Anda di halaman 1dari 11

Makalah Pendidikan Agama Islam

Kitab Injil

Bapa Drs. Ujang nasrudin S.Pdi

Kelompok :
1. Nurmayya
2. Amelia putri
3. Tiaraaulia
4. Dela puspita sari
5. Nurul ashila
6. Rafli alhamid
7. Nasrullah
8. Saeful bahri

XI IPS 3

SMA Negeri 1 CILAMAYA


2022
Kata Pengantar

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat limpahan
karunia dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam ini dengan lancar. Shalawat serta salam kita junjungkan kepada Nabi
teladan sepanjang masa, Nabi Muhammad Saw., beserta pula kepada para keluarganya,
sahabatnya, dan juga kepada para tabi’in. Tak lupa pula kami ucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada bapak/ibu guru yang telah membantu dan mengarahkan kami
dalam penyusunan makalah ini. Dan juga kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-
pihak yang baik secara langsung ataupun tidak langsung telah membantu terselesaikanya
makalah ini.

Makalah ini kami buat dengan melakukan berbagai macam kajian pustaka, baik
melalui internet maupun melalui buku-buku yang terpercaya. Bahasan yang kami sajikan
disini sangatlah penting untuk diketahui oleh umat Islam, karena bahasan mengenai kitab
Injil dan sejarahnya merupakan bahasan yang sangat langka dan sangat mendasar.
Melalui makalah ini pula, kami berharap masyarakat dapat terbuka wawasannya dan
dapat menjadi bahan ajar baik untuk pelajaran di dalam kelas maupun di luar kelas.
(semisal bahan diskusi mentoring, kajian dsb)

Kami menyadari bahwa makalah ini masih mempunyai banyak kekurangan.


Besar harapan dari kami selaku penyusun atas kritik dan sarannya dari semua pihak
sehingga dapat menyempurnakan lagi makalah ini.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian,
khususnya untuk menambah pengetahuan dan wawasan kita mengenai kitab Injil dan
perkembangannya.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Karawang,20 Agustus 2022

Penyusun

Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Sesungguhnya Allah Ta’ala mempunyai beberapa ajaran dan wasiat yang
diwahyukan kepada para rasul dan nabi-Nya. Diantara wasiat-wasiat itu ada yang
dicatatkan dalam kitab dan diantaranya ada yang tidak dapat kita ketahui sama

1
sekali. Tetapi yang jelas ialah bahwa setiap nabi itu pasti mendapatkan risalah
yang wajib disampaikan kepada umat dan kaumnya.

Adapun pengertian iman kepada kitab-kitab Allah adalah memercayai


dan meyakini sepenuh hati bahwa Allah SWT telah menurunkan kitab-kitabnya
kepada para nabi dan rasul yang berisi wahyu Allah untuk disampaikan kepada
seluruh umat manusia. Dalam Al Qur’an disebutkan bahwa ada 4 kitab Allah.
Taurat diturunkan kepada Nabi Musa a.s, Zabur kepada Nabi Daud a.s, Injil
kepada Nabi Isa a.s, dan Al Qur’an kepada Nabi Muhammad SAW.

B. Tujuan Pembelajaran
Mengetahui isi dan sejarah turunnya kitab-kitab yang diturunkan oleh Allah
SWT., (terutama kitab Injil) dan untuk mengetahui perbedaan antara iman kepada
kepada kitab Al-Qur’an dan kitab suci lainnya.

Bab II

Pembahasan

A. Sejarah Diturunkannya

Injil adalah kitab yang berisi firman-firman Allah SWT yang diwahyukan kepada
Nabi Isa as. (Yesus Kristus), putra dari Maryam. Firman Allah SWT. "Dan Kami

2
teruskan jejak mereka dengan mengutus Isa putra Maryam, membenarkan kitab yang
sebenarnya, yaitu Taurat. Dan Kami menurunkan Injil kepadanya, di dalamnya terdapat
petunjuk dan cahaya, dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurot, dan
sebagai petunjuk serta pengejaran bagi orang-orang yang bertakwa." (QS. Al-Maidah: 46)

Kata Injil semula berasal dari bahasa Yunani euangelion yang berarti kabar
gembira. Kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Arab menjadi Injil. Makna dari kabar
gembira yang dimaksud adalah karena Nabi Isa as. menggembirakan para umatnya
dengan berita akan kedatangan Muhammad Saw., sebagai utusan Allah SWT yang
terakhir untuk seluruh alam. Nabi Isa as. mengajarkan Injil kepada para pengikutnya
hanya selama tiga tahun. Tepatnya sejak usia 30 sampai usia 33 tahun. Lalu
diangkat/diselamatkan oleh Allah SWT dari pengejaran kaum Yahudi yang ingin
menyalibnya.

Dalam berdakwah, Nabi Isa Al-Masih dibantu oleh dua belas orang muridnya
yang dalam Islam dikenal dengan sebutan Hawariyyun (murid-murid Nabi Isa yang
sangat setia). Mereka ialah:

1) Andreas
2) Simon Petrus
3) Barnabas
4) Matius
5) Yahya bin Zabdi
6) Ya'kub bin Zabdi
7) Thadeus
8) Yahuda
9) Bartholomeus
10) Pilipus
11) Ya'kub bin Alpius
12) Yahuda Iskariot

Dalam perkembangannya, kitab Injil mengalami banyak perubahan dan distorsi.


Perubahan, penulisan ulang serta distorsi yang terus menerus inilah yang membuat
jumlah kitab Injil yang beredar mencapai puluhan, sehingga sangat sulit untuk
menentukan kitab Injil mana yang asli. Untuk itulah, Kaisar Konstantinus menggelar
Konsili Nicea pada tahun 325 M, konsili bersejarah yang dirahasiakan oleh gereja
(khususnya Katolik) yang meletakkan dasar-dasar ajaran Kristen yang kita kenal saat ini.

3
Konsili Nicea

Peristiwa ini sangat penting diketahui, dikarenakan dalam konsili inilah seorang
manusia diangkat menjadi serupa dengan Allah. Bukan hanya itu, konsili ini membahas
beberapa agenda lain seperti tanggal perayaan Paskah, validitas pembaptisan yang
dilakukan oleh kaum bidaah, dan sebagainya. Namun agenda besar dari konsili ini adalah
untuk menjawab satu pertanyaan, yaitu “apakah Sang Anak dan Sang Bapa itu satu
kehendak atau satu pribadi ?”, yang pada akhirnya menuntun kepada pelantikan
Yesus oleh Kaisar Romawi menjadi Tuhan

Konsili ini digelar oleh Kaisar Konstantinus. Penyebabnya adalah, dia merasa
resah akan perdebatan dan perselisihan antara Arius dan Alexander. Ia merasa bahwa
perpecahan dalam gereja dapat mengganggu keamanan dan stabilitas negara. Saat itu
kekaisaran Romawi sedang dalam perpecahan dan banyak pemberontakan dari wilayah
yang berupaya membebaskan diri. Perpecahan dalam gereja hanya akan membuat
kerajaan semakin tidak stabil.

Konstantinus berupaya menemukan jalan menyelesaikan pertikaian ini. Pada


tahun 325, Kaisar Konstantinus memanggil uskup-uskup dari berbagai penjuru kekaisaran
Romawi untuk berkumpul dalam konsili di Kota Nicea (sekarang Iznik di Turki). Konsili
ini dibuka dengan pembahasan mengenai permasalahan ajaran Yesus yang dibawa Arius.
Eusebius dari Nicomedia memimpin beberapa uskup yang mendukung Arius. Namun
ketika Arius membacakan keyakinannya mengenai ke-Esa-an Allah dan pandangan-
pandangan lainnya, banyak uskup yang menentang Arius.

Para peserta konsili tidak menerima ajaran Yesus yang dibawa Arius dan
memutuskan untuk menolaknya. Mereka berupaya merumuskan suatu pengakuan yang
dapat melawan ajaran Injil yesus yang dibawakan Arius. Kemudian Uskup Eusebius dari
Kaisarea (Eusebius Pamfili) mengusulkan menggunakan pengakuan yang digunakan di
Kaisarea. Pengakuan ini tidak menggunakan kata homoousios (satu hakikat) karena
dianggap tidak alkitabiah. Namun, Kaisar Konstantinus dan para uskup lain memilih
untuk menggunakannya dalam rumusan pengakuan tersebut untuk menentang Arius,
karena Arius terang-terangan menolak konsep homoousios. Hanya dua orang uskup yang
mendukung pandangan Arius dan menolak konsep homoousios. Akhirnya diputuskan
bahwa Sang Anak (Yesus) tidak diciptakan, namun sehakikat (homoousios) dengan Sang
Bapa (Allah), yang dirumuskan dalam Pengakuan Iman Nicea. Ajaran Yesus yang dibawa
Arius kemudian ditolak dan Arius bersama beberapa uskup yang mendukungnya

4
kemudian dikucilkan dari gereja dan dibuang serta jabatannya dicopot. Bukunya, Thallia,
dibakar dan pengikutnya dianggap sebagai musuh gereja. Di dalam pembuangan, Arius
sangat menderita sehingga adik perempuan Kaisar Konstantinus, Konstantia, meminta
Konstantinus untuk memulihkan kembali jabatan Arius. Konstantinus menyetujuinya,
namun Athanasius, uskup Alexandria yang baru, menolaknya.

Pada tahun 336, upacara pemulihan jabatan Arius kemudian direncanakan untuk
dilaksanakan di katedral Konstantinopel. Akan tetapi, upacara tersebut tidak pernah
dilaksanakan karena pada sore hari sebelum upacara dilaksanakan, tiba-tiba Arius
meninggal karena diracun.

B. Isi Kitab Injil


Isi yang terkandung dalam kitab Injil berbeda dengan kitab-kitab terdahulu. Kitab
Taurat mengajarkan tentang Tauhid (ke-Esa-an Allah SWT), Kitab Zabur mengajarkan
puji-pujian (zikir dan doa) kepada Allah SWT, sedangkan Injil mengajarkan tentang
pembersihan jiwa-raga dari kekotoran (nafsu duniawi). Dengan kata lain, Injil mengajak
manusia untuk hidup zuhud, yakni pola hidup yang tidak mengutamakan hal-hal yang
bersifat duniawi.
Sebagai umat Islam kita wajib mempercayai bahwa Injil merupakan kitab dari
Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Isa as. Akan tetapi umat Kristen berpendapat
lain. Menurut mereka, Injil adalah kisah atau laporan yang disusun oleh para pengikut Isa
Almasih tentang kehidupan Isa Almasih, termasuk tentang pengajarannya kepada Bani
Israil atau Bangsa Yahudi agar mereka beragama secara benar.
Penting untuk kita ketahui, bahwa Injil yang beredar sekarang ini berbeda dengan
aslinya. Kalau begitu dari manakah Injil yang ada saat ini ? Tidak lain adalah karya
orang-orang Yahudi yang ditulis beberapa waktu lamanya setelah Nabi Isa as. tiada. Pada
mulanya beredar puluhan Injil, namun dalam Konsili di Nicaea, yaitu suatu tempat di
Asia Kecil, dekat Konstantinopel pada tahun 325 M yang diadakan oleh Kaisar
Konstantinus, diputuskan hanya empat injil yang sah:

1. Injil Matius karya Santo Matius yang disebut juga Lewi anak Alpius, seorang
Yahudi yang mula-mula bekerja sebagai pegawai pemungut pajak.

5
2. Injil Markus karya Markus bin Maryam. Sesungguhnya Markus adalah nama
gelar, sedangkan namanya sendiri adalah Yohana atau Yahya. Semula ia
seorang beragama Yahudi, kemudian masuk Kristen di tangan Petrus.
Riwayat lain mengatakan bahwa penulis Injil Markus adalah guru markus,
ialah Petrus.

Markus adalah kemenakan dari Barnabas, yang juga penulis Injil. Berdua
mereka mengembara (untuk berdakwah) mengabarkan Injil ke Roma, Afrika
Utara dan akhirnya menetap di Mesir. Ia meninggal dunia karena dibunuh
oleh para penyembah berhala pada tahun 62 M.

Markus, menurut Ibnu Batrik yang juga penulis Masehi, tidak mengakui
ketuhanan Yesus. Pahamnya ini diikuti oleh pemeluk Nasrani di daerah
dakwahnya seperti Afrika Utara, Mesir, dan Habsy. Itulah sebabnya Najasi,
Raja Habsyi pada masa Nabi Muhammad saw. juga percaya sepenuhnya
bahwa Isa anak Maryam bukanlah Tuhan, melainkan nabi dan rosul
sebagaimana nabi-nabi dan rosul-rosul Tuhan yang lain.

3. Injil Lukas dikarang oleh Lukas, seorang tabib kelahiran Antiokia, Yunani.
Sumber lain mengatakan, bahwa ia seorang tukang gambar. Ia murid Paulus,
dan keduanya tidak pernah bertemu dengan Yesus. Dengan demikian baik
Yahya maupun Paulus bukanlah murid Yesus.

4. Injil Yahya. Menurut Encyclopedia Britanica, Injil Yahya ditulis pada tahun
100 M dan Kitab wahyunya tahun 96 M oleh seorang ketua Gereja bernama
Yahya atau John the Presbyter yang tinggal di Episus. Jelaslah bahwa Injil
Yahya bukan karya Yahya bin Zabid — Murid Yesus, sebab ia terbunuh pada
tahun 70 M.

Prof. Stadlein menegaskan bahwa Injil Yahya dikarang oleh seorang mahasiswa
dari perguruan Iskandariyah pada abad kedua masehi. Pendapat inilah yang cukup
beralasan. Mengapa? Injil Yahya mengajarkan ketuhanan Yesus, di mana ajaran tersebut
mula-mula datang dari mazab Iskandariyah yang kemudian disahkan oleh Kongres Nicea
pada tahun 325 M semasa Kaisar Constantinus.

6
Yang jelas Injil Yahya sengaja ditulis untuk menegaskan tentang ketuhanan
Yesus. Tentang sejarah penulisan Injil Yahya ini lebih lengkap dan jelas diterangkan
dalam buku Kuliah Aqidah Lengkap karya Drs. Humaidi Tatapangarsa (terbitan Bina
Ilmu, Surabaya). Bahwa Injil Yahya mengajarkan ketuhanan Yesus memang dapat
dimaklumi, sebab ia ditulis oleh pengarangnya memang untuk tujuan itu atas desakan dari
orang-orang disekitarnya.
Seorang penulis Masehi dari Libanon, Jerjis Zuwen mengatakan: "Sesungguhnya
Syirbantus dan Abisu beserta pengikut mereka di waktu mengajarkan agama Masehi
berpendapat bahwa Al-Masih tidak lain adalah seorang manusia dan dia tidak ada
sebelum ibunya Maryam. Oleh karena itu pada tahun 96 berkumpullah semua pendeta
Asia dan lain-lain di tempat Yahya. Mereka mengharapkan agar Yahya menulis tentang
Al-Masih dan menyerukan sebuah Injil yang belum ditulis oleh ahli-ahli Injil yang lain.
Lalu ditulisnya dengan cara tersendiri tentang ketuhanan Al-Masih."
Penulis Masehi lainnya, Yusuf Al-Dubai Al-Khouri menerangkan pula.
"Sesungguhnya yahya mengarang Injilnya pada penghabisan hidupnya atas permohonan
pendeta-pendeta Asia. Penyebabnya adalah karena di sana terdapat beberapa golongan
yang mengingkari ketuhanan Al-Masih. Mereka meminta kepadanya agar ditegaskan
ketuhanan Al-Masih itu dan disebutkan apa-apa yang ditinggalkan oleh Matius, Markus
dan Lukas dalam Injil-injil mereka."
Jadilah Injil Yahya adalah satu-satunya Injil, di antara keempat Injil, yang diakui
sah oleh kalangan gereja, yang secara tegas mengajarkan ketuhanan Yesus.
Injil-injil selain yang keempat itu dinyatakan sebagai injil Apocrypha (injil-injil
yang tidak sah, yang dilarang terbit dan harus dimusnahkan). Injil-injil yang dinyatakan
tidak sah tersebut, antara lain:
1. Injil Andreas
2. Injil Apeles
3. Injil Barnabas
4. Injil Duabelas
5. Injil Ebionea
6. Injil Ibrani
7. Injil Marcion
8. Injil Maria
9. Injil Mathias
10. Injil Nicodemus
11. Injil Orang-orang Mesir

7
12. Injil Philip
13. Injil Thomas
14. Injil Yakobus
15. Injil Yudas Iskariot

Di antara semua Injil yang tersebut di atas, baik yang sah maupun tidak,
sesungguhnya Injil Barnabas yang menarik perhatian, terutama bagi umat Islam. Isi Injil
Barnabas banyak persamaannya dengan yang diberitakan dalam Al-Qur'an. Sebab dalam
kitab tersebut, antara lain, diterangkan juga:
1) Yesus tidak disalib, yang disalib sebenarnya Yudas Iskariot yang telah
diserupakan oleh Tuhan, baik rupa maupun suaranya, dengan rupa dan suara
Yesus. Sedang Yesus sendiri loncat bersama malaikat dan terus diangkat ke
hadirat Allah SWT (Pasal 215, 216, dan 217).
2) Yesus bukan anak Allah, bukan pula Tuhan, tetapi seorang rosul (utusan) Allah
3) Bahwa putra Nabi Ibrahim as. yang akan disembelih karena perintah Allah SWT
adalah Ismail, bukan Ishaq seperti yang tersebut dalam Perjanjian lama yang ada
sekarang ini.
4) Mesias (yang dimaksudkan di sini "pembebas dunia" atau "juru selamat" ) atau
Almasih yang dinanti-nantikan itu bukan Yesus akan tetapi Muhammad — nabi
dan rosul Allah yang terakhir.

Hanya saja, yang patut disesalkan, Injil Barnabas oleh Pihak Gereja digolongkan
sebagai Injil yang tidak sah, sehingga ditarik dari peredaran dan dimusnahkan. Tetapi
pada tahun 1709, Cremer Toland, seorang penasihat Raja Prusia menemukan naskah
tertua Injil Barnabas dalam bahasa Italia yang semula tersimpan rapi di perpustakaan
seorang terkemuka di Amsterdam. Dari naskah berbahasa Italia itulah dibuat
terjemahannya ke bahasa lain seperti bahasa Inggris, Sepanyol dan Arab. Injil adalah
kitab yang berisi firman-firman Allah SWT yang diwahyukan kepada Nabi Isa as. (Yesus
Kristus), putra dari Maryam. Firman Allah SWT. "Dan Kami teruskan jejak mereka
dengan mengutus Isa putra Maryam, membenarkan kitab yang sebenarnya, yaitu Taurot.
Dan Kami menurunkan Injil kepadanya, di dalamnya terdapat petunjuk dan cahaya, dan
membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurot, dan sebagai petunjuk serta
pengejaran bagi orang-orang yang bertakwa." (QS. 5/ Al-Maidah: 46)

8
Bab III
Penutupan
A. Kesimpulan

Sebagai umat Islam, bagaimanakah seharusnya kita menyikapi kitab Injil (karya
Matius, Markus, Lukas, dan Yahya) yang ada sekarang ini? Umat Islam cukuplah
mempercayai bahwa Allah SWT pernah menurunkan Kitab Injil kepada Nabi Isa as.

9
Akan tetapi Injil yang murni atau benar-benar berisi kumpulan firman Allah SWT kini
sudah tidak ada lagi. Maka kita sebagai umat Islam dilarang mempercayai isi keempat
Injil tersebut.

Ditegaskan dalam Ensiklopedi Islam Indonesia karya Tim Penulis IAIN Syarif
Hidayatullah, Jakarta: Djambatan, 1992. “Berdasarkan keterangan Al-Qur'an dan dengan
menganalogikan Injil dengan Al-Qur'an, maka umat Islam memandang bahwa Injil yang
seharusnya menjadi pegangan umat Kristen haruslah satu versi seperti Al- Qur'an; ia
haruslah merupakan himpunan murni firman-firman Tuhan yang diwahyukan kepada
Nabi Isa Al-Masih dan kemudian ia sampaikan kepada para pengikutnya. Injil itu
seharusnya berbahasa Aramea, karena Nabi Isa Al-masih dan kaumnya berbahasa
Aramea.”

Sejarah kitab Injil dan Kekristenan seharusnya merupakan suatu pengetahuan


yang harus diketahui oleh seluruh muslim. Mengapa ? Dengan mengetahui sejarah Injil
dan Kekristenan, maka umat Islam akan lebih kuat dalam menghadapi arus Kristenisasi
yang semakin marak akhir-akhir ini. Dengan mempelajari ini juga umat Islam akan
mengetahui lebih banyak tentang mengapa Perang Salib terjadi, mengapa ada 2 paham
Kristen, yaitu Katolik dan Protestan, dan pada akhirnya menuntun kita pada pertanyaan
mengapa lahir paham-paham barat yang kita kenal dengan Liberalisme, Sekularisme dan
Pluralisme.

10

Anda mungkin juga menyukai