Anda di halaman 1dari 11

Perbaikan Sajian

Tafsiran Yesaya 22: 15-25

Nama : Haris Nopem Patar Sigalingging

NIM : 12.2658

Mata Kuliah : Hermeneutik Perjanjian Lama I

Dosen : Pdt. J. Silalahi, M.Th


I. Kritik Nats

Terjemahan Harifiah:

Ayat 15. Disini Tuhan berkata, Tuhan yang Maha kuasa: Pergilah berjalan kepada sekretaris
yang disini yang memimpin diatas rumah.

Pada ayat 15 ini, saya memiliki perbedaan arti, dimana saya menerjemahkan kata an"

an"ßb.v,-l[;: “ memiliki arti: Sekretaris, sedangkan pada terjemahan LAI diartikan


dengan kata : Kepala (Ketua).

Ayat 16. Untuk apa kamu disini dan siapa kamu disini, maka engkau menggali kuburan
disini, hai yang menggali kubur ditempat tinggi, yang memahat bagian baginya di tempat
bukit tinggi.

Ayat 17. Sesungguhnya tertulis, TUHAN akan melemparkan engkau, hai orang! Yang
menggemgam (membungkus) diri sendiri.

Ayat 18. Dan Tuhan akan membungkus engkau keras-keras menjadi suatu gulungan dan
melemparkan engkau seperti bola ke bumi yang luas; disana engkau akan mati, dan disana
akan tinggal kereta pertempuran mu, hai engkau yang memalukan keluarga mu!

Pada ayat 18, saya juga memiliki perbedaan terjemahan , yaitu kata tAbåK.r>m:
memiliki arti: Kereta pertempuran/ kereta perang, Sementara dalam terjemahan LAI
memiliki pengertian : Kereta Kemuliaan. Pada bagian ini, saya setuju dengan terjemahan
LAI, karena kata sebelumnya mengatakan bahwa kereta itu akan tinggal, dimana dalam hal
ini, Sebna yang merupakan kepala istana (yaitu menandakan kemuliaannya). Oleh sebab itu,
lebih cocok dengan kata Kereta Kemuliaan.

Ayat 19. Aku akan melemparkan engkau dari pelayananmu (tempat tinggal), dan rumahmu
akan dijatuhkan.
Ayat 20. Jadi pada saat itu Aku akan memanggil hamba-Ku, Elyakim bin Hilkia:

Ayat 21. Aku akan mengenakan jubahmu kepadanya dan ikat pinggangmu akan Kuikatkan
kepadanya, dan kekuasaanmu akan Kuberikan ke tangannya; maka ia akan menjadi bapa bagi
penduduk Yerusalem dan bagi kaum Yehuda.
Ayat 22. Aku akan menaruh kunci rumah Daud ke atas bahunya: apabila ia membuka, tidak
ada yang dapat menutup; apabila ia menutup, tidak ada yang dapat membuka.

Ayat 23. Aku akan memberikan dia kedudukan yang teguh seperti gantungan yang dipasang
kuat-kuat pada tembok yang kokoh; maka ia akan menjadi kursi kemuliaan bagi kaum
keluarganya.

Ayat 24. Dan padanya akan digantungkan segala tanggungan kaum keluarganya, tunas dan
taruk, beserta segala perkakas yang kecil, dari piring pasu sampai periuk belanga.

Ayat 25. Maka pada waktu itu, demikianlah firman TUHAN semesta alam, gantungan yang
dipasang kuat-kuat pada tempat yang kokoh itu tidak akan kuat lagi, sehingga patah dan
jatuh, dan segala tanggungannya itu hancur, sebab TUHAN telah mengatakannya.

Terjemahan LAI:

Ayat 15. Beginilah firman Tuhan, TUHAN semesta alam: "Mari, pergilah kepada kepala
istana ini, kepada Sebna yang mengurus istana, dan katakan:

Ayat 16. Ada apamu dan siapamu di sini, maka engkau menggali kubur bagimu di sini, hai
yang menggali kuburnya di tempat tinggi, yang memahat kediaman baginya di bukit batu?

Ayat 17. Sesungguhnya, TUHAN akan melontarkan engkau jauh-jauh, hai orang! Ia akan
memegang engkau dengan kuat-kuat

Ayat 18. dan menggulung engkau keras-keras menjadi suatu gulungan dan menggulingkan
engkau seperti bola ke tanah yang luas; di situlah engkau akan mati, dan di situlah akan
tinggal kereta-kereta kemuliaanmu, hai engkau yang memalukan keluarga tuanmu!

Ayat 19. Aku akan melemparkan engkau dari jabatanmu, dan dari pangkatmu engkau akan
dijatuhkan.

Ayat 20. Maka pada waktu itu Aku akan memanggil hamba-Ku, Elyakim bin Hilkia:

Ayat 21. Aku akan mengenakan jubahmu kepadanya dan ikat pinggangmu akan Kuikatkan
kepadanya, dan kekuasaanmu akan Kuberikan ke tangannya; maka ia akan menjadi bapa bagi
penduduk Yerusalem dan bagi kaum Yehuda.
Ayat 22. Aku akan menaruh kunci rumah Daud ke atas bahunya: apabila ia membuka, tidak
ada yang dapat menutup; apabila ia menutup, tidak ada yang dapat membuka.

Ayat 23. Aku akan memberikan dia kedudukan yang teguh seperti gantungan yang dipasang
kuat-kuat pada tembok yang kokoh; maka ia akan menjadi kursi kemuliaan bagi kaum
keluarganya.

Ayat 24. Dan padanya akan digantungkan segala tanggungan kaum keluarganya, tunas dan
taruk, beserta segala perkakas yang kecil, dari piring pasu sampai periuk belanga.

Ayat 25. Maka pada waktu itu, demikianlah firman TUHAN semesta alam, gantungan yang
dipasang kuat-kuat pada tempat yang kokoh itu tidak akan kuat lagi, sehingga patah dan
jatuh, dan segala tanggungannya itu hancur, sebab TUHAN telah mengatakannya."

 Kritik Aparatus

Ayat 15.
 Pada ayat 15a yn"doa]tidak terdapat dalam kodeks terjemahan Yunani oleh
Theodotion (lajur keenam dalam Hexapla Origenes) dan di Perjanjian Lama Siria.
 Pada ayat 15b-b tyIB'h;-l[; rv,a] an"b.v,-l[barangkali dipindahkan kepada
permulaan ayat.
 Pada ayat 15c l[;sedikit kodeks tulisan tangan diusulkan menjadi lae

Ayat 19.
Pada ayat 19 a ^s,r>h,y<i() (dilempar ke bawah) diusulkan Perjanjian Lama
Siria Targum Vulgata Singularis pertama hea,........

Ayat 24.
Pada ayat 24a !j'Q'h;(anak), diusulkan oleh Kodex Alexandrinus abad ke-5 menjadi
kata !j'Q(('artinya kecil.

II. Kritik Bentuk

a. Analisis Sastra

Kitab Yesaya termasuk di dalam kitab para nabi-nabi dan nubuat nya,kata nabi
sepadan dengan kata navi yang berarti seseorang yang dipanggil Allah dan untuk berbicara
dengan menggunakan nama Allah, jika diperbandingkan dalam bahasa Yunani dipakai istilah
profetes, yang pada dasarnya berarti ‘seseorang yang berbicara atas nama dewa dan
menyampaikan kehendaknya kepada manusia,Yesaya termasuk didalam daftar nabi-nabi
pada abad kedelapan (kira-kira 800-675 sM).1

b. Analisis Hadis Lisan


Dalam Yesaya 22:15-19 ini mengambarkan penghakiman YHWH atas Sebna,
bendahara Raja Hizkia. Alasan yang sebenarnya untuk penggantian Sebna dengan Elyakim
(lih. ay. 20-25.) tidak pasti, tapi pasti serius dan dalam konteks, mungkin merupakan "roh
yang bergantung pada diri sendiri". Sebna mungkin adalah "Sebnah" di II Raj. 18:18, yang
menjadi penulis bagi Elyakim. Dalam Yesaya 22:16 Ini adalah serangkaian pertanyaan
menantang Sebna hak untuk melayani.

c. Analisis Tradisi

Panggilan yang diterima Yesaya untuk menjadi seorang nabi bertugas untuk
menekankan mengenai pemahaman tentang Allah sebagai raja Israel. Panggilan itu disertai
dengan penugasan kepada Yesaya yaitu bahwa Yesaya harus menyampaikan peringatan
bahwa suatu malapetaka yang besar akan menimpa tanah Israel. Sehingga Yesaya
merasakan panggilan Allah membebankan suatu tugas khusus ke atas bahunya (Yes 6:8-10).
Sekalipun ketika ia melihat Tuhan ia merasa tidak layak dan menggambarkan dirinya sebagai
“seorang yang najis bibir” (Yes 6:5), namun ia percaya bahwa Allah telah menguduskannya
sebagai persiapan untuk pekerjaannya (Yes 6:7).

Sebna seorang pejabat tinggi pada pemerintah Hizkia, disebut petugas ( yang mengurus
istana ( Yes 22:15 ), panitera ( sofer, 2 Raj 18:18; 19:2, Yes 36:3 ), dan kepala istana
( sokhen, Yes 22:15). Sebagai orang kaya dan berkedudukan tinggi, dia ditempelak keras oleh
Yesaya, Karena ia menyediakan bagi dirinya kuburan batu yang dipahat, megah dan
mencolok, Yesaya mempraucapkan kebinasaannya ( Yes 22:15-19 ). Sebagian dari ambang
( pintu ) atas kuburan ini, yang berukiran indah, sudah ditemukan. Mungkin nama Sebna
yang selengkapnya ialah sebanyah (u), nama yang terdapat dalam tulisan ukiran dan meterai
sezaman itu dan yang dapat dibandingkan dengan nama yang kemudian dipakai oleh imam-
imam suku Lewi ( Neh 9:4-5;10:10; 1 Taw 15:24 ).2

1?
W.S. Lasor, dkk, Pengantar Perjanjian Lama 2, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2007, hlm. 183
2
J.D.Douglos, Ensiklopedi Masa Kini Jilid II [M-Z], 366
Keadaan sosial-politis pada abad ke-8 sM. Israel Utara, yang berbatasan dengan
Fenesia dan Aram, menarik banyak faedah yang besar karena letaknya yang strategis untuk
usaha komersial. Demikian juga dengan Yehuda, melalui lautan mengadakan hubungan
dagang dengan Arabia Selatan (Sebna dan Ofir). Hal itu menambah potensi dan kekayaan
negara. Timbullah golongan pedaggang yang kaya dan berpengaruh sekali. Golongan
“kapitalis” ini mempengaruhi para pemimpin dan pejabat, sehingga menimbulkan gejolak-
gejolak sosial dan kemerosotan moral, jurang kesenjangan antara si kaya dan si miskin,
pelecehan keadilan dan kebenaran, dan sebagainya.Kemudian timbullah adi-kuasa baru yang
datang dari Timur Laut, yaitu Asyur dengan rajanya Tiglath Pileser III (yang disebut Pul
dalam kitab 2 Raj. 15:19) pada tahun 745 sM. Dia berambisi besar untuk mengadakan
ekspansi ke Barat. Ini berarti bahwa negara-negara Aram, Fenisia, Israel dan Yehuda bahkan
Mesir terancam keselamatannya. Inilah zaman di mana Yesaya dipanggil menjadi nabi pada
tahun 742 sM.

d. Analisis Peredaksian

Kitab Yesaya ini merupakan redaksi yang disusun bukan secara semrawut, melainkan
susunannya berdasarkan kronologis tertentu. Dan memiliki susunan tertentu yang terkait
dengan bangsa-bangsa non-Israel. Dan kebanyakan nubuat dalam pasal ini dimulai dengan
“Ucapan ilahi terhadap . . . .”. . Penulis kitab Yesaya menulis kitab Yesaya pada jaman
pembuangan sehingga ia berbicara tentang pembebasan yang akan segera terjadi karena
nubuat selalu timbul dari suatu keadaan sejarah yang khusus dan dialamatkan kepada orang-
orang yang hidup pada waktu itu.

e. Analisis Bentuk (Sitz im Leben)

Tak dipungkiri bahwa Sebna, kepala rumah tangga istana, berpengaruh besar terhadap
segala keputusan yang diambil raja. Bahkan ada kemungkinan tindakan memberontak
terhadap Asyur merupakan usulannya. Sedemikian besar kekuasaannya sampai-sampai ia
membangun kuburnya sendiri di tempat yang tinggi (ayat 16) untuk kepentingan sendiri pula.
Allah murka, karena di mata Allah Sebna bukanlah siapa-siapa dan tak punya apa-apa,
termasuk hak dan wewenang melakukan semua itu (ayat 16a). Hak dan wewenang Allah.
Bila Tuhan akan memakai seseorang sebagai pekerja-Nya, maka Tuhan sendirilah yang akan
memberikan kuasa, memperlengkapi dengan segala sesuatu (ayat 21). Elyakim bin Hilkia,
pekerja pilihan Tuhan itu akan diperlengkapi dengan segala kemampuan, bahkan diberi
kedudukan yang tinggi pula. Bila Sebna diumpamakan seperti bola yang menggelinding (ayat
18), Elyakim di tangan Tuhan akan seperti kunci yang menentukan atau gantungan yang
terpancang kokoh (ayat 22, 23). Seiring dengan jabatan yang digeluti oleh nabi Yesaya yaitu
pada zaman raja Uzia, Yotam, Ahaz, dan Hizkia,3 bahwa percakapan antara Allah dan Sebna
berada dalam Istana kerajaan Sebna, dimana dalam percakapan Allah dengan Sebna
berlatarkan bahwa Sebna akan dipecat dari takhtanya, sebab ia adalah termasuk pengurus
Istana.

III. Tempat dan Waktu

Dalam nats Yesaya 22 : 15-25,dijelaskan waktu pelayanan dan nubuat nabi Yesaya
terjadi pada masa pemerintahan Raja Hizkia (725-697 SM),dan nabi Yesaya melayani di
Yehuda yang pada waktu itu mencoba melepaskan diri dari bangsa asyur dengan bersekutu
kepada bangsa-bangsa kecil di daerah palestina dimana Yesaya pada saat itu mencoba
mengungkapkan ketidakwajaran yang terjadi didalam istana.

IV. Firman (tafsiran)

1) Ayat 15-19. Pemecatan Sebna

Nabi Yesaya menyingkap sedikit segi kehidupan di dalam istana raja, dimana terdapat juga
gejala-gejala korup. Tuhan memanggil dan mengutus Yesaya menjumpai Sebna untuk
menentangnya. Sebna ialah “kepala istana”(seorang pejabat istana yang tinggi pangkatnya).
Namun kedudukan itu kemudian diserahkan kepada Elyakim (2 Raj. 18:18; Yes. 36:3). Ada
yang berpendapat bahwa nama Sebna dipandang sebagai seorang keturunan Israel. Akan
tetapi, kebanyakkan penafsir berpendapat bahwa Sebna mungkin merupakan keturunan
Mesir. Akan tetapi sulit diterima bahwa seorang keturunan asing (Mesir) bisa menduduki
tempat dan jabatan yang begitu tinggi di dalam istana raja Yehuda.

Sebna ialah seorang pejabat tinggi pada pemerintahan H izkia, disebut petugas (‘yang
mengurus istana’ Yes. 22:15), panitera (sofer, 2 Raj. 18:18 ; 19:2 ; Yes. 36:3), dan kepala
istana (sokhen, Yes. 22:15). Sebagai orang kaya dan berkedudukan tinggi, dia ditempelak
keras oleh Yesaya, karena ia menyediakan bagi dirinya kuburan batu yang dipahat, megah

3
J.Sidlow Baxter, Menggali Isi Alkitab, (Jakarta: Badan Penerbit Kristen, 1968), 83,
dan mencolok.4 Sementara Elyakim ialah ‘hamba-Ku’ (Ibrani ‘el-yaqim’ ‘Allah mendirikan’).
Elyakim adalah juga nama orang yang diangkat oleh Firaun Nekho menjadi Yoyakim (2Raj.
23:34 ; 2Taw 36:4). Tokoh bernama Elyakim yang paling menonjol ialah anak Hilkia, yang
diangkat menjadi kepala istana (1Raj. 16:6-14) di tempat Sebna yang sudah diturunkan (Yes.
22:20). 5

Yesaya menjumpai Sebna di lereng bukit Ofel, dimana Sebna sedang mengawasi tempat
kuburan bagi dirinya sendiri, di tengah-tengah krisis nasional menghadapi serangan dari
Asyur. Sebna ditegur dengan pernyataan Yesaya: Apa sebabnya engkau ada disini dan
siapakah engkau yang berada disini? (ayat 16). Yesaya mau menyatakan bahwa Sebna sama
sekali tidak layak untuk membuat tempat kuburannya di bukit itu. Tetapi disitu hanya
kemuliaan Tuhan sajalah yang pantas dilayani dan diperjuangkan dan bukan kepentingan
serta kemuliaan pribadi yang dapat dikubur di bukit itu. Sementara berlawanan dengan cita-
cita Sebna sendiri untuk “berdiam” di tempat kubur yang mulia di Yerusalem, maka Tuhan
akan melemparkan dia jauh-jauh dengan tangan yang kuat dan terus menggelinding di tanah
yang luas, jauh dan asing. Hal ini suatu ejekan terhadap Sebna yang suka memegahkan diri.

Dalam ayat 19, menyatakan kesimpulan bahwa dengan demikian Sebna akan dicopot
dari jabatannya yang mulia itu. Dan Tuhan sendiri akan melakukan hal itu. Ada pendapat
yang mengatakan bahwa pemecatan Sebna itu mungkin dihubungkan juga dengan sikap
politiknya yang pro-Mesir (Nepotisme), dan mencoba untuk mempengaruhi raja Hizkia.
Akan tetapi raja Hizkia tidak mau mendengarkannya. Akibatnya jabatan Sebna dicopot.
Maka kesimpulan dari ayat 15 sampai ayat 19 ialah bahwa Nabi Yesaya tidak hanya
bernubuat terhadap rakyat dan raja, melainkan juga terhadap pejabat istana yang suka KKN.
Dan Tuhan sendiri tidak menghendaki adanya pejabat yang suka KKN. Sehingga ayat 19
merupakan penghubung bagi perikop berikutnya.

2) Ayat 20-23. Pengangkatan Elyakim

Tempat dan kedudukan Sebna diganti oleh Elyakim bin Hilkia. Nama Elyakim berarti “Allah
yang meneguhkan”, sedangkan nama Hilkia yang berarti “Tuhan adalah bagianku”,
dibedakan dari nama Hilkia seorang imam besar pada zaman raja Yosia (2Raj. 22:4).
Elyakim disebut “hamba-Ku”, berbeda dengan Sebna yang disapa sebagai “hai orang”. Jubah
4
D. J. Wiseman, Sebna dalam Ensiklopedi Alkitab Masa Kini (jilid II), (BPK Gunung Mulia, Jakarta:2011)
366.
5
E. J. Young, Elyakim dalam Ensiklopedi Alkitab Masa Kini (jilid I),(BPK Gunung Mulia, Jakarta:2008)
280.
dan ikat pinggang merupakan simbol kemuliaan dan kekuasaan dari seorang kepala
istana.Tuhan sendiri akan mengenakkan tanda-tanda kebesaran itu kepada Elyakim.
Walaupun Elyakim memiliki segala kekuasaan dan kemuliaan, dia tidak menjadi sombong
atau gila hormat (seperti Sebna), melainkan dia akan menjadi “bapa” bagi penduduk
Yerusalem dan kaum Yehuda. Ide “bapa” itu menunjukkan adanya kasih yang erat, sehingga
ia dihormati dan disegani oleh rakyat. Tuhan sendiri yang melantik dia dalam jabatan, maka
jabatan itu akan berlangsung terus turun-temurun.

Dalam ayat 22, “Kunci rumah Daud ditaruh di atas bahunya”, ada yang menafsirkannya
secara harifiah, karena diperkirakan bahwa anak kunci istana pada zaman kuno ini berukuran
cukup besar. Dengan demikian ia dijadikan juru kunci istana dan harus memikul tanggung
jawab yang besar. Dia diberi kuasa untuk membuka dan menutup dan dengan demikian dia
diberi kuasa atas pengelolaan segala bidang kehidupan di dalam istana. Keteguhan
kedudukannya yang mulia, selanjutnya digambarkan sebagai “gantungan” (paku) yang kuat,
sebagai “kursi kemuliaan” bagi kaum keluarganya, sedangkan “kursi (takhta) kemuliaan” itu
dapat mengangkat seluruh keturunanya ke dalam kemuliaan.

Elyakim disini dipandang sebagai tipe dari Yesus Kristus. Walaupun diberi kemuliaan
dan jabatan kepercayaan yang tinggi, dia tetap merupakan seorang hamba dan bertanggung
jawab terhadap sang raja yang mengangkatnya. Kuasanya terbatas dan tidak boleh digunakan
secara sewenang-wenang. Maka anak kunci “rumah Daud” tidak diberikan ke dalam
tangannya, melainkan diletakkan di atas bahunya untuk dipikulnya. Dengan demikian,
Elyakim diharapkan mampu mengusung semua beban rakyat di Yerusalem.

3) Ayat 24-25. Elyakim sebagai gantungan yang patah dan jatuh

Ayat-ayat penutup ini menunjukkan aspek lain dari Elyakim. Walaupun dalam ayat 20-25
Elyakim digambarkan sebagai tipe mesianis, sama seperti Yosua, Daud, dan nabi lainnya,
namun Elyakim tetap sosok manusia yang lemah. Elyakim memang digambarkan sebagai
gantungan yang kokoh. Akan tetapi, gantungan itu mempunyai batas kemampuannya.
Ternyata seluruh beban yang berat kaum keluarganya digantungkan pada gantungan itu, dan
kursi kemuliaan menjadi kursi muatan berat. Semua beban itu ialah keturunan (tunas) pada
garis keturunan yang langsung, maupun dari garis keturunan samping (taruk), yang tidak
langsung (umpama seperti keponakkan-keponakkan).
Jadi yang terjadi dikemudian pada masa jabatan Elyakim ialah gejala-gejala Nepotisme,
yaitu penyalahgunaan pembagian jabatan dan pekerjaan yang hanya mementingkan kaum
kerabatnya sendiri, tanpa memperhatikan ketepatan dan kemampuan (kapabilitas). Gejala
semacam ini ternyata sudah merebak dari zaman kuno sampai zaman modern dengan cara-
caranya yang lebih canggih, tetapi intinya sama saja buruk dimata Tuhan. Bahkan kini hal
seperti itu kini dapat menjalar ke segala aspek kehidupan. Dan gejala semacam ini tidak sehat
dan akan mengakibatkan keruntuhan, seperti yang dinyatakan dalam ayat 25.

Dalam ayat 25 dinyatakan bahwa gantungan itu tidak akan kuat lagi, oleh karena dipakai
secara tidak wajar. Dan akhirnya gantungan itu patah dan jatuh, dan segala apa yang di
gantungkan padanya jatuh dan hancur. Demikianlah akhirnya dengan semua orang yang
menarik manfaat secara maksimal dari jabatan yang mulia dan kudus yang dipegang oleh
Elyakim. Menggantungkan diri pada Elyakim dan menyalahgunakan jabatan yang mulia
demi keuntungan diri sendiri, itulah dosa dari segenap kaum keluarganya. Tidak dikatakan
bahwa Elyakim sendiri yang akan hancur binasa.6

V. Skopus

Ucapan Ilahi pada perikop sebelumnya ditujukan kepada penghukuman bangsa-


bangsa secara kolektif. Namun, pada perikop ini ucapan Ilahi tertuju kepada perorangan,
Sebna dan Elyakim. Yesaya menubuatkan penghukuman Allah atas Sebna, seorang pejabat
pemerintah yang korup. Sebna adalah pemimpin faksi pro-Mesir yang ditempatkan sebagai
kepala rumah tangga istana di Yehuda. Yang tercatat di sini, dia menggali atau membuat
kubur mewah bagi dirinya. Ia memperkaya diri sendiri. Kubur mewah yang dibuatnya
merupakan puncak dari korupsinya. Bagi Sebna, kubur mewah yang dibangun di bukit batu
merupakan simbol kebesaran dan kemuliaannya. Yesaya menemuinya dan bernubuat bahwa
oleh karena tindak korupsi tersebut, maka ia akan digantikan oleh Elyakim, seorang
pemimpin yang saleh. Penggantian ini merupakan hukuman dari Tuhan. Sebna juga akan
dihukum dengan dibuang ke luar negeri (17) dan menjadi budak yang hina. Elyakim diberi
kepercayaan oleh Tuhan untuk menggantikan Sebna. Ia memegang jabatannya dengan jujur.
Dia diberi “gantungan” tugas yang dipercayakan Tuhan untuk diemban (22-24). Namun akhir
nubuat ini sedikit membingungkan. Mengapa gantungan itu kemudian patah sehingga
tanggungannya hancur (25). Salah satu tafsiran mengatakan bahwa Elyakim kemudian
menyalahgunakan kepercayaan itu dengan menguntungkan saudara-saudaranya. Jika Sebna

6
S. H. Widyapranawa, Tafsiran Kitab Yesaya (Pasal 1-39) 139-143.
menyalahgunakan jabatannya dengan korupsi maka Elyakim dengan nepotisme. Baik orang
asing maupun orang Yehuda tidak ada yang dapat dipercaya lagi. Keduanya
menyalahgunakan kepercayaan yang Tuhan berikan.

Sebagaimana korupsi dan nepotisme telah menggerogoti bangsa Yehuda, demikian


juga terjadi pada bangsa kita saat ini. Janganlah kita kotori kepercayaan yang telah Tuhan
berikan kepada kita melalui pekerjaan kita sehari-hari. Ucapkan syukur atas kepercayaan
yang Tuhan telah berikan kepada kita, dan pergunakan itu sebaik-baiknya untuk kemuliaan
nama Tuhan.

Anda mungkin juga menyukai