Anda di halaman 1dari 24

KONSEP HIV AIDS

Pengertian HIV
HIV (Human Immunodeficiency Virus )

Virus yang hidup di dalam darah manusia,tidak


dalam darah setiap orang tetapi hanya dalam
darah seseorang yang terinfeksi,termasuk anda.
HIV berkembang dari infeksi menjadi suatu
penyakit yang mengancam jiwa manusia, yaitu
Acquired Immune Deficiency Syndrome(AIDS)

Fase -fase HIV


.Fase 1
Dimulai setelah infeksi dan berlangsung selama
beberapa hari,ditandai dengan perasaan "tidak enak
badan" seperti flu.Tes HIV yang dilakukan pada fase ini
mungkin menunjukkan bahwa anda tidak terinfeksi HIV.
.Fase 2
Pada fase inilah virus sedang berkembang.Pelanpelan HIV menghancurkan sel-sel CD4 dalam
darah,yang berjumlah banyak sekali untuk melawan
penyakit.Semakin sedikit sel CD4 yang dimiliki,sistem
kekebalan tubuh anda semakin melemah.

.Fase 3
Dimulai ketika sel CD4 dalam tubuh sudah
dikuasai virus yang pada tahap ini sudah
banyak sekali dalam darah.ketika sistem
kekebalan tubuh sudah gagal,penyakit
pun mulai menyerang.
.Fase 4
Ketika gejala-gejala penyakit menjadi
semakin parah,selanjutnya penderita
didiagnosis menderita AIDS.

Cara penularan HIV AIDS


Virus HIV ditemukan dalam cairan tubuh
manusia,dan paling banyak ditemukan
pada darah,cairan sperma dan cairan
vagina.pada cairan tubuh lain bisa juga
ditemukan,misalnya air susu ibu,dan juga
air liur,tapi jumlahnya sangat sedikit.jadi
dapat disimpulkan bahwa penyebaran HIV
yang infeksius ini dapat melalui
perseksual,peroral(kemungkinan sangat
sedikit),parenteral(jarum suntik),dan
perplasenta.

Ada 2 jenis tes untuk mendeteksi


HIV
1.Tes melalui sampling darah.
Tes ini paling mudah di dapatkan,dan
hasilnya dapat dilihat setelah 1-2
minggu,untuk memastikan apakah anda
HIV positif atau negatif.
2.Tes melalui spesimen saliva/ludah(Tes
Oral)
Tes yang dilakukan untuk memeriksa
apakah ada antibody HIV didalam ludah
anda.

Epidemi HIV secara


Global,Nasional dan Lokal
Secara global
HIV merupakan masalah dan tantangan yang
serius terhadap kesehatan masyarakat
didunia.Setiap hari lebih dari 6800 orang
terinfeksi HIV dan lebih dari 5700 meninggal
karena AIDS.Cara penularan paling utama di
Asia adalah melalui hubungan seks,dimana
prevalensi HIV lebih dari 40%.
Ledakan epidemi HIV dari penasun terjadi di 100
kawasan di seluruh dunia.Penggunaan alat
suntik bersama lebih menonjol dijumpai di
banyak negara di Asia,Eropa Timur dan Selatan.

Situasi HIV AIDS di Indonesia


Indonesia sudah menjadi negara urutan ke 5 di Asia
paling beresiko HIV AIDS.Para pakar memperkirakan
kasus HIV AIDS sudah mencapai 130.000
orang,sehingga tidakbisa dihindari lagi bagi Indonesia
untuk menerapkan kesepakatan tingkat Internasional
yang diikuti kebijakan nasional.Sebagian besar kebijakan
baru diperkirakan terjadi pada beberapa sub-populasi
beresiko tinggi(dengan prevalensi >5%),yaitu pada
pengguna Napza suntik(penasun),wanita pekerja
seks(WPS),dan waria.
Berdasarkan modeling matematika,diperkirakan dalam
rentang waktu tahun 2008-2015,secara komulatif akan
terdapat 44.180 anak yang dilahirkan dari ibu positif HIV.

Situasi hiv aids di Bali


Kasus HIV AIDS pertama kali ditemukan di provinsi
Bali,pada tahun 1987,penderitanya adalah warga
Belanda.
Pada periode 1987-1999 kasus HIV masih tergolong
rendah,sebagai akibat sosialisasi konseling dan
pemeriksaan sukarela belum dilakukan secara
optimal.pada tahun 2000,jumlah kasus mulai
memperlihatkan kecenderungan yang meningkat.
Jumlah kasus HIV AIDS di kabupaten Buleleng dengan
total 1.623 orang,teridentifikasi mengidap HIV.

Patofisiologi HIV AIDS


Virus HIV menyerang sel target dalam
waktu lama.Virus menempel pada limfosit
yang memiliki suatu reseptor protein yang
disebut CD4.Seseorang yang sehat
memiliki limfosit CD4 sebanyak 8001300sel/ml darah.pada beberapa bulan
pertama setelah terinfeksi HIV,jumlahnya
menurun sebanyak 40-50%.selama bulanbulan ini penderita bisa menularkan HIV
kepada orang lain karena banyak partikel
virus yang terdapat di dalam darah.

Tanda dan Gejala

Panas lebih dari 1 bulan,


Batuk-batuk
Badan menjadi kurus sekali
Diare
Sesak napas
Pembengkakan kelenjar getah bening
Kesadaran menurun
Penurunan ketajaman penglihatan
Bercak ungu kehitaman di kulit

Manifestasi klinis

Gambaran klinis infeksi HIV dapat disebabkan HIV-nya


sendiri(sindrom retroviral akut,demensia HIV),infeksi ofortuniksik
,atau kanker yang terkait AIDS.
perjalanan penyakit HIV dibagi dalam tahap-tahap berdasarkan
keadaan klinis dan jumlah CD4.
1. Infeksi retroviral akut
Gambaran klinis menunjukkan demam,pembesaran
kelenjar,hepatoplemagali,nyeri tenggorokan,mialgia.ulkus pada
mukokutan,diare,leukopenia,dan limfosit atipik.sindrom ini biasanya
sembuh sendiri tanpa pengobatan.
2. Masa asimtomatik
Pada masa ini pasien tidak menunjukkan gejala,tetapi dapat terjadi
limfadenopati umum.penurunan jumlah CD4 terjadi
bertahap,disebut juga masa jendela(window period).

3. Masa gejala dini


Pada masa ini jumlah CD4 berkisar antara 100300.gejala yang timbul adalah akibat infeksi
pneumonia bakterial,kandidiasis
vagina,sariawan,herpes zoster,leukoplakia,dan
tuberkolosis paru.Masa ini disebut AIDS Related
Complex(ARC).
4. Masa gejala lanjut
Pada masa ini jumlah CD4 dibawah
200.Penurunan daya tahan ini menyebabkan
resiko tinggi rendahnya infeksi oportunistik berat
atau keganasan.

Komplikasi HIV AIDS

Pneumonia pneumocystic(PCP)
Tuberculosis(TBC)
Esofagitis
Diare
Toksoplasmositis
Leukoensefalopati multifocal prigesif
sarcoma kaposi
Kanker getah bening
Kanker leher rahim(pada wanita yang terkena
HIV)

Pemeriksaan Diagnostik
1. Lakukan anamnesa gejala infeksi oportunistik dan kanker
yang terkait dengan AIDS.
2. Telusuri perilaku beresiko yang memungkinkan
penularan.
3. Pemeriksaan fisik untuk mencari tanda infeksi
oportunistik dan kanker terkait.jangan lupa perubahan
kelenjar,pemeriksaan mulut,kulit,dan funduskopi.
4.Dalam pemeriksaan penunjang dicari jumlah limfosit
total,antibody HIV,dan pemeriksaan Rontgen.
Bila hasil pemeriksaan antibody positif maka dilakukan
pemeriksaan jumlah CD4,perlu juga dilakukan
pemeriksaan viral load untuk mengetahui awal pemberian
obat antiretroviral dan memantau hasil pengobatan.

Penatalaksanaan Medis
1.Apabila terinfeksi HIV,maka terapinya yaitu:
a. Pengendalian Infeksi Opurtunistik
b. Terapi AZT (azidotimin)
c. Terapi Antiviral Baru
d. Vaksin dan Rekonstruksi virus
2. Diet
Tujuan diet bagi penderita AIDS adalah
> memberikan intervensi gizi secara cepat dengan mempertimbangkan
seluruh aspek dukungan gizi pada semua tahap dini penyakit infeksi Hiv.
> Mencapai dan mempertahankan berat badan secara komposisi tubuh
yang diharapkan,terutama jaringan otot.
Syarat-syarat Diet HIV AIDS adalah:Energi tinggi,protein tinggi,lemak
cukup,vitamin dan mineral tinggi,serat cukup,cairan
cukup,elektrolit,makanan diberikan sedikit tapi sering.

ASUHAN KEPERAWATAN
1.PENGKAJIAN :
a. Aktivitas/istirahat
Mudah lelah,berkurangnya toleransi terhadap aktivitas biasanya,malaise
b. Sirkulasi
Takikardia,perubahan TD postural,pucat,sianosis.
c. Integritas ego
Alopesia,lesi cacat,menurunnya berat badan,putus asa,depresi,marah,menangis.
d. Eliminasi
Faeses encer,diare pekat yang sering,nyeri tekanan abdominal,abses rectal
e. Makanan/cairan
Disfagia,bising usus,turgor kulit buruk,lesi pada rongga mulut,kesehatan gigi/gusi yang
buruk,dan edema.
f. Neurosensori
Pusing,kesemutan pada ekstermitas,konsentrasi buruk,apatis,dan respon melambat.
g. Nyeri/kenyamanan
Sakit kepala,nyeri pada pleuritis,pembengkakan pada sendi,penurunan rentang gerak
h. Pernapasan
Batuk,produktif/non produktif,takipnea,distres pernapasan.

2.DIAGNOSA,INTERVENSI DAN RASIONAL TINDAKAN


KEPERAWATAN

1. Diagnosis keperawatan:
Nyeri berhubungan dengan inflamasi/kerusakan
jaringan ditandai dengan keluhan
nyeri,perubahan denyut nadi,kejang otot dan
gelisah.
Hasil yang diharapkan :
keluhan hilang,menunjukkan ekspresi wajah
rileks,dapat tidur atau beristirahat secara
adekuat.

Intervensi keperawatan

1. Kaji keluhan nyeri,perhatikan


lokasi,intensitas,frekuensi dan waktu.tandai
gejala nonverbal misalnya
gelisah,takikardia,meringis
2. Instruksikan pasien untuk menggunakan
visualisasi atau imajinasi,relaksasi
progresif,tehnik napas dalam.
3. Dorong pengungkapan perasaan

4. Berikan analgesik atau antipiretik narkotik.


5. Lakukan tindakan paliatif misal pengubahan
posisi,massage,rentang gerak yang sakit

Rasionalisasi

1. Mengindikasikan kebutuhan untuk intervensi


dan juga tanda-tanda perkembangan
komplikasi.

2. Meningkatkan relaksasi dan perasaan sehat.

3. Dapat mengurangi ansietas dan rasa


sakit,sehingga persepsi akan intensitas rasa
sakit
4. Memberikan penurunan nyeri/tidak
nyaman,mengurangi demam.
5. Meningkatkan relaksasi atau menurunkan
otot.

2.Diagnosa keperawatan:Resiko tinggi


kekurangan volume cairan berhubungan
dengan diare berat.
Hasil yang di harapkan:mempertahankan
hidrasi dibuktikan oleh membrane mukosa
lembab,turgor kulit baik,tanda-tanda vital
baik,keluaran urine adekuat secara
pribadi.

Intervensi keperawatan
1. Pantau pemasukan oral dan
pemasukan cairan sedikitnya
2.500ml/hari.
2.Buat cairan mudah diberikan pada
pasien:gunakan cairan yang
mudah ditoleransi oleh pasien dan
yang menggantikan elktrolit yang
dibutuhkan
3. Kaji turgor kulit,membrane mukosa
dan rasa haus.
4. Hilangkan makanan yang potensial
menyebabkan diare,yakni yang
pedas.
5. Berikan obat-obat anti diare

Rasionalisasi
1. Mempertahankan keseimbangan
cairan,mengurangi rasa haus dan
melembabkan membrane mukosa.
2. Meningkatkan pemasukan cairan
tertentu mungkin terlalu menimbulkan
nyeri untuk di konsumsi karena lesi
pada mulut.

3. Indikator tidak langsung dari status


cairan.
4.Mungkin dapat mengurangi diare
5. Menurunkan jumlah dan keenceran
faeses,mungkin mengurangi kejang
usus dan peristaltik.

3.Diagnosa keperawatan: Resiko tinggi pola


nafas tidak efektif berhubungan dengan
proses infeksi dan ketidakseimbangan
muskuler(melemahnya otot-otot
pernafasan)
Hasil yang di harapkan :
Mempertahankan pola nafas efektif dan
tidak mengalami sesak nafas

Intervensi keperawatan
1. Auskultasi bunyi nafas,tandai
daerah paru yang mengalami
penurunan,atau kehilangan
ventilasi,dan munculnya bunyi
adventisius.misalnya
krekels,mengi,ronki.
2. Catat kecepatan
pernafasan,sianosis,peningkatan
kerja pernafasan dan munculnya
dispnea,ansietas
3.Dorong pasien untuk melakukan
apapun yang mungkin,misalnya
perawatan diri,duduk
dikursi,berjalan,pergi makan.
4. Pantau respon psikologis terhadap
aktifitas,misal perubahan
TD,frekuensi pernafasan atau
jantung.

Rasionalisasi
1. Memperkirakan adanya perkembangan
komplikasi atau infeksi
pernapasan,misalnya pneumoni.

2. Takipnea,sianosis,tidak dapat
beristirahat,dan peningkatan
nafas,menunjukkan
kesulitannpernafasan dan adanya
kebutuhan untuk meningkatkan
pengawasan atau intervensi medis.
3. Meningkatkan fungsi pernafasan yang
optimal dan mengurangi aspirasi atau
infeksi yang di timbulkan karena
atelektasis
4. Mempertahankan oksigenasi efektif
untuk mencegah atau memperbaiki
krisis pernafasan.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai