Anda di halaman 1dari 9

Teologi Perjanjian Lama

Yosua 24:1-28

Setelah tanah Kanaan ditaklukan dan dibagi-bagi, selesailah


Tugas Yosua. Dialah yang membawa bangsa Israel masuk ke
tanah Kanaan. Lalu ia mengundurkan diri ke Kota yang
Tuhan berikan kepadanya yaitu Timnat-Serah. Ketika
dirasanya ajalnya sudah dekat, ia mengumpulkan bangsa
Israel lalu diperingatkannya mereka kepada segala berkat
Tuhan.

Kelompok 4

Theogive Palandeng

Reyti Lumbu

Devitsal Lasut

10/20/2022
Latar Belakang Umum Kitab Yosua

Judul kitab ini tentu saja diambil dari nama tokoh utamanya, yaitu Yosua. Nama ini
berarti “Tuhan Menyelamatkan” atau “Semoga Tuhan Menyelamatkan.” Tokoh yang
meneruskan tugas Musa ini sebenarnya bernama asli Hosea (Bil. 13:8). Akan tetapi kemudian
Musa menggantinya menjadi Yosua (Bil. 13:16). Dalam LXX, nama ini ditulis “iesous.” Nama
ini sama dengan nama “Yesus” anak Maria.1

Yosua adalah salah seorang tokoh terkemuka di Perjanjian Lama, dia merupakan
pembantu Musa (Kel 24: 13, 32: 17, 33:11). Kitab ini merupakan lanjutan dari kitab Ulangan,
dan di dalam kitab ini akan nyata janji Allah dan penyertaan Allah terhadap bangsa pilihan-Nya,
yaitu bangsa Israel. Yosua adalah seorang anak cucu Elisama kepala suku Efraim (1Taw 7: 27,
Bil 1: 10). Yosua adalah seorang yang berani dan saleh, serta melayani sebagai alat Allah untuk
membawa umat Israel masuk ke negeri Perjanjian. Di dalam kitab Yosua ditemukan riwayat
sejarah bangsa Israel, mulai dari kematian Musa sampai dengan kematian Yosua. Yosua
meninggal pada usia 110 tahun. Yosua mulai memimpin bangsa Isarel menggantikan Musa
diperkirakan pada umur 70 tahun. Yosua memimpin bangsa Israel untuk menduduki tanah
perjanjian yang telah Tuhan berikan.2

Ada dua tradisi yang berpendapat mengenai penulis kitab Yosua, yaitu:

1. Tradisi yang memberitahukan bahwa Yosua penulisnya, karena dalam kitab Yosua
terdapat beberapa kali disaksikan bahwa Yosualah penulis kitab ini, misalnya (Yos 18:6-
9, 24:26), dan karena Yosua adalah pengganti Musa.
2. Menurut para ahli Yosua sangat diragukan sebagai penulisnya, karena isi kitab Yosua
hampir sama dengan isi kitab Ulangan yaitu yang dipengaruhi dari symbol Deutronomi.
Salah satu ciri kitab Deutronomi adalah mengijinkan perang dan kekerasan dalam rangka
menjaga kekudusan Tuhan.
Namun kami kelompok lebih setuju bahwa Yosua lah yang menulis kitab ini. Penulisan
kitab Yosua terjadi pada akhir abad ke 15 atau abad ke 13 sesudah pengungsian orang Hiksos
dari Mesir pada pertengahan abad ke 16.3

1
Viktorahadi Bhanu, R. F, Buku Ajar Eksegese : Perjanjian Lama Sejarah, Hlm. 36
2
David L, Mari mengenal Perjanjian Lama, (Jakarta:BPK-GM,2007), Hlm. 58
Tujuan penulisan kitab ini adalah melanjutkan sejarah Israel yang diawali dalam
Pentateuk serta untuk menunjukkan kesetiaan Allah kepada perjanjian-Nya dengan para leluhur
dan bangsa Teokratis dengan menampakkan setiap suku di wilayah masing-masing (11: 23, 21:
43-45). Selanjutnya kekudusan Allah tampak di dalam hukuman-Nya terhadap orang-orang
Kanaan yang jahat dan di dalam desakan-Nya agar Israel, sewaktu ikut dalam perang suci harus
membuang segala kejahatan. Hubungan Allah dengan manusia yang dikemukakan dalam kitab
ini adalah keselamatan yang dari Allah. Nama Yosua sendiri artinya adalah Yehova
(keselamatan).4

Latar Belakang Khusus Yosua 24:1-28

Kitab Yosua Menjadi kitab sejarah Perjanjian Lama pertama yang melukiskan sejarah
Israel sebagai bangsa di tanah perjanjian, tanah Kanaan. Dalam sejarahnya pada masa itu
menceritakan riwayat kehidupan kepemimpinan dari Yosua saat menduduki tanah kanaan.
Tujuan Yosua sebagai tanda taat kepada Tuhan yaitu, mengumpulkan kaum Israel di Daerah
Sikhem, Sikhem adalah satu-satunya bagian di mana kota ini disebutkan secara eksplisit yang
artinya adalah kota kuno. Setibanya di Kanaan, Abraham membangun sebuah mezbah di sini.
Yakub membeli sebidang tanah dari orang Sikhem dan membangun sebuah mezbah di lokasi ini.
Dengan demikian, tempat itu memiliki asosiasi yang suci. Dan dikaitkan erat dengan pembuatan
perjanjian bagi orang israel dan kemudian berkomitmen menyembah Allah.
Yosua mengumpulkan semua orang Israel terakhir kalinya untuk memimpin mereka
dalam upacara pembaharuan perjanjian ketika mereka berikrar untuk melayani Tuhan dengan
setia dan pengabdian yang tetap. Yosua tidak memfokuskan perhatian pada dirinya selaku
pemimpin mereka; sebaliknya ia mengarahkan perhatian kepada kebaikan dan pemeliharaan
Allah atas Israel pada masa lalu dan berkali-kali mendorong mereka untuk tinggal setia kepada-
Nya. Pemimpin umat Allah yang sejati harus ikut memiliki perhatian Yosua akan kehormatan
Allah. Dan di sini Yosua dengan tegas menyampaikan Setiap orang percaya harus senantiasa
memilih siapa yang akan dilayaninya. Membaharui pilihan-pilihan yang benar oleh orang
percaya meliputi takut akan Tuhan, kesetiaan kepada kebenaran, ketaatan dengan hati yang

3
Andrew E.Hill & John H.Walton, Survey perjanjian Lama, (Malang:Yayasan Gandum Mas,2004), Hlm.
263
4
Charles F. Pfeiffer & Everett F. Harrison, The Wycliffe Bible Commentary, (Malang: Gandum Mas, 2007),
Hlm. 563-564
sungguh-sungguh, dan penyangkalan dosa serta kesenangan-kesenangan yang terkait dengannya,
ketika Lalai memilih untuk melayani dan mengasihi Tuhan akhirnya akan mendatangkan
hukuman dan kebinasaan.
Segala perkataan Yosua dituliskannya dalam sebuah kitab sebagai saksi terhadap orang
Israel, jikalau mereka meninggalkan Tuhan; Kitab itu disimpan bersama dengan kitab yang
ditulis Musa dahulu (Ul. 31:24-26). Disuruhnya pula mendirikan sebuah tugu peringatan akan
memperingati kejadian itu.
Tidak lama kemudian Yosua meninggal dalam usia 110 tahun, dalam Yosua 24:29,
Yosua, yang dalam pasal 1:1 disebut abdi Musa, kini diberi gelar yang sama dengan seperti
Musa, yaitu hamba Tuhan. Seperti Musa juga ia ternyata setia.5

Secara khusus dalam Naskah Pasal 24:1-28 ada beberapa pembagian pokok pikiran yang
kami rumuskan. Berikut pembagiannya :
 Mengumpulkan semua suku orang Israel di sikhem. (Yosua 24:1)
 Yosua mengingatkan kepada bangsa Israel akan kasih Allah (24:2–13).
 Berani menyatakan yang benar dan tegas untuk tidak kompromi dengan dosa akan
penyembahan Allah lain (24:14-15a).
 Yosua menegaskan untuk mengikut yang benar, dan Memiliki ketetapan hati yang benar
dan berkenan kepada Allah: (24:15b)
 Perjanjian bangsa itu hanya akan melayani dan beribadah kepada Tuhan. (Yosua 24:16-
24)
 Yosua mengikat perjanjian dengan bangsa itu dan membuat semua ketetapan dan
peraturan. (Yosua 24:25-28)

5
Bekker, F. L, Sejarah Kerajaan Allah : Perjanjian Lama, (Jakarta : BPK. Gunung Mulia), Hlm. 413
Teologi Naskah Yosua 24:1-28

Dari naskah ini, kami merumuskan beberapa Teologi teks atau naskah yang kemudian
menjadi suatu pesan teks terhadap umat waktu itu.

Berikut Teologi Naskah yang kami simpulkan berdasarkan bacaan Yosua 24:1-24 :

1. Allah yang beperkara terhadap bangsa Israel.


Perjalanan kehidupan umat Allah ini tentu saja tak lepas dari tantangan dan pergumulan.
Yosua menarasikan dengan jelas bagaimana perjalanan bangsa Israel dengan cara me-review
kembali dari awal bagaimana kehidupan bangsa Israel sehingga menjadi suatu bangsa yang besar
yang disayangi Allah. Dengan berkisah, Yosua menuturkan perkara-perkara yang besar yang
telah dilakukan Allah untuk mereka dan nenek moyang mereka (Ay. 2-13). 6 Ketika Yosua
berbicara, dia berbicara kepada mereka dalam nama Allah, dan firman itu diterima sepenuhnya
sebagai berasal dari Dia dan yang disampaikan Yosua salah satunya adalah sejarah perkara-
perkara besar yang telah dilakukan Allah kepada umat-Nya dan kepada nenek moyang mereka
sebelumnya. Melalui Yosua Allah menceritakan keajaiban-keajaiban masa dahulu kala : “Aku
melakukan begini dan begitu.”
Biar semakin jelas kita lihat kembali apa yang telah dilakukan Allah berdasarkan
keterangan Yosua : 1) Allah mengambil Abraham keluar dari Ur-Kasdim (Ay. 2-3), 2) Allah
membawanya (Abraham) ke Kanaan, dan membangun keluarganya, menuntunnya melalui tanah
itu ke Sikhem, di mana mereka kini berada, 3) Allah membebaskan keturunan Yakub dari Mesir
(Ay. 5-6), 4) Allah melindungi mereka di Padang Gurun, 5) Allah memberikan negeri orang
Aori, di seberang sungai Yordan (Ay. 8), 6) Allah membawa mereka dengan selamat dan
berkemenangan masuk ke Kanaan.

Dari hal-hal di atas, kita dihentar untuk melihat bahwa maksud Yosua bukan hanya
sekadar mau mengingatkan kembali tentang berbagai peristiwa besar yang telah dilalui bangsa
Israel dari zaman nenek moyang mereka, tetapi penekanan yang penting ialah bahwa semua ini
terjadi karena Allah yang beperkara dan melakukan semua itu atas inisiatif-Nya. Bangsa Israel
harus mengetahui dan menyadari, bahwa Allah-lah yang telah mengerjakan semuanya itu.

2. Allah selalu menepati janji-Nya.


6
Matthew Henry (2015). Tafsiran Matthew Henry : Kitab Yosua. (Surabaya : Penerbit Momentum)
Allah memanggil Abraham dan berjanji akan menjadikannya bangsa yang besar (Kej.
12:2-3). Janji ini bahkan diulang dengan Ishak dan Yakub. 7 Bangsa yang besar ini adalah bangsa
Israel, dan mereka adalah bangsa Allah. akan tetapi itu bukan karena kebaikan atau jasa mereka,
karena nenek moyang mereka penyembah berhala juga (Ay. 2), 8 Kovenan antara Allah dan
ciptaan-Nya tercipta tetapi ini semua karena inisiatif Allah dan kenapa harus Abraham yang
dipilih? Karena ini adalah hak prerogatif Allah.9
Ketika Allah mengikat suatu perjanjian dengan Abraham, Allah tidak hanya membiarkan
begitu saja, tetapi Allah memelihara janji-Nya. Abraham dipanggil oleh Allah dan Allah
menghentarnya dia melihat bagaimana tanah Kanaan itu yang akan diberikan Allah bagi
keturunannya (Kej. 12:1-9; Yos. 24:3). Apakah Allah mengkhianati janji-Nya? Walaupun dalam
perjalanannya bangsa Israel banyak kali didapati berdosa dihadapan Tuhan, tetapi karena kasih
karunia dari Allah mereka terus terpelihara walaupun ada hukuman yang diberikan kepada
mereka ketika mereka berbuat dosa tetapi Allah terus memelihara janji-Nya dan menepatinya.
Konsep janji dan penggenapannya sangat berperan dalam perkembangan iman Israel.
Kisah tentang bagaimana Allah membebaskan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir,
memenuhi kebutuhan mereka di padang gurun, dan memberikan tanah kanaan kepada mereka,
sering diingat kembali pada waktu para nabi menyerukan agar bangsa itu kembali kepada
Allah.10
3. Syukur kepada Tuhan : Adalah suatu kewajiban untuk melayani dan beribadah
kepada Allah.
Allah berfirman melalui Yosua kepada bangsa Israel bahwa segala perkara yang besar
telah dilakukan-Nya bagi mereka. Allah telah membawa bangsa Israel keluar dari tanah Mesir,
dan menyertai mereka selama perjalanan di padang gurun, kemudian menolong mereka
menaklukan tanah Kanaan. Kisah tentang belas kasihan Allah ini diceritakan kepada mereka
dengan maksud untuk memberi nasihat supaya mereka hendaknya takut dan berbakti kepada
Allah, dalam rasa syukur atas kemurahan-Nya, supaya semuanya ini dapat terus berlanjut bagi
mereka (Ay. 14).11
7
Lasor, W. S., et. Al. Pengantar Perjanjial Lama 1 : Taurat dan Sejarah, (Jakarta : BPK. Gunung Mulia),
Hlm 294
8
Bekker, F. L, Sejarah Kerajaan Allah : Perjanjian Lama, (Jakarta : BPK. Gunung Mulia), Hlm. 412-413
9
Apriprasetyo.blogspot.com
10
Lasor, W. S., et. Al. Pengantar Perjanjial Lama 1 : Taurat dan Sejarah, (Jakarta : BPK. Gunung Mulia),
Hlm 295
11
Matthew Henry (2015). Tafsiran Matthew Henry : Kitab Yosua. (Surabaya : Penerbit Momentum)
Karena itu orang Israel kini terpanggil harus menjauhkan diri dari segala penyembahan
berhala, dan hendaklah mereka berbakti kepada Tuhan sebagai tanda syukur kepada-Nya.
Hendaknya bangsa Israel dengan tegas memilih antara Tuhan dengan dewa-dewa, mana yang
akan mereka sembah. Serentak bangsa Israel menjawab bahwa mereka akan berbakti kepada
Tuhan Allah.12
4. Janji Allah yang mulia
Perjanjian kembali dibuat dengan mereka, di mana tujuannya adalah untuk menjadikan
hidup keagamaan mereka sebagai pilihan bebas. Dan mereka melakukannya, disertai dengan
alasan-alasan yang menyertai pilihan mereka (Ay. 15-18), juga untuk membuatnya menjadi
pilihan mereka yang pasti, dan bulat hati memegang pilihan itu (Ay. 19-24).
Karena mereka dengan bebas telah menentukan pilihan untuk beribadah kepada Tuhan
Allah, maka Yosua mengikat mereka dengan Kovenan yang khidmat (Ay. 25). Telah dua kali
Musa mengesahkan kovenan antara Allah dan Israel di depan umum seperti ini, digunung Sinai
(Kel. 24), dan di tanah Moab (Ul. 29:1). Yosua juga pernah melakukannya satu kali (Yos. 8:31,
dst.), dan sekarang adalah untuk kedua kalinya. Di sini jelas bahwa ia membuat ketetapan dan
peraturan. Dan untuk mengesahkan kovenan ini, Yosua memanggil saksi-saksi, yang tidak lain
adalah mereka sendiri (Ay. 22); Yosua menuliskan semuanya dan menyisipkannya (Ay. 26);
Yosua mendirikan sebuah tugu peringatan untuk kepentingan mereka semua (Ay. 26-27).13
Ini adalah janji Allah yang mulia, bahwa dengan mengikuti peraturan dan ketetapan ilahi
dari Tuhan maka bangsa Israel akan hidup dalam keberkatan Allah. lalu pada akhirnya dengan
patuh berjanji, dan kembali berkomitmen, Yosua melepas bangsa itu untuk kembali masing-
masing ke milik pusakanya. Mereka sekarang siap untuk hidup di Tanah yang telah diberikan
Tuhan dengan cara yang Tuhan inginkan.14

12
Bekker, F. L, Sejarah Kerajaan Allah : Perjanjian Lama, (Jakarta : BPK. Gunung Mulia), Hlm. 413
13
Matthew Henry (2015). Tafsiran Matthew Henry : Kitab Yosua. (Surabaya : Penerbit Momentum)
14
https://www.workingpreacher.org/commentaries.narrative-lectionary/joshua-renews-covenant/
commentary-on-joshua-241-28 di akses pada tanggal 10/19/22 pukul 19.46 WITA
Refleksi Teologi Terhadap Jemaat Masa Kini

 Berbagai bentuk karya Allah dalam kehidupan bangsa Israel merupakan bentuk Kasih-
Nya yang Agung. Ketika Allah memilih untuk mengikat perjanjian dengan umat-Nya,
Dia tidak pernah mengingkari janji, sehingga diberikan anugerah yang indah hidup di
tanah yang berlimpah susu dan madu. Pemilihan Allah tidak dapat diganggu gugat oleh
siapapun karena ini adalah hak Allah. Tidak ada yang bisa mengeluh dan
mempertanyakan alasan kenapa Allah memilih bangsa Israel, karena ini adalah hak
prerogatif Allah. Demikian halnya dengan keselamatan yang telah dikerjakan Allah di
dalam Yesus Kristus. Keselamatan yang dikerjakan adalah keselamatan yang universal.
Berefleksi dari kehidupan bangsa Israel yang hidup dibawah pembaharuan janji dan
ketetapan Allah, dengan iman kita meyakini, bahwa bagi mereka yang mau menerima
Yesus, dan mau hidup di dalam-Nya pasti akan diselamatkan dan hidupnya akan terus
tertuntun dan terpelihara dalam kasih Yesus.
 Allah yang menuntun, menolong, dan memelihara bangsa Israel adalah Allah yang sama
yang disembah oleh orang Kristen masa kini yang tetap setia menuntun dan memelihara
lewat pekerjaan Roh Kudus. Allah terus beperkara dan mengerjakan kebaikan dalam
kehidupan manusia. Allah telah memberkati kita dan melalui Yesus Kristus kita
diselamatkan sehingga sudah sepatutnyalah kita menjaga keselamatan yang Tuhan
berikan bagi kita lewat cara hidup yang berkenan sebagai bentuk ucapan syukur kepada
Allah dan lewat ibadah yang benar di hadapan Allah.
Daftar Pustaka

Andrew E.Hill & John H.Walton, Survey perjanjian Lama, (Malang:Yayasan Gandum
Mas,2004)

Bekker, F. L, Sejarah Kerajaan Allah : Perjanjian Lama, (Jakarta : BPK. Gunung Mulia

Charles F. Pfeiffer & Everett F. Harrison, The Wycliffe Bible Commentary, (Malang:
Gandum Mas, 2007)

David L, Mari mengenal Perjanjian Lama, (Jakarta:BPK-GM,2007),

Matthew Henry (2015). Tafsiran Matthew Henry : Kitab Yosua. (Surabaya : Penerbit
Momentum)

Lasor, W. S., et. Al. Pengantar Perjanjial Lama 1 : Taurat dan Sejarah, (Jakarta : BPK.
Gunung Mulia)

Viktorahadi Bhanu, R. F, Buku Ajar Eksegese : Perjanjian Lama Sejarah

Literatur Lainnya

https://www.workingpreacher.org/commentaries.narrative-lectionary/joshua-renews-
covenant/commentary-on-joshua-241-28

Apriprasetyo.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai