Anda di halaman 1dari 31

PERALATAN DESTILASI

Alat destilasi sederhana:


Daya pisah rendah (satu keping teoritik).
Rectifying column atau Fractionating column:

Pemisahan terjadi dalam kolom.


JENIS-JENIS KOLOM

A. Kolom Film (Permukaan)

1. Kolom Vigreux
- Mempunyai tekukan tekukan/tonjolan- -
tonjolan ke dalam menurut pola
tertentu.
- Kolom 1 meter punya  12 keping
teoritik.
- Hold up kecil.
- Pressure drop rendah
.
.

2. Kolom yang diisi (dipak)


- Diisi dengan bahan berpori,
dari gelas, porselin, dsb.
- 20-40 keping teoritik.
- Hold up dan pressure drop
lebih besar.

3. Kolom spiral
.

B. Kolom Keping
- Tabung gelas dengan sejumlah
keping horizontal.
- Kolom 1 m dan 30 pelat (keping)
bisa punya 15-18 keping
teoritik.
- Daya pisah cukup tinggi
- Hold up besar

Contoh: kolom keping Oldershaw


MEMILIH KOLOM

- Didasarkan pada tinggi, pengepak,


atau konstruksi.
- HETP rendah (jumlah keping besar).
- Kapasitas tinggi.
- Hold up rendah (< 10%).

- Keping teoritik tidak terlalu banyak


(lama).
PENGGUNAAN UMUM DESTILASI

- Merupakan teknik pemisahan umum, untuk


bahan dengan kuantitas besar.
- Analisis kuali/kuantitatif (sebelum ada GC).

- Pembuatan senyawa murni.

- Fraksionasi campuran kompleks (zat


organik).

- Fraksionasi zat-zat anorganik (unsur atau


senyawa).
DESTILASI TERFRAKSI ZAT ANORGANIK

Menguap sebagai:
Unsur/senyawa : Gas inert, N, O, halogen.
Oksida : C, S, N, Ru, Os, Re.
Larutan asam : B, C, N, P, S, Se, Te, dan
halogen.
Klorida : Ge, As, Sb, Sn, Hg, Se,
Te, dan Au.
Fluorida : B, Si.
Hidrida : N, P, As,
DESTILASI PADA TEKANAN RENDAH
KEUNTUNGAN
- Menurunkan titik didih komponen-
komponen campuran.
- Volatilitas relatif dari zat-zat naik.
PENGGUNAAN
- Untuk pemisahan senyawa-senyawa
yang tak stabil karena pemanasan
pada suhu yang relatif tinggi.
- Untuk pemisahan zat-zat yang
terdestilasi lambat pada tekanan atmosfir
normal.
DESTILASI AZEOTROP

- Kepada campuran komponen-komponen


dengan titik didih berdekatan ditambah
suatu pelarut yang membentuk campuran
azeotrop dengan salah satu atau lebih
komponen.
- Azeotrop terdestilasi tanpa perubahan
komposisi dan punya TD lebih tinggi/lebih
rendah dari penyusunnya.
- Adanya pergeseran TD yang cukup besar
mempengaruhi pemisahan.
.

Syarat-syarat untuk destilasi azeotrop:


Zat yang ditambahkan harus mengurangi
tekanan uap parsil dari salah satu
komponen secara lebih banyak.
Mudah dibuang dari destilat.

Contoh:
Pembuatan etanol anhidrus dari campuran
etanol + air, dengan menambahkan benzen
sebelum destilasi
DESTILASI EKSTRAKTIF
Teknik untuk memisahkan campuran cairan
dengan titik didih berdekatan, dengan
menambahkan cairan ke dalam campuran tersebut.

Prinsip:
Cairan yang ditambahkan bertindak sebagai pelarut
yang baik salah satu komponen dalam campuran.
Hal ini mengakibatkan penurunan tekanan uap dari
komponen tersebut.
Akibat selanjutnya, menaikkan volatilitas relatif dari
komponen-komponen campuran yang akan
dipisahkan.
DESTILASI MOLEKULAR
Yaitu destilasi pada tingkat kevakuman yang
tinggi (lebih kecil dari 0,001 mm Hg).
Terjadi pada suhu yang lebih rendah dari titik
didih (tapi lebih tinggi dari suhu kondenser).
Tidak ada kesetimbangan antara fasa uap dan
cairan.
Pengembunan kembali dari uap yang terjadi
jika jarak antara permukaan evaporator dan
kondenser (dalam penyuling molekular) lebih
kecil dari “jalan bebas rata-rata” (mean free
path) dari molekul-molekul uap.
(Jalan bebas rata-rata untuk molekul udara 5,09 cm pada
250C, 0,01 mm Hg dan 6,7 x 10-6 cm pada tekanan atmosfir).
.

Contoh 1:

Penjelasan
Permukaan pengembunan yang
berjarak beberapa mm di atas
cairan yang dipanaskan,
didinginkan dengan campuran
udara cair atau campuran es
kering-aseton.
ÖSeluruh sistem berada dalam
ruangan dengan kevakuman
tinggi.
ÖDigunakan terutama untuk
dsetilasi/sublimasi padatan.
.

Contoh 2:
Untuk cairan-cairan dengan titik didih tinggi.
Destilat dapat ditampung kedalam fraksi-fraksi

Ke vakum
KECEPATAN DESTILASI MOLEKULAR
PERSAMAAN LANGMUIR

P
Q
2 MRT 1/2

Q = Mole zat yang menguap per detik per cm2


permukaan cairan.
M = Berat molekul zat yang didestilasi.
R = Konstanta gas molar.
P = Tekanan uap dari zat yang didestilasi,
dalam dyne per cm2 diukur pada suhu adsolut.
Bila efisiensi pengembunan diperhitungkan

α P
Q 1/2
(2π MRT)
 = Faktor efisiensi
Kecepatan destilasi dapat pula dihitung dengan
persamaan:
1/2
0,0583PT
W 1/2
M
W = Kecepatan destilasi dalam gram/detik/cm2
P = Tekanan uap dalam mm Hg
.

Quantitas relatif dari zat-zat penyusun


sampel yang terdestilasi adalah
(tergantung pada berat molekul)

P1 P2 Pn

M11/2 M11/2 Mn1/2


PENGGUNAAN/KEUNTUNGAN DESTILASI MOLEKULAR

- Isolasi suatu zat dari residu BM


tinggi
- Fraksionasi zat-zat dengan BM yang
berbeda dengan cara pemanasan pada
suhu yang dinaikkan secara bertahap.
- Permurnian zat-zat yang mudah
terurai karena suhu tinggi.
- Menurunkan titik didih (bisa sampai
200- 3000C) dari senyawa-senyawa BM
tinggi/titik didih tinggi sehingga dapat
didestilasi.
SUBLIMASI

- Proses dimana suatu padatan diuapkan


tanpa melalui peleburan dan uapnya
diembunkan dengan mendinginkannya
langsung kembali ke keadaan padat.

Syarat sublimasi
- Padatan akan menyublim bila tekanan
uapnya mencapai tekanan atmosfir di
bawah titik lelehnya.
- Secara teoritis, setiap zat yang dapat
didestilasi tanpa terurai, dapat disublimasi
DIAGRAM FASA TITIK TRIPEL
Menjelaskan prasarat untuk sublimasi.

AP = Menyatakan suhu dan tekanan dimana padatan dan cairan berada


dalam kesetimbangan
= Menyatakan variasi titik leleh dengan tekanan.
BP = Menyatakan variasi titik didih dengan tekanan.
CP = Menyatakan kondisi-kondisi dimana padatan dan uap dalam
.

MENGEMBUN DAN MEMBEKU


Jika uap pada suhu T1 dan P1 didinginkan maka
pertama uap tersebut akan mengembun dan
kemudian membeku pada titik beku (titik
lelehnya) menjadi padatan.

MENYUBLIM
Jika uap pada tekanan P2 (di bawah titik triple)
didinginkan maka uap akan berkondensasi
langsung ke keadaan padat.

Sebaliknya, padatan dapat diuapkan tanpa


melalui fase cair asalkan tekanan uap tidak
.

TEKANAN TITIK TRIPEL


- Makin tinggi tekanan titik tripel,
makin mudah mengatur kondisi untuk
terjadinya sublimasi.
- Makin tinggi tekanan uap makin
tinggi kecepatan penguapan.

TITIK SUBLIMASI
- Suhu dimana tekana uap padatan
sama - dengan tekanan atmosfir.
- Khas.
- Dipengaruhi oleh adanya uap lain
dan berubah dengan tekanan.
.

SUHU SUBLIMASI
Suhu dimana mulai terlihat adanya
sublimat dalam suatu sistem.

Tergantung pada ukuran dan geometri alat,


waktu dan tekanan.
Pengaruh Penurunan Tekanan Pada Suhu Sublimasi Dari Beberapa Senyawa

Suhu Sublimasi, 0C
------------------------------------
Senyawa Titih Leleh, 0C Pada 760 mm Pada 0,5-1 mm

Antrasen 215 77-79 28-31


Urea 132 50-61 49-52
Iodoform 119 43-45 30-34
Naftalen 70 36-38 25
Asam benzoat 120 43-45 25
-Naftol 122
Dua pendekatan untuk melakukan sublimasi

1. Memvakumkan sistem pada suhu tetap


dibawah titik leleh.
2. Menggunakan gas inert sebagai “carrier”

Metode I
Dengan memvakumkan sistem, tekanan uap
padatan akan melebihi tekanan atmosfir di
atasnya dan zat akan menyublim.
Untuk zat yang menyublim pada tekanan
atmosfir maka tidak perlu mengurangi tekanan.
.

Dapat dioperasikan pada


rentang tekanan dan
suhu yang luas.
Sublimat mudah diambil.

Pemisahan zat-zat yang


mempunyai tekanan uap
hampir sama, sulit.

Sublimator vakum verti-


kal dengan pendingin
cairan
.

Metode II
Dengan gas inert yang bergerak perlahan-lahan di
atas sublimand, tekanan parsial dari uap
sublimand dibuat berada di bawah tekanan titik
tripel dan uap ini dibawa oleh gas tersebut
sebagai pembawa (carrier).
Alat dapat digunakan untuk tekanan atmosfir atau
tekanan rendah.
Dapat digunakan untuk pemisahan padatan yang
mempunyai tekanan uap yang hampir sama
dengan membuat gradien suhu sepanjang
kondenser atau dengan menetapkan suhu pada
bagian-bagian tertentu dari kondenser.
PENGGUNAAN SUBLIMASI

Terbatas pada pemisahan senyawa-senyawa kristal


yang menguap dari senyawa-senyawa yang sukar
menguap atau dari senyawa-senyawa menguap
tapi tak mengembun pada kondisi yang digunakan.

Senyawa-senyawa organik seperti: Naftalen,


antrasen, asam benzoat, asam salisilat, kamfor,  -
naftol, sakarin, kafein, klinin, barbital, kolesterol,
asam stearat, dll.
Senyawa-senyawa anorganik: l2, S, As, As2O3,
klorida dari logam-logam (seperti Hg, Ag, Al dsb).

Anda mungkin juga menyukai