Anda di halaman 1dari 33

ASKEP KLIEN DENGAN

PENYALAHGUNAAN NAPZA DENGAN


KOMPLIKASI FISIK HIV AIDS
RHEIN DJUNAID
TREN PENGGUNA NAPZA
 PENGGUNAAN OPIAT/PUTAW
 PENGGUNAAN JARUM SUNTIK SECARA

BERGANTIAN
 RISTI PENYAKIT FISIK MENULAR LEWAT

DARAH ( HIV/AIDS, HEPATITIS B DAN C )


Acquired Immunic Deficiency
Syndrom

Kumpulan Gejala penyakit yang


disebabkan oleh Human
immodeficiency Virus (HIV)

Virus ditemukan dalam cairan


tubuh terutama darah, cairan
vagina , cairan sperma, dan air
susu ibu.

Virus merusak sel-sel kekebalan


tubuh
( cel CD4)
Kasus HIV /AIDS
PENGERTIAN HIV
 Human Immunodeficiency Virus adalah suatu
retrovirus yg termasuk family lentivirus.
 Memiliki kemampuan menggunakan RNA dan

DNA sel induk untuk membuat DNA Virus


baru dan masa inkubasi lama
 HIV menggunakan DNA Limposit CD4+ untuk

bereplikasi.
Klasifikasi Klinis HIV Menurut WHO
 Stadium 1 ; Gambaran klinis asimptomatik dan
limfadenopati generalisata
 Stadium 2 ; BB menurun < 10 %, kelainan kulit dan

mukosa ringan ( seboroik, ulkus oral rekuren),


herpes zoster, iinfeksi saluran bagian atas sep:
sinusitis bakterialis
 Stadium 3 ; BB < 10 %, Diare kronis,demam >

sebulan, kandidiasis orofaringeal, TB, pnmeumonia


 Stadium 4 ; HIV wasting sindrom, pneumonia,

herpes simpleks, leukoenselophati,tb, limfana,


sarkoma ksapusi, enselofsati HIV
INFEKSI OPPORTUNISTIK

Tuberculosi
s Sarkona
Toxoplasm Kiposi
a
Cytomega
Pneumocytis Herpes lovirus
Cranii
Hepatiti
s
TERAPI HIV
1. TERAPI ANTIRETROVIRAL :
 Mengurangi morbiditas
 Memperbaiki mutu hidup
 Memulihkan dan memelihara fungsi

kekebalan
 Menekan replikasi dalam waktu yg lama
3 Golongan ART
 Neclouside Reverse Trancriptase inkibitur
(NRTI) utk Menghambat Proses perubahan
RNA;
Ziduvudin,Lamivudin,Didonosin,Zal;citabine,S
tavudin
 Non Neclouside Reverse Trancriptase

inkibitur: Nevirapine,Efavitenz,Delavirdine
 Protease Inhibitor untuk Menghambat enzim

protease ; Indinavir, Amprenavir, Litonavir


2. Terapi Informasi ;
Memberikan informasi tentang penyakit HIV
AIDS, penularannya, cara mengobati dan
Gejalanya
3. Terapi Spritual ;
Menjalani pengobatan spritual berzikir,
berdoa, berpuasa dan sholat.
Askep Komperhensif
1. Komponen Perawatan Komperhensif :
 Konseling dan Tes HIV sukarela ( Voluntary Conseling
and Testing/VCT)
 Tatalaksana klinis kasus infeksi simtomatik
 Askep Paliatif dan Pendidikan kesehatan
 Home Care
 Promosi gizi baik
 Membentuk kelompok dukungan masyarakat
 Mengurangi stigma negatif
 Dukungan sosial
 Diklat pendamping ODHA
 Kerjasama penyelanggara pelayanan
2. Asuhan Keperawatan
 Pengkajian ;
 Aktifitas : Lelah,Fatique,gg.Pola tidur, kehilangan
masa otot
 Sirkulasi : Takikardi,perubahan TD,sianosis
 Integritas Ego : Stress,Distress spritual,putus asa,
depresi cemas
 Eliminasi : Diare, perubahan haluaran uriner
 Diit : Anoreksia,mual, muntah, nyeri
menelan,kehilangan BB, turgor buruk, edema
 Hygiene : Defisit perawatan diri, Tdk mampu
melakukan aktifitas
 Neurosensori : Sakit kepala, perubahan status
mental, gg rasa, gg penglihatan
 Kenyamanan : Nyeri lokal, keseluruhan, nyeri
dada
 Respirasi : Batuk, sesak napas, perubahan suara
napas
 Seksualitas : Perilaku risti, penurunan libido
 Interaksi sosial : kehilangan keluarga, teman
penolakan
 Pendidikan : gagal terhadap terapi, meneruskan
perilaku risiko tinggi
Masalah Keperawatan
 Resiko infeksi
 Resiko Kurang Volume Cairan
 Pola napas tdk efektif/ Gangguan pertukaran gas
 Resiko cedera
 Gangguan Nutrisi
 Nyeri
 Gangguan integritas kulit
 Gangguan membran mukosa oral
 Fatique
 Gangguan proses pikir
 Cemas
 Isolasi sosial
 Kurang pengetahuan
UNIVERSAL PRECAUTION
 Apa Kewaspadaan Universal Itu?
Kewaspadaan Universal (Universal Precaution)
adalah kewaspadaan terhadap darah dan
cairan tubuh yang tidak membedakan
perlakuan terhadap setiap pasien, dan tidak
tergantung pada diagnosis penyakitnya
 Cara agar petugas perawatan kesehatan
dapat menghindari infeksi dari infeksi yang
diangkut aliran darah, seperti HIV atau
hepatitis B dan C.
 Kewaspadaan umum pertama dikembangkan

pada 1987 di AS. Pedoman termasuk


penggunaan sarung tangan lateks, masker,
dan kacamata pelindung jika pekerjaan ada
kaitannya dengan darah atau cairan tubuh
Bagaimana Kewaspadaan Universal
Diterapkan?
 Cuci tangan setelah berhubungan dengan pasien atau setelah
membuka sarung tangan
 Segera cuci tangan setelah ada hubungan dengan cairan tubuh
 Pakai sarung tangan bila mungkin akan ada hubungan dengan cairan
tubuh
 Pakai masker dan kacamata pelindung bila mungkin ada percikan
cairan tubuh
 Tangani dan buang jarum suntik dan alat tajam lain secara aman;
yang sekali pakai tidak boleh dipakai ulang
 Bersihkan dan disinfeksikan tumpahan cairan tubuh dengan bahan
yang cocok
 Patuhi standar untuk disinfeksi dan sterilisasi alat medis
 Tangani semua bahan yang tercemar dengan cairan tubuh sesuai
dengan prosedur
 Buang limbah sesuai prosedur
tes wajib ini tidak layak, kurang efektif
dan bahkan berbahaya untuk beberapa
alasan:
 Hasil tes sering baru diterima setelah pasien selesai dirawat
 Bila semua pasien dites, biaya sangat tinggi Jika hanya pasien yang
dianggap berisiko tinggi dites, infeksi HIV pada pasien yang dianggap
tidak berisiko tidak diketahui
 Hasil negatif palsu menyebabkan kurang kewaspadaan saat dibutuhkan
 Hasil positif palsu menyebabkan kegelisahan yang tidak perlu untuk
pasien dan petugas layanan kesehatan
 Tes hanya untuk HIV tidak melindungi terhadap infeksi virus hepatitis
dan kuman lain dalam darah termasuk yang belum diketahui, banyak di
antaranya lebih menular, prevalensinya lebih tinggi dan hampir seganas
HIV
 Tes tidak menemukan infeksi pada orang yang dalam masa jendela,
sebelum antibodi terbentuk
 Tes HIV tanpa konseling dan informed consent melanggar peraturan
nasional dan hak asasi manusia
 Mengapa Kewaspadaan Universal Sering
Diabaikan?
Ada banyak alasan mengapa kewaspadaan
universal tidak diterapkan, termasuk:
Petugas layanan kesehatan kurang pengetahuan
 Kurang dana untuk menyediakan pasokan yang

dibutuhkan, misalnya sarung tangan dan masker


 Penyediaan pasokan tersebut kurang

 Petugas layanan kesehatan ‘terlalu sibuk’

 Dianggap Odha harus ‘mengaku’ bahwa dirinya

HIV-positif agar kewaspadaan dapat dilakukan


 Apakah Risiko Jika Kewaspadaan Universal Kurang
Diterapkan? 
 Kewaspadaan universal diciptakan untuk melindungi
terhadap kecelakaan yang dapat terjadi. Kecelakaan yang
paling umum adalah tertusuk jarum suntik, yaitu jarum
suntik yang dipakai pada pasien menusuk kulit seorang
petugas layanan kesehatan.
 Penelitian menunjukkan bahwa risiko penularan rata-rata
dalam kasus pasien yang bersangkutan terinfeksi HIV adalah
kurang lebih 0,3%, dibandingkan dengan 3% untuk hepatitis
C dan lebih dari 30% untuk hepatitis B. Jika darah dari pasien
yang terinfeksi mengenai selaput mukosa (misalnya masuk
mata) petugas layanan kesehatan, risiko penularan HIV
adalah kurang lebih 0,1%. Walaupun belum ada data tentang
kejadian serupa dengan darah yang dicemar hepatitis B,
risiko jelas jauh lebih tinggi

Anda mungkin juga menyukai