Anda di halaman 1dari 127

PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT TRADISIONAL OLEH SUKU

SANGIHE DI KECAMATAN TABUKAN UTARA KABUPATEN


KEPULAUAN SANGIHE SULAWESI UTARA

SKRIPSI

ADE PUTRI TAKAEPISANG


G 701 15 228

PROGRAM STUDI FARMASI JURUSAN FARMASI FAKULTAS


MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO

JUNI 2021
PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT TRADISIONAL OLEH SUKU
SANGIHE DI KECAMATAN TABUKAN UTARA KABUPATEN
KEPULAUAN SANGIHE SULAWESI UTARA

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam


menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu (S1)
Program Studi Farmasi pada Jurusan Farmasi
FMIPA Universitas Tadulako

ADE PUTRI TAKAEPISANG


G 701 15 228

PROGRAM STUDI FARMASI JURUSAN FARMASI FAKULTAS


MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO

JUNI 202

i
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Judul : Pemanfaatan Tumbuhan Obat Tradisional Oleh Suku


Sangihe Di Kecamatan Tabukan Utara Kabupaten
Kepulauan Sangihe Sulawesi Utara

Nama : Ade Putri Takaepisang

Stambuk : G 701 15 228

Telah diperiksa dan disetujui untuk diajukan pada Seminar Hasil

Palu, Juni 2021

Pembimbing I Pembimbing II

apt. Dr. Hj. Nurlina Ibrahim., M.Si. apt. Andi Atirah Masyita, S.Farm., M.Si.
NIP. 19610217 1989 03 2 001 NIP. 09007018902

Mengetahui,
Ketua Jurusan Farmasi
FMIPA Universitas Tadulako

apt. Syariful Anam, S.Si., M.Si., Ph.D


NIP.19800226 20051 2 001

ii
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI

Judul : Pemanfaatan Tumbuhan Obat Tradisional oleh Suku


Sangihe di Kecamatan Tabukan Utara Kabupaten
Kepulauan Sangihe Sulawesi Utara

Nama : Ade Putri Takaepisang

Stambuk : G 701 15 228

Disetujui Tanggal : Rabu, 16 Juni 2021

DEWAN PENGUJI

Ketua : apt. Dr. Hj. Nurlina Ibrahim M.Si.

Sekretaris : apt. Andi Atira Masyita, S.Farm., M.Si.

Penguji 1 : apt. Ihwan, S.Si., M.Kes.

Penguji 2 : apt. Ritha Pratiwi, S.Si., M.Si.

Penguji 3 : apt. Muhammad Fahrul Hardani S.farm., M.farm

Mengetahui,
Dekan FMIPA Universitas Tadulako

Ir. Darmawati Darwis, S.Si., M.Si., Ph.D


NIP.19711124 1997 02 2 001

iii
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tugas akhir ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Palu,
Penulis,

Ade Putri Takaepisang


G 701 15 228

iv
ABSTRAK

Masyarakat Suku Sangihe di Kecamatan Tabukan Utara Kabupaten Kepulauan


Sangihe Sulawesi Utara masih cenderung memanfaatkan tumbuhan obat tradsional
untuk pengobatan suatu penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis
dan bagian tumbuhan, cara pengolahan, cara penggunaan, takaran dan lama
penggunaan untuk mengobati suatu penyakit oleh Suku Sangihe di Kecamatan
Tabukan Utara, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Provinsi Sulawesi Utara. Jenis
penelitian yang digunakan bersifat deskriptif dan teknik pengambilan sampel yang
digunakan purposive sampling, wawancara menggunakan teknik open ended
interview dan media angket kuesioner sebagai acuan dasar saat memberikan
pertanyaan kepada 16 informan oleh suku Sangihe disebut Taha Undang.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan 104 jenis tumbuhan obat, sebanyak 70 jenis
tumbuhan obat yang teridentifikasi dan 34 jenis tumbuhan obat yang tidak dapat
teridentifikasi. Persentase bagian tumbuhan yang digunakan daun 53,84%, batang
10,57%, kulit batang 8,65%, bunga 3,84%, jantung 1,96%, herba 6,73%, buah 9,61%,
akar 2,88%, rimpang 2,88%, biji 2,88%, gel/getah 0,96%, dan daging buah 0,96%.
Persentase cara pengolahan ditumbuk 25,45%, dilumatkan 3,63%, diparut 3,63%,
direbus 52,72%, diseduh 4,54%, dan diserut 10%.Persentase cara penggunaan
diminum 80,46%, dioleskan 3,13, dimakan 2,34%, dikompres 0,78%, ditempel
7,81%, dan diteteskan 5,46%. Takaran yang digunakan oleh Taha Undang Suku
Sangihe 1/2-2 gelas, 1-3 sendok makan, dalam 1-4 kali sehari selama 1-5 hari, 1-2
minggu, 1 bulan hingga 3 bulan.

Kata kunci: Tumbuhan Obat, Suku Sangihe

v
ABSTRACT

Traditional medicinal plants are used as drugs by Sangihe tribes and are more
inclined on traditional medicine by using certain plants and parts, which then become
a choice by the community by consuming the ingredients of natural ingredients. This
study aims to determine plant types and parts, the way of managing, use, dosage and
long time to treat an illness by the Sangihe tribe, North Tabukan District, Sangihe
Regency, North Sulawesi Province. This type of research is descriptive research and
purposive sampling sampling techniques, open ended interview interviews in 16
informants and filling out questionnaire media questionnaires. Based on the results of
the study, there were 104 species of plants, as many as 70 types of medicinal plants
identified and 34 types of medicinal plants that cannot be identified. Plant parts used
leaves (52%), stem (10%), rod skin (9%), interest (4%), heart banana (2%), herbs
(5%), fruit (9%), root ( 6%) and rhizome (3%). The management method is pounded
(25.45%), crushed (3.63%), grated (3.63%), boiled (52.72%), brewed (4.54%), and
shaved (10%). How to drink (80.46%), smeared (3,125), edible (2,343%),
compressed (0.78%), taped (7.81%), and was dropped (5.46%). The use of dosage by
the tribe of Sangihe 1 / 2-2 cups, 1-2 tablespoons, within 2-3 times a day for 1-2
weeks to 3 months.

Keywords: Medicinal plants, Sangihe tribe

vi
KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur bagi Tuhan Yesus Kristus, oleh karena anugerah-Nya yang
melimpah, kemurahan dan kasih setia yang besar akhirnya penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi sesuai dan seturut kehendakNya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat terselesaikan dengan baik tanpa
adanya bimbingan serta dukungan penuh dengan ketulusan dari berbagai pihak.
Untuk itu penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada :

1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan mukjizat-Nya sepanjang
hidup penulis, khususnya dalam proses penyelesaian skripsi ini. Terimakasih atas
segala teguran serta peringatan yang terus diberikan sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik.
2. Bapak apt. Syariful Anam, S.Si., M.Si., Ph.D selaku Ketua Jurusan Farmasi
FMIPA Universitas Tadulako.
3. Bapak apt. Muhammad. Sulaiman Zubair, S.Si.,M.Si., Ph.D selaku mantan Ketua
Jurusan Farmasi FMIPA Universitas Tadulako.
4. Ibu apt. Dr. Hj Nurlina Ibrahim, M.Si dan ibu apt. Andi Atirah Masyita, S.Farm.,
M.Si selaku pembimbing skripsi yang secara kooperatif telah memberikan penulis
bimbingan dan saran-saran yang sangat berharga.
5. Bapak Ibu dosen serta jajarannya yang telah memberi ilmu dan bimbingan selama
kuliah.
6. My Super parents, Mama Elvina dan Papa Melkhior Leydekker, terimakasih atas
didikan, kasih sayang pengorbanan dan kerja kerasnya selama ini sehingga dapat
membiayai dan memfasilitasi selama proses perkuliahan dari awal hingga
penyelesaian skripsi ini. Kedua penyemangatku alm.Mama Tua dan Papa Tua di
Surga, terimakasih untuk pesan dan didikan yang telah diberikan. Kedua adik
saya tersayang Melvin dan Rafael yang menjadi salah satu penyemangat dan
selalu memberikan lelucon sehingga penulis selalu tertawa disela-sela

vii
penyelesaian skripsi walaupun mereka jauh.
7. Sahabatku tersayang Ian yang dari awal jadi maba hingga penyelesaian skripsi
selalu ada saat susah dan senang, sangat banyak membantu dalam proses
perkuliahan. Terimakasih atas setiap bantuan baik waktu, pengorbanan dan dana,
terimakasih selalu mendahulukan saya dalam setiap keadaan.
8. Seseorang spesial yang saya kasihi Andhi A.p yang telah setia menunggu di
Manado, terimakasih untuk semua pengalaman yang paling menyenangkan
hingga yang tidak menyenangkan yang membuat penulis jadi semakin kuat
selama proses penyelesaian skripsi ini dan banyak membantu serta mendoakan
penulis.
9. My Big Family, Oma sabar, Oma eti, Tante Lian, Takaepisang fam (Ma uwa yang
selalu kirim bronis, pa tenga, vero, dede, amir, aragode, ka marsel, mami, papi,
oma dade, yaya dll. Prajitno squad (Riky,kaka jems,pascal,nake,anti dll) dan
semua om tante yang telah membantu dalam proses perkuliahan. Ka invy yang
selalu memberi support dalam keadaan apapun, Rafael dan dafin jadi penghibur
setiap video call. Dan Ma yenni yang selalu mendoakanku.
10. Keluarga besar FMIPA Jurusan Farmasi Universitas Tadulako, terlebih kepada
teman-teman Emulgator 2015.
11. Teman-teman Farmasi A khususnya (Nurul,Jelly,Sofy,Rini). Gengs travelingku
(Iqbal, Sulton, Sahrul, Ari) terimakasih selalu menghibur dengan canda dan tawa.
3 junior kece (Ivan, Yoga, Randi) yang telah membantu dan meberikan saran
dalam penyelesaian skripsi ini.
12. Tiga senior Apoteker tersayang (Ka diny Richard, ka Anto Rerung dan ka Recky
Patala) yang selalu menginspirasi dan memberi motivasi selama kuliah.
13. Gengs video call ku yang selalu memberikan semangat (Vani, Putri haji,
Aprianus, mami Egha, Regitha) maaf untuk waktu dan moment yang banyak
terlewatkan. Walaupun kalian jauh tetapi selalu dihati. Sukses untuk kita
semuanya. Amin.
14. Bapak Saselah, Hendro, Ham, Stevan yang sudah membantu dalam proses
penelitian hingga penyelesaian skripsi. Kwp 6 syaloom lenganeng ,Ibu pdt

viii
V.S.Sikome, Ibu pdt.V.A.Salikode dan orangtua rohani saya pak gembala Robby
Tenggala yang selalu menopang dalam doa.
15. My best KKN Mamboro 94 (Dila, Natalia, Safa, kak Ramla, wulan, Arga, Amat,
Darman dan Ramza) terimakasih untuk waktu yang singkat dengan hiburan receh,
dan memberi banyak pengalaman serta waktu colongan untuk mengerjakan
skripsi selama KKN.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan penulis berharap ada
pengembangan selanjutnya untuk skripsi ini.

Palu, Juni 2021

Penulis

ix
DAFTAR ISI

SAMPUL
HALAMAN JUDUL...................................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN DEWAN PENGUJI...................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN ..................................................................................... iv
ABSTRAK ................................................................................................................... v
ABSTRACT ................................................................................................................ vi
KATA PENGANTAR ............................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................................ x
DAFTAR TABEL ....................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xiv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................. 3
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................... 4
1.5 Batasan Penelitian ............................................................................... 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tumbuhan Obat ................................................................................... 5
2.2 Pengobatan Tradisional ....................................................................... 6
2.3 Tinjauan Penyakit Dalam Pengobatan Tradisional .................... .........8
2.3.1 Penyakit Degeneratif ......................................................................... 8
2.3.2 Golongan-Golongan Penyakit ........................................................... 8
2.4 Etnis Suku Sangihe.............................................................................. 9
2.5 Kecamatan Tabukan Utara ................................................................ 10

x
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Waktu Dan Tempat Penelitian ........................................................... 11
3. 2 Populasi Dan Sampel ......................................................................... 11
3. 3 Alat Dan Bahan Penelitian ................................................................. 11
3. 4 Definisi Operasional........................................................................... 11
3. 5 Prosedur Penelitian............................................................................. 12
3. 6 Skema Kerja ....................................................................................... 14
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4. 1 Karakteristik Sandro......................................................................... 15
4.2 Jenis Dan Bagian Tumbuhan Yang Dijadikan Sebagai
Obat Tradisional Oleh Suku Sangihe Di Kecamatan
Tabukan Utara Kabupaten Kepulauan Sangihe Sulawesi
Utara ............................................................................................... 16
4.3 Cara Pengolahan, Penggunaan, Dan Takaran Tumbuhan
Yang Dimanfaatkan Dalam Pengobatan Tradisional Oleh
Suku Sangihe Di Kecamatan Tabukan Utara Kabupaten
Kepulauan Sangihe Sulawesi Utara .............................................. 24

BAB 5 PENUTUP
5. 1 Kesimpulan ....................................................................................... 77
5. 2 Saran .................................................................................................. 77
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 78
RIWAYAT HIDUP . ................................................................................................... 90
LAMPIRAN .............................................................................................................. 91

xi
DAFTAR TABEL

TABEL 4.1.1 Demografi Informan

TABEL 4.1.2 Karakteristik Informan

TABEL 4.2.1 Tumbuhan Yang Teridentifikasi Di Upt Sumber Daya Hayati


Sulawesi Tengah Universitas Tadulako

TABEL 4.2.2 Tumbuhan Yang Tidak Teridentifikasi Sumber Daya Hayati


Sulawesi Tengah Universitas Tadulako

TABEL 4.2.3 Ramuan Pengobatang

TABEL 4.3.1 Cara Pengolahan, Penggunaan, Dan Takaran Tumbuha Yang


Dimanfaatkan Dalam Pengobatan Tradisional Oleh Suku
Sangihe Di Kecamatan Tabukan Utara Kabupaten Kepulauan
Sangihe Sulawesi Utara

xii
DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 2.5.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan Di Kabupaten Kepulauan


Sangihe

GAMBAR 2.5.2 Peta wilayah Kecamatan Tabukan Utara Kabupaten Kepulauan


Sangihe Sulawesi Utara

GAMBAR 4.2.3 Persentase Bagian Tumbuhan Yang Dijadikan Sebagai Obat


Tradisional Oleh Taha Undang Suku Sangihe Di Kecamatan
Tabukan Utara Kabupaten Kepulauan Sangihe Sulawesi Utara

xiii
LAMPIRAN

Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ................................................ 91

Surat Keterangan Publikasi .......................................................................................

Surat Keputusan (Sk) Pembimbing Skripsi ...............................................................

Dokumentasi Tanaman .......................................................................................... 94

Kuesioner Penelitian............................................................................................. 106

Data Informan ...……………………………….……………………………….108

Hasil Identifikasi Tumbuhan Di Upt Sumber Daya Hayati


Sulawesi Tengah ………….…………………………….………………….…...112

xiv
xv
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi
dan budaya pengobatan tradisional sejak dahulu dan telah dilestarikan secara
turun-temurun (Susanti, 2017). Jenis tumbuhan yang digunakan sebagai obat
tradisional dapat memberikan referensi terhadap dunia pengobatan. Tumbuhan
obat adalah tumbuhan yang dapat dipergunakan sebagai obat, baik yang
disengaja ditanam maupun tumbuh secara liar yang dapat ditemukan diberbagai
belahan dunia, salah satunya di Negara Indonesia. (Wasito, 2011).

Pengobatan tradisional awalnya dikenal dengan ramuan jamu-jamuan, sampai


saat ini jamu masih diyakini sebagai obat mujarab untuk mengobati berbagai
penyakit bahkan telah dikembangkan dalam industri modern. Pengetahuan
mengenai tumbuhan obat memiliki karakteristik berbeda-beda pada suatu
wilayah. Pengetahuan tersebut biasanya merupakan warisan secara turun-
menurun (Dianto dkk, 2015).

World Health Organization (WHO) merekomendasikan penggunaan obat


tradisional termasuk obat herbal dalam pemeliharaan kesehatan masyarakat,
pencegahan dan pengobatan penyakit, terutama untuk penyakit kronis, penyakit
degeneratif dan kanker. Masyarakat Indonesia secara turun temurun
memanfaatkan tumbuhan obat untuk mengobati penyakit degeneratif seperti
kanker, jantung koroner, hipertensi dan diabetes (Dwisatyadini, 2019).

Terdapat beberapa jenis tumbuhan obat yang bermanfaat untuk pencegahan dan
pengobatan penyakit degeneratif, antara lain: kunyit, temu lawak, kencur, jahe,
lengkuas, salam, pace, pyanghong, kumis kucing, soka, belimbing, sirih, meniran,
kecubung, kangkung lumut, kunir putih, kayu manis, pegagan, alang-alang, dan
tapak dara putih. Beberapa tumbuhan yang memiliki aktivitas sebagai

1
antioksidan adalah sambiloto (Andrographis paniculata Ness.) dan kayu manis.
Selain itu, terdapat salah satu tumbuhan obat tradisional Indonesia yakni Sirih
(Piper betle L.). yang mengandung minyak atsiri dan dimanfaatkan sebagai obat
anti jamur, anti bakteri, dan anti oksidan, sehingga dapat menyembuhkan
penyakit asam urat, jantung, nyeri otot dan persendian, serta stroke. Tumbuhan
lain adalah binahong, dalam penelitian Fitriyah dkk. (2013) menyatakan tanaman
binahong (Anredera cordifolia) adalah tumbuhan obat potensial yang dapat
mengatasi berbagai jenis penyakit. Bagian tumbuhan binahong yang bermanfaat
sebagai obat pada umumnya adalah daun (Dwisatyadini, 2019).

Taha Undang Suku Sangihe Kecamatan Tabukan Utara Kabupaten Kepulauan


Sangihe memiliki pengetahuan dan kemampuan tentang pengobatan tradisional.
Mereka memperoleh pengetahuan tersebut secara mandiri berdasarkan
pengalaman maupun yang diwariskan secara turun-temurun dari kakek atau
nenek moyangnya, dan telah diterapkan selama bertahun-tahun. Metode
pengobatan dilakukan melalui kombinasi antara pemberian ramuan obat dengan
terapi pijat. Namun, adapula sebagian kalangan yang menggunakan terapi
spiritual (membaca potongan ayat-ayat alkitab, dan mantra yang menggunakan
bahasa sangihe) dan ditiupkan kedalam air minum yang telah disediakan.

Suku Sangihe lebih cenderung pada pengobatan secara tradisional dengan cara
menggunakan tumbuhan tertentu, yang kemudian menjadi pilihan oleh
masyarakat dengan mengonsumsi ramuan dari bahan-bahan alam seperti : buah,
tumbuhan, dan bumbu dapur, karena pengalaman dan informasi dari tetangga dan
keluarga, serta dengan mendatangi dukun karena sudah dimanfaatkan oleh
keluarga sejak lama dan kepercayaan akan kemanjuran pengobatannya (Gazali,
2013)

Keberhasilan pengobatan oleh masyarakat Suku Sangihe didapatkan dengan


bertanya kepada penderita/ keluarga terkait keluhan penyakitnya setelah
beberapa hari, minggu, atau bulan pengobatan. Pasien yang datang berobat

2
tidak dilakukan pencatatan, dan bahan ramuan obat untuk pasien
biasanya diperoleh dari Taha Undang secara langsung maupun dicari sendiri
oleh keluarga pasien yang telah diberikan petunjuk sebelumnya.

Tumbuhan masih dipercaya oleh Suku Sangihe sebagai bahan obat


tradisional, oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian untuk
mengetahui Jenis dan bagian tumbuhan, takaran dan berapa lama penggunaan
untuk mengobati suatu penyakit apa yang dimanfaatkan sebagai bahan obat
tradisional masyarakat Suku Sangihe, Kecamatan Tabukan Utara,
Kabupaten Kepulauan Sangihe, Provinsi Sulawesi Utara.

1.2 Rumusan masalah


Berdasarkan latar belakang masalah dalam penelitian ini, maka rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Jenis dan bagian Tumbuhan apa yang dimanfaatkan sebagai bahan obat
tradisional oleh masyarakat Suku Sangihe Kecamatan Tabukan Utara
Kabupaten Kepulauan Sangihe Provinsi Sulawesi Utara ?
2. Bagaimana cara pengolahan dan penggunaan tumbuhan untuk mengobati
suatu penyakit oleh masyarakat Suku Sangihe Kecamatan Tabukan Utara
Kabupaten kepulauan Sangihe Provinsi Sulawesi Utara ?
3. Bagaimana takaran dan berapa lama penggunaan untuk mengobati suatu
penyakit oleh masyarakat Suku Sangihe, Kecamatan Tabukan Utara,
Kabupaten kepulauan Sangihe, Provinsi Sulawesi Utara ?

1.3 Tujuan penelitian


Berdasarkan rumusan permasalahan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui jenis dan bagian tumbuhan yang dimanfaatkan
sebagai bahan obat tradisional oleh masyarakat Suku Sangihe
Kecamatan Tabukan Utara Kabupaten Kepulauan Sangihe Provinsi
Sulawesi Utara.

3
2. Untuk mengetahui cara pengelolaan dan penggunaan tumbuhan untuk
mengobati suatu penyakit oleh masyarakat Suku Sangihe Kecamatan
Tabukan Utara Kabupaten kepulauan Sangihe Provinsi Sulawesi Utara.

3. Untuk mengetahui takaran dan berapa lama penggunaan untuk mengobati


suatu penyakit oleh masyarakat Suku Sangihe Kecamatan Tabukan Utara
Kabupaten kepulauan Sangihe Provinsi Sulawesi Utara.

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Memberikan informasi tambahan mengenai tumbuhan yang digunakan
masyarakat Suku Sangihe Kecamatan Tabukan Utara Kabupaten
Kepulauan Sangihe Provinsi Sulawesi Utara
2. Memberikan informasi tentang cara penggunaan dan pengolahan
tanaman obat untuk pengobatan tradisional.
3. Memberikan informasi terkait lama penggunaan tumbuhan obat
tradisional sesuai takaran yang diolah.
4. Sebagai dasar untuk penelitian lebih lanjut mengenai pemanfaatan
tumbuhan obat tradisional suku Sangihe dan pengembangan obat
Indonesia.

1.5 Batasan Penelitian


Penelitian ini hanya sebatas mempelajari jenis-jenis tumbuhan, bagian tumbuhan
yang di gunakan, jenis-jenis penyakit yang diobati, bagaimana cara penggunaan,
pengolahan, takaran dan lama penggunaan tumbuhan yang di manfaatkan sebagai
obat oleh masyarakat Suku Sangihe, Kecamatan Tabukan Utara, Kabupaten
Kepulauan Sangihe, Provinsi Sulawesi Utara.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1 Tumbuhan Obat
Tumbuhan obat adalah segala jenis tumbuhan yang diketahui mempunyai
khasiat baik dalam membantu memelihara kesehatan maupun pengobatan
suatu penyakit. Tumbuhan obat sangat erat kaitannya dengan pengobatan
tradisional, karena sebagian besar pendayagunaan tumbuhan obat belum
didasarkan pada pengujian klinis laboratorium, melainkan lebih berdasarkan
pada pengalaman penggunaan (Harmida dkk., 2011).

Banyaknya ragam kimia dari bahan alam sebagai sumber daya melimpah dan
paling potensial selanjutnya siap untuk dikembangkan menjadi berbagai obat
baru. Tumbuhan liar menyimpan potensi keragaman senyawa bioaktif.
Tumbuhan liar telah banyak digunakan sebagai obat sejak lama oleh berbagai
masyarakat etnis. Pendataan dari tumbuhan liar yang berpotensi obat ini akan
dapat memberikan kontribusi pada ditemukannya berbagai obat baru (Kodir
dkk, 2017).

Pemanfaatan berbagai spesies tumbuhan yang bertujuan untuk memelihara


kesehatan, sekaligus pengobatan dari berbagai macam penyakit telah banyak
dimanfaatkan oleh berbagai suku asli di seluruh wilayah nusantara,
khususnya yang hidup di sekitar hutan. Setiap suku pasti memiliki
pengetahuan lokal dan tradisional terkait dengan manfaat tumbuhan obat,
mulai dari spesies tumbuhan, bagian yang akan digunakan, serta cara untuk
mengobati penyakit. Pengetahuan ini bersifat spesifik bagi setiap suku,
disesuaikan dengan kondisi lingkungan tempat tinggal masing-masing. Proses
dalam pewarisan pengetahuan lokal terkait obat tradisional telah banyak
dilakukan dari mulut ke mulut. Banyak penelitian yang dilakukan terkait
dengan jenis-jenis tumbuhan yang berpotensi dan diduga berpotensi sebagai
obat. Sebagai langkah awal yang sangat membantu dalam mengetahui suatu
tumbuhan berkhasiat obat adalah dari pengetahuan masyarakat tradisional
secara turun menurun. (Listiyana dan Mutiah, 2017).

5
Famili adalah suatu tingkatan takson yang terdiri atas satu atau lebih genus,
dan terpisah dari kelompok lain oleh suatu pemisah yang jelas . Famili terdiri
atas genus - genus yang berasal dari nenek moyang yang sama. Tingkatan
takson genus mencakup satu atau lebih spesies, dan terpisah dari kelompok
lain dengan pemisah yang jelas. Spesies merupakan kelompok makhluk hidup
yang memiliki persamaan ciri umum dan dapat melakukan perkawinan
dengan sesamanya. Spesies tersebut menunjukkan jenis tunggal bukan
kelompok atau golongan (Astuti, 2007).

2. 2 Pengobatan Tradisional
Pasal 1 angka 16 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,
telah menyebutkan bahwa pelayanan kesehatan tradisional adalah pengobatan
dan/atau perawatan dengan cara dan obat yang mengacu pada pengalaman
dan keterampilan turun-temurun secara empiris yang dapat
dipertanggungjawabkan dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di
masyarakat (Kemenkes RI, 2017).

Usaha yang dilakukan dalam mencapai kesembuhan, pemeliharaan serta


peningkatan taraf kesehatan masyarakat terkait mengenai cara berpikir atau
pengetahuan di luar pengobatan ilmu kedokteran modern juga dapat disebut
sebagai pengobatan tradisional. Pengobatan ini juga diartikan sebagai suatu
praktik pengobatan lokal yang terdapat pada suatu kelompok masyarakat
tertentu (ethnomedicine) dalam usahanya untuk mengobati suatu penyakit
sesuai dengan kepercayaan serta pandangan mereka terhadap penyakit
tersebut (Lifawati, 2015).

Menurut BPOM, obat tradisional dibentuk dari bahan atau ramuan, berupa
bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau
campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan
untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di
masyarakat. Bahan dari obat tradisional terdiri dari bahan baku dan bahan
tambahan. Bahan baku adalah semua bahan awal yang baik dan berkhasiat

6
maupun tidak berkhasiat, yang berubah maupun tidak berubah, serta
digunakan dalam pengolahan obat tradisional. Sedangkan bahan tambahan
adalah komponen obat tradisional yang dimaksudkan sebagai zat, pelarut,
pelapis, pembantu, dan zat yang dimaksudkan untuk mempertinggi kegunaan,
kemantapan, keawetan, atau sebagai zat warna dan tidak mempunyai efek
farmakologis (BPOM RI, 2014).

Perkembangan pelayanan kesehatan tradisional dengan menggunakan ramuan


saat ini kian pesat, dibuktikan oleh hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
2010 menunjukkan persentasi penduduk Indonesia yang pernah mengonsumsi
jamu sebanyak 59,12 %, yang didapatkan pada kelompok umur di atas 15
tahun, baik laki-laki maupun perempuan, di pedesaan ataupun di perkotaan,
dan 95,60 % merasakan manfaatnya. Peningkatan derajat kesehatan
masyarakat perlu memanfaatkan berbagai upaya pelayanan kesehatan,
termasuk kesehatan tradisional yang merupakan salah satu dari berbagai
kegiatan dalam upaya kesehatan berdasarkan Undang-Undang Nomor 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan. Salah satu pendukung pemanfaatan kesehatan
tradisional adalah FROTI. Penggunaan ramuan obat tradisional di dalam
FROTI yang bersamaan dengan pengobatan konvensional harus mendapat
persetujuan terlebih dahulu oleh dokter (Kemenkes RI, 2017).

Formularium Ramuan Obat Tradisional Indonesia (FROTI) merupakan


pedoman bagi masyarakat atau tenaga kesehatan tradisional yang
menggunakan ramuan obat tradisional untuk upaya pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan. Selain itu FROTI juga menyediakan informasi
tentang jenis-jenis tumbuhan obat yang tumbuh di Indonesia yang telah
terbukti aman jika digunakan sesuai aturan dan secara empiris bermanfaat
bagi kesehatan (Kemenkes RI, 2017).

7
2. 3 Tinjauan Penyakit dalam Pengobatan Tradisional
2. 3. 1 Penyakit Degeneratif
Penyakit degeneratif merupakan penyakit yang tidak menular dan
berlangsung kronis karena kemunduran fungsi organ tubuh akibat
proses penuaan. Contoh dari penyakit ini terdiri dari penyakit jantung,
hipertensi, diabetes, dan kegemukan. Beberapa jenis penyakit
degeneratif masuk kedalam peringkat 10 besar penyakit yang tidak
menular dan menyebabkan masyarakat Indonesia harus berobat rawat
jalan atau rawat inap di beberapa rumah sakit. Terdapat
(Dwisatyadini, 2019).
2. 3. 2 Golongan-golongan Penyakit
Penelitian yang dilakukan oleh Ningsih (2015), telah mengidentifikasi
beberapa jenis penyakit, meliputi : penyakit pada mata, penyakit
pencernaan, penyakit mulut dan rongga mulut, penyakit pada kulit,
penyakit karena infeksi, dan penyakit karena nyeri. Jenis penyakit
seperti cacar air, dan sakit gigi merupakan jenis penyakit yang
dianggap paling penting oleh masyarakat. Tumbuhan obat dalam
penelitian ini digunakan secara per oral, dan sebagian dengan cara
topikal. Cara penyiapan obat adalah dengan diseduh menggunakan air
panas, direbus, ditumbuk sampai halus, dan ditempelkan pada
permukaan kulit. Selain itu, resep tradisionalnya juga menggunakan
tumbuhan secara tunggal ataupun campuran.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Nasution, 2018), jenis
penyakit yang dapat diobati menggunakan spesies tumbuhan yaitu
sakit perut, demam , panas dalam, luka, masuk angin (8 spesies),
diabetes, malaria, mata, pengobatan pasca persalinan, gatal-gatal,
penyakit kulit, batuk, tekanan darah tinggi, diare, bisul, keropos
tulang, terkena racun serangga, digigit serangga, sakit gigi, kurang
nafsu makan, asam lambung (2 spesies), rematik (2 spesies), sakit
kepala, pencahar/laksatif (membantu mengatasi sembelit), mabuk
jengkol (2 spesies), maag (2 spesies), asam urat (2 spesies), pingsan (2
spesies), pundial (2 spesies), bintua/perut kembung (2 spesies), kurang

8
darah (1 spesies), benjol (1 spesies), cacingan (1 spesies), keracunan
bisa ular (1 spesies), kurang gizi (1 spesies), susah buang air kecil (1
spesies), sesak nafas (1 spesies), jerawat (1 spesies), kanker (1
spesies), penambah stamina (1 spesies) serta terkilir.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Nasution, 2018), organ


tumbuhan yang digunakan untuk pengobatan, dapat dibedakan
menjadi bagian akar, batang, daun, buah, biji, rimpang serta kulit buah
dan kulit batang. Organ tumbuhan yang paling sering digunakan
adalah daun. Selain itu, daun memiliki berbagai senyawa kimia yang
berkhasiat obat. Cara pengolahan tumbuhan yang dilakukan dalam
menyiapkan obat yaitu bahan tumbuhan tersebut direbus kemudian
diminum air rebusannya, langsung diminum/dimakan,
diperas/dihaluskan lalu ditempel, diperas lalu dimandikan,
digosok/dioleskan ke bagian yang sakit, dibakar/diuapkan, dihaluskan
lalu dimakan, bahan tumbuhan dimandikan, dibakar lalu diikat daun,
dikeringkan lalu dibuat teh, ditumbuk lalu diikat ke leher, serta bahan
direbus lalu disemburkan ke orang sakit.

2.4. Etnis Suku Sangihe


Etnis sangihe sebagai kelompok etnis yang dominan mendiami sebagian
besar wilayah di Sulawesi Utara yang ada di Indonesia, dan memiliki
kekayaan pengetahuan tradisional dalam bidang obat tradisional.
Pengetahuan penting lainnya dalam pengobatan tradisional meliputi:
pengetahuan tentang spesies - spesies tumbuhan obat, klasifikasi penyakit dan
sifat tumbuhan obat, dan cara - cara pengobatan (Syamsiah, 2014).

Pada suku Sangihe, pengetahuan mengenai tumbuhan obat tradisional ini


cenderung diketahui oleh kelompok tertentu dan tidak semua anggota
masyarakat atau anggota suku mengetahuinya (Pelokang, 2018). panggilan
Suku Sangihe kepada orang yang mempunyai pengetahuan dan keahlian
dalam penyembuhan dan mengobati suatu penyakit dengan menggunakan

9
tumbuhan obat dalam ramuannya yang diakui oleh komunitasnya disebut
Taha Undang.

2.5. Kecamatan Tabukan Utara


Secara geografis Kabupaten Kepulauan Sangihe terletak di antara 2⁰4’13” –
4⁰44’ 22” LU dan 125⁰9’28” –125⁰56’57” BT, terdiri dari tiga gugusan
kepulauan yang letaknya berjauhan dan gugusan kepulauan kecil yang
merupakan tapal batas negara (Negara Filipina). Kabupaten Kepulauan
Sangihe berbatasan wilayah dengan Sebelah utara dengan Republik
Philippina, Sebelah timur dengan Kabupaten Kepulauan Talaud, Sebelah
selatan dengan Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro , dan Sebelah
barat dengan Laut Sulawesi. Luas wilayah daratan Kabupaten Kepulauan
Sangihe mencapai 11.863,58 km2 yang terdiri dari daratan seluas 736,98
km2 atau seluas 6,2 % dan lautan seluas 11.126,61 km2 yang secara
administrasi dibagi menjadi 15 kecamatan yang tiap kecamatan memiliki
luas daratan yang berbeda dimana kecamatan Tabukan Utara memiliki
luas daratan terbesar yaitu 116,58 km2 (15,82%) dari luas Kabupaten.
Jumlah penduduk Kabupaten Kepulauan Sangihe pada Tahun 2015 berdasarkan hasil
proyeksi penduduk adalah 129.584 jiwa dengan jumlah rumah tangga sebanyak
34.556 dan kepadatan penduduk 175,83 jiwa/km2. Kecamatan Tabukan Utara
memiliki jumlah penduduk terbanyak yaitu 15,20 persen dari seluruh jumlah
penduduk di Sangihe (RPJIM, 2019).

10
Gambar 2.5.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten Kepulauan
Sangihe Utara(km²)

Gambar 2.5.2 Peta Wilayah Kecamatan Tabukan Utara Kabuten Kepulauan


Sangihe Sulawesi Utara

11
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3. 1 Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2020 – Maret 2021, dan bertempat
di Kecamatan Tabukan Utara, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Provinsi
Sulawesi Utara.

3. 2 Populasi dan Sampel


Populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian. Sedangkan sampel adalah
sebagian dari populasi yang akan diteliti (Arikunto, 2013). Populasi dalam
penelitian ini diambil dari Suku Sangihe, Kecamatan Tabukan Utara,
Kabupaten Kepulauan Sangihe, Provinsi Sulawesi Utara. Sedangkan sampel
pada penelitian ini diambil dari Taha Undang yang bertindak selaku informan
dari Suku Sangihe yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi serta
mengetahui tentang penggunaan tumbuhan dalam pengobatan tradisional.

3. 3 Alat dan Bahan Penelitian


Alat yang digunakan dan harus disiapkan dalam penelitian ini terdiri dari :
lembar kuisioner, alat tulis, dan kamera. Sedangkan untuk bahan yang
dibutuhkan dan harus disiapkan dalam penelitian ini adalah tumbuhan yang
akan digunakan dalam pengobatan.

3. 4 Definisi Operasional
1. Taha Undang adalah panggilan Suku Sangihe kepada orang yang
mempunyai pengetahuan dan keahlian dalam penyembuhan dan
mengobati suatu penyakit dengan menggunakan tumbuhan obat dalam
ramuannya yang diakui oleh komunitasnya.
2. Suku adalah kelompok masyarakat yang dibedakan atas dasar bahasa,
budaya, dan lokasi asal.
3. Pengobatan tradisional adalah serangkaian pengetahuan, keterampilan
dan praktik-praktik yang berdasarkan teori, keyakinan dan pengalaman

12
masyarakat yang mempunyai adat budaya yang berbeda dan digunakan
dalam pemeliharaan kesehatan serta pencegahan diagnosa, perbaikan dan
pengobatan penyakit secara fisik maupun mental.

3. 5 Prosedur Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian yang
bersifat deskriptif, dengan pelaksanaan dilakukan pada Suku Sangihe,
Kecamatan Tabukan Utara, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Provinsi
Sulawesi Utara.
3. 5. 1 Pemilihan Sampel (Informan)
Sampel ditentukan setelah peneliti terlebih dahulu menemui kepala
desa dan pemangku adat dari Suku Sangihe di Tabukan Utara, dengan
maksud ingin meminta izin sebelum mulai melakukan kegiatan
penelitian sehingga dapat membantu dalam memperoleh informasi
mengenai pengobatan tradisional dari tumbuh-tumbuhan yang
dimanfaatkan sebagai obat oleh Suku Sangihe tersebut. Selanjutnya,
dilakukan pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling,
yaitu teknik pengambilan sampel dari sumber data dengan
pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2016).

Penentuan sampel akan disesuaikan dengan kriteria inklusi dan


eksklusi, yaitu sebagai berikut :
1. Kriteria inklusi
a. Informan Taha Undang Suku Sangihe yang memiliki
pengetahuan terkait pengobatan tradisional.
b. Informan Taha Undang Suku Sangihe telah memulai
profesinya selama ≥5 tahun.
c. Informan Taha Undang Suku Sangihe memiliki umur ≥30
tahun.
2. Kriteria eksklusi
a. Informan Taha Undang Suku Sangihe menolak untuk
diwawancarai.

13
b. Tidak menggunakan tanaman obat
c. Terhalang oleh pandemik covid-19

3. 5. 2 Wawancara Informan
Wawancara yang dilakukan terhadap informan menggunakan teknik
open-ended interview, disertai penyediaan media angket kuesioner
dan dokumentasi dalam mendukung keabsahan dari sesi wawancara
informan. Lembar kuesioner dijadikan acuan dasar saat memberikan
pertanyaan kepada informan. Pada studi lapangan yang dilakukan,
setiap informan akan ditanyai tentang bagian tumbuhan yang sering
dimanfaatkan untuk pengobatan, yang didasarkan pada nama lokal,
serta cara menggunakannya dalam proses penyembuhan suatu
penyakit.

3. 5. 2 Pengumpulan Spesimen
Spesimen diambil secara langsung dari lokasi tumbuhnya, lalu
dikumpulkan dengan bantuan para informan atau masyarakat suku
Sangihe yang telah mengetahui tumbuhan obat yang dimaksudkan.
Kemudian dilakukan dokumentasi, dan semua dokumen yang telah
diambil selanjutnya diidentifikasi di UPT Sumber Daya Hayati
Sulawesi Tengah Universitas Tadulako.

14
3. 6 Skema Kerja

Persiapan Alat dan Lembar kuisioner, alat


Bahan tulis, kamera, dan
tumbuhan.

Sampel ditentukan
Pemilihan Sampel
dengan cara Purposive
Sampling

Wawancara dilakukan
Wawancara Informan dengan teknik open-
ended interview dan
pengisian kuesioner

Spesimen dikumpulkan
secara langsung melalui
Pengumpulan spesimen foto dan video dari lokasi
tumbuhnya dengan
bantuan informan

Identifikasi dilakukan di
Identifikasi Nama Ilmiah UPT. Sumber Hayati
dan Familia Sulawesi Tengah
Universitas Tadulako

Pembahasan dan
Kesimpulan

15
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Karakteristik Informan


4.1.1 Tabel Karakteristik Informan
Persentase
No Uraian Jumlah
(%)
1 Keturunan Asli Suku Sangihe 16 100%
Jenis Kelamin
2 a. Laki-laki 11 68,75%
b. Perempuan 5 31,25%
Status Pernikahan
3
- Menikah 16 100%
Umur
a. Dewasa Akhir (36-45 tahun) 2 12,5 %
4 b. Lansia Awal (46-55 tahun) 3 18,75%
c. Lansia Akhir (56-65 tahun) 4 25%
d. Manula (>65 tahun) 7 43,75%
Pendidikan
a. Tamat SD/Sederajat 11 68,75%
5 b. Tamat SMP/Sederajat 2 12,5%
c. Tamat SMA/Sederajat 1 6.25%
d. Tamat Perguruan Tinggi 2 12,5%
Pekerjaan Utama
3 18,75%
a. Penyehat
1 6,25%
b. PNS/Pensiunan PNS/TNI/Polri
6 4 25%
c. Jasa (tukang kayu dan bangunan)
2 12,5%
d. Pegawai Swasta
1 6,25%
e. Pandai besi
5 31,25%
Sumber Pengetahuan
a. Kakek/Nenek 7 43,75%
7 b. Orang Tua 6 37,5%
d. keluarga 2 12,5%
e. Pengalaman 1 6,25%
Lama Menjadi Taha Undang
a. <10 Tahun 1 6,25%
b. 10-20 Tahun 4 25%
8 c. 21-30 Tahun 2 12,5%
d. 31-40 Tahun 3 18,75%
e. 41-50 Tahun 5 31,25%
f. >50 Tahun 1 6,25%
Rata-rata Jumlah Pasien/bulan
9 b. 5-10 11 68,75%
c. > 10 5 31,25%
Metode PengobatanTambahan
b. Pijat 4 25%
10
c. Spiritual 2 12,5%
d. Supranatural 4 25%

16
Informasi keberhasilan Pengobatan
11 a. Bertanya Kepada Pasien/Keluarga 10 62,5%
b. Mewajibkan Kunjungan Ulang 6 37,5%

Berdasarkan hasil wawancara dengan Camat di Kecamatan Tabukan Utara,


masyarakat masih mempercayai pengobatan tradsisional menggunakan
tumbuhan obat dengan mendatangi pengobat tradisional (Hattra) oleh suku
Sangihe disebut dengan Taha Undang. Dari tabel 2.1.1 dijelaskan bahwa
Taha Undang 100% merupakan keturunan asli suku Sangihe karena Suku
Sangihe sebagai kelompok suku mayoritas di wilayah Kecamatan Tabukan
Utara (Syamsiah, 2014) dan telah menikah. Presentase jenis kelamin laki-
laki lebih tinggi disbanding perempuan yaitu 68,75% dan perempuan 31,25%
karena jumlah penduduk yang berjenis kelamin laki-laki lebih banyak disbanding
perempuan (BPS, 2020). Taha Undang yang berumur lebih dari 65 tahun (manula)
memiliki jumlah tertinggi dengan presentase 43,75%. Sedangkan presentase
jumlah tertinggi dari waktu terlama menjadi Taha Undang yaitu 31,25% (41-50
tahun) dan yang terendah 6,25% (< 10 tahun & > 50 tahun) tahun. Sumber ilmu
Taha Undang paling banyak diperoleh dari kakek/nenek dengan presentase
43,75%. Taha Undang di Kecamatan Tabukan Utara rata-rata teramasuk kelompok
umur manula karena masih dipercaya sebagai pengobat tradisional karena ilmu
yang mereka dapat langsung dari nenek/kakek moyang dan ditambah lagi
banyaknya pengalaman selama menjadi sandro puluhan tahun (Pelokang, 2018).

Taha Undang paling banyak menempuh pendidikan hinggah tamat SD/Sederajat


dengan presentase 68,75% karena rata-rata saat remaja mereka tidak menempuh
pendidikan lebih tinggi disebabkan keadaan pada saat itu masih sulit untuk
menempuh pendidikan baik dari faktor sosial maupun keadaan keuangan.
Pekerjaan utama Taha Undang yang paling banyak dengan presentase 31,25%
sebagai pandai besi, dan 18,75% pekerjaan utama Taha Undang sebagai penyehat
atau pengobat tradisional. Pekerjaan sebagai pandai besi merupakan pekerjaan
terbanyak oleh taha undang karena merupakan pekerjaan yang diwariskan dari
nenek moyang hingga saat ini dan merupakan pekerjaan yang mereka gemari dan
kuasai dari segala jenis kelamin maupun umur. Taha Undang memiliki pekerjaan
utama selain penyehat karena sebagai penyehat hanya merupakan bentuk bantuan
kepada masyarakat yang memerlukan pengobatan dan tidak dituntut untuk

17
membayar sehingga Taha Undang memiliki pekerjaan lain untuk mencari nafkah
sebagai penopang hidup mereka.

Taha undang menggunakan terapi tambahan dalam pengobatan tradisional


seperti terapi pijat, spiritual dan supranatural dengan presentase masing-
masing 25%, 12,5% dan 25%. Masyarakat masih meyakini bahwa
pembacaan mantra merupakan wujud dari sebuah usaha untuk mencapai
keselamatan dan kesuksesan. Kepercayaan tentang adanya suatu kekuatan
gaib yang mendorong mereka untuk merealisasikan kekuatan tersebut ke
dalam wujud nyata untuk memenuhi kebutuhan. Pada umumnya,
pembacaan mantra selalu mangandung dua unsur pokok. Kedua unsur itu
adalah ritual dan magis. Ritual merupakan tindakan atau usaha yang
dilakukan oleh manusia untuk “meminta” kepada “Sang Penguasa”,
sedangkan magis lebih bersifat memerintah (Raodah, 2019).

Tabel 4.1.2 Demografi Informan


Lama
Nama
Umur Menjadi Pekerjaan Desa
Inisial
Sandro
LM 70 th 50 th Penyehat Kalasuge
SH 62 th 45 th Penyehat Bahu
AM 68 th 50 th Petani Mala
SB 72 th 55 th Pensiunan PNS Kalekube
IS 70 th 50 th Petani Moade
AP 47 th 10 th Petani Beha
JA 57 th 25 th Penyehat Utaurano
A 39 th 6 th Pegawai swasta Raku
SH 52 th 20 th Pandai Besi Naha
RS 67 th 40 th Pandai Besi Kalurae
GS 44 th 15 th Tukang Kayu Likuang
JC 69 th 40 th Pandai Besi Bengketang
HS 60 th 30 th Kuli Bangunan Bowongkulu
EM 60 th 40 th Pandai Besi Tarolang
SD 66 th 50 th Pandai Besi Lenganeng
SB 47 th 10 th Petani Pusunge

Taha Undang menggunakan tumbuhan sebagai obat tradisional berdasar


pada pengetahuan yang diwariskan oleh leluhur (nenek moyang) atau orang
tua terdahulu yang kemudian menjadi budaya turun temurun dalam suatu
keluarga. Pengetahuan Taha Undang semakin bertambah dan berkembang

18
seiring berjalannya waktu dan pengalaman selama menjadi Taha Undang.

Berdasarkan wawancara informan, dari 24 desa di Kecamatan Tabukan


Utara, yang masuk ke dalam kriteria inklusi hanya 16 informan dari 16 desa
saja, sedangkan 8 informan lainnya masuk ke dalam kriteria inklusi
(menolak diwawancarai, tidak menggunakan tanaman obat, dan terhalang
pandemic covid-19). Informan ke-1 yaitu LM berusia 70 tahun dan telah
menjadi Taha Undang selama kurang lebih 50 tahun, informan ke-2 SH
berusia 62 tahun dan telah menjadi Taha Undang selama kurang lebih 45
tahun, informan ke-3 AM berusia 68 tahun dan telah menjadi Taha Undang
selama kurang lebih 50 tahun, informan ke-4 SB berusia 72 tahun dan telah
menjadi Taha Undang selama kurang lebih 58 tahun, informan ke-5 IS
berusia 70 tahun dan telah menjadi Taha Undang selama kurang lebih 50
tahun, informan ke-6 AP berusia 47 tahun dan telah menjadi Taha Undang
selama kurang lebih 10 tahun, informan ke-7 JA berusia 47 tahun dan telah
menjadi Taha Undang selama kurang lebih 25 tahun, informan ke-8 A
berusia 39 tahun dan telah menjadi Taha Undang selama kurang lebih 6
tahun, informan ke-9 SH berusia 52 tahun dan telah menjadi Taha Undang
selama kurang lebih 20 tahun, informan ke-10 RS berusia 67 tahun dan telah
menjadi Taha Undang selama kurang lebih 40 tahun, informan ke-11 GS
berusia 44 tahun dan telah menjadi Taha Undang selama kurang lebih 15
tahun, informan ke-12 JC berusia 69 tahun dan telah menjadi Taha Undang
selama kurang lebih 40 tahun, informan ke-13 HS berusia 60 tahun dan
telah menjadi Indo’ selama kurang lebih 15 tahun, informan ke-14 EM
berusia 60 tahun dan telah menjadi Indo’ selama kurang lebih 30 tahun,
informan ke-15 SD berusia 66 tahun dan telah menjadi Taha Undang selama
kurang lebih 50 tahun, dan informan ke-16 SB berusia 47 tahun dan telah
menjadi Taha Undang selama kurang lebih 10 tahun.

19
4.2. Jenis dan Bagian Tumbuhan Yang Dijadikan Sebagai Obat Tradisional
Oleh Suku Sangihe Di Kecamatan Tabukan Utara Kabupaten
Kepulauan Sangihe Sulawesi Utara

Hasil identifikasi spesimen yang dilakukan di UPT Sumber Daya Hayati


Sulawesi Tengah Universitas Tadulako diketahui bahwa dari 104 spesies
tumbuhan tradisional diperoleh 70 jenis familia, dan terdapat 34 spesies
yang tidak dapat diidentifikasi. Adapun hasil identifikasi tumbuhan yang
dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional oleh Taha Undang suku
Sangihe di Kecamatan Tabukan Utara Kabupaten Kepulauan Sangihe
Sulawesi Utara dapat dilihat pada tabel 4.2.1, sedangkan untuk tumbuhan
yang tidak dapat diidentifikasi dapat dilihat pada tabel 4.2.2

Jenis tumbuhan yang digunakan oleh suku Sangihe di Kecamatan Tabukan


Utara sebagai obat tradisional secara umum dapat diperoleh di pasar
(dibeli). Selain itu, ada juga tumbuhan yang merupakan hasil budi daya
sendiri di ladang kebun atau tumbuhan yang tumbuh secara liar di
pekarangan rumah, hutan, dan tepi sungai. Suku Sangihe menggunakan
tumbuhan sebagai obat tradisional berdasar pada pengetahuan yang
diwariskan oleh leluhur (nenek moyang) atau orang tua terdahulu yang
kemudian menjadi budaya turun temurun dalam suatu keluarga. Pengobatan
ini dilakukan jauh sebelum adanya pelayanan kesehatan modern masuk ke
masyarakat setempat.

Tabel 4.2.1 Tumbuhan yang Teridentifikasi di UPT Sumber Daya Hayati


Sulawesi Tengah Universitas Tadulako

Nama Bagian yang


No Nama umum Spesies
daerah digunakan
Belimbing Belimbing
1 Averrhoa bilimbi. Daun
botol wuluh
2 Bintang Daun Bintang Macaranga sp. Kulit Batang

3 Pasa Asam jawa Tamarindus indica . Buah

4 Katumbare Ketumbar Coriandrum sativum Biji

5 Balacai Jarak pagar Jatropha curcas. Daun

20
6 Puringka Kelapa Cocos nucifera. Buah

7 Kelor Kelor Moringa oleifera. Daun

8 Balubilang Sirih Hutan Piper aduncum. Batang


Papara
9 Pepaya Carica papaya . Batang
nalang
10 Pondang Pandan Pandanus sp. Daun

11 Solderei Serai Cymbopogon citratus. Batang

12 Tate Mayana Plectranthus sp. Daun


Kaliapang Bayam
13 Amaranthus spinosus. Daun
kehu Berduri
Andrographis
14 Sambiloto Sambiloto Daun
paniculata.
Batang dan
15 Tagalolo Awar-awar Ficus septica.
Akar
Artocarpus
16 Nangka Nangka Kulit batang
heterophyllus.
17 Kuni Kunyit Curcuma longa. Rimpang

18 Kekempale Cocor bebek Bryophyllum sp. Daun


Duku
19 Meniran Phyllanthus urinaria. Herba
tingkulu
Lilang
20 Lidah buaya Aloe vera. Gel
Buala
Persea americana
21 Alpukat Alpukat Kulit batang
mill.
22 Kalu wulan Kalu bulan Strobilanthes crispa. Daun
Kuming
23 Kumis kucing Orthosiphon aristatus. Daun
meo
Pemparaen Graptophyllum
24 Daun Ungu Daun
g mahamu pictum.
Sorong
25 Jarak merah Jatropha gossypiifolia. Daun
ambon
Laka
26 Pacar Air Impatiens balsamina. Daun dan Buah
mahamu
Kuhung-
27 Ketepeng Senna alata. Daun
kuhung
28 Gedi Kultigen Abelmoschus manihot. Daun
Pisang-
29 Hegi Heliconia rostrata. Daun
pisangan
30 Daun afrika Daun Afrika Vernonia amygdalina. Daun
Anggreke Anggrek
31 Bulbophyllum sp. Batang
macan macan
32 Goyawase Jambu biji Psidium guajava. Daun

21
33 Melati Melati Jasminum sp. Daun

34 Seha Mengkudu Morinda citrifolia. Buah

35 Duku ake Daun suruhan Peperomia pellucida. Daun

36 Tahapise Sembung Blumea sp. Bunga

37 Sopa uawu Bandotan Ageratum conyzoides. Herba


Daun Dan
38 Karabu Jotang Acmella uliginosa.
Bunga
39 Duku nate Putri Malu Mimosa sp. Herba

40 Gahusa Kisi-Kisi Justicia gendarussa. Daun


Nanamuha Pohon tapal Phyllanthus sp.
41 Kulit Batang
ng besi
42 Duku pepa Paitan Paspalum sp. Herba

43 Ehe Alang-alang Imperata sp. Akar

44 Teka dehu Ciplukan Physalis minima. Buah

45 Lesotio Girang-Girang Leea sp. Buah Dan Daun


Lembawua/
46 sowong Nusa Indah Mussaenda sp. Daun
manu.
47 Busa hote Pisang abaka Musa sp. Jantung Pisang
Limung
48 Jeruk purut Citrus sp. Buah
suanggi
49 Goraka Jahe Zingiber officinale. Rimpang
Nanase
50 Nanas Muda Ananas comosus. Buah
mawira
51 Akele Enau Arenga pinnata. Buah

52 Papare Paria Momordica charantia. Buah

53 Salise Ketapang Terminalia catappa. Daun

54 Dalimase Kaki kuda Hydrocotyle sp. Herba

55 Kopi Kopi Coffea sp. Akar

56 Bungkahe Singkong Manihot esculenta. Daun


Saccharum
57 Tuwu Tebu Batang
officinarum.
58 Kapase Kapas Gossipium sp. Buah
Sensalumis
59 Senggani Melastoma sp. Daun dan bunga
iang
Sohong
60 Rasberi Rubus sp. Daun
manu

22
61 Sambiki Labu kuning Cucurbita sp. Buah

62 Dendiki Rumput Knop Hyptis capitata. Daun

63 Kalu duli Patah tulang Euphorbia tirucalli. Batang

64 Momase Momase Neonauclea sp. Daun

65 Hisa Rica Capsicum annuum. Bunga


Pesang
66 Beringin Ficus sp. Daun
senggasi
67 Gedi Medik Abelmoschus manihot. Daun

68 Binunga Binunga Macaranga sp. Batang


Tradescantia
69 Daun adam Daun adam Daun
spathacea.
Nangka
70 Sirsak Annona muricata. Daun
Belanda

Tabel 4.2.2 Tumbuhan yang tidak Teridentifikasi Sumber Daya Hayati


Sulawesi Tengah Universitas Tadulako
Bagian yang
No. Nama Daerah Nama Umum Spesies
digunakan
1 Nalang Kayu kapur - Daun
2 Ganda - - Batang
3 Tabale Jinten - Daun
4 Kayu burung - - Daun
5 Bawekaeng Pecah piring - Daun
6 Tatutu Santa Maria - Daun
7 Reda Pohon reda Batang
8 Hegauw - - Kulit Batang
9 Rendiki - - Daun
10 Lensunang kehu Bawang sabrang - Daging buah
11 Bunga tai manu - - Herba
12 Enggahusa Cakar ayam Daun
13 Mendalihang - - Daun
Daun dan
14 Lengide Selasih -
rimpang
15 Tebang - - Daun
16 Lehunui Lehunui - Daun dan akar
17 Panese - - Daun
18 Sambung nyawa Sambung nyawa - Daun
19 Tine - - Daun
20 Motore cina - - Herba

23
21 Deling Sirih - Daun
22 Pumpuirang - - Daun
23 Puning Pakis - Batang
24 Kitolon Kitolod - Daun
25 Pangi Kepayang - Kulit Batang
26 Palata Leilem - Kulit batang
27 Palang Pala jantan - Kulit batang
28 Kinsule Kencur - Daun
29 Turing Gamal - Daun
30 Lesa Kedondong - Daun
31 Tetule mawira - - Kulit batang
32 Limpa daleng - - Daun
33 Busa manure Pisang kepok - Jantung Pisang
Daun,buah dan
34 Gingseng Ginseng -
akar.

Tidak semua bagian tumbuhan dapat dijadikan obat. Namun ada beberapa
tanaman yang seluruh bagian tanamannya dapat dijadikan obat. Sebagian
besar hanya bagian-bagian tertentu tanaman saja yang dimanfaatkan.
Bagian-bagian yang bisa dimanfaatkan adalah batang, kulit kayu, akar,
daun, biji, bunga, dan buah. Bagian-bagian tumbuhan tersebut bisa langsung
digunakan dalam keadaan segar atau diolah terlebih dahulu. Bahan obat
yang telah diolah secara sederhana disebut simplisia. Contoh simplisia
adalah bahan obat yang telah dikeringkan (Juwita, R. 2008)

Daun merupakan organ utama tanaman yang bertugas sebagai tempat


menyerapan dan mengubah energi cahaya matahari melalui proses
fotosintesis, yang hasil fotosintesis digunakan sebagai makanan yang peran
dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Oktafani, dkk 2017).
Daun paling banyak digunakan sebagai obat tradisional karena daun
umumnya bertekstur lunak, memiliki kandungan air yang tinggi (70-80%)
dan merupakan tempat akumulasi fotosintat yang diduga mengandung
unsur-unsur (zat organik) yang memiliki sifat dapat menyembuhkan
penyakit (Simanjuntak, 2016). Akar sebagai organ pada tumbuhan dibentuk
dari beberapa jaringan yang berbeda yang berfungsi sebagai alat absorbsi
air, nutrisi berbagai garam mineral yang terlarut di dalam tanah, dan

24
pengokoh tumbuhan pada tempat tumbuhnya (Syukriah dan Pranggarani,
2016). Rimpang merupakan modifikasi dari batang sehingga rimpang
memiliki struktur anatomi yang menyerupai anatomi batang (Trimanto, dkk
2017). Herba merupakan bagian tanaman obat yang di mulai dari akar,
batang, daun, bunga, dan buah (seluruh bagian tanaman) (Dalimartha dan
Adrian, 2011). Bunga merupakan alat reproduksi seksual pada tanaman.
Bunga merupakan bagian tanaman yang menunjukan variasi besar dalam
struktur, susunan dan ukurannya (Ratnasari dan Krisantini, 2007). Kulit
kayu (cortex) adalah kulit bagian terluar dari tanaman yang sering
digunakan sebagai bahan ramuan seperti, kulit batang,cabang atau kulit akar
sampai kelapisan epidermis (Dalimartha,2008). Jantung pisang adalah sisa
bunga pisang yang tidak bisa menghasilkan buah (Rochima, 2019).

4.3. Cara Pengolahan, Penggunaan, dan Takaran Tumbuhan yang


Dimanfaatkan Dalam Pengobatan Tradisional Oleh Suku Sangihe Di
Kecamatan Tabukan Utara Kabupaten Kepulauan Sangihe Sulawesi
Utara

4.3.1 Tabel Ramuan Pengobatan


Persentase
No Uraian Jumlah
(%)
Cara Pemakaian
1 a. Dalam 113 84,33%
b. Luar 21 15,67%
Frekuansi Pemakaian
a. 1 x Sehari 41 31,29%
2 b. 2 x Sehari 39 29,77%
c. 3 x Sehari 49 37,4%
d. 4 x Sehari 2 1,52%
Lama Pengobatan
a. < 1 Minggu 16 12,03%
3 b. 1 Minggu-1 Bulan 41 30,82%
c. > 1 bulan 2 1,5%
d. Hingga Sembuh 74 55,63%
Bagian yang Digunakan
a. Daun 56 53,84%
b. Batang 11 10,57%
c. Akar 4 3,84%
4 d. Bunga 3 2,88%
e. Kulit Batang 9 8,65%
f. Jantung 2 1.92%
g. Buah 10 9,61%
h. Daging Buah 1 0,96%

25
i. Biji 3 2,88%
j. Rimpang 3 2,88%
k. Herba 7 6,73%
l. Getah/gel 1 0,96%
Takaran Penggunaan
a. 1 Sendok 17 16,66%
b. 2 sendok 10 9,8%
5
c. 3 Sendok 2 1,97%
d. ½ Gelas 15 14,71%
e. 1 gelas 58 56,86%
Asal Tumbuhan Obat
a. Hutan 35 33,65%
b. Pekarangan 47 45,19%
6
c. Ladang/kebun 19 18,27%
d. Tepi Sungai 2 1,92%
e. Beli 1 0,96%

Pengobatan dengan memanfaatkan tumbuhan obat tradisional merupakan


pilihan oleh kebanyakan masyarakat suku Sangihe yang sedang terkena
suatu penyakit. Hal ini dikarenakan masih kentalnya kepercayaan
masyarakat untuk berobat pertama kali pada Taha Undang dibandingkan
berobat di fasilitas kesehatan. Selain itu, alasan biaya dan jarak tempuh
masyarakat ke Taha Undang dianggap lebih mudah dibandingkan ke
fasilitas kesehatan.

Berdasarkan hasil wawancara berasama 16 Taha Undang, didapatkan


informasi cara pemakaian, frekuansi pemakaian, lama pengobatan, bagian
tumbuhan yang digunakan, takaran penggunaan dan asal tumbuhan yang
dimanfaatkan sebagai obat tradisional oleh suku Sangihe.

Cara Pemakaian
Luar; 15,67%

Dalam;
84,33%

Gambar 4.3.1.1 Persentase Cara Pemakaian

26
Frekuansi Pemakaian
4 x Sehari;
1,52%
3 x Sehari; 1 x Sehari;
37,40% 31,29%

2 x Sehari;
29,77%

Gambar 4.3.1.2 Persentase Frekuansi Pemakaian

Lama Penggunaan
< 1 Minggu;
12,03%

Hingga 1 Minggu-1
Sembuh; Bulan; 30,82%
55,63%

> 1 bulan;
1,50%
Gambar 4.3.1.3 Persentase Lama Penggunaan

Bunga; 3,84% Gel/Getah; Daging Buah; Jantung


Rimpang; Herba; 6,73% 0,96% 0,96% Pisang;
2,88% 1,96%
Akarr; 2,88%
Biji; 2,88%
Daun; 53,84%
Buah; 9,61%

Kulit Batang;
8,65% Batang;
10,57%

Gambar 4.3.1.1 Persentase Bagian Tumbuhan Yang digunakan

27
Takaran Penggunaan
1 Sendok;
16,66% 2 sendok;
9,80% 3 Sendok ;
1 gelas; 56,86% 1,97%
½ Gelas;
14,71%

Gambar 4.3.1.5 Persentase Takaran Penggunaan

Asal Tumbuhan Obat


Tepi Sungai; Beli;
1,92% 0,96%

Ladang/kebun;
18,27% Hutan; 33,65%

Pekarangan;
45,19%

Gambar 4.3.1.5 Persentase Asal Tumbuhan Obat

Hasil penelitian pemanfaatan tumbuhan obat oleh suku Sangihe di Kecamatan


Tabukan Utara ditemukan sebanyak 104 je bis tumbuhan obat (tabel 4.2.1 dan
4.2.2). Jumlah ini termasuk tinggi jika dibandingkan dengan penelitian serupa
yang dilakukan di daerah Taman Nasional Wasur Marauke dengan total hanya
37 jenis tumbuhan (Winara & Muchktar, 2016), Kampung Nansfori, Supiori
diketahui sebanyak 49 jenis tumbuhan (Sada & Tanjung, 2010).

Berdasarkan atas bagian tumbuhan yang dimanfaatkan, bagian daun


merupakan bagian yang paling banyakndimanfaatkan dengan persentase
53,48% diikuti batang 10,57%, kulit batang 8,65%, bunga 3,84%, jantung
1,96%, herba 6,73%, buah 9,61%, akar 2,88%, rimpang 2,88%, biji 2,88%,
gel/getah 0,96%, dan daging buah 0,96%. Menurut Maikuri et al. (2010) bagian

28
yang paling banyak digunakan dalam pengobatan tradisional dengan persentase
daun 32%, diikuti akar 31%, kulit 9%, batang 7%, biji 5%, buah 4% dan
lainnya 5%.

Tanaman obat yang di temukan di kecamatan Tabukan berasa dari pekarangan


45,19%, kebun/ladang 18,27% dan huatan 33,65%. Yusri et al. (2016)
tumbuhan obat yang digunakan sebagai pengobatan tradisional berasal dari
pekarangan 14%, hutan 10%, tepi jalan 7%, kebun 6% dan di pantai 3%.

Tabel 4.3.2 Cara Pengolahan, Penggunaan, dan Takaran Tumbuhan yang


Dimanfaatkan Dalam Pengobatan Tradisional Oleh Suku Sangihe
Di Kecamatan Tabukan Utara Kabupaten Kepulauan Sangihe
Sulawesi Utara
Takaran &
Cara
Informan Tumbuhan Cara Pengolahan Lama Khasiat
Penggunaan
Pengunaan
1 kali sehari
Ditumbuk sebanyak Dioles pada
hingga Gatal-gatal
Gamal 2 genggam daun bagian tubuh
gatal-gatal dikulit
hingga halus yang gatal
sembuh
Ditempel pada
Ditumbuk daun 9 leher/ gondok 2 kali Sehari
Pumpuirang lembar tambahkan mulai dari 9, 7, hingga Gondok
air setengah sendok 5, 3, hingga 1 sembuh
lembar
1 gelas 3
Direbus 7 lembar
kali sehari
daun dengan 3 gelas
Bayam berduri Diminum hingga Panas
LM air hingga tersisa 1
gejalah
gelas
hilang
Dioleskan pada
2 kali
bagian kulit
Kuhung-kuhung Ditumbuk 9 lembar sehari Kudis, kurap,
yang terkena
(Senna alata.) hingga halus hingga dan panu
kudis, kurap dan
sembuh
panu
Dilumatkan 9
½ gelas 3 Kista dan
lembar daun
Diminum selagi kali sehari Pendarahan
Limpa daleng kemudian diperas
hangat selama 1 pada ibu
kedalam ½ air
minggu hamil
hangat
Direbus 9 lembar
daun sirsak dengan
3 gelas air hingga 1 gelas 3
Sirsak
tersisa 1 gelas. Di minum selagi kali sehari
(Annona Asma
Tambahkan garam hangat selama 2
muricata)
sejumput dan 1 minggu
siung bawang
merah, lalu disaring
Dicukur kulit
batang bagian 1 gelas 3
Kencing
dalam sebanyak 1 Diminum selagi kali sehari
Kepayang batu/batu
genggam, lalu rebus hangat selama 2
ginjal
SH dengan 3 gelas air minggu
hingga menjadi 1

29
gelas, kemudian
disaring
Pala dan Dibungkus kulit
Jarak merah batang pala yang 1 gelas 3
(Jatropha telah dipotong kecil kali sehari
gossypiifolia.) dengan daun jarak Diminum selagi (selama 3
Usus buntu
merah 5 lembar, hangat hari
lalu rebus dengan 2 berturut-
(No. Ramuan: gelas air hingga turut)
01) tersisa 1 gelas
Lesotio
(Leea sp.) Direbus batang
Kelapa Lesotio yang telah 1 gelas 3
(Cocos dipotong menjadi 3 Diminum selagi kali sehari
nucifera.) Asma
bagian dengan air hangat selama 1
kelapa tua 1 buah bulan
(No. Ramuan: hingga mendidih
02)
Direbus 9 lembar
1 gelas 2
daun kedondong
Diminum selagi kali sehari
Lesa dengan 3 gelas air TBC
hangat selama 1
hingga tersisa 1
bulan
gelas
Diperas batang tebu ½ gelas 2
Tuwu
hingga kali sehari
(Saccharum Diminum Amandel
mendapatkan ½ selama 3
officinarum.)
gelas air tebu hari
Direbus 7 lembar
daun dan akar
dengan air 1 gelas
hingga mendidih.
1 sendok 3
lalu rebus terpisah
kali sehari
Lehunui gula merah Diminum Maag
selama 3
secukupnya.
hari
campurkan rebusan
daun dan akar
dengan rebusan air
gula merah
Direbus nanas muda
yang telah diparut
dengan 1 gelas air,
2 sendok 2
Nanas Muda lalu rebus terpisah
Diminum selagi kali sehari
(Ananas gula merah Ginjal
hangat Selama 2
comosus) secukupnya.
minggu
campurkan rebusan
nanas dengan air
gula merah
Direbus potongan
Labu kuning dengan
1 gelas air, lalu
1 gelas 3
rebus terpisah gula
Labu Kuning Diminum selagi kali sehari
merah secukupnya. Liver
AM (Cucurbita sp.) hangat selama 2
campurkan rebusan
bulan
labu kuning dengan
rebusan air gula
merah

30
Teka dehu
(Physalis
minima.) Direbus daun teka
Duku tingkulu dehu, daun duku ½ gelas. 2
(Phillanthus tingkulu dan daun kali sehari.
urinaria.) kumis kucing Diminum selagi Hingga sakit Sakit
Kumis kucing masing-masing 7 hangat pada pinggang
(Orthosipon lembar dengan 3 pinggang
aristatus.) gelas air hingga hilang
tersisah 1 gelas
(No. Ramuan:
03)
Direbus kulit batang
1 gelas 2
Bintang bintang yang telah
Diminum selagi kali sehari
(Macaranga dijemur dengan 3 Menstruasi
hangat selama
sp.) gelas air hingga
menstruasi
tersisah 1 gelas
Papara nalang
(Carica Direbus kulit batang
papaya ) pepaya, 1 siung
Bawang putih bawang putih dan
Diminum
(Allium sativum bawang merah yang
(selama
L.) sudah ditumbuk
pengobatan 1 gelas 1
Bawang merah halus, lada
tidak boleh kali sehari
(Allium cepa.L.) secukupnya, garam Keputihan
mengkomsumsi selama 1
Jeruk nipis sejumput, 1 sendok
buah nanas, minggu
(Citrus air perasan jeruk
pisang ambon
aurantiifolia) nipis dengan 3 gelas
dan ketimun)
air hingga tersisa 1
gelas kemudian
(No. Ramuan: saring
04)
Momase
(Neonauclea
sp.) Direbus 5 lembar
Bawang putih daun momase, 1
(Allium sativum siung bawang putih ½ gelas 2
Menstruasi
L.) dan bawang merah, kali sehari
Diminum bau
Bawang merah dengan 3 gelas air selama
menyengat
(Allium cepa.L.) hingga tersisah 1 menstruasi
gelas. kemudian
saring
(No. Ramuan:
05)
Direbus jantung
pisang yang telah
1 gelas 1
dipotong kecil-kecil
Pisang hote Diminum selagi kali sehari Penyakit
dengan 3 gelas air
(Musa sp.) hangat selama 2 jantung
hingga tersisa 1
minggu
gelas. tambahkan
garam Secukupnya
Direbus kulit batang
yang telah dijemur ½ gelas 2
Binunga Menstruasi
hingga kering kali sehari
(Macaranga Diminum bau
dengan 3 gelas air selama
sp.) menyengat
hingga tersisah 1 menstruasi
gelas.
Diseduh 5 lembar
1 gelas 3
daun gingseng Batuk, panas
kali sehari
dengan 1 gelas air tinggi, sakit
Gingseng Diminum hingga
hangat. (ambil daun pinggang dan
gejalah
secara berurutan liver
hilang
dari bawah keatas)

31
1 lembar
daun 3 kali
Oleskan didahi
Diambil daun sehari
saat panas tinggi
hingga
panas turun
Direndam 9 biji
1 sendok 2
buah ginseng yang
kali sehari
masih muda dalam
Diminum hingga sakit
1 botol air pinaraci
pinggang
selama 2 hingga 3
sembuh
hari
Direndam 1 batang
akar yang telah 1 sendok 1-
dijemur selama 1 2 kali sehari
Diminum
minggu dalam 1 selama 1
botol air pinaraci bulan
selama 3 hari
Direndam herba 3 sendok 3
didalam mangkok kali sehari
Diminum selagi
dengan air panas, hingga
hangat
diamkan beberapa gejala
Daun Suruhan
saat hingga layu hilang Kolestrol dan
(Peperomia
Ditumbuk 17 pucuk batu ginjal
pellucida.) 1 sendok 3
daun suruhan
kali sehari
bungkus dalam Diminum
SB selama 2
tiras, peras ke dalam
minggu
½ gelas air hangat
Ditumbuk 5 pucuk
daun beserta batang 1 sendok 3-
Pacar air
pacar air, hingga 4 kali sehari
(Impantiens Diminum Asma
halus, bungkus selama 2
balsamina.)
dalam tiras lalu minggu
peras
1 sendok 3
Kaki Kuda Direndam herba ke
kali sehari
(Hydrocotyle dalam air panas Diminum Panas tinggi
hingga
sp.) selama 30 menit
panas turun
Direndam 5 lembar
daun dengan air 1 sendok 3
Jarak Merah Diminum
panas lalu lumatkan, kali sehari Batuk dan
(Jatropha (dicampurkan
bungkus dengan hingga asma
gossypiifolia.) madu)
tiras kemudian sembuh
peras
Direbus daun
dengan 3 gelas air
½ gelas 2
hingga tersisah 1
kali sehari
Pecah Piring gelas. Diminum Darah tinggi
selama 2
(diambil daun dari
hari
atas kebawah
sebanyak mungkin)
Direbus batang
anggrek macan 1 gelas 3
Anggrek Macan
yang telah dipotong kali sehari Penyakit
(Bulbophyllum Diminum
kecil dengan 5 gelas selama 1 kanker
sp.)
air hingga tersisah 3 bulan
gelas
Direbus 5 buah
1 gelas 2
Asam Jawa asam jawa, ½
Diminum selagi kali sehari Batuk
(Tamarindus sendok gula dengan
hangat selama 1 berdarah
indicad.) 3 gelas air hingga
minggu
tersisah 1 gelas

32
Direndam 7 daun
1-2 sendok
tatutu dengan air
3 kali sehari
Tatutu panas, lumatkan Diminum Asma
selama 1
bungkus dengan
minggu
tiras lalu peras
Direndam 5 daun 1-2 sendok
Kalu Wulan dalam mangkok 3 kali sehari
(Strobilanthes dengan air panas, Diminum hingga Sarampa
crispa.) diamkan selama 1 sarampa
jam sembuh
1 lembar
Hegi Ditumbuk pucuk Diteteskan pada
daun
(Heliconia daun hingga halus luka dan dibalut Luka berdarah
saat luka
rostrata.) kemudian peras dengan kain
berdarah
1 gelas 2
Direbus 5 lembar
kali sehari
daun dengan 2 gelas
Diminum hingga diare
air hingga tersisah 1
sembuh
gelas
Singkong
Diare dan
(Manihot Direbus 9 lembar
1 gelas 2 rematik
esculenta) daun singkong, akar
kali sehari
jahe dan garam
Diminum hingga
dengan 3 gelas air
rematik
hingga tersisah 1
sembuh
gelas
Belimbing
Wuluh
(Averrhoa
bilimbi.)
Kumis Kucing
(Orthosiphon Direbus daun
aristatus.) belimbing wuluh, 1 gelas 2
Meniran daun kumis kucing, kali sehari
(Phyllanthus daun meniran, daun hingga
urinaria.) kaki kuda masing- pecahan Penghancur
Diminum
Kaki Kuda masing 7 lembar, 3 batu ginjal batu ginjal
IS (Hydrocotyle sendok perasan air keluar
sp.) tebu dengan 3 gelas bersama
Tebu air hingga tersisa 1 urin
(Saccharum gelas
officinarum.)

(No. Ramuan:
06)
Sambiloto
(Andrographis
Direbus 9 lembar
paniculata.) ½ gelas 2
daun, 3 lembar daun
Jeruk Purut kali sehari
jeruk purut dengan Diminum Bronkhitis
(Citrus sp.) selama 1
3 gelas air hingga
minggu
tersisa 1 ½ gelas
(No. Ramuan:
07)
2 lembar
Ditempelkan daun kitolon
Ditumbuk daun
Kitolon pada gigi yang 2 kali sehari Sakit gigi
hingga halus
sakit hingga sakit
gigi sembuh
Direbus 3 batang ½ gelas 1
Jarak Merah jarak merah dengan kali sehari
Meredakan
(Jatropha 1 gelas pinaraci Diminum hingga
pegal-pegal
gossypiifolia.) (direbus dibawah pegal-pegal
100˚C) hilang

33
Direndam 5 lembar 1 gelas 1 Mengurangi
Rasberi daun rasberi dengan Diminum saat kali sehari gejala PMS
(Rubus sp) 1 gelas air hangat pagi hari sebelum (premenstrual
selama 3 menit menstruasi syndrome)

Ditumbuk 3 lembar 1 sendok 3


Cocor Bebek Tenggorakan
daun, peras hingga kali sehari
(Bryophyllum Diminum kering dan
1 sendok tambahkan hingga
sp.) panas dalam
gula sejumput sembuh
2 lembar
daun pacar
Ditempelkan air
Ditumbuk daun Perawatan
pada bagian 2-3 kali
hingga halus Kuku lepas
kuku yang lepas sehari
Pacar air (onikolisis)
selama 2
(Impatiens dan untuk
minggu
balsamina.) melancarkan
proses
Dipecahkan 13 buah 1 gelas saat
kelahiran
pacar air kedalam 1 Diminum pembukaan
gelas air masak pertama

1 gelas 1
Direbus herba
Kaki Kuda kali sehari
dengan 3 gelas air
(Hydrocotyle Diminum hingga sakit sakit pinggang
hingga tersisa 1
sp.) pinggang
gelas
sembuh
1 gelas 3
kali sehari
Direbus 1 pucuk
hingga
daun beserta bunga
Kumis kucing kencing
kumis kucing Diminum
(Orthosiphon batu Kencing batu
dengan 3 gelas air
aristatus) meluruh dan
hingga tersisa 1
keluar
gelas
bersama
urin
Belimbing 1 gelas 3
Direndam 9 lembar Infeksi
Wuluh Diminum selagi kali sehari
daun ke dalam 1 saluran
(Averrhoa hangat selama 5
gelas air panas kemih.
bilimbi) hari
AP Direbus 9 lembar 1 gelas 1
Sirsak
daun dengan 2 gelas Diminum pagi kali sehari
(Anonna Kolestrol
air hingga tersisa 1 hari selama 3
muricata)
gelas hari
Direbus jantung
pisang yang telah
dibelah menjadi 4 1 gelas 3
bagian dibungkus kali sehari
Pisang kapok dengan sarang laba- Diminum selama 2 Jantung
laba dengan 5 gelas minggu
air hingga tersisa 3
gelas. Kemudian
saring
Direbus kulit batang
1 gelas 3-4
yang telah dipotong
Nanamuha kali sehari Luka oprasi
kecil dan
(Phyllanthus Diminum selama 1 setelah
dikeringkan dengan
sp.) bulan melahirkan
3 gelas air hingga
tersisa 1 gelas
Dicukur kulit
1 sendok 3
Nanamuha batang bagian Pengobatan
Diminum selagi kali sehari
JA (Phyllanthus dalam lalu rebus Demam
hangat hingga
sp.) dengan 1 gelas air Berdarah
sembuh
hingga mendidih

34
Dicukur kulit
batang bagian
dalam hingga satu
genggam lalu
bungkus dalam
Reda
tiras. Diperas
Bawang putih
kedalam 1 gelas air 1-2 sendok
(Allium sativum Penambah
yang telah 1 kali sehari
L.) nafsu makan
ditambahkan 1 selama 1
Diminum pada anak
siung bawang putih, bulan
(No. Ramuan:
perasan jeruk nipis
018)
dan garam
sejumput. (wajib
mengunyah biscuit
dalam perjalanan
menuju ke pohon)
Jotang
(Acmella 5 pucuk
Ditumbuk halus
uliginosa) Ditempelkan daun dan
pucuk daun jotang Cedera pada
Kunyit pada bagian bunga
beserta bunga kepala akibat
(Curcuma kepala yang 2 kali sehari
dengan 3 irisan benturan
longa.) sakit selama 2
kunyit
(No. Ramuan: minggu
08)
Dicukur bagian 1-2 sendok
dalam kulit batang, 3 kali sehari
Lembawua
bungkus dalam Diminum hingga Panas dalam
(Mussaenda sp.)
tiras, peras kedalam gejala
1 gelas air masak hilang
Dicukur bagian 1-2 sendok
dalam kulit batang 3 kali sehari
Hegauw bungkus dalam tiras Diminum hingga Demam
peras kedalam 1 gejala
gelas air masak hilang
Diparut kunyit lalu
peras kemudian 1 sendok 3
Kunyit
saring kedalam kali sehari Batuk
(Curcuma Diminum
gelas kemudian hingga Berdahak
longa)
tambahkan madu 3 sembuh
sendok
Direbus 5 lembar
1 gelas
daun dengan 3 gelas
Alpukat Diminum saat maag Maag
air hingga tersisah 1
kambuh
gelas
1 gelas 3
Diseduh 5 daun
kali Cidera kepala
mendalihang
Mendalihang Diminum seminggu akibat
dengan 1 gelas air
selama 1 benturan
hangat
bulan
1 sendok 1
Ditumbuk halus 7
kali sehari Benturan pada
Rendiki lembar daun lalu Diminum
selama 3 anak
A peras
hari
1 gelas 3
Direbus 3 siung
kali sehari
bawang yang telah
Bawang hingga nyeri
diiris tipis dengan 2 Diminum Bisul
Sabrang berkurang
gelas air hingga
dan nanah
tersisah 1 gelas
mengering
Diparut 9 rimpang 1 gelas 3
Jahe
jahe lalu peras. kali sehari Batuk
(Zingiber Diminum
hingga mencapai ½ hingga berdahak
officinal.)
gelas sembuh
Enau Direndam daging Dimakan 7 daging Rematik

35
(Arenga buah enau selama 2- buah sehari
pinnata.) 3 hari dengan air hingga rasa
kapur . kemudian nyeri
rebus selama 30 berkurang
menit
1-3 pucuk
daun
Dikunyah pucuk Dimakan 1 kali sehari
daun jambu biji langsung dari hingga
Jambu Biji langsung dari pohon pohon frekuensi Berak-berak
(Psidium BAB (Diare) dan
guajava) menurun Maag
Diseduh 3 pucuk 1 gelas
daun dengan 1 gelas Diminum Saat maag
air panas kambuh
Direbus 3 lembar 1 gelas 2
Pesang
daun dengan 2 gelas kali sehari
Senggasi Diminum Bronkhitis
air hingga tersisa 1 selama 1
(Ficus sp.)
gelas minggu
Direbus daun yang
telah dikeringkan 1 gelas 1
Ketapang
dan dihaluskan kali sehari
(Terminalia Diminum Diabetes
dengan 3 gelas air selama 1
catappa.)
hingga tersisa 1 minggu
gelas
Pemparaeng
Mahamu Direbus 7 lembar
(Graptophyllum daun pempararaeng
pictum) mahamu, 1 lembar
Kunyit daun kunyit, 2
1 gelas Saat
(Curcuma batang serai dan Diminum selagi
SH maag Maag
longa.) gula merah hangat
kambuh
Serai (secukupnya)
(Cymbopogon dengan 2 gelas air
citratus.) hingga tersisa 1
(No. Ramuan: gelas
09)
Diseduh daun kelor 1 gelas 2
Kelor yang telah kali sehari
(Moringa dikeringkan dan Diminum hingga Kolestrol
oleifera) dihaluskan dengan 1 kolestrol
gelas air hangat normal
Direbus 9 lembar 1 gelas 3
Daun afrika
daun dengan 3 gelas kali sehari Asam urat dan
(Vernonia Diminum
air hingga tersisa 1 hingga sakit pinggang
amygdalina)
gelas sembuh
Direbus 9 lembar ½ gelas 1
daun dengan 2 gelas kali sehari
Diminum
air hingga tersisa ½ selama 5
gelas hari
Dicukur kulit
Sirsak batang bagian Kolestrol dan
(Annona dalam secara Muntaber
muricata) melingkar hingga ½ gelas
satu genggam Diminum hingga
kemudian rebus sembuh
dengan 2 gelas air
hingga tersisah ½
gelas
RS Kelapa 1 buah
Dibelah 1 buah
(Cocos Diminum kelapa muda Keracunan
kelapa muda
nucifera) saat

36
keracunan

Direbus 9 lembar 1 gelas 3


daun dengan 3 gelas Diminum selagi kali sehari Pembersih
Deling
air hingga tersisa 1 hangat selama 5 paru-paru
gelas hari
Gahusa
(Justicia
gendarussa) Direbus 9 lembar
Bawang putih daun, 1 siung
½ gelas 2
(Allium sativum bawang putih dan
kali sehari
L.) bawang merah Diminum Asma
selama 1
Bawang merah dengan 2 gelas air
minggu
(Allium cepa.L.) hingga tersisah 1
gelas
(No. Ramuan:
10)
Direbus 5 lembar 1 gelas 2
Gedi Kencing
daun dengan 2 gelas Diminum selagi kali sehari
(Abelmoschus manis dan
air hingga tersisa 1 hangat selama
manihot) Kolestrol
gelas seminggu
Direbus herba 1 gelas 3 Batu Ginjal
Meniran
dengan 5 gelas air kali sehari dan Infeksi
(Phyllanthus Diminum
hingga tersisa 3 selama 2 saluran
urinaria)
gelas air minggu kencing
Dilumatkan 5
lembar daun, ½ gelas
Duku Pepa
kemudian diperas Diminum saat gejala Sakit perut
(Paspalum sp.)
kedalam ½ gelas air muncul
hangat
Direbus 9 lembar 1 gelas 3
Senggani daun dengan 5 gelas kali sehari
Diminum Diabetes
(Melastoma sp.) air hingga tersisa 3 selama 1
gelas minggu
Direbus 9 lembar Pendarahan
pucuk daun dengan 1 gelas saat ibu hamil dan
Diminum
3 gelas air hingga pendarahan Pendarahan
Tine
GS tersisa 1 gelas akibat luka
Dikunyah 3 lembar Ditempelkan 3 lembar terkena benda
daun pada luka daun tajam
Direbus 9 lembar
daun dan 3 ruas 1 gelas 3
Enggahusa
kinsule dengan 5 kali sehari Kista, Miom
dan Diminum
gelas air hingga selama 2 dan Tumor
Kinsule
tersisa 1 gelas. Lalu minggu
Saring
Ditumbuk 5
Dendiki leambar daun dan Polip
Diteteskan pada 5 lembar
(Hyptis tambahkan 1 sendok hidung/tembil
lubang hidung daun
capitata) air hangat. u
Kemudian peras
1 gelas 1
Mengkudu Diblender 1 buah kali sehari
(Morinda dan tambahkan air 1 Diminum hingga Gondok
citrifolia) gelas gondok
sembuh
JC Direbus daun yang
telah dipotong kecil 1 gelas 2-3
Lidah Buaya dengan 3 gelas air kali sehari
Diminum Batu empedu
(Aloe vera) hingga tersisa 1 Selama 2
gelas. Tambahkan minggu
1sendok gula merah

37
yang telah dicairkan
Lembawua
(Mussaenda sp.) Ditumbuk halus 7 2 kali sehari
Ruam merah
Jeruk Purut lembar daun. Dioleskan pada hingga ruam
pada wajah
(Citrus sp.) Tambahkan perasan wajah merah
anak bayi
(No. Ramuan: jeruk purut 1 sendok hilang
11)
Alang-Alang
(Imperata sp.)
Direbus 3 akar
Kumis Kucing
alang alang, 3
(Orthosiphon 1 gelas 2
lembar daun kumis
aristatus.) kali sehari
kucing, 1 ruas Diminum Batu ginjal
Kunyit selama 2
kunyit dengan 5
(Curcuma minggu
gelas air hingga
longa.)
tersisa 2 gelas
(No. Ramuan:
12)
Dibleder ½ buah, ½ gelas 2
Paria
tambahkan 1 gelas kali sehari
(Momordica Diminum Cacingan
air dan 2 sendok selama 3
charantia)
gula hari
5 lembar
Ditumbuk 5 lembar Ditempel pada daun
Jinten Sakit kepala
daun kepala hingga
sembuh
Kinsule Direbus 7 lembar ½ gelas 2
Kelapa daun dengan 1 gelas Diminum selagi kali sehari Tekanan
(Cocos air kelapa muda hangat selama 5 darah tinggi
nucifera.) hingga mendidih. hari
Pandan Ditumbuk halus 5
(Pandanus sp.) pangkal daun,
2 sendok 1
Kelapa tambahkan ½ kelapa
kali sehari
(Cocos tua yang telah Diminum Keracunan
selama 2
nucifera.) diparut tambahkan
hari
(No. Ramuan: ½ gelas air.
13) kemudian peras
Direbus herba, 3
Motore cina
lembar daun adam,
Daun Adam 1 gelas 3
gula merah
(Tradescantia kali sehari
(secukupnya). Diminum Liver
spathacea.) selama 2
direbus dengan 5
(No. Ramuan: minggu
gelas air hingga 2
14)
gelas
Direbus herba ½ gelas 2
Sopa Uawu
dengan mengunakan kali sehari
(Ageratum Diminum Maag
1 gelas air hingga selama 5
conyzoide.)
HS tersisa ½ gelas hari
Dioleskan
1 kali sehari
Tahapise Ditumbuk halus dikulit kepala Pertumbuhan
selama 1
(Blumea sp.) satu genggam bunga 1 jam sebelum rambut
bulan
mandi
Direbus 9 lembar
daun sambung
Sambung Diminum selagi 1 gelas
nyawa dengan 3 Pegal
Nyawa hangat saat pegal
gelas air hingga
tersisa 1 gelas

Direbus 7 lembar 1 gelas 3


Daun Adam daun adam dengan 3
Diminum kali sehari Batuk
(Tradescantia gelas air hingga hingga berdahak
spathacea) tersisah 1 gelas batuk redah

38
Tumbuk halus 3 1 gelas 3
lembar daun lalu Diminum selagi kali sehari
Kayu Kapur Diare
peras kedalam 1 hangat hingga
gelas air hangat sembuh
Direbus 3 bakal
buah kapas, 3
Kapas
kuncup bunga 1 gelas 4
(Gossipium Sp.)
melati yang telah kali dalam
Melati
dimasukan kedalam Diminum seminggu Jantung
(Jasminum sp)
cangkang ketupat selama 1
(No. Ramuan:
dengan 5 gelas air bulan
15)
hingga tersisa 2
gelas
1 gelas 3
Ditumbuk halus 7
kali sehari
batang ganda lalu
Diminum selagi hingga
Ganda bungkus dengan Diare
hangat frekuensi
tiras peras ke dalam
BAB
1 gelas air hangat
berkurang
Ditumbuk 5 lembar 1 sendok
daun lalu bungkus tiap 2 jam Demam
Tabale Diminum
dengan tiras hingga Tinggi
kemudian peras panas turun
Ditumbuk 2 lembar 2 kali sehari
daun lalu bungkus Ditetes pada hingga
dengan tiras lubang hidung benjolan
kemudian peras hilang Polip dan
Panese
Ditumbuk 5 lembar 1 sendok Panas tinggi
daun lalu bungkus tiap 2 jam
Diminum
dengan tiras hingga
kemudian diperas panas turun
Ditetes air yang 1 kali sehari
Balubilang Dipotong batang
ada dalam hingga sakit
(Piper yang diambil Sakit mata
batang pada mata
aduncum) langsung dari hutan
mata sembuh
5 lembar
Dilumatkan daun daun 3 kali
Dioles pada
Kayu burung ditambahkan 1 tetes sehari Kurap
kurap
minyak tanah hingga
kurap hilang
Dicampur 3 sendok 1-2 sendok
Diminum pagi
Lidah Buaya gel lidah buaya 2 kali sehari
hari sebelum Maag
(Aloe vera) dengan 1 sendok selama 3
makan
EM madu hari
Dibelah batang
menjadi 2 bagian,
kemudian cukur
bagian dalam 2 sendok 2
TBC
batang hingga kali sehari
Puning Diminum (Tuberkulosis
mendapatkan satu selama 2
)
genggam lalu bulan
campurkan dengan
kuning telur ayam
kampong
Dibelah ujung 1 kali sehari
batang menjadi dua selama 1
bagian lalu cukur Ditetes pada minggu Bercak putih
Awar-Awar bagian dalam lidah hingga pada lidah dan
(Ficus septica) secukupnya lalu bercak putih Keracunan
diperas hilang ikan
Diambil ujung akar Pada saat
Dimakan
awar-awar keracunan

39
2 kali sehari
Jarak Pagar
Patahkan pangkal Dioles pada hingga
(Jatropha Sariawan
batang daun bagian sariawan sariawan
curcas.)
sembuh
Teka Dehu
(Physalis Direndam 9 buah
minima) yang telah ditumbuk 3 kali sehari
Ditetes pada
Kelapa halus kedalam selama 1 Benturan
pada lubang
(Cocos perasan air tombong minggu kepala
hidung
nucifera.) kelapa selama 15
(No. Ramuan: menit
16)
Ditelan tanpa
dikunyah sambil 9 buah
menyelam lesotio
Diambil buah yang dilaut atau 1 kali
matang sungai. seminggu
(dibacakan doa hingga
Sakit Akibat
Lesotio oleh taha sembuh
Santet dan
(Leea sp.) undang)
Ambeien
1 gelas 2
Direbus (13,11,9) kali sehari
lembar daun dengan selama 3
Diminum
5 gelas air hingga hari
tersisah 2 gelas berturut-
turut
Diperas gel lidah
buaya dengan tiras.
kedalam sendok 1 sendok 3
Lidah Buaya yang berisikan kali sehari Batuk
Diminum
(Aloe vera) madu. (gel diambil hingga berdahak
dengan cara dicukur batuk redah
dari arah atas
kebawah)
1 gelas 3
Direbus 3 ujung
kali sehari
Kopi akar kopi dengan 3 Diminum selagi
hingga Asam urat
(Coffea sp.) gelas air hingga hangat
gejala
tersisah 1 gelas
hilang
1 lembar
Pemparaeng
Ditempelkan daun
Mahamu Ditumbuk hingga
pada gusi yang 2 kali sehari Gusi bengkak
(Graptophyllum halus 1 lembar daun
bengkak hingga gusi
pictum)
sembuh
Dicukur bagian
dalam kulit batang
3 kali
Palata (secukupnya)
Ditetes pada seminggu Penghilang
Jeruk Purut masukan kedalam
mulut selama 1 Bau ketiak
(Citrus sp.) jeruk purut yang
bulan
sudah dibelah dua
lalu peras
Direbus pucuk daun
selasih 1 sendok 2 Penghilang
(secukupnya) kali sehari bau
SD Lengide Diminum
dengan 2 gelas air selama 1 menyengat
hingga tersisa 1 minggu pada urin bayi
gelas
Dicukur bagian
kulit batang (dari
1-2 sendok
Nangka bawah ke atas)
3 kali sehari Cacar air dan
(Artocarpus sebanyak satu Diminum
sampai Sarampa
heterophyllus) genggam lalu peras
sembuh
kedalam 1 gelas air
masak

40
Rica
Ditumbuk hingga
(Capsicum
halus bunga rica Ditempelkan 9 bunga 1
annuum)
tambahkan ½ suing pada bagian kali sehari
Bawang putih
bawang putih. kepala yang hingga sakit Sakit kepala
(Allium sativum
(tahan nafas saat sakit (sambil kepala
L.)
memetik bunga tahan nafas) hilang
(No. Ramuan:
rica)
17)
Direbus herba 1 gelas 3
Diminum selagi
Bunga Tai dengan 3 gelas air kali sehari
hangat sebelum Diabetes
Manu hingga tersisa 1 selama 2
makan
gelas minggu
Diseduh ½ sendok 1 gelas 1
Ketumbar
biji ketumbar Diminum selagi kali sehari
(Coriandrum Diare
dengan 1 gelas air hangat hingga diare
sativu.)
panas sembuh
1 gelas 1
Direbus 5 lembar
kali sehari Bengkak pada
daun dengan 2 gelas Diminum selagi
Mandalihang hingga paha bagian
air hingga tersisa 1 hangat
bengkak atas
gelas
turun
Dicukur bagian
dalam kulit batang
sebanyak satu
genggam, bungkus 1 gelas 3 Luka bekas
dengan sabut kali sehari operasi
Tetule mawira Diminum
kelapa, lalu rebus selama 1 setelah
dengan 5 gelas air bulan melahirkan.
hingga tersisa 3
gelas kemudian
saring
1 batang
Ditempelkan patah tulang
Dipatahkan batang pada luka bekas 2 kali sehari
gigitan anjing selama 1
Patah Tulang
minggu Rabies dan
(Euphorbia
5 batang Patah Tulang
tirucalli) Ditempelkan
Ditumbuk hingga patah tulang
pada bagain
halus batang patah 2 kali sehari
tulang yang
tulang hingga
patah
sembuh
Direbus daun kering
1 gelas 1
yang telah Setelah
Diminum selagi kali sehari
Tebang dihaluskan dengan 2 melahirkan
hangat selama 1
gelas air hingga (Post tatum)
minggu
tersisa 1 gelas
1 sendok
Ditumbuk 5 lembar setiap 5
daun lalu dibungkus menit
Mayana
dengan tiras, peras selama 30
(Plectranthus Diminum selagi
kedalam ½ gelas menit Demam
sp.) hangat
yang berisikan air 1 kali sehari
hangat hingga
sembuh
Ditumbuk 5 lembar
daun lalu bungkus 3 sendok 3
dengan tiras kali sehari
Kinsule Diminum Panas dalam
kemudian peras hingga
SB kedalam ½ gelas air sembuh
masak

41
Dicukur kulit
batang bagian
dalam sebanyak 1 sendok 3
satu genggam, lalu kali sehari
Palata Diminum Keracunan
diperas kedalam ½ selama 3
gelas air masak dan hari
tambahkan gula
secukupnya
Direbus 5 lembar
kumis kucing, daun
meniran
Kumis Kucing (secukupnya) dan 1 gelas
Diminum selagi Penambah
(Orthosiphon gula merah jika
hangat stamina
aristatus) secukupnya dengan dibutuhkan
2 gelas air hingga
tersisa 1 gelas
kemudian saring
Direbus herba putri
malu yang telah
ditumbuk dan 1 gelas 2
Putri Malu dibungkus kali sehari Batuk
Diminum
(Mimosa sp.) menggunakan tiras hingga berdahak
dengan 3 gelas air batuk redah
hingga tersisa 1
gelas
Dikompres
1- 3 lembar
dibagian ketiak
Ditumbuk daun daun
Cocor Bebek
cocor bebek tanpa 2 kali Penurun panas
(Bryophyllum
merusak bentuk sehari dan Luka baru
sp.) Dioleskan pada
daun hingga
bagian yang
panas turun
luka
Ditumbuk 1 lembar
1 gelas 1
daun
kali sehari
Pepaya hingga halus
selama 2
Pepaya campurkan kedalam Diminum
minggu Malaria
(Carica papaya) 1 gelas air panas setelah sarapan
hingga
lalu diamkan selama
gejala
5 menit kemudian
berkurang
saring

Adapun beberapa cara pengolahan ramuan obat menurut Juwita (2008) sebagai
berikut:
a. Direbus, tumbuhan obat direbus agar zat-zat yang berkhasiat dapat terlarut
didalam air. Perebusan biasanya menggunakan api yang kecil.
b. Diseduh, penyeduhan biasanya digunakan untuk tanaman obat yang
berbentuk serbuk atau bahan segar yang sudah dihaluskan.
c. Dibakar/dipanggang, beberapa ramuan harus dipanggang atau dibakar
dahulu sebelum digunakan. Pemanggangan bahan tanaman biasanya
digunakan untuk mengobati luka luar.
d. Dihaluskan, bahan tanaman obat dihaluskkan dengan berbagai cara sesuai
dengan tujuan pemakaiannya. Cara menghaluskannya bisa dengan

42
ditumbuk, digiling, dilumatkan, atau hanya diremas-remas saja. Ada juga
yang harus dikunyah terlebih dahulu baru dapat digunakan.

Sebelum diolah, dilakukan pencucian pada tanaman untuk menghilangkan


bakteri, tanah dan kotoran lain yang melekat. Pencucian dilakukan dengan
air bersih (Prasetyo dan Inoriah, 2013). Tumbuhan obat sering digunakan
dalam bentuk ramuan yang telah diolah. Berdasarkan sumber pengakuan 16
informan (Taha Undang) Suku Sangihe yang ada di Kecamatan Tabukan
Utara, ramuan tersebut di olah dengan cara pengelolaan ditumbuk (25,45%),
dilumatkan (3,63%), diparut (3,63%), direbus (52,72%), diseduh (4,54%),
dan dicukur (10%). Selanjutnya, ramuan dari tumbuhan obat yang telah jadi
dapat digunakan dengan cara diminum (80,46%), dioleskan (3,125),
dimakan (2,343%), dikompres (0,78%), ditempel (7,81%), dan diteteskan
(5,46%). Selain itu, saat ramuan digunakan, biasanya disertai dengan doa-
doa atau mantra dalam bentuk penggunaan bahasa daerah.

Dari 16 Taha Undang, 10 diantaranya menggunakan ramuan dengan jumlah


keseluruhan 18 ramuan. Ramuan adalah campuran beberapa jenis tanaman
dengan zat tambahan lainnya yang bersifat netral (Kemenkes RI, 2017).
Pada Tabel 4.3 tertera nomor ramuan yang diberikan sesuai penggunaan
oleh Taha Undang. SH dengan nomor ramuan 01 dan 02; AM 03, 04 dan
05; IS 06 dan 07; JA 08 dan 18; SH 09; RS 10; JC 11, 12, 13, dan 14; HS
15; EM 16; SD 17.

Pada beberapa ramuan ada yang ditambahkan madu. Masyarakat


menggunakan madu sebagai campuran cfgpada ramuan tradisional untuk
meningkatkan khasiat penyembuhan penyakit pada saluran cerna dan
pernafasan, serta meningkatkan kebugaran tubuh. Madu juga memiliki
kemampuan untuk meningkatkan kecepatan pertumbuhan jaringan baru
(Silvester, 2019) dan menjadi zat pemanis.

Adapun terapi yang mereka peroleh adalah secara turun temurun


(diwariskan), namun ada juga yang tidak diturunkan (tidak diwariskan).
Berikut adalah informasi yang didapatkan dari 16 informan (Taha Undang)

43
terkait cara penggunaan dari bagian-bagian tumbuhan sebagai obat
tradisional dalam pengobatan berbagai penyakit, yaitu:

1. Penyakit Gondok
Gondok adalah sekumpulan gejala yang timbul karena tubuh seseorang
kekurangan unsur yodium secara terus menerus dalam jangka waktu yang
lama (Ratih dan Sutriyani, 2013).
a. Menurut LM, penyakit gondok dapat diobati dengan menggunakan
daun Pumpuirang. Ditumbuk daun 9 lembar tambahkan air setengah
sendok. Ditempel pada leher/ gondok mulai dari 9, 7, 5, 3, hingga 1
lembar secara berturut-turut tiap hari, 2 kali sehari hingga sembuh.
b. Menurut JC, penyakit gondok dapat diobati dengan menggunakan
Buah Mengkudu. Diblender 1 buah dan tambahkan air 1 gelas.
Diminum 1 gelas 1 kali sehari hingga gondok sembuh.

2. Panas/Demam
Demam adalah suatu reaksi yang menggambarkan adanya suatu proses
dalam tubuh yang ditandai dengan peningkatan suhu tubuh (Arifianto
dan Hariadi, 2019).
a. Menurut SB, Panas/Demam tinggi dapat diobati dengan
menggunakan daun gingseng. Diambil daun. Oleskan didahi saat
panas tinggi 1 lembar daun 3 kali dalam sehari hingga panas turun.
b. Menurut SB, Panas tinggi dapat diobati dengan menggunakan
seluruh tanaman kaki kuda. Direndam herba ke dalam air panas
selama 30 menit. Diminum 1 sendok 3 kali sehari hingga panas
turun.
c. Menurut JA, Demam dapat diobati dengan menggunakan kulit
batang Hegauw. Dicukur bagian dalam kulit batang bungkus dalam
tiras peras kedalam 1 gelas air masak. Diminum 1-2 sendok 3 kali
sehari hingga gejala hilang.
d. Menurut SB, pengobatan penurun panas dapat diobati dengan
menggunakan daun Mayana. Ditumbuk 5 lembar daun lalu
dibungkus dengan tiras, peras kedalam setengah gelas yang

44
berisikan air hangat. Diminum selagi hangat 1 sendok setiap 5
menit selama 30 menit 1 kali sehari hingga demam sembuh.
e. Menurut EM, Pengobatan demam tinggi dapat diobati dengan
menggunakan daun Tabale. Ditumbuk 5 lembar daun lalu bungkus
dengan tiras kemudian peras. Diminum 1 sendok tiap 2 jam hingga
panas turun.
f. Menurut LM, Pengobatan panas dapat diobati dengan
menggunakan daun daun Bayam Berduri. Direbus 7 lembar daun
dengan 3 gelas air hingga tersisa 1 gelas Diminum 3 kali sehari, 1
gelas hingga gejala hilang.
g. Menurut EM, Pengobatan panas tinggi dapat diobati dengan
menggunakan daun Panese. Ditumbuk 5 lembar daun lalu bungkus
dengan tiras kemudian diperas. Diminum 1 sendok tiap 2 jam
hingga panas turun.
h. Menurut SB, Penurun panas dengan menggunakan daun Cocor
Bebek. Panese Ditumbuk daun cocor bebek tanpa merusak bentuk
daun. Dikompres dibagian ketiak 1- 3 lembar daun 2 kali sehari
hingga panas turun.

3. Asma
Asma yaitu penyempitan bronkus pada pasien asma diakibatkan
oleh reaksi hipersensitivitas terhadap sesuatu perangsangan
langsung/fisik ataupun tidak langsung (Smeltzer, et.al, 2008).
a. Menurut SH, Asma dapat diobati dengan menggunakan daun
Sirsak. Direbus 9 lembar daun sirsak dengan 3 gelas air hingga
tersisa 1 gelas. Tambahkan garam sejumput dan 1 siung
bawang merah, lalu disaring. Di minum selagi hangat 1 gelas 3
kali sehari selama 2 minggu.
b. Menurut SH, Asma dapat diobati dengan menggunakan batang
Lesotio. Direbus batang Lesotio yang telah dipotong menjadi 3
bagian dengan air kelapa tua 1 buah hingga mendidih.
Diminum selagi hangat 1 gelas 3 kali sehari selama 1 bulan.

45
c. Menurut SB, Asma dapat diobati dengan menggunakan daun
Pacar air. Ditumbuk 5 pucuk daun beserta batang pacar air,
hingga halus, bungkus dalam tiras lalu peras. Diminum 1
sendok 3-4 kali sehari selama 2 minggu.
d. Menurut SB, Asma dapat diobati dengan menggunakan daun
Sorong Ambon (Jarak Merah). Dicuci bersih daun dengan air
panas, remas, bungkus dengan tiras lalu peras dimadu 1
sendok. Diminum 1 sendok 3 kali dalam sehari.
e. Menurut SB, Asma dapat diobati dengan menggunakan daun
Tatutu. Direndam 7 daun tatutu dengan air panas, lumatkan
bungkus dengan tiras lalu peras. Diminum 1-2 sendok 3 kali
sehari selama 1 minggu.
f. Menurut A, asma dapat diobati dengan menggunakan rimpang
goraka (jahe). Diparut Sembilan rimpang jahe, kemudian hasil
parutan diremas. Diminum 1 gelas 3 kali sehari.
g. Menurut RS, asma dapat diobati dengan menggunakan daun
Gahusa. Direbus 9 lembar daun, 1 siung bawang putih dan
bawang merah dengan 2 gelas air hingga tersisa 1 gelas.
Diminum setengah gelas 2 kali sehari selama 1 minggu.

4. Kencing Batu/Batu Ginjal


Kencing Batu/Batu Ginjal Nefrolitiasis (batu ginjal) merupakan
salah satu penyakit ginjal, dimana ditemukannya batu yang
mengandung komponen kristal dan matriks organik yang merupakan
penyebab terbanyak kelainan saluran kemih (Hanley, et al, 2012)
a. Menurut SH, Batu Ginjal dapat diobati dengan menggunakan
kulit batang Kepayang. Dicukur kulit batang bagian dalam
sebanyak 1 genggam, lalu rebus dengan 3 gelas air hingga
menjadi 1 gelas, kemudian disaring. Diminum selagi
hangat 1 gelas 3 kali sehari selama 2 minggu.
b. Menurut SB, Batu Ginjal dapat diobati dengan menggunakan
Daun Suruhan. Ditumbuk 17 pucuk daun suruhan bungkus

46
dalam tiras, peras ke dalam setengah gelas air hangat. Diminum
1 sendok 3 kali sehari selama 2 minggu.
c. Menurut IS, Batu ginjal dapat diobati dengan menggunakan
daun Belimbing Botol (belimbing wuluh). Dicuci bersih daun
belimbing wuluh, daun kumis kucing, daun dukun anak, daun
kaki kuda dan tebuh, tambahkan air 2 gelas lalu rebus sampai
tersisah 1 gelas. Diminum 1 gelas 2 kali dalam sehari.
d. Menurut GS, Batu ginjal dapat diobati dengan menggunakan
Meniran. Direbus herba dengan 5 gelas air hingga tersisa 3 gelas
air. Diminum 1 gelas 3 kali sehari selama 2 minggu.
e. Menurut AP, Batu ginjal dapat diobati dengan menggunakan
daun Kumis Kucing. Direbus 1 pucuk daun beserta bunga kumis
kucing dengan 3 gelas air hingga tersisa 1 gelas. Diminum 1
gelas 3 kali sehari hingga kencing batu meluruh dan keluar
bersama urin.
f. Menurut JC, Batu ginjal dapat diobati dengan menggunakan
akar alang-alang. Direbus 3 akar alang alang, 3 lembar daun
kumis kucing, 1 ruas kunyit dengan 5 gelas air hingga tersisa 2
gelas. Diminum 1 gelas 2 kali sehari selama 2 minggu.

5. Usus Turun
Usus Turun/Hernia berasal dari bahasa latin, herniae, artinya
penonjolan isi suatu rongga melalui jaringan ikat tipis yang lemah
pada dinding rongga tersebut. Dinding rongga yang lemah itu
membentuk kantong dengan pintu berupa cincin. Gangguan ini
sering terjadi di perut dengan isi yang keluar berupa bagian usus.
Hernia inguinalis lateralis (indireek), ialah hernia yang melalui
anulus inguinalis internus yang terletak disebelah lateral vasa
epigastrika inferior, menyusuri kanalis inguinalis dan keluar ke
rongga perut melalui anulus inguinalis eksternus (Mansjoer, dkk
2000).

Menurut SH, usus turun dapat diobati dengan menggunakan batang

47
Pala Laki-Laki. Dibungkus kulit batang pala yang telah dipotong
kecil dengan daun jarak merah 5 lembar, lalu rebus dengan 2 gelas
air hingga tersisa 1 gelas.. Kemudian diminum 1 gelas 3 kali dalam
sehari (selama 3 hari berturut-turut). Menurut Ginting, dkk (2017),
batang pala mengandung terpenoid, alkaloid dan flavonoid.

6. Maag
Penyakit maag atau juga yang biasa dikenal nama gastritis
merupakan suatu keadaan kesehatan dimana terjadi pembengkakan,
peradangan atau iritasi pada lapisan lambung (Hasibuan, dkk, 2019).
a. Menurut AM, maag dapat diobati dengan menggunakan daun
dan akar Lehunui. Direbus 7 lembar daun dan akar dengan air 1
gelas hingga mendidih. lalu rebus terpisah gula merah
secukupnya. campurkan rebusan daun dan akar dengan rebusan
air gula merah. Diminum 1 sendok 3 kali sehari selama 3 hari.
b. Menurut SH, maag dapat diobati dengan menggunakan daun
Jambu Biji. Diseduh 3 pucuk daun dengan 1 gelas air panas.
Diminum 1 gelas Saat maag kambuh.
c. Menurut SH, maag dapat diobati dengan menggunakan daun
Pemparaeng Mahamu. Direbus 7 lembar daun pempararaeng
mahamu, 1 lembar daun kunyit, 2 batang serai dan gula merah
(secukupnya) dengan 2 gelas air hingga tersisa 1 gelas.
Diminum selagi hangat 1 gelas saat maag kambuh.
d. Menurut HS, maag dapat diobati dengan menggunakan seluruh
tanaman Sopa Uawu. Direbus herba dengan mengunakan 1 gelas
air hingga tersisa setengah gelas. Diminum setengah gelas 2 kali
sehari selama 5 hari.
e. Menurut EM, Pengobatan Maag dapat diobati dengan
menggunakan daun Lidah buaya. Dicampur 3 sendok gel lidah
buaya dengan 1 sendok madu. Diminum pagi hari sebelum
makan 1-2 sendok 2 kali sehari selama 3 hari.
f. Menurut A, Maag dapat diobati dengan menggunakan daun
alpukat. Direbus 5 lembar daun dengan 3 gelas air hingga

48
tersisah 1 gelas. Diminum 1 gelas saat maag kambuh.

7. Penyakit Ginjal
Penyakit Ginjal Penyakit ginjal kronik adalah suatu proses
patofisiologis dengan etiologi yang beragam, mengakibatkan
penurunan fungsi ginjal yang progresif, dan pada umumnya berakhir
dengan gagal ginjal. Selanjutnya gagal ginjal adalah suatu keadaan
klinis yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang ireversibel,
pada suatu derajat yang memerlukan terapi pengganti ginjal yang
tetap, berupa dialisis atau transplantasi ginjal (NKF, 2015).

Menurut AM, Penyakit Ginjal dapat diobati dengan menggunakan


buah nanas muda. Direbus nanas yang telah diparut dengan 1 gelas
air, lalu rebus terpisah gula merah secukupnya. campurkan rebusan
nanas dengan air gula merah. Diminum selagi hangat 2 sendok 2 kali
sehari selama 2 minggu.

8. Penyakit Hati/Liver
Penyakit Hati/Liver Penyakit Liver merupakan penyakit peradangan
pada organ hati, Secara umum faktor penyebab terjadinya penyakit
liver dapat disebabkan oleh pola hidup yang tidak sehat namun
faktor lainnya adalah kondisi adanya kelainan hati yang merupakan
bawaan sejak lahir atau pada saat kelahiran, adanya gangguan dan
kelainan pada proses metabolisme, terinfeksi virus atau bakteri,
kekurangan gizi atau nutrisi, Ketergantungan alkohol dan zat adiktif
lainnya maupun kecanduan dan kebiasaan merokok juga dapat
menjadi penyebab dari penyakit liver (P. Amanda and H.
Mustafidah, 2011).
a. Menurut AM, Penyakit Hati/Liver dapat diobati dengan
menggunakan buah Labu Kuning. Direbus potongan Labu
kuning dengan 1 gelas air, lalu rebus terpisah gula merah
secukupnya. campurkan rebusan labu kuning dengan rebusan air
gula merah. Diminum selagi hangat 1 gelas 3 kali sehari selama

49
2 bulan. Menurut Najiah (2014) buah labu kuning mengandung
vitamin a dan cucurbitasm.
b. Menurut SB, Penyakit Hati/Liver dapat diobati dengan
menggunakan batang akar Gingseng (Ginseng). Direndam 1
batang akar yang telah dijemur selama 1 minggu dalam 1 botol
air pinaraci selama 3 hari. Diminum 1 sendok 1-2 kali sehari
selama 1 bulan.
c. Menurut SH, Penyakit Liver dapat diobati dengan menggunakan
buah gingseng (ginseng). Dicuci bersih rimpang, potong-potong,
tambahkan air lalu rebus hingga mendidih. Diminum 1 gelas 1
kali dalam sehari.
d. Menurut HS, penyakit liver dapat diobati dengan menggunakan
seluruh tanaman motore cina. Direbus seluruh tanaman, 3
lembar daun adam, gula merah (secukupnya). direbus dengan 5
gelas air hingga 2 gelas. Diminum 1 gelas. 3 kali sehari selama 2
minggu.

9. Sakit Pinggang
a. Menurut AM, Penyakit Sakit Pinggang dapat diobati dengan
menggunakan daun Teka Dehu. Direbus daun teka dehu, daun
duku tingkulu dan daun kumis kucing masing-masing 7 lembar
dengan 3 gelas air hingga tersisah 1 gelas. Diminum selagi
hangat setengah gelas 2 kali sehari hingga sakit pada pinggang
hilang.
b. Menurut SB, Sakit Pinggang dapat diobati dengan
menggunakan biji buah gingseng (ginseng). Direndam 9 biji
buah ginseng yang masih muda dalam 1 botol air pinaraci
selama 2 hingga 3 hari. Diminum 1 sendok 2 kali dalam sehari
hingga sakit pinggang sembuh.
c. Menurut AP, Sakit Pinggang dapat diobati dengan
menggunakan seluruh tanaman Kaki Kuda. Direbus seluruh
bagian dengan 3 gelas air hingga tersisa 1 gelas Diminum 1

50
gelas 1 kali sehari hingga sakit pinggang sembuh.

10. Menstruasi
Menstruasi adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari
uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium
(Wiknjosastro, 2012).

Menurut AM, Menstruasi dapat diobati dengan menggunakan kulit


batang Bintang. Direbus kulit batang bintang yang telah dijemur
dengan 3 gelas air hingga tersisa 1 gelas. Diminum selagi hangat 1
gelas 2 kali sehari selama menstruasi. Adapun pengobatan lain
untuk mengobati Menstruasi yang berbau menyengat yaitu
menggunakan kulit batang Binunga. Direbus kulit batang yang
telah dijemur hingga kering dengan 3 gelas air hingga tersisah 1
gelas. Diminum setengah gelas 2 kali sehari selama menstruasi.
Untuk menstruasi bau menyengat dapat diobati dengan
menggunakan daun Momase. Direbus 5 lembar daun momase, 1
siung bawang putih dan bawang merah, dengan 3 gelas air hingga
tersisah 1 gelas. kemudian saring. Diminum setengah gelas 2 kali
sehari selama menstruasi.

11. Keputihan
Keputihan adalah cairan yang berlebihan yang keluar dari vagina
dan bebau tidak sedap (Aryani, 2010).

Menurut AM, Keputihan dapat diobati dengan menggunakan


Batang Papara Nalang (papaya). Direbus kulit batang pepaya, 1
siung bawang putih dan bawang merah yang sudah ditumbuk halus,
lada secukupnya, garam sejumput, 1 sendok air perasan jeruk nipis
dengan 3 gelas air hingga tersisa 1 gelas kemudian saring.
Diminum 1 gelas 1 kali sehari selama 1 minggu. Menurut Oktofani
(2019), batang papaya mengandung alkaloid, saponin, flavonoid,
dan tannin.

51
12. Penyakit Jantung
a. Menurut AM, Penyakit Jantung dapat diobati dengan
menggunakan Jantung Pisang Hote. Direbus jantung pisang
yang telah dipotong kecil-kecil dengan 3 gelas air hingga
tersisa 1 gelas. tambahkan garam secukupnya. Diminum selagi
hangat 1 gelas 1 kali sehari selama 2 minggu.
b. Menurut AP, Penyakit Jantung dapat diobati dengan
menggunakan Jantung Pisang Kepok. Direbus jantung pisang
yang telah dibelah menjadi 4 bagian dibungkus dengan sarang
laba-laba dengan 5 gelas air hingga tersisa 3 gelas. Kemudian
saring. Diminum 1 gelas 3 kali sehari selama 2 minggu.
c. Menurut EM, Pengobatan jantung dapat diobati dengan
menggunakan buah Kapas. Direbus 3 bakal buah kapas, 3
kuncup bunga melati yang telah dimasukan kedalam cangkang
ketupat dengan 5 gelas air hingga tersisa 2 gelas. Diminum 1
gelas 4 kali seminggu selama 1 bulan.

13. Batuk
Batuk merupakan simptom umum bagi penyakit respiratori dan
non-respiratori (Haque, et al, 2005).
a. Menurut SB, Batuk dapat diobati dengan menggunakan daun
gingseng (ginseng). Diseduh 5 lembar daun gingseng dengan 1
gelas air hangat. (ambil daun secara berurutan dari bawah
keatas). Diminum 1 gelas 3 kali dalam sehari hingga gejala
hilang.
b. Menurut SB, Batuk Keras dapat diobati dengan menggunakan
daun Jarak Merah. Direndam 5 lembar daun dengan air panas
lalu lumatkan, bungkus dengan tiras kemudian peras. Diminum
(dicampurkan madu) 1 sendok 3 kali sehari hingga sembuh.
c. Menurut JA, Batuk Berdahak dapat diobati dengan
menggunakan rimpang Kunyit. Diparut kunyit peras airnya
kedalam gelas kemudian tambahkan madu 3 sendok makan.

52
Diminum 1 sendok makan 3 kali dalam sehari hingga sembuh.
d. Menurut HS, Batuk Berdahak dapat diobati dengan
menggunakan daun Adam. Direbus 7 lembar daun adam
dengan 3 gelas air hingga tersisah 1 gelas. Diminum 1 gelas 3
kali sehari hingga batuk reda.
e. Menurut SD, Pengobatan batuk dapat diobati dengan
menggunakan gel lidah buaya. Diperas gel lidah buaya dengan
tiras. kedalam sendok yang berisikan madu. (gel diambil
dengan cara dicukur dari arah atas kebawah). Diminum. 1
sendok 3 kali sehari hingga batuk reda.
f. Menurut JA, Batuk Berdahak dapat diobati dengan
menggunakan rimpang Jahe. Diparut 9 rimpang jahe lalu peras.
hingga mencapai setengah gelas. Diminum 1 gelas 3 kali
sehari.
g. Menurut SB, Batuk Berdahak dapat diobati dengan
menggunakan seluruh bagian putri malu. Direbus seluruh
bagian putri malu yang telah ditumbuk dan dibungkus
menggunakan tiras dengan 3 gelas air hingga tersisa 1 gelas.
Diminum 1 gelas. 2 kali sehari hingga batuk reda.
h. Menurut A, Batuk Berdahak dapat diobati dengan
menggunakan rimpang Jahe. Diparut 9 rimpang jahe lalu peras.
hingga mencapai setengah gelas. Diminum 1 gelas 3 kali
sehari.

14. Kolestrol
Kolestrol merupakan suatu lipida struktural (pembentuk struktur
sel) yang berperan sebagai komponen yang sangat dibutuhkan oleh
sel tubuh manusia. Kolesterol adalah komponen dari membran sel
dan merupakan prekusor untuk hormon steroid dan asam empedu
yang dosintesis oleh tubuh dan diserap dengan makanan (Setiati,
2009).
a. Menurut SB, Kolestrol dapat diobati dengan menggunakan

53
daun Suruhan. Direndam herba didalam mangkok dengan air
panas, diamkan beberapa saat hingga layu. Diminum selagi
hangat 3 sendok 3 kali sehari hingga gejala hilang.
a. Menurut AP, Kolestrol dapat diobati dengan menggunakan
daun Sirsak. Direbus 9 lembar daun dengan 2 gelas air hingga
tersisa 1 gelas. Diminum pagi hari 1 gelas 1 kali sehari selama
3 hari.
b. Menurut RS, Kolestrol dapat diobati dengan menggunakan
daun Sirsak. Direbus 9 lembar daun dengan 2 gelas air hingga
tersisa setengah gelas. Diminum setengah gelas 1 kali sehari
selama 5 hari.
c. Menurut RS, kolestrol dapat diobati dengan menggunakan
daun Gedi. Direbus 5 lembar daun dengan 2 gelas air hingga
tersisa 1 gelas. Diminum selagi hangat 1 gelas 2 kali sehari
selama seminggu.
d. Menurut SH, kolestrol dapat diobati dengan menggunakan
daun Kelor. Diseduh daun kelor yang telah dikeringkan dan
dihaluskan dengan 1 gelas air hangat. Diminum 1 gelas 2 kali
sehari hingga gejala hilang.

15. Darah tinggi/Hipertensi


Darah tinggi/Hipertensi adalah penyakit yang didefinisikan sebagai
peningkatan tekanan darah secara menetap. Umumnya, seseorang
dikatakan mengalami hipertensi jika tekanan darah berada di atas
140/90 mmHg (Dipiro, dkk., 2011).
a. Menurut SB, Darah tinggi dapat diobati dengan menggunakan
daun Pecah Piring. Direbus daun dengan 3 gelas air hingga
tersisah 1 gelas (diambil daun dari atas kebawah sebanyak
mungkin). Diminum setengah gelas 2 kali sehari selama 2 hari.
b. Menurut HS, darah tinggi dapat diobati dengan menggunakan
daun Kinsule. Direbus 7 lembar daun dengan 1 gelas air kelapa
muda hingga mendidih. Diminum selagi hangat setengah gelas

54
2 kali sehari selama 5 hari

16. Penyakit Kanker


Penyakit Kanker adalah suatu keadaan dimana terjadinya
pertumbuhan sel sel yang tidak tidak normal dari jaringan tubuh
yang merubah bentu menjadi pertumbuhan sel kanker. (Jong de W,
2005).

Menurut SB, Penyakit Kanker dapat diobati dengan menggunakan


batang Anggrek Macan. Direbus batang anggrek macan yang telah
dipotong kecil dengan 5 gelas air hingga tersisah 3 gelas.
Diminum 1 gelas 3 kali sehari selama 1 bulan.

17. Batuk Berdarah


Batuk Berdarah adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
bakteri mycobacterium tuberculosis yang ditularkan melalui udara
saat seorang penderita batuk dan percikan ludah yang mengandung
bakteri tersebut terhirup oleh orang lain. (Widoyono, 2011).
Menurut SB, Batuk Berdarah dapat diobati dengan menggunakan
buah Asam Jawa. Direbus 5 buah asam jawa, setengah sendok gula
dengan 3 gelas air hingga tersisa 1 gelas. Diminum selagi hangat 1
gelas 2 kali sehari selama 1 minggu.

18. Sarampa
a. Menurut SB, Sarampa dapat diobati dengan menggunakan
daun Kalu Wulan (Kayu Bulan). Direndam 5 daun dalam
mangkok dengan air panas, diamkan selama 1 jam. Diminum
1-2 sendok 3 kali sehari hingga sarampah sembuh.
b. Menurut SD, Sarampa dapat diobati dengan menggunakan
Kulit batang Nangka. Dicukur bagian kulit batang (dari bawah
ke atas) sebanyak satu genggam lalu peras kedalam 1 gelas air
masak. Diminum 1-2 sendok 3 kali sehari sampai sembuh.

55
19. Luka Berdarah
Menurut IS, Luka Berdarah dapat diobati dengan menggunakan
daun Hegi. Ditumbuk pucuk daun hingga halus kemudian peras.
Diteteskan pada luka dan dibalut dengan kain 1 lembar daun saat
luka berdarah.

20. Diare
Diare adalah dehidrasi dan penyebab lainnya adalah infeksi bakteri
septik yang mengakibatkan sering buang air besar dengan kondisi
tinja yang encer (WHO, 2017).
a. Menurut IS, Diare dapat diobati dengan menggunakan daun
Singkong. Direbus 5 lembar daun dengan 2 gelas air hingga
tersisah 1 gelas. Diminum 1 gelas 2 kali sehari hingga diare
sembuh.
b. Menurut SH, Diare dapat diobati dengan menggunakan daun
Jambu Biji. Dikunyah pucuk daun jambu biji langsung dari
pohon. Dimakan langsung dari pohon 1-3 pucuk 1 kali sehari.
c. Menurut EM, Pengobatan Diare dapat diobati dengan
menggunakan daun Kayu Kapur. Tumbuk halus 3 lembar daun
lalu peras kedalam 1 gelas air hangat. Diminum selagi hangat 1
gelas. 3 kali sehari hingga sembuh.
d. Menurut EM, Pengobatan berak-berak (diare) dapat diobati
dengan menggunakan Batang Ganda. Ditumbuk halus 7 batang
ganda lalu bungkus dengan tiras peras ke dalam 1 gelas air
hangat. Diminum selagi hangat 1 gelas 3 kali sehari hingga
diare berhenti.
e. Menurut SD, Diare dapat diobati dengan menggunakan biji
Ketumbar. Diseduh setengah sendok biji ketumbar dengan 1
gelas air panas. Diminum selagi hangat 1 gelas 1 kali sehari
hingga diare sembuh.

56
21. Rematik
a. Menurut IS, Rematik dapat diobati dengan menggunakan
daun Singkong. Direbus 9 lembar daun singkong, akar
jahe dan garam dengan 3 gelas air hingga tersisah 1 gelas.
Diminum. 1 gelas 2 kali sehari hingga rematik sembuh.
b. Menurut A, Rematik dapat diobati dengan menggunakan
daging buah Enau. Direndam daging buah enau selama 2-
3 hari dengan air kapur kemudian rebus selama 30 menit.
Dimakan 7 daging buah sehari selama 3 hari.

22. Penghancur Batu Ginjal


Nefrolitiasis (batu ginjal) merupakan salah satu penyakit
ginjal, dimana ditemukannya batu yang mengandung
komponen kristal dan matriks organik yang merupakan
penyebab terbanyak kelainan saluran kemih (Hanley, et al,
2012).

Menurut IS, batu ginjal dapat diobati dengan menggunakan


daun belimbing wuluh. Direbus daun belimbing wuluh, daun
kumis kucing, daun meniran, daun kaki kuda masing-masing 7
lembar, 3 sendok perasan air tebu dengan 3 gelas air hingga
tersisa 1 gelas. Diminum 1 gelas 2 kali sehari hingga pecahan
batu ginjal keluar bersama urin.

23. Tenggorokan Kering


Menurut AP, Tenggorokan Kering dapat diobati dengan
menggunakan daun Cocor Bebek. Ditumbuk 3 lembar daun,
peras hingga 1 sendok tambahkan gula sejumput. Diminum 1
sendok 3 kali sehari hingga sembuh.

24. Panas Dalam


a. Menurut AP, Tenggorokan Kering dapat diobati dengan
menggunakan daun Cocor bebek. Ditumbuk 3 lembar

57
daun, peras hingga 1 sendok tambahkan gula sejumput.
Diminum 1 sendok 3 kali sehari hingga sembuh.
b. Menurut JA, Panas Dalam dapat diobati dengan
menggunakan kulit Lembawua. Dicukur bagian dalam
kulit batang, bungkus dalam tiras, peras kedalam 1 gelas
air masak. Diminum 1-2 sendok 3 kali sehari hingga gejala
hilang.
c. Menurut SB, Panas Dalam dapat diobati dengan
menggunakan daun Kinsule. Ditumbuk 5 lembar daun lalu
bungkus dengan tiras kemudian peras kedalam setengah
gelas air masak. Diminum 3 sendok 3 kali sehari hingga
sembuh.

25. Kuku Lepas (Onikolisis)


Kuku Lepas (onikolisis) adalah infeksi jamur pada lempeng
kuku, yang dapat disebabkan oleh dermatofika, kandida, dan
jamur (Kaur, 2008).

Menurut AP, Kuku Lepas (Onikolisis) dapat diobati dengan


menggunakan daun Pacar Air. Ditumbuk daun hingga halus.
Ditempelkan pada bagian kuku yang lepas 2 lembar daun pacar
air 2-3 kali sehari selama 2 minggu.

26. Melancarkan proses kelahiran


Menurut AP, Untuk melancarkan proses kelahiran
menggunakan daun Laka. Dipecahkan 13 buah pacar air
kedalam 1 gelas air masak. Diminum 1 gelas saat pembukaan
pertama.

27. Infeksi Saluran Kemih


Infeksi Saluran Kencing merupakan suatu infeksi baik pada
saluran kemih atas dan atau bawah, yang mana jumlah bakteri
>105 koloni perunit bakteri permililiter (CFU/ml) dalam satu

58
speimen urin (Bradley & Colgan et al, 2005).
a. Menurut AP, Infeksi Saluran Kemih dapat diobati dengan
menggunakan daun Belimbung Wuluh. Direndam 9 lembar
daun ke dalam 1 gelas air panas. Diminum selagi hangat 1
gelas 3 kali sehari selama 5 hari.
b. Menurut GS, Infeksi Saluran Kemih dapat diobati dengan
menggunakan daun Meniran. Direbus herba dengan 5 gelas
air hingga tersisa 3 gelas air. Diminum 1 gelas 3 kali sehari
selama 2 minggu.

28. Pengobatan Demam Berdarah


Demam berdarah dengue (DBD) adalah suatu penyakit yang
disebabkan oleh infeksi virus dengue (Candra, A, 2010).

Menurut JA, Demam Berdarah dapat diobati dengan


menggunakan batang Nanamuha. Dicukur kulit batang bagian
dalam lalu rebus dengan 1 gelas air hingga mendidih. Diminum
selagi hangat 1 sendok 3 kali sehari hingga sembuh.

29. Penambah Nafsu Makan


Menurut JA, Penambah nafsu makan dengan menggunakan
batang Reda. Dicukur kulit batang bagian dalam hingga satu
genggam lalu bungkus dalam tiras. Diperas kedalam 1 gelas air
yang telah ditambahkan 1 siung bawang putih, perasan jeruk
nipis dan garam sejumput (wajib mengunyah biscuit dalam
perjalanan menuju ke pohon). Diminum. 1-2 sendok 1 kali
sehari selama 1 bulan.

30. Benturan/Cidera di kepala


Benturan di kepala atau Luka memar adalah suatu keadaan
dimana terjadi pengumpulan darah dalam jaringan yang terjadi
sewaktu orang masih hidup, dikarenaakan pecahnya pembuluh
darah kapiler akibat kekerasan benda tumpul (Idries, 1997).

59
a. Menurut JA, Benturan di kepala dapat diobati dengan
menggunakan daun Jotang. Ditumbuk halus 5 pucuk daun
jotang beserta bunga, 3 irisan kunyit. Ditempelkan pada
bagian kepala yang sakit 5 pucuk daun dan bunga 2 kali
sehari selama 2 minggu.
b. Menurut A, Benturan di kepala dapat diobati dengan
menggunakan daun Mendalihang. Diseduh 5 daun
mendalihang dengan 1 gelas air hangat. Diminum 1 gelas 3
kali seminggu selama 1 bulan.
c. Menurut EM, Pengobatan benturan kepala dapat diobati
dengan menggunakan buah Teka Dehu. Direndam 9 buah
yang telah ditumbuk halus kedalam perasan air tombong
kelapa selama 15 menit. Ditetes pada pada lubang hidung 3
kali sehari selama 1 minggu.
d. Menurut A, Pengobatan benturan kepala dapat diobati
dengan menggunakan daun Rendiki. Ditumbuk halus 7
lembar daun lalu peras. Diminum 1 sendok 1 kali sehari
selama 3 hari.

31. Pertumbuhan Rambut


Menurut HS, pertumbuhan rambut dengan menggunakan bunga
Tahapise. Ditumbuk halus satu genggam bunga. Dioleskan dikulit
kepala 1 jam sebelum mandi 1 kali sehari selama 1 bulan.

32. Asam Urat


Asam urat (gout) merupakan suatu penyakit yang dialami oleh
lansia yang sering dinamakan sebagai penyakit para raja dan raja
dari penyakit, karena sering muncul pada kelompok masyarakat
dengan kemampuan sosialekonomi tinggi yang sering
mengkonsumsi daging (yaitu keluarga kerajaan pada zaman
dahulu) (Merryana & Bambang, 2012).
a. Menurut SH, Asam urat dapat diobati dengan menggunakan

60
daun Afrika. Direbus 9 lembar daun dengan 3 gelas air hingga
tersisa 1 gelas. Diminum 1 gelas 3 kali sehari hingga sembuh.
b. Menurut SD, asam urat dapat diobati dengan menggunakan
daun Kopi. Direbus 3 ujung akar kopi dengan 3 gelas air
hingga tersisah 1 gelas. Diminum selagi hangat 1 gelas 3 kali
sehari hingga gejala hilang.

33. Muntah Berak (Muntaber)


Muntah Berak atau diare adalah suatu gangguan kesehatan, dimana
penderita mengalami muntah-muntah dan diare tak hanya sekali
atau dua kali dengan selang waktu yang tidak lama (Depkes, 2008).

Menurut RS, Muntaber dapat diobati dengan menggunakan kulit


batang Sirsak. Dicukur kulit batang bagian dalam secara melingkar
hingga satu genggam kemudian rebus dengan 2 gelas air hingga
tersisah setengah gelas. Diminum setengah gelas hingga sembuh.

34. Keracunan
Keracunan makanan terjadi ketika bakteri atau patogen jenis
tertentu yang membawa penyakit mengontaminasi makanan, dapat
menyebabkan penyakit yang sering disebut dengan” keracunan
makanan”. Penyebab keracunan makanan bisa disebabkan agen
pathogen yang berupa bakteri, jamur, bahan kimia dan logam berat
lainnya. Bakteri yang kerap dikaitkan dengan kejadian keracunan
makanan meliputi: Salmonella, Campylobacter, Listeria,
Clostridium butolinum, dan Escherichia coli. (Centers for Diseases
Control and Preventions, 2020)
a. Menurut RS, Keracunan dapat diobati dengan menggunakan
Kelapa muda. Dibelah 1 buah kelapa muda. Diminum 1 buah
kelapa muda saat keracunan.
b. Menurut HS, Keracunan dapat diobati dengan menggunakan
daun Pandan. Ditumbuh halus 5 pangkal daun, tambahkan
setengah kelapa tua yang telah diparut tambahkan setengah

61
gelas air. kemudian peras. Diminum 2 sendok 1 kali sehari
selama 2 hari
c. Menurut SD, keracunan dapat diobati dengan menggunakan
daun tebang. Diambil tunas tebang, dikunyah. 2 buah tunas
sekali sehari.
d. Menurut SB, Pengobatan keracunan makan ringan dan panas
dalam, dapat diobati dengan menggunakan daun Palata.
Dicukur kulit batang bagian dalam sebanyak satu genggam,
lalu diperas kedalam setengah gelas air masak dan tambahkan
gula secukupnya. Diminum 1 sendok 3 kali sehari selama 3
hari.
e. Menurut EM, Keracunan ikan dapat diobati dengan
menggunakan akar Awar-Awar. Diambil ujung akar awar-awar
dan dimakan pada saat keracunan.

35. Membersihkan paru-paru


Menurut RS, Membersihkan kuman paru-paru dengan
menggunakan daun Deling. Direbus 9 lembar daun dengan 3 gelas
air hingga tersisa 1 gelas. Diminum selagi hangat 1 gelas 3 kali
sehari selama 5 hari.

36. Sakit Perut


Sakit Perut adalah nyeri perut yang berasal dari kram rahim dan
terjadi selama menstruasi (Nugroho& Utama, 2014).

Menurut GS, Sakit Perut dapat diobati dengan menggunakan daun


Duku Pepa. Dilumatkan 5 lembar daun, kemudian diperas kedalam
setengah gelas air hangat. Diminum setengah gelas saat gejala
muncul.

37. Pendarahan Ibu Hamil


Pendarahan Ibu Hamil adalah penyebab tersering kematian ibu.
Perdarahan tersebut bisa dialami oleh ibu baik ketika sedang hamil,

62
pada saat persalinan dan dalam masa pemulihan selama 40 hari
setelah melahirkan (masa nifas) (Apriyanti, 2017).

Menurut GS, Pendarahan Ibu Hamil dapat diobati dengan


menggunakan daun Tine. Direbus 9 lembar pucuk daun dengan 3
gelas air hingga tersisa 1 gelas. Diminum 1 gelas saat pendarahan
terjadi.

38. Pendarahan akibat luka benda tajam


Menurut GS, Pendarahan akibat luka benda tajam dapat diobati
dengan menggunakan daun Tine. Dikunyah 3 lembar daun.
Ditempelkan pada luka 3 lembar daun.

39. Kista, Miom, Tumor, dan Benjolan


Kista, Miom, Tumor, dan Benjolan memar adalah suatu keadaan
dimana terjadi pengumpulan darah dalam jaringan yang terjadi
sewaktu orang masih hidup, dikarenaakan pecahnya pembuluh
darah kapiler akibat kekerasan benda tumpul (Idries, 1997).
a. Menurut GS, Kista, Miom, Tumor, dan Benjolan dapat diobati
dengan menggunakan daun Enggahusa. Direbus 9 lembar daun
dan 3 ruas kencur dengan 5 gelas air hingga tersisa 1 gelas.
Lalu Saring. Diminum 1 gelas 3 kali sehari selama 2 minggu.
b. Menurut LM, Kista dapat diobati dengan menggunakan daun
Limpa Daleng. Dilumatkan 9 lembar daun kemudian diperas
kedalam setengah gelas air hangat. Diminum selagi hangat 3
kali sehari setengah gelas selama 1 minggu.

40. Polip
Penyakit Polip akan tampak sebagai benjolan lunak berwarna putih
atau keabu-abuan yang tidak disertai nyeri (Nuty, dkk, 2001).
a. Menurut GS, Polip dapat diobati dengan menggunakan daun
Dendiki. Ditumbuk 5 leambar daun dan tambahkan 1 sendok
air hangat. Kemudian diperas dan diteteskan dilubang hidung 5

63
lembar daun
b. Menurut EM, Pengobatan polip panas tinggi dapat diobati
dengan menggunakan daun Panese. Ditumbuk 2 lembar daun
lalu bungkus dengan tiras kemudian peras. Ditetes pada lubang
hidung 2 kali sehari hingga benjolan hilang.

41. Batu Empedu


Batu empedu merupakan deposit kristal padat yang terbentuk
dikandung empedu dan merupakan kantong berbentuk seperti buah
alpukat yang terletak tepat dibawah lobus kanan hati
(Sjamsuhidajat R, 2005).

Menurut JC, Batu Empedu dapat diobati dengan menggunakan


daun lilang buala (Lidah Buaya). Direbus daun yang telah dipotong
kecil dengan 3 gelas air hingga tersisa 1 gelas. Tambahkan 1sendok
gula merah yang telah dicairkan. Diminum. 1 gelas. 2-3 kali sehari
selama 2 minggu.

42. Ruam Merah diwajah anak bayi


Menurut JC, Ruam Merah diwajah anak bayi dapat diobati dengan
menggunakan daun Lembawua. Ditumbuk halus 7 lembar daun.
Tambahkan perasan jeruk purut 1 sendok. Dioleskan pada wajah
2 kali sehari hingga ruam hilang.

44. Gatal-gatal dikulit


Gatal-gatal dikulit atau dermatitis adalah peradangan kulit pada
epidermis dan dermis yang disebabkan oleh faktor eksogen ataupun
endogen dengan ditandai gejala obyektif lesi bersifat polimorf dan
gejala subyektif gatal (Maryunani, 2010).

Menurut LM, gatal-gatal dikulit dapat diobati dengan


menggunakan daun Turing (Gamal). Ditumbuk 2 tangkai Daun
hingga halus. Dioles pada bagian tubuh yang gatal 1 kali sehari
hingga gatal-gatal sembuh. Menurut Nuranni, dkk (2014, daun

64
Turing (Gamal) mengandung tanin/polifenol, saponin, dan
steroid/terpenoid.

44. Kudis, Kurap, dan Panu


Panu atau kurap. penyakit yang dapat menular lewat sentuhan kulit
atau juga dari pakaian yang terkontakminasi spora jamur
(Aliyatussaadah, 2016).
a. Menurut LM, Kudis, Kurap, dan Panu dapat diobati dengan
menggunakan daun Kuhung-Kuhung. Ditumbuk 9 lembar
hingga halus. Dioleskan pada bagian kulit yang terkena kudis,
kurap dan panu 2 kali sehari hingga sembuh.

b. Menurut EM, Kurap (Dermatofitosis) dapat diobati dengan


menggunakan daun Kayu burung. Dilumatkan daun
ditambahkan 1 tetes minyak tanah. Dioles pada kurap 5 lembar
daun 3 kali sehari hingga kurap hilang.

45. Pengobatan TBC


TBC Tuberculosis (TBC atau TB) adalah penyakit infeksi pada
saluran pernafasan yang disebabkan oleh bakteri mycobacterium
tuberculosis. Sebagian besar TBC menyerang paru-paru tetapi
dapat juga mengenai organ tubuh lain (Depkes, 2002).
a. Menurut SH, TBC dapat diobati dengan menggunakan daun
Lesa (kedondong). Direbus 9 lembar daun kedondong dengan
3 gelas air hingga tersisa 1 gelas. Diminum selagi
hangat 1 gelas 2 kali sehari selama 1 bulan. Menurut Dewi,
dkk (2017) daun kedondong mengandung flavonoid, saponin,
alkaloid, vitamin C dan tannin.
b. Menurut EM, Pengobatan TBC (Tuberkulosis) dapat diobati
dengan menggunakan batang Puning. Dibelah batang menjadi
2 bagian, kemudian cukur bagian dalam batang hingga
mendapatkan satu genggam lalu campurkan dengan kuning
telur ayam kampong. Diminum 2 sendok 2 kali sehari

65
selama 2 bulan.

46. Amandel
Amandel Tonsilitis adalah massa jaringan limfoid yang terletak di
rongga faring (Wong, 2008).

Menurut SH, Amandel dapat diobati dengan menggunakan batang


Tuwu (Tebu). Diperas batang tebu hingga mendapatkan setengah
gelas air tebu. Diminum setengah gelas 2 kali sehari selama 3
hari.

47. Bronkitis
Bronkitis Bronkitis merupakan penyakit infeksi saluran pernafasan
bawah yang ditandai dengan adanya peradangan pada daerah
trakheobronkhial (Ringel, 2012).
a. Menurut IS, Bronkitis dapat diobati dengan menggunakan
daun Sambiloto. Direbus 9 lembar daun, 3 lembar daun jeruk
purut dengan 3 gelas air hingga tersisa 1 setengah gelas.
Diminum setengah gelas 2 kali sehari selama 1 minggu
b. Menurut SH, Bronkitis dapat diobati dengan menggunakan
daun Pesang Senggasi. Direbus 3 lembar daun dengan 2 gelas
air hingga tersisa 1 gelas. Diminum 1 gelas 2 kali sehari
selama 1 minggu.

48. Sakit Gigi


Menurut IS, Bronkitis dapat diobati dengan menggunakan daun
Kitolon. Ditumbuk daun hingga halus. Ditempelkan pada gigi yang
sakit 2 lembar daun kitolon 2 kali sehari hingga sakit gigi sembuh.

49. Meredakan Pegal-Pegal


a. Menurut IS, Pegal-pegal dapat diobati dengan menggunakan
batang Jarak Merah. Direbus 3 batang jarak merah dengan 1
gelas pinaraci. (direbus dibawah 100˚C). Diminum setengah

66
gelas. 1 kali sehari sampai pegal-pegal hilang.
b. Menurut HS, Pegal-pegal dapat diobati dengan menggunakan
daun Sambung Nyawa. Direbus 9 lembar daun sambung nyawa
dengan 3 gelas air hingga tersisa 1 gelas. Diminum selagi
hangat 1 gelas saat pegal.

50. Mengurangi Gejala PMS


Menurut IS, Gejala PMS dapat diobati dengan menggunakan daun
Rasberi. Direndam 5 lembar daun rasberi dengan 1 gelas air hangat
selama 3 menit. Diminum saat pagi hari 1 gelas 1 kali sehari 3 hari
berturut-turut sebelum menstruasi.

51. Luka Operasi Setelah Melahirkan


a. Menurut AP, Luka operasi setelah melahirkan dapat diobati
dengan menggunakan kulit batang Nanamuha. Direbus kulit
batang yang telah dipotong kecil dan dikeringkan dengan 3
gelas air hingga tersisa 1 gelas. Diminum 1 gelas 3-4 kali sehari
selama 1 bulan.
b. Menurut SD, Luka bekas operasi setelah melahirkan dapat
diobati dengan menggunakan kulit batang Tetule mawira/boro.
Dicukur bagian dalam kulit batang sebanyak satu genggam,
bungkus dengan sabut kelapa, lalu rebus dengan 5 gelas air
hingga tersisa 3 gelas kemudian saring. Diminum 1 gelas 3 kali
sehari selama 1 bulan.

52. Kencing Manis/Diabetes


Kencing Manis penyakit yang ditandai dengan meningkatnya kadar
glukosa darah secara kontinu dan bervariasi (Darwis, 2005).
a. Menurut RS, kencing manis dapat diobati dengan
menggunakan daun Gedi. Direbus 5 lembar daun dengan 2
gelas air hingga tersisa 1 gelas. Diminum selagi hangat 1 gelas
2 kali sehari selama seminggu.

67
b. Menurut GS, kencing manis dapat diobati dengan
menggunakan daun Senggani. Direbus 9 lembar daun dengan 5
gelas air hingga tersisa 3 gelas. Diminum 1 gelas 3 kali sehari
selama 1 minggu.
c. Menurut SD, kencing manis dapat diobati dengan
menggunakan seluruh bagian tanaman Bunga tai manu.
Direbus herba dengan 3 gelas air hingga tersisa 1 gelas.
Diminum selagi hangat sebelum makan 1 gelas 3 kali sehari
selama 2 minggu.
d. Menurut SH, kencing manis dapat diobati dengan
menggunakan daun Ketapang. Direbus daun yang telah
dikeringkan dan dihaluskan dengan 3 gelas air hingga tersisa 1
gelas. Diminum 1 gelas 1 kali sehari. selama 1 minggu.

53. Radang Ginjal dan air kemih berdarah


Menurut JC, radang ginjal dan air kemih berdarah dapat diobati
dengan menggunakan akar ehe (alang-alang). Akar alang-alang
tambahkan daun kumis kucing, daun kaki kuda dan kunyit, direbus
dengan 4 gelas air hingga tersisah 2 gelas, saring tambahkan madu
secukupnya. Diminum selagi hangat 1 gelas 2 kali sehari.

54. Cacingan
Menurut JC, cacingan dapat diobati dengan menggunakan buah
paria. Dibleder setengah buah, tambahkan 1 gelas air dan 2 sendok
gula. Diminum setengah gelas 2 kali sehari selama 3 hari.

55. Sakit Kepala


a. Menurut HS, sakit kepala dapat diobati dengan menggunakan
daun Jinten. Ditumbuk 5 lembar daun. Ditempel pada kepala
5 lembar daun saat gejala timbul hingga gejala hilang.
b. Menurut SD, Pengobatan Sakit kepala dapat diobati dengan

68
menggunakan 9 bunga Rica. Ditumbuk hingga halus bunga
tambahkan setengah suing bawang merah). Ditempelkan pada
bagian kepala yang sakit (sambil tahan nafas). 1 kali sehari
hingga sakit kepala hilang.

56. Pembengkakan di paha


Menurut SD, pembengkakan di paha dapat diobati dengan
menggunakan daun Mandalihang. Direbus 5 lembar daun
dengan 2 gelas air hingga tersisa 1 gelas. Diminum selagi
hangat 1 gelas 1 kali sehari hingga bengkak turun.

57. Rabies
Rabies merupakan penyakit zoonosis yang sangat berbahaya
dapat mengakibatkan kematian pada binatang dan manusia
yang terinfeksi virus rabies dalam air liur hewan. Binatang
seperti anjing, kucing, dan kera yang menderita rabies akan
menjadi agresif dan biasanya cenderung membahayakan
manusia (Rakotonanda, H. Rakalomanan, 2007).

Menurut SD, Rabies dapat diobati dengan menggunakan


batang Patah Tulang. Dipatahkan batang. Ditempelkan pada
luka bekas gigitan anjing 1 batang patah tulang 2 kali sehari
selama 1 minggu.

58. Patah Tulang


Patah Tulang atau fraktur adalah ganguan dari kontinuitas yang
normal dari suatu tulang (Black 2014).

Menurut SD, Patah tulang dapat diobati dengan menggunakan


batang Patah Tulang. Ditumbuk hingga halus batang patah
tulang. Ditempelkan pada bagian tulang yang patah. 5
batang patah tulang 2 kali sehari hingga sembuh.

59. Pengobatan setelah melahirkan (post tatum)

69
Menurut SD, Pengobatan setelah melahirkan dapat diobati
dengan menggunakan daun Tebang. Direbus daun kering yang
telah dihaluskan dengan 2 gelas air hingga tersisa 1 gelas.
Diminum selagi hangat 1 gelas 1 kali sehari selama 1 minggu.

60. Sakit Mata


Sakit Mata adalah dimana keadaan mata menggangu produksi
mebel dan menurunnya kualitas barang yang dibuat karena
ketajaman penglihatan mata pekerja berkurang (Depkes RI,
2003).

Menurut EM, Pengobatan sakit mata dapat diobati dengan


menggunakan batang Balubilang. Dipotong batang yang
diambil langsung dari hutan. Ditetes air yang ada dalam
batang pada mata 1 kali sehari hingga sakit mata sembuh.

61. Bercak Putih Dilidah (Leukoplakia)


Menurut EM, Pengobatan bercak putih dilidah (Leukoplakia)
dapat diobati dengan menggunakan batang Awar-Awar.
Dibelah ujung batang menjadi dua bagian lalu cukur bagian
dalam secukupnya lalu diperas. Ditetes pada lidah 1 kali sehari
selama 1 minggu.

62. Bisul
Bisul adalah infeksi yang terjadi pada kulit ditandai dengan
adanya benjolan berwarna kemerahan pada kulit dan
membesar hingga keluar bintik nanah atau disebut dengan
mata nanah (Djide, 2005).

Menurut A, Bisul dapat diobati dengan menggunakan Bawang


Sabrang. Direbus 3 siung bawang yang telah diiris tipis dengan
2 gelas air hingga tersisah 1 gelas. Diminum 1 gelas 3 kali

70
dalam sehari.

63. Gusi Bengkak


Menurut SD, Pengobatan Gusi bengkak dapat diobati dengan
menggunakan Daun Pemparaeng Mahamu. Ditumbuk hingga
halus 1 lembar daun. Ditempelkan pada gusi yang bengkak 1
lembar daun 2 kali sehari hingga gusi sembuh.

64. Bau ketiak


Menurut SD, Pengobatan Penghilang Bau ketiak dapat diobati
dengan menggunakan Kulit batang Palata. Dicukur bagian
dalam kulit batang (secukupnya) masukan kedalam jeruk purut
yang sudah dibelah dua lalu peras. Ditetes pada mulut 3 kali
seminggu selama 1 bulan.

65. Bau menyengat pada urin bayi


Menurut SD, Pengobatan Penghilang Bau menyengat pada urin
bayi dapat diobati dengan menggunakan Daun Lengide.
Direbus pucuk daun selasih (secukupnya) dengan 2 gelas air
hingga tersisa 1 gelas. Diminum 1 sendok 2 kali sehari
selama 1 minggu.

66. Cacar air


Cacar air / Varicella merupakan salah satu dari penyakit kulit
yg di sebabkan oleh virus varicella zoster (VZV)

Menurut SD, Pengobatan Cacar air, (Varisela), sarampa


(Reseola Infatum), Kandidiasis dapat diobati dengan
menggunakan Kulit batang Nangka. Dicukur bagian kulit
batang (dari bawah ke atas) sebanyak satu genggam lalu peras
kedalam 1 gelas air masak. Diminum 1-2 sendok 3 kali sehari
hingga sembuh.

71
67. Cidera tulang dalam
Menurut SD, Pengobatan Cidera pada tulang dalam dapat
diobati dengan menggunakan Daun tambahkan tangkai
Mandalihang. Cuci bersih daun tambahkan air secukupnya,
rebus hingga mendidih, Diminum selagi hangat 1 gelas.

68. Pengobatan luka dalam bekas operasi


Menurut SD, Pengobatan luka dalam bekas operasi dapat
diobati dengan menggunakan Kulit batang Tetule mawira.
Cukur bagian dalam batang, bungkus dengan gonofu kelapa
kecil, lalu rebus hingga mendidih Diminum sampai air rebusan
terang, 1 gelas, 3 kali dalam sehari Sampai luka kering.

69. Usus Buntu


Usus Buntu disebut juga appendiksitis, umbai cacing, adalah
peradangan dari appendiks dan merupakan penyebab penyakit
didaerah perut akut yang paling sering.

Menurut SH, usus buntu dapat diobati dengan menggunakan


kulit batang pala dan daun jarak merah. Dibungkus kulit batang
pala yang telah dipotong kecil dengan daun jarak merah 5
lembar, lalu rebus dengan 2 gelas air hingga tersisa 1 gelas.
Diminum selagi hangat 1 gelas 3 kali sehari (selama 3 hari
berturut-turut).

70. Sariawan
Sariawan atau aphtous stomatitis adalah luka yang terdapat di
dalam mulut yang biasanya berbentuk oval atau bulat berwarna
putih dan dapat menimbulkan rasa tidak sakit serta tidak
nyaman. Sariawan disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya
ialah kurangnya vit C, vit B12 dan bisa juga karena adanya
infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur atau luka

72
pada mulut akibat tergigit atau mengkonsumsi sesuatu yang
keras atau tajam (Sandy dan Irawan, 2018).

Menurut EM, Sariawan dapat diobati dengan menggunakan


pangkal batang daun Jarak Pagar. Patahkan pangkal batang
daun. Dioles pada bagian sariawan 2 kali sehari hingga sariawan
sembuh.

71. Sakit akibat santet


Menurut EM, Sariawan dapat diobati dengan menggunakan
buah Lesotio. Diambil buah yang matang. Ditelan tanpa
dikunyah sambil menyelam dilaut atau sungai. (dibacakan doa
oleh taha undang) 9 buah lesotio 1 kali seminggu hingga
sembuh.

72. Ambeien
Hemoroid, dikenal di masyarakat sebagai penyakit wasir atau
ambeien merupakan pelebaran dan inflamasi dari pleksus
arteri-vena di saluran anus yang berfungsi sebagai katup untuk
mencegah inkontinensia flatus dan cairan.

Menurut EM, Sariawan dapat diobati dengan menggunakan


buah Lesotio. Direbus (13,11,9) lembar daun dengan 5 gelas
air hingga tersisah 2 gelas. Diminum 1 gelas 2 kali sehari
selama 3 hari berturut-turut.

73. Penambah Stamina


Menurut SB, Penambah Stamina dengan menggunakan daun
Kumis Kucing. Direbus 5 lembar kumis kucing, daun meniran
(secukupnya) dan gula merah secukupnya dengan 2 gelas air
hingga tersisa 1 gelas kemudian saring. Diminum selagi hangat
1 gelas jika dibutuhkan.

74. Luka Baru

73
Menurut SB, Luka Baru dapat diobati dengan menggunakan
daun Cocor Bebek. Ditumbuk daun cocor bebek tanpa merusak
bentuk daun. Dioleskan pada bagian yang luka 1- 3 lembar
daun 2 kali sehari hingga panas turun.

75. Pengobatan Malaria


Malaria merupakan suatu penyakit infeksi akut maupun kronik
yang disebakan oleh infeksi Plasmodium yang menyerang
eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual
dalam darah, dengan gejala demam, menggigil, anemia, dan
pembesaran limpa (Fitriany dan Sabiq, 2018).

Menurut SB, Malaria dapat diobati dengan menggunakan daun


Pepaya. Ditumbuk 1 lembar daun Pepaya hingga halus
campurkan kedalam 1 gelas air panas lalu diamkan selama 5
menit kemudian saring. Diminum setelah sarapan 1 gelas 1 kali
sehari selama 2 minggu.

74
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pemanfaatan tumbuhan obat oleh Suku Sangihe
Di Kecamatan Tabukan Utara Kabupaten Kepulauan Sangihe Sulawesi Utara
dapat disimpulkan
1. Jenis tumbuhan obat yang digunakan terdiri dari 104 tumbuhan,
sebanyak 70 jenis yang teridentifikasi dan 34 jenis yang tidak
teridentifikasi dengan persentase bagian yang digunakan daun 53,84%,
batang 10,57%, kulit batang 8,65%, bunga 3,84%, jantung 1,96%, herba 6,73%,
buah 9,61%, akar 2,88%, rimpang 2,88%, biji 2,88%, gel/getah 0,96%, dan
daging buah 0,96%.
2. Cara pengolahan tumbuhan obat oleh Taha Undang dengan persentase
ditumbuk 25,45%, dilumatkan 3,63%, diparut 3,63%, direbus 52,72%,
diseduh 4,54%, dan dicukur 10%. Selanjutnya, ramuan dari tumbuhan
obat yang telah jadi dapat digunakan dengan persentase diminum
80,46%, dioleskan 3,125, dimakan 2,343%, dikompres 0,78%, ditempel
7,81%, dan diteteskan 5,46%.
3. Takaran oleh Taha Undang Suku Sangihe 1/2-2 gelas, 1-3 sendok makan,
dalam 1-4 kali sehari selama 1-5 hari, 1-2 minggu, 1 bulan hingga 3
bulan.

5.2. Saran
1. Kepada masyarakat perlu dilakukan edukasi dalam meningkatkan
pengetahuan yang bertujuan untuk menjaga kelestarian tumbuhan obat
tradisional dalam menangani berbagai penyakit.
2. Kepada Mahasiswa khususnya mahasiswa program studi farmasi perlu
menganalisis lebih lanjut terkait penelitian studi etnofarmasi melalui
wawancara yang mendalam.

75
DAFTAR PUSTAKA

Adawiah R.A.R., (2018). Potensi Ekstrak Daun Lamtoro (Leucaena


Leucocephala Lam.) Sebagai Bioherbisida Terhadap Pertumbuhan
Beberapa Jenis Gulma. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Halaman 1-153.

Agustin D., dkk, (2019). Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Bunga Belimbing Wuluh
Terhadap Zona Hambat Pertumbuhan Streptococcus pyogenes. Jurnal
Bioterdidik. Vol.7(6). Halaman 14-25.

Aliyatussaadah, Zainun. (2016). Identifikasi Jamur Malassezia furfur pada Santri


Pesantren Al-Mubarok Di Awipari Kecamatan Cibeureum Kota
Tasikmalaya Tahun 2016. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Muhammadiyah Ciamis. Ciamis.

Amalia D., (2008). Efek Hepatoprotektif Ekstrak Etanol 70% Daun Ceplukan
(Physalis Angulata L.) Terhadap Mencit Jantan Galur Swiss Terinduksi
Parasetamol. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Halaman 1-16.

Amalia R., (2016). Daya Bunuh Air Perasan Daun Mengkudu (Morinda
Citrifolia) Terhadap Kematian Larva Aedes Aegypti. Universitas Negeri
Semarang. Halaman 1-132.

Aprianti, E. (2017). Gambaran Kejadian Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada


Ibu Hamil di Puskesmas Kasihan I Bantul Yogyakarta Tahun 2017.
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.

Arifin N.B., dkk, (2017). Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Jarak Pagar
(Jatropha Curcas Linn) Pada Vibrio Harveyi Dan Aeromonas Hydrophila.
Jurnal Perikanan Universitas Gadjah Mada. Vol. 19 (1). Halaman 11-16.

Arifianto & Hariadi, N, I. (2019). Berteman Dengan Demam. Jakarta: Kata Media

Arikunto S., (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


Rineka Cipta.

Aryani, R. (2010). Kesehatan Remaja Problem dan Solusinya. Salemba Medika.

Aryanta I.W.R., (2019). Bawang Merah Dan Manfaatnya Bagi Kesehatan. E-


Jurnal Widya Kesehatan. Vol.1 (1). Halaman 29-35.

Astuti L.S., (2007). Klasifikasi Hewan Penamaan, Ciri, Dan Pengelompokannya.


PT Kawan Pustaka: Jakarta Selatan.

Badan Pusan Statistik Kabupaten Kepulauan Sangihe. 2016. Sangihe Dalam


Angka Tahun 2016. Kabupaten Kepulauan Sangihe: BPS

76
Badan Pusan Statistik Kabupaten Kepulauan Sangihe. 2019. Kecamatan Tabukan
Utara Dalam Angka Tahun 2019 (Katalog 1102001.7103100). Kabupaten
Kepulauan Sangihe: BPS

Black, J. M., & Hawks, J. H. (2014). Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen


klinis untuk Hasil yang Diharapkan. Edisi 8. Jakarta: Salemba Medika.

BPOM RI. (2014). Persyaratan Mutu Obat Tradisional. Nomor 12. Halaman 1-
22.

Budiman E.D., 2013. Pengaruh Ekstrak Daun Kumis Kucing (Orthosiphon


aristatus) Terhadap Kontraktilitas Otot Polos Vesika Urinaria Guinea Pig
In Vitro. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Centers for Diseases Control and Preventions. (2020). Foodborne Outbreaks.


CDC Website.

Dalimartha, Setiawan. (2008). Atlas Tumbuhan Obat Jilid 5. Jakarta: PT Pustaka


Bunda.

Dalimartha, S dan Adrian, F. (2011). Khasiat Buah dan Sayur. Jakarta: Penebar
Swadaya

Darwis, Yulizar. (2005). Pedoman Pemeriksaan Laboratorium untuk Penyakit


Diabetes Mellitus. Departemen Kesehatan RI. Jakarta

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2009). Pedoman Pengendalian


Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut, Direktorat Jendral
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI.

Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Pusat


Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta

Dewi D.W., dkk, (2016). Pemanfaatan Infusa Lidah Buaya (Aloe vera L) sebagai
Antiseptik Pembersih Tangan terhadap Jumlah Koloni Kuman. Jurnal
Cerebellum. Vol 2 (3). Halaman 577-589.

Dianto I., dkk, (2015). Studi Etnofarmasi Tumbuhan Berkhasiat Obat Pada Suku
Kaili Ledo Di Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah. GALENIKA
Journal of Pharmacy. Vol. 1 (2). Halaman 85 – 91.

Dipiro J.T., Talbert R.L., Yee G.C., Matzke G.R., Wells B.G. and Posey L.M.,
(2011). Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach, 8th ed., Mc
Graw Hill, United State of America.

Djide, N dan Sartini. (2005). Mikrobiologi dan Parasitologi Dasar. Makassar :


Universitas Hasanuddin

77
Dorland W.A.N., (2012). Kamus Saku Kedokteran Dorland. Edisi 28. EGC.
Jakarta. Dwisatyadini M., 2019. Pemanfaatan Tanaman Obat Untuk
Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Degeneratif. Universitas Terbuka.
Halaman 237-270.

Dr. Sayuti Tanher dan Hj Heryati, (2008). Patologi untuk Mahasiswa


Keperawatan. Trans Info Media. Jakarta

Fadli M.Y., (2015). Benefits Of Sambung Nyawa (Gynura Procumbens)


Subtanceas Anticancer. Artikel Review Journal Majority. Vol. 4(5).
Halaman 1-4.

Fafungkasari W. T. B., (2019). Pengaruh Pemberian Kompres Kentang (Solanum


Tuberosum L.) Terhadap Mastitis Non-Infeksi Pada Ibu Menyusui Di Desa
Wadang Ngasem Kabupaten Bojonegoro. Universitas Muhammadiyah
Malang.

Febriansah R., dkk, (2016). Tomat (Solanum Lycopersicum L.) Sebagai Agen
Kemopreventif Potensial. Halaman 1-9.

Fitriany, Julia dan Sabiq, Ahmad. (2018). Malaria. Pediatrics, Faculty of


Medicine, Malikussaleh University, Uteunkot, Lhokseumawe. Indonesia.
Jurnal Averrous Vol.4 (2) 2018

Hanley JM, Saigal CS, Scales CD, Smith AC. (2012). Prevalences of kidney stone
in the United States. Journal European Association of Urology 62(1):160-
5.

Hargono D., (2003). Beberapa Hasil Penelitian Yang Mendukung Manfaat


Tumbuhan Jambu Biji (Psidium Guajava L.). Jurnal Ilmu Kefarmasian
Indonesia. Vol 1(1). Halaman 33-38.

Harmida., Sarno dan Yuni, V. F. 2011. Studi Etnofitomedika di Desa Lawang


Agung Kecamatan Mulak Ulu Kabupaten Lahat Sumatera Selatan. Jurnal
Penelitian Sains. 14 (1) : 42 – 46.

Hasibuan, dkk. (2019). Sistem Pakar Mendiagnosa Penyakit Maag Pada Fase
Akut Dan Kronis Dengan Metode Hybrid Case Based. Prodi Teknik
Informatika STMIK Budi Darma, Medan, Indonesia. Medan. Jurnal Pelita
Informatika, Vol. 7 (4)

Haque, R. A., Chung, K. F., (2005). Cough: Meeting The Needs of A Growing
Field. London.

Hayati R., dkk, (2012). Sifat Kimia Dan Evaluasi Sensori Bubuk Kopi Arabika. J
Floratek. Vol.7. Halaman 66-75.

78
Herlambang B., (2014). Efek Antikonvulsi Ekstrak Etanol Daun Leng Lengan
(Leucas lavandulifolia Sm.) Pada Mencit Galur Balb/ C Dengan Induksi
PTZ Secara In Vivo. Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

Hidayati AS dan Harjono, (2017). Uji Aktivitas Antibakteri Krim Ekstrak Daun
Babadotan (Ageratum conyzoides. L) Dalam Pelarut Etanol. Jurnal MIPA.
Vol. 40(1). Halaman 33-38.

Idries, Abdul Mun'im. (1997). Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Binarupa


Aksara: Jakarta

Imanuna M., Widodo M. W., dan Tako Y. E., (2018). Riko Lara Sebagai
Alternatif Pencegahan Penyakit Kardiovaskuler Di Desa Karangwidoro
Kabupaten Malang. Jurnal KARINOV. Vol. 1 (2). Halaman 1-6.

Indrayani L., dkk, (2006). Skrining Fitokimia Dan Uji Toksisitas Ekstrak Daun
Pecut Kuda (Stachytarpheta Jamaicensis L. Vahl) Terhadap Larva Udang
Artemia Salina Leach. Vol. 12. Halaman 57-61.

Indriyanti N, dan Garmana A. N., (2011). Ekstrak Daun Cocor Bebek (Kalanchoe
Pinnata) Untuk Terapi Preventif Lupus Pada Mencit Yang Diinduksi
Dengan 2,6,10,14 Tetramethylpentadecane. J. Trop. Pharm. Chem. Vol
1(3). Halaman 221-226.

Jong de W. (2005). Kanker Apakah Itu? Pengobatan, Harapan Hidup, Dan


Dukungan Keluarga. Jakarta: PN Arcan.

Juwita, R. (2008). Ensiklopedia Biologi: Tanaman Obat III. Penebar Swadaya:


Jakarta

Kaur B, Kashyap B, Bhalla P. (2008). Onychomycosis: Epidemiology, Diagnosis,


and Management. Indian Journal of Medical Microbiology 26(2):108-16

Kemenkes RI, (2017). Formularium Ramuan Obat Tradisional Indonesia.


Halaman 1-135.

Khanifah F., (2015). Efek Pemberian Air Perasan Jeruk Nipis(Citrus Aurantifolia
(Christm) Swingle) Terhadap Pembentukan, Pertumbuhan, Dan
Penghancuran Biofilm Staphylococcus Aureussecara In Vitro. UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Halaman 1-105.

Kodir R.A., dkk, (2017). Etnofarmasi Dan Ulasan Bioprospektif Tumbuhan Obat
Liar Dalam Pengobatan Tradisional Kampung Adat Cikondang,
Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Farmaka.
Vol. 15(1). Halaman 26-44.

Kurniasih N., dkk, (2015). Potensi Daun Sirsak (Annona Muricata Linn), Daun

79
Binahong (Anredera cordifolia (Ten) Steenis), Dan Daun Benalu Mangga
(Dendrophthoe pentandra) Sebagai Antioksidan Pencegah Kanker. Vol. 9
(1). Halaman 1-23.

Kursia S., dkk, (2016). Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etilasetat Daun Sirih
Hijau (Piper Betle L.) Terhadap Bakteri Staphylococcus Epidermidis.
IJPST. Vol. 3(2). Halaman 72-77.

Lahamado O. T., dkk, (2017). Ekstrak Daun Asam Jawa (Tamarindus Indica L.)
Sebagai Antidiabetes. Jurnal Akademi Kimia. Vol. 6(1). Halaman 1-6.

Laili D. H. N., dkk, (2016). Uji Antifertilitas Ekstrak Etanol Daun Srikaya
(Annona Squamosa L.) Terhadap mencit Putih Betina Bunting Galur Swiss
Webster. Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada. Vol 15(1). Halaman 51-
55.

Lifawati, (2015). Praktik Pengobatan Tradisional Bibi Pada Masyarakat Desa


Pagergunung Kecamatan Wanayasa Kabupaten Banjarnegara.
Universitas Negeri Semarang. Halaman 1-77.

Listiyana A., dan Mutiah R., (2017). Pemberdayaan Masyarakat Suku Tengger
Ngadas Poncokusumo Kabupaten Malang Dalam Mengembangkan
Potensi Tumbuhan Obat Dan Hasil Pertanian Berbasis “Etnofarmasi”
Menuju Terciptanya Desa Mandiri. Journal of Islamic Medicine. Vol.
1(1). Halaman 1-8.

Mansjoer, A., dkk. (2005). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: FKUI.

Mamang, 2017. Detoksifikasi Senyawa Toxalbumin Pada Biji Kemiri (Aleurites


Moluccana (L.) Willd) Dengan Pemanasan Basah Pada Suhu Tinggi.
Universitas Hasanuddin. Halaman 1-155.

Maryunani, A., (2010). Kamus Perawat: Definisi Istilah dan Singkatan Kata-Kata
dalam Keperawatan. Jakarta: CV. Trans Info Media

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2011). Strategi Nasional Pengendalian


TB. Jakarta. Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Merryana & Bambang. (2012). Penurunan Gizi Dalam Siklus Kehidupan. Jakarta:
Kencana.

Mutiara E.V. dan Wildan A, (2014). Ekstraksi Flavonoid Dari Daun Pare
(Momordica Charantia L.) Berbantu Gelombang Mikro Sebagai Penurun
Kadar Glukosa Secara In Vitro. Metana. Vol. 10 (01). Halaman 1-11.

Nasution, A., dkk. (2018). Pemanfaatan Tumbuhan Obat Secara Empiris


Pada Suku Mandailing Di Taman Nasional Batang Gadis Sumatera

80
Utara. Jurnal Bioteknol Biosains Indones Vol. 5 (1). Hal 64-74

National Kidney Foundation. (2015). Clinical Practice Guidelines and Clinical


Practice Recomendations 2015 Updates: Hemodialysis Adequacy,
Peritoneal Dialysis Adequacy and Vaskular Access. Am J Kidney Dis
2015; 48(Suppl 1): S1-S322

Nicolle LE, Bradley S, Colgan R et al. (2005). Infectious Diseases Society of


America guidelines for the diagnosis and treatment of asymptomatic
bacteriuria in adults. Clin. Infect. Dis. Vol. 40(5), 643–654

Ningsih I.Y., (2015). Peran Studi Etnofarmasi Dalam Pencarian Tumbuhan Obat
Yang Berpotensi Dikembangkan Sebagai Antidiabetes. PHARMACY.
Vol. 12(1). Halaman 38-48.

Nugraheni T.P., dkk, (2017). Uji Aktivitas Penangkapan Radikal Bebas DPPH
Oleh Ekstrak Etanol Daun Pisang Tanduk (Musa Paradisiaca Var.
Formatypica) Dan Daun Pisang Cavendish (Musa Paradisiaca Var.
Sapientum). Indonesia Jurnal Farmasi. Vol 2(1). Halaman 37-42.

Oktafani, dkk. (2017). Hasil Garut (Marantha Arundinaceae) Pada


Kekeringan. Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Agrotech Res J. Vol 1. No 2. 2017: 29-32

P. Amanda and H. Mustafidah. (2011). Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Penyakit


Hati Menggunakan Metode Forward Chaining (Expert System for
Diagnosing Liver Disease Using Forward Chaining). Tek. Inform. Univ.
Muhammadiyah Purwokerto. Vol. I (4) 143–155

Pelokang, C. Y., dkk. (2018). Pemanfaatan Tumbuhan Obat Tradisional oleh


Etnis Sangihe di Kepulauan Sangihe Bagian Selatan, Sulawesi Utara.
Jurnal Bioslogos. Vol 8 (2). Hal 45-51

Prasonto D., dkk, (2017). Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Bawang Putih (Allium
Sativum). ODONTO Dental Journal. Vol. 4(2). Halaman 122-128.

Prasetyo dan Inoriah, Entang. (2013). Pengelolaan Budidaya Tanaman Obat-


Obatan (Bahan Simplisia). Badan Penerbitan Fakultas Pertanian UNIB.
Bengkulu

Putra I. W. D. P., dkk, (2016). Identifikasi Senyawa Kimia Ekstrak Etanol Daun
Kelor (Moringa oleifera L) Di Bali. Indonesia Medicus Veterinus. Vol. 5
(5). Halaman 464-473.

Rahmah A. H. A., (2019). Efektivitas Rimpang Kunyit (Curcumadomestica)


Terhadap Penurunan Risiko Aterosklerosis. Jurnal Kesehatan Masyarakat.
Vol. 10(2). Halaman 113-120.

81
Rakotonanda, H. Rakalomanan, and F. V. R. (2007). Dog Ecology Demography
in Antananarivo. BMC Public Health, 5(21), pp. 1–7.

Raodah. (2019). Pengetahuan Lokal Tentang Pemanfaatan Tanaman Obat Pada


Masyarakat Tolaki Di Kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara. Balai
Pelestarian Nilai Budaya Makassar. Makassar. Pangadereng, Vol. 5
No. 1

Ratih dan Sutriyani. (2013). Studi Tentang Faktor-Faktor Yang


Mempengaruhi Penyakit Gondok Pada Lansia Di Desa Arjosari.
Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang. Malang. Vol. 1n(2)

Ratnasari Juwita dan Ir Krisantini. (2007). Galeri Tanaman Hias Bunga. Jakarta:
Penebar Swadaya

Ringel, Edward. (2012). Buku Saku Hitam Kedokteran Paru. Jakarta Barat:
Permata Puri Media

Rochima, A, S. (2019). Pemanfaatan Jantung Pisang Sebagai Campuran Produk


Nugget Dan Pengaruhnya Terhadap Sifat Fisik, Organoleptik, Kadar
Serat Dan Antosianin. Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kementrian
Kesehatan Yogyakarta. Yogyakarta

Rosida S. R., dan Sudaryanto., (2018). Manajemen Hiperglikemi: Pemberian Jus


Alpukat Dalam Menurunkan Kadar Glukosa Darah Pada Diabetes
Melitus. Jurnal Keperawatan CARE. Vol 8 No 2. Akademi Keperawatan
YAPPI Sragen.

RPJIM. (2020). Kabupaten Kepulauan Sangihe 2015–2019.


https://sippa.ciptakarya.pu.go.id/. Diakses pada tanggal 17 April 2021

Sandy, Prilly M dan Irawan, Fira B. 2018. Perkembangan Obat Sariawan dan
Terapi Alternatifnya. Program Studi Sarjana Farmasi, Fakultas Farmasi,
Universitas Padjadjaran. Sumedang. Majalah Farmasetika Vol 3 (5), 98-
101

Setiati, E. (2009). Bahaya Kolesterol, Mengenal, Mencegah dan Menanggulangi


Kolesterol. Yogyakarta: Dokter Books, hlm. 31-32, 36.

Setiati S., dkk, (2014). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Interna Publishing.
Jakarta.

Simanjuntak, H, A. (2016). ETNOBOTANI TUMBUHAN OBAT DI


MASYARAKAT ETNIS SIMALUNGUN KABUPATEN SIMALUNGUN
PROVINSI SUMATERA UTARA. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Senior
Medan. Medan. BioLink Vol. 3 (1)

Smeltzer, S.C., Bare G.B. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi

82
8 Volume 1. Jakarta: EGC

Sudarsono, Danar F. 2015. DIAGNOSIS DAN PENANGANAN HEMOROID.


Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung. Lampung. J MAJORITY Vol.4 (6)

Sugiyono, (2016). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Suharyanti S., (2017). Analisis Kandungan Pigmen Flavonoid Pada Ekstrak


Mangga (Mangifera Indica L). Universitas Negeri Semarang. Halaman 1-
48.

Syamsiah. (2014). Eksplorasi Tumbuhan Obat Tradisional Di Kecamatan


Pamboang Kabupaten Majene Sulawesi Barat. Jurnal Bionature. Vol. 15
(2). Halaman 127-136.

Syukriah F, Pranggarani L. (2016). Implementasi Teknologi Augmented Reality


3D Pada Pembuatan Organologi Tumbuhan. Fakultas Ilmu Komputer dan
Teknologi Informasi, Universitas Gunadarma. Depok. JURNAL ILMIAH
FIFO Volume VIII (1)

Tarigan E.P., dkk, (2015). Karakterisasi Dan Aktivitas Antioksidan Tepung Sagu
Baruk (Arenga Microcarpha). Jurnal Mipa Unsrat Online. Vol. 4 (2).
Halaman 125-130.

Trimanto, Dkk. (2017). Morfologi, Anatomi Dan Uji Histokimia Rimpang


Curcuma aeruginosa roxb; Curcuma longa L., dan Curcuma heyneana
Valeton dan Zijp. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Brawijaya. Malang.
Berita Biologi 18 (2)

Tulandi, (2019). Pengaruh Suhu Penyimpanan Terhadap Kualitas Jamu. Jurnal


Teknologi dan Seni Kesehatan. Politeknik Kesehatan Jakarta II. Vol. 10
(1). Halaman 59-71

Tuna I.D.A., dkk, (2016). Uji Daya Hambat Ekstrak Daun Awar-Awar (Ficus
Septica Burm.F) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus Aureus
Dan Eschericia Coli. Jurnal e-Biomedik (eBm). Vol. 4(2). Halaman 1-4.

Wasito, Hendri. (2011). Obat Tradisional Kekayaan Indonesia. Yogyakarta:


Graha Ilmu.

Widoyono. (2011). Penyakit Tropis Epidemiologi, Penularan, Pencegahan dan


Pemberantasan. Jakarta: Erlangga

Wiknjosastro, Hanifa. (2012). Ilmu Kandungan. Jakarta: YBP Sarwono


Prawirohardjo

Wisesa N. S., (2016). Pasta Ekstrak Daun Jambu Biji(Psidium Guajava Linn.) 5%
Meningkatkan Jumlah Fibroblas Dan Ketebalan Kolagen Pasca
Pencabutan Gigimarmut (Caviacobaya). Universitas Udayana. Halaman

83
1-63.

World Health Organization. (2017). Global Hepatitis Report 2017. World Health
Organization.

Yanuartono, dkk, 2017. Saponin : Dampak Terhadap Ternak (Ulasan). Jurnal


Peternakan Sriwijaya. Vol. 6(2). Halaman 79-90.

84
RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap ADE PUTRI TAKAEPISANG


lahir pada tanggal 2 Oktober 1997 di kampung
Lenganeng. Merupakan anak ke 1 dari pasangan
Bapak Melkhior Leydekker Takaepisang dan Ibu Elvina
Prajitno. Riwayat pendidikan : SD YPK GMIST Syaloom
Lenganeng dari tahun 2003 dan lulus tahun 2009,
melanjutkan pendidikan ke SMP Negeri 1 Tahuna dan
lulus pada tahun 2012, lalu melanjutkan pendidikan ke SMA Negeri 1 Tahuna
mengambil jurusan IPA (Ilmu Pengetahuaan Alam) dan lulus pada tahun 2015.
Kemudian melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi dan terdaftar
sebagai salah mahasiswa di peguruan tinggi UNIVERSITAS TADULAKO,
lulus melalui jalur SMMPTN (Seleksi Mandiri Masuk Perguruan Tinggi) di
Jurusan FARMASI Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuaan Alam.

85
86
Lampiran 1. Dokumentasi Tanman

Nalang Kapase Ganda

Tabale Balu Bilang Kayu burung

Lidah Buaya Tagalolo Pempararaeng Mahamu


Daun Afrika Laka Sorong ambon

Bawekaeng Tatutu Anggrek Macan

Duku Ake Kalu wulan Hegi

88
Reda Hegauw Lembawua

Rendiki Lensunang Kehu Kuhung-kuhung

Hisa Bunga Tai Manu Kelapa

89
Enggahusa Kalu Duli Tate

Nangka Mendalihang Lengide

Tebang Bintang Dendiki

90
Duku tingkulu Sambiki Binunga

Lehunui Sensalumisiang Sohong Manu

Nanamuhang Tuwu Kopi

91
Bungkahe Panese Goyawase

Dalimase Kumi meo Sambung Nyawa

Kekempale Tine Motore cina

92
Pondang Gedi Daun Adam

Tahapise Sopa uawu Duku pepa

Karabu Deling Duku nate

93
Gahusa Teka Dehu Pumpuirang

Puning Lesotio Busa Hote

Limung Suanggi Kuni Goraka

94
Belimbing Botol Nanase Papare

Ehe Akele Kelore

Seha Kitolon Pangi

95
Papara nalang Pesang senggasi Palata

Nanggka Belanda Palang Kinsule

Turing Lesa Tetule

96
Momase Limpa daleng Busa Manuru

Ginseng Balacai Sereh

Pasa Sambiloto Salise

97
Alpokate Kaliapang Kehu Katumbare

Melati Gedi Mahamu

98
Lampiran 2. Kuisioner Penelitian

99
100
Lampiran 3. Data Informan

L.M (kalasuge) S.H (Bahu) A.M (Mala)

S.B (Kalekube I) I.S (Moade) A.P (Beha)

J.A (Utaurano) A (Raku) S.H (Naha)

101
R.S (Kalurae) G.S (Likuang) J.H (Bengketang)

H.S (Bowongulu) E.M (Tarolang) S.D (Lenganeng)

S.B (Pusunge)

102
Lampiran 4. Hasil Identifikasi Di UPT Sumber Daya Hayati Sulawesi
Tengah

103
104
105
106

Anda mungkin juga menyukai