Anda di halaman 1dari 13

Sekolah Tinggi Theologia Baptis Indonesia

Candra Eka Yuda,


“Manusia Yang Tidak Takut Berfikir”

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
1. Hosea
a. Latar Belakang Sejarah:
Hosea berada dalam sebuah masa di mana bangsa Israel sedang
mengalami kekacauan akibat tidak mengandalkan Tuhan. Ia berada pada masa
tahta kerajaan Asyur sedang direbut oleh seorang yang bernama Tiglath-Pileser
III. Zaman kemakmuran raja Yerobeam pun berubah menjadi zaman
kekecewaan. Dalam situasi seperti ini Israel justru tidak mengandalkan Tuhan
tetapi mengandalkan kekuatan bangsa lain dengan cara bersekutu dengan
Asyur. Ia juga hidup dan melihat bagaimana bangsa Israel dikalahkan dan
dibuang setelah penyerangan bangsa Asyur yaitu pada masa 722 Sebelum
Masehi. Israel mengalami kemakmuran dan kemenangan ketika berada dibawah
pemerintahan Yorebeam II. Yorebeam II memerintah selama 41 tahun. Namun,
di balik kemakmuran dan kemenangan tersebut terdapat korupsi dan
kemerosotan spiritual merajalela. Hal ini menyebabkan keadaan ekonomi dan
moral bangsa Israel semakin memburuk. Keadaan tersebut membuka jalan pada
kejatuhan Israel. Selain itu, realitas sosial yang terjadi pada saat itu juga tidak
cukup baik. Hal ini dibuktikan dengan penekanan baik oleh pemilik tanah
juga raja kepada petani. Hal ini menyebabkan para petani melakukan migrasi
dari peternakan ke kota.
Di bidang keagamaan ada penyelewengan yang cukup parah. Yaknni
dalam ibadat yang diselenggarakan. Sejak awalnya dalam kerajaan Israel
memisahkan diri dari keturunan Daud, ada dua kuil tempat kudus dengan ibadat
dan keimamannya sendiri yaitu di Betel dan di Dan. Baal dan Astarte, dipuja
dengan ibadat kegila-gilaan dan mesum, misalnya sundal bakti (Hos 4:13-14).
b. Penanggalan Kitab: 715-710 SM
c. Penulis: Nabi Hosea
d. Tema:
Hukuman dan Kasih Penebusan Allah; Cara Tuhan memulihkan pemurtadan
e. Tujuan:
- Menyatakan Allah mempertahanan kasih-Nya kepada umat perjanjian-Nya
dan dengan sungguh-sungguh ingin menebus dari kejahatannya.
- Menyatakan hal-hal menyedihkan terjadi apabila orang terus menolak
mentaati Allah
f. Kerangka:
 Perkawinan sang nabi menggambarkan hubungan antara bangsa Israel dengan
Tuhannya dalam Hosea 1:1-Hosea 3:5.
 Hosea menegur kejahatan, kesombongan, dan pemujaan dewa yang dilakukan
oleh bangsa Israel dalam Hosea 4:1-Hosea 8:5.
 Penghukuman yang pasti berlaku dalam Hosea 9:1-Hosea 10:5.
 Kemenangan kasih dan belas kasihan Tuhan dalam Hosea 11:1.
 Ketidaksetiaan dan pemberontakan Israel akan berakhir dengan penghukuman
dan kehancuran dalam Hosea 11:12-Hosea 13:16.
1
Sekolah Tinggi Theologia Baptis Indonesia
Candra Eka Yuda,
“Manusia Yang Tidak Takut Berfikir”

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
 Belas kasihan Tuhan bagi orang-orang yang sabar dalam Hosea 14:1.

g. Problem dalam teks:


Jika cerita ini historis sulit menerima dengan akal sehat bagaimana
Hosea (Utusan Allah) dengan sengaja diminta Tuhan untuk menikah dengan
Gomer yang adalah seorang pelacur. Penelitian sastra pada waktu itu akan
menolong memahami sastra kitab ini.
h. Pelajaran yang bisa dipetik:
Tuhan tetap setia kepada manusia dalam keadaan apapun

2. Yoël
a. Latar Belakang Sejarah:
Kitab Yoël adalah salah satu dari kumpulan kitab nabi-nabi kecil atau
kedua belas nabi dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di AlkitabKristen.
Berisi Firman Tuhan yang datang kepada nabi Yoel bin Petuel. Tema besar kitab
ini adalah: Hari Tuhan yang Besar dan Mengagumkan. Pemberitaan tentang
Hari Tuhan oleh nabi Yoël bukanlah baru pertama kalinya diberitakan,
sebelumnya sudah pernah diberitakan oleh nabi-nabi terdahulu seperti
nabi Amos. Kitab Yoel menceritakan tentang bencana yang menimpa
umat Israel dan ajakan nabi Yoel kepada para imam dan seluruh umat untuk
bertobat. Bencana alam merupakan pendahuluan sebelum datangnya Hari
Tuhan atau akhir zaman.
b. Penanggalan Kitab:
Sedikit sukar memastikan kapan nabi Yoel tampil. Menurut tradisi
Yahudi nabi itu muncul dalam abad kedelapan SM. Tetapi dewasa ini
kebanyakan ahli Kitab sepakat bahwa nabi itu membawa nubuatnya sekitar th
400-350 SM. Jadi di masa kerajaan Persia mencakup negeri Palestina.
c. Penulis: Nabi Yoel
d. Tema: Hari Tuhan yang besar dan mengagumkan
e. Tujuan:
Agar Imam dengan segenap umat bertobat sehingga menerima karunia Tuhan
f. Kerangka:

Bagian pertama: Tulah Belalang (Yoel 1:1-2:17)

1. Yoel 1:1-4, tentang kerusakan yang ditimbulkan belalang.


2. Yoel 1:5-20, berisi seruan nabi Yoel untuk meratap.
3. Yoel 2:1-11, tentang tanda akan bahaya besar.
4. Yoel 2:12-17, berisi ajakan kepada umat agar bertobat.

Bagian kedua: Jawaban Tuhan kepada Israel dan segala bangsa (Yoel 2:18-3:21)

1. Yoel 2:18-27, tentang belas kasih Tuhan pada umat.

2
Sekolah Tinggi Theologia Baptis Indonesia
Candra Eka Yuda,
“Manusia Yang Tidak Takut Berfikir”

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
2. Yoel 2:28-32, tentang berkat bagi umat.
3. Yoel 3:1-17, berisi tentang penghakiman segala bangsa.
4. Yoel 3:18-21, tentang kehadiran Tuhan di Yerusalem

g. Problem dalam teks: orang-orang yang diselamatkan hanya dengan bertobat


h. Pelajaran yang bisa dipetik:
Bertobat kepada Tuhan dengan apapun keadaan yang kita miliki.

3. Amos
a. Latar Belakang Sejarah:
Latar belakang Kitab Amos perlu dilihat dalam kondisi politik, kondisi
sosial, dan kondisi keagamaan di Israel pada sekitar pertengahan abad ke-7
SM.Hal ini dapat membantu kita untuk mengetahui bagaimana konteks
pelayanan Amos.
Keadaan Politik
Keadaan politik pada saat itu berada di tengah masa perebutan
kekuasaan antara Asyur dan Aram. Peperangan ini membuat Israel bagian utara
yang diperintah Yehu seorang raja dari Israel pada tahun 842 mengalami
kesulitan.]Namun, ketika Asyur menghancurkan Damsyik yaitu
ibukota Aram maka terlepaslah Israel bagian utara. Pada masa pemerintahan
Yorebeam tahun 783 Sebelum Masehi, ia mengembalikan daerah Israel
dari Hamat sampai Laut Araba. Ia memerintah selama empat puluh satu tahun
lamanya. Sementara di Israel bagian selatan yang diperintah Uzia, rakyat
mengalami kemakmuran. Ia memerintah selama lima puluh dua tahun lamanya.
Keadaan Sosial
Keadaan sosial dalam kitab Amos ini sangat makmur.]Rakyat tidak
mengalami kelaparan atau kekurangan bahan makanan.Rakyat hidup dengan
kemewahan, kesenangan, dan kepuasan jasmani. Namun demikiian,
kemewahan dan kepuasan jasmani itu adalah hal yang semu.Hal ini dikarenakan
banyak ketimpangan seperti adanya ketidakadilan kaum kaya terhadap yang
miskin, tanah dikuasai oleh kelompok-kelompok tertentu, hakim-hakim tidak
menjalankan fungsinya dengan baik, orang-orang kaya yang memeras orang-
orang miskin. Hal ini yang menjadi keluhan dari Amos.
Keadaan Agama
Agama pada masa itu sangat banyak. Hal ini ditunjukkan dengan
banyaknya kuil-kuil dari para dewa seperti Baal, Gilga, Bersyebadan
sebagainya. Hal inilah yang menjadi masalah bagi Amos.Imam-imam pada saat
itu tidak melawan kesalahan yang telah terjadi di tengah masyarakat Israel,
melainkan membiarkan hal itu terjadi bahkan mendukung kesalahan
itu. ketidaksadaran akan kesalahan yang telah diperbuat oleh bangsa Israel
merupakan salah satu contoh kebutaan rohani yang terjadi pada masa itu.

b. Penanggalan Kitab: 760-755 SM


c. Penulis: Nabi Amos

3
Sekolah Tinggi Theologia Baptis Indonesia
Candra Eka Yuda,
“Manusia Yang Tidak Takut Berfikir”

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
d. Tema: Melawan ketidakadilan
e. Tujuan:
- Menyampaikan sebuah salinan tertulis dari peringatan kenabiannya kepada
Raja Yerobeam II
- Menyebarluaskan berita di Israel (dan Yehuda) tentang kepastian hukuman
Allah yang menjelang atas Israel dan bangsa-bangsa di sekitarnya kecuali
mereka bertobat dari penyembahan berhala, kebejatam dan ketidakadilan.
Kebinasaan Israel terjadi hanya 30 tahun kemudian
f. Kerangka:
-Judul (1:1 )
-Pendahuluan (1:2)
-Ucapan Alah kepada Bangsa-bangsa ( 1:3- 3:8)
-Ucapan Penghakiman yang konsentris ( 3:9- 6:14)
-Kehancuran dan pemulihan Israel (7:1-9:15)
-Dua janji keselamatan (9:11-12)

g. Problem dalam teks: -


h. Pelajaran yang bisa dipetik: menegakkan keadilan apapun kondisinya.

4. Obaja
a. Latar Belakang Sejarah:
Latar belakang kitab Obaja adalah permusuhan bangsa Edom dengan
bangsa Yehuda. Menurut kisah dalam Alkitab, permusuhan ini dimulai dari
zaman Esau sebagai nenek moyang bangsa Edom dengan adiknya Yakub
sebagai nenek moyang dari bangsa Yehuda. Permusuhan ini berawal dari
penipuan yang dilakukan Yakub terhadap Esau mengenai hak kesulungan.
Permusuhan ini terus berlanjut dan menimbulkan dendam antara bangsa Edom
dengan bangsa Yehuda. Bangsa Edom selalu mencari kesempatan untuk
bersekutu dengan bangsa-bangsa yang hendak menghancurkan Yehuda, seperti
Moab dan Amon. Secara historis, tradisi Yahudi dalam Talmud menempatkan
kitab Obaja dalam masa pemerintahan raja Ahab. Pada masa ini bangsa Edom
juga menyerang Yehuda.
b. Penanggalan Kitab: 840 SM
c. Penulis: Nabi Obaja
d. Tema: Hukuman atas Edom; bahaya kesombongan; bahaya memusuhi Israel
e. Tujuan:
-untuk menyatakan murka Allah yang hebat terhadap Edom karena sukacita
mereka atas penderitaan Yehuda.
-untuk menyampaikan firman Allah tentang hukuman yang akan datang atas
Edom
f. Kerangka:

4
Sekolah Tinggi Theologia Baptis Indonesia
Candra Eka Yuda,
“Manusia Yang Tidak Takut Berfikir”

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
 Judul (1a)
 Pendahuluan (1b)
 Kehancuran Edom (2-9)
 Kejatuhan Edom (2-4)
 Totalitas kejatuhan Edom (5-6)
 Pengkhianatan sekutu-sekutu Edom (7)
 Hilangnya orang-orang bijaksana dan pahlawan-pahlawan Edom (8-9)
 Pelanggaran Edom (10-14)
 Ketidaksetiakawanan (10-11)
 Memandang rendah (12)
 Melanggar batas (13)
 Bekerjasama dengan musuh & upah dari tindakannya (14)
 Edom pada hari Tuhan (15-21)
 Hari Tuhan adalah pembalasan terhadap bangsa Edom (15-16)
 Peranan kaum ‘tersisa’ (17-21)
 Api orang Yudea dan jerami orang Edom (18)
 Tanah yang didapatkan kembali (19-20)
g. Problem dalam teks:
Terlalu berpusat pada Israel, bangsa-bangsa lain dihukum karena melawan
Israel. Harusnya dihukumnya suatu bangsa karena pelanggaran norma hukum
internasional yang disepakati bersama, bukannya karena Israel pilihan Allah
h. Pelajaran yang bisa dipetik:
Allah membela umat-Nya dengan luarbiasa. Jadi kita harus semakin yakin dan
percaya kepada Allah.

5. Yunus
a. Latar Belakang Sejarah:
Dalam bahasa Ibrani, Yunus disebut Yonah yang berarti “merpati”.
Nama ayahnya adalah Amitai yang berarti kebenaran Allah. Tokoh Yunus
sendiri didasarkan pada tokoh yang dikenal hidup pada masa pemerintahan
Yerobeam II (786-746 SM). Raja ini memperluas perbatasan negerinya dari
Hamat sampai Laut Mati. Dalam Perjanjian Lama, Yunus bin Amittai
disebutkan di luar kitab Yunus sendiri hanya sekali yakni dalam 2 Raja-raja
14:25 (untuk informasi lebih jauh tentang tokoh ini sendiri, lihat artikel Yunus).
Kitab ini sendiri kemungkinan disunting pada masa pasca-pembuangan (setelah
530 SM) dan didasarkan pada tradisi lisan yang telah diturunkan sejak abad ke-
8 SM. Yunus dianggap sebagai salah seorang nabi kecil karena buku aslinya
ditulis bersama-sama dengan kitab-kitab kenabian lainnya yang lebih kecil
dalam sebuah gulungan saja (yang juga dikenal sebagai "Kitab yang Duabelas").
Sebagai bagian dari Perjanjian Lama, kitab ini terdapat dalam Tanakh
Yahudi dan Alkitab Kristen. Kisahnya mempunyai sejarah penafsiran yang

5
Sekolah Tinggi Theologia Baptis Indonesia
Candra Eka Yuda,
“Manusia Yang Tidak Takut Berfikir”

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
menarik dan telah menjadi cerita termasyhur melalui cerita-cerita populer anak-
anak. Dalam Yudaisme kitab ini adalah Haftarah untuk dibaca pada sore hari
pada perayaan Yom Kippur karena kisahnya sendiri menceritakan kesediaan
Allah untuk mengampuni mereka yang bertobat.
b. Penanggalan Kitab: 760 SM
c. Penulis: Nabi Yunu
d. Tema: Luasnya kasih sayang Allah yang menyelamatan
e. Tujuan:
-Untuk menunjukan kepada bangsa-bangsa lain bahwa Allah memiliki kasih
yang teramat luas
f. Kerangka:
-Pengutusan pertama Allah dan pemberontakan Yunus
-Pembebasan Allah atas Yunus dan doa syukur Yunus
-Pengutusan kedua Allah dan ketaatan Yunus
-Pembebasan Allah atas Niniwe dan sungut-sungut Yunus yang menunjukkan
rasa tidak berterima kasihnya.
g. Problem dalam teks: Apakah kisah Yunus di perut ikan besar nyata atau
dongeng? Masih diperdebatkan sampai sekarang
h. Pelajaran yang bisa dipetik: Dengar dan jalankan panggilan Tuhan.

6. Mikha
a. Latar Belakang Sejarah:
Kitab Mikha adalah salah satu kitab di dalam Alkitab Ibrani dan
Perjanjian Lama di Alkitab Kristen. Ditempatkan di urutan ke-6 dalam
kumpulan "Kitab Nabi-nabi Kecil". Memuat perkataan nubuat nabi Mikha
orang Moresyet-Gat. Mikha hidup sejaman dengan Yesaya dan berasal dari
Moresyet, sebuah desa di Yehuda, di kerajaan Israel selatan. Ia sangat yakin
bahwa Yehuda akan menghadapi bencana nasional seperti yang diumumkan
oleh Amos tentang kerajaan utara. Mikha mengemukakan bahwa Tuhan pasti
menghukum bangsa Yehuda karena mereka kejam dan tidak adil terhadap
sesamanya. Akan tetapi, dalam kotbah Mikha, terdapat tanda-tanda yang lebih
jelas dan terang tentang harapan untuk masa depan.
Bagian-bagian yang menarik untuk diperhatikan dalam buku ini ialah:
gambaran tentang kedamaian di seluruh bumi di bawah pimpinan Tuhan (Mikha
4:1-4); ramalan tentang raja besar yang akan muncul dari keturunan Daud dan
yang membawa kedamaian kepada bangsa Yehuda (Mikha 5:2-4); dan, dalam
satu ayat (Mikha 6:8), ringkasan dari semua yang hendak dikatakan oleh nabi-
nabi Israel, yaitu: "Yang dituntut Tuhan dari kita ialah supaya kita berlaku adil,
selalu mengamalkan cinta kasih, dan dengan rendah hati hidup bersatu dengan
Tuhan kita."
b. Penanggalan Kitab: 740-710 SM
c. Penulis: Nabi Mikha

6
Sekolah Tinggi Theologia Baptis Indonesia
Candra Eka Yuda,
“Manusia Yang Tidak Takut Berfikir”

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
d. Tema: Tuhan membenci ketidakadilan dan kemunafikan
e. Tujuan:
Tujuan penulisan buku ini adalah mengungkapkan kebencian terhadap
korupsi dan kepura-puraan yang dilakukan oleh Yerusalem dan para
pemimpinnya. Nabi Mikha melihat kesalahan-kesalahan sosial yang terjadi dan
merasa kasihan pada penderitaan orang-orang miskin
f. Kerangka:
-Siklus pertama penghakiman dan keselamatan (1:2-5:15)
-Penghukuman TUHAN atas kemurtadan dan dosa sosial (1:2-3:12)
-Firman TUHAN tentang pengharapan bagi Israel (4:1-2:15)
-Siklus kedua penghakiman dan keselamatan (6:1-7:20)
-Perdebatan antara TUHAN dan Israel (6:1-8)
-Teguran TUHAN atas dosa sosial (6:9-16)
-Ratapan nabi tentang keadaan Israel (7:1-7)
-Mazmur harapan dan pujian (7:8-20)
g. Problem dalam teks: -
h. Pelajaran yang bisa dipetik: Berlaku adil kepada siapa saja.

7. Nahum
a. Latar Belakang Sejarah:
Kitab Nahum ditulis untuk memperingati jatuhnya kota Niniwe, ibu
kota bangsa Asiria (2 Raja-raja 19:36; Yunus 1:2; Yunus 3:1). Nabi Nahum
bernubuat terhadap Asyur antara tahun 663, ketika tentara Asyurbanipal
mengalahkan tentara Mesir dan menjatuhkan ibu kotanya serta tahun 612,
ketika Niniwe direbut orang Babel. Ada kemungkinan Nahum berkarya di
tengah-tengah bangsa Israel, ketika Asyur masih di puncak kekuasaan. Asyur
memerintah dengan keras dan kejam melalui serangkaian tindakan dan
peraturan yang ketat. Hal ini nyata dengan tindakan Asyur yang memindahkan
penduduk-penduduk jajahan mereka dari negeri asal mereka ke negeri yang
jauh (kebanyakan diantaranya mati di tengah jalan), memusnahkan bangsa-
bangsa yang berani memberontak, menuntut pajak yang berat, dan tidak
berkompromi terhadap pembatalan perjanjian Ini terlihat jelas dalam
penggambaran kerajaan Asyur yang negatif di kitab ini: digambarkan bersikap
seperti seekor singa betina yang menerkam rezeki rakyat sebagai mangsa
untuk anak-anaknya (2:12); pedagangnya seperti belalang pelompat
banyaknya (3:16) yang memakan habis keperluan orang yang dijajah; para
penjaganya seperti belalang pindahan dan para pegawainya seperti kawanan
belalang yang hinggap pada tembok-tembok pada waktu dingin (3:17) yang
menindas rakyat;
Niniwe merupakan kota penumpah darah yang selalu merampas dan
tiada henti menerkam (3:1); Niniwe seperti perempuan sundal yang cantik
parasnya dan ahli dalam sihir (3:4). Dalam kondisi yang demikian, Nahum
tampil, bernubuat, dan memberitahukan tentang Allah serta mengajar orang-

7
Sekolah Tinggi Theologia Baptis Indonesia
Candra Eka Yuda,
“Manusia Yang Tidak Takut Berfikir”

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
orang Yehuda untuk menanti-nantikan Tuhan, sekalipun masyarakat berada di
dalam situasi yang suram.

b. Penanggalan Kitab: 630-620 SM


c. Penulis: Nahum
d. Tema: Kebinasaan Niniwe yang menjelang
e. Tujuan:
-Allah memakai nahum memberitakan kebinasaan Ibu kota Asyur, niniwe yang
kejam dan jahat
-Nahum memberikan penghiburan kepada umat Allah sendiri
f. Kerangka:
-Pendahuluan 1:1
-Pujian kepada TUHAN 1:2-8
-Respon profetik 1:9-2:3
-Kota Niniwe diduduki 2:3-7
-Kota Niniwe dirampas 2:8-10
-Kota Niniwe direndahkan 2:11-13
-Kepastian penghukuman Niniwe 3:1-19
g. Problem dalam teks: Dualitas memaknai manusia, pada satu sisi membela
manusia yang disebut umat Tuhan dilain pihak mengutuk bangsa yang bukan
umat Tuhan. Ditinjau dari humanitas hal ini sulit diterapkan pada masa kini
h. Pelajaran yang bisa dipetik: Kesetiaan Allah pada manusia hendaknya juga
ditanggapi dengan kesetiaan juga.

8. Habakuk
a. Latar Belakang Sejarah:
Kitab Habakuk tidak secara detail menyediakan data mengenai peristiwa
sejarah atau situasi politis yang membawa ia dalam perdebatannya dengan
Allah. Konteks penulisan dari kitab Habakuk tidak jauh berbeda dengan konteks
Zefanya. Kitab Habakuk dilatarabelakangi oleh situasi peperangan di mana ada
beberapa bangsa yang terlibat, salah satunya adalah bangsa Kasdim. Hal ini
ditunjukkan dalam Habakuk 1:6 di mana terdapat nama bangsa Kasdim.
Peperangan ini terjadi sekitar abad ke-7 Sebelum Masehi di mana pada masa ini
orang Kasdim mampu menaklukkan Mesir yang diperintah oleh Firaun Nekho
di sungai Efrat. Peperangan tersebut menyebabkan kondisi sosial dan religius
saat itu sangat kacau. Dalam peperangan ini, orang-orang Kasdim juga berusaha
untuk menguasai dunia di bawah pemerintahan raja Yoyakim. Pada masa ini
juga sang nabi mengumumkan penyerangan orang Kasdim sekitar 605-604 SM.
Pada masa pemerintahan raja Yoyakim juga banyak terjadi korupsi. Hal ini
ditunjukkan dalam 1:2-4.
Penyerangan orang Kasdim ini dilakukan ketika kerajaan Babilonia
mengalahkan kerajaan Asyur dan Mesir dalam peperangan di Karkemis. Hal ini

8
Sekolah Tinggi Theologia Baptis Indonesia
Candra Eka Yuda,
“Manusia Yang Tidak Takut Berfikir”

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
dilakukan kerajaan Babilonia untuk memperkuat kekuasaan mereka di daerah
barat. Dalam situasi peperangan inilah Nabi Habakuk mencoba untuk tetap
mempertahankan imannya kepada janji Tuhan. Peperangan tersebut
menyebabkan kondisi sosial dan religius saat itu sangat kacau. Dalam
peperangan ini, orang-orang Kasdim juga berusaha untuk menguasai dunia di
bawah pemerintahan raja Yoyakim. Pada masa ini juga sang nabi
mengumumkan penyerangan orang Kasdim sekitar 605-604 SM. Pada masa
pemerintahan raja Yoyakim juga banyak terjadi korupsi. Hal ini ditunjukkan
dalam 1:2-4.
b. Penanggalan Kitab: 606 SM
c. Penulis: Habakuk
d. Tema: Hidup dengan iman, Konsistensi Allah dalam pandangan kekinian
e. Tujuan:
Menolong kaum sisa yang saleh di Yehuda memahami cara-cara Allah dalam
hubungan dengan bangsa mereka yang berdosa dan hukuman yang menjelang.
f. Kerangka:
-Pendahuluan (1:1)
-Pertanyaan nabi 1: mengapa orang fasik tidak dihukum? (1:2-4)
-Jawaban TUHAN: Orang Kasdim akan dibangkitkan untuk menghukum (1:5-
11)
-Pertanyaan nabi 2: mengapa orang fasik menghukum orang yang lebih benar?
(1:12-17)
-Jawaban TUHAN: menunggu dan beriman (2:1-5)
-Lima ucapan celaka untuk penindas (2:6-20)
-Nyanyian Habakuk (3:1-19)
-Judul nyanyian (3:1)
-Doa: meminta TUHAN mengingat karya keselamatan-Nya (3:2)
-Gambaran tentang kedasyatan penampakan TUHAN (3:3-7)
-Kemenangan TUHAN secara kosmik (3:8-15)
-Respon iman nabi Habakuk (3:16-19)
g. Problem dalam teks: -
h. Pelajaran yang bisa dipetik: Dalam hidup harus tetap menantikan apa yang telah
Tuhan firmankan.

9. Zefanya
a. Latar Belakang Sejarah:
Zefanya hidup pada masa di mana kerajaan Asyur di bagian barat sedang
meluas. Hal ini menyebabkan perkembangan keagamaan juga perkembangan
politik mengarah kepada kerajaan Asyur. Agama yang berkaitan dengan
bintang-bintang juga berkembang menjadi sesuatu yang terkenal sehingga
Manasye mendirikan sebuah altar dari raja Ahaz untuk peribadahan kepada

9
Sekolah Tinggi Theologia Baptis Indonesia
Candra Eka Yuda,
“Manusia Yang Tidak Takut Berfikir”

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
matahari, bulan, dan segala penghunisurga.[5] Hal ini ditunjukkan dalam
Zefanya 23:11.
b. Penanggalan Kitab: 630 SM
c. Penulis: Nabi Zefanya
d. Tema: Kerendahan hati yang menyelamatkan
e. Tujuan: Memperingatkan Yehuda dan Yerusalem mengenai datangnya
hukuman Allah yang mengancam yang disebut hari Tuhan yang hebat
f. Kerangka:
-Pendahuluan (1:1)
-Penghakiman (1:2-3:8)
-Penghakiman yang universal (1:2-3)
-Penghakiman atas Yehuda dan Yerusalem (1:4-13)
-HARI TUHAN (1:14-2:3)
-Penghukuman atas bangsa-bangsa (2:4-15)
-Penghakiman atas Yehuda dan Yerusalem (3:1-7)
-Penghakiman universal (3:8)
-Pemulihan (3:9-20)
-Ibadah yang universal (3:9-10)
-Berkat dan pemulihan Yehuda (3:11-20)
g. Problem dalam teks: Hari Tuhan apa yang dimaksud di Zefanya masih dalam
perdebatan. Ada yang menyatakan hari Tuhan adalah hancurnya Israel tapi ada
juga yang memahami ini adalah hari kiamat.
h. Pelajaran yang bisa dipetik: Orang rendah hati akan terus Tuhan pelihara sampai
hari Tuhan.

10. Hagai
a. Latar Belakang Sejarah:
Kitab Hagai di dalam Alkitab adalah kumpulan pesan-pesan Tuhan yang
disampaikan oleh Nabi Hagai pada tahun 520 Sebelum Masehi. Penulis kitab
ini sezaman dengan seorang nabi bernama Zakharia. Kitab ini menceritakan
mengenai orang Israel yang telah kembali dari pembuangan di Babel.
Akan tetapi, meskipun mereka telah tinggal beberapa tahun di
Yerusalem, Rumah Tuhan (Bait Allah) masih saja merupakan puing-puing.
Dalam pesan-pesan itu, Allah mendesak para pemimpin bangsa Israel untuk
membangun kembali Rumah Tuhan. Tuhan juga berjanji akan memberikan
kemakmuran dan kesejahteraan kepada umat Israel yang telah diperbaharui dan
disucikan.
b. Penanggalan Kitab: 520 SM
c. Penulis: Nabi Hagai
d. Tema: Membangun kembali bait suci
e. Tujuan:

10
Sekolah Tinggi Theologia Baptis Indonesia
Candra Eka Yuda,
“Manusia Yang Tidak Takut Berfikir”

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-untuk menasehati Zerubabel dan Yoshua agar mengerahkan umat itu untuk
membangun kembali bait suci
-untuk memotivasi umat agar menata hidup dan prioritas melanjutkan tugas
secara sungguh-sungguh dengan berkat Allah.
f. Kerangka:
Pasal 1: 14 ayat. Pada Alkitab bahasa Inggris, pasal 1 terdiri dari 15 ayat, dimana ayat
15 sama dengan ayat 1a dari pasal 2 di Alkitab Indonesia.

 Hagai 1:1-11 = Ajakan untuk membangun kembali Bait Suci


 Hagai 1:12-14 = Kepatuhan umat
Pasal 2: 24 ayat. Pada Alkitab bahasa Inggris, pasal 2 terdiri dari 23 ayat, dimana ayat
1 sama dengan gabungan ayat 1b dan 2 dari pasal 2 di Alkitab Indonesia

 Hagai 2:1-10 = Kemegahan Bait Suci yang baru


 Hagai 2:11-15 = Pembangunan Bait Suci terancam oleh ikut sertanya orang- orang
najis
 Hagai 2:16-20 = Pembangunan Bait Suci mendatangkan berkat
 Hagai 2:21-24 = Janji kepada Zerubabel
g. Problem dalam teks: -

h. Pelajaran yang bisa dipetik: Bait suci hari ini adalah diri kita masing-masing
hendaknya juga kita rawat agar berkenan di hadapan Tuhan.

11. Zakharia
a. Latar Belakang Sejarah:
Latar belakang kitab Zakharia tidaklah jauh berbeda dengan latar
belakang kitab Hagai. Zakharia melayani pada tahun 520-518 Sebelum Masehi.
Dalam tahun pertama raja Koresh yang Agung dari Persia, dikeluarkan
semacam keputusan untuk mengembalikan orang Yahudi yang terbuang di
kerajaan Babel ke negerinya. Zerubabel anak dari Sealtiel dan ahli waris resmi
dari raja Daud, yang memimpin rombongan ini dalam perjalanan pulang ke
negeri mereka. Raja ini juga memberi izin untuk membangun Bait Allah
kembali. Namun, respon yang diberikan bangsa Israel untuk rencana
pembangunan tersebut tidak seperti yang diharapkan oleh nabi Zakharia dan
Hagai, sehingga Zakharia dan Hagai berusaha untuk menggerakkan bangsa itu
untuk memperbaharui aktivitas, dan lapangan Bait Suci yang disiapkan. Kedua
nabi ini berusaha untuk merangsang semangat kerja orang Yahudi yang sudah
kendur. Bait suci diselesaikan pada tahun ke enam Darius Hystaspes.
b. Penanggalan Kitab: 520-470 SM
c. Penulis: Zakharia

11
Sekolah Tinggi Theologia Baptis Indonesia
Candra Eka Yuda,
“Manusia Yang Tidak Takut Berfikir”

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
d. Tema: Penyelesaian terakhir bait suci dan janji-janji mesias
e. Tujuan:
-Mendorong sisa kaum Yahudi untuk membangun Bait Allah.
-Meyatajab arti sebenarnya bila mesias datang
f. Kerangka:
-Panggilan pertobatan (1:1-6)
-Delapan penglihatan (1:7-6:8)
-Pertanyaan tentang puasa dan perkenanan TUHAN (7:1-8:23)
-Dua kumpulan khotbah (9:1-14:21)

g. Problem dalam teks: -


h. Pelajaran yang bisa dipetik: Harapan akan mesias yang nanti digenapi dalam
Yesus Kristus.

12. Maleakhi
a. Latar Belakang Sejarah:
Kitab Maleakhi merupakan salah satu kitab yang ditulis setelah masa
pembuangan. Beberapa puluh tahun sebelumnya, Nehemia telah membangun
tembok-tembok Yerusalem yang diawali dengan kembalinya sekitar 50.000
orang tawanan dari Babel pada zaman Zerubabel dan imam besar Yosua. Dalam
kitab ini diperlihatkan bahwa para imam mulai berbuat kejahatan di mata Tuhan
seperti melakukan ketidakadilan, bergaul dengan penyembah berhala, dan
menolak membayar persepuluhan. Dalam keadaan seperti ini dibutuhkan
seorang nabi yang mengingatkan para imam akan kesalahannya. Kitab ini
ditulis pada masa kerajaan Persia yang menggantikan kerajaan Babel pada tahun
539 Sebelum Masehi. Tidak begitu banyak informasi mengenai orang Yahudi
pada masa ini (selama kurun waktu 515-450 Sebelum Masehi). Akan tetapi,
Bait Allah telah dibangun dibangun kembali. Waktu itu kerajaan Persia telah
diperintah oleh wali-wali negara. Kepada wali-wali negara inilah bupati-bupati
setempat bertanggung jawab. Hal inilah yang dialami oleh Yudea. Yudea tidak
lagi mempunyai bupati sendiri tetapi diatur dari Samaria. Hal ini menyebabkan
timbulnya perselisihan antara para pejabat Samaria dengan orang Yahudi.
Pembangunan tembok Yerusalem oleh orang-orang yang kembali dari
pembuangan dilihat oleh orang-orang di Samaria sebagai pemberontakan.
Tuduhan ini sangat wajar pada masa itu karena, pembangunan tembok kota
sangat identik dengan pembangunan kubu pertahanan. Hubungan bangsa Israel
dengan bangsa tetangga pada saat itu juga tidak telalu baik terutama dengan
bangsa Edom dan suku-suku dari bangsa Arab. Latar belakang dari kitab
Maleakhi ini merupakan lanjutan dari masa Zakharia dan Hagai di mana orang-
orang Yahudi telah membangun kembali bait suci mereka.
b. Penanggalan Kitab: 430-420 SM

12
Sekolah Tinggi Theologia Baptis Indonesia
Candra Eka Yuda,
“Manusia Yang Tidak Takut Berfikir”

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
c. Penulis: Anonim
d. Tema: Korban yang sempurna di dunia semesta
e. Tujuan: Agar tidak menyangsikan Tuhan dan menghasilkan kerinduan untuk
memberi yang terbaik kepada Tuhan
f. Kerangka:
-Pendahuluan: ucapan ilahi kepada Maleakhi (1:1)
-Perbantahan 1: TUHAN mengasihi bangsa Israel (1:2-5)
-Perbantahan 2: teguran atas para imam yang mencemarkan Nama TUHAN
(1:6-2:9)
-Perbantahan 3: teguran pada rakyat yang tidak setia dan tidak peka (2:10-16)
-Perbantahan 4: keadilan TUHAN dan pemurnian umat-Nya (2:17-3:5)
-Perbantahan 5: panggilan pertobatan (3:6-12)
-Perbantahan 6: teguran tentang ucapan yang melawan TUHAN (3:13-4:3)
Nasehat penutup: kembali pada perjanjian dahulu dan respon positif kepada Elia
(4:4-6)
g. Problem dalam teks: Apakah perpuluhan berlangsung sampai saat ini.
h. Pelajaran yang bisa dipetik: Beri yang terbaik kepada Tuhan.

13

Anda mungkin juga menyukai