Anda di halaman 1dari 66

UJI EFEKTIVITAS JUS BUAH PEPAYA (Carica papaya L.

)
TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL
TOTAL PADA MENCIT.

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh :
MIFTACHUL IMBANG SUSANTA
30317044

PROGRAM STUDI D-III FARMASI


FAKULTAS FARMASI
INSTITUT ILMU KESEHATAN
BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2019

i
UJI EFEKTIVITASJUS BUAH PEPAYA (Carica papaya L.)
TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL
TOTAL PADA MENCIT.

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan


Memperoleh Gelar Ahli Madya Farmasi

Oleh :
MIFTACHUL IMBANG SUSANTA
30317044

PROGRAM STUDI D-III FARMASI


FAKULTAS FARMASI
INSTITUT ILMU KESEHATAN
BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2019
HALAMAN PERSETUJUAN

ii
UJI EFEKTIVITAS JUS BUAH PEPAYA (Carica papaya L.)

TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL

TOTAL PADA MENCIT.

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh :
Miftachul Imbang Susanta
NIM 30317044

Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui

Pembimbing

apt. Erni Anika Sari S, M.Farm. Klin

Mengetahui,
Program studi D-III Farmasi
Fakultas Farmasi
Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

apt. Ida Kristianingsih,. S.Si., M.Farm


Ketua Program Studi

iii
HALAMAN PENGESAHAN
UJI EFEKTIVITAS JUS BUAH PEPAYA (Carica papaya L.)

TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL

TOTAL PADA MENCIT.

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

Oleh :

MIFTACHUL IMBANG SUSANTA


30317044

Telah diuji
Pada 20 Juni 2020

Oleh Tim Penguji

Penguji I : apt. Erni Anika Sari S, M.Farm. Klin ( )

Penguji II : apt. Rosa Juwita H., M. Farm ( )

Penguji III : apt. Anang Setyo Wiyono, S.Farm., M.Farm ( )

Mengetahui,
Dekan Fakultas Farmasi
Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

apt. Dewy Resty Basuki, M.Farm


Dekan Fakultas Farmasi

iv
v
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur sayai panjatkan kepada Allah SWT, berkat rahmat dan

bimbingan-Nya saya dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah dengan judul “ Uji

Efektivitas jus buah pepaya (Carica papaya L.) Terhadap penurunan Kadar

Kolesterol Total pada Mencit”. Bersama ini perkenankanlah penulis

mengucapkan terimakasih kepada :

1. Dra. Ec. Linawati., M.B.A Selaku Ketua Yayasan Pendidikan Bhakti

Wiyata Kediri.

2. Prof. Dr. Muhamad Zainuddin, Apt. Selaku Rektor Institut Ilmu

Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri yang telah memberikan kesempatan

kepada kami untuk menyelesaikan pendidikan.

3. Dewy Resty Basuki, M.Farm.,Apt Selaku Dekan Fakultas Farmasi Institut

Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri yang telah memberikan fasilitas

selama masa pendidikan.

4. Ida Kristianingsih, S.Si.,M.Farm.,Apt Selaku Ketua Program Studi D3

Fakultas Farmasi Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri yang telah

memberikan waktu, dukungan dan bimbingan terbaik sehingga dapat

menyelesaikan KTI (Karya Tulis Ilmiah) ini.

5. Erni Anika S., M.Farm.Klin., Apt. Selaku Pembimbing yang telah

memberikan waktu, bimbingan, saran, koreksi dan nasehat dengan penuh

kesabaran hingga selesainya penyusunan KTI (Karya Tulis Ilmiah) ini.

vi
6. Penguji KTI (Karya Tulis Ilmiah) terimakasih untuk pertanyaannya

dan arahanya.

7. Ayah, Ibu dan beserta keluarga yang telah memberikan doa, dukungan

moral dan material, perhatian, kasih sayang serta do’a restunya sehingga

KTI (Karya Tulis Ilmiah) ini dapat terselesaikan.

8. Semua teman mahasiswa D-III Farmasi angkatan 2017 yang telah

memberikan dorongan, semangat serta doanya sehingga KTI (Karya Tulis

Ilmiah) ini dapat terselesaikan.

Penulis berharap semoga Allah SWT membalas budi pada semua

pihak yang telah memberikan kesempatan, dukungan dan bantuan dalam

menyelesaikan Proposal karya tulis ini.

Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa masih

banyak kekurangan dan keterbatasan dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah ini.

Kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sangat diharapkan

guna kesempurnaan dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah. Semoga karya tulis

Ilmiah ini dapat bermanfaat dan menambah khasanah ilmu pengetahuan.

Kediri, 20 Desember 2019

Penulis

vii
ABSTRAK

UJI EFEKTIVITAS JUS BUAH PEPAYA (Carica papaya L.)


TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL
TOTAL PADA MENCIT.
Miftachul Imbang Susanta, Erni Anika Sari
Obat tradisional merupakan salah satu obat yang banyak digunakan oleh
sebagian masyarakat karena obat tradisional murah dan mudah didapatkan. Salah
satunya yaitu buah pepaya yang memiliki memiliki efek antihiperlipidema melalui
aktivitas berbagai macam senyawa biologis yang terkandung di dalamnya seperti
niasin, serat dan antioksidan seperti vitamin C, dan flavonoid. Antioksidan
berperan memerangi radikal bebas dan menjaga sistem kardiovaskuler dengan
memperbaiki profil lipid darah. Oleh karena itu, dilakukan penelitian
eksperimental untuk mengetahui efektivitas jus buah pepaya (Carica papaya L.).
Hewan uji yang digunakan sebanyak 9 ekor mencit jantan dengan 3 perlakuan.
Kelompok kontrol positif menggunakan simvastatin 10 mg, dan jus buah pepaya
dosis 0,7 dan 1,4gram/BBmencit. Pengukuran kadar kolesterol darah yang diambil
melalui vena pada ekor mencit dilakukan dengan menggunakan alat digital
autocheck kolesterol dengan satuan mg/dl. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kadar kolesterol darah mencit pada Jus buah pepaya dengan dosis
0,7gram/BBmencit diperoleh rata-rata persentase penurunan sebesar 7,72%. Jus
buah pepaya dosis 1,4gram/BBmencit diperoleh rata-rata persentase penurunan
sebesar 11,84%. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa jus buah
pepaya dapat menurunkan kadar kolesterol darah mencit pada semua dosis, tetapi
dosis paling efektif yaitu jus buah pepaya dengan dosis 1,4gram/BBmencit.

Kata Kunci :Jus buah pepaya; mencit (Mus musculus); penurun kadar kolesterol
darah.

viii
ABSTRACT

TEST EFFECTIVENESS PAPAYA FRUIT JUICE (Carica papaya L.)


TOWARD A DECREASE OF TOTAL CHOLESTEROL LEVELS IN
MICE.

Miftachul Imbang Susanta, Erni Anika Sari

Traditional medicine is one drug that is widely used by some people because
traditional medicines are cheap and easy to obtain. One of them is papaya which
has an antihyperlipidema effect through the activity of various biological
compounds contained in it such as niacin, fiber and antioxidants such as vitamin
C, and flavonoids. Antioxidants play a role in combating free radicals and
maintaining the cardiovascular system by improving blood lipid profile.
Therefore, an experimental study was conducted to determine the effectiveness of
papaya fruit juice (Carica papaya L.). Test animals used were 9 male mice with 3
treatments. The positive control group used simvastatin 10 mg, and papaya fruit
juice at a dose of 0.7 and 1.4 grams / body weight. Measurement of blood
cholesterol levels taken through veins in the tails of mice was carried out using a
digital cholesterol autocheck tool in mg / dl units. The results showed that blood
cholesterol levels of mice in papaya fruit juice at a dose of 0.7gram / body weight
obtained an average percentage reduction of 7.72%. Papaya fruit juice dose of
1.4gram / body weight obtained an average percentage reduction of 11.84%.
Based on these data it can be concluded that papaya fruit juice can reduce blood
cholesterol levels in mice at all doses, but the most effective dose is papaya fruit
juice with a dose of 1.4gram / body weight.

Keywords: lowering blood cholesterol levels; mice (Mus musculus); Papaya fruit
juice.

ix
DAFTAR ISI

Cover .............................................................................................................. ii
Halaman Persetujuan ................................................................................... iii
Halaman Pengesahan .................................................................................... iv
Halaman Pernyataan Keaslian Tulisan ...................................................... v
Kata Pengantar ............................................................................................. vi
Abstrak ........................................................................................................... viii
Daftar Isi ........................................................................................................ x
Daftar Gambar ............................................................................................... xii
Daftar Tabel ................................................................................................... xii
Daftar Lampiran ........................................................................................... xiv
BAB I Pendahuluan ....................................................................................... 1
A. Latar belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan masalah .................................................................................. 3
C. Tujuan penelitian ................................................................................... 3
D. Manfaat penelitian ................................................................................. 3
BAB II Tinjauan Pustaka .............................................................................. 5
A. Morfologi dan taksonomi tanaman pepaya .......................................... 5
B. Kandungan kimia buah pepaya ............................................................ 7
C. Manfaat buah pepaya............................................................................ 7
D. Tinjauan pectin ..................................................................................... 8
E. Tinjauan kolesterol ............................................................................... 8
F. Tinjauan hiperkolesterolemia ............................................................... 10
G. Terapi penurunan kadar kolesterol ....................................................... 11
H. Tinjauan simvastatin ............................................................................ 13
I. Tinjauan mencit ..................................................................................... 14
J. Tinjauan telur ........................................................................................ 14
BAB III Kerangka Konsep ............................................................................ 16
BAB IV Metodologi Penelitian...................................................................... 17
A. Rancangan penelitian ............................................................................ 17

x
B. Tempat penelitian .................................................................................. 17
C. Waktu penelitian.................................................................................... 17
D. Populasi dan sampel penelitian ............................................................. 17
E. Variabel penelitian ................................................................................. 18
F. Definisi operasional variabel penelitian................................................. 18
G. Instrumen penelitian .............................................................................. 19
H. Prosedur pengumpulan data .................................................................. 19
I. Pengolahan dan analisis data .................................................................. 21
J. Kerangka kerja ........................................................................................ 22
BAB V Hasil Penelitian.................................................................................. 24
A. Determinasi ........................................................................................... 24
B. Organoleptis .......................................................................................... 25
C. Pengukuran kadar kolesterol darah ....................................................... 25
D. Hasil dan analisis data ........................................................................... 33
BAB VI Pembahasan ..................................................................................... 35
BAB VII Penutup ........................................................................................... 39
A. Kesimpulan ........................................................................................... 39
B. Saran ...................................................................................................... 39
Daftar Pustaka ............................................................................................. 40
Lampiran ..................................................................................................... 44

xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Tanaman pepaya ......................................................................... 5
Gambar 2.2 Mencit Jantan ............................................................................. 14
Gambar 3.1 Kerangka Konsep........................................................................ 16
Gambar 4.1 Kerangka Kerja Pembuatan Jus Buah Pepaya ........................... 22
Gambar 4.2 Kerangka Kerja Perlakuan Terhadap Mencit ............................. 23
Gambar 5.1 grafik prningkatan kadar kolesterol mencit kel. 1 ...................... 26
Gambar 5.2 grafik penurunan kadar kolesterol mencit kel. 1 ........................ 27
Gambar 5.3 grafik prningkatan kadar kolesterol mencit kel. 2 ...................... 28
Gambar 5.4 grafik penurunan kadar kolesterol mencit kel. 2 ........................ 29
Gambar 5.5 grafik prningkatan kadar kolesterol mencit kel. 3 ...................... 30
Gambar 5.6 grafik penurunan kadar kolesterol mencit kel. 3 ........................ 31
Gambar 5.7 grafik presentase penurunan kadar kolesterol mencit ................ 34

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klesifikasi Kolesterol ..................................................................... 11


Tabel 4.1 Definisi Operasional ....................................................................... 19
Tabel 5.1 kadar kolesterol dalam darah mencit setelam pemberian pakan tinggi
lemak kel. 1 ...................................................................................................... 25
Tabel 5.2 kadar kolesterol dalam darah mencit setelah pemberian simvastatin
10mg ................................................................................................................ 26
Tabel 5.3 kadar kolesterol dalam darah mencit setelam pemberian pakan tinggi
lemak kel. 2 ...................................................................................................... 28
Tabel 5.4 kadar kolesterol dalam darah mencit setelah pemberian jus buah papaya
dosis 0,7gram/BB ............................................................................................ 29
Tabel 5.5 kadar kolesterol dalam darah mencit setelam pemberian pakan tinggi
lemak kel. 3 ...................................................................................................... 30
Tabel 5.6 kadar kolesterol dalam darah mencit setelah pemberian jus buah papaya
dosis 1,4gram/BB ............................................................................................ 31
Tabel 5.7 presentase penurunan kadar kolesterol total pada mencit ............... 33

xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Data Pendahuluan ...................................................................... 45
Lampiran 2. Perhitungan Dosis ...................................................................... 45
Lampiran 3. Pembuatan Simvastanin 10mg ................................................... 46
Lampiran 4. Pembuatan Pakan Tinggi Lemak .............................................. 47
Lampiran 5. Kadar Kolesterol Total Pada Mencit ......................................... 48
Lampiran 6. Surat Keterangan Layak Etik Penelitian .................................... 50
Lampiran 7. Determinasi Tanaman ............................................................... 51
Lampiran 8. Surat Keterangan Hewan Uji .................................................... 52

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kolesterol merupakan senyawa kompleks yang berada pada tiap sel

didalam tubuh. Kolesterol berfungsi sebagai materi awal untuk pembentukan

cairan empedu, dinding sel, vitamin dan hormon-hormon tertentu, seperti

hormone seks dan lainya (Gondosari, 2010). Dalam darah, kolesterol

membentuk rangkaian lipoprotein. Lipoprotein sendiri dibedakan menjadi

rangkaian High Denisty Lipoprotein (HDL), Very Low Denisty Lipoprotein

(VLDL), dan Low Denisty Lipoprotein (LDL) (Stapleton Dkk, 2010).

Sebagian besar kolesterol dihasilkan oleh tubuh bahkan sebanyak 80% dibuat

oleh tubuh dan hanya 20% yang masuk bersama bahan makanan (Soeharto,

2004).

Hiperkolesterolemia merupakan kondisi dimana kadar kolesterol total

dalam darah Meningkat hingga ≥ 240 mg/dl atau melebihi batas normal

(120-200 mg/dl) yang disebabkan karena gangguan metabolisme lemak

(Krummel DA, 2004). Hiperkolesterolemia juga berkaitan dengan

peningkatan kadar Low Density Lipoprotein (LDL) dan penurunan kadar

High Denisty Lipoprotein (HDL). Oleh karena itu, untuk menghindarinya

dibutuhkan pengendalian kadar kolesterol LDL dan kolesterol HDL secara

tepat salah satunya melalui pengaturan diet yang merupakan salah satu

alternatif terapi yang lebih aman dari terapi obat. Pengaturan diet yang di

1
sarankan adalah dengan mengurangi konsumsi lemak total dan lemak jenuh

serta meningkatkan asupan sayuran dan buah yang kaya serat (American

heart association, 2001).

Buah papaya (Carica papaya L.) memiliki efek antihiperlipidema

melalui aktivitas berbagai macam senyawa biologis yang terkandung di

dalamnya seperti niasin, serat dan antioksidan seperti vitamin C, dan

flavonoid. Antioksidan berperan memerangi radikal bebas dan menjaga

sistem kardiovaskuler dengan memperbaiki profil lipid darah (Aryamitra B

Dkk, 2006). Buah pepaya matang memiliki kandungan Vitamin C sekitar 61,8

mg dalam setiap 100 gr bagian yang bisa dimakan (Wall MW, 2006).

Kandungan quercetin (2 mg/100 gr) dalam buah pepaya dapat menghambat

oksidasi kolesterol LDL dan mencegah pembentukan radikal bebas serta

mampu meningkatkan kadar kolesterol HDL (Krishna KI Dkk, 2008). Buah

pepaya mengandung Vitamin B3 (niasin) sebanyak 0,338 mg/100 gr yang

dapat menurunkan VLDL di hati sehingga produksi kolesterol LDL menurun

(Ngozi AI Dkk, 2010). Kandungan lain yang bermanfaat adalah pektin dalam

buah papaya. Serat larut air jenis pektin dapat menurunkan kadar kolesterol

dengan meningkatkan asam empedu dan kolesterol di lumen usus akan

diekskresi bersama feses sehingga kadar kolesterol dalam tubuh menurun

(Anna HT Dkk, 2009).

Penelitian terdahulu yang dilakukan pada Rattus norvegicus L. yang

diberi makanan tinggi kolesterol menunjukan bahwa pemberian ekstrak buah

papaya hijau sebanyak 25, 50, dan 100 mg/kg berat badan mencit selama 30

2
hari memiliki efek Antihiperlipidema dengan menurunkan kadar kolesterol

LDL, dan meningkatkan kadar kolesterol HDL secara signifikan (Kantham S.

Dkk, 2011). Maka tidak menutup kemungkinan bahwa jus buah pepaya dapat

menurunkan kadar kolesterol total pada mencit.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana efektifitas

jus buah papaya (Carica papaya L.) terhadap penurunan kadar kolesterol

pada mencit jantan (Mus musculus) ?

C. Tujuan Penelitian

1. Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah untuk

Mengetahui efektifitas jus buah papaya (Carica papaya L.) terhadap

penurunan kadar kolesterol pada mencit jantan (Mus musculus).

2. Berapakah dosis jus buah pepaya (Carica papaya L.) yang dapat

menurunkan kadar kolesterol paling tepat pada mencit jantan?

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Institusi

Sebagai informasi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dalam

bidang kesehatan tentang khasiat buah papaya (Carica papaya L.).

2. Bagi Penulis

Memberi pengalaman dan pengetahuan mengenai pemanfaatan

buah papaya (Carica papaya L.) sebagai obat kolesterol.

3. Bagi Masyarakat

3
Memberi informasi dan pengetahuan kepada masyarakat bahwa

buah papaya (Carica papaya L. ) dapat menurunkan kadar kolesterol.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Morfologi Dan Taksonomi Tanaman Pepaya

Menurut Setiaji (2009). Pepaya adalah tanaman yang berasal dari

Meksiko bagian selatan kemudian menyebar ke Benua Afrika dan Asia serta

India pada abad ke-17. Kedudukan taksonomi tanaman pepaya menurut

Suprapti (2005) adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1: Tanaman buah pepaya

Kerajaan : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Angiospermae
Bangsa : Caricales
Suku : Caricaceae
Marga : Carica
Jenis : Carica papaya L.

Berdasarkan bentuk dan susunan tubuh bagian luar tanaman pepaya

dapat dikelompokan sebagai tanaman buah-buahan semusim, namun juga bisa

tumbuh setahun lebih. Sistem perakaranya memiliki akar tunggang yang

5
bercabang tumbuh mendatar pada kedalaman 1 meter atau lebih dan

menyebar sekitar 60-150 cm atau lebih dari pusat batang tanaman (Suprapti,

2005).

Daun tanaman pepaya merupakan termasuk dalam jenis daun tunggal,

berukuran besar, menjari, bergerigi, dan juga mempunyai bagian tangkai dan

daun. Daun pepaya mempunyai bentuk dasar bulat atau bundar, ujung daun

yang lancip, tangkai yang panjang dan berongga. Permukaan daun pepaya

licin dan agak mengkilap. Dilihat dari susunan daunya, daun pepaya termasuk

dala jenis daun bertulang menjari (Tyas, 2008).

Batang pada tanaman pepaya berbentuk bulat dengan permukaan

batang yang memperlihatkan bekas-berkas tangkai daun. Arah tumbuh batang

yaitu tegak lurus keatas dengan permukaan yang licin. Batang daun pepaya

berongga dan tidak bercabang, dan tingginya dapat mencapai 5-10 meter

(Tyas, 2008).

Akar tanaman pepaya merupakan akar tunggang, karena akar

induknya tumbuh terus menjadi akar pokok yang bercabang menjadi akar-

akar yang lebih kecil. Bentuk akar bulat dan bewarna putih kekuningan (Tyas,

2008).

Buah pepaya berbentuk bulat hingga memanjang dan memiliki tangkai

buah yang pendek. buah muda bewarna hijau dan buah tua bewarna kuning

atau jingga dan biji buah bewarna hitam diselimuti lapisan tipis (Muhlisah,

2005).

6
Berdasarkan macam bunganya, tanaman pepaya dibedakan menjadi

tiga, yaitu pepaya jantan, pepaya betina, dan pepaya sempurna (Aak, 1990).

Bunga pepaya jantan memiliki ciri-ciri putik atau bakal buah yang tidak

berkepala sehingga bunga jantan tidak dapat menjadi buah (Rochmatul,

2003). Menurut Aak (1990), pada ujung tangkai bunga pepaya biasanya

terdapat bunga pepaya sempurna yang dapat melakukan penyerbukan sendiri

dan buah yang terbentuk biasanya kecil-kecil menggantung dan lonjong,

maka dari itu pepaya jantan sering disebut pepaya gandul.

Pepaya betina mempunyai bakal buah sempurna namun tidak

memiliki benang sari, untuk dapat berbuah pepaya betina harus diserbuki

pepaya jantan dari luar. Tanaman pepaya sempurna memiliki susunan bunga

yang sempurna, Oleh karena itu bunga pepaya sempurna dapat melakukan

penyerbukan sendiri (Rochmatul, 2003).

B. Kandungan Kimia Buah Pepaya

Wijayakusumah, H (2007). mengatakan, buah pepaya mengandung

banyak sekali zat-zat kimia yang bermanfaat bagi tubuh terutama pada

pembuluh darah, zat kimia yang terkandung dalam buah pepaya diantaranya

mengandung vitamin A, vitamin C, pektin dan enzim papain.

C. Manfaat Buah Pepaya

Kandunagan dalam buah pepaya dapat memicu enzim pencernaan,

Oleh sebab itu buah pepaya dapat digunakan sebagai obat sembelit atau

wasir. Muhlisah (2001) juga mengatakan, buah pepaya dapat digunakan untuk

7
obat penurun panas. kandungan pektin dalam buah pepaya juga dapat

menurunkan absorpsi kolesterol (Kelly JJ. & Tsai AG., 1978).

D. Tinjauan Pektin

Pektin dalah serat makanan yang dapat berubah menjadi gel dengan

ion-ion, juga bisa menurunkan kadar kolesterol. Pektin bersifat mengikat serta

meningkatkan pengeluaran asam empedu kemudian akan ikut terbuang

bersama feses. Penurunan asam empedu menyebabkan hepar menggunakan

kolesterol dalam darah sebagai bahan untuk pembentukan asam empedu

(Kelly JJ. & Tsai AG, 1978).

E. Tinjauan Kolesterol

1. Definisi

Kolesterol adalah suatu zat lemak yang dibentuk oleh hati dan

digunakan dalam pencernaan lemak. Selama pencernaan, kolesterol

bergabung dengan garam empedu, fosfolipid dan trigliserida menjadi

suspensi kecil yang disebut misel (Corwin, 2009).

Di dalam tubuh manusia terdapat dua macam kolesterol yaitu

kolesterol eksogen dan kolesterol endogen. Kolesterol eksogen adalah

kolesterol yang diabsorbsi dari saluran pencernaan sedangkan kolesterol

endogen adalah kolesterol yang dibentuk dalam sel tubuh. Jumlah

kolesterol endogen lebih besar daripada kolesterol eksogen. Delapan

puluh persen kolesterol dihasilkan dari dalam tubuh (kolesterol endogen)

dan dua puluh persen sisanya dari luar tubuh (kolesterol eksogen)

(Marsalina, 2010).

8
2. Jenis Kolesterol

Dalam tubuh manusia terdapat lima jenis kolesterol yakni

kilomikron, very low density lipoprotein (VLDL), intermediate density

lipoprotein (IDL), low density lipoprotein (LDL), dan high density

lipoprotein (HDL). Dari kelimanya yang penting untuk diketahui adalah

LDL dan HDL (Guyton, 2006).

a. Low density lipoprotein (LDL)

LDL mengandung kolesterol dan fosfolipid yang cukup tinggi.

LDL merupakan lipoprotein yang mengangkut kolesterol terbesar

untuk disebarkan ke seluruh jaringan tubuh dan pembuluh darah. LDL

sering disebut kolesterol jahat karena efeknya yang arterogenik

(mudah melekat pada dinding pembuluh darah), sehingga dapat

menyebabkan penumpukan lemak dan penyempitan pembuluh darah

(aterosklerosis). Kadar LDL di dalam darah sangat tergantung dari

lemak jenuh yang masuk. Semakin banyak lemak jenuh yang masuk,

semakin menumpuk pula LDL. Hal ini disebabkan LDL merupakan

lemak jenuh yang tidak mudah larut (Guyton, 2006).

b. High density lipoprotein (HDL)

HDL mengandung protein yang tinggi dan rendah kolesterol

dan fosfolipid. HDL merupakan lipoprotein yang memiliki efek anti-

aterogenik, sehingga disebut kolesterol baik. Fungsi utamanya adalah

membawa kolesterol bebas dari dalam endotel dan mengirimkannya

ke pembuluh darah perifer, lalu keluar tubuh lewat empedu. Dengan

9
demikian penimbunan kolesterol di perifer menjadi berkurang

(Guyton, 2006).

F. Tinjauan Hiperkolesterolemia

1. Definisi

Hiperkolesterolemia merupakan suatu keadaan dimana kadar

kolesterol tinggi dalam darah. Keadaan ini bukanlah suatu penyakit tetapi

gangguan metabolik yang bisa menyumbang dalam terjadinya berbagai

penyakit terutamapenyakit kardiovaskuler.tolak ukur kadar kolesterol total

untuk mendiagnosis hiperkolesterolemia adalah:

a. Kadar yang masih aman adalah < 200 mg/dl.

b. Kadar yang harus diwaspadai untuk mulai dikendalikan adalah 200-

239 mg/dl.

c. Kadar yang tinggi dan berbahaya bagi pasien adalah > 240 mg/dl

(Anwar, 2004).

2. Faktor kolesterol tinggi

Setiap faktor yang meningkatkan timbulnya penyakit disebut

sebagai faktor resiko. American Heart Association membagi faktor risiko

ini menjadi tiga golongan, yaitu sebagai berikut:

a. Faktor risiko utama: Faktor risiko utama diyakini secara langsung

meningkatkan resiko timbulnya penyakit jantung koroner, seperti kadar

kolesterol darah abnormal, tekanan darah tinggi, dan merokok.

b. Faktor risiko tidak langsung: Faktor risiko ini dapat diasosiasikan

dengan timbulnya penyakit jantung koroner. Hubungan antara faktor

10
tersebut dengan penyakit jantung koroner seringkali bersifat tidak

langsung. Faktor-faktor yang termasuk golongan resiko ini adalah

diabetes melitus, kegemukan, tidak aktif, dan stress.

c. Faktor risiko alami: Faktor risiko alami disebabkan karena keturunan,

jenis kelamin, dan usia (Srinilawati, Dkk, 2008).

Tabel 2.1: Klasifikasi kolesterol untuk manusia


Klasifikasi kolesterol total , kolesterol LDL, kolesterol HDL menurut NCEP-ATP III
(mg/dl), 2010.

Kolesterol Total
<200 Normal
200-239 Mengkhawatirkan
>240 Tinggi
Kolesterol LDL
<100 Optimal
100-129 Sub optimal
130-159 Mengkhawatirkan
160-189 Tinggi
>190 Sangat tinggi
Kolesterol HDL
>60 Tinggi
41-59 Mengkhawatirkan
<40 Rendah

(NCEP ATP III. 2001)

G. Terapi Penurunan Kadar Kolesterol

Kadar kolesterol yang berlebih akan menyebabkan masalah bagi

kesehatan, karena itu kadar kolesterol harus di turunkan (Dipiro Dkk, 2015).

Adapun obat yang berfungsi untuk menurunkan kadar kolesterol dalam tubuh

di antaranya:

1) Golongan Satin

11
Dipiro Dkk (2015) menyatakan, obat golongan satin dapat

menghambat 3-hydroxi-3-metylglutarylcoenzime (HMG-CoA) sehingga

dapat menurunkan kadar kolesterol LDL. Yang termasuk golongan ini

diantaranya adalah simvastatin, atrovastatin, lovastatin, paravastatin, dan

fluvastatin (Charles, 2009).

2) Golongan Fibrate

Terapi dengan obat golongan fibrate efektif untuk menurunkan

kadar kolesterol VDL, LDL, dn kolesterol total. Obat yang termasuk

dalam fibrate yaitu gemfibrozil, fenofibrat, dan clofibrat (Goldfine Dkk,

2011).

3) Golongan Bile Acid Resins

BARs bekerja dengan cara mengikat asam empedu di dalam usus

dan meningkatkan LDL. Obat ini biasanya digunakan dalam pengobatan

hiperkolesterolemia primer. Yang termasuk dalam golongan ini adalah

cholestyramin, colestipol, dan colesevelam (Depiro Dkk, 2015).

4) Ezetimibe

Ezetimibe adalah obat penurun lipid yang dapat menghambat

kolesterol tanpa mempengaruhi absorpsi nutrisi yang larut dalam lemak

sehingga menjadikan obat ini adalah pilihan yang tepat sebagai kombinasi

obat golongan satin (Dipiro Dkk, 2015).

5) Niacin (Asam Nitrokaf)

Niacin (asam nitrokaf) adalah obat penurun lipid yang bekerja

dengan mengurangi sintesis dalam hati dari VLDL, niacin juga dapat

12
mengurangi katabolisme sehingga HDL akan meningkat. Niacin sangat

baik di kombinasikan dengan satin karena akan menghasilkan kadar lipid

yang signifikan (Dipiro Dkk, 2015).

H. Tinjauan Simvastatin

Simvastatin adalah senyawa yang diisolasi dari jamur Penicillinum

citrinum. Mekanisme kerja simvastatin yaitu menghambat HMG-CoA secara

kompetitif pada proses sintesisn kolesterol didalam hati. Simvastatin akan

mengubah asetil-CoA menjadi asam mevalonat (Witztum, 1996).

Simvastatin merupakan pro drug dalam bentuk lakton yang harus di

hidrolisis dahulu menjadi bentuk zat aktifnya yaitu asam b-hidroksi (Katzung,

2002). Menurut ISO (2014), indikasi simvastain adalah mengurangi kadar

kolesterol total dan LDL pada penderita hiperkolesterolemia.

Efek samping dari simvastatin adalah minopati, gangguan psikis

(depresi, ketakukan, kecenderungan bunuhdiri), dan kerusakan hati, sakit

kepala, gangguan penglihatan, dan anemia (MIMS, 2017). Oleh sebab itu

penggunaan simvastatin harus dengan pengawasan dokter.

Kontra indikasi dari simvastatin yaitu wanita hamil dan menyusui,

pasien yang pernah mengalami gangguan fungsi hati, pasien yang mengalami

peningkatan serum transaminase yang abnormal, dan pecandu alkohol

(MIMS, 2017).

Peringatan terhadap obat simvastatin yang harus diketahui adalah

tidak boleh dikonsumsi oleh ibu hamil, pada wanita dengan masa subur

gunakan kontraspsi yang efektif, karena simvastatin dapat berdampak buruk

13
pada janin (MIMS, 2017).

I. Tinjauan Mencit

Ngatijan (2006) menyatakan, bahwa pemilihan hewan coba harus

berdasarkan persamaan ciri dan sifat dari manusia. Mencit adalah hewan yang

paling banyak digunakan dalam penelitian medis dikarenakan mencit mudah

berkembang biak dan juga murah kolesterol pada mencit normalnya 26,0-

82,4 mg/dL (Diah Kusumawati, 2004). Taksonomi mencit menurut

Mangkoewidjojo dan smith (1988) adalah

Gambar 2.2: Mencit jantan

Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Mamalia
Bangsa : Rodentia
Suku : Muridae
Genus : Mus
Spesies : Mus musculus L.
J. Tinjauan Telur

Telur adalah sumber protein yang berasal dari hewan dan biasa

dikonsumsi oleh masyarakat dalam slogan “empat sehat lima sempurna”.

14
dikatakan demikian karena telur mengandung gizi yang tinggi. (Kementerian

pertanian dan kesehatan RI,2010).

a. Telur ayam

Telur ayam mengandung protein dan zat-zat makanan yang

dibutuhkan oleh tubuh manusia seperti asam amino, vitamin dan mineral

yang mudah dicerna. Akan tetapi telur juga mempunyai sifat yang

kualitas mudah rusak. Oleh sebab itu perlu dilakukan suatu tindakan

bidang teknologi untuk menentukan kualitas pasca produksi telur

(Sulistiati, 1992).

b. Telur bebek

Telur bebek merupakan salah satu sumber protein hewani yang

memiliki rasa yang sangat lezat, mudah dicerna dan bergizi tinggi. Telur

bebek umumnya bewarna kerabang putih sampai hijau kebiruan dan

berukuran besar, rata-rata bobot telur bebek adalah 60-70gram (Resi,

2009).

c. Telur puyuh

Telur puyuh terdiri atas putih telur 47,4%, kuning telur 31,9% dan

kerabang serta membran kerabang 20,7%. Kandungan protein dalam telur

puyuh sekitar 13,1%, sedangkan kandungan lemaknya 11,1%. Kuning

telur puyuh mengandung vitamin A sebesar 543 mikron/100gram

(Stadelman & Cotteril, 1995).

15
BAB III

KERANGKA KONSEP

Hiperkolesterolemia Hiperkolesterolemia
merupakan kondisi dimana
kadar kolesterol total dalam
Pengobatan darah Meningkat hingga ≥ 240
mg/dl atau melebihi batas
normal (120-200 mg/dl)
(Krummel DA, 2004).

Tradisional Medis

Buah papaya (Carica Penelitian yang dilakukan oleh


papaya L. ) Khantam S. Dkk (2011) terhadap Rattus
norvegicus L. yang di beri makanan tinggi
kolesterol menunjukan bahwa pemberian
ekstrak buah pepaya sebanyak 25, 50 dan
Jus buah pepaya
100mg/kgBB selama 30 hari memiliki
efek antihiperlipidema dengan
menurunkan kadar kolesterol LDL, dan
Mencit jantan (Mus meningkatkan kadar kolesterol HDL
musculus) secara signifikan. Maka tidak menutup
kemungkinan bahwa jus buah pepaya juga
dapat menurunkan kadar kolesterol total
Uji kadar kolesterol pada mencit.

Jus buah pepaya berkhasit = Yang diteliti


menurunkan kadar
kolesterol pada mencit
= Yang tidak diteliti

Gambar 3.1: Kerangka konsep.

16
BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini bersifat True Experimental, yaitu mengamati pengaruh

suatu variabel dengan cara melakukan pengamatan terhadap suatu kelompok

pada berbagai perlakuan dan membandingkannya dengan kelompok kontrol

(Notoatmojo, 2014).

B. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Biologi Farmasi Fakultas

Farmasi Institut Ilmu Kesehatan Bhakti wiyata Kediri.

C. Waktu penelitian

Penelitian dilaksanakan sekitar bulan maret samapi bulan april.

D. Populasi Dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah seluruh subjek dengan karakteristik tertentu yang

akan di teliti (Sugiyono, 2009). Populasi penelitian ini adalah buah pepaya

matang.

2. Sampel Penelitian

Sampel Penelitian adalah bagian dari subjek yang akan di teliti

(Notoatmojo, 2010). Sampel penelitian ini adalah jus buah pepaya matang

yang masih segar.

17
3. Teknik Sampling

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

sampling sederhana (Simple Random Sampling), yaitu bahwa setiap setiap

unit populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk diseleksi sebagai

sampel (Notoadmojo, 2010).

E. Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 2 variabel

yang meliputi :

1. Variabel Independent (Variabel Bebas)

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau

yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependent

(Sugiyono, 2009). Variabel independent penelitian ini adalah jus buah

pepaya dengan dosis 0,7 dan 1,4gram/BBmencit.

2. Variabel dependent (Variabel Terikat)

Variabel dependent adalah variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat karena adanya variabel independen (Sugiyono, 2009).

Variabel dependent dalam penelitian ini adalah penurunan kadar kolesterol

total pada mencit.

F. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Definisi operasional berguna untuk membatasi ruang lingkup atau

pengertian variabel tersebut diberi batasan yang diteliti (Notoadmojo, 2012).

Jus buah pepaya diperoleh dengan penghalusan buah pepaya.

18
Tabel 4.1: definisi operasional.

Skala
No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur
Ukur
Diberikan secara oral Gelas
1 Jus buah pepaya Rasio Ml
dalam bentuk jus. ukur

Hasil pengukuran Autochec


2 Kadar kolesterol darah Rasio
kadar kolesterol k mg/dl
darah.

G. Instrumen Penelitian

1. Alat Penelitian

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain pisau,

blender, timbangan analitik, beaker glass, kain flannel, gelas ukur, kain

lap, spuit, sonde, kapas, kandang mencit, test srip kolesterol (Easy Touch) .

2. Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah telur bebek,

telur ayam, telur puyuh, aquadest, dan sampel buah pepaya yang

didapatkan di Desa Sumberjo, Dusun Kedunggulun, Kecamatan Gondang,

Kabupaten Nganjuk, Jawa timur.

3. Hewan Uji

Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah 12 ekor

mencit dan dibagi menjadi 3 kelompok, setiap kelompok terdiri atas 3 ekor

mencit dengan berat badan 20-30 gram dengan kondisi badan yang sehat.

H. Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan langkah

sebagai berikut:

19
1. Determinasi Tanaman

Determinasi tanaman dilakukan di UPT Laboratorium Herbal

Materia Medica Batu.

2. Pembuatan Jus Buah Pepaya

Buah pepaya matang yang telah di kupas kemudian dicuci dengan air

mengalir hingga bersih, buah yang sudah dicuci bersih kemudian

ditimbang dengan timbangan analitik ketelitian 0,1 gram sebanyak 100

gram, lalu di potong kecil kemudian di blender hingga halus dan disaring

dengan kain flannel untuk dipisahkan dari buah yang masih menggumpal.

3. Tahap Persiapan Hewan Uji

Sebanyak 9 ekor mencit dipelihara dalam kandang yang nyaman

dengan serbuk kayu sebagai alasnya. ditempatkan dalam ruangan yang

memiliki ventilasi dan cahaya yang cukup. Makanan dan minuman yang

diberikan setiap harinya adalah pelet dan air putih. Kebersihan kandang

juga dijaga dengan cara di bersihkan dan diganti serbuk kayunya setiap

tiga hari sekali.

4. Induksi Pada Hewan Uji

Sebanyak 9 ekor mencit dibagi secara acak menjadi 3 kelompok

yaitu:

a. Kelompok 1 (kontrol positif)

b. Kelompok 2 (kelompok perlakuan dengan dosis 0,7gram/kgBB)

c. Kelompok 3 (kelompok perlakuan dengan dosis 1,4gram/kgBB)

20
Setiap kelompok diberi pakan standart dan minum yang sama selama

proses adaptasi. Proses adaptasi selakukan selama 7 hari. Setelah 7 hari

proses adaptasi, setiap mencit diberi pakan standart setiap hari selama 7

hari. Kemudian diberi makanan tinggi kolesterol berupa kuning telur ayam,

bebek, dan puyuh serta makanan standart setiap hari selama 7hari.

5. Perlakuan Terhadap Mencit

Setelah selesai proses induksi kemudian ketiga kelompok di beri

perlakuan yang berbeda, yaitu:

a. Kelompok 1: diberi larutan simvastatin sebagai kontrol positif.

b. Kelompok 2: diberi jus buah pepaya dengan dosis 0,7gram/kgBB

sebagai kelompok perlakuan.

c. Kelompok 3: diberi jus buah pepaya dengan dosis 1,4gram/kgBB sebagai

kelompok perlakuan.

I. Pengolahan dan analisis data

Data yang akan dianalisis yaitu data premer pengukuran kadar

kolesterol darah mencit yang telah diinduksi makanan tinggi lemak.

Induksi diberikan sebelum pemberian jus buah pepaya. Penurunan kadar

kolesterol darah yang diperoleh dianalisis apakah dosis jus buah pepaya

pada masing-masing kelompok memiliki efektivitas terhadap penurunan

kadar kolesterol total pada mencit.

21
J. Kerangka Kerja

1. Pembuatan Jus Buah Pepaya

Buah pepaya matang yang masih segar di kupas dan di cuci


sampai bersih

Dipotong menjadi bagian kecil-kecil

Ditimbang 100g lalu dihaluskan dengan menggunakan blender

Jus buah pepaya di saring dengan kain flannel untuk diambil


airnya saja.
Gambar 4.1. kerangka kerja pembuatan jus pepaya

22
2. Perlakuan Terhadap Mencit

9 ekor mencit dibagi menjadi 3 kelompok, setiap kelompok


terdiri dari 3 kor mencit

Mencit diadaptasikan dengan diberi pakan standart selama 7


hari

Dicek kadar kolesterolnya

Semua kelompok diinduksi dengan kuning telur ayam, telur


bebek, dan telur puyuh selama 7 hari.

Dicek kadar kolesterolnya

Diberi perlakuan selama 1 hari

Kelompok 1 diberi Kelompok 2 diberi jus Kelompok 3 diberi jus


buah pepaya dengan
simvastatin sebagai buah pepaya dengan dosis
dosis 1,4gram/kgBB
kontrol positif 0,7gram/kgBB sebagai sebagai koelompok
perlakuan
koelompok perlakuan

Setelah 1 hari diberi perlakuan kemudian dicek kembali kadar


kolesterolnya.

Pencatatan pengolahan dan analisis data

Gambar 4.2. Kerangka kerja perlakuan pada mencit

23
BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Determinasi

Tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah buah pepaya.

Adapun hasil identifikasi yaitu:

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)


Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Superdivisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Violales
Suku : Caricaceae
Marga : Carica
Jenis : Carica papaya L.
Nama umum : Papaya (Inggris), Pepaya (Indonesia), Betik, Kates
(Jawa), Rante (Aceh), Pertek (Gayo), Pastela
(Batak), Embelik (Karo), Botik (Batak Toba), Bala
(Nias), Sikailo (Mentawai), Kates (Palembang),
Kalikih (MInangkabau), Gedang (Lampung),
Gedang (Sunda), Kates (Jawa Tengah), Kates
(Madura), Gedang (Bali), Kustela (Banjar),
Buamedung (Dayak Busang), Buah Dong (Dayak
Kenya).
Kunci determinasi : 1b-2b-3b-4b-5b-6b-7b-8b-9b-10b-11b-12b-13b-

14a-15a-109b-119b-120b-121b-124b-125a-126a-1. Morfologi : Habitus:

Perdu, tinggi kurang lebih 10m, Tidak berkayu, silindris, berongga, putih

kotor, menjari, panjang tangkai, 25-100cm, hijau. Bunga: Tunggal, bentuk

24
bintang, diketiak daun, berkelamin satu atau berumah dua; daun jantan

terletak pada ladan yang serupa malai, kelopak kecil, kepala sari bertangkai

pendek atau duduk, kuning mahkota bentuk terompet, tepi bertaju lima,

bertabung panjang, putih kekuningan. Buah; Buni, bulat memanjang,

berdaging, masih muda hijau setelah tua jingga. Biji: Bulat atau bulat

panjang, kecil, bagia luar dibungkus selaput yang berisi cairan, masih muda

putih setelah tua hitam. Akar: Tunggang, bercabang, bulat, putih kekuningan.

B. Organoleptis jus

Bentuk : Cair

Warna : Orange

Bau : Khas

Rasa : Manis

C. Pengukuran Kadar Kolesterol Darah

1. Kadar kolesterol dalam darah mencit kelompok 1 (setelah pemberian

simvastatin 10mg).

Tabel V.1 Kadar koleterol darah mencit setelah pemberian pakan tinggi lemak.

Mencit H1 H2 Peningkatan
ke-
(mg/dl) (mg/dl)

1 116 126 10

2 119 128 9

3 117 126 9

Rata-rata 117,3 126,6 9,3

25
128
126
124
122
H1 (sebelum diberi pakan tinggi
120 lemak)
118
H2 (setelah diberi pakan tinggi
116
lemak)
114
112
110
Mencit 1 mencit 2 mencit 3

Gambar V.1 grafik peningkatan kadar kolesterol dalam darah mencit kelompok 1

Keterangan :

H 1 : kadar kolesterol sebelum pemberian pakan tinggi lemak

H 2 : kadar kolesterol setelah induksi pakan tinggi lemak

Hasil dari tabel diatas menunjukkan bahwa rata-rata kadar kolesterol

sebelum pemberian pakan tinngi lemak sebesar 117,3 mg/dl. Setelah pemberian

pakan tinggi lemak selama 7 hari mengalami peningkatan kadar kolesterol dengan

rata-rata sebesar 126,6 mg/dl.

Tabel V.2 Kadar koleterol darah mencit setelah pemberian simvastatin

Mencit H2 H3 Penurunan
ke-
(mg/dl) (mg/dl)

1 126 112 9

2 128 119 9

3 126 117 9

Rata-rata 126,6 117,6 9

26
128
126
124
122
H2 (setelah diberi pakan tinggi
120
lemak)
118
H3 (setelah diberi simvastatin
116 10mg)
114
112
110
mencit 1 mencit 2 mencit 3

Gambar V.2. Grafik penurunan kadar kolesterol mencit kelompok 1

Keterangan :

H 2 : kadar kolesterol setelah pemberian pakan tinggi lemak

H 3 : kadar kolesterol setelah pemberian simvastatin.

Hasil dari tabel diatas menunjukkan bahwa rata-rata kadar kolesterol

setelah pemberian pakan tinngi lemak sebesar 126,6 mg/dl. Setelah pemberian

pakan simvastatin kaar kolesterol dalam darh mencit mengalami penurunan

dengan rata-rata sebesar 117,6 mg/dl.

27
2. Kadar kolesterol dalam darah mencit kelompok 2 (setelah pemberian jus

buah pepaya dengan dosis 0,7gram/BB)

Tabel V.3 Kadar koleterol darah mencit setelah pembrian pakan tinggi lemak

Mencit H1 H2 Peningkatan
ke-
(mg/dl) (mg/dl)

1 114 135 21

2 117 128 11

3 114 126 12

Rata-rata 115 129,6 14,6

135
130
125
120 H1 (sebelum diberi pakan
tinggi lemak)
115
H2 (setelah diberi pakan
110 tinggi lemak)
105
100
mencit 1 mencit 2 mencit 3

Gambar V.3.grafik peningkatan kadar kolesterol dalam darah mencit kelompok 2

Keterangan :

H 1 : kadar kolesterol sebelum pemberian pakan tinggi lemak

H 2 : kadar kolesterol setelah pemberian pakan tinggi lemak

28
Hasil dari tabel diatas menunjukkan bahwa rata-rata kadar kolesterol sebelum

pemberian pakan tinggi lemak sebesar 115mg/dl. Setelah pemberian pakan tinggi

lemak selama 7 hari mengalami peningkatan dengan rata-rata 129,6mg/dl

Tabel V.4 Kadar koleterol darah mencit setelah jus buah pepaya dosis

0,7gram/BB

Mencit H2 H3 Penurunan
ke-
(mg/dl) (mg/dl)

1 135 115 10

2 128 119 9

3 126 115 11

Rata-rata 129,6 116,3 10

135

130

125 H2 (setelah diberi pakan


tinggi lemak)
120
H3 Setelah diberi jus
115 buah pepaya dosis
110 0,7gram/BB)

105
Mencit 1 mencit 2 mencit 3

Gambar V.4. grafik penurunan kadar kolesterol dalam darah mencit kelompok 2

29
H 1 : kadar kolesterol setelah pemberian pakan tinggi lemak

H 2 : kadar kolesterol setelah pemberian jus buah pepaya dengan dosis

0,7gram/BB

Hasil dari tabel diatas menunjukkan bahwa rata-rata kadar kolesterol

setelah pemberian pakan tinggi lemak sebesar 129,6mg/dl. Setelah pemberian jus

buah pepaya dengan dosis 0,7gram/BB mengalami penurunan dengan rata-rata

116,3mg/dl.

3. Kadar kolesterol dalam darah mencit kelompok 3 (setelah pemberian jus

buah pepaya dengan dosis 1,4gram/BB)

Tabel V.5 Kadar koleterol darah mencit setelah pembrian pakan tinggi lemak

Mencit H1 H2 Peningkatan
ke-
(mg/dl) (mg/dl)

1 115 127 12

2 119 137 14

3 113 128 15

Rata-rata 115,6 130,6 13,6

140
120
100
80 H1 (sebelum diberi
pakan tinggi lemak)
60
H2 (setelah diberi
40 pakan tinggi lemak)
20
0
mencit 1 mencit 2 mencit 3

30
Gambar V.5.grafik peningkatan kadar kolesterol dalam darah mencit kelompok 3

Keterangan :

H 1 : kadar kolesterol sebelum pemberian pakan tinggi lemak

H 2 : kadar kolesterol setelah pemberian pakan tinggi lemak

Hasil dari tabel diatas menunjukkan bahwa rata-rata kadar kolesterol

sebelum pemberian pakan tinggi lemak sebesar 115,6/dl. Setelah pemberian pakan

tinggi lemak selama 7 hari mengalami peningkatan dengan rata-rata 130,6mg/dl.

Tabel V.6. Kadar koleterol darah mencit setelah jus buah pepaya dosis

1,4gram/BB

Mencit H2 H3 Penurunan
ke-
(mg/dl) (mg/dl)

1 127 117 10

2 137 113 24

3 128 115 13

Rata-rata 130,6 115 15,6

140
120
100 H2 (setelah diberi pakan
tinggi lemak)
80
60
H3 (setelah pemberian
40 jus buah pepaya dosis
20 1,4gram/BB)

0
mencit 1 mencit 2 mencit 3

Gambar V.6. grafik penurunan kadar kolesterol dalam darah mencit kelompok

31
H 1 : kadar kolesterol setelah pemberian pakan tinggi lemak

H 2 : kadar kolesterol setelah pemberian jus buah pepaya dengan dosis

1,4gram/BB

Hasil dari tabel diatas menunjukkan bahwa rata-rata kadar kolesterol

setelah pemberian pakan tinggi lemak sebesar 130,6mg/dl. Setelah pemberian jus

buah pepaya dengan dosis 1,4gram/BB mengalami penurunan dengan rata-rata

115mg/dl.

Dari data diatas menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata -rata kadar

kolesterol total mencit pada setiap kelompok perlakuan. Hal ini diketahui dengan

pengukuran kadar kolesterol pada setiap kelompok perlakuan selama tiga kali

pada hari ke-8 yaitu pertama (H1) dilakukan pengukuran kadar kolesterol sebelum

pemberian perlakuan pada mencit, ke dua (H2) dilakukan pengukuran kadar

kolesterol setelah pemberian induksi pakan tinggi lemak dan ke tiga (H3)

dilakukan pengukuran kadar kolesterol setelah pemberian perlakuan. Pada

pengukuran pertama sebelum pemberian perlakuan kadar kolesterol tertinggi pada

KP ( Kontrol Positif). Pada pengukuran ke dua (setelah induksi pakan tinggi

lemak) kadar kolesterol tertinggi yaitu KP3 (pemberian jus buah pepaya dosis

1,4gram/BB). Perbedaan kadar kolesterol darah tiga kali pengukuran pada semua

kelompok perlakuan adalah pengukuran pertama (sebelum pemberian perlakuan)

kadar kolesterol darah 113 mg/dl – 119 mg/dl. Pengukuran ke dua (setelah

diinduksi pakan tinggi lemak selama 7 hari) kadar kolesterol darah 128 mg/dl -

32
137 mg/dl. Pada pengukuran ke tiga (setelah pemberian jus buah pepaya dosis

1,4gram/BB) kadar kolesterol darah 113 mg/dl – 127 mg/dl.

D. Hasil analisis data

Data penurunan kadar kolesterol darah mencit dihitung dengan cara kadar

kolesterol setelah diinduksi pakan tinggi lemak dikurangi dengan kadar kolesterol

setelah pemberian perlakuan pada mencit kemudian dijumlahkan dan di rata – rata

hasil penurunannya. Data disajikan dengan persentase penurunan kadar kolesterol

total dalam darah mencit dengan menilai hasil pemeriksaan kadar kolesterol total

antar kelompok perlakuan (KP1, KP2 dan KP3) untuk melihat perubahan

(penurunan) kadar kolesterol total dalam darah sebelum dan sesudah perlakuan.

Tabel V.7. Presentase penurunan kadar kolesterol total mencit

Mencit H1 H2 H3 Persentase
Kelompok Penurunan
ke- (mg/dL) (mg/dL) (mg/dL) penurunan

1 116 126 117 9 7,14%

KP1 2 119 128 119 9 7,03%

3 117 126 117 9 7,14%

Rata – rata 117,3 126,6 117,6 9 7,10%

1 114 135 115 10 7,4%

KP2 2 117 128 119 9 7,03%

3 114 126 115 11 8,73%

Rata – rata 115 129,6 116,3 10 7,72%

1 115 127 117 10 7,87%


KP3
2 119 137 113 24 17,51%

33
3 113 128 115 13 10,15%

Rata – rata 115,6 130,6 115 15,6 11,84%

12,00%

10,00%

8,00%
kelompok 1
6,00%
kelompok 2
4,00% kelompok 3

2,00%

0,00%
kel1 kel2 kel3

Gambar V.7. grafik presentase penurunan kadar kolesterol pada mencit

Dari hasil data persentase penurunan kadar kolesterol dengan cara

menghitung selisih antara kolesterol akhir setelah perlakuan dengan kolesterol

setelah diinduksi pakan tinggi lemak kemudian dibagi dengan kadar kolesterol

setelah diinduksi pakan tinggi lemak dan dikali dengan 100% berdasarkan data

yang diperoleh. Jus buah pepaya dengan dosis 0,7gram/BBmencit diperoleh rata-

rata persentase penurunan sebesar 7,72%. Jus buah pepaya dosis

1,4gram/BBmencit diperoleh rata-rata persentase penurunan sebesar 11,84%. Hal

ini menunjukkan bahwa hasil tertinggi persentase penurunan kadar kolesterol total

yaitu pada pemberian jus buah pepaya dengan dosis 1,4gram/BBmencit.

34
BAB VI

PEMBAHASAN

Penelitian ini menggunakan buah pepaya matang yang telah dinyatakan

kebenaranya berdasarkan hasil determinasi di UPTD Laboratorium Materia

Medica Batu. Determinasi tanaman bertujuan untuk memastikan kebenaran

tanaman yang akan diteliti. Untuk menghindari kesalahan dalam pengambilan

buah pepaya sebagai bahan penelitian serta mencegah tercampurnya bahan dengan

tanaman lain. Tujuan meneliti buah pepaya matang adalah untuk mengetahui

efektivitas buah pepaya dalam menurunkan kadar kolesterol pada mencit.

Kunci determinasi buah pepaya bertujuan untuk mengenali ciri-ciri makluk

hidup, kemudian ditetapkan identitas supaya dapat di klasifikasikan menurut

takson secara benar. Kunci determinasi dari buah pepaya ini adalah 1b-2b-3b-4b-

6b-7b-9b-10b-11b-12b-13b-14a-15a-109b-119b-120b-121b-124b-125a-126a.

Habitus: Perdu, tinggi kurang lebih 10m, Tidak berkayu, silindris, berongga, putih

kotor, menjari, panjang tangkai, 25-100cm, hijau. Bunga: Tunggal, bentuk

bintang, diketiak daun, berkelamin satu atau berumah dua; daun jantan terletak

pada ladan yang serupa malai, kelopak kecil, kepala sari bertangkai pendek atau

duduk, kuning mahkota bentuk terompet, tepi bertaju lima, bertabung panjang,

putih kekuningan. Buah; Buni, bulat memanjang, berdaging, masih muda hijau

setelah tua jingga. Biji: Bulat atau bulat panjang, kecil, bagia luar dibungkus

selaput yang berisi cairan, masih muda putih setelah tua hitam. Akar: Tunggang,

bercabang, bulat, putih kekuningan.

35
Buah pepaya memiliki efek Antihiperlipidenma melalu aktivitas berbagai

macam senyawa bilogis yang terkandung didalamnya seperti niasin, serat, dan

antioksidan seperti vitamin C, dan flavonoid. Antioksidan berperan memerangi

radikal bebas dan menjaga system kardiovaskuler dengan memperbaiki profil lipid

(Aryamitra, DKK, 2007).

Kandungan quercetin dalam buah pepaya dapat menghambat oksidasi

kolesterol LDL dan mencegah pembentukan radikal bebas serta mampu

meningkatkan kadar kolesterol HDL (Krishna KI Dkk, 2008). Buah pepaya

mengandung Vitamin B3 (niasin) yang dapat menurunkan VLDL di hati sehingga

produksi kolesterol LDL menurun (Ngozi AI Dkk, 2010). Kandungan lain yang

bermanfaat adalah pektin dalam buah papaya. Serat larut air jenis pektin dapat

menurunkan kadar kolesterol dengan meningkatkan asam empedu dan kolesterol

di lumen usus akan diekskresi bersama feses sehingga kadar kolesterol dalam

tubuh menurun (Anna HT Dkk, 2009).

Pengujian efektivitas jus buah pepaya terhadap penurunan kadar kolestrol

dilakukan pada 9 ekor mencit yang dibagi mencjadi 3 kelompok perlakuan yaitu

kelompok 1 (kontrol positif) menggunakan simvastatin, kelompok 2 (dosis 1)

menggunakan jus buah pepaya dengan dosis 0,7g/BBmencit, dan kelompok 4

(dosis 2) menggunakan jus buah pepaya dosis 1,4g/BBmencit.

Data penurunan kadar kolesterol darah mencit dihitung dengan cara kadar

kolesterol setelah diinduksi pakan tinggi lemak dikurangi dengan kadar kolesterol

setelah pemberian perlakuan pada mencit kemudian dijumlahkan dan di rata – rata

hasil penurunannya. Data disajikan dengan persentase penurunan kadar kolesterol

36
total dalam darah mencit dengan menilai hasil pemeriksaan kadar kolesterol total

antara kelompok perlakuan (KP1, KP2 dan KP3) untuk melihat perubahan

(penurunan) kadar kolesterol total dalam darah sebelum dan sesudah perlakuan.

Kadar kolesterol pada mencit normalnya adalah 26,0-82,4 mg/dL (Kusumawati,

2004)..

Pakan tinggi lemak yang digunakan yaitu pakan standart yang di campur 1

kuning telur ayam, 1 kuning telur bebek dan 2 kuning telur puyuh. Kandungan

kolesterol yang ada didalam kunng telur ayam adalah 313mg/butir, telur puyuh

168mg/butir (Saerang, 2003) dan kandungan kolesterol yg terkandung dalam

kuning telur bebek adalah 844mg/100gramnya (USDA, 2007). Setelah di beri

pakan tinggi lemak, kadar kolesterol Pada kelompok 1 (simvastatin) mencit 1

mengalami peningkatan kolesterol sebesar 10, mencit 2 sebesar 9 dan mencit 3

sebesar 9. Pada kelompok 2 (jus buah pepaya dosis 0,7g/BB) mencit 1 mengalami

peningkatan kadar kolesterol sebesar 21, mencit 2 sebesar 11, dan mencit 3

sebesar 12. Pada kelompok 3 (jus buah pepaya dosis 1,4g/BB) pada mencit 1

mengalami peningkatan kolesterol sebesar 12, mencit 2 sebesar 14, dan mencit 3

sebesar 15. Rata-rata peningkatan kadar kolesterol sebelum diberi pakan tinggi

lemak dan sesudah diberi pakan tinggi lemak sebesar semua kelompok adalah

sebesar 12,5

Dari hasil data persentase penurunan kadar kolesterol dengan cara

menghitung selisih antara kolesterol akhir setelah perlakuan dengan kolesterol

setelah diinduksi pakan tinggi lemak kemudian dibagi dengan kadar kolesterol

setelah diinduksi pakan tinggi lemak dan dikali dengan 100% berdasarkan data

37
yang diperoleh. Jus buah pepaya dengan dosis 0,7gram/BBmencit diperoleh rata-

rata persentase penurunan sebesar 7,72%. Jus buah pepaya dosis

1,4gram/BBmencit diperoleh rata-rata persentase penurunan sebesar 11,84%. Hal

ini menunjukkan bahwa hasil tertinggi persentase penurunan kadar kolesterol total

yaitu pada pemberian jus buah pepaya dengan dosis 1,4gram/BBmencit.

Presentase penurunan kadar kolesterol dari jus buah pepaya dosis

1,4gram/BBmencit lebih tinggi di bandingkan simvastatin terjadi karena

penelitian dilakukan pada waktu dan tempat yang berbeda sehingga menyebabkan

perubahan pada kondisi hewan coba yang mempengaruhi hasil akhir dari

penelitian ini

38
BAB VII

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan yaitu uji efektivitas jus

buah pepaya terhadap penurunan kadar kolesterol total pada mencit dapat

disimpulkan sebagai berikut :

1. Jus buah pepaya dengan dosis 0,7 g/BBmencit dan 1,4 g/BBmencit

mempunyai efek untuk menurunkan kadar kolesterol total pada mencit.

2. Jus buah pepaya dengan dosis 1,4 g/BBmencit memiliki presentase

penurunan kadar kolesterol dengan rata-rata tertinggi yaitu 11,84%.

B. Saran

Peneliti berharap ada penelitian lanjutan mengenai dosis optimal jus buah

pepaya yang dapat menurunkan kadar kolesterol total pada mencit

39
DAFTAR PUSTAKA

Aak, 1990. Bertanam pohon buah-buahan 2. Yayasan Kanisius. Yogyakarta.

Adam JMF. Dislipidemia. In: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Marcellus S,


Setiati S, 4th ed. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit
Dalam Fakultas Kedokteran Universitas.

American Heart Association. Third report of the National Cholesterol Education


Program (NCEP) expert panel on detection, evaluation, and treatment
of high blood cholesterol in adults (Adult Treatment Panel III) final
report. Circulation-Journal of the American Heart Association 2002;
106: 3163-227.

Anna HT, Saptawati B, Indriati PH. 2009. The effect of indigestible dextrin and
phytosterol on serum LDL-cholesterol level on hypercholesterolemic.

Anwar TB. Dislipidemia sebagai faktor risiko penyakit jantung koroner [artikel].
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara; 2004.

Aryamitra B, Rakesh V, Neeta S, Harish P, Manish N. 2006. Anti-hyperlipidemic


of Carica papaya L. In sprague dawley rats. Nig. J. Prod. and Med

Charles, F., Lora, L., Marton, P., and Leonard, L., 2009, Drug Information
Handbook, 18th edition, Lexi-Comp, American

Corwin, E.J (2009). Buku Saku Patofisiologi (Terjemahan). Jakarta : EGC, p.480

DiPiro J.T., Wells B.G., Schwinghammer T.L. and DiPiro C. V., 2015,
Pharmacotherapy Handbook, Ninth Edit., McGraw-Hill Education
Companies, Inggris.

Fardiaz, S., Ratih, D., dan Slamet, B. 1987. Risalah Seminar Bahan Tambahan
Kimiawi (Food Additive). Bogor: ITB.

Fennema, O. R., M. Karen, and D. B. Lund. 1996. Principle of Food Science. The
AVI Publishing.

40
Goldfine AB, Fonseca V, Shoelson SE. 2011. Therapeutic approaches to target
inflammation in type 2 diabetes. Clin Chem 57:162–167.

Gondosari, A.H. (2010). Kolesterol, asam lemak jenuh, dan asam lemak tak
jenuh. Dalam:Wijdan FR, editor. The Miracle Of 5 Elements Energy.
Depok: E-tera, 2010;hal 43-50 Indonesia; 2006. p.1926-8. editors. Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III.

Guyton, Athur C., Hall, John E., 2006, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, edisi
11,EGC, Jakarta.

ISO. 2017. Informasi spesialite obat Indonesia. Vol. 51

Kantham S, Tharun KG, Vasu K, Raja RR, Murthy JSN. Antihyperlipidemic


activity of Carica papaya Linn extract in rats. Scientific Journal of
Pharmacy 2011; 1(1): 16-8.

Katzung, B.G., 2002, Farmakologi Dasar dan Klinik , Edisi III, 693-694,
PenerbitBuku Kedokteran EGC, Jakarta

Kelly, JJ. & Tsai, AG.; 1978; Effect of Pectin, GumArabic and Agar on
Cholesterol Absorption, Synthesis and Turnover Rat; J. Nutr.; 108 :
630-9.

Kementerian pertanian dan kesehatan RI, 2010 dalam buku Tanya Jawab Seputar
Telur Sumber Makanan Bergizi. Sukabumi.

Krishna KI, Paridhavia M, Patel JA. 2008. Review on nutrional, medicinal, and
pharmacological properties of papaya (Carica papaya L.) Natural
Product Radiance 7:364-73.

Krummel DA. Medical nutrition therapy for cardiovascular disease. In: Mahan
LK, Escott stump S, editors. Krause`s Food, Nutrition, and Diet
Therapy. 12th ed. USA: Saunders; 2008. p.834-60.

Kusumawati, Diah. 2004. Bersahabat dengan Hewan Coba. Yogyakarta : Gadjah


Mada University Press.

41
Marsalina, Meisa (2010). Dalam Pengaruh Pemberian Ekstrak Kelopak Bunga
Rosela (Hibiscus sabdariffa L.) Terhadap Kadar Kolesterol Total
Darah dan Berat Badan Tikus Putih (Rattus norvegicus) (Skripsi).
Surakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.

Milind P, Gurditta. Basketful benefits of papaya. International Research Journal of


Pharmacy 2011; 2(7): 6-12.

MIMS. 2013. Petunjuk Konsultasi. Edisi 13.

Muhlisah, F., 2005, Tanaman Obat Keluarga, Penebar Swadaya, Jakarta.

NCEP ATP III. (2001). NCEP Cholesterol Guidelines. National Institute of


Health.

Ngatijan. 2006. Metode Laboratorium dalam Toksikologi. Metode Uji Toksisitas.

Ngozi, A. I., George O, Gbenle, Veronica, I., Okochi, Sunday, A.,Tomi D., Bola,
O., Patience, N., Dokai, Mojisola, O., Alero O. F. C., and Ekeh, 2010,
Phytochemical and antioxidant nutrient constituents of Carica papaya
and Parquetinanigrescens extracts Scientific Research and Essays, 5,
2201

Notoatmojo, S. 2014. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT Rineka


Cipta.

Resi, K. 2009. Pengaruh Sistem Pemberian Pakan yang Mengandung Duckweed


terhadap Produksi Telur Itik Lokal. Skripsi. Fakultas Peternakan.
Universitas Mataram. Mataram.

Rochmatul, H. R. 2003. Mempelajari Proses Produksi Bubuk Pepaya


TerfermentasiMenggunakan Spray Dryer. Skripsi. Jurusan Teknologi
Pangan dan Gizi Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor.
Bogor. Tidak diterbitkan.

Saerang JLP. 2003. Efek pakan dengan dengan penambahan berbagai minyak
terhadap produksi dan kualitas telur [disertasi]. Bogor. (ID): institute
Pertanian Bogor

42
Setiaji, A. 2009. Efektifitas Ekstrak Daun Pepaya Carica papaya L. Untuk
Pencegahan dan Pengobatan Ikan Lele Dumbo Clarias sp yang
Diinfeksi Bakteri Aeromonas hydrophila. Penelitian. Departemen
Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut
Pertanian Bogor. Bogor.

Smith, J.B. dan S. Mangkoewidjojo. 1988. Pemeliharaan, Pembiakan Dan


Penggunaan Hewan Percobaan Di Daerah Tropis. UI Press. Jakarta.
hlm. 37-57.

Soeharto, I. (2004). Penyakit jantung coroner dan serangan jantung pencegahan


penyembuhan rehabilitasi. Jakarta: PT. Gramedia pustaka utama.

Srinilawati,dkk.,2008 dalam: penentuan profil lipid-kolesterol pada tikus normal


dan tikus hiperkolesterol setelah pemberian ekstrak herba kumis kucing
(skripsi). LP2M Uin Syarif Hidayatullah Jakarta 2015 oleh Nurmeilis,
M.Si, Apt.

Stadelman, W. J. dan O. J. Cotteril. 1995. Egg Science and Technology. 4th Ed.
Food Product Press. An Imprint of The Hawort Press, Inc., New York.

Stapleton, A. P., Goodwill, A. G., James, M. E., Brock, R. W., & Frisbee, J. C.
(2010).Hypercholesterolemia and Microvascular Dysfunction:
Interventional Strategies. Journal of Inflammation, 54.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kuantitatif. Alfabeta.


Bandung.

Sulistiati. 1992. Pengaruh Berbagai Macam Pengawet dan Lama


Penyimpananterhadap Kualitas Telur Konsumsi. Skripsi. Fakultas
Peternakan, InstitutPertanian Bogor.

Suprapti, M.Lies. 2005. Aneka Olahan Pepaya Mentah dan Mengkal. Yogyakarta:
Penerbit Kasinus.

43
Tyas, W.S. 2008. Evaluasi Keragaan Pepaya (Carica papaya L.) di Enam Lokasi
di Boyolali. (Skripsi). Jurusan Pemuliaan Tanaman dan Teknologi
Benih, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 42 hal.

USDA. 2007. National Nutrient Database For Standart Reference.


http//nal.usda.gov/foodcomp/search.

Wall MW. Ascorbic acid, vitamin A, and mineral composition of banana (Musa
sp.) and papaya (Carica papaya) cultivars grown in Hawaii. Journal of
Food Composition and Analysis 2006; 19: 434-45.

Wijayakusumah, H.; 2007 ; Ramuam Tradisional Untuk Pengobatan Darah


Tinggi; Penebar Swadaya, Jakarta.

Witztum, J.L. (1996). Drugs Used in tha Treatment of Hyperlipoproteinemias. In:


Molinoff, P.B., and Ruddon, R.W. (editor). Goodman & Gilman’s The
Pharmacological Basic Of Therapeutics. Ninth Edition. New York :
McGraw Hill, Inc. Page 887.

Van Steenis, CGGJ. 2008. FLORA: unruk sekolah di Indonesia. Pradya Paramita,
Jakarta.

44
LAMPIRAN

Lampiran 1. Data Pendahuluan

Pengaruh induksi telur ayam, bebek, dan puyuh terhadap kadar kolesterol pada

mencit dengan bobot rata-rata 20g selama 7 hari.

Induksi Sebelum (mg/dl) Sesudah (mg/dl)

Telur ayam 111 140

Telur bebek 126 137

Telur Puyuh 111 118

Lampiran 2. Perhitungan dosis

a. Dosis simvastatin 10mg

Dosis untuk manusia = 10mg

Konversi dari manusia ke mencit BB 20g = 0,0026

Dosis mencit 0,0026 x 10mg = 0,026mg/20g BB mencit

Misal BB mencit 20g = 20g/20g x 0,026mg = 0,026mg/kgBB

Volume yang diberikan = 0,026/10mg x 50ml = 0,13ml

b. Dosis jus buah pepaya

Volume jus buah pepaya 100g/53ml

Volume yang diberikan :

 Dosis 300mg = 0,7g/53ml x 20g = 0,26ml

 Dosis 400mg = 1,4g/53ml x 20g = 0,52ml

45
Lampiran 3 Pembuatan Simvastatin 10 mg

Siapkan simvastatin Gerus tablet Ukur air 20 ml


10 mg simvastatin ad halus, masukan ke dalam
sisihkan. mortir

Tambahkan CMC Na masukan simvastatin yang


dengan ditaburkan diatas disisihkan tadi kedalam mortir
air tunggu ad mengembang tambahkan CMC Na gerus ad
kemudian gerus ad homogen. Kemudian tambahkan
terbentuk gel, sisihkan aquadest ad 50 ml.

46
Lampiran 4 Pembuatan Induksi Pakan Tinggi Lemak

Siapkan pakan standart Rebus Telur ayam, Campur kuning telur


(pellet) bebek, dan puyuh untuk ayam, bebek, dan puyuh
diambil kuning telurnya dengan pellet.

47
Lampiran 5 Kadar kolesterol tiap kelompok

1. Kelompok Simvastatin

Setelah Induksi Pakan Setelah Pemberian


Kolesterol awal
Tinggi Lemak Simvastatin 10 mg

2. Kelompok jus buah pepaya dosis 0,7gram/BBmencit

Setelah Induksi Pakan Setelah Pemberian


Kolesterol awal
Tinggi Lemak Simvastatin 10 mg

48
3. Kelompok jus buah pepaya dosis 1,4gram/BBmencit

Setelah Induksi Pakan Setelah Pemberian


Kolesterol awal
Tinggi Lemak Simvastatin 10 mg

49
Lampiran 6 Surat Keterangan Kelayakan Etik Penelitian

50
Lampiran 7 Determinasi tanaman

51
Lampiran 8 Surat Keterangan Hewan Uji Penelitian

52

Anda mungkin juga menyukai