Anda di halaman 1dari 40

Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada

Yogyakarta, Maret 2011


1
ANTIMIKROBA
UJI AKTIVITAS

EKSTRAK ETANOL SARANG SEMUT


(Myrmecodia tuberosa Jack.)TERHADAP Candida albicans,
Escherichia coli, DAN Staphylococcus aureus SERTA PROFIL
BIOAUTOGRAFINYA

LATAR BELAKANG

TUJUAN

TINJAUAN PUSTAKA

METODE PENELITIAN

HASIL & PEMBAHASAN

KESIMPULAN
2
LATAR BELAKANG

3
PERUMUSAN MASALAH

?
?
Golongan senyawa

4
TUJUAN

5
TINJAUAN PUSTAKA

Sarang Semut
(Myrmecodia tuberosa Jack)
Taksonomi
Divisi Tracheophyta;
Kelas Magnoliopsida;
Sub kelas Lamiidae;
Ordo Rubiales;
Familia Rubiaceae;
Genus Myrmecodia
(Backer dan Van Den Brink, 1965)

5 genus, tetapi hanya dua genus saja yang berasosiasi dengan semut yaitu genus
Myrmecodia (45 spesies) dan Hydpnophytum (26 spesies). Dari sekian banyak
spesies, hanya jenis Hydpnophytum formicarum, Myrmecodia pendens, dan
Myrmecodia tuberosa yang disinyalir memiliki daya pengobatan (Soeksmanto et.
al., 2010)
6
TINJAUAN PUSTAKA

Makanan didapat dari sampah organik yang dihasilkan koloni


semut. Sarang semut juga menyerap karbon dioksida yang
dihasilkan semut

• nyaris punah di
Singapura, namun
terdistribusi luas di
Malaysia dan di
Indonesia

Epifit, (Tan et al., 2008).


memfungsikan akarnya untuk berpegangan pada
tanaman lain
7
TINJAUAN PUSTAKA

Kandungan : Hydnophytum formicarum


(Prachayasittikul et al., 2008)
M. Pendens
(Subroto dan Saputro, 2006) Fraksi heksan:
stigmasterol

Fraksi etil asetat :

isoliquiritigenin protoatechualdehyd

dan kaya akan kandungan mineral


penting seperti kalsium (Ca), natrium
(Na), kalium (K), seng (Zn), besi (Fe),
fosfor (P), dan magnesium
butin butein 8
TINJAUAN PUSTAKA

Kegunaan:

(Subroto dan Saputro, 2006).

melancarkan dan meningkatkan air susu ibu (ASI), mempercepat proses pemulihan kesehatan ibu
setelah melahirkan, dan memulihkan kewanitaan (sari rapet) (Anonim, 2006a)

mengandung flavonoid yang berguna sebagai antioksidan sehingga baik untuk mencegah dan
membantu mengobati kanker, melindungi struktur sel, meningkatkan efektifitas vitamin C,
antiinflamasi, dan sebagai antibiotik (Suherman, 2008)
9
Landasan Teori

• Ekstrak heksan,
diklormetan,
• etil asetat,
• ekstrak metanol

• memiliki aktivitas
mengandung senyawa-senyawa kimia dari
antibakteri terhadap
golongan flavonoid dan tanin. beberapa bakteri Gram
Senyawa golongan fenol termasuk flavonoid positif dan bakteri Gram
dan tanin, juga golongan senyawa negatif.
saponin dan alkaloid telah diketahui
memiliki aktivitas antimikroba.

Satu suku
10
HIPOTESIS

Tanaman Mymecodia tuberosa Jack.


mengandung senyawa
yang memiliki aktivitas antimikroba terhadap
Candida albicans, Escherichia coli, dan
Staphylococcus aureus

11
METODE PENELITIAN

Pembuatan serbuk hipokotil Sarang semut

Penyarian dan pembuatan ekstrak

Skrining aktivitas antimikroba Identifikasi mikroba

Uji aktivitas antimikroba

Uji penentuan KHM dan KBM Uji bioautografi

KHM dan KBM Senyawa aktif

12
METODE PENELITIAN

Pembuatan serbuk

digiling

800 gram
13
METODE PENELITIAN
Penyarian dan pembuatan ekstrak

ekstrak kental = 11,62 gram


 rendemen sebesar 1,453%.

14
METODE PENELITIAN

Uji ekstrak Sarang semut

Uji organoleptik
Diamati dengan panca indera

Parameter organoleptik Deskripsi


ekstrak
Warna Coklat kehijauan
Bau Khas tumbuhan sarang semut
Rasa Pahit dan sedikit asam
Konsistensi Kental
15
METODE PENELITIAN

Uji Ekstrak

100 gram 5 menit


1kg

80
g

16
Hasil uji daya lekat ekstrak etanol Sarang semut

Waktu lepas
Replikasi kedua gelas Rata-rata SD CV
objek

1 20,33 detik

2 19,53 detik 19,40 detik 0,996 5,13 %

3 18,35 detik

17
METODE PENELITIAN

Identifikasi mikroba

18
METODE PENELITIAN
Hasil pengecatan Gram

C. albicans E. coli S. aureus

19
METODE PENELITIAN

Skrining aktvitas antimikroba ekstrak etanol 70% M.


tuberosa dengan metode difusi padat

10 ml
100 µl

24 jam pada suhu 37˚C

20
HasilMETODE PENELITIAN
skrining aktivitas antimikroba

C. albicans E. coli S. aureus

Keterangan
S Sampel uji 1,2 mg
DMSO kontrol pelarut DMSO 5%
K+ kontrol positif/ pembanding (Fluconazole 6 µg utuk uji
fungi dan Streptomycin 3,6 µg untuk bakteri)

21
Diameter hambatan uji pendahuluan sampel uji terhadap mikroba uji

Mikroba uji Keterangan Diameter hambatan (cm)


C. albicans Kontrol pelarut DMSO 5 % -

Fluconazole 6 µg 2,9

Ekstrak etanol Sarang semut 1,2 mg 0,458 ± 0,882

E. Coli Kontrol pelarut 5 % -

Streptomycin 3,6 µg 2,5

Ekstrak etanol Sarang semut 1,2 mg 0,661 ± 0,873

S. aureus Kontrol pelarut 5 % -

Streptomycin 3,6 µg 1,1

Ekstrak etanol Sarang semut 1,2 mg 0,927 ± 1,139

Keterangan :
•Diameter hambatan merupakan diameter zona hambatan pertumbuhan dan diameter paper disc
•Diameter paper disc adalah 5,00 mm

22
METODE PENELITIAN
Uji aktivitas antimikroba ekstrak mikrodilusi

0,4% 0,8% 1,6% 3,2%

inkubasi selama 18-24 kontrol


Suspensi mikroba jam dengan
kontrol DMSO
suhu 36,7°Cpembanding
standar McFarland II (108 CFU/ml) (pelarut)

23
uji aktivitas antimikroba metode mikrodilusi

C. Albicans E. coli S. aureus

24
 ODsampel  ODblankosa mpel 
% penghamba tan  1   100%
 ODvehicle  ODblankovehicle 

(Modifikasi dari Quave dkk., 2008)

Keterangan :
OD sampel = Optical density ekstrak dengan suspensi
OD blanko+sampel = Optical density ekstrak dengan saline
OD vehicle = Optical density kontrol vehicle dengan suspensi
bakteri
OD blanko vehicle = Optical density kontrol vehicle dengan saline

25
Hasil uji mikrodilusi ekstrak etanol M. tuberosa

Mikroba uji Konsentrasi % Penghambatan KHM (%)


ekstrak uji (%)
(a) C. albicans 0,4 52,1
0,8 152,6 0,8
1,6 83,05
(b) E. coli 0,4 48,92
0,8 96,32
0,8
1,6 81,95
3,2 107,4
(c) S. aureus 0,4 73,24
0,8 87,88
1,6
1,6 96,15
3,2 132,67

26
METODE PENELITIAN

Penentuan harga KBM

0,8% 1,6% 3,2% 6,4% Suspensi mikroba


kontrol DMSO kontrol
(pelarut) pembanding standar McFarland II (108 CFU/ml)

inkubasi selama 18-24 jam dengan


suhu 36,7°C
27
Pengukuran KBM terhadap Keterangan :
1 kontrol positif (media+suspensi jamur)

C. albicans 2 kontrol negatif (kontrol media)


3 kontrol pelarut (Vdmso 0,8%)
4 kontrol pembanding (Fluconazole 3,2 µg/ml)
5 kontrol pelarut (Vdmso 1,6%)
6 kontrol pelarut (Vdmso 3,2%)
7 kontrol pelarut (Vdmso 6,4%)
8 sampel uji (ekstrak hipokotil Sarang semut 0,8%)
9 sampel uji (ekstrak hipokotil Sarang semut 1,6%)
10 sampel uji (ekstrak hipokotil Sarang semut 3,2%)
28
11 sampel uji (ekstrak hipokotil Sarang semut 6,4%)
Keterangan :
1 kontrol positif (media+suspensi bakteri)

Pengukuran KBM terhadap 2


3
kontrol negatif (kontrol media)
kontrol pembanding (Streptomycin 0,128 mg/ml)

E. coli 4 kontrol pelarut (Vdmso 0,8%)


5 kontrol pelarut (Vdmso 1,6%)
6 kontrol pelarut (Vdmso 3,2%)
7 kontrol pelarut (Vdmso 6,4%)
8 sampel uji (ekstrak hipokotil Sarang semut 0,8%)
9 sampel uji (ekstrak hipokotil Sarang semut 1,6%)
10 sampel uji (ekstrak hipokotil Sarang semut 3,2%)
11 sampel uji (ekstrak hipokotil Sarang semut 6,4%)

29
Keterangan :
1 kontrol positif (media+suspensi bakteri)
2 kontrol negatif (kontrol media)
Pengukuran KBM 3 kontrol pembanding (Streptomycin 0,128 mg/ml)
4 kontrol pelarut (Vdmso 0,8%)
terhadap S. aureus 5 kontrol pelarut (Vdmso 1,6%)
6 kontrol pelarut (Vdmso 3,2%)
7 kontrol pelarut (Vdmso 6,4%)
8 sampel uji (ekstrak hipokotil Sarang semut 0,8%)
9 sampel uji (ekstrak hipokotil Sarang semut 1,6%)
10 sampel uji (ekstrak hipokotil Sarang semut 3,2%)
11 sampel uji (ekstrak hipokotil Sarang semut 6,4%) 30
Hasil pengukuran KBM

Mikroba uji KBM

C. albicans > 6,4% b/v

E. coli 6,4% b/v

S. aureus 1,6% b/v

31
METODE PENELITIAN

Skrining fitokimia dengan KLT

fase diam : silika gel 60 F254


fase gerak :toluen:aseton:metanol:asam
formiat (26:8:5:1) v/v

2 µl
8 cm

UV 254, UV 366, pereaksi semprot

hRf kemudian dibandingkan dengan data dari pustaka yang ada


untuk mengetahui golongan senyawa dari bercak tersebut
32
Profil kromatogram ekstrak etanol M. tuberosa metode KLT

Vanilin as. AlCl3 KOH etanolik Sitroborat Dragendorff Amoniak DNPH


Sinar UV 254 UV 366 FeCl3 SbCl3
Sulfat 5%
tampak

Fase diam : silika gel F254


Fase gerak : toluen:aseton:methanol:asam formiat (26:8:5:1)

33
Hasil KLT

Sinar tampak setelah disemprot


No hRf Sinar tampak UV 254 UV 366
Vanillin asam sulfat FeCl3 AlCl3

1. 0 Coklat Pemadaman Coklat Coklat Coklat Coklat


2. 31 - - - - - Coklat
3. 50 - - - Violet Biru kehijauan -
4. 51 - - - Abu-abu Coklat -
Violet tua di bagian -
Pemadaman
tengah dan garis
5. 53 Coklat kehijauan (Ungu Kuning pucat Biru
violet pias
kecoklatan)
sepanjang lebar plat
6. 56 - - - Coklat kuning - -

7. 59 - Pemadaman - - - -

8. 65 - - Oranye pias - - -

9. 75 - - - - - Ungu

10. 76 - Pemadaman - Oranye/ coklat Coklat -

11. 84 - - - - - Hijau
Pendar -
12. 88 - - Violet Biru kehijauan
kuning
Pemadaman Pendar -
13. 91 Hijau Ungu kemerahan Hijau
(Coklat muda) oranye

34
Hasil klt

 Hasil analisis KLT ekstrak Sarang semut tidak


menunjukkan keberadaan senyawa golongan
alkaloid, flavonoid polihidroksi, antrakuinon,
senyawa karbonil, maupun steroid.
 Kemungkinan senyawa yang terkandung dalam
ekstrak etanol Sarang semut ini adalah golongan
terpenoid, iridoid, fenolik baik polimer maupun
tunggal, turunan flavonoid (antosianidin),
saponin, dan senyawa yang memiliki ikatan
rangkap terkonjugasi panjang lainnya.
35
METODE PENELITIAN

Uji aktvitas antimikroba golongan senyawa dengan


metode Bioautografi
10 ml
100 µl

Pengamatan
Bercak yang jernih diukur harga hRf-
nya dan dibandingkan dengan lempeng
yang telah disemprot dengan pereaksi

(Kusumaningtyas et al., 2008).


24 jam pada suhu 37˚C

36
Hasil Uji Bioautografi

K S K S K S

C. albicans E. coli S. aureus

37
KESIMPULAN

Ekstrak etanol M. tuberosa memiliki aktivitas


antimikroba dengan nilai:
KHM KBM
C. albicans 0,8% b/v > 6,4% b/v
E. coli 0,8% b/v 6,4% b/v
S.aureus 1,6% b/v 1,6% b/v

Hasil uji bioautografi menunjukkan bahwa bercak dengan hRf 0 dan hRf
59 pada KLT dengan fase diam silika gel 60 F dan fase gerak toluen:
aseton: metanol: asam formiat (26:8:5:1) v/v merupakan bercak
aktif.

38
SARAN

1
Perlu dilakukan isolasi dan identifikasi senyawa aktif yang
memiliki aktivitas antimikroba dari tanaman
M. tuberosa.

2
Perlu dilakukan uji aktivitas antimikroba senyawa aktif dari
tanaman M.tuberosa terhadap mikroba resisten
antibiotik.

39
40

Anda mungkin juga menyukai