaya Kalimantan, Pontianak, Balai Kajian
Sejarah dan Nilai Tradisional Pontianak, 2004.
Syafaruddin Usman MHD, Sambas Merajut Kisah Menenun Maluku ,Ambon : Pemerintah
Kabupaten maluku, 2011.
Maulana *
ABSTRAK
Al-Quran merupakan kitab yang penuh berkah, membacanya saja akan diberikan pahala oleh
Allah SWT. Al-Quran bisa menjadi obat jasmani dan rohani bagi manusia . Para ulama berbeda
tentang asbâbu an-nuzûl (sebab-sebab turun) ayat ini, ada yang mengatakan bahwa ayat ini
turun kepada Walid bin Mughirah seorang tokoh Quraisy yang memiliki harta tapi kikir,
memiliki kedudukan tapi kejam terhadap anak yatim. Ada yang mengatakan turun kepada Abi
Sufyan yang dikatakan setiap minggu menyembelih dua ekor unta, tetapi sutu hari datang anak
yatim datang kepadanya meminta sesuatu dan ia bentak dengan menggunakan tongkatnya tanpa
memberi sesutu apapun. Akan tetapi kita jangan berhenti sekedar membacanya saja, akan tetapi
harus direali-sasikan dalam kehidupan sehari-hari. Pada penulisan tafsir surat al-Ma’un ini
penulis ingin menekankan bahwa agama Islam mengajarkan keseimbangan antara hubungan
dengan Allah SWT juga hubung an dengan sesama manusia, sebab Allah juga tidak akan
menerima ibadah seorang hambaNya ketika hambaNya itu bersikap buruk terhadap hambaNya
yang lain, apalagi sampai menyakiti hati orang lain sudah barang tentu akan mempengaruhi
hubungannya dengan Allah SWT.
*
Dosen IAIS Sultan Muhammad Syfiuddin Sambas
Jurnal Alwatzikhoebillah (Kajian Islam, Pendidikan, Ekonomi, dan Humaniora) - 70 -
IAIS Sambas Vol. 4 No. 1 Januari – Juni 2018
sebagian Madaniyyah (Tafsir al-Mîzân, sung hubungan dengan Allah akan teta-
367). pi menganjurkan juga ibadah yang
Beberapa riwayat menyebutkan berhubungan dengan sesama manusia.
tentang fadhilah-fadhilah surat ini. c. Menjelaskan orang–orang yang tidak
Rasulullah saw bersabda, “ barang siapa mengasihi anak yatim dan tidak meng-
membaca surat ini (al-Ma’un) maka Allah hasisi hak orang miskin dan tidak men-
akan ampuni dosanya selagi ia masih yuruh orang untuk mengasihi mereka.
menunaikan zakatnya”. (Tafsir majma’ul d. Orang-orang yang mengaku Islam akan
bayân, 454) tetapi meremehkan dan mengabaikan
Rasulullah saw bersabda, “Barang waktu shalat.
siapa yang membaca surat al-Ma’un dalam e. Orang-orang yang dalam praktek
shalat fardunya atau shalat sunahnya, amalnya hanya ingin dipuji oleh orang
Allah SWT akan terima shalat dan pusanya, lain (riya) bukan untuk Allah SWT.
Allah kelak tidak akan menghisab apapun f. Orang-orang yang bakhil (kikir), bahkan
yang pernah ia lakukandi dunia ketika dia kikir terhadap hal-hal yang sangat
menghadap kepada Allah SWT” (Al-amtsâl sepele.
fî tafsîri kitâbillâh, 486). Rasulullah saw Para ulama berbeda tentang asbâbu an-
bersabda, “ barang siapa yang membaca nuzûl (sebab-sebab turun) ayat ini, ada yang
surat al-Ma’un setelah shalat isya, Allah mengatakan bahwa ayat ini turun kepada
akan menjaganya sampai datangnya waktu Walid bin Mughirah seorang tokoh Quraisy
shalat shubuh dalam lindungan dan penja- yang memiliki harta tapi kikir, memiliki
ga-Nya. kedudukan tapi kejam terhadap anak yatim.
Ja’far Shadiq meriwayatkan, “barang Ada yang mengatakan turun kepada Abi
siapa membaca surat al-Ma’un setelah sha Sufyan yang dikatakan setiap minggu
lat ashar, maka ia berada dalam lindungan menyembelih dua ekor unta, tetapi sutu hari
dan penjagaan Allah SWT sampai datang datang anak yatim datang kepadanya me-
waktu shalat ashar pada hari esoknya”. minta sesuatu dan ia bentak dengan
Di surat ini juga dapat membuktikan menggunakan tongkatnya tanpa memberi
bahwa Islam bukan hanya wacana dan teori sesutu apapun (Tafsiru majma’ul bayan,
saja, bukan hanya bicara saja, akan tetapi 456).
Islam menuntut realisasi dari wacana itu Ada juga yang mengatakan bahwa ayat
dan hal itu akan lebih menghasilkan dam- ini turun kepada Abu jahal, yang mana
pak yang lebih bermanfaat untuk dirinya suatu hari dia didatangi seorang anak yatim
dan orang lain. yang meminta sesuatu kepadanya tetapi
Ayat ini sangat erat kaitannya dalam tidak diberi bahkan dibentak dan diperlu-
kehidupan kita sehari-hari, karena selain kan secara diperlakukan secara kejam di
menjelaskan tentang amal yang bersifat hadapan kufar Mekah lainnya, sehingga
ritual menjelaskan juga amal yang bersifat salah satu orang kafir yang menyaksikan
sosial yang berhubungan langsung dengan hal itu memanggil anak itu dan menyuruh
sesama manusia. dengan ejekannya supaya meminta kepada
Secara umum ada beberapa hal yang Nabi Muhammad, kemudian anak ini pergi
dijelaskan di dalam ayat ini, di antaranya kepada Rasulullah. Setelah bertemu dengan
adalah: Nabi Muhammad, anak itu disambut deng-
a. Menjelaskan orang-orang yang mendus- an baik kemudian anak itu menceritakan
takan hari pembalasan atau orang yang tentang sikap Abu Jahal terhadap dirinya,
mengaku Islam padahal jauh dari aturan maka Nabi membawa anak itu ke hadapan
Islam Abu Jahal supaya dia memberikan haknya
b. Menjelaskan bahwa agama Islam bukan terhadap anak yatim ini, akhirnya Abu
hanya menganjurkan ibadah yang lang- Jahal pun memberikan haknya tanpa berani
dengan ayat ini. Ibnu Juraih berkata: ‘ ayat Ayat yang lain juga banyak yang
ini turun berkenaan dengan Abi Sufyan menunjukan bahwa ad-dîn adalah hari pem
yang setiap minggunya menyembelih dua balasan, separti di dalam surat at-Tîn ayat
ekor unta, kemudian datang seorang anak 7. Allah SWT berfirman: “Maka apakah
yatim yang meminta daging kemudian Abu yang menyebabkan kamu mendustakan (ha-
sufyan menghardiknya dengan memakai ri) pembalasan (ad-din) sesudah (adanya
tongkat. Al-qatil berkata: ‘ ayat ini turun keterangan-keterangan) itu?”
berkenaan dengan ‘Ash bin Wail yang Menurut sayyid at-Thaba thabai bahwa
mana dia memiliki sifat mendustakan hari kata a’roaita adalah bukan penglihatan
pembalasan dan selalu mengerkjakan keje- mata (bashir) akan tetapi penglihatan secara
lekan. As-Sadiy berkata: ‘ayat ini turun ruhani atau hati (bashirah) yang memiliki
kepada Walid bin Mughirah, dan dikatakan makna ma’rifah, yang ditujukan kepada
juga ini turun kepada Abu jahal (Tafsir Ar- Nabi Muhammad saw. Dan yang dimaksud
Razi, 112) dengan ad-dîn adalah hari pembalasan,
Diriwatkan dari Ibnu Abbas bahwa maka orang yang mendustakan hari ad-din
surat ini diturunkan bagi orang munafik adalah orang-orang yang mendustakan
yang melakukan kekikiran dan selalu ria di ma’âd (hari kiamat) (Tafsîr al-Mîzân, 368).
dalam beramal. Dan pendapat yang kedua Menurut syaikh at-Thabarsi bahwa
bahwa surat ini umum bagi setiap orang yang dimaksud dengan orang yang mendus
yang mendustakan hari pembalasan. Oleh takan ad-dîn adalah orang-orang kafir yang
karena itu sesungguhnya manusia yang mendustakan hari pembalasan dan hari
melakukan ketaatan dan menjauhi keburuk- perhitungan padahal telah datang kepada
an karena mereka mencintai pahala dan mereka penjelasan-penjelasan dan bukti-
menjahui siksa, ketika seseorang menging- bukti yang nyata akan kedatangannya.
kari hari kianat, maka mereka tidak akan Allah SWT mengawali dengan istifham
meninggalkan kenikmatan dan kelezatan (pertanyaan) bertujuan lilmubalaghah (me-
dunia yang sesaat. Maka jelaslah bahwa nunjukan sangat) di dalam pemahaman bah
pengingkaran terhadap hari kiamat merupa wa orang yang mendustakan hari pembalas-
kan pokok dari setiap jenis kekafiran dan an itu akan akan mengakibatkan madharat
kemaksiatan (Tafsir Ar-Razi, 112). terhadap dirinya yaitu akan jauhnya dari
Dikatakan bahwa dalam penafsiran ad- kebaikan dan selalu bergerak menuju ke-
din maksudnya adalah orang yang mendus- salahan sehingga tabiatnya sudah cenderu-
takan hal-hal yang penting dalam Islam, ng terhadap kesalahan itu sehingga akan
baik mendustakan Tuhan, kenabian, hari menghancurkan dirinya sendiri (Tafsir
kiamat atau mendustakan salah satu dari majmau’l bayân, 456).
syariat (Tafsir Ar-Razi, 112). ﴾َ َ ْ ﴿ َ ٰ ِ َ ا ي َ ُ ع ا
Yang dimaksud dengan kata “ad-dîn”
2. Itulah orang yang menghardik anak
adalah “yaumu al- jazâ’” (hari pembalas-
yatim,
an). Mengingkari hari pembalasan dapat
mrngakibatkan hal-hal yang buruk dan ﴾ ِ ْ ِ ْ َ َ ِم ا ُ َ ﴿ َو
menyebabkan menyimpangnya dari sikap- 3. dan tidak menganjurkan (orang lain)
sikap yang manusiawi. Ada juga sebagian untuk memberi makan kepada orang
yang menyebutkan bahwa yang dimaksud miskin.
dengan “ad-dîn” adalah al-Quran atau Yang di maksud dengan menghardik
Islam. Ad-din diartikan sebagai hari pemba- anak yatim yaitu menolak mereka dengan
lasan juga karena dilihat dari korinah ayat penolakan yang sangat dan mengusirnya
yang lain (Al-amtsâl fî tafsîri kitâbillâh, dengan cara yang kasar. Adapun kata
488). “yahudlu” adalah memerintahkan orang
lain agar menyukai terhadap sesuatu, kata
yahudlu juga berati yahutsu yang artinya membohongi hari pembalasan adalah mela-
menganjurkan Kata yahudlu dan yadu’uu zimkan seseorang dalam ke engganannya
menggunakan kalimat mudhari, hal ini menyayangi anak yatim, karena tidak
menunjukan mereka melakukan hal ini adanya kesadaran bahwa apa-apa yang
secara terus menerus di dalam sikap kasar dilakukannya akan mendapat balasan yang
dan titak pedulinya terhadap anak-anak setimpal dari Allah. Jika seseorang yang
yatim dan fakir miskin. Sesungguhnya pe- menyadari dan meyakini akan datangnya
rasaan secara manusiawi akan memeprhati- hari pembalasan maka dia akan mengasihi
kan pentingnya mengasihi mereka, mem- anak yatim dan memberikan hak-haknya
beri makna mereka baik secara jasmani atau sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh
ruhani memberi makan mereka baik secara agama (Tafsir al-Mizan, 368).
jasmani atau ruhani (Al-amtsal fi tafsiri Firman Allah SWT: “Dan tidak meng-
kitabillah, 488). anjurkan (orang lain) untuk memberi ma-
Di dalam tafsir al-Qurtubi dikatakan kan orang miskin”. Adalah menganjurkan
bahwa kata ع ّ ُ ﯾَﺪadalah ( ﯾَﺪْﻓَ ُﻊmenolak) supaya orang lain suka mengasihi dan
sebagaimana dikatakan di dalam surat ath- memberikan makan kepada fakir miskin.
thur ayat 13: ً “ ﯾَﻮْ َم ﯾُﺪَﻋّﻮْ نَ اِﻟَﻰ ﻧَﺎرِ َﺟ َﮭﻨّ َﻢ دَ ّﻋﺎpada Yang di maksud tho’âm (makan) dalam
hari mereka di dorong ke neraka jahannam ayat ini adalah pada hakekatnya bukan
sekuat-kuatnya. Adh-dhihak meriwayatkan orang miskin itu yang meminta, karena
dari Ibnu Abbas, dia berkata: “yang pada dasarnya orang miskin itulah yang
dimaksud dengan menghardik anak yatim” memiliki sebagian harta yang dimiliki oleh
adalah menolak hak-hak mereka, memaksa seseorang, seperti firman Allah ta’la dalam
dan mendholiminya”. surat adz-Dzariat 19: “ Dan pada harta-
Nabi Muhammad saw bersabda:“ harta mereka ada hak untuk orang miskin
Barang siapa bersikap ramah terhadap yang meminta dan orang miskin yang tidak
anak yatim kemudian mencukupinya, maka mendapat bagian”. Kemudian menganjur-
wajib baginya masuk surga” (Tafsir al- kan disini bukan hanya sekedar dalam
Qurtubi, 211). masalah makanan karena penganjuran di
Huruf fa pada kalimat ﻓﺬﻟﻚmenunjuk- sini lebih umum dari makanan (Tafsir al-
an fa sababiyyah yaitu pendustaan terhadap Mizan, 368).
hari pembalasan merupakan sebab dari Kedua ayat di atas (ayat ke 2 dan ke 3)
penyelewengan itu. Orang yang meyakini menunjukan bahwa Islam bukan hanya
akan adanya hari pembalasan dengan ke- memerintahkan ibadah yang ritual saja
imanan yang bersih maka keimanannya itu akan tetapi ibadah yang sosial juga sangat
akan berdampak kepada pekerjaannya se- dianjurkan di dalam Islam, artinya antara
hari-hari, begitu juga sebaliknya orang ibadah keduanya harus seimbang. Imam Ali
yang tidak memiliki keimanan terhadap berkata: “membantu orang yang terkena
hari pembalasan, maka di dalam kehidup- kesukaran dan menghibur orang yang
annya pun selalu diliputi dengan amal-amal dalam kesusahan berarti menebus dosa-
yang akan menjadikan dirinya hina (Al- dosa”. (Nahju al-balaghah, hadis ke 25).
amtsal fi tafsiri kitabillah, 488). Belia juga berkata: “ bergaulah dengan
Menurut sayyid thaba-thabai yang orang lain sedemikian rupa sehingga
dimaksud dengan menghardik anak yatim apabila anda mati, mereka akan menangisi
adalah menolak mereka dengan memperla- anda dan selagi anda hidup, mereka akan
kukan mereka secara kasar dan bengis dan merindukan anda” (Nahjul balaghah,
menjauhi bahkan melemparkan mereka. hadits ke 10).
Huruf “ fa” pada lafadz “fadzalika” meru- Kalau kita memperhatikan beberapa
pakan kata yang menggambarkan bermak- ayat al-Quran yang berkenaan dengan anak
na syarat dan sebagai ukuran orang yang yatim berbeda ketika berkenaan dengan
orang-orang miskin. Al-Quran ketika men- hari pembalasan, yakin adanya hisab,
jelaskan tentang anak yatim selalu berkait- mengharapkan pahala dan takut akan siksa
an dengan peritah untuk memuliakannya akan tetapi ketika menolak kebaikan dan
dan mengasihinya,karena anak yatim tidak mendahulukan keburukan, maka itu dikate-
cukup hanya diberi makanan dan minuman gorikan sebagai orang yang membohongi
tetapi anak yatim memerlukan kasih sayang akan hari penbalasan Tafsir jawamiu’ al-
dan perhatian. jami’ 852).
Rasulullah bersabda: “barang siapa ﴾ َ ِّ َ ُ ْ ِ ٌ ْ َ َ ﴿
yang mengelus rambut anak yatim, maka
4. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang
Allah akan memberikan pahala sebanyak
yang salat,
bilangan rambut dari anak yatim itu”
Banyak ayat lain yang berkenaan ﴾ َٱ َ ُ ْ َ ْ َ ِ ِ ْ ُ ن
dengan anak yatim, di antaranya di dalam 5. yang lalai dari salat mereka,
surat al-An’am ayat 152, Allah berfirman: Yaitu mereka yang lalai dan tidak
“.Dan janganlah kamu dekati harta anak memperhatikan hal yang terlewatkan baik
yatim, kecuali dengan cara yang lebih waktu secara keseluruhan atau sebagiannya
bermanfaat, hingga ia dewasa”, di dalam dan mereka yang mengakhirkan dari waktu
sutar an-Nisa ayat 10 Allah SWT padhilahnya shalat itu. Di dalam ayat ini
berfirman: “Sesungguhnya orang-orang adanya hubungan orang yang mendustakan
yang memakan harta anak yatim secara hari pembalasan dengan orang yang lalai di
zalim, sebenarnya mereka itu menelan api dalam shalatnya, yaitu dengan adanya huruf
sepenuh perutnya dan mereka akan masuk fa yang menunjukan keterkaitan dengan
ke dalam api yang menyala-nyala ayat sebelumnya. Mereka dikatakan orang
(neraka)”. yang munafik karena mereka membohong-
Allah SWT berfirman: ‘dan orang- kan hari pembalasa secara perbuatan, walau
orang yang dalam hartanya disiapkan pun mereka mengaku sebagai orang yang
bagian tertentu, bagi orang (miskin) yang beriman (Tafsir al-Mizan, 368).
meminta dan yang tidak meminta’ (Q.s. al- Sayyid ath-Thaba thabai di dalam
Ma’arij:24-25). Ayat ini menunjukan tafsirnya (tafsir al-Mizan) mengutip sebuah
bahwa pada hakekatnya dari harta-harta hadits dari Abi ‘abdillah as tentang tafsiran
yang dimiliki oleh seseorang itu di orang yang lalai dalam shalatnya,beliau
dalamnya terdapat hak orang-orang miskin berkata: “yaitu orang-orang yang mengak-
yang harus diberikan. hirkan shalat dari awal waktunya tanpa
Menurut syaikh Ath-Thabarsi, maksud ada halangan”.
dari ayat di atas adalah orang-orang yang Ali bi Abi Thalib berkata: “Tiada amal
memeperlakukan anak yatim dengan cara yang lebih Allah cintai daripada shalat,
yang kejam dan bengis, serta menolak maka janganlah kalian menyibukan diri
mereka dengan penolakan yang kasar dan dengan kehidupan dunia ketika datang
menyakitkan. Meraka juga tidak memberi waktu shalat karena Allah SWT membenci
makan orang-orang miskin dan tidak me- orang seperti itu” (al-khishal, hadis ke 400)
merintahkan terhadap saudaranya untuk Syaikh Ath-Thabarsi menjelaskan ke-
memberikan makanan kepada orang-orang tika menafsirkan ayat ini, beliau mengata-
miskin. Allah SWT mengklaim orang- kan bahwa orang yang melalaikan melain-
orang seperti ini adalah orang-orang yang kan yaotu orang-orang yang mengakhirkan
membohongi akan datangnya hari pemba- waktu shalat. Beliau mengutip hadits yang
lasan dengan menolak kebaikan-kebaikan di riwayatkan oleh Ibnu Abbas, bahwa Nabi
dan mendahulukan hal-hal yang akan saw bersabda: ‘orang-orang munafik
melemahkan dirinya. Mengandung arti adalah orang yang tidak mengharap
bahwa walaupun seseorang iman terhadap pahala ketika mereka shalat dan tidak takut
akan siksa ketika mereka meninggalkan- ibadah karena manusia bukan karena Allah
nya mereka lalai akan waktu shalat sampai Ta’la.
habis waktunya, apabila mereka bersama Diriwayatkan dari Ali bi Abi Thalib,
orang-orang mu’min mereka melaksana- beliau berkata:‘ orang-orang munafik
kan shalat karena ria (ingin di lihat oleh adalah orang yang tidak mengharap
orang lain), akan tetapi apabila mereka pahala ketika mereka shalat dan tidak takut
tidak bersama orang-orang beriman maka akan siksa ketika mereka meninggalkan-
mereka meninggalkan shalat itu’. nya mereka lalai akan waktu shalat sampai
Al-i’yasy juga meriwayatkan dengan habis waktunya, apabila mereka bersama
sanad dari Yunus bin ‘Imar dari Abi orang-orang mu’min mereka melaksana-
‘Abdillah as, dia berkata: ‘ aku bertanya ten kan shalat karena ria (ingin di lihat oleh
tang firman Allah: “orang-orang yang lalai orang lain), akan tetapi apabila mereka
dalam shalatnya”, apakah itu merupakan tidak bersama orang-orang beriman maka
bisikan dari syaithan?, beliau menjawab:’ mereka meninggalkan shalat itu’.
tidak, setiap orang mengalami bisikan Menurut syaikh Makarim Syirazi
syaithan, akan tetapi orang yang melalaikan merupakan salah satu sifat orang yang men-
shalat yang tidak melaksanakannya pada dustakan hari kebangkitan adalah orang
awal waktumya.2 yang di dalam melakukan amalnya karena
Syaikh Makarim Syirazi menjelaskan ingin dilihat oleh orang lain dan tidak
di dalam tafsirnya (al-amtsal) menyebutkan mengharapkan pahala dari Allah karena
bahwa kata sâhun adalah dari kata amal mereka karena manusia ukan karena
sahwun,yang mana ini merupakan awal Allah SWT (Al-amtsal fi tafsiri kitabillah,
sumber manusia dari kelalaian. Di dalam 489). Beberapa riwayat menjelaskan Tan-
ayat ini tidak menggunakan kalimat “fî tang tidak akan diterimanya orang yang
shalâtihim sâhûn” karena sahun di sini akan melakukan amal atas dasar karena
menimpa kesetiap individu manusia, akan ingin dilihat oleh manusia bukan karena
tetapi mengunakan “an shâlatihim sâhûn” Allah SWT, di antaranya;
kata sahun di sini adalah lalai terhadap Dari Ja’far ash-Shadiq, bahwa
seluruh bagian-bagian shalat (Al-amtsal fi Rasulullah saw bersabda: ‘ Sesungguhnya
tafsiri kitabillah, 489). ketika malaikat Allah sedang bersuka cita
Menurut Ibnu katsir kata membawa perbuatan baik manusia ke surga
“lilmushallin” menunjukan bahwa ayat ini tertinggi Allah memerintahkannya untuk
berkaitan dengan orang ahli shalat dan membawa perbuatan-perbuatan itu ke sijjin
mereka biasa melakukan shalat akan tetapi karena perbuatan tersebut tidak diperuntuk-
mereka lalai baik dari melaksanakannya an untuk Allah semata’ (Al-kafi, 295).
atau lalai dari waktu melaksanakannya. Di riwayatkan dari ali ibnu Salim, dia
Adapun kelalaian dalam waktu adalah me- berkata: ‘ aku mendengar Abi ‘abdillah as
reka yang mengakhirkan waktunya selama berkata, ‘bahwa Allah berfirman: “Akulah
nya dan dijadikan kebiasaan, adapun lalai sebaik-baik sekutu, siapa saja yang mem-
dalam masalah melaksanakannya adalah perekutukan-Ku, maka perbuatannya tidak
lalai terhadap syarat-syarat dan rukun- akan Aku terima. Aku hany menerima per-
rukun yang ada di dalam shalat itu (Tafsir buatan yang tulus dan ikhlas untuk-Ku’
Ibnu Katsir, 593). (Al-kafi, 295).
﴾ َ﴿ٱ َ ُ ْ ُ ا ُؤون Riwayat lain dari Jarrah Al-Madaini,
bahwa dia bertanya kepada Imam Al-
6. yang berbuat ria,
Shadiq tentang firman Allah SWT berikut:
Mereka yang melaksanakan ibadah
“siapapun yang bertamu Allah, ia harus
karena ingin dilihat oleh orang lain. Mereka
2
Tafsir majma’ul bayan,jil 10, hal:456
DAFTAR PUSTAKA
Abi abdillah Muhammad bin Ahmad al-Anshari al-Qurthubi (1405), tafsir al-Qurthubi,
Beirut-Libnan.
Abi Ja’far Muhammad bin Ya’qub bin Ishak al-Kailani (1388), Al-Kaafi, Tehran, Daru
al-kutub al-Islam.
Abu Ismail Ibnu Katsir (1412), tafsir Ibnu Katsir, Beirut-Libnan, Daru al-Ma’rifah.
Al-Fadhl, Abi Ali (1429), Majma’ul bayan fi tafsiri al-Quran, Beyrout-Liban, THE
ARABIC HISTORY.
Syaikh Abi Ali al-Fadhl bin Hasan athThabarsi (1418), Tafsir jawaami’u al-Jam’i, an-
nasyru al-Islam.
Muhammad Muhajir
Email: moehadjierm@staimasintang.ac.id
ABSTRAK
Kehidupan modern tampil dalam dua wajah yang antagonistik. Di satu pihak modernisme telah
berhasil mewujudkan kemajuan yang spektakuler dalam bidang sains dan teknologi. Di sisi
lain, ia telah menampilkan wajah kemanusiaan yang buram berupa manusia modern yang
mengalami kesengsaraan ruhaniah. Masalah yang fundamental adalah pendidikan mengalami
materialisasi tujuan. Keberhasilan pendidikan hanya berorientasi kuantitatif lulusan dan
orientasi lapangan kerja. Akibatnya, krisis terbesar di dunia saat ini adalah krisis akhlak.
Metode pendidikan akhlak tasawuf Walisongo memiliki relevansi dengan sarat dengan prinsip-
prinsip sufistik, sehingga membuahkan hasil diterimanya Islam sebagai agama baru bagi
masyarakat Jawa, bahkan menjadikan Islam sebagai agama mayoritas dan mengakar hingga
sekarang. Para Walisongo dalam mendidik masyarakat (Jawa, khususnya) mencoba memahami
kondisi psikologis masyarakat sebagai sebuah realitas yang harus dipahami dengan kebesaran
jiwa yang sebelumnya telah memiliki keyakinan dan corak sosial-budaya yang tidak sesuai
dengan Islam. Pendidikan akhlak tasawuf Walisongo tidak sekedar mengajak untuk menerima
dan memahami Islam dari sisi normatif-fiqhiyah atau simbolis-ritual saja. Akan tetapi,
bertujuan membangun keharmonisan dalam pergaulan interaksi antar manusia melalui
bangunan etika dan akhlakul karimah, saling menjaga, saling menghormati, dan saling
bekerjasama untuk kebaikan bersama. Dengan metode pendidikan tersebut akan membangun
kesadaran spiritual-religius umat dan pada akhirnya akan membangun kesadaran untuk lebih
mendekatkan diri kepada Allah swt.
tasi masalah kritis akhlak (Muhammad tersebut memang nampak sudah akrab,
Karim, 1998). Kepentingan tersebut guna akan tetapi mayoritas belum mengerti.
mencapai tujuan yang ingin dicapai. Di Biasanya tasawuf sering diidentikkan deng-
Indonesia tujuan yang ingin dicapai dalam an mistik, akan tetapi kedua hal itu
pendidikan secara eksplisit dirumuskan mempunyai perbedaan jika dikaji secara
dalam UU RI No 20 Tahun 2003 Bab II lebih mendalam dan mendetail.
Pasal 3. Dalam Undang-undang tentang Tasawuf pada awalnya masuk di
Sistem Pendidikan Nasional, dirumuskan nusantara ini dibawa oleh Walisongo.
bahwa tujuan dan fungsi pendidikan adalah Ulama yang terkenal dalam menyebarkan
membentuk manusia Indonesia seutuhnya agama Islam di daerah Pulau Jawa adalah
yang kata kuncinya adalah beriman dan “walisongo”. Dalam perjuangan dalam
bertaqwa berakhlak mulia, sehat, berilmu, mengembangkan Islam, banyak hikmah
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga yang dapat diambil dan diteladani. Strategi
negara yang demokratis serta bertanggung yang mereka gunakan dapat diterima oleh
jawab (UURI Pasal 3). banyak kalangan, mulai dari kalangan
Jika ditilik lebih dalam dimensi bawah sampai kalangan atas yaitu bangsa-
“keutuhan manusia” dalam undang-undang wan-bangsawan dan raja-raja. Hal tersebut
tersebut terdiri dari dua bagian yang saling disebabkan Walisongo menggunakan ilmu
terkait. Dimensi tersebut adalah dimensi (tasawuf) dalam berdakwah, sehingga
religius dan sosial. Religius pada ranah diminati oleh berbagai kalangan. Terobos-
ketaqwaan serta keimanan dan sosial pada an dan pembahruan Islam di Jawa telah
bidang kecakapan, kemandirian, kewarga- banyak dilakukan oleh para Walisongo. Hal
negaraan yang demokrasi serta bertanggu- tersebut menjadikan Walisongo sangat
ng jawab. Maka, dalam upaya pencapaian dihormati oleh masyarakat Jawa. Makam-
manusia yang utuh memerlukan sistem makam Walisongo banyak dijadikan tem-
pendidikan yang benar. pat ziarah dan dikunjungi oleh masyarakat
Dewasa ini, sedang hangat dibicarakan Indonesia. Untuk itu, agar dapat mengeta-
tentang pendidikan karakter yang menjadi hui peran Walisongo dalam mengembang-
basis pendidikan. Pendidikan karakter kan agama Islam di Pulau Jawa serta
dikembangkan dalam tiga tahap, yaitu riwayat hidup para Walisongo, penulis
kognitif (knowing) moral, psikomotor menyusun karya ilmiah tentang metode
(acting) yang membentuk perbuatan moral, pendidikan akhlak tasawuf Walisongo
dan afektif yang membentuk kebiasaan dalam menyebarkan Islam (tasawuf) di
(habit) kemudian menjadi karakter (UURI Indonesia.
Pasal 3). Di sini, perlu ada penambahan Berpijak pada latar belakang di atas,
domain pendidikan Islam, yakni aspek kajian tentang pendidikan akhlak tasawuf,
spiritual (kedalaman keimanan), sehingga akan dispesifikasikan pada metode pendi-
akhlak tidak sekedar hasil dari proses dikan akhlak walisongo. Sebagai juru dak-
pembiasaan, tetapi muncul dari kedalaman wah dan penyebar agama Islam pertama
spiritual (kesadaran ketuhanan) yang kali, keteladanan akhlaknya tampak pada
berada dalam hati. Oleh sebab itu, ajaran sikap dan tindak tanduknya dalam berdak-
akhlak tasawuf perlu disuntikan pendidik- wah dan berbagai bidang, seperti sosial
an Islam. Pendidikan akhlak tasawuf harus keagamaan, budaya dan kemasyarakatan.
dijadikan salah satu alternatif untuk Keluhuran akhlak yang ditunjukkan para
mengatasi problematika krisis spiritualitas wali menjadi daya tarik tersendiri, sehingga
yang mengancam moralitas. karenanya Islam dapat cepat diterima dan
Tasawuf adalah kata yang sering menyebar ke seantero penjuru nusantara.
didengar oleh umat Islam. Namun, bagi Berbeda halnya dengan kondisi saat
masyarakat umum atau orang awam istilah ini, para juru dakwah lebih sering
Seorang sufi yang individualistis, yang memiliki ketajaman batin dan kehalusan
hanya berzikir tanpa mengurusi masyarakat budi pekerti. Sikap batin dan kehalusan
di lingkungannya, bukanlah seorang sufi budi pekerti yang tajam ini menyebabkan
(Haidar Bagir, 2005. manusia akan selalu mengutamakan
Hakikat pendidikan akhlak tasawuf pertimbangan pada setiap masalah yang
pada intinya adalah upaya melatih jiwa de- dihadapi dengan berkomunikasi dan merasa
ngan berbagai kegiatan yang dapat membe- diawasi Tuhan. Dengan cara demikian,
baskan diri sendiri dari pengaruh kehidupan manusia akan terhindar dari akhlak tercela
dunia, sehingga tercermin akhlak yang menurut agama.
mulia dan dekat dengan Allah Swt
(Abuddin Nata, 2004). Sebagaimana, Tujuan Pendidikan Akhlak Tasawuf
menurut Abdul Munir Mulkhan, pendidik- Tujuan pendidikan ialah batas akhir
an perlu diperkaya dengan meletakkan yang dicita-citakan dalam usaha pendidik-
pengalaman bertuhan sebagai substansi. an. Tujuan pendidikan yang dimaksud
Dengan memberi jaminan daya tahan murid adalah pendidikan akhlak tasawuf, yakni
agar terhindar dari perbuatan jahat dalam perubahan yang diinginkan dan diusahakan
kehidupan dan bertumpu pada pengalaman oleh proses pendidikan, baik pada akhlak
bertuhan (Abdul Munir Mulkhan, 2002). individu, dalam kehidupan pribadi atau
Akhlak diletakan atas dasar pendidikan kehidupan masyarakat dan alam sekitarnya
tauhid, sehingga murid diyakinkan akan (Syamsul Kurniawan, dan Erwin Mahrus,
kekuasaan Tuhan yang mengawasi dan 2011). Oleh karena itu, perlu diawali
membalas tindakan manusia dalam keadaan dengan pembahasan hakikat manusia dan
apapun. tujuan pendidikan Islam untuk merumus-
Hamdani menyebut pendidikan akhlak kan tujuan pendidikan akhlak tasawuf.
tasawuf dengan pendidikan ketuhanan. Kant menyebut akhlak tasawuf,
Pendidikan ketuhanan adalah suatu usaha dengan istilah tindakan akhlaki yang
yang keras dan bersungguh-sungguh dalam diilhami intuisi (intuisi akhlak). Menurut
mengembangkan, mengarahkan, membim- nya, manusia berbudi luhur ialah karena
bing akal pikiran, jiwa, qalbu, dan ruh menuruti perintah intuitif mereka, tidak
kepada pengenalan (ma’rifat) dan cinta memerlukan argumentatif. Sebagai mana
(mahabbah) kepada Allah swt. Dengan Kant dalam kutipan Murtadla Muthahari
pendidikan ketuhanan manusia akan mengatakan: “Manusia dapat menyerahkan
menjadi hamba yang zuhud dan wara’, dirinya kepada orang lain, namun dia tidak
serta berpikir, bersikap dan beribadah yang dapat menyerahkan intuisinya pada orang
memberikan dampak pada kualitas akidah, lain. Manusia dapat menyerah pada
dan ma’rifat. (Hamdani, 2011). penguasa tiran, atau pada perbuatan buruk,
Selanjutnya, menurut Hamdani, objek namun intuisinya tidak pernah kenal kata
pendidikan akhlak tasawuf ialah hati menyerah” (Murtadha Muthahhari, 1995).
(qalbu). Apabila seseorang telah sukses Kant mengatakan bahwa sanubari
mendidik dan mengolah fitrah qalbu-nya, manusia terdapat nilai-nilai akhlak luhur
maka akan terbuka segala esensi ciptaan- manusia (Murtadha Muthahhari, 1995).
Nya, rahasia-rahasia ketuhanan terbuka Tujuan pendidikan akhlak tasawuf Kant
baginya, sehingga, akan semakin kokoh ialah ajakan agar manusia menyadari
keimanan dan akhlak ketuhananya sepenuh nya sifat kefanaan dari kehidupan
(Hamdani, 2011). dunia. Kekekalan hanyalah Tuhan, maka
Dengan demikian, hakikat pendidikan perbuatan manusia senantiasa diorientasi-
akhlak tasawuf adalah usaha membimbing kan kepada Tuhan (M. Bambang Pronowo
dan mengarahkan potensi (fitrah) manusia, 1994).
yakni fitrah kesadaran ketuhanan, agar
simbol bagi orang Jawa yang berasal dari raja-raja pribumi pra-Islam dan para
pengertian 8 (delapan) penjuru angin pendatang Arab. Pesatnya Islamisasi pada
ditambah dengan pusat (tengah) (M. Natsir abad ke-14 dan 15 M antara lain juga
Arsyad, 1993). disebabkan oleh surutnya kekuatan dan
Pendapat lain mengatakan bahwa pengaruh kerajaan-kerajaan Hindu atau
Walisongo adalah sebuah majelis dakwah Budha di nusantara, seperti Majapahit,
yang pertama kali didirikan oleh Sunan Sriwijaya dan Sunda. Thomas Arnold
Gresik (Maulana Malik Ibrahim) pada dalam The Preaching of Islam mengatakan
tahun 1404 M (808 H). (Muhammad bahwa, kedatangan Islam bukanlah sebagai
Dahlan, 1979). Para Walisongo adalah pem penakluk seperti halnya bangsa Portugis
baharu masyarakat pada masanya. Penga- dan Spanyol. Islam datang ke Asia
ruh mereka terasakan dalam beragam Tenggara dengan jalan damai, tidak dengan
bentuk manifestasi peradaban baru masyara pedang, tidak dengan merebut kekuasaan
kat Jawa, mulai dari kesehatan, bercocok politik. Islam masuk ke nusantara dengan
tanam, perniagaan, kebudayaan, kesenian, cara yang benar-benar menunjukkan
kemasyarakatan, hingga ke pemerintahan. sebagai rahmatan lil‘alamin (Wahyu Ilahi
Dari nama para Walisongo tersebut, dan Harjani Hefni, 2007).
pada umumnya terdapat 9 nama yang Sementara itu, dalam sejarah penyebar
dikenal sebagai anggota Walisongo yang an agama Islam terutama di Pulau Jawa
paling terkenal, yaitu: banyak ditemukan literatur bahwa pada
1. Sunan Gresik atau Maulana Malik masa awal dai sebagai penyebar agama
Ibrahim Islam banyak dipegang peranannya oleh
2. Sunan Ampel atau Raden Rahmat Wali Sembilan yang lebih dikenal dengan
3. Sunan Bonang atau Raden Makhdum Walisongo (Budiono Hadi Sutrisno, 2007).
Ibrahim Walisongo merupakan suatu dewan
4. Sunan Drajat atau Raden Qasim dakwah di Kesultanan Demak pada abad
5. Sunan Kudus atau Ja'far Shadiq ke-15 sampai 16 M. Angka Sanga
6. Sunan Giri atau Raden Paku atau Ainul (Sembilan) dianggap ‘keramat’ bagi orang
Yaqin Jawa. Dan memudahkan bagi dewan
7. Sunan Kalijaga atau Raden Sahid dakwah dalam mengambil sebuah fatwa
8. Sunan Muria atau Raden Umar Said apabila terjadi voting. Adapun Walisongo
9. Sunan Gunung Jati atau Syarif tersebut yaitu Maulana Malik Ibrahim,
Hidayatullah Sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Bonang,
Sunan Drajat, Sunan Kalijaga, Sunan
Metode Pendidikan Akhlak Tasawuf Kudus, Sunan Muria, serta Sunan Gunung
Walisongo Jati (Wahyu Ilahi dan Harjani Hefni, 2007).
Sampai dengan abad ke-8 H/14 M, Metode yang dikembangkan oleh para
belum ada Islamisasi penduduk pribumi wali dalam gerakan dakwahnya lebih ban-
nusantara. Baru pada abad ke-9 H/14 M, yak menggunakan media kesenian budaya
penduduk pribumi mulai memeluk Islam setempat disamping melalui jalur sosial
secara massal. Para pakar sejarah berpenda- ekonomi. Sebagai contoh adalah dengan
pat bahwa masuknya Islam pada abad terse media kesenian wayang dan tembang-
but disebabkan saat itu kaum Muslim sudah tembang Jawa yang dimodifikasi dan
memiliki kekuatan politik yang berarti. disesuaikan oleh para wali dengan konteks
Yaitu ditandai dengan berdirinya beberapa dakwah (Wahyu Ilahi dan Harjani Hefni,
kerajaan bercorak Islam, seperti Kerajaan 2007). Dalam menetapkan sasaran dakwah
Aceh Darussalam, Malaka, Demak, Cerbon nya walisongo terlebih dahulu melakukan
serta Ternate. Para penguasa kerajaan- perencanaan dan perhitungan yang akurat
kerajaan ini berdarah campuran, keturunan diimbangi dengan pertimbangan yang
rasional dan strategis yakni dengan mem- saw. Ia disebut juga Sunan Gresik, atau
pertimbangkan faktor geostrategis yang Sunan Tandhes, atau Mursyid Akbar
disesuaikan dengan kondisi mad‘u yang Thariqat Walisongo. Bahkan dalam cerita
akan dihadapinya agar hasil yang dicapai rakyat, ada yang memanggilnya Kakek
akan maksimal (Wahyu Ilahi dan Harjani Bantal. Ia diperkirakan lahir di Samarkand
Hefni, 2007). di Asia Tengah, pada paruh awal abad ke-
Proses Islamisasi di pulau Jawa 14. Babad Tanah Jawi versi Meinsma
berjalan dengan aman dan damai, tanpa ada menyebutnya Asmarakandi, mengikuti pe-
pergolakan serta kegoncangan psikologis ngucapan lidah orang Jawa terhadap As-
dan sosial. Hal ini disebabkan para wali Samarqandy. Sementara itu, Hamka menu-
lebih menggunakan pendekatan kultural, lis bahwa beliau ini berasal dari Kasyan,
yang serat dengan simbol-simbol kebudaya Persia, dan seorang berkebangsaan Arab
an lokal, seperti wayang dan gamelan. Akul keturunan Rasulullah saw yang datang ke
turasi kebudayaan yang dipelopori Wali- Jawa sebagai penyebar agama Islam
songo dilanjutkan oleh para juru dakwah (Wahyu Ilahi dan Harjani Hefni, 2007).
berikutnya, sehingga pengamalan dan Maulana Malik Ibrahim sudah belajar
praktek Islam di Jawa terasa amat khas. agama Islam sejak kecil, arena beliau
Agama dan budaya berjalan secara selaras, dilahirkan dan dibesarkan di tengah keluar
serasi, dan seimbang (Budiono). ga Muslim yang taat beragama. Setelah
Dari metode-metode dakwah para wali dewasa, beliau menikah dengan seorang
di atas, dapat dinyatakan bahwa para wali putri bangsawan bernama Dewi
yang dalam usahanya mengislamkan mas- Candrawulan, putri pertama Ratu Campa
yarakat Jawa ialah dengan berusaha meng- yang telah menganut agama Islam dan
ubah hal-hal lama yang tidak bersesuaian merupakan istri Brawijaya, raja Majapahit
dengan Islam dengan melalui pendekatan terakhir.
budaya. Dalam hal ini H.J. Benda Ketika pertama kali beliau datang ke
menegaskan bahwa bila agama Islam yang Jawa, pada mumnya masyarakat itu adalah
berasal dari Timur Tengah diterapkan pemeluk agama Hindu/Budha dan berada di
ajaran aslinya di nusantara (Islam Fiqh), bawah pemerintahan kerajaan Majapahit.
mungkin tidak akan mendapatkan tempat Masyarakat menganut struktur sosial yang
untuk memasuki pulau-pulau Indonesia, berkasta, yaitu kasta Sudra, kasta Waisya,
lebih-lebih pulau Jawa (Hj. Benda, 1975). kasta Ksatria, dan kasta Brahmana.
Ini merupakan cara bagi para wali Sebelum menyiarkan agama Islam,
dalam memasukkan unsur-unsur keislaman beliau mendekati penduduk setempat untuk
kepada masyarakat Jawa yang pada saat itu mengenal adat istiadatnya terlebih dahulu.
sudah memiliki kepercayaan selain kepada Dengan cara itu, Islam mudah diterima oleh
Islam, dan dengan cara seperti ini pula para golongan yang menjadi sasaran penyebar-
wali mampu menorehkan tinta emas dalam an. Metode dakwah yang beliau terapkan
menyebarkan agama Islam, yang sampai cukup unik dan tepat, yaitu dengan mem-
saat ini masih tetap berkibar di bumi buka warung untuk berjualan kebutuhan
Nusantara. Dan secara lebih spesifiknya sehari-hari dengan harga murah, juga
pengembangan dakwah yang dilakukan mengadakan pengobatan gratis.
oleh Sembilan Wali dapat kita analisis Maulana Malik Ibrahim juga mengajar
sebagai berikut: kan cara-cara baru bercocok tanam. Ia
1. Maulana Malik Ibrahim mencoba merangkul masyarakat bawah,
Nama lain dari Maulana Malik Ibrahim kasta terendah yang disisihkan dalam
adalah Maulana Magribi, dan Maulana Hindu yang ketika itu tengah dilanda krisis
Ibrahim. Maulana Malik Ibrahim adalah ekonomi dan perang saudara. Metode ini
keturunan ke-22 dari Nabi Muhammad ternyata berhasil, terbukti sedikit demi
sedikit masjid yang dibangun beliau ramai dari Raja Champa yang masih memiliki
dikunjungi warga yang sudah memeluk termasuk dalam keturunan Dinasti Ming
agama Islam. Dan Islam pun berkembang yang terakhir. Beliau lahir tahun 1401
di pulau Jawa, bahkan di daerah-daerah masehi dan wafat tahun 1478 M. Kemudian
nusantara. Beliau juga membangun masjid pada tahun 1443 M beliau mulai hijrah ke
dan pondok pesantren di Dusun Pesucian, Pulau Jawa. Dalam menyebarkan ajaran
sekitar 9 km dari utara Kota Gresik pada Islam, Sunan Ampel melakukan dakwah di
tahun 801 H/1392 M. Selesai membangun daerah Ampel Denta, Surabaya.
dan menata pondokan tempat belajar agama Sunan Ampel adalah penerus cita-cita
di Leran, Maulana Malik Ibrahim wafat dan perjuangan Maulana Malik Ibrahim.
pada tahun 1419 M. Makamnya kini Beliau memulai aktivitasnya dengan
terdapat di kampung Gapura, Gresik, Jawa mendirikan pesantren di Ampel Denta,
Timur. Surabaya, sehingga beliau dikenal dengan
Dalam sumber lainnya, disebutkan me- pembina pondok pesantren pertama di Jawa
tode pengambangan dakwah yang Timur. Di pesantren inilah beliau mendidik
dilakukan Maulana Malik Ibrahim adalah para pemuda Islam untuk menjadi tenaga
sebagai berikut: dai yang akan disebar ke seluruh Jawa.
a. Bergaul dengan para remaja. Pendekat- Sebagai seorang ulama yang giat
an ini dilakukan agar beliau memahami berdakwah, Sunan Ampel mempunyai
karakter para remaja tersebut dan ajaran yang terkenal dengan sebutan “Moh
tentunya hal ini akan sangat memudah- Limo“. Kata moh limo berasal dari bahasa
kan beliau dalam menyebarkan agama jawa yaitu kata moh yang memiliki arti
karena sudah memahami seluk beluk menolak, sedangkan kata limo berarti lima.
remaja dan memudahkan memilih Jadi, moh limo adalah menolak melakukan
metode bagaimana cara menyampaikan lima perkara yang terlarang. Kelima ajaran
kebenaran ajaran Islam kepada mereka Sunan Ampel itu adalah:
tersebut (Wahyu Ilahi dan Harjani 1. Moh Main, artinya tidak mau main judi
Hefni, 2007). 2. Moh Ngombe, artinya tidak mau minum-
a. Membuka pendidikan pesantren. Dima- minuman yang memabukkan.
na anak-anak yang ingin mendalami 3. Moh Madat, artinya tidak mau mengisap
pengetahuan agama akan dididik yang candu atau ganja, narkotika dan zat aditif
selanjutnya akan dipersiapkan sebagai lainnya.
kader dai yang dapat terjun ke 4. Moh Maling, artinya tidak mau mencuri
masyarakat bahkan dapat membangun atau kolusi.
pondok-pondok pesantren dalam hal 5. Moh Madon, artinya tidak mau main
mengabdikan ilmunya kepada masyara- perempuan yang bukan isterinya (zina).
kat. Selanjutnya dari pondok-pondok Menurut Babad Diponegoro, Sunan
tersebut akan kembali lahir para dai Ampel sangat berpengaruh di kalangan
handal. Dan begitulah seterusnya istana Majapahit. Kedekatan beliau tersebut
hingga estafet perjalanan tersebut akan membuat penyebaran Islam di daerah
terus berlanjut hingga saat ini (Wahyu kekuasaan Majapahit, khususnya di pantai
Ilahi dan Harjani Hefni, 2007). utara Pulau Jawa, tidak mendapat hambatan
yang berarti, bahkan mendapat izin dari
2. Sunan Ampel penguasa kerajaan.
Raden Rahmat atau lebih dikenal Sunan Ampel tercatat sebagai
dengan Sunan Ampel merupakan putra dari perancang kerajaan Islam pertama di Pulau
Syekh Maulana Malik Ibrahim (Sunan Jawa dengan ibu Kota Bintoro, Demak.
Gresik) dengan Dewi Condro Wulan. Dewi Beliaulah yang mengangkat Raden Fatah
Condro Wulan merupakan salah satu putri sebagai sultan pertama Demak, yang
dipandang punya jasa paling besar dalam Ampel Denta pimpinan Sunan Ampel. Di
meletakkan peran politik umat Islam di sana beliau menjadi teman akrab dengan
Nusantara. Disamping itu, beliau juga ikut putra Sunan Ampel yaitu Maulana Mak-
mendirikan Masjid Agung Demak pada dum Ibrahim.
tahun 1479 M. Masjid tersebut kemudian Dalam perjalanan beliau ke haji
dirancang sebagai sentral seluruh aktivitas bersama Sunan Bonang, mereka terlebih
pemerintah dan sosial kemasyarakatan. dahulu memperdalam ilmu pengetahuan di
Dan kemudian hari masjid inilah yang Pasai, yang ketika itu menjadi tempat
kemudian dikenal dengan Masjidnya Para berkembangnya ilmu ketuhanan, keimanan,
Wali.1 dan tasawuf. Di sinilah Raden Paku sampai
Bila kita melihat sekilas dari apa yang pada tingkat ilmu laduni, sehingg gurunya
telah dilakukan oleh Sunan Ampel, menganugrahkan gelar ‘Ain al-Yaqin.
bersesuaian dengan apa yang dipraktekkan Sebagai seorang ulama yang wara’,
oleh Rasulullah ketika berada di Madinah Sunan Giri sangat-sangat berhati-hati
yang menjadikan Masjid sebagai tempat dalam memutuskan masalah ubudiyah.
sentral pemerintahan dan sebagai tempat Dalam masalah ini beliau berpegang teguh
penyelesaian berbagai masalah ataupun pada ajaran al-Qur’an dan Hadis. Bahkan
sengketa. Dan selanjutnya Sunan Ampel beliau berpendapat “bahwa ibadah mau
juga menyiapkan dan melatih generasi- tidak mau harus sesuai dengan ajaran Nabi
generasi Islam yang selanjutnya akan saw, tidak booleh di campur adukan dengan
diutus ke berbagai wilayah lain. adat istiadat yang bertolakk belakang
dengan ajaran tauhid”. Pendapat itu
3. Sunan Giri dilandasi oleh firman Allah: “Dan
Nama aslinya Raden Paku, dikenal sembahlah Allah dan janganlah kamu
juga dengan sebutan Prabu Satmata. Dike- mempersekutukan-Nya…” (QS. An-Nisa :
nal sebagai Sunan Giri, karena beliau, men- 36)
dirikan pesantren di dekat sebuah gunung Sunan Giri terkenal sebagai pendidik
yaitu Gunung Giri dan berdakwah di sana yang berjiwa demokrasi, beliau mendidik
sampai akhir hayatnya dan dimakamkan di anak-anak melalui berbagai permainan
sana. Nama kecil Sunan Giri adalah Jaka yang berjiwa agama, misalnya jelungan,
Samudra. Ayahnya bernama Maulana Ishaq jamuran, gendi ferit, jor, gula ganti,
(adik dari Maulana Ibrahim), berasal dari cublak-cublak suweng, lir-ilir, dan sebagai
Pasai. Ibunya bernama Sekardadu, Putri nya. Beliau juga dipandang sebagai orang
Raja Blamblangan, Prabu Minaksembuyu. yang sangat berpengaruh terhadap jalannya
Beliau hidup antara tahun 1365-1428 roda Kesultanan Demak Bintoro (Kesulta-
M. Masa kecilnya diasuh oleh janda kaya nan Demak). Oleh sebab itu, setiap kali
raya, Nyai Gedhe Pinatih. Menjelang muncul masalah penting yang harus diputus
dewasa Jaka Samudra berguru kepada kan, wali yang lain selalu menantikan
Sunan Ampel. Jaka Samudra diberi gelar keputusan dan pertimbangannya.
oleh Sunan Ampel dengan gelar Raden Dari uraian di atas, pola dakwah yang
Paku (Wahyu Ilahi dan Harjani Hefni, telah dikembangkan beliau adalah:
2007). a. Membina kader dai inti, yaitu mereka
Raden Paku diangkat anak oleh yang dididik di perguruan Giri.
seorang wanita kaya bernama Nyai Gede b. Mengembangkan Islam ke luar pulau
Maloka, Babad Tanah Jawa disebut Nyai Jawa. Pola dakwah yang dikembangkan
Ageng Tandes. Beranjak dewasa Raden dan tidak dilakukan oleh wali-wali
Paku belajar agama di Pondok Pesantren sebelumnya adalah usahanya mengirim
yang bersifat sosial, dimana dalam menja- seorang dai juga dikenal sebagai pahlawan
lankan aktivitas dakwahnya beliau tidak bangsa yang gigih melawan penjajahan.
segan-segan untuk menolong masyarakat Dalam mempertahankan daerah territorial-
bawah, memberi pertolongan kepada um- nya adalah dengan mengintegrasikan dari
um, menyantuni anak yatim dan fakir ancaman penjajah. Beliau berhasil mema-
miskin serta memperbaiki kehidupan sosial tahkan kekuasaan Portugis pada tanggal 22
nya. Beliau memiliki perhatian yang besar Juni 1527, yang kemudian menggantikan
pada masalah-masalah social, sehingga Sunda Kelapa dengan Jayakarta (Kemena-
beliau dikenal mempunyai jiwa sosial dan ngan yang paripurna) (Wahyu Ilahi dan
teman-teman dakwahnya selalu berorienta- Harjani Hefni, 2007).
si pada kegotongroyongan. Prinsip dakwah Sebelum beliau berdakwah di tanah
beliau juga tampak pada gubahan sejumlah Jawa, sebenarnya sudah ada seorang ulama
suluk, diantaranya adalah suluk petuah yang berasal dari Bagdad untuk berdakwah
"berilah tongkat pada si buta/beri makan di daerah Cirebon. Ulama tersebut bernama
pada yang lapar/beri pakaian pada yang Syekh Kahfi dengan membawa dua puluh
telanjang'. Karena keberhasilannya men- muridnya berdakwah di tanah Jawa. Selain
yebaran Islam dan menanggulangi kemis- itu Sunan Gunung Jati juga pernah
kinan, Sunan Drajat memperoleh gelar dinobatkan sebagai Raja Cirebon kedua
Sunan Mayang Madu dari Raden Fatah, pada tahun 1479 dengan gelar Maulana Jati.
Sultan Demak I Tahun Saka 1442 atau 1520 Selain di Cirebon beliau juga berdakwah
M. sampai ke Banten. Peninggalan sejarah
Disini kita dapat melihat bahwa Sunan Sunan Gunung Jati salah satunya adalah
Drajat dalam menjalankan dakwahnya Masjid Agung Banten.
mengutamakan prinsip sosial kemasyarat- Menurut Purwaka Carunban Nagari,
an dan dengan ini pula beliau dapat Sunan Gunnung Jati, sebagai salah seorang
membangun rasa saling butuh dan saling walisongo, mendapat penghormatan dari
tolong menolong dalam masyarakat terse- raja-raja lain di Jawa, seperti Kerajaan
but hingga tidak ada masyarakat yang Demak dan Pajang, karena kedudukannya
merasa kesusahan, dan dengan ini juga sebagai raja dan ulama, beliau diberi gelar
masyarakat tersebut akan lebih mudah Raja Pandita. Beliau mengembangkan
ditanamkan rasa keimanan yang kuat, yang agama Islam ke daerah daerah lain di Jawa
selalu melaksanakan perintah dan ajaran Barat, seperti Majalengka, Kuningan,
agama. Selain itu, beliau juga mengembang Kawli (Galuh), Sunda Kelapa, dan Banten.
kan dakwah dengan membangun hal-hal Beliau meletakkan dasar bagi pengembang-
berikut: an Islam dan perdagangan orang-orang
a. Mendirikan pusat-pusat pos bantuan. Islam Banten pada tahun 1525 atau 1526.
b. Membuat kampung-kampung Ketika beliau kembali ke Cirebon, Banten
percontohan. diserahkan kepada anaknya, Sultan Maula-
c. Menanamkan ajaran kolektivisme, na Hasanudin yang kemudian menurunkan
yaitu ajaran untuk bergotong royang. raja-raja Banten. Setelah Sunan Gunung
d. Di bidang kesenian beliau menciptakan Jati wafat, Cirebon mengalami pasang
tembang-tembang jawa, yaitu pangkur surut. Kendati demikian, peranan historis
(Wahyu Ilahi dan Harjani Hefni, keagamaan yang dijalankannya tak pernah
2007). hilang.
7. Sunan Gunug Jati Strategi dan metode pengembangan
Sunan Gunung Jati atau nama lengkap dakwah yang dilakukan Sunan Gunung Jati
nya adalah Syarif Hidayatullah putra dari lebih terfokus pada job description atau
Syarif Abdullah dan Nyai Larasantang. pembagian tugas diantaranya:
Sunan Gunung Jati atau Fatahillah selain
kursus bagi bagi kaum pedagang, para Islam sebagai agama mayoritas dan meng-
nelayan dan rakyat biasa. Beliau juga akar hingga sekarang. Metode pendidikan
banyak menggunakan metode pendekatan akhlak tasawuf Walisongo yang telah meng
kebudayaan yang bertujuan untuk menarik komunikasikan ajaran tasawuf yang mema-
rakyat golongan bawah masuk Islam. hami kondisi psikologis masyarakat Jawa
Misalnya, dengan menggunakan petunjuk- sebagai sebuah realitas yang harus dipaha-
an kesenian yang digemari masyarakat mi dengan kebesaran jiwa yang sebelum-
setempat. nya telah memiliki keyakinan dan corak
Sunan Muria juga terkenal sebagai sosial-budaya yang tidak sesuai dengan
pendukung setia Kesultanan Demak Islam.
Bintoro dan berperan serta dalam mendiri- Pendekatan psikosufistik dalam mem-
kan Masjid Demak. Dalam rangka dakwah bangun komunikasi dakwah menjadi arah
melalui budaya, beliau menciptakan dan kerangka berpikir bahwa kegiatan
tembang dakwah Sinom dan Kinanti. dakwah tidak sekedar mengajak untuk
Sinom adalah sejenis tembang Jawa yang menerima dan memahami Islam dari sisi
pada umumnya menampilkan suasana yang normatif-fiqhiyah atau simbolis-ritual saja.
dapat menyentuh hati. Sedangkan kinanti Akan tetapi, kegiatan dakwah Islam bertu-
pada umumnya berisi tentang syair-syair juan membangun keharmonisan dalam per-
yang bersuasana senang, gembira, penuh gaulan interaksi antar manusia melalui
kasih sayang dan rasa cinta. bangunan etika dan akhlakul karimah,
Seperti dengan wali-wali sebelumnya saling menjaga, saling menghormati, dan
pola dakwah yang beliau kembangkan saling bekerjasama untuk kebaikan bersa-
banyak yang sarat dengan ajaran Islam ma. Dengan metode pendidikan tersebut
yang berbentuk seni. Dengan demikian, akan membangun kesadaran spiritual-
dapat disimpulkan pola dakwah yang religius umat dan pada akhirnya akan mem-
dikembangkan oleh Sunan Muria adalah: bangun kesadaran untuk lebih mendekatkan
a. Menjadikan daerah pelosok-pelosok diri kepada Allah swt.
pengunungan sebagai pusat kegiatan Selain itu, para Walisongo dalam me-
dakwah. lakukan aktivitas dakwahnya sangat mem-
b. Berdakwah melalui jalur kesenian. perhitungkan wilayah strategis. Beranjak
Dengan menciptakan sinom, kinanti, dari sinilah, para Walisongo yang dikenal
dan sebagainya (Wahyu Ilahi dan jumlahnya ada sembilan orang tersebut
Harjani Hefni, 2007). melakukan pemilihan wilayah dakwahnya,
di Jawa Timur 5 wali, Jawa Tengah 3 wali,
SIMPULAN dan Jawa Barat 1 wali. Para Walisongo
Walisongo dipercaya sebagai peletak ketika itu juga sangat bijak memanfaatkan
batu pertama Islam di pulau Jawa. Kiprah seni yang telah berurat-akar dan berkam-
Walisongo dalam peta penyebaran ajaran bang dalam masyarakat untuk menopang
Islam di Indonesia pada umumnya, di pulau keberhasilan dakwah mereka. Di antara
Jawa khususnya memang merupakan fakta seni yang popular dijadikan media dakwah
sejarah yang tidak terbantahkan. Kesukses- oleh para Walisongo adalah wayang kulit
an dakwah Walisongo tidak terlepas dari dan lagu-lagu gending.
metode pendidikan (dakwah) yang mereka
terapkan.
Metode pendidikan akhlak tasawuf
Walisongo yang sarat dengan prinsip-
prinsip sufistik telah membuahkan hasil
diterimanya Islam sebagai agama baru bagi
masyarakat Jawa, bahkan menjadikan
Abu al-Wafa’ al-Ghanimi al-Taftazani, Sufi dari Zaman Ke Zaman, alih bahasa A.r
Ustman, Bandung: Mizan 1985.
Amin Syukur, Menggugat Tasawuf, Sufisme dan Tanggung Jawab Sosial Abad 21,
Yogyakrta: Pustaka Pelajar 1999.
Annemarie Schimael, Dimensi Mistik Dalam Islam, Jakarta: Pustaka Firdaus, 1986.
Abu Hamid al-Ghozali, Raudhah: Taman Jiwa Kaum Sufi, terjemahan M. Luqman Hakim,
Surabaya: Risalah Gusti, 1995.
Azyumardi Azra, “Neo-Sufisme dan Masa Depannya, dalam Jalaludin Rachmat, dkk,
Rekontruksi dan Renungan Religius, Jakarta: paramadina, 1996.
Al-Ghozali, Abu Hamid Muhammad Ibn Muhammad, Ihya’ Ulumuddin, juz 3, (Beirut: Dar
al-Kutub al-Ulumiyah, tt).
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Bandung, Remaja Rosda Karya,
1991.
Ahmad Mustafa Al-Maraghi, (Tafsir al-Maraghi), trj, Bahrun Abu Bakar, Semarang: Toha
Putra: 1993, cet. II.
Carl W. Ernest, Words of Ectasy in Sufis, New York: State University Press, 1985.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai
Pustaka, 1994.
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Jakarta: PT. Ichtiar Islam Baru van Houeve, 1994.
Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemah, Semarang: CV. Toha Putra, 1989.
Fatimah Irma, (Ed), Sejarah Ilmu Tasawuf, Yogyakarta: Lembaga Study Filsafat Islam,
1992.
Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan; Suatu Analisis Psikologi, Filsafat dan
Pendidikan, Jakarta: Pustaka al-Husna, 1986.
Heri Noer Ali. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999, cet.2.
Imam Muslim, Shahih Muslim Juz 4, Beirut, Dar Ihya al Tarashil al Araby, tt.
Louis Massignon dan Mustafa Abdurraziq, Islam dan Tasawuf, Yogyakarta: Fajar Pustaka
baru, 2001.
Mutdla Muttahari dan Syaikh Muhammad Husain Thabathaba’i, Menapat Jalan Spiritual,
terjamah MS, Nasrullah, Bandung: Pustaka Hidayah, 1997.
Muhammad Ustman Najati, Jiwa dalam Pandangan para Philosopy Muslim, Bandung:
Putaka Hidayah, 2002.
Muhammad Quraisy Syihab, Wawasan Alquran: Tafsir Maudhu’I atas berbagai Persoalan
Umat, Bandung Mizan, 2000.
Muhammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, Jakarrta: Raja Grafindo Persada, 2000.
Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan teoritis dan Praktis, Bandung: Remaja Rosdakarya,
1992.
Rivay Siregar, Tasawuf Dari Sufisme Klasik ke Neo-Sufisme, Jakarta: Rajawali Pers, 2000.
Simuh, Tasawuf dan Perkembangannya Dalam Islam, Jakarta: Rajawali Press, 1996.
Sahal Mahfudz, Nuansa Fiqh Sosial, Yogyakarta, LKiS bekerja sama dengan Pustaka
Pelajar, 1994.
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, UU RI, No. 22 tahun. 2003, Bandung: Citra
Umbara, 2003.
Ustman Najati, Alquran dan Ilmu Jiwa, Bandung: Pustaka, 2000 Cet.3.
Zainuddin dkk, Seluk Beluk Pendidikan dari Al-Ghozali, Jakarta: Bumi Aksara, 1991.
Munadi *
E-mail: munadi176176@gmail.com
ABSTRAK
Membicarakan suatu kontrak haruslah di bangun di atas fondasi dan asas yang kuat. Para pakar
sudah mendiskusikan hal ini sejak lama. Demi sah tidaknya suatu kontrak dalam perjanjian
terset. Terlebih lagi dalam bangunan Syariah. Terutama terkait perjanjian dan kontrak-kontrak
dalam bisnis Syariah. Para pakar menawarkan sehuah formulasi kontrak dalam bingkai Syariah,
diantaranya ada yang menawarkan enam asas, dan ada pula yang menawarkan tujuh asas.
Kompilasi Hukum Syariah menetapkan sebelas asas sementara Syamsul Anwar memberikan
sembilan asas yaitu: al-Ibahah, kebebasan berkontrak, konsensualisme, asas janji itu mengikat,
keseimbangan, amanah, keadilan, dan asas personalia akad. Sembilan asas tersebut harus
teraplikasikan secara kumulatif dalam adu bangunan perjanjian karenanya apabila tidak
teraplikasikan secara kumulatif, maka akan berimplikasi pada sah dan tidaknya suatu
perjanjian.
*
Dosen Institut Agama Islam Sultan Muhammad Syafiuddin Sambas
tentang asas-asas kontrak yang merupakan pula terdapat sisi kediaman. Perbedaan
hasil temuan dari beberapa literatur. tersebut tidak terlepas dari hasil temuan
mereka dari berbagai literatur yang tentu-
PEMBAHASAN nya merupakan sumbangsih ilmiah yang
Sebelum beranjak lebih jauh menelusu snagat berarti dalam khazanah ke-ilmuan
ri asas-asas yang ditenggarai memilik Islam pada umumnya dan hukum bisnis
makna penting adalah pemahaman terhadap Syariah pada khususnya. Dan pada kajian
makna dari asas itu sendiri. Asas berasal kali ini penyusun akan memfokuskan pada
dari bahasa Arab asasun asasun yang asas-asas perjanjian yang diusung oleh
berarti dasar, basis dan fondasi. Secara Syamsul Anwar yang secara rinci meliputi:
terminologi asas adalah dasar atau sesuatu 1. Asas Ibahah (mabda’ al-Ibahah)
yang menjadi tumpuan berpikir atau Ketika membahas tentang Muamalat,
berpendapat (KKBI, 2002). maka kita tidak akan terlepas dari kaidah-
Istilah lain yang memiliki arti sama kaidah fikih yang telah diformulasikan oleh
dengan kata asas adalah prinsip yaitu dasar ulama terdahulu. Para ulama dalam melaku
atau kebenaran yang menjadi pokok dasar kan istimbat hukum yang menyangkut
berpikir, bertindak dan sebagainya, hal ini masalah-masalah Syariah, selalu mendasar
sebagaimana diungkap oleh Mohammad kan ketetapannya dengan suatu prinsip
Daud Ali mengartikan asas apabila dihubu- pokok bahwa “segala sesuatu asalnya
ngkan dengan kata hukum adalah kebenar- boleh (mubah) kecuali ada dalil yang
an yang dipergunakan sebagai tumpuan ber menunjukkan keharaman sesuatu tersebut.
pikir dan alasan pendapat, terutama dalam Prinsip pokok ini dikumandangkan oleh
penegakan hukum (Mohammad Daud Ali, Imam Suyuti dalam al-Asybah wa al-
2000). Nad}ir yang banyak dikutip ulama-ulama
Dalam mengklasifisikan asas-asas setelah Imam Suyuti. Dalam perspektif
perjanjian dalam hukum kontrak Syariah, hukum kontrak Syariah, prinsip pokok atau
terdapat beberapa penawaran yang berbeda meminjam bahasa Syamsul Anwar
di antara para konseptor Gemala Dewi adagium di atas dijadikan salah satu asas
dalam bukunya mengemukakan tujuh asas dalam membuat perjanjian. Jadi asas
perikatan Islam (Gembala Dewi, Dkk, Ibahah diformulasikan dari prinsip pokok
2005). Faturahman Djamil mengemukakan atau adagium yang dikumandangkan oleh
enam asas Adapun keenam asas tersebut Imam Suyuti di atas.
antara lain: kebebasan, persamaan, keadil- Muhammad Yusuf Qardawi dalam
an, kejujuran kebenaran dan dan asas kitabnya yang sangat terkenal al-Haalal wa
tertulis (Faturahman Djamil, 2001). Dalam al-Haram fi al-Islam yang banyak
buku Perjanjian Hukum Syariah, mahakar- diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia
ya dari Syamsul Anwar di paparkan secara mengatakan bahwa dasar pertama yang
luas tentang asas-asas perjanjian/akad ditetapkan Islam adalah asal sesuatu Yan
sebanyak delapan asas (Syamsul Anwar, diciptakan Allah adalah halal dan mubah.
2007). Tidak satu pun yang haram, kecuali ada nas
Namun dalam diktat yang terbaru yang sah dan tegas yang mengharamkan-
beliau menambah satu lagi asas yaitu asas nya. Kalau tidak ada nas} yang sah,
personalia akad. Sementara dalam kompila- misalnya karena ada sebagian hadis yang
si hukum ekonomi syariah memuat sebelas lemah, atau tidak ada nas} yang tegas yang
akad (Mahkamah Agung RI Kompilasi menunjukkan keharamannya, Mia hal itu
Hukum Ekonomi Syariah, Pasal 21). Secara tetap sebagaimana asalnya yaitu mubah
kasa mata asas-asas yang dimukakan para (Yusuf AL-Qardawi, t.th). Pada bagian lain
koseptualis di atas, memang terdapat al-Qardhawi mengatakan bahwa adagium
beberapa perbedaan namun disamping itu segala sesuatu asalnya mubah (boleh) ini
tidak hanya terbatas pada masalah benda harta sesama dengan jalan yang batil”
saja, tetapi meliputi masalah perbuatan dan (Yusuf AL-Qardawi, t.th).
pekerjaan yang tak termasuk urusan ibadah, 3. Asas konsensualisme (mabda’ al-
yaitu yang biasa kita terminologikan Radaiyyah)
dengan adat atau muamalat (Syamsul Asas konsensualisme menyatakan bah-
Anwar, 2007). wa untuk terciptanya suatu perjanjian
2. Asas Kebebasan Berakad (Mabda’ cukup dengan tercapainya kata sepakat
Hurriyyatu al-Ta’qud) antara para pihak tanpa perlu dipenuhinya
Kebebasan berakad juga merupakan formalitas-formalitas tertentu. Dalam hu-
asas dalam perjanjian hukum kontrak syari- kum Islam ada umumnya perjanjian-perjan
ah yang diakui oleh Islam. Adapun makna jian bersifat konsensus. (Yusuf Al-
dari kebebasan tersebut adalah suatu prin- Qardawi, t.th). Dalam al-Quran disebutkan
sip yang menyatakan bahwa setiap orang tepat dalam surah al-Nisa’ ayat 29.
dapat membbuat perjanjian jenis tanpa ُ َ ۡ َ ُ َ ٰ َ ۡ َ َ َ َ ٱ ِ َ ءَا َ ُ ا ْ َ َ ۡ ُ ُ ٓا ْ أ
terikat kepada nama-nama yang telah
ditentukan dalam undang-undang Syariah َ ُ ۡ ۚ َو ِ ّ َاض
ٖ َ َ ًِ ۡ َ ٰ ِ ِ إ ِ ٓ أَن َ ُ نَ ِ َ ٰ َ ة
dan memasukkan klausul apa saja ke dalam ٗ ِ ُ ۡ ۚ إ ِن ٱ َ َنَ ِ ُ ۡ َر َ ُ َ َ ۡ ُ ُ ٓا ْ أ
ranah perjanjian yang disusunnya sesuai
dengan kepentingannya sejauh tidak Hai orang-orang yang beriman, janganlah
berakibat makan harta sesama dengan jalan kamu saling memakan harta sesamamu
batil. Asas kebebasan merupakan konkreti dengan jalan yang batil, kecuali dengan
sasi lebih jauh dan spesifikasi yang lebih jalan perniagaan yang berlaku dengan
tegas lagi terhadap asas ibahah dalam suka sama-suka di antara kamu. Dan
Muamalat (Yusuf AL-Qardawi, t.th). janganlah kamu membunuh dirimu; sesung
Asas kebebasan berakad dalam hukum guhnya Allah adalah Maha Penyayang
Islam didasarkan kepada dalil antara lain kepadamu.
adalah: (Yusuf AL-Qardawi, t.th). Al-Maududi dalam kitabnya menje-
a. Firman Allah, “Wahai orang- laskan bahwa ayat di atas menetapkan dua
orang beriman, penuhilah akad- perkara sebagai syarat bagi sahnya perda-
akad (perjanjian).” (Qs. 5:1) gangan. Pertama, perdagangan itu dilaku-
b. Hadis Nabi Saw, ”Orang-orang kan dengan kerelaan/keridhaan kedua belah
Muslim itu senantiasa setia kepada pihak. Kedua, jangan sampai keuntungan
syarat-syarat (janji-janji) mereka.” satu pihak menyebabkan kerugian pihak
c. Hadis Nabi Saw, “Barang siapa lain. Hal ini berdasarkan penjelasan dari
menjual pohon kurma yang sudah penggalan ayat: ﺴ ُﻜ ْﻢ
َ ُ وَ ﻻَ ﺗَ ْﻘﺘُﻠُﻮْ ا أَ ْﻧﻔjanganlah
dikawinkan, maka buahnya adalah kamu membunuh dirimu (Abul A’la al-
untuk penjual, kecuali apabila Maududi, 2005). Agar perdagangan itu di
pembeli mensyaratkan lain.” lakukan dengan penuh kerelaan lanjut al-
d. Kaidah hukum Islam, “Pada asas- Maududi maka harus memenuhi unsur keju
nya perjanjian itu adalah kesepa- juran, kepercayaan dan ketulusan. Dewasa
katan ini banyak ketidaksempurnaan pasar yang
e. kesepakatan para pihak dan akibat seharusnya dapat dilenyapkan bila prissip
hukumnya adalah apa yang mere- ini diterima oleh masyarakat bisnis dari
ka tetapkan melalui perjanjian” bangsa di dunia (Abul A’la al-Maududi,
Kebebasan membuat Alda dalam 2005).
hukum islam tidaklah mutlak, melainkan Selain ayat di atas juga terdapat hadis
dibatasi. Dalam hukum Islam, pembatasan Nabi yang dijadikan fondasi asas konsesua
itu dikaitkan dengan “larangan memakan lisme dalam perjanjian syariah yaitu:
sesungguhnya jual beli itu berdasarkan
kata sepakat. Selain hadis ini yang dijadi-
Jurnal Alwatzikhoebillah (Kajian Islam, Pendidikan, Ekonomi, dan Humaniora) - 100 -
IAIS Sambas Vol. 4 No. 1 Januari – Juni 2018
5. Asas Keseimbangan (Mabda’ al- diketahui dengan akal bahwa segala hukum
Ta’awun fi al-Mu’awadhah) itu didirikan atas pemeliharaan maslahat
Menurut Syamsul Anwar meskipun yang mendatangkan manfaat kepada manu
secara faktual jarang terjadi keseimbangan sia dan menolak mudarat dari mereka.
antara para pihak yang bertransaksi, namun Atau dengan ibarat yang lain, segala
hukum perjanjian Islam tetap menekan hukum itu didasarkan bahwa ialah yang
perlunya keseimbangan itu, baik keseimba- memberi mandat boleh diperbuat dan
ngan antara apa yang diberikan dan apa memberi mudarat adalah haram (tidak
yang diterima maupun keseimbangan da- dapat diperbuat).
lam memikul resiko. Asas keseimbangan Ibnu Qayyim al-Jauziyyah seoran
dalam transaksi tercermin pada dibatalkan ulama yang terkenal dari Mazhab Hambali
nya suatu akad yang mengalami ketidakse- mengataka “sesungguhnya syariat itu me-
imbangan prestasi yang mencolok. Asas wujudkan atas hikmah dan kemaslahatan
keseimbangan dalam memikul resiko atas terhadap dunianya dan terhadap akhirnya.
kerugian usaha, sementara kreditur bebas Selanjutnya ia berkata, “sesungguhnya
sama sekali dan harus mendapat prosentase segala macam hukum yang berpautan
tertentu sekalipun pada saat dananya dengan muamalah duniawi didasarkan
mengalami kembalian negatif (Syamsul atas hikmah. Dan tujuan dari hukum Islam
Anwar, ). adalah kemaslahatan dalam kehidupan
Dalam konteks keseimbangan jual beli. sosial mereka.
M. Quraish Shihab menegaskan bahwa Dengan asas kemaslahatan dimaksud
antara pembeli dan penjual haruslah seim- bahwa And yang dibuat para pihak
bang. Jual beli dan riba keduanya sama- bertujuan untuk mewujudkan kemaslahatan
sama pertukaran, tetapi jual beli dihalalkan bagi mereka dan tidak menimbulkan keru-
karena pertukaran itu menghasilkan keun- gian atau memberatkan. Apabila dalam pe-
tungan yang seimbang, sedangkan iba laksanaan akad terjadi suatu perubahan ke-
diharamkan karena keuntungan hanya adaan yang tidak dapat diketahui sebelum-
diperoleh oleh salah satu pihak, sedangkan nya serta membawa kerugian yang fatal
pihak lain merugi akibat perlakuan tidak bagi pihak bersangkutan sehingga mem-
adil/penganiayaan satu pihak atas pihak beratkan, maka kewajibannaya dapat diu-
lain dengan mengeksploitasi kelemahan bah dan disesuaikan kepada batas yang
mitranya (Muhammad Quraish Shihab, masuk akal (Syamsul Anwar).
2008). Ajaran tentang keadaan memberatkan
6. Asas Kemaslahatan menegaska bahwa akad tersebut dap diubah
Diantara ciri-ciri hukum Islam adalah oleh hakim atas permintaan pihak yang
menegakkan prinsip “menghilangkan msfsa mengalami kerugian fatal dengan cara
dat dan mendatangkan maslahat” untuk menyeimbangkan prestasi dan kewajiban
segenap umat manusia, baik jasmaninya kedua belah pihak (Syamsul Anwar)
maupun jiwanya, rasionya, masyarakat 7. Asas Amanah
keseluruhan dan maslahah untuk seluruh Amanah artinya dapat dipercaya, ber-
manusia pada setiap masa dan generasi. tanggung jawab, dan kredibel. Amanah
Berkorelasi dengan maslahah di atas, juga bisa dipahami keinginan untuk meme-
kaidah fikih menyebutkan “semua kemasla nuhi sesuatu sesuai dengan ketentuan.
hatan hukum berkisar pada kemaslahatan Seorang pebisnis harus memiliki sifat
umat, maka apabila didapat kemaslahatan, amanah, karena Allah menyebutkan sifat
di situlah letaknya hukum Allah”. Imam al- orang mukmin yang beruntung adalah yang
Syatibi dari mazhab Maliki dalam al- dapat memelihara amanah yang diberikan
Muwafaqat menyatakan “segala hukum kepadanya (Hermawan Kertajaya dan
Muamalat dan segala hukum syarat dapat Muhammad Syakir Sula, 2006).
Sebagaimana terekam dalam teks suci: capkan diantara nilai transaksi yang terpen-
َوَٱ ِ َ ُ ۡ ِ َ َ ٰ َ ٰ ِ ِ ۡ َو َ ۡ ِ ِ ۡ َ ٰ ُ ن ting dalam bisnis adalah amanah “kejujur-
an”. Ia merupaka puncak moralitas iman
Dan orang-orang yang memelihara amanat-
dan karakteristik yang paling menonjol dari
amanat (yang dipikulnya) dan janjinya
orang-orang beriman. Bahkan kejujuran
(Q.S. Al-Mukminun).
karakteristik para Nabi. Tanpa kejujuran,
Dalam hukum Islam terdapat suatu
kehidupan agama tidak akan berdiri tegak
bentuk perjanjian amanah, asah satu pihak
dan kehidupan berjalan dengan baik.
hanya bergantung kepada informasi jujur
Konsekuensi amanah lanjut al-Qardhawi
dari pihak lainnya untuk mengambil kepu-
adalah mengembalikan setiap hak kepada
tusan untuk menutup perjanjian bersangkut
pemiliknya, baik sedikit ataupun banyak,
an. Diantara ketentuannya adalah bahwa
tidak mengambil lebih banyak dari pada
bohong atau penyembunyian informasi ya-
yang ia miliki, dan tidak mengurangi hak
ng semestinya disampaikan dapat menjadi
orang lain, baik itu berupa hasil penjualan,
alasan pembatalan akad bila dikemudian
fee, jasa ataupun upah buruh (Hermawan
hari ternyata informasi tersebut tidak benar
Kertajaya).
dan telah mendorong pihak lain untuk
Menurut Quraish Shihab, dalam ber-
menutup perjanjian (Syamsul Anwar).
bisnis lebih kuat pengaruhnya daripada
Dalam praktek bisnis Syariah dikenal
kesamaan persamaan agama, bangsa bah-
istilah “bisnis atas dasar amanah”. Dalam
kan kekeluargaan yang tidak dilandasi deng
akad-akad bisnis Syariah diperlukan
an kejujuran. Diakui oleh semua pihak,
komitmen semua pihak atas amanah yang
kunci utama keberhasilan bisnis dan
diberikan kepadanya. Adanya salah satu
kelanggengannya adalah kejujuran
pihak yang khianat atas amanah yang
(Muhammad Quraish Shihab).
dipercayakan kepadanya bisa meng-
Stephen Covey menegaskan bahwa di
akibatkan pembatalan akad perjanjian.
dunia ini tidak ada sesuatu pun yang tidak
Integritas seseorang akan terbentuk sejauh
melebihi kecepatan sebuah trust atau
mana orang tersebut dapat memelihara
kepercayaan. Saling percaya antar sesama
amanah yang diberikan kepadanya. Pembis
pebisnis membuat keputusan lebih cepat
nis yang baik asalah yang mampu memeli-
diambil karena keduanya pun saling
hara integritasnya dan integritas yang
melindungi. Adiwarman Karim dalam
terpelihara akan menimbulkan kepercayaan
bukunya menegaskan bahwa sifat amanah
(Trust) bagi nasabah, mitra bisnis, dan
akan membentuk kredibilitas yang tinggi
bahkan stakeholder dalam suatu bisnis.
dan sikap penuh tanggung jawab pada
Dari sinilah bisnis yang didasarkan dengan
setiap individu Muslim. Kumpulan indivi-
nuansa Syariah akan bangkit.
du dengan kredibilitas yang tinggi akan
Dengan asas amanah dimaksudkan
melahirkan masyarakat yang kuat, karena
bahwa masing-masing pihak berusaha ber-
dilandasi saling percaya antar anggotanya.
i’tikad baik dengan pihak lainnya dan tidak
Sifat amanah memainkan peran yang
dibenarkan salah satu pihak mengeksploita-
fundamental dalam ekonomi dan bisnis,
si ketidaktahuan mitranya. Al-Maududi
karena tanpa kredibilitas dan tanggung
menegaskan bahwa Islam tidak hanya me-
jawab, kehidupan ekonomi dan bisnis akan
nekankan agar memberikan timbangan dan
hancur (Bambang Trim, 2008).
ukuran penuh akan tetapi juga dalam
8. Asas Keadilan
menimbulkan i’tikad baik baik melalui
Salah satu prinsip dalam bermuamalat
transaksi bisnis, karena hal ini dianggap
yang harus menjadi akhlak dan harus
sebagai hakikat dari bisnis dewasa ini
tertanam dalam masyarakat pebisnis adalah
(Abdul A’la al-Maududi).
sikap adil. Keadailan adalah tujuan semua
Terkait dengan signifikansi amanah
risalah langit (Bambang Trim, 2008). Al-
dalam bermuamalat, al-Qardhawi mengan-
Jurnal Alwatzikhoebillah (Kajian Islam, Pendidikan, Ekonomi, dan Humaniora) - 103 -
IAIS Sambas Vol. 4 No. 1 Januari – Juni 2018
melakukan hal serupa. Ketika berkuasa dan yang sah secara hukum karena bagaimana
menjadi kepala negara Madinah, ia telah juga yang namanya asas adalah pijakan
mengikis habis transaksi-transaksi muama- agar apa yang didasarkan di atasnya tidak
lat dari segala macam praktisi yang mengan roboh (sah).
dung unsur-unsur penipuan, riba, judi,
ketidakpastian, keraguan, eksploitasi, peng SIMPULAN
ambilan untung yang berlebihan dan pasar Dari paparan di atas dapat ditarik ke-
gelap. Ia juga melakukan standarisasi tim- simpulan bahwa yang dikehendaki dengan
bangan dan ukuran, dan melarang orang- asas dasar atau sesuatu yang menjadi
orang menggunakan standar timbangan dan tumpuan berpikir atau berpendapat. Para
ukuran lain yang kurang dapat dijadikan pakar terjadi perbedaan dalam memberikan
pegangan (Afzalurrahman, 1997). penawaran tentang asas-asas perjanjian
Islam telah mengharamkan setiap dalam hukum kontrak Syariah, ada yang
bisnis yang mengandung kezaliman dan menawarkan enam asas, dan ada pula yang
mewajibkan terpenuhinya keadilan yang menawarkan tujuh asas. Kompilasi Hukum
teraplikasikan dalam setiap hubungan Syariah menetapkan sebelas asas sementara
kontrak-kontrak bisnis. Oleh karena itu, Syamsul Anwar memberikan sembilan asas
hukum bisnis Sarah melarang ba’i gharar yaitu: al-Ibahah, kebebasan berkontrak,
karena mengandung unsur ketidakpastian konsensualisme, asas janji itu mengikat,
yang membahayakan salah satu pihak yang keseimbangan, amanah, keadilan, dan asas
melakukan transaksi. Hal itu akan menjadi personalia akad. Sembilan asas tersebut
kezaliman terhadapnya. harus teraplikasikan secara kumulatif da-
9. Asas Personalia Akad (Syamsul Anwar, lam adu bangunan perjanjian karenaya
2008). apabila tidak teraplikasikan secara kumula-
Asas ini mengatakan bahwa akibat tif, maka akan berimplikasi pada sah dan
hukum yang ditimbulkan dari suatu akad tidaknya suatu perjanjian.
hanya berlaku bagi pihak yang membuat-
nya. Dasarnya adalah:
a. Firman Allah, seseorang memperoleh
apa yang ia usahakan dan memikul
akibat yang ia lakukan.
b. Firman Allah, seseorang tidak
memikul kecuali tanggung jawab atas
apa yang ia perbuat, dan seseorang
tidak memikul tanggung jawab atas
apa yang dilakukan oleh orang lain.
Penyusun berpandangan bahwa asas-
asas di atas harus teraplikasi dalam perjan-
jian syariah secara kumulatif, jadi apabila
salah satu dari beberapa asas dia atas tidak
dijalankan, maka perjanjian tersebut meng-
andung cacat atau tidak memiliki fondasi
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohammad Daud. Hukum Islam, Pengantar Ilmu Hukum Islam di Indonesia, Cet. 8,
Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2000.
al-Maududi, Abul A’la. Asas Ekonomi Islam al-Maududi, terj. Imam Munawwir,
(Surabaya: Bina Ilmu, 2005.
al-Qardawi, Yusuf. al-H}ala>l wa al-H}ara>m fi> al-Isla>m, Beiru>t: Da>r al-Fikr, t.th..
............................... Norma dan Etika Eonomi Islam, Jakrta: Gema Insani Press, 2001.
Anwar, Syamsul. Hukum Perjanjian Syariah: Studi Tentang Teori Akad dalam Fikih
Muamalat, Jakarta: Rajawali Press, 2007.
............................ Kontrak Dalam Hukum Islam, Diktat Perkuliahan Pasca Sarjana UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2008.
Badrussalam, Mariam et.al. Kompilasi Perikatan, cet.3, Bandung: Citra Aditya Bakti,
2001.
Chapra, Muhammad Umer. Islam dan Tantangan Ekonomi, Jakarta: Gema Insani Press,
2000.
Departemen Agama RI. Al-Quran dan Terjemahannya, Jakarta, PT. Sygma Exemedia
Arkanleema, 2007.
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ed. 3, Jakarta, Balai
Pustaka: 2002.
Dewi, Gembala Dkk. Hukum Perikatan Islam di Indonesia, Jakarta: Kencana Prenada
Media, 2005.
Kertajaya, Hermawan dan Muhammad Syakir Sula. Syariah Marketing, Bandung: Mizan,
2006.
Shihab, Muhammad Quraish. Berbisnis Dengan Allah: Tips Jitu Jadi Pebisnis Sukses
Dunia Akhirat, Tangerang: Lentera Hati, 2008.
Sula, Muhammad Syakir. Asuransi Syariah (Life and General): Konsep dan Sistem
Operasional), Jakarta: Gema Insani Press, 2004.
Suyatno, Muhammad. Muhammad Busines Strategy & Ethiscs : Etika dan Strategi Bisnis
Nabi Muhammad SAW, Yogyakarta: Penerbit Andi, 2008.
Trim, Bambang. Business Wisdom of Muhammad SAW: 40 Kedahsyatan Bisnis ala Nabi
Muhammad , Bandung: Madani Prima, 2008.
Ubabuddin *
ABSTRAK
Tasawuf memiliki relevansi dengan problema manusia modern masa kini, tasawuf secara
seimbang memberikan kesejukan batin dan disiplin syari’ah sekaligus. Tasawuf dapat dipahami
sebagai petunjuk tingkah laku seseorang melalui pendekatan tasawuf akhlaki, dan dapat
memuaskan dahaga intelektual melalui pendekatan tasawuf falsafi. Tasawuf dapat diamalkan
oleh setiap Muslim dari lapisan sosial dan tempat manapun. Mereka berlomba-lomba
menempuh jalan (tarekat) melewati maqamat dan ahwal menuju pada kedekatan (qurb) kepada
Allah Swt, bahkan peleburan (fana’) dengan Allah Swt. Artikulasi agama yang tidak ditopang
oleh pemahaman dan penghayatan yang benar, dalam pengertian kemampuan meletakkan
agama sesuai dengan inti spiritualnya, hanya akan mengakibatkan kepuasan psikologis dan
sosiologis yang absurd, serta melahirkan sikap yang radikal dalam beragama. Mengisi hidup
dan kehidupan dengan visi dan artikulasi sufistik akan menjadi penawar krisis spiritualitas di
era globalisasi ini. Agama Islam sarat akan ajaran-ajaran spiritual, dipandang sebagai alternatif
pegangan hidup manusia di masa datang. Namun, di balik optimisme akan masa depan agama,
muncul pertanyaan tentang model keberagamaan yang mampu menyangga kebutuhan
spiritualitas manusia saat ini. Di era modern atau zaman globalisasi yang begitu pesat dan tak
mungkin dihindari oleh manusia, tentunya seorang Muslim harus membentengi dirinya agar
bisa menjalankan secara seimbang antara dunia dan akhirat.
*
Dosen IAIS Sultan Muhammad Syfiuddin Sambas
Jurnal Alwatzikhoebillah (Kajian Islam, Pendidikan, Ekonomi, dan Humaniora) - 108 -
IAIS Sambas Vol. 4 No. 1 Januari – Juni 2018
Salah satu krisis terbesar di dunia saat manusia pada dasarnya ingin kembali pada
ini adalah krisis akhlak, yakni minimnya kemerdekaan dan kebebasannya yang telah
pemimpin yang dapat menjadi teladan. tereduksi dan terpenjara dalam kehidupan
Krisis ini jauh lebih dahsyat daripada krisis saintifik, materialistik, mekanistik dan
enegi, kesehatan, pangan, transportasi dan sekularistik dunia modern yang sangat me-
lain sebagainya. Semakin hari pelayanan lelahkan. Kehidupan dalam eksistensialis-
kesehatan semakin sulit memberikan kepua me tersebut dapat dicapai apabila manusia
san kepada pasien, manajemen transportasi senantiasa melakukan transendensi secara
yang semrawut, pendidikan yang semakin terus menerus.
jauh dari pembentukan karakter/akhlak
yang baik, sungai dan air semakin tercemar PEMBAHASAN
limbah, udara semakin kotor, sampah me- 1. Konteks Tasawuf dalam Perbaikan
numpuk dimana-mana akibat ulah manusia Akhlak
yang tidak bertanggung jawab. Kata tasawuf mempunyai dua arti,
Seyyed Hossein Nasr menilai bahwa yaitu (1) berakhlak dengan segala akhlak
alienasi ini disebabkan karena peradaban yang mulia (mahmudah) dan menghindar-
modern dibangun di atas penolakan kan diri dari segala macam akhlak yang
(negation) terhadap hakikat ruhaniyah tercela (mazmumah); (2) hilangnya perhati-
secara gradual dalam kehidupan manusia. an seseorang terhadap dirinya sendiri dan
Akibatnya, manusia lupa terhadap eksisten- hanya ada bersama Allah Swt. Pengertian
si dirinya sebagai ‘abid (hamba) di hadapan yang pertama biasanya dipakai untuk para
Allah Swt karena telah terputus dari akar- sufi yang berada pada permulaan jalan,
akar spiritualitas. Hal ini menjadi petanda sedangkan pengertian yang kedua dipakai
bahwa manusia modern memiliki krisis untuk para sufi yang telah mencapai tahap
spiritualitas yang akut. Pada gilirannya, akhir dari perjalanan menuju Allah Swt.
mereka cenderung tidak mampu menjawab Dengan demikian kedua pengertian terse-
berbagai persoalan hidupnya, dan but memiliki arti yang sama/satu, dalam arti
kemudian terperangkap dalam kehampaan berkesinambungan (H.M. Jamil, 2007: 188-
dan ketidak bermaknaan hidup. Kondisi ini 189). Tasawuf dikonotasikan dengan kata
menimbulkan berbagai kritik dan usaha Shafa’ mengandung makna suci dan bersih,
pencarian paradigma baru yang diharapkan yaitu orang-orang yang menyucikan dirinya
membawa kesadaran untuk hidup yang di hadapan Tuhan (Solihin dan Rosihon
lebih bermakna. Irganized Religion tidak Anwar, 2008: 11).
selamanya dianggap dapat menjadi terapi Harun Nasution mengatakan bahwa
kehampaan dan kegersangan hidup. Kemu- tasawuf merupakan suatu ilmu pengetahuan
dian bermunculan keinginan untuk kembali yang mempelajari cara atau jalan bagaima-
pada orisinalitas, kharisma yang menentu- na seorang Islam dapat berada sedekat
kan (cults) dan fenomena-fenomena luar mungkin dengan Allah Swt (Harun
biasa (magic). Secara praktis, timbul gejala Nasution, 1973: 56). Menurut Labib
pencarian makna hidup dan pemenuhan diri “Tasawuf” itu semacam ilmu syariat yang
yang sarat dengan spiritualitas, yang timbul kemudian di dalam agama, asalnya
diharapkan mampu mengobati derita penya adalah bertekun ibadah dan memutuskan
kit ruhaniyah dalam masyarakat modern pertaliannya dengan segala selain Allah
saat ini, dengan berbagai permasalahan Swt, menolak terhadap hiasan-hiasan dunia
dunia yang semakin kompleks. serta membenci perkara-perkara yang
Ketertarikan individu saat ini pada memperdaya orang banyak, kelezatan harta
dunia spiritual, sejatinya ingin mencari benda dan kemegahan serta menyendiri
keseimbangan baru dalam hidup. Kaum menuju jalan Tuhan dalam khlawat dan
eksistensialisme misalnya, memandang ibadah (Labib, 2001: 13). Al-Ghazali
sebelumnya. Karenanya Islam yang beliau Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam
bawa misinya universal dan abadi. jiwa, kemudian timbul perbuatan yang
Universal artinya untuk seluruh manusia mudah, tanpa memerlukan pertimbangan
dan abadi adalah sampai ke akhir zaman. pikiran. Akhlak Islam, ialah suatu sikap
Keseluruhan ajaran hidup dan perjuangan mental dan laku perbuatan yang luhur.
menjadi bukti bagi kita akan kenebaran Mempunyai hubungan dengan Zat Yang
ucapan beliau. Maha Kuasa, Allah Swt. Akhlak Islam ada-
Menurut ajaran Islam berdasarkan lah produk dari keyakinan atas kekuasaan
tauladan Rasulullah Saw, pendidikan akhla dan keesaan Tuhan, yaitu produk dari jiwa
kul karimah adalah faktor penting dalam tauhid.
membina suatu ummat atau membangun Menurut Abudin Nata (2012: 156) akh
suatu bangsa. Betapapun melimpahnya lak ialah daya kekuatan (sifat) yang terta-
hasil bumi sebuah negara, majunya sebuah nam dalam jiwa yang mendorong perbuatan
industri dan teknologi, kalau manusianya perbuatan yang spontan tanpa memerlukan
tidak memiliki akhlak, niscaya segalanya pertimbangan pikiran. Jadi akhlak
akan berantakan akibat penyelewengan dan merupakan sikap yang melekat pada diri
korupsi. Oleh karena itu program utama seseorang dan secara spontan diwujudkan
dan pokok perjuangan dari segala usaha dalam tingkah laku atau perbuatan.
ialah pembinaan akhlakul karimah. Akhlak Dari uraian di atas dapat disimpulkan
mulia harus ditanamkan kepada seluruh bahwa akhlak adalah suatu kondisi atau
lapisan dan tingkatan masyarakat, mulai sifat yang telah meresap dan terpatri dalam
dari tingkat atas sampai ke lapisan bawah. jiwa dan menjadi kepribadian sehingga dari
Dan tingkat atas itulah yang seharusnya situlah timbul berbagai macam perbuatan
memberikan teladan baik lebih dahulu dengan spontan dan mudah tanpa dibuat-
kepada masyarakat dan rakyat. buat dan tanpa memerlukan pemikiran.
Perkataan akhlak berasal dari Sedangkan akhlakul karimah (akhlak
perbendaharaan istilah-istilah Islamologi. mulia) ialah ridho kepada Allah Swt, cinta
Istilah lain yang mirip dengan kata akhlak dan beriman kepadaNya, beriman kepada
ialah moral. Hakekat pengertian antara MalikatNya, beriman kepada kitabNya,
keduanya sangat berbeda. Moral berasal RasulNya, hari akhir, takdir, taat beribadah,
dari bahasa Latin, yang mengandung arti selalu menepati janji, melaksanakan
laku-perbuatan lahiriah. Seorang yang amanah, berlaku sopan dalam ucapan dan
punya moral saja, boleh diartikan seseorang perbuatan, qan’ah, tawakkal, sabar, syukur,
karena kehendaknya sendiri berbuat sopan tawadhu’, dan segala perbuatan yang baik
atau kebajikan karena suatu motif materil, menurut pandangan Islam (A. Zainuddin
atau ajaran filsafat moral semata. Sifatnya dan M. Jamhari, 1999: 77).
sangat sekuler duniawi. Sikap itu biasanya
ada selama ikatan-ikatan materil itu ada, 2. Pendidikan Islam
termasuk di dalamnya penilaian mata Pendidikan dan manusia merupakan
manusia, ingin memperoleh kemasyhuran suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan,
dan pujian dari manusia. Suatu sikap yang karena pendidikan yang akan memperbaiki
tidak punya hubungan halus dan mesra dan menjadikan manusia disebut sebagai
dengan yang Maha Kuasa, yang Transcen- manusia. Pada masa sekarang ini istilah
dent. tarbiyah sering dipakai dalam memaknai
Bebeda dengan akhlak, ia adalah pendidikan.
perbuatan suci yang terbit dari lubuk jiwa Menurut Kamus Besar Bahasa
yang paling dalam, karenanya mempunyai Indonesia, pendidikan adalah suatu proses
kekuatan yang hebat. Dalam Ihya untuk mengubah sikap dan tingkah laku
Ulumuddin, Imam Al-Ghazali berkata: seseorang maupun sekelompok orang
Akhlak adalah tingkah laku sesuai ajaran an sehari-hari dikatakan bahwa orang
Islam, maka sumber akhlak itu dapat tersebut bermoral, maka yang dimaksudkan
digolongkan dengan akhlak baik atau buruk adalah bahwa orang tersebut tingkah laku-
adalah dari al-Qur’an dan Hadits, yang nya baik. Abuddin Nata (2012: 93) moral
merupakan pokok ajaran Islam. Dimana merupakan istilah yang digunakan untuk
didalamnya juga terdapat batasan-batasan memberikan batasan terhadap aktifitas
untuk membedakan keduanya. Secara manusia dengan nilai ketentuan baik atau
istilah, akhlak didefinisikan oleh beberapa buruk, benar atau salah, menggunakan
ahli sebagai berikut: tolak ukur norma-norma yang berkembang
a. A. Amin mendefinisikan akhlak sebagai di masyarakat. Tolak ukurnya adalah adat
kehendak yang biasa dilakukan. istiadat, kebiasaan yang berlaku di masya-
b. Ibnu Maskawaih mengemukakan bahwa rakat tertentu.
akhlak adalah perilaku jiwa seseorang Dari pengertian di atas tampak bahwa
yang mendorong untuk melakukan tidak ada yang bertentangan, melainkan
kegiatan-kegiatan tanpa melalui memiliki kemiripan antara keduanya.
pertimbangan sebelumnya. Dalam masyarakat barat kata “akhlak” se-
c. Sedangkan al-Ghazali memberikan ring diidentikkan dengan “etika”, walaupun
definisi akhlak adalah segala sifat yang pengidentikan ini tidak sepenuhnya benar,
tertanam dalam hati, yang menimbulkan maka mereka yang mengidentikkan akhlak
kegiatan-kegiatan dengan ringan dan dengan etika mengatakan bahwa etika
mudah tanpa memerlukan pemikiran adalah penyelidikan tentang sifat dan
sebagai pertimbangan. tingkah laku lahiriah manusia. Sedangkan
d. Al-Qurthuby mendefinisikan akhlak akhlak menurut Quraish Shihab lebih luas
adalah suatu perbuatan manusia yang maknanya dari etika serta mencakup
bersumber dari adab kesopanannya yang berbagai hal yang tidak merupakan sifat
disebut akhlak, karena perbuatan itu lahiriyah, misalnya yang berkaitan dengan
termasuk bagian darinya. sikap bathin maupun pikiran.
Dari pengertian di atas dapat Dapat disimpulkan bahwa akhlak
dimengerti bahwa manusia dapat berusaha (etika atau moral) adalah budi pekerti, sikap
mengubah watak kejiwaan dan membawa mental atau budi perangai yang tergambar
fitrahnya dari yang tidak baik menjadi baik. dalam bentuk tingkah laku berbicara,
Manusia dapat mempunyai khuluq yang berpikir dan sebagainya yang merupakan
bermacam-macam baik secara cepat atau ekspresi jiwa seseorang yang akan
lambat, hal ini dapat dibuktikan pada melahirkan perbuatan baik atau perbuatan
perubahan yang dialami anak dalam masa buruk menurut akal dan syari’at.
pertumbuhannya dari satu keadaan kepada Sumber akhlak yang menjadi ukuran
keadaan lain sesuai dengan lingkungannya baik dan buruk atau mulia dan tercela
dan pendidikan yang diperolehnya. adalah bersumber dari al-Qur’an dan Sun-
Sedangkan moral secara bahasa berasal nah, bukan akal pikiran atau pandangan
dari kata Latin “Mos” yang dalam bentuk masyarakat sebagaimana konsep etika dan
jamaknya “Mores” yang berarti juga adat moral. Etika menentukan perbuatan manu-
atau cara hidup. Moral dan moralitas dipa- sia baik atau buruk, tolak ukur yang
kai untuk perbuatan yang sedang dinilai, digunakan atau sumbernya adalah akal
sedangkan etika dipakai untuk pengkajian pikiran rasio (filsafat). Sedangkan moral
system nilai-nilai yang ada. Moral juga tolak ukur yang digunakan adalah norma-
merupakan istilah yang digunakan untuk norma yang tumbuh dan berkembang serta
memberikan batasan terhadap aktivitas berlangsung di masyarakat. Mengenai
manusia dengan nilai (ketentuan) baik atau istilah akhlak, etika dan moral dapat dilihat
buruk, benar atau salah. Jika dalam kehidup perbedaannya dari objeknya, dimana akh-
menjalankannya secara terus menerus oleh berbagai prestasi yang dicapai oleh
dalam kehidupan. ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek)
Secara garis besar gambaran kehidup- yang semula diharapkan menjadi problem
an masyarakat saat ini tengah mengalami solving kehidupan, justru disinyalir tanpa
berbagai pergeseran karena terus berpacu menapikan sisi manfaatnya telah berubah
dan bekerja keras memenuhi keperluan menjadi pembawa malapetaka besar dalam
hidupnya sehingga agama kurang diperlihat sejarah kemanusiaan, yang meliputi bidang
kan. Begitu pula dengan kehidupan sosial, fisikal hingga spiritual (John
sosialnya antar manusia, nyaris hanya Neisbit, 1990: 296).
dilakukan bila ada kepentingan-kepenting- Dalam mengatasi masalah yang
an seperti kepentingan bisnis atau sesuatu membelenggu masyarakat modern ini,
yang mendatangkan benefit berupa keuntu- maka salah satu solusinya adalah kembali
ngan material. Setidaknya dari masalah ini kepada agama dengan membumikan nilai-
tampak bahwa masyarakat modern sedang nilai spritual ke dalam kehidupannya.
mengalami kegoncangan dari makhluk Senada dengan ini prediksi John Naisbit
spiritual menjadi makhluk material. Maka dan istrinya Patricia Aburdance,
untuk mengembalikan jati diri manusia menurutnya spritualisme adalah termasuk
sebagai makhluk Allah Swt yang paling salah satu di antara 10 kecendrungan besar
mulia, manusia harus kembali kejalan Allah (mega trend) di masa depan, era globalisasi,
dengan kepatuhan pada agama dan dengan abad 21.
melaksanakan tugas-tugasnya sebagai Wacana kehidupan sufistik yang dihias
khalifah fil ardh dengan baik sesuai ajaran dengan keadaan/kondisi saat ini merupakan
Allah Swt dan Rasul-Nya. Hanya dengan salah satu alternatif yang dapat disosialisa-
cara demikian manusia akan mendapat sikan masyarakat untuk membentengi diri
ketenangan dan kenyamanan sehingga ti- dari hingar bingar kehidupan modern yang
dak mengalami penyakit frustasi eksisten- dapat menjerumuskan setiap individu untuk
sial. berlaku tidak baik dalam kehidupannya.
Banyak para ahli yang meratapi zaman
ini sebagai abad kejatuhan manusia, karena 5. Urgensi Tasawuf dan Pendidikan
tidak ditemukannya lagi jiwa Islam terhadap Akhlak Masyarakat
Modern
masyarakatnya yang bersemi sebagai Kenyataan modernitas tidak hanya
makhluk Allah Swt, karena realitas menghadirkan dampak positif, tapi juga
kehidupan mereka cuma memandang menghadirkan dampak negatif. Sementara
materi dan melupakan agama, meskipun modernitas niscaya terus bergerak tanpa
tidak menolak Tuhan dalam bentuk lisan, memperdulikan apakah di balik gerakannya
tetapi mengingkarinya dalam bentuk terdapat bias negatif. Modernitas yang
prilaku kehidupannya sehari-hari. Setiap merupakan kristalisasi budi daya manusia
manusia, bahkan setiap keluarga, adalah keharusan sejarah yang tak terban-
tampaknya akan berpapasan dengan tahkan, dengan demikian satu-satunya yang
problema krisis spiritual. Imbasnya yang dapat dilakukan adalah menjadi partisipan
paling banyak merasakan problem itu aktif dalam arus perubahan modernitas
adalah keluarga, sehingga untuk tersebut, sekaligus membuat proteksi dari
mengantisipasinya dibutuhkan kecerdasan akses negatif yang akan dimunculkan. John
dan daya tahan keluarga, yakni melalui Naisbitt dan Patricia Aburdene mengatakan
pendekatan keagamaan dengan mengimani bahwa dalam kondisi seperti ini, maka
dan menaati segala perintah Allah Swt. agama merupakan satu tawaran dalam
Demikianlah, sikap yang sangat agresif kegersangan dan kehampaan spiritualitas
terhadap kemajuan (progress) didorong manusia modern sekarang ini. Kondisi
kekinian telah membawa orang jauh dari pencarian spiritual. Hal ini menjadi petanda
Tuhannya. Untuk itu, jalan untuk memba- urgensi dan signifikansi tasawuf dalam
wanya kembali adalah dengan menginter- kehidupan masyarakat modern. Ada bebe-
nalkan nilai-nilai spritual (dalam Islam rapa faktor yang menandai arti penting
disebut tasawuf) atau membumikannya tasawuf bagi kehidupan manusia modern.
dalam kehidupan masa kini. Pertama, tasawuf merupakan basis
Perhatian terhadap pentingnya tasawuf yang bersifat fitri pada setiap manusia.
kini muncul kembali, yaitu di saat manusia Tasawuf adalah potensi ilahiyah yang
hidup di zaman modern seperti sekarang berfungsi, di antaranya, untuk mendesain
ini, yang telah dihadapkan pada masalah corak sejarah dan peradaban dunia. Tasa-
moral dan akhlak yang cukup serius, jika wuf dapat mewarnai segala aktivitas, baik
dibiarkan akan menghancurkan masa depan yang berdimensi sosial, politik, ekonomi
bangsa yang bersangkutan. Praktek hidup maupun kebudayaan.
yang menyimpang dan penyalahgunaan Kedua, tasawuf berfungsi sebagai
kesempatan dengan mengambi; bentuk per- pengendali dan pengontrol manusia, agar
buatan-perbuatan yang dapat merugikan dimensi kemanusiaan tidak ternodai oleh
orang lain, kian tumbuh subur. Korupsi, modernisasi yang mengarah pada dekaden-
kolusi, nepotisme, perampokan, pencurian, si moral dan anomali nilai-nilai, sehingga
pembunuhan, pemerkosaan/pelecehan sek- tasawuf akan mengantarkan manusia pada
sual dan perampasan hak-hak asasi manusia tercapainya supremation of morality
semakin banyak terjadi. Untuk mengatasi (keunggulan dan kejayaan akhlak).
semua ini, tidak bisa hanya dengan uang, Ketiga, tasawuf memiliki relevansi dan
ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi signifikansi dengan problema kehidupan
harus dibarengi dengan penanganan di manusia modern saat ini, karena secara
bidang mental spiritual (tasawuf) dan seimbang memberikan kesejukan batin dan
akhlakul karimah. disiplin syari‘ah sekaligus. Tasawuf dapat
Menurut Seyyed Hossein Nasr dipahami sebagai pembentuk tingkah laku
(1991:11), bangsa Barat bosan dengan melalui pendekatan tasawuf akhlaqi, dan
segala kemewahan yang materialis, mereka dapat memuaskan dahaga intelektual
tidak mengetahui hakikat tujuan hidup, melalui pendekatan tasawuf-falsafi. Tasa-
mereka mulai mencari nilai-nilai rohani, wuf juga dapat diamalkan oleh setiap
karena itu perlu dihidupkan spiritualisme. Muslim, dari lapisan sosial manapun dan di
Di sini tasawuf dengan ajaran rohani dan tempat manapun. Secara fisik, mereka
akhlak mulianya dapat memainkan peranan menghadap ke satu arah, yaitu kiblat, dan
penting. Tasawuf ibarat nafas yang secara rohaniah mereka berlomba-lomba
memberikan secercah harapan kehidupan, menempuh jalan (tarekat) melewati
yang memberi semangat pada seluruh maqamat dan ahwal menuju pada kedekat-
struktur Islam; baik dalam perwujudan an (qurb), bahkan peleburan (fana‟)
sosial maupun intelektual. dengan Allah Swt..
Di kalangan umat Islam ditandai Ketertarikan manusia modern terhadap
dengan berbagai artikulasi keagamaan dunia spiritual, pada intinya ingin mencari
seperti Fundamentalisme Islam yang sangat keseimbangan baru dalam hidup. Kaum
eksoterik dan literalistik, selain bentuk eksistensialisme misalnya, memandang
artikulasi yang lebih bersifat esoterik dan manusia pada dasarnya ingin kembali pada
bathiniyah seperti yang akhir-akhir ini kemerdekaan dan kebebasannya yang telah
menggejala, yaitu gerakan sufisme dan tereduksi dan terpenjara dalam kehidupan
tarekat. Memang menjadi fenomena yang saintifik, materialistik, mekanistik dan
menarik bahwa di tengah habitat kemajuan sekularistik dunia modern yang sangat
ilmu dan teknologi, orang cenderung lari ke melelahkan. Kehidupan dalam eksistensia-
lisme tersebut dapat dicapai apabila manu- tanggung jawab dan sebagainya. Hal itu
sia senantiasa melakukan transendensi sesuai dengan tujuan pendidikan adalah
secara terus menerus. menjadikan manusia yang yang bertaqwa
Mengisi hidup dan kehidupan dengan dan berbudi pekerti.
visi dan artikulasi sufistik akan menjadi
penawar krisis spiritualitas dewasa ini. Penutup
Islam misalnya, yang sarat akan ajaran- Islam sebagai sistem ajaran keagamaan
ajaran spiritual, dipandang sebagai alterna- yang lengkap, memberikan tempat pada
tif pegangan hidup manusia di masa yang dua jenis penghayatan keagamaan. Yakni
akan datang. Namun, di balik optimisme eksoteris yaitu penghayatan keagamaan
akan masa depan agama, muncul pertanya- yang berorientasi pada formalitas fiqhiyah
an tentang model keberagaman yang mam- atau pada norma-norma atau aturan-aturan
pu menyangga kebutuhan spiritualitas keagamaan yang ketat. Esoteris yaitu
manusia. penghayatan keagamaan yang berorientasi
Dalam kaitan ini, Erich Fromm dalam dan menitik beratkan pada inti keberagam-
karyanya Religion and Psychoanalysis an dan tujuan keberagaman. Kedua aspek
menyatakan, persoalannya bukan beragama ini harus dilakukan secara bersama-sama
apa, tetapi beragama yang bagaimana. agar tidak terjadi kepincangan antara
Artikulasi agama yang tidak ditopang oleh hablumminallah dan hablumminannas.
pemahaman dan penghayatan yang benar, Agama dengan dimensi spiritualnya
hanya akan mengakibatkan kepuasan memiliki peranan dan fungsi yang tidak
psikologis dan sosiologis yang absurd, dapat dilepaskan dalam kehdupan manusia,
serta melahirkan sikap yang radikal dalam lebih-lebih dalam menghadapi peradaban
beragama. umat manusia yang semakin modern
Menanggapi absurditas kepuasan dewasa ini.
psikologis dan sosiologis itu, Huston Smith Memang menjadi fenomena yang
mengatakan bahwa spiritualitas masa depan menarik bahwa di tengah habitat kemajuan
tetap bersumber dari agama-agama yang ilmu dan teknologi (Iptek), orang cenderu-
otentik, karena dia merupakan pintu ng lari ke pencarian spiritual. Hal ini
gerbang paling jelas. Melalui pintu gerbang menjadi petanda urgensi dan signifikansi
itulah kekuatan kosmos tercurah ke dalam tasawuf dan pendidikan terhadap akhlak
eksistensi manusia. Seyyed Hossein Nasr dalam kehidupan masyarakat modern. Ada
menilai agama otentik adalah agama sama- beberapa faktor yang menandai arti penting
wi. Menurutnya, semua agama samawi, tasawuf dan pendidikan bagi kehidupan
seperti Islam, berada pada tingkat paling manusia modern.
esoterik dalam bertujuan mendekatkan dan Pertama, tasawuf merupakan basis
mempertemukan kehendak dan kasih yang bersifat fitri pada setiap manusia.
Tuhan di satu pihak dengan kehendak dan Tasawuf adalah potensi ilahiyah yang
perjalanan manusia dalam sejarah di pihak berfungsi, di antaranya, untuk mendesain
lain. Berdasarkan hal ini, maka upaya corak sejarah dan peradaban dunia.
menengok dan mengkaji tasawuf menjadi Tasawuf dapat mewarnai segala aktivitas,
sangat penting, baik dari aspek sejarah baik yang berdimensi sosial, politik,
maupun substansi pemikirannya. ekonomi maupun kebudayaan.
Tasawuf bertujuan untuk mendekatkan Kedua, tasawuf berfungsi sebagai alat
diri kepada Allah Swt dengan cara pengendali dan pengontrol manusia, agar
membersihkan diri dari sifat-sifat tercela dimensi kemanusiaan tidak ternodai oleh
dan menghiasi diri dengan sifat terpuji modernisasi yang mengarah pada dekaden-
seperti kejujuran, amanah, rendah hati, si moral dan anomali nilai-nilai, sehingga
tidak sombong, ramah, berani, berlaku adil, tasawuf akan mengantarkan manusia pada
DAFTAR PUSTAKA
Abuddin Nata, 2012. Pemikiran Pendidikan Islam dan Barat, Jakarta: Rajawali Press.
Al-Ghazali. 2004. Ihya Ulumuddin Jilid 3. Kairo: Daar al-Hadits.
Amin Abdullah. 1999. Studi Agama Normativitas dan Historisitas. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Arfan Gaffar, 1993. Modern dan Islam; Dua Kutub yang Bertentangan dalam Al-Qur’an
dan Tantangan Modernitas, (Yogyakarta: SIPRESS).
Amin Rais, 1998. Tauhid Sosial: Formula Menggempur Kesenjangan, (Bandung: Mizan).
Astrid S. Susanto, 1979. Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial, Bandung: Bina Cipta.
Ali Yafie, 1997. Teologi Sosial Telaah Kritis Persoalan Keagamaan Kemanusiaan
(Yogyakarta: LKPSM).
Beni Ahmad Saebani Dan Abdul Hamid, Ilmu Akhlak, Bandung; Pustaka Setia, 2007
Harun Nasution. 1973. Filsafat dan Mistisme dalam Islam. Jakarta: Bulan Bintang.
Huston Smith, 2001. Kebenaran yang Terlupakan Kiritik atas Sains dan Modernitas, terj.
Inyiak Ridwan Muzir, Yogyakarta: IRCiSoD.
Ibnu Miskawaih. 1985. Tahdzib al-Akhlak, Beirut, Lebanon: Darul Kutub al-Ilmiah.
John Naisbitt dan Patricia Aburdene, 1990. Megatrends 2000, New York: Ten new
directions.
Muhammad Athiyah al-Abrasyi. Ruh al-Tarbiyah wa al-Ta’lim (Saudi Arabiya: Dar al-
Ihya’).
Moh. Solihin dan Rosihon Anwar, 2008. Ilmu Tasawuf, Bandung: Pustaka Setia.
Nurcholish Madjid, 1984, Warisan Intelektual Islam, Khazanah Intelektual Islam, Jakarta:
Bulan Bintang.
Seyyed Hossein Nasr, 1991, Tasawuf Dulu dan Sekarang, terj. oleh Abdul Hadi WM.,
Jakarta: Pustaka Firdaus.
Zakiah Daradjat, 1993. Peranan Agama dalam Kesehatan Mental (Jakarta: Haji
Masagung).
Zakiah Darajat, dkk. 2011. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Yana Waliyadin
Yanawdwaliyadin@gmail.com
ABSTRAK
Politik Hijrah SekaMaji Karto Suwiryo adalah salah satu politik non cooperatif untuk
melepasakan berbagai kemelut yang terjadi di kubu PSII. Maka, adanya sebuah brosur hijrah
itu dijadikan salah satu modal awal dalam mempertahankan ideologi dan menjalankan sistem
hukum Islam juga tidak adanya cooperatif dalam masalah akidah, karena kemajuan Islam
dalam membangun sebuah negara itu jelas bahwa harus di sesuaikan dengan al-quran dan rislah
Rasulullah dengan konsepnya Iman, Hijrah dan Jihad. Dasar-dasar pemikiran yang mengilhami
lahirnya sistem politik hijrah, di uraikan secara terperinci dalam sebuah brosur hijrah dan
kemudian menjadi sistem politik yang dianut oleh PSII. Dan wewenang untuk menjelaskan
sikap hijrah ini diserhakan kepada SM. Karto Suwiryo dalam kedudukannya sebagai Vice
President Dewan Psii, sebagaimana tercantum.
pertolongan, mereka itulah orang yang itu semua fitnah itu harus dijauhi; dan
benar-benar beriman. Mereka memperoleh menjauhi fitnah itu disebut hijrah.
ampunan dan rezeki yang mulia.” (Q.S. Al- Hijrah dalam pengertian seperti inilah,
Anfal: 74). maka konsep hijrah yang di tawarkan oleh
Sebagai tuntunanan syari’ah, hijrah SM. Kartosuwiryo sebagai strategi perjua-
berlaku sepanjang zaman. Rasulullah saw. ngan yang harus dipahami
Bersabda : “ Tidak terputus hijrah hingga
terputusnya taubat. Dan tidak terputus PEMBAHASAN
taubat hingga terbit matahari dari barat” Pengertian Politik
(H.R. Ahmad dan Abu Daud). Politik, dalam terminologo Bahasa
Hadits ini secara eksplisit mengisyarat Arab disebut “asy-siyasah” masdar dari
kan, bahwa wajib bagi kaum muslimin kata “sasa yasusu” pelkaunya di sebut “sa
untuk melakukan hijrah kapan dan dimana is” menurut Qardhawi, kosa kata ini berasal
pun juga. Sebagaimana diyakini oleh Imam dari bahsa arab asli. seterusnya qrdhawi
SM Kartosuwiryo, bahwa konsep hijrah menukil penggalan kata dari Lisanul Arab,
bukan sekedar peristiwasejarah berpindah- karanngan Ibnu Manzur, kosa kata atau
nya Nabi saw. Dari Mekkah ke Yatsrib saja, “sawasa”, “as-sus” artinya kepemimpi-
tetapi lebih dari itu,” Hijrah itu adalah salh nan. Dengan demikian, jika di katakan “
satu perbuatna Nabi yang sangat penting; sasuhumsusan”, mereka mengangkat seo-
penting karena sesudah Hijrah kaum rang menjadi pemimpin, sehingga formula-
Muslimin hidup di zaman baru, zaman yang si dari kata-kata berikut mengandung arti:
terang cuaca, karean sorotnya nur Ilahy ke seseorang mengatur urusan politik. Jadi,
tanah Madinah. secara lengkap “as siyasah” artinya kewa-
Di dalam AlQur’an disebutkan. Bahwa jiban menangani sesuatu yang mendatang-
latar belakang dilakukannya hijrah Nabi kan kemaslahatan. politik atau siyasah da-
saw. Dan kaum muslimin yang menyertai lam Islam bermakna mengurus, memimpin,
beliau adalah terjadinya fitnah yang memerintah, menyuruh, mengelola kepen-
menimpa ummat ini. Allah berfirman: “ tingan umum, al-hikmiyah, almulk, mene-
Sesungguhnya Rab-mu bagi orang-orang gakan syri ‘at (Zainal Rahmawati).
yang berhijrah setelah mereka mendapat Politik dalam Islam Atau teologi poli-
fitnah, kemudian berjihad dan bersabar, tik Islam, sering memunculkan dua kutub
sesungguhnya Rab-mu setelah itu adalah pandangan yang bersifat ekstirm. kedua
Maha Pengampun lagi Maha penyayang. pandangan itu adalah, pertama, kelompok
(Q.S.An. Nahl: 110). yang berpendirian bahwa politik merupa-
Selain itu, Nabi saw. Bersabda: “ Maka kan bagian integral dari ajaran Islam.
hijrah itu diwajibkan bagi orang Islam kedua: kelompok yang menolak politik
karena khawatir mendapatkan fitnah bukan sebagai bagian dari ajaan Islam .
(ujian) lantaran sebab agamanya.” pandangan kelompok pertama, melahirkan
Istilah fitnah, tidak saja berarti ujian gagasan Islam Din Ad-Daulah. sementara
dalam bentuk fisik, teror mental, intimidasi, kelompok kedua melahirkan negara seku-
atau tekanan-tekanan lahiriah. Fitnah dalam ler (Zainal Rahmawati).
pengertian syar’i juga di maksudkan , Adapun beberapa pendapat dan penger
segala daya upaya yang dilakukan musuh tian mengenai politik
Islam. Bahkan segala ikatan kelembagaan, 1. Menurut Asad (1954), politik adalah
organisasi, partai, tradisi, sosial kemasyara menghimpun kekuatan, meningkatkan
katan atau apa pun jua, jika karena itu kualitas dan kuantitas kekuatan, meng-
menyebabkan seseorang menyimpang dari awasi dan mengendalikan kekuatan, dan
jalan Allah swt, itu juga fitnah. Oleh karena menggunakan kekuatan, untuk menca-
pai tujuan kekuasaan dalam negara dan kedudukan agama dan negara “saling
institusi lainnya. berkelindan, tanpa kekuasaan negara yang
2. dalam pandangan Abdulghani, perjuang bersifat memaksa, agama berada dalam
an politik bukan selalu “ de kunst het bahaya , sementara tanpa wahyu, negara
mogelijke” tapi seringkali melahan “ de pasti menjadi sebuah organisasi yang
kunst onmogelijke” (politik adalah seni tiranik.” sedangakan menurut pemahaman
tentang yang mungkin dan tidak menurut Sukarmaji Kartosuwiryo Politik
mungkin). Sering pula politik diartikan adalah asal mulanya terambil daripada
“ machtsvorming enmachtsaawending” bahasa asing “polis”. Yang maknanya:
(politik adalah pembentukan dan (peng- “kota negeri” atau “negara”. Sehingga kata-
gunaan kekuatan) kata “politik” itu mengandung makna:
3. Bluntschli (1935) memandanag politik cara-cara mengatur dan memerintah sesua
sebagai” Politik is more an art a science tu negara (SM, Kartosuwiryo).
and to do with the practical conduct or Dulu pada zaman penjajahan belanda.
guidance of the state” (Politik lebih Mereka merasa mempunyai hak memasuk-
merupakan seni daripada ilmu tentang an dirinya dalam golongan “bangsa yang
pelaksanaan tindakan dan pimpinan dipertuan”, sedang bangsa Indonesia diang
(praktis negara) gapnya sebagai” bangsa yang diperhamba”,
4. isjwara (1935) mencatat beberapa arti bangsa yang mempunyai jiwa budak, yang
tentang politik dari sejumlah ahli. Cuma patut diperintah, ditindas dan
Diantaranya adalah: Loewenstein yang dirampas. Sementara itu bangsa Indonesai
berpendapat “Politik is nicht anderes als kehilangan hak-haknya untuk menentukan
der kamps un die macht” (Politik tidak nasibnya sendiri, untuk mengatur dan
lain merupakan perjuangan kekuasaan memerintah negeri dan bangsanya sendiri.
(Jurnal, Abdullah Zawawi, 2005). Keadaan yang serupa itu berlaku atas kita
sedangkan menurut para cendekiawan sekalian kurang lebih tiga setengah abad
dan Ulama Ibu Thaimiyah dalam kitab lamanya (350 tahun) (SM, Kartosuwiryo).
Siyasah as-Syar’iyyah, hal 168 menjelas- Oleh karena itu, berarti secara keseluruhan
kan bahwa politik atau siyasah adalah salah satu
“ wahai diketahui bahwa mengurusi sistem atau aturan main yang di jalankan
dan melayani kepentingan manusia meru- oleh seorang pemimimpin dalam mengatur
pakan kewajiban terbesar agama dimana sebuah negara yang tujuannnya untuk
agama dan dunia tidak bisa tegak tanpa- menegakan syari’at Islam dan kemaslahat-
nya. sungguh bani Adam tidak akan leng- an ummat di dunia (Jurnal, Abdullah
kap kemeslahatannya dalam agamatanpa Zawawi, 2005).
adanya jama’aah dan tidak ada jamaa’ah
tanpa adanya kepemimpinan. Nabi bersab- Pengertian Hijrah
da:‘jika keluar tiga orang untuk bersafar Secara bahasa hijrah artinya Keluar
maka hendaklah mereka mengangkat salah sedangkan menurut para pendapat bahwa
satunya sebagai pemimpin bahkan dalam salah satunya Imam Al Asfahani hijrah
kelompok kecil sekalipun dalam rangka berarti perpisahannya seseorang dengan ya-
melakukan amar ma’ruf nahi munkar, ng lain, baik berpisah secara badaniah, li-
melaksanakan jihad, menegakan keadilan, san, atau dengan hati. Meninggalkan sesua-
menunaikan haji, mengumpulkan zakat, tu daerah berarti berpisah secara fisik (ba-
mengadakan shalat Ied, menolong orang dan). Membenci seseorang berarti memisah
yang didzalimi, dan menrapkan hukum kan dirinya denga orang lain secara psikhis
hudud.” (qalbiyah), dan seara lisan erarti tidak mau
lebih jauh Ibnu Thaimiyah mengutif berbicara dengan orang lain.
Khlaid Ibrahim Jindan berpendapat : bahwa
Sedangkan menurut At-Thabari, bah- tama itu, berkisar antara masalah cooperasi
wa hijriah dimaknai meninggalkan perbuat dan non cooperasi serta sistem politik
an yang mengarah pada perbuatan dosa, hij hijrah. Suasana ini di perburuk lagi dengan
rah juga bermakna juga meninggalkan semakin hebatnya tekanan yang dilakukan
orang tua yang tidsak beriman dengan cara rezim kolonial belanda terhadap partai-
yang baik dan hijrah yang bermakna tidak partai politik non cooperatif.
mengabaiakan Al-Quran, di samping hijrah Pada gilirannya, dengan alasan partai
yang bermakna meninggalkan suatu akan menjadi lemah karena tekanan
kondisi tertentu karena Allah semata penguasa, maka pada tahun 1953, Agus
(Jurnal Siti Mabruroh, 2003). Salim sebagai ketua Dewan Partai meminta
kepada Lajnah Tanfidziyah yang di pimpin
Strategi hijrah antara Taktik dan Abikusno Cokro Suyoso untuk meninjau
Konflik kembali sistem politik Hijrah. Permintaan
Wafatnya HOS Cokroaminoto (1943), ini diajukan sehubungan dnegan keluarnya
dibarengi dengan kekacuan politik yang peraturan- peraturan yang lebih ketat dari
melanda seluruh negeri, dan secara otoma- penjajah belanda guna membatasi kegiatan
tis amat berpengaruh bagi kondisi ummat partai politik yang non cooperasi. Tetapi
Islam Indonesia. Tahun-tahun berikutnya Lajnah menolak ususl Agus Salim. Atas
kita akan menyelesaikan perpecahan demi penolakan ini, Agus Salim memisahkan diri
perpecahan telah merobek-robek kesatuan dari PSII. Selanjutnya memilih untuk
ummat. Tidak terkeculai PSII (Partai mendirikan Psii penyadar bersama kawan-
Syarikat Islam Indonesia) pun dilanda oleh nya, Sangaji. Inilah golongan pertama yang
badai kemelut internal. Menurut sejarah- mufarraqah (memisahkan diri ) dari PSII
wan Pringgodigdo, pada tahun 1937 saja Golongan kedua yang memisahkan diri
kemelut di dalam tubuh PSII telah meme- dari induk organisasi dipimpin oleh
cah belah partai tersebut akibat perbedaan sukiman bersama-sama dengan Wali
paham di kalangan tokoh-tokoh partai, Alfatah dan KH. Mas Mansur. Kelompok
dalam hal menentukan kebijakan serta ini tidak setuju dengan diteruskannya
taktik perjuangan (Irfan S. Awwas, 1999). sisitem politik hijrah yang dianggapnya
M terlampaui radikal;. Karena tuntutannya
Maka dengan kondisi tersebut sudah tidak dapat dipenuhi, akhirnya mereka juga
jelas bahwa di tubuh Islam itu sendiri keluar dan mendirikan Partai Islam (PII).
terjadi sebuah perpecahan yang mengakibat Akan tetapi tidak lama setelah itu , sukiman
kan lahirnya sebuah beberapa paham dan dan dkk. Mengirim surat kepada PB PSII,
pendapat yang berbeda beda. Dengan demi dan menerangkan bahwa mereka mau
kian supaya demikian supaya Islam pada bergabung lagi asalkan partai ini bersedia
saat itu lebih terorientasi terhadap tujuan menerima syarat-syarat yang akan diaju-
maka kartosuwiryo melahirkan atau mem- kan.
buat sebuah brosur hijrah yang nantinya di Syarat yang dimaksud, terdiri atas tiga
kubu Islam itu sendiri terkena sebuah poin. Pertama melepaskan konsep hijrah
disiplin gerakan. (pengirim surat berpendapat, hijrah tidak
boleh dijadikan asas perjuangan). Kedua ,
Brosur Hijrah agar partai semata-mata mengurusi aksi
Ketika di adakan kongres PSII 1931, politik (pekerjaan sosial dan ekonomi
SM. Karto Suwiryo terpilih sebagai sekre- haruslah diserahkan kepada perkumpulan-
taris umum, dan jabatan ini tetap di pegang perkumpulan lainnya). Dan ketiga, selekas
annya hingga menjelang diadakan kongkres nya mencabut disiplin partai yang sudah di
partai berikutnya. Timbulnya berbagai kenakan terhadap Muhammadiyah.
kemelut di dalam tubuh partai Islam per-
uraikan pula tentang status dan tugas ma- masalah ini tampil di jelaskan: “ Hijrah
nusia dalam kehidupan di dunia ini. Lebih yang jadi sikap partai itu haruslah jangan
jauh dijelaskan mengenai perjalanan Hijrah diartikan sama dengan sikap non cooperasi
Rasulullah saw. Yang menjadikan hijrah yang dilakukan oleh partai-partai lain
sebagai pola dan Strategi perjuangannya terhadap pemerintah. Sikap non cooperasi
seluruh ummatnya yang datang kemudian. itu adalah sikap negatif. Tetapi sikap hijrah
Karena sesungguhnya strategi hijrah meru- merupakan satu sikap yang positif dan
pakan awal kemenangan perjuangan bersifat membangun. Sebab hijrah itu
rasulullah saw. sesungguhnya suatu sikap penolakan, akan
Setelah itu diuraikan pula tentang mak tetatpi di samping itu dijalankan usaha
na jihad, tujuan dan programnnya. Dalam dengan sekuat-kuatnya untuk membentuk
hal ini beliau mengatakan:” Hampir setiap kekuatan hebat yang menuju kepada Darul
tempat dimana kata hijrah digunakan dalam Islam (Q.S. Ataubah: 20).
Al-Qur’an selalku di ikuti dan diasosiasi- Dalam persfektif teoritis di kenal
kan dengan jihad fi sabilillah. Tiada dengan sejarah sosiologis atau pendekatan
tindakan hijrah dianggap absah, bila dalam sosiologis. Dalam teori ini ini dikenal
hijrah cita-cita jihad tidak dilaksanakan”. faktor-faktor yang digunakan dalam meng-
Allah swt. Berfirman: “ dan orang interpretasikan masalah dalam penulisan
orang yang beriman dan hijrah serta jihad tesis yaitu faktor multikausalitas, kausalitas
pada jalan Allah dan juga orang-orang perubahan sosial dan transformasi stuktu-
yang memberikan pemondokan dan perto- ral.
longan (kepada Muhajirin), adalah orang- Dalam penelitian ini penulis menggu-
orang mukmin sejati. Mereka beroleh nakan teori-teori tersebut yaitu persfektif
ampunan dan rezeki yang besar nialainnya. multikausalitas. Dalam pandangan Sartono
Dan orang-orang yang ada pertalian Kartodirjo tentang masyarakat banyak mem
darah, sebahagiannya lebih dekat terhadap berikan sumbangan konseptual bagi gerak-
yang lain di dalam kitab Allah. Sesungguh an sosial di masyarakat. Konsep–konsep ter
nya Allah Maha Mengetahui segala sebut adalah anomi, regulasi sosial versus
sesuatu”. (Q.S.Al-Anfal: 74-75). integrasi sosial dan kesadaran sosial versus
Pada ayat yang lain Allah swt . kesadaraan kolektif. Konsep-konsep terse-
menegaskan kedudukan mereka dengan but digunakan untuk mempelajari faktor-
firman-Nya: “ orang-orang yang beriman, faktor sosial-psikologis yang mendorong
berhijrah dan berjihad pada jalan Allah lahirnay gerakan sosial masyarakat yang
dengan harta benda dan jiwa mereka, lebih berakibat terhadap masyrakat itu sendiri.
tinggi derajatnya di sisi Allah. Dan mereka Teori kausalitas dan perubahan sosial
itulah orang-orang yang menang”. (Q.S. yang digunakan penulis dalam penulisan
Ataubah: 20). tesis ini karena melihat pemikiran Asy
Di sini perlu di jelaskan , bahwa Syahid tentang ajaran Islam mengenai
prakarsa menulis brosur hijrah tidak datang proses hijrah sekaligus melihat hubungan
dari SM. Kartosuwiryo sendiri, melainkan kausalitasnya. Selain daripada itu penulis
atas permintaan dan persetujuan kongres menggunakan teori transformasi struktural
1936, seperti dapat dibaca dalam” dalam hal ini Sartono melakukan studi
pengiring kalam” yang dirulis langsung sejarah komparatif yang di lakukan dengan
oleh pimpinan Lajnah Tanfidziyah Partai melakukan studi sejarah analitis. Sartono
SI, Abikusno Cokrosuyoso. Penjelasan ini memandang bahwa konflik dari transforma
penting, karena ada sebagian orang si struktural adalah proses sentral dalam
menuduh bahwa tulisan dalam brosur hijran kehidupan sosial yang kesemuannya akan
adalah hanyalah rekayasa SM. Karto berpengaruh pada rekonstruksi sejarah
Suwiryo yang diserahi wewenang dalam
ting, karena ada sebagian orang menuduh kan studi sejarah analitis. Sartono meman-
bahwa tulisan dalam brosur hijran adalah dang bahwa konflik dari transformasi stuk-
hanyalah rekayasa SM. Karto Suwiryo tural adalah proses sentral dalam kehidupan
yang diserahi wewenang dalam masalah ini sosial yang kesemuannya akan berpengaruh
tampil di jelaskan: “ Hijrah yang jadi sikap pada rekonstruksi sejarah sebagai proses
partai itu haruslah jangan diartikan sama integritas (Sartono Kartodirjo, 1993).
dengan sikap non cooperasi yang dilaku-
kan oleh partai-partai lain terhadap peme- SIMPULAN
rintah. Sikap non cooperasi itu adalah Hijrah merupakan tindakan praktis, ge
sikap negatif. Tetapi sikap hijrah merupa- rak langkah serta strategi perjuangan yang
kan satu sikap yang positif dan bersifat apa gilirannya menjadi titik awal kemena-
membangun. Sebab hijrah itu ngan Islam dan kejayaan kaum muslimin.
sesungguhnya suatu sikap penolakan, akan Disetiap tempat dimana kata hijrah diguna-
tetatpi di samping itu dijalankan usaha kan dalam Al-Quran, selalu diawali dengan
dengan sekuat-kuatnya untuk membentuk Iman, kemudian diikuiti dan diasosiasikan
kekuatan hebat yang menuju kepada Darul dengan jihad. Dan tidak ada tindakan hijrah
Islam (Q.S.Ataubah: 20). dianggap shahih (absah) manakala dalam
Dalam persfektif teoritis di kenal hijrah tersebut, iman dan jihad tidak
dengan sejarah sosiologis atau pendekatan disertakan.
sosiologis. Dalam teori ini ini dikenal fak- 1. konsep hijrah yang diajukan oleh Karto
tor-faktor yang digunakan dalam mengin- Suwiryo adalah salah satu konsep untuk
terpretasi masalah dalam penulisan yaitu memeprtahankan sebuah ideologi Islam
faktor multikausalitas, kausalitas, perubah- dan menjadi salah satu konsekuensi
an sosial dan transformasi struktural. untuk mempertahankan Akidah.
Dalam penelitian ini penulis menggu- 2. Brosur hijrah adalah salah satu jalan
nakan teori-teori tersebut yaitu persfektif yang dilakukan oleh SM. Kartosuwiryo
multikausalitas. Dalam pandangan Sartono untuk tudak ada kerja sama (cooperatif)
Kartodirjo tentang masyarakat banyak mem dengan belanda dalam membangun
berikan sumbangan konseptual bagi gerak- sebuah tatanan hukum negara.
an sosial di masyarakat. Konsep–konsep 3. Konsep hijrah tidak semata-mata dibuat
tersebut adalah anomi, regulasi sosial dengan sendirinya tetapi konsep hijrah
versus integrasi sosial dan kesadaran sosial karto Suwiryo di buat hasil kongres dan
versus kesadaraan kolektif. Konsep-konsep untuk tujuanya meneyelamatkan umat
tersebut digunakan untuk mempelajari manusia kepadah akidah yang sebenar-
faktor-faktor sosial-psikologis yang mendo nya dan kembali kepada tauhid yang
rong lahirnya gerakan sosial masyarakat sebenarnya.
yang berakibat terhadap masyrakat itu 4. Politik Hijrah yang di konsep membuk-
sendiri. tikan bahwa Karto Suwiryo adalah salah
Teori kausalitas dan perubahan sosial satu pejuang dalam melawan penjajah
yang digunakan penulis dalam penulisan belanda dan melepaskan dari sistem
tesis ini karena melihat pemikiran Asy yang dibangun oleh orang-orang musy-
Syahid tentang ajaran Islam mengenai rik menuju kepada sistem Allah yang se
proses hijrah sekaligus melihat hubungan benarnya.
kausalitasnya.
Selain daripada itu penulis mengguna-
kan teori transformasi struktural dalam hal
komparatif yang dilakukan dengan melaku-
Abdul Zulfidar Akaha, Siapa Teroris Siapa Khawarij, 2006, penerbit Pustaka Alkautsar,
Jakarta Timur
Abul ‘Ala Almududi, Khilafah dan Kerajaan, 1984, penerbit Mizan, Bandung
Abdul Kadir, Islam dan Perundang-undangan, 1959. Penerbit Bulan Bintang, Jakarta
Abdul Wahid dkk, Kejahatn terorisme, 2004 penerbit PT Refika Aditama Bandung.
AM. Waskito, Air Mata Presiden Mursi, 2013 , penrbit Pusta Alkautsar
Al-Qur’anul Karim
C. Van Dijk, Darul Islam Sebuah Pemberontakan, 1945, penerbit Grafiti Prees, Jakarta
Irfan. S Awwas, Jejak Jihad SM. Kartosuwiryo, 2008 penerbit Uswah, Yogyakarta
J. Suyuthi Pulungan, Prinsip-Prinsip Pemerintah dalam Piagam Madinah di Tinjau dari
Pandangan Al-Quran, 1994, penerbit Rajawali Press, Jakarta
Jurnal, Kartosuwiryo dan NII, Aziyumardi Azra, 2012
Jurnal, Anzar Abdullah, Gerakan Islam Dalam Persfektif Historis, 2016
Jurnal, Saoki, Aktualisasi Makna Jihad Dalam Kehidupan Modern, 2013
Jurnal, H. Aceng Kosasih, Konsep Masyarakat Madani
Jurnal, Sidik Zatmika,Warisan Kejayaan Madinnah Bagi Pengembangan Kajian Ilmi
Sosial dan Politik, 2012
Jurnal, Siti Mabruroh, Hijrah Menurut At.Thabari dakam Kitab Tafsir Jami’ Al-Bayan
‘an Ta’wil ay Al-Quran
Jurnal, DR. Zainal Rahawarin, Teologi Politik Islam
Jurnal, Otoman, Pemikiran Politik Hasan Al-Bana (1906-1949) dan Pembentukan
Radikalisme Islam, 2005
Jurnal, Muhammad Latif Fauzi, Konsep Negara Dalam Persfektif Piagam Madinnah dan
Piagam Jakarta, 2005
Jurnal, Abdullah Zawawi, Politik Dalam Persfektif Islam, 2015
Jurnal, M. Sidi Ritaudin, Rekontruksi Pengembangan Masyarakat Islam dalam
Persfektif Islam, 2008
Jurnal, Hamka, Hijrah Dalam Persfektif Sosio Kutur Historis, 2005
Mahdi Fadulullah, Titik Temu Agama Politik, 1991, penrbit CV. Ramadhani, Solo
Taufiq Ali Wahbah, Jihad dalam Islam 1405, penerbit Media Dakwah, Jakarta
Ramli Kabi, Ahmad Shiddiq Abdurrahman, MA, Ba’at Satu Prinsip Gerakan Islam, 1993
penerbit El-Fawaz Prees, Jakarta
Sulasman, M. Hum, Metodologi Penelitian Sejarah Sejarah, 2014 penerbit Pustaka Setia,
Bandung
Wali Al-Fattah, Khilafah ‘Ala Minhajin Nubuwah, 1990, penerbit Al-Jama’ah, Jakarta
Yusuf Qardhawi, Gerakan Islam, 1991 penerbit Robbani Press Jakarta
Munir Muhammad Gadhban, Manhaj Haraki Juz I 1992 penerbit, Robbani Press, Jakarta
Munir Muhammad Gadhban, Manhaj Haraki Juz II1994 penerbit, CV. Pusta Mantiq, Solo
Munir Muhammad Gadhban, Manhaj Haraki Juz III 1996 penerbit, CV. Pusta Mantiq,
Solo
Zainal Abidin Ahmad, Konsepsi Negara Bermoral, 1975 penerbit Bulan Bintang , Jakarta
Zainal Abidin Ahmad, Konsepsi Negara Bermoral, 1949 penerbit Al’Ma’arif , Jakarta