I. TUJUAN PERCOBAAN
- Praktikum kali ini bertujuan untuk menentukan kadar nikotin dalam tembakau
-
II. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN
Alat yang digunakan
- Gelas kimia 250 mL
- Erlenmeyer 250 mL
- Tabung reaksi
- Corong pisah
- Pipet ukur 25 mL
- Pipet tetes
- Pengaduk
- Spatula
- Kaca arloji
- Hot plate
1. Acidimetri
Acidimetri adalah salah satu metode penetapan kadar dengan larutan standart asam
sebagai titrannya.
Prinsip penetapan kadar nikotin: Prinsip penetapannya adalah reaksi penetralan asam
basa, nikotin (C10H14N2) yang merupakan alkaloid yang bersifat basa lemah bereaksi
dengan HCl akan mengikat satu atom H+ dan melepaskan ion Cl. Reaksi ini terjadi pada
kisaran pH 6,0 - 6,2 sehingga dipakai indikator methyl red,titik akhir titrasi diketahui
dengan terbentuknya warna merah yang konstan.
1 ml HCl 0,1 N setara dengan 162 mg nikotin.
Ket :
V = volume HClO4
N = normalitas HClO4
BE = berat equivalent nikotin
IV. PROSEDUR KERJA
Isolasi nikotin
1. Menimbang 1 g tembakau kering dimasukan ke dalam erlenmeyer bertutup asah.
2. Sebanyak 20 mL NaOH 20% ditambahkan ke dalamnya dan diaduk merata.
3. Menambahkan 200 mL petroleum eter ditutup rapat, dan dikocok.
4. Residu tembakau dipisahkan dari filtratnya dengan penyaringan gravimetri
5. Menambahkan 0,5 gr Na2SO4 anhidrat ke dalam filtrat yang diperoleh dan didiamkan
sebentar.
6. ektrak petroleum eter tersebut dipekatkan dan dihitung kadar nikotinanya.
Uji kualitatif untuk alkaloid
1. Sebanyak 0.3 g ekstrak dilarutkan ke dalam 10 mL kloroform dan disaring.
2. Menambahkan 5 ml H2SO4 2 M ke dalam filtrat dan dikocok hingga terbentuk 2
lapisan.
3. Lapisan asam yang tidak berwarna dipipet ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan
pereaksi Wagner. Jika terdapat endapan endapan coklat ketika pereaksi Wagner
ditambah ke dalam filtrat maka terdapat alkaloid dalam ekstrak tersebut.
Pembuatan reaksi wagner
1. Menimbang 0,635 gr I2 dan 1 gr KI masukkan kedalam gelas kimia 100 mL
2. Menambahkan aquadest sebanyak 10 mL
3. Mengencerkan dengan aquadest 50 mL
Penetapan nikotin
1. Sebanyak 1 g tembakau yang telah dihaluskan dimasukan ke dalam erlenmeyer 50
mL bertutup asah.
2. Menambahkan 1 mL NaOH 20%, dan diaduk rata.
3. Sebanyak 20 mL petroleum eter ditambahkan, ditutup rapat, dikocok, dan didiamkan
beberapa saat.
4. Setelah batas lapisan petroleum eter terlihat jelas, sebanyak 10 mL cairan petroleum
eter diambil dan dipindahkan ke erlenmeyer lain.
5. Menguapkan cairan petroleum eter tersebut diatas hot plate hingga hanya tersisa
sekitar 2 mL.
6. Menambahlkan 10 mL akuades dan 2 tetes indikator merah metil ke dalam
erlenmeyer.
7. Menitrasi dengan 0.1 N HCl hingga warna hijau kekuningan berubah menajdi merah
muda.
V. DATA PENGAMATAN
Isolasi nikotina
Perlakuan Pengamatan
1 gr tembakau ditambahkan 20 mL NaOH - Memberikan sifat basa
20% diaduk rata - Larutan berwarna kecokelatan
Larutan tembakau + 200 mL Petroleum Terdapat 2 lapisan:
Eter ditutup dan dikocok - Lapisan atas berwarna bening
- Lapisan bawah berwarna coklat
Residu tembakau dipisahkan dari filtrat Residu = 3,2 gr
Filtrat ditambahkan 5 mL Na2SO4 Larutan berwarna bening
Penetapan nikotin
Perlakuan Pengamatan
1 gr tembakau + 1 mL NaOH + 20 mL larutan berwarna kuning, petroleum eter
petroleum eter memisah
Memipet 10 mL petroleum eter kedalam Larutan berkurang menjadi 2 mL
gelas kimia dibiarkan menguap
Petroleum eter yang telah diuapkan + 10 mL Larutan berubah warna menjadi hijau
aquadest + metil merah kekuningan
Titrasi dengan HCl 0,1 N Larutan berubah pada volume titran 0,2 mL.
VI. PERHITUNGAN
50 mL NaOH 20 %
V1. M1 = V2.M2
V1.60% = 50mL . 20%
V1 = 16,7 mL
gr
0,9808 x 1000 x 1,84
ml
= gr
98,08
mol
= 18,4 M
V1. M1 = V2.M2
V1.18,4 M = 50 mL.2M
V1 = 5,43 mL
n x x 1000 x
N= BM
ek gr
1 x 0,37 x 1000 x 1,19
mol ml
= gr
36,5
mol
= 12,06 M
V1. N1 = V2.N 2
V1.12,06 N = 50 mL.0,1 N
V1 = 0,41 mL
Persen nikotin
N HCl 0,00162
Nikotin = V HCl x 0,001 N x W sampel x 100%
0,1 N 0,00162
= 0,2 mL x 0,001 N x 1 gr x 100%
= 3,24 %
gram Nikotin
3,24
Nikotin = 100 x Wsampel
3,24
= 100 x 1 gr
= 0,0324 gram
Jadi, dalam sebatang puntung rokoak yang kami gunakan sebagai sample
mengandung nikotin sebanyak 0,0324 gram.
VII. ANALISIS DATA
Pada percobaan kali ini, kami melakukan percobaan untuk menentukan kadar nikotin
pada tembakau, dalam percobaan kali ini kami menggunakan rokok sebagai sample untuk
memperoleh tembakau. Selain utuk menentukan kadar nikotin pada tembakau percobaan
kali ini juga bertujuan sebagai analisa kualitatif untuk alkaloid. Pada dasarnya alkaloid
merupakan senyawa yang mengandung substansi dasar Nitrogen basa, dan Nikotin
merupakan golongan dari alkaloid. Hal ini juga terbukti karena pada percobaan yang telah
dilakukan terbentuk endapan berwarna cokelat diakhir percobaan. Endapan ini terbentuk
setelah melalui beberapa proses yaitu, penmabahan 50 mL NaOH 20% sebagai penambah
sifat basa. Kemudian ditambahkan 200 mL Petroleum eter hasilnya diperoleh larutan
berwarna cokelat. Setelah itu residu disaring dan dipisahkan dengan kertas saring. Filtat
yang telah tersaring di tambah dengan 0,5 gr Na 2SO4 maka terbentuklah ekstrak petoleum.
Ekstrak tersebut kemudian ditambah dengan klroform hasilnya berupa larutan bening.
Kemudian ditambah dengan H2SO4 terentuk dua lapisan, dimana lapisan yang tidak
berwarna meupakan lapisan asam, lapisan inilah yang nantinya akan di tambahkan
dengan reaksi wagner. Reaksi wagner merupakan reaksi yang dibuat dari pencampuran
antara I2, KI dan H2O. Setelah larutan asam ditambah dengan reaksi wagner hasilnya
terbentuk larutan berwarna cokelat dengan endapan cokelat didasarnya.
Untuk mentukan kadar nikotin dalam percobaan kali ini digunakan metode Acidimetri
. Acidimetri adalah salah satu metode penetapan kadar dengan larutan standart asam
sebagai titrannya. Dalam percobaan kali ini digunakan HCl 0,1N sebagai titrannya.
Sebelum dilakukannya titrasi terlebih dahulu 1 gr tembakau ditambah 1 ml NaOH 20 % .
sam seperti pengujian sebelumnya NaOH bertujuan untuk memberikan sifat bas. Setelah
itu di tambah dengan 20 mL Petroleum Eter. Didiamkan sampai petrolrum terpisah
dengan tembakau kemudian 10 mL petroleum eter ynag telah terpisah diuapkan di hot
plate hingga hanya tersisa 2mL saja. Petroleum yang telah diuapkan di encerkan dengan
10 mL aquadest. Dan ditambah metil merah barulah kemudian dititrasi dengan HCl.
Prinsip penetapan kadar nikotin: Prinsip penetapannya adalah reaksi penetralan asam
basa, nikotin (C10H14N2) yang merupakan alkaloid yang bersifat basa lemah bereaksi
dengan HCl akan mengikat satu atom H+ dan melepaskan ion Cl. Reaksi ini terjadi pada
kisaran pH 6,0 - 6,2 sehingga dipakai indikator methyl red,titik akhir titrasi diketahui
dengan terbentuknya warna merah yang konstan. Dimana pada pecobaan ini titik akhir
terjadi pada volume 0,2 mL karena setiap 1 mL HCl 0,1 N setara dengan kandungan
nikotin sebanyak 162 mg. Jadi dalam percobaan kali ini sampel yang digunakn
mengandung nikotin sebanyak 32,4mg .standar umumnya kandungan nikotin adalah 1- 3
mg. Itu berarti sampel yang digunakan pada percobaan ini mengandung terlalu banyak
nikotin atau juga mungkin karena kesalahan pada titrasi dan perhitungan. Tapi walaupun
demikian penggunaan secara berlebihan dapat menggangu kesehatan bagi pemakainya.
VIII. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa:
- Dari percobaan kualitatif menunjukan bahwa dalam sebatang rokok itu telah
mengandung suatu nikotin, da nikotin merupakan salah satu alkaloid
- Dari percobaan secara kuantitatif dapat diketahui bahwa satu bantang rokok dalam
hal ini sampel rokok yang kami gunakan mengandung nikotin sebanyak 32,4 mg
nikotin
- Standar nikotin adalah 1- 3 mg
DAFTAR PUSTAKA
http://utarymarsitta.blogspot.com/2012/11/nikotin-pada-tembakau.html
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16896/4/Chapter%20II.pdf
http://id.wikipedia.org/wiki/Nikotina
http://iwalkblog07.blogspot.com/2014/09/toksikologi-lingkungan.html
http://jtp.ub.ac.id/index.php/jtp/article/viewFile/178/554
http://monsieur-lawliette.blogspot.com/2013/09/isolasi-nikotin.html
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-nurhadinim-5281-2-bab2.pdf
GAMBAR ALAT
OLEH :