Anda di halaman 1dari 18

KITAB HOSEA

Hosea adalah seorang nabi yang tinggal di Israel, yaitu kerajaan utara dengan ibukotanya
adalah Samaria. Hosea melayani selama masa pemerintahan Yerobeam II. Hosea adalah nabi yang
memberi peringatan kepada Israel dan memanggil mereka kembali kepada Tuhan.

Dalam kitab ini kita menemukan bahwa bangsa Israel telah meninggalkan Tuhan dengan
menyembah berhala dan melakukan berbagai kejahatan. Itulah sebabnya mereka dipanggil untuk
bertobat. Kalau tidak, akan ada hukuman berat. Namun, kalau mereka bertobat, mereka akan
dipulihkan dan sungguh menjadi umat Tuhan yang diberkati.

Kitab Hosea sendiri beberapa dikutip dalam Perjanjian baru, di antaranya: (Rm. 9: 24–27;
1 Ptr. 2:10; Mat. 9:13; 12:7; Luk. 23:30; Mat. 2:15; 1 Kor. 15:54–55; Ibr. 13:15). Dilema kitab
Hosea adalah ketika Tuhan memerintahkan Hosea untuk menikahi Gomer, seorang perempuan
sundal (Hos.1:12). Akan tetapi, perlu diperhatikan bahwa perintah agar Hosea mengawini Gomer
harus dimaknai bahwa Gomer bukanlah seorang perempuan sundal pada saat dinikahi oleh Hosea.
Gomer menjadi perempuan sundal setelah pernikahannya dengan Hosea. Pendapat ini diperkuat
oleh penjelasan Alkitab. Bila kita sepakat bahwa tragedi yang terjadi dalam rumah tangga Hosea,
merupakan gambaran (analogi) tentang hubungan Israel dengan Allah, maka di antara keduanya
harus mempunyai kesetaraan makna.

Garis besar kitab Hosea dapat kita ringkas menjadi dua bagian, yakni:

1. Gambar Perkawinan Hosea (Pasal 1–3)


Perkawinan Hosea dengan Gomer, isteri yang sundal itu, menggambarkan hubungan
Tuhan dengan Israel yang tidak setia. Walaupun si isteri tidak setia, Hosea tetap
mengasihi isterinya sama seperti Tuhan mengasihi Israel. Mereka dikaruniai tiga anak:
a. Yizreel: “Allah mencerai-beraikan” yang merupakan gambaran Israel akan dicerai-
beraikan di antara bangsa-bangsa.
b. Lo-Ruhama: “tidak dikasihi”
c. Lo-Ami: “bukan Umat-Ku”
2. Dosa, Hukuman, dan Pemulihan Israel (Pasal 4–14)

Pelayanan Hosea adalah “usaha terakhir” untuk menyelamatkan Israel dari begitu
banyaknya pelanggaran dan perbuatan dosa bangsa Israel, seperti penyembahan berhala, tidak
setia, dan tanpa kasih. Padahal, sebelum Israel meninggalkan Tuhan, Ia digambarkan sebagai buah
anggur dan buah ara di padang gurun (9:10) artinya suatu bangsa yang mengeluarkan hal-hal baik
di tengah-tengah kegersangan rohani bangsa-bangsa di sekitarnya.

Tuhan tetap mengasihi umat-Nya yang jahat itu. Hal itu digambarkan oleh nabi Hosea.
Isterinya, Gomer, berzinah dan menjadi pelacur. Namun Hosea tetap mengasihinya. Hosea
mencintai Gomer dan membeli dia bagi dirinya dengan membayar harga dengan perak dan jelai
(3:2–3), yang menggambarkan penebusan. Gomer ditebus, sama seperti Israel akan ditebus. Inilah
gambaran tentang penebusan yang dibayar oleh Yesus di kayu salib supaya Israel kembali kepada
Tuhan.

KITAB YOEL

Yoel anak Petuel. Yoel sendiri mempunyai arti “Tuhan adalah Allah”. Selain tentang
namanya dan nama ayahnya, kita tidak memiliki informasi apa-apa tentang nabi Yoel. Kebanyakan
penafsir memperkirakan bahwa Yoel bernubuat di Kerajaan Yehuda (Kerajaan Selatan) pada abad
ke-9 SM.

Kitab Yoel kemungkinan ditulis antara tahun 835–800 SM. Pada zaman itu, Ratu Atalya,
anak Izebel, memerintah atas Yehuda. Yoel bernubuat tentang Yehuda, Yerusalem, dan Sion. Dia
berbicara tentang para imam, para tua-tua, dan bait Allah (1:13–14; 2:14, 17, 23,32; 3:16,21).

Kitab Yoel beberapa kali dikutip dalam Perjanjian Baru, yakni:

1. Yoel bernubuat tentang pencurahan Roh Kudus (2:2–32).


2. Pencurahan akhir Roh Kudus atas seluruh umat manusia pada akhir zaman (2:30–32).
3. Yoel juga bernubuat tentang tanda-tanda di langit pada hari Tuhan (2:30–31)
4. Penghakiman Allah atas bangsa-bangsa di lembah Yosafat (3:2, 12–14).

Garis besar dan isi ringkas kitab Yoel dapat kita susun sebagai berikut:

1. Malapetaka atas umat Tuhan (Pasal 1). Nubuatan Yoel tentang hukuman yang akan
menimpa bangsa Yehuda. Hukuman tersebut berupa bencana besar yang menimpa Israel
karena kedatangan wabah belalang yang menghabiskan seluruh makanan, biji-bijian dalam
lumbung, gandum, hewan, kawanan lembu, padang rumput, dan kawanan domba (1:9–12,
16–20).
2. Seruan untuk bertobat (Pasal 2). Panggilan agar seluruh umat Tuhan bertobat. Pertobatan
itu harus dari segenap hati. Kemudian, belas kasihan Allah akan dinyatakan dan
memulihkan keadaan umat-Nya.
3. Pembalas dan atas musuh (Pasal 3). Sesudah pemulihan diadakan, Tuhan akan berurusan
dengan musuh-musuh-Nya. Para musuh Yehuda akan dihukum! Di antara semua musuh
Allah, ada beberapa yang khusus disebut yaitu Tirus, Sidon, Filistea, Mesir, dan Edom
(3:4,19).

Kitab Yoel menceritakan bagaimana Allah memanfaatkan situasi alam untuk menarik
perhatian manusia. Semua peristiwa di alam ini tidak terjadi di luar pengawasan (kontrol) Allah.
Wabah belalang tersebut disebut Yoel sebagai pasukan-Nya (Yl. 2:11). Allah juga yang menghalau
mereka (Yl. 2:20). Wabah belalang sebagai peringatan bahwa mereka telah melangkah terlalu jauh,
mereka telah menyimpang dan sudah waktunya untuk bertobat atau berbalik kembali.

Tuhan memanggil umat-Nya untuk bertobat dengan sungguh-sungguh dari dosa mereka.
Bila umat tersebut bertobat, Tuhan berjanji akan memulihkan tahun-tahun yang hasilnya telah
dimakan habis oleh belalang pindahan, belalang pelompat, belalang pelahap, dan belalang
pengerip (Yl. 2:25–26). Ini adalah janji yang luar biasa. Sebab kita tidak dapat memulihkan tahun-
tahun yang hilang secara harfiah. Namun, Tuhan dapat mengembalikan berkat-berkat yang hilang
itu kepada kita, berkat-berkat yang pada tahun-tahun sebelumnya terhilang karena ketidaktaatan
kita. Janji ini pasti membangkitkan pengharapan di dalam hati siapa pun, dan itulah tepatnya yang
akan dilakukan Tuhan bila kita kembali kepada-Nya.

KITAB AMOS

Nama “Amos” mempunyai arti “yang membawa beban”. Amos harus membawa beban
profetis yang ditanggungkan kepadanya oleh Tuhan. Amos juga sangat dibebani oleh dosa
saudara-saudara sebangsanya. Dia adalah seorang peternak domba dari daerah Tekoa di Kerajaan
Yehuda. Walaupun Nabi Amos berasal dari Yehuda, tetapi pelayanan utamanya di Israel, kerajaan
utara. Dia ditugasi Tuhan untuk membawa pesan profetis kepada bangsa Israel (kerajaan utara).
Kitab Amos dimulai dengan berita tentang penghukuman atas bangsa-bangsa, “Tuhan
mengaum dari Sion” (Am. 1:2). Kerajaan Israel mengalami masa kemakmuran di bawah
pemerintahan Raja Yerobeam II. Sangat disayangkan pada masa kemakmuran tersebut banyak
terjadi penindasan terhadap masyarakat miskin, orang-orang bersekongkol dengan para penguasa.

Amos memperingatkan bahwa Tuhan akan mendatangkan hukuman. Amos juga bernubuat
dengan berkata “Yerobeam akan mati terbunuh oleh pedang dan Israel pasti pergi dari tanahnya
sebagai orang buangan” (Am. 7:11). Hal itu menimbulkan pertentangan dari seorang imam di Betel
bernama Amazia yang menganggap bahwa Amos bernubuat demikian hanyalah sebagai upaya
untuk mencari nafkah.

Pertentangan antara Amazia dan Amos mengindikasikan kemerosotan rohani bangsa


Israel, penyebab utamanya adalah para imam yang melayani dengan motivasi untuk memperkaya
diri, mereka tidak sungguh-sungguh melayani Tuhan.

Garis besar dan isi ringkas kitab Amos dapat kita susun sebagai berikut:

1. Hukuman atas bangsa-bangsa (Pasal 1:3–2:4). Tuhan sendiri yang akan menghakimi
bangsa-bangsa di dunia.
2. Hukuman atas umat Tuhan, Yehuda dan Israel (Pasal 2:5–16). Umat Tuhan pun tidak
terlepas dari hukuman jika mereka menolak hukum Tuhan dan tidak berpegang pada
ketetapan-ketetapan-Nya.
3. Pesan khusus untuk Israel (Pasal 3–6).
a) Pesan kepada bangsa yang mengabaikan Tuhan (Pasal 3). Ada hukuman terhadap
bangsa yang tidak berbuat jujur dan melakukan kekerasan dan aniaya.
b) Pesan kepada lembu-lembu Basan (Israel) yang memeras orang yang lemah
(Pasal 4). Tuhan mengirimkan hukuman kepada bangsa Israel supaya mereka
bertobat, dan kembali kepada-Nya.
c) Pesan kepada kaum Israel yang hidup tidak setia dan tidak benar (Pasal 5). Tuhan
menginginkan keadilan dan kebenaran dari umat-Nya, bukan segala perkumpulan,
korban persembahan, nyanyian, dan musik.
d) Pesan kepada orang-orang di gunung Sion yang merasa aman (Pasal 6). Tempat-
tempat seperti Kalne, Hamat, dan Gat, yang pernah menjadi kota besar yang aman
tidak menjamin keselamatan.
4. Tiga visi Amos pertama: belalang, api, dan tali sipat (Pasal 7). Tuhan memberitahukan
rancangan hukuman-Nya kepada bangsa Israel, yaitu belalang, api, dan tali sipat. Bangsa
Israel diukur kesalahannya dan tidak akan dimaafkan lagi.
5. Visi keempat Amos tentang bakul buah-buahan (Pasal 8). Kesudahan telah datang bagi
Israel. Mereka tidak akan dimaafkan lagi karena hati mereka tetap jauh dari Tuhan dan
penuh dengan kebengisan, ketidakjujuran, dan cinta akan kemakmuran saja.
6. Visi kelima Amos tentang Tuhan yang berdiri di mezbah (Pasal 9:1–10). Murka Tuhan
sangat besar atas Israel. Tuhan Maha Adil dan karena itu Israel akan dipunahkan, tetapi
tidak seluruhnya. Di tengah-tengah hukuman, Tuhan tetap akan memelihara benih yang
kudus. Hukuman akan datang atas semua orang berdosa di antara umat Tuhan yang tidak
percaya akan penggenapan firman Tuhan.
7. Berita pemulihan bagi Yakub (Pasal 9:11–15). Akan dibangun Pondok Daud sebagai
tempat perlindungan dan keselamatan bagi seluruh umat Tuhan dan orang-orang dari
segala bangsa yang mencari Dia.

Kitab Amos membawa pesan yang penting bagi gereja. Dosa pasti akan dihukum. Kita
perlu mencari Tuhan sungguh-sungguh karena hari Tuhan akan datang dengan hukuman yang
berat atas segala orang yang berdosa, entah di luar atau di dalam gereja. Pesan dan penerapan kitab
ini mengajarkan bahwa panggilan pelayanan bukanlah kesempatan untuk memperkaya diri dan
kekayaan atau kesejahteraan ekonomi bukanlah tanda adanya perkenanan Allah dalam hidup kita.

KITAB OBAJA

Obaja adalah kitab yang paling pendek dalam Perjanjian Lama, terdiri dari hanya satu
pasal. Beritanya berhubungan dengan Edom dan Sion. Penulis kitab ini adalah Obaja. Nama Obaja
sendiri mempunyai arti “hamba Allah”, kitab Obaja kemungkinan ditulis pada tahun 600 SM.
Yaitu, beberapa tahun sesudah permulaan penawanan di Babel.

Permulaan kitab Obaja diawali dengan seruan nubuatan, “suatu kabar telah kami dengar
dari Tuhan, seorang utusan telah disuruh ke tengah bangsa-bangsa: “Bangunlah, marilah kita
bangkit memeranginya!”. Ini adalah akibat dari kesombongan dan kebengisan Edom terhadap
saudaranya sendiri yaitu Israel, maka Allah memanggil bangsa-bangsa untuk memeranginya.
Dalam kitab Obaja jelas terlihat bahwa Edom dikutuk Allah, dan hal ini diteguhkan juga di
berbagai kitab lainnya (Yes. 34:5; Mal. 1:4; Yeh. 35:3; dan Mal. 1:2–3).

Garis besar dan isi ringkasan kitab Obaja adalah sebagai berikut:

1. Panggilan untuk berperang terhadap Edom (ay. 1–2). Allah membangkitkan bangsa-
bangsa untuk memeranginya.
2. Kesombongan Edom (ay. 3–8). Masalah utama Edom adalah kesombongan. Mereka
merasa aman tinggal di tempat tinggi dan merasa tidak dapat dikalahkan. Edom mau naik
dan menantang Allah di tempat surgawi. Namun sebagaimana iblis dijatuhkan,
dipermalukan dan menjadi terhina, demikianlah Edom jadinya.
3. Sekutu dan pemufakatan Edom (ay. 7–9). Edom termasuk dalam suatu permufakatan
yang terdiri dari sepuluh bangsa yang mau membinasakan umat Tuhan (Maz. 83:1–18;
2:1–4).
4. Hukuman atas Edom. Allah menyatakan hukuman atas Edom ini dengan tegas. Allah
akan menjatuhkan segala bentuk kuasa, hikmat, kesanggupan, dan keangkuhan manusia
duniawi. Yang bodoh, lemah, tidak terpandang, yang hina dan tidak berarti, justru akan
kita lihat dipilih Allah untuk meniadakan yang berarti, “Supaya jangan ada seorang
manusia pun yang memegahkan diri di hadapan Allah.” (1 Kor. 1:27–29).
5. Kekerasan Edom (ay. 10–14), Edom melakukan kekerasan terhadap saudaranya Yakub.
Kekerasan bermula di dalam hatinya dan makin lama menjadi makin nyata. Dari sini kita
diperingatkan bahwa kasih persaudaraan sangatlah penting dalam hidup kita. Kita diajar
untuk bertumbuh dalam kasih.
6. Prinsip pembalasan (ay. 15–16). Apa yang dilakukan akan dibalas, dan pembalasan itu
adalah hak Tuhan. Walaupun pada masa ini keadilan tidak kelihatan, tetapi pada masa
depan semua pembalasan akan terjadi.
7. Keselamatan di Sion (ay. 17–21). Hanya di Sion yang aka nada keluputan dan kekudusan.
Sion adalah tempat hadirat Tuhan dan tempat Yesus bertahta sebagai Raja.

Kitab Obaja menceritakan bahwa kebencian dan dendam adalah dosa yang
menghancurkan diri sendiri. Edom tidak mampu mengatasi rasa sakit hati mereka. Dulu nenek
moyang mereka, Esau, telah kehilangan hak kesulungan karena ditipu oleh Yakub. Pengalaman
itu menyimpan sakit hati dan dendam di dalam hati Esau dan diturunkan pada keturunannya.
Edom jatuh oleh karena kesombongannya. Edom percaya bahwa tidak ada satu pun
bangsa yang dapat mengalahkannya, Tuhan menurunkan orang yang sombong. “sekalipun mereka
menembus sampai ke dunia orang mati, tangan-Ku akan mengambil mereka dari sana; sekalipun
mereka naik ke langit, Aku akan menurunkan mereka dari sana,” (Am. 9:2).

KITAB YUNUS

Penulis kitab Yunus adalah Nabi Yunus. Yunus berasal dari kota Gath-Hefer, tujuh
kilometer di sebelah utara Nazaret. Nama Yunus berarti “merpati”. Merpati adalah lambang damai
dan Roh Kudus, Yunus adalah anak Amitai. Yunus dipanggil oleh Tuhan untuk membawa berita
damai dari Roh Allah dan kebenaran dari Tuhan. walaupun isi pesannya adalah hukuman untuk
Niniwe, tetapi jelas bahwa berita itu membawa keselamatan dan pendamaian bagi kota Niniwe.

Pada mulanya, firman Tuhan datang kepada Yunus dengan perintah untuk bangun dan
pergi ke Niniwe dan berseru terhadap mereka, sebab kejahatan mereka yang disaksikan Tuhan
sendiri. Namun Yunus tidak menaati panggilan Tuhan dengan melarikan diri naik kapal menuju
Tarsis, sebuah kota yang berlawanan arah dengan Niniwe.

Yunus merasa bahwa Niniwe adalah musuh Israel, kota yang layak untuk dihukum.
Namun pada akhir kisah kitab ini Yunus sendiri menjelaskan sebabnya. Dia mengetahui bahwa
Tuhan Mahakasih dan panjang sabar, sehingga dia takut bahwa Tuhan justru bermaksud untuk
menyelamatkan Niniwe, orang-orang yang telah menjadi musuhnya itu. Ada banyak perkara yang
dialami Yunus sehingga dia mau mengikuti perintah Tuhan, di antaranya:

1. Di dalam kapal (Pasal 1). Dalam usaha pelariannya, Yunus naik kapal menuju Tarsis.
Namun, Tuhan sendiri “tampil” dan mengadakan intervensi dengan mendatangkan angin
ribut yang menimpa kapal. Ini kemudian membuat Yunus harus dicampakkan ke dalam
laut setelah namanya kena undi.
2. Di dalam perut ikan (Pasal 2). Atas penentuan Tuhan, ikan besar datang dan menelan
Yunus. Yunus diselamatkan dari kematian. Selama tiga hari dan tiga malam dia tinggal di
dalam perut ikan. Tuhan sekali lagi mengintervensi kehidupan Yunus sehingga ikan itu
memuntahkan Yunus ke darat.
3. Di dalam kota Niniwe (Pasal 3). Yunus akhirnya pergi ke Niniwe dan di sana ia berseru
bahwa dalam 40 hari Niniwe akan ditunggangbalikkan Tuhan. Mendengar berita tersebut,
orang Niniwe percaya kepada Allah, berpuasa, mengenakan kain kabung, dan bertobat. Hal
ini membuat hukuman atas Niniwe dibatalkan.
4. Di bawah pohon (Pasal 4). Dari pelajaran pohon jarak yang ditumbuhkan Tuhan dan atas
penentuan Allah pohon itu mati, menjelaskan kepada Yunus bagaimana kasih sayang-Nya
kepada manusia yang diciptakan-Nya.

Dari kitab Yunus kita mendapat pesan dan penerapan bahwa jangan lari dari panggilan
Tuhan. Yunus adalah seorang hamba Tuhan yang mencoba lari dari panggilan-Nya. Namun, Tuhan
dengan murah hati memberikan kesempatan kedua bagi Yunus. Pesan yang kedua adalah
Anugerah Tuhan bagi orang berdosa. Meskipun Niniwe kota yang jahat, Tuhan memberi
kesempatan kepada penduduknya untuk diselamatkan.

Pada akhirnya, Yunus menyadari kasih Allah yang begitu besar bagi orang berdosa,
bahwa Allah tidak menghendaki kematian orang fasik melainkan pertobatannya, sehingga orang
berdosa itu diselamatkan.

KITAB MIKHA

Kitab Mikha ditulis oleh Nabi Mikha. Nama “Mikha” bermakna, “Siapakah yang seperti
Tuhan?”. Mikha berasal dari kota kecil, Moresyet, yang terletak 40 km sebelah tenggara kota
Yerusalem, dekat kota Gat, Filistin. Seperti Amos, Mikha juga tampaknya bukanlah seorang nabi
profesional. Dengan tajam dia mengecam nabi-nabi yang “menenung karena uang” (Mi. 3:11) atau
yang menyesuaikan pemberitaan mereka dengan perlakuan yang mereka terima (Mi. 3:5), dan dia
mempertentangkan dirinya dengan mereka.

Dalam kitab ini kita melihat rancangan Tuhan: bagaimana Ia mengumpulkan dan
mempersatukan umat-Nya untuk menyelamatkan mereka dan memberikan kemenangan dan juga
bagaimana dia mengumpulkan bangsa-bangsa lain untuk menghukum dan membinasakan mereka.
Kitab Mikha memadukan berita penghukuman dengan anugerah dan pengharapan.
Berdasarkan itu, maka kita dapat menyusun garis besar kitab Mikha sebagai berikut:

1. Janji hukuman atas bangsa-bangsa dan pemimpin mereka (Pasal 1–2)


2. Janji pemulihan keselamatan Sion (Pasal 3–5)
3. Tantangan besar untuk umat Tuhan (Pasal 6–7)

Pesan dan penerapan kitab Mikha yaitu perlakukan sesama manusia dengan kasih
sebagaimana Allah memerhatikan kehidupan kita. Pada zaman nabi Mikha, para pemimpin dan
orang-orang kaya semakin memperkaya diri dengan menindas orang-orang miskin. Mereka
mendapatkan ladang-ladang serta rumah-rumah tambahan dengan cara merampas, menyerobot,
maupun menindas orang-orang miskin (Mi. 2:1–2)

Yang ironis adalah setelah melakukan semua kejahatan tersebut, mereka masih merasa
aman dan tidak mengurangi aktivitas ibadah (ritual agama). Bahkan para nabi ikut menikmati hasil
kejahatan tersebut dengan mendiamkannya.

Berbeda dengan para nabi palsu itu, Mikha sebagai nabi Tuhan menyerukan kepada umat
Tuhan akan pelanggaran dan dosa-dosa mereka serta mengajak mereka untuk bertobat dan berbalik
kepada Tuhan. Namun, pada masa Mikha menjadi nabi, umat Tuhan tetap mengeraskan hati
mereka yang membuat murka Tuhan turun. Pada masa sekarang, kita pun patut terus menyerukan
pertobatan kepada umat Tuhan. Supaya umat Tuhan betul-betul bersedia meninggalkan
keserakahan mereka. Sikap yang tidak pernah puas terhadap kekayaan. Dan supaya umat Tuhan
jangan membangun rasa aman palsu di atas kekayaan yang fana. Pada masa Mikha, umat Tuhan
tetap mengeraskan hati mereka, maka penghukuman tidak dapat dielakkan. Semua kekayaan yang
mereka timbun sebagai hasil kejahatan, akhirnya dirampas oleh serbuan musuh. Kekayaan mereka
tiba-tiba lenyap, seperti uap yang tampak sebentar saja lalu segera hilang. Demikianlah keadaan
orang-orang yang menaruh harapan mereka pada kekaayaan. Mereka akan lenyap bersama
kekayaan mereka.

KITAB NAHUM

Nahum adalah kitab ketujuh dari kumpulan kitab nabi-nabi kecil. Seperti kitab Yunus,
pokok nubuatannya bukan khusus tentang Israel atau Yehuda, tetapi Niniwe. Niniwe mendapatkan
keselamatan Allah melalui khotbah nabi Yunus. Namun, seratus tahun kemudian, Nahum
menyatakan tentang kejatuhan kota tersebut. Bangsa Asyur itu kembali melupakan kebangunan
rohani mereka. Akibatnya, bangsa Babel akan membinasakan kota itu sedemikian rupa sampai
tidak ada lagi jejak yang tertinggal. Kejatuhan ibu kota Asyur ini, tentu menjadi pesan penghiburan
dan kelegaan bagi Yehuda dan bangsa lain yang ketakutan akan kekejaman Asyur.

Nahum bernubuat pada zaman raja Manasye (2 Taw 33:10, 18). Nama Nahum bermakna
“penghiburan”. Pelayanan nabi Yunus disusul oleh nubuatan Nahum. Setelah era nabi Yunus,
ternyata Niniwe kembali berbuat jahat. Lalu Nahum diutus untuk mengumumkan murka Allah dan
memberikan hukuman yang akan dilaksanakan atas kota itu.

Kali ini Niniwe tidak bertobat dan akhirnya kota Niniwe dihancurkan dan dibinasakan.
Kitab Nahum ditulis sesudah kejatuhan Tebe (kota tempat penyembahan dewa Amon) di Mesir,
yang terjadi pada tahun 633 SM oleh raja Asyur, Ashurbanipal II (Nah. 3:8). Kitab ini juga ditulis
sebelum kehancuran Niniwe, yang terjadi pada tahun 612 SM oleh Babel dan Media, yang
dipimpin oleh raja Nabopolassar. Kejatuhan Niniwe kali ini membuatnya tidak pernah bisa bangkit
lagi.

Garis besar kitab Nahum dapat kita uraikan secara ringkas sebagai berikut:

1. Tuhan akan menghukum Niniwe (Pasal 1). Kitab ini berawal dengan deklarasi wahyu
tentang Tuhan sendiri. Allah dinyatakan sebagai pribadi yang cemburu, pembalas, dan
penuh amarah, sekaligus panjang sabar dan penuh kuasa.
2. Niniwe akan hancur (Pasal 2). Asyur terkenal karena mengambil rampasan dari emas
dan perak dan menyimpannya di kota Niniwe. Kota itu sudah mengumpulkan kekayaan
yang luar biasa, tetapi semuanya kemudian dirampas (Nah. 2:1–2).
3. Niniwe layak dihukum (Pasal 3). Semua hukuman ini terjadi karena amoralitas dan
sihir. Niniwe tidak lebih baik daripada kota Tebe, sebuah kota di Mesir yang
dihancurkan pada tahun 663 SM. Hukuman Allah pasti akan datang jika tidak ada
pertobatan. Murka Allah akan menyala-nyala dan membawa kebinasaan (Nah. 4:4–8).
KITAB HABAKUK

Kitab Habakuk ditulis sebelum masa penawanan Kerajaan Yehuda di Babel, mungkin
pada zaman raja Yoyakim memerintah di Yehuda (tahun 609–598 SM). Penulis kitab ini adalah
Nabi Habakuk. Habakuk memiliki dua arti: “pergumulan” dan “pelukan”. Kitab ini
membangkitkan iman dalam Tuhan yang sanggup menjawab pertanyaan, membela umat-Nya,
serta membalas musuh-Nya.

Garis besar kitab Habakuk dapat disusun sebagai berikut:

1. Pertanyaan dan kebingungan (Pasal 1). Habakuk berdialog dengan Tuhan dan
mengajukan dua pertanyaan: “Berapa lama?” dan “Mengapa?”. Ini adalah pertanyaan
yang disampaikan oleh benar yang mengalami kejahatan dan ketidakadilan. Jawaban
Tuhan kepada Habakuk adalah Tuhan merencanakan sesuatu bagi bangsa Israel, yaitu
tantara Kerajaan babel akan datang menyerang, mengalahkan, dan menguasai orang
Yehuda sebagai hukuman atas dosanya. Ini membuat Habakuk kaget dan cemas
sehingga dia pun mengajukan pertanyaan lagi kepada Tuhan.
2. Iman sebagai jawaban (Pasal 2). Meskipun bingung dan kecewa akan jawaban Tuhan
tersebut, Habakuk tetap mencari Tuhan dengan sabar. Dia memutuskan untuk masuk
menara doa dan berjaga, untuk menantikan Tuhan dan menunggu jawaban. Tuhan
menjawab doa Habakuk dan menyampaikan penglihatan bahwa orang yang sombong
(yang melawan Tuhan) akan binasa dan orang yang rendah hati serta sabar menunggu
kedatangan Tuhan dengan iman akan beroleh kemenangan. Ada dua janji khusus yang
Tuhan berikan kepada umat-Nya. Janji yang pertama adalah janji bahwa “bumi akan
penuh dengan pengetahuan tentang kemuliaan TUHAN, seperti air yang menutup dasar
laut.” (2:14). Janji yang kedua adalah bahwa Tuhan akan ada di bait-Nya yang kudus,
yaitu jemaat Tuhan/gereja Tuhan Yesus Kristus.
3. Mazmur “Tuhan datang!” (Pasal 3). Setelah Habakuk berdialog dengan Tuhan dan
mendengar pesan Tuhan, respons Habakuk selanjutnya adalah nyanyian pujian dan
penyembahan. Ucapan syukur bahwa kemuliaan Tuhan akan menutupi langit dan bumi.
Bumi akan penuh dengan pujian kepada-Nya.

Habakuk takut mendengar rencana hukuman Tuhan tersebut. Meski demikian, iman
timbul dalam hati Habakuk. Walaupun menghadapi kekurangan, kesusahan, aniaya, dan siksaan,
pada akhirnya dia akan bersuka cita dan bersorak-sorai karena Tuhan pasti datang dan
menyelamatkan. Pertanyaan Habakuk ini menjadi inspirasi untuk semua orang kudus yang
mengalami penderitaan dan kesusahan: “Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak
berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan
makanan, kambing dombat terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kendang,
tetapi aku akan bersorak-sorai di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan
aku.” (Hab. 3:17–18).

KITAB ZEFANYA

Kitab Zefanya ditulis pada zaman pemerintahan Yosia (640–609 SM), sebelum kejatuhan
Niniwe (612 SM). Zefanya bernubuat pada waktu yang sama dengan Yeremia dan Nahum dan
merupakan nabi terakhir dari nabi-nabi kecil yang bernubuat sebelum bangsa Yahudi dibawa
sebagai tawanan ke Babel (606 SM).

Kerajaan Yehuda mengalami kekacauan karena mereka meninggalkan Tuhan. Nubuat


Zefanya ini kemungkinan menjadi faktor pemicu terjadi kebangunan rohani dan reformasi pada
masa Yosia. Namun sayang sekali, kebangunan Rohani itu hanya menghasilkan perubahan
lahiriah.

Garis besar dan isi ringkas Kitab Zefanya adalah sebagai berikut:

1. Hari Tuhan. Tema pokok dalam berita Zefanya adalah “Hari Tuhan” yang diuraikannya
sebagai:
 Waktu yang sudah dekat, maka harus ada persiapan dari pihak manusia yang
berdosa (Zefanya 1:7, 14).
 Waktu penderitaan besar (Zefanya 1:15)
 Waktu penghukuman (Zefanya 1:12, 17)
 Waktu yang berakibat bagi seluruh ciptaan (Zefanya 1:2–3; 2:14).
 Waktu kemusnahan bagi semua lawan Allah (Zefanya 2:4–15; 3:8).
 Waktu yang hanya dapat dihindarkan melalui pertobatan yang sungguh-sungguh
(Zefanya 2:1–3).
 Waktu yang akan dipakai Tuhan untuk membersihkan dosa dan memurnikan Israel
sehingga sisa-sisa orang saleh akan diselamatkan dan dipulihkan keadaannya
(Zefanya 3:12–13, 17–20).
 Tuhan akan mendirikan Kerajaan-Nya sendiri yang berpusat di Yerusalem
(Zefanya 3:14–15) dan akan mendapatkan kesetiaan dari semua bangsa (Zefanya
3:9–10).
2. Hari Tuhan Masa yang Akan Datang. “Hari Tuhan” yang Zefanya sampaikan memang
sudah terjadi pada Yehuda zaman dahulu. Namun “Hari Tuhan” itu pun berlaku bagi akhir
zaman kelak. Masa di mana segala hukuman ditumpahkan sedahsyat-dahsyatnya. Namun
sikap manusia pada masa sekarang pun sama seperti umat Tuhan pada masa Zefanya. Umat
Tuhan menganggap bahwa Tuhan tidak terlibat dalam kehidupan mereka. Ini menjadi
alasan umat Tuhan untuk tetap hidup dalam dosa. Namun sebenarnya, Tuhan selalu terlibat
dan campur tangan dalam kehidupan manusia.

KITAB HAGAI

Kitab Hagai ditulis oleh Nabi Hagai. Kata “Hagai” bermakna “hari raya” atau “pesta”.
Nabi Hagai bernubuat tentang pembangunan Rumah Allah pada masa sesudah bangsa Yehuda
kembali dari masa penawanan 70 tahun di Babel. Hagai bernubuat pada masa sebelum Ezra dan
Nehemia. Dia menulis di Yerusalem pada tahun 520 SM, 16 tahun sesudah Yehuda kembali dari
penawanan di Babel (606–536 SM). Raja Koresy membebaskan mereka untuk pulang dan
membangun kembali kota Yerusalem (2 Taw. 36:22–23; Yes. 44:26–45:6).

Namun sesudah kembali ke Yerusalem dan meletakkan pondasi Rumah Allah, bangsa
Yehuda putus asa karena adanya perlawanan keras terhadap Pembangunan itu, sehingga
pembangunan berhenti selama kurang lebih 14 tahun. Nabi Hagai diutus untuk membangkitkan
kembali iman dan pengharapan mereka dengan memberi motivasi untuk membangun Rumah
Tuhan kembali. Nabi Hagai juga mengingatkan bahwa kesulitan yang dihadapi orang Yahudi
dalam Pembangunan Bait Suci bukan hanya dikarenakan adanya tantangan dari bangsa-bangsa di
sekitar mereka, tetapi juga oleh sifat tamak dan serakah serta sikap yang mementingkan diri sendiri
dari bangsa itu.
Garis besar dan isi ringkas Kitab Hagai adalah sebagai berikut:

1. Masalah (Hagai 1:1–2). Umat Tuhan sudah kembali ke Yerusalem, tetapi tidak melakukan
Pembangunan Rumah Tuhan. Mereka putus asa dan berhenti di tengah jalan karena
menghadapi perlawanan.
2. Teguran (Hagai 1:3–7). Orang Yehuda ditegur bahwa mereka terlalu sibuk mengatur
rumahnya sendiri sehingga melalaikan pembangunan Rumah Tuhan.
3. Perintah untuk membangun (Hagai 1:8–15). Bangsa Yehuda di Yerusalem disuruh naik ke
gunung, mencari kayu, lalu membangun Rumah Tuhan. Ini membuat bupati yang bernama
Zerubabel dan imam besar Yosua bersama seluruh umat Tuhan menjadi takut akan Tuhan.
Terjadi pertobatan.
4. Janji hadirat Tuhan (Hagai 1:13–14). Tuhan berjanji akan menyertai umat-Nya. Janji ini
pun berlaku bagi umat Tuhan masa sekarang.
5. Rumah Allah akan dibangun kembali dan menjadi penuh kemuliaan (Hagai 2:1–9). Tuhan
berjanji bahwa Dia akan memenuhi rumah-Nya dengan kemuliaan.
6. Kekudusan yang harus dijaga dari kenajisan (Hagai 2:10–19). Prinsip penting yang perlu
diingat di tengah-tengah pembangunan Rumah Tuhan adalah menjaga kekudusan.
7. Kemenangan terakhir (Hagai 2:20–23). Keguncangan akan terjadi dalam Kerajaan dan
bangsa-bangsa. Namun, di tengah-tengah berita keguncangan itu, Tuhan memberi janjinya
kepada Zerubabel. Zerubabel berarti “tunas dari Babel” yang mewakili sisa orang yang
kembali dan keluar dari Babel. Mereka akan dimeteraikan Tuhan dan dilindungi Tuhan.
Mereka akan menjadi meterai atau tanda kepada dunia, suatu perjanjian dan jaminan bahwa
di tengah keguncangan dunia ini, di tengah badai hukuman yang pasti akan datang, Tuhan
sendiri akan tetap memelihara umat-Nya, yaitu mereka yang percaya dan mengikuti-Nya
dengan setia.

Dari Kitab Hagai ini kita belajar untuk mengutamakan Tuhan. Mencari dahulu Kerajaan
Allah dan kebenarannya. Allah juga kadang kala berusaha berbicara melalui keadaan kita.
KITAB ZAKHARIA

Hagai dan Zakharia adalah para nabi yang melayani pada masa pascapembuangan.
Mereka sama-sama menganjurkan agar bangsa Yahudi yang kembali dari pembuangan untuk
segera menyelesaikan pembangunan Bait Allah. Kitab Zakharia ditulis oleh Nabi Zakharia.
Zakharia adalah seorang imam keturunan suku Lewi yang lahir di Babel. Zakharia artinya “Tuhan
mengingat”. Dalam Kitab Zakharia, kita akan melihat bagaimana Tuhan mengingat umat-Nya dan
memelihara mereka serta merencanakan masa depan yang penuh harapan.

Di antara para nabi kecil, Zakharia-lah yang paling banyak bernubuat tentang kedatangan
Yesus, baik yang pertama maupun yang kedua kalinya. Berita di seluruh kitab ini pada intinya
adalah panggilan untuk bertobat. Israel akan dihukum karena dosa (Za. 5:1–11), tetapi kemudian
akan dikuduskan dan dipulihkan (Za. 3:1–10). Bangsa Israel akan menolak Mesias yang akan
datang (Za. 9:1–17), tetapi pada akhir mereka akan diselamatkan (Za. 12:1–14:21).

Garis besar dan isi ringkas Kitab Zakharia adalah sebagai berikut:

1. Delapan visi tentang akhir zaman (Pasal 1:1–6:15). Visi yang Nabi Zakharia dapatkan
berhubungan dengan Sejarah Israel, akhir zaman, dan kitab Wahyu.
a) Kuda (1:7–17). Ini berbicara tentang Tuhan yang mengamat-amati segala sesuatu
yang terjadi di bumi.
b) Empat tanduk (1:18–21). Ini berbicara tentang bangsa Yehuda yang akan
diserakkan di antara bangsa-bangsa oleh empat “tanduk” atau empat pemerintahan
(Babel, Media Persia, Yunani, dan Roma).
c) Tali ukuran (2:1–13). Ini berhubungan dengan kota Yerusalem yang akan diukur.
Tuhan berjanji bahwa Yerusalem akan dipulihkan, tetapi umatnya harus lari dari
Babel, kembali ke Sion, dan pad a waktu itu banyak bangsa akan menggabungkan
dirinya kepada Tuhan.
d) Imam Besar (3:1–10). Ini berhubungan dengan Rumah Allah. Menggambarkan
Yesus, Imam Besar kita yang menanggung dosa isi dunia.
e) Kandil emas dan dua pohon zaitun (4:1–4). Ini berhubungan dengan tempat kudus.
f) Gulungan kitab yang terbang (5:1–4). Ini berbicara tentang hukuman atas dunia.
Kutuk Allah akan datang atas orang yang berdosa, seperti pada waktu gulungan
kitab dengan tujuh meterainya dibuka dalam Wahyu 6.
g) Perempuan dalam gantang (5:5–11). Ini adalah tentang hukuman atas Wanita yang
disebut “kefasikan” yang berpusat pada dan dibangun di tanah Sinear, yaitu Babel.
h) Empat kereta (6:1–8). Ini menunjukkan bahwa survei bumi sudah selesai, tetapi
sekarang tibalah saat penghakiman dan murka Tuhan dicurahkan.
2. Puasa dan ratapan Israel akan diganti menjadi kemuliaan (Pasal 7–8). Tuhan mengatakan
bahwa ketaatan lebih berharga daripada meratap dan berpuasa (Za. 7:1–7).
3. Dua ucapan Ilahi tentang kedatangan Mesias (Pasal 9–14).
a) Kedatangan Mesias yang pertama (Za. 9–11).
b) Kedatangan Mesias yang kedua (Za. 12–14).

Kitab Zakharia menyatakan bahwa Allah dalam kemurahan-Nya memberi pengampunan


kepada kita. Kerajaan Allah akan datang dan ditegakkan di bumi. Allah akan menghentikan alat-
alat perang dan mendirikan kerajaan damai-Nya melalui raja yang lemah lembut yang
menunggang seekor keledai (Za. 9:9–10).

KITAB MALEAKHI

Kitab Maleakhi adalah kitab terakhir dalam Perjanjian Lama. Kitab ini ditulis oleh Nabi
Maleakhi (artinya: utusan-Ku). Nabi Maleakhi bernubuat kira-kira pada tahun 400 SM, lebih dari
100 tahun sesudah zaman Nabi Hagai dan Zakharia. Selama 400 tahun sesudah Maleakhi, tidak
ada nabi lagi yang muncul di antara orang Yahudi, sampai pada saat Yohanes Pembaptis menjadi
utusan Allah untuk mempersiapkan jalan Tuhan. Pesan dalam kitab Maleakhi adalah “ucapan
Allah” atau “beban”.

Pada zaman Maleakhi, terjadi masalah di antara para imam. Mereka sudah meninggalkan
jalan Tuhan, tetapi tidak menyadarinya. Berulang kali Tuhan menegur mereka, tetapi mereka
selalu melawan firman-Nya.
Garis besar dan isi ringkas Kitab Maleakhi adalah sebagai berikut:

1. Meragukan kasih Allah (Mal. 1:1–5). Ini adalah dosa para imam yang sangat serius.
Mereka mengajarkan firman Tuhan kepada umat Allah, tetapi mereka sendiri
meragukan kasih Allah. Mereka menjadi kesaksian yang buruk bagi umat Allah.
2. Menghina nama Allah (Mal. 1:6–10). Para imam menghina nama Tuhan. Mereka
melayani Tuhan secara sembrono, sekenanya, atau ala kadarnya. Mereka
mempersembahkan korban-korban yang cacat dan tidak layak.
3. Nubuat profetik pertama bahwa bangsa-bangsa akan dikumpulkan dan diselamatkan
(Mal. 1:11–14). Para imam yang berdosa tersebut mengalami kutuk karena tidak
menjadi teladan bagi bangsanya sendiri dan bangsa-bangsa lain.
4. Merusakkan perjanjian Allah (Mal. 2:1–13). Para imam menyimpang dari jalan Tuhan,
memandang bulu, dan menyebabkan orang menjadi murtad. Perjanjian Tuhan dengan
Lewi dirusak. Mereka tidak setia! Dasar hubungan kita dengan Allah ialah kebenaran
bahwa Dia adalah Bapa bagi semuanya! Dia adalah Pencipta semuanya!
5. Tidak setia dan menghancurkan perkawinan (Mal. 2:14–17). Perkawinan adalah dasar
kehidupan manusia. Tuhan tidak berkenan akan persembahan kita, jika kita tidak setia
dalam perkawinan.
6. Menyusahi Tuhan dan melawan kebenaran Allah (Mal. 2:17). Para imam menyusahi
Tuhan dengan cara menyebut orang jahat sebagai “baik” dan sebaliknya. Semua hal itu
menyusahkan hati Tuhan.
7. Nubuatan profetik kedua tentang kedatangan Utusan Tuhan yang pertama (Mal. 3:1–6).
Dinubuatkan bahwa Tuhan sendiri akan datang kepada umat-Nya. Ini digenapi dengan
kedatangan Yesus yang jalannya dipersiapkan oleh Yohanes Pembaptis.
8. Tidak mau kembali kepada Tuhan dan melawan pertobatan (Mal. 3:7). Sejarah Israel
dipenuh dengan penyimpangan dari ketetapan dan perintah Tuhan. Namun, di tengah-
tengah ketidaktaatan itu, Tuhan tetap memanggil umat-Nya untuk kembali kepada-Nya.
9. Menipu Allah, yaitu melawan hak dan ketentuan Allah (Mal. 3:13–18). Para imam dan
umat Tuhan menipu Tuhan dengan cara tidak mengembalikan persepuluhan.
Perpuluhan dan persembahan adalah wujud ketaatan kita kepada Tuhan dan pengakuan
bahwa Tuhan memiliki segalanya.
10. Bicara kurang ajar dan melawan karakter Allah (Mal. 3:13–18). Para imam merasa
bahwa tidak ada gunanya lagi menaati Tuhan dan percuma saja hidup dalam pertobatan.
Itulah sebabnya mereka berkata bahwa orang jahat berbahagia dan luput dari hukuman.
Begitu jauhnya para imam dari Tuhan, sehingga mereka tidak lagi mengenal tabiat Allah
dan malah berbalik menyalahkan karakter Allah.
11. Nubuatan profetik ketiga tentang hari kedatangan Tuhan (Mal. 4:1–3).
12. Nubuatan profetik keempat tentang kedatangan Musa dan Elia (Mal. 4:4–6).

Kitab Maleakhi mengajarkan kepada kita untuk menyadari bahwa pelayanan kita kepada
Tuhan adalah suatu kehormatan yang dipercayakan Tuhan. Bukan karena kita lebih cerdas, lebih
baik, atau lebih terhormat daripada orang lain sehingga Tuhan memilih kita untuk melayani Dia.
Kita dipilih untuk melayani Dia semata-mata karena kasih karunia-Nya. Oleh karena itu kita harus
melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh. Mempersiapkan diri untuk dapat melayani dengan baik
dengan cara mempelajari firman Tuhan dengan sungguh-sungguh. Setiap orang yang melayani
Tuhan juga harus menjadi teladan. Keteladanan adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam
kepemimpinan.

Anda mungkin juga menyukai