Oleh
DIAN KRISTANTI
NIM 04.020
JULI 2007
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iv
DAFTAR TABEL ......................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................ 3
1.4 Kegunaan Penelitian ................................................................... 3
1.5 Asumsi Penelitian ....................................................................... 4
1.6 Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian
1.7 Definisi Istilah ............................................................................ 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Tablet ............................................................................ 6
2.2 Keuntungan dan Kerugian Tablet ................................................ 6
2.3 Komponen Tablet ....................................................................... 6
2.4 Metode Pembuatan Tablet .......................................................... 10
2.5 Masalah-masalah dalam Pembuatan Tablet ................................. 10
2.6 Definisi Jahe ............................................................................... 12
2.7 Evaluasi Granul .......................................................................... 13
2.8 Uji Tablet ................................................................................... 14
2.9 Perkolasi ..................................................................................... 16
2.10 Klasifikasi Bahan ........................................................................ 17
2.11 Kerangka Teori ........................................................................... 19
2.12 Hipotesis Penelitian .................................................................... 20
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian .................................................................. 21
3.2 Instrumen Penelitian ................................................................... 22
3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................... 23
iv
3.4 Definisi Operasional Variabel ..................................................... 23
3.5 Formula ...................................................................................... 25
3.6 Pembuatan Tablet ....................................................................... 25
3.7 Uji .............................................................................................. 26
3.8 Analisis Data .............................................................................. 29
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Hasil Penelitian ........................................................................... 32
4.2 Analisis Data .............................................................................. 38
BAB V PEMBAHASAN ........................................................................ 39
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan ................................................................................ 42
6.2 Saran .......................................................................................... 42
DAFTAR RUJUKAN ................................................................................... 43
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................ 57
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
KATA PENGANTAR
sehingga saya dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul “Uji
Adapun tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah sebagai persyaratan
Malang.
1. Ibu Kartini, AMd, ST., selaku Direktur Akademi Farmasi Putra Indonesia
Malang.
2. Bapak Masruhen SF, Apt., selaku dosen pembimbing yang telah memberikan
3. Bapak dan Ibu dosen Akademi Farmasi dan semua staf Putra Indonesia
Malang.
4. Orang tua yang telah memberikan dorongan serta motivasi baik secara materiil
maupun spiritual.
mempunyai banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran akan sangat
diharapkan.
Penulis
ABSTRAK
Kristanti, Dian. 2007. Uji Solani Efektifitas Amylum sebagai bahan pengikat dan
penghancur terhadap Mutu Fisik Tablet Ekstrak Jahe. Karya Tulis
Ilmiah Akademi Farmasi Putra Indonesia Malang. Pembimbing
Masruhen SF, Apt.
Kata Kunci : uji efektivitas amylum solani, bahan pengikat, penghancur, mutu
fisik, tablet ekstrak jahe.
Zingiber Officinale Rosc atau lebih dikenal dengan nama jahe merupakan
tanaman obat tradisional yang memiliki banyak khasiat dalam menyembuhkan
berbagai macam penyakit, misalnya rematik, sakit kepala, kerongkongan, batuk
kering dan lain-lain. Pada pembuatan tablet, amylum solani merupakan bahan
tambahan yang memiliki fungsi sebagai bahan pengikat dan penghancur untuk
memberikan kekompakan dan daya tahan tablet karena amylum solani
mempunyai daya ikat yang kuat.
Penelitian ini dilakukan dengan membuat ekstrak melalui proses perkolasi
serbuk kering jahe sebanyak 150 gr, kemudian di evaporator hingga diperoleh
ekstrak kental. Ekstrak kental yang diperoleh dicampur dengan bahan pengisi dan
pengikat kemudian diproses menjadi granul setelah diperoleh granul kering di
tambah bahan pelicin dan pelincir kemudian dicetak menjadi tablet. Setelah itu
tablet diuji mutu fisiknya. Uji tersebut meliputi uji keseragaman bobot,
keseragaman ukuran, kekerasan, kerapuhan dan waktu hancur. Analisa hasil
penelitian menggunakan Analisa Varian ( ANAVA ) ternyata tidak ada perbedaan
antara formula I, II, dan III.
Diperoleh hasil penelitian bahwa konsentrasi amylum solani 10%, 15 %
dan 20 % memenuhi persyaratan mutu fisik tablet.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa konsentrasi amylum solani yang paling efektif adalah 10%.
Disarankan supaya dilakukan penelitian lebih lanjut, misalnya penelitian
terhadap bahan pengikat dan penghancur yang lain dengan bahan aktif yang sama.
BAB I
PENDAHULUAN
dibandingkan bentuk sediaan obat lainnya. Hal ini disebabkan tablet lebih mudah
rematik, sakit kepala, kerongkongan, mulas (kolik), batuk kering, sakit kulit
(gatal), dan selesma lambung (kotoran). Rimpang jahe mengandung minyak atsiri,
minyak yang mudah menguap dan memberikan bau khas pada jahe. Minyak atsiri
Senyawa yang menyebabkan rimpang jahe berasa pedas dan agak pahit adalah
oleoresin. Senyawa oleorsin yang terdapat dalam rimpang jahe adalah sebanyak
3% - 4% (Rahmat ; 13).
Tablet jahe dibuat dengan bahan tambahan farmasetika yang terdiri dari
sebagian komponen tablet yang berguna dalam mencapai massa tablet. Zat
untuk membantu pecahnya tablet di lambung sehingga diperoleh efek terapi obat
yang optimal.
solani pada penelitian ini karena amylum solani mempunyai daya ikat yang kuat
sehinga tablet yang dihasilkan dapat memberikan kekerasan yang cukup baik dan
pembuatan tablet ini, amylum solani merupakan bahan tambahan yang berfungsi
sebagai zat pengikat dan zat penghancur terhadap mutu fisik tablet jahe.
amylum solani sebagai bahan pengikat dan penghancur terhadap mutu fisik tablet
jahe.
yang digunakan sebagai bahan pengikat dan penghancur pada pembuatan tablet
jahe.
Pertanyaan penelitian :
1.2.1 Apakah amylum solani sebagai bahan pengikat dan penghancur dapat
1.2.2 Berapa konsentrasi efektif amylum solani sebagai bahan pengikat dan
mutu fisik?
1.3.2.5 Mengetahui waktu hancur tablet jahe yang dihasilkan dengan cara
persyaratan.
1.5.1. Pada metode granulasi basah pada pembuatan tablet jahe dapat
sebagai bahan pengikat dan penghancur terhadap mutu fisik tablet jahe.
diteliti adalah 10%, 15%, 20%. Mutu fisik tablet yang akan diuji adalah
hancur.
penelitian ini antara lain mesin cetak tablet, disintegrator, fribilator tester,
yang sudah dapat menghasilkan tablet dengan mutu fisik yang memenuhi syarat.
aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani dengan menggunakan pelarut
yang sesuai.
Amylum solani adalah pati yang diperoleh dari umbi solanum tuberosum.
bahan dalam suatu formula tablet agar terbentuk massa tablet yang kompak.
tablet yang membantu mempercepat waktu hancur tablet dalam saluran cerna.
Mutu fisik tablet adalah kualitas suatu tablet yang ditunjukkan oleh
panjang 15 cm – 23 cm, lebar lebih kurang 2,5 cm, tersusun teratur dua baris
berseling.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa
Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak dalam
bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung.
Mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan
Tablet adalah sediaan padat dibuat secara kempa cetak berbentuk rata atau
cembung rangkap. Umumnya bulat mengandung satu jenis obat atau lebih dengan
sediaan padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat dengan atau tanpa zat
tambahan yang dibuat secara kempa cetak dalam bentuk tabung pipih atau
644)
1. Tablet merupakan bentuk sediaan yang utuh dan menawarkan kemampuan
yang terbaik dari semua bentuk sediaan oral untuk ketepatan ukuran serta
1. Beberapa obat tidak dapat dikempa menjadi padat dan kompak tergantung
2. Obat yang sukar dibasahkan, lambat melarut, dosisnya cukup atau tinggi
dari sifat di atas akan sukar atau tidak mungkin diformulasi dan
dipabrikasi dalam bentuk tablet yang masih menghasilkan biovaibilitas
obat cukup.
3. Obat rasanya pahit, obat dengan bau yang tidak dapat dihilangkan atau
dengan tujuan untuk membuat tablet sesuai dengan yang diharapkan. Biasanya
tablet yang mengandung zat aktif dengan dosis kecil memerlukan zat pengisi yang
banyak. Jika dosis obat besar maka pengisi yang digunakan sedikit atau tidak
sama sekali.
Bahan pengikat adalah zat yang ditambahkan dalam formula tablet untuk
meningkatkan gaya ikatan antara partikel dalam proses granulasi maupun cetak
langsung. Contoh bahan pengikat adalah gom arab, gula pasir, gelatin, amylum,
tablet yang membantu mempercepat waktu hancur tablet dalam saluran cerna.
tumpang tindih. Suatu bahan anti lekat yang memiliki sifat-sifat pelincir dan
mengurangi gesekan antara dinding tablet dengan dinding die, pada saat tablet
direlakan keluar. Anti lekat bertujuan untuk mengurangi melengket atau adhesi
bubuk atau granul pada permukaan punch atau dinding die. Pelicin bertujuan
untuk memacu aliran serbuk atau granul dengan jalan mengurangi gesekan
Sediaan tablet dapat dibuat dengan tiga metode yaitu metode granulasi
Metode granulasi basah dapat digunakan untuk zat yang tahan terhadap air
atau pelarut yang digunakan tahan pemanasan. Umumnya untuk zat aktif yang
sulit dicetak langsung karena sifat aliran dan kompresibilitasnya tidak baik.
Prinsip metode granulasi basah adalah membasahi massa tablet dengan larutan
massa basah tersebut digranulasi (lachman, 1994 : 685-697). (Ansel, 1989 : 259-
271).
aktif yang tidak tahan terhadap air atau pelarut yang digunakan dan tahan
mekanis, tanpa bantuan bahan pengikat dan pelarut, massa tablet dicetak menjadi
tablet yang besar dan keras yang disebut slug. Setelah itu slug dihancurkan
menjadi granul-granul yang diuji sifat alirannya. Bila aliran granul sudah
memenuhi syarat maka masa tablet dicampur dengan lubrikan untuk dicetak
Metode cetak langsung digunakan zat aktif yang sifat alirannya dan
tablet dari badan tablet. Umumnya capping disebabkan oleh adanya udara yang
terjerat dalam ruang die. Penyebab capping yang lain adalah kelebihan
2.5.2 Laminasi
pecahnya tablet terjadi segera kompresi atau beberapa jam atau beberapa hari
kemudian.
2.5.3 Chiping
2.5.4 Cracking
2.5.5 Picking
jumlah glidan kurang atau yang dikompresi adalah bahan berminyak atau lengket.
2.5.6 Sticking
penyebabnya adalah berbedanya warna obat dengan bahan penambah atau bila
2.5.8 Binding
2.6 Jahe
cm, lebar lebih kurang 2,5 cm, tersusun teratur dua baris berseling. Tanaman jahe
berupa malar yang tersembul pada permukaan tanah, berbentuk tongkat atau bulat
akar serabut atau akar buku karena keluar dari buku rimpangnya. Akar-akar
serabut inilah yang sesungguhnya berperan dalam menyerap unsur hara di dalam
tanah. Panjang akar berkisar antara 12,93 – 21,52 cm dan diameter 4,53 – 6,30
Granul dimasukkan dalam gelas ukur sebanyak 100 ml, kemudian gelas
ukur diketuk. Ketukan sampai volumenya tetap (500 kali). Setelah itu dihitung
persen kompresibilitasnya.
V0 V500
Kompresibilitas : 100 %
V0
5 – 10 Baik sekali
11 – 15 Baik
16 – 20 Cukup baik
21 – 25 Cukup
26 – 31 Jelek
32 – 37 Sangat jelek
persatu dan dihitung bobot rata-ratanya. Hasilnya , tidak lebih dari dua tablet
yang mempunyai penyimpangan lebih besar dari kolom A dan tidak boleh
ada satu tablet pun yang mempunyai penyimpangan bobot lebih besar dari
perubahan merupakan indikasi adanya masalah pada aliran masa cetak atau
pada pengisian granul kedalam die Alat yang dingunakan pada keseragaman
ukuran adalah jangka sorong. Adapun prosedur kerja uji keseragaman adalah
satu persatu dengan jangka sorong. Tablet yang baik mempunyai diameter
tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang 1 1/3 tebal tablet (Indonesia,1979:6)
digunakan pada uji kekerasan adalah hardness tester prosedur kerja uji kekerasan :
2. Jarum penunjuk tekanan akan bergerak sesuai tekanan yang diberikan pada
tablet.
3. Saat tablet retak atau pecah, jarum akan berhenti pada satu angka sebagai
pengukurannya adalah penetapan prosentase bobot tablet yang hilang dari 20 atau
Alat yang digunakan pada uji kerapuhan adalah friabilator tester prosedur
2. Bobot ditimbang bobot 20 tablet (tablet besar) atau 40 tablet (tablet kecil)
= WO.
4. Tablet dikeluarkan lalu dibersihkan dari debu dengan memakai kuas kecil.
W0 W500
7. F = 100 %
W0
2.8.5 Uji Waktu Hancur
Farmakope Indonesia adalah kecuali dinyatakan lain, semua tablet harus hancur
tidak lebih dari 25 menit untuk tablet tidak bersalut dan tidak lebih dari 60 menit
2.9 Perkolasi
silindris atau kerucut (percolator ), yang memiliki jalan masuk dan keluar
yang sesuai. Bahan pengekstraksi yang dialirkan secara kontinyu dari atas,
berupa serbuk kasar. Melalui penyegaran bahan pelarut secara kontinyu, akan
terjadi proses maserasi bertahap banyak. Jika pada maserasi sederhana, tidak
terjadi ekstraksi yang sempurna dari simplisia. Oleh karena akan terjadi
2.10.1. Jahe
Ordo : Zingiberales
Subfamili : Zingiberoidae
Genus : Zingiber
Jahe mengandung nutrisi (gizi) yang cukup tinggi. Manfaat jahe adalah
sebagai bahan ramuan obat tradisional (jamu), bahan baku industri makanan dan
Pati kentang adalah pati yang diperoleh dari umbi solanum tuberosum.
hilluserupa titik pada bagian bawah yang lebih kecil, lamela jelas. Kelarutannya
adalah praktis tidak larut dalam air dingin dan dalam etanol. Penyimpanannya
2.10.3 Laktosa
Laktosa mempunyai pemerian serbuk hablur putih, tidak berbau dan rasa
agak manis. Laktosa larut dalam 6 bagian air, larut dalam bagian 1 air mendidih,
sukar larut dalam etanol 95% P. Praktis tidak larut dalam kloroform P, dan dalam
eter P. Penyimpanan laktosa dalam wadah tertutup baik. Khasiat dan penggunaan
2.10.4 Talk
melekat pada kulit, bebas dari butiran warna putih atau putih kelabu. Talk tidak
larut dalam hampir semua pelarut. Penyimpanan talk dalam wadah tertutup baik.
Khasiat dan penggunan talk adalah sebagai zat tambahan (Indonesia, 1979 : 591).
2.10.5 Mg Stearat
kulit dan bau lemak khas. Kelarutannya praktis tidak larut dalam air, dalam etanol
95%, dan dalam eter P. Penyimpanan magnesium stearat dalam wadah tertutup
354).
2.10.6 Aqua Destilata
mempunyai pemerian cairannya jernih, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak
mempunyai rasa. Penyimpanan dalam wadah tertutup baik (Indonesia, 1979 : 96).
fungsi lebih dari satu. Salah satunya adalah sebagai bahan pengikat dan
pengikat lain yang biasa digunakan, misalnya gom arab, adalah amylum solani
dan mudah didapat dipasaran. Menurut beberapa peneliti terdahulu, tablet yang
maupun penghancur menghasilkan tablet dengan mutu fisik yang baik, artinya
pada uji kekerasan, kerapuhan dan waktu hancur tablet, selalu memenuhi syarat.
Akan tetapi pada penelitian ini amylum solani difungsikan sebagai bahan
pengikat.
Hal inilah yang menjadi dasar dari penelitian ini. Adanya suatu bahan
kehancuran tablet .
2.12 Hipotesis Penelitian
pengikat dan penghancur menghasilkan tablet jahe dengan mutu fisik yang baik.
BAB III
METODE PENELITIAN
sebagai bahan pengikat dan penghancur terhadap mutu fisik tablet jahe.
sebagai bahan pengikat dan penghancur terhadap mutu fisik tablet jahe.
tahap dalam penelitian ini adalah tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap
tiga kegiatan. Pertama, menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
tablet dan menguji mutu fisiknya. Uji tersebut meliputi uji keseragaman bobot,
akhir dalam penelitian ini adalah melakukan analisis terhadap data-data yang
Amylum solani sebagai bahan pengikat dan penghancur. Setelah itu membuat
3.2.1. Alat
5. Oven
14. Perkolator.
15. Evaporator.
1. Jahe
2. Amylum solani
3. Laktosa
4. Magnesium Stearat
5. Talk.
6. Aquadest
3.3. Lokasi dan Waktu Penelitian
yang dipakai adalah 10%, 15% dan 20% pada masing-masing formula I, II dan
III. Sedangkan variabel terikatnya adalah mutu fisik tablet jahe, antara lain :
hancur tablet jahe. Variabel terikat yang akan diteliti beserta definisi dan
Bahan formula
I II III
Ekstrak jahe 250 mg 250 mg 250 mg
Amylum solani 10% 15% 20%
Mg stearat 1% 1% 1%
Talk 2% 2% 2%
laktosa qs qs qs
setiap pembuatan formula, tiap tablet bobotnya dibuat 350 Mg dan jumlah yang
30 oC –50oC.
homogen.
homogen.
3.7. Uji
kemudian gelas ukur diketuk-ketukan sampai volumenya yang tetap atau lebih
V0 V500
Kompresibilitas = x 100%
V0
1. Diambil 10 tablet
1. Diambil 10 tablet
4. Skerup digunakan untuk menekan tablet sampai tablet retak atau pecah.
5. Skala berhenti pada suatu angka sebagai penunjuk kekerasan tablet yang
4. (3) dikeluarkan dari friabilator tester lalu dibersihkan dari debu dengan
3. HCL dalam gelas beker dipanaskan pada suhu 370 20C diatas hot plate.
harus hancur sempurna, jika 1 atau 2 tablet tidak hancur sempurna diulangi
Perlakuan
Formula I Formula II Formula III Total Rerata
Ulangan
Rerata X1 X2 X3
X t 2
FK =
n
2 2 2
X 1r X 2 r X 3r
JKT = FK
r
KTP
F hitung =
KTG
Db perlakuan = t – 1
Db Galat =r(t–1)
Db total = tr – 1
JKP
KTP =
Db
JKG
KTG =
Db
Keterangan :
FK = Faktor koreksi
n = banyak sampel
t = Jumlah Perlakuan
r = Banyaknya replikasi
F tabel
Sumber keragaman Db JK KT F hitung
5% 1%
Perlakuan (t–1) JKP JKP KTP
Db p KTG
Total Tr - 1 JKT
Hipotesis Statistik:
sangat nyata (1%) , maka dilanjutkan ke uji BNT (Beda Nyata Terkecil )
2 KTG
BNT = t ( , galat ) .
2 r
r = replikasi
BAB IV
HASIL PENELITIAN
digunakan dalam pembuatan tablet. Hasil pemeriksaan dapat dilihat pada tabel
4.1 – 4.6.
Pemeriksaan mutu fisik granul jahe dilakukan untuk melihat sifat-sifat dan
dapat dilihat tabel 4.6. Perhitungan persen kompresilibitas granul dapat dilihat
pada lampiran 2.
Kelompok
FI F II F III
Replikasi
1 17 % 10 % 6%
2 16 % 8% 5%
3 16 % 9% 7%
Hasil pemeriksaan mutu fisik tablet dapat dilihat pada tabel 4.7 – 11.
Tabel 4.7 Hasil Pemeriksaan Keseragaman Bobot dalam mg
Kelompo k
FI F II F III Total Rata-rata
Replikasi (mg) (mg) (mg) (mg) (mg)
Adapun hasil penelitian keseragaman bobot pada tabel 4.7 diperoleh dari
Kelompok
FI F II F III
Diameter Tebal Diameter Tebal Diameter Tebal
(cm) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm)
Replikasi
Kelompok
FI F II F III Total Rata-rata
(kg/cm) (kg/cm) (kg/cm) (kg/cm) (kg/cm)
Replikasi
(kg/cm)
Adapun hasil penelitian kekerasan tablet pada tabel 4.9 diperoleh dari hasil
Kelompok
FI F II F III Total Rata-rata
Replikasi
Adapun hasil penelitian kerapuhan tablet pada tabel 4.10 diperoleh dari hasil
Kelompok
FI F II F III Total Rata-rata
Replikasi
Adapun hasil penelitian waktu hancur tablet pada tabel 4.11 diperoleh dari
Analisis Varian ( ANAVA ). Evaluasi mutu fisik tablet yang diteliti meliputi
PEMBAHASAN
menunjukkan bahwa semua bahan yang digunakan sesuai dengan yang tertera
dalam pustaka.
tablet yang memenuhi persyaratan mutu fisik. Konsentrasi amylum solani yang
dibuat ada tiga formula yaitu formula I 10%, formula II 15%, formula III 20%.
sifat alirnya melalui persen kompresibilitas. Hal ini perlu dilakukan agar granul
yang masuk ruang cetak tablet dapat diketahui mengalir dengan baik ataukah
tidak. Hasil yang didapatkan dari uji kompresibilitas menyatakan bahwa granul
jahe mempunyai sifat alir baik sekali yang persyaratannya antara 5 –10%.
Pada uji keseragaman bobot tablet jahe baik formula I, II dan III pada
didapatkan menyatakan tidak ada satu tablet pun yang mempunyai penyimpangan
pada formula I, II dan III pada setiap replikasi dengan konsentrasi yang berbeda.
Hasil pemeriksaan terhadap keseragaman ukuran tablet jahe mulai dari
formula I, II, dan III pada setiap replikasi memenuhi syarat. Hal ini disebabkan
kekuatan cetak atau kempa alat dibuat sama sehingga tablet jahe yang dihasilkan
suatu tablet akan semakin baik, asal waktu hancurnya memenuhi syarat. Hasil
pemeriksaan kekerasan tablet jahe untuk formula I, II dan III setiap replikasi lihat
tabel 4.9 menunjukkan bahwa tablet jahe memiliki kekerasan yang baik
Hasil pemeriksaan kerapuhan tablet jahe untuk formula I, II dan III setiap
replikasi seperti yang terlihat pada tabel 4.10 menunjukkan bahwa kerapuhan rata-
rata adalah 0,17 %, 0,46 % dan 0,6 %. Tablet yang baik kerapuhannya kurang dari
Uji waktu hancur menunjukkan bahwa waktu hancur tablet rata-rata pada
formula I adalah 5,57 menit, formula II adalah 6,47 menit sedangkan formula III
adalah 9,19 menit. Jadi dapat dinyatakan bahwa baik formula I, II dan III tablet
Dari hal-hal tersebut di atas dapat dilihat dalam tabel di bawah ini :
bobot mempunyai
penyimpangan lebih
besar dari 5%
besar dari 10 %
Kekerasan
9,0 6,9 5,7 Tidak kurang dari 4 kg/cm3
3
(kg/cm )
Waktu hancur
4,4 5,3 6,3 Tidak kurang dari 15 menit
(menit)
Dari semua pemeriksaan mutu fisik yang telah dilakukan pada formula I,
II dan III pada setiap replikasi menghasilkan tablet jahe yang memenuhi syarat..
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
bahwa:
6.1.1 Pembuatan tablet ekstrak jahe menghasilkan mutu fisik tablet yang
memenuhi persyaratan.
6.1.2 Amylum solani efektif sebagai bahan pengikat dan penghancur pada
konsentrasi 10%.
6.2 Saran
6.2.1 Tablet jahe yang dibuat dengan bahan pengikat dan penghancur lain.
Formula I
= 50.000 mg = 50 g
= 35 mg
= 35 mg x 200 = 7.000 mg = 7 g
3. Mg Stearat = 1% x 350 mg
= 3,5 mg
4. Talk = 2% x 350 mg
= 7 mg
= 350 mg – 295,5 mg
= 54,5 mg
Formula II
= 50.000 mg = 50 g
= 52,5 mg
= 3,5 mg
4. Talk = 2 % x 350 mg
= 350 mg – 295,5 mg
= 54,5 mg
Formula III
= 50.000 mg = 50 g
= 70 mg
= 70 mg x 200 = 14.000 mg = 14 g
3. Mg stearat = 1% x 350 mg
= 3,5 mg
4. Talk = 2% x 350 mg
= 7 mg
= 350 mg – 295,5 mg
= 54,5 mg
VO V500
Kompresibilitas = x 100 %
VO
Formula I
100 83
Replikasi 1 = x 100 % = 17 %
100
100 84
Replikasi 2 = x 100 %
100
= 16 %
100 84
Replikasi 3 = x 100 %
100
= 16 %
Formula II
100 90
Replikasi 1 = x 100 %
100
= 10 %
100 92
Replikasi 2 = x 100 %
100
= 8%
100 91
Replikasi 3 = x 100 %
100
= 9%
Formula III
100 94
Replikasi 1 = x 100 %
100
= 6%
100 95
Replikasi 2 = x 100 %
100
= 5%
100 93
Replikasi 3 = x 100 %
100
= 7%
FK =
T = (3189,6)
j
2
2
=
10173548,16
= 1130394,24
n 9 9
2
JKT = ( (Xij) ) – FK
= (354,92 + 355,22 + 354,2 2 + 353,82 + 354,12 + 353,92 + 353,9 2 + 353,92
+ 355,72) – 1130394,24
= 1130398,06 – 1130394,24
= 3,82
(TA 2 TB 2 ....... TD 2 )
JKP = - FK
n
=
1064,3 2
1061,8 2 1063,25
- 1130394,24
3
1132734,49 1127419,24 111032,25
= = 1130395,327 – 1130394,24
3
= 1,087
JKG = JKT –JKP
= 3,82 – 1,087
= 2,733
Tabel Anava
Sumber Kuadrat F Tabel
Db JK F hitung
keseragaman tengah 5% 1%
Perlakuan 2 1,087 0,5435 1,193 5,14 10,92
Galat 6 2,733 0,4555
Total 8 3,82
FK =
T = j
2
422,5
= 469, 4
n 9
JKT = ( X ) FK
ij
2
=
21,12
22,2 2 21,7 2– 469,4
3
445,21 492,84 470,89
= 469,4
3
= 469,64 – 469,4 = 0,24
JKG = JKT –JKP
= 0,67 – 0,24
= 0,43
Tabel Anava
Sumber Kuadrat F Tabel
Db JK F hitung
keseragaman tengah 5% 1%
Perlakuan 2 0,24 0,2 2,81 5,14 10,92
Galat 6 0,43 0,071
Total 8
FK =
T = j
2
3,952 = 1,733
n 9
JKT = ( X ) FK ij
2
=
0,93 2
1,312 1,712
– 1,733
3
= 1,835 – 1,733 = 0,102
JKG = JKT –JKP
= 0,2276 – 0,102
= 0,1256
Tabel Anava
Sumber Kuadrat F Tabel
Db JK F hitung
keseragaman tengah 5% 1%
Perlakuan 2 0,102 0,051 2,55 5,14 10,92
Galat 6 0,1256 0,020
Total 8 0,2276
Kesimpulan : Ho diterima.
Tidak ada perbedaan antara penambahan Amylum solani dengan
konsentrasi beda terhadap mutu fisik tablet.
1 7,6966 8,0946 8,0386 7,6889 8,0906 8,0083 0,10 0,04 0,37 0,17
2 8,3342 7,1098 8,2502 8,3065 7,0758 8,2008 0,33 0,47 0,60 0,36
3 8,4426 7,0001 7,1097 8,4001 6,9600 7,0656 0,50 0,57 0,74 0,60
FK =
T = j
2
68,792 = 525,78
n 9
JKT = ( X ) FKij
2
=
22,95 2
23,012 22,832
– 525, 78
3
= 525,79 – 525,78
= 0,01
JKG = JKT –JKP
= 12,44 – 0,01
= 12,43
Tabel Anava
Sumber Kuadrat F Tabel
Db JK F hitung
keseragaman tengah 5% 1%
Perlakuan 2 0,01 0,005 0,002 5,14 10,92
Galat 6 12,43 2,07
Total 8 12,44
Kesimpulan : Ho diterima.
Tidak ada perbedaan antara penambahan Amylum solani dengan
konsentrasi beda terhadap mutu fisik tablet.
1 2 3