KELOMPOK :
Ayu Anggraini
Muhammad Rafi Nurhuda
Mutiara Salsabila
Vinca Fajri Abriela
Definisi
Gejala penyakit AIDS tersebut harus ditafsirkan dengan hati-hati, karena dapat merupakan
gejala penyakit lain yang banyak terdapat di Indonesia, misalnya gejala panas dapat disebabkan
penyakit tifoid atau tuberkulosis paru. Bila terdapat beberapa gejala bersama-sama pada seseorang
dan ia mempunyai perilaku atau riwayat perilaku yang mudah tertular AIDS, maka orang tersebut
dianjurkan untuk tes darah HIV. (Anwar Hafis,2014)
Manifestasi Klinis
Gambaran klinis infeksi HIV dapat disebabkan HIV-nya sendiri (sindrom retroviral akut, demensia HIV),
infeksi opurtunistik, atau kanker yang terkait AIDS.Perjalanan penyakit HIV dibagi dalam tahap-tahap
Berdasarkan keadaan klinis dan jumlah CD4. (Anwar Hafis,2014)
a. Pneumonia pneumocystis(PCP)
b. Tuberculosis(TBC)
c. Esofagitis
d. Diare
e. Toksoplasmositis
f. Leukoensefalopati multifocal prigesif g. Sarcoma
kaposi
g. Kanker getah bening
h. Kanker leher rahim(pada wanita yang terkena HIV).
(Anwar Hafis,2014)
Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik untuk penderita AIDS. (Anwar
Hafis,2014)adalah :
Demam dan diare yang berkepanjangan, Tachipnae, Batuk, Sesak nafas&Hipoksia Kemudian diikuti dengan
adanya perubahan :
Berat badan dan tinggi badan yang tidak naik, Diare lebih dari satu bulan, Demam lebih dan satu bulan, Mulut dan
faring dijumpai bercak putih, Limfadenopati yang menyeluruh, Infeksi yang berulang (otitis media,faringitis ),
Batuk yang menetap ( > 1 bulan )&Dermatitis yang mnyeluruh.
2) Pada riwayat penyakit dahulu adanya riwayat transfusi darah ( dari orang yang terinfeksi HIV / AIDS ). Pada ibu
atau hubungan seksual. Kemudian pada riwayat penyakit keluarga dapat dimungkinkan :
• Adanya orang tua yang terinfeksi HIV / AIDS atau penyalahgunaan obat
• Adanya riwayat ibu selama hamil terinfeksi HIV ( 50 % TERTULAR )
• Adanya penularan terjadi pada minggu ke 9 hingga minggu ke 20 dari kehamilan
• Adanya penularan pada proses melahirkan Terjadinya kontak darah dan bayi.
• Adanya penularan setelah lahir dapat terjadi melalui ASI
• Adanya kejanggalan pertumbuhan (failure to thrife )
Pada pengkajian faktor resiko anak dan bayi tertular HIV diantaranya :
a) Gagal tumbuh
b) Berat badan menurun
c) Anemia
d) Panas berulang
e) Limpadenopati
f) Hepatosplenomegali
Adanya infeksi oportunitis yang merupakan infeksi oleh kuman, parasit, jamur atau protozoa yang
menurunkan fungsi immun pada immunitas selular seperti adanya kandidiasis pada mulut yang dapat
menyebar ke esofagus, adanya keradangan paru, encelofati dll
Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan Mata
Adanya cotton wool spot ( bercak katun wol ) pada retina
Infeksi pada tepi kelopak mata.
Mata merah, perih, gatal, berair, banyak sekret, serta berkerak
Lesi pada retina dengan gambaran bercak / eksudat kekuningan,tunggal / multiple
b. Pemeriksaan Mulut
Adanya stomatitis gangguan Peridontitis Sarkoma kaposi pada mulut dimulai sebagai bercak merah
datar kemudian menjadi biru dan sering pada platum (Bates Barbara 1998 )
c. Pemeriksaan Telinga
Adanya otitis media
Adanya nyeri Kehilangan pendengaran
d. Sistem pernafasan
Adanya batuk yang lama dengan atau tanpa sputum
Sesak nafas
Tachipnea ( Nafas Cepat )
Hipoksia ( kadar Oksigen Menurun )
Nyeri dada
Nafas pendek waktu istirahat
Gagal nafas
e. Pemeriksaan Sistem Pencernaan
Berat badan menurun
Kesulitan menelan
1. Resiko infeksi
2. Kurang nutrisi
3. Kurangnya volume cairan
4. Kurangnya pengetahuan keluarga
Intervensi
No Diagnosa Tujuan dan kriteria Intervensi
keperawatan hasil
1 Resiko terjadinya Tujuan: 1. Kaji perubahan tanda-tanda
infeksi pada anak Meminimalkan resiko terhadap infeksi ( demam, peningkatan nadi,
dengan HIV /AIDS infeksi pada anak dan remaja. peningkatan kecepatan nafas,
berhubungan dengan kelemahan tubuh atau letargi )
adanya kekebalan 2. Monitor tanda-tanda vital setiap 4
tubuh. jam sekali, tanda vital merupakan
indikator terjadinya infeksi
4. Monitor sel darah putih dan hitung
jenis setiap hari untuk monitor terjadinya
neutropenia
5. Kolaborasi dengan dokter tentang
pemberian antibiotik, anyiviral,
antijamur,
8. Lindungi individu dan resiko infeksi
dengan universal precaution
2 Nutrisi kurang dan Tujuan: 1. Kaji status perubahan nutrisi dengan
kebutuhan tubuh Kebutuhan nutrisi dan menimbang berat badan setiap hari
berhubungan dengan pasien terpenuhi 2. Monitor asupan dan keluaran setiap 8 jam
anoreksia, diare,nyeri sekali dan turgor kulit
3. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi
protein
4. Rencanakan makanan enternal dan
parenteral