Oleh:
Irma Yanti
2220120009
Irma Yanti
Irmayanti0200@gmail.com
ABSTRAK
Tulisan ini membahas tentang Analisis QS. Al-Anbiya ayat 78 & 79 mengenai sosok Nabi Sulaiman
as. Sebagai seorang hakim yang adil dan bijaksana. Penelitian ini digolongkan kedalam penelitian
kepustakaan atau Library research, menggunakan metode kualitatif. Sedangkan dalam proses analisis
penulis menggunakan analisis isi atau Content analysis. Dan penelitian ini menemukan setidaknya
terdapat empat ibrah dalam kisah Nabi Sulaiman as. Sebagai seorang hakim. yaitu: memiliki sifat
Tawadhu, adil, bijaksana dan cerdas yang dapat kiita ambil Hikmah, Ibrah dan untuk dijadikan contoh
di masa kini.
Kata Kunci: Kepemimpinan Nabi Daud, Kisah Nabi Daud, Pemimpin
PENDAHULUAN
Salah satu tujuan Allah menyampaikan kisah adalah agar manusia mau berfikir
dan mengambil Ibrah. Kisah dalam al-Qur’an bukanlah suatu cerita yang hanya
bernilai sastra yang sangat tinggi saja, tetapi juga merupkan salah satu media untuk
mewujudkan tujuannya, sedangkan tujuan pokok dari kisah al-Qur’an adalah
pencapaian Hidayah Allah bagi manusia, agar manusia mau belajar dari kisah tersebut
dan mendapat hidayah dari Allah.1
Untuk memehami dan mengambil hikmah dan nasehat yang terkandung
didalam al-Qur’an, Allah SWT memerintahkan manusia agar senantiasa mentadaburi
atau merenungkan setiap ayat yang ada di dalam al-Qur’an, sebagaimana Allah
berfirman: “Kitab al-Qur’an yang kami turunkan kepadamu penuh berkah agar
mereka menghayati ayat-ayatnya dan agar orang-orang yang berakal sehat mendapat
pelajaran”.2 Bahkan Ali bin Abi Thalib r.a sangat menganjurkan agar kita mentadaburi
dan merenungkan makna yang ada dalam al-Qur’an, karena menurutnya al-Qur’an
merupakan pemberi nasehat yang tidak akan memperdaya dan petunjuk yang tidak
akan menyesatkan, sehingga akan menambah hidayah dan mengurangi kebutaan ilmu
bagi orang yang memahami kandungannya.3
1
Mustafa al-Baghdadi dan Mahyudin Mustawa, al-wadheh fi ‘ulum al-Qur’an cet II (Damaskus: dar Ulumul
Insaniyah, 1998) hal. 186
2
Al-Qur’an surat Shad ayat 29
3
Ayatullah Muhammad Baqir Haqim, Ulumul Qur’an (Jakarta: Al-Huda, 2012) hlm.13
Banyak hal yang diungkapkan oeleh al-Qur’an untuk kita renungi baik itu
mengenai hokum, kiah ataupun yang lainnya. Dalam al-qur’an banyak terdapat kisah,
bila sebuah nasihat dituangkan dalam bentuk kisah yang menggambarkan suatu
peristiwa yang terjadi dalam kehidupan, maka akan dapat meraih apa yang di tuju.
Orangpun tidak akan bosan mendengarkan dan memperhatikannya., ia akan merasa
rindu dan ingin tau apa yang dikandungnya.4
Kisah-kisah para Nabi dalam al-Qura’an menggambarkan parade iman di
jalannya yang lurus membentang, menampilkan kisah dakwah kepada agama Allah
dan tanggapan manusia terhadapnya dari generasi ke generasi. Sebagaimana juga
menaampilkan tabiat iman dalam jiwa orang-orang pilihan dan menampilkan tabiat-
tabiat orang yang menggambarkan hubungan dengan Tuhan yang telang
mengistimewakan mereka dengan karunia yang besar ini. Kisah-kisah ini juga
mengungkapkan kisah tasawwur ‘pola pikir’imani dan membedakannya di dalam
perasaan dari semua pola piker lainnya. Karena itu kisah-kisah dalam al-Qur’an
adalah bagian-bagian dari kitab dakwah ini.5
Salah satu kisah yang dapat dijadikan sebuah kajian aktual dalam memotret dan
mengoparasikan dengan kondisi hukum dan permasalahan yang dihadapi masyarakat
saat ini adalah kisah Nabi Sulaiman as. Sebagai seorang hakim yang diungkapkan
dalam QS. Al-Anbiya ayat 78 dan 79.
METODOLOGI
Penelitian yang dilakukan penulis ini tergolong sebagai penelitian kepustakaan
atau Library research dengan objek kajiannya adalah Kisah Nabi Sulaiman as. Dalam
QS. Al-Anbiya ayat 78 dan 79. Dan Teknik pengumpulan data untuk menyelesaikan
penelitian ini adalah dengan menelusuri data-data atau bahan-bahan yang diperlukan
yang berasal dari perpustakaan berupa literatur buku, ensiklopedi, jurnal, dokumen
dan lain sebagainya.6 Penulis menggunakan metode kualitatif dalam proses penelitian
ini. Sedang dalam proses analisis data penulis meggunakan teknis analisis isi atau
Content analysis yang digunakan dalam sebuah penelitian yang bersifat pembahasan
mendalam terhadap isi suatu informasi tertulis dalam kajian ini adalah al-Qur’an. 7
14
Imam Jalaluddin as-Suyuti, tafsir al-Qur’an surat al-Anbia ayat 78 & 79 (Tafsir Jalalain, Bairut, Dat al-Kitab
Alamiyah) juz.2 hal.57-58 (maktabah syamilah)
15
Imam al-Baghawi, , tafsir al-Qur’an surat al-Anbia ayat 78 & 79 (tafsir al-Baghawi, Dar Tayibah) juz.5 Hal.334
(maktabah syamilah)
bijaksana, yang memiliki peran untuk memahami dan menemukan solusi atas
problem yang terjadi ditengah-tengah rakyatnya.
a. Konsep Hakim Dalam Islam
Menurut syara’ hakim adalah orang yang diangkat oeleh kepala Negara
untuk menjadi hakim dalam menyelesaikan gugatan, perselisihan-perselisahan
dalam bidang hukun perdata oleh karena penguasa sendiri tidak dapat
menyelesaikan tugas peradilan.16
Goldstein, menerangkan setidaknya ada tiga konsep kedudukan hakim
dalam penegakan hokum (Law enforcement). Pertama, dalam kerangka total
enforcement concept, dimana hakim diharapkan menegakan hakim secara
menyeluruh baik norma maupun norma yang terkandung didalamnya. Hal ini
sulit dilakukan karena dalam menjalankan hokum itu sendiri terdapat kerangka
due process of law sehingga terdapat pembatasan lain seperti penerapan hokum
acara. Kedua, full enforcement concept yaitu terhadapsisi-sisi yang masih grey
area hakim memberikan diskresinya atas berbagai keterbatasan subtansi
hokum, struktur hokum maupun budaya hokum. Ketiga, adalah Actual
enforcement concept.17
b. Analisis QS. Al-Anbiya ayat 78 dan 79
Kisah Nabi Sulaiman yang terdapat dalam surat al-Anbiya ayat 78 &79
merupakan salah satu dari sekian banyak kisah Nabi Sulaiman yang terdapat
dalam al-Qur’an yang tentunya mengandung banyak sekali Hikmah dan
pelajaran yang dapat di ambil. Dari ayat 78 & 79 surat al-Anbiya sendiri jika
kita analisis ada beberapa Ibrah yang dapat kita ambil diantaranya:
1. Bersikap Tawdhu
Salah satu Hikmah dan ibrah yang dapat kita ambil dan contoh dari
kisah Nabi Sulaiman adalah bersikap Tawadhu, atau rendah hati dalam
memberikan saran atau usulan. Dalam konteks ini, Sikapnabi Sulaiman yang
sebelumnya telah diberikan kecerdasan yang lebih dari sang raja, ditak lantas
langsung mengubah putusan sang raja, melainkan mengajukann usulan
putusan setelah raja memintanya. “seandainya saya diberi tugas memutuskan
perkala kalian, aku akan memberi putusan perkara yang lain”, hal itupun
terdengar sampai ke Nabi Daud, kenudian Nabi dau memanggil Nabi
Suliman Untuk memberikan usulan putusannya, Kemudian Nabi Daud
menyepakatinya.
Selain itu kita juga dapat melihat sikap tawadhu Nabi Daud, yang tidak
sungkan dan lapang hati menerima saran dari seseorang yang kedudukannya
dibawahnya.
Sikap tawadhu merupakan ilmu, dan orang yang bertawadhu karena
Allah, maka Allah akan mengangkat derajatnya. Itulah pentingnya tawdhu
16
Muhammad Salam Madkur, Peredilan dalam islam, (Surabaya: PT Bina Ilmu, 19993) hal.29
17
File: ///G:/bahan%20tesis/A.%20pengertian/I/idepepedensi-hakim-dalam-penegakan-hukum.html, diunduh
4 November 2022 pukul 08.00
dan menghindarkan diri dari sifat tinggi hati karena ilmu itu memerangi
orang yang tinggi hati seperti banjir memerangi tempat yang tinggi.18
2. Bersikap Adil dan Bijaksana
Salah satu Hikmah dan ibrah yang dapat kita ambil dan contoh dari kisah
Nabi Sulaiman adalah bersikap Adil dalam memberi putusan, kebun anggur itu
diserahkan kepada pemilik kambing, agar ia mengurusnya sampai kebun itu
berbuah lagi seperti sebelumnya, dan kambing itu diserahkan kepada pemilik
kebun, dan dia bisa memanfaatkan kambinya. Dan ketika kebun itu telah
kembali berbuah seperti sebelumnya, maka kebun itu diserahkan kembali
kepada pemiliknya begitupun dengan kambingnya. Dan, Nabi Sulaiman
meletakan asang bayi diatas meja lalu mengeluarkan pedang untuk membelah
bayinya menjadi dua agar masing-masing mereka mendapatkan setengah,
melihat hal itu kemudian yang termuda mengatakan bahwa itu adalah bayi
milik wanita tertua, karena dia tidak mau bayinya terbumuh, mendengar hal
itu kemudian Nabi Sulaiman memberiakn bayi itu kepada Wanita
termuda.menurut Abdul Malik Al-Karim Amrullah (Hamka) adail adalah
menimbang yang sama berat, menyalahkan yang salah dan membenarkan yang
benar, mengembalikan hak kepada ynag punya dan jangan berlaku dzalim. 19
3. Pemikiran Cerdas
Hikmah dan ibrah yang dapat kita ambil dan contoh dari kisah Nabi
Sulaiman adalah mempunyai Pemikiran yang Cerdas Nabi Sulaiman meletakan
asang bayi diatas meja lalu mengeluarkan pedang untuk membelah bayinya
menjadi dua agar masing-masing mereka mendapatkan setengah, melihat hal
itu kemudian yang termuda mengatakan bahwa itu adalah bayi milik wanita
tertua, karena dia tidak mau bayinya terbumuh, mendengar hal itu kemudian
Nabi Sulaiman memberiakn bayi itu kepada Wanita termuda. Kecerdasan dan
pemahaman terhadap hokum tidak bergantung kepada usia. Orang yang lebih
muda adakalanya lebih faham dan lebih menguasai masalah disbanding orang
yang lebih sepuh. Begitu pula dengan Abdullah Ibn Umar lebih mampu
menjawab pertanyaan yang diajukan Rasulallah Saw. Disbanding para sahabat
senior.20
kisah ini menunjukan bahwa seorang hakim diperbolehkan menunjukan
suatu perbuatan yang sesunggunya tidak ingin dilakuaknnya, seperti halnya
Nabi Sulaiman yang menggunakan pedang utuk membelah anak utuk dua
wanita yabg sedang beperkara, sejatinya Nabi Sulaiman tidak ingin membelah
anak itu. Hanya saja ia inin menegaskan kebenaran21.
Kesimpulan
18
Imam al-Ghazali, Ringkasan Ihya ‘ulumuddin. Hal.29
19
Abdul Malik Al-Karim Amrullah, Tafsir al-Azhar Juz XIII-XIIV. (Jakarta, pustaka panjimas, 2004) hal.283
20
Dr. Sulaiman al-Asyqar, shahi al-Qashas al-Nabawi, (Oman: Daru Al-Nafa’is, 1997) cet.1 hal.156
21
Dr. Sulaiman al-Asyqar, shahi al-Qashas al-Nabawi, (Oman: Daru Al-Nafa’is, 1997) cet.1 hal.156
Berdasarkan hasil telaah kepustakaan melalui metode Analisis yang telah
penulis lakukan. Penelitian ini menemukan setidaknya ada empat Ibrah yang terdapat
didalam kisah Nabi Sulaiman dan Nabi Daud yang mepersentasikan sebagai seorag
Hakim pada Surah Al-Anbiya ayat 78 & 79. Adapun empat ibrah tersebut dapat
terapkan dimasa kini adalah sebagai berikut: pertama, bahwa seorang hakim tidak
lantas langsung memutuskan kesalahan putusan raja secara sepihak. Kedua, memiliki
sifat tawadhu, bahwa sorang hakim atau pemimpin tidak tidak malu dan segan
menerima saran dari siapapun jika memang untuk kemaslahatan Bersama walaupun
saran itu berasal dari seseorang yg lebuh rendah kedudukannya. Ketiga, bahwasannya
seorang hakim atau pemimpin harus mempunyai sikap adil dan bijaksana dalam
memberikan keputusan. Dan yang keempat: seorang hakim atau Pemimpin harus
memiliki pemikran cerdas agar dapat memberikan putusan yang sesuai.
Daftar pustaka
Nasution Harun. 2002. Ensiklopedi Islam Indonesia, Jakarta, Djambatan
‘Ali Sya’ban Hilmi. 2011. Sulaiman ‘Alahi as-Salam, Terj, Fathoorahman.
Yogyakarta, Pustaka Pelajar Offset
Shihab M. Quraish. 2017. Tafsir al-Misbah, pesan, kesan, dan keserasian dalam al-
Quran. Tangrang: lentera hati
Jalaluddin as-Suyuti Imam. tafsir al-Qur’an surat al-Anbia ayat 78 & 79 . Tafsir
Jalalain, Bairut, Dat al-Kitab Alamiyah
al-Baghawi Imam, tafsir al-Qur’an surat al-Anbia ayat 78 & 79. tafsir al-Baghawi,
Dar Tayibah
Salam Madkur Muhammad. 19993. Peredilan dalam islam. Surabaya: PT Bina Ilmu
File: ///G:/bahan%20tesis/A.%20pengertian/I/idepepedensi-hakim-dalam-penegakan-
hukum.html, diunduh 4 November 2022 pukul 08.00
al-Ghazali Imam, Ringkasan Ihya ‘ulumuddin
Al-Karim Amrullah Abdul Malik. 2004. Tafsir al-Azhar Juz XIII-XIIV. Jakarta,
pustaka panjimas
Sulaiman al-Asyqar Sulaiman. 1997. Shahih al-Qashas al-Nabawi. Oman: Daru Al-
Nafa’is
al-Baghdadi Mustafa dan Mustawa Mahyudin. 1998. al-wadheh fi ‘ulum al-Qur’an
Damaskus: dar Ulumul Insaniyah
Ayatullah Muhammad Baqir Haqim Ayatullah. 2012. Ulumul Qur’an (Jakarta: Al-
Huda
Harahap Nursapia. 20014. Penelitian kepustakaan. Jurnal iqra
mulyadi Seto. Basuki Heru. 2020. Metode penelitian Kualitatif Mix Method. depok:
Raja Grafindo