Anda di halaman 1dari 13

A.

KITAB YOSUA
Kitab Yosua (disingkat Yosua; akronim Yos.; bahasa Ibrani: ‫ֵספֶר‬

ֻ ‫ י ְהֹו‬, translit. Sefer
‫ש ַע‬ Yehosyua) merupakan kitab keenam pada Perjanjian
Lama Alkitab Kristen dan Tanakh (atau Alkitab Ibrani). Kitab Yosua merupakan

bagian dari kelompok kitab-kitab sejarah pada Perjanjian Lama Alkitab, dan juga


merupakan bagian dari kelompok Nevi'im atau lebih tepatnya kelompok nabi-

nabi awal pada Tanakh.

Nama kitab ini merujuk pada tokoh Yosua bin Nun, yaitu seorang tokoh
bernama lahir Hosea yang menjadi pemimpin atas suku-suku

Israel menggantikan Musa dan yang membawa mereka masuk dan merebut


tanah Kanaan. Nama "Yosua" sendiri pada pangkalnya merupakan serapan

dari bahasa Ibrani: ַ‫שע‬
ֻ ‫( י ְהֹו‬Yehosyuaʿ), yang diperkirakan merupakan gabungan

nama ‫יהוה‬ (YHWH) dan kata ‫( הֹושֵׁ ַע‬Hosyeaʿ, har. "selamatkan,[a] Hosea") dengan

tambahan , sehingga menghasilkan arti harfiah "Yahweh adalah Keselamatan"


atau "Yahweh adalah Juruselamat". Nama "Yosua" merupakan turunan dari

"Hosea" dan varian dari "Yesua" dan "Yesus".

Kitab ini berisi kisah bangsa Israel ketika mereka merebut negeri Kanaan di


bawah pimpinan Yosua bin Nun, yang menjadi pengganti Musa memimpin

umat Israel. Kitab ini mengandung sejarah bangsa Israel sejak masa


kematian Musa hingga masa kematian Yosua. Setelah kematian Musa, Yosua,

karena sebelumnya telah ditunjuk sebagai pengganti Musa, menerima perintah


dari Allah untuk menyeberangi Sungai Yordan. Dalam melaksanakan perintah

ini, Yosua mengeluarkan perintah kepada para tua-tua suku untuk


menyeberangi Sungai Yordan. Ia juga mengingatkan suku Ruben, suku Gad, dan

setengah dari suku Manasye tentang janji yang mereka telah berikan kepada


Musa untuk menolong saudara-saudara mereka. Peristiwa-peristiwa penting

yang ada di dalam kitab ini antara lain: penyeberangan Sungai Yordan,


jatuhnya Yerikho, pertempuran di Ai, dan pengukuhan kembali perjanjian

antara Allah dengan umat-Nya.

1
Salah satu petikan terkenal dari kitab ini ialah:

Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN,
“ pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; allah yang
kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau
allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi
rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN! ”
— Yosua 24:15

Kitab ini pada dasarnya terdiri atas tiga bagian:

1. Sejarah perebutan tanah Kanaan (Yosua 1-12).


2. Pembagian tanah kepada suku-suku Israel, penetapan kota-kota perlindungan,
penyediaan kebutuhan untuk suku Lewi, dan pengiriman suku-suku di sebelah timur ke
tempat-tempat tinggal mereka. (Yosua 13-22)
3. Kata-kata perpisahan dari Yosua, disertai laporan tentang kematiannya (Yosua 23-24).

Penaklukan Kanaan
Bagian penaklukan Kanaan secara garis besar dalam kitab ini meliputi:

 Rahab (Yosua 2). Yosua mengutus dua mata-mata dari Sitim untuk menyelidiki


kota Yerikho.
 Penyeberangan Sungai Yordan (Yosua 1, 3-4).
 Pengkhitanan bangsa Israel (Yosua 5:1-12).
 Panglima bala tentara TUHAN (Yosua 5:13-15).
 Pertempuran Yerikho (Yosua 6).
 Pertempuran pertama di Ai (Yosua 7).
 Pertempuran kedua di Ai (Yosua 8:1-29).
 Ritual di Gunung Ebal dan Gerizim (Yosua 8:30-35).
 Perjanjian dengan suku Hewi (Yosua 9).
 Lima raja orang Amori (Yosua 10).
 Pertempuran dengan Hazor (Yosua 11:1-20, 23).
 Orang Enak (Yosua 11:21-22). 

Pembagian tanah Kanaan


Bagian pembagian tanah Kanaan di antara suku-suku Israel secara garis besar
dalam kitab ini meliputi:

 Proses pembagian tanah (Yosua 12:1-6; 13:1-14, 21b-


22; 13:32 - 14:3; 15:63; 16:10 - 17:6; 17:12 - 18:10; 19:51; dan 22:1-9).
 Daftar raja-raja (Yosua 12:7-24). Daftar 31 kota yang ditaklukkan, dengan raja-
rajanya.
 Garis batas di antara tanah suku-suku Israel. Gambaran tentang batas-batas Yehuda
(Yosua 15:1-12) dan Benyamin (Yosua 18:11-20).
 Daftar kota Israel menurut sukunya. Daftar untuk Yehuda (Yosua 15:20-62)
dan Benyamin (Yosua 18:21-28)
 Orang Enak (Yosua 14:6-15, 15:13-14). Kaleb mengingatkan Yosua tentang
kesetiaannya dan meminta Hebron sebagai bagian pribadinya.
 Kisah Otniel (Yosua 15:15-19).
2
 Serangan terhadap Lesem (Yosua 19:47-48).
 Bagian milik Yosua (Yosua 19:49-50).
 Mezbah Ed (Yosua 22:10-34) Ketika kembali ke tanah mereka, suku Ruben, Gad,
dan Makhir (setengah dari Manasye) membangun sebuah mezbah yang sangat
besar.

Pesan terakhir Yosua


Bagian atas pesan terakhir Yosua di antara suku-suku Israel secara garis besar
dalam kitab ini meliputi:

Pesan terakhir Yosua (Yosua 23-24). Yosua, yang kini sudah tua, meminta bangsa Israel
berkumpul, lalu ia memperingatkan rakyat agar tetap setia kepada Torah Musa. Yosua lalu
mengumpulkan semua suku di Sikhem, lalu memperingatkan mereka agar setia kepada Torah
Musa, sambil mengisahkan kembali kejadian-kejadian pada masa lampau. Lalu Yosua
menempatkan sebuah batu besar di bawah sebuah pohon, di tempat kudus di Sikhem, sebagai
saksi bagi janji rakyat Israel untuk setia. Lalu Yosua meninggal dunia, dan tak lama kemudian
juga Eleazar bin Harun. Tulang-tulang Yusuf juga dikuburkan di sana di dekat pohon dan tiang
batu, di sebidang tanah yang telah dibeli Yakub seharga 100 mata uang.

B. Hakim – Hakim

Kitab Hakim-hakim (disingkat Hakim-hakim; akronim Hak.; bahasa


Ibrani: ‫ ֵספֶר ׁשֹו ְפטִים‬, translit. Sefer Syofetim) merupakan kitab ketujuh
pada Perjanjian Lama Alkitab Kristen dan Tanakh (atau Alkitab Ibrani).
Kitab Hakim-hakim merupakan bagian dari kelompok kitab-kitab
sejarah pada Perjanjian Lama Alkitab, dan juga merupakan bagian dari
kelompok Nevi'im atau lebih tepatnya kelompok nabi-nabi awal pada
Tanakh.
Nama "Hakim-hakim" merupakan terjemahan dari nama kitab ini
dalam bahasa Ibrani ‫( ׁשֹו ְפטִים‬syofetim, har. "hakim-hakim"), yaitu bentuk
jamak dari ‫( שופט‬syofet, har. "hakim pengadilan, hakim Israel, wasit").
[1] Istilah hakim di sini tidak merujuk pada suatu
jabatan yudisial melainkan jabatan untuk pemimpin suku-suku
Israel setelah masuk ke tanah Kanaan hingga sekitar dimulainya
zaman Kerajaan Israel,[1] yaitu dari masa
kepemimpinan Yosua hingga Samuel.

Kitab ini menunjukkan akibat dari ketidaktaatan kepada Allah. Menurut kitab ini,
seorang raja atau pemimpin yang benar akan membawa rakyatnya kepada

Allah.[1] Pada kitab ini, bangsa Israel mulai tidak taat kepada Allah dan terus
hingga lebih parah.

Kitab Hakim-hakim dapat dibagi atas tiga bagian utama:

1. Pendahuluan ganda (Hakim-hakim 1:1–3:6)

3
Catatan kitab ini dimulai ketika bangsa Israel sudah menempati tanah Kanaan,
yaitu tanah yang dijanjikan oleh Allah bagi mereka, tetapi mulai menyembah
"ilah-ilah asing" bukannya Yahweh, Allah Israel, dan dengan orang-orang
Kanaan yang masih ada di mana-mana di antara mereka.

Pada bagian pembukaan sudah diberikan pola kisah-kisah yang terdapat pada
teks berikutnya, yaitu:[7]
 Israel "melakukan apa yang jahat di mata Yahweh",
 Umat Israel diserahkan ke dalam tangan musuh-mush mereka dan berseru minta
tolong kepada Yahweh,
 Yahweh membangkitkan seorang pemimpin,
 "Roh Yahweh" turun atas pemimpin itu,
 Pemimpin itu mampu mengalahkan musuh, dan
 Ada damai di tanah itu.

Setelah ada damai, untuk beberapa waktu orang Isreael melakukan apa yang
baik dan menerima berkat Yahweh, tapi kemudian kembali lagi melakukan hal-
hal jahat dan mengulangi pola di atas.

Catatan Kitab Hakim-hakim mengikuti catatan Kitab Yosua dan dimulai dengan


rujukan pada kematian Yosua (Hakim-hakim 1:1 merujuk pada Yosua
24:29). Cambridge Bible for Schools and Colleges mengusulkan bahwa "kematian
Yosua dapat dianggap sebagai penandaan pemisahan periode pendudukan dan
periode penghunian" tanah Kanaan, di mana periode penghunian ini
merupakan fokus Kitab Hakim-hakim.[

2. Isi utama (Hakim-hakim 3:7–16:31).


Isi utama (Hakim-hakim 3:11–16:31) terutama mengisahkan enam hakim-hakim
utama dan perjuangan mereka melawan para raja negeri tetangga yang
menindas orang Israel, termasuk satu kisah Abimelekh, seorang pemimpin Israel
yang menindas umatnya sendiri. 
 Otniel (3:9–11) vs. Khushan-Risyataim, raja Aram; Israel mendapatkan 40 tahun damai
sampai kematian Otniel. (Pernyataan bahwa Israel menikmati periode damai tertentu
setelah setiap hakim merupakan tema berulang.)
 Ehud (3:11–29) vs. Eglon, raja Moab
 Debora sang nabiah, bersama Barak sebagai pemimpin tentara (4–5),
vs. Yabin raja Hazor (kota di Kanaan) dan Sisera, pemimpin tentaranya
 Gideon (6–8) vs. Midian, Amalek, dan "children of the East" (apparently desert tribes)
 Abimelekh (9) (yang secara tradisional dianggap sebagai seorang raja bukan hakim, dan
dianggap jahat) vs. semua orang Israel yang melawannya
 Yefta (11–12:7) vs. bani Amon
 Simson (13–16) vs. orang Filistin

3. Penutup ganda (Hakim-hakim 17–21).

Kitab Hakim-hakim ditutup dengan dua lampiran, yaitu kisah-kisah yang tidak
berkaitan dengan hakim tertentu:[14]

4
 Patung sembahan Mikha (Hakim-hakim 17–18), bagaimana suku Dan merebut tanah
mereka di utara
 Pertempuran Gibea (Hakim-hakim 19–21), perang antara suku Benyamin dan suku-
suku Israel lainnya.

C. Rut
Kitab Rut (disingkat Rut) merupakan kitab kedelapan dan bagian dari

kelompok kitab-kitab sejarah pada Perjanjian Lama Alkitab Kristen.


Dalam Tanakh (atau Alkitab Ibrani), kitab ini disebut Gulungan Rut (bahasa

Ibrani: ‫רּות‬ ‫ ְמגִלַּת‬, translit. Megillat Rut), dan merupakan bagian dari


kelompok Ketuvim atau lebih tepatnya merupakan salah satu dari Lima

Gulungan.

Garis besar Kitab RUT


 Rut bersama Naomi kembali ke Betlehem dari Moab (1:1-21).
 Rut bertemu dengan Boas (2:1-23).
 Rut dan Boas di tempat pengirikan (3:1-16).
 Rut menjadi istri Boas (4:1-17).
 Silsilah keturunan Daud (4:18-22).

Struktur :
Kitab Rut berbentuk narasi yang didasarkan pada nilai-nilai kultural, norma-
norma dan bahasa Israel. Cara terbaik membaca Kitab Rut adalah membacanya
sebagai sebuah cerita, jalan cerita dapat digambarkan dalam beberapa
adegan. Adapun adegan-adegan itu adalah:
 Adegan pertama: (Rut 1:1-22).  Naomi seorang wanita Yahudi yang baik dan cekatan
mengikuti suaminya Elimelek ke Moab selama masa kelaparan, membangun keluarga
di sana. Di Moab dua anak mereka menikah dengan perempuan Moab, yaitu Orpa dan
Rut.[3] Awalnya Naomi digambarkan sebagai wanita saleh, praktis dan murah hati
seperti Rut.[3] Namun setelah ia kembali ke Betlehem, tempat ia kehilangan suami dan
anak-anaknya, Ia berubah menjadi wanita yang sakit hati, yang mempersalahkan Allah
atas semua kesukaran dan menuntut perhitungan dari Allah kerena telah mangambil
semuanya darinya.[3]
 Adegan kedua (Rut 2:1-3:18). Ketika di Betlehem, Naomi memerintah Rut
keponakanya ikut memanen gandum di ladang. Kemudian Rut bertemu dengan Boas,
seorang bujangan kaya. Rut didorong Naomi mendekati Boas, Rut dan Boaspun jatuh
cinta.
 Adegan ketiga: Kontrak Perkawinan (Rut 4:1-12). Boas terlebih dahulu menyelesaikan
masalah hukum menyangkut ladang yang akan dijual Naomi. Boas menyelesaikan
perkaranya dengan terbuka dan jujur, dan mengambil Rut sebagai Istrinya.
 Adegan keempat: (Rut 4:13-16) Naomi berbahagia karena Rut melahirkan anak yang
dinamai Obed. Anak tersebut disebut sebagai "seorang anak laki-laki yang telah lahir
bagi Naomi”. Kelanjutan dari garis keturunan ini merupakan hal yang penting, kerena
Obed menjadi ayah Isai yang memperanakkan Daud.

5
Latar belakang kisah dalam Kitab Rut adalah perkawinan Levirat dan penebusan
tanah yang jelas tidak sejajar pada masyarakat modern saat ini. Perkawinan

Levirat(bahasa latin levir berarti ipar laki-laki) dijelaskan dalam Ulangan 25:5-


10. Apabila seorang laki-laki di Israel Kuno meninggal dan belum memiliki anak

laki-laki, maka kewajibannya terletak pada seorang penebus (bahasa


Ibrani: Go'el), yaitu kerabat terdekatnya dengan mengawini janda tersebut dan

mendapatkan anak laki-laki “supaya namanya tidak terhapus dari Israel”(ay


6. Titik balik dalam Kitab Rut adalah akal Naomi yang membujuk Boas supaya

menerima kewajiban tersebut, meskipun Boas sebenarnya kerabat jauh. Pada


posisi seperti ini, muncul suatu permasalahan, yaitu masih ada kerabat yang

lebih dekat dibanding Boas dan orang itu berhak mengawini Rut. Boas tidak
mau mengabaikan hak orang itu. Boas mengumpulkan para tua-tua di pintu

gerbang kota dan mengundang kerabat yang lebih dekat itu supaya hadir. Boas
juga memberitahukan kepada kerabatnya itu perihal tanah Elimelekh yang

hendak dijual oleh Naomi. Ternyata pertama-tama kerabat itu memersoalkan


tanah Elimelekh itu dan bukan memersoalkan perkawinan itu. Boas pun

memberitahu bahwa kerabat itu memiliki kewajiban ganda. . Setelah membeli


tanah itu, kerabat itu berkewajiban untuk mengawini Rut dan mewariskan tanah

yang dibelinya itu kepada anak yang akan lahir dari perkawinannya dengan Rut.
Namun, ternyata kerabat itu tidak mampu melakukan kewajiban itu sehingga ia

menyerahkan haknya kepada Boas.

D. 1 Samuel
Kitab 1 Samuel (disingkat 1 Samuel; akronim 1Sam.; bahasa Ibrani: ‫ֵספֶר שְׁמּואֵל‬
‫א׳‬, translit. Sefer Syemuel I) merupakan salah satu kitab yang termasuk

dalam kitab-kitab sejarah pada Perjanjian Lama di Alkitab Kristen.


Dalam Tanakh atau Alkitab Ibrani, kitab ini menjadi bagian dari kitab kolektif

yang bernama "Kitab Samuel", yang merupakan bagian dari narasi sejarah Israel
kuno yang termasuk dalam kelompok Nevi'im, atau yang lebih tepatnya

kelompok nabi-nabi awal. Nama kitab ini merujuk pada tokoh Samuel bin


Elkana, hakim Israel terakhir dan nabi yang mengurapi Raja Saul dan Raja Daud.

6
Kitab 1 Samuel berisi sejarah Israel dalam masa peralihan dari zaman Hakim-
Hakim kepada zaman Raja-Raja. Perubahan dalam kehidupan nasional

di Israel itu khususnya berkisar pada tiga orang: Nabi Samuel, Raja Saul, dan


Raja Daud. Pengalaman-pengalaman Daud pada masa mudanya sebelum ia

menjabat raja, terjalin erat dengan kisah Samuel dan Saul. Kitab ini dimulai
dengan kelahiran nabi Samuel dan panggilan Allah kepadanya ketika masih

kecil. Kisah Tabut Perjanjian kemudian memuat sejarah penindasan orang Israel


oleh orang Filistin, yang menyebabkan Samuel mengurapi Saul sebagai raja

pertama Kerajaan Israel. Namun, Saul terbukti tidak layak sebagai raja dan Allah
beralih memilih Daud, yang mengalahkan musuh-musuh Israel, serta akhirnya

membawa Tabut Perjanjian ke Yerusalem dalam Kitab 2 Samuel, di mana Allah


kemudian menjanjikan Daud dan penerusnya suatu dinasti yang tidak

berkesudahan.

Ringkasan :
Hana yang mandul mengucapkan janji kepada Allah semesta alam bahwa jika ia
dikarunia seorang anak laki-laki, anak itu akan diserahkannya sebagai pelayan

Allah. Janji itu disampaikan di depan Tabut Perjanjian yang saat itu berada


di Silo. Eli, imam di tempat itu, memberkati Hana dan ketika putra

Hana, Samuel sudah lahir dan disapih, anak itu dipercayakan kepada Eli sebagai
seorang "Nazir Allah" – satu dari dua orang Nazir Allah, selain Simson, yang

dinyatakan dalam Alkitab. Kedua putra Eli, Hofni dan Pinehas, ternyata tidak
layak menjadi imam dan kemudian terbunuh dalam Pertempuran Afek, tetapi

Samuel kecil tumbuh besar "di hadapan Tuhan."

Orang Filistin merebut Tabut Perjanjian dalam pertempuran di Afek dan


membawanya ke kuil Dagon, dewa mereka, yang kemudian harus mengakui

kebesaran Yahweh (Tuhan). Tuhan menimpahkan tulah kepada orang Filistin,


yang menyebabkan mereka mengembalikan Tabut itu ke wilayah Israel, tetapi

tabut itu tidak dituntun oleh Tuhan kembali ke Silo, melainkan ke wilayah
Yehuda-Benyamin. Ketika orang Filistin menyerang orang Israel yang berkumpul

di Mizpa di daerah Benyamin, Samuel meminta pertolongan Yahweh, sehingga

7
orang Filistin dikalahkan telak di Eben-Haezer, dan orang Israel mendapatkan
wilayah mereka kembali.

Ketika Samuel berusia tua, ia mengangkat putra-

putranya, Yoel dan Abia sebagai hakim-hakim, tetapi mereka tidak becus,


sehingga umat meminta seorang raja atas mereka. Allah mengarahkan Samuel

untuk memenuhi permintaan umat meskipun umat diberitahu hal-hal buruk


yang akan menyertai pemilihan tersebut, dan mengurapi Saul dari suku

Benyamin menjadi raja. Saul mengalahkan musuh-musuh Israel, tetapi berbuat


dosa terhadap Yahweh. Yahweh menyuruh Samuel untuk mengurapi Daud dari

suku Yehuda di Bethlehem sebagai raja pengganti, dan Daud masuk ke dalam


istana Saul sebagai pembawa senjata dan pemain kecapi. Putra, sekaligus ahli

waris, Saul, Yonatan bersahabat erat dengan Daud dan mengakuinya sebagai


raja yang sah. Saul berniat membunuh Daud, tetapi Daud melarikan diri ke

padang gurun, di mana ia menjadi pahlawan orang Ibrani, sampai saat Saul dan
Yonatan dibunuh dalam Pertempuran di Gunung Gilboa.

E. 2 Samuel
Kitab 2 Samuel adalah sambungan dari Kitab 1 Samuel. Kitab ini memuat sejarah
pemerintahan Raja Daud, mula-mula atas Yudea (daerah selatan; 2 Samuel 1–4),

kemudian atas seluruh negeri termasuk daerah Israel atau utara (2 Samuel 5–
24).

Dalam kitab ini diceritakan dengan jelas dan menarik bagaimana Daud

berusaha memperluas dan mengukuhkan kedudukannya. Ia harus berperang


melawan musuh-musuhnya, baik di dalam maupun di luar negeri. Daud

digambarkan sebagai orang yang sangat beriman, taat dan setia kepada Allah,
juga sebagai orang yang mampu memperoleh kesetiaan rakyatnya. Tetapi ia

digambarkan juga sebagai orang yang dapat bertindak kejam, dan yang tidak
segan melakukan dosa-dosa besar semata-mata untuk memenuhi keinginannya

dan cita-citanya. Tetapi ketika ia dihadapkan kepada dosa-dosanya oleh Natan,


nabi Allah, Daud mengakui dosa-dosanya itu dan dengan rela menerima

hukuman dari Allah.


8
Kesejarahan :
Hidup dan prestasi Daud sangat dikagumi oleh rakyat Israel. Di zaman-zaman
kemudian, jika ada musibah nasional, dan rakyat merindukan seorang raja, maka yang
diinginkan ialah seorang "putra Daud". Artinya, seorang keturunan Daud yang akan
bertindak seperti dia.

F. 1 Raja – Raja

Kitab 1 Raja-raja (disingkat 1 Raja-raja; akronim 1Raj.; bahasa Ibrani:  ‫ֵספֶר‬


‫ ְמ ָלכִים א׳‬, translit. Sefer Melakhim I) merupakan salah satu kitab yang
termasuk dalam kitab-kitab sejarah pada Perjanjian Lama di Alkitab Kristen.
Dalam Tanakh atau Alkitab Ibrani, kitab ini menjadi bagian dari kitab
kolektif yang bernama "Kitab Raja-raja", yang merupakan bagian dari
narasi sejarah Israel kuno yang termasuk dalam kelompok Nevi'im, atau
yang lebih tepatnya kelompok nabi-nabi awal. Nama "Raja-raja"
merupakan terjemahan dari nama kitab ini dalam bahasa Ibrani ‫ְמ ָלכִים‬
(məlakhim, har. "raja-raja").

Kitab 1 Raja-raja merupakan lanjutan dari kitab-kitab Kitab Samuel, yang


berisi tentang sejarah pemerintahan raja-raja Israel. Sejarah yang dimuat
dalam kitab ini dapat dibagi dalam tiga bagian:
1. Wafatnya Raja Daud dan pengangkatan Salomo menjadi raja atas Kerajaan
Israel bersatu menggantikan Daud.
2. Pemerintahan Raja Salomo dan hasil-hasil usahanya, khususnya dalam
membangun Bait Allah di Yerusalem.
3. Bangsa Israel terpecah menjadi Kerajaan Israel (utara) dan Kerajaan Yehuda (selatan),
dan sejarah raja-raja yang memerintah kedua kerajaan tersebut sampai pertengahan abad
ke-9 SM.

Di dalam kedua kitab Raja-raja, setiap raja dinilai berdasarkan kesetiaannya


kepada TUHAN, dan kemakmuran adalah akibat dari kesetiaan tersebut.
Sebaliknya, penyembahan berhala dan ketidaktaatan mengakibatkan
bencana. Berdasarkan penilaian tersebut raja-raja kerajaan utara semuanya
gagal, sedangkan raja Yehuda ada yang gagal, ada pula yang tidak.

Yang terpenting dalam Kitab 1 Raja-raja adalah karya dari nabi-nabi TUHAN.


Mereka digambarkan sebagai juru bicara Allah yang berani memperingatkan
raja dan bangsa Israel supaya tidak menyembah berhala dan tidak
meremehkan perintah-perintah Allah. Nabi yang menonjol ialah Elia, dan
kisahnya yang terkenal adalah ketika ia bertarung dengan para imam Baal (1
Raja-raja 18).

G. 2 Raja – Raja

9
Kitab 2 Raja-raja ini melanjutkan sejarah dari kedua kerajaan Israel yang
kisahnya terputus pada akhir kitab 1 Raja-raja. Kitab ini terdiri dari dua bagian:
1. Kisah sejarah dari kedua kerajaan itu mulai pertengahan abad ke-9 SM sampai jatuh dan
berakhirnya Kerajaan Israel Samaria (utara) pada tahun 721 SM.
2. Kisah sejarah kerajaan Yehuda, dimulai setelah jatuhnya kerajaan utara sampai
pengepungan dan penghancuran Yerusalem oleh Nebukadnezar, raja Babel pada
tahun 586 SM. Kitab ini diakhiri dengan kisah tentang Gedalya yang menjadi gubernur
Yehuda di bawah kekuasaan kerajaan Babel dan pembebasan Yoyakhin, raja Yehuda,
dari penjara di Babel.

Di dalam kedua kitab Raja-raja, setiap raja dinilai berdasarkan kesetiaannya


kepada TUHAN, dan kemakmuran adalah akibat dari kesetiaan tersebut.
Sebaliknya, bencana-bencana tersebut terjadi karena raja-raja serta rakyat Israel
dan Yehuda tidak setia kepada TUHAN. Hancurnya Yerusalem dan dibuangnya
banyak orang Yehuda ke Babel merupakan salah satu titik balik yang besar
dalam sejarah bangsa Israel.

H. 1 Tawarikh
Nama "Tawarikh" merupakan terjemahan dari nama kitab dalam bahasa Ibrani,

‫( דִּ ב ְֵרי ַהיָּמִים‬divre hay-yamim, har. "catatan harian, kronik, tawarikh, sejarah").


Nama tersebut merujuk pada karakteristik dari kitab ini yang berbentuk catatan

harian atau kronik, yang ditunjukkan dengan pencatatan sejarah bangsa Israel


dari kisah penciptaan sampai masa pembuangan ke Babel.

Isi :
Isi dari Kitab 1 Tawarikh dimulai dengan menampilkan daftar silsilah dari orang-orang
Israel, dimulai dari Adam hingga suku-suku Israel pada masa raja-raja, beserta beberapa
daftar dengan topik tertentu, seperti "daftar kepemilikan kota oleh orang-orang Lewi"
dan "daftar penyanyi dalam rumah TUHAN". Setelah riwayat singkat mengenai akhir
hidup Saul, kitab ini kemudian menceritakan pencapaian-pencapaian dan keberhasilan-
keberhasilan pada masa pemerintahan Raja Daud, dimulai dari waktu ia naik takhta
hingga ketika ia mangkat.

Garis besar dalam kitab ini meliputi:

 Daftar silsilah (1 Tawarikh 1:1-9:44)


 Kisah perbuatan Daud (1 Tawarikh 10:1-29:30)

Peristiwa terakhir yang dicatat di Kitab 2 Tawarikh, yaitu di 2 Tawarikh 36:22-23,
adalah kembalinya orang Israel dari pembuangan ke Babel, sehingga dapat
disimpulkan kitab ini ditulis tidak lama sesudahnya. Silsilah pada Kitab 1
Tawarikh, yaitu di 1 Tawarikh 3:17-24, yang memuat keturunan

10
raja Yoyakhin yang tampaknya meliputi 6 generasi buangan, mengindikasikan
bahwa waktu penulisan kitab ini sekurang-kurangnya pada 400 SM.

I. 2 Tawarikh
Kitab ini merupakan lanjutan dari Kitab 1 Tawarikh. Kitab ini dimulai dengan
riwayat pada masa pemerintahan Raja Salomo, dimulai dari saat ia naik takhta

hingga saat ia mangkat. Setelah itu, tertulis kisah pemberontakan suku-suku


utara di bawah pimpinan Yerobeam melawan Raja Rehabeam dan

pecahnya Kerajaan Israel bersatu. Tidak seperti Kitab Raja-raja, kitab ini hanya


menceritakan sejarah Kerajaan Yehuda yang merupakan bekas Kerajan Israel

bagian selatan. Di bagian akhir, terdapat kisah kejatuhan Yerusalem pada tahun


586 SM yang mengakibatkan pembuangan ke Babel, serta sedikit mengenai

orang-orang buangan yang diizinkan pulang ke Israel.

Garis besar dalam kitab ini meliputi:

 Kisah perbuatan Salomo (2 Tawarikh 1:1-9:31).


 Kisah perbuatan Raja-raja Yehuda (2 Tawarikh 10:1-36:23).

Kitab Tawarikh sebagian besar berisi riwayat-riwayat yang telah dituliskan


dalam Kitab Samuel dan Raja-raja. Namun di dalam Kitab Tawarikh, riwayat-riwayat
tersebut diceritakan dari sudut pandang lain. 

J. Ezra
Nama kitab ini merujuk pada tokoh Ezra bin Seraya,[b] yaitu seorang ahli
Taurat (sofer) dan imam Israel (kohen) yang pulang

dari Babel ke Yerusalem bersama orang-orang buangan lainnya dan


mengajarkan kembali hukum Taurat kepada orang-orang Israel di Yerusalem.

Nama "Ezra" sendiri pada pangkalnya merupakan serapan dari bahasa


Ibrani: ‫( ֶעז ְָרא‬ʿEzra) yang secara harfiah berarti "pertolongan" atau "bantuan".

Isi :
Kitab ini berlatar waktu setelah negeri Babel runtuh dan dikuasai oleh Persia. Kitab ini
menceritakan tentang orang-orang buangan yang pulang
dari Babel ke Yerusalem setelah diizinkan oleh Raja Koresh Agung dari Persia, serta
usaha-usaha mereka dalam membangun kembali Bait Suci. Setelah itu, rombongan
orang-orang buangan gelombang kedua, yang dipimpin seorang imam dan ahli
Taurat bernama Ezra, juga pulang ke Yerusalem dengan surat perintah dari Raja
11
Artahsasta I dari Persia. Di Yerusalem, Ezra memulihkan kerohanian dan moralitas
umat Israel dengan mengajarkan kembali hukum Taurat.

Dalam Alkitab Kristen, Kitab Ezra terletak setelah kitab Kitab Tawarikh. Secara
garis besar isi Alkitab terbagi menjadi sebagai berikut:[1]
1. Ezra 1-6: Kelompok pertama orang-orang buangan Israel pulang dari Babel ke
Yerusalem, sesuai dengan perintah Koresh, raja Persia (538 SM). Bait Allah (Rumah
TUHAN) di Yerusalem dibangun kembali dan ditahbiskan, dan ibadat dipulihkan (537
SM).
2. Ezra 7-10: Kelompok Israel lain kembali ke Yerusalem di bawah pimpinan Ezra,
seorang imam dan ahli Taurat. Ezra membantu menyusun kembali kehidupan rakyat
dalam bidang agama dan sosial, agar dapat melindungi warisan rohani Israel.(458 SM).

K. Nehemia
Nama kitab ini merujuk pada tokoh Nehemia bin Hakhalya, yaitu bupati[b] atas
wilayah Yehud (bekas Yehuda) di bawah permerintahan Raja Artahsasta

I dari Kekaisaran Akhemeniyah di Persia, yang berusaha untuk membangun


kembali Yerusalem dan menegakkan kembali hukum Taurat. Nama "Nehemia"

sendiri merupakan terjemahan dari bahasa Ibrani: ‫( נְחֶמְ י ָה‬Nekhemyah) yang


secara harfiah berarti "yang dihibur oleh Yahweh. Kata ini merupakan gabungan

dari kata ‫( נִחֵם‬nikhém, har. "menghibur") dan ‫יה‬ (Yah). Menurut tradisi, kitab ini

ditulis antara tahun 431 SM – 430 SM. Kitab ini mengungkapkan kehidupan

bangsa Israel di Yerusalem setelah pulang dari pembuangan Babel. Di bawah


kepemimpinan Nehemia sebagai "bupati" (pakhat), bangsa Israel berhasil

membangun kembali tata agama dan politik, membangun kembali tembok kota


yang mengelilingi Yerusalem dan mengadakan upacara pembaruan perjanjian

antara umat Israel dan TUHAN.

Kitab ini terdiri dari tiga bagian :


1. Riwayat Nehemia I: Nehemia yang pulang ke Yerusalem dan pembangunan
kembali Tembok Yerusalem. (Nehemia 1-7)
2. Riwayat Ezra: Pembacaan Taurat oleh Ezra dan perayaan Hari Raya Pondok Daun serta
puasa dan perjanjian bangsa Israel. (Nehemia 8-10)
3. Riwayat Nehemia II : Pemukiman kembali kota Yerusalem dan peresmian tembok
Yerusalem, diikuti oleh pembaruan Nehemia dalam bidang sosial dan agama selama
masa jabatannya yang kedua sebagai bupati. Selain itu, terdapat juga beberapa daftar
statistik. (Nehemia 11-13).

L. Ester.

12
Kitab Ester (disingkat Ester; akronim Est.) merupakan salah satu kitab dan juga
menjadi kitab terakhir kelompok kitab-kitab sejarah dalam Perjanjian

Lama Alkitab Kristen. Nama kitab ini merujuk pada tokoh Ester anak


Abihail yang bernama lahir Hadasa, yang merupakan sepupu dan anak angkat

dari Mordekhai, serta yang menjadi ratu/permaisuri kedua dari Raja


Ahasyweros dari Persia. Nama "Ester" sendiri pada pangkalnya berasal

dari bahasa Ibrani: ‫( אֶ סְתֵּ ר‬ʾEster), yang diperkirakan merupakan serapan dari


kata Persia Kuno, yakni 𐎠𐎿𐎫𐎼 (a-s-t-r, har. "bintang, kesuburan,

keberuntungan") yang menurunkan kata Persia ‫تاره‬LLLL‫( س‬setâre, har. "bintang,


[a] takdir"). Kata ini kemungkinan berhubungan dengan nama 𒀭𒈹 (Ishtar) atau

‫( ִעשְׁתָּ ר‬Isytar) yang merupakan dewi keberuntungan dan personifikasi dari


planet Venus (bintang fajar) dari mitologi Babilonia.

Kitab Ester ditulis dalam bentuk narasi bergenre melodrama dan berlatar di


ibukota Persia, Susan pada tahun ketiga pemerintahan raja Persia Ahasyweros,[4][5]
[6] yang diidentikkan dengan Ahasyweros I dari Persia,[7][8] yang memerintah pada
tahun 486 SM hingga 465 SM,[5] karena kondisi pemerintahannya yang paling
sesuai dengan latar dan peristiwa dalam Kitab Ester.[6][9] Jika mengasumsikan
bahwa Raja Ahasyweros memanglah Ahasyweros I, maka peristiwa-peristiwa
yang dijelaskan dalam Ester diperkirakan dimulai sekitar tahun 483–82 SM, dan
berakhir pada bulan Maret 473 SM.
Karena teks ini secara struktural merupakan teks narasi, maka pembagian dalam
kitab ini adalah sebagai berikut.

 Orientasi atau pendahuluan (Ester 1–2)


 Komplikasi atau pembangunan konflik (Ester 3–6)
 Resolusi atau penyelesaian masalah (Ester 7:1 – 9:19)
 Reorientasi atau penutup (Ester 9:20 – 10:3).

13

Anda mungkin juga menyukai