Anda di halaman 1dari 68

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam sebagai agama yang menjadi rahmat bagi sekalian alam

menempatkan ilmu dan agama dalam relasi yang harmonis. Ilmu tumbuh dan

berkembang berjalan seiring dengan agama. Dalam paradigma keilmuan teosentris

ini, wahyu dan akal menjadi sumber dalam menuntut ilmu. Manusia bebas

mengembangkan akal fikirannya selama tidak bertentangan dengan wahyu.1

Sayyid Muhammad Rasyid Ridha memberikan batasan terhadap fungsi

akal terhadap wahyu walaupun memiliki kebebasan dalam proses berpikir.

Menurutnya, sebagaimana yang dijelaskan oleh Masnur Kasim akal dapat dipakai

terhadap ajaran-ajaran mengenai hidup kemasyarakatan tidak terhadap ibadah. Hal

ini dikarenakan menurutnya ijtihad dalam masalah ibadah tidak diperlukan lagi,

sebagaimana halnya ayat-ayat Alquran yang dan Hadits yang mengandung arti

yang tegas.2

Wahyu diartikan secara etimologi sebagai petunjuk yang diberikan dengan

cepat, yaitu tanpa didahului jalan pikiran dan tidak bisa diketahui oleh seorang

pun. Wahyu disebutkan dalam Alquran diantaranya dalam Q.S. Al-Qashash/ 28:

7, Q.S. An-Nahl/ 16: 68, Q.S Maryam/ 19: 11, Q.S. Al-An’am/ 6: 121, dan Q.S.

Al-Anfal/ 8: 12. Jika diambil dari bentuk mashdarnya maka wahyu berarti

1
St. Noer Farida Laila, “Dikotomi Keilmuan dalam Islam Abad Pertengahan” dalam
Jurnal Dinamika Penelitian IAIN Tulungagung, Vol. 16, No. 2, November 2016 h. 383.
2
Masnur Kasim, “Muhammad Rasyid Ridha” dalam Jurnal Pemikiran Islam, Vol. 37, No.
2 Juli-Desember 2012 h. 130.

1
2

petunjuk Allah kepada seorang nabi atau rasul yang dimuliakan-Nya secara

rahasia dan sangat cepat.3

Salah satu wahyu Allah yang diturunkan kepada nabi-Nya yang mulia

adalah kitab suci Alquran. Alquran adalah kalam Allah atau kalamullah

subhanahu wa ta’ala, yang diturunkan kepada Nabi Muhammad shallallahu

‘alaihi wa sallam, yang mana membacanya merupakan ibadah, susunan kata dan

isinya merupakan mu’jizat, termaktub dalam mushaf dan dinukil secara

mutawatir.4 Alquran merupakan sumber hukum dan petunjuk yang menjelaskan

ekosistem komprehensif bagi kehidupan manusia agar dapat menjalani kehidupan

ini secara terarah, serta menjadi pedoman hidup bagi orang yang bertakwa agar

dapat meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.5 Hal tersebut sejalan dengan firman

Allah dalam QS. Al-Baqarah/ 2: 2, yaitu :

         

Artinya : Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka
yang bertaqwa.
Jadi, petunjuk itu ada di dalam Alquran atau dengan kata lain Alquran itu

adalah petunjuk. Manusia sebenarnya sudah diberi petunjuk walaupun tidak ia

tidak pernah meminta. Mengenai ayat di a tas, Husin Naparin menjelaskan

3
Abu Anwar, Ulumul Qur’an (tt: Amzah, 2015), h. 13-15.
4
Acep Hermawan, M.Ag, Ulumul Qur’an, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h.
11.
5
Izzatul Laila, “Penafsiran Alquran Berbasis Ilmu Pengetahuan” dalam Epistemé, Vol. 9,
No. 1, Juni 2014, h. 46.
3

beberapa macam petunjuk tersebut, yaitu hidayah naluri, hidayah indra, hidayah

akal, dan hidayah dien (agama).6

Hubungan antara akal yang telah disinggung di atas dengan Alquran

adalah, karena Alquran diturunkan dengan bahasa yang tidak begitu mudah

dipahami, maka sebagai makhluk yang berpikir (homo sapiens) manusia dituntut

untuk berusaha memahaminya dengan berbagai cara. Salah satu cara yang dapat

ditempuh adalah dengan mendayagunakan potensi akal.7 Efrianto Hutasuhut

menjelaskan diantara salah satu penggunaan akal adalah untuk memikirkan dan

memahami alam semesta, serta hukum-hukumnya (sunnatullah).8

Alquran yang terdiri dari 6.2369 ayat menguraikan berbagai persoalan

hidup dan kehidupan antara lain menyangkut alam raya dan fenomenanya. Uraian-

uraian sekitar persoalan tersebut sering disebut ayat-ayat kauniyah.10 Ayat

kauniyah adalah ayat Alquran yang berbicara tentang kosmos atau alam semesta.

Diantaranya ada yang menjelaskan secara langsung tentang kejadian alam dan ada

pula yang hanya mengisyarat tentang berbagai macam makhluk tanpa merincinya

secara mendetail.11

Meski Alquran merupakan kitab hidayah wal irsyad, bukan literatur fisika

atau teknik bukan pula buku medis, geologi atau ilmu-ilmu lainnya. Secara

6
Husin Naparin, Nalar Al-Qur’an: Refleksi Nilai-Nilai Teologis dan Antropologi, (Jakarta
Selatan, el-Kahfi: 2004), hal. 6.
7
Izzatul Laila, Penafsiran Alquran Berbasis Ilmu Pengetahuan…, h. 46.
8
Efrianto Hutasuhut, “Akal dan Wahyu dalam Islam”, dalam Jurnal Al-Lubb, Vol. 2, No.
1 2017, h. 179.
9
Jumlah tersebut adalah jumlah yang masyhur disamping 6.666 ayat, sebagaimana yang
disebutkan oleh M. Quraish Shihab, Membumikan Alquran (Bandung: PT Mizan Pustaka, 2009),
h. 202.
10
M. Quraish Shihab, Membumikan Alquran… h. 202.
11
Husin Naparin, , Nalar Al-Qur’an: Refleksi Nilai-Nilai Teologis dan Antropologi…, h.
66.
4

eksplisit pada saat yang sama Alquran juga mengungkapkan beberapa realitas

ilmiah yang ditemukan oleh kalangan saintis modern setelah melakukan riset dan

investigasi intensif. Hal ini membuktikan bahwa Alquran adalah sebuah kitab

mu’jizat.12

Al-Ghazali berpendapat bahwa Alquran mengandung seluruh cabang ilmu

pengetahuan. Alquran mengandung kumpulan seluruh ilmu yang terdahulu dan

kemudian. Beliau mengambil contoh di dalam Alquran terdapat ayat yang

menceritakan tentang nabi Ibrahim yang berbunyi ”Dan apabila aku sakit maka

Dia lah yang menyembuhkan”. (Q.S. Asy-Syu’ara: 80). Al-Gazali menjelaskan

tentang ayat ini bahwa Tuhan tidak mungkin menyembuhkan jika tidak tahu

penyakit, obat, kesembuhan dan sebab-sebabnya seluruhnya yang berkaitan

dengan misalnya disiplin ilmu kedokteran.13.

Alquran sebagai sumber ajaran agama Islam memiliki hubungan yang erat

dengan ilmu pengetahuan, salah satunya ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan

alam (sains). Agama dan sains memiliki dasar metafisik yang sama, dan tujuan

pengetahuan yang diwahyukan maupun pengetahuan yang diupayakan adalah

mengungkapkan ayat-ayat Tuhan dan sifat-sifat-Nya kepada manusia.14

Dalam Islam, ilmu merupakan salah satu perantara untuk memperkuat

keimanan. Iman hanya akan bertambah dan menguat jika disertai dengan ilmu

pengetahuan. Kemajuan ummat Islam dalam penguasaan ilmu pengetahuan lebih

12
Nashrullah Muhammad Atha, The Power of Alquran (Sintesis Linguistik Klasik dan
Sains Modern), (Amuntai: CV. Hemat Publishing,2014), h. 107.
13
Imam Al-Ghazali, Jawahirul Quran (Beirut: Dar Ihya Ulumiddin, 1990), h. 45-46.
14
Mujahidun, Hubungan Agama dan Sains dalam Konteks Pendidikan Islam (Yogyakarta:
UIN SUKA, tt), h. 8.
5

menonjol pada abad pertengahan, ketika ummat Islam tidak hanya tampil sebagai

komunitas ritual namun juga sebagai komunitas intelektual.15

Jika dilihat dari perspektif sejarah, perkembangan pemikiran dan

peradaban ummat Islam mencapai puncak kejayaannya pada masa dinasti

Abbasiah. Yunus Ali Al-Muhdar dan Bey Arifin sebagaimana yang dikutip oleh

Mugiyono berpendapat bahwa para khalifah dinasti Abbasiah menerapkan strategi

dan aktivitas yang efektif untuk mencapai kejayaan tersebut. Hal-hal tersebut

adalah sikap keterbukaan, kecintaan pada ilmu pengetahuan, serta toleran dan

akomodatif.16

Para khalifah dinasi Abbasiah menyadari akan pentingnya ilmu

pengetahuan untuk sebuah peradaban. Mereka memahami bahwa sebuah

kekuasaan tidak akan kokoh tanpa didukung oleh ilmu pengetahuan. Hal tersebut

terlihat pada antusias mereka dalam mencari ilmu, penghargaan tinggi terhadap

ulama, pada pencari ilmu, tempat-tempat menuntut ilmu, dan banyaknya

perpustakaan yang dibuka, salah satunya adalah Baitul Hikmah.17

Masuknya pengaruh pemikiran para ilmuwan dan filsuf Yunani sejak masa

dinasti Abbasiyah ternyata memunculkan nuansa baru dalam upaya penafsiran

terhadap ayat-ayat Alquran. Para ulama muslim mencoba melakukan penafsiran

dengan pemahaman filsafat mereka. Mereka juga berusaha menggali berbagai

15
Ismawati, “Upaya Islamisasi Ilmu Pengetahuan dan Implikasinya terhadap Pendidikan
Islam”, dalam Jurnal Tajdid, 2017, h. 91.
16
Mugiyono, “Perkembangan Pemikiran dan Peradaban Islam dalam Perspektif Sejarah”,
dalam JIA, 2013, h. 6.
17
Suriana, “Dimensi Historis Pendidikan Islam” dalam Jurnal Pionir, 2013, h. 95.
6

ilmu pengetahuan dari Alquran terutama ketika harus menafsirkan ayat-ayat yang

berhubungan dengan alam (kauniyah).18

Alquran telah mengisyaratkan pentingnya ilmu pengetahuan dan proses

pencariannya merupakan ibadah. Disamping itu, Alquran juga menegaskan bahwa

satu-satunya sumber ilmu pengetahuan adalah Allah SWT. Hal ini

mengindikasikan bahwa sebenarnya tidak ada dikotomi ilmu dalam pandangan

Alquran. Tidak ada satu ayat pun di dalam Alquran yang secara tegas maupun

samar, yang memberikan petunjuk bahwa agama dan ilmu pengetahuan

khususnya yang berhubungan dengan alam (sains) merupakan dua sisi yang

berbeda. Dengan demikian, dalam pandangan Alquran sains dan agama

merupakan dua hal yang terintegrasi.19

Ian G. Barbour mencoba memetakan hubungan sains dan agama.

Menurutnya, sebagai mana yang dijelaskan oleh Izzatul Laila, antara sains dan

agama memiliki empat varian hubungan, yaitu; konflik, independensi, dialog dan

integrasi.20 Dari keempat varian ini, ternyata integrasi sains dan agama merupakan

hal hal yang sejalan dengan agama Islam. Integrasi secara bahasa diartikan

sebagai penyatuan dari sesuatu yang utuh.21 Jadi, jika dalam wacana integrasi

sains dan agama (agama Islam khususnya), yang dimaksud dengan integrasi

adalah usaha untuk memadukan sains dan agama.22

18
Izzatul Laila, Penafsiran Alquran Berbasis Ilmu Pengetahuan…, h. 46-47.
19
Jamal Fakhri, “Sains dan Teknologi dalam Alquran dan Implikasinya dalam
Pembelajaran”, dalam Jurnal Ta’dib, 2010, h. 138.
20
Izzatul Laila, Penafsiran Alquran Berbasis Ilmu Pengetahuan… h.78.
21
W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia cet.III (Jakarta Timur: PT
Balai Pustaka Persero, 2014), h. 449.
22
Iis Arifudin, “Integrasi Sains dan Agama serta Implikasinya terhadap Pendidikan
Islam”, dalam Jurnal Edukasia Islamika, 2016, h. 164
7

Alquran tidak pernah melakukan dikotomi antara satu ilmu dengan yang

lain. Karena dalam Alquran, kata ’ilm atau pengetahuan digunakan baik untuk

ilmu kealaman maupun jenis ilmu yang lain. Kajian tentang alam

direkomendasikan dengan tujuan untuk menemukan pola-pola Tuhan di alam

semesta dan memanfaatkannya demi kemaslahatan ummat manusia.23

Namun, menurut Suyatno di Indonesia masih ada dikotomi Sistem

Pendidikan Nasional yang ditandai dengan adanya dualisme pengelolaan antara

lembaga pendidikan di bawah naungan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

seperti SD, SMP dan SMA. Serta lembaga pendidikan di bawah naungan

Kementrian Agama seperti MI, MTs, dan MA.24

Dikotomi adalah pembagian dua kelompok yang saling bertentangan.

Dengan dengan demikian, dikotomi ilmu yang dimaksud di sini adalah

pembagian dua kelompok ilmu pengetahuan, yang secara lahiriyah kelihatan

bertentangan, misalnya ilmu agama dan ilmu umum. Ilmu agama diklaim

berasal dari Islam, sementara ilmu umum diklaim berasal dari Barat.25

Pemisahan antara ilmu dan agama akan berakibat pada rendahnya mutu

pendidikan dan kemunduran dunia Islam pada umumnya. Ummat Islam akan terus

mengalami dehumanisasi apabila sains, dan terutama penghampiran rasional

23
Ismawati, Upaya Islamisasi Ilmu Pengetahuan dan Implikasinya terhadap Pendidikan
Islam... h. 91.
24
Suyatno, “Integrasi Ilmu di Sekolah”, dalam Jurnal Pemikiran dan Pengembangan SD,
Jilid 1, Nomor 3, April 2014, h. 213-214.
25
Abbas Senong, Dikotomi Ilmu Pengetahuan (Sorong: STAIN Sorong, tt), h. 3.
8

terhadap problem-problem kemanusiaan dipandang terpisah dari kebudayaan

Islam.26

M. Hasan menjelaskan pendapat dari Azyumardi Azra yang menyatakan

bahwa pemisahan antara ilmu agama dengan ilmu umum dalam dunia pendidikan

menjadikan pendidikan di Indonesia menjadi suatu pendidikan yang mandul dan

menghasilkan ilmuwan-ilmuwan yang tidak bertanggung jawab terhadap

kepekaan lingkungan. Demikian pula pendidikan agama yang terlalu memisah

dari dunia ilmu-ilmu sosial dan humaniora, telah melahirkan ahli-ahli agama yang

tidak peka terhadap kehidupan sosial dan gagap terhadap perkembangan dunia

modern. Apalagi studi Islam yang ada selama ini cenderung menampakkan

tumpang tindih yang tidak menguntungkan baik bagi pengajar maupun yang

diajar.27

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa pengintegrasian

antara ilmu pengetahuan khususnya sains dengan Alquran sangat penting guna

membangun sebuah peradaban baru yang lebih maju. Para alumni lembaga

pendidikan Islam seperti Madrasah Ibtidaiyah diharapkan mampu menjabarkan

kaidah-kaidah sains dan agama dalam bentuk cara berfikir dan tingkah laku

(akhlaq), secara terpadu (integrated) dan menyeluruh (holistik) di masyarakat

kelak sehingga tercipta suatu tatanan masyarakat yang lebih baik.28

Salah satu jalan untuk menghilangkan dikotomi pendidikan adalah dengan

pengintegrasian ilmu pengetahuan atau sains dan Alquran. Hal ini sejalan dengan

26
M. Hasan Bisyri, “Mengakhiri Dikotomi Ilmu dalam Dunia Pendidikan”, dalam Forum
Tarbiyah, Vol. 7, No. 2, Desember 2009, h. 182.
27
M. Hasan Bisyri, “Mengakhiri Dikotomi Ilmu dalam Dunia Pendidikan…”, h. 181.
28
Iis Arifudin, “Integrasi Sains dan Agama serta Implikasinya terhadap Pendidikan
Islam…”, h. 172.
9

pemikiran Al-Faruqi yang menegaskan bahwa pendekatan yang digunakan untuk

mengatasi dikotomi yang menyebabkan kemerosotan ummat Islam adalah dengan

menuang kembali seluruh pengetahuan Barat dalam kerangka Islam yang dalam

praktiknya tak lebih dari usaha penulisan ulang buku-buku teks dalam berbagai

disipilin ilmu dengan wawasan ajaran Islam.29

Diantara contoh penulisan kembali tentang pengetahuan Barat ke dalam

kerangka Islam adalah sebagaimana penjelasan tentang Matahari yang berpijar

dan memiliki sumber cahaya sendiri, dan bulan hanya memantulkan cahaya

matahari. Hal ini senada dengan penjelasan Alquran surah Yunus/ 5 :

          

            

 

Artinya: Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan

ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu,

supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak

menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak Dia menjelaskan tanda-

tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui.

Husniyatus Salamah Zainiyati, “Islamisasi Ilmu Pengetahuan (Sains) sebagai Upaya


29

Mengintegrasikan Sains dan Ilmu Agama” dalam Prosiding Halaqoh Nasional & Seminar
Internasional Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel
Surabaya, h. 403
10

Quraish Shihab menjelaskan tentang tafsir surah Yunus ayat 5 di atas

dalam Tafsir Al-Misbah volume 6, bahwa para ulama dahulu menafsirkan kata

‫ضياء‬ dhiya’ sebagai cahaya yang sangat terang yang digunakan untuk

menerangkan tentang matahari. Sedangkan dalam menjelaskan tentang bulan,

kalimat yang digunakan adalah ‫نور‬, yang cahayanya tidak seterang matahari.

Quraish juga mengutip dari pendapat Hanafi Ahmad yang menulis tentang

tafsir ayat-ayat kauniyah bahwa kata dhiya’ digunakan untuk benda-benda yang

cahayanya bersumber dari dirinya sendiri. Kalimat senada juga digunakan dalam

Alquran surah Al-Baqarah ayat 17 untuk Api, Al-Baqarah ayat 20 untuk kilat,

demikian juga untuk zaitun dalam surah An-Nur ayat 35. Hal ini jelas berbeda

dengan bulan yang sinarnya hanya merupakan pantulan dari sinar matahari.30

Al-Zajjaj, salah seorang ahli tafsir, sebagaimana yang dikutip oleh Hamka

dalam Tafsir Al-Azhar menjelaskan lebih detail tentang makna kalimat dhiyaa’.

Kata Dhiyaa-an merupakan bentuk jamak dari dhau-an. Hal ini disebabkan terang

matahari bukan satu, melainkan banyak. Berbeda dengan kalimat nuur yang

digunakan untuk menyebutkan hal tentang bulan, tidak ditulis jamak menjadi

anwaar. Hal ini sesuai dengan fakta ilmiah yang menyatakan bahwa sinar

matahari terdiri dari tujuh warna yang disebut juga dengan sinar Ultra Violet.31

Syaikh Abdurrahman bin Nasir As-Sa’di memberikan komentar teradap

surah Yunus ayat 5 di atas bahwa ayat yang demikian maupun sejenisnya

30
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah (Jakarta: Lentera Hati, 2002), Vol. 6, h. 20
31
HAMKA, Tafsir Al-Azhar (Singapura: Kerjaya Printing Industries Pte Ltd, 2003), jilid
5, h. 3229-3230
11

mengandung dorongan dan ajakan untuk merenungkan makhluk-makhluk Allah,

melihatnya untuk mengambil pelajaran, karena dengan itu Bashirah bisa

meluas,iman dan akal bertambah dan daya pikir menguat. Tidak melakukan itu

berarti meremehkan apa yang diperintahkan oleh Allah, menutup pintu

bertambahnya iman, menyebabkan kebekuan akal dan pikiran.32

Berdasarkan pemaparan di atas, penulis tertarik untuk menulis skripsi yang

berjudul “ Analisis Ayat-ayat Kawniyah dalam Materi Ajar IPA Kelas IV SD/MI”

Peneliti menganalisis buku-buku pelajaran sains atau Ilmu Pengetahuan Alam

(IPA) di SD/MI yang kemudian dicari permasalahan apa saja yang berhubungan

dengan ayat-ayat kauniyah di Alquran dari materi-materi tersebut. Dengan

demikian, diharapkan dalam pendidikan dasar materi IPA pun dapat menambah

ilmu keislaman serta sarana menanamkan keimanan sejak dini.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah ditentukan, maka penulis

merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana konsep integrasi ayat kauniyah dalam materi ajar IPA Kelas IV

SD/MI ?

2. Bagaimana penafsiran para ulama terhadap ayat-ayat kauniyah yang

berkaitan dengan materi ajar IPA kelas IV SD/MI?

32
Syaikh Nasir bin Abdurrahman As-Sa’di, Tafsir Alquran (Jakarta: Darul Haq, 2016),
h.368.
12

C. Tujuan Penulisan

Sesuai dengan masalah yang akan diteliti, maka tujuan penelitian adalah

sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui konsep integrasi ayat kauniyah dalam materi ajar IPA

Kelas IV SD/MI ?

2. Untuk mengetahui penafsiran para ulama terhadap ayat-ayat kauniyah

yang berkaitan dengan materi ajar IPA kelas IV SD/MI?

D. Signifikasi Penelitian

1. Secara Teoritis: Penelitian ini juga diharapkan mampu menambah

khasanah keilmuan Islam khususnya dalam bidang Sains dan tafsir

Alquran. Selain itu, penelitian ini diharap dapat menambah kekuatan dan

keteguhan iman dengan jalan bertafakkur terhadap kekuasaan ciptaan

Allah .

2. Secara Praktis:

a. Bagi siswa: Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan

pemahaman kepada peserta didik khususnya di Madrasah Ibtidaiyah

dalam memahami nilai-nilai Alquran yang secara implisit terdapat

dalam pelajaran IPA.

b. Bagi Guru: Penelitian ini dapat memberikan pemahaman serta

gambaran bahwa di dalam materi pembelajaran IPA SD/MI terdapat

banyak materi yang berhubungan dengan ayat-ayat Alquran yang


13

dapat menjadi bahan untuk bertafakkur baik bagi guru ataupun

siswa Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah.

c. Bagi Lembaga Pendidikan: Hasil penelitian ini diharap menjadi

alternatif bagi lembaga pendidikan khususnya Madrasah Ibtidaiyah

dalam mengembangkan bahan ajar khususnya bidang studi IPA,

agar dapat selalu terintegrasi dengan nilai-nilai Alquran dan tidak

terjadi dikotomi dalam pendidikan.

E. Definisi Oprasional

Penjelasan dari judul yang penulis buat agar tidak mendapat kesalah

fahaman adalah sebagai berikut:

a. Analisis

Analisis berarti penyelidikan thd suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dan

sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab, duduk


33
perkaranya, dan lain sebagainya); Analisis adalah penguraian suatu pokok atas

berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antarbagian

untuk memperoleh pengertian yg tepat dan pemahaman arti keseluruhan.34

b. Ayat Kauniyah

Adapun ayat-ayat kauniyah, sebagaimana yang dijelaskan oleh Husin

Naparin, yang dimaksud dengan ayat kauniyah adalah ayat Al-Qur’an yang

berbicara tentang kosmos atau alam semesta. Diantaranya ada yang menjelaskan

33
Tim Penyusun Kamus Bahasa Indoenesia, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta: Pusat
Bahasa, 2008), h. 60
34
Ebta Setiawan, Aplikasi KBBI Offline versi 1.1, 2010
14

secara langsung tentang kejadian alam da nada pula yang hanya mengisyarat

tentang berbagai macam makhluk tanpa merincinya secara mendetail.35

c. Materi Ajar IPA

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia materi memiliki dua pengertian,

pertama materi berarti benda atau zat. Sedangkan pada pengertian kedua materi

berarti sesuatu yang menjadi bahan berpikir, berunding, mengarang, dan lain

sebagainya.36 Namun pengertian yang digunakan dalam proposal skripsi ini

adalah pengertian kedua, dimana materi yang dimaksud adalah materi ajar yang

berisi pengetahuan yang disusun secara sistematis.

Ajar memiliki arti sesuatu yang dikatakan kepada orang lain supaya

diketahui.37 Ajar merupakan kata dasar dari beberapa kata lainnya seperti belajar,

mengajar, pelajar, pelajaran, pengajar, dan lainnya. Sedangkan dalam KBBI

daring ajar diartikan sebagai petunjuk yang diberikan kepada orang supaya

diketahui (diturut).38

Materi Ajar IPA kelas 4 yang digunakan dalam penelitian ini adalah buku

Ilmu Pengetahuan Alam yang ditulis oleh Sri Harmi, yang diterbitkan oleh PT

Tiga Serangkai Mandiri. Namun, tidak semua materi IPA kelas 4 dimuat dalam

skripsi ini, karena yang dibahas disini hanya sebatas ilmu pengetahuan alam yang

35
KH. Husin Naparin, Lc.,MA, Nalar Al-Qur’an: Refleksi Nilai-Nilai Teologis dan
Antropologi, (Jakarta Selatan, el-Kahfi: 2004), hal. 66
36
W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta Timur: Balai
Pustaka, 2014), h. 753
37
W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia…, h. 14
38
https://kbbi.kemdikbud.go.id/. Diunduh pada 29 Juni 2018
15

bersifat life science, yaitu materi sains yang membahas tentang zoologi, biologi,

dan fisiologi.39

Jadi, yang dimaksud dengan analisis ayat-ayat kauniyah dalam materi

ajar IPA kelas 4 SD/MI adalah peneliti menganalisis dengan cermat isi dari

materi-materi IPA kelas 4 tersebut, mana saja yang berhubungan dengan ayat-ayat

kauniyah yang tanda-tandanya terdapat di dalam Alquran, baik secara eksplisit

maupun implisit. Kemudian peneliti menjelaskan bagaimana penafsiran para

ulama terhadap ayat-ayat Alquran tersebut dan mencari relevansinya dengan ilmu

pengetahuan modern.

F. Penelitian Terdahulu

Telah banyak para penulis skripsi, jurnal, buku-buku, dan artikel-artikel

ilmiah yang ditulis para ahli berkaitan dengan ilmu pengetahuan alam (sains) dan

hubungannya dengan Alquran. Diantara tulisan-tulisan tersebut adalah:

Skripsi yang ditulis oleh Nani yang berjudul Ayat-ayat Kauniyah Tentang

Menjaga Keseimbangan Ekologi (Studi Komparatif Penafsiran Thantawi Jauhari

dan Zaghlul Najjar). Hasil dari penelitian ini adalah bahwa berdasarkan

penafsiran kedua tokoh tersebut terhadap ayat kauniyah tentang keseimbangan

ekologi, terlihat jelas keduanya dipengaruhi oleh pemikiran ilmu pengetahuan dan

39
Murtono, Pendidikan Sains dalam Alquran, (tt: Jurnal Pendidikan Agama Islam, 2005),
h. 164.
16

sains modern. Penafsiran kedua tokoh tersebut selalu bersanding dengan teori-

teori ilmiah yang berkembang saat ini.40

Tesis yang ditulis oleh Benny Angga Permadi yang berjudul

Pengembangan Modul IPA Berbasis Integrasi Islam dan Sains untuk

Meningkatkan Hasil Belajar pada Siswa Kelas VI MIN Seduri Mojokerto.

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan modul IPA berbasis integrasi Islam

dan sains dengan menggunakan model pengembangan ADDIE (Analysis, Design,

Development, Implementation, dan evaluation). Penelitian ini menghasilkan tiga

pokok penting dari pengembangan tersebut, yaitu spesifikasi modul IPA berbasis

integrasi Islam dan sains berupa media cetak, penggunaan modul IPA berbasis

integrasi Islam dan sains, serta modul yang dibuat memiliki tingkat kelayakan,

efektivitas, dan kemenarikan yang tinggi.41

Syarip Hidayat menulis sebuah Tesis Integrasi Nilai Islam dalam

Pembelajaran Sains (IPA) di Sekolah Dasar (Studi Deskriptif-Kualitatif di SD al-

Muttaqin Full Day School Kota Tasikmalaya). Hasilnya ternyata masih ditemukan

rendahnya kesadaran guru dalam mengintegrasikan nilai Islam dalam

pembelajaran sains (IPA) di sekolah tersebut yang dilatar belakangi berbagai

macam sebab.42

40
Nani, “Ayat-ayat Kauniyah Tentang Menjaga Keseimbangan Ekologi (Studi
Komparatif Penafsiran Thantawi Jauhari dan Zaghlul Najjar)”, Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah,
2017
41
Benny Angga “Permadi, Pengembangan Modul IPA Berbasis Integrasi Islam dan Sains
untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Siswa Kelas VI MIN Seduri Mojokerto”, Skripsi, UIN
Maulana Malik Ibrahim, 2016
42
Syarip Hidayat, “Integrasi Nilai Islam dalam Pembelajaran Sains (IPA) di Sekolah
Dasar (Studi Deskriptif-Kualitatif di SD al-Muttaqin Full Day School Kota Tasikmalaya)”, Skripsi,
Prodi Pendidikan Umum Universitas Pendidikan Indonesia, 2009
17

Ada juga skripsi yang ditulis oleh Meta Puspita Sari, dengan judul Ayat-

ayat tentang Ilmu Pengetahuan dalam Alquran (Studi atas Penafsiran Ibn Jarir

Al-Tabari), yang berisi tentang kajian ilmiah tentang ilmu pengetahuan dari kata

‘alima di dalam Alquran yang ditafsirkan oleh Imam Al-Tabari dan bagaimana

relevansinya dengan ilmu pengetahuan kekinian. Hasilnya ternyata banyak ayat

yang membahas tentang ilmu dengan kata kunci ‘alima. Dan makna dari kata

‘alima tersebut pun berbeda-beda tergantung wazan fi’ilnya.43

Dari karya-karya tersebut, belum ditemukan adanya penelitian yang

menganalisis materi pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SD/MI yang

kemudian disintesis maupun melihat relevansinya dengan ayat-ayat Alquran,

sehingga pembahasan ini layak untuk diteliti.

G. Metode Penelitian

Jenis Penelitian yang digunakan dalam kajian ini adalah library research

(penelitian kepustakaan), karena data-data yang dibutuhkan bersumber dari buku-

buku ilmu pengetahuan alam, kitab-kitab tafsir dan kepustakaan lainnya. Secara

sederhana, penelitian kepustakaan diartikan sebagai penelitian yang berusaha

menghimpun data penelitian dari khazanah literatur dan menjadikan dunia teks

sebagai objek utama analisisnya.44

Sumber data primer dalam penelitian ini adalah buku-buku IPA MI kelas

4, Alquran dan terjemahan, buku-buku tentang integrasi Islamisasi Sains seperti

43
Meta Puspita Sari, “Ayat-ayat tentang Ilmu Pengetahuan dalam Alquran (Studi atas
Penafsiran Ibn Jarir Al-Thabari)”, Skripsi, Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga, 2015
44
Hidayat Ma’ruf dkk, Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi, (Banjarmasin: Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan UIN Antasari, 2017), h. 17
18

Islamisasi Pengetahuan karya Ismail Raji Al-Faruqi dan Islamisasi Sains karya

Budi Handriyanto dan beberapa kitab tafsir klasik maupun kontemporer.

Sedangkan sumber data skunder dalam penelitian ini adalah buku-buku yang

membahas tentang ilmu pengetahuan dalam Alquran diantaranya buku karya Ust.

Nasrullah Muhammad Atha, Lc The Power of Alquran (Sintesis Linguistik Klasik

dan Sains Modern), buku Syekh Yusuf Al-Qardhawi yang berjudul Alquran

Berbicara Tentang Akal dan Ilmu Pengetahuan, dan buku-buku lainnya yang

berkaitan dengan integrasi ilmu pengetahuan dengan Islam.

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode

dokumentasi, yaitu dengan mengumpulkan data-data tertulis dari berbagai

referensi yang berhubungan dengan sains dan tafsir-tafsir Alquran.

Sedangkan dalam mengolah dan menganalisis data peneliti menggunakan

metode analisis isi (content analisys). Analisi isi (content analisys) adalah teknik

penelitian untuk membuat inferensi-inferensi yang dapat ditiru (replicable), dan

sahih data degan memperhatikan konteksnya.45 Jadi, dalam menelaah materi ajar

IPA kelas 4 SD/MI peneliti memilih dan memilah materi apa saja yang

berhubungan dengan ayat-ayat kauniyah. Kemudian dalam menjelaskan ayat-ayat

yang telah dipilih tersebut penulis menggunakan pendekatan tafsir.

H. Sistematika Penulisan

Penelitian ini diawali dengan bab satu yang merupakan pendahuluan yang

berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan,

45
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Depok: Rajawali Pers, 2017). h. 231
19

signifikasi penelitian, definisi oprasional, penelitian terdahulu, metode penelitian,

dan sistematika penulisan. Bab satu merupakan gambaran awal tentang penelitian

yang akan penulis lakukan dan dijadikan patokan dalam penelitian ini.

Bab dua berisi tentang IPA di Madrasah Ibtidaiyah dan gambaran secara

umum tentang isi materi dari buku pelajaran IPA tersebut.Selanjutnya bab tigA

yang berisi pengertian IPA, ruang lingkup IPA di SD/MI, materi-materi IPA

SD/MI secara umum, integrasi IPA dengan ajaran agama Islam, pembahasan

tentang ayat-ayat kauniyah, tafsir ilmi dan kemukjizatan Alquran.

Bab keempat diharap mampu menjawab dari rumusan masalah tentang

materi-materi apa saja yang ada pada buku IPA MI kelas tinggi yang dapat

menjadi bahan renungan dan berkaitan dengan ayat-ayat Alquran yang berbicara

tentang ilmu dan alam. Dan juga dijelaskan bagaimana penafsiran para ulama

tentang ayat-ayat tersebut serta relevansinya terhadap teori-teori pengetahuan

modern. Jadi dalam langkah ini diharap dapat tercapai tujuan penelitian.

Bab kelima penutup yang berisi simpulan yang merupakan pokok

pembahasan dari penelitian ini serta jawaban dari rumusan-rumusan masalah yang

ada. Selain itu juga terdapat saran-saran dan juga kalimat-kalimat penutup.
20

BAB II

KONSEP DASAR MATERI AJAR IPA KELAS 4 SD/MI

A. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan

atau Sains yang semula berasal dari bahasa Inggris ‘science’.

Kata scince sendiri berasal dari kata dalam bahasa latin ‘scienta’ yang

berarti saya tahu. Untuk mendefinisikan IPA tidaklah mudah, karena sering

kurang dapat menggambarkan secara lengkap pengertian sains sendiri. H.W

Fowler menjelaskan, IPA adalah pengetahuan yang sistematis dan dirumuskan,

yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan terutama atas

pengamatan dan deduksi.46

IPA secara sederhana didefinisikan sebagai ilmu tentang fenomena alam

semesta. Kurikulum 1994 dahulu menjelaskan bahwa pengertian IPA (sains)

sebagai hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan, dan konsep yang

terorganisir tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui

serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan pengujian

gagasan-gagasan. 2004 sains (IPA) diartikan sebagai cara mencari tahu segala

sistematis tentang alam semesta.47

Nurdyansyah & Luly Riananda, “Developing ICT-Based Learning Model to Improve


46

Learning Outcomes IPA of SD Fish Market in Sidoarjo” dalam Proceedings of International


Research Clinic & Scientific Publications of Educational Technology, 2016, h. 935

47
Syarip Hidayat,”Integrasi Nilai Islam dalam Pembelajaran Sains (IPA) di Sekolah
Dasar”, Skirpsi, Bandung: UPI, 2009. h.80

20
21

IPA dapat diartikan secara berbeda menurut sudut pandang yang

dipergunakan. Orang awam sering mendefinisikan IPA sebagai kumpulan

informasi ilmiah. Di lain pihak ilmuwan memandang IPA sebagai suatu metode

untuk menguji hipotesis. Sedangkan filosof mungkin mengartikannya sebagai cara

bertanya tentang kebenaran dari apa yang diketahui. Semua pandangan tersebut

sahih, tetapi masing-masing hanya menunjukkan sebagian dari definisi IPA.

Kebulatan atau gabungan dari pandangan-pandangan tersebut mewakili pengertian

IPA sehingga dapat digunakan sebagai definisi yang komprehensif. Oleh karena

itu IPA harus dipandang sebagai cara berpikir, sebagai cara untuk melakukan

penyelidikan dan sebagai kumpulan pengetahuan tentang alam.48

Sekurang-kurangnya ada 7 pengertian tentanag IPA sebagaimana yang

dijelaskan oleh Syarip Hidayat, yaitu: IPA sebagai kumpulan pengetahuan, IPA

sebagai suatu proses penelurusan, IPA sebagai kumpulan nilai, IPA sebagai cara

untuk mengenal dunia ,IPA sebagai institusi social ,IPA sebagai hasil konstruksi

manusia ,IPA sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari. 49

Para peneliti pendidikan sains mengungkapkan bahwa belajar sains

mengungkapkan bahwa belajar sains merupakan proses konstruktif yang

menghendaki partisipasi aktif dari siswa, sehingga peran guru berubah dari

sumber dan pemberi informasi menjadi pendiagnosis dan fasilitator belajar

siswa.50

48
Zuhdan K. Prasetyo, “KONSEP DASAR PENDIDIKAN IPA” dalam Bahan Ajar,
Fakultas Matematika dan IPA Universitas Negri Yogyakarta, 2013, h. 3
49
Syarip Hidayat,”Integrasi Nilai Islam dalam Pembelajaran Sains (IPA) di Sekolah
Dasar”… h. 80

50
Nuryani Rustaman, et.al, Materi,m dan Pembelajaran IPA SD…. h. 2.7
22

Terdapat dua kutub belajar dalam pembelajaran Sains (IPA) maupun

pembelajaran lainnya, yaitu tabula rasa dan konstruktivisme. Menurut

pandangan teoiri tabula rasa, siswa diibaratkan sebagai kertas putih yang dapat

ditulisi apa saja oleh gurunya. Atau ibarat wadah kosong, dapat diisi apa saja oleh

gurunya. Berkenaan dengan hal ini, siswa seakan-akan pasif dan memiliki

keterbatasan dalam belajar.

Berbeda dengan pendapat di atas, pendapat dari konstruktivisme

beranggapan bahwa setiap orang yang belajar sesungguhnya membangun

pengetahuannya sendiri. Jadi, seluruh siswa aktif dan dapat terus menerus

meningkatkan kemampuan dirinya dalam kondisi tertentu.51

Implikasi dari pandangan konstruktivisme di sekolah adalah pengetahuan

itu tidak dapat dipindahkan secara utuh dari pikiran guru ke siswa, namun secara

aktif dibangun oleh siswa itu sendiri melalui pengalaman nyata.52

Kunci perbedaan dalam konstruktivisme, dibandingkan dengan teori-teori

belajar lainnya adalah bahwa pengajaran bukan dilakukan bagi peserta didik.

Pengajaran dilakukan sebagai cara membantu peserta didik menyadari struktur

pengetahuan mereka sendiri dan membantu mereka memelihara, menyaring,

mengubah, atau mengganti struktur tersebut. Tujuan pembelajaran adalah

membantu peserta didik membangun kapasitas mereka sendiri dalam belajar.

Dengan demikian, guru dalam menganut konstruktivisme adalah fasilitator peserta

didik dalam belajar.53

51
Nuryani Rustaman, et.al, Materi dan Pembelajaran IPA SD …. h. 2.4
52
Nuryani Rustaman, et.al, Materi dan Pembelajaran IPA SD…. h. 2.7
53
Zuhdan K. Prasetyo, “KONSEP DASAR PENDIDIKAN IPA”, h. 9
23

Hakikat IPA (Sains) sebenarnya bukanlah terletak pada banyaknya produk

sains yang diberikan kepada siswa, melainkan memberikan kesempatan kepada

siswa untuk berbuat, berpikir dan bertindak seperti ilmuwan.54 Berdasarkan

penjelasan tersebut, hakikat sains (IPA) bukan hanya sekedar proses pengajaran

yang diberikan oleh guru kepada siswa, namun siswa pun berkesempatan untuk

membangun konsep pemahamannya sendiri secara konstruktif, dan guru

memberikan fasilitas serta memberikan bimbingan dan arahan sehingga para

siswa mampu memahami materi IPA secara baik.

B. Gambaran Umum Materi Ajar IPA Kelas IV SD/MI

Buku IPA SD/MI yang digunakan dalam penelitian ini adalah buku yang

disusun oleh Irene dan Khristiyono yang berjudul Erlangga Straight Point Series

IPA (ESPS IPA) Kelas IV. Buku ini diterbitkan oleh Penerbit Erlangga Tahun

2016 yang disusun berdasarkan Kurikulum 2013 Revisi (sesuai Permendikbud

Nomor 24 Tahun 2016).

Materi IPA pada buku ini membahas 8 bab yang meliputi pembahasan

tentang bagian tubuh hewan dan tumbuhan, daur hidup makhluk hidup, gaya, gaya

dan gerak, energi, bunyi dan pendengaran, cahaya dan penglihatan, serta

pembahasan mengenai sumber daya alam. 55

54
Nuryani Rustaman, et.al, Materi dan Pembelajaran IPA SD…. h. 1.5
55
24

1. Bagian Tubuh Hewan dan Tumbuhan

Bab pertama pada buku IPA SD/MI kelas IV ini memuat tentang bagian

tubuh hewan dan tumbuhan. Pada pembahasan mengenai bagian tubuh hewan

meliputi mamalia, burung, reptilia, amfibi, ikan dan insekta. Kelompok mamalia

memiliki ciri-ciri telinga kelenjar susu dan tubuh ditutupi oleh rambut. Salah satu

contoh hewan mamalia yang hidup di darat adalah kelinci ada pula mamalia yang

hidup di air seperti lumba-lumba dugong. Sedangkan burung memiliki sayap

dengan beragam ukuran. Namun tidak semua burung dapat terbang beberapa

burung seperti burung unta ayam penguin tidak dapat terbang. Bentuk paruh dari

setiap jenis burung pun berbeda-beda tergantung dari jenis makanannya

contohnya :

a. Burung pencari makan di tempat berlumpur memiliki paruh panjang lebar

dan berlamela untuk mencari makan di daerah Lumpur seperti bebek dan

itik

b. Burung pemakan daging memiliki bentuk paruh yang kuat tajam runcing

dan agak membengkok bagian ujungnya yang berguna untuk mengoyak

daging buruannya contohnya pada burung Elang

c. Burung pemakan ikan memiliki paruh yang panjang dan berkantung yang

berfungsi untuk menyimpan hasil tangkapannya contohnya adalah Pelikan

Selain itu burung juga mempunyai bentuk kaki yang sesuai dengan

lingkungan tempat hidupnya seperti kaki pengais, kaki petengger, kaki perenang

dan kaki pemanjat.


25

Reptilia merupakan hewan melata yang memiliki kulit bersisik reptilia ada

yang hidup di darat dan ada pula yang hidup di air jenis reptilia bermacam-macam

antara lain ular penyu kura-kura buaya dan kadal. Sedangkan amfibi merupakan

hewan yang hidup di dua alam di darat dan di air. Salah satu hewan amfibi adalah

katak. Hewan amfibi mengalami metamorfosis yaitu perubahan bentuk dan fungsi

tubuh sejak hewan muda hingga dewasa.

Adapun ikan merupakan salah satu jenis hewan yang hidup di air. Ciri-ciri

ikan antara lain tidak berkaki, memiliki kepala, badan dan ekor. Ikan memiliki

insang sisik badan yang ramping ekor untuk penggerakan berbelok arah serta

sirip. Berbeda dengan jenis hewan lainnya jenis jenis insecta merupakan jenis

yang paling banyak di antara jenis hewan lainnya. Bagian tubuh serangga terdiri

atas kepala dada dan perut. Ciri lain dari serangga adalah memiliki tiga pasang

kaki sepasang antena, mulut, dan mata majemuk. Sebagian besar serangga

memiliki dua pasang sayap. Akan tetapi ada juga serangga yang tidak memiliki

sayap misalnya kutu buku dan semut rangrang.56

Pada pembahasan mengenai bagian-bagian tumbuhan meliputi akar,

batang, daun, bunga, biji dan buah. Akar merupakan bagian tumbuhan yang

biasanya tertanam di dalam tanah ada pula beberapa akar yang berada di atas

permukaan tanah seperti pada tumbuhan mangrove. Akar berfungsi sebagai

penegak tumbuhan penghisap air dan zat hara dari dalam tanah serta ada beberapa

56
Irene dan Khristiyono Erlangga Straight Point Series IPA Kelas 4 Kurikulum 2013
(Jakarta: Penerbit Erlangga 2016), hal. 2-9
26

akar yang berfungsi sebagai tempat cadangan makanan. Berdasarkan bentuknya

akar dari akar tunggang dan akar serabut. Batang merupakan bagian tumbuhan

yang berada di atas tanah yang berfungsi mengangkut air dan garam mineral dari

akar ke daun. Beberapa jenis batang berfungsi sebagai tempat cadangan makanan.

Sedangkan daun merupakan bagian tumbuhan yang berbentuk lembaran

dan tumbuh pada cabang-cabang. Daun berfungsi untuk membuat makanan serta

tempat keluarnya uap air dan oksigen. Berdasarkan tulang daun daun dibedakan

menjadi tulang daun menyirip seperti daun jambu, tulang daun menjari contohnya

daun pepaya dan Singkong, daun melengkung contohnya daun sirih, dan tulang

daun sejajar, contohnya daun padi dan daun jagung.

Adapun bunga merupakan alat reproduksi si atau perkembangbiakan bagi

sebagian besar tumbuhan. Bunga berasal dari modifikasi daun. Putik akan

diserbuki oleh serbuk sari lalu mengalami pembuahan yang akan menghasilkan

biji. Berdasarkan kelengkapan bagian-bagiannya, bunga dibedakan menjadi bunga

lengkap dan tidak lengkap. Bunga lengkap adalah bunga yang memiliki semua

bagian bunga, yaitu putik, benang sari, mahkota, dan kelopak. Sedangkan bunga

tidak lengkap adalah bunga yang tidak memiliki Salah satu bagian bunga.

Sedangkan biji adalah Calon tumbuhan baru yang dibedakan menjadi di

biji berkeping satu monokotil dan biji berkeping dua dikotil. Biasanya biji

dilindungi oleh buah. Fungsi utama buah adalah sebagai pemancar biji tumbuhan.
27

Berdasarkan pembentukannya buah dibedakan menjadi buah asli atau sejati dan

buah palsu atau buah semu.57

2. Daur Hidup Makhluk Hidup

Bab kedua membahas tentang daur hidup makhluk hidup yang terdiri dari

hewan yang bermetamorfosis dan hewan yang tidak bermetamorfosis. Hewan

mengalami perkembangan jaringan hewan muda menjadi hewan dewasa hewan

mengalami perkembangan yang berbeda beda ada yang mengalami metamorfosis

sempurna dan ada pula yang tidak mengalami metamorfosis. Hewan dikatakan

mengalami metamorfosis jika bentuk hewan sangat berbeda dengan hewan

dewasanya. Metamorfosis dibedakan menjadi dua yaitu metamorfosis sempurna

dan metamorfosis tidak sempurna.

Metamorfosis sempurna adalah hewan yang mengalami perubahan bentuk

dan fungsi bagian tubuh sejak telur menetas menjadi larva hingga menjadi

individu dewasa. Contoh hewan yang mengalami metamorfosis sempurna adalah

kupu-kupu, nyamuk, lalat, lebah, dan katak. Sedangkan hewan yang

bermetamorfosis tidak sempurna mengalami perubahan bentuk dan fungsi organ

tubuh yang tidak terlalu mencolok pada individu muda dan individu dewasa.

Metamorfosis pada belalang dan kecoa.

Disamping itu ada pula hewan yang tidak bermetamorfosis artinya bentuk

dan fungsi tubuh akan tetap sama dari lahir hingga dewasa seperti kucing ayam

dan bebek. Berbeda dengan daur hidup hewan daur hidup tumbuhan biasanya
57
Irene dan Khristiyono Erlangga Straight Point Series IPA Kelas 4 Kurikulum 2013… h.
12-19
28

dimulai dari biji. Contoh tumbuhan yang mengalami tahapan dari biji antara lain

apel, rambutan, jambu dan nangka.

Hewan dan tumbuhan memiliki manfaat bagi manusia, sebagai sumber

bahan pangan dan obat-obatan, serta menjaga keseimbangan lingkungan dan alam

sekitar. Oleh karena itu setiap orang perlu melakukan upaya pelestarian agar

hewan dan tumbuhan tidak punah. Diantara cara untuk menjaga kelestarian hewan

dan tumbuhan adalah sebagai berikut:

a. Penegakan hukum terhadap pemburu hewan langka dan penebangan hutan

b. Penangkaran serta pembudidayaan hewan dan tumbuhan langka

c. Perlindungan hewan dan tumbuhan langka secara ex-situ dan in-situ.

Sedangkan daur hidup pada tumbuhan biasanya dimulai dari biji yang

berkembang menjadi tunas, kemudian tumbuh daun, selanjutnya menjadi

tumbuhan muda, dan akhirnya menjadi tumbuhan dewasa. Pada bab ini juga

membahas tentang upaya pelestarian makhluk hidup.58

3. Gaya

Proses menggerakkan benda baik karena ditarik maupun didorong dalam

istilah pengetahuan alam disebut dengan gaya. Gaya bukan hanya dilakukan oleh

manusia, melainkan juga oleh hewan dan mesin-mesin. Pada bab ini dibahas

mengenai pengaruh gaya terhadap benda serta macam-macam gaya.

58
Irene dan Khristiyono Erlangga Straight Point Series IPA Kelas 4 Kurikulum 2013… h.
28-36
29

Ketika seseorang mendorong atau menarik sebuah benda benda, artinya

seseorang tersebut telah melakukan gaya. Gaya dapat berpengaruh terhadap benda

antara lain:

a. Gaya dapat mengubah bentuk benda

b. Gaya dapat mempengaruhi benda diam

c. Gaya mempengaruhi benda bergerak

Selain itu benda-benda yang dimasukkan ke dalam air akan diberikan gaya

angkat oleh air. Ada tiga kemungkinan yang terjadi yaitu benda akan mengapung,

akan melayang, atau benda akan tenggelam. Benda akan mengapung jika gaya

berat benda lebih kecil dari gaya angkat air. Benda akan melayang jika gaya berat

benda sama besar dengan gaya angkat air. Dan benda akan tenggelam jika gaya

berat benda lebih besar dari gaya angkat air.

Adapun macam-macam gaya yaitu pertama gaya gesek yang diakibatkan

oleh dua benda yang saling bersentuhan. Kedua gaya gravitasi yang merupakan

gaya tarik yang dialami suatu benda terhadap pusat bumi. Akibat gaya gravitasi

bumi, semua benda yang jatuh ke bumi akan tertarik ke arah pusat bumi. Ketiga

gaya magnet, itu gaya yang ditimbulkan oleh tarikan atau dorongan dari benda

magnet benda-benda yang dapat ditarik atau didorong oleh magnet disebut benda

magnetis. Keempat Gaya otot, yaitu gaya yang dihasilkan oleh otot manusia atau

hewan. Kita dapat memanfaatkan gaya otot dalam kehidupan sehari-hari misalnya

untuk bermain, berjalan, dan membawa barang. Kelima gaya listrik, yaitu gaya

yang ditimbulkan oleh benda bermuatan listrik. Listrik mempunyai dua muatan
30

yaitu muatan positif dan muatan negatif. Benda yang bermuatan listrik sejenis jika

berdekatan akan tolak menolak. Sebaliknya benda bermuatan listrik tidak sejenis

akan tarik-menarik.59

4. Gaya dan Gerak

Berbeda dengan bab 3 yang hanya membahas gaya secara umum, pada bab

4 dibahas mengenai gaya beserta hubungannya gerak. Selanjutnya pembahasan

berlanjut kepada hubungan gaya dan gerak dengan energi. Sebagaimana

pembahasan pada bab 3 yang lalu ia merupakan tarikan dan dorongan pengaruh

pemberian gaya terhadap gerak benda antara lain :

a. Gaya dapat mempengaruhi gerak benda menjadi lebih cepat, lebih lambat,

atau berhenti .

b. Gaya dapat mengubah arah gerak benda.

Gerak yang terjadi pada benda dipengaruhi oleh gaya yang diterima. Gaya

yang dapat mempengaruhi gerak misalnya gaya otot, gaya pegas, band gaya

mesin. Gaya otot merupakan gaya yang dihasilkan oleh kontraksi atau memendek

dan relaksasi atau memanjang otot. Gaya otot ini banyak digunakan manusia

untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Adapun gaya pegas adalah gaya yang

timbul akibat adanya dorongan atau tarikan terhadap benda-benda elastis. Benda

elastis adalah benda yang dapat berubah bentuk saat diberi gaya dan kembali ke

bentuk semula saat gaya dihilangkan seperti contohnya seperti pada trampolin.

Sedangkan gaya yang dihasilkan oleh mesin dapat berupa tarikan atau dorongan
59
Irene dan Khristiyono Erlangga Straight Point Series IPA Kelas 4 Kurikulum 2013… h.
46-52
31

yang berasal dari mesin misalnya pesawat ulang-alik yang diluncurkan ke ruang

angkasa menggunakan gaya dorong dari roket untuk melawan gaya gravitasi

bumi.

Gaya, gerak, dan energi memiliki hubungan yang sangat erat. Benda yang

bergerak mengandung energi. Energi merupakan kemampuan untuk melakukan

kerja atau usaha. Energi yang dimiliki oleh benda yang bergerak disebut energi

kinetik. Semakin besar gaya yang diberikan, semakin besar energi yang

ditimbulkan. Contohnya ketika anak panah dilontarkan dengan busur, semakin

besar tarikan terhadap karet busur maka semakin jauh juga anak panah tersebut

terlempar.60

5. Energi

Energi merupakan kemampuan untuk melakukan kerja atau usaha. Pada

bab ini dijelaskan lebih lanjut tentang energi mulai dari sumber energi, perubahan

bentuk energi serta sumber energi alternatif. Sumber energi merupakan segala

sesuatu yang ada disekitar yang dapat menghasilkan energi. Energi dapat berupa

sumber energi primer dan sumber energi sekunder.

Sumber energi yang tersedia di alam dan belum mengalami pengolahan.

Sumber energi primer adalah sinar matahari,air, angin, biomassa, makanan, dan

bahan bakar fosil. Sedangkan sumber energi sekunder antara lain sumber energi

yang berasal dari pengolahan sumber energi primer. Contoh sumber energi

sekunder adalah listrik dan olahan bahan bakar fosil.


60
Irene dan Khristiyono Erlangga Straight Point Series IPA Kelas 4 Kurikulum 2013… h.
62-68
32

Berdasarkan ketersediaannya di alam sumber energi dibedakan menjadi

sumber energi terbarukan dan sumber energi tidak terbarukan. Sumber energi

terbarukan adalah sumber energi alam yang selalu tersedia di alam dan dapat

dimanfaatkan secara terus-menerus. Contohnya sumber energi dari matahari, air,

angin dan biomassa. Sedangkan sumber energi yang tak terbarukan adalah sumber

energi yang tidak selalu tersedia di alam. Energi tak terbarukan suatu saat akan

habis, jika dipakai terus menerus. Contoh sumber energi tak terbarukan adalah

bahan bakar fosil, seperti minyak bumi, batubara, dan gas alam.

Energi tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan, energi hanya dapat

berubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain. Bentuk-bentuk seperti energi panas,

energi cahaya, energi gerak, energi bunyi, energi listrik dan energi kimia dapat

mengalami perubahan yang dimanfaatkan oleh manusia dalam kehidupan sehari-

hari.

Mengingat energi tak terbarukan seperti bahan bakar fosil suatu saat pasti

akan habis, maka diperlukan energi alternatif daun dapat menjadi pengganti bahan

bakar fosil. Energi alternatif tidak mencemari lingkungan karena tidak

menghasilkan zat-zat buangan yang berbahaya bagi lingkungan. Contoh energi

alternatif adalah energi air, energi angin, energi matahari, energi panas bumi,

energi biomassa dan energi nuklir.61

61
Irene dan Khristiyono Erlangga Straight Point Series IPA Kelas 4 Kurikulum 2013… h.
75-82
33

6. Bunyi dan Pendengaran

Bunyi merupakan segala sesuatu yang dapat didengar oleh telinga

manusia. Bunyi dihasilkan oleh benda yang bergetar yaitu sumber bunyi. Bunyi

memiliki sifat dan manfaat yang sangat berguna untuk manusia. Bab ini juga

membahas mengenai indra pendengaran yaitu telinga yang meliputi bagian-bagian

telinga, proses mendengar, gangguan pada telinga serta cara merawat telinga.

Setiap getaran memiliki frekuensi tertentu. Frekuensi adalah Banyaknya

getaran dalam satu detik. Satuan frekuensi adalah Hertz (Hz). Berdasarkan

frekuensinya bunyi dibedakan menjadi infrasonik, audiosonik, dan ultrasonik.

Bunyi infrasonik adalah bunyi yang memiliki frekuensi kurang dari 20 Hz, bunyi

tersebut hanya dapat didengar oleh hewan seperti jangkrik, anjing dan gajah.

Bunyi audiosonik adalah bunyi yang memiliki frekuensi antara 20 sampai 20.000

Hz, bunyi ini dapat didengar oleh manusia. Sedangkan bunyi ultrasonik adalah

bunyi yang memiliki frekuensi lebih dari 20.000 Hz, bunyi tersebut dapat

didengar oleh kelelawar, paus dan lumba-lumba.

Bunyi memiliki sifat merambat bunyi dapat terdengar ke telinga manusia

maupun hewan. Bunyi merambat melalui zat perantara (medium) benda padat,

cair dan gas. Bunyi juga memiliki sifat dapat dipantulkan baik pemantulan yang

menyebabkan bunyi asli menjadi lebih kuat, menggema maupun menggaung.

Dari pemantulan bunyi ini, manusia dapat memanfaatkannya untuk

kehidupan sehari-hari seperti mendeteksi keretakan pada logam. Dalam bidang

kedokteran pemantulan bunyi dimanfaatkan untuk periksaan medis ultrasonografi


34

(USG). Pemantulan bunyi juga dapat dimanfaatkan untuk mengatur kedalaman

laut dan mengetahui kedudukan benda dalam laut.

Selain membahas tentang bunyi, pada bab ini juga membahas tentang

indra pendengaran yaitu telinga. Manusia dapat mendengar bunyi ketika bunyi

mencapai ke dalam telinga. Gelombang bunyi akan ditangkap dalam telinga kalau

menggetarkan gendang telinga. Gangguan pada pendengaran bisa terjadi karena

kesehatan dan kebersihan telinga tidak dirawat dengan baik. Beberapa apa

gangguan telinga antara lain Otitis Media atau radang telinga yang diakibatkan

oleh infeksi bakteri dan virus yang menyebabkan munculnya nanah pada liang

telinga. Selain itu ada Otosklerosis, yaitu terjadi kelainan pada tulang-tulang

pendengaran. Akibatnya, tulang-tulang pendengaran tidak dapat menghantarkan

bunyi.62

7. Cahaya dan Penglihatan

Pada bab 7 dibahas mengenai cahaya dan penglihatan. Cahaya yang berada

disekitar manusia terdiri dari cahaya tampak dan cahaya tidak tampak. Cahaya

juga memiliki sifat-sifat khusus yaitu dapat merambat lurus, cahaya menembus

benda bening, cahaya dapat dipantulkan, cahaya dapat dibiaskan, serta cahaya

dapat dibiaskan. Sedangkan pembahasan mengenai indra penglihatan terdiri dari

bagian-bagian mata, proses melihat benda, gangguan penglihatan, serta

pembahasan mengenai alat-alat optik.

62
Irene dan Khristiyono Erlangga Straight Point Series IPA Kelas 4 Kurikulum 2013… h.
92-102
35

Cahaya berasal dari benda yang cahaya atau disebut juga sumber cahaya.

Sumber cahaya antara lain adalah cahaya matahari, cahaya lampu dan cahaya api.

Cahaya dibedakan menjadi dua yaitu cahaya tampak dan cahaya tak tampak.

Cahaya tampak adalah cahaya yang dapat ditangkap oleh mata seperti cahaya

merah, kuning dan ungu. Sedangkan cahaya tak tampak yaitu cahaya yang tidak

dapat ditangkap oleh mata seperti sinar ultraviolet, sinar inframerah, dan sinar X.

Cahaya memiliki sifat merambat lurus seperti misalnya cahaya pada lampu

senter. Cahaya juga memiliki sifat menembus benda bening seperti gelas kaca,

akuarium dan kaca jendela. Selain itu, juga dapat dipantulkan baik pemantulan

baur maupun pemantulan teratur. Cahaya dapat dibiaskan jika melalui dua

medium yang berbeda kerapatannya, dan juga dapat diuraikan jika melewati

benda-benda tertentu seperti prisma kaca dan titik-titik air.

Pada bab ini juga dibahas tentang indra penglihatan yaitu mata. Maka

terdiri dari mata bagian luar dan mata bagian dalam mata bagian luar terdiri atas

bagian-bagian seperti alis mata, kelopak mata dan bulu mata. Sedangkan mata

bagian dalam terdiri atas bagian-bagian seperti otot mata, iris, pupil, saraf mata,

sklera, retina, koroid dan lensa mata.

Mata manusia juga bisa mengalami gangguan gangguan dalam penglihatan

seperti miopi atau rabun jauh, rabun dekat atau hipermetropi, presbiopi atau

penyakit mata tua, buta warna dan rabun senja. Mata manusia juga memerlukan

alat bantu berupa alat optik untuk melihat benda yang letaknya sangat jauh atau
36

benda yang berukuran sangat kecil. Alat optik tersebut antara lain periskop, lup,

kacamata, dan kamera.63

8. Sumber Daya Alam

Manusia bergantung pada sumber daya alam untuk memenuhi keperluan

hidupnya sehari-hari. Manusia memerlukan tumbuhan sebagai bahan makanan.

Manusia juga memerlukan bahan tambang sebagai bahan bakar. Sumber daya

alam merupakan semua bahan yang berasal dari alam dan bermanfaat bagi

kehidupan manusia. Berdasarkan jenisnya, sumber daya alam terbagi menjadi dua,

yaitu SDA yang dapat diperbarui dan yang tidak dapat diperbarui. Sumber daya

alam yang dapat diperbarui atau sumber daya alam terbarukan merupakan sumber

daya alam yang terus-menerus tersedia dan jika berkurang dapat dipulihkan

kembali. Contoh sumber daya alam yang dapat diperbarui adalah hewan,

tumbuhan, air, tanah, dan udara.

Sedangkan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui merupakan

sumber daya alam yang akan habis jika digunakan terus-menerus. Contoh sumber

daya alam yang tidak dapat diperbarui adalah bahan tambang, minyak bumi,

batubara, gas alam, berbagai jenis batuan dan logam. Sumber daya alam yang

tidak dapat diperbarui disebut juga sumber daya alam tak terbarukan.

Sumber daya sumber daya alam dapat dimanfaatkan oleh manusia seperti

misalnya air untuk minum, mandi, dan mengairi sawah. Udara dapat digunakan

untuk bernapas, tanah dapat digunakan untuk bercocok tanam dan tempat tinggal

63
Irene dan Khristiyono Erlangga Straight Point Series IPA Kelas 4 Kurikulum 2013… h.
110-120
37

manusia, serta logam dapat dimanfaatkan untuk membuat peralatan sehari-hari.

Hewan juga dimanfaatkan oleh manusia sebagai sumber makanan, bahan untuk

membuat pakaian, maupun dimanfaatkan tenaganya untuk membajak sawah dan

transportasi. Sedangkan tumbuhan dapat dimanfaatkan untuk membuat perabot

rumah tangga seperti kursi dan meja, getahnya dapat dijadikan bahan baku

pembuatan ban, buah, daun, dan umbi dapat dijadikan sumber makanan,

pembuatan serat kapas untuk dijadikan pakaian, serta obat-obatan dan bahan

masakan.

Sumber daya alam yang dapat digunakan secara langsung maupun melalui

proses pengolahan. Pengolahan sumber daya alam bertujuan untuk menambah

nilai guna dari bahan alam yang ada. Seperti pengolahan ikan dengan teknologi

sederhana dapat membuat ikan asin, susu sapi diolah menggunakan alat modern

menjadi susu bubuk, susu kental manis dan keju. Minyak bumi pun diolah

menjadi berbagai bentuk bahan bakar dan bahan-bahan kimia melalui proses

pemisahan dengan alat-alat modern. Begitu juga dengan pembuatan kertas yang

terbuat dari serat tumbuhan dan pembuatan ban, balon, sepatu bot, dan benda

lainnya yang terbuat dari karet semua menggunakan teknologi canggih dan

peralatan modern.

Disamping banyaknya manfaat sumber daya alam, perlu diperhatikan

bahwa kelestarian sumber daya alam yang terancam jika manusia tidak

memanfaatkannya dengan bijak. Beberapa dampak jadi pengambilan sumber daya

alam dan upaya pelestariannya adalah sebagai berikut:


38

a. Berkurangnya daerah resapan air hujan karena hutan yang gundul. Upaya

pelestariannya antara lain dengan reboisasi, sistem tebang pilih tanaman,

membuat terasering di lahan yang miring, meningkatkan pengawasan oleh

Polisi hutan dan penegakan hukum secara tegas bagi pelanggar undang-

undang kehutanan.

b. Rusaknya hutan bakau, upaya pelestarian dari masalah ini adalah reboisasi

hutan bakau, membuat undang-undang yang tegas untuk menjaga

kelestarian hutan bakau, dan membersihkan hutan bakau dari sampah dan

limbah.

d. Lingkungan yang rusak akibat pertambangan terbuka berupa kerusakan

hutan di daerah tambang, pencemaran udara akibat debu dan asap,

pencemaran air dan tanah akibat limbah buangan tambang. Upaya

pelestarian untuk masalah ini adalah dengan pengolahan limbah tambang

dengan baik, dan perbaikan lingkungan setelah kegiatan pertambangan

selesai.

e. Punahnya jenis hewan dan tumbuhan. Contohnya tanaman Cendana yang

hampir punah karena dimanfaatkan terus-menerus tanpa dilestarikan.

Upaya pelestarian untuk masalah ini adalah dengan melakukan pelestarian

in-situ dan ek-situ, maupun dengan reboisasi dan tebang pilih.64

64
Irene dan Khristiyono Erlangga Straight Point Series IPA Kelas 4 Kurikulum 2013…
h.130 - 138
39

BAB III

INTEGRASI ALQURAN DAN SAINS (IPA)

A. Integrasi Alquran dan Ilmu Pengetahuan Alam (Sains)

1. Alquran dan Ayat Kauniyah

Alquran merupakan Kalam Allah yang tidak ada tandingnya (mukjzat),

yang diturunkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, penutup

para Nabi dan Rasul dengan perantara Malaikat Jibril ‘alaihissalam, dimulai

dengan surat Al-Fatihah dan diakhiri dengan surat An-Naas, dan ditulis dalam

mushaf-mushaf yang disampaikan kepada kita secara mutawatir (oleh orang

banyak), serta membaca dan mempelajarinya merupakan suatu ibadah. 65

Meskipun definisi Alquran sebagaimana yang telah disepakati para ulama

ushul seperti di atas, secara eksplisit ternyata Alquran juga mengandung

penjelasan-penjelasan tentang perkembangan ilmu pengetahuan modern, yang

menghantarkan Alquran getaran-getaran ayat Alquran benar-benar dari Allah

SWT.66

Ayat kauniyah adalah istilah yang dipakai oleh para ulama untuk merujuk

pada ayat-ayat Alquran yang membicarakan tentang fenomena alam dengan

segala isinya mencakup tentang langit, bumi, hewan, tumbuhan termasuk juga

manusia. Istilah kauniyah sendiri berasal dari kata al-kaun yang berarti alam yang

mencakup langit dan bumi beserta segala sesuatu yang ada di antara keduanya.

Ada beberapa istilah yang digunakan untuk pengungkapan ayat-ayat kauniyah.

65
Muhammad Ali Ash-Shaabuuniy, Studi Ilmu AlQur’an (Bandung: CV Pustaka Setia,
1998), h. 15
66
Nasrullah Muhammad Atha, The Power Of Alquran (Amuntai: CV Hemat, 2014),
h.107

39
40

Thanthawi Jawhari (w. 1358 H), misalnya, menyebutnya dengan istilah Ayaatul

‘Ulum. Agus Purwanto, di samping menggunakan istilah ayat kauniyah, juga

menggunakan istilah ayat-ayat semesta. Sedangkan Andi Rosadisastra

menyebutnya dengan istilah ayat-ayat sains dan sosial. Akan tetapi secara umum,

para ilmuwan muslim memakai istilah ayat kauniyah.67

Terdapat banyak ayat yang membahas tentang alam atau ayat-ayat

kauniyah baik secara eksplisit maupun secara implisit. Hal itu tidak lain bertujuan

agar manusia yang menggunakan akalnya secara sempurna memahami tanda-

tanda kebesaran-Nya. Beberapa contoh ayat-ayat Alquran yang berbicara tentang

alam semesta adalah sebagai berikut.

a. Surah Al-Baqarah ayat 164:

           

              

           

    


Artinya: Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi, pergantian

malam dan siang, kapal yang berlayar di laut dengan (muatan) yang bermanfaat

bagi manusia, apa yang diturunkan Allah dari langit berupa air, lalu dengan itu

dihidupkan-Nya bumi setelah mati (kering), dan Dia tebarkan di dalamnya

bermacam-macam binatang, dan perkisaran angin dan awan yang dikendalikan

67
Taufikurrahman, ” Penafsiran Ayat-Ayat Kawniyyah (Kajian Atas Penafsiran Al-Razi
Terhadap Ayat-Ayat Tentang Binatang Dalam Mafatih Al-Ghayb )”, Disertasi, Program
Pascasarjana IAIN Sunan Ampel, Surabaya, 2012, h. 38
41

antara langit dan bumi, (semua itu) sungguh, merupakan tanda-tanda (kebesaran

Allah) bagi orang-orang yang mengerti. (Q.S Al-Baqarah/2 : 164)

b. Surah Al-Jatsiyah/45 ayat 5:

             

      


Artinya: Dan pada pergantian malam dan siang dan hujan yang diturunkan

Allah dari langit lalu dengan (air hujan) itu dihidupkan-Nya bumi setelah mati

(kering); dan pada perkisaran angin terdapat pula tanda-tanda (kebesaran

Allah) bagi kaum yang mengerti. (Q.S Al-Jaatsiyah/45: 5)

c. Surah Ar-Ra’d/13 ayat 4

          

             

   


Artinya: Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan

kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman dan pohon korma yang bercabang dan

yang tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan

sebahagian tanam-tanaman itu atas sebahagian yang lain tentang rasanya.

Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah)

bagi kaum yang berfikir.(Q.S. Ar-Ra’d/13: 4)

Namum, yang perlu diperhatikan adalah terdapat dua model penafsiran

ayat-ayat kauniyah: pertama, memahami ayat-ayat kauniyah dengan


42

menggunakan pendekatan teori atau penemuan ilmiah dan perangkat ilmu-ilmu

kontemporer; teori-teori atau penemuan ilmiah tersebut hanya digunakan sebagai

perangkat untuk menjelaskan makna yang terkandung dalam ayat Alquran. Kedua,

berusaha mencari kesesuaian ayat-ayat kauniyah dengan teori-teori atau ilmiah

sehingga ada kesan bahwa ayat-ayat Alquran dicocok-cocokkan dengan teoriteori

ilmiah tersebut. Dua hal inilah yang kemudian banyak mewarnai perbedaan

pandangan para ulama.68 Perbedaan pandangan tersebut menyebabkan perbedaan

sikap para ulama dalam menafsirkan ayat-ayat yang berkaitan dengan alam atau

ayat-ayat kauniyah tersebut.

2. Sikap Para Ulama terhadap Tafsir Ilmiah

Menurut Abdul Hayy Al-Farmawi terdapat dua sikap ulama kontemporer

terhadap tafsir ilmiah, sebagian menerima dan sebagian lagi menolak. Menurut

para ulama yang menolaknya, mengaitkan Alquran dengan teori-teori ilmiah

merupakan tindakan yang keliru. Mereka beralasan bahwa Allah menurunkan

Alquran bukan untuk menjelaskan teori-teori ilmiah dan macam-macam

pengetahuan. Hal demikian juga terkadang mendorong para pendukungnya untuk

menakwilkan ayat-ayat Alquran agar sesuai dengan teori-teori ilmiah. Selain itu,

dikhawatirkan justru Alquran yang disesuaikan dengan temuan-temuan ilmiah itu,

bukan malah sebaliknya.69

68
69
Abdul Hayy Al-Farmawi, Metode Tafsir Maudhu’i dan Cara Penerapannya (Bandung:
CV Pustaka Setia, 2002), h. 34
43

Rosnani Hashim membagi kelompok ini menjadi empat golongan,yaitu70 :

a. Golongan yang sependapat dengan gagasan ini secara teori dan konsepnya

dan berusaha untuk merealisasikan dan menghasilkan karya yang sejalan

dengan maksud Islamisasi dalam disiplin ilmu mereka.

b. Golongan yang sependapat dengan gagasan ini secara teori dan konsep tetapi

tidak mengusahakannya secara praktis.

c. Golongan yang tidak sependapat dan sebaliknya mencemooh, mengejek dan

mempermainkan gagasan ini.

d. Golongan yang tidak mempunyai pendirian terhadap isu ini. Mereka lebih

suka mengikuti perkembangan yang dirintis oleh sarjana lainnya atau pun

mereka tidak memperdulikannya.

Tafsir ilmiah biasanya menggunakan metode tafsir Maudhu’i. Tafsir

maudhu’i (tematik) adalah menafsirkan ayat Alquran tidak berdasarkan atas

urutan ayat dan surah yang terdapat dalam mushaf, melainkan berdasarkan

masalah yang dikaji. Mufassir dengan metode ini menentukan permasalahan apa

yang akan dicari jawabannya dalam Alquran. Kemudian mufassir tersebut

mengumpulkan ayat-ayat yang berkenaan dengan masalah tersebut yang tersebar

dalam berbagai surah.71

Pada tahun 1977 Abdul Hay Al-Farmawiy yang juga menjabat guru besar

pada fakultas Ushuluddin Al-Azhar menerbitkan buku Al-Bidayah fi Al-Tafsit Al-

Maudhu’i dengan mengemukakan secara terperinci langkah-langkah yang

hendaknya ditempuh untuk menerapkan metode maudhu’i.

70
Abu Bakar Adenan Siregar, “Islamisasi Ilmu Pengetahuan”, dalam Jurnal Ihyaaul
Arabiyah, Medan, 2015, h. 94
71
Kadar M. Yusuf, Studi Alquran (Jakarta: Amzah, 2014), h. 139
44

Kontroversi tentang penafsiran ilmiah terhadap ayat-ayat kawniyyah ini,

sebetulnya berasal dari relasi antara makna doktriner Alquran yang diyakini

bersifat mutlak dan universal, dengan fakta temuan ilmu pengetahuan yang

dianggap relatif dan partikular. Para penentang tafsir ilmi menganggap bahwa

upaya-upaya penafsiran ayat-ayat Alquran dengan pendekatan ilmiah merupakan

hal yang bisa menyeret ayat-ayat Alquran ke dalam satu persoalan kekinian yang

selalu berubah-ubah dari waktu ke waktu. Hal ini dikhawatirkan akan menodai

kesucian Alquran yang seharusnya bersifat sakral dan final, dan menjadi

perdebatan ilmiah yang tidak jelas kapan akan berakhir.

Sementara para pendukung tafsir ilmi beranggapan bahwa bagaimanapun

juga penemuan penemuan ilmiah, merupakan satu kontribusi yang sangat penting,

dalam upaya menyingkap makna-makna yang ada di dalam ayat-ayat Alquran,

khususnya yang berkaitan dengan segi í‘jaz ‘ilmi, yang merupakan salah satu

bagian dari kemukjizatan Alquran. Mengabaikan penemuan ilmiah, dalam

pandangan mereka, merupakan satu hal yang tidak semestinya dilakukan, sebab

bagaimanapun juga penafsiran ayat-ayat Alquran, harus tetap diperbaharui dalam

upaya mendekati kebenaran, sebagaimana yang diinginkan oleh Allah dan Rasul-

Nya.72

3. Integrasi Alquran dan Sains

Terdapat dua kutub yang berbeda antara pandangan agama Islam dengan

sebagian para ilmuwan Barat. Menurut pandangan para ulama Islam, satu-satunya

sumber kebenaran otoritatif hanyalah apa yang datang dari Allah berupa kitab suci

Taufikurrahman, ” Penafsiran Ayat-Ayat Kawniyyah (Kajian Atas Penafsiran Al-Razi


72

Terhadap Ayat-Ayat Tentang Binatang Dalam Mafatih Al-Ghayb )”…, h. 5


45

Alquran dan Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Akal tidak mampu

mengetahui yang baik dan yang buruk karena informasi tentang itu hanya bisa

dicapai melalui kitab suci.

Sedangkan disisi lain para ilmuan-ilmuan sekuler hanya menganggap valid

informasi yang diperoleh melalui pengamatan indrawi. Bagi mereka satu-satunya

sumber ilmu adalah pengalaman empiris melalui pengamatan indrawi. Metode

deduksi yang sering ditempuh oleh akal atau nalar sering dicurigai sebagai

apriori, yakni tidak melalui pengalaman (aposteriori). Karena dalam metode

ilmiah konvensional akal dipakai sebagai alat bantu dalam memutuskan valid

tidaknya pengamatan indra yang dilakukan, tapi bukan sebagai sumber ilmu yang

independen.73

Pada pertengahan abad ke-20 persaingan teknologi antar bangsa-bangsa

dunia mulai digelar dalam menyingkap ruang angkasa dan mengkaji perbintangan

dan galaksi secara serius, sehingga memberikan kesan adanya perang dan konflik

di antara negara-negara kuat (maju) dunia untuk menguasai Ilmu ini.

Uniknya, semakin jauh dunia dalam menjelajah alam semesta, semakin

bertambah pula keyakinan manusia dan keimanannya bahwa Dzat yang

menciptakan alam semesta ini adalah Dzat yang sama yang telah menurunkan

kitab suci Alquran. Ayat-ayat Alquran telah menyinggung masalah ini dengan

pendekatan keimanan, baik secara implisit maupun secara eksplisit. Dan ia turun

73
Mulyadhi Kartanegara, Integrasi Ilmu Pengetahuan (Bandung: PT Mizan Pustaka,
2015) h. 23
46

sejak 14 abad silam sebagai wahyu Ilahi yang mampu menembus batas-batas

metafisika dan futuristik.74

Alquran merupakan kitab petunjuk, sebagaimana yang diisyaratkan dalam

surah Albaqarah ayat 2, Albaqarah 185, dan pada ayat-ayat lainnya. Disinilah

terjadi perbedaan pendapat oleh para ulama yang telah lama terjadi sebagaimana

yang dijelaskan oleh M. Quraish Shihab dalam bukunya Membumikan Alquran.

Quraish menjelaskan perbedaan pendapat antara Imam Al-Ghazali dengan

Al-Imam Al-Syatibi. Imam Al-Ghazali menyatakan dalam kitabnya Jawahir

Alquran satu bab khusus bahwa seluruh cabang ilmu pengetahuan yang terdahulu

dan kemudian telah diketahui maupun belum, semua bersumber dari Alquran.

Sedangkan Al-Imam Al-Syatibi (w.1388 M), tidak sependapat dengan Imam Al-

Ghazali sebagaimana tercantum dalam kitabnya Al-Muwafaqat. Al-Syatibi

berargumen bahwa para shahabat tentu lebih mengetahui Alquran dan apa yang

tercantum di dalamnya, tapi tidak seorang pun diantara mereka yang menyatakan

bahwa Alquran mecakup seluruh cabang ilmu.75

Memadukan tak selalu harus berarti menyatukan atau mencampuradukkan.

Identitas atau watak dari masing-masing entitas itu tak mesti hilang, melainkan

harus tetap dipertahankan. Karena jika tidak demikian, makna integrasi tidak akan

jelas manfaat dan fungsinya. Setidaknya makna integrasi yang diharapkan adalah

integrasi yang konstruktif atau yang dapat membangun.76

74
Syekh Yusuf Al-Hajj Ahmad, Al-Qur’an Kitab Sains dan Medis (Terjemahan), (Jakarta
Selatan, Grafindo Khazanah Ilmu: 2006). hal. 53
75
M. Quraish Shihab, Membumikan Alquran, (Bandung: PT Mizan Pustaka, 2009), Cet.
III, h. 59
76
Zainal Abidin Bagir et. al, Integrasi Ilmu dan Agama: Intrepertasi dan Aksi (Bandung:
PT Mizan Pustaka), h. 19
47

Istilah integrasi, dalam wacana sains dan agama, dalam artian generiknya

sebagai upaya memadukan sains dan agama pernah diajukan oleh J.Sudarminta

sebagai sebuah ”integrasi yang valid”, tetapi pada kesempatan lain mengkritik

”integrasi yang naif” (istilah yang digunakannya untuk menyebut kecenderungan

pencocok-cocokan secara dangkal ayat-ayat kitab suci dengan temuan-temuan

ilmiah).77

Dalam istilah yang lebih luas, integrasi sains bisa disebut juga dengan

proses Islamisasi. Islamisasi sendiri menurut Ismail Raji Al-Faruqi adalah meng-

Islamkan segala macam disiplin ilmu. Ide Al-Faruqi dalam Islamisasi berakar dari

persoalan ummat: politik, ekonomi, budaya dan pendidikan. Menurutnya,

Islamisasi dibangun atas konsep Tauhid, Penciptaan, Kebenaran dan Ilmu

Pengetahuan Kehidupan Kemanusiaan.78Sistem Pendidikan di dunia muslim saat

ini selain terpengaruh dengan sains sekular juga memiliki kekurangan dan

kelemahan internal. Kekurangan metodologi tradisional selanjutnya diatasi

dengan prinsip-prinsip metodologi Islam seperti Tauhid (Unity Of Creation),

Kesatuan Kebenaran dan Kesatuan Ilmu Pengetahuan (The Unity of Truth and

The Unity of Knowledge), Kesatuan Kehidupan (The Unity Life), dan Kesatuan

Ummat Manusia (The Unity of Human Kind).79

77
Mujahidun, Hubungan Agama dan Sains dalam Konteks Pendidikan Islam
(Yogyakarta: UIN SUKA, tt), h. 2
78
Ismail Rajial Faruqi, Islamisasi Pengetahuan (Bandung: Penerbit Pustaka, 1984), h. 56-
97
79
Budi Handriyanto, Islamisasi Sains (Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar, 2010), h. 173
48

4. Pentingnya Pendidikan IPA/Sains Berbasis Alquran di MI

Hubungan antara ilmu pengetahuan dan agama diibaratkan dua sisi mata

uang yang berbeda namun tak dapat dipisahkan. Penggunaan rasio atau ilmu

pengetahuan tidak dapat dipisahkan dari keimanan kepada Allah yang

Transenden, dari ajaran-ajaran, aturan, nilai-nilai dan prinsip-prinsip umum yang

disampaikan kepada manusia melalui wahyu Ilahi.80

Alattas dalam Zainiyati menyatakan bahwa tantangan terbesar yang

dihadapi umat Islam saat ini adalah tantangan pengetahuan, bukan dalam bentuk

kebodohan, tetapi pengetahuan yang difahamkan dan disebarkan ke seluruh dunia

oleh peradaban Barat81

Namun, dalam ajaran agama wahyu, pengetahuan dapat diperoleh melalui

wahyu. Pengetahuan yang dibawa wahyu diyakini bersifat absolut dan mutlak

benar, sedangkan pengetahuan yang diperoleh melalui panca indra dan akal

bersifat relatif.82

Dikotomi ilmu ke dalam ilmu agama dan non agama sebenarnya bukanlah

hal yang baru. Islam telah mempunyai tradisi dikotomi ini lebih dari seribu tahun

silam. Tetapi, dikotomi tersebut tidak menimbulkan terlalu banyak problem dalam

80
Husniyatus Salamah Zainiyati, “Islamisasi Ilmu Pengetahuan (Sains) sebagai Upaya
Mengintegrasikan Sains dan Ilmu Agama” dalam Prosiding Halaqoh Nasional & Seminar
Internasional Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel
Surabaya, h. 397
81
Husniyatus Salamah Zainiyati, “Islamisasi Ilmu Pengetahuan (Sains) sebagai Upaya
Mengintegrasikan Sains dan Ilmu Agama”… h. 403
82
Sirajuddin Zar, Filsafat Islam Filosof dan Filsafatnya (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2004), h. 8
49

sistem pendidikan Islam, hingga sistem pendidikan sekuler Barat diperkenalkan

ke dunia Islam melalui imperialisme.83

Dualisme dalam pendidikan bisa mengarah pada kegagalan dalam

menghasilkan individu yang seimbang. Untuk menghasilkan manusia yang

'seimbang', yang terintegrasi. Konsep harus dipraktikkan. Ini adalah jenis

pendidikan yang membimbing dan melatih pikiran, tubuh dan jiwa seseorang

berdasarkan nilai-nilai Islam dan wahyu (Al-Quran dan Al-Sunnah) untuk

menghasilkan manusia yang saleh yang berbakti kepada Tuhan. Karena itu,

pendidikan Islam menekankan konsep-konsep berikut: Pertama pendidikan

seumur hidup, kedua pengembangan potensi total jiwa, pikiran, dan tubuh

terintegrasi dan memadai dalam tiga aspek - kognitif, efektif dan psikomotor;

ketiga kemampuan untuk melakukan tugas sebagai hamba Tuhan dan sebagai

khalifah Tuhan (wakil atau wakil Tuhan pada bumi) dan pengetahuan dan

perbuatan baik untuk mencapai kebahagiaan dalam hidup di dunia ini dan dunia

selanjutnya.84

Perkataan “dualisme” sendiri merupakan gabungan dua perkataan yang

berasal dari Bahasa Latin yaitu “dualis” atau “duo” dan “ismus” atau “isme”.

“Duo” memberi arti kata dua sedangkan “ismus” berfungsi membentuk kata nama

bagi satu kata kerja. Dualisme adalah dua prinsip yang saling bertentangan. Secara

terminologi, dualisme dapat diartikan sebagai dua prinsip atau paham yang

berbeda dan saling bertentangan. Oleh karena itu, dualisme ialah keadaan yang

83
Mulyadhi Kartanegara, Integrasi Ilmu Sebuah Rekonstruksi Holistik (Bandung: Arsyi
Mizan, 2005), h. 19
84
Maimun Aqsha Lubis, “Effected Implementation Of The Integrated Islamic Education”
dalam Journal GJAT, Selangor, 2015, h. 59
50

menjadi dua dan ia adalah satu sistem atau teori yang berdasarkan pada dua

prinsip yang menyatakan bahwa ada dua substansi.85

Munculnya dualisme pendidikan di Indonesia mempunyai dampak image

yang negatif tentang:

a. Arti agama telah dipersempit yaitu sejauh yang berkaitan dengan aspek

teologi Islam yang diajarkan di sekolah-sekolah agama selama ini;

b. Sekolah agama telah terkotak dalam kubu tersendiri;

c. Sumber masukan sekolah agama sepeti madrasah dan Perguruan Tinggi

Agama Islam umumnya berkemampuan rendah, maka mutu tamatannya

adalah tergolong kelas dua;

d. Kegiatan keagamaan dan keislaman di Madrasah maupun IAIN dan

perguruan agama Islam kurang menonjol dan kurang dirasakan

dibandingkan dengan perguruan tinggi umum.86

Mengingat Madrasah Ibtidaiyah merupakan lembaga pendidikan Islam yang

terpenting di Indonesia, sudah sepatutnya Madrasah Ibtidaiyah harus

menghilangkan dualisme pendidikan ini setidaknya dalam hal mata pelajaran yang

tidak terkotak-kotakkan seolah-olah ilmu agama dan ilmu umum berbeda, bahkan

dianggap bertentangan.

Al-Faruqi menawarkan islamisasi ilmu ke dalam pendidikan Islam dengan

melebur dua sistem pendidikan; tradisional dan modern, menjadi sistem

85
Usman Abu Bakar dan Surohim, Fungsi Ganda Lembaga Pendidikan Islam,
Yogyakarta: Safira Insan Press, 2005, h. 91
86
Syed Muhammadal-Naquib Al-Attas, Konsep Pendidikan dalam Islam Suatu
Kerangka Pikir Pembinaan Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Mizan, 1994) h. 41
51

pendidikan yang berwawasan Islam. Ini dimaksudkan untuk menghilangkan

problem dualisme dalam sistem pendidikan. Ide tersebut berisikan suatu prinsip

bahwa keilmuan barat tidak harus ditolak, artinya perlu diterima, tetapi harus

melalui proses filterisasi yang disejalankan dengan nafas Islami agar tidak

bertentangan dengan al-Qur'an dan hadis.

Untuk memecahkan masalah dualisme pendidikan, merupakan al-Faruqi

memecahkan problem dualisme pendidikan adalah islamisasi ilmu dalam

pendidikan Islam. Menurut al-Faruqi, jalannya adalah melakukan islamisasi ilmu.

Menurutnya, para akademisi Islam hendaknya memberi solusi melalui islamisasi

ilmu. Artinya, akademisi muslim harus menguasai semua disiplin ilmu modern,

memahami disiplin tersebut dengan sempurna, dan merasakan itu sebagai perintah

agama. Setelah itu, mereka harus mengintegrasikan pengetahuan baru tersebut ke

dalam keutuhan warisan Islam dengan melakukan eliminasi, perubahan,

penafsiran kembali, dan penyesuaian terhadap komponen-komponennya sebagai

world view Islam dan menetapkan nilai-nilainya.87

87
Abdul Wahhab, Dualisme Pendidikan Di Indonesia, Lentera Pendidikan, Vol. 16 No. 2
Desember 2013, h. 225
52

BAB IV

ANALISIS AYAT-AYAT KAUNIYAH DALAM MATERI AJAR IPA

KELAS 4 SD/MI

A. Hewan dan Tumbuhan

1. Hewan Dalam Alquran

a. Mamalia

‫اّللُ َوَْل تَتَّبِعُ اوا ُخطُ هو ِت الشاَّي هط ِۗن اِنَّهُ لَ ُك ام َع ُدو‬ ِ ِ


ٰ‫َوم َن ااْلَنا َع ِام ََحُاولَةً َّوفَ ار ًشا ۗ ُكلُ اوا ِمَّا َرَزقَ ُك ُم ه‬
‫ن‬
ْ‫ُّمبِ ا‬
‫ي‬
Artinya: Dan di antara hewan-hewan ternak itu ada yang dijadikan pengangkut

beban dan ada (pula) yang untuk disembelih. Makanlah rezeki yang diberikan

Allah kepadamu, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan.

Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu, (Q.S. Al-An’am/6: 142)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian mamalia adalah jenis

hewan bertulang belakang yang menghidupi anaknya dengan susu yg berasal dari

kelenjar susu dan biasanya mempunyai bulu pada kulitnya (termasuk dalam

golongan ini manusia dan hewan-hewan lain)88 Mamalia berasal dari kata Mamae

yang artinya kelenjar susu. Mamalia adalah hewan kelas vertebrata (hewan

bertulang belakang) yang mempunyai kelenjar susu sehingga binatang betina

mamalia dapat menyusui anaknya. Mamalia berkembang biak dengan cara

88
Tim Penyusun Kamus Bahasa Indoenesia, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta: Pusat
Bahasa, 2008), h. 908
53
53

melahirkan.89 Contoh mamalia antara lain kambing, sapi, kucing dan lain

sebagainya.

Quraish Shihab menjelaskan dalam tafsirnya mengenai surah Al-An’am

ayat 142 di atas bahwa hanya Allah semata-mata yang menciptakan dari jenis

binatang ternak, yaitu unta, sapi, domba dan kambing, yang manfaatnya sangat

banyak untuk manusia antara lain, sebagai alat pengangkut barang-barang berat

dan ada juga yang memanfaatkan bulu dan rambutnya sebagai alas.90

Kata hamuulatan adalah hewan ternak, baik benrpa unta maupun yang

lainnya yang di atasnya dibebani sesuatu. Sedangkan al-farsyan adalah unta kecil

yang belum bisa diberikan beban di atasnya.91 Sehingga dalam pengertiannya para

ulama menafsirkan kata al-farsyan digunakan untuk hewan sembelihan karena

tidak digunakan untuk tunggangan.

Baik hamuulatan atau al-farsyan, keduanya merujuk pada istilah hewan

ternak seperti unta, sapi, domba, dan kambing sebagaimana yang dijelaskan oleh

Quraish Shihab di atas. Walaupun dalam pengertiannya secara umum ternak dapat

berupa binatang apa pun (termasuk serangga dan vertebrata tingkat rendah

seperti ikan dan katak). Namun, dalam percakapan sehari-hari orang biasanya

merujuk kepada ungags dan mamalia domestic seperti ayam, angsa, kalkun, atau

itik utuk unggas, serta babi, sapi, kambing, domba, kuda, atau keledai untuk

mamalia.92 Meskipun demikian, dalam pengertian Bahasa Indonesa pun ternak

89
https://duniapendidikan.co.id, diunduh pada 18 Februari 2020
90
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah (Jakarta: Lentera Hati, 2002), Vol. 04, h. 317
91
Imam At-Thabari, Tafsir At-Thabari (Jakarta: Pustaka Azzam, 2007), Vol. 04, h. 607
92
https://id.wikipedia.org, diunduh pada 18 Februari 2020
54

diartikan sebagai binatang yang dipelihara (lembu, kuda, kambing) untuk

dibiakkan dengan tujuan produksi93

Kata farsyan/alas ada juga yang memahaminya dalam arti

tunggangan. Dengan demikian, ayat di atas membagi binatang tersebut ke

dalam dua bagian. Pertama, binatang yang besar sehingga dapat dijadikan

pengangkut barang-barang berat, dan kedua yang hanya dapat dijadikan

tunggangan. Ada pendapat lain untuk kata ini yaitu, unta yang kecil’ atau semua

yang kecil dari jenis binatang ternak. Menurut mereka ternak-ternak yang kecil itu

dinamai farsy/alas, karena hampir-hampir saja tubuhnya menyentuh tanah yang

terhampar sebagai alas di bumi. Ada juga yang memahaminya dalam arti yang

disembelih; dalam hal ini adalah kambing, domba dan sapi. Penafsiran yang

dikemukakan dalam penjelasan di atas, sejalan kandungan maknanya dengan

firman-Nya: “Dan (dijadikan-Nyapula) dari bulu domba, bulu unta, dan bulu

kambing, alat-alat rumah tangga dan perhiasan (yang kamupakai) sampai waktu

(tertentu)” (Q.S. An-Nahl/16: 80).94

Dapat disimpulkan bahwa hewan ternak yang dimaksud pada ayat tersebut

adalah hewan berupa unta, kambing, sapi, dan sejenisnya yang merupakan

termasuk dari jenis mamalia. Hal ini tentu saja berhubungan dengan materi ajar

IPA kelas IV yang menyatakan bahwa salah satu peran hewan yang bermanfaat

93
Tim Penyusun Kamus Bahasa Indoenesia, Kamus Bahasa Indonesia…. h. 1511
94 94
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah (Jakarta: Lentera Hati, 2002), Vol. 04, h. 318
55

bagi manusia adalah sebagai bahan pangan/ sumber makanan,95 dan dapat

dimanfaatkan tenaganya seperti untuk membajak sawah atau transportasi.96

Semua itu merupakan karunia dan rezeki yang diberikan Allah SWT.

kepada manusia agar manusia mensyukuri nikmat yang diberikan oleh-Nya. Allah

pun mengingatkan di akhir ayat tersebut agar manusia tidak mengikuti langkah-

langkah syaithan, karena syaithan merupakan musuh manusia yang nyata.

b. Burung

ِ ‫َح ۗن اِنَّه بِ ُك ِل َشي ٍء ب‬ ِ ِ َۘ ‫ت وي قبِض‬


ٍ ‫ه‬ ٰۤ ِ
‫ص ا ْْي‬ َ ‫اََوََلا يََراوا ا ََل الطَّاِْي فَ اوقَ ُه ام ه ٰ َّ َ ا ا َ َ ُا ُ َّ َّ ا ُ ُ ٰ ا‬
‫ه‬ ‫الر‬ َّ
‫ْل‬ ‫ا‬ ‫ن‬‫ه‬ ‫ك‬
ُ ‫س‬ ‫ُي‬ ‫ا‬ ‫م‬ ‫ن‬ ‫ف‬ ‫ص‬
Artinya: Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang

mengembangkan dan mengatupkan sayapnya di atas mereka? Tidak ada yang

menahannya (di udara) selain Yang Maha Pengasih. Sungguh, Dia Maha

Melihat segala sesuatu. (Q.S. Al-Mulk/67: 19)

Kemampuan terbang burung sungguh luar biasa, semua fase terbangnya

mulai dari sejak saat proses akan terbang, terbang menjelajah, bermanuver,

terbang sambil menyergap mangsa, sampai pada proses mendaratnya, dilakukan

atas peran sayapnya yang sangat adaptif dan efisien. Bentuk sayap burung

tergantung dari jenis burung dan pola terbangnya.97

95
Irene dan Khristiyono Erlangga Straight Point Series IPA Kelas 4 Kurikulum 2013….
h. 35
96
Lihat juga Irene dan Khristiyono Erlangga Straight Point Series IPA Kelas 4 Kurikulum
2013…. h. 132
97
Rais Zain, et.al, “Pemrograman CAD Untuk Pemodelan Bentuk Permukaan Sayap
Burung”, Jurnal Teknologi Dirgantara Vol. 12 No. 1 Juni 2014, h. 38
56

Burung merupakan hewan bersayap yang sebagian besar bisa terbang.

Pada ayat di atas, Allah memenrintahkan manusia untuk memperhatikan

bagaimana proses burung terbang. Hamka menjelaskan mengenai hal ini dalam

tafsirnya bahwa terdapat kandungan yang mendalam dari Hikmat llahi. Kita boleh

mencari sebab-sebab yang bersifat ilmiah, apakah gerangan sebabnya maka sang

burung tidak jatuh dari udara, terutama seketika sayapnya dia katupkan? Tuhan

dalam ayat ini lebih memberikan jawaban yang memuaskan. Yaitu bahwa Kasih-

sayang Tuhanlah yang menyebabkan burung itu tidak jatuh, terkapar ke bumi.

Memang, Allah menentukan tubuh burung berbeda dengan tubuh makhluk yang

lain. Dia diberi bulu yang ringan, yang akan meringankannya terbang tinggi.

Tetapi selain bulu yang ringan itu, tulangnya pun dibuat ringan, sehingga mudah

naik ke udara.98

2. Tumbuhan Dalam Alquran

‫ي‬ ِ‫السم ٰۤا ِء م ٰۤاء فَاَس َقي هن ُكمو ُۚه ومآ اَناتُم لَه ِ هِب ِزن‬ ِ ِ ِ ‫واَرس النَا‬
َ ‫الريه َح لََواق َح فَاَنا َزلانَا م َن َّ َ َ ً ا ا ُ ا ُ َ َ ا ُ ا‬ ٰ َ‫َا‬
Artinya: Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan dan Kami

turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum kamu dengan (air) itu, dan

bukanlah kamu yang menyimpannya. (Q.S. Al-Hijr/15: 22)

Dalam istilah sains, proses jatuhnya serbuk sari ke kepala putik disebut

dengan penyerbukan. Setelah proses penyerbukan selanjutnya akan terjadi proses

pembuahan yang akan menghasilkan bakal biji. Bakal biji inilah yang akan

98
HAMKA, Tafsir Al-Azhar (Singapura: Kerjaya Printing Industries Pte Ltd, 2003), jilid
5, h. 7547
57

berkembang menjadi biji. Penyerbukan dapat terjadi jika dibantu oleh angin,

burung, serangga atau manusia.99

Dalam konteks ayat di atas, Allah ingin menjelaskan kepada manusia

anginlah salah satu yang mempertemukan jodoh di antara satu bunga dengan

bunga yang lain. Sentuhan angin yang halus mempertemukan mereka, sehingga

berpadulah antara positif dan negatif. Maka gugurlah bunga yang meliputi zat si

jantan dan tinggallah putik yang akan menjadi buah. 'Maka Kami turunkan air dari

langit, Ialu Kami beri minum kamu dengan dia. Padhaal bukanlah kamu yang jadi

penyimpannya."100

B. Gaya dan Gerak

Gaya dan gerak merupakan hal yang tidak lepas dari kehidupan manusia.

Setiap aktifitas manusia memerlukan gaya, gerak dan energi. Namun diantara

yang paling mencengangkan adalah tentang gravitasi bumi yang ternyata Alquran

telah berbicara tentang hal itu jauh sebelum Isaac Newton.

Gaya gravitasi merupakan gaya tarik yang dialami oleh suatu benda

terhadap pusat bumu. Besar gaya gravitasi bumi terhadap benda tergantung pada

jarak benda dari pusat bumi. Semakin jauh letak suatu benda dari pusat bumi,

pengaruh gaya gravitasi bumi akan semakin kecil. Sebaliknya semakin dekat letak

99
Irene dan Khristiyono Erlangga Straight Point Series IPA Kelas 4 Kurikulum 2013….
h. 18
100
HAMKA, Tafsir Al-Azhar…. h. 3849
58

benda dengan pusat bumi maka pengaruh gaya gravitasi semakin besar.101 Gaya

gravitasi bumi inilah yang menyebabkan setiap benda selalu terjatuh ke bumi. Dan

Allah telah menyatakan bahwa segala sesuatu yang ditarik oleh gaya gravitasi

bumi ini Allah telah mengetahuinya. Sekecil apapun suatu benda, ditempat

manapun bahkan ditempat gelap sekalipun Allah mengetahui pergerakan benda

dan gaya yang bekerja pada benda tersebut.

Hal ini sesuai dengan Firman Allah yang berbunyi:

ۗ
ُ ‫ب َْل يَ اعلَ ُم َهآ اَِّْل ُه َو َويَ اعلَ ُم َما ِِف الاَِبٰ َوالابَ اح ِۗر َوَما تَ اس ُق‬
‫ط ِم ان َّوَرقٍَة اَِّْل‬ ِ ‫و ِعان َدهُ َم َفاتِ ُح الاغَاي‬
َ
ٍ ‫س اَِّْل ِِف كِت‬
ٍ ‫هب ُّمبِ ا‬ ٍ ِ‫ب َّوَْل ََيب‬
ٍ ‫ض وَْل َرطا‬ ِ ٍ
‫ي‬ ‫ا‬ َ ِ ‫يَ اعلَ ُم َها َوَْل َحبَّة ِ اِف ظُلُ همت ااْلَار‬
Artinya: Dan kunci-kunci semua yang gaib ada pada-Nya; tidak ada yang

mengetahui selain Dia. Dia mengetahui apa yang ada di darat dan di laut. Tidak

ada sehelai daun pun yang gugur yang tidak diketahui-Nya. Tidak ada sebutir biji

pun dalam kegelapan bumi dan tidak pula sesuatu yang basah atau yang kering,

yang tidak tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh). (Q.S. Al-An’am/6:

59)

Sayyid Qutub menjelaskan tentang tafsir ayat ini sebagaimana yang

dikutip oleh Quraish Shihab, pada sisi Allah kunci-kunci gaib, ini menyangkut

sekian banyak hal yang jauh menembus alam yang tak terjangkau, menyakut

waktu, tempat, masa lalu, kini dan akan datang, juga menyangkut peristiwa

kehidupan dan imajinasi rasa. Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan,

101
Irene dan Khristiyono Erlangga Straight Point Series IPA Kelas 4 Kurikulum 2013….
h. 51
59

ini menyangkut sekian banyak hal yang terhampar di alam nyata, dengan segala

keluasan dan cakupannya. Demikian terlihat keserasian antara alam nyata dengan

tak terjangkau yang dirangkai dalam pengetahuan Allah SWT. Tiada sehelai daun

pun yang jatuh melainkan Dia mengetahuinya, ini adalah gerak kematian dan

kehidupan, gerak kejatuhan dan perpindahan secara cepat dari atas ke bawah, dari

kehidupan menuju kepunahan. Tiada jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi,

ini adalah gerak pertumbuhan dan perkejnbangan, yang muncul dari kedalam

menuju permukaan, dari ketersembunyian dan ketenangan menuju kejelasan dan

pergerakan. Tiada sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam

kitab yang nyata, ini menyeluruh, mencakup segala sesuatu; kehidupan dan

kematian, yang berkembang dan yang layu. Ini menyangkut segala yang hidup

tanpa kecuali.102

Secara tidak langsung Sayyid Qutub pada penafsirannya menyinggung

tentang Gaya terutama pada kalimatnya “Tiada sehelai daun pun yang jatuh

melainkan Dia mengetahuinya, ini adalah gerak kematian dan kehidupan, gerak

kejatuhan dan perpindahan secara cepat dari atas ke bawah, dari kehidupan

menuju kepunahan”. Pergerakan dan perpindahan merupakan dua hal yang

dihasilkan oleh gaya. Ketika seseorang melakukan gaya pada suatu benda, maka

yang terjadi adalah benda tersebut akan bergerak atau berpindah tempat.103

Namun, pergerakan dan perpindahan yang ditulis oleh Sayyid Qutub

dihubungkan dengan gerak kematian dan gerak kehidupan. Hal ini dikarenakan

102
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah (Jakarta: Lentera Hati, 2002), Vol. 4, h. 60
103
Lihat Irene dan Khristiyono Erlangga Straight Point Series IPA Kelas 4 Kurikulum
2013…. h.46
60

beliau memandang dari perspektif “hal-hal gaib” yang wajib diimani oleh setiap

muslim. Hal ini dapat diketahui dari awal ayat yang berbunyi “Dan Disisi Allah

kunci-kunci hal yang ghaib” yang inti maksudnya adalah penekanan bahwa hanya

Allah yang mengetahui hal yang Ghaib, tidak ada yang dapat mengetahui selain-

Nya. Dan Kematian adalah gaib bagi seluruh yang hidup, tetapi ia tidak gaib lagi

bagi yang telah mengalaminya. Waktu kedatangannya pun gaib bagi semua yang

hidup, tetapi begitu salah seorang telah wafat maka ketika itu, kedatangannya

tidak lagi menjadi gaib bagi siapa yang mengetahuinya.104

Namun, jika dilihat dari perspektif ilmu alam, tampak sekali ayat di atas

sebenarnya berhubungan pula dengan yang disebut gaya dan gaya gravitasi, yaitu

jatuhnya sehelai daun maupun biji-bijian yang “disebabkan oleh gaya tarik pusat

bumi” tidak ada yang luput dari pengetahuan Allah.

Gravitasi merupakan Gravitasi merupakan hukum alam ciptaan Allah yang

harus disyukuri. Karena tanpa gaya gravitasi bumi maka tidak akan ada kehidupan

di bumi ini. Gaya gravitasi inilah yang menjadi sebab matahari sebagai pusat tata

surya, manusia dapat berdiri tegak di atas permukaan tanah, air sungai dapat

mengalir dan air hujan jatuh ke bumi sehingga dapat dipergunakan oleh manusia

dalam kehidupan sehari-hari.105

104
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah (Jakarta: Lentera Hati, 2002), Vol. 4, h.129
105
Rusydin,”Gaya Gravitasi dalam Perspektif Alquran”, Skripsi, Yogyakarta: UIN Sunan
Kalijaga, 2008, h. 19
61

C. Cahaya dan Penglihatan Serta Bunyi dan Pendengaran

ۗ
‫ص َار َو ااْلَفإِ َدةَ قَلِاي ًًل َّما تَ اش ُك ُراو َن‬ َّ ‫قُ ال ُه َو الَّ ِذ آي اَنا َشاَ ُك ام َو َج َع َل لَ ُك ُم‬
َ ‫الس ام َع َو ااْلَبا‬

Artinya: Katakanlah, “Dialah yang menciptakan kamu dan menjadikan

pendengaran, penglihatan dan hati nurani bagi kamu. (Tetapi) sedikit sekali kamu

bersyukur.” (Q.S. Al-Mulk/67: 23)

Quraish Shihab menjelaskan bahwa tafsir dari surah Al-Mulk ayat 23 di

atas merupakan bentuk peringatan dari Allah untuk kaum kafir yang keadaan

mereka dilukiskan pada ayat sebelumnya106 yang tidak mau menggunakan potensi

yang diberikan oleh Allah. Peringatan ini berlaku pula untuk seluruh manusia,

bahwa katakanlah wahai Muhammad: “Dia lah Allah Ar-rahman pencurah kasih

untuk seluruh makhluk yang mengadakan kamu yakni menciptakan kamu tahap

demi tahap yang dimulai dari sperma dan pertemuannya dengan indung telur

(ovum), lalu menjadi ‘alaqah, kemudian mudhgah, dan seterusnya sampai menjadi

sempurna penciptaan fisik dan dihembuskan ruh lalu lahir di pentas bumi dan

menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan-penglihatan, serta aneka hati

agar kamu menggunakannya secara baik sebagai tanda kesyukuran kepadanya.

Tetapi sangat sedikit diantara manusia yang bersyukur dengan semua pemberian

Allah tersebut.107

106
Surah Al-Mulk Ayat 22:
ٰ َ ًّ َ َ َ ٰ َ
َ
‫اط ُّم ْست ِق ْي ٍم‬ ْ ْ َّ ْ َّ ‫ا َف َم ْنَّي ْمش ْي ُمك ًّبا َعلى َو ْجهه ا ْه ٰد‬
ٍ ‫ى امن يم ِشي س ِويا على ِص َر‬ٖٓ ٖٓ ِ ِ ِ
Maka apakah orang yang berjalan terjungkal di atas mukanya itu lebih banyak
mendapatkan petunjuk ataukah orang yang berjalan tegap di atas jalan yang lurus?
107
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah (Jakarta: Lentera Hati, 2002), Vol. 14, h. 365
62

Kata Ansya akum pada ayat di atas bermakna menimbulakan sesuatu dari

tidak ada menjadi ada. Serta dengan adanya tiga anugrah utama manusia berupa

pendengaran, penglihatan dan hati manusia dapat hidup dengan lengkap di alam

ini.

Ayat di atas hanya menyebut dua dari lima pancaindra, boleh jadi

karena keduanya adalah yang terpenting. Bisa juga keduanya mewakili yang

lain sehingga yang dimaksud adalah pancaindra. Ini sesuai dengan kebiasaan

penggunaan bahasa Arab yang menyebut sebagian tetapi yang dimaksud

adalah keseluruhan. Penyebutan al-fuad secara khusus daya pikir. merupakan

daya manusiawi yang tidak dimiliki oleh makhluk lain di bumi ini.108

Adapun makna tetapi amat sedikit kamu bersyukur menurut Al-Qurthubi

yakni kalian tidak mensyukuri nikmat ini dan tidak pula mengesakan Allah.109

Yang terbanyak hanyalah membuang umur, menghabiskan waktu kepada

yang tidak berfaedah dan berjalan di permukaan bumi dengan tidak ada tujuan,

sebagaimana yang telah dikatakan pada ayat-ayat tersebut di atas tadi.110

Sudah seharusnya bagi manusia untuk selalu mensyukuri dan menggunakan

berbagai nikmat yang diberikan oleh Allah SWT sebaik-baiknya. Mata dan

penglihatan yang diberikan Allah serta telinga dan pendengaran yang diberikan-

Nya adalah anugrah terbesar yang seharusnya mampu membantu manusia untuk

selalu taat dan tunduk kepada perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.

108
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah…. Vol.14, h. 365
109
Imam Alqurthubi, Al-Jami’ Li Ahkam Alquran (Jakarta Selatan: Pustaka Azzam, 2007)
110
Hamka, Tafsir Al-Azhar …. h. 7551
63

D. Sumber Daya Alam

‫ض الَّ ِذ اي َع ِملُ اوا لَ َعلَّ ُه ام‬ ِ ِ ِ ‫ظَهر الا َفساد ِِف الا ِب والابح ِر ِِبَا َكسبت اَي ِدى الن‬
َ ‫َّاس ليُذيا َق ُه ام بَ اع‬ ‫ََ ا ا‬ ‫َٰ َ َ ا‬ ُ َ ََ
‫يَارِجعُ او َن‬
Artinya: Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena

perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian

dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).

(Q.S. Ar-Ruum/30: 41)

Allah telah mengirimkan manusia ke atas bumi ini ialah untuk menjadi

Khalifah Allah, yang berarti pelaksana dari kemauan Tuhan. Banyaklah rahasia

Kebesaran dan Kekuasaan Ilahi menjadi jelas dalam dunia, karena usaha manusia.

Sebab itu maka menjadi Khalifah hendaklah menjadi mushlih, berarti suka

memperbaiki dan memperindah.111

Hamka dalam tafsirnya menjelaskan tentang makna ayat ini bahwa Allah

telah mengirimkan manusia ke atas bumi ini adalah untuk menjadi khalifah Allah,

yang berarti pelaksana dari kemauan Tuhan. Banyaklah rahasia kebesaran dan

kekuasaan Ilahi menjadi jelas dalam dunia, karena usaha manusia. Sebab itu maka

menjadi khalifah hendaklah menjadi muslih, berarti suka memperbaiki dan

memperindah.

Para Ulama berbeda pendapat mengenai makna kata al-fasaad pada ayat di

atas. Qatadah dan As-Suddi berkata, al-fasaad adalah kemusyrikan. Ini adalah

111
Hamka, Tafsir Al-Azhar …. vol. 7, cet. V, h. 5532
64

kerusakan paling besar. Ibnu Abbas RA, Ikrimah dan Mujahid berkata,"Kerusakan

di daratan adalah pembunuhan anak Adam akan saudaranya, Qabil membunuh

Habil. Sedangkan kerusakan di laut adalah penguasa yang menganbil setiap kapal

secara paksa."

Ada yang berpendapat bahwa makna al-fasaad (kerusakan) adalah

kekeringan, sedikitnya hasil tananan, hilangnya berkah. Seperti ini juga pendapat

yang dikemukakan oleh lbnu Abbas RA. Diaberkata, “Kurangnya berkah pada

pekerjaan hamba, agar mereka bertobat." Demikian komentar para ulama salaf

mengenai makna kalimat al-fasaad pada surah Ar-Ruum ayat 41 di atas

sebagaimana yang dijelaskan oleh Imam Al-Qurthubi.112

Laut telah tercemar, sehingga ikan mati dan hasil laut berkurang. Daratan

semakin panas sehingga terjadi kemarau panjang. Alhasil, keseimbangan

lingkungan menjadi kacau. Inilah yang mengantar sementara ulama kontemporer

memahami ayat ini sebagai isyarat tentang kerusakan lingkungan. Bahwa ayat di

atas tidak menyebut udara, boleh jadi karena yang ditekankan di sini adalah apa

yang nampak saja, sebagaimana makna kata zhahara yang telah disinggung di

atas apalagi ketika turunnya ayat ini, pengetahuan manusia belum menjangkau

angkasa, lebih-lebih tentang polusi.113

Thanthawi membagi kerusakan dalam dua bentuk pertama Kerusakan

yang berasal dari manusia.Yang dimaksud dengan kerusakan yang berasal dari

manusia yakni kerusakankerusakan akibat hawa nafsu manusia. Bagi Thanthawi

112
Imam Alqurthubi, Al-Jami’ Li Ahkam Alquran…. Jilid 14, h. 95
113
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah…. Vol. XII, h.77
65

manusia sebagai khalaifah di bumi seharusnya dapat bersikap adil terhadap

sesamanya maupun terhadap makhluk lainnya. Karena sesungguhnya antara

manusia dan makhluk lain serta alam ini sama-sama saling membutuhkan. Jika

keadilan tersebut sudah dapat tercapai maka manusia baru dapat dikatakan

berhasil dalam tugasnya sebagai khalifah di muka bumi.

Kedua kerusakan yang berasal dari alam Yakni hewan kecil seperti

mikroba dan virus yang membawa penyakit. Oleh karena itulah, dalam

penafsirannya ia menjelaskan mengenai penyakit.Menurut Thanthawi dalam

menghadapi kerusakan-kerusakan alam yang semakin banyak terjadi, manusia

harus bersabar. Sabar yang dimaksud adalah sabar yang berarti menahan hawa

nafsu. Dan dengan bersabar berarti telah mencegah banyaknya kerusakan yang

terjadi. Akan tetapi sabar tersebut juga harus diikuti dengan beberapa tindakan

penanggulangan terhadap kerusakan-kerusakan yang terjadi.114

Kadang kita termenung kagum memikirkan ayat ini. Sebab ia bisa saja

ditafsirkan sesuai dengan perkembangan zaman sekarang ini. Misalnya tentang

kerusakan yang terjadi di darat karena bekas perbuatan manusia, ialah asap dari

zat-zat pembakar, minyak tanah, bensin, solar dan sebagainya. Bagaimana bahaya

dari asap-asap pabrik yang besar bersama asap kendaraan yang digunakan

manusia untuk bepergian kemana-mana. Udara kotor yang telah dihisap setiap

saat, sehingga paru-paru manusia penuh kotoran.

114
Nani, “Ayat-Ayat Kauniyah Tentang Menjaga Keseimbangan Ekologi”, Skripsi,
Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2017, h. 58 - 59
66

Kemudian diperhitungkan pula kerusakan yang terjadi di lautan. Air laut

yang rusak karena air tangki yang besar membawa bahan bakar (minyak tanah

ataupun bensin) pecah di laut. Demikian pula air dari pabrik-pabirk kimia yang

mengalir melalui sungai menuju lautan, lama kelamaan kian banyak. Hingga air

laut penuh racun yang mengakibatkan ikan-ikan mati.


67

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan analisis peneliti mengenai ayat-ayat kauniyah yang terdapat

dalam materi ajar IPA kelas IV SD/MI, dapat ditarik simpulan bahwa memang

terdapat sebuah integrasi antara ayat Alquran, penafsiran ulama, dan materi ajar

IPA itu sendiri. Hal ini terbukti dengan banyaknya kesesuaian hubungan

ketiganya, sekalipun ada perbedaan pandangan beberapa ulama dalam

penafsiran, namun hal tersebut tidak berpengaruh secara langsung terhadap

kesesuaian antara ayat dan fakta yang ada dalam materi pelajaran.

Perbedaan pendapat para ulama merupakan hal yang biasa dalam hal

agama khususnya yang berkaitan dengan furu’. Salah satu perbedaan pendapat

ulama yang menjadi perdebatan ulama adalah mengenai tafsir tentang ilmu alam

(tafsir ilmiy). Para penentang tafsir ilmi menganggap bahwa upaya-upaya

penafsiran ayat-ayat Alquran dengan pendekatan ilmiah merupakan hal yang

bisa menyeret ayat-ayat Alquran ke dalam satu persoalan kekinian yang selalu

berubah-ubah dari waktu ke waktu. Hal ini dikhawatirkan akan menodai

kesucian Alquran yang seharusnya bersifat sakral dan final, dan menjadi

perdebatan ilmiah yang tidak jelas kapan akan berakhir.

Sementara para pendukung tafsir ilmi beranggapan bahwa bagaimanapun

juga penemuan penemuan ilmiah, merupakan satu kontribusi yang sangat

penting, dalam upaya menyingkap makna-makna yang ada di dalam ayat-ayat

67
68

Alquran, khususnya yang berkaitan dengan segi í‘jaz ‘ilmi, yang merupakan

salah satu bagian dari kemukjizatan Alquran.

B. Saran

Berdasarkan penelitian ini, penulis sangat berharap suatu saat akan

diperbanyak penerbitan buku-buku pelajaran khususnya IPA untuk Madrasah,

terlebih Madrasah Ibtidaiyah yang mengintegrasikan setiap materi pelajaran

dengan kandungan-kandungan Alquran. Hal ini bertujuan agar anak-anak di

Madrasah Ibtidaiyah dapat mengenal Alquran sejak dini, dan kelak tidak

terpapar pemahaman sekuler yang memandang antara ilmu dan agama memiliki

perbedaan yang tidak dapat disatukan.

Selain itu juga, perlu kiranya diperbanyak kajian-kajian tentang naskah

kitab-kitab tafsir baik yang klasik maupun yang kontemporer yang jumlahnya

sangat banyak, sehingga pembahasan mengenai ayat – ayat kauniyah tentang

Ilmu Alam tersebut dapat di pahami dengan muda dan di buktikan dengan ilmu

sains dengan sebaik-baiknya, dan menjadi sumber kajian yang tidak ada

habisnya di masa yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai