OLEH KELOMPOK 6:
1
LEMBAR ASISTENSI
Kelompok :6
2
LEMBAR PENGESAHAN
Kelompok :6
Kelas :A
Pada hari ini Sabtu tanggal 26 bulan September tahun 2020 telah di periksa dan
disetujui oleh asisten, maka dengan ini dinyatakan diterima dan dapat mengikuti
percobaan berikutnya.
Asisten
3
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Subhanahu Wata’ala Tuhan Semesta Alam. Atas
Jamur pada Kuku” disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Mikologi (P).
biasa menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun sebagai bahan evaluasi diri.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL iv
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan 2
1.4 Manfaat 2
BAB V PENUTUP 15
5.1 Kesimpulan 15
5.2 Saran 15
DAFTAR PUSTAKA
ii
DAFTAR TABEL
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Di alam bebas terdapat lebih dari 100.000 spesies jamur dan kurang
dari 500 spesies diduga dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan
hewan, 100 spesies bersifat patogen pada manusia dan selebihnya merupakan
jamur komensal yang hidup sebagai saprofit pada manusia. Pada umumnya
penyakit jamur yang sering dijumpai di daerah tropis seperti Indonesia yaitu
Penyakit jamur ini menyerang lapisan epidermis kulit, kuku, dan rambut
yang disebut Mikosis superfisialis. Infeksi jamur ini dibagi kedalam dua
kelompok yaitu yang disebabkan oleh jamur golongan dermatofita dan jamur
lapisan stratum korneum kulit, rambut, dan kuku (Mahyudi dkk, 2016).
2016).
kelainan pada kuku yang disebabkan oleh jamur Dermatofita, yaitu kuku
1
mengalami perubahan warna dan rapuh. Sehingga untuk mengidentifikasi
mikroskopik?
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
mikroskopik.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Jamur adalah jenis tumbuhan tingkat rendah yang tidak memilki klorofil,
karena itu bersifat heterotrofik. Sifat ketergantungan ini maka jamur dapat
eratnya sehingga manusia tidak terlepas dari jamur. Jamur bisa hidup dimana
saja, baik di udara, tanah, air, pakaian, bahkan di bagian anggota tubuh
manusia itu sendiri. Yang jelas dimanapun jamur bisa hidup terutama
dalam fungi. Jamur biasa saja terdiri atas satu sel yang besarnya beberapa
micrometer, atau dapat juga membentuk tubuh buah yang besarnya mencapai
satu meter. Selselnya berderet satu persatu dan membentuk hifa atau benang-
3
2.2 Ciri-ciri Jamur Khas
kemudian diserap secara pasif atau dibawa ke dalam sel dengan transpor
dan tubuh buah yang ada selama tahap-tahap seksual dalam daur hidupnya.
seksual dan tubuh buah hanya dalam keadaan lingkungan tertentu yang
2009).
4
Cendawan yang belum diketahui tingkat seksualnya dinamakan cendawan
digolongkan dalam suatu kelas khusus, yaitu kelas Deutcromycetes atau fungi
diklasifikasikan kembali dan ditaruh di dalam salah satu kelas yang lain. Oleh
karena itu, berdasarkan pada cara dan ciri reproduksinya terdapat empat kelas
yang mengandung jamur baik dari manusia atau binatang , dan dari tanah.
badan, kaki, lipatan kulit pada orang gemuk (misalnya sekitar leher), di
(Sinaga, 2009).
5
2.7 Pemeriksaan Penunjang
dibuat preparat langsung dari kerokan kuku. Sediaan dituangi larutan KOH
kelompok hifa. Dipanasi diatas api kecil, jangan sampai menguap, lihat
sengkelit yang telah disterilkan diatas api bunsen. Kemudian bahan kuku
kemudian dalam 1 minggu lihat dan nilai apakah ada perubahan atau
pertumbuhan jamur.
6
2.8 Infeksi Jamur Kuku
2.8.1 Dermatofitosis
kulit kepala dan kuku yang disebabkan oleh jamur dermatofita. Jamur
keratinofilik
a. Patogenesis Dermatofitosis
langsung dengan atau tanpa reaksi radang, zoofilik penularan dari hewan
dan bentuk yang khas tergantung dari tempat yang diserang seperti tinea
kecuali telapak tangan, telapak kaki, dan bokong, tinea imbrikata yaitu
pada kulit kepala, tinea pedis yaitu dermatofitosis pada telapak kaki dan
7
tinea unguium yaitu dermatofitosis pada kuku jari tangan dan kaki.
yang lembab, pemakaian alas kaki yang lembab, sosial ekonomi yang
d. Diagnosis Dermatofitosis
e. Pengobatan Dermatofitosis
Terbinafin.
2.8.2 Onikomikosis
8
hiponikium kemudian kearah proksimal. Kulit telapak kaki dan tangan
Tricophyton mentagrophytes.
menjadi peradangan
9
b. Faktor Predisposisi Onikomikosis
dengan air.
c. Diagnosis Onikomikosis
d. Pengobatan Onikomikosis
pengobatan
10
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu
berikut:
1. Kaca penutup
2. Kaca objek
3. Pinset
4. Pipet tetes
5. Skalpet
6. Bunsen
7. Mikroskop
berikut:
2. Pewarna Eosin
sebagai berikut:
1. Siapkan alat dan bahan yangt akan digunakan
3. Ambil sedikit sampel kerokan kuku pada larutan KOH 20% dan
didinginkan
penutup
12
BAB IV
4.1 Hasil
MORFOLOGI
1 Kuku 1 Trichophyton 1. Mempunyai
mentagrophyte hifa
s 2. Bergerombol
seperti anggur
4.2 Pembahasan
Pada pemeriksaan kali ini, sampel yang digunakan adalah kuku. Menurut
Tabri (2016) dalam penelitian Lestari (2017) kuku merupakan salah satu
dermal appendages yang mengandung lapisan tanduk yang ada pada ujung
jari tangan maupun kaki, yang berfungsi sebagai pelindung dari ujung jari
sentuh dari reseptor. Bahwa kita ketahui bersama, kuku yang sehat biasanya
berwarna merah muda, halus dan tidak rapuh, namun berbeda dengan kuku
ditetesi KOH 20% dan diwarnai dengan eosin 1 tetes dan dilihat menggunakan
mikroskop pada perbesaran 10X - 40X. KOH yang ditetesi pada sampel
sehingga membuat elemen jamur bisa terlihat dan ditetesi zat warna eosin
untuk mewarnai jamur agar lebih mudah diamati. Sehingga jamur yang terlihat
jamur ini memiliki hifa (benang halus yang tersusun dari rangkaian sel) dan
menjadi zat tanduk (pelindung), seperti kuku, rambut dan juga strum korneum
pada epidermis yang disebabkan oleh jamur dermatofita. Jamur pada kuku ini
hangat, gelap, pengap dan lembab. Biasanya jamur ini tumbuh pada seseorang
yang mulai mengalami penurunan sirkulasi darah dan pertumbuhan kuku yang
semakin lambat, biasanya pada orang yang sudah lanjut usia, atau bisa jadi
jamur ini tumbuh akibat cedera pada kuku, orang yang memiliki penyakit
diabetes dan penurunan daya tahan tubuh. Sehingga ketika terinfeksi jamur
14
BAB V
PENUTUP
15
5.1 Kesimpulan
anggur.
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
16
Tusam Kabupaten Aceh Tenggara. Jurnal Analis Laboratorium Medik,
1(2).
Sinaga, N. 2019. Identifikasi Jamur Pada Kuku Petani Di Desa Gajah Dusun Viii
Kecamatan Meranti Kabupaten Asahan. Politeknik Kesehatan Kemenkes
Medan
Lestari, Widya. 2017. Karya Tulis Ilmiah Identifikasi Jamur Dermatofita pada
Kuku Buruh Pembuat Genteng yang Mengalami Kerapuhan. Universitas
Setia Budi, Surakarta.
LAMPIRAN
17