PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) merupakan sekumpulan
gejala yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia setelah sistem kekebalan
tubuhnya dirusak oleh virus yang disebut HIV. AIDS merupakan salah satu
penyakit infeksi menular seksual. Sebagaimana pada penyakit menular seksual
lainnya, AIDS menyerang pada semua tingkat umur dan merupakan suatu
penyakit yang berbahaya. Dikatakan demikian karena ia dapat menyerang siapa
saja tanpa kecuali.Belum ada vaksin atau obat yang bisa membunuh virus HIV,
adanya window period dan merupakan fenomena gunung es.
Pada akhir tahun 2000, sebanyak 36,1 juta orang diseluruh dunia mengidap
HIV atau AIDS. 90%-nya terdapat di negara-negara yang sedang berkembang,
seperti Indonesia. Di Indonesia infeksi HIV atau AIDS sudah merupakan masalah
kesehatan yang memerlukan perhatian. Menurut Dirjen P2M atau PLP jumlah
HIV atau AIDS pada tahun 1999 sebanyak 783 orang dan meningkat pesat sampai
dengan 31 Maret 2002 sebanyak 2876 kasus dengan rincian 2187 terinfeksi HIV
dan 689 kasus AIDS.
Melihat kenyataan tersebut, maka peran perawat harus ditujukan untuk
mengatasi masalah ini, antaranya, dengan memberikan asuhan keperawatan pada
orang yang terinfeksi HIV/AIDS .Dan juga perawat berperan sebagai penyuluh
dan pendidik bagi golongan yang beresiko terhadap HIV/AIDS.
B.
TUJUAN
a.
TUJUAN UMUM
Diharapkan
setelah
mengikuti
seminar,
mahasiswa/i
akan
dapat
TUJUAN KHUSUS
Setelah seminar diharapkan mahasiswa/i dapat:
Menggambarkan
patofisiologi
dari
penyakit AIDS.
Pengkajian
Diagnosa keperawatan
Perencanaan
Implementasi
Evaluasi
Menjelaskan pendidikan pasien
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A.
PENGERTIAN
-
B.
ETIOLOGI
Penyebab utama AIDS adalah infeksi oleh virus yang dinamakan HIV. Virus ini
termasuk dalam famili retroviridae.
C.
Lamanya fase
Antibodi
dapat
diketahui
Tidak
Tidak ada
Dapat
ditransm
isi
Ya
Mungkin
Ya
Infeksi
HIV 1-15 tahun atau
asymptomatic
lebih
Suppresi imun Diatas 3 thn
symptomatik
Ya
Tidak ada
Ya
Ya
Ya
AIDS
Ya
Deman,
keringat
dimalam hari, BB
hilang,
diare,
neuropaty, keletihan,
rash, lympadenopaty,
berpikir lambat, lesi
oral.
Infeksi
oportunistik
berat, dan tumor pada
beberapa sistem tubuh,
manifestasi neurologis
Window
4 minggu-6 bln
periode
setelah infeksi
Acute primary 1-2 minggu
HIV infection
D.
Variable:
1-5
tahun
dari
kondisi
AIDS
terdefenisi/pasti
PATOFISIOLOGI
Gejala
Ya
Virus yang menyebabkan infeksi HIV adalah HIV yang terdiri dari 2 tipe yakni: -.
HIV I
-. HIV II
HIV I, tersebar ke seluruh dunia, sedangkan HIV II merupakan virus utama yang
ditemukan di Afrika Barat, yang sangatkomersial dan secara epidemiologi terdapat
pada daerah itu.
E.
MANIFESTASI KLINIS
Pada beberapa sistem tubuh berikut ini yang terjadi bersamaan dengan multipel
infeksi:
1.
Mulut
Penyebab:
Lesi diakibatkan oleh: candida, herpes simplex, KS, virus papiloma, berupa kutil
pada mulut, HIV gingivitis, atau peridontitis, leukoplakia pada mulut. Akibatnya
nyeri mulut terutama kesulitan mengunyah dan menelan, penurunan intake nutrisi
dan cairan, dehidrasi, penurunan berat badan dan kelelahan.
2.
Neurologic
a.
penyebab:
AIDS
dementia
complex
yang
disebabkan
oleh:
Penyebabnya:
Akut encephalopathy disebabkan oleh : reaksi obat terapeutik, over
dosis obat, hypoxia, hypoglikemi, ketidakseimbangan elektrolit,
meningitis yang disebabkan oleh: mycrobacterium toberculosis, virus
herpes
simplex,
cytomegalovirus,
sipilis,
candida,
limpoma.
Neuropaty
Penyebab: inflamasi demyelinasi diakibatkan dari berlangsungnya
serangan virus HIV, reaksi obat, kaporsi sarkoma, lesi. Akibatnya:
penurunan kontrol motorik, ataksia, mati rasa pada bagian perifer, rasa
panas, isolasi sosial.
3.
GI
Penyebab:
-
Anorectal disease disebabkan oleh: abses dan fistula pada daerah perifer
anus, luka dan inflamasi pada perianal yang disebabkan oleh infeksi.
Akibatnya susah BAB, terasa nyeri pada rectal, diare.
4.
Pernapasan
Penyebabnya: infeksi oleh kuman TB, candida, taxoplasma gondi, virus influenza.
Akibatnya napas pendek, batuk, nyeri, hipoxia, aktivitas intoleransi, capek, gagal
napas dan kematian.
5.
Dermatologi
Penyebabnya: lesi virus herpes simplex, pseudomonas, dermatitis, reaksi obat,
scabies, kaposis sarcoma, dekubitus, kerusakan integritas kulit yang diakibatkan
dari penekanan dan inkontinensia. Akibatnya: nyeri, panas, sepsis dan infeksi
sekunder.
6.
Sensori
Penyebabnya:
-
Pendengaran: otitis eksternal dan otitis media akut, tuli, meningitis, CMV
dan reaksi obat. Akibatnya nyeri dan tuli.
Menolak
Mati rasa
Marah
Kecemasan
Hipokondria
Isolasi diri
Kesedihan berlebihan
Kesepian
3. Reaksi kematian
-
F.
Takut mati
CARA PENULARAN HIV/AIDS
Transfusi darah atau produk darah yang terinfeksi dengan virus AIDS melalui
cairan tubuh.
Berciuman.
Mandi bersama.
Gigitan nyamuk.
G.
DAN
KELOMPOK
ORANG
YANG
BERESIKO
a.
Darah
Cairan sperma
Cairan vagina
ASI
b.
H.
TEST HIV
1. Test HIV
Test HIV dapat dilakukan jika seorang mempunyai antibodi HIV dalam darah.Test
HIV dilakukan dengan menggunakan darah vena. Ada 2 test yang biasa digunakan
yaitu test pertama Elisa test. Jika hasilnya negatif berarti tidak dilakukan test
lanjutan, tetapi jika hasilnya positif maka selanjutnya akan dilakukan test Western
Blot. Jika pada test yang kedua ini hasilnya positif maka orang tersebut dianggap
terinfeksi HIV.
2. Orang yang harus ditest
Orang yang harus ditest adalah orang yang terpapar terhadap HIV atau orang yang
mempunyai pola hidup yang beresiko terpapar HIV harus ditest.HIV ditularkan
dari seseorang ke orang lain melalui kontak seksual dan darah. Orang-orang yang
dianggap beresiko tinggi antara lain:
-
Orang
yang
partner
seksnya
mempunyai
Test
Anonymous,
orang
yang
tidak
Anonymous, keputusan tergantung pada seseorang juga dokter dan ini sangat
individual.
4. Bila arti test negatif
Jika hasil test anda negatif, itu berarti bahwa ttidak ada antibodi HIV dalam darah
anda. Pada 4-12 minggu sesudah orang terinfeksi maka akan terbentuk antibodi
HIV. Hal ini berarti orang yang baru terinfeksi, hasil test dapat negatif. Oleh
karena itu jika anda termasuk kelompok resiko tinggi, dimana kamu ingin test
lakukan 6 bulan setelah terpapar. Apabila hasil test tetap negatif anda dan
pasangan seks anda harus melindungi diri dengan menggunakan kondom.
5. Hal-hal yang terjadi jika hasil test positif
Test HIV positif tidak berarti bahwa anda langsung terserang AIDS sekaerang
tetapi anda akan mendapatkannya di masa yang akan datang. Kita tidak tahu
apakah seseorang yang terinfeksi HIV akhirnya berkembang ke AIDS.
Kita tahu bahwa beberapa orang yang terinfeksi selama beberapa tahun dan tidak
berkembang ke AIDS. Ini menunjukkan bahwa perawatan diri yang baik pada diri
seseorang, fisik dan emosi, dapat memberikan hidup beberapa tahun pada orang
yang terinfeksi HIV
Yang terutama tidak perlu panik. Infeksi HIV hanya sebagian dari seluruh
total gambaran kehidupan anda. Jagalah selalu kesehatan diri anda, kontrol teratur
ke dokter, suport emosi, lindungi diri dari virus AIDS, lindungi diri dari aktivitas.
6. Kepada siapa diceritakan
Katakan kepada dokter anda sehingga mereka mampu memberitahukan kepada
anda kemungkinan perawatan yang terbaik.Anda juga bisa katakan kepada
pasangan seks anda dan anjurkan agar mereka juga melakukan test.diskusikan
dengan mereka bagaimana cara melindungi diri.
Ini penting agar orang lain dapat membantu anda,teman dan semua orang yang
positif HIV. Tetapi kamu yang harus menentukan sendiri orang-orang yang kamu
percaya meskipun akhir-akhir ini sudah banyak diberikan pendidikan kepada
publik tetapi masih juga ada salah paham tentang infeksi HIV dan AIDS.
Saat test HIV anda positif
Test HIV positif bukan berarti kena AIDS. Itu berarti anda diinfeksi virus
HIV dan harus mengambil langkah-langkah untuk mempertahankan kesehatan
tubuh dan cegah transmisi.
Pengobatan anda
Test positif hanya sebagian dari gambaran keadaan. Dokter akan
memberikan pengobatan atau tindakan tertentu untuk mempertahankan kesehatan
dan mencegah infeksi. Obat yang diberikan seperti AZT dapat mencegah
perkembangan HIV. Anda harus peka terhadap perubahan yang terjadi pada tubuh
anda, karena tubuh sangat rentan terhadap infeksi. Segera ke dokter bila terjadi
sakit akut atau terjadi perubahan dalam tubuh (seperti demam, nyeri,batuk, napas
pendek, perdarahan, perubahan kondisi kulit)
Pentingnya pola hidup sehat
Jaga kesehatan tubuh anda karena dengan begitu bisa melawan infeksi
HIV. Nutrisi dan istirahat yang cukup diperlukan dan latihan juga sangat penting
ini dapa menguatkan tubuh, meningkatkan energi dan stamina.Hindari alkohol
atau menggunakan obat-obatan IV, sebab dapat membuat inefeksi HIV menjadi
lebih buruk dan mengarah ke aids. Alkohol dan obat- oabtan dapat juga merusak
keseimbangan tubuh anda.
Koping
Koping terhadap diagnosa HIV memang sangat sulit, beberapa orang
merasa bahwa hidup ini hanya sendiri. Tetapi bantu untuk keluarkan dari perasaan
itu dan katakan bahwa dia tidak sendiri. Segera dapatkan bantuan dari psikologis
atau psikiatrik. Orang-orang ini dapat memberikan support emosional dan
membantu
sosial yaitu
pandangan
virus HIV sejauh kita tidak mempunyai kulit yang luka. Jika kamu
mempunyai pasangan seks, cara-cara unutk melindungi diri dari infeksi:
o
Hindari deep-kissing.
Penggunaan obat-obatan
Jika
kamu
pemakai
obat-obatan,
segera
hentikan
sebab
dapat
Sumbangan/donor
I.
Western Bolt
Culture HIV
Dasar
positif
pada
ukuran
adanya
Test untuk perusakan sistem imun: berubahnya hasil test dalam petunjuk indikasi
adalah tanda memburuknya status imun.
Hematokrit
CD4 limphocytes
Serum neopterin
Serum B2 microglobulin
WBC
: <3500 sel/mm.
Tuberkulin skin test: reaksi lemah dari 5 mm indurasi adalah positif untuk imun
seseorang.
candida.
Kultur virus herpes simplex : positif virus herpes simplex
Pemeriksaan mikroskopik jaringan/biopsi jaringan: positif multinuclear sel
raksasa
Mikroskopi elektron
Pemeriksaan biopsi jaringan: positif adanya kutil, KS dan atau sel seukoplakia
berbulu.
J.
MANAJEMEN MEDIK
Tujuan manajemen medik infeksi HIV adalah mempertahankan status imun pada
level tinggi untuk mencegah kesempatan masuknya penyakit. Pendekatan ini ada 3
macam. Yang pertama adalah mempromosikan status umum kesehatan (promosi
kesehatan) dan memperbaiki atau mempertahankan fungsi imun dan mengobati
penyakit serta pendidikan pasien terhadap perlakuan untuk memperbaiki resistensi
infeksi yang tepat. Yang kedua adalah mencegah infeksi yang memicu T4 pembantu
aktivitas sel dan yang berikut adalah replikasi HIV. Ini adalah imunisasi yant bagus
yang disiapkan dan profilaksis. Yang ketiga adalah menekan aksi HIV.
Terapi obat
Pencegahan infeksi: imunisasi, campak, mumps dan rubella (MMR);
antibvaksin polio (IPV); vaksin pneumoccocal dan vaksin influenza tahunan. Individu
dengan resiko hepatitis B akan mendapatkan vaksin hepatitis B. Antiinfeksi terapi
digunakan untuk menekan pertumbuhan patogen, karena agen ini tidak membatasi
dalam kerja sama imun. Beberapa pasien mempertahankan agen antiinfeksi setelah
adanya kumpulan gejala yang muncul berubah. Prophylaxis dapat digunakan untuk
semua jenis infeksi pneumocytis carinii; trimethropin/sulfametoxazole (bactrim).
Penekanan HIV ini adalah laju area laju perkembangan dan test siap
percobaan obat. agen utama mempunyai aksi antiviral. Salah satunya menghalangi
Manifestasi GI: obat salap topical untuk penyakit ano-rectal; kemopterapi untuk
lesi KS dan limpoma; antinauseadan agen antidiare
Manifestasi
dermatologi:
lindane
untuk
scabies;
steroid
topical
untuk
Manifestasi sensori: kemoterapi untuk occular dan kelopak mata lesi KS (jika lesi
juga meluas di tempat lain dalam tubuh); salapoptalmic untuk nonoportunistik
infeksi bakteri; sistemic antimicrobial untuk otitis media; radioterapi untuk lesi
KS.
Manajemen Umum
-
kognitif;
konseling
keluarga
dan
pelayanan
sosial
untuk
menyediakan kebutuhan bahwa kecemasan akibat hospitalisasi dan atau obat serta
penggunaan alkohol.
-
Manifestasi oral: debredimen periodontitis; eksisi kutil dan lesi KS; radioterapi
dan laser pembedahan untuk KS.
Sistem tubuh
GI, Respiratori
Eritromicin,Tetracycline
(Shylamidia)
VIRUS:
Herpes
Simplex (herpes)
Oral,
Genital, Acyclovir
Mucosa rectal, Kulit,
Kon
jungtiva, CNS
Herpes Zoster Perifer nerves dan Acyclovir
(single)
Kulit
CMV Infeksi Retina,GI,CNS dan Gancyvlovir (DPHG)
pernapasan.
HELMINTHS:
Strongyloide
Saluran Intestinal
Thiabendazole, Albendazole
Stercolaris
(Strongylodiasis)
-
Cryptoccocus
Neofarmans
(Cryptoccocis)
Hitoplasma
Capsutalum
(Histoplasmosis)
Candida
Albicans
(Candidiasis)
Protozoa:
Pneumocystis
Carinii (PCP)
-
Toxoplasma
Gondii
(Toxoplasmosis)
Micosporum
Species
(Microporosis)
Giardia
Lamblia
(Giardiasis)
Entamoeba
Histolytica
(Amubiasis)
CNS,
pernapasan, S-Flucytosine dengan Amphotericin B
kulit, sum-sum tulang atau Amphotericin B saja.
Sistemik, Sum-Sum Amphotericin B, Ketoconazole
Tulang, GI, Kulit
GI,
Mulut, Ketoconazde,
Nystatin,
Pernapasan,
Area Cotrimoxazole, Amphotericin B
Ano-Rectal, Genital
Pernapasan
Cotrimoxazole,
Pentamidine,
Trimitrexate,
Leucovorin,
Sulfametoxazole atau Trimethropin
CNS, Nodus Limpa, Pyrimethamine, Sulfametoxazole
Pernapasan
Kulit, GI
GI
Metronidazole, Quinancrine
-
Metronidazole, Iodoquinol
UPAYA PENCEGAHAN
Upaya pencegahan untuk orang dengan HIV mjenggunakan istilah ABCDE, yaitu:
A= Abstinence
Tidak berhubungan seksual.
B= Be Faithful
Saling setia dengan satu pasangan
C= Condom
Selalu memakai kondom saat berhubungan seksual
D= Diagnosa diri dan Drug
Memeriksakan diri sedini mungkin bila punya resiko
E= Equipment
Menggunakan peralatan yang steril
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
Riwayat: tes HIV positif atau mungkin terdapat virus, riwayat tingkah laku yang
beresiko tinggi, diagnosa STD, hepatitis B, limpadenophaty yang
menetap, atau penyakit infeksi lain. Laporan penggunaan berbagai
jenis obat meliputi penulisan resep obat, OTC, reaksi dan kekebalan
terhadap obat.
Gejala subyektif: demam kronik, dengan atau tanpa kedinginan, keringat di malam
hari, malaise, kelemahan, keletihan yang sangat berat, anoreksia,
kehilangan berat badan, nyeri dan sulit tidur.
Neurologi:
perubahan
refleks
pupil,
nistagmus,neuoropaty,
vertigo,
Potensial terhadap infeksi b.d imunosupresi, efek kemoterapi atau radiasi, sering
melakukan venipuncture, malnutrisi dan gaya hidup yang beresiko tinggi
Data penunjang : riwayat gaya hidup yang beresiko tinggi, penemuan laboratorium
untuk infeksi HIV dan imunosupresi, melaporkan terjadinya
demam dan keringat di malam hari, penurunan berat badan,
fatique, kulit pucat dan turgor kulit jelek.
2. Potensial terhadap infeksi kontak b.d infeksi HIV, gaya hidup dan adanya
kesempatan infeksi nonoportunistik yang dapat ditransmisi.
Data penunjang : riwayat terpaparnyan HIV, sekresi tubuh, eksresi, atau eksudat
yang mengandung patogen, demam, lympadenopati dan lesi.
3. Gangguan proses berpikir b.d infeksi HIV pada CNS atau patogen lain, penyakit
yang berbahaya, hypokemia, reaksi obat, depresi.
Data penunjang : melaporkan adanya lupa ingatan, lambat dalam berpikir dan
memecahkan masalah, menunjukkan kebingungan, gangguan
berpendapat, disorientasi, perubahan personality, hilangnya
ingatan, delusi dan halusinasi, tanda-tanda meningitis, tandatanda tidak dapat memelihara diri sendiri (contoh: kegagalan
untuk makan, adanya penemuan data laboratorium atau
diagnostik pada infeksi CNS atau penyakit berbahaya.
4. Potensial injuri b.d penyakit CNS, perubahan status mental, kelemahan atau
kerusakan neuromuskular.
Data penunjang : melaporkan adanya lupa ingatan, dugaan yang tidak nyata
terhadap diri, kelemahan, penglihatan yang kurang, gangguan
rasa dan ekstremitas, jatuh, menunjukkan adanya gangguan
keseimbangan gaya berjalan dan kekuatan otot, kebingungan
dan memiliki seizur.
5. Potensial keracunan b.d efek toxic dari terapi pengobatan.
Data penunjang : ketergantungan obat, pusing, gangguan sensori,
hipertensi,
gangguan pertukaran
oksigen.
Data penunjang : melaporkan adanya kelelahan, kelemahan, napas
pendek dan
Data penunjang : melaporkan adanya kesulitan tidur, perubahan pola tidur dan
kelelahan setiap hari.
11. Isolasi sosial b.d ketakutan orang lain terhadap AIDS, penolakan keluarga, cacat
di mata masyarakat, penarikan diri pasien dari orang-orang dan aktivitas.
Data penunjang : melaporkan hilangnya pekerjaan, tinggal seorang diri, tingkah
laku pendiam, tidak ada pengunjung di RS, mengekspresikan
kesepian.
12. Kurang perawatan diri dalam semua aktivitas dan latihan b.d kondisi yang buruk,
dyspnea, perubahan mental, gangguan neurolgik, depresi, kemiskinan.
Data penunjang : cepat lelah dalam perawatan diri, beristirahat di tempat tidur,
menurunnya partisipasi dalam melakukan aktivitas perawatan
diri
13. Gangguan pengelolaan biaya hidup di rumah b.d intoleransi aktivitas, tidak
adekuatnya keuangan, kurangnya pengetahuan tentang sumber pertolongan.
Data penunjang : melaporkan tinggal sendirian dengan keadaan terbatas dan tanpa
pertolongan,
keuangan
yang
terbatas,
melaporkan
dan
pada
orang
lain,
menunjukkan
tidak
memberikan
semua
hak
miliknya,
menunjukkan
22. Kerusakan integritas kulit b.d infeksi kulit, lesi KS, malnutrisi, imobilisasi,
inkontinensia, terapi radiasi.
Data penunjang : melaporkan adanya gatal, panas, rash, lesi atau dekubitus pada
beberapa bagian tubuh, gangguan pada genital atau daerah
perianal, edema ekstremitas.
23. Kerusakan membran mukosa b.d infeksi oral, faringeal atau esofagus, malnutrisi.
Data penunjang : melaporkan adanya rasa sakit pada mulut atau kerongkongan,
dysphagia, perubahan rasa, inflamasi, atau lesi pada mukosa
oral dan pharingeal, perdarahan gusi atau hidung.
24. Gangguan pola seksual b.d takut terjadinya transmisi HIV, gangguan aktivitas
sosial, terputusnya hubungan baik, aktivitas intoleransi.
Data penunjang : melaporkan adanya perubahan gaya hidup dan aktivitas sosial,
hilangnya orang yang berarti.
25. Tidak efektifnya koping individu b.d kecemasan tentang kasih sayang pada satu
kondisi, takut infeksi, lamanya disfungsional hubungan baik, tuntutan perawatan
pasien.
Data
penunjang:
keluarga
menunjukkan
bermusuhan,
tidak
tingkah
laku
mengunjungi
kecemasan
pasien,
atau
pasien
2.
3.
4.
Pasien tidak akan mempunyai pengalaman injuri karena kecelakaan atau jatuh.
5.
Dapat dicegahnya interaksi obat atau reaksi alergi dapat dihindari, pasien akan
menyediakan sendiri obat-obatan sesuai yang ditentukan atau diinstruksikan.
6.
7.
Pasien tidak akan bingung atau takut oleh stimulus lingkungan,injuri tidak
diakibatkan karena gangguan penglihatan,pendengaran atau rasa kinesthetie.
8.
9.
10.
11.
Pasien akan memelihara hubungan baik dengan orang yang penting baginya
atau menyesuaikan diri terhadap perubahan hubungan kekerabatan, pasien akan
diperkenalkan pada sumber suport sosial lainnya.
12.
Pasien akan memiliki kebutuhan untuk bertemu setiap hari dengan yang lain
selama episode penyakit akut dan akan berpartisipasi dalam perawatan diri sesuai
toleransi.
13.
Pasien dan orang penting lainnya akan mengetahui tentang sumber komunitas
dan pelayanan untuk memfasilitasi manajemen di rumah.
14.
15.
16.
17.
Pasien akan menunjukkan pola pernapasan yang normal, tingkat gas darah dan
oksigenasi seluler, pasien akan menunjukkan kemampuan pemenuhan atau
pemberian oksigen sendiri, pasien akan menunjukkan keringanan gejala dyspnea
dan kekurangan udara.
18.
Pasien dapat mempertahankan intake kalori dan protein yang adekuat untuk
memenuhi kebutuhan metabolik, berat badan akan stabil atau meningkat seperti
pada keadaan sebelumnya.
19.
20.
21.
22.
Pasien akan bebas dari lesi kulit, kerusakan kulit lebih lanjut dapat dicegah.
23.
24.
25.
Keluarga akan kuat dan mempertahankan mutu sistem support dan beradaptasi
terhadap tuntutan perubahan pasien.
D. IMPLEMENTASI
DX I : Potensial infeksi
Monitor adanya tanda-tanda baru infeksi
R/ untuk pengobatan dini
Gunakan teknik aseptik
R/ menghindarkan pasien dari patogen yang diperoleh selama di rumah sakit
Instruksikan pasien dalam menggunakan metode untuk menghindari patogen
lingkungan
R/ mencegah penambahan infeksi utama atau pokok
Dapatkan spesimen untuk analisis laboratorium sesuai petunjuk
R/ menjamin diagnosis dan pengobatan yang akurat
Berikan anti infeksi sesuai petunjuk
R/ mempertahankan level darah terapeutik terhadap obat
DX II : Potensial infeksi kontak
Gunakan tindakan pencegahan terhadap darah dan cairan tubuh bila merawat
pasien.Gunakan barier atau penghalang lain seperti masker atau sesuai
kebutuhan
Dorong pasien untuk memiliki obyek dekat yang dikenal. Orientsikan pasien
terhadap kejadian-kejadian baru dilingkungan. Sediakan petunjuk untuk
orientasi (jam, kalender).
R/ mengingat kembali, menolong memori dan orientasi
DX V: Potensial keracunan
Instruksikan pasien atau orang lain untuk berobat sesuai petunjuk: dosis, rute
pemberian, jadwal pemberian, efek samping dan reaksi tak menguntungkan
dan kondisi tak memungkinkan obat itu diteruskan, dan memanggil seorang
dokter. Pastikan pasien memperhatikan daftar medikasi dan waktu
pemberiannya.
R/ pasien dengan HIV sering kali mendapat pengobatan yang dapat
meningkatkan resiko reaksi obat; pasien dengan memori yang hilang
merupakan resiko besar terjadi medikasi yang salah.
Berikan perawatan kepada pasien yang tidak dapat merawat diri nya sendiri.
R/ berkurangnya tenaga kadang-kadang berhubungan dengan kemampuan
pasien dalam melakukan aktivitas dan latihan.
Atur asuhan keperawatan untuk menyediakan waktu istirahat yang cukup atau
tidak henti-henti.
R/ istirahat ekstra dibutuhkan kaarena adanya peningkatan kebutuhan
metabolik.
Bantu pasien untuk mengatur jadwal yang dapat menjaga keseimbangan antara
aktivitas dengan waktu istirahat yang cukup.
kinestik)
Kaji tingkat nyeri pasien dan anjurkan pasien untuk menggambarkan nyerinya.
R/ menentukan data dasar untuk intervensi terhadap nyeri yang dialami pasien.
orang-orang
ini
dalam
perawatan
pasien,
jika
pasien
Ajarkan orang penting lainnya untuk membantu aktivitas dan latihan pasien.
R/ perawatan dapat dipertahankan di rumah.
Berikan informasi yang akurat dan konsisten tentang kondisi dan pengobatan.
R/ untuk mengurangi ketakutan karena ketidaktahuan.
Atur posisi pasien untuik meningkatkan jalan napas dan memfasilitasi batuk,
anjurkan penggunaan teknik relaksasi dan pernapasan melalui bibir.
R/ meningkatkan ekspansi paru.
Berikan oksigen.
R/ mengurangi resiko hipoksemia.
kerongkongan.
Hindari stimulus yang berbahaya, seperti bau busuk atau pemandangan yang
tidak menyenangkan.
R/ dapat merangsang refleks muntah.
DX XIX : Diare
Kaji daerah perianal, bersihkan setelah BAB, berikan obat salep vaselin atau
zinc oksida, A dan D ointment.
R/ mengurangi rasa terbakar di kulit dan mnegurangi ketidaknyamanan, obat
salep berguna untuk menjaga kelembaban kulit.
Bantu pasien menjaga kulit tetap bersih dan kering, gunakan lotion pelembab,
rawat atau bersihkan daerah peroral sesuai anjuran di atas.
R/ mencegah kerusakan kulit.
Elevasikan ekstremitas yang edema, elevasikan kepala dari tempat tidur jika
wajah bengkak, gunakan kain yang dingin pada wajah.
R/ membantu menghalangi dareah mengalir dengan lesi KS.
Anjurkan dan ajarkan oral hygiene (gunakan sikat gigi yang lembut, pasta gigi
yang tidak menyebabkan iritasi, penggunaan pencuci mulut), anjurkan agar
mencuci mulut sesering mungkin dengan menggunakan saline dan cairan
hidngen perioxide, sediakan pemulas bibir.
R/ mencegah penyebaran lesi dan meningkatkan kenyamanan.
Kaji pasien dan pasangannya tentang aktivitas seksual, beri informasi yang
lengkap tentang transmisi HIV dan praktek seksual yang aman dan tidak aman.
R/ mengurangi resiko transmisi HIV yang lebih lanjut dan mengurangi
perubahan STDs yang dipakai dimana dapat melemahkan sistem imun.
R/ untuk memulai hubungan baik perawat dan keluarga dalam bekerja sama.
5. EVALUASI
1. Pasien bebas dari infeksi dan komplikasinya.
Data : tidak terdapat tanda-tanda awal infeksi, penemuan laboratorium
menunjukkan tidak adanya infeksi;temperatur nadi dan pernapasan normal, tidak
ada lesi atau eksudat.
2. Infeksi HIV tidak ditransmisikan petugas kesehatan memperlihatkan pencegahan
darah dan cairan tubuh..
Data : Pasien dapat berpatisipasi dalam melakukan ADL tanpa frustasi
3. Efek yang merubah pikiran terhadap proses kehidupan pasien dapat di perkecil.
Data : Pasien mampu berpartisipasi dalam ADL tanpa frustasi; membantu dirinya
sendiri dan orang lain.
4. Pasien tidak mengalami kejadian injuri atau jatuh.
Data: Pasien diperlihatkan secara ketat, tidak jauh / mengalami injuri;
menggunakan bantuan alat pengaman, lingkungan rumah bebas dari halangan
yang dapat menyebabkan injuri; melarang pasien mengendarai mobil sendiri.
5. Interaksi obat/ reaksi alergi dihindari; pasien dapat mengatur obat sendiri sesuai
aturan.
Data : Pasien menyelesaikan semua jadwal pengobatan yang ditentukan. Jika ada
reaksi yang tidak diinginkan pasien tidak melanjutkan pengobatan dan
menghubungi dokter. Pasien memberitahukan pada pelaksana perawatan
kesehatan tentang semua obat yang diminumnya.
6. Pasien berpatisipasi dalam aktivitas yang butuh banyak energi; bebas dari dyspnea,
dan tachicardi selama aktivitas.
Data
Lingkungan
dimodifikasikan
untuk
memungkinkan
pasien
13.Pasien dan orang lain yang berarti mengetahui tentang sumber-sumber pelayanan
masyarakat.
Data :Pasien menggambarkan pelayanan yang dapat menyediakan bantuan dan
bagaimana mengatur pertolongan dirumah, pasien membuat rencana yang
komplit/lengkap tentang situasi tempat tinggal yang baik.
14.Pasien menyatakan kecemasan dan ketakutan; memakai strategi koping diri
terhadap kecemasan.
Data : Pasien menunjukkan penurunan kecemasan terhadap hospitalisasi,
mengatakan pengertian tentang kondisi dan perawatan pasien menunjukkan
metode mengatasi kecemasan dengan jalan yang prduktif.
15.Pasien mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat dikontrolnya dengan membuat
keputusan tengtang dirinya, aturan dan kebutuhan perawatan kesehatannya.
Data : Pasien berpartisipasi secara aktif dalam keputusan perawat; bertanya
tentang terapi; menyatakan langkah-langkah yang dapat di ambilnya untuk
mempertahankan status kesehatannya dan memperbaiki kualitas hidup sehari
harinya.
16. Pasien mulai menunjukkan kemajuan setelah proses kesediaan.
Data
pasien
mengekspresikan
kesedihan
dan
menggambarkan
arti
perdarahan atau
lesi, mulut bersih dan bebas dari sisa makanan dan eksudat; lesi, jika ada harus
diobati.
24. Pasien atau pasangannya diberikan suport dan konsul untuk memulai aktivitas
seksual yang aman dan atau alternatif untuk mencapai kepuasan seks.
Data : Pasien/pasangannya menggambarkan metode seksual yang aman,
mengungkapkan maksud untuk mengikuti konseling sesuai kebutuhan.
25. Keluarga atau orang yang berarti kuat dan mempertahankan mutu suport, sistem
dan adaptasi pada perubahan tuntutan mereka.
Data : Pasien dan keluarga berinteraksi dengan jalan yang konstruksi; keluarga
memberi suport tanpa menyangkal kekuatan pasien dalam pembuatan keputusan
yang berlebihan, keluarga memiliki informasi rentang bantuan yang didapat
dengan perawatan di rumah jika dibutuhkan.
PENDIDIKAN KESEHATAN
Sebelum test:
Orang yang akan ditest secara sukarela adalah seorang yang menyalahgunakan obat
IV, laki-laki / wanita pekerja seks, wanita biseks / menggunakan obat narkotik / IV,
orang yang menerima transfusi darah di USA antara tahun 1978 dan 1995, seorang
yang merasa dirinya berisiko.
Diagnosa tambahan : Orang yang berencana menikah, tuntutan institusi, orang yang
sedang dalam evaluasi medis dan pengobatan pada penyakit infeksi, orang yang
bekerja di rumah sakit.
1. Diskusikan alasan pasien ingin di test.
2. Pastikan pasien yang hasil test ELISA positif , mereka akan mengikuti test
berikutnya.
3. Kaji hal-hal yang mempengaruhi hasil test : gaya hidup pasien,tingkah laku yang
beresiko,status psikologi.
4. Tentukan jika pasien punya suport sistem.
5. Diskusikan bagaimana rencana pasien menggunakan waktu menunggu sampai
hasil bisa didapat.
6. Anjurkan pasien untuk kembali mengambil hasil test (tidak diberikan lewat
telepon).
7. Ajarkan pasien bertingkah laku untuk mencegah penularan,walaupun hasil test
negatif.
9. Informasikan pada pasien untuk melaporkan pada dinas kesehatan jika hasil
positif.
Sesudah test :
Hasil test positif tidak berarti AIDS tapi diindikasikan 30%-50% akan menjadi AIDS
dalam waktu 7 tahun setelah infeksi. Tapi jika waktu infeksi tidak diketahui, pasien
harus memperhatikan segala yang muncul sewaktu-waktu.
1. Beritahu pasien bahwa virus dapat ditularkan dalam semua fase infeksi. Ulangi
informasi untuk mengurangi resiko penularan masa pretest. Dalam hal ini pasien
berhati-hati untuk menghindari pertukaran barang pribadi yang terkontaminasi
dengan darah seperti pisau cukur atau sikat gigi; hindari mendonor darah, jaringan
atau sperma.
2. Anjurkan pasien untuk memberitahukan pada pasangan seksualnya.
3. Anjurkan pada wanita untuk menghindari kehamilan dan menyusui.
4. Beri informasi tentang konseling tambahan dan pelayanan suport masyarakat.
5. Anjukan pasien menginformasikan kasus HIV pada dokter umum atau dokter gigi
ketika perawatan.
6. Orang dengan hasil test positif kelihatan seperti tidak dengar apa-apa setelah
mengetahui hasil test. Jadwalnya untuk kunjungan berikut sebagai konsult
lanjutan untuk mempentahankan sistem imun dan memperbaiki status kesehatan.
Konsult lanjutan:
1. Beritahukan pasien tentang tanda-tanda dan gejala HIV yang b.d
2.
Dorong pasien
untuk
penyakitnya.
pengobatan.
3. Anjurkan pasien untuk menjalani perawatan medis secara teratur dan pengobatan
awal terhadap semua penyakit yang berhubungan dengan HIV.
4. Ingatkan pasien tentang tanggal imunisasinya.
5. Ulangi prinsip dasar untuk mempertahankan status kesehatan seperti diet, olahraga,
istirahat, menghindari obat-obat atau narkotik, alkohol, kurangi merokok dan
stres.
6. Beri tahu pasien metode mencegah terpaparnya patogen.
7. Ajarkan pasien menggunakan kondom.
8. Katakan pada pasien untuk menjalani perawatan medis untuk mendapatkan sistem
imun.
9. Beri tahu pasien untuk menyeimbangkan program aktivitas dan istirahat.
10.
Ajarkan
pernapasan
mulut
dan
diafragma
untuk
mengurangi
usaha
Instruksikan pasien pada pengobatan yang dijelaskan, efek obat, dosis, rute
pemberian, efek samping dan reaksi yang tidak diinginkan.
12.
13.
14. Ajarkan pasien cara-cara untuk mengurangi efek dari mual: bersihkan mulut
sebelum makan, hindari makanan yang berbau tajam, makan makanan ringan,
makan biskuit pada waktu pagi dan hindari minun yang banyak dan hindari
mengkonsumsi daging.