Anda di halaman 1dari 38

TEMA BULAN APRIL 2022 :

“GKI yang DEWASA, MANDIRI dan MISIONER”

MINGGU, 3 APRIL 2022


KALENDER GEREJAWI : Minggu Sengsara VI – Unggu
“Passio Judika – Berilah Keadilan“
PEMBACAAN ALKITAB : ZAKARIA 9 : 9~10
TEMA : Raja Adil, Jaya dan Lemah Lembut

Minggu sengsara ke enam ini secara liturgis dikenal dengan nama


Passio Judica : “Judica me, Deus” adalah Bahasa Latin yang berarti
Berilah keadilan kepadaku ya Allah...". lni adalah kata-kata awal dari
Mazmur 43:1. Di Jerman khususnya di Gereja Katolik, malam sebelum
hari Minggu Judika ini, biasanya salib di dalam ruang gereja ditutup
dengan kain berwarna hitam atau ungu. Praktek menutup salib di
minggu Judika ini bermakna memberi suasana lain; agar jemaat lebih
berfokus pada kata-kata yang disampaikan dalam dua minggu terakhir di
periode minggu sengsara dan tidak pada benda yang ada dalam gedung.
Selubung itu juga bermakna menimbulkan kerinduan akan waktu Paskah
di mana keindahan salib itu akan dinampakkan. Selubung itu tidaklah
untuk selamanya, sementara saja, artinya suasana sendu minggu
sengsara itu sementara saja.
Ketika selubung di buka menjelang paskah pagi, akta ini bermaksud
mengingatkan umat akan kehidupan kita di dunia. Kita hidup dalam
dunia yang terselubung dunia yang sementara Lewat kematian dan
kebangkitan keindahan yang sesungguhnya bersama Allah dapat kita
alami selamanya.
PENDAHULUAN
Mengharapkan suatu kehidupan masyarakat yang sejahtera, damai
dan makmur adalah kerinduan semua orang, apalagi bila suatu
komunitas tertentu bertahun-tahun berada dalam kondisi yang
tertekan.

1
Bila tekanan politik, sosial dan ekonomi melanda suatu masyarakat
tertentu biasanya muncul gerakan-gerakan pengharapan (kargoisme)
suatu masa yang damai. Hal ini sering kita jumpai di setiap tempat di
dunia ini. Di Papua misalnya gerakan kargoisme yang sering disebut
Koreri adalah suatu gerakan pengharapan akan masa kesejahteraan.
Ketika masyarakat merindukan kondisi sejahtera, mereka pun
mengimpikan figur seorang pemimpin sebagai sosok pembawa
kesejahteraan. Hal ini pun dialami dan dirasakan oleh kurang lebih
50.000 orang Yehuda di Yerusalem setelah 20 tahun kembali dan
pembuangan di Babel. Ketika Babel runtuh kaum Yehuda dikuasai
penuh oleh kerajaan Persia. Maka atas izin raja Persia, sejumlah
masyarakat Yehuda kembali ke Yerusalem di bawah bimbingan nabi
Zakaria dan Hagar. Kedua nabi ini dihadirkan Allah untuk
mengarahkan dan memberi semangat bagi bangsa itu guna
membangun kembali kota Yerusalem dan Bait Sucinya. Diperkirakan
sekitar tahun 516-515 SM pembangunan Bait Allah selesai
dikerjakan dan ditahbiskan bagi orang-orang Yehuda. Tampilnya
nabi Zakaria (artinya Allah mengingat) di tengah-tengah komunitas
orang Yehuda memberi inspirasi spikis dan religius bagi kaum
Yehuda, dia hadir tidak saja sebagal motivator pembangunan Bait
Allah dan kota Yerusalem melainkan pula menjadi corong profetis
akan hadirnya seorang Mesias (pemimpin) damai sejahtera dan
keselamatan seluruh bangsa.
Pembacaan kita saat ini (Zakharia 9 : 9~10) merupakan nubuat yang
disampaikan saat kaum Yehuda merindukan sosok seorang pemimpin
terkemuka; pemimpin yang kembali mengubah dan mengangkat
martabat bangsanya dari keterpurukan Allah memakai bibir Zakharia
menyampaikan rancangan ilahi di masa yang bukan bersifat
partkularistis, melainkan universal. Tetapi bagi orang Yehuda, nubuat
itu memiliki nilai politik yang begitu kental. ltulah sebabnya jangan
heran bila dikemudian hari ketika Yesus Kristus telah hadir dalam dunia
kekaisaran Romawi dan saat lA diarak-arakan menuju kota Yerusalem
(bnd. Mat. 21 : 5

2
Yoh 12:15) semua orang Yahudi yakin dan bersukacita karena
Mesias yang dinubuatkan Zakharia itu telah menjadi nyata di tengah-
tengah pengharapan mereka.
PENJELASAN TEKS
Bila dicermati secara baik nubuat nabi Zakharia di pasal 9 : 9~10,
ada dua hal penting yang tersirat di dalamnya.
2.1 Sukacita datangnya seorang raja Yehuda (ay. 9)
Dalam nubuatan ini, nabi Zakharia menyampaikan seruannya bagi
seluruh kaum Yehuda saat setelah pulang dari negeri pembuangan
Babel, agar mereka selalu memiliki semangat pengharapan. Ketika
sekembali dari pembuangan menurut nabi Zakharia spiritualitas
kaum Yehuda jangan sampai kendor, melainkan semakin bertambah
pengharapan akan datangnya seorang raja yang besar atas mereka.
Bila saatnya tiba, sosok raja yang dinanti-nantikan itu datang,
suasana sukacita dan nyanyian yang nyaring harus diperdengarkan.
Perhatikan Zakharia menggunakan dua nama tempat yang selalu
dibangga-banggakan oleh seluruh kaum Yehuda, yaitu Sion dan
Yerusalem. Zakharia berkata: “hai puteri Sion, bersorak-sorailah, hai
puteri Yerusalem !" Kata puteri Sion dan puteri merujuk pada orang-
orang Yehuda yang biasanya menyembah Allah di Bait Suci di bukit
Sion dan kaum Yehuda yang mendiami kota Yerusalem, agar mereka
bersorak-sorai menyambut datangnya sang raja itu. Mungkin saja kaum
Yehuda akan bertanya, raja yang bagaimana itu ? Zakharia menyebut
tiga karakter dari raja yang akan datang itu, yaitu: adil, jaya, lemah
lembut dan mengendarai seekor keledai beban yang muda.
Sesungguhnya kaum Yehuda pada waktu itu merindukan sosok
pemimpin (raja) yang adil dan menciptakan damai sejahtera bagi
rakyatnya; la tidak menggunakan kekerasan militernya untuk
memerintah dengan kejam, melainkan sifat kerendahan hati dalam
kepemimpinannya:
Kata Adil menunjukkan bahwa raja itu akan menegakkan hukum bagi
kaum Yehuda dan juga bangsa-bangsa lain, seperti tertulis dalam Yesaya
42 : 1, 3, 4 Mengapa ? Karena keadilan adalah prasyarat pertama
seorang raja dalam kepemimpinannya sebagai

3
dasar bagi damai sejahtera bagi rakyat dan bangsa-bangsa yang lain.
Kata Jaya menunjukkan bahwa raja itu hadir di tengah-tengah
rakyatnya bukan untuk mencelakakan, melainkan menyelamatkan.
Hal ini mau menegaskan bahwa raja yang dinubuatkan nabi Zakharia
adalah seorang pemimpin yang oleh karena pengorbanannya, ia
selalu dikenang di sepanjang masa. Lalu, kata Lemah-Iembut
menunjukkan bahwa raja itu dalam pemerintahannya tidak
menggunakan kekerasan terhadap rakyatnya dan rakyat bangsa-
bangsa lain. Dengan memiliki karakter Iemah lembut, maka raja itu
akan mengorbankan segala kepentingan pribadinya demi kepentingan
rakyatnya; hal ini menunjukkan pada kerendahan hati, bukan
keangkuhan dan kesombongan. Kemudian, kata Mengendarai seekor
keledai muda, menunjukkan pada karakter raja itu bersahaja, ia tidak
menunjukan dirinya sebagai seorang raja yang jauh dan rakyatnya
tidak seperti raja-raja pada umumnya yang sering menunggangi
seekor kuda perang. Hal ini membuktikan bahwa raja yang
dinubuatkan nabi Zakharia ini adalah raja yang sangat dekat dengan
rakyatnya (merakyat). ;
Ketika hadirnya Yesus Kristus, nubuat nabi Zakharia benar-benar
digenapi lebih dari 500 tahun kemudian pada saat Tuhan Yesus
bersama dengan murid-muridnya memasuki kota Yerusalem.
Katakanlah kepada puteri Sion; Lihat rajamu datang kepadamu, la
Iemah Iembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban
yang muda (Mat. 21 : 5). Penulis lnjil Matius menjelaskan bahwa
peristiwa itu terjadi agar genaplah apa yang dinubuatkan oleh nabi
Zakharia dalam perjanjian Lama. Kedatangan Yesus ini (Raja, Mesias)
ini begitu berbeda, tidak seperti cara-cara dunia yang penuh dengan
kesombongan, keangkuhan, saling menantang dan menonjolkan
kekuatan. Kehadiran Yesus Kristus sebagai Raja tidak memakai cara-
cara kekerasan dengan menyandang pedang melainkan dengan keadilan,
kelemah-lembutan dan damai. Penulis lnjil Matius dan Yohanes
menjelaskan bahwa Yesus meminta menunggangi keledai muda adalah
untuk menggenapkan nubuat dari Zakharia yaitu :

4
“Hai puteri Sion, dengarkanlah dan lihatlah, Raja itu akan masuk ke
Sion, Rajamu datang. la lemah lembut dan mengendarai seekor keledai
beban betina yang muda“. Waktu Yesus memasuki Yerusalem dengan
menaiki keledai. orang Yahudi langsung tahu bahwa inilah sang raja itu,
maka mereka merespon dengan mengutip Mazmur 118 : 26 “Hosana
bagi Dia Anak Daud, yang datang dalam nama Tuhan, Dia yang maha
tinggi !" Orang-orang itu menghamparkan jubah mereka yang mahal di
jalan sebagai wujud penghormatan kepada Tuhan Yesus.
2.2 Wibawa dan kuasa yang dimiliki raja Yehuda itu (10) Kondisi
yang dialami kaum Yehuda pada waktu itu tidak saja soal tekanan
politik dari kerajaan Persia, tetapi juga kontra politik antara kerajaan
Israel Utara (Efraim) dan kerajaan Yehuda (Yerusalem). Maka nabi
Zakharia pun menegaskan lewat nubuatnya bahwa raja yang dinanti-
nantikan itu akan bertindak berdasarkan inisiatifnya sendiri untuk
melenyapkan perseturuan di antara mereka. Kereta-kereta perang
Efraim dan kuda-kuda dari Yerusalem menggambarkan tentang
permusuhan di antara ke dua kerajaan itu, akan dilenyapkan dengan
keadilan. kejayaan, kelemahlembutan yang dimiliki raja itu. Dengan
menungangi keledai muda, raja itu akan melenyapkan busur-busur
panah di antara dua kerajaan itu; dia pun akan memberitakan damai,
bukan saja untuk Efraim dan Yerusalem, tetapi juga seluruh bangsa.
Dengan demikian, raja itu akan memiliki kekuasaan dari laut sampai
ke laut dan dari sungai Efrat sampai ke ujung-ujung bumi. Hal ini
menggambarkan tentang wibawa raja itu dan kekuasaannya melebihi
semua raja yang berkuasa pada waktu itu.
Ketika Yesus Kristus (Mesias) hadir dalam dunia, nubuat nabi Zakharia
benar-benar digenapi dalam seluruh tugas dan pekerjaan-Nya.
Pengajaran dan pelayanan Yesus menekankan tentang damai sejahtera,
bukan permusuhan di antara orang-orang Samaria dan Yahudi.
Perhatikan bagaimana keterlibatan Yesus untuk mendamaikan orang-
orang Yahudi dan orang-orang Samaria, yang tergambar dalam cerita
percakapan Yesus dengan

5
perempuan Samaria (Yohanis 4 : 9), dan perumpamaan Yesus
tentang orang Samaria yang murah hati (Lukas 10 : 25~37). Kita bisa
melihat bagaimana pengajaran dan pelayanan Yesus benar-benar
menekankan tentang damai. Yesus membuktikan diri-Nya sebagai
Raja Damai bukan saja untuk mendamaikan orang-orang Yahudi dan
Samaria, melainkan juga untuk semua suku bangsa.
Kematian-Nya di kayu salib adalah untuk mendamaikan orang-orang
berdosa dengan Allah. Damai itu juga yang diajarkan Yesus kepada para
rasul-Nya membawa damai kepada semua orang. la berfirman,
“Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan
disebut anak-anak Allah" (Marius 5 : 9).
PENERAPAN
3.1 Melalui pembacaan ini kita diingatkan oleh nabi Zakharia bahwa
kedamaian merupakan suatu kebutuhan setiap orang. Tentu saja
semua orang berharap agar dalam kehidupan berjemaat,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, kedamaian itu menjadi
impian setiap orang.
Tidak ada seorangpun yang tidak butuh kedamaian; semua orang
tentunya membutuhkannya, baik secara pribadi, keluarga,
jemaat dan masyarakat pada umumnya. Kehadiran nabi Zakharia
melalui nubuatnya ini mengingatkan kita bahwa sekalipun
Yesus Kristus, Sang Raja Damai itu, telah membuktikan kepada
dunia tentang nilai kedamaian, melalui seluruh pengajaran dan
pelayanan-Nya hingga pada kematian-Nya di atas kayu salib,
tidak lagi diterjemahkan sebagai impian, melainkan menjadi
tugas dan tanggung jawab setiap orang percaya.
Menciptakan kedamaian di antara sesama merupakan tugas
bersama. tugas Gereja di masa kini. Gereja terpanggil untuk
menyuarakan suara profetis perdamaian, bukan menciptakan
konflik diantara sesama manusia. Kristus Yesus adalah Raja
Damai, Raja yang mendamaikan manusia dengan Allah, dan
manusia dengan sesamanya.

6
3.2 Kehadiran Yesus dalam dunia ini membuktik kepada dunia
bahwa Dia bukanlah Raja yang menciptakan konflik politik,
ekonomi dan social, antara golongan suku dan agama; Dia hadir
dengan menunggangi keledai muda di dalam kerendahan.
Kehadiran-Nya sebagai Raja Yang Adil, Jaya dan Lemah-
Iembut tidak lain dan tidak bukan hanya untuk mendamaikan
manusia dengan Allah dan manusia dengan sesamannya.
Ketika keadilan ditegakkan pengabdian bagi kepentingan orang
banyak terlaksana dan kepemimpinan yang melayani dijalankan
oleh setiap anak-anak Tuhan di berbagai profesi, kedamaian
pasti tercipta. Karena itu, sebagai orang percaya, mari kita
menciptakan kedamaian itu melalui sikap yang adil, pengabdian
yang benar dan pelayanan kita yang tulus, sebagaimana yang
dilakukan Kristus Yesus di dalam penderitaan dan kematian-
Nya, niscaya semua orang akan merasa damai melalui hidup dan
karya kita. Amin.

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI dapat dilihat pada Tata


Ibadah Minggu Sengsara VI

7
MINGGU, 10 APRIL 2022
KALENDER GEREJAWI : Minggu Sengsara VII – Unggu
“Palmarum - Minggu Palem“
PEMBACAAN ALKITAB : YOHANES 12 : 20~36
TEMA : Yesus Dimuliakan dalam Penderitaan-Nya

PENDAHULUAN
Berbicara tentang kematian adalah suatu topik yang tidak disukai dan
sering dihindari oleh semua orang. Karena kematian adalah hal yang
menakutkan, yang mengerikan. Namun, mau tidak mau, suka
ataupun tidak suka, kita diajak untuk berpikir soal kematian. Ada tiga
hal yang tidak diketahui oleh manusia tentang kematiannya, yaitu
kapan ia mati, di mana ia mati, dan bagaimana ia mati. Tetapi, Yesus
Kristus mengetahui tiga hal ini; Dia tahu kapan, di mana dan
bagaimana caranya lA mati. Sekurang-kurangnya ada tiga kali Yesus
Kristus memberitahukan tentang kematian-Nya. Yesus tahu bahwa
kematian-Nya akan terjadi di atas salib di Golgota dan kematian-Nya
itu dimulai dengan penderitaan yang dialami-Nya di Yerusalem.
Pembacaan Minggu ini dalam lnjil Yohanes 12 : 20~36 menjelaskan
tentang Yesus memberitahukan kematian-Nya kepada murid-murid-
Nya. Saat Filipus dan Andreas mempertemukan beberapa orang
Yunani dengan Yesus.
Menurut penjelasan penulis Yohanes bahwa enam hari sebelum
Paskah Yesus ke Betani untuk melihat Lazarus dan disanalah Marta,
saudara perempuan Lazarus membasuh kaki Yesus dengan minyak
Narwastu yang mahal harganya. Keesokan harinya Yesus diarak-arak
menuju kota Yerusalem menunggangi seekor keledai muda
sebagaimana yang dinubuatkan nabi Zakharia dalam kitab Perjanjian
Lama (Zak. 9:9)
Peristiwa Yesus dielu-elukan menuju kota Yerusalem merupakan
momen penting bagi Yesus untuk lA dimuliakan lewat kematian-Nya.
Kehadiran Yesus memasuki kota Yerusalem menjelang Paskah,
memberi tanda awal kematian-Nya semakin dekat.

8
Menurut informasi penulis Yohanes, momen itu mengundang
perdebatan hangat di kalangan orang-orang Farisi yang pada waktu
berencana menangkap-Nya. Peristiwa itu menurut Yohanes tidak saja
dihadiri oleh orang-orang Yahudi tetapi juga orang-orang
berkebangsaan Yunani yang menganut agama Yahudi. Hal ini benar-
benar mengkhawatirkan hati orang-orang Farisi pada waktu itu,
sehingga mereka berkata: "Kamu lihat sendiri, bahwa kamu sama
sekali tidak berhasil, lihatlah, seluruh dunia datang mengikuti Dia".
(Yoh. 12:19).
PENJELASAN TEKS
2.1 Orang-orang Yunani ingin bertemu Yesus (20~22) Kehadiran
beberapa orang Yunani yang menganut agama Yahudi ke Yerusalem
bertujuan untuk merayakan hari raya Paskah. Namun, menjelang
perayaan itu. momen Yesus dielu-elukan menuju kota Yerusalem
menjadi perhatian publik. Tentu saja peristiwa itu menarik perhatian
orang-orang Yunani itu, sehingga mereka ingin bertemu Yesus. Tentu
saja bertemu Yesus di tengah-tengah kerumunan orang banyak itu amat
sulit. Maka, jalan keluar yang lebih muda ialah berkonfirmasi dengan
orang-orang dekat Yesus, yakni para murid-Nya. Entahlah. mungkin
karena Filipus adalah nama Yunani. sehingga orang-orang tersebut lebih
akrab menyampaikan maksud mereka kepadanya. Saat itu Filipus
merasa skeptis, karena ia tidak yakin Yesus mau berbicara dengan
orang-orang Yunani itu, mengingat la pernah berkata: “Aku diutus
hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel”. Lagi pula,
pernah pada waktu murid-murid diutus untuk memberitakan lnjil, Yesus
juga berpesan supaya mereka hanya memberitakan lnjil kepada orang
Israel.
Karena itu, Filipus pergi kepada Andreas dan Andreas langsung
membawa mereka kepada Yesus. Tentu saja keinginan bertemu
Yesus tidak terlepas dari wibawa dan pengaruh-Nya sebagai seorang
Guru telah tersebar, tidak saja di kalangan orang Yahudi, melainkan
juga di kalangan orang-orang Yunani. Tentang topik apa yang
hendak dibicarakan dengan Yesus, kita tidak tahu, karena penulis
Injil Yohanes tidak meninggalkan referensi tentang hal itu kepada
kita.

9
Namun demikian, kita perlu memberi apresiasi bahwa justru dengan
adanya niat orang-orang Yunani itu. mendorong Yesus
mengungkapkan hal kematian-Nya di depan murid-murid-Nya dan
orang-orang banyak yang ada bersama Yesus pada saat itu.

2.2 Yesus memberitahukan kemuliaan-Nya melalui kematian-


Nya (23-24)
Mendengar penyampaian Filipus dan Andreas, Yesus, secara terbuka
mengumumkan hal kematian-Nya kepada semua orang pada waktu
itu.
"Telah tiba saatnya Anak Manusia dimuliakan." Agar semua orang
bisa mengerti akan pernyataan itu, Yesus menggunakan
perumpamaan biji gandum. Perumpamaan ini memberi arti bahwa
Dia diumpamakan sebagai satu biji gandum yang dijatuhkan ke
dalam tanah dan mati namun menghasilkan banyak buah. Hal ini pun
mau mengingatkan para murid Yesus bahwa kematian-Nya akan
membuat banyak orang di segala suku bangsa yang menjadi percaya
kepada-Nya; bukan saja orang-orang Yahudi melainkan juga orang-
orang Yunani.

2.3 Nasihat Yesus tentang pengorbanan panggilan pelayanan


(25~26)
Setelah berkata demikian Yesus menjelaskan soal arti pengorbanan dalam
panggilan Tuhan kepada Filipus dan Andreas. Dia berkata : “Barang siapa
mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barang siapa
tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup
yang kekal” (ay. 25). Siapa yang mau kehilangan nyawanya tanpa sebab ?
lya kan ? Sebenarnya, perkataan Yesus ini mau mengingatkan para murid-
Nya bahwa untuk memberitakan tentang keselamatan kekal itu butuh
pengorbanan. Yesus menyerahkan nyawa-Nya hanya untuk keselamatan
manusia, maka para murid-Nya pun demikian. Semua orang dalam dunia ini
akan diselamatkan melalui pemberitaan lnjil bila tidak dimulai dan
pengorbanan orang yang memberitakan kabar keselamatan ltu. Itulah
sebabnya, Yesus lanjut menjelaskan kepada murid-murid-Nya bahwa untuk
melayani-Nya, para murid harus mengikuti-Nya, dengan garansinya yakni
dihormati oleh Allah Bapa.

10
2.4 Allah memberi tanda tentang kemuliaan Kristus (27~33)
Dalam bagian ayat-ayat ini Yesus berbicara soal kemuliaan-Nya
lewat kematian-Nya. Sebenarnya, sebelum Yesus berdoa di taman
Getsemani saat menyampaikan beban dan rasa takut-Nya di hadapan
Allah Bapa, Yesus sudah sempat menyampaikan kesedihan-Nya
sebelum masuk dalam kanca penderitaan. Namun, apakah
penderitaan dan kematian-Nya harus dibebaskan oleh Bapa-Nya,
menurut Yesus, tidak ! Mengapa ? Karena kematian-Nya adalah
tugas yang diberikan Allah kepada-Nya. Saat Yesus berseru
memuliakan Bapa-Nya, maka terdengar suara dari sorga bahwa
kemuliaan yang diberikan Allah kepada Yesus Kristus itu bersifat
dinamis. Suara Allah dari sorga itu mengundang banyak tafsiran
orang-orang pada saat itu, sehingga Yesus menegaskan bahwa suara
Allah itu mau mengatakan dua hal penting, yaitu :
Pertama, bahwa kematian-Nya adalah untuk menyelamatkan
manusia dari kuasa maut.
Kedua, kematian-Nya itu juga akan membawa banyak orang datang
percaya kepada-Nya, sebagai Tuhan dan Juruselamat dunia. ltulah
sebabnya, penulis Yohanes menyebut bahwa peristiwa yang terjadi
pada saat itu hendak menyatakan bagaimana Yesus akan mati.

2.5 Yesus memperkenalkan diri-Nya sebagai Terang


Keselamatan (34~36)
Ketika orang-orang Yahudi membantah pernyataan Yesus tentang
kematian-Nya berdasarkan hukum Taurat bahwa Mesias datang
bukan untuk mati melainkan hidup selama-lamanya, maka
bagaimana mungkin Anak Manusia itu akan ditinggikan? ltulah
sebabnya mereka bertanya: "Siapakah Anak Manusia itu?" Yesus
tidak secara terbuka menjawab pertanyaan itu, melainkan memberi
penjelasan tentang arti dari terang itu. Secara tersirat Yesus mau
mengatakan kepada mereka bahwa Dia adalah Terang (Kebenaran)
untuk menerangi/membenarkan manusia dari kegelapan/dosa.
Oleh sebab itu, Yesus meminta kepada para murid-Nya dan orang-
orang banyak pada waktu itu untuk percaya kepada

11
Terang/Kebenaran itu. Karena dengan percaya pada
Terang/Keberana (Yesus Kristus) itu mereka akan dibenarkan di
dalam terang kebenaran.
PENERAPAN
3.1 Penting belajar dari Filipus dan Andreas yang membuka diri
menerima beberapa orang Yunani untuk bertemu Yesus.
Ini merupakan sikap melayani tanpa pandang perbedaan suku,
bahasa dan budaya. Sikap kedua murid Yesus ini harus menjadi
sikap Gereja sekarang ini. Kita tidak bisa menutup diri dan
membatasi orang Iain yang ingin bertemu Yesus; sebab kehadiran
Yesus dalam penderitaan dan kematian-Nya diperuntukkan bagi
semua orang. lngat, tindakan keselamatan Allah bagi dunia ini,
bukanlah bersifat partikularistis, melainkan universal. bagi seluruh
bangsa.
3.2 Umumnya orang menilai bahwa hukuman yang diberikan kepada
seseorang adalah karena kesalahannya, maka orang tersebut
disebut salah dan tidak mulia. Mana mungkin karena
kesalahannya kita menyebutnya orang baik. iyakan ? Berbeda
dengan Yesus. Tanpa kesalahan apapun yang kita jumpai di
dalam pribadi-Nya, lA harus menjalani penderitaan dan
kematian. Umat Yahudi menyebut-Nya Orang yang bersalah
karena menentang hukum Taurat, tetapi bagi Allah. Dia adalah
Kebenaran yang membenarkan manusia. Itulah sebabnya Yesus
dimuliakan oleh Bapa-Nya melalui penderitaan dan kematian-
Nya. Penderitaan dan kematian Yesus Kristus memiliki dua
tujuan yang fundamen, yaitu untuk menyelamatkan dosa
manusia, dan membawa semua orang yang diselamatkan itu
menjadi milik kepunyaan-Nya, baik dalam dunia ini sebagai
suatu persekutuan (Gereja), maupun persekutuan bersama Allah
dalam kerajaan-Nya (hidup yang kekal).
3.3 Yesus Kristus adalah Terang Dunia. Terang itu bercahaya untuk
menguak kegelapan menjadi terang. Tidak ada seorang nabi
manapun yang menyebut dirinya sebagai terang; dia hanya
sebatas bernubuat dan memberitakan tentang Terang itu. Tetapi
Yesus, menyatakan diri-Nya

12
adalah Terang itu. ltulah sebabnya, penulis Yohanes dalam
keseluruhan lnjilnya ini menekankan tiga dimensi penting
tentang kepercayaan, yaitu :
1) percaya pada segala pengajaran-Nya;
2) setelah percaya pada pengajaran Yesus. kita diminta untuk
menaruh keyakinan sungguh kepada Yesus Kristus sebagai
Terang keselamatan; dan
3) bila kita sudah menaruh keyakinan kita pada Yesus Kristus,
maka kita diminta untuk terus menerus percaya selama kita
masih diberi hidup dalam dunia ini. Amin.

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI dapat dilihat


pada Tata Ibadah Minggu Sengsara VII

13
JUMAT, 15 APRIL 2022
KALENDER GEREJAWI : Jumat Agung - Hitam / Unggu
PEMBACAAN ALKITAB : LUKAS 23 : 33~43
TEMA : Bersama Yesus di dalam Firdaus

PENDAHULUAN
Ada banyak bentuk hukuman yang selalu diterapkan dalam
pemerintahan kekaisaran Romawi kepada orang yang melakukan
kesalahan. Seorang penjahat bila dijatuhi hukuman mati, baik oleh
Kaisar ataupun Pilatus (gubernur satu provinsi). biasanya penjahat
bersangkutan menempuh jalur pengadilan secara terbuka. Andaikan
seorang dijumpai melakukan kesalahan yang begitu berat. maka Pilatus
ataupun Kaisar langsung memutuskan bentuk hukuman apa yang harus
dijalaninya. Bentuk-bentuk hukuman yang umum diberlakukan dalam
kekaisaran Romawi seperti hukum bakar dalam perapian, hukum
pancung, hukum gantung, hukum gladiator (perkelahian antara manusia
dan hewan buas), dan hukum salib.
Mengapa harus hukuman salib ? Dalam bahasa Yunani, salib disebut
“stauros," kata kerjanya stauroo yang artinya “saya menyalibkan".
Dalam bahasa Latin disebut crucifigo yang artinya kayu sulaan sebagai
alat untuk menghukum dan menghukum mati seseorang. Hukum salib
merupakan satu-satunya bentuk hukum yang paling tidak disukai oleh
masyarakat Romawi (termasuk kaum Yahudi). Karena menurut mereka,
salib itu memiliki arti yang sangat hina/jelek, dan terkait dengan
kutukan, hukuman dan kejahatan. ltulah sebabnya, umumnya
masyarakat kekaisaran Roma paling sering menghindar dengan model
hukuman itu. Lalu, apa kesalahan fatal yang dilakukan Yesus, sehingga
salib menjadi hukuman-Nya.
Penulis Lukas, dalam tulisannya ini, menjelaskan kepada Teofilus
dan orang-orang Kristen di zamannya bahwa di atas kayu salib
terdapat tanggung jawab yang besar dari Yesus, yaitu: tanggung
jawab pengampunan atas dosa manusia; dan tanggung jawab
keselamatan manusia.

14
Kita akan melihat peran Yesus dalam menjalani kedua tanggung
jawab itu dengan setia dan taat, melalui adegan penyaliban-Nya di
atas tempat yang diberi nama Tengkorak.
PENJELASAN TEKS
2.1 Situasi yang terjadi di sekitar bukit Tengkorak (33)
Dalam ayat ini penulis Lukas menjelaskan bahwa setelah menempuh
perjalanan dari kota Yerusalem, Yesus dan sejumlah besar orang
Yahudi, imam-imam kepala dan prajurit-prajurit Romawi, tiba di
sebuah bukit yang diberi nama Tengkorak.
Di tempat inilah mereka menyalibkan Yesus bersama dua orang
penjahat; yang seorang di sebelah kanan dan seorang lagi di sebelah
kiri Yesus.

2.1 Permohonan pengampunan di atas kayu salib-Nya (34)


Setelah proses penyaliban bersama kedua orang penjahat itu
terlaksana, lalu terdengar doa Yesus pada saat itu kepada Allah: “Ya
Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka
perbuat". (ay.34). lni merupakan perkataan Yesus pertama diantara
tujuh perkataan-Nya di kayu salib. Doa ini diucapkan antara jam 9
pagi hingga tengah hari.
Pertanyaan untuk kita : “Doa itu dimaksudkan kepada siapa ?” Tentu
saja kepada mereka yang telah menghukum dan menyiksa-Nya, yakni
para imam kepala beserta prajurit-prajurit Roma pada saat itu
melaksanakan keputusan Pilatus, berdasarkan tuntutan orang-orang
Yahudi. Namun secara teologis, doa Yesus itu sesungguhnya
diperuntukkan kepada semua manusia karena kejahatannya, sehingga
Allah dengan cinta kasih-Nya bertindak mengampuni. Semenjak lA
ditangkap dan diadili, baik di hadapan Kayafas. Hanas, Herodes, Pilatus
dan orang-orang Yahudi, Dia diam, tenang dan tidak berkata apa-apa.
Waktu Dia memikul salib yang berat menuju Kalvari, dan saat di
paku tangan dan kaki-Nya pada salib itu, sedikitpun Yesus tidak
bersungut-sungut, atau mengatakan kata-kata kasar kepada mereka;
Dia setia dan tabah menjalani hukuman itu, seperti seekor domba
yang dibawa ke tempat penyembelihan. (bnd. Yesaya 52:13~53:12).

15
Doa Yesus memiliki arti dalam tentang kasih Allah yang tulus bagi
manusia, yaitu pengampunan dan keselamatan. Peran Yesus benar-benar
sempurna dalam penderitaan dan kematian-Nya.
Di dalam doa ini Yesus membuktikan kepada semua orang yang
menghukum-Nya tentang kasih Allah yang sebenarnya. Oleh karena
itu, Doa ini begitu agung bagi setiap pengikut Kristus, sehingga
menginspirasikan Stefanus, salah seorang martir Gereja mula-mula,
saat sebelum mati, la memanjatkan doa pengampunan atas anggota-
anggota Mahkama Agama Yahudi membunuhnya dengan berkata :
“Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka !" (Kis. 9 :
60).
2.3 Penderitaan batin di atas kayu salib (34~39)
Dalam bagian ayat-ayat ini penulis Lukas menceritakan kepada
Teofilus tentang penderitaan yang dialami Yesus, setelah la
mengucapkan doa kepada Bapa-Nya. Selain penderitaan fisik yang
dialami dan dirasakan Yesus, Dia pun mengalami penderitaan batin
(physikis). Orang-orang Yahudi melihat-Nya bermasa bodoh,
seakan-akan Yesus adalah seorang penjahat kelas kakap. Saat Yesus
terpalang pada salib-Nya, Lukas menjelaskan kepada Teofilus bahwa
ada tiga ucapan sindiran keras terhadap Tuhan Yesus :
Pertama, pemimpin-pemimpin agama Yahudi berkata : “Orang lain la
selamatkan, biarlah sekarang la menyelamatkan diri-Nya sendiri. jika
IA adalah Mesias, orang yang dipilih Allah." (ay. 35). Ucapan ini
menunjukkan pada penolakkan orang Yahudi terhadap kemesiasan
Yesus sebagai yang diutus dan diurapi Allah. Kedua. mewakili
pemerintah Roma oleh para prajurit berkata : “Jika Engkau adalah raja
orang Yahudi, selamatkanlah diri-Mu," dan sebuah tulisan di atas
kepada Yesus yang menyebut :
“Inilah raja orang Yahudi !" Pada satu sisi. ucapan ini merupakan
penghinaan terhadap Yesus, seakan-akan gelar jabatan politik itu
merupakan konsep-Nya. Sekalipun kita tahu bahwa Yesus itu adalah
Raja Damai, tetapi lA bukan raja yang dimengerti secara politik. Di
sisi lain, ucapan itu pun memiliki penghinaan juga terhadap publik
Yahudi.

16
Ketiga, seorang penjahat di samping Yesus berkata :
“Bukankah Engkau adalah Kristus ? Selamatkan diri-Mu dan kami !"
Ucapan ini tidak jauh berbeda dengan perkataan para pemimpin agama
Yahudi sebelumnya tentang kemesiasan Yesus. Ketiga ucapan ini boleh
dikatakan masuk dalam kategori kekerasan verbal. Apapun penghinaan
yang dirasakan, Yesus tetap tabah menghadapi semuanya karena lA
ingin menyatakan kepada dunia bahwa Allah begitu mengasihi manusia.
2.4 Jaminan keselamatan di atas kayu salib (39~43)
Salah seorang dari dua orang pejahat yang disalibkan bersama Yesus,
saat mendengar ucapan yang dilontarkan temannya, ia langsung
menanggapi : ”Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah, sedang
engkau menerima hukuman yang sama ?" Mendengar dukungan moril
sang penjahat itu. sedikitpun Yesus tidak berkata-kata, melainkan diam
mendengar semuanya. Namun, ada hal yang menarik perhatian Yesus,
saat penjahat itu mengungkapkan permintaannya: "Yesus, ingatlah akan
aku. apabila Engkau datang sebagai Raja". Saat itu pulalah, di dalam
kondisi yang tak berdaya, Yesus menyampaikan kepastian keselamatan
pada orang itu dengan berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya
hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam
Firdaus." Apakah karena penjahat tersebut membela Yesus, sehingga IA
berkata seperti itu ? Tidak ! Bukan soal dukungan moril karena senasib,
bukan pula soal pembelaan saat Yesus terhina, melainkan pengakuan
iman yang sungguh kepada Yesus sebagai Kristus (Mesias=“Yang
diurapi Allah). Bila para pemuka agama Yahudi, prajurit-prajurit
Romawi dan salah seorang penjahat di samping Yesus, menghina-Nya
sebagai seorang mesias palsu dan raja dadakan, bagi si penjahat yang
satunya. Yesus Kristus adalah Mesias dan Raja Kebenaran. Hanya
penjahat inilah yang berani menyatakan imannya bahwa Yesus Kristus
adalah Raja. la ini tidak mengharapkan suatu jabatan strategis dalam
pemerintahan Yesus, tetapi ia ingin mendapat manfaat dari pemerintahan
itu.

17
Yesus mau membuktikan bahwa Dia tidak sekedar berdoa dan
mengampuni dosa manusia, tetapi lA pun punya hak mutlah sebagai
Tuhan yang menentukan keselamatan setiap manusia, bukan
berdasarkan perbuatan, melainkan iman yang sungguh-sungguh
kepada Yesus Kristus.
PENERAPAN
3.1 Memperingati kematian Tuhan Yesus di tahun ini, baiknya
jangan dijadikan sebagai rutinitas hari-hari besar gereja umat
melainkan ekspresi lman kepada Yesus Kristus, Tuhan kita,
ingat Golgota (Kalvari) bukan sekadar sebuah bukit memori
yang kita kenang setiap merayakan Paskah, melainkan sebagai
momen hari perenungan penderitaan dan kematian Kristus bagi
keselamatan manusia dari maut Yesus membuktikan kasih-Nya
kepada dunia dan ketaatan-Nya pada tugas yang diberikan Bapa-
Nya. lA pun menunjukkan sikap yang mulia pada dunia yaitu
ketika di hina lA memberi penghiburan; ketika disiksa lA diam
tanpa membalas; ketika dihina dan diolok-olok la mengampuni.
Sebagai pengikut Kristus, melalui peristiwa kesengsaraan dan
kematian Tuhan Yesus Kristus di saat ini kita diminta oleh
Lukas melalui kesaksiannya, untuk membuktikan pengampunan
seperti yang ditunjukkan Yesus melalui penyaliban dan
kematian-Nya di kayu salib.
3.2 Kematian Yesus di atas kayu salib-Nya membuktikan kepada
dunia dan manusia bahwa lA begitu mengasihi dan menghormati
kita sebagai karya ciptaan-Nya yang mulia. Yesus Kristus tidak
ingin kita kehilangan keselamatan kekal ltulah sebabnya sejarah
perjuangan-Nya bukanlah sebuah mitos historis, melainkan fakta
historis yang berkesinambungan di segala zaman dan tempat.
Pengampunan yang diberikan kepada manusia bersifat holistis
dan berlaku baik di masa kini (presentis) dan masa yang akan
datang (futuristis). Begitu pula dengan keselamatan yang
diberikan kepada penjahat yang berada disisinya, Yesus
berkata :

18
“Aku berkata kepadamu sesungguhnya hari ini juga engkau
akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus”
Hal ini membuktikan bahwa Yesus Kristus memiliki hak
penuh dari Bapa-Nya di sorga untuk menyatakan kepada
dunia bahwa lA mempunyai hak untuk menyelamatkan
setiap orang, bukan saat seseorang kembali kepada Allah
melainkan berlaku saat ia percaya kepada Yesus Kristus
sebagai Raja atas kehidupannya.
3.3 Peristiwa Jumat Agung yang sedang kita laksanakan saat ini,
sebenarnya bukan sekedar memperingati kematian Tuhan Yesus,
tetapi momen hari ini menjadi pelajaran berharga bagi setiap
orang Kristen untuk belajar merendahkan dirinya di hadapan
Tuhan. Kesombongan dan kekerasan hati merupakan kebodohan
terbesar manusia yang menganggap dirinya lebih hebat dari
Tuhan. lngat, pengampunan akan dosa dan keselamatan kita
berasal dari Tuhan; Dia yang mengampuni dan menyelamatkan.
Karena itu. kita diajar untuk merendahkan hati, berharap dan
memohon pada Tuhan, agar la memberikan kita hati yang rendah
hati untuk menikmati keselamatan yang telah dikaryakan oleh
Yesus Kristus. Tuhan kita. Amin.

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI dapat dilihat pada Tata


Ibadah Jumat Agung

19
JUMAT, 15 APRIL 2022
KALENDER GEREJAWI : Jumat Agung
Perjamuan Kudus - Putih
PEMBACAAN ALKITAB : KELUARAN 12 : 1~28
TEMA : Korban Anak Domba Jantan
Pembebas Israel dari Mesir

PENDAHULUAN
Perikop Firman ini adalah sebuah bagian khusus yang berbicara tentang
sejauh mana sejarah paskah dan maknanya bagi umat Israel secara
khsusus, tetapi juga menjadi dasar teologi penebusan dalam khotbah-
khotbah para rasul di Perjanjian Baru (PB).
Bagi umat Israel, peristiwa ini merupakan sebuah peristiwa penting
yang dirayakan setiap tahun sebagai hari-hari raya dalam agama
Yahudi. Ada sejumlah hari raya yang dirayakan di Israel, tiga
diantaranya adalah hari raya besar, yaitu hari Paskah-pesakh; hari
raya panen (tujuh minggu) - Sukot dan hari raya pondok - Savout.
Kitab Torah mewajibkan setiap orang Yahudi (laki-laki) wajib
beribadah di Bait-Allah di Yerusalem 3 x dalam setahun (Ulangan
16:16). Jadi hari raya Paskah (Pesakh) adalah hari raya utama dalam
agama Yahudi. Hari raya ini dilakukan untuk mengenang tindakan
Allah yang ajaib membebaskan umat-Nya dari belenggu perhambaan
raja Firaun selama 430 tahun (Kel. 14:40~41). Dengan perkataan lain
hari paskah merupakan hari peringatan kemerdekaan Israel dari
perbudakan di mesir, tetapi di sisi lain hari pengucapan syukur atas
kegenapan janji Allah kepada Abram 430 tahun sebelumnya (Kej.
15:13~14; Kel. 14:40~41)

PENJELASAN TEKS
2.1 Petunjuk pelaksanaan perayaan Paskah (ayat 1~12)
Pada perikop ini kita dapat melihat petunjuk yang diberikan TUHAN
kepada Musa dan Harun supaya disampaikan kepada umat Israel
bagaimana cara yang tepat untuk mengatur,

20
mempersiapkan dan merayakan paskah (ayat 1). Paskah dirayakan pada
bulan Abib/Nisan (Maret/April) setiap tahun. Tanggal 10 bulan itu setiap
keluarga menyediakan seekor domba jantan atau kambing yang berusia
setahun (ay 2~5). Domba atau kambing itu dikurung sampai hari ke 14
lalu disembelih pada hari senja (ay 6). lstilah bahasa lbrani untuk “hari
senja“ ben ha’arbayim artinya waktu diantara “sore hari dan malam".
Waktu kita di Papua sekitar jam 6.00 petang sebelum malam. Darahnya
diambil sedikit di gosok pada kedua tiang pintu dan ambang pintu rumah
tempat paskah itu dirayakan (ay. 17); dagingnya di panggang lalu
dimakan dengan roti dan sayur pahit (ay 8); domba paskah itu tidak
boleh direbus melainkan dipanggang secara utuh (ay. 9); sisanya yang
tidak dibutuhkan harus dibakar jangan ada sisa yang tertinggal sampai
pagi hari (ay. 11). Perayaan itu harus dirayakan dalam siaga penuh (ay
12).
2.2 Makna Paskah dan penegasannya (Ayat 13~20)
Domba atau kambing yang dikorbankan oleh setiap keluarga Israel
sebagai “domba paskah", sebenarnya merupakan “wakil“ atau
“pengganti" dari anak-anak sulung mereka. Dengan perkataan lain,
anak-anak sulung Israel tidak dibunuh ketika malaikat maut
mengunjungi setiap rumah Mesir. la akan “melewati“ rumah yang
ada tanda darah di tiang pintu dan diambang pintu rumah, karena
darah menandakan ada yang sudah mati sebagai “penggantinya". Jadi
kata kerja “pasakh" dalam bahasa lbrani (ayat 14) mempunyai arti
“sudah lewat" dalam bahasa lnggris pass over. Dalam artian murka
Allah sudah lewat atas keluarga-keluarga yang memiliki tanda darah
pada tiang pintu dan ambang rumah mereka (ay. 12~13). Maka hari
ke-14 bulan Abib/Nisan (Maret-April) Allah sendiri menetapkannya
sebagai hari peringatan tentang pembebasan mereka dari Mesir dan
diperingati sebagai hari besar nasional secara turun temurun (ay.14)
Selanjutnya ditegaskan kembali tentang tata cara yang benar dalam
melaksanakan perayaan paskah. Khususnya membuat roti paskah
harus tidak menggunakan ragi (ay. 15~18).

21
Mereka yang tidak menaati petunjuk dan peraturan ini harus
dilenyapkan dari tengah-tengah bangsa itu (ay 19~2O) Kemudian
Musa memberikan perintah kepada bangsa Israel untuk
mempersiapkan perayaan paskah secara berjemaah. (ay. 21~23)
2.3 Ketetapan Tuhan tentang hari Paskah (ay 24~28)
Musa berpesan kepada bangsanya ketika mereka sudah tiba di negeri
akan diberikan TUHAN Allah maka hari paskah wajib dilaksanakan
sebagai ketetapan TUHAN bagi mereka dan anak-anak mereka
selama-lamanya (ay. 24~25) Para orangtua sebagai saksi mata
peristiwa itu harus siap sedia untuk memberikan penjelasan pada
anak-anak apa bila mereka bertanya tentang hal itu (ay.26~27).
Tradisi paskah membuktikan bahwa setiap kali perayaan paskah
dirayakan di rumah setiap keluarga, sementara jamuan berlangsung
biasanya anak-anak bertanya dan ayah mereka menjelaskan sejarah
dan makna paskah itu kepada anak-anaknya.
Ketika orang lsrael menerima perintah dari Musa, lalu mereka mulai
kembali ke rumah-rumah mereka dan mempersiapkan perayaan
paskah sesuai petunjuk yang diberikan oleh Musa. (ay. 28).
PENERAPAN
Dari perikop firman ini ada beberapa kebenaran yang dapat kita
terima dan terapkan dalam kehidupan kita:
3.1 Ada satu sisi yang tidak kelihatan bagi kita adalah “janji Allah“
kepada Abram dalam Kejadian 15 : 13~14 – Firman TUHAN
kepada Abram : Ketahuilah dengan sesungguhnya orang asing
dalam suatu negeri, yang bukan kepunyaan mereka. dan bahwa
mereka akan diperbudak dan dianiaya, empat ratus tahun lama.
Tetapi bangsa yang akan memperbudak mereka, akan Ku-
hukum, dan sesudah itu mereka akan keluar dan membawa harta
benda yang banyak. Janji TUHAN baru digenapi setelah 430
tahun keturunan Abram diperbudak di Mesir (Kel.14 : 40~41).
Hal itu membuktikan bahwa Allah tetap setia pada janji-Nya
walaupun Umat-Nya tidak selalu setia kepada-Nya.

22
3.2 lnti dari peristiwa paskah dalam Kel. 12 ini adalah “anak domba
paskah” sebagai “korban pengganti" atau dalam bahasa Latin
Vicariam victimam. Korban pengganti ini menjadi jadi jaminan
bagi kehidupan dari orang-orang yang mendengar dan
melaksanakan perintah Tuhan.
Dari sudut teologi, “anak domba“ paskah adalah “lambang”
dari Yesus Kristus, Anak Domba Allah (Yoh. 1 : 29) dan “Anak
Domba paskah yang tersembeli" (1 Kor. 5:7). la menderita dan
mati sebagai “pengganti” kita (Yes. 53:3~4). Kebenaran ini
baru digenapkan dalam diri Yesus Kristus Tuhan kita.
3.3 Berita utama dari peristiwa paskah adalah “hukuman Allah sudah
lewat", karena ada yang sudah menggantikan kita. Karena itu,
firman Allah mengatakan : “Karena begitu besar kasih Allah
akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan akan anak-Nya
tunggal supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak
binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yoh.3 : I6).
Firman Tuhan ini mengingatkan kepada kita bahwa
sesungguhnya keselamatan dan penebusan umat manusia dari
dosa dan kuasa maut adalah karya Allah sendiri.
lA mengerjakannya di dalam Yesus Kristus, Anak-Nya. Manusia
dapat menerima dan menikmatinya sebagai “karunia" Allah,
bukan sebagai jasa, amal baik atau karena kesalehan manusia itu.
Keselamatan dan kehidupan kekal adalah pemberian Allah
kepada orang-orang yang mendengar firman-Nya, menerima dan
melakukannya. Sebagaimana dilakukan oleh bangsa Israel di
Mesir. Tuhan memberkati kita melalui firman ini. terpuji nama-
Nya sekarang dan selama-lamanya. Amin !

23
MINGGU, 17 APRIL 2022
KALENDER GEREJAWI : Paskah - Minggu Pertama - Putih
PEMBACAAN ALKITAB : MATIUS 28 : 1~10
TEMA : Yesus Bangkit dari Antara Orang Mati

PENDAHULUAN
Kebangkitan Yesus dari antara orang mati adalah sebuah kebenaran
yang menjadi fondasi Iman Kristen sepanjang masa. Dalam Pengakuan
Iman Rasuli setiap minggu kita ucap kalimat ini : “….. yang menderita
di bawah pemerintahan Pontius Pilatus,
disalibkan mati dan dikuburkan, turun ke dalam kerajaan maut, pada
hari ke tiga, bangkit pula dari antara orang mati...” Meskipun dalam
sejarah teologi, ada banyak pihak yang mencoba untuk meniadakan fakta
sejarah ini. Mula-mula fakta ini disangkal oleh Mahkamah Agama
Yahudi dengan cara menyebarkan hoax bahwa lA tidak bangkit
melainkan mayatnya di curi oleh murid-murid-Nya pada waktu malam
(Mat. 28: 11~15). Beberapa waktu kemudian setelah Yesus ke surga,
timbul teori bahwa perempuan-perempuan yang datang ke kubur Yesus
pada minggu pagi itu, mereka datang ke kubur yang salah.
Beberapa abad kemudian muncul teori yang mengatakan bahwa Yesus
tidak mati melainkan wajah-Nya diubah oleh Allah dengan wajah salah
satu dari murid-Nya. Dan teori ini diterima dan dipercaya oleh umat
Islam, bahkan dijadikan sebagai senjata ampuh untuk memualafkan
umat Kristen. Bagaimana pun juga, Gereja Tuhan tidak pernah
digoyahkan pengakuan imannya tentang kebangkitan Kristus dari antara
orang mati.
Ada tiga fakta yang kuat yang memperkokoh kebenaran tentang
Kebangkitan Kristus dari antara orang mati. Fakta-fakta dimaksud
adalah sebagai berikut :
1. Jauh sebelum terjadinya peristiwa kebangkitan Kristus dalam PB,
orang-orang saleh dalam PL telah menubuatkan kebenaran itu
(Ay.19 : 25~26; Maz.16 : 10). Tidak mungkin nubuat ini meleset
dari kenyataan.
2. Menurut Paulus dalam lapologetikanya pada kaum rasionaiis di kota
Korintus yang menolak fakta kebangkitan orang mati,

24
Paulus meletakkan kebangkitan Kristus sebagai fondasi iman
untuk kebangkitan orang-orang Kristen yang sudah meninggal
dunia pada akhir zaman (1 Kor. 15 : 13, 20).
3. Sebagai bukti bahwa injil yang diberitakan oleh pemberita Injil
sepanjang masa adalah kebenaran (1 Kor. 15 : 15).
PENJELASAN TEKS
2.1 Fakta bahwa Yesus sudah bangkit (ay.1~6).
Pada bagian ini penginjil memberikan beberapa fakta yang
membuktikan bahwa benar-benar Kristus sudah bangkit.
Saksi mata pertama yang menyaksikan kebenaran itu adalah
perempuan Galilea yang mengunjungi kubur Yesus pada hari Minggu
pagi (ay.1). – Markus, menyebut nama-nama mereka yaitu Maria
Magdalena (asal dari Magdala); Maria ibu Yakobus dan Salome
(Mrk.16 : 1). lstilah fajar menyinsing yang digunakan di sini dari
bahasa Yunani epiphosko artinya saat matahari sudah mulai nampak.
Mereka melihat sendiri bahwa ada seorang Malaikat yang sudah
menggulingkan batu kubur dan duduk diatasnya. Pada saat itu para
penjaga kubur yang ditempatkan oleh Mahkamah Agama Yahudi
mereka juga menyaksikan peristiwa itu tapi tidak berdaya (2~4).
Malaikat itu memberitahukan kepada para perempuan itu bahwa Yesus
telah disalibkan itu, la tidak ada dalam kubur, la sudah bangkit. Ia
mengundang para perempuan itu untuk melihat dari dekat tempat mayat
Yesus dibaring sudah kosong (ay.5~6).
Jadi fakta kebangkitan Yesus pada minggu pagi itu disaksikan bukan
hanya para perempuan galilea yang berkunjung ke makam Yesus,
melainkan disaksikan juga oleh semua penjaga kubur yang ditempatkan
oleh Mahkamah Agama Yahudi (Mat.27: 62~66). Jadi sangat sukar
untuk menyangkal fakta historis itu.

2.2 Kaum perempuan menjadi saksi pertama dari kebangkian


Kristus (ay. 7~10)
Malaikat itu mengutus kaum perempuan yang berkunjung ke kubur
Yesus untuk memberi kesaksian tentang kebangkitan Kristus kepada
murid-Nya (ay.7a)

25
Malaikat bahkan memberitahukan kepada mereka bahwa Yesus akan
mendahului mereka ke Galilea sambil meyakinkan kata-katanya
kepada para perempuan itu (ay. 7b). Para perempuan sangat bersuka
cita menerima berita itu dan bersiap siap kembali ke Yerusalem
untuk bertemu dengan para murid Yesus (ay. 8) Tetapi tiba-tiba
Yesus menampakkan diri kepada mereka dan memberikan salam
kepada mereka. Mereka mendekati Yesus memeluk kaki-Nya serta
menyembah Dia (ay. 9). Lalu Yesus mengulang Iagi pesan yang
disampaikan malaikat kepada mereka. Bahwa lA akan mendahului
para murid-Nya ke Galilea dan di sana lA akan bertemu dengan
mereka (ay.10).
Beberapa hari kemudian para murid Yesus berangkat ke Galilea
sesuai dengan pesan Yesus dan bertemu dengan Yesus disana. Pada
kesempatan itu, Yesus memberikan amanat agung untuk
memberitakan Injil-Nya keseluruh bangsa di dunia (Mat. 28 : 16~20).
PENERAPAN
Dari perikop bacaan firman ini ada beberapa kebenaran yang boleh
kita simak bersama.
3.1 Kebangkitan Kristus membuktikan bahwa kebenaran tentang
kebangkitan orang-orang yang saleh yang meninggal dunia
adalah sebuah kebenaran yang pasti. Allah itu setia dalam Janji-
Nya. la tidak pernah berdusta (1 Kor. 15 : 13~14, 20 : Tit. 1 : 2).
Hal ini menjadi penghiburan bagi orang-orang percaya (1 Tes.
4 : 14, 18).
3.2 Kebangkitan Kristus membuktikan bahwa segala kebenaran yang
terdapat di seluruh Alkitab. baik yang tertulis maupun yang
diberitakan oleh para nabi, rasul dan Gereja pada masa kini
adalah kebenaran (1 Kor. 15 : 17~18).
3.3 Kebangkitan Kristus menjadi credo Gereja dan tidak tergoyahkan
sepanjang masa sampai Kristus datang kembali. Dari firman ini
kita telah belajar beberapa kebenaran penting yang berkaitan
dengan keyakinan kita. Bahwa kebenaran firman Allah yang kita
terima dan dengar adalah kebenaran yang pasti. Salah satu yang
paling penting adalah keyakinan tentang masa depan kita,
karena Kristus telah bangkit dari

26
antara orang mati, la menjadi buah sulung bagi kebangkitan kita.
Maka semua orang percaya yang telah meninggal dunia dalam
Kristus, ketika tiba saatnya, mereka juga akan dibangkitkan dari
maut seperti yang terjadi dengan Yesus. Marilah kita menghibur
satu dengan lainnya dengan firman Tuhan ini. Tuhan memberkati
kita sekalian. Amin !

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI dapat dilihat


pada Tata Ibadah Paskah Hari Pertama

27
SENIN, 18 APRIL 2022
KALENDER GEREJAWI : Paskah - Hari ke Dua - Putih
PEMBACAAN ALKITAB : WAHYU 20 : 1~6
TEMA : Kebangkitan Pertama

PENDAHULUAN
Kitab Wahyu tidaklah mudah dibaca dan tidak mudah untuk
memahaminya, sebab didalamnya rahasia Allah diungkapkan secara
simbolis atau mengunakan lambang dan symbol. Kitab ini disebut
juga kitab Apokalipsi artinya membuka selubung, maknya adalah
sesuatu rahasia yang akan terjadi dimasa depan Tuhan buka untuk
diketahui jadi peristiwa yang akan datang sudah diketahui. lnilah
yang Roh Kudus bukakan kepada Yohanes ketika dia dibuang ke
pulau Patmos. Dalam teks ini berbicara sebuah kehidupan yang akan
datang dimana akan ada kebangkitan orang mati bagi orang-orang
yang percaya kepada Kristus akan dibangkitkan dua kali, inilah yang
hendak kita dengar dalam khotbah kita. Di mana kebangkitan
Pertama disebutkan, apa itu kebangkitan pertama ? Mari kita telusuri
bagian ini.
PENJELASAN TEKS
Dalam ayat 1-3, berbicara soal pengikatan iblis, sedangkan ayat 4~6
berbicara soal Orang-orang Kudus bersama Tuhan.
2.1 Ayat 1~3, ayat ini dimulai dengan penglihatan Yohanes dimana
Malaikat turun dari sorga memegang anak kunci jurang maut. Jurang
maut atau sheol atau dunia orang mati yang ada dibawa bumi, kadang
kita mengerti sebagai kubur, dalam pandangan orang Yahudi, jurang ini
sangat dalam seolah tanpa batas atau dasarnya. Orang Yahudi percaya
bahwa seorang yang meninggal tidak langsung masuk sorga atau neraka
mereka justru lebih dulu dikumpulkan di dunia orang mati. Jadi, lubang
jurang maut adalah tempat roh jahat dikurung (Why. 9 : 1 ; Luk. 8 : 31).
Kunci dan rantai adalah symbol untuk menutup membuka dan mengikat,
jadi malaikat mengikat lblis dan menguncinya nanti akhir zaman baru di
buang ke dalam Iautan api yang menyala-

28
nyala. Hal ini yang dijelaskan dalam ayat 2 soal mengunci dan
mengikat tadi, jadi misi malaikat itu adalah menangkap naga atau
ular tua (Kej. 3 : 1~7) kemudian ia mengikat iblis dan setan itu
selama 1000 tahun, Menurut alm Eka Dharmaputra, lblis adalah
penggoda, lblis seringkali muncul sebagai makhluk yang tidak
menakutkan, kadang ia muncul sebagai sesuatu yang amat menarik,
memikat dan tidak menakutkan, sedangkan setan atau hantu adalah
mahluk halus yang menakutkan dan kadang suka mencuri. Jadi yang
ditangkap di sini adalah kuasa kegelapan yang ingin menjauhkan
manusia dari Allah.
Jadi pengikatan iblis adalah sebuah tindakan simbolis, sama pula
seperti kerajaan seribu tahun, bukan dimengerti secara harfiah bahwa
hitungannya 1000 tahun. tetapi merujuk pada suatu masa yang lama,
kalau mengacu pada PL maka Kerajaan 1000 tahun mengacu pada
suatu masa yang besar dan mulia, yaitu saat Mesias memerintah
dalam keadilan, dan ketika alam akan dipulihkan keasliannya (Yes. 9
: 6~7; 11 : 1; 30 : 15~33, pasal 35, 44. 49 dan Yer.23 : 5,6).
Kemudian pada ayat 3, lblis dan setan itu dilemparkan ke dalam
jurang maut kemudian jurang itu di kemudian jurang maut di segel,
tidak bisa orang membuka materai atau segel itu dan tindakan
pembuangan iblis ini menunjukkan dilucutinya kuasa iblis dan setan.
Jadi tujuan di buang adalah agar jangan lagi menyesatkan atau
mempengaruhi bangsa-bangsa agar jauh dari Tuhan.
2.2 ayat 4~6, ayat 4 Yohanes melihat orang-orang duduk bersama
dengan tahta Kristus dan diserahkan kuasa untuk menghakimi. Tahta
Penghakiman berlatar PL Daniel 7 : 9,22.
PB : Mat. 19 : 28 ; Luk.22 : 30, 1 Kor. 6 : 2,. Mereka yang mati
martir atau syahid atau di bunuh karena iman kepada Kristus serta
orang yang dan juga orang yang tidak menyembah patung atau
menerima tanda, jadi Yohanes maksudkan dengan tanda itu bukan
barkod, atau chip yang dipasang pada barang jualan, dalam konteks
ayat ini jelas ada pengikut setan yang menyembah setan dan punya
kesadaran untuk memakai symbol identis mereka, jadi bukan angka
666 atau bukan barkod yang orang rebut itu.

29
Kita tra usah takut hal seperti itu dan tra usah ikut percaya.
Sedangkan dalam ayat 5 dikatakan bahwa tetapi orang-orang mati
yang lain tidak bangkit sebelum berakhir masa 1000 tahun. Yohanes
memperlihatkan kontras antara mereka yang baik dan jahat, orang
percaya dan tidak percaya, jadi ayat 5a itu menekankan bahwa yang
menyembah binatang dan menerima tandanya tidak memiliki
kehidupan rohani. Kebangkitan pertama adalah kebangkitan rohani,
seperti juga kematian kedua adalah kematian rohani, jadi
kebangkitan pertama kehidupan kekal dihadapan Allah. Atau dengan
kata lain kebangkitan pertama adalah beralihnya seseorang dari maut
kepada kehidupan yaitu kebangkitan rohani. Sedangkan dalam ayat 6
dikatakan. Berbahagia dan kuduslah kata berbahagia merupakan
sebuah garansi atau jaminan bahkwa kematian kedua atau kematian
kekal tidak berkuasa atas kehidupan orang percaya atau Yohanes
menyeubut orang-orang kudus dalam bahasa Yunani hagois artinya
kepunyaan Allah, jadi kekudusan memisahkan orang percaya dengan
tidak percaya, dan sebuah keistimewaan adalah orang kudus
dijadikan imam, mereka adalah imam dalam kerajaan, bandingkan
konsep bagian imam dalam Kel. 19 : 5b; Yes. 61 : 6. Orang Kudus
adalah imam karena mereka melayani Allah sebagai imam dan
memerintah bersama Kristus dalam kerajaannya.
PENERAPAN
3.1 Kekuatan Setan dan iblis dihancurkan, dan dikalahkan, bukan hanya
pada akhir zaman tetapi Kristus telah mengalahkan lewat
pengorbanan di salib dan telah menang atas kuasa maut itu,
sehingga sengat maut telah dipatahkan (1 Kor. 15 : 54~57), sebab
itu kita juga jangan berupaya untuk menjadi setan dan iblis masa
kini, yang merusak lingkungan, alam dan merusak kehidupan
bersama sebagai makluk hidup. Kadang symbol kekuatan setan
iblis ada pada orang percaya. Kadang kita mempersalhkan lblis dan
setan, tetapi secara tidak sadar dan sengaja kita menjadi setan dan
iblis ditempat kerja kita, mengambil barang bukan milik kita,

30
mengoda orang lain dan membawa kehancuran bagi banyak
rumah tangga Kristen.
3.2 Kebangkitan Kristen atapun kebangkitan pertama, membawa kita
mengalami kehidupan yang baru, kita telah di ubah menjadi
manusia yang baru, manusia yang tidak tunduk dan takut pada
kuasa dunia dalam arti kita tidak perlu takut kepada kuasa
kegelapan kecuali kita mau menyerahkan diri kepada kuasa itu.
Kita mengalami kebangkitan rohani, diubah jadi baru maka itu
harus nyata dalam prilaku dan hidup kita. Hubungan dengan
Tuhan dan sesame di pulihkan kembali, kita tidak bisa bilang
kehidupan rohani, sedangkan jasmani kita hancur. Kehidupan
rohani itu harus nyata dalam kehidupan jasmani, contoh, berdoa
dan baca Alkitab kuat, setia dan rajin, tetapi juga kuat fitnah,
jatuhkan dan kepo kehidupan orang lain, korupsi, selingkuh
pada hal katanya anak-anak Allah.
3.3 Kebangkitan pertama menunjukkan bahwa kita adalah anak-anak
Tuhan, milik Tuhan yang telah menerima janji untuk menjadi
imam, maka konsukwensinya kita harus menunjukkan jalan
yang baik kepada banyak orang, membawa mereka mengenal
Tuhan dan hidup dalam jalan Tuhan. Maka kita jangan manjadi
jembatan untuk orang menuju kebinasaan.

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI dapat dilihat pada Tata


Ibadah Paskah Hari ke-2

31
MINGGU, 24 APRIL 2022
KALENDER GEREJAWI : PASKAH - Minggu ke-2 - Putih
“Quasimodo Geniti : Sama seperti Bayi Baru Lahir”
PEMBACAAN ALKITAB : Lukas 24 : 36~49
TEMA : Tubuh Kebangkitan

PENDAHULUAN
Tubuh kebangkitan yang didemonstrasikan Yesus setelah la bangkit
dari antara orang mati adalah tubuh yang dimuliakan. Secara kualitas
beda dengan tubuh yang dimiliki-Nya sejak lahir. Tubuh itu tunduk
pada hukum dosa, hanya tidak dipengaruhi oleh kuasa dosa. Karena
Yesus tidak memiliki tabiat dosa dari Adam. Tubuh kebangkitan
adalah tubuh yang mulia, tidak dikuasai baik oleh dosa, ruang dan
waktu. Rasul Paulus menyebut kualitas tubuh kebangkitan sebagai
“tubuh sorgawi“. sedangkan tubuh yang kita miliki sekarang ia sebut
sebagai “tubuh duniawi" (1 Kor. 15 : 40). Tubuh duniawi akan
diubah pada saat Yesus datang kedua kali dan kita semua akan
memiliki tubuh sorgawi seperti yang dimiliki oleh Yesus ketika la
dibangkitkan dari antara orang mati (bdk. 1 Kor.15 : 51~53).
PENJELASAN
2.1 Tubuh yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu (ay.36~37).
Kualitas tubuh kebangkitan yang Yesus miliki adalah tubuh yang tidak
dibatasi oleh ruang dan waktu. Kapan saja, di mana saja la mau, la akan
hadir di sana. Seperti yang terjadi pada murid-murid-Nya yang sedang
bercakap-cakap tentang Yesus. Tiba-tiba la muncul di tengah-tengah
mereka sambil memberikan salam (ay. 36). Reaksi yang muncul adalah
semua terkejut dan takut karena menyangka sedang bertemu dengan
hantu (ay.37).
Kata “hantu” adalah terjemahan dari bahasa Yunani pneuma, arti
dasar adalah “angin", “uap" atau “roh". Sebuah istilah yang
digunakan untuk suatu identitas yang tidak berjasad dan bebas
hambatan. Jadi penampakkan seperti itu sungguh mengejutkan dan
menakutkan. Kata yang dipakai disini dalam bahasa asli adalah
pfoefhentes “sangat terkejut" dan emphoboi “dipenuhi dengan rasa
takut".

32
Penekanannya di sini adalah tubuh kebangkitan yang dimiliki
oleh Yesus beda kualitasnya dengan sebelumnya.
2.2 Tubuh yang serupa tapi beda kualitas (ay.38~40).
Salah satu keistimewaan yang terlihat pada tubuh kebangkitan Yesus
adalah la masih dapat memperlihatkan fisiknya yang ril. Masih
memiliki kaki, tangan, mulut. dsb. Sedangkan “hantu” tidak
memperlihatkan unsur-unsur seperti itu. Bahkan la memperlihatkan
kepada para murid-Nya (ay. 38~40).
Tapi nampaknya para murid itu masih belum percaya, lalu Yesus
meminta mereka memberikan ikan goreng kepada-Nya.
Ia mengambil dan memakannya di depan mata mereka (ay.41~43).
Semua ini la buat untuk membuktikan bahwa la bukan hantu seperti
yang mereka pikirkan.
2.3 la memperkenalkan diri-Nya melalui kesaksian PL (ay. 44~45)
Yesus memperkenalkan diri-Nya kepada para murid-Nya, la
menjelaskan tentang apa yang telah terjadi atas diri-Nya. Bahwa tidak
ada suatupun yang terjadi di luar dari kesaksian Alkitab PL. Yesus
menyebut tiga bagian besar dari susunan kitab PL orang Yahudi, yaitu
Torat, Nabi-Nabi dan Mazmur sebagai ringkasan dari seluruh isi PL
(Kejadian-Maleakhi) (ay.44).
Yesus Menjelaskan hal ini sebab sejak la ditangkap, disika,
disalibkan dan mati, para murid-Nya merasa bahwa tidak seharusnya
hal itu terjadi pada seorang mesias yang sudah lama mereka nantikan
kedatangannnya. Namun kenyataannya, mereka melihat Yesus
sebagai seorang mesias yang lemah, tak berdaya sehingga mereka
semua meninggalkan Dia. Tetapi setelah Yesus menjelaskan isi
Alkitab PL tentang apa yang terjadi dengan diri-Nya, Sekaligus la
membuka pikiran mereka maka mereka semua mengerti isi Kitab
Suci tentang apa yang sudah terjadi atas diri-Nya (ay. 45).
2.4 Yesus memberikan pesan-pesan akhir kepada para murid-
Nya (ay.46~49)
Yesus mencoba membenahi konsep mereka yang lama tentang
mesias sebagai seorang pahlawan yang gagah perkasa. Namun terjadi
pada diri Yesus adalah seorang mesias yang mengabdi kepada
bangsanya sebagai seorang “hamba“ Allah.

33
la harus menderita, mati dan bangkit pada hari ketiga (ay.46). Lagi
pula dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan
dosa harus disampaikan kepada segala bangsa mulai dari Yerusalem
(ay. 47). Yesus menunjuk bahwa mereka itu adalah murid-murid
yang membawa berita itu kepada segala bangsa (ay.48). Karena itu la
berpesan mereka harus menantikan janji Bapa, yaitu Roh Kudus,
sampai mereka diperlengkapi dengan kuasa-Nya (ay.49 bdk Kis. 1 :
8).
PENERAPAN
Beberapa kebenaran yang kita simak dari firman ini sebagai
pelajaran berharga bagi iman kita.
3.1 Tubuh kebangkitan yang diperlihatkan oleh Yesus merupakan
sebuah kebenaran yang sudah dinubuatkan dalam PL. Dalam
Ayub 19 : 25 : Tetapi aku tahu penebusku hidup, dan akhirnya la
akan bangkit di atas debu. Bahkan dalam Mazmur 19 : 10,
dikatakan : Sebab engkau tidak menyerahkan aku ke dunia orang
mati, dan tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat
kebinasaan.
3.2 Tubuh kebangkitan Kristus membuktikan bahwa la adalah buah
sulung kebangkitan dari semua orang percaya yang telah
meninggal dunia (1 Kor.15 : 20).
Kebenaran ini menjadi penghiburan dan kekuatan bagi semua
orang percaya sepanjang zaman.
3.3 Tubuh kebangkitan Kristus membuktikan bahwa ada tubuh baru
bagi orang-orang percaya sesudah kehidupan ini. Selama kita
berdiam dalam tubuh duniawi ini kita mengalami banyak
penderitaan dan keluhan. Kita rindu tubuh baru, tubuh mulia
yang bebas dari semua beban kehidupan (2 Kor. 5 : 2).

Dan Firman Tuhan telah menjanjikan hal itu kepada orang-orang


yang percaya kepada-Nya (1 Kor.15 : 51~55)
Dari firman ini kita belajar tentang sifat dari tubuh kebangkitan
Kristus. Tubuh yang bebas tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu.
Yaitu tubuh yang dimuliakan dan berkualitas.

34
Selama kita masih dalam tubuh ini, berat kita rasakan dalam
perjalanan hidup kita sebab banyak keluhan dan permasalahan yang
kita alami dan hadapi.
Tetapi Firman Tuhan ini memberi kekuatan dan penghiburan bahwa
semua orang yang percaya Yesus pasti akan memiliki tubuh
kebangkitan itu. Janji Tuhan ini akan digenapi pada saat Ia datang
kedua kalinya. Yang pasti Kristus bangkit la menjadi buah sulung
bagi kebangkitan semua orang percaya yang sudah meninggal dunia.
Pada hari kedatangan-Nya, tubuh yang fana ini akan diubah dan
mengenakan tubuh mulia seperti yang dimiliki oleh Yesus pada
waktu la bangkit dari antara orang mati. Hiburkanlah seorang dengan
yang lain dengan perkataan-perkataan ini. Tuhan memberkati kita
melalui firman-Nya. Terpuji nama-Nya kini dan selama-lamanya.
Amin !

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI Minggu ke Dua


1) Nyanyian Rohani 60 : 1~4
2) Nyanyian Rohani 137 : 1~2
3) Nyanyian Rohani 139 : 1~2
4) Nyanyian Mazmur 136 : 1~dst
5) Nyanyian Rohani 77 : 2
6) Nyanyian Rohani 190 : 1~3

35
SABTU, 30 APRIL 2022 KALENDER GEREJAWI : Akhir Bulan
April Dalam Masa Paskah Minggu ke. Ill - Putih PEMBACAAN
ALKITAB : EFESUS 2 : 4~8 TEMA : Kristus Sumber Kasih
Karunia

PENDAHULUAN
Jemaat yang Tuhan Yesus kasihi… Pembacaan kita memperlihatkan
tentang keberadaan manusia yang rusak oleh karena dosa, dan dapat
dikatakan, sesungguhnya telah mati, tidak memiliki harapan hidup
Iagi, tetapi karena sayang atau kebaikan Kristus Tuhan membuat
mereka memiliki pengharapan hidup. Tentu. mati disini bukanlah
mati jasmani saja, tetapi mati rohani, hidup tapi tidak berarti dan
berguna serta jauh dari Tuhan, sibuk dan lupa Tuhan itulah kematian
dalam kehidupan yang sedang berjalan. Tetapi Kristuslah yang
memberikan kehidupan itu, itulah sebabnya Thema kita berbunyi
"Kristus Sumber Kasih Karunia" Mengapa kita mengatakan Kristus
Sumber Kasih Karunia ? Ada dasarnya ?
PENJELASAN TEKS DAN PENERAPAN
2.1 Pertama Rahmat-Nya melimpah atas kita (ayat 4~5 ) kalau kita
membaca ayat 3 sudah jelas disana bahwa orang dahulu hidup dalam
hawa nafsu memikirkan diri sendri hidup dalam kejahatan, melakukan
apa saja menurut kemauannya. Sudah kehilangan harapan hidup tapi
dalam keadaan seperti itu Rahmat Allah atau anugerah Allah
dilimpahkan kepada manusia dalam PL Yahweh berlimpah dengan
rahmatnya (Kel. 34 : 6 ; Mzr. 103: 8 : Yunus 4 : 2) tahu kata melimpah ?
Melimpah bisa berarti banyak, tanpa batas, kasih yang melimpah itu
memberikan kehidupan atau menghidupankan artinya manusia yang
sudah tidak ada harapan menjadi baik hidup dalam kacau balau diubah
dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Kristus, sekalipun
kehidupan dahulu telah mati atau dipenuhi dosa, mati menunjuk tak
berarti, tak berguna, tidak bisa apa-apa karena dosa dan kesalahan tetapi
kasih karunia atau anugerah Tuhan menyelamatkan manusia, ibarat
manusia sudah tenggelam dan

36
tidak bisa timbul lagi, tetapi Tuhan datang dan mengangkat sehingga
yang sudah tengelam itu menjadi hidup.
ltulah kemurahan kasih setia-Nya, Paulus menunjukkan bahwa kasih
Allah itu cuma-cuma alias gratis tapi bukan kasih murahan kasih yang
mahal sebab mau menyelamatkan manusia, bahkan dalam ayat 6
dikatakan bahwa dalam Kristus Yesus membangkitkan manusia dan
memberikan tempat bersama di sorga, jelas bahwa bagian ini
menunjukkan penyelamatan Kristus bagi manusia agar kelak bisa masuk
sorga, nah, membangkitkan ini bukan saja menunjukkan kematian fisik
masuk kubur lalu tunggu waktu kebangkitan nanti tetapi kebangkitan ini
juga merujuk pada sebuah perubahan hidup manusia, hidup yang mati
dalam arti penuh kejahatan tidak tahu Tuhan, hidup dalam dosa, akan
diubah agar mengalami perubahan (bnd Kol. 2 : 13) Jemaat Tuhan, hari
ini kita masih ada pada akhir bulan ini kita masih bisa hidup sampai
saat ini, sesungguhnya bukan karena hebat kita sebab sepanjang bulan,
kita hidup dalam kesukaan dan kesenangan kita sendiri, hidup dalam
kejahatan dan perbuatan tercela lainnya, tetapi kasih Tuhan melimpah
atas diri kita sehingga kita atau Dia sayang kita sehingga kita yang tadi
rusak dapat dipulihkan dan diperbaiki kembali tadinya kita sudah
kecewa dan putus asa dengan hidup ini tetapi Dia mengubah dan
memperbaiki kita sehingga kita selamat, selamat bukan hanya soal
masuk sorga, tetapi selamat juga bisa berarti kita melewati masa sukar
dan tantangan dalam bulan ini. Sayangnya banyak orang tidak
menyadari rahmat Tuhan itu, sebab itu banyak yang tidak bisa
bersyukur atas limpahan hidup bagi kita. Banyak orang lupa, bahwa
sesungguhnya mereka hidup tetapi sedang mati, kita yang hidup dalam
dosa, dan berbagai kehidupan jahat lainnya telah dibangkitkan atau
diubah oleh Kristus, kita hadir di sini juga karena rahmat Kristus atas
kita.

2.2 Kedua, Bukan karena usaha manusia (ay. 7~8), karena dalam
Kristus orang percaya dibangkitkan, maka ayat ini menujukkan pada
akhir zaman alias paroisa nanti bahwa masa yang akan datang anugerah
Kristus atau kasih Kristus melimpah dalam kehidupan kita, bahwa kita
akan diselamatkan, dan keselamatan

37
itu bukan karena kita baik, bukan karena usaha manusia, tetapi
pemberian Allah atau Allah kasih secara gratis kepada kita.
Kita diselamatkan oleh iman atau kepercayaan kita kepada Kristus. Hal
ini juga bukan berarti karena kita diselamatkan oleh Kristus dengan
cuma-cuma jadi kita mau hidup bebas, melakukan kejahatan apapun,
terserah atau kita menjadi liar, bukan itu.
Tanggungjawab kita adalah menjaga pemberian Kristus itu dengan
hidup bertanggungjawab dan hidup menurut kemauan-Nya, bukan
menurut keinginan kita.

Jemaat yang Tuhan kasihi, sekali lagi keselamatan yang


dianugerahkan kepada kita. hidup yang Tuhan kasih bukan karena
kita kuat atau hebat, bukan karena hasil usaha kita, tetapi karena
sebab itu sebagai keluarga Kristen, kita mempunya tanggungjawab
untuk hidup secara baik dan kudus. kita sudah mendapat anugerah
Allah, bukan berarti bahwa kita hidup bebas, hidup tanpa
memikirkan tanggungjawab kita, sebaliknya kita hidup tertib dan
bertangungjawab. Pada sisi Iain. kita melihat bagian ini dalam
konteks akhir bulan ini, bahwa kita ada sampai tepian waktu ini,
sama sekali bukan karena kita, tetapi Tuhanlah yang menyertai kita,
kita hidup karena anugerah, pemeliharaan dan keselamatan dari
Tuhan, firman ini bukan hanya memberikan kepada kita sebuah
kepastian, jaminan hidup kekal, tetapi firman ini juga memberikan
kepada kita jaminan bahwa Kristus sumber kasih karunia itu akan
terus menganugerahkan kasih kepada kita, sebagaimana yang sudah
kita alami dan akan kita alami lagi. Amin.

38

Anda mungkin juga menyukai