Anda di halaman 1dari 5

Hosea

Hosea adalah anak Beeri yang berasal dari suku Yehuda. Hosea yang artinya Keselamatan ada pada TUHAN" atau "TUHAN adalah keselamatan" merupakan seorang nabi di Israel pada abad ke-8 SM yang tampil sesudah Nabi Amos. Dia adalah salah satu dari dua belas nabi dalam Kitab Suci Ibrani atau Perjanjian Lama. Nabi Hosea diam di Israel, Kerajaan Utara dan ia bernubuat selama kira-kira 50 tahun. Selama pelayanan Hosea sebagai nabi, Kerajaan Utara sedang mengalami kemakmuran yang sangat besar dan perluasan wilayahnya. Ini disebabkan oleh kemerosotan Aram dan Moab yang mengakibatkan Kerajaan Utara dapat menguasai sebagian besar jalur perdagangan timur-barat di kawasan tersebut. Kemakmuran inilah yang menyebabkan turunnya moral dan rohani. Materialisme memikat hati banyak orang dan dosa pun mulai masuk dalam setiap aspek kehidupan. Dosa-dosa tersebut dapat dilihat seperti mencuri, membunuh, mabuk, penipuan, bersaksi dusta dan perzinahan. Kerajaan itu juga tidak taat kepada Tuhan. Mereka menyembah ilah-ilah lain dan melupakan Tuhan. Mereka membuat patung emas untuk penyembahan kepada dewa Baal. Dalam kondisi seperti itulah, Allah mengutus hamba-Nya, Hosea, untuk memperingatkan bangsa itu agar berbalik kepada Tuhan. Hosea menyampaikan pesan Tuhan kepada orang-orang di Israel, pada masa yang sulit sebelum kerajaan itu jatuh pada tahun 721 s.M. Ia sangat prihatin memikirkan keadaan orang Israel, terutama karena mereka menyembah berhala dan tidak setia kepada Tuhan. Kehidupan Hosea sangat menarik karena kehidupannya merupakan cermin dari hubungan Allah dengan Israel. Pada awal pelayanan Hosea, Allah memerintahkan nabi Hosea untuk mengawini wanita sundal dan memperanakkan anak-anak sundal. Hal ini menunjukkan kehidupan umat Israel yang waktu itu telah bersundal dengan membelakangi Allah. Umat Israel telah meninggalkan Allah dan menyembah kepada dewa Baal.

Pada awal pernikahan nabi Hosea dengan Gomer binti Diblaim, Tuhan memberi mereka seorang anak dan menamakan bayi itu Yizreel. Penamaan anak Hosea pun merupakan gambaran kondisi bagaimana hubungan umat Israel dengan Allah. Nama Yizreel sebenarnya menunjuk kepada suatu lembah yang dijadikan sebagai tempat tinggal raja Israel Utara. Di Hos. 1:4-5, Allah berfirman: Berilah nama Yizreel kepada anak itu, sebab sedikit waktu lagi maka Aku akan menghukum keluarga Yehu karena hutang darah Yizreel dan Aku akan mengakhiri pemerintahan kaum Israel. Maka pada waktu itu Aku akan mematahkan busur panah Israel di lembah Yizreel. Nama ini berarti untuk menyatakan bahwa Allah akan segera menghukum keluarga Yehu, yaitu raja Israel Utara, dan pemerintahannya akan berakhir. Setelah kelahiran Yizreel, Hosea melihat perubahan pada diri Gomer. Dia menjadi tidak tenang dan tidak bahagia. Ketika Hosea pergi berkothbah dan berusaha mendorong bangsa Israel untuk kembali dan percaya kepada Tuhan untuk keselamatan, Gomer semakin kurang tertarik dalam pelayanan Hosea. Dia mulai mencari kesibukan lain dan menghabiskan lebih banyak waktu diluar rumah. Ketidakhadiran Gomer dirumah menumbuhkan kecurigaan tentang ketidaksetiaannya pada Hosea. Hal ini terlihat ketika Gomer mengandung lagi dan Hosea yakin kalau anak itu bukan darinya. Walaupun Hosea mengetahui hal tersebut, kasih Hosea kepada Gomer tidak berubah dan dengan arahan Tuhan, dia menamakannya, Lo-Ruhama, yang berarti tidak dikasihi. Penamaan anak kedua ini pun terkait dengan ketersesatan Israel dari kasih Tuhan dan mereka tidak lagi dikasihi dan diampuni oleh Tuhan (Hos. 1:6). Tidak lama setelah itu, Gomer mengandung lagi dan melahirkan seorang bayi laki-laki. Tuhan menyuruh Hosea menamakannya Lo-Ami yang berarti bukan umatku. untuk menunjukkan bahwa umat Israel tidak lagi berstatus sebagai umat Allah an Allah telah menolak mereka untuk menjadi umatNya (Hos. 1:8-9). Kelahiran bayi ini juga menunjukkan dosa yang dilakukan Gomer bahwa anak yang dilahirkan di rumah Hosea juga bukanlah anaknya. Suatu ketika, Gomer meninggalkan Hosea dan pergi dengan kekasihnya yang lain karena mereka menjanjikan hal yang lebih berlimpah. Hosea mencoba

menghentikannya beberapa kali namun Gomer tetap saja pergi. Suatu kali, Hosea membawanya kembali dan mengampuninya. Namun, pertobatannya hanya berlangsung singkat dan dia bersundal lagi dengan kekasih barunya. Walaupun Gomer bertindak seperti itu, Hosea tetap menantikannya pulang dan dengan setia menunggu Gomer kembali sebagai istrinya yang setia. Dia percaya Tuhan bisa melakukannya. Suatu hari, ia mendengar berita bahwa Gomer telah dibuang oleh kekasihnya. Gomer sudah menjual dirinya kedalam perbudakan. Hosea ingin melupakannya tapi ia tidak bisa.. Tuhan befirman: Pergilah lagi, cintailah perempuan yang suka bersundal dan berzinah, seperti TUHAN juga mencintai orang Israel, sekalipun mereka berpaling kepada allah-allah lain dan menyukai kue kismis (Hos. 3:1). Lalu, Hosea membawanya dari perbudakan dengan 15 shikal perak dan 13 homer jelai (Hos. 3:2). Kemudian dia berkata padanya, Lama engkau harus diam padaku dengan tidak bersundal dan dengan tidak menjadi kepunyaan seorang laki-laki; juga aku ini tidak akan bersetubuh dengan engkau (Hos. 3:3). Dia membayarnya, membawanya ke rumah, dan mengembalikan kedudukannya sebagai istri. Hosea tetap mengasihi Gomer walupun ia seorang pezinah. Nabi Hosea diutus Allah untuk memberitakan firman Allah bukan hanya melalui perkataan dan pengajarannya, tetapi dia juga bersedia menjadikan kehidupan pribadinya untuk terlibat secara total. Kehidupan Hosea bukan merupakan kehidupan seorang biasa karena melalui hidupnya, Allah ingin menyatakan bahwa Dia Allah yang tetap mengasihi dan setia kepada umatNya. Kehidupan pribadi dari nabi Hosea dipakai oleh Allah untuk menunjukkan situasi dan kehidupan umat Israel yang membelakangi Allah. Pada zaman sekarang sulit sekali memenukan seseorang yang dapat menaati perintah Tuhan seperti yang dilakukan nabi Hosea, terlebih lagi apabila perintah itu dianggap tidak layak oleh masyarakat sekitar. Namun, nabi Hosea tetap mengikuti apa yang telah Tuhan perintahkan kepadanya yaitu dengan mengawini wanita sundal dan memperanakkan anak-anak sundal. Selain itu, nabi Hosea sungguh sangat mengasihi Gomer. Walaupun Gomer telah menghianatinya dan memperoleh anak dari kekasihnya lain, Hosea tetap menyayanginya. Namun,

kasih Hosea kepada Gomer diuji kembali ketika Gomer pergi meninggalkan bersama kekasihnya itu. Hosea tidak langsung saja membiarkannya pergi karena telah berselingkuh tetapi Hosea mencoba menghentikannya dari dosa yang lebih dalam lagi. Ketika Gomer kembali kepada Hosea, Hosea tetap mau menerimanya. Namun, Gomer yang telah bersundal pergi meninggalkan Hosea kembali. Ketika akhirnya, Hosea mendapati kabar bahwa Gomer berada di perbudakan. Hosea masih mengasihi Gomer. Dia membayarnya dan membawanya pulang kembali ke rumah sebagai istrinya. Kasih yang diberikan Hosea kepada Gomer sungguhlah besar. Dalam kisah hidup nabi Hosea, kita dapat mengerti bahwa kehidupan Hosea sungguh dipenuhi oleh Allah. Dia menaati perintah Allah kepadanya dan tetap setia dan taat kepadaNya. Kasih Hosea kepada Gomer juga bukan kasih yang dangkal, kasih yang dapat hilang begitu saja. Kasih tersebut berasal dari Allah. Dalam kehidupan Hosea, kita juga dapat mengetahui seberapa besar kasih Allah. Walaupun Israel sering berpaling dan meninggalkan Allah, Allah tidak membinasakan umat Israel dengan keadilan dan kekudusannya akan tetapi Allah tetap menyayangi umatNya karena Ia adalah Allah yang pengasih dan penyayang. Allah mengasihi dan menyayangi umatNya seperti seorang ibu mencintai buah rahimnya sendiri yaitu anaknya. Walaupun anaknya berpaling dan tidak setia, seorang ibu tetap menyayangi anaknya dengan kasih-setia. Allah tetap memperlakukan umat Israel sebagai anaknya. Oleh sebab itu, Allah akan menyayangi kembali Lo-ruhama (yang tidak disayangi) dan menyayangi lagi Lo-Ami (yang bukan umat Allah). Pada kitab nabi Hosea, kita dapat melihat bagaimana Allah dalam kasihNya mampu menyayang seseorang yang sebenarnya tidak Dia sayangi dan juga bagaimana Allah tetap mampu menyayang umat Israel yang sebenarnya tidak layak lagi disebut sebagai umatNya. Di sini, kita dapat mempelajari bahwa kasih Allah sangat besar kepada kita. Walaupun kita telah berdosa, Allah memberikan pengampunan kepada kita. Pengampunan yang diberikan Allah bukan berarti menjadikan kita untuk berbuat dosa kembali. Namun,

pengampunan dan keselamatan yang telah diberikanNya menjadikan kita tetap taat dan setia kepadaNya. Selain itu, kita juga diajarkan bagaimana mengasihi orang lain. Sulit bagi kita untuk tetap mengasihi dan menyayangi seseorang yang telah menyakiti hati kita. Namun, kita dapat mulai belajar untuk mengasihi setiap orang di sekitar kita walaupun tidak seperti yang dilakukan nabi Hosea. Nabi Hosea bisa mengasihi begitu dalam seperti itu, itu dikarenakan perintah Tuhan pada Hosea seperti juga Tuhan mencintai. Hanya seseorang yang mengenal kasih dan pengampunan Tuhan yang bisa mengasihi dengan sempurna dan orang yang sudah mengalami pengampunan kasihNya tidak bisa selain mengasihi dan mengampuni orang lain. Cinta Tuhan dinyatakan dalam kata-kata indah yang berikut ini, "Hai Israel, tak
mungkin engkau Kubiarkan atau Kutinggalkan! ....Tak tega hati-Ku melakukan hal itu, karena cinta-Ku terlalu besar bagimu!" (11:8).

Anda mungkin juga menyukai