Oleh :
Kelompok 5
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat,Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sederhana.
Harapan saya semoga makalah ini dapat membantu serta menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah ini sehingga dalam penulisan selanjutnya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya
miliki sangat kurang. Oleh karena itu kamimengharap kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan berupa kritik atau saran yang bersifat membangun
untuk kesempurnaan makalah ini.
Penyusun,
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL.................................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
DAFTAR TABEL.........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................................v
BAB 1. PENDAHULUAN............................................................................................2
1.1. Latar Belakang 2
1.2. Rumusan Masalah 3
1.3. Tujuan 3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................4
2.1. Kayu Manis (Cinnamomum burmannii) 4
2.2. Klasifikasi Kayu Manis (Cinnamomum burmannii) 5
2.3. Deskripsi Tanaman 5
2.4. Bagian yang Digunakan dan Kegunaannya 6
2.5. Fitokimia Kayu Manis 7
BAB 3. METODE.......................................................................................................10
3.1. Panen dan Pasca Panen 10
3.2. Cara Konsumsi 11
BAB 4. PEMBAHASAN............................................................................................13
4.1. Interaksi Kayu Manis dengan Bahan Obat Kimia 13
4.2. Interaksi Kayu Manis dengan Bahan Herbal & Suplemen Lain 14
4.3. Interaksi Kayu Manis dengan Penyakit Tertentu 16
BAB 5. PENUTUP......................................................................................................19
5.1. Kesimpulan 19
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................20
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
1. BAB 1. PENDAHULUAN
atsiri atau oleoresin dari kayumanis mengandung beberapa senyawa kimia seperti sinamat
aldehid, eugenol, methyl ketene,furfural, benzaldehyde, nonyl aldehyde, hydrocinnamic
aldehyde, cuminaldehyde, dan coumarin yang memiliki manfaat bagi kesehatan (Denian,
1996). Namun, meskipun kayu manis telah menjadi salah satu tanaman obat yang
memiliki banyak khasiat, monitoring pemakaian kombinasi kayu manis dengan obat
sintetik ataupun makanan tertentu tetap harus dilakukan. Berdasarkan penjelasan
diatas, maka dalam makalah ini akan dibahas interaksi penggunaan kayu manis
sebagai tanaman obat tradisional.
1.3. Tujuan
1. Mengetahui deskripsi tanaman Cinnamomum sp.
2. Mengetahui metode panen dan cara konsumsi Cinnamomum sp.
3. Mengetahui interaksi Cinnamomum spdengan bahan kimia obat, herbal lain,
suplemen, dan penyakit tertentu.
2. BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
kulit batang, cabang, ranting dan daun pohon kayu manis dengan cara destilasi,
sedangkan oleoresinnya dapat diperoleh dengan cara ekstraksi kulit kayu manis
dengan pelarut organik (Rusli dan Abdullah, 1988). Bagian dari tanaman kayu manis
yang sering diolah untuk meningkatkan nilai ekonomi yaitu bagian kulit batangnya.
Kulit kayu manis biasanya diolah menjadi berbagai macam produk seperti dalam
bentuk bubuk, minyak atsiri atau oleoresin. Kulit kayu manis dalam bentuk asli
seperti potongan atau bubuk digunakan untuk bermacam-macam bumbu masakan
daging dan ikan, dan sebagai campuran dalam minuman (teh, kopi, dan kakao).
Secara emperis kulit kering kayu manis yang direndam dalam air teh dan diminum
dapat menurunkan kadar kolesterol tubuh dan mengencerkan darah sehingga baik
untuk penderita stroke. Hasil penelitian di Swedia menyatakan bahwa mengkonsumsi
satu sendok makan bubuk kayu manis sebelum makan dapat menahan kenaikan kadar
gula dalam darah karena bubuk kayu manis mencegah pengisapan gula pada
didinding usus dan sebagainya. Oleoresin dan minyak atsiri rempah-rempah banyak
digunakan dalam industri makanan, minuman, farmasi, flavor (tembakau / rokok),
fragrance, pewarna dan lain-lain. Oleoresin dalam industri pangan banyak digunakan
sebagai pemberi cita rasa dalam produk-produk olahan daging (misalnya sosis,
burger, kornet), ikan dan hasil laut lainnya, roti, kue, puding, sirup, saus dan lain-
lain. Oleoresin dari kayu manis sama dengan bubuknya, umumnya digunakan dalam
industri makanan, pemberi rasa dan aroma dalam industri makanan, minuman,
farmasi, rokok dan kosmetika.
Minyak atsiri yang ada didalam kulit kayu manis bersifat anti cendawan sehingga
dapat digunakan sebagai bahan pengawet. Kayu manis berkhasiat untuk obat
antidiabetes, asam urat, menurunkan tekanan darah tinggi, maag, nafsu makan, sakit
kepala (vertigo), masuk angin, diare, perut kembung, muntah-muntah, hernia, susah
buang air besar, asma, sariawan, dan sakit kencing. Kayu manis memiliki efek
7
farmakologis yang dibutuhkan dalam obat-obatan. Kulit batang, daun, dan akarnya
dapat dimanfaatkan sebagai obat antirematik, peluruh keringat (diaphoretic), peluruh
kentut (carminative), dan menghilangkan rasa sakit (Rao dan Gan. 2014).
(a) (b)
Gambar BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA.2. Kayu manis yang telah diolah dalam bentuk
minyak atsiri atau oleoresin (a); Kayu manis yang telah dioleh dalam bentuk bubuk (b)
a. Aktivitas antioksidan
Ekstrak kayu manis dengan pelarut air dan alcohol (1:1) berpotensi
menghambat oksidasi asam lemak dan lipid peroksidasi secara in vitro. Isolasi
flavonoid dari cinnamon memiliki aktivitas dalam mengurangi senyawa radikal
bebas. Selain itu studi pendahuluan pada daun C.malabatrum yang diekstraksi
dengan berbagai macam pelarut memiliki jumlah senyawa fenolik yang tergolong
moderate dan menunjukkan aktivitas potensial dalam melawan peroksidasi
hydrogen, oksida nitrit, dan peroksidasi lipid akibat radikal bebas(Aravind et al,
2012).
b. Aktivitas antidiabetes
Beberapa polifenol yang dapat diisolasi pada Cinnamon meliputi rutin
(90,0672%), katekin (1,9%), kuersetin (0,172%), kaempferol (0,016%), dan
isorhamnetin (0,103)%. Ekstrak kayu manis dengan pelarut air diketahui mampu
mengurangi absorpsi dari alanin pada saluran pencernaan bawah tikus. Alanin
berperan penting pada glukoneogenesis, yang mana akan diubah kembali ke
piruvat di hari, dan digunakan sebagai substrat untuk glukoneogenesis(Li et al.
2008; Yang et al, 2012).
c. Aktivitas Antimikroba
Studi penelitian yang dilakukan Dandapat et al, (2013) diketahui jika ekstrak
daun dari C.tamala mengandung metabolit primer yang tinggi seperti lemak,
karbohidrat, dan protein serta metabolit sekunder seperti flavonoid, saponin,
tannin, alkaloid, dan polifenol yang memiliki beberapa aktivitas farmakologis
seperti salah satunya adalah aktivitas antibakteri. Bakteri yang mampu dihambat
seperti S.epidermidis dan S.aureus. Selain itu pada studi yang dilakukan oleh
Hameed, et al, (2016) diketahui jika ekstrak C.zeylanicum yang mengandung
(E)-sinamaldehida memiliki aktivitas antimikroba serta aktivitas antifungi pada
ekstrak dengan pelarut methanol. Bakteri yang mampu dihambat yaitu Klebsiella
9
Parameter Komposisi
Kadar Air 7,90%
Minyak Atsiri 2,40%
Alkohol Ekstrak 10-12%
Abu 3,55%
Serat Kasar 20,30%
Karbohidrat 59,55%
Lemak 2,20%
b. Obat antidiabetes
Kayu manis dapat menurunkan kadar gula darah, sementara obat diabetes juga
digunakan untuk menurunkan kadar gula darah Afrianti dkk., 2014). Penggunaan
bersamaan menyebabkan kadar gula darah turun terlalu rendah sehingga perlu
dilakukan monitor secara teratur. Mungkin juga perlu dilakukan penurunan dosis obat
diabetes. Beberapa obat yang digunakan untuk diabetes termasuk glimepiride,
glyburide, insulin, metformin, pioglitazon, rosiglitazon, klorpropamid, glipizide,
tolbutamid, dll. Dosis yang tepat untuk kayu manis tergantung pada beberapa faktor
seperti usia, kondisi kesehatan dll. Saat ini belum ada informasi ilmiah yang cukup
dalam penentuan dosis yang tepat.
14
c. Antibiotik
Kayu manis memiliki aktivitas antibakteri yang jika digunakan terus menerus
dengan obat antibiotik dapat menimbulkan efek aditif.
d. Antijamur
Sifat antijamur kayu manis dapat meningkatkan efek obat antijamur yang umum
digunakan
e. Antivirus
Ekstrak kulit kayu manis memiliki efek antivirus. Jika digunakan dengan obat
antiviral lain dapat terjadi kemungkinan efek aditif
f. Obat Jantung
Kayu manis dapat mempengaruhi denyut jantung dan dapat berinteraksi dengan
agen jantung.
g. Agen Sistem Kekebalan Tubuh
Kayu manis mungkin memiliki efek pada sistem kekebalan tubuh. Sehingga
penggunaan dengan agen lain yang mengubah sistem kekebalan tubuh.dapat
menimbulkan efek aditif.
h. Obat yang dapat Meningkatkan Resiko Pendarahan
Kayu manis dapat meningkatkan resiko pendarahan jika digunakan bersama
obat-obatan yang dapat meningkatkan resiko pendarahan, contohnya aspirin,
antikoagulan, antiplatelet, dan NSAID.
i. Antispasmodik
Kayu manis mempunyai efek antispasmodik sehingga jika digunakan dengan
obat antispasmodik lain dapat menimbulkan efek aditif(Catherine E. Ulbritch, 2010).
bentuk minyak konsentrat minyak yang berasal dari kulit kayu manis. Beberapa
produk ini tidak dimaksudkan untuk dikonsumsi, tetapi digunakan sebagai minyak
esensial aromaterapi. Juga, minyak ini sanat ampuh dan penggunaan berlebih bisa
menekan sistem saraf pusat. Sehingga, penggunaan minyak kayu manis untuk
pengobatan tidak dilakukan kecuali dibawah pengawasan ketat seorang profesional
kesehatan (Nurmalina, 2012),
Penambahan kayu manis dan pandan wangi pada teh herbal kulit salak dapat
dikonsumsi bagi penderita diabetes. Dengan komposisi proporsi filtrat kulit salak :
filtrat pandan wangi (90:10) dengan penambahan filtrat kayu manis 4% (Anjani,
2015). Pada suatu penelitian, kombinasi antara Cinnamomum buranii dan
Lagerstroemia speciosa (DLBS3233) dengan dosis 50-100 mg yang dikonsumsi 1x
sehari dapat meningkatkan sensitivitas insulin dan mempertahankan kinerja sel β. Hal
ini dapat menjadi upaya untuk mencegah konversi impaired glucose tolerance (IGT)
menjadi diabetes.Kombinasi tersebut juga mempunyai efek pada sistem
kardiovaskular tanpa adanya efek merugikan seperti penambahan berat badan
maupun edema (Malinda, 2016). Ekstrak kayu manis memiliki kandungan polifenol
dan kapasitas antioksidan lebih tinggi daripada ekstrak kakao. Hasil pencampuran
kedua ekstrat tersebut dimana kayu manis secara signifikan mempengaruhi kapasitas
antioksidan dari kakao. Sehingga, semakin tinggi rasio dari ekstrak kayu manis dapat
memberikan efek sinergis maupun antagonis. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
tentang efek spesifik yang dihasilkan. Namun, interaksi ini mampu menjadi dasar
prospektif untuk pengobatan penyakit yang terkait dengan oksigen reaktif
(Dewettinck, 2017).
Keluarkan semua ASI mengandung kayu manis dari payudara dengan cara
dipompa, agar kelenjar payudara memproduksi ASI baru.
a. BAB 5. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1. Interaksi kayu manis dengan beberapa obat yaitu obat antidiabetes, obat
hepatotoksik, Antijamur, Antivirus, Antispasmodik, Agen sistem kekebalan tubuh,
Antibiotik, dan Obat Jantung
2. Interaksi ekstrak kayu manis dengan ekstrak kakao yaitu semakin tinggi rasio dari
ekstrak kayu manis dapat memberikan efek sinergis maupun antagonis. Selain itu
kayu manis dapat meningkatkan resiko pendarahan ketika dikonsumsi dengan
herbal dan suplemen yang diyakini dapat meningkatkan meningkatkan resiko
pendarahan
3. Kayu Manis kontraindikasi dengan kondisi dema, ulkus gaster/duodenum, alergi
terhadap kayu manis dan cinnamaldehyde,selain itu perlu perhatian khusus pada
pasien dengan kerusakan hati, kondisi kehamilan. Kayu manis tidak boleh
dikonsumsi sebagai suplemen oleh anak-anak dan ibu menyusui.
DAFTAR PUSTAKA
Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia II. Edisi 2. Jakarta : Yayasan Sarana
Wana Jaya. Halaman 795-800.
Komala, L., Hanny Hafiar., dan Priyo Subekti. 2016. Jejaring Komunikasi Dalam
Penyebaran Informasi Obat Herbal Di Kalangan Pengguna. Jurnal Ilmu
Komunikasi, 3(1): 85-94
M. Okawa, J. Kinjo, T. Nohara, and M. Ono. 2001. “DPPH (1,1-diphenyl-2-
Picrylhydrazyl) radical scavenging activity of flavonoids obtained
fromsomemedicinal plants,” Biological andPharmaceutical Bulletin, vol. 24,
no. 10, pp. 1202–1205.
M. Vangalapati, N. Sree Satya, D. Surya Prakash, and S. Avanigadda.2012. A review
on pharmacological activities and clinical effects of cinnamon species.Research
Journal of Pharmaceutical,Biological and Chemical Sciences,vol 3
Malinda, A. M. 2016. Insulin sensitizer in prediabetes: a clinical study with
DLBS3233, a combined bioactive fraction of Cinnamomum burmanii and
Lagerstroemia speciosa. Drug Design, Developement and Therapy.
Menteri Kesehatan RI. 2016. Peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 6
tahun 2016 tentang formularium obat herbal asli indonesia.
Nurmalina, R. 2012. 24 Herbal Legendaris Untuk Kesehatan Anda. Bandung: PT
Elex Media Komputindo.
21
Sundari, E. 2001. Pengambilan Minyak Atsiri Dan Oleoresin Dari Kulit Kayu Manis.
ITB Central Library. Bandung:Ganesha.
Syamsul hidayat, R. M. 2015. Kitab Tumbuhan Obat. Jakarta: AgriFlo (Penebar
Swadaya Group).
Thomas, J. and Duethi, P.P. 2001. Cinnamon Handbook of Herbs and Spices. CRC
Press, New York, Halaman 143-153.
U. M. Senanayake, T. H. Lee, and R. B. H. Wills. 1978. Volatile constituents of
cinnamon (Cinnamomum zeylanicum) oils.Journal of Agricultural and Food
Chemistry, vol. 26, no. 4, pp. 822–824,
Phaidon, L. T. 2012. Fat-loss Not Weight-loss for Diabetes: Sakit Tapi Sehat. Jakarta
Selatan: TransMedia Pustaka.
Y.T. Tung, M.-T. Chua, S.-Y. Wang, and S.-T. Chang,. 2008. Anti-inlammation
activities of essential oil and its constituents from indigenous cinnamon
(Cinnamomum osmophloeum) twigs,” Bioresource Technology. 99(9):3908–
3913.