SKRIPSI
MARET, 2021
ABSTRAK
i
ABSTRACT
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
ABSTRAK ..................................................................................................... i
ABSTRACT ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................ 3
1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................... 4
1.5 Batasan Masalah ......................................................................... 4
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan .................................................................................. 43
5.2 Saran ............................................................................................ 43
iii
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 44
LAMPIRAN .................................................................................................... 53
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1.1 Karakteristik Sandro Menurut Usia, Alamat, Lama menjadi sandro,
dan Suku ........................................................................................ 18
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
Penggunaan tumbuhan obat pada saat ini cenderung meningkat. Tanaman obat
yang diolah sebagai obat tradisional sejak jaman dahulu telah banyak digunakan
oleh manusia, terutama masyarakat menengah kebawah, namun dengan adanya
1
kemajuan di bidang teknologi, banyak jenis tanaman obat yang sudah diolah
dan dikemas secara modern. Penggunan produk hasil pengolahan tanaman obat
secara modern ini kemudian berkembang menjadi pola hidup sehat yang alami
(Yassir & Asnah, 2019).
2
Berdasarkan latar belakang diatas dan bersama dengan adanya program
pemerintah dan penerapan pengobatan tradisional tentang Riset Tumbuhan
Obat dan Santifikasi Jamu (RISTOJA) serta penggunaan tumbuhan obat yang
dilakukan oleh orang-orang tertentu yang telah dikenal masyarakat setempat,
maka peneliti sangat tertarik dengan untuk melakukan penelitian kajian tentang
etnofarmasi agar kelestarian pengetahuan, penggunaan tumbuh-tumbuhan se-
bagai obat tetap terjaga. Penelitian ini diharapkan agar dapat memberikan kebu-
tuhan informasi serta dan pengetahuan maupun penggunaan obat tradisional
akan tetap terjaga dan akan dapat digunakan sebagai dasar dan referensi
pengembangan tumbuhan obat yang baru.
3
4. Mengetahui jenis penyakit apa saja yang dapat diobati menggunakan
tumbuhan obat di Kecamatan Banawa Selatan Kabupaten Donggala
Provinsi Sulawesi Tengah.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Etnofarmasi
Etnofarmasi merupakan bagian dari ilmu farmasi yang mempelajari obat dan
pengobatan yang dilakukan oleh etnik atau suku bangsa tertentu. Ruang lingkup
etnofarmasi meliputi obat serta cara pengobatan menggunakan bahan alam.
Komunitas etnik suatu daerah mempunyai kebudayaan dan kearifan local yang
khas sesuai dengan daerahnya masing-masing. Hal itu berdampak pada penge-
tahuan obat dan pengobatan tradisionalnya (Moelyono dkk, 2019).
5
2.2 OBAT TRADISIONAL
Obat tradisional sebagai obat-obatan yang diolah secara tradisional, turun
temurun berdasarkan resep nenek moyang, adat-istiadat, kepercayaan dan ke-
biasaan setempat, baik bersifat magis (spontan, kebetulan) maupun penge-
tahuan tradisional (Gunadi dkk, 2017).
Tumbuhan obat tradisional merupakan ramuan bahan alam yang secara tradi-
sional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman dan keane-
karagaman tumbuhan obat-obatan dapat menunjang adanya ketersediaan obat-
obat tradisional yang siap pakai (Jumiarni & Komalasari, 2017).
6
d. Buah (fructus)
Buah untuk simplisia biasanya dikumpulkan setelah masak.
e. Kulit buah (pericarpum)
Kulit buah dikumpulkan dari buah masak seperti kulit buah jeruk.
f. Biji (semen)
Biji biasanya dikumpulkan dari buah yang sudah masak.
g. Kulit kayu (cortex)
Kulit kayu merupakan bagian terluar dai batang pada tanaman tingkat
tinggi.
h. Kayu (lignum)
Kayu yang biasa digunakan sebagai simplisia merupakan kayu tanpa kulit.
Pemotongan kayu biasanya dilakukan miring sehingga permukaan menjasdi
lebar. Kadangkala berupa serutan kayu.
i. Akar (radix)
Akar merupakan bagian tumbuhan yang biasanya terdapat di dalam tanah.
Tugas akar selain memperkuat tegaknya tumbuhan, menyerap air dan zat
makanan dari dalam tanah, kadang-kadang juga sebagai tempat untuk men-
imbun makanan. Menurut bentuknya, dibedakan menjadi 2 macam akar
yaitu akar tunggang dan akar serabut. Akar tunggang hanya terdapat pada
tumbuhan yang ditanam dari biji. Akar untuk simplisia bisa dari tanaman
rumput, perdu, atau tanaman berkayu keras. Simplisia akar dikumpulkan
ketika proses pertumbuhannya berhenti. Contoh akar yang kerap dijadikan
simplisia adalah akar tanaman kompri.
j. Umbi (tuber)
Umbi merupakan penjelmaan batang atau akar sehingga dibedakan menjadi
umbi batang dan umbi akar. Untuk menjadi simplisia, umbi dipotong miring
agar permukaan menjadi lebar. Bila umbi bersifat toksik, sebelum
digunakan umbi perlu diproses terlebih dahulu dengan cara perendaman
atau pengukusan. Contoh umbi akar serabut adalah singkong dan umbi akar
tunggang adalah lobak, sementara contoh umbi batang adalah kentang.
7
k. Rimpang (rhizome)
Rimpang merupakan batang dan daun yang terdapat di dalam tanah,
bercabang-cabang, dan tumbuh mendatar. Dari ujungnya dapat tumbuh tu-
nas yang muncul ke atas tanah dan menjadi tumbuhan baru. Kunyit meru-
pakan salah satu contoh jenis rimpang yang biasa dijadikan simplisia.
l. Umbi lapis (bulbus)
Umbi lapis merupakan perubahan bentuk dari batang beserta daunnya men-
jadi umbi yang berlapis-lapis karena daunnya tebal, lunak, dan berdaging.
Contoh dari umbi lapis antara lain bawang mersh dan bawang bombay.
8
2.3 Kecamatan Banawa Selatan
Kecamatan Banawa Selatan merupakan salah satu kecamatan yang berada di
Kabupaten Donggala. Kecamatan Banawa Selatan terletak antara 0⁰45’53” -
1⁰00’57” Lintang Selatan dan 119⁰32’30”- 119⁰46’36” Bujur Timur.
Berdasarkan posisi geografisnya, kecamatan ini berbatasan langsung dengan
Kecamatan Banawa Tengah di sebelah utara, Provinsi Sulawesi Barat dan
Kecamatan Pinembani di sebelah selatan, Selat Makassar di sebelah barat, serta
Kecamatan Marawola Barat dan Kecamatan Pinembani di sebelah timur.
Kecamatan Banawa Selatan dengan wilayah seluas 430,70 km2. Jumlah
penduduk Kecamatan Banawa Selatan sebanyak 25.367 jiwa. Kecamatan
Banawa Selatan terdiri dari 19 Desa yaitu:
1. Mbuwu 8. Bambarimi 15. Lumbulama
2. Surumana 9. Salungkaenu 16. Lembasada
3. Lumbu Tarombo 10. Lumbu Mamara 17. Sarombaya
4. Salumpaku 11. Tolonganno 18. Salusumpu
5. Watatu 12. Tosale 19. Tanampulu
6. Lalombi 13. Ongulara
7. Tanah Mea 14. Malino
Gambar 2.3 Peta Kecamatan Banawa Selatan (BPS Banawa Selatan, 2018)
9
BAB III
METODE PENELITIAN
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah kertas HVS dan
tumbuhan obat yang digunakan sebagai obat tradisional di Kecamatan
Banawa Selatan
10
3.4 Prosedur Penelitian
3.4.1 Pemilihan Sampel (Informan)
Pemilihan sampel yaitu penyehat tradisional (sandro) yang berada di
Kecamatan Banawa Selatan. Dalam penelitian ini teknik pengambilan
sampel yaitu snowball sampling ialah cara pemilihan informan pada
waktu dilokasi penelitian, yang kemudian berdasarkan petunjuk informan
tersebut peneliti menemukan informasi baru dan seterusnya berganti in
forman lainnya yang tidak terencana sebelumnya, sehingga mendapatkan
data yang lengkap dan mendalam (Andrasmoro & Nurekawati, 2016).
Pemilihan sampel sandro memiliki kriteria inklusi dan eksklusi yaitu :
1) Inklusi
a) Masyarakat di Kecamatan Banawa Selatan
b) Memiliki pengetahuan mengenai pengobatan tradisional
c) Memiliki pengalaman praktek pengobatan tradisional
2) Eksklusi
a) Tidak bersedia diwawancara
11
3.5 Metode Analisis
Analisis data dilakukan melalui dua tahap ialah:
1. Nama ilmiah dan familia tumbuhan yang digunakan oleh masyarakat Keca-
matan Banawa Selatan Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tengah se-
bagai obat diidentifikasi di Laboratorium Biosistematika Jurusan Biologi
FMIPA Universitas Tadulako.
2. Analisis hasil dari wawancara informan diketahui kegunaan tumbuhan se-
bagai obat tradisional menurut masyarakat di Kecamatan Banawa Selatan
Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tengah
12
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 4.1.1 Karakteristik Sandro Menurut Usia, Alamat, Pekerjaan, dan
Suku
Nama Lama
No. Usia Alamat Suku
Inisial menjadi Sandro
13
Tabel 4.1.2 Tumbuhan Berkhasiat Obat yang Digunakan oleh Sandro Di Kecamatan Banawa Selatan
Nama Sampel Nama Bagian
Nama Lama Penyakit
Umum Tumbuhan Cara Cara Takaran/
NO. Inisial Sampel Sampel Waktu Yang
Sampel Yang pengolahan Penggunaan Aturan Pakai
Sandro Tunggal Kombinasi Penggunaan Diobati
Digunakan
Mengkudu Direbus, ½ gelas 7 hari Penyakit
1. MK Rumudu - Daun Diminum
3 helai daun 3 kali sehari penggunaan ginjal
Kena, Sambiloto, Ditumbuk, Dibalurkan
Daun, 3-5 hari
MK - Kayumanu Ketepeng 3 helai daun, pada area yang
Akar 1 kali sehari penggunaan
ru cina 1 akar gatal
2. Gatal-gatal
Dibalurkan
Ditumbuk, 3-5 hari
NJ Panuntu - Meniran Daun pada area yang 1 kali sehari
1 genggam daun penggunaan
gatal
Diremas Diteteskan 2 tetes, 7 hari
3. MK Bangkara - Tembelekan Daun Luka
3 helai daun pada area luka 2 kali sehari penggunaan
Ditumbuk, ½ gelas 5-7 hari
MK Sarune - Saruni Daun Diminum
3 helai daun 3 kali sehari penggunaan
Diremas, ½ gelas 7 hari
MA Mayana - Miana Daun Diminum
3 helai daun 3 kali sehari penggunaan
4. Batuk
Direbus, ½ gelas 3-5 hari
Pepaya - Pepaya Daun Diminum
3 helai daun 3 kali sehari penggunaan
NJ
Diremas, Diteteskan 2 tetes 3-5 hari
Pariya - Pare Daun
3 helai daun ke mulut 3 kali sehari penggunaan
Rumput Ditumbuk, ½ gelas, 7 hari
5. MK Sumambu - Daun Diminum Tipes
knop 3 helai daun 3 kali sehari penggunaan
Dicuci hingga
3 hari
MK Jambu biji - Jambu biji Daun bersih, Dikunyah 2 kali sehari
penggunaan
1 helai daun
Direbus ½ gelas, 3 hari
6. HA Jambu biji - Jambu biji Daun Diminum Susah bab
1 genggam daun 1 kali sehari penggunaan
Dicuci hingga 1 lembar
3 hari
FS Jambu biji - Jambu biji Daun bersih, Dikunyah daun,
penggunaan
1 helai daun 2 kali sehari
14
Diseduh air
½ gelas, 5-7 hari
MK Sereh - Serai Batang hangat, Diminum
3 kali sehari penggunaan
1 batang
7. Salah urat
Diremas, 7 helai Dibalurkan
Ubi jalar, Ubi jalar, Daun, 7 hari
HR - daun, ditumbuk pada area yang 2 kali sehari
Jahe merah Jahe merah Rimpang penggunaan
1 ruas rimpang bengkak
Diseduh dengan
½ gelas, 3 hari
MK Sereh - Serai Batang air hangat, Dikumur
1 kali sehari penggunaan
1 batang
Kemiri, Kemiri, Ditumbuk,
Biji, 3 hari
MD - Bunga Tapak dara 3 biji, 3 helai Dikumur 1 kali sehari
Daun penggunaan
putih putih daun
Sakit gigi
Bawang Bawang Diparut, Diteteskan di 2 tetes 3 hari
8. NE - Umbi
putih putih 2 siung umbi hidung 1 kali sehari penggunaan
Diteteskan di
Bawang Bawang Diparut, hidung yang 2 tetes, 3 hari
RN - Umbi
putih putih 2 siung umbi searah gigi 1 kali sehari penggunaan
yang sakit
Dibalurkan
Diremas,
pada bagian 3 hari Sesak
9. MD Seledri - Seledri Daun Secukupnya 3 kali sehari
belakang dan penggunaan napas
daun
dada
Kacang Kacang pan- Diremas, ½ gelas, 7 hari
MD - Daun Diminum
panjang jang 7 helai daun 1 kali sehari penggunaan
Diremas,
10. Dioleskan Cacar air
Pariya, Pare, Daun 5 helai daun, 7 hari
MA - pada area luka 3 kali sehari
Kunyit Kunyit Rimpang ditumbuk 1 ruas penggunaan
cacar air
rimpang
15
Diteteskan
Diremas, 2 tetes, 3 hari
RN Patilalo - Jarak pagar Daun pada area luka
1 helai daun 2 kali sehari penggunaan
sariawan
Dibalurkan
Diparut, 7 hari Bekas
12. MD Jagung - Jagung Biji bagian bekas 2 kali sehari
1 tongkol penggunaan cacar air
cacar air
Ditumbuk, Dibalurkan 3 hari
MD Rica Jawa - Merica Biji 1 kali sehari
7 biji pada area dahi penggunaan
Dibalurkan ke
Srikaya, Srikaya, Daun, Diremas, 3 hari
kepala lalu
HR - Kemiri, Kemiri, Daun, 3 helai daun, 3 kali sehari penggunaan
dibungkus
Kayu jawa Kayu manis Batang 1 batang
dengan kain
13.
Sakit
kepala
Diseduh dengan
1 gelas, 3 hari
NE Patilalo - Jarak pagar Daun air panas, Diminum
3 kali sehari penggunaan
3 helai daun
Sirsak Sirsak Daun Diremas,
Dibalurkan
Salo Awar-awar Daun 3 helai daun,
pada area 3 hari
Jeruk nipis Jeruk nipis Daun ditumbuk
RN - kepala 1 kali sehari penggunaan
Cekku Kencur Daun 1 batang
bungkus
Jarak Jarak pagar Daun dan ditumbuk
dengan kain
Sereh Serai Batang batang
16
Diseduh
dengan air
panas,
Pisang, Pisang, Daun,
1 helai daun pi- 3 hari
MD - Kemiri, Kemiri, Biji, Dimandikan 1 kali sehari
sang, penggunaan
Jarak Jarak pagar Daun
3 biji kemiri,
secukupnya
daun jarak
Bawang Bawang me- Diiris, Dibalurkan 3 hari
MA - Umbi 3 kali sehari
14. merah rah 1 umbi pada area dahi penggunaan Demam
Dicuci hingga
Ditempelkan 5 hari
NJ Siranindi - Cocor bebek Daun bersih, 3 kali sehari
pada dahi penggunaan
1 helai daun
Dibalurkan
Diremas, 3 hari
SL Keloro - Kelor Daun pada area 2 kali sehari
1 genggam daun penggunaan
kepala
Dibalurkan
Diremas, 3 hari
FS Asam jawa - Asam jawa Biji pada area 1 kali sehari
secukupnya biji penggunaan
kepala
Ditumbuk, ½ gelas, 3 hari
15. MD Kunyit - Kunyit Rimpang Diminum Bau Badan
1 ruas rimpang 1 kali sehari penggunaan
Direbus, ½ gelas, 3 hari Gusi
16. MD Sereh - Serai Daun, akar Dikumur
3 daun, 3 akar 1 kali sehari penggunaan bengkak
Dioleskan
Ditumbuk, 7 hari
17. MD Belimbing - Belimbing Daun pada lutut 1 kali sehari Rematik
7 helai daun penggunaan
yang sakit
Dicuci hingga Digosokkan
3-5 hari
18. MD Silaguri - Galunggang Bunga bersih, secukup- pada area 1 kali sehari Alergi
penggunaan
nya bunga alergi
Bayam Direbus, ½ gelas 3 hari
19. MD - Bayam hijau Daun Diminum Anemia
hijau 3 helai daun 1 kali sehari penggunaan
17
Diremas,
Ubi jalar, Ubi jalar, Daun 5 helai daun, ½ gelas 3 hari
20. MA - Diminum Mencret
Jahe merah Jahe merah Rimpang ditumbuk 1 ruas 3 kali sehari penggunaan
rimpang
Diseduh dengan
24. ½ gelas, 7 hari
RN Jarak - Jarak pagar Daun air panas, Diminum
3 kali sehari penggunaan
3 helai daun
Hipertensi
Ditumbuk,
½ gelas 7 hari
AM Bangkara - Tembelekan Daun Secukupnya Diminum
3 kali sehari penggunaan
daun
Diseduh dengan
Kumis Kumis kuc- ½ gelas, 7 hari Kencing
25. NJ - Daun air hangat, Diminum
kucing ing 3 kali sehari penggunaan batu
3 helai daun
18
Direbus, ½ gelas, 7 hari
Benalu - Krokot Daun Diminum
3 helai daun 3 kali sehari penggunaan
Direbus, ½ gelas, 3 hari
26. NJ Sirih - Sirih Daun Dikumur Bau mulut
3 helai daun 1 kali sehari penggunaan
Diseduh dengan
½ gelas, 5-7 hari
27. SL Bakke - Jabon Daun air hangat, Diminum Usus turun
1 kali sehari penggunaan
3 helai daun
Dicuci hingga
bersih, 5-7 hari
HR Gersen - Kersen Buah Dikunyah 3 kali sehari
Secukupnya penggunaan
28. buah Asam urat
Jahe Diremas, 3 helai
Jahe merah, Rimpang, ½ gelas, 7 hari
NJ - merah, daun, ditumbuk Diminum
Ketapang Daun 3 kali sehari penggunaan
Ketapang 3 ruas rimpang
Direbus, 3 hari
29. HA Katuri - Sidaguri Daun Diminum 1 kali sehari Keputihan
1 genggam daun penggunaan
Dibalurkan
Diremas, 3 hari
30. HA Belimbing - Belimbing Daun pada area 1 kali sehari Pusing
1 genggam daun penggunaan
kepala
Direbus,
Sukun,
1 helai daun
Pecah Sukun, Daun,
sukun, 5 helai ½ gelas, 7 hari
31. FS - beling, Keji beling, Daun, Diminum Batu ginjal
daun pecah bel- 3 kali sehari penggunaan
Akar Akar kucing Daun
ing, 5 helai daun
kucing
akar kucing
19
Pada tabel 4.1.2 menunjukkan bahwa diperoleh hasil wawancara terhadap 11
sandro terdapat 47 jenis tumbuhan yang dapat digunakan sebagai obat di Keca-
matan Banawa Selatan. Tumbuhan tersebut tumbuh liar di hutan, disekitar area
perkebunan dan persawahan warga serta sebagian merupakan tanaman
pekarangan rumah yang telah dibudidaya.
5% 7%
Akar
8% 7%
Batang
Biji
8%
Buah
2%
2% Bunga
Daun
Rimpang
Umbi
61%
Pada gambar 4.1 menunjukkan bahwa bagian tumbuhan yang banyak di-
manfaatkan sebagai obat tradisonal oleh sandro di Kecamatan Banawa Selatan
yaitu daun dengan persentase 61%. Penggunaan daun sebagai bahan ramuan
obat dianggap cara pengolahannya lebih mudah, dan juga mudah didapatkan.
Daun umumnya bertekstur lunak, berwarna hijau, yang memiliki banyak kan-
dungan dan khasiat. Daun tidak merusak organ tumbuhan karena bagian daun
mudah tumbuh kembali.
20
2% 5%
Diiris
25%
Diparut
20%
Direbus
Diremas
5% Diseduh dengan air hangat
7% Diseduh dengan air panas
Ditumbuk
35%
Pada gambar 4.2 menunjukkan bahwa cara pengolahan tumbuhan yang banyak
dimanfaatkan sebagai obat tradisonal oleh sandro di Kecamatan Banawa Se-
latan yaitu diremas dengan persentase 35%. Cara pengolahan tersebut sangat
praktis dan mudah mengeluarkan senyawa yang ada pada tumbuhan.
11%
Dibalurkan
2% 23% Digosokan
4%
Dikumur
Dikunyah
2% Dimandikan
Diminum
8%
Dioleskan
6% Ditempelkan
42%
2% Diteteskan
Pada gambar 4.3 menunjukkan bahwa cara penggunaan tumbuhan yang banyak
dimanfaatkan sebagai obat tradisonal oleh sandro di Kecamatan Banawa Se-
latan yaitu diminum dengan persentase 42%. Cara penggunaan diminum lebih
efektif dan lebih banyak digunakan, dikarenakan sebagian besar penyakit yang
diderita yaitu penyakit dalam.
21
4.2 Pembahasan
Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Banawa Selatan tepatnya di 7 Desa yaitu
Desa Tosale, Desa Tolongano, Desa Lembasada, Desa Tanah Mea, Desa
Lalombi, Desa Watatu, dan Desa Surumana dari 19 Desa yang berada di Keca-
matan Banawa Selatan, dikarenakan menurut tokoh masyarakat bahwa di be-
berapa desa tidak dapat memungkinkan untuk dikunjungi disebabkan beberapa
hal, seperti akses jalan kurang memadai, daerah pegunungan, daerah sungai,
dan juga beberapa desa lainnya tidak terdapat sandro (penyehat tradisional).
Penelitian di tujuh desa tersebut diketahui bahwa masyarakat khususnya sandro
(penyehat tradisional) di Kecamatan Banawa Selatan dalam mengobati penya-
kit dengan cara menggunakan obat tradisional yang terbuat dari bahan tum-
buhan. Pada pengambilan tumbuhan paling banyak digunakan oleh sandro
yaitu dengan mengambil jumlah yang ganjil, dikarenakan menurut ke-
percayaan mereka dari turun temurun yang menjadi kearifan local. Secara
umum pengetahuan yang mereka miliki diperoleh dari orangtua terdahulu. Ber-
dasarkan hasil wawancara ke 11 sandro terdapat beberapa gejala penyakit yang
dapat mengobati dari tumbuhan berkhasiat obat sebagai berikut:
1. Penyakit ginjal
Penyakit ginjal adalah kelainan struktur atau fungsi ginjal, yang
terdapat selama lebih dari tiga bulan. Penyakit tersebut bermacam-macam
gangguan yang mempengaruhi struktur dan fungsi ginjal dengan gejala
klinis yang bervariasi (Susianti, 2019).
a. Rumudu/Mengkudu
Menurut MK, diambil daun sebanyak 3 lembar lalu dicuci hingga bersih,
kemudian direbus dengan air sebanyak 2 gelas air sampai mendidih lalu
disaring hingga ½ gelas. Diminum ½ gelas (125 ml), 3 kali sehari
maksimal 7 hari penggunaan.
Menurut studi literatur, daun mengkudu (Morindan citrifolia L.) mem-
iliki kandungan senyawa bioaktif diantaranya alkaloid, flavonoid dan
terpenoid (Pratiwa dkk, 2015). Daun mengkudu dapat dijadikan obat ra-
dang ginjal (Mukhlisoh, 2010).
22
2. Gatal-gatal
Gatal-gatal adalah sensasi kulit yang iritatif dan menimbulkan rangsangan
untuk menggaruk, yang merupakan gejala berbagai penyakit kulit
(Maternity dkk, 2018).
a. Kena/Sambiloto dan Kayumanuru/Ketepeng Cina
Menurut MK, diambil 3 lembar daun kena dan 1 akar kayumanuru dan
diambil beras sebanyak segenggam tangan lalu dicuci hingga bersih.
Lalu rendam beras agar mudah dihaluskan. Selanjutnya tumbuk beras
hingga menjadi bedak dan campurkan dengan daun kena dan akar
kayumanuru tumbuk hingga halus. Lalu dijemur hingga kering.
Dibalurkan bedak di area yang gatal dan digunakan pada malam hari
sebelum tidur, gunakan 1 kali sehari, maksimal 3-5 hari penggunaan.
Menurut studi literatur, daun kena (Andrographis paniculata (Burm.f)
Nees) memiliki kandungan saponin, alkaloid, flavonoid, dan tanin.
Daun kena secara farmakologis mempunyai sifat antara lain antiradang,
analgesik, antiinflamasi, antibakteri sehingga dapat memberikan efek
penghambatan pertumbuhan bakteri (Nugroho dkk, 2016). Kayumanuru
(Senna alata (L.) Roxb.) mengandung minyak atsiri yang memiliki
aktivitas antijamur (Lely dkk, 2017). Sehingga dapat mengobatai infeksi
jamur pada kulit seperti panu dan gatal-gatal.
b. Panuntu/Meniran
Menurut NJ, diambil daun meniran 1 genggam dan beras secukupnya
lalu dicuci hingga bersih, rendam beras kemudian tumbuk kedua bahan
hingga halus lalu jemur hingga kering. Balurkan pada tubuh yang gatal
pada malam hari sebelum tidur, lakukan 1 x sehari, maksimal 3-5 hari
penggunaan.
Menurut studi literatur, daun meniran (Phyllanthus urinaria L.)
mengandung senyawa tanin dan saponin, berkhasiat antiinflamasi (Virsa
& Nurfadillah, 2014).
3. Luka
Luka adalah suatu gangguan yang menyebabkan kulit kehilangan struktur
kompleksnya. Trauma fisik maupun kimiawi dapat menyebabkan terjadinya
23
luka (Pebri dkk, 2017).
a. Bangkara/Tembelekan
Menurut MK, diambil daun bangkara 3 lembar lalu dicuci hingga bersih,
kemudian diremas daun hingga airnya keluar. Diteteskan pada area luka
secukupnya, gunakan hingga kering dan lakukan 2 kali sehari, maksimal
7 hari penggunaan.
Menurut studi literatur, bangkara (Lantana camara L.) mengandung
saponin, flavonoid dan minyak atsiri, yang memiliki efek antiinflamasi
(Suwertayasa dkk, 2013).
4. Batuk
Batuk merupakan tindakan refleks dari saluran pernapasan yang digunakan
untuk membersihkan saluran napas atas (Purwanto et al., 2018).
a. Sarune/Saruni
Menurut MK, diambil daun sarune 3 lembar lalu dicuci hingga bersih
kemudian ditumbuk. Setelah itu diseduhkan air hangat sebanyak ½ gelas
(125 ml), lalu disaring. Diminum 3 kali sehari, maksimal 5-7 hari
penggunaan.
Menurut studi literatur, sarune (Sphagneticola trilobata (L.) Pruski)
mengandung terpenoid berkhasiat sebagai obat batuk (Harahap dkk,
2013).
b. Mayana/Miana
Menurut MA, diambil daun mayana sebanyak 3 lembar lalu dicuci
hingga bersih, kemudian diremas dan tambahkan air hangat 1 gelas
kemudian saring. Diminum ½ gelas (125 ml) sebanyak 3 kali sehari,
maksimal 7 hari penggunaan.
Menurut studi literatur, mayana (Coleus scutellarioides (L.) Benth.)
memiliki kandungan minyak atsiri, alkaloid, flavonoid, dan saponin
yang dapat mengobati batuk (Ning, 2017).
c. Pariya/Pare
Menurut NJ, diambil daun pariya sebanyak 3 lembar lalu dicuci hingga
bersih kemudian diremas hingga keluar airnya, tetesi kedalam mulut
24
sebanyak 3 tetes, lakukan hingga 3 kali sehari, maksimal 3-5 hari
penggunaan.
Menurut studi literatur, daun pariya (Momordica charantia L.)
mengandung saponin, flavonoid, dan polifenol berkhasiat dapat
membantu mengencerkan dahak (Asrina, 2020).
d. Pepaya
Menurut NJ, diambil daun papaya sebanyak 3 lembar lalu dicuci hingga
bersih, kemudian direbus dengan 1 gelas air. Setelah mendidih saring
hingga ½ gelas (125 ml), diminum 3 kali sehari, maksimal 3-5 hari
penggunaan.
Menurut studi literatur, daun pepaya (Carica papaya L.) mengandung
berbagai macam enzim salah satunya yaitu enzim papain memiliki
aktivitas sebagai analgetik dan anti inflamasi (Afrianti dkk, 2014).
5. Tipes
Tipes adalah adanya demam tinggi disertai rasa sakit pada bagian perut,
adakalanya ditunjukkan dengan lidah yang berwarna putih dan tipes meru-
pakan penyakit akibat bakteri, salah satu di antaranya adalah Salmonella
tiphii (Hasan, 2010).
a. Sumambu/Rumput knop
Menurut MK, diambil daun sumambu 3 lembar lalu ditumbuk lalu
dicuci hingga bersih. Setelah itu diseduhkan air hangat sebanyak ½ gelas
(125 ml), kemudian disaring. Diminum 3 kali sehari, maksimal 7 hari
penggunaan.
Menurut studi literatur, ekstrak etanol daun sumambu (Hyptis capitata
Jacq.) mengandung alkaloid dan steroid (Nelsiani dkk, 2020). Daun
sumambu berkhasiat dapat menurunkan panas (demam) (Khairiyah dkk,
2016).
6. Susah bab
Susah bab adalah sulit buang air besar secara rutin, dan feses di dalam usus
besar kering mengeras, sehingga sulit keluar dari anus (Tan & Rahardja,
2010).
25
a. Jambu biji
Menurut MK, diambil daun jambu biji 1 lembar yang muda, lalu dicuci
hingga bersih. Dikunyah lalu di makan daunnya, lakukan 2 kali sehari,
maksimal 3 hari penggunaan.
Menurut studi literatur, ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava L.)
memiliki aktivitas antioksidan, sehingga daun jambu biji dapat
digunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit (Purwandari dkk,
2018). Daun jambu biji mengandung tanin yang dapat dimanfaatkan
sebagai antibakteri dan antijamur (Nuryani dkk, 2017).
b. Jambu biji
Menurut HA, diambil daun jambu 1 genggam lalu dicuci hingga bersih,
kemudian direbus dengan 1 gelas air. Setelah mendidih saring hingga ½
gelas (125 ml), diminum 1 kali sehari hingga, maksimal 3 hari
penggunaan.
Menurut studi literatur, daun jambu biji (Psidium guajava L.)
mengandung tanin yang dapat dimanfaatkan sebagai antibakteri dan
antijamur (Nuryani dkk, 2017). Ekstrak daun jambu biji memiliki ak-
tivitas antioksidan, sehingga daun jambu biji dapat digunakan untuk
mengobati berbagai macam penyakit (Purwandari dkk, 2018).
c. Jambu biji
Menurut FS, diambil 1 daun jambu biji cuci hingga bersih, lalu dikunyah
dan di makan daun. Dilakukan 2 kali sehari, maksimal 3 hari
penggunaan.
Menurut studi literatur, ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava L.)
memiliki aktivitas antioksidan, sehingga daun jambu biji dapat
digunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit (Purwandari dkk,
2018). Daun jambu biji mengandung tanin yang dapat dimanfaatkan
sebagai antibakteri dan antijamur (Nuryani dkk, 2017).
7. Salah urat
Salah urat adalah cedera disertai pembengkakan (Tan & Rahardja, 2010).
26
a. Sereh/Serai
Menurut MK, diambil sereh 1 lalu dicuci hingga bersih, kemudian
diseduhkan air hangat sebanyak 1 gelas, lalu disaring ½ gelas (125 ml).
Diminum 3 kali sehari, maksimal 5-7 hari penggunaan.
Menurut studi literatur, sereh (Cymbopogon nardus (L.) Rendle.)
mengandung flavonoid, yang memiliki aktivitas analgetik (Sentat dkk ,
2018).
b. Ubi jalar dan jahe merah
Menurut HR, diambil daun ubi jalar sebanyak 7 lembar dan rimpang
jahe 1 ruas, remas daun ubi jalar dan ditumbuk jahe lalu dicuci hingga
bersih. Campur kedua bahan dan tambahkan dengan air hangat secukup-
nya lalu disaring dan ambil ampasnya. Dibalurkan pada bagian tubuh
yang bengkak, gunakan 2 kali sehari, maksimal 7 hari penggunaan.
Menurut studi literatur, daun ubi jalar (Ipomoea batatas (L.) Lam.)
mengandung flavonoid, ekstrak daun ubi jalar memiliki aktivitas anti-
inflamasi (Riansyah dkk, 2015). Rimpang jahe merah (Zingiber
officinale Roscoe.) mengandung minyak atsiri meliputi zingiberon,
yang dapat dimanfaatkan untuk mengobati keseleo, bengkak, dan me-
mar, sehingga dapat mengobati salah urat (Fauzi dkk, 2019).
8. Sakit gigi
Sakit gigi yaitu dapat menyebabkan sakit dan gangguan mengunyah se-
hingga memengaruhi kesehatan bagian tubuh (Manu & Ratu, 2019).
a. Sereh/Serai
Menurut MK, diambil sereh 1 lalu dicuci hingga bersih, kemudian
diseduh dengan air hangat sebanyak 1 gelas, lalu disaring ½ gelas. Dik-
umur-kumur hingga beberapa menit lalu dikeluarkan, lakukan 1 kali
sehari, maksimal 3 hari penggunaan.
Menurut studi literatur, ekstrak etanol sereh (Cymbopogon nardus (L.)
Rendle.) memiliki aktivitas analgetik, adanya kandungan flavonoid.
Sereh dapat mengobati sakit gigi dan gusi yang bengkak (Sentat dkk,
2018).
b. Kemiri dan bunga putih/tapak dara putih
27
Menurut MD, diambil kemiri 3 biji dan daun tapak dara putih 3 lembar
lalu dicuci hingga bersih, kemudian ditumbuk kedua bahan sampai halus
lalu peras dan saring. Diambil airnya dan gunakan untuk berkumur
selama 5 menit 1 kali sehari digunakan pada pagi hari sebelum makan,
maksimal 3 hari penggunaan.
Menurut studi literatur, biji kemiri (Aleurites moluccanus (L.) Willd.)
digunakan sebagai obat sakit gigi, yang mengandung minyak kemiri
(Rifdah, 2017). Daun tapak dara putih (Catharanthus roseus (L.)
G.Don) mengandung alkaloid, flavonoid, tanin, polifenol dan steroid
(Putri dkk, 2017).
c. Bawang putih
Menurut NE, diambil umbi bawang putih 2 siung kupas kulitnya lalu
dicuci hingga bersih kemudian diparut. dan dibungkus dengan kain. Te-
teskan pada hidung yang searah dengan gigi yang sakit gunakan 1 tetes
saja, 1 kali sehari, maksimal 3 hari penggunaan.
Menurut studi literatur, bawang putih (Allium sativum L.) mengandung
senyawa allicin yang memiliki efek antibakteri. Ekstrak bawang putih
merupakan konsentrasi paling efektif dalam menghambat pertumbuhan
bakteri (Sutiyono dkk, 2019).
d. Bawang putih
Menurut RN, diambil bawang putih 2 siung kupas kulitnya lalu dicuci
hingga bersih kemudian diparut, dan bungkus dengan kain lalu tetesi
pada hidung yang searah dengan gigi yang sakit 1 tetes saja. Lakukan 1
kali sehari, maksimal 3 hari penggunaan.
Menurut studi literatur, bawang putih (Allium sativum L.) mengandung
senyawa allicin yang memiliki efek antibakteri. Ekstrak bawang putih
merupakan konsentrasi paling efektif dalam menghambat pertumbuhan
bakteri (Sutiyono dkk, 2019).
9. Sesak napas
28
Sesak napas adalah ketidaknyamanan bernapas, dimana kondisi tersebut su-
sah bernafas biasanya terjadi ketika melakukan aktivitas fisik dan juga
gejala dari beberapa penyakit (Hasniati dkk, 2018).
a. Seledri
Menurut MD, diambil daun seledri secukupnya lalu dicuci hingga ber-
sih, kemudian diremas dan ditambahkan minyak kayu putih 5 tetes.
Dibalurkan ke bagian belakang dan dada, gunakan 3 kali sehari, maksi-
mal 3 hari penggunaan.
Menurut studi literatur, seledri (Apium graveolens L.) mengandung
flavonoid, saponin, tanin, minyak atsiri, flavo-glukosida (aoiin),
apigenin, fitosterol dll (Saputa & Fitria, 2016). Seledri berkhasiat untuk
mengobati sesak napas (Hndayani & Widowati, 2020).
10. Cacar air
Cacar air merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus varicella. Gejala
ini merupakan demam dan lesu (Suranto, 2010).
a. Kacang panjang
Menurut MD, diambil daun kacang panjang yang tua sebanyak 7 lembar
lalu dicuci hingga bersih, kemudian diremas dan tambahkan air minum
½ gelas (125 ml) lalu disaring. Diminum 1 kali sehari, maksimal 7 hari
penggunaan.
Menurut studi literatur, daun kacang panjang (Vigna unguiculata (L.)
Walp.) mengandung flavonoid yang dapat mengobati cacar air (Tarusu
dkk, 2019).
b. Pariya/Pare dan kunyit
Menurut MA, diambil daun paria sebanyak 5 lembar dan kunyit
sebanyak 1 ruas lalu dicuci hingga bersih. Kemudian diremas daun paria
dan tumbuk kunyit sampai halus. Campur kedua bahan dan tambahkan
air biasa secukupnya. Oleskan pada luka cacar air, gunakan sebanyak 3
kali sehari, maksimal 7 hari penggunaan.
Menurut studi literatur, daun pariya (Momordica charantia L.)
mengandung mengandung flavonoid, tanin, saponin, steroid, alkaloid,
dan terpenoid dapat digunakan untuk menyembuhkan luka seperti cacar
29
air (Azzahra dkk, 2019). Kunyit (Curcuma mangga Valeton & Zijp.)
mengandung kurkumin dan minyak atsiri, mempunyai peranan sebagai
antioksidan, antitumor, antikanker, antipikun, antiracun dan
antimikroba. Kunyit bersifat antimikroba yang dapat menghambat
pertumbuhan dan membunuh beberapa jenis jamur, bakteri dan virus
(Yunianto dkk, 2017).
11. Sariawan
Sariawan adalah suatu inflamasi yang terjadi pada mukosa mulut, biasanya
berupa lesi kecil berulang lebih dari satu berbentuk bulat dengan dasar
kuning atau keabuan (Noviana dkk, 2018).
a. Kacang panjang
Menurut MD, dicuci daun kacang panjang yang tua sebanyak 7 lembar
lalu dicuci hingga bersih , kemudian diremas dan tambahkan air minum
½ gelas (125 ml) lalu disaring. Diminum 1 kali sehari, maksimal 3 hari
penggunaan.
Menurut studi literatur, daun kacang panjang (Vigna unguiculata (L.)
Walp.) mengandung flavonoid sebagai anti oksidan serta memiliki
bioaktif sebagai obat dan anti inflamasi (Mauruh dkk, 2019).
b. Jarak/Jarak Pagar
Menurut RN, diambil 1 lembar daun, dicuci hingga bersih lalu ambil
getah dari daun tersebut lalu diteteskan pada area luka sariawan,
lakukan 2 kali sehari, maksimal 3 hari penggunaan.
Menurut studi literatur, jarak (Jatropha curcas L.) mengandung fenol,
flavonoid, saponin, dan senyawa alkaloid yang dapat mengatasi sar-
iawan (Anggraeni dkk, 2018).
12. Bekas cacar air
a. Jagung
Menurut MD, diambil 1 tongkol jagung yang muda lalu dicuci hingga
bersih kemudian diparut. Dibalurkan di bagian bekas cacar air, gunakan
2 kali sehari, maksimal 7 hari penggunaan.
Menurut studi literatur, jagung (Zea mays L.) mengandung thiamin yang
bermanfaat dapat mengeringkan luka/noda-noda, misalnya luka pada
30
cacar air dan jerawat. Jagung juga memiliki kandungan prokaroten yang
dapat memperbaiki struktur kulit (Fatmawati & Susilowati, 2019).
13. Sakit kepala
Sakit kepala merupakan rasa tidak nyaman, rasa sakit yang terjadi pada se-
luruh kepala (Jatmiputri dkk, 2017).
a. Rica jawa/Merica
Menurut MD, diambil rica jawa sebanyak 7 biji dan beras 2 sdm lalu
dicuci hingga bersih. Kemudian beras direndam lalu ditumbuk beras dan
rica jawa hingga menjadi bedak. Dibalurkan pada bagian dahi sebanyak
1 kali sehari, maksimal 3 hari penggunaan.
Menurut studi literatur, rica jawa (Piper nigrum L.) mengandung bahan
aktif seperti phenolic amides, phenolic acids, dan flavonoid. Kandungan
yang terdapat pada rica jawa dapat mengobati sakit kepala (Reni dkk,
2013).
b. Srikaya, Kemiri dan Kayu jawa/Kayu manis
Menurut HR, diambil daun serikaya 3 lembar, daun kemiri 3 lembar dan
batang kayu manis 1 lalu dicuci hingga bersih, kemudian diremas semua
bahan dan campurkan lalu saring ambil ampasnya. Dibalurkan pada
kepala dan di bungkus dengan kain atau handuk. Gunakan 3 kali sehari,
maksimal 3 hari penggunaan.
Menurut studi literatur, daun srikaya (Annona squamosa L.) mengan-
dung alkaloid dan tannin, sebagai antinyeri atau analgetik (Parmadi dkk,
2020). Kemiri (Aleurites moluccanus (L.) Willd.) mengandung flavo-
noid dan polifenol (Yamlean dkk, 2019). Kayu manis (Cinnamomum
burmanni (Nees & T.Nees.) Blume.) mengandung minyak atsiri, dan
digunakan sebagai analgetik (Margowati & Priyanto, 2017).
c. Patilalo/Jarak pagar
Menurut NE, diambil daun 3 lembar lalu dicuci hingga bersih, diseduh
dengan air panas 1 gelas lalu saring. Diminum 1 gelas (250 ml) sebanyak
3 kali sehari, maksimal 3 hari penggunaan.
31
Menurut studi literatur, daun jarak pagar (Jatropha curcas L.) mengan-
dung flavonoid, ekstrak daun jarak memiliki aktivitas analgetik (David
dkk, 2017).
d. Sirsak, sereh/serai, jeruk nipis, cekku/kencur, jarak/jarak pagar,
salo/awar-awar
Menurut RN, diambil masing-masing daun sebanyak 3 lembar lalu
dicuci hingga bersih, kemudian diremas dan batang sereh di tumbuk.
Kemudian campurkan semua bahan dan tambahkan air kelapa tua.
Dibalurkan pada kepala dan bungkus dengan kain atau handuk. Apabila
kering, tambahkan lagi, gunakan 1 kali sehari pada sore hari, maksimal
3 hari penggunaan.
Menurut studi literatur, daun sirsak (Annona muricata L.) mengandung
mengandung senyawa yang cukup bernilai, seperti fruktosa,lemak,
protein, kalsium, fosfor, besi, vitamin A, dan vitamin B. Metabolit
sekunder yang terkandung didalamnya adalah senyawa golongan tanin,
fitosterol. Sirsak banyak mengandung mineral fosfor dan kalsium. Daun
sirsak dimanfaatkan untuk terapi pengobatan, misalnya untuk nyeri
(Fatriyadi & Irfa, 2016). Ekstrak etanol sereh (Cymbopogon nardus (L.)
Rendle.) memiliki aktivitas analgetik, adanya kandungan flavonoid
(Sentat dkk, 2018). Jeruk nipis (Citrus aurantiifolia (Christm.)
Swingle.) skrining fitokimia yang dilakukan menunjukkan bahwa
daun jeruk nipis mengandung senyawa metabolit sekunder flavonoid
dan terpenoid. Diketahui bahwa flavonoid yang terdapat dalam
daun jeruk nipis merupakan senyawa yang memiliki efek analgetik se-
hingga berpotensi menghilangkan rasa nyeri (Sinata & Luthfi 2020).
Daun kencur (Kaempferia galanga L.) mengandung komponen utama
yang ethyl-p-methoxycinnamate, methylcinnamate, carvone, eucalyptol
dan pentadecane. Ekstrak kencur memiliki efek antinflamasi dan
analgetik (Cahyawati, 2020). Daun jarak (Jatropha curcas L.) mengan-
dung flavonoid, ekstrak daun jarak memiliki aktivitas analgetik (David
32
dkk, 2017). Ekstrak daun salo (Ficus septica Burm.f) mengandung sen-
yawa alkaloid, flavonoid, terpenoid, dan fenol. Daun salo memiliki
khasiat antiinflamasi, antipiretik dan analgesik (Supriyanto, 2017).
14. Demam
Demam merupakan saat kondisi tubuh di atas 380C (Sugani & Priandarini,
2010).
a. Pisang, kemiri dan jarak/jarak pagar
Menurut MD, diambil daun pisang kering 1 pelepah, daun jarak 1
ranting tambahkan biji kemiri 3 butir lalu dicuci hingga bersih,
kemudian diseduh dengan air panas dan tunggu hingga airnya hingga
hangat. Gunakan 1 kali sehari pada saat mandi pagi, maksimal 3 hari
penggunaan.
Menurut studi literatur, daun pisang (Musa acuminata Colla.) mengan-
dung senyawa fitokimia tanin, alkaloid, saponin, dan untuk pengujian
efek antipiretik menunjukan adanya penurunan suhu, sehingga dapat
mengobati demam (Maya dkk, 2015). Biji kemiri (Aleurites moluccanus
(L.) Willd.) mengandung flavonoid dan polifenol yang dapat mengobati
demam (Yamlean dkk, 2019). Jarak pagar (Jatropha curcas L.) mengan-
dung saponin, flavonoid, dll. Ekstak etanol daun jarak pagar memiliki
aktivitas antipiretik yang dapat menurunkan suhu tubuh (Gosal dkk,
2020).
b. Bawang merah
Menurut MA, diambil bawang merah sebanyak 1 biji kupas kulitnya lalu
dicuci hingga bersih kemudian diiris tambahkan minyak goreng 1 sdm.
Dibalurkan pada dahi sebelum tidur, gunakan 3 kali sehari, maksimal 3
hari penggunaan.
Menurut studi literatur, bawang merah (Allium ascalonicum L.)
mengandung minyak atsiri, saponin, asam glutamate yang diguanakan
sebagai penurun demam (Faridah dkk, 2018).
c. Siranindi/Cocor bebek
33
Menurut NJ, ambil 1 lembar daun siranindi lalu dicuci hingga bersih,
kemudian ditempelkan pada dahi (dikompres), gunakan 3 kali sehari,
maksimal 3 hari penggunaan.
Menurut studi literatur, daun cocor bebek (Bryophyllum pinnatum
(Lam.) Oken) mengandung alkaloid, triterpen, glikosida, flavonoid dan
steroid. Ekstrak tanaman tersebut dapat mengobati demam (Ika, 2016).
d. Keloro/Kelor
Menurut SL, diambil daun kelor 1 genggam lalu dicuci hingga bersih,
kemudian diremas daun kelor dan tambahkan air dingin 1 gelas.
Dibalurkan pada kepala, gunakan 2 kali sehari, maksimal 3 hari
penggunaan.
Menurut studi literatur, daun kelor (Moringa oleifera Lam.)
mengandung alkaloid dan flavonoid yang memiliki efek analgesik
(Tamimi dkk, 2020).
e. Asam jawa
Menurut FS, diambil biji asam jawa secukupnya lalu dicuci hingga ber-
sih, kemudian diremas dan tambahkan air secukupnya. Dibalurkan
dikepala hingga keseluruh tubuh, lakukan 1 kali sehari, maksimal 3 hari
penggunaan.
Menurut studi literatur, biji asam jawa (Tamarindus indica L.) mengan-
dung flavonoid yang memiliki kemampuan sebagai antioksidan, seperti
betasianin yang dapat digunakan sebagai analgesik (Kartikawati. dkk,
2020). Sehingga biji asam jawa dapat mengobati demam.
15. Bau badan
Bau badan adalah bau yang tidak enak yang disebabkan oleh bakteri
(Maftuhah dkk, 2016).
a. Kunyit
Menurut MD, diambil kunyit 1 ruas lalu dicuci hingga bersih kemudian
ditumbuk kunyit lalu peras dan saring, ambil airnya. Diminum 1 kali
sehari, maksimal 3 hari penggunaan.
34
Menurut studi literatur, kunyit (Curcuma mangga Valeton & Zijp.)
mengandung kurkumin dan minyak atsiri, yang dapat menghambat per-
tumbuhan bakteri (Yuliati, 2017).
35
Alergi merupakan respons hipersensitif system kekebalan tubuh terhadap
paparan (Amelia dkk, 2018.
a. Silaguri/Galunggang
Menurut MD, diambil bunga silaguri, cuci hingga bersih. Gosokkan
pada area alergi, gunakan 1 kali sehari, maksimal 3-5 hari penggunaan.
Menurut studi literatur, silaguri/galunggang (Sida acuta Burm.f.)
mengandung flavonoid dapat mengobati antiinflamasi (Syafrullah,
2015).
19. Anemia
Anemia merupakan keadaan ditandai dengan berkurangnya hemoglobin da-
lam tubuh (Saputri, 2018).
a. Bayam hijau
Menurut MD, diambil daun bayam hijau sebanyak 3 lembar lalu dicuci
hingga bersih, kemudian rebus dengan air 1 gelas (250 ml) lalu disaring.
Diminum 1 kali sehari, maksimal 3 hari penggunaan.
Menurut studi literatur, bayam hijau (Amaranthus retroflexus L.)
mengandung sumber vitamin, mineral dan zat besi paling banyak se-
hingga dapat mengobati anemia (Dhilon dkk, 2020).
20. Mencret
Mencret adalah mengeluarkan feses dalam bentuk encer (Hasan, 2010).
a. Ubi jalar dan jahe merah
Menurut MA, diambil daun ubi jalar sebanyak 5 lembar dan rimpang
jahe 1 ruas lalu dicuci hingga bersih. Remas daun ubi jalar, tumbuk jahe
kemudian campur kedua bahan tersebut dan tambahkan air hangat 1
gelas kemudian disaring. Diminum ½ gelas (125 ml) sebelum makan
sebanyak 3 kali sehari, maksimal 3 hari penggunaan.
Menurut studi literatur, daun ubi jalar (Ipomoea batatas (L.) Lam.)
mengandung alkaloid dan karatenoid yang memiliki efek baik bagi
tubuh (Ramayulis, 2015). Rimpang jahe merah (Zingiber officinale
Roscoe.) mengandung senyawa antimikroba golongan fenol, flavonoid,
terpenoid dan minyak atsiri yang terdapat pada ekstrak jahe merupakan
36
golongan senyawa bioaktif yang dapat menghambat pertumbuhan
mikroba sehingga dapat mengobati diare (Purbaya dkk, 2018).
21. Maag
Maag merupakan peradangan yang terjadi dilambung akibat meningkatnya
sekresi asam lambung, iritasi pada lambung (Dewi & Indah, 2019).
a. Mayana/Miana
Menurut MA, diambil daun mayana sebanyak 3 lembar lalu dicuci
hingga bersih kemudian diremas, tambahkan air hangat 1 gelas dan
disaring hingga ½ gelas (125 ml). Diminum sebanyak 3 kali sehari,
maksimal 3 hari penggunaan.
Menurut studi literatur, daun mayana (Coleus scutellarioides (L.)
Benth.) mengandung minyak atsiri, flavonoid, alkaloid, steroid,
tanin,dan saponin. Flavonoid memiliki berbagai macam bioaktivitas.
Bioaktivitas yang ditunjukkan antara lain efek antipiretik, analgetik dan
antiinflamasi (Benjamin dkk, 2020).
22. Penyakit gula
Penyakit gula merupakan gangguan yang disebabkan oleh sekresi hormon
insulin terganggu (Anani dkk, 2012).
a. Gersen/Kersen
Menurut NE, diambil daun gersen 1 genggaman lalu dicuci hingga ber-
sih. Direbus dengan 2 gelas air, setelah mendidih saring hingga 1 gelas
(250 ml), diminum 2 kali sehari, maksimal 7 hari penggunaan.
Menurut studi literatur, daun gersen (Muntingia calabura L.)
mengandung saponin dan flavonoid yang dapat menghambat
penyerapan gula darah dari usus, sehingga karbohidrat tidak banyak
diserap oleh usus. Rebusan daun gersen terbukti dapat menurunkan
kadar gula darah dan dapat dijadikan obat herbal untuk penderita DM
(Musriana, 2016).
b. Bunga putih/Tapak dara putih
Menurut AM, diambil akar tapak dara putih secukupnya lalu dicuci
hingga bersih, kemudian direbus 1 gelas air. Setelah mendidih saring
37
hingga ½ gelas (125 ml), diminum 3 kali sehari, maksimal 5-7 hari
penggunaan.
Menurut studi literatur, pemberian ekstrak etanol daun Tapak Dara Putih
(Catharanthus roseus (L.) G.Don) dapat menurunkan kadar gula darah
dikarenakan kandungan senyawa turunan alkaloid seperti lain leurosin,
katarantin, lochnerine, tetrahydroalstonin, vindolin dan vindolinin yang
mampu mencegah naiknya kadar glukosa darah pada tikus (Soriton dkk,
2014).
23. Malaria
Malaria merupakan penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh parasite
ditularkan oleh gigitan nyamuk (Puasa dkk, 2018).
a. Panuntu/Meniran
Menurut NJ, diambil daun meniran dengan akar secukupnya lalu dicuci
hingga bersih. Direbus dengan air 1 gelas, setelah mendidih saring
hingga ½ gelas (125 ml). Diminum ½ gelas 3 kali sehari, maksimal 7
hari penggunaan.
Menurut studi literatur, meniran (Phyllanthus urinaria L.) mengandung
senyawa filantin, hipofilantin, filtetralin, alkaloid, terpenoid, tanin, dan
glikosida flavanon dapat digunakan sebagai ramuan untuk mengobati
sakit malaria (Dewangga & Qurrohman, 2019).
b. Pepaya
Menurut RN, diambil daun pepaya sebanyak 1 lembar lalu dicuci hingga
bersih, kemudian diremas dan tambahkan air hangat 1 gelas (250 ml)
lalu disaring. Diminum sebanyak 1 kali sehari, maksimal 7 hari
penggunaan.
Menurut studi literatur, daun papaya (Carica papaya L.) mengandung
tanin, terpenoid, kuinon, alkaloid dan flavonoi, sebagai obat malaria
(Arifuddin dkk, 2019).
24. Hipertensi
Darah tinggi atau hipertensi merupakan suatu peningkatan tekanan darah di
dalam arteri (Hasan, 2010).
a. Sirsak
38
Menurut NJ, diambil daun sirsak sebanyak 1 lembar lalu dicuci hingga
bersih, remas dan saring. Kemudian tambahkan air hangat ½ gelas.
Diminum ½ (125 ml) gelas sebanyak 1 kali sehari, maksimal 5-7 hari
penggunaan.
Menurut studi literatur, daun sirsak (Annona muricata L.) mengandung
senyawa monotetrahidrofuran asetogenin, seperti anomurisin A dan B,
gigantetrosin A, annonasin-10-one, murikatosin A dan B, annonasin,
dan goniotalamisin. Sehingga dengan mengonsumsi daun sirsak akan
sangat bermanfaat untuk penurunan tekanan darah bagi penderita
hipertensi (Sangging & Sari, 2017).
b. Jarak/jarak pagar
Menurut RN, diambil daun sebanyak 3 lembar lalu dicuci hingga bersih.
Diseduhkan dengan air panas 1 gelas (250 ml) lalu disaring, diminum 3
kali sehari, maksimal 7 hari penggunaan.
Menurut studi literatur, daun jarak (Jatropha curcas L.) mengandung
beberapa kandungan kimia yaitu fenol, flavonoid, saponin, dan senyawa
alkaloid (Anggraeni dkk, 2018)
c. Bangkara/tembelekan
Menurut AM, diambil daun bangakara secukupnya lalu dicuci hingga
bersih, kemudian ditumbuk hingga halus dan tambahkan air 1 gelas lalu
saring hingga ½ gelas (125 ml). Diminum 3 kali sehari, maksimal 7 hari
penggunaan.
Menurut studi literatur, daun bangkara (Lantana camara L.) dapat men-
gobati hipertensi (Agus & Hafidhawati, 2018). Kandungan metabolit
sekunder pada daun bangkara yaitu minyak atsiri, fenol, flavonoid,
saponin, steroid, terpenoid, dan tanin dapat berpotensi sebagai
antioksidan (Sriwati dkk, 2019).
25. Kencing batu
Kencing batu adalah penyakit didapatkan masa keras di sepanjang daerah
saluran kemih (Haryadi dkk, 2020).
a. Kumis kucing
39
Menurut NJ, diambil daun kumis kucing sebanyak 3 lembar lalu dicuci
hingga bersih dan rendam dengan air hangat 1 gelas. Kemudian saring
½ gelas (125 ml), diminum 3 kali sehari, maksimal 7 hari penggunaan.
Menurut studi literatur, kumis kucing (Orthosiphon aristatus (Blume.)
Miq.) berkhasiat untuk melancarkan pengeluaran urin, mengurangi
proses radang kandung kemih, dan menurunkan kadar glukosa darah.
Aktivitas farmakologi dari tanaman ini disebabkan adanya senyawa
metabolit sekunder yaitu ortosiphon, sinensetin, saponin, dan garam
alkali terutama kalium dan juga mengandung senyawa flavonoid
diuretik (Madyastuti dkk, 2020).
b. Benalu/Krokot
Menurut NJ, diambil daun benalu 3 lembar lalu dicuci hingga bersih
kemudian direbus dengan 3 gelas air, lalu saring hingga 1 gelas (250
ml), diminum 3 kali sehari maksimal 7 hari penggunaan.
Menurut studi literatur, benalu (Portulaca oleracea L.) mengandung
senyawa flavonoida, tanin, terpenoid, saponin memiliki aktivitas
antioksidan (Sembiring dkk, 2016).
26. Bau mulut
Bau mulut adalah bau tidak sedap disebabkan kurangnya kebersihan mulut
(Yulimatussa dkk, 2016)
a. Daun sirih
Menurut NJ, diambil daun sirih sebanyak 3 lembar lalu dicuci hingga
bersih, dan direbus dengan air 1 gelas. Kemudian saring hingga ½ gelas
(125 ml), gunakan airnya untuk berkumur, 1 kali sehari, maksimal 3 hari
penggunaan.
Menurut studi literatur, daun sirih (Piper betle L.) berguna untuk
menghilangkan bau mulut. Penggunaan daun sirih sebagai bahan obat
karena adanya kandungan minyak atsiri yang merupakan komponen
fenol alami sehingga berfungsi sebagai antiseptik yang kuat (Rahmi
dkk, 2019).
27. Usus turun
40
Usus turun adalah penonjolan suatu kantong peritoneum, suatu organ atau
lemak praperitoneum melalui cacat kongenital (Amrizal, 2015) .
a. Bakke/Jabon
Menurut SL, diambil daun bakke sebanyak 3 lembar lalu dicuci hingga
bersih, diseduh dengan 1 gelas air dan disaring hingga ½ gelas (125 ml)
diminum 1 kali sehari, maksimal 5-7 hari penggunaan.
Menurut studi literatur, hasil uji fitokimia secara kualitatif menunjukkan
kelompok senyawa yang terkandung di dalam ekstrak etanol daun bakke
(Neolamarckia cadamba (Roxb.) Bosser) yaitu flavonoid, hidroquinon,
saponin, tannin, alkaloid, terpenoid dan steroid (Anisah dkk, 2015).
28. Asam urat
Asam urat adalah senyawa sukar larut dalam air yang merupakan hasil akhir
metabolisme purin (Arjani dkk, 2018).
a. Gersen/Kersen
Menurut HR, diambil buah gersen dan dicuci hingga bersih. dikunyah
buah gersennya dan ditelan, lakukan 3 kali sehari, maksimal 5-7 hari
penggunaan.
Menurut studi literatur, buah gersen (Muntingia calabura L.) mengan-
dung flavonoid dan vitamin C, yang dapat mengobati asam urat
(Rohmawati dkk, 2018).
a. Jahe merah dan Ketapang
Menurut NJ, diambil rimpang jahe merah 3 ruas dan daun ketapang yang
muda 3 lembar lalu dicuci hingga bersih. Kemudian jahe ditumbuk
hingga halus dan daun ketapang diremas. Campur kedua bahan dan
tambahkan air hangat 1 gelas (250 ml). Kemudian disaring hingga ½
gelas, diminum 3 kali sehari, maksimal 7 hari penggunaan.
Menurut studi literatur, rimpang jahe (Zingiber officinale Roscoe.)
mengandung 2 komponen, yaitu volatile oil dan non-volatile oil.
Volatile oil (minyak atsiri). Ekstrak jahe merah dapat menurunkan kadar
asam urat, sehingga dapat mengobati penyakit dalam (Pakpahan, 2015).
41
Daun ketapang (Terminalia catappa L.) mengandung tannin dan flavo-
noid, daun ini berkhasiat untu mengobati berbagai penyakit (Nugroho &
Nur, 2018).
29. Keputihan
Keputihan adalah akibat infeksi dari berbagai mikroorganisme yang
ditandai dengan jumlah keluar banyak berwarna putih dari vagina
(Marhaeni, 2016).
a. Katuri/Sidaguri
Menurut HA, diambil daun katuri 1 genggam lalu dicuci hingga bersih
kemudian direbus dengan 1 gelas air. Setelah mendidih saring hingga ½
gelas (125 ml) lalu diminum 1 kali sehari, maksimal 3 hari penggunaan.
Menurut studi literatur, daun katuri (Sida rhombifolia L.) mengandung
saponin, alkaloid dan tanin, sehingga dapat digunakan sebagai antifungi
terhadap Candida albicans yang dapat menghambat serta membunuh
pertumbuhan Candida albicans yang menyebabkan keputihan
(Widyaningrum & Wahyuni, 2015).
30. Pusing
Pusing adalah adanya sensai gerakan dengan gejala lain yang timbul se-
hingga disebabkan gangguan alat keseimbangan tubuh (Yuliyanto dkk,
2016).
a. Belimbing
Menurut HA, diambil daun belimbing 1 genggam lalu dicuci hingga ber-
sih, remas dan tambahkan air secukupnya. Dibalurkan dikepala, 1 kali
sehari, maksimal 3 hari penggunaan.
Menurut studi literatur, daun belimbing (Averrhoa bilimbi L.)
mengandung flavonoid yang memiliki potensi sebagai analgetik
(Darmayanti dkk, 2020).
31. Batu ginjal
42
Batu ginjal adalah salah satu penyakit ginjal, diterdapat batu yang mengan-
dung komponen Kristal dan matriks organik, penyebab terbanyak kelainan
saluran kemih (Fauzi & Putra, 2016).
a. Sukun, Pecah belin/Keji beling, Akar kucing,
Menurut FS, diambil daun sukun sebanyak 1 lembar, daun pecah beling
5 lembar, daun akar kucing 5 lembar lalu dicuci hingga bersih. Direbus
semua daun dengan 3 gelas air, setelah mendidih saring hingga 1 gelas
(250 ml). Diminum 3 kali sehari, maksimal 7 hari penggunaan.
Menurut studi literatur, daun sukun (Artocarpus altilis (Parkinson)
Fosberg) berkhasiat asam hidrosianat, asetilcolin, kalium, tanin, ribofla-
vin, dan sebagainya. Zat- zat tersebut dapat mengatasi batu ginjal
(Maharani dkk, 2012). Daun pecah beling (Sericocalyx crispus (L.)
Bremek.) digunakan untuk pengobatan beberapa jenis penyakit antara
lain batu ginjal, batu empedu, diabetes, kolesterol, tumor dan lain-lain.
Tumbuhan ini mengandung zat-zat kimia kalium, natrium, kalsium,
asam silikat, alkaloida, saponin, flavonoida, dan polifenol (Adibi dkk,
2017). Daun akar kucing (Acalypha indica L.) mengandung saponin,
tanin dan minyak atsiri. Bermanfaat sebagai antiradang, antibiotik,
diuretik, pencahar, dan penghenti pendarahan (Yulian, 2014).
43
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian Studi Etnofarmasi Tumbuhan Berkhasiat Obat di
Kecamatan Banawa Selatan Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tengah
dapat disimpulkan bahwa:
1. Tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional oleh sandro
berjumlah 47 jenis tumbuhan. Bagian tumbuhan yang digunakan yaitu akar
7%, batang 7%, biji 8%, buah 2%, bunga 2%, daun 61%, rimpang 8%, dan
umbi 5%.
2. Cara pengolahan tumbuhan berkhasiat obat yang digunakan oleh sandro di
Kecamatan Banawa Selatan yaitu diiris 2%, diparut 5%, direbus 20%, dire-
mas 35%, diseduh dengan air hangat 7%, diseduh dengan air panas 5%, di-
tumbuk 25%. Cara penggunaan yaitu dibalurkan 23%, dikumur 8%, dikun-
yah 6%, diminum 42%, dioleskan 4%, diteteskan 11%, digosokkan 2%, di-
mandikan 2%, dan ditempelkan 2%.
3. Takaran penggunaan tumbuhan berkhasiat obat yang digunakan oleh sandro
di Kecamatan Banawa Selatan yaitu ½ gelas, 2 tetes, dan secukupnya serta
lama penggunaan maksimal 3-7 hari.
4. Penyakit yang diobati dengan menggunakan tumbuhan obat oleh sandro di
44
Kecamatan Banawa Selatan yaitu: penyakit ginjal, gatal-gatal, luka, batuk,
tipes, susah bab, salah urat, sakit gigi, sesak napas, cacar air, sariawan, bekas
cacar air, sakit kepala, demam, bau badan, gusi bengkak, rematik, alergi,
anemia, mencret, maag, gula, malaria, hipertensi, kencing batu, bau mulut,
usus turun, asam urat, keputihan, pusing, dan batu ginjal.
5.2 Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan tumbuhan yang belum diketahui
efek farmakologinya.
45
DAFTAR PUSTAKA
46
BPS Nurhasannah S.Tr.Keb Teluk Betung Selatan Bandar Lampung Tahun
2017. Jurnal Ilmiah Bidan, 3(2), 29–36.
Dalimartha, S. (2008). 1001 Resep Herbal. Penebar Swadaya.
David Darwis, Noprizon, G. (2017). Efek Analgetik Eksrak Daun Jarak Pagar
(Jatropha curcas L.) Terhadap Mencit Putih Jantan Galur Swiss Webster.
Jurnal Ilmiah Bakti Farmasi, 2(2), 9–16.
Desty Natalia Mauruh, Joni Tandi, Niluh Puspita Dewi, Y. (2019). Pengaruh
Ekstrak Etanol Daun Kacang Terhadap Kadar Ureum Kreatinin Tikus Putih
yang Diinduksi Streptozotocin. Jurnal Farmasi, 16(2).
http://jfarma.org/index.php/farmakologika/article/view/107
Dewantari, R., L, M. L., & Nurmiyativ. (2018). Jenis Tumbuhan yang Digunakan
sebagai Obat Tradisional Di Daerah Eks- Karesidenan Surakarta Types.
Bioedukasi, 11(2), 117–122.
Dhini Anggraini Dhilon, Duma Sari Lubis, E. A. (2020). Pengaruh Pemberian Jus
Bayam Hijau Terhadap Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Di PMB Rosmidah
Wilayah Kerja Puskesmas Kuok. Jurnal Doppler, 4(2), 140–145.
Endah Kartikawati, Dytha Andri Deswati, B. P. (2020). Uji efek analgetik ekstrak
etanol daun asam jawa (Tamarindus indica L.) pada mencit putih jantan galur
swiss webster. Jurnal Sabdariffarma, 1(2), 11–18.
Endang Sriwati, Waris, S. D. A. (2019). Potensi Daun Tembelekan (Lantana
camara L) Untuk Sediaan Krim Wajah Alami. Jurnal Biologi & Konservasi,
1(2).
Endang Triwahyuni Maharani, Ana Hidayati Mukaromah, J. S. (2012). Analisis
Kalium dan Prosentase Daya Larut Calsium Oksalat oleh Kalium dalam Air
Teh Daun Sukun (Artocarpus altilis). Jurnal Lppm Unimus, 196–202.
Evi Anggraeni HR, Elis Tambaru, H. Muhtadin Asnady Salam, A. I. L. (2018).
Jenis Jenis Tumbuhan Berpotensi Obat Di Desa Bambapuang Kabupaten
Enrekang. Jurnal Ilmu Alam Dan Lingkungan, 9(17), 1–7.
Fara Azzahra, Hastin Prastiwi, S. (2019). Formulasi dan Uji Sifat Fisik Sediaan
Krim dan Salep Ekstrak Etanol Daun Pare (Momordica charantia L.). Jurnal
Kefarmasian Akfarindo, 4(1), 1–7. https://doi.org/10.37089/jofar.v0i0.47
Faridah BD, Elda Yusefni, I. D. M. (2018). Pengaruh Pemberian Tumbukan
Bawang Merah Sebagai Penurun Suhu Tubuh Pada Balita Demam Di
Puskesmas Lubuk Buaya Kota Padang Tahun 2018. Jurnal ILmu Kesehatan,
2(2), 136–142.
Fauzi, Harto Widodo, dan S. H. (2019). Kajian Tumbuhan Obat yang Banyak
Digunakan untuk Aprodisiaka oleh Beberapa Etnis Indonesia. Jurnal Media
Litbangkes, 29(1), 51–64. https://doi.org/10.22435/mpk.v29i1.466
Fauzi & Putra. (2016). Nefrolitiasis. Jurnal Majority, 5(2), 69–73.
Fiktha Agnesya Tarusu, Joni Tandi, Yunlis Silintowe Kenta, I. K. U. (2019). Uji
47
Efek Ekstrak Daun Kacang Panjang Terhadap Penurunan Kadar Glukosa
Darah Tikus Putih Jantan. Jurnal Farmasi, 16(2).
Fitria, oktadi S. & T. (2016). Khasiat Daun Seledri (Apium graveolens) Terhadap
Tekanan Darah Tinggi Pada Pasien Hiperkolesterolemia. Jurnal Majority,
5(2), 120.
Gunadi, D., Oramahi, H. ., & Tavita, G. E. (2017). Studi tumbuhan obat pada etnis
dayak di desa gerantung Kecamatan Monterado Kabupaten Bengkayang.
Jurnal Hutan Lestari, 5(2), 425–436.
http://eprints.umm.ac.id/44014/%0Ahttp://jurnal.untan.ac.id/index.php/jmfkh
/article/view/20089/16490
Hanifah Rahmi, Rizky Arcinthya Rachmania, E. W. (2019). Pembuatan Obat
Kumur Alami Daun Sirih Bagi Anggota Aisyiyah di PRA Cabang Perumnas I
dan Jakasampurna. Jurnal Solma, 8(1), 119.
https://doi.org/10.29405/solma.v8i1.3102
Harahap, D. H., Fahrimal, Y., & Budiman, H. (2013). Gambaran Darah Tikus Yang
Diinfeksikan Trypanosoma evansi dan Diberi Ekstrak Daun Sernai (Wedelia
biflora). Jurnal Medika Veterinaria, 7(2).
https://doi.org/10.21157/j.med.vet..v7i2.2949
Hartanto, S., Sofiyanti, N., & Artikel, I. (2014). Studi Etnobotani Famili
Zingiberaceae dalam Kehidupan Masyarakat Lokal di Kecamatan Pangean
Kabupaten Kuantan Singingi, Riau. Biosaintifika: Journal of Biology &
Biology Education, 6(2), 98–108.
https://doi.org/10.15294/biosaintifika.v6i2.3105
Haryadi, H., Kaniya, T. D., Anggunan, A., & Uyun, D. (2020). Ct-Scan Non
Kontras Pada Pasien Batu Saluran Kemih. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi
Husada, 11(1), 284–291. https://doi.org/10.35816/jiskh.v11i1.272
Hasan, A. . Z. (2010). Sehat & Cantik dengan Propolis. IPB Press.
Hasniati, Arianti, W. P. (2018). Penerapan Metode Bayesian Network Model Untuk
Menghitung Probabilitas Penyakit Sesak Nafas Bayi. Jurnal JURTI, 2(1).
Helmina Br. Sembiring, Sovia Lenny, L. M. (2016). Aktivitas Antioksidan
Senyawa Flavonoida dari Daun Benalu Kakako (Dendrophthoe pentandra (L.)
Miq.). Jurnal Chimica et Natura Acta, 4(3), 117.
https://doi.org/10.24198/cna.v4.n3.10920
Hersindy Soriton, Paulina V.Y. Yamlean, dan W. A. L. (2014). Uji Efektivitas
Ekstrak Etanol Daun Tapak Dara (Catharantus Roseus (L.) G.Don) Terhadap
Penurunan Kadar Gula Darah Tikus Putih Jantan Galur Wistar (Rattus
Norvegicus L.) Yang Diinduksi Sukrosa. Jurnal Ilmiah Farmasi, 3(3), 162–
169. https://doi.org/10.35799/pha.3.2014.5322
I Made Putra Suwertayasa, Widdhi Bodhy, H. J. E. (2013). Uji Antipiretik Ekstrak
etanol Daun Tembelekan (Lantana Camara L.) pada Tikus Putih Jantan Galur
Wistar. Jurnal Ilmiah Farmasi, 2(3), 45–49.
48
Ida Ayu Made Sri Arjani, Nyoman Mastra, I. W. M. (2018). Gambaran Kadar Asam
Urat dan Tingkat Pengetahuan Lansia Di Desa Samsam Kecamatan
Kerambitan Kabupaten Tabanan. Jurnal Meditory, 2(3), 137–141.
https://doi.org/10.5300/1992-3/137
Indah, S. V. D. & M. (2019). Rancangan Sistem Pakar Mendiagnosa Penyakit
Lambung Menggunakan Metode Forward Chaining. Journal of Informatics
and Computer Science, 5(1), 1–9.
Irfa, J. F. & R. (2016). Efficacy study library leaf soursop (Annona muricata)
reduces pain in patients gout arthritis. Jurnal Majority, 5(3), 145–150.
Iskandar, J. (2017). Etnobiologi dan Keragaman Budaya di Indonesia. Umbara,
1(1), 27–42. https://doi.org/10.24198/umbara.v1i1.9602
Jumiarni, W. O., & Komalasari, O. (2017). Eksplorasi Jenis Dan Pemanfaatan
Tumbuhan Obat Pada Masyarakat Suku Muna Di Permukiman Kota Wuna.
Traditional Medicine Journal, 22(1), 45–56.
Laela N Anisah, Wasrin Syafii2, Rita K Sari, G. P. (2015). Aktivitas Antidiabetes
Ekstrak Etanol Jabon (Anthocephalus cadamba) (Antidiabetic Activity of
Jabon (Anthocephalus cadamba) Ethanol Extracts). Jurnal Ilmu Dan
Teknologi Kayu Tropis, 13(2), 111–124.
http://ejournalmapeki.org/index.php/JITKT/article/view/28
Lely, N., Elinda, D., & Sirumapea, L. (2017). Aktivitas Antijamur Minyak Atsiri
Daun Ketepeng Cina (Senna alata (L.) Roxb). Jurnal Penelitian Farmasi
Indonesia, 5(2), 55–61.
Lena Noviana, Silvi Kintawati, S. S. (2018). Kualitas Hidup Pasien dengan
Inflamasi Mukosa Mulut Stomatitis Aftosa Rekuren. Jurnal Ked GI Unpad,
30(1), 58–63.
Luthfi, N. S. & A. (2020). Uji Efek Analgetik Infusa Daun Jeruk Nipis (Citrus
aurantifolia (Christm.) Swing) Terhadap Mencit Putih (Mus musculus L)
Jantan yang Diinduksi Asam Asetat 1%. Jurnal Penelitian Farmasi Indonesia,
9(1), 12–20.
M. Arifuddin, Mahfuzun Bone, Rolan Rusli, Hadi Kuncoro, & Islamuddin Ahmad,
L. R. (2019). Aktivitas Antimalaria Penghambatan Polimerisasi Heme Ekstrak
Etanol Daun Jambu Biji (Psidium guajava) dan Daun Pepaya (Carica papaya).
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 4(1), 235–243. https://doi.org/10.36387/jiis.v4i1.246
M. Arsyad. (2018). Studi Etnobotani Tumbuhan Obat oleh Masyarakat Desa
Sidorejo Kecamatan Tamban Kabupaten Barito. Jurnal Insan Farmasi
Indonesia, 1(1), 85–95.
Madyastuti, R., Ietje wientarsih, Setyo Widodo, Erni H Purwaningsih, & Eva
Harlina. (2020). Aktivitas Diuretik dan Analisa Mineral Urin Perlakuan
Ekstrak Tanaman Kumis Kucing (Orthosiphon Stamineus Benth) pada Tikus
Jantan. Jurnal Acta VETERINARIA Indonesiana, 8(2), 16–23.
https://doi.org/10.29244/avi.8.2.16-23
49
Margowati, S & Priyanto, S. (2017). Pengaruh Penggunaan Kompres Kayu Manis
(Cinnamomum Burmani) Terhadap Penurunan Nyeri Penderita Arthritis Gout.
Journal Urecol Proceeding, 598–607. http://lpp.uad.ac.id/wp-
content/uploads/2017/05/75.-sri-margowati-598-607.pdf
Marhaeni, G. A. (2016). Keputihan Pada Wanita. Jurnal Skala Husada, 13(1), 30–
38. https://doi.org/10.1007/s11038-006-9134-2
Mirdeilami, S.Z, et al. (2011). Ethnopharmacological Survey Of Medicinal Plants
In MaravehTappeh Region. Iranian Journal Of Plant Physiology, 4(1), 64–71.
Moelyono Moektiwardoyo, Yoppi Iskandar, Yasmiwar Susilawati, Ida Musfiroh,
Sri Adi Sumiwi, Jutti Levita, M. A. (2019). Jawer Kotok, Plectranthus
Scutellarioides, dari Etnofarmasi menjadi Sediaan Fitofarmasi.
DEEPUBLISH.
Mukhlisoh. (2010). Kajian Sifat Fisik dan pH Hasil Pembuatan Serbuk Daun
Mengkudu. Departemen Fisika, Institut Pertanian Bogor.
Musriana, Z. &. (2016). Pemberian Rebusan Daun Kersen Menurunkan Kadar
Glukosa Darah Pasien Diabetes Melilitus Tipe 2 (Influence Of The Cherry
Decoction Leaves Decrease In Blood Glucose Levels). Journals of Ners
Community, 07(02), 102–108.
Ni Putu Ovy Darmayanti, Ni Putu Rahayu Artini, P. Y. B. S. (2020). Uji Aktivitas
Analgetik Ekstrak Etanol 96% Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.)
dengan Metode Geliat pada Mencit Putih (Mus musculus L) Galur Swiss
Webster. Jurnal Universitas Bali Internasional, 2(2), 30–34.
https://doi.org/10.32795/widyakesehatan.v2i2.963
Nur Khairiyah, Syariful Anam, A. K. (2016). Studi Etnofarmasi Tumbuhan
Berkhasiat Obat Pada Suku Banggai Di Kabupaten Banggai Laut, Provinsi
Sulawesi Tengah. Galenika Journal of Pharmacy, 2(1), 1–7.
Nur, R. A. N. & F. M. (2018). Potensi Bahan Hayati Sebagai Imunostimulan Hewan
Akuatik. Deepublish.
Nurfadillah, V. H. &. (2014). Kajian Farmakognostik Herba Meniran Hijau
(Phyllanthus niruri L.) dan Herba Meniran Merah (Phyllanthus urinaria L.).
Jurnal Fitofarmaka Indonesia, 1(18–23).
Pakpahan. (2015). Manfaat Jahe (Zingiber officinale Roscoe) terhadap Kadar Asam
Urat. Jurnal Agromed Unila, 2(4), 530–535.
http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/agro/article/view/1250/pdf
Parmadi, A., Aderita, N. I., & Septianingsih, W. (2020). Uji Daya Analgetik
Ekstrak Etanol Daun Sirsak (Annona Muricata L) Terhadap Mencit Jantan
Galur Swiss Analgetic Power Test Of Ethanol Extract Of Soursop (Annona
Muricata L .) To Male Of Swiss Strain. Journal On Medical Science, 7(2), 97–
103.
Paulina V. Y Yamlean, Edwin De Queljoe, W. B. (2019). Variasi Basis Salep
Minyak Kemiri (Aleurites moluccana) dan Uji Daya Penyembuhannya pada
50
Luka Kelinci. Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia, 17(2), 232–237.
Pebri, I. G., Rinidar, & Amiruddin. (2017). Pengaruh pemberian ekstrak daun
binahong (Anredera cordifolia) terhadap proses penyembuhan luka insisi
(Vulnus incisivum) pada mencit (Mus musculus). Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Veteriner, 2(1), 1–11.
Priandarini, S. S. & L. (2010). Cara Cerdas untuk Sehat: Rahasia Hidup Sehat
Tanpa Dokter. TransMedia.
Purwandari, R., Subagiyo, S., & Wibowo, T. (2018). Uji Aktivitas Antioksidan
Ekstrak Daun Jambu Biji. Walisongo Journal of Chemistry, 1(2), 66.
https://doi.org/10.21580/wjc.v2i2.3104
Purwanto, I. F., Imandiri, A., & Arifanti, L. (2018). Combination of Acupuncture
Therapy and Turmericliquorice Herbs for Chronic Coughing Case. Journal Of
Vocational Health Studies, 1(3), 121–125.
https://doi.org/10.20473/jvhs.v1.i3.2018.121-125
Qurrohman, V. S. D. & M. T. (2019). Potensi Antibakteri Ekstrak Etanol Herba
Meniran Hijau (Phyllanthus niruri Linn.) dalam Menghambat Pertumbuhan
Staphylococcus aureus. Jurnal Kesehatan Kusuma Husada, 2(1), 60–69.
Rahardja, T. & K. (2010). Obat-Obat Sederhana untuk Gangguan Sehari-hari. Elex
Media Komputindo.
Ramayulis, R. (2015). Green Smoothie ala Rita Ramayulis: 100 Resep 20 Khasiat.
Gramedia Pustaka Utama.
Ratu, A. A. M. & A. R. (2019). Perilaku Pencarian Pengobatan Penyakit Gigi pada
Masyarakat. Journal Dental Therapist, 1(1), 1–11.
Ria Afrianti, Revi Yenti, & D. M. (2014). Uji Aktifitas Analgetik Ekstrak Etanol
Daun Pepaya (Carica papaya L.) pada Mencit Putih Jantan yang di Induksi
Asam Asetat 1 %. Jurnal Sains Farmasi & Klinis, 01(01), 54–60.
Riansyah, Y., Mulqie, L., & Choesrina, R. (2015). Uji Aktivitas Antiinflamasi
Ekstrak Etanol Daun Ubi Jalar Ungu (Ipomea Batatas (L.) terhadap Tikus
Wistar Jantan. Jurnal Prosiding Penelitian SPeSIA Unisba, 630–636.
Rifdah. (2017). Pengaruh Operasi Temperatur Pemanasan, Waktu Pemanasan
Terhadap Persen Yield pada Proses Pengurasan Minyak Biji Kemiri
Menggunakan Peralatan Expeller Pressing. Jurnal Distilasi, 2(1), 55–64.
Risa Rahma Putri, Rachmi Panani Hakim, S. R. (2017). Pengaruh Ekstrak Daun
Tapak Dara (Catharanthus roseus) terhadap Jumlah Fibroblas Pada Proses
Penyembuhan Luka Di Mukosa Oral. Journal Caninus Dentistry, 2(1), 20–30.
Rizki, R. (2017). Etnofarmakologi Tumbuhan Familia Rhizophoraceae oleh
Masyarakat di Indonesia. Jurnal Bioconcetta, 3(1), 51–60.
https://doi.org/10.22202/bc.2017.v3i1.2726
Rony Puasa, Andi Asrul H, A. K. (2018). Identifikasi Plasmodium Malaria Di Desa
Beringin JayaKecamatan Oba Tengah Kota Tidore Kepulauan. Jurnal Riset
51
Kesehatan, 7(1), 21–24.
Rustam Yuliyanto, M. Furqon H, M. D. (2016). Perkembangan Terapi Massage
terhadap Penyembuhan Penyakit Vertigo. Journal of Physical Education
Health and Sport, 3(2), 127–134. https://doi.org/10.15294/jpehs.v3i2.7597
Santoso, P. A. & O. (2017). Pengaruh Ekstrak Daun Serai (Cymbopogon Citratus)
Pada Berbagai Konsentrasi Terhadap Viabilitas Bakteri Streptococcus
Mutans. Jurnal Kedokteran Diponegoro, 6(4), 1543–1550.
Saputri, F. &. (2018). Anemia Defisiensi Besi. Jurnal Averrous, 4(1), 1–30.
Sari, P. R. A. S. & M. R. N. (2017). Efektivitas Teh Daun Sirsak (Annona muricata
Linn) terhadap Hipertensi. Jurnal Majority, 6(2), 49–54.
Sari Purbaya, Lilis Siti Aisyah, Jasmansyah, W. E. A. (2018). Aktivitas Antibakteri
Ekstrak Etil Asetat Jahe Merah (Zingiber officinale Roscoe var. sunti)
Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Jurnal Kartika
Kimia, 1(1), 29–34. https://doi.org/10.26874/jkk.v1i1.12
Selatan, B. K. B. (2018). Kecamatan Banawa Selatan Dalam Angka. BPS
Kecamatan Banawa Selatan.
Septiya Reni, M. Kanedi, Nuning Nurcahyani, S. (2013). Histologi Testis Mencit
(Mus musculus L.) Muda dan Tua yang Diberi Ekstrak Lada Hitam (Piper
nigrum L.). 1(2), 92–95.
Shanti Rizky Verary, Jumari, Izzati Munifatul. (2014). Studi Etnobotani
Pengobatan Tradisional untuk Perawatan Wanita di Masyarakat Keraton
Surakarta Hadiningrat. Biosaintifika: Journal of Biology & Biology
Education, 6(2), 61–69. https://doi.org/10.15294/biosaintifika.v6i2.3101
Siti Nuryani, R.Fx.Saptono Putro, D. (2017). Pemanfaatan Ekstrak Daun Jambu
Biji (Psidium guajava Linn) Sebagai Antibakteri dan Antifungi. Jurnal
Teknologi Laboratorium, 6(2), 41.
https://doi.org/10.29238/teknolabjournal.v6i2.95
Sri Anani, Ari Udiyono, P. G. (2012). Hubungan Antara Perilaku Pengendalian
Diabetes dan Kadar Glukosa Darah Pasien Rawat Jalan Diabetes Melitus
(Studi Kasus di RSUD Arjawinangun Kabupaten Cirebon). Jurnal Kesehatan
Masyarakat, 1(2), 466–478. http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm
Sri Gentari Benjamin, Adithya Yudistira, H. R. (2020). Uji Efek Antipiretik Ekstrak
Etanol Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) pada Tikus Putih Jantan
(Rattus norvegicus L.). Jurnal Pharmacon, 9(1), 55–62.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/pharmacon/article/view/31370
Stanly Wasty Maya, Gayatri Citraningtyas, W. A. L. (2015). Phytochemical
screening and antipyretic effect of stem juice from kepok banana (Musa
paradisiaca L) on white male rats stain wistar (Rattus norvegicus) induced
with DTP-Hb. Jurnal Ilmiah Farmasi, 4(1).
Sukaina Adibi, Hendry Nordan, Septri Nurjaya Ningsih Moga Kurnia, Evando, S.
R. (2017). Aktivitas Antioksidan dan Antibakteri Ekstrak Daun Strobilanthes
52
crispus Bl (Keji Beling) Terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia
coli. Jurnal Pendidikan Dan Ilmu Kimia, 1(2), 148–154.
file:///C:/Users/User/Downloads/Documents/3547-6386-1-SM_2.pdf
Supriyanto. (2017). Penyembuhan Luka Pada Ternak Sapi dengan Extrak Daun
Awar Awar (Ficus septica Burm. F) Healing Wounds on Cattle With Awar
Awar Leaf Extract (Ficus septica Burm.F).
Suranto, A. (2010). Jangan Panik Bunda. Penebar Plus.
Susianti, H. (2019). Memahami Interpretasi Pemeriksaan Laboratorium Penyakit
Ginjal Kronis. UB Press.
Susilowati, A. F. &. (2019). Pengaruh Penggunaan Masker Jagung Dan Madu
Terhadap Perawatan Kulit Wajah Kering. Jurnal Wahana, 71(1), 39–46.
https://doi.org/10.36456/wahana.v71i1.1892
Sutrisna, E. (2016). Herbal Medicine: Suatu Tinjauan Farmakologis.
Muhammadiyah University Press.
Syafrullah, S. C. (2015). Indonesian Sidaguri (Sida rhombifolia L.) as Antigout and
Inhibition Kinetics of Flavonoids. Jurnal MAJORITY, 4(1), 504–508.
Syifa Sabilla Jatmiputri, Maria Belladonna, F. E. P. (2017). Pengaruh Stres Kerja
dan Nyeri Kepala Pada Pekerja Ground Handling (Studi Kasus di Bandara
Ahmad Yani Semarang). Jurnal Kedokteran Diponegoro, 6(2), 1244–1252.
Tamimi, A. A. P., Queljoe, E. de, & Siampa, J. P. (2020). Uji efek analgesik ekstrak
etanol daun kelor (Moringa oleifera Lam.) pada tikus putih jantan galur wistar
(Rattus norvegicus). Jurnal Pharmacon, 9(3), 325–333.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/pharmacon/article/view/30015
Triagus Nursasongko Sutiyono, Risyandi Anwar, Z. A. (2019). Efektivitas Ekstrak
Bawang Putih (Allium sativum) terhadap Bakteri Aggregatibacter
actinomycetemcomitans Penyebab Gingivitis. Insisiva Dental Journal, 8(2),
31–34. https://doi.org/10.18196/di.8204
Trianik, W. & T. W. (2015). Uji aktivitas antifungi ekstrak etanol daun sidaguri
(Sida rhombifolia) terhadap Candida albicans. Malang, 377–385.
Triswanto Sentat, Yulistia Budianti Soemarie, dan L. N. H. (2018). Uji aktivitas
analgetik ekstrak etanol daun sereh wangi (Cymbopogon nardus (L) Rendle)
pada mencit putih (Mus musculus L) jantan dengan metode induksi nyeri cara
kimia. Jurnal Al Ulum Sains Dan Teknologi, 4(1), 28–33.
Wahidah, B. F., & Husain, F. (2018). Etnobotani Tumbuhan Obat Yang
Dimanfaatkan Oleh Masyarakat Desa Samata. Life Science, 7(2), 56–65.
Wahyuni, D. K. (2016). Toga Indonesia. Airlangga University Press.
Widowati, L. H. & L. (2020). Analisis Lanjut Pemanfaatan Empiris Ramuan Seledri
(Apium graveolens L) oleh Penyehat Tradisional. Jurnal Kefarmasian
Indonesia, 10(1), 31–41.
53
Yassir, M., & Asnah, A. (2019). Pemanfaatan Jenis Tumbuhan Obat Tradisional Di
Desa Batu Hamparan Kabupaten Aceh Tenggara. Biotik: Jurnal Ilmiah Biologi
Teknologi Dan Kependidikan, 6(1), 17.
https://doi.org/10.22373/biotik.v6i1.4039
Yulian, M. (2014). Potensi Biodiversitas Indonesia Sebagai Inhibitor Xantina
Oksidase Dan Antigout. Lantanida Journal, 2(1), 80.
https://doi.org/10.22373/lj.v2i1.666
Yuliani, I. (2013). Sehat Holistik Secara Alami. Mizan Pustaka.
Yuliati. (2017). Uji Efektivitas Ekstrak Kunyit Sebagai Antibakteri dalam
Pertumbuhan Bacillus sp dan Shigella dysentriae secara In Vitro. Jurnal
Profesi Medika, 10(1). https://doi.org/10.33533/jpm.v10i1.11
Yunianto, B., Lestari, T., & Winarso, A. (2017). Aktivitas Antibakteri Salep
Dengan Bahan Aktif Ekstrak Kunyit, Kencur dan Temugiring terhadap Bakteri
Staphylococcus Aureus. Jurnal Kebidanan Dan Kesehatan Tradisional, 2(2),
60–65. https://doi.org/10.37341/jkkt.v2i2.57
54
LAMPIRAN
Wawancara Informan
Teknik wawancara
dilakukan dengan menggunakan
semi terstruktur.
Di Laboratorium Biosistematika,
Identifikasi Nama Ilmiah
Jurusan Biology, Universitas Tadulako.
55
Lampiran 2. Dokumentasi Wawancara dengan Sandro (Penyehat Tradisional)
Lama jadi penyehat 15 thn Lama jadi penyehat 7 thn Lama jadi penyehat 20 thn
Lama jadi penyehat 22 thn Lama jadi penyehat 30 thn Lama jadi penyehat 37 thn
56
Lama jadi penyehat 10 thn Lama jadi penyehat 13 thn Lama jadi penyehat 15 thn
57
Lampiran 3. Dokumentasi Tumbuhan Obat
58
Jambu Biji Jeruk Nipis Kencur
Psidium guajava L. Citrus aurantiifolia Kaempferia galanga L.
(Christm.) Swingle.
59
Sukun Srikaya Sirsak
Artocarpus altilis Annona squamosa L. Annona muricata L.
(Parkinson) Fosberg
60
Panuntu/Meniran Salo Rica Jawa
Phyllanthus urinaria L. Ficus septica Burm.f. Piper nigrum L.
61
Lampiran 4. Lembar Kuesioner
62
Lampiran 5. Surat Izin Penelitian
63
Lampiran 6. Surat Telah Melakukan Penelitian
64
Lampiran 7. Surat Hasil Identifikasi Tumbuhan
65
66
67
RIWAYAT HIDUP
Isti Rahmatika Halid, lahir di Tibawa pada tanggal 24 No-
vember 1999 adalah anak kedua dari tiga bersaudara, dari
pasangan Hasan Mahmud Halidi dan Almh Yupin Aliwu.
Setelah menyelesaikan pendidikan TK Dian Pertiwi pada
tahun 2004, SDN 25 Banawa pada tahun 2005-2011, SMP
Negeri 1 Banawa pada tahun 2011-2014, SMA Negeri 1
Banawa pada tahun 2017. Kemudian pada tahun 2017
melanjutkan pendidikan Perguruan Tinggi Strata 1 Jurusan Farmasi Fakultas Ma-
tematika dan Ilmu Pengetahuan Alam di Universitas Tadulako Sulawesi Tengah
melalui jalur SBMPTN.
68