Anda di halaman 1dari 14

TOKSOPLASMOSIS SEREBRI Oleh:

Visca zerlinda
PADA PENGIDAP HIV AIDS 10700278
DEFINISI
1. HIV (Human Immunodeficiency Virus) – AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome)
Merupakan suatu virus yang dapat menyebabkan penyakit AIDS. Virus ini menyerang kekebalan tubuh,
sehingga tubuh menjadi lemah dalam melawan infeksi. HIV merupakan retrovirus yang menjangkiti sel-
sel sistem kekebalan tubuh manusia (terutama CD4 positif T-sel dan macrophages komponen utama
sistem kekebalan sel). Orang yang mengidap HIV-AIDS akan menjadi rentan terhadap berbagai ragam
infeksi terutama infeksi oportunistik yang sebagian besar jarang menjangkiti orang yang tidak
mengalami defisiensi kekebalan tubuh.

2. Toksoplasmosis Serebri
Penyakit ini disebabkan oleh parasit Toxoplasma Gondii yang dibawa oleh kucing, burung atau hewan
lain yang dapat ditemukan pada tanah yang tercemar tinja kucing dan kadang pada daging mentah atau
kurang matang. Begitu parasite masuk kedalam sistem kekebalan, ia menetap disana. Tetapi sistem
kekebalan pada orang yang sehat dapat melawan parasite tersebut sehingga idak berkembang menjadi
penyakit.
EPIDEMIOLOGI
Distribusi geografis dari Toxoplasma gondii ini kosmopolit dengan infeksi terbanyak pada
berbagai jenis hewan yaitu dapat menginfeksi lebih dari dua ratus spesies serta mamalia
termasuk juga manusia
Pada penelitian Hutchison pada tahun 1965 menyatakan bahwa bila kucing memakan tikus
yang terinfeksi oleh Toxoplasma gondii maka infeksi tersebut dapat ditularkan kembali
kedapa tikus melalui feces kucing tersebut, bahkan dapat pula ditransmisikan melalui air
serta didalam air parasite ini akan bertahan selama setahun atau lebih
Dengan merebaknya kasus penyakit HIV-AIDS saat ini toksoplasmosis dihubungkan dengan
kemampuan untuk memperparah kondisi pengidap HIV-AIDS oleh karena sifat dari parasit
ini yang opportunistik. Dikalangan penderita HIV-AIDS ditenggarai toksoplasmosis
merupakan penyebab paling sering dari kelainan susunan saraf pusat(Dharmana,2007).
ETIOLOGI
- Penyakit ini disebabkan oleh parasit Toksoplasma gondii.
- Toksoplasma gondii dapat hidup dalam tubuh binatang seperti kucing, tikus, burung, babi
dan kambing.
- Parasit ini memiliki host definitive pada kucing.
- Transmisi pada manusia terutama terjadi bila memakan daging babi atau domba yang
mentah yang mengandung oocyst (bentuk infektifdari Toksoplasma gondii). Bisa juga dari
sayur yang terkontaminasi atau kontak langsung dengan feses kucing. Selain itu dapat terjadi
transmisi lewat transplasental, transfuse darah, dan transplantasi organ.
- Infeksi akut pada individu yang immunokompeten biasanya asimptomatik. Namun pada
manusia dengan imunitas tubuh yang rendah dapat terjadi reaktivitasi dari infeksi laten yang
akan mengakibatkan timbulnya infeksi opportunistik dengan predileksi di otak
(Sylviaprice,2006).
SIKLUS HIDUP
PATOFISIOLOGI
Agen penyebab AIDS adalah HIV yang termasuk dalam family retrovirus. HIV memiliki
enzim reverse transcriptase enzim yang membuat virus dapat mengubah informasi
genetic yang berada dalam RNA ke dalam DNA yang kemudian diintegrasikan ke dalam
informasi genetic sel limfosit yang diserang. Pada AIDS komponen yang diserang
adalah limfosit T helper yang memiliki resptor CD4 di permukaanya.

Fungsi penting limfosit T helper adalah menghasilkan zat kimia yang berperan sebagai
perangsang pertumbuhan dan pembentukan sel-sel lain dalam system imun dan
pembentukan antibodi. Infeksi oportunistik infeksi yang timbul akibat penurunan
kekebalan tubuh dapat timbul karena mikroba (bakteri, virus, jamur) yang berasal
dariluar tubuh maupun yang sudah ada dalam tubuh manusia namun dalam keadaan
normal terkendali oleh kekebalan tubuh.
GEJALA KLINIS DARI AIDS
- Periode ± 0 -12 minggu
Virus masuk ke dalam sirkulasi menuju sistem limfoid dan bereplikasi, kemudian akan terjadi viremia dan virus
akan tersebar ke berbagai organ. Pada periode ini sekitar 60% penderita mengalami sindrom HIV akut antara
minggu ke 3-6. Gejala dapat berupa nyeri kepala, demam, faringitis, limfadenopati, nausea, muntah, diare,
meningitis, neuropatiperifer, dan ruam pada kulit.
- Periode ± 12 minggu – 10 tahun
Merupakan masa laten yang terinfeksi oportunistiknya belum terjadi. Namun selama masa ini virus terus
bereplikasi aktif, merusak sistem imun terutama sel T CD4, akibatnya akan terus terjadi penurunan CD4 sekitar
50 sel/pl/tahun.
- Periode ± > 10 tahun
Pada saat ini umumnya hitung CD < 200/pl dan sindrom AIDS mulai muncul, baik infeksi oportunistik maupun
neoplasma. Sindrom awal biasanya berupa limfadenopati umum disertai demam dan penurunan berat badan
persisten.Sering pula dijumpai lesi oral seperti kandidiasis. Terjadi pula reaktivitasi herpes zoster dan
trombositopeni. Selanjutnya akan berkembang penyakit-penyakit dari berbagai macam sistem organ.
GEJALA KLINIS DARI TOKSOPLASMOSIS

- Timbul gejala infeksi intrakranial pada umumnya disertai adanya tanda-tanda


proses desak ruang di dalam intrakranial seperti panas, nyeri kepala, mual,
muntah, kejang, hemiparese, hemiplegia, kejang dan penurunan kesadaran. Nyeri
kepala dan rasa bingung juga dapat menunjukan adanya perkembangan
ensefalitis fokal dan terbentuknya abses sebagai akibat dari terjadinya infeksi
toksoplasma.
- Keadaan ini hampir selalu merupakan suatu kekambuhan akibat hilanggnya
kekebalan pada penderita-penderita yang semasa mudanya telah berhubungan
dengan parasite ini. Gejala-gejala fokalnya cepat sekali berkembang dan penderita
mungkin akan menglami kejang dan penurunan kesadaran
PENEGAKAN DIAGNOSA
1. Pemeriksaan serologi
Didapatkan seropositif dari anti Toksoplasma gondii IgM dan IgM. Deteksi juga dapat dilakukan dengan
indirect fluorescent antibody (IFA), aglutinasi, atau enzyme linked immunosorbent assay (ELISA). Titer
IgG mencapai puncak dalam 1-2 bulan setelah terinfeksi kemudian bertahan seumur
hidup(Machfoed,2011).
2. Pemeriksaan cairan serebrospinal
Menunjukan adanya pleositosis ringan dari mononuklear predominan dan elevasi
protein(Machfoed,2011)
3. Pemeriksaan polymerase chain reaction
Digunakan untuk mendeteksi DNA Toksoplasma gondii. PCR untuk Toksoplasma gondii dapat juga
positif pada cairan bronkoalveolar dan cairan viterus atau aqios humor dari penderita toksoplasmosis
yang terinfeksi HIV. Adanya PCR yang positif pada jaringan otak tidak berarti terdapat infeksi aktif
karena tissue cyst dapat bertahan lama di otak setelah infeksi akut(Howard,2001).
4. CT Scan
Menunjukan fokal edema dengan bercak-bercak hiperdens multiple disertai dan biasanya
ditemukan lesi berbentuk cincin atau penyegatan homogeny dan disertai edema vasoggenik pada
jaringan sekitarnya. Ensefalitis toksoplasma jarang muncul dengan lesi tunggal atau tanpa lesi.

5. Biopsi otak
Untuk diagnosis pasti ditegakkan melalui hasil dari biopsy otak tersebut.
PENATALAKSANAAN
1. Toksoplasmosis otak diobati dengan pirimetamin 50-100 mg perhari dan dikombinasikan
dengan sulfadiazine 1-2 g tiap 6 jam karena Toksoplasma gondii membutuhkan vitamin B
untuk hidup sedangkan pirimetamin menghambat pemerolehan vitamin B oleh toksoplasma
gondii dan sulfadiazine menghambat penggunaanya. Disamping itu kedua obat ini dapat
melalui sawar darah otak.
2. Pasien yang alergi dengan sulfadiazine dapat diberikan kombinasi 50-100 mg perhari dengan
clindamycin 450-600mg tiap 6 jam.
3. Pasien yang alergi terhadap sulfa dan clindamycin dapat diganti dengan Azitromycin
1200mg/hr, atau claritromicin 1 gram tiap 12 jam, atau atovaquone 750mg tiap 6 jam.
Terapiini diberikan 4-6 minggu atau 3 mingggu setelah perbaikan gejala klinis.
4. Pemberian asam folinic 5-10 mg perhari untuk mencegah depresi sumsum tulang.
5. Terapi anti retro viral (ARV) diindikasikan pada penderita yang terinfeksi HIV dengan CD4
kurang dari 200 sel/ml, dengan gejala (AIDS) atau limfosit total kurang dari 1200.
PENCEGAHAN
1. Pengawasan terus menerus dengan penderita toksoplasmosis dengan status
sistem imun jelek, dengan upaya pemberian anti infeksi, terapi adekuat dengan
pemberian anti toksoplasma.
2. Meningkatkan ketahanan tubuh penderita dengan perbaikan gizi dan
menghilangkan stres yang dapat menurunkan sistem imunitas.
3. Hindari infeksi toksoplasma dengan mencegah kontak parasite melalui
hygiene dan sanitasi yang baik
PROGNOSIS
Prognosis bergantung pada imunitas penderita. Apabila tidak
ditanggulangi dengan baik maka akan mengakibatkan bermacam
masalah antara lain infertilitas, cacat fisik, mental dan kematian pada
manusia. Dengan meningkatnya penderita HIV, kanker dan gizi
buruk, prognosis toksoplasma akan buruk
KESIMPULAN

Toksoplasmosis serebri merupakan infeksi oportunistik yang serius dan juga


penyebab paling umum dari gangguan neurologis pada pasien AIDS. Jika tidak
terdeteksi dan diobati segera toksoplasmosis serebral dapat menyebabkan
morbiditas dan mortalitas yang signifikan. Profilaksis adalah kunci untuk
mencegah toksoplasmosis serebri. Semua pasien yang terinfeksi HIV harus di
beri pengetahuan tentang penyakit ini untuk penanganan ataupun pencegahan
infeksi toksoplasmosis gondii.

Anda mungkin juga menyukai