PENDAHULUAN
menegakkan diagnosa suatu penyakit yang tepat dan terarah sehingga perlu
suatu hasil laboratorium yang baik dan terpercaya. Salah satu pemeriksaan
screening HBsAg pada ibu hamil. Screening HBsAg pada ibu hamil
menggunakan rapid test bertujuan untuk mengetahui ibu hamil yang positif
global yang utama dan jenis hepatitis virus yang paling serius. Secara global
pada tahun 2015 diperkirakan bahwa sekitar 257 juta orang hidup dengan
tahun yang diakibatkan oleh hepatitis B ini, seperti sirosis hati maupun
dini hepatitis B pada ibu hamil mulai dilakukan di Indonesia pada 2013,
1
dimulai dari DKI Jakarta dan terus berkembang ke provinsi lain di tahun-
reaktif (terinfeksi virus hepatitis B), dan 15.747 bayi baru lahir dari ibu
data Dinas Kesehatan Kota Gorontalo pada tahun 2017-2018 telah terjadi
Penularan secara horizontal terjadi pada satu individu dengan virus hepatitis
B ke individu lain melalui kontak langsung dengan alat yang tercemar dengan
Virus hepatitis B yang dipakai bersama dan melalui cairan tubuh berupa
droplets yang mengandung VHB. Penularan secara vertikal terjadi dari ibu
2
persalinan normal. Kasus Hepatitis B pada anak sekitar 90 % dikarenakan
pemeriksaan laboratorium yaitu pada tahap pra analitik sekitar 60-70%, untuk
metode yang baik untuk menghasilkan hasil yang akurat untuk meminimalisir
sentrifugasi terlalu singkat, sehingga ketika sampel darah vena ditetesi pada
rapid test waktu pembacaan hasil lama, sekitar 20 menit dan hasil yang keluar
letakkan di rapid test waktu pembacaan hanya berkisar 7 menit dan hasilnya
tepat. Maka berdasarkan dari uraian latar belakang masalah diatas, peneliti
pada Ibu Hamil Menggunakan Darah Vena yang di centrifuge dan Tanpa
centrifuge”.
3
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana hasil
Kabila.
a. Manfaat Teoritis
4
b. Manfaat Praktis
trimester pertama.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
wanita di dunia. Ketika sel telur bertemu dengan sperma, sehingga terjadi
palofii, ovarium yang dibantu oleh kontraksi uterus dan tuba palofii
(Sofiah, 2016).
oksigen (teroksigenasi atau miskin oksigen) kecuali untuk vena paru, yang
vena sistemik kurang oksigen maka warna darah vena sistemik jauh lebih
6
gelap dan lebih merah kebiruan dari darah arteri normal. Pembuluh darah
vena adalah kebalikan dari pembuluh darah arteri karena darah vena
dalam tekanan yang rendah. Darah vena berwarna lebih tua dan agak ungu
karena banyak dari oksigennya diberikan kepada jaringan. Bila sebuah vena
terpotong maka darah mengalir keluar dengan arus yang rata (Sari, 2018).
Menurut Sari (2018) struktur pembuluh darah vena terdiri atas 3 lapis,
yaitu:
7
lipatan setengah bulan terbuat dari lapisan endotelium dan diperkuat
virus. Hepatitis dikatakan akut apabila inflamasi (radang) hati akibat infeksi
virus hepatitis yang berlangsung selama kurang dari 6 bulan, dan kronis
apabila hepatitis yang tetap bertahan selama lebih dari 6 bulan. Hepatitis
disebabkan karena keracunan obat dan dari berbagai paparan macam zat
kimia seperti karbon titraklorida, choloform, fosfor, arsen, dan zat-zat yang
kerusakan hati.. Virus hepatitis terdiri dari beberapa jenis yaitu virus hepatitis
berikut:
a. Hepatitis A
8
Hepatitis A merupakan salah satu penyakit endemis di beberapa
Gejala bersifat akut, tidak khas bisa berupa demam, sakit kepala,
b. Hepatitis B
inkubasi dari virus adalah 60-90 hari, penularan vertikal 95% terjadi
nafsu makan berkurang, dapat timbul ikterus, air kencing warna teh,
c. Hepatitis C
9
dan cairan tubuh, penularan masa perinatal sangat kecil, melalui
d. Hepatis D
e. Hepatitis E
IgM dan IgG anti HEV pada penderita yang terinfeksi. Pengobatan
antigen ini akan menunjukkan infeksi akut atau karier kronik (didefinisikan
sebagai >6 bulan). Antibodi terhadap antigen permukaan akan terjadi setelah
10
infeksi alamiah atau dapat ditimbulkan oleh imunisasi hepatitis B. HBsAg
jaringan hati. Secara popular dikenal dengan istilah penyakit hati, sakit liver,
jaringan, bahkan semua bagian organ hati. Hepatitis dapat terjadi karena
penyakit yang menyerang sel-sel hati atau penyakit lain yang menyebabkan
komplikasi pada organ hati. Virus hepatitis digolongkan dalam famili yang
dari DNA untai ganda parsial yang mengandung sekitar 3200 pasang basa.
Lapisan luarnya terdiri dari antigen HBsAg yang membungkus partikel inti
(core). Pada inti terdapat DNA polimerase virus, antigen inti (HbcAg) dan
Surface antigen atau HBsAg yang berasal dari selubung, yang positif kira-
kira 2 minggu sebelum terjadinya gejala klinis, core antigen atau HBcAg
11
yang berhubungan erat dengan jumlah partikel virus yang merupakan antigen
HBsAg adalah salah satu bagian dari struktur Hepatitis B virus yang
dapat bertahan pada suhu dan kelembapan yang ekstrim. Sehingga darah dan
penularannya tinggi, penularan vertikal dari ibu ke anak pada saat melakukan
(Notes, 2008).
Hepatitis yaitu proses peradangan pada jaringan hati. Secara popular dikenal
dengan istilah penyakit hati, sakit liver, atau sakit kuning.Peradangan hati
hati. Hepatitis dapat terjadi karena penyakit yang memang menyerang sel-sel
hati atau penyakit lain yang menyebabkan komplikasi pada hati (Radji, 2015).
Menurut Radji (2015), masa inkubasi dari hepatitis B berkisar antara 45–
180 hari dan lamanya masa inkubasi tergantung pada jumlah virus yang
masuk ke dalam tubuh dan cara penularan serta daya tahan pasien. Penyakit
ini sering dijumpai pada 30–50% pada usia > 50 tahun dan 10% pada usia <
12
diantaranya adalah mual, tidak nafsu makan, lemas, muntah, nyeri pada otot
dan sendi, demam, kencing berwarna coklat tua dan kulit berwarna kuning.
kronik atau penyakit hati menahun yang kemudian menjadi sirosis hati dan
berkembang menjadi kanker hati. Virus hepatitis B 100 kali lebih infeksius,
masa tunasnya cukup pendek, yaitu sekitar 3 bulan. Virus hepatitis B dapat
ditemukan di dalam darah, air ludah, air susu ibu, cairan sperma, atau sekret
vagina penderita.
adalah dalam darah, air liur, feses, urin, sperma, dan juga cairan vagina.
13
Penularan virus hepatitis B secara vertikal adalah penularan dari
keseluruhan dari infeksi janin kia-kira 75% jika ibu terinfeksi pada
trimester ketiga atau masa nifas dan risiko ini jauh lebih rendah yaitu 5-
10% jika ibu terinfeksi pada awal kehamilan atau trimester pertama.
Sebagian besar infeksi hepatitis B pada bayi baru lahir terjadi saat
virus hepatitis B akan menular melalui air susu ibu, sekret vagina,
2015).
a. Faktor Hospes
1) Umur
Infeksi yang paling sering terjadi adalah pada bayi dan anak-anak
14
sempurna terutama pada bayi yang belum mendapatkan imunisasi
hepatitis B.
2) Jenis Kelamin
penyakit.
3) Kebiasaan Hidup
4) Pekerjaan
penderita.
15
darah, sedangkan HBeAg tidak berikatan dengan virus tetapi beredar
c. Faktor Lingkungan
daerah unit bedah, unit laboratorium klinik, unit bank darah, unit
dalam.
gejala yang berat, contohnya seperti muntah darah dan koma. Pada
hepatitis akut gejala amat ringan dan apabila ada gejala, maka gejala itu
seperti gejala influenza. Gejala itu berupa demam ringan, mual, lemas,
anoreksia, mata jadi kuning, kencing berwarna gelap, diare dan nyeri
otot. Pada sebagian kecil gejala dapat menjadi berat dan terjadi
dan dapat menjadi kronik pada 90% kasus. Sekitar 30% infeksi hepatitis
B yang terjadi pada orang dewasa akan menimbulkan ikterus dan pada
16
kasus akan sembuh dengan sempurna yang ditandai dengan
B akan tetapi sangat sedikit sekali karena ditekan oleh respons imun
akan tetapi sesudah waktu yang cukup lama (10-20 tahun) (Noer,
2007).
terdiagnosis. Biasanya hal ini akan terjadi pada orang dengan usia yang
lebih lanjut, perempuan dan nilai ALT yang tinggi. Pada umumnya
17
kadang-kadang masih didapatkan sedikit tanda peradangan pada
waktu enam bulan. Efek samping yang biasanya dirasakan adalah terasa
sakit pada daerah suntikan dan gejalanya mirip dengan seseorang yang
berikut:
tempat khusus.
18
e. Pencegahan untuk tenaga medis yaitu senantiasa menggunakan
sarung tangan dan selalu bersikap aseptis agar tidak terpapar oleh
imunisasi rutin.
f. Melakukan skrining ibu hamil pada awal dan pada trimester ketiga
B (Notes, 2008).
19
Pengobatan interferon biasanya berhubungan dengan efek samping
2008).
rendah. Hal ini disebabkan sifat interaksi antara antibodi dan antigen
biaya yang relatif mahal. Selain itu teknik ELISA membutuhkan waktu
20
pengerjaan yang sangat lama dan rumit. Pemeriksaan HBsAg rapid
mudah dikerjakan.
pada area control dan test dikarenakan terjadi gaya kapilaritas pada
21
Gambar 1. Strip HBsAg
(sumber: Wijayanti, 2016)
reagen tambahan kecuali yang ada disertakan dalam test kit. Mereka
22
penyelesaian yang cepat, mereka dapat dilakukan oleh penyedia awam
infeksi hepatitis B. Virus hepatitis B pada ibu hamil dapat menjadi risiko
biokimiawi. Pada saat perubahan itu terjadi, jika ibu mengidap Hepatitis B
2018).
menginformasikan pada ibu hamil dan tenaga medis agar bersikap aseptis
(Rahmawati, 2018).
23
Penularan virus hepatitis B dari ibu kepada janinnya dapat terjadi pada saat
proses persalinan, yaitu melalui darah dan sekret vagina. Proses persalinan
dari antibodi pasif dan aktif melakukan imunisasi dengan vaksin Hepatitis B
2.6 Centrifuge
24
bergerak lebih cepat dan mengendap. Jika tidak ada perbedaan densitas
dalam tabung atau silinder yang berisi campuran cairan dan partikel,
maka campuran tersebut dapat bergerak menuju pusat rotasi, namun hal
tersebut tidak terjadi karena adanya gaya yang berlawanan yang menuju
kearah dinding luar silinder atau tabung, gaya tersebut adalah gaya
25
akan dihasilkan gaya yang menjauhkan benda tersebut dari pusat
lintasan geraknya.
tabung
a.Sel-sel darah.
umunya adalah serum dan plasma. Serum adalah darah yang terdapat
26
dalam tabung di centrifuge dengan kecepatan tinggi untuk
kuning jernih disebut serum. Plasma adalah darah dalam tabung yang
HBsAg adalah serum dari darah vena. Serum didapat dengan cara
2.7 Hipotesis
- Suami
- Keluarga
- Lingkungan
27
- Transfusi
Darah/Operasi
- Tato
Ibu hamil
Pemeriksaan Laboratorium
Darah Vena
Positif Negatif
Keterangan:
= yang diteliti
28
Gambar 3. Kerangka Konsep Penelitian
(sumber: Nuraeni, 2016)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
dalam bentuk angka, angka tersebut dapat mewakili suatu variabel. Dalam
menggunakan darah vena yang di centrifuge dan tanpa centrifuge di RS. Toto
Kabila.
29
Dalam penelitian ini menggunakan desain penelitian cross-sectional,
a. Populasi
adalah seluruh ibu hamil di RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango.
b. Sampel
30
RSUD Toto Kabila kabupaten Bone Bolango yaitu sebanyak 30 sampel
1) Kriteria Inklusi
Kabila.
2) Kriteria Eksklusi
a. Besar Sampel
n = Z21 –α / 2 P (1-P)
d2
0,152
0,0225
n = 2,6896 . 0,25
0,0225
n = 0,6724
0,0225
31
n = 29,88 (30 sampel).
Keterangan :
N = Total Sampel
Z21 –α / 2 = Derajat kemagnaan yaitu 90% = 1,64
P = Proporsi suatu kasus tertentu terhadap populasi, ditetapkan
yaitu 50% = 0,50
D = Derajat penyimpangan dan tingkat kesalahan yang
diinginkan yaitu (15% = 0,15).
secara acak yaitu Non Random Sampling. Teknik sampling yang digunakan
2008).
Teknik Acindental
sampling
Sampel ibu hamil di RSUD Toto kabila kabupaten Bone
Bolango
32
Hasil pemeriksaan:
Positif atau Negatif
tanpa di centrifuge.
33
(bebas/X2) di tetesi darah di kit.
1. Pemeriksaan Laboratorium
a. Pra Analitik
1. Centrifuge
2. Torniquet
3. Spuit 3 ml
5. Mikropipet
6. Tip
1. Darah Vena
2. Serum
3. Alcohol Swab
b. Analitik
a) Menggunakan Centrifuge
34
2. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
tutup merah
10. Membuang limbah pada tempat sampah yang sesuai dengan jenis
limbah.
35
9. Membuang limbah pada tempat sampah yang sesuai dengan jenis
limbah.
c. Pasca Analitik
control
1. Editing Data
melakukan pemeriksaan.
2. Coding Data
tahapan ini. Sehingga dalam melakukan analisa data akan lebih mudah.
36
3. Entry Data
akan diteliti, dalam tahapan ini juga melakukan analisa data agar data
4. Cleaning Data
data yang tidak diperlukan atau terlibat dalam menganalisa data sehingga
5. Tabulating Data
6. Describing Data
membuat berbagai jenis analisis statistika. Analisa data yang digunakan dalam
37
sampel HBsAg dengan menggunakan darah vena yang di centrifuge dan tanpa
2.11 Penyajian
Data
agar dapat dipahami dan dianalisis sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
Penyajian data juga dimaksudkan agar para pengamat dapat dengan mudah
memahami apa yang disajikan. Penyajian data dilakukan ketika telah selesai
bentuk tabel dan disertai narasi untuk melihat perbandingan hasil HBsAg
Toto Kabila.
38
DAFTAR PUSTAKA
Apriani., Umami, Alfita. 2018. Perbedaan Kadar Glukosa Darah Pada Plasma
EDTA Dan Serum Dengan Penundaan Pemeriksaan. Jurnal Vokasi
Kesehatan 4 (1) : 19-22.
Enjelika, Maria. 2019. Gambaran Kadar Sgpt Pada Penderita Tb Paru Yang
Mengonsumsi Obat Anti Tb (Oat) Di Rumah Sakit Khusus Paru Kota Medan.
Karya Tulis Ilmiah. Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Medan.
39
Masturoh, Imas., Nauri Anggita T. 2018. Metodologi Penelitian Kesehatan
Rekam Medis Dan Informasi Kesehatan (RMIK). Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.
Noer, Sjaifoellah H.M., Sundoro, Julitasari. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Hati
Edisi Pertama. Editor : H. Ali Sulaiman. Jakarta: Jayabadi.
Notes, Lecture. 2008. Penyakit Infeksi Edisi Keenam. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Nuraeni, K.K.P. 2016. Gambaran Hasil Pemeriksaan HBsAg pada Ibu Hamil
Trimester 3 di UPTD Puskesmas Ciamin Tahun 2016. Karya Tulis Ilmiah.
Ciamis: STIKES Muhammadiyah Ciamis.
Radji, Maksum. 2015. Imunologi dan Virologi Cetakan Kedua (Edisi Revisi).
Jakarta : PT. ISFI Penerbitan
40
Sofiah, Pipih. 2016. Gambaran Hasil Pemeriksaan HCG (Human Chorionic
Gonadotropin) dengan Metode Immunokromatografi Menggunakan Berbagai
Merek. Karya Tulis Ilmiah. Ciamis: STIKES Muhammadiyah Ciamis.
Wijayanti, I. B. 2016. Efektivitas HBsAg Rapid Screening Test untuk Deteksi Dini
Hepatitis B. Jurnal Kesehatan Kusuma Husada. Vol 7. No 1.
41