Anda di halaman 1dari 34

OVERVIEW

HIV
dr. Mawaddah Fitria, Sp.PD, FINASIM
PENDAHULUAN
Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah sejenis
virus yang menyerang/menginfeksi sel darah putih
yang menyebabkan turunnya kekebalan tubuh
manusia.

AIDS atau Acquired Immune Deficiency Syndrome


adalah berbagai kumpulan gejala-gejala penyakit yang
timbul karena terjadi penurunan sistem kekebalan
tubuh yang disebabkan oleh infeksi virus HIV
PREVALENSI
FAKTOR RESIKO
HIV masuk kedalam tubuh pd awal infeksi

 HIV masuk kedalam host


melalui imun sistem yang
ada dalam mukosa epitel
 Terjadi dalam 2 hari
pertama infeksi
Infeksi menjalar ke
seluruh jaringan dalam 3
hari
Infeksi menyebar ke
makrofag jaringan
mengaktifkan sel CD4
dalam kelenjar lymfe
Masuk dalam peredaran
darah
Masuk ke dalam organ
Organ-organ Reservoir

● Persistensi dan latensi infeksi HIV


● ARV tidak dapat menembus organ
reservoir
● Tantangan dalam eradikasi

Perlu penemuan kasus, dan terapi HIV


sedini mungkin
Kerusakan Organ Akibat Infeksi HIV

Langsung Tidak Langsung

○ Saraf (ensefalopati dan neuropati perifer)

○ Ginjal (HIVAN = HIV-associated nephropathy)

○ Jantung (HIV kardiomiopati) ○ Infeksi oportunistik dan tumor sebagai


○ Endokrin (hypogonadisme pada ke 2 jenis kelamin)
akibat penekanan kekebalan

○ Saluran Cerna (dismotiliti dan malabsorpsi)

○ Hepatosit dan sel Kupfer (gangguan fungsi hati,


sirosis)
Stadium klinis HIV dewasa

Stadium Klinis 1

• Tidak ada gejala


• Pembesaran Kelenjar Limfe Menetap (Persistent Generalized
Lymphadenopathy)

12
Stadium Klinis 2

• Berat badan menurun <10% dari BB semula


• Infeksi saluran napas berulang (sinusitis, tonsilitis,
otitis media, faringitis)
• Herpes zoster
• Cheilitis angularis
• Ulkus oral yang berulang
• Papular pruritic eruption
• Dermatitis seboroika
• Infeksi jamur kuku

13
Dermatitis seboroika

• Gatal
• Bersisik
• Kemerahan
• ~ P. ovale 14
15
Cheilitis angularis

16
Papular pruritic eruption (PPE)

• Lengan, tungkai,
pinggang, bokong
• Simetris

17
Ulkus Aftosa

• Ulkus Aftosa

18
Herpes zoster (shingle)

19
Stadium Klinis 3
• Berat badan menurun >10% dari BB semula
• Diare kronis yg tdk diketahui penyebabnya berlangsung > 1 bulan
• Demam persisten tanpa sebab yang jelas yang (intermiten atau konstan >
37,5oC) > 1 bulan
• Kandidiasis Oral persisten (thrush)
• Oral Hairy Leukoplakia
• TB paru
• Anemi (< 8g/dL), netropeni (< 0,5x109/L) dan/atau trombositopeni kronis yg tdk
dpt diterangkan sebabnya

20
21
Stadium Klinis 4 - AIDS

• HIV wasting syndrome (BB turun 10% + diare kronik


> 1 bln atau demam >1 bln yg tdk disebabkan peny lain)
• Pneumonia Pneumocystis (PCP)
• Infeksi herpes simpleks kronis (orolabial, genital atau anorektal > 1 bulan atau viseral)
• Kandidiasis esofagus (atau trakea, bronkus, paru)
• TB ekstra paru
• Sarkoma Kaposi
• Infeksi Cytomegalovirus (CMV) (retinitis atau organ lain)
• Toksoplasmosis SSP
• Ensefalopati HIV
• Kriptokokus ektra pulmoner termasuk meningitis
• Limfoma maligna

22
Diagnosis

● Harus menggunakan 3 pemeriksaan rapid tes


● Dinyatakan positif jika

○ 3 hasil rapid tes atau elisa menunjukkan hasil reaktif

○ HIV RNA atau DNA menunjukkan hasil terdeteksi


● Inkonklusif ( indeterminate) adalah 2 hasil reaktif dan 1 non reaktif
TERAPI ANTIRETROVIRAL

● Sebagai pengobatan dan pencegahan (treatment as prevention)


● Syarat untuk memulai terapi ARV:

○ Semua pasien yang terdeteksi HIV positif


PENCEGAHAN

1. A (Abstinence): Absen seks atau tidak melakukan hubungan


seks bagi yang belum menikah
2. B (Be Faithful): Bersikap saling setia kepada satu pasangan
seks (tidak berganti-ganti pasangan)
3. C (Condom): Cegah penularan HIV melalui hubungan
seksual dengan menggunakan kondom.
4. D (Drug No): Dilarang menggunakan narkoba
5. E (Education) : pemberian Edukasi dan informasi yang
benar mengenai HIV, cara penularan, pencegahan dan
pengobatannya.
HIV AIDS di Masa Pandemi
Wabah penyakit coronavirus yang cepat pada tahun
2019 (COVID-19), yang muncul dari infeksi sindrom
pernafasan akut coronavirus 2 (SARS-CoV-2), baru-
baru ini menjadi darurat kesehatan masyarakat yang
menjadi perhatian internasional (WHO, 2020).

Wang et al melaporkan temuan dari 138 kasus


COVID-19 hasilnya menunjukkan bahwa 64 (46,4%)
dari mereka memiliki komorbiditas dan penyakit yang
imunitas menurun yakni HIV dan AIDS (Wang, et al.,
2020).
Orang dengan HIV/AIDS harus menjaga sistem imunnya tetap
sehat dan terkendali dalam masa pandemi ini.

Mereka disarankan untuk mengambil tindakan pencegahan


yang sama seperti populasi umum yakni sering cuci tangan,
etika bila batuk, hindari menyentuh wajah, menjaga jarak sosial,
mencari perawatan medis jika bergejala, isolasi diri jika kontak
dengan seseorang dengan COVID -19
Strategi Layanan PDP HIV Dalam Pandemi
Covid-19

Semasa pandemi ini ODHA memerlukan ARV dan pemantauan


kesehatannya secara rutin agar virus dapat ter-supresi,imunitas meningkat.
● Pemberian ARV
● Bagi ODHA dengan IO (infeksi oppurtunistik), maka kontrol tiap bulan
● Dinas kesehatan provinsi memantau dan memastikan keberlangsungan layanan ARV
pada ODHA agar tetap patuh minum obat ARV dan agar lost to follow up tetap menurun
● ODHA harus tetap memelihara PHBS, makan cukup, tidur cukup, dan mengurangi
stress.
TUJUAN PENGENDALIAN HIV AIDS
3 ZERO 2030

Zero Zero Zero


New HIV Infection AIDS Related Discrimination
Death

SINERGISITAS SEMUA SEKTOR


Strategi Jalur Cepat TOP

S-T O P
Suluh: 90% masyarakat paham HIV
Temukan: 90% ODHA tahu statusnya
Obati: 90% ODHA mendapat terapi ARV
Pertahankan: 90% ODHA yang ART tidak
terdeteksi virusnya
KESIMPULAN

1. Kenali gejala dan cara penularan HIV


2. Target 3 zero 2030 tercapai dengan
strategi STOP
3. HIV Jauhi penyakitnya , bukan
jauhi orangnya
dr. MAWADDAH FITRIA, Sp. PD,
FINASIM

0813-6085-5191
(Whatsapp)
SYUKRAN

Anda mungkin juga menyukai