Anda di halaman 1dari 7

God’s Faithfulness

Hosea 8 : 1 – 14
Tujuan Tema:
1. Menjelaskan kepada jemaat bahwa manusia seringkali mengabaikan hal yang
benar dan melanggar perintah Allah.
2. Menjelaskan kepada jemaat bahwa Allah murka terhadap ketidaktaatan
manusia.
3. Mengajak jemaat untuk berbalik kepada Allah yang setia.

Penulis : Hosea
Tema : Hukuman dan Kasih Penebusan Allah
Tanggal Penulisan : 715 - 710 SM

Latar Belakang
Hosea, yang namanya berarti "keselamatan", diperkenalkan sebagai putra Beeri (Hos 1:1).
Tidak ada lagi yang diketahui tentang nabi ini selain beberapa kilasan otobiografis di dalam
kitab itu sendiri. Hosea adalah penduduk Israel, bukan Yehuda, dan ia bernubuat kepada
bangsanya sendiri. Hal ini tampak dari

(1) banyak acuannya kepada "Israel" dan "Efraim" (dua sebutan terkemuka bagi
kerajaan utara) serta "Samaria" (ibu kota kerajaan utara),
(2) acuannya kepada raja Israel di Samaria sebagai "raja kita" (Hos 7:5), dan
(3) perhatiannya yang mendalam akan kebobrokan rohani, moral, politik dan sosial
Israel.

Pelayanan Hosea kepada kerajaan utara terjadi segera setelah pelayanan Amos (seorang
nabi Yehuda yang bernubuat kepada Israel). Hanya kitab nabi Amos dan Hosea di PL yang
seluruh beritanya dialamatkan ke kerajaan utara dan menubuatkan kebinasaannya yang
akan datang.

Hosea dipanggil Allah untuk bernubuat kepada kerajaan Israel yang sedang ambruk selama
sekitar 30 tahunnya yang terakhir, seperti yang kemudian dilakukan oleh Yeremia kepada
Yehuda. Ketika Hosea memulai pelayanannya pada masa akhir pemerintahan Yerobeam II,
Israel sedang mengalami kemakmuran ekonomi dan kestabilan politik untuk sementara
waktu yang menciptakan rasa aman yang palsu. Akan tetapi, segera setelah Yerobeam II
wafat (753 SM), keadaan bangsa itu mulai memburuk dengan pesat dan menuju
kehancurannya yang terjadi pada tahun 722 SM. Dalam 15 tahun setelah kematiannya,
empat raja Israel terbunuh; dalam 15 tahun lagi Samaria merupakan puing-puing berasap
dan penduduk Israel dibuang ke Asyur dan kemudian disebarkan di antara berbagai bangsa.
Pernikahan Hosea yang tragis dan firman nubuatnya dipadukan sebagai pesan Allah kepada
Israel sepanjang tahun-tahun terakhir yang kacau menuju kehancurannya ini.

Allah memerintahkan Hosea untuk "kawini seorang perempuan sundal" (Hos 1:2) untuk
melukiskan ketidaksetiaan rohani Israel kepada Allah. Sekalipun ada yang menafsirkan
pernikahan Hosea sebagai kiasan khayalan, kebanyakan sarjana Alkitab yang konservatif
memandangnya sebagai benar-benar terjadi. Akan tetapi, kelihatan tidak mungkin bahwa
Allah akan memerintahkan seorang nabi yang saleh menikahi perempuan sundal untuk
menggambarkan berita-Nya kepada Israel; rupanya kemungkinannya lebih besar bahwa
Hosea menikahi Gomer ketika ia masih perawan dan kemudian ia menjadi pelacur. Jadi,
perintah untuk "kawinilah seorang perempuan sundal" diberikan sebagai nubuat yang
mengantisipasi apa yang akan terjadi.

Latar belakang sejarah pelayanan Hosea disebutkan sebagai dalam pemerintahan Yerobeam
II dari Israel dan empat raja Yehuda (Uzia, Yotam, Ahas dan Hizkia; lih. Hos 1:1) -- yaitu,
sekitar 755-715 SM -- yang tidak hanya menjadikannya rekan sezaman yang lebih muda
daripada Amos, tetapi juga dari Yesaya dan Mikha. Kenyataan bahwa Hosea menetapkan
tanggal dari sebagian besar pelayanannya dengan mengacu kepada empat raja Yehuda dan
bukan kepada masa pemerintahan yang singkat dari enam raja Israel terakhir, mungkin
menunjukkan bahwa ia melarikan diri dari kerajaan utara untuk tinggal di Yehuda menjelang
kehancuran Samaria, oleh Asyur (tahun 722 SM); di sanalah dia menyusun nubuat-
nubuatnya menjadi kitab yang berjudul namanya ini.

Tujuan
Nubuat Hosea adalah usaha terakhir Allah untuk memanggil orang Israel supaya bertobat
dari penyembahan berhala dan kefasikan mereka yang tak kunjung berakhir sebelum
menyerahkan mereka kepada hukuman penuh atas dosa-dosa mereka. Kitab ini ditulis untuk
menyatakan

(1) bahwa Allah mempertahankan kasih-Nya kepada umat perjanjian-Nya dan dengan
sungguh-sungguh ingin menebus mereka dari kejahatan mereka, dan
(2) bahwa hal-hal menyedihkan terjadi apabila orang terus-menerus tidak menaati Allah
dan menolak kasih-Nya yang menebus.

Ketidaksetiaan istri Hosea dicatat sebagai gambaran ketidaksetiaan Israel kepada Allah.
Gomer mengejar-ngejar laki-laki lain, sedangkan Israel mengejar-ngejar dewa-dewa lain;
Gomer melakukan zina jasmaniah, sedangkan Israel zina rohani.

Survai
Pasal 1-3 (Hos 1:1--3:5) menerangkan pernikahan Hosea kepada Gomer. Nama ketiga anak
mereka adalah tanda-tanda nubuat bagi Israel: Yizreel ("Allah mencerai-beraikan"), Lo-
Ruhama ("Tidak dikasihi") dan Lo-Ami ("Bukan umat-Ku"). Kasih Hosea yang tekun kepada
istrinya yang pezina melambangkan ketabahan kasih Allah kepada Israel.

Pasal 4-14 (Hos 4:1--14:10) berisi serangkaian nubuat oleh Hosea yang menyamakan
ketidaksetiaan Israel dengan ketidaksetiaan istrinya. Perbuatan Gomer yang meninggalkan
Hosea untuk kekasih lainnya (pasal 1; Hos 1:1-22) melambangkan Israel yang meninggalkan
Allah (pasal 4-7; Hos 4:1--7:16). Gomer direndahkan (pasal 2; Hos 2:1-22) untuk
melambangkan rasa malu dan hukuman atas Israel (pasal 8-10; Hos 8:1--10:15). Perbuatan
Hosea yang menebus Gomer dari pasar budak (pasal 3; Hos 3:1-5) melambangkan keinginan
dan rencana Allah untuk memulihkan Israel di masa depan (pasal 11-14; Hos 11:1--14:10).
Kitab ini menekankan bahwa karena Israel telah menolak kasih Allah dan panggilan-Nya
untuk bertobat, maka hukuman tidak bisa ditunda lagi.

Ciri-ciri Khas
Tujuh ciri utama menandai kitab Hosea.

(1) Inilah kitab pertama dalam kumpulan PL yang namanya "Kitab Dua Belas" atau juga
dikenal dengan nama "Nabi-Nabi Kecil" ("kecil" karena singkat dibandingkan dengan
Yesaya, Yeremia, dan Yehezkiel).
(2) Hosea adalah satu dari hanya dua nabi dari utara yang menulis kitab nubuat di PL
(yang lain adalah Yunus).
(3) Seperti halnya Yeremia dan Yehezkiel, pengalaman pribadi Hosea melukiskan berita
nubuatnya.
(4) Kitab ini berisi sekitar 150 pernyataan tentang dosa-dosa Israel, dan lebih dari
separuhnya berkaitan dengan penyembahan berhala.
(5) Melebihi nabi PL lainnya, Hosea mengingatkan Israel bahwa Tuhan telah sabar dan
setia dalam kasih-Nya terhadap mereka.
(6) Tidak ada tatanan khusus dari nubuat-nubuat Hosea dalam bagian utama kitab ini
(pasal 4-14; Hos 4:1--14:10); sulit untuk mengetahui akhir sebuah nubuat dan awal
nubuat berikutnya.
(7) Nubuat-nubuat kitab Hosea penuh dengan kiasan-kiasan yang hidup, kebanyakan
diambil dari daerah pedesaan.

Penggenapan Dalam Perjanjian Baru


Kitab Hosea mempunyai beberapa ayat yang dikutip oleh PB sebagai tergenapi
di dalam Yesus Kristus:

(1) pemanggilan putra Allah dari Mesir (Hos 11:1; bd. Mat 2:15);
(2) kemenangan Kristus atas kematian (Hos 13:14; bd. 1Kor 15:55);
(3) kerinduan Allah akan kasih setia bukan korban sembelihan (Hos 6:6; bd. Mat 9:13;
Mat 12:7); dan
(4) orang bukan Yahudi yang bukan umat Allah, kini menjadi umat Allah Hos 1:6,9-10;
Hos 2:22; bd. Rom 9:25-26; 1Pet 1:10).

Selain dari ayat-ayat khusus, PB memperluas tema kitab ini tentang Allah sebagai suami
umat-Nya, dalam hal Kristus menjadi mempelai laki-laki dari mempelai wanita yang ditebus,
gereja (lih 1Kor 11:2; Ef 5:22-32; Wahy 19:6-9; Wahy 21:1-2,9-10*). Hosea menekankan
berita PB mengenai perlunya pengenalan akan Allah untuk memasuki hidup (Hos 2:19; Hos
4:6; Hos 5:15; Hos 6:3,6*; bd. Yoh 17:1-3). Terpadu dengan berita ini, Hosea dengan jelas
menunjukkan hubungan langsung di antara dosa yang terus-menerus dengan hukuman yang
tidak terelakkan. Kedua penekanan utama Hosea dirangkum Paulus dalam Rom 6:23, "Upah
dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan
kita."

1. Sebelum menjawab pertanyaan, mohon luangkan waktu untuk membaca Hosea 1 : 1


–7
a) Berdasarkan bacaan-bacaan yang telah dibaca, apa yang Anda ketahui tentang
Hosea?
Jawaban lengkap juga dapat dilihat di latar belakang. Pada intinya:
 Hosea adalah Nabi yang dipakai Allah untuk menegur bangsa Israel yang
tidak setia.
 Melalui keluarga Hosea, Tuhan menggambarkan ketidaksetiaan umat-Nya
dan mengajar Hosea untuk memahami kekecewaan Allah melihat umat-
Nya yang berulang kali tidak setia.

b) Bagaimanakah keadaan bangsa Israel pada masa pelayanan Hosea?


Hosea merupakan warga kerajaan utara (Israel) yang saat itu dipimpin oleh
Yerobeam bin Yoas (Yerobeam II). Yerobeam II melakukan apa yang jahat di mata
Tuhan, dan dia membawa Israel semakin berdosa. (2 Raja-Raja 14 : 23 – 29)

Di tengah ketidaksetiaan Israel, Allah masih berbelas kasih pada mereka dengan
menolong bangsa itu (2 Raja-Raja 14 : 26-27). Sehingga, kondisi Israel saat itu
cukup tentram, dan masyarakat hidup dalam kenyamanan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa segala peringatan dan nubuatan Hosea yang
berisi malapetaka yang akan menimpa Israel pasti ditolak dengan keras oleh
Israel, karena situasi mereka saat itu yang “adem ayem”. Dapat kita lihat pada
latar belakang bahwa keterpurukan mulai menimpa Israel setelah wafatnya
Yerobeam II.
2. Apa yang membuat Allah murka terhadap bangsa Israel?
 (Ayat 1)  Israel telah durhaka terhadap ajaran/hukum Tuhan
 (Ayat 3)  Israel telah menolak yang baik.
 (Ayat 4)  Israel telah mengangkat raja/pemimpin yang tidak sesuai dengan
kehendak/standar Allah.
 (Ayat 4 - 6)  Berhala-berhala yang dibuat oleh Israel. Allah murka dengan umat-
Nya yang berulang kali mengkhianati Dia (Ayat 5 BIMK, NKJV, FAYH).
Refleksi: Sampai berapa lama lagi kita akan terus melakukan kesalahan yang sama
dan mengecewakan Allah?
 (Ayat 7)  Israel melakukan hal-hal yang sia-sia, tidak bermanfaat atau menolong
mereka, namun membawa bencana bagi mereka karena perbuatan-perbuatan
tersebut tidak disukai Allah. Pengkhotbah 1 : 14
Penyembahan berhala yang dilakukan Israel adalah kesia-siaan karena mereka
menyembah ilah yang mati. Bukannya menolong mereka praktik tersebut justru
membawa bencana bagi Israel karena melawan hukum Allah.
 (Ayat 8)  Israel sudah “ditelan” oleh bangsa-bangsa lain yang gelap (NKJV:
Gentiles Kafir). Israel bagaikan “periuk pecah” (FAYH), bejana yang rusak dan tak
layak dipakai (worthless = tidak berharga/berguna).
Israel merupakan bejana ciptaan Allah yang membawa cahaya kasih dan
kebenaran dari Allah. 2 Korintus 4 : 6 – 7.
Allah memilih Israel sebagai bangsa percontohan, untuk menjadi terang bagi
bangsa-bangsa di sekitarnya. Namun yang terjadi yaitu Israel justru menjadi sama
sesatnya dengan bangsa-bangsa lain. Israel tidak lagi menggambarkan citra Allah.
Refleksi: Bagi kita yang telah mengenal kebenaran, sudahkah kita menjadi terang
di sekitar kita? Atau justru kita yang telah tertelan oleh kegelapan di sekitar kita?
 (Ayat 9)  Israel telah menjadi pembangkang bagaikan keledai liar. Demi
mendapat perlindungan, Israel membayar upeti kepada bangsa-bangsa lain (mis.
Asyur) dan bukan meminta kepada Allah.
Hosea 5 : 13, 7 : 11; Yehezkiel 23 : 5 – 9; Yeremia 2 : 18.
Membagi-bagi hadiah cinta: Israel membayar bangsa-bangsa lain agar Israel
“dicintai/dilindungi”. NET: Ephraim has hired prostitutes as lovers. Bagaikan
menyewa pelacur untuk dikasihi.
Perumpamaan lain tentang ketidaksetiaan Israel dilukiskan juga oleh Yehezkiel
dalam Yehezkiel 23 : 1 – 49. Bisa dibaca sendiri.
 (Ayat 11)  Mereka mendirikan mezbah-mezbah yang membuat mereka semakin
berdosa  Penyembahan berhala.
 (Ayat 12)  Israel tidak lagi mengenal hukum Tuhan. Hukum Tuhan telah dianggap
asing. Hubungan pribadi dengan Tuhan yang tidak dibangun. Israel tidak lagi peka
akan suara Tuhan.
 (Ayat 13)  Israel mempersembahkan korban kepada Allah namun Allah tidak
mengindahkannya. Semuanya hanya seremonial belaka dan hati mereka tidak
memandang kepada Tuhan, sehingga Tuhan tidak berkenan akan peribadatan dan
persembahan mereka.
1 Samuel 15 : 22; Yeremia 6 : 20; Yesaya 1 : 11; 1 Korintus 11 : 29; Hosea 6 : 6.
Bagaimana dengan kita? Apakah ibadah serta persembahan kita hanya
seremonial saja tanpa diikuti HPDT yang intim dengan Allah.
 (Ayat 14)  Ayat ini merupakan inti dari semua kesalahan Israel. Dimana umat
Tuhan telah melupakan Tuhan yang adalah penciptanya.

3. Apakah yang menjadi akibat dari ketidaksetiaan Israel?


 (Ayat 1,3,10)  Israel akan diserang oleh musuh-musuhnya. Israel akan
dihancurkan oleh bangsa-bangsa lain. Israel akan dikumpulkan dan mengalami
kehancuran dan pembuangan. Bangsa-bangsa lain yang Israel harapkan akan
menolong mereka justrus menghancurkan mereka.
 (Ayat 2)  Pada saat Israel mengalami kesulitan/kehancuran barulah mereka akan
berseru mengatakan mereka mengenal Allah.
 (Ayat 13)  Tuhan tidak mengindahkan persembahan mereka dan akan
menghukum mereka.
Mereka harus kembali ke Mesir  Israel akan mengalami situasi seperti waktu
mereka diperbudak di Mesir (Israel akan dibuang dan diperbudak)

Pertanyaan tambahan: Mengapa Tuhan menghukum yang tidak taat kepadaNya?


Ibrani 12 : 5 – 8  Untuk mengajar kita.
Karena Ia mengasihi kita, Ia mengajar kita untuk kembali kepada jalan-Nya yang benar.
Dengan berada dalam situasi menderita, Israel akan belajar bahwa hanya Allah saja
yang dapat menolong mereka dan bukanlah ilah-ilah lain yang sebelumnya mereka
sembah. Melalui keterpurukan, Israel akan mengalami kembali pertolongan Allah dan
akan kembali dipulihkan. Dengan mengalami pertolongan Allah, Israel yang telah lupa
akan kebesaran Allah akan mengingatnya kembali.
Tuhan memberi hukuman pada kita bukan untuk membuang dan memusnahkan kita,
tapi untuk mengajar kita agar kita berbalik kepadaNya.

4. Apa yang Anda pelajari tentang kesetiaan Allah? Tanyakan jawaban kepada jemaat
sebagai refleksi.
Allah sangat mengasihi kita dan senantiasa mengajar kita agar kita tidak terperangkap
dalam dosa. Pemberontakan serta pengkhianatan kita sangat menyakiti hati Allah.
Bukti kesetiaan Allah dapat dilihat pada Hosea 3 : 1 – 5, sebagaimana dilukiskan saat
Hosea mencari dan membeli Gomer dari perbudakan.
 Tuhan mencari lagi kita yang terhilang.
 Tuhan menebus kita dengan nyawa-Nya sendiri
 Tuhan mengajar kita.
Allah begitu setia dan tidak meninggalkan kita (2 Timotius 2 : 13)
Allah menganggap umat-Nya sangat berharga. Sejak awal, Allah menolong dan
membentuk umat-Nya (Hosea 11 : 1 – 4)
Tambahan:
Pada Hosea 3 diceritakan tentang Hosea yang membeli kembali Gomer yang telah
dijual sebagai budak dengan 15 syikal perak dan satu setengah homer jelai. Harga
tersebut setara dengan harga seorang budak perempuan yaitu 30 syikal perak (Imamat
27 : 4). Banyak ahli yang berpendapat bahwa Hosea saat itu mungkin tidak punya cukup
uang perak untuk membayar sehingga harus mencukupi bayarannya dengan jelai. Dapat
disimpulkan bahwa untuk menebus Gomer, Hosea menggunakan semua yang ia miliki.
Allah juga melakukan hal yang sama. Agar nyawa manusia tidak direnggut kuasa
dosa, nyawa kita ditebus dengan harga yang begitu mahal yaitu dengan nyawa-Nya
sendiri.

Penutup:
Mari kita periksa kembali hidup kita yang sering tidak setia pada Allah. Mari kita kembali
kepada-Nya. Allah memberi pelajaran akan ketidaksetiaan kita agar kita bertobat dan
berbalik kepadaNya. Allah sangat rindu kita semua umat-Nya untuk kembali kepada-
Nya (Hosea 11 : 8 – 11; 14 : 1 – 8).
Allah senantiasa memanggil umat-Nya untuk kembali. Di setiap hati kita, Allah selalu
memanggil disaat kita menyimpang dari jalan-Nya.

Anda mungkin juga menyukai