Anda di halaman 1dari 31

IMAN KEPADA KITAB ALLAH

DISUSUN OLEH :

DELA NURUL PADILAH

XI PERBANKAN

SMK PLUS PELITA NUSANTARA


JL. GOLF CIRIUNG CIBINONG KAB. BOGOR

BAB I

1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Dalam agama islam dikenal empat buah kitab yang wajib kita percaya serta kita imani.
Jumlah kitab suci sebenarnya tidak dijelaskan dalam Al-quran juga dalam Hadits. Selain dari
kitab Allah yang diturunkan melalui rasul melalui malakiat Jibril, kita juga bisa berpedoman
pada Hadits Nabi Muhammad SAW dan sahifah-sahifa/ suhuf/ lembaran firman Allah SWT yang
diturunkan pada nabi Adam, Ibrahim, dan Musa AS.

Percaya kepada kitab-kitab Allah SWT hukumnya adalah wajib ‘ain atau wajib bagi seluruh
warga muslim di seluruh dunia. Dilihat dari pengertian atau arti defenisi, kitab Allah SWT
adalah kitab suci yang merupakan wahyu yang diturunkan oleh Allah SWT melalui rasul-
rasulnya untuk dijadikan pedoman hidup umat manusia sepanjang masa. Orang yang
mengingkari serta tidak percaya kepada Al-quran disebut orang-orang murtad.

1.2 TUJUAN PEMBUATAN MAKALAH

Adapun yang menjadi tujuan dari pada pembuatan makalah yaitu sebagai berikut :

1. Untuk memenuhi tugas Pendidikan Agama Islam.


2. Mengingatkan pula kepada umat muslim agar lebih menjaga kitab-kitab Allah
3. Sebagai bahan bukti bahwa kita wajib percaya kepada kitab-kitab yang diturunkan oleh
Allah Swt kepada Nabi dan Rasulnya untuk umatnya di dunia.
4. Untuk menambah wawasan dan mengetahui betapa wajibnya kita percaya kepada kitab-
kitab Allah.

1.3 RUMUSAN MASALAH


Sebagaimana kita ketahui, Iman Kepada Kitab-Kitab Allah Swt berarti menyakini adanya
kitab-kitab yang diturunkan kepada Rasul dan Nabi untuk disampaikan kepada Umat Manusia.
Maka dari itu kita harus wajib berpedoman kepada kitab-kitab yang diturunkan oleh Allah Swt
kepada nabi dan rasul-Nya supaya untuk mendapatakan kebahagiaan di dunia maupun diakhirat.
Oleh karena itu di dalam pembahasan Makalah ini saya akan membahas masalah “Iman Kepada
Kitab-Kitab Allah Swt”.

BAB II

2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian iman kepada kitab Allah SWT


1. Pengertian kitab-kitab Allah SWT
Rukun iman yang ketiga adalah iman kepada kitab Allah SWT. Arti kata kitab
adalah tulisan atau yang ditulis, berasal dari kata “kataba” yang berarti menulis. Dalam bahasa
Indonesia kitab diartikan buku. Adapun yang dimaksud kitab di sini adalah kitab suci.

Ada dua jenis kitab suci :

a) Kitab suci samawi, yakni kitab suci yang bersumber dari wahyu Allah SWT, dan biasa
disebut Kitabullah (Kitab Allah SWT). Ada yang berwujud Kitab dan ada yang
berwujud Shahifah atau Shuhuf.
b) Kitab suci ardhi, yakni kitab suci yang tidak bersumber dari wahyu Allah SWT.
Melainkan bersumber dari hasil perenungan dan budi daya akal manusia sendiri.

Adapun pengertian Kitabullah adalah kalam atau firman Allah SWT. Yang diwahyukan


melalui malaikat Jibril kepada Nabi dan Rasul-Nya yang mengandung perintah dan larangan
sebagai pedoman hidup bagi ummat manusia dan jumlah kitabullah ada 144 kitab, dan yang
wajib diimani ada 4.

2.2 Kitab-kitab yang wajib diimani ada 4 yaitu :


a. Kitab Zabur, diturunkan pada Nabi Daud.
b. Kitab Taurat, diturunkan kepada Nabi Musa.
c. Kitab Injil, diturunkan kepada Nabi Isa.
d. Kitab Al-Qur’an, diturunkan kepada Nabi Muhammad saw.

BAB III

3
KITAB TAURAT

3.1 Sejarah Kitab Taurat

Kitab Taurat merupakan kitab yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Musa AS untuk
membimbing kaumnya Bani Israil yang ditulis dengan menggunakan bahasa Ibrani. Ketika
masih remaja, Nabi Musa AS pernah memukul seorang pemuda dari suku Qibti hingga mati.
Karena suku Qibti termasuk pendukung Raja Fir’aun, Rajapun berusaha menangkap nabi Musa
AS. Saat itu nabi Musa as berusaha melarikan diri ke negeri Madyan. Di negeri ini Allah SWT
menakdirkan nabi Musa as bertemu dengan nabi Syu’aib as dan dijodohkan dengan anaknya
yang bernama Safira. Setelah cukup lama di Madyan, nabi Musa AS meminta izin kepada nabi
Syu’aib AS untuk kembali ke mesir untuk menengok orang tuanya. Ketika dalam perjalanan di
atas bukit yang bernama Tuwa, Nabi Musa as melihat api. Beliaupun minta izin kepada istri dan
anaknya untuk mendatangi api tersebut. Setelah sampai, beliau melihat sebuah sinar yang sangat
terang. Pada saat itulah adanya pertanda dari Allah SWT, Nabi Musa as menerima wahyu
pertama dan diangkat menjadi Nabi atau Rasul, sedangkan kitab Taurat turun ketika Nabi Musa
AS meninggalkan kaumnya, Bani Israil, selama 40 hari ke bukit Tursina atau Sinai.
Dalam bahasa Yunani terdapat 5 kitab yang disebut dengan Pentateukh. Kelima kitab dalam Taurat
adalah:

1. Kitab Kejadian, bahasa Latin: Genesis, bahasa Ibrani: beresyit (‫)בראשית‬,


2. Kitab Keluaran, bahasa Latin: Exodus, bahasa Ibrani syemot (‫)שמות‬,
3. Kitab Imamat, bahasa Latin: Leviticus, bahasa Ibrani wayiqra (‫)ויקרא‬,
4. Kitab Bilangan, bahasa Latin: Numerii, bahasa Ibrani bemidbar (‫)במדבר‬,
5. Kitab Ulangan, bahasa Latin: Deuteronomium, bahasa Ibrani debarim (‫)דברים‬.
3.2 Ayat yang menerangkan tentang kitab taurat
1. QS. Al-Imran [3]:3
“Dia menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan
kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil”.
2. QS. Al-Imran [3]:48
“Dan Allah akan mengajarkan kepadanya Al Kitab, Hikmah, Taurat dan Injil”.
3. QS. Al-Imran [3]:50
“Dan (aku datang kepadamu) membenarkan Taurat yang datang sebelumku, dan untuk
menghalalkan bagimu sebagian yang telah diharamkan untukmu, dan aku datang
kepadamu dengan membawa suatu tanda (mukjizat) daripada Tuhanmu. Karena itu
bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku”.

4
4. QS. Al-Imran [3]:65
“Hai Ahli Kitab, mengapa kamu bantah membantah tentang hal Ibrahim,
padahal Taurat dan Injil tidak diturunkan melainkan sesudah Ibrahim. Apakah kamu tidak
berpikir?”.
5. QS. Al-Imran [3]:93
“Semua makanan adalah halal bagi Bani Israil melainkan makanan yang diharamkan oleh
Israil (Ya'qub) untuk dirinya sendiri sebelum Taurat diturunkan. Katakanlah: "(Jika kamu
mengatakan ada makanan yang diharamkan sebelum turun Taurat), maka
bawalah Taurat itu, lalu bacalah dia jika kamu orang-orang yang benar”.
6. QS. Al-Maidah [5]:43
“Dan bagaimanakah mereka mengangkatmu menjadi hakim mereka, padahal mereka
mempunyai Taurat yang didalamnya (ada) hukum Allah, kemudian mereka berpaling
sesudah itu (dari putusanmu)?Dan mereka sungguh-sungguh bukan orang yang beriman”.
7. QS. Al-Maidah [5]:44
“Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan
cahaya (yang menerangi), yang dengan Kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi
oleh nabi-nabi yang menyerah diri kepada Allah, oleh orang-orang alim mereka dan
pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah
dan mereka menjadi saksi terhadapnya. Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia,
(tetapi) takutlah kepada-Ku. Dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga
yang sedikit. Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah,
maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir”.
8. QS. Al-Maidah [5]:46
“Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi nabi Bani Israil) dengan Isa putera Maryam,
membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat. Dan Kami telah memberikan
kepadanya Kitab Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk dan dan cahaya (yang
menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan menjadi
petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa”.
9. QS. Al-Maidah [5]:66
“Dan sekiranya mereka sungguh-sungguh menjalankan (hukum) Taurat dan Injil dan (Al
Quran) yang diturunkan kepada mereka dari Tuhannya, niscaya mereka akan mendapat
makanan dari atas dan dari bawah kaki mereka. Diantara mereka ada golongan yang
pertengahan. Dan alangkah buruknya apa yang dikerjakan oleh kebanyakan mereka”.
10. QS. Al-Maidah [5]:68
“Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, kamu tidak dipandang beragama sedikitpun hingga kamu
menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil, dan Al Quran yang diturunkan kepadamu dari
Tuhanmu". Sesungguhnya apa yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dari Tuhanmu
akan menambah kedurhakaan dan kekafiran kepada kebanyakan dari mereka; maka
janganlah kamu bersedih hati terhadap orang-orang yang kafir itu”.

5
11. QS. Al-Maidah [5]:110
“(Ingatlah), ketika Allah mxengatakan: "Hai Isa putra Maryam, ingatlah nikmat-Ku
kepadamu dan kepada ibumu di waktu Aku menguatkan kamu dengan ruhul qudus.
Kamu dapat berbicara dengan manusia di waktu masih dalam buaian dan sesudah
dewasa; dan (ingatlah) di waktu Aku mengajar kamu menulis, hikmah, Taurat dan Injil,
dan (ingatlah pula) diwaktu kamu membentuk dari tanah (suatu bentuk) yang berupa
burung dengan ijin-Ku, kemudian kamu meniup kepadanya, lalu bentuk itu menjadi
burung (yang sebenarnya) dengan seizin-Ku. Dan (ingatlah) di waktu kamu
menyembuhkan orang yang buta sejak dalam kandungan ibu dan orang yang berpenyakit
sopak dengan seizin-Ku, dan (ingatlah) di waktu kamu mengeluarkan orang mati dari
kubur (menjadi hidup) dengan seizin-Ku, dan (ingatlah) di waktu Aku menghalangi Bani
Israil (dari keinginan mereka membunuh kamu) di kala kamu mengemukakan kepada
mereka keterangan-keterangan yang nyata, lalu orang-orang kafir diantara mereka
berkata: "Ini tidak lain melainkan sihir yang nyata".
12. QS. Al-A'raf [7]:157
“(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka
dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka
mengerjakan yang ma'ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan
menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang
buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada
mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya. memuliakannya, menolongnya dan
mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al Quran), mereka itulah
orang-orang yang beruntung”.
13. QS. At-Taubah [9]:111
“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka
dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu
mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di
dalam Taurat, Injil dan Al Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain)
daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan
itulah kemenangan yang besar”.

14. QS. Al-Fath [48]:29


6
“Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah
keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat
mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka
tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka
dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan
tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak
lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena
Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang
mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal
yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar”.
15. QS. Ash-Shaff [61]:6
“Dan (ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israil, sesungguhnya aku
adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan
memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang
sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)". Maka tatkala rasul itu datang kepada
mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang
nyata".
16. QS. Al-Jumuah [62]:5
“Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat, kemudian mereka tiada
memikulnya adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal. Amatlah
buruknya perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah itu. Dan Allah tiada
memberi petunjuk kepada kaum yang zalim”.

3.3 Hukum dalam Kitab Taurat

7
Dalam kitab taurat terdapat 10 macam hukum, yaitu :
1. Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.
2. Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apa pun yang ada di langit di atas atau
yang ada di bumi di bawah atau yang ada di dalam air di bawah bumi. Jangan sujud
menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku TUHAN ALLAHmu,
adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya
dan kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku.
Tetapi aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang yaitu mereka yang
mengasihi Aku dan yang berpegang pada perintah-perintahKu.
3. Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu dengan sembarangan, sebab TUHAN akan
memandang bersalah orang yang menyebut namaNya dengan sembarangan.
4. Ingat dan kuduskanlah hari Sabat (Sabtu), seperti yang diperintahkan kepadamu oleh
Tuhan, Allahmu. Enam hari lamanya engkau bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu,
tetapi hari ketuju adalah hari Sabat TUHAN,Allahmu maka jangan melakukan sesuatu
pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anak-anakmu perempuan, atau hambamu
laki-laki atau hambamu perempuan, atau lembumu, atau keledaimu, atau haiwanmu yang
manapun, atau orang asing yang di tempat kediamanmu, supaya hambamu laki-laki dan
hambamu perempuan-perempuan berhenti seperti engkau juga.
5.  Hormatilah ayah dan ibumu, seperti yang diperintahkan kepadamu oleh TUHAN
Allamu, supaya lanjut umurmu dan baik keadaanmu di tanah yang iberikan TUHAN,
Allahmu, kepadamu.
6. Janganmembunuh.
7. Jangan berzina.
8. Jangan mencuri.
9. Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu.
10. Jangan mengingini isteri sesamamu, dan jangan menghasratkan rumahnya, atau
ladangnya, atau hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembu-lembunya,
atau keledainya, atau apa saja pun yang dipunyai sesamamu.

8
3.4 Isi Kitab Taurat
Kitab suci taurat adalah kitab suci yang diturunkan oleh Allah SWT kepada nabi Musa
a.s. ketika sedang bermunajat di bukit thursina gurun sinai. Taurat berdasarkan bahasa ibrani
memiliki pengertian atau arti definisi undang-undang, syariat atau peraturan. Menurut buku
"pelajaran agama islam" yang ditulis oleh Prof. Dr. Hamka mantan ketua MUI / majelis ulama
indonesia, Kitab taurat memiliki 10 hukum pokok atau the ten commandments yaitu berisi point-
point sebagai berikut :
1. Mengakui keesaan Allah SWT
2. Larangan menyembah patung dan berhala, karena Allah tidak dapat diserupai dengan
makhluk-makhluknya
3. Larangan menyebut Allah dengan sia-sia
4. Memuliakan hari sabtu
5. Menghormati ayah dan ibu
6. Larangan membunuh sesama manusia
7. Larangan berzina
8. Larangan mencuri
9. Larangan menjadi saksi yang berdusta
10. Larangan memiliki keinginan untuk menguasai hak orang lain.

9
BAB IV

KITAB ZABUR

4.1 Sejarah Turunnya Kitab Zabur

Zabur artinya tulisan. Kitab Zabur diberikan kepada Nabi Daud a.s. Kitab yang diberikan
kepada Nabi Daud a.s berbahasa Qibti. Turunnya Kitab Zabur diterangkan dalam firman Allah
SWT. Surah An-Nisa ayat 163. Kitab Zabur berisi tentang beberapa zikir, pengajaran, dan
hikmah. Isi Kitab Zabur merupakan petunjuk atau wahyu dari Allah dan berlaku pada umat Bani
Israil. Dalam Islam zabur adalah kitab suci yang diturunkan Allah kepada kaum Bani
Israil melalui utusannya yang bernama Nabi Daud.

Zabur menurut hadits


Satu hadits dari sahih Bukhari, mengatakan: Dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah bersabda,
"Pembacaan Zabur dimudahkan bagi Daud. Dia sering mengarahkan agar binatang
tunggangannya diletakkan pelana, dan mampu menghabiskan bacaan Zabur sebelum pelana siap
diletakkan. Dan dia tidak akan makan tetapi hasil dari kerjanya sendiri."barakallah
Kata Zabur dalam Alquran
Jika mereka mendustakan kamu, maka sesungguhnya rasul-rasul sebelum kamupun telah
didustakan (pula), mereka membawa mu'jizat-mu'jizat yang nyata, zabur dan kitab yang memberi
penjelasan yang sempurna. (ALI 'IMRAN (KELUARGA 'IMRAN) ayat 184)
Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah
memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami telah memberikan
wahyu (pula) kepada Ibrahim, Isma'il, Ishak, Ya'qub dan anak cucunya, 'Isa, Ayyub, Yunus,
Harun dan Sulaiman. Dan Kami berikan zabur kepada Daud. (AN NISAA' (WANITA) ayat 163)
Dan Tuhan-mu lebih mengetahui siapa yang (ada) di langit dan di bumi. Dan sesungguhnya
telah Kami lebihkan sebagian nabi-nabi itu atas sebagian (yang lain), dan Kami berikan zabur
kepada Daud. ( AL ISRAA' (Memperjalankan di malam hari ) ayat 55)
Dan sungguh telah Kami tulis didalam zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lauh Mahfuzh,
bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hambaKu yang saleh. (AL ANBIYAA' (NABI-NABI)
ayat 105)
Dan Kami berikan Kitab Zabur kepada Daud . (AL ISRAA' ayat 55))
Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Daud kurnia Kami. (Kami berfirman): 'Hai
gunung-gunung dan burung-burung, bertasbihlah berulang-ulang bersama Daud', dan Kami telah
melunakkan besi padanya.(SABA' ayat 10)

10
Orang Islam pasti pernah mendengar kata Zabur, kitab yang diberikan kepada Nabi Daud,
dan menjadi salah satu kitab yang wajib diimani bersama Taurat, Injil, dan Al-Quran.
“Dan Tuhan-mu lebih mengetahui siapa yang (ada) di langit dan di bumi. Dan
sesungguhnya telah Kami lebihkan sebagian nabi-nabi itu atas sebagian (yang lain), dan Kami
berikan Zabur kepada Daud.” (QS Al-Israa 55)
Kitab Zabur, bersama Taurat, sebenarnya ada di dalam Kitab Perjanjian Lama, yang
bersama Kitab Perjanjian Baru menjadi kitab suci bagi ummat Nasrani atau Kristiani, baik
Kristen (Protestan) maupun Katholik, yang dikenal sebagai Alkitab atau Bible. Sementara itu,
Kitab Perjanjian Lama dipercaya sebagai kitab suci bagi umat Yahudi.
Kitab Zabur (Arab) atau Mazmur (Ibrani), dikenal sebagai sajak-sajak keagamaan dan
karenanya banyak digunakan sebagai buku nyanyian dan doa, baik oleh umat Yahudi maupun
Kristiani. Bagi kalangan Kristiani, sejumlah isi Zabur telah digubah menjadi nyanyian gereja.
Sajak-sajak dalam Zabur bermacam ragam: ada nyanyian pujian dan ada nyanyian untuk
menyembah Tuhan; ada doa mohon pertolongan, perlindungan dan penyelamatan; doa mohon
ampun; nyanyian syukur atas berkat Tuhan, permohonan supaya musuh dihukum.
Doa-doa dalam Zabur ada yang bersifat pribadi, ada pula yang bersifat nasional.
Beberapa di antaranya menggambarkan perasaan seseorang yang paling dalam, sedangkan
lainnya menyatakan kebutuhan dan perasaan seluruh umat Allah.
Banyak orang Islam yang mungkin belum pernah membaca isi dari kitab itu. Meski
Zabur ada di dalam Alkitab yang mudah ditemui, jarang orang Islam mau membacanya. Kitab
Zabur, kitab ini berisi pokok pokok ajaran agama yang dilaksanakan oleh umat nabi Daud As,
berupa; kumpulan nyanyian puji pujian kepada Allah atas segala nikmat ilahiyah, macam-macam
do'a dan dzikir.

11
4.2 Isi Kitab Zabur
Beberapa petikan kitab zabur yaitu :
Syair ke-115
Kemuliaan hanya bagi Allah
Bukan kami, ya Allah, bukan kami,
melainkan nama-Mulah yang patut dimuliakan,
karena kasih abadi-Mu dan kesetiaan-Mu.…
Syair ke-100
Pujilah Allah dalam Bait-Nya *)

Ketahuilah bahwa Allah adalah Tuhan.
Dialah yang menjadikan kita, dan kita adalah milik-Nya.
Kita adalah umat-Nya, kawanan domba yang digembalakan-Nya.
Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan ucapan syukur,
masuk ke pelataran-Nya dengan puji-pujian.
Mengucap syukur kepada-Nya dan pujilah nama-Nya!

*) Bait (Arab) = Rumah
Syair ke-84
Rindu pada Bait Allah

Ya Allah, Tuhan semesta alam, dengarkanlah kiranya doaku.
Indahkanlah, ya Tuhan yang disembah bani Yakub!
Pandanglah perisai kami, ya Allah,
perhatikanlah wajah orang yang Kau lantik.
Karena satu hari di pelataran-Mu lebih baik
dari pada seribu hari di tempat lain.
Aku lebih suka menjadi penunggu pintu Bait Tuhanku
daripada tinggal di rumah-rumah kefasikan.
Karena Allah, Tuhanku, adalah matahari dan perisai.
Allah mengaruniakan anugerah dan kemuliaan.

12
Syair ke-8
Manusia hina sebagai makhluk mulia
Ya Allah, ya Rabbana,
betapa mulia nama-Mu di seluruh bumi!
Keagungan-Mu Kau tempatkan melebihi langit.
Dari mulut bayi dan kanak-kanak yang menyusu pun
Kau letakkan dasar kekuatan karena lawan-lawanmu,
untuk membungkam musuh dan pendendam.

Syair ke-128
Berkah atas rumah tangga
Berbahagialah setiap orang yang bertakwa kepada Allah,
dan yang hidup menurut jalan-jalan-Nya.
Engkau akan memakan hasil jerih lelah tanganmu,
engkau akan berbahagia, dan keadaanmu akan baik.
Istrimu akan menjadi seperti pohon anggur yang
berbuah lebat
di dalam rumahmu,

4.3 Ayat yang menerangkan Kitab Zabur

1. QS. Al-Imran [3]:184


“Jika mereka mendustakan kamu, maka sesungguhnya rasul-rasul sebelum kamupun
telah didustakan (pula), mereka membawa mukjizat-mukjizat yang nyata, Zabur dan kitab
yang memberi penjelasan yang sempurna”.
2. QS. An-Nisaa' [4]:163
“Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah
memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami telah
memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Isma'il, Ishak, Ya'qub dan anak cucunya, Isa,
Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan Kami berikan Zabur kepada Daud”.
3. QS. An-Nahl [16]:44
“Keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. Dan Kami turunkan kepadamu Al
Quran, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada
mereka dan supaya mereka memikirkan”.
4. QS. Al-Israa' [17]:55
“Dan Tuhan-mu lebih mengetahui siapa yang (ada) di langit dan di bumi. Dan
sesungguhnya telah Kami lebihkan sebagian nabi-nabi itu atas sebagian (yang lain), dan
Kami berikan Zabur kepada Daud”.
5. QS. Al-Anbiyaa' [21]:105
“Dan sungguh telah Kami tulis di dalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lauh
Mahfuzh, bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hamba-Ku yang saleh”.
6. QS. Al-Mu'minun [23]:53
“Kemudian mereka (pengikut-pengikut rasul itu) menjadikan agama mereka terpecah
belah menjadi beberapa pecahan / golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan
apa yang ada pada sisi mereka (masing-masing)”.

13
7. QS. Asy-Syu'ara [26]:196
“Dan sesungguhnya Al Quran itu benar-benar (tersebut) dalam Kitab-kitab orang yang
dahulu”.
8. QS. Faathir [35]:25
“Dan jika mereka mendustakan kamu, maka sesungguhnya orang-orang yang sebelum
mereka telah mendustakan (rasul-rasulnya); kepada mereka telah datang rasul-rasulnya
dengan membawa mukjizat yang nyata, zubur, dan kitab yang memberi penjelasan yang
sempurna”.
9. QS. Al-Qamar [54]:43
“Apakah orang-orang kafirmu (hai kaum musyrikin) lebih baik dari mereka itu, atau
apakah kamu telah mempunyai jaminan kebebasan (dari azab) dalam Kitab-kitab yang
dahulu.”

4.4 Nyanyian rohani dalam Kitab Zabur


Dalam Kitab Zabūr terdiri atas lima macam:
1. Nyanyian untuk memuji Tuhan (liturgi)
2. Nyanyian perorangan sebagai ucapan syukur
3. Ratapan-ratapan jamaah
4. Ratapan dan doa individu, dan
5. Nyanyian untuk raja.
Nyanyian pujian dalam Kitab Zabūr (Mazmur: 146) antara lain:
1. Besarkanlah olehmu akan Tuhan hai jiwaku, pujilah Tuhan.
2. Maka aku akan memuji Tuhan. seumur hidupku, dan aku akan nyanyi pujian-pujian
kepada Tuhanku selama aku ada.
3. Janganlah kamu percaya pada raja-raja atau anak-anak Adam yang tiada mempunyai
pertolongan.
4. Maka putuslah nyawanya dan kembalilah ia kepada tanah asalnya dan pada hari itu
hilanglah segala daya upayanya.
5. Maka berbahagialah orang yang memperoleh Ya’qub sebagai penolongnya dan yang
menaruh harap kepada Tuhan.
6. Yang menjadikan langit, bumi dan laut serta segala isinya, dan yang menaruh setia
sampai selamanya.
7. Yang membela orang yang teraniaya dan yang memberi makan orang yang lapar. Bahwa
Tuhan membuka rantai orang yang terpenjara.

14
BAB V

KITAB INJIL

5.1 Sejarah Kitab Injil

Injil adalah kitab yang berisi firman-firman Allah SWT yang diwahyukan kepada Nabi Isaas.
(Yesus Kristus), putra dari Maryam. Firman Allah SWT. "Dan Kami teruskan jejak mereka
dengan mengutus Isa putra Maryam, membenarkan kitab yang sebenarnya, yaitu Taurot. Dan
Kami menurunkan Injil kepadanya, di dalamnya terdapat petunjuk dan cahaya, dan
membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurot, dan sebagai petunjuk serta pengejaran
bagi orang-orang yang bertakwa." (QS. 5/ Al-Maidah: 46).
Kata Injil semula berasal dari bahasa Yunani euangelion yang berarti kabar gembira.
Kemudian diterjemahkan ke dalam Bahasa Arab menjadi Injil. Makna dari kabar gembira yang
dimaksud adalah karena Nabi Isa as. menggembirakan para umatnya dengan berita akan
kedatangan Muhammad saw sebagai utusan Allah SWT yang terakhir untuk seluruh alam. Nabi
Isa as. mengajarkan Injil kepada para pengikutnya hanya selama tiga tahun.Tepatnya sejak usia
30 sampai usia 33 tahun. Lalu is diangkat/diselamatkan oleh Allah SWT dari pengejaran kaum
Yahudi yang ingin menyalibnya. Dalam berdakwah Isa almasih dibantu oleh dua belas orang
muridnya yang dalam Islam dikenal dengan sebutan Hawariyyun (murid-murid Nabi Isa yang
sangat setia). Mereka ialah:
1. Andreas
2. SimonPetrus
3. Barnabas
4. Matius
5. Yahya bin Zabdi
6. Ya'kub bin Zabdi
7. Thadeus
8. Yahuda
9. Bartholomeus
10. Pilipus
11. Ya'kub bin Alpius
12. Yahuda Iskariot
Isi yang terkandung dalam Injil ini berbeda dengan kitab-kitab terdahulu. Kitab Taurot
mengajarkan tentang Tauhid (ke-Esa-an Allah SWT), dan Kitab Zabur mengajarkan puji-pujian
(zikir dan doa) kepada Allah SWT, sedangkan Injil mengajarkan tentang pembersihanjiwa-raga
dari kekotoran (nafsu duniawi). Dengan kata lain, Injil mengajak manusia untuk hidup zuhud,
yakni pola hidup yang tidak mengutamakan hal-hal yang bersifat duniawi.
Sebagai umat Islam kita wajib mempercayai bahwa Injil merupakan kitab dari Allah SWT
yang diturunkan kepada Nabi Isa as. Akan tetapi umat Kristen berpendapat lain. Menurut
mereka, Injil adalah kisah atau laporan yang disusun oleh para pengikut Isa Almasih tentang
kehidupan Isa Almasih, termasuk tentang pengajarannya kepada Bani Israil atau Bangsa Yahudi
agar mereka beragama secara benar.

15
Pada mulanya beredar puluhan Injil, namun dalam Synodes (muktamar gereja-gereja) di
Nicaea, yaitu suatu tempat di Asia Kecil, dekat Konstantinopel pada tahun 325 M yang diadakan
oleh Kaisar Constantinus, diputuskan hanya empat injil yang sah.
Empat injil tersebut yaitu:
1. Injil Matius karya Santo Matius yang disebut juga Lewi anak Alpius, seorang Yahudi
yang mula-mula bekerja sebagai pegawai pemungut pajak.
2. Injil Markus karya Markus bin Maryam. Sesungguhnya Markus adalah nama gelar,
sedangkan namanya sendiri adalah Yohana atau Yahya. Semula ia seorang beragama
Yahudi, kemudian masuk Kristen di tangan Petrus. Riwayat lain mengatakan bahwa
penulis Injil Markus adalah guru markus, ialah Petrus. Markus adalah kemenakan dari
Barnabas, yang juga penulis Injil. Berdua mereka mengembara (untuk berdakwah)
mengabarkan Injil ke Roma, Afrika Utara dan akhirnya menetap di Mesir. Ia meninggal
dunia karena dibunuh oleh para penyembah berhala pada tahun 62 M.
Markus, menurut Ibnu Batrik yang juga penulis Masehi, tidak mengakui ketuhanan
Yesus. Pahamnya ini diikuti oleh pemeluk Nasrani di daerah dakwahnya seperti Afrika
Utara, Mesir, dan Habsy. Itulah sebabnya Najasi, Raja Habsyi pada masa Nabi
Muhammad saw. juga percaya sepenuhnya bahwa Isa anak Maryam bukanlah Tuhan,
melainkan nabi dan rosul sebagaimana nabi-nabi dan rosul-rosul Tuhan yang lain.
3. Injil Lukas dikarang oleh Lukas, seorang tabib kelahiran Antiokia, Yunani. Sumber lain
mengatakan, bahwa ia seorang tukang gambar. Ia murid Paulus, dan keduanya tidak
pernah bertemu dengan Yesus. Dengan demikian baik Yahya maupun Paulus bukanlah
murid Yesus.
4. Injil Yahya. Menurut Encyclopedia Britanica, Injil Yahya ditulis pada tahun 100 M dan
Kitab wahyunya tahun 96 M oleh seorang ketua Gereja bernama Yahya atau John the
Presbyter yang tinggal di Episus. Jelaslah bahwa Injil Yahya bukan karya Yahya bin
Zabid — Murid Yesus, sebab ia terbunuh pada tahun 70 M. Prof. Stadlein menegaskan
bahwa Injil Yahya dikarang oleh seorang mahasiswa dari perguruan Iskandariyah pada
abad kedua masehi. Pendapat inilah yang cukup beralasan. Mengapa? Injil Yahya
mengajarkan ketuhanan Yesus, di mana ajaran tersebut mula-mula datang dari mazab
Iskandariyah yang kemudian disahkan oleh Kongres Nicea pada tahun 325 M semasa
Kaisar Constantinus. Yang jelas Injil Yahya sengaja ditulis untuk menegaskan tentang
ketuhanan Yesus. Tentang sejarah penulisan Injil Yahya ini lebih lengkap dan jelas
diterangkan dalam buku Kuliah Aqidah Lengkap karya Drs. Humaidi Tatapangarsa
(terbitan Bina Ilmu, Surabaya). Bahwa Injil Yahya mengajarkan ketuhanan Yesus
memang dapat dimaklumi, sebab ia ditulis oleh pengarangnya memang untuk tujuan itu
atas desakan dari orang-orang disekitarnya. Seorang penulis Masehi dari Libanon, jerjis
Zuwen mengatakan: "Sesungguhnya Syirbantus dan Abisu beserta pengikut mereka di
waktu mengajarkan agama Masehi berpendapat bahwa Al-Masih tidak lain adalah
seorang manusia dan dia tidak ada sebelum ibunya Maryam. Oleh karena itu pada tahun
96 berkumpullah semua pendeta Asia dan lain-lain di tempat Yahya. Mereka
mengharapkan agar Yahya menulis tentang Al-Masih dan menyerukan sebuah Injil yang
belum ditulis oleh ahli-ahli Injil yang lain. Lalu ditulisnya dengan cara tersendiri tentang
ketuhanan Al-Masih." Penulis Masehi lainnya, Yusuf Al-Dubai Al-Khouri menerangkan
pula. "Sesungguhnya yahya mengarang Injilnya pada penghabisan hidupnya atas
permohonan pendeta-pendeta Asia. Penyebabnya adalah karena di sana terdapat beberapa
golongan yang mengingkari ketuhanan Al-Masih. Mereka meminta kepadanya agar

16
ditegaskan ketuhanan Al-Masih itu dan disebutkan apa-apa yang ditinggalkan oleh
Matius, Markus dan Lukas dalam Injil-injil mereka." Jadilah Injil Yahya adalah satu-
satunya Injil, di antara keempat Injil, yang diakui sah oleh kalangan gereja, yang secara
tegas mengajarkan ketuhanan Yesus. Injil-injil selain yang keempat itu dinyatakan
sebagai injil Apocrypha (injil-injil yang tidak sah, yang dilarang terbit dan harus
dimusnahkan).
Injil-injil yang dinyatakan tidak sah tersebut, antara lain:
1. Injil Andreas
2. Injil Apeles
3. Injil Barnabas
4. Injil Duabelas
5. Injil Ebionea
6. Injil Ibrani
7. Injil Marcion
8. Injil Maria
9. Injil Mathias
10. Injil Nicodemus
11. Injil Orang-orang Mesir
12. Injil Philip
13. Injil Thomas
14. Injil Yakobus
15. Injil Yudas Iskariot
Sebagai umat Islam, bagaimanakah seharusnya kita menyikapi keempat Injil (karya
Matius, Markus, Lukas, dan Yahya) yang ada sekarang ini? Umat Islam cukuplah
mempercayai bahwa Allah SWT pernah menurunkan Kitab Injil kepada nabi Isa as. Akan
tetapi Injil yang murni atau benar-benar berisi kumpulan firman Allah SWT kini sudah tidak
ada lagi. Maka kita sebagai umat Islam dilarang mempercayai isi keempat Injil tersebut.
Ditegaskan dalam Ensiklopedi Islam Indonesia karya Tim Penulis IAIN Syarif Hidayatullah,
Jakarta: Djambatan, 1992.
Berdasarkan keterangan Al-Qur'an dan dengan menganalogikan Injil dengan Al-Qur'an,
maka umat Islam memandang bahwa Injil yang seharusnya menjadi pegangan umat Kristen
haruslah satu versi seperti Al- Qur'an; ia haruslah merupakan himpunan murni firman-
firman Tuhan yang diwahyukan kepada Nabi Isa Al-Masih dan kemudian ia sampaikan
kepada para pengikutnya. Injil itu seharusnya berbahasa Aramea, karena Nabi Isa Al-masih
dan kaumnya berbahasa Aramea. Di antara semua Injil yang tersebut di atas, baik yang sah
maupun tidak, sesungguhnya Injil Barnabas yang menarik perhatian, terutama bagi
umat Islam. Isi Injil Barnabas banyak persamaannya dengan yang diberitakan dalam Al-
Qur'an. Sebab dalam kitab tersebut antara lain, diterangkan juga:
1. Yesus tidak disalib, yang disalib sebenarnya Yudas Iskariot yang telah diserupakan oleh
Tuhan, baik rupa maupun suaranya, dengan rupa dan suara Yesus. Sedang Yesus sendiri
loncat bersama malaikat dan terus diangkat ke hadirat Allah SWT (Pasal 215, 216, dan
217).
2. Yesus bukan anak Allah, bukan pula Tuhan, tetapi seorang rosul (utusan) Allah 
3. Bahwa putra Nabi Ibrohim as. yang akan disembelih karena perintah Allah SWT adalah
Ismail, bukan Ishaq seperti yang tersebut dalam Perjanjian lama yang ada sekarang ini.

17
4. Mesias (yang dimaksudkan di sini "pembebas dunia" atau "juru selamat" ) atau Almasih
yang dinanti-nantikan itu bukan Yesus akan tetapi Muhammad — nabi dan rosul Allah
yang terakhir.
5. Hanya saja, yang patut disesalkan, Injil Barnabas oleh Pihak Gereja digolongkan sebagai
Injil yang tidak sah, sehingga ditarik dari peredaran dan dimusnahkan. Tetapi pada tahun
1709, Cremer Toland, seorang penasihat Raja Prusia menemukan naskah tertua Injil
Barnabas dalam bahasa Italia yang semula tersimpan rapi di perpustakaan seorang
terkemuka di Amsterdam. Dari naskah berbahasa Itali itulah dibuat terjemahannya ke
bahasa lain seperti bahasa Inggris, Sepanyol dan Arab.
6. Penerjemahan Injil Barnabas dari bahasa Itali ke Bahasa Arab dilakukan oleh Dr. Kholil
Sa'adah pada tahun 1908, dan dimuat dalam majalah Al-Manar terbitan Mesir. Dari Injil
Barnabas berbahasa Arab itulah, Husein Abubakar dan Abubakar Basymeleh
menerjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia.

5.2 Ayat yang menerangkan Kitab Injil

1. QS. Al-Imran [3]:3


“Dia menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan
kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil”.

2. QS. Al-Imran [3]:48


“Dan Allah akan mengajarkan kepadanya Al Kitab, Hikmah, Taurat dan Injil”.

3. QS. Al-Imran [3]:65


“Hai Ahli Kitab, mengapa kamu bantah membantah tentang hal Ibrahim, padahal Taurat
dan Injiltidak diturunkan melainkan sesudah Ibrahim”.

4. QS. Al-Maidah [5]:46


“Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi nabi Bani Israil) dengan Isa putera Maryam,
membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat. Dan Kami telah memberikan
kepadanya Kitab Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk dan dan cahaya (yang
menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan menjadi
petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa”.

5. QS. Al-Maidah [5]:47


“Dan hendaklah orang-orang pengikut Injil, memutuskan perkara menurut apa yang
diturunkan Allah didalamnya. Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang
diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang fasik”.

18
6. QS. Al-Maidah [5]:66
“Dan sekiranya mereka sungguh-sungguh menjalankan (hukum) Taurat dan Injil dan (Al
Quran) yang diturunkan kepada mereka dari Tuhannya, niscaya mereka akan mendapat
makanan dari atas dan dari bawah kaki mereka. Diantara mereka ada golongan yang
pertengahan. Dan alangkah buruknya apa yang dikerjakan oleh kebanyakan mereka”.

7. QS. Al-Maidah [5]:68


“Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, kamu tidak dipandang beragama sedikitpun hingga kamu
menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil, dan Al Quran yang diturunkan kepadamu dari
Tuhanmu". Sesungguhnya apa yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dari Tuhanmu
akan menambah kedurhakaan dan kekafiran kepada kebanyakan dari mereka; maka
janganlah kamu bersedih hati terhadap orang-orang yang kafir itu”.

8. QS. Al-Maidah [5]:110


“ (Ingatlah), ketika Allah mengatakan: "Hai Isa putra Maryam, ingatlah nikmat-Ku
kepadamu dan kepada ibumu di waktu Aku menguatkan kamu dengan ruhul qudus.
Kamu dapat berbicara dengan manusia di waktu masih dalam buaian dan sesudah
dewasa; dan (ingatlah) di waktu Aku mengajar kamu menulis, hikmah, Taurat dan Injil,
dan (ingatlah pula) diwaktu kamu membentuk dari tanah (suatu bentuk) yang berupa
burung dengan ijin-Ku, kemudian kamu meniup kepadanya, lalu bentuk itu menjadi
burung (yang sebenarnya) dengan seizin-Ku. Dan (ingatlah) di waktu kamu
menyembuhkan orang yang buta sejak dalam kandungan ibu dan orang yang berpenyakit
sopak dengan seizin-Ku, dan (ingatlah) di waktu kamu mengeluarkan orang mati dari
kubur (menjadi hidup) dengan seizin-Ku, dan (ingatlah) di waktu Aku menghalangi Bani
Israil (dari keinginan mereka membunuh kamu) di kala kamu mengemukakan kepada
mereka keterangan-keterangan yang nyata, lalu orang-orang kafir diantara mereka
berkata: "Ini tidak lain melainkan sihir yang nyata".

9. QS. Al-A'raf [7]:157


“ (Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka
dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka
mengerjakan yang ma'ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan
menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang
buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada
mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya. memuliakannya, menolongnya dan
mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al Quran), mereka itulah
orang-orang yang beruntung”.

10. QS. At-Taubah [9]:111


“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka
dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu
mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di
dalam Taurat, Injil dan Al Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain)
daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan
itulah kemenangan yang besar”.

19
11. QS. Al-Fath [48]:29
“Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah
keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat
mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka
tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat
dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya
maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di
atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah
hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin).
Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh
di antara mereka ampunan dan pahala yang besar”.

12. QS. Al-Hadiid [57]:27


“Kemudian Kami iringi di belakang mereka dengan rasul-rasul Kami dan Kami iringi
(pula) dengan Isa putra Maryam; dan Kami berikan kepadanya Injil dan Kami jadikan
dalam hati orang-orang yang mengikutinya rasa santun dan kasih sayang. Dan mereka
mengada-adakan rahbaniyyah padahal kami tidak mewajibkannya kepada mereka tetapi
(mereka sendirilah yang mengada-adakannya) untuk mencari keridhaan Allah, lalu
mereka tidak memeliharanya dengan pemeliharaan yang semestinya. Maka Kami berikan
kepada orang-orang yang beriman di antara mereka pahalanya dan banyak di antara
mereka orang-orang fasik”.

5.3 Perbedaan 4 Kitab Injil

1. Injil Matius
Matius menekankan Yesus sebagai Raja.
Ini tidak berarti bahwa Matius tidak menyatakan Yesus sebagai manusia (penekanan
Lukas), sebagai Allah (penekanan Yohanes), sebagai hamba (penekanan Markus), dan
sebagainya. Tentu ia juga melakukan hal-hal itu, tetapi penekanan dari Matius adalah
penggambaran Yesus sebagai Raja.
Hal-hal yang menunjukkan bahwa Matius menekankan Yesus sebagai Raja:

a) Matius 1:1 menunjukkan bahwa Yesus disebut sebagai ‘anak Daud’ (raja terbesar bangsa
Israel).
b) Matius 2:1-12 menunjukkan orang-orang Majus mencari Raja yang baru dilahirkan, dan
menyembah dan memberi persembahan kepadaNya.
c) Matius 28:18 - “Yesus mendekati mereka dan berkata: ‘KepadaKu telah diberikan segala
kuasa di sorga dan di bumi”. Ini betul-betul merupakan ucapan yang cocok bagi seorang
Raja.

20
Matius menujukan tulisannya untuk orang Yahudi. 
Ini lagi-lagi tidak berarti bahwa Injil Matius ini bukanlah Firman Tuhan untuk orang-
orang non Yahudi. Tentu Injil Matius ini juga merupakan Firman Tuhan bagi kita yang
bukan Yahudi. Tetapi bagaimanapun tujuan orisinil penulisan Injil Matius ini adalah
untuk orang Yahudi. Hal ini perlu diketahui karena kadang-kadang bisa berguna dalam
penafsiran.

Bahwa Matius memang menulis untuk orang Yahudi, bisa terlihat dari:

a) Yesus disebut sebagai ‘anak Abraham’ (Matius 1:1), kepada siapa janji tentang bangsa
pilihan Allah itu pertama-tama diberikan.
b) Ada 11 x kalimat ‘supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi’ (1:22 2:15,17,23
4:14 8:17 12:17 13:35 21:4 26:56 27:9). Dari sini terlihat bahwa Matius selalu berusaha
menghubungkan Yesus dengan Perjanjian Lama. Matius bermaksud untuk menunjukkan
kepada orang Yahudi bahwa Yesus adalah Mesias yang dijanjikan dalam Perjanjian
Lama. Hal ini penting untuk orang Yahudi yang mempercayai Perjanjian Lama sebagai
Firman Tuhan. Muzijat pertama yang dicatat oleh Matius adalah penyembuhan orang
yang sakit kusta (Matius 8:1-4), karena kusta merupakan penyakit yang paling ditakuti
oleh orang Yahudi. Dengan demikian Matius berkata kepada orang-orang Yahudi itu:
Yesus berkuasa untuk menyembuhkan orang dari penyakit yang paling kamu takuti itu!
Catatan: Memang dalam Matius 4:23-25 sudah ada mujijat penyembuhan, tetapi disana
hanya diceritakan secara umum, tidak secara specific / khusus. Matius 8:1-4 adalah
mujijat penyembuhan pertama dimana Matius menceritakannya secara specific. 

2. Injil Markus

Markus menggambarkan / menekankan Tuhan Yesus sebagai hamba. 

Hal-hal yang menunjukkan bahwa Markus memang menekankan Yesus sebagai seorang
hamba:

a) Dalam Injil Markus tidak ada silsilah Yesus, karena tidak ada orang yang mempersoalkan
silsilah seorang hamba.
b) Yesus sudah mulai melayani pada Markus 1:14. Bandingkan dengan Injil Matius dan
Lukas, dimana Yesus baru mulai melayani pada pasal 4.

21
Markus menujukan tulisannya untuk orang Roma. 

Ini terlihat dari fakta yang menunjukkan bahwa dalam seluruh Injil Markus, ia hanya 2x
menunjukkan suatu peristiwa sebagai penggenapan dari nubuat Perjanjian Lama (Markus 1:2
Markus 15:28). Dan dalam Kitab Suci bahasa Indonesia, Markus 15:28 itu ada dalam tanda
kurung tegak, yang menunjukkan bahwa itu merupakan ayat yang diragukan / diperdebatkan
keasliannya. Jadi mungkin sebetulnya hanya 1x Markus menunjukkan suatu peristiwa sebagai
penggenapan nubuat Perjanjian Lama. Ini menunjukkan bahwa Markus mulai meninggalkan
alam Yahudi.

3. Injil Lukas

Lukas menggambarkan Yesus sebagai manusia. 


Hal-hal yang menunjukkan bahwa Lukas menekankan Yesus sebagai manusia: 
a) Dalam Injil Lukas ada silsilah Yesus (Lukas 3:23-38), karena orang Yahudi
mementingkan silsilah (bandingkan dengan Bilangan 1:18). Tetapi berbeda dengan
silsilah Yesus dalam Injil Matius yang hanya sampai kepada Abraham, maka dalam Injil
Lukas silsilah Yesus ‘ditarik’ terus sampai kepada Adam, yang adalah manusia pertama.
Kalau Yesus betul-betul adalah manusia, maka Ia haruslah merupakan keturunan Adam.
b) Injil Lukas adalah satu-satunya Injil yang menceritakan pertumbuhan Yesus sebagai
manusia (Lukas 2:40,52), dan peristiwa yang dialami Yesus pada waktu berusia 12 tahun
(Lukas 2:41-51).
Lukas menujukan tulisannya untuk orang Yunani. 
Karena itu berbeda dengan Matius yang mencatat mujijat penyembuhan orang sakit kusta
sebagai mujijat yang pertama, maka Lukas mencatat penyembuhan orang yang dirasuk setan
sebagai mujijat pertama (Lukas 4:31-37). Mengapa? Karena orang Yunani paling takut
kepada roh-roh jahat. Dengan demikian, Lukas berkata kepada orang-orang Yunani itu: roh-
roh jahat yang paling kamu takuti itu, tidak ada apa-apanya dibanding dengan Yesus! Mereka
terpaksa tunduk kepada Yesus!

22
4. Injil Yohanes

Yohanes menekankan penggambaran Yesus sebagai Allah / Anak Allah.  


Hal-hal yang menunjukkan bahwa Yohanes menekankan penggambaran Yesus sebagai
Allah / Anak Allah:
Dalam Injil Yohanes tidak ada silsilah Yesus, tetapi Yohanes memulai Injilnya dengan Yohanes
1:1 yang berbunyi: “Pada mulanya adalah Firman, Firman itu bersama-sama dengan Allah, dan
Firman itu adalah Allah”. Ini jelas menunjukkan keilahian Yesus. Tujuan Injil Yohanes dicatat
dalam Yohanes 20:30-31 yang berbunyi: “Memang masih banyak tanda lain yang dibuat Yesus di
depan mata murid-muridNya, yang tidak tercatat dalam kitab ini, tetapi semua yang tercantum di
sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu
oleh imanmu memperoleh hidup dalam namaNya”. Dari ayat ini jelas terlihat bahwa tujuan Injil
Yohanes adalah supaya semua orang percaya bahwa Yesus adalah Anak Allah.

Yohanes menujukan tulisannya untuk Gereja / semua orang.

5.4 Isi Kitab Injil

Isi pokok kitab injil ini pada dasarnya adalah berupa ajakan kepada umat Nabi Isa A.S
agar dalam berkehidupan menjauhi sikap rakus dan tamak terhadap keduniawian. Adapun
lainnya adalah sebagai berikut:
1) Menjelaskan bahwa kelak akan datang kembali rasul setelah Nabi Isa a.s., yaitu Nabi Muhammad
SAW.
2) Perintah untuk kembali mengesakan Allah Swt.
3) Menghapus beberapa hukum dalam Kitab Taurat yang tidak lagi sesuai dengan perkembangan
zaman.
4) Menjelaskan bahwa kelak akan datang kembali rasul setelah Nabi Isa a.s., yaitu Nabi Muhammad
SAW.

23
BAB VI

KITAB AL-QUR’AN

6.1 Sejarah Kitab Al- Qur’an


Al-Qur’ān (Arab: ‫ ) القرآن‬adalah kitab suci agama Islam. Umat Islam percaya bahwa Al-
Qur'an merupakan puncak dan penutup wahyu Allah yang diperuntukkan bagi manusia, dan
bagian dari rukun iman, yang disampaikan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa
sallam, melalui perantaraan Malaikat Jibril. Dan sebagai wahyu pertama yang diterima oleh
Rasulullah SAW adalah sebagaimana yang terdapat dalam surat Al-'Alaq ayat 1-5. Ditinjau dari
segi kebahasaan, Al-Qur’an berasal dari bahasa Arab yang berarti "bacaan" atau "sesuatu yang
dibaca berulang-ulang".

Kata Al-Qur’an adalah bentuk kata benda (masdar) dari kata kerja qara'a yang artinya
membaca. Konsep pemakaian kata ini dapat juga dijumpai pada salah satu surat Al-Qur'an
sendiri yakni pada ayat 17 dan 18 Surah Al-Qiyamah yang artinya: “Sesungguhnya
mengumpulkan Al-Qur’an (di dalam dadamu) dan (menetapkan) bacaannya (pada lidahmu) itu
adalah tanggungan Kami. (Karena itu,) jika Kami telah membacakannya, hendaklah kamu ikuti
{amalkan} bacaannya” Dr. Subhi Al Salih mendefinisikan Al-Qur'an sebagai berikut: “Kalam
Allah SWT yang merupakan mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan
ditulis di mushaf serta diriwayatkan dengan mutawatir, membacanya termasuk ibadah”.
Adapun Muhammad Ali ash-Shabuni mendefinisikan Al-Qur'an sebagai berikut: "Al-Qur'an
adalah firman Allah yang tiada tandingannya, diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW
penutup para Nabi dan Rasul, dengan perantaraan Malaikat Jibril a.s. dan ditulis pada mushaf-
mushaf yang kemudian disampaikan kepada kita secara mutawatir, serta membaca dan
mempelajarinya merupakan ibadah, yang dimulai dengan surat Al-Fatihah dan ditutup dengan
surat An-Nas" Dengan definisi tersebut di atas sebagaimana dipercayai Muslim, firman Allah
yang diturunkan kepada Nabi selain Nabi Muhammad SAW, tidak dinamakan Al-Qur’an seperti
Kitab Taurat yang diturunkan kepada umat Nabi Musa AS atau Kitab Injil yang diturunkan
kepada umat Nabi Isa AS. Demikian pula firman Allah yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang membacanya tidak dianggap sebagai ibadah, seperti Hadits Qudsi, tidak
termasuk Al-Qur’an. Kemurnian Kitab Al-Quran ini dijamin langsung oleh Allah, yaitu Dzat
yang menciptakan dan menurunkan Al-Quran itu sendiri. Dan pada kenyataannya kita bisa
melihat, satu-satu kitab yang mudah dipelajari bahkan sampai dihafal oleh beribu-ribu umat
Islam.

24
6.2 Nama lain Al-Qur’an
Dalam Al-Qur'an sendiri terdapat beberapa ayat yang menyertakan nama lain yang
digunakan untuk merujuk kepada Al-Qur'an itu sendiri. Berikut adalah nama-nama tersebut dan
ayat yang mencantumkannya:

Al-Kitab, QS(2:2),QS (44:2)


Al-Furqan (pembeda benar salah): QS(25:1)
Adz-Dzikr (pemberi peringatan): QS(15:9)
Al-Mau'idhah (pelajaran/nasehat): QS(10:57)
Al-Hukm (peraturan/hukum): QS(13:37)
Al-Hikmah (kebijaksanaan): QS(17:39)
Asy-Syifa' (obat/penyembuh): QS(10:57), QS(17:82)
Al-Huda (petunjuk): QS(72:13), QS(9:33)
At-Tanzil (yang diturunkan): QS(26:192)
Ar-Rahmat (karunia): QS(27:77)
Ar-Ruh (ruh): QS(42:52)
Al-Bayan (penerang): QS(3:138)
Al-Kalam (ucapan/firman): QS(9:6)
Al-Busyra (kabar gembira): QS(16:102)
An-Nur (cahaya): QS(4:174)
Al-Basha'ir (pedoman): QS(45:20)
Al-Balagh (penyampaian/kabar) QS(14:52)
Al-Qaul (perkataan/ucapan) QS(28:51

Struktur dan Pembagian Al Quran Surat, ayat dan ruku

Al-Qur'an terdiri atas 114 bagian yang dikenal dengan nama surah (surat).
Setiap surat akan terdiri atas beberapa ayat, di mana surat terpanjang dengan 286 ayat adalah
surat Al Baqarah dan yang terpendek hanya memiliki 3 ayat yakni surat Al Kautsar, An-Nasr dan
Al-‘Așr. Surat-surat yang panjang terbagi lagi atas sub bagian lagi yang disebut ruku' yang
membahas tema atau topik tertentu.

25
Makkiyah dan Madaniyah

Sedangkan menurut tempat diturunkannya, setiap surat dapat dibagi atas surat-surat
Makkiyah (surat Mekkah) dan Madaniyah (surat Madinah). Pembagian ini berdasarkan tempat
dan waktu penurunan surat dan ayat tertentu di mana surat-surat yang turun sebelum Rasulullah
SAW hijrah ke Madinah digolongkan surat Makkiyah sedangkan setelahnya tergolong surat
Madaniyah.

Surat yang turun di Makkah pada umumnya suratnya pendek-pendek, menyangkut


prinsip prinsip keimanan dan akhlaq, panggilannya ditujukan kepada manusia. Sedangkan yang
turun di Madinah pada umumnya suratnya panjang-panjang, menyangkut peraturan-peraturan
yang mengatur hubungan seseorang dengan Tuhan atau seseorang dengan lainnya (syari'ah).
Pembagian berdasar fase sebelum dan sesudah hijrah ini lebih tepat, sebab ada surat Madaniyah
yang turun di Mekkah.

Juz dan manzil

Dalam skema pembagian lain, Al-Qur'an juga terbagi menjadi 30 bagian dengan panjang
sama yang dikenal dengan nama juz. Pembagian ini untuk memudahkan mereka yang ingin
menuntaskan bacaan Al-Qur'an dalam 30 hari (satu bulan). Pembagian lain yakni manzil
memecah Al-Qur'an menjadi 7 bagian dengan tujuan penyelesaian bacaan dalam 7 hari (satu
minggu). Kedua jenis pembagian ini tidak memiliki hubungan dengan pembagian subyek
bahasan tertentu.

Menurut ukuran surat

Kemudian dari segi panjang-pendeknya, surat-surat yang ada didalam Al-Qur’an terbagi
menjadi empat bagian, yaitu:As Sab’uththiwaal (tujuh surat yang panjang). Yaitu Surat Al-
Baqarah, Ali Imran, An-Nisaa’, Al-A’raaf, Al-An’aam, Al Maa-idah dan Yunus Al Miuun
(seratus ayat lebih), seperti Hud, Yusuf, Mu'min dan sebagainya Al Matsaani (kurang sedikit dari
seratus ayat), seperti Al-Anfaal, Al-Hijr dan sebagainya Al Mufashshal (surat-surat pendek),
seperti Adh-Dhuha, Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas dan sebagainya

26
6.3 Sejarah Al-Qur’an hingga berbentuk Mushaf
Al-Qur'an memberikan dorongan yang besar untuk mempelajari sejarah dengan secara
adil, objektif dan tidak memihak. Dengan demikian tradisi sains Islam sepenuhnya mengambil
inspirasi dari Al-Qur'an, sehingga umat Muslim mampu membuat sistematika penulisan sejarah
yang lebih mendekati landasan penanggalan astronomis. Al-Qur'an tidak turun sekaligus. Al
Qur'an turun secara berangsur-angsur selama 22 tahun 2 bulan 22 hari. Oleh para ulama
membagi masa turun ini dibagi menjadi 2 periode, yaitu periode Mekkah dan periode Madinah.
Periode Mekkah berlangsung selama 12 tahun masa kenabian Rasulullah SAW dan surat-surat
yang turun pada waktu ini tergolong surat Makkiyyah. Sedangkan periode Madinah yang dimulai
sejak peristiwa hijrah berlangsung selama 10 tahun dan surat yang turun pada kurun waktu ini
disebut surat Madaniyah. Penulisan (pencatatan dalam bentuk teks) Al-Qur'an sudah dimulai
sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Kemudian transformasinya menjadi teks yang dijumpai
saat ini selesai dilakukan pada zaman khalifah Utsman bin Affan.

Pengumpulan Al-Qur'an di masa Rasullulah SAW

Pada masa ketika Nabi Muhammad SAW masih hidup, terdapat beberapa orang yang
ditunjuk untuk menuliskan Al Qur'an yakni Zaid bin Tsabit, Ali bin Abi Talib, Muawiyah bin
Abu Sufyan dan Ubay bin Kaab. Sahabat yang lain juga kerap menuliskan wahyu tersebut walau
tidak diperintahkan. Media penulisan yang digunakan saat itu berupa pelepah kurma, lempengan
batu, daun lontar, kulit atau daun kayu, pelana, potongan tulang belulang binatang. Di samping
itu banyak juga sahabat-sahabat langsung menghafalkan ayat-ayat Al-Qur'an setelah wahyu
diturunkan.

Pengumpulan Al-Qur'an di masa Khulafaur Rasyidin Pada masa pemerintahan


Abu Bakar

Pada masa kekhalifahan Abu Bakar, terjadi beberapa pertempuran (dalam perang yang dikenal
dengan nama perang Ridda) yang mengakibatkan tewasnya beberapa penghafal Al-Qur'an dalam
jumlah yang signifikan. Umar bin Khattab yang saat itu merasa sangat khawatir akan keadaan
tersebut lantas meminta kepada Abu Bakar untuk mengumpulkan seluruh tulisan Al-Qur'an yang
saat itu tersebar di antara para sahabat. Abu Bakar lantas memerintahkan Zaid bin Tsabit sebagai
koordinator pelaksaan tugas tersebut. Setelah pekerjaan tersebut selesai dan Al-Qur'an tersusun
secara rapi dalam satu mushaf, hasilnya diserahkan kepada Abu Bakar. Abu Bakar menyimpan
mushaf tersebut hingga wafatnya kemudian mushaf tersebut berpindah kepada Umar sebagai
khalifah penerusnya, selanjutnya mushaf dipegang oleh anaknya yakni Hafsah yang juga istri
Nabi Muhammad SAW.

27
Pada masa pemerintahan Utsman bin Affan

Pada masa pemerintahan khalifah ke-3 yakni Utsman bin Affan, terdapat keragaman
dalam cara pembacaan Al-Qur'an (qira'at) yang disebabkan oleh adanya perbedaan dialek
(lahjah) antar suku yang berasal dari daerah berbeda-beda. Hal ini menimbulkan kekhawatiran
Utsman sehingga ia mengambil kebijakan untuk membuat sebuah mushaf standar (menyalin
mushaf yang dipegang Hafsah) yang ditulis dengan sebuah jenis penulisan yang baku. Standar
tersebut, yang kemudian dikenal dengan istilah cara penulisan (rasam) Utsmani yang digunakan
hingga saat ini.

Bersamaan dengan standarisasi ini, seluruh mushaf yang berbeda dengan standar yang
dihasilkan diperintahkan untuk dimusnahkan (dibakar). Dengan proses ini Utsman berhasil
mencegah bahaya laten terjadinya perselisihan di antara umat Islam di masa depan dalam
penulisan dan pembacaan Al-Qur'an. Mengutip hadist riwayat Ibnu Abi Dawud dalam Al-
Mashahif, dengan sanad yang shahih: Suwaid bin Ghaflah berkata, "Ali mengatakan: Katakanlah
segala yang baik tentang Utsman. Demi Allah, apa yang telah dilakukannya mengenai mushaf-
mushaf Al Qur'an sudah atas persetujuan kami. Utsman berkata, 'Bagaimana pendapatmu tentang
isu qira'at ini?

Saya mendapat berita bahwa sebagian mereka mengatakan bahwa qira'atnya lebih baik
dari qira'at orang lain. Ini hampir menjadi suatu kekufuran'. Kami berkata, 'Bagaimana
pendapatmu?'

Ia menjawab, 'Aku berpendapat agar umat bersatu pada satu mushaf, sehingga tidak
terjadi lagi perpecahan dan perselisihan.' Kami berkata, 'Pendapatmu sangat baik'." Menurut
Syaikh Manna' Al-Qaththan dalam Mahabits fi 'Ulum Al Qur'an, keterangan ini menunjukkan
bahwa apa yang dilakukan Utsman telah disepakati oleh para sahabat. Demikianlah selanjutnya
Utsman mengirim utusan kepada Hafsah untuk meminjam mushaf Abu Bakar yang ada padanya.
Lalu Utsman memanggil Zaid bin Tsabit Al-Anshari dan tiga orang Quraish, yaitu Abdullah bin
Az-Zubair, Said bin Al-Ash dan Abdurrahman bin Al-Harits bin Hisyam. Ia memerintahkan
mereka agar menyalin dan memperbanyak mushaf, dan jika ada perbedaan antara Zaid dengan
ketiga orang Quraish tersebut, hendaklah ditulis dalam bahasa Quraish karena Al Qur'an turun
dalam dialek bahasa mereka. Setelah mengembalikan lembaran-lembaran asli kepada Hafsah, ia
mengirimkan tujuh buah mushaf, yaitu ke Mekkah, Syam, Yaman, Bahrain, Bashrah, Kufah, dan
sebuah ditahan di Madinah (mushaf al-Imam). Upaya-upaya untuk mengetahui isi dan maksud
Al Qur'an telah menghasilkan proses penerjemahan (literal) dan penafsiran (lebih dalam,
mengupas makna) dalam berbagai bahasa. Namun demikian hasil usaha tersebut dianggap
sebatas usaha manusia dan bukan usaha untuk menduplikasi atau menggantikan teks yang asli
dalam bahasa Arab. Kedudukan terjemahan dan tafsir yang dihasilkan tidak sama dengan Al
Qur'an itu sendiri.

28
Terjemahan

Terjemahan Al-Qur'an adalah hasil usaha penerjemahan secara literal teks Al-Qur'an
yang tidak dibarengi dengan usaha interpretasi lebih jauh.Terjemahan secara literal tidak boleh
dianggap sebagai arti sesungguhnya dari Al-Qur'an. Sebab Al-Qur'an menggunakan suatu lafazh
dengan berbagai gaya dan untuk suatu maksud yang bervariasi; kadang-kadang untuk arti hakiki,
kadang-kadang pula untuk arti majazi (kiasan) atau arti dan maksud lainnya.

Terjemahan dalam bahasa Indonesia di antaranya dilaksanakan oleh:

Al-Qur'an dan Terjemahannya, oleh Departemen Agama Republik Indonesia, ada dua
edisi revisi, yaitu tahun 1989 dan 2002 Terjemah Al-Qur'an, oleh Prof. Mahmud Yunus An-Nur,
oleh Prof. T.M. Hasbi Ash-Siddieqy Al-Furqan, oleh A.Hassan guru PERSIS.

Tafsir

Upaya penafsiran Al-Qur'an telah berkembang sejak semasa hidupnya Nabi Muhammad,
saat itu para sahabat tinggal menanyakan kepada sang Nabi jika memerlukan penjelasan atas ayat
tertentu. Kemudian setelah wafatnya Nabi Muhammad hingga saat ini usaha menggali lebih
dalam ayat-ayat Al-Qur'an terus berlanjut. Pendekatan (metodologi) yang digunakan juga
beragam, mulai dari metode analitik, tematik, hingga perbandingan antar ayat. Corak yang
dihasilkan juga beragam, terdapat tafsir dengan corak sastra-bahasa, sastra-budaya, filsafat dan
teologis bahkan corak ilmiah

Adab Terhadap Al Quran

Ada dua pendapat mengenai hukum menyentuh Al-Qur'an terhadap seseorang yang
sedang junub, perempuan haid dan nifas. Pendapat pertama mengatakan bahwa jika seseorang
sedang mengalami kondisi tersebut tidak boleh menyentuh Al-Qur'an sebelum bersuci.
Sedangkan pendapat kedua mengatakan boleh dan sah saja untuk menyentuh Al-Qur'an, karena
tidak ada dalil yang menguatkannya.

29
Pendapat pertama

Sebelum menyentuh sebuah mushaf Al-Qur'an, seorang Muslim dianjurkan untuk


menyucikan dirinya terlebih dahulu dengan berwudhu. Hal ini berdasarkan tradisi dan
interpretasi secara literal dari surat Al Waaqi'ah ayat 77 hingga 79. Terjemahannya antara
lain:56-77. Sesungguhnya Al-Qur'an ini adalah bacaan yang sangat mulia, 56-78. pada kitab
yang terpelihara (Lauhul Mahfuzh), 56-79. tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang
disucikan. (56:77-56:79) Penghormatan terhadap teks tertulis Al-Qur'an adalah salah satu unsur
penting kepercayaan bagi sebagian besar Muslim. Mereka mempercayai bahwa penghinaan
secara sengaja terhadap Al Qur'an adalah sebuah bentuk penghinaan serius terhadap sesuatu yang
suci.
Berdasarkan hukum pada beberapa negara berpenduduk mayoritas Muslim, hukuman untuk hal
ini dapat berupa penjara kurungan dalam waktu yang lama dan bahkan ada yang menerapkan
hukuman mati

Pendapat kedua

Pendapat kedua mengatakan bahwa yang dimaksud oleh surat Al Waaqi'ah di atas ialah:
"Tidak ada yang dapat menyentuh Al-Qur’an yang ada di Lauhul Mahfudz sebagaimana
ditegaskan oleh ayat yang sebelumnya (ayat 78) kecuali para Malaikat yang telah disucikan oleh
Allah." Pendapat ini adalah tafsir dari Ibnu Abbas dan lain-lain sebagaimana telah diterangkan
oleh Al-Hafidzh Ibnu Katsir di tafsirnya. Bukanlah yang dimaksud bahwa tidak boleh
menyentuh atau memegang Al-Qur’an kecuali orang yang bersih dari hadats besar dan hadats
kecil. Pendapat kedua ini menyatakan bahwa jikalau memang benar demikian maksudnya
tentang firman Allah di atas, maka artinya akan menjadi: Tidak ada yang menyentuh Al-Qur’an
kecuali mereka yang suci/bersih, yakni dengan bentuk faa’il (subyek/pelaku) bukan maf’ul
(obyek). Kenyataannya Allah berfirman : Tidak ada yang menyentuhnya (Al-Qur’an) kecuali
mereka yang telah disucikan, yakni dengan bentuk maf’ul (obyek) bukan sebagai faa’il (subyek).
“Tidak ada yang menyentuh Al-Qur’an kecuali orang yang suci” Yang dimaksud oleh hadits di
atas ialah : Tidak ada yang menyentuh Al-Qur’an kecuali orang mu’min, karena orang mu’min
itu suci tidak najis sebagaimana sabda Muhammad. “Sesungguhnya orang mu’min itu tidak
najis”

Hubungan Dengan Kitab -Kitab Lain

Berkaitan dengan adanya kitab-kitab yang dipercayai diturunkan kepada nabi-nabi


sebelum Muhammad SAW dalam agama Islam (Taurat, Zabur, Injil, lembaran Ibrahim), Al-
Qur'an dalam beberapa ayatnya menegaskan posisinya terhadap kitab-kitab tersebut. Berikut
adalah pernyataan Al-Qur'an yang tentunya menjadi doktrin bagi ummat Islam mengenai
hubungan Al-Qur'an dengan kitab-kitab tersebut: Bahwa Al-Qur'an menuntut kepercayaan
ummat Islam terhadap eksistensi kitab-kitab tersebut. QS(2:4) .

30
6.4 Isi Kandungan Al-qur’an
Isi Kandungan Alquran : Aqidah, Ibadah, Akhlak, Hukum, Sejarah & Dorongan Untuk
Berfikir – Garis Besar / Inti Sari Al-Quran. Di dalam surat-surat dan ayat-ayat alquran
terkandung kandungan yang secara garis besar dapat kita bagi menjadi beberapa hal pokok atau
hal utama beserta pengertian atau arti definisi dari masing-masing kandungan inti sarinya, yaitu
sebagaimana berikut ini :

1. Aqidah / Akidah

Aqidah adalah ilmu yang mengajarkan manusia mengenai kepercayaan yang pasti wajib
dimiliki oleh setiap orang di dunia. Alquran mengajarkan akidah tauhid kepada kita yaitu
menanamkan keyakinan terhadap Allah SWT yang satu yang tidak pernah tidur dan tidak
beranak-pinak. Percaya kepada Allah SWT adalah salah satu butir rukun iman yang pertama.
Orang yang tidak percaya terhadap rukun iman disebut sebagai orang-orang kafir.

2. Ibadah

Ibadah adalah taat, tunduk, ikut atau nurut dari segi bahasa. Dari pengertian “fuqaha”
ibadah adalah segala bentuk ketaatan yang dijalankan atau dkerjakan untuk mendapatkan ridho
dari Allah SWT. Bentuk ibadah dasar dalam ajaran agama islam yakni seperti yang tercantum
dalam lima butir rukum islam. Mengucapkan dua kalimah syahadat, sholat lima waktu,
membayar zakat, puasa di bulan suci ramadhan dan beribadah pergi haji bagi yang telah mampu
menjalankannya.

3. Akhlaq / Akhlak

Akhlak adalah perilaku yang dimiliki oleh manusia, baik akhlak yang terpuji atau
akhlakul karimah maupun yang tercela atau akhlakul madzmumah. Allah SWT mengutus Nabi
Muhammd SAW tidak lain dan tidak bukan adalah untuk memperbaiki akhlaq. Setiap manusia
harus mengikuti apa yang diperintahkanNya dan menjauhi laranganNya.

4. Hukum-Hukum

Hukum yang ada di Al-quran adalah memberi suruhan atau perintah kepada orang yang
beriman untuk mengadili dan memberikan penjatuhan hukuman hukum pada sesama manusia
yang terbukti bersalah. Hukum dalam islam berdasarkan Alqur’an ada beberapa jenis atau
macam seperti jinayat, mu’amalat, munakahat, faraidh dan jihad.

5. Peringatan / Tadzkir

Tadzkir atau peringatan adalah sesuatu yang memberi peringatan kepada manusia akan
ancaman Allah SWT berupa siksa neraka atau waa’id.

31

Anda mungkin juga menyukai