Eka Rahayu
Galar S. Prasuma
Ni Putu Nurdika
Widya Lukitasari
Nama/Usia/TB/BB Ny. SA/28 thn/40 kg/151 cm
Alamat Malang
Status JKN
MRS/KRS 27-2-2019/11-3-2019
Keluhan utama Kejang, lemas
Riwayat penyakit saat ini Px post serangan kejang kurang lebih 2 hari yang lalu, selama kurang lebih 30
menit
Riwayat pengobatan ARV (berhenti), Cotrimoxazole 3x960 mg, Clindamycin 4x600 mg, New diatab,
Pirimetamin, Valganciclovir
Alergi Seafood
Riwayat kesehatan Sakit kepala, Tukak lambung, Vertigo, HIV (sejak 2017)
Riwayat keluarga Diabetes (Bapak), HT (Ibu)
Diagnosa awal 1. Toxoplasmosis cerebri
2. Chronic diarrhea (Amebiasis & Cryptosporidiosis)
3. HIV st IV dropout ARV (CD4 <50)
4. Post GTK (Generalized Tonik Klonik) Seizure DT no.1
5. Blurred vision
6. Severe headache + history of seizure
7. Epilepsy symptomatic
Diagnosa akhir Sama dengan diagnose awal
Pasien berasal dari IGD RS P lalu dirujuk ke RSSA
Pernah sebelumnya dirawat di RSSA
Diagnosa HIV sejak 2017, sudah minum ARV namun dropout sejak
Agustus 2018 dan belum kembali minum ARV
Penglihatan kabur (mata kiri) secara bertahap sejak 1 tahun yang lalu,
terasa jika terkena cahaya
Nyeri (seperti ditusuk-tusuk) sejak 2 bulan yang lalu, terutama saat
malam hari
Diare sejak 1 bulan yang lalu, tidak ada darah, frekuensi 4-5 kali/hari
HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan retrovirus
bersifat limfotropik khas yang menginfeksi sel-sel dari sistem
kekebalan tubuh, menghancurkan atau merusak sel darah putih
spesifik yang disebut limfosit T-helper atau limfosit pembawa
faktor T4 (CD4).
Dipiro, 2015
Infection
with HIV
(Dipiro, 2015)
(WHO, 2017)
(WHO, 2017)
(Dipiro, Tabert, Yee, Martzke, & Possey, 2015)
(WHO, 2017)
(WHO, 2017)
Toxoplasmosis Cerebral merupakan suatu
infeksi pada jaringan otak yang disebabkan
oleh parasit protozoa Toxoplasma Gondii.
EPIDEMIOLOGI
Sekitar 10–15% penduduk di Hasil pemeriksaan IgM dan
Toxoplasma gondii hampir Amerika Serikat menunjukkan IgG anti Toxoplasma di
dapat ditemukan di seluruh hasil positif dalam Indonesia, manusia sekitar 2–
dunia dan telah menginfeksi pemeriksaan serologi. 63%, kucing 35–73%, babi
lebih dari 50% populasi Seropositif pada pasien HIV- 11–36%, kambing 11–61%,
manusia di dunia. Aids memperkirakan sekitar anjing 75% dan ternak
10 –45%. lainnya di bawah 10%.
ETIOLOGI
Toxoplasma Gondii merupakan parasit
obligate intraselular, terdiri dari 3 bentuk:
Ookista
Tachyzoit Kista (bradyzoite)
(spozoite)
Gangguan
neurologis fokal
AIDSinfo.Guidelines for the Prevention and Treatment
of Opportunistic Infections in HIV-Infected Adults and
Adolescents. Last update 2017.
AIDSinfo.Guidelines for the Prevention and Treatment of
Opportunistic Infections in HIV-Infected Adults and Adolescents.
Last update 2017
Diare kronik: BAB dengan tinja cair 3x atau lebih per hari secara terus
menerus dalam 1 bulan (Kemenkes RI, 2011)
Diare merupakan salah satu manifestasi klinis HIV yang umum terjadi
Pada pasien HIV/AIDS, salah satu atau lebih dari faktor-faktor di atas
“rusak” sehingga rentan terhadap serangan patogen.
Adsorbent: mengikat toksin bakteri, cairan, dan zat-zat
lain di saluran cerna untuk meningkatkan konsistensi
feses.
• Contoh: kaolin, bismuth subsalisilat, atapulgit
Stewart, 2010
Patofisiologi Manifestasi klinis
CMV mencapai retina lewat
darah dan menginfeksi
endotel vaskular kemudian Hilangnya penglihatan
menyebar ke sel retinal. secara bertahap
Berkurangnya jumlah sel Adanya floaters
CD4 menyebabkan replikasi
CMV menjadi tidak Photophobia
terkontrol.
Stewart, 2010
Terapi lini
pertama:
Valganciclovir,
dosis awal: 900
mg 2dd1
selama 21 hari
diikuti dengan
dosis
maintenance
900 mg/hari
Stewart, 2010
Epilepsi simptomatic merupakan gangguan saraf kronik dengan ciri timbulnya gejala-gejala
yang datang dalam serangan-serangan berulang secara spontan yang disebabkan lepasnya
muatan listrik abnormal sel-sel saraf otak yang bersifat reversibel dengan berbagai etiologi.
Menurut International League Against Epilepsi (ILAE), yang disebut epilepsi adalah
kecenderungan untuk terjadinya kejang tipe apapun secara klinis.
Tiap individu yang mengalami epilepsi mempunyai risiko yang bermakna untuk mengalami
kekambuhan kejang.
Waktu munculnya kejang terjadi secara mendadak, tidak disertai demam berulang dan
tidak dapat diprediksi.
Kejang yang menahun dan berulang dapat berakibat fatal, oleh karena itu sasaran terapi
utamanya adalah pengendalian penuh atas kejang.
Kriptogenik
Simptomatis
Panayiotopoulus, 2005
Perubahan konsentrasi ion
diruangan ekstraseluler Hipereksitasi neutron
RR (x/menit) 20 20 20 21 20 20 20 19 19 20 20 20 20 20
Tekanan Darah 120/80 120/8 120/80 110/8 120/8 115/75 120/8 110/80 120/8 105/6 105/6 120/80 110/71 120/80
(mmHg) 0 0 0 0 0 7 7
Parameter 27/2 28/2 1/3 2/3 3/3 4/3 5/3 6/3 7/3 8/3 9/3 10/3 11/3
Nyeri 2 2 2 2 6 7 2 2 2 4 2 2 2
Mual + + + + + + + + + + + + +
Muntah + + - - - - - - - - - - -
Pusing + + + + + + + + + + + + +
Diare + + + + + + + + + + + + +
GCS - 456 456 456 456 111 456 456 456 456 456 456 456
Kejang - - - - - + - - - - - - -
Parameter Nilai normal 29/1 2/3 9/3
Hb 11,4-15,1 12 10,10 10
RBC 4,0-5,0 4,98 4,39 4,17
WBC 4,7-11,3 x 103/µL 5,82 6,46 4,99
Hematokrit (PCV) 38-42% 36,20 31,90 30,60
Trombosit (PLT) 142-424 x 103/µL 293 231 246
MCV 80-93 fl 72,70 72,70 73,40
MCH 27-31 pg 24,10 24,40 24,00
MCHC 32-36 g/dL 33,10 33,00 32,70
RDW 11,5-14,5% 13,90 14,40 16,10
Eosinofil 0-4 13,7 14,7 22,4
Basofil 0-1 0,2 0,2 0,2
Neutrofil 51-67 43,8 51,5 40,1
Limfosit 25-33 32,0 21,5 27,1
Monosit 2-5 10,3 12,1 10,2
Ureum/BUN 10-50 mg/dL 20 17,10 -
Creatinine 0,7-1,5 mg/dL 0,89 0,86 -
SGOT/AST 11-41 U/L 18 16 -
SGPT/ALT 10-41 U/L 9 7 -
8/3, 9/3, 11/3 2019
IgG anti toxo : 7650 (positif)
IgM anti toxo : 0,839 (intermediate)
IgG anti CMV : 176,2 (positif index)
IgM anti CMV : 0,624 (negatif index)
Lesi intraaxial pada lobus temporobasal
kanan menyokong gambaran cerebritis (fase
early capsule)
Clindamicin PO 4x600 mg - - - - - - -
Valgancyclovir PO 2x900 mg - -
Codein PO 3x10 mg - - - - - -
Omeprazole IV 1x40 mg - - - -
Diazepam IV 5 mg - - - - - - - - - - - -
O2 NRBM 2-4 lpm - - - - - - - - - - - -
Asam Folat PO 1x15 mg - - - - - - 3x1 3x1
tab tab
Sulfadiazine PO 2x200 mg - - - - - -
Fenitoin PO 2x100 mg - - - - - -
Vitamin B6 PO 1x25 mg - - - - - -
Cendo Lyceers 6x1 ODS - -
Pirimetamin 50 mg no. VII S 1dd1
- CD4+ : 28 cell/mm3
4/3/2019 4/3/2019 -
Kejang (+) HR : 91x/menit
RR: 20 x/menit
Suhu: 35,8
Dosis: 1 x 200 mg PO
Dosis Literatur: Pemberian loading dose 200mg .
Untuk BB <50kg: 1 x 50 mg. BB>50 kg: 1 x 75 mg
--Efek Samping: Mual muntah, sakit tenggorokan,
defisiensi folat.
Klindamisin
-Indikasi: Terapi kombinasi dengan sulfadiazin dan
klindamisin untuk penanganan infeksi parasiit
T.Gondii pada pasien HIV/AIDS
-Mekanisme: menekan sintesis protein dengan
mengikat subunit 50s, bakteriostatik atau
bakteriosida tergantung pada konsetrat obat.
-Dosis: 4 x 600 mg
Dosis Literatur: 4 x 600 mg
--Efek samping: gangguan GI(kolitis, nyeri
abdomen, mual muntah
Cendo Lyteers
Indikasi: untuk membantu melumasi mata akibat
kekurangan cairan mata dan gangguan penglihatan
Kandungan: NaCl, KCl
Dosis: 6x1 ODS
.
Subjective Objective Assessment Plan
27/2-11/3/2019 27/2/2019-11/3/2019 METO :
Diare pasien (apakah semakin
Pasien GCS 456 Attapulgit memburuk atau membaik)
mengalami diare Indikasi: terapi diare pasien
Mekanisme: mengabsorbsi kelebihan MESO :
cairan di saluran cerna, sehingga Konstipasi ringan
meningkatkan konsistensi feses
Dosis: 2 tab/diare (1 tablet: 600 mg)
Dosis literatur: 1200-1500 mg tiap kali
diare, max: 8400 mg/hari (DIH, 2008)
ES: konstipasi ringan
.
Subjektif Objektif Assesment Plan