Oleh
Puji Purwaningsih
20211050326
16
Ibid., 129.
17
Linville, Amos and the Cosmic Imagination, 7.
18
Polley, Amos and the Davidic Empire, 112.
bahwa hari Tuhan tidak akan datang menjadi hari pembenaran (seperti yang dipikirkan secara
tradisional) tetapi sebagai malapetaka yang tidak bisa dihindari (Am. 5:18).
Praktek Ketidakadilan Di antara Umat Allah
Dua contoh konkret praktik ketidakadilan sosial yang disorot Allah adalah dalam hal
berat dan timbangan. Pemalsuan berat dan timbangan merupakan tindakan yang mencolok dalam
peradilan pada abad 8 SM dan para nabi abad itu (Amos, Hosea dan Mika) mengutuknya.
Indikasi terhadap adanya kecurangan itu Amos lakukan dengan mengajukan pertanyaan penting
dalam Amos 5:18 dan Amos 2:6-8. Teguran yang sama juga dialamatkan Hosea dan Mikha
kepada Israel dalam Hosea 12:7 dan Mikha 6:11.19
Ketimpangan sosial ini melanggar hukum Taurat.20 Mereka terikat kepada perjanjian
kesetiaan dengan Allah di Sinai dan Horeb (Kel. 19; 20:15, 17; Im. 25:35-54; Ul. 5:1-22; 16:18-
20; 25:1-4; 13-16). Jabaran hukum terutama yang mereka langgar adalah dalam Ulangan 25:13-
15 tentang timbangan yang benar. Konsekuensi pelanggaran hukum Taurat terdapat dalam
Ulangan 30. Persoalan ketimpangan sosial ini bisa memicu berbagai kutuk. Kutuk paling berat
dari pelanggaran hukum ini adalah mereka akan dibuang dari tanah milik mereka (Ul. 29:27-30).
Konsep mitrologi, timbangan Israel berasal dari sistem mitrologi Babilonia terdiri dari
balok yang digantung dari tali yang dipegang di tangan atau di pasang pada penyangga tegak.
Dan pada kedua ujung dipasang panci dan anak timbangan biasanya terbuat dari batu keras.
Satuan standart yang berlaku adala syikal dan efa. Berasal dari kata Mesir yang berarti
keranjang, yakni wadah untuk menakar biji-bijian, satu homer sama dengan tiga setengah
gantang dan satu homer sama dengan sepuluh efa. 21
Meskipun para pedagang tidak melanggar hukum sabat tetapi mereka tidak miliki
perilaku yang tepat dalam menghormati kekudusan Allah. Pertama, para pedagang menipu
pelanggan dengan mengurangi ukuran efa. Kedua, pada saat menimbang sekam dicampurkan
gandum sehingga memberikan untung kepada pedagang. Ketiga, balok timbangan dapat
dibengkokkan sedikit untuk menipu pelanggan. Hal-hal tersebut menimbulkan perbudakan
ekonomi bagi kaum miskin dan mereka akan dihakimi. Wollf berpendapat bahwa Amos
menubuatkan penghakiman yang lengkap dalam Amos 8:4-7.22
19
King, Amos, Hosea, Micah, 22.
20
Ibid., 23.
21
Ibid., 24.
22
Polley, Amos and the Davidic Empire, 137.
Persoalan kedua berkaitan dengan pakaian gadai yang diberikan oleh kreditur. Tuduhan
ini disampaikan Allah dalam Amos 2:8. Dikatakan mereka tidur disamping mezbah dengan alas
pakaian gadai itu. Orang Israel bisa mendapatkan pinjaman dengan menyerahkan pakaiannya.
Pakian memakai kata beged (Am. 2:8) dan simlah terdapat dalam Keluaran 22:27. Keduanya
merujuk kepada mantel yang dipakai pada malam hari dengan panjang di atas tunik. Bukti ini
juga didukung oleh data arkeologis penemuan sebuah surat Ibrani ditulis di atas tembikar tertulis
14 baris pada tahun 1960. Dari Mesad Hashavyahu yang tersimpan di Museum Israel. Tembikar
ini diperkirakan berasal dari tahun 625 SM pada pemerintahan Yosia. Berisi keluhan seorang
penuai karena pakaiannya telah disita dan meminta gubernur militer turun tangan agar pakaian
23
tersebut dikembalikan. Kemungkinan karena orang tersebut belum melunasi hutangnya. Tuhan
memberikan aturan bagaimana sistem gadai ini harus dijalankan. Mereka sang kreditur harus
mengembalikan pakaian gadai itu sebelum matahari terbenam (Kel. 22:26-27).
Teguran Amos Kepada Religiositas Israel
Perkara religiositas Israel mendapatkan perhatian khusus dari Amos. Mereka dikatakan
melakukan ibadah palsu. Sebuah tampilan kesalehan lahiriah yang tidak memotivasi mereka
melakukan hal baik. Oleh karena itu ibadah korban mereka dibenci oleh Allah. 24 Namun tidak
ada indikasi bahwa Amos akan menghilangkan sistem korban di Israel karena sistem korban
memiliki makna spiritual yang dalam bagi Israel. Sebagai tanda relasi kedekatan mereka dengan
Allah. 25 Menurut Watts Amos juga muncul secara teratur dalam upacara korban.26
Oleh karena itu teguran Amos mensasar dua tempat penting yang menjadi simbol
religiositas Israel Utara, yakni Betel dan Gilgal. Betel terletak 10 mil di utara Yerusalem. Pusat
pemujaan Kuno yang dikaitkan dengan Yakub. Dalam jaman Amos, Bethel menjadi tempat
perlindungan utama di Israel. Hosea menyebut Bethel (rumah Allah) dengan sebuah sindiran
Bet-aven (rumah yang tidak berharga) sebuah nama cemooh yang diciptakan oleh Amos pada
Amos 5:5. Merujuk kepada Bethel sebagai Bet-aven yang menjadi sia-sia tidak berharga karena
akan mengalami pembuangan.
23
King, Amos, Hosea, Micah, 24–25.
24
Kenneth Seeskin, Thinking about the Prophets: A Philosopher Reads the Bible (The Jewish Publication Society,
2020), 4, accessed April 17, 2023, http://www.jstor.org/stable/10.2307/j.ctv138wq6x.
25
Ibid., 5.
26
John D. W. Watts, Vision and Prophecy in Amos, Expanded anniversary ed. (Macon, Ga: Mercer University Press,
1997), 49.
Ketika Amos berhadapan dengan Amazia, imam di Bethel, pesan Amos dinilai bersifat
subversif atau upaya pemberontakan terhadap negara. Oleh karena itu ia diminta untuk segera
meninggalkan kerajaan Utara (Amos 7:10-11). Alasan dari pembuangan itu adalah pesan Amos.
Pesan penghukuman raja dan hukuman Allah melalui bangsa asing.
Sementara, gilgal, merujuk kepada khirbet (ruin) mefjir, satu mil dari Yerikho. Tempat
perkemahan pertama bangsa Israel setelah mereka menyeberangi sungai Yordan. Di sanalah
mereka mendirikan mezbah dua belas batu peringatan (Yos. 4:19-20). Di tempat ini pula mereka
rupanya mengadakan praktik penyembahan berhala yang mereka lakukan dalam ziarah (Hos.
4:15; 10:5). Hosea menuduh Israel atas praktek penyembahan berhala dan Amos mengancam
mereka terhadap praktik itu dalam Amos dan mengundang mereka dengan sinis ke tempat itu
(Am. 3:14; 4:4).27 Kecaman tersebut untuk mengevaluasi praktik religiositas di kedua tempat
tersebut.
Respons yang Allah harapkan bagi Israel berdasarkan Taurat adalah pertobatan (Ul.
30:1-10). Jika mereka bertobat mereka akan mengalami pemulihan. Israel diperhadapkan kepada
dua pilihan, kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Yang merupakan konsekuensi dari
pilihan Israel. Oleh karena itu, Amos memperingatkan Israel kepada kovenan mereka dengan
Allah (Am. 3:1-8). Jika mereka menolak untuk bertobat maka yang akan mereka hadapi adalah
penghakiman terakhir dari Allah, sebuah hukuman.28 Salah satunya adalah pembuangan.
Amos diberikan kesempatan untuk menguji orang-orang dalam terang perjanjian-Nya.
Akan tetapi, Ia juga diijinkan untuk melihat kelanjutan Allah dalam perjajian-Nya dengan Daud
29
dan jaminan bahwa Israel tetap akan terpelihara milik Allah. Hukuman yang Allah nyatakan
melalui berbagai penglihatan yang Amos terima. Mulai dari belalang, api, tali sipat dan bakul
dengan buah-buahan. Amos meresponi kedua penglihatan pertama dengan syafaat bagi Israel
sehingga memperoleh pengampunan. Sedangkan penglihatan kelima, YHWH bediri di dekat
mezbah. Alasan penghakiman hakim YHWH dikarenakan ketidaktaatan dan pemberontakan
Israel. Sebuah simbol yang berfungsi untuk menunjukkan sumber masalah Israel di pengadilan
dan upacara korban yang disponsori oleh istana. Pada titik ini pesan Amos sudah lengkap
27
King, Amos, Hosea, Micah, 40–41.
28
Seeskin, Thinking about the Prophets, 5.
29
Watts, Vision and Prophecy in Amos, 57.
menyatakan tidak adanya perubahan yang memengaruhi nasib hukuman Israel. 30 Sehingga pada
akhirnya mereka mengalami pembuangan ke Asyur tahun 722-721 SM (2Raj. 17:1-6).
Suara Keadilan Amos Bagi Orang Miskin dan Marginal
Dalam 2:6b-7a, Amos membela kasus orang miskin (ebyon) dan orang yang tidak
mampu (dallim). Mereka adalah orang-orang yang hina, lemah, dan tidak berdaya, yang tidak
memiliki tanah warisan. Mereka adalah para petani penggarap yang tidak lagi memiliki tanah
mereka sendiri. Kedua bait ini mengindikasikan bahwa orang miskin dan orang yang
membutuhkan sedang dieksploitasi secara ilegal. Dalam 2:6b, istilah paralel untuk orang miskin
adalah saddig, orang-orang yang tidak bersalah di hadapan hukum. Mereka dijual ke dalam
perbudakan utang untuk "uang" perak. Mungkin mereka dijual untuk melunasi utang (2Raj. 4:1).
Mereka kehilangan tanah karena tindakan ilegal dari antara bangsa Israel sendiri. Orang
miskin dalam 2:7a disejajarkan dengan orang tertindas (anawim). Ketidakadilan yang dimaksud
mengacu pada ketidakadilan yang dilakukan oleh para tua-tua suku ketika mengadili kasus-kasus
di pintu gerbang kota. Kedua ayat ini, jika dipahami secara utuh menyimpulkan bahwa orang
miskin dan orang yang tidak mampu adalah pihak yang tidak bersalah dalam proses hukum yang
digunakan untuk mengeksploitasi mereka.31
Kesimpulan
Panggilan Tuhan seringkali dapat dirasakan sebagai sebuah beban bagi hamba-Nya.
Terutama mereka yang merasa seperti “dipaksa” dan dipanggil dari orang awam untuk
memperingatkan umat-Nya akan dosa dan penghakiman. Sebuah pesan yang tidak lazim ingin
didengar oleh umat-Nya dan bisa menjadi beban tersendiri. Akan tetapi, Allah mengasihi umat-
Nya karena terikat kepada kovenan-Nya. Berdasarkan kovenan itu Allah memakai para hamba
untuk mengingatkan mereka jika terjadi pelanggaran.
Pelanggaran tersebut mencakup relasi umat dengan Allah dan sesamanya. Salah satu
indikasi pelanggaran tersebut adalah terjadinya ketimpangan keadilan sosial di antara umat-Nya.
Semua itu bermuara karena religiositas mereka tidak memberikan pengaruh kepada sikap hidup.
Mereka melakukan penyembahan kepada Baal sehingga kemakmuran mereka adalah semu
karena menodai mezbah. Suara keadilan dapat disampaikan Allah melalui seorang awam, seperti
Amos. Suara yang harus digemakan sekalipun menjadi beban dan melawan kemapanan semu.
30
Ibid., 56.
31
Polley, Amos and the Davidic Empire, 132.
Kepustakaan
Boyd, Frank M. Kitab Nabi-Nabi Kecil. Malang: Gandum Mas, 1982.
Calvin, John. Commentary On The Prophet Amos. Translated by John Owen. Albany: Ages,
1998.
King, Philip J. Amos, Hosea, Micah: An Archaeological Commentary. 1st ed. Philadelphia:
Westminster Press, 1988.
Linville, James Richard. Amos and the Cosmic Imagination. Society for old testament study
monographs. Aldershot, Hampshire, England ; Burlington, VT: Ashgate, 2008.
Polley, Max E. Amos and the Davidic Empire: A Socio-Historical Approach. New York: Oxford
University Press, 1989.
Seeskin, Kenneth. Thinking about the Prophets: A Philosopher Reads the Bible. The Jewish
Publication Society, 2020. Accessed April 17, 2023.
http://www.jstor.org/stable/10.2307/j.ctv138wq6x.
Steiner, Richard C. Stockmen from Tekoa, Sycomores from Sheba: A Study of Amos’
Occupations. 1st ed. The Catholic Biblical quarterly 36. Washington, D.C: Catholic
Biblical Association of America, 2003.
Thompson, Michael E.W. “Amos - A Prophet of Hope?” The Expository Times 104, no. 3
(December 1992): 71–76.
Watts, John D. W. Vision and Prophecy in Amos. Expanded anniversary ed. Macon, Ga: Mercer
University Press, 1997.