Anda di halaman 1dari 80

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN MASKER GEL PEEL

OFF DARI GELATIN IKAN PATIN (Pangasius


hypophthalmus) YANG DITAMBAHKAN
ASTAXANTHIN

KARYA TULIS ILMIAH

OLEH:
NOVIA NOVITA SARI
2048402022

PROGRAM STUDI D-III ANALISIS FARMASI DAN MAKANAN


FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ABDURRAB
PEKANBARU
2023

i
LEMBAR PERSETUJUAN

Proposal Karya Tulis Ilmiah Dengan Judul

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN MASKER GEL PEEL


OFF DARI GELATIN IKAN PATIN (Pangasius
hypophthalmus) YANG DITAMBAHKAN
ASTAXANTHIN

Diseminarkan Oleh

NOVIA NOVITA SARI


2048402022

Proposal Karya Tulis Ilmiah Ini Akan Diseminarkan di Hadapan Para


Penguji Seminar Program D-III Anafarma Universitas Abdurrab

Disetujui Oleh
Dosen Pemmbing Karya Tulis Ilmiah

Pembimbing

apt. Azlaini Yus Nasution, M.Farm

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Novia Novita Sari


NIM : 2048402022
Judul KTI : Aktivitas antioksidan masker gel peel off dari gelatin ikan patin
(Pangasius hypophthalmus)yang ditambahkan astaxanthin
Program studi : D-III Analisis Farmasi dan Makanan

PEMBIMBING

(apt. Azlaini Yus Nasution, M. Farm)

TIM PENGUJI

KETUA PENGUJI PENGUJI I

(apt. Isna Wardaniati, M. Farm) (apt. Dini Mardhiyani, M. Farm)

Program studi D-III Analisis Farmasi dan Makanan Fakultas Farmasi dan Ilmu
Kesehatan Universitas Abdurrab Telah Mengesahkan Karya Tulis Ilmiah ini
sebagai Bagian dari Persyaratan Kelulusan Ahli Madya Kesehatan

(apt. Denia Pratiwi, M. Farm)


Ketua Program Studi D-III Analisis Farmasi dan Makanan
SK. Nomor: 066/REK-UNIVRAB/SK/XII/2020

iii
KARYA TULIS ILMIAH
PROGRAM STUDI D-III ANALISIS FARMASI DAN MAKANAN
FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ABDURRAB
2023
Nama : Novia Novita Sari
NIM : 2048402022
Judul KTI : Aktivitas antioksidan masker gel peel off dari gelatin ikan patin
(Pangasius hypophthalmus)yang ditambahkan astaxanthin
Dosen Pembimbing : apt. Azlaini Yus Nasution, M. Farm

ABSTRAK

Masker wajah peel off adalah salah satu jenis masker yang terdiri dari bahan yang
elastis seperti gelatin, sehingga mudah dalam pemakaian dan proses pelepasannya.
Masker peel off ini diaplikasikan pada wajah dengan cara dioleskan sehingga
membentuk lapisan yang tipis yaitu lapisan film yang transparan. Gelatin ikan
patin berfungsi sebagai pembentuk basis gel pada formulasi masker peel off
.Astaxanthin adalag pigmen pigmen karotenoid, dengan struktur molekul yang
mirip dengan β-karoten. Astaxanthin memiliki aktivitas antioksidan yang lebih
kuat dibandingkan β-karoten dalam menetralisir radikal bebas.Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan masker gel peel off dari gelatin
ikan patin (Pangasius hypophthalmus) yang ditambahkan astaxanthindengan
metode DPPH. Ekstrak astaxanthin yang digunakan sebagai bahan aktif pada
pembuatan masker gel peel offdengan konsentrasi eksrak astaxanthin sebesar
0,5% (F1). Hasil uji aktivitas antioksidan masker gel peel off dari gelatin ikan
patin (Pangasius hypophthalmus) yang ditambahkan astaxanthinsebesar7572,84
ppm, sedangkan aktivitas antioksidan masker pembanding dengan merk
brightening lemon black head sebesar5045,7420 ppm. Hasil ini menunjukkan
bahwa masker yang dibuat memiliki aktivitas antioksidan yang lebih rendah
dibandingkan dengan masker pembanding yang beredar dipasaran
Kata kunci : Gelatin ikan patin, astaxanthin, masker peel off , antioksidan dan
DPPH

iv
SCIENTIFIC PAPERS
D-III STUDY PROGRAM PHARMACEUTICAL AND FOOD ANALYSIS
FACULTY OF PHARMACEUTICAL AND HEALTH SCIENCES
ABDURRAB UNIVERSITY
2023

Name : Novia Novita Sari


ID : 2048402022
KTI Title : Antioxidant activity of peel off gel mask from catfish gelatin
(Pangasius hypophthalmus) added astaxanthin
Supervisor : apt. Azlaini Yus Nasution, M. Farm

ABSTRACT
A peel off face mask is a type of mask that consists of an elastic material such as
gelatin, making it easy to apply and remove. This peel off mask is applied to the
face by rubbing it so that it forms a thin layer, namely a transparent film layer.
Catfish gelatin functions as a gel base in the formulation of peel off masks.
Astaxanthin is a carotenoid pigment, with a molecular structure similar to β-
carotene. Astaxanthin has antioxidant activity that is stronger than β-carotene in
neutralizing free radicals. This study aims to determine the antioxidant activity of
gel peel-off masks from catfish gelatin (Pangasius hypophthalmus) added with
astaxanthin using the DPPH method. Astaxanthin extract used as an active
ingredient in the manufacture of peel off gel masks with an astaxanthin extract
concentration of 0.5% (F1). The results of the antioxidant activity test of peel-off
gel masks from catfish gelatin (Pangasius hypophthalmus) added astaxanthin were
7572.84 ppm, while the antioxidant activity of comparison masks with the
brightening lemon black head brand was 5045.7420 ppm. These results indicate
that the masks made have lower antioxidant activity compared to the comparison
masks on the market

Keywords: Catfish gelatin, astaxanthin, peel off masks, antioxidants and DPPH

v
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa

Ta’ala, yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan karya tulis ilmiah ini yang berjudul “Uji Aktivitas Antioksidan

masker gel peel off dari Gelatin Ikan Patin (Pangasius Hypophthalmus) yang

ditambahkan Astaxanthin”. Karya tulis ilmiah merupakan salah satu persyaratan

untuk menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Analisis Farmasi dan

Makanan Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan Universitas Abdurrab.

Dalam proses penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis telah banyak dapat

bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Ibu apt. Denia Pratiwi, M. Farm selaku Ketua Program Studi D-III Analisis

Farmasi dan Makanan Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan Universitas

Abdurrab.

2. Ibu apt. Azlaini Yus Nasution, M. Farm selaku dosen pembimbing yang

telah membimbing penulis dalam menyusun karya tulis ilmiah ini dan telah

banyak memberikan pengarahan, bimbingan dan bantuan dengan kesabaran

untuk semua kesalahan dalam perbaikan selama menulis karya tulis ilmiah

ini.

3. Seluruh dosen dan tenaga kependidikan Prodi D-III Analisis Farmasi dan

Makanan Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan Universitas Abdurrab.

4. Kedua orang tua dan kakak penulis serta seluruh keluarga yang selalu

vi
memberikan dorongan, motivasi, semangat serta doa yang tiada henti-

hentinya kepada penulis dalam mewujudkan cita-cita.

5. Teman-teman, mahasiswa-mahasiswi D-III Anafarma Universitas

Abdurrab serta seluruh pihak terkait yang telah turut membantu penulis

dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala memberikan pahala yang sebesar-

besarnya atas segala bantuan yang telah diberikan, dan semoga seminar hasil

dapat berjalan lancar. Aamiin

Pekanbaru, Mei 2023

Penulis

vii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................iii
ABSTRACT............................................................................................................v
KATA PENGANTAR...........................................................................................vi
DAFTAR ISI.......................................................................................................viii
DAFTAR TABEL..................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1Latar Belakang...........................................................................................1
1.2Rumusan Masalah......................................................................................4
1.3Tujuan Penelitian.......................................................................................4
1.4Manfaat Penelitian.....................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................6
2.1Masker.......................................................................................................6
2.2Gelatin.......................................................................................................7
2.3Astaxanthin................................................................................................9
2.4Uji Antioksidan Menggunakan Metode DPPH.......................................11
2.5 Tinjauan Bahan Baku Yang Dalam Pembuatan Masker Gel Peel Off
Dari Gelatin Ikan Patin Yang Ditambahkan Astaxanthin......................12
2.5.1Polyvinol Alkohol (PVA)..............................................................12
2.5.2Propilen Glikol..............................................................................14
2.5.3 Gliserin.........................................................................................15
2.5.4Nipagin..........................................................................................16
2.5.5 Aquades........................................................................................16
BAB III METODOLOGI PENELITIAN..........................................................18
3.1Desain Penelitian.....................................................................................18
3.2 Sampel Penelitian..................................................................................18
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian...............................................................18

viii
3.4 Alat dan Bahan......................................................................................18
3.4.1Alat 18
3.4.2Bahan.............................................................................................19
3.5 Prosedur Kerja.......................................................................................19
3.5.1Penyiapan Kulit Ikan Patin............................................................19
3.5.2Ektraksi Gelatin Dari Kulit Ikan Patin Dengan Proses Basa.........19
3.5.3Cara Pembuatan Masker Gel Peel Off dari Gelatin Ikan Patin yang
ditambahkan Astaxanthin.............................................................20
3.5.4Evaluasi Sediaan Masker Gel Peel Off dari Gelatin Ikan Patin yang
ditambahkan Astaxanthin.............................................................21
3.5.5 Uji Aktivitas Antioksidan Masker Gel Peel Off dari Gelatin Ikan
Patin yang ditambahkan Astaxanthin..........................................23
3.6 Analisis Data.........................................................................................24
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................26
4.1 Hasil 26
4.2Pembahasan.............................................................................................27
BAB VPENUTUP.................................................................................................33
5.1Kesimpulan..............................................................................................33
5.2 Saran33
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................34
LAMPIRAN..........................................................................................................37

ix
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1. Formulasi masker gel peel off dari gelatin ikan patin yang di tambahkan
astaxanthin..............................................................................................21

Tabel 2. Hasil evaluasi mutu fisik masker gel peel off dari gelatin ikan patin yang
di tambahkan astaxanthin........................................................................26

Tabel 3. Formulasi masker gel peel off dari gelatin ikan patin yang di tambahkan
astaxanthin 47

Tabel 4. Data hasil pengukuran absorban DPPH+MeOH 52

Tabel 5.Perhitunganaktivitas antioksidan masker gel peel off dari gelatin ikan
patin yang ditambahkan astaxanthin dengan panjang gelombang 492
nm 52

Tabel 6.Perhitungan persamaan regresi masker gel peel off dari gelatin ikan patin
yang ditambahkan astaxanthin………………………..………………...53

Tabel 7. Data hasil pengukuran absorban DPPH+MeOH 57

Tabel 8. Perhitungan aktivitas antioksidan masker gel peel off dari gelatin ikan
patin yang ditambahkan astaxanthin………………...………………….57

Tabel 9.Perhitungan Persamaan regresi pembanding masker peel off dengan


merkbrightening lemon black head 58

x
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Astaxanthin (3,3' –dihidroksi-β-β-karoten-4,4'-dion)………………...11

Gambar 2. Skema penyiapan kulit ikan patin...................................................39

Gambar 3. Skema pembuatan ekstrak gelatin dari kulit ikan patin dengan proses
basa................................................................................................40

Gambar 4. Skema pembuatan masker gel peel off dari gelatin ikan patin yang
ditambahkan astaxanthin...............................................................41

Gambar 5. Skema evaluasi mutu sediaan masker gel peel off dari gelatin ikan
patin yang ditambahkan astaxanthin.............................................42

Gambar 6. Uji Aktivitas Antioksidan Masker Gel Peel Off Dari Gelatin
Ikan Patin Yang Ditambahkan Astaxanthin..................................45

Gambar 7. Kurva hubunngan antara % inhibisi (Y) dengan konsentrasi (ln


konsentasi) masker gel peel off dari gelatin ikan patin yang
ditambahkan astaxanthin...............................................................60

Gambar 8. Kurva hubunngan antara % inhibisi (Y) dengan konsentrasi (ln


konsentasi) masker peel off dengan merk brightening lemon
black head......................................................................................66

Gambar 9. Formula masker F0........................................................................68

Gambar 10.Formula masker F1........................................................................68

Gambar 11.Pembanding...................................................................................68

Gambar 12.Pengukuran pH masker pada F0....................................................69

Gambar 13.Pengukuran pH masker pada F0....................................................69

Gambar 14.Daya sebar masker pada F0...........................................................69

Gambar 15.Daya sebar masker pada F1...........................................................69

Gambar 16.Uji iritasi primer masker pada F0 dan F1......................................70

Gambar 17.Homogenitas masker pada F0........................................................71

xi
Gambar 18.Homogenitas masker pada F1........................................................71

Gambar 19.Preparasi masker gel peel off dari gelatin ikan patin yang
ditambahkan astaxanthin...............................................................71

Gambar 20.Preparasi pembanding peel off dengan merk brightening lemon


black head......................................................................................72

Gambar 21.Hasil pengukuran masker gel peel off dari gelatin ikan patin
yang ditambahkan astaxanthin......................................................72

Gambar 22.Hasil pengukuran pembanding peel off dengan merk


brightening lemon black head........................................................72

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Skema penyiapan kulit ikan patin................................................….39

Lampiran 2. Skema pembuatan ekstrak gelatin dari kulit ikan patin dengan proses
basa................................................................................…………...40

Lampiran 3.Skema pembuatan masker gel peel off dari gelatin ikan patin yang
ditambahkan astaxanthin......................................................………41

Lampiran 4.Skema evaluasi mutu sediaan masker gel peel off dari gelatin
ikan patin yang ditambahkan astaxanthin...................................….42

Lampiran 5.Uji aktivitas antioksidan masker gel peel off dari gelatin ikan
patin yang ditambahkan astaxanthin..........................................….45

Lampiran 6.Perhitungan pembuatan masker gel peel off dari gelatin ikan patin
yang ditambahkan astaxanthin....................................................….48

Lampiran 7. Perhitungan pembuatan Larutan DPPH 80 µg/mL...........................52

Lampiran 8. Perhitungan pembuatan Larutan sampel...........................................53

Lampiran 9. Data aktivitas antioksidanmasker gel peel off dari gelatin ikan patin
yang ditambahkan astaxanthin.........................................................56

Lampiran 10.Data aktivitas antioksidan masker pembanding dengan merk


brightening lemon black head.............................................................62

xiii
xiv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gelatin merupakan polimer yang dapat larut dalam air dan mampu

membentuk koloid serta mampu mengentalkan larutan dengan membentuk

gel dari larutan tersebut yang dapat digunakan sebagai gelling dan penstabil.

Gelatin temasuk ke dalam protein yang mengandung asam amino yang

mudah daya cernanya. Limbah hasil pengolahan produk perikanan

merupakan potensi sumber bahan baku gelatin, ketersediaanya mencapai 20

% dari berat tubuh hewan khususnya ikan (Monica, 2017:108)

Aplikasi gelatin dalam industri pangan ataupun non pangan sangat

luas, seperti pada pengolahan produk-produk pangan yang menghasilkan

tekstur kenyal dan pada pengolahan non pangan salah satunya yaitu menjadi

bahan kosmetik seperti masker, karena gelatin bersifat transparan, tidak

berasa dan berbentuk padat sehingga cocok sekali digunakan sebagai bahan

dasar dalam pembuatan masker (Suryati et al., 2017: 66). Penelitian yang

dilakukan Jaya (2022:53) tentang formulasi sediaan masker gel peel off

dengan hasil yang terbaik adalah sediaan masker dengan penambahan

gelatin dan konsentrasi pati jagung 7,5%.

Masker merupakan produk kecantikan yang berfungsi menjaga kulit

agar tetap sehat dan lembab. Masker wajah yang berada dipasaran terdapat

berbagaijenis antara lain yaitu masker bubuk, masker krim, masker gel (peel

1
off), masker kertas dan masker buatan sendiri. Pada umumnya proses

pemakaian masker sangat rumit dan tidak relevan dengan gaya hidup

dengan masyarakat yang sibuk, oleh karena itu untuk memenuhi kebutuhan

tersebut perlu inovasi masker yang mudah dalam penggunaannya. Salah

satu masker wajah yang cocok digunakan atau relevan dengan

perkembangan zaman yaitu masker wajah peel off ( Jaya et al., 2022:48).

Masker wajah peel off adalah salah satu jenis masker yang terdiri dari

bahan yang elastis seperti gelatin, sehingga mudah dalam pemakaian dan

proses pelepasannya. Masker peel off ini diaplikasikan pada wajah dengan

cara dioleskan sehingga membentuk lapisan yang tipis yaitu lapisan film

yang transparan. Masker dapat dikelupas setelah pemakaian 15-30 menit.

Efek antioksidan dan anti jerawat untuk perawatan kulit wajah akan lebih

baik diformulasikan dalam bentuk topikal dibandingkan oral karena zat aktif

akan berinteraksi lebih lama dengan kulit wajah. Kosmetik wajah dapat

diperoleh dalam berbagai bentuk sediaan, salah satunya dalam bentuk

masker gel peel off (Jaya et al., 2022:48).

Salah satu bahan alami yang ditambahkan pada masker yaitu

astaxhantin. Astaxhantin merupakan pigmen karotenoid natural, yang

memiliki aktivitas biologis sebagai antioksidan. Astaxanthin menunjukkan

aktivitas kuat dalam menghambat radikal bebas dan memberikan

perlindungan melawan peroksidasi lemak, membran sel dan jaringan.

Produksi komersial astaxanthindari mikroalga Haematococcus

2
pluvialiskarena pertumbuhannya yang cepat dan kaya akan astaxanthin

(Aisoi, 2016 : 43).

Salah satu metode yang digunakan untuk uji aktivitas antioksidan

adalah metode 1,1-difenil-2pikrilhidrazil (DPPH). Metode ini dipilih karena

merupakan metode yang sederhana, mudah, cepat dan peka serta hanya

memerlukan sedikit sampel untuk evaluasi aktivitas antioksidan dari

senyawa bahan alam. Prinsip dari pengukuran aktivitas antioksidan dengan

menggunakan metode DPPH yaitu dengan adanya perubahan intensitas

warna ungu DPPH yang sebanding dengan konsentrasi DPPH . Radikal

bebas yang memiliki elektron yang tidak berpasangan akan memberikan

warna ungu. Warna akan berubah menjadi warna kuning ketika berpasangan

(Ambary et al., 2021:61).

Beberapa penelitian Ambary et al (2021:63) tentang aktivitas

antioksidan pada masker gel peel off dari ekstrak etanol bunga rosella pada

Formulasi 3 dengan konsentrasi ekstrak etanol kelopak bunga rosela 1%.

memiliki nilai IC50 22 ppm dan nilai AAI sebesar 4,54. Semakin tinggi

konsentrasi ekstrak bunga rosella yang digunakan dalam formulasi maka

akan semakin kuat nilai antioksidannya. Menurut penelitian Purwati &

Verryanti (2017:20) nilai IC50 dari ekstrak kulit terong ungu sebesar 575,59

ppm. Ketiga masker gel peel off dengan kandungan ekstrak kulit terong

ungu memiliki aktivitas antioksidan tidak lebih tinggi dibandingkan dengan

aktivitas antioksidan masker gel pada vitamin C. Penelitian tentang

antioksidandari astaxanthintelah diteliti oleh Maulidia et al (2021: 320)

3
yaitu hasil perhitungan aktivitas antioksidandari ekstrak astaxanthin

cincalok diperoleh IC 50 sebesar 568,32 ppm, mengindikasikan bahwa

aktivitas antioksidan pada ekstrak astaxanthin cincalok tergolong sangat

lemah.

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai aktivitas antioksidan masker gel peel off dari gelatin

ikan patin yang ditambahkan astaxanthin dengan metode DPPH serta

evaluasi mutu fisik dari sediaan masker gel peel off dari gelatin ikan patin

yang ditambahkan astaxanthin.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dirumuskan permasalahan sebagai

berikut :

1. Bagaimana aktivitas antioksidan masker gel peel off dari gelatin ikan

patin yang ditambahkan astaxanthin?

2. Bagaimana evaluasi mutu fisik sediaan masker gel peel off dari gelatin

ikan patin yang ditambahkan astaxanthin ?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan:

1. Untuk mengetahui aktivitas antioksidan masker gel peel off dari gelatin

ikan patin yang ditambahkan astaxanthin pada konsentrasi 0,5%

2. Untuk mengetahui evaluasi mutu fisik dari sediaan masker gel peel off

dari gelatin ikan patin yang ditambahkan astaxanthin.

4
1.4 Manfaat Penelitian

Manfaaat praktis dari penelitian ini adalah untuk menambah

pengetahuan dan sebagai bahan informasi yang berguna bagi masyarakat

terhadap aktivitas antioksidan masker gel peel off dari gelatin ikan patin

yang ditambahkan astaxanthin dan evaluasi mutu fisik dari sediaan masker

gel peel off dari gelatin ikan patin yang ditambahkan astaxanthin.

Manfaat ilmiah dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas

antioksidan masker gel peel off dari gelatin ikan patin yang ditambahkan

astaxanthin dan evaluasi mutu fisik dari sediaan masker gel peel off dari

gelatin ikan patin yang ditambahkan astaxanthin sebagai bahan rujukan

untuk peneliti selanjutnya.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Masker

Masker merupakan kosmetik yang dapat berwujud gel, pasta atau

serbuk yang dioleskan pada wajah, dengan tujuan sebagai pembersih dan

pengencang kulit, terutama kulit wajah. Masker wajah bertindak

merangsang sirkulasi aliran darah, merangsang dan memperbaiki kulit

melalui percepatan proses regenerasi dan memberikan nutrisi pada jaringan

kulit. Masker juga merupakan kosmetik yang bekerja secara mendalam

(deepth cleansing) karena dapat mengangkat sel-sel tanduk yang sudah mati.

Menurut SNI 16-6070-1999, kualitas masker dapat dikatakan baik apabila

bentuk sediaan masker yang digunakan dapat memberikan rasa kencang

pada kulit dan mempunyai efek pembersih. Terdapat berbagai jenis masker

wajah,diantaranyaadalah masker sheet dan masker peel off (Novita, 2009:

30).

Masker sheet telahbanyakdigunakan di Asia Timur, lembaran masker

sheet inipadaumumnyaterbuatdarikainnon woven, seratkertas, bioselulosa,

dansebagainya. Keuntungan dari masker ini adalah dapat meningkatkan efek

melembapkan, memutihkan dan anti aging. Tetapi kurang mampu

membersihkan dan mengangkat sel kulit mati (Sinaga, 2019:16).

Masker peel off merupakan sediaan kosmetik perawatan wajah yang

berbentuk gel dan setelah diaplikasikan ke kulit dalam waktu tertentu akan

segera mengering. Perbedaan sediaan masker peel off dari pada jenis

6
maskerlainnya adalah sediaan ini akan membentuk lapisan film transparan

yang elastis, sehingga dapat dikelupas tanpa menggunakan air. Prinsip

masker peel off yaitu dengan memanfaatkan filming agent yang melekat

pada kulit, sehingga saat masker kering akan terbentuk lapisan film tipis.

Penggunaan masker peel off bermanfaat untuk memperbaiki serta merawat

kulit wajah dari masalah keriput, penuaan, jerawat dan dapat juga di

gunakan untuk mengecilkan pori. Selain itu, masker peel off juga dapat

digunakan untuk membersihkan serta melembabkan kulit. Kosmetik wajah

dalam bentuk masker peel off bermanfaat dalam merelaksasi otot-otot

wajah, sebagai pembersih, penyegar, pelembab dan pelembut bagi kulit

wajah (Ningsih, 2017: 62). Masker peel off merupakan salah satu jenis

masker wajah yang mempunyai keunggulan dalam penggunaanya yaitu

dapat dengan mudah dilepas atau diangkat seperti membran elastis. Masker

peel off dapat meningkatkan hidrasi pada kulit kemungkinan karena adanya

oklusi (Rahmawanty et al., 2015: 17).

2.2 Gelatin

Gelatin adalah suatu jenis protein yang di ekstraksi dari jaringan

kolagen kulit, tulang atau ligament (jaringan ikat) hewan. Gelatin banyak

digunakan dalam bidang industri makanan, farmasi, kosmetik, dan fotografi.

Penggunaan gelatin dalam industri untuk meningkatkan daya kembang,

tekstur, dan kestabilan, contohnya dalam industri makanan yaitu produk

daging, gelatin digunakan untuk meningkatkan daya ikat air. Dalam industri

farmasi, gelatin digunakan untuk pembuatan hard kapsule. Dalam industri

7
kosmetik, gelatin digunakan sebagai emulsifier dan bahan pelembut

(smoothing agent) serta digunakan dalam produk krim dan lotion serta

menjadi bahan utama “protein” untuk produk sampo serta “protein”

conditioners rambut. Industri film fotografi, gelatin digunakan sebagai

medium pengikat dan koloid pelindung untuk bahan pembentuk image

(Saputra et al., 2015: 32).

Permintaan akan gelatin semakin meningkat setiap tahunnya, gelatin

yang berasal dari babi merupakan sumber utama gelatin yang ada di

pasaran. Pada tahun 2007, sumber gelatin didunia yaitu berasal dari kulit

babi 46%, kulit sapi 29,4%, tulang sapi dan babi 23,1%, dan sumber lain

1,5% (Gomez-Guillen et al., 2009:6).

Sumber gelatin lain ini diantaranya diperoleh dari unggas dan ikan.

Penelitian terus dilakukan untuk mencari sumber gelatin yang lain. Hal ini

didukung oleh beberapa alasan, pertama gelatin dari babi menimbulkan

masalah bagi penduduk Muslim dan Yahudi karena babi merupakan hewan

yang haram dikonsumsi, dan masyarakat Hindu tidak mengkonsumsi produk

dari sapi. Oleh karena itu, sumber alternatif gelatin terus dikembangkan.

Gelatin yang berasal dari kulit dan tulang ayam mempunyai keterbatasan

karena hasil gelatin yang diperoleh sangat rendah. Selain itu, kulit ayam

merupakan bahan baku yang bernilai tinggi untuk diproduksi menjadi

produk lain (Karim & Bath, 2009: 566).

Gelatin dari ikan menjadi prospek yang lebih bagus untuk

dikembangkan. Bahan baku gelatin dapat diperoleh dari kulit, tulang,

8
maupun sirip ikan. Kulit ikan merupakan limbah pengolahan hasil

perikanan, seperti pada industri fillet, yang tidak mempunyai nilai ekonomis

bahkan dapat merugikan (Badii & Howell, 2006:566).

2.3 Astaxanthin

Astaxanthin (3,3’-dihidroksi-β, βkaroten4,4’-dion) merupakan

karotenoid utama pada organisme aquatik seperti udang, kepiting, ikan

salmon, dan lobster. Pada beberapa organisme tersebut diketahui bahwa

astaxanthin memiliki fungsi biologis yang esensial yaitu pigmentasi,

perlindungan terhadap efek sinar UV, perlindungan terhadap oksidasi asam

lemak esensial tubuh, berhubungan dengan respon sistem imun, komunikasi,

dan reproduksi (Lorenz & Cysewski, 2000: 43).

Seperti karotenoid pada umumnya, astaxanthin tersusun atas 40 atom

karbon terhubung dengan ikatan tunggal dan rangkap yang membentuk

rantai fitoen. Struktur ini sangat berguna pada saat transfer dan disipasi

energi serta memberi karakter warna khusus. Rantai fitoen pada astaxanthin

diawali dan diakhiri cincin ionon. Astaxanthin termasuk dalam golongan

xantofil karena memiliki oksigen pada cincin ionon. Gugus hidroksi dan

keton memungkinkan astaxanthin mengalami esterifikasi dan

menjadikannya lebih polar, serta memiliki aktivitas antioksidan yang lebih

besar dari pada karotenoid lain (Lorenz & Cysewski, 2000: 45).

9
Berikut ini rumus struktur kimia dari Astaxanthin :

Gambar 1.Astaxanthin(3,3' –dihidroksi-β-β-karoten-4,4'-dion)

Astaxanthin banyak ditemukan dialam, seperti pada ikan salmon dan

kepiting, atau teresterifikasi dengan satu atau dua asam lemak,

sehinggamengakibatkan molekul astaxanthin lebih stabil. Tidak seperti β-

karoten, astaxanthin tidak memiliki aktifitas pro-vitamin A. Hewan tidak

mampu mensintesis astaxanthin atau mengkonversi astaxanthin menjadi

vitamin A, sehingga harus didapatkan dari makanan. Dalam berbagai

penelitian, astaxanthin terbukti merupakan antioksidan potensial yang dapat

membantu mempertahankan kesehatan tubuh. Astaxanthin melindungi sel

dari oksidasi dengan mekanisme meredam single oksigen kemudian

melepaskan energi dalam bentuk panas, dan menetralkan radikal bebas yang

selanjutnya mencegah dan menghentikan reaksi oksidasi (Lorenz,2000:

164).

Sering kita dengar bahwa astaxanthin mempunyai aktivitas

antioksidan ampuh yang dapat membantu mempertahankan kesehatan tubuh

dari radikal bebas. Radikal bebas adalah molekul yang kehilangan elektron,

10
sehingga molekul tersebut menjadi tidak stabil dan selalu berusaha

mengambil elektron dari molekul atau sel lain. (Tuminah, 2000:57).

2.4 Uji Antioksidan Menggunakan Metode DPPH

Antioksidan adalah senyawa yang mencegah reaksi oksidasi yang

disebabkan oleh radikal bebas. Tubuh manusia sebenarnya dapat

menghasilkan antioksidan tapi jumlahnya tidak mencukupi untuk

menetralkan radikal bebas yang jumlahnya semakin menumpuk didalam

tubuh. Tubuh manusia secara alami dapat memproduksi anti radikal yang

dikenal dengan antioksidan yang dapat menghambat terjadinya proses

oksidasi. Namun kemampuannya terbatasdan dapat berkurang seiring

dengan bertambahnya usia. Bila serangan radikal bebas ini tidak terkendali,

maka elastisitas jaringan kolagen dan otot akan hilang. Senyawa antioksidan

digolongkan kedalam dua kelompok, yang pertama antioksidan alami,

contohnya: superoksidadismutase (SOD), glutationperoxidase, polifenol,

flavoinoid, karetenoid, dan vitamin E. kedua, antioksidan sintetis antara

lain: BHA (butylatedhidroxynisole) daan BHT (butylate ydroxytoluene)

( Purwati & Verryanti, 2017: 11 ).

Uji aktivitas antoksidan yang digunakan adalah DPPH karena metode

ini paling praktis dan mudah untuk dilakukan dengan keakuratan data yang

baik. Seluruh pengerjaan uji ini dilakukan didalam ruangan gelap, karena

DPPH merupakan suatu senyawa yang sangat sensitive terhadap cahaya dan

pengujian akan menjadi tidak akurat jika dilakukan didalam ruangan yang

memiliki penerangan yang baik. Keseluruhan dari pengujian ini adalah

11
untuk mendapatkan nilai absorbansi DPPH pada setiap larutan uji untuk

kemudian di hitung dan di dapat nilai konsentrasi minimum larutan uji yang

dapat meredam 50% DPPH atau di kenal dengan IC50. Penentuan IC50 ini

penting untuk mengetahui kekuatan antioksidan dari sampel itu. Ketika

larutan DPPH di tambahkan dengan larutan uji yang memiliki aktivitas

antioksidan, larutan DPPH yang semula berwarna ungu akan berubah

menjadi warna kuning keemasan. Hal ini dikarenakan larutan uji

mendonorkan atom hidrogen kepada radikal bebas pada atom N yang

terdapat didalam molekul DPPH sehingga molekul DPPH akan berubah

menjadi bentuk non radikal dan warna ungu akanhilang. Terbentuknya

warna kuning keemasan dikarenakan masih adanya grup pikril pada larutan

DPPH tersebut (Mutiara et al.,2015: 604).

Putri dan Nurul (2015:5) menyatakan bahwa tingkat kekuatan

antioksidan dengan metode DPPH yaitu intensitas sangat kuat <50 ppm,

kuat 50-100 ppm, sedang 100-250 ppm, lemah >250-500 ppm dan tidak

aktif >500 ppm

2.5 Tinjauan Bahan Baku Yang Dalam Pembuatan Masker Gel Peel Off

Dari Gelatin Ikan Patin Yang Ditambahkan Astaxanthin

2.5.1 Polyvinol Alkohol (PVA)

Polyvinol alkohol sering digunakan dalam pembuatan

bioplastik sebagai bahan filler untuk reinforcement sifat mekanis

bioplastik. Polyvinol alkohol memiliki sifat dapat membentuk film

dengan baik, tidak beracun, biokompatibel dan biodegradable.

12
Biasanya Polyvinol alkohol difungsikan sebagai plasticizer guna

meningkatkan kekuatan elongasi bioplastik sehingga menjadikan

bioplasik lebih elastis dan tidak mudah sobek. Polyvinol alkohol

memiliki sifat larut air panas dengan batas konsentrasi <20%.

Sebagian PVA terhidrolisis memiliki titik leleh dengan suhu 150-

190⁰ dan terhidrolisis penuh pada suhu 228-256⁰. Polyvinol alkohol

terdegradasi secara lambat pada suhu 110⁰ dan terdegradasi cepat

pada suhu 200⁰ (Purnavita & Dewi, 2021:15).

Sifat-sifat PVA seperti mudah larut dalam air, memiliki

kestabilan mekanik dan fleksibel, mudah dibentuk menjadi film dan

tidak beracun. Pengunaan PVA menjadi dasar pilihan di dunia

medis, kosmetik dan pertanian. Kelebihan PVA diantaranya

memiliki sifat adhesive yang dapat membentuk lapisan film yang

dapat dikelupas dan membuat masker mengering dengan cepat,

selain itu PVA dapat membentuk lapisan atau film yang kuat dan

plastis, sehingga memberikan kontak yang baik antara obat dan kulit,

akan tetapi PVA mempunyai kelemahan yaitu tergantung pada

kelembaban, dengan kata lain, dengan kelembaban tinggi, lebih

banyak air yang terserap dan jika kelembapan tinggi, maka akan

mengurangi kekuatan tarik, tetapi meningkatkan elongasi dan

kekuatan sobek (Nabila, 2020 : 12)

13
2.5.2 Propilen Glikol

Propilen glikol memiliki rasa manis daan memiliki rasa sedikiit

tajam yang mirip dengan gliserin. Propilen glikol adalah cairan

kental bening, hamper tidak berbau dan lengket. Propilen glikol

mempunyai rumus molekul C3H80 dan berat molekul 76,09.

Propilen glikol akan cenderung teroksidasi dalam kondisi terbuka

tetapi stabil pada suhu rendah, dalam wadah tetutup rapat yang

terlindung dari cahaya dan bila dikombinasikan dengan etanol 95%,

gliserin, atau air namun akan cenderung teroksidasi pada keadaan

terbuka. Propilen glikol sering digunakan sebagai plasticizer,

pelarut, disenfektan, humektan, pengawet antimikroba dan stabilizer

( Rowe et al., 2009: 21 )

Propilen glikol merupakan kosolven yang sering digunakan

dalam sediaan topikal, dimana konsentrasi propilen glikol yang biasa

digunakan sebesar 1-10%. Percobaan dilakukan dengan

menggunakan variasi propilen glikol yang bertujuan untuk

mengetahui pengaruh propilen glikol terhadap kemampuan penetrasi

hesperidin. Propilen glikol digunakan karena senyawa propilen

glikol memiliki gugus hidrofilik dan hidrofobik, yang

memungkinkan propilen glikol untuk mengurangi gaya tarik

intermolekular dari air sehingga dapat melarutkan hesperidin yang

bersifat hidrofobik. Selain itu propilen glikol adalah kosolven

dengan sifat ketoksikkan yang rendah. Bentuk sediaan yang dipilih

14
untuk menghantarkan hesperidin adalah gel. Gel dapat digunakan

sebagai salah satu sistem penghantar obat karena kandungan air yang

tinggi dapat menghidrasi kulit sehingga dapat mengakibatkan suatu

obat dapat menembus kulit. Selain itu pemilihan sediaan gel

memiliki banyak keuntungan antara lain mudah menyebar rata pada

kulit, tidak lengket, sifatnya yang tidak berminyak, nyaman

digunakan oleh konsumen dan memberikan rasa lembab

dibandingkan sediaan krim (Mulyana, 2016:2)

2.5.3 Gliserin

Gliserin (1, 2, 3-propanatriol) merupakan senyawa alkohol

trihidrat. Gliserin berwujud cairan jernih, higroskopis, kental, dan

terasamanis. Gliserin terdapat pada susunan minyak dan lemak

nabati maupun hewani namun jarang ditemukan dalam bentuk

tersendiri. Gliserin menyusun minyak dan lemak setelah

berkombinasi dengan asam lemak seperti asam stearat, asam oleat,

asam palmitat, dan asam laud. Gliserin juga merupakan trihidroksi

alkohol yang terdiri atas 3 atom karbon. Jadi tiap atom karbon

mempunyai gugus –OH. Satu molekul gliserol dapat mengikat satu,

dua dan tiga molekul asam lemak dalam bentuk ester, yang disebut

monogliserida, digliserida, dan trigliserida. Sifat fisik dari gliserin

merupakan cairan tidak bewarna, tidak berbau, cairan kental dengan

rasa yang manis, densitas 1,261, titik lebur 18,2℃, titik didih 290℃

15
larut dalam airtetapi tidak larut dalam eter (Wulandari et al.,

2016 :3)

2.5.4 Nipagin

Nipagin mempunyai nama lain Aseptoform M, Metil asam 4-

hidroksibenzoat ester, Metagin, Methyl Chemosept, Methylis

Parahydroxybenzoas, Metil p-hidrobenzoat, dan Metil Parasept.

Nipagin banyak digunakan sebagai pengawet antimikroba pada

kosmetik, produk makanan dan sediaan farmasi. Nipagin efektif

pada kisaran pH yang luas dan memiliki spektrum luas dari aktivitas

antimikroba, meskipum mereka paling banyak efektif terhadap ragi

dan jamur. Nipagin mempunyai kelarutan yang buruk, garam

paraben (khususnya garam natrium) lebih sering digunakan dalam

formulasi sediaan farmasi. Nipagin berbentuk kristal atau bubuk

tidak berwarna atau kristal putih, tidak berbau atau hampir tidak

berbau dan memiliki rasa sedikit terbakar. Inkompatibilitas nipagin,

aktivitas antimikroba nipagin sangat berkurang dengan adanya

surfaktan non ionik, seperti polisorbat 80. Ketidakcocokan dengan

zat lain, seperti bentonit, magnesium trisiklat, talk, tragakan, natrium

alginat, minyak atsiri, sorbitol dan atropine (Nabila , 2020: 16).

2.5.5 Aquades

Aquades adalah air hasil dari destilasi / penyulingan yang sama

dengan air murni atau H2O, karena H2O hampir tidak mengandung

mineral. Sedangkan air mineral adalah pelarut yang universal dan air

16
yang sudah banyak mengandung mineral didalamnya. Oleh karena

itu air mineral akan dengan mudah menyerap atau melarutkan

berbagai partikel yang ditemuinya dan dengan mudah menjadi

tercemar. Dalam siklusnya didalam tanah, air mineral akan terus

terus bertemu dan melarutkan berbagai mineral anorganik, logam

berat dan mikroorganisme. Oleh karena itu, air mineral berbeda

dengan aquades (H2O) karena mengandung banyak mineral

didalamnya (Bernad, 2019:6).

17
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium

dengan melakukan formulasi masker gel peel off dari gelatin ikan patin

yang ditambahkan astaxanthin. Kemudian dilakukan uji aktivitas

antioksidan dan evaluasi mutu fisik.

3.2 Sampel Penelitian

Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kulit ikan patin

yang diambil dari peternak ikan patin di Desa Pulau Gadang, Kabupaten

Kampar, Provinsi Riau. Sedangkan astaxanthin didapatkan di PT. Evergen

Resources.

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biomedik Dasar,

Universitas Abdurrab yang dilaksanakan pada bulan Maret 2023.

3.4 Alat dan Bahan

3.4.1 Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah inkubator,

oven, microplate raeder, waterbath, hot plate, blender, timbangan

analitik, stirer, lumpang dan alu, cawan porselen, labu ukur, gelas

18
ukur, gelas beaker, tabung reaksi, plat kaca, kaca arloji , termometer,

batang pengaduk, pipet volumetrik, pipet ukur, pipet tetes, penjepit

kayu, pisau, kain kasa dan pH meter.

3.4.2 Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kulit ikan

patin segar (Pangius hypophthakmus), NaCl 0,8N, NaOH 0,2N,

asam asetat 0,05 N, astaxanthin, polyvinol alkohol (PVA), propilen

glikol, nipagin, gliserin, etanol 96%, aquades, dan serbuk DPPH.

3.5 Prosedur Kerja

3.5.1 Penyiapan Kulit Ikan Patin

Kulit ikan patin segar yang sebanyak 500 g diperoleh dari

peternak ikan patin di Desa Pulau Gadang, Kabupaten Kampar,

Provinsi Riau. Kulit ikan dipisahkan dari dagingnya menggunakan

pisau dan dibersihkan dari sisa daging. Selanjutnya direndam dalam

air dingin dan diaduk menggunakan stirer untuk menghilangkan

lemak. Kulit ikan dicuci sampai bersih, kemudian dipotong-potong

hingga berukuran 2x2 cm dan dijadikan sebagai bahan baku

pembuatan gelatin.

3.5.2 Ektraksi Gelatin Dari Kulit Ikan Patin Dengan Proses Basa

Kulit ikan patin ditimbang dan dicuci dengan larutan NaCl

0,8% dengan perbandingan 1:6 (b/v) pada suhu 5⁰ selama 10 menit,

kemudian dibilas dengan air mengalir. Selanjutnya tambahkan

19
larutan NaOH 0,2N dengan perbandingan 1:6 (b/v) pada suhu ruang

sambil dikocok selama 30 menit dengan kecepatan 120 rpm.

Kemudian dibilas dengan air sampai pH netral. Kulit ikan direndam

kembali dengan asam asetat 0,05 N dengan perbandingan 1:6 (b/v)

pada suhu ruang selama 3 jam, lalu dibilas dengan air. Proses ini

dilakukan sebanyak 3 kali. Selanjutnya dilakukan proses ekstraksi

dengan aquades pada suhu 60⁰ selama 10 jam. Hasil ekstraksi

disaring dengan kain kasa sebanyak 3 kali dan dimasukkan ke dalam

oven pada suhu 55⁰ sampai kering. Gelatin padat kemudian

dihaluskan sehingga diperoleh serbuk gelatin (Nasution et al.,

2018:144).

3.5.3 Cara Pembuatan Masker Gel Peel Off Dari Gelatin Ikan Patin
Yang Ditambahkan Astaxanthin
Polyvinol alkohol (PVA) ditambah aquades lalu dipanaskan

dalam gelas beaker diaduk hingga homogen dan berwarna bening.

Gelatin ikan patin dilarutkan dengan aquades pada suhu 45⁰ ,

kemudian ditambahkan gliserin diaduk hingga homogen. Campurkan

kedua masa dalam mortir, gerus dan dihomogenkan. Propilen glikol

ditambahkan kedalamnya lalu diaduk hingga homogen. Nipagin

dilarutkan dengan etanol 96% lalu dimasukkan kedalam basis gel.

Kemudian astaxanthin ditambahkan kedalam basis gel gerus hingga

homogen dan tambahkan aquades diaduk hingga homogen.

20
Tabel 1. Formulasi masker gel peel off dari gelatin ikan patin yang di tambahkan
astaxanthin

Bahan F0 F1
Gelatin ikan patin 1% 1%
Astaxanthin 0% 0,5%
PVA 3% 3%
Nipagin 0,4 % 0,4 %
Propilen glikol 2% 2%
Gliserin 5% 5%
Etanol 96% 2,5% 2,5%
Aquades Ad 100 mL Ad 100 mL

3.5.4 Evaluasi Sediaan Masker Gel Peel Off Dari Gelatin Ikan Patin
Yang Ditambahkan Astaxanthin
Menurut penelitian Jaya (2022 : 29) evaluasi mutu fisik meliputi:

a. Organoleptik

Pengamatan ini meliputi pengamatan terhadap warna dan

bau.

b. Homogenitas

Sediaan gel dioleskan diatas kaca objek, kemudian kaca

objek tersebut dikatupkan dengan kaca objek lainya dan lihat

apakah gel tersebut homogen atau tidak.

c. Uji Kemampuan Menyebar

Sediaan gel ditimbang sebanyak 1 gram kemudian

diletakan diatas kaca, selanjutnya ditutup dengan mika dan

21
diberikan pemberat, setelah satu menit kemudian diameter yang

terbentuk diukur.

d. Uji pH

Sediaan gel disiapkan sebanyak 1 gram dilarutkan dengan

10 ml aquades. Elektroda pengukur dicelupkan hingga ujung

elektroda tercelup semua pH yang diperoleh dicatat.

e. Uji Kecepatan Pengeringan

Sediaan gel dioleskan pada kulit punggung tangan

kemudian diukur kecepatan mengering hingga membentuk

lapisan peel off dari gel dengan menggunakan stopwatch.

f. Uji Iritasi Primer

Uji iritasi dilakukan terhadap 10 orang panelis yang

dilakukan dengan cara mengoleskan sediaan ke punggung

tangan(F0 dan F1) ± 2,5 m2.

g. Uji daya lekat

Uji daya lekat dilakukan dengan meletakkan 0,5 gram gel

diatas kaca obyek kemudian ditutup dengan kaca obyek

lainnya, dan diberi beban beban ±1 kg selama 3 menit.

Penentuan daya lekat berupa waktu yang diperlukan sampai

kedua kaca obyek terlepas.

22
3.5.5 Uji Aktivitas Antioksidan Masker Gel Peel Off Dari Gelatin Ikan
Patin Yang Ditambahkan Astaxanthin
a.Pembuatan larutan DPPH

Larutan DPPH 1000 µg/ml disiapkan dengan cara

melarutkan 2 mg DPPH dalam 2 mL metanol, kemudian

diencerkan dengan melarutkan 0,8 ml larutan dalam 9,2 ml

metanol hingga didapatkan konsentrasi 80 µg/ml.

b. Pembuatan larutan sampel

Sebanyak 80 mg sampel dilarutkan dalam 8 ml metanol,

sehingga didapatkan konsentrasi 10000 µg/ml, Selanjutnya

dilakukan pengenceran dengan metanol dengan konsentrasi 5000

µg/ml, 2500 µg/ml, 1250 µg/ml 625 µg/ml dan 312,5 µg/ml.

c.Pembuatan larutan pembanding

Sebanyak 80 mg pembanding dilarutkan dalam 8 ml

methanol, sehingga didapatkan konsentrasi 10000µg/ml..

Selanjutnya dilakukan pengenceran dengan metanol dengan

konsentrasi 5000 µg/ml, 2500 µg/ml, 1250 µg/ml dan 625 µg/ml.

d.Uji aktivitas antioksidan

Uji aktivitas antioksidan dilakukan menggunakan microplate

reader dengan metode DPPH (1,1- Difenil-2-pikrihidrazil). Plate

terdiri dari baris A-H masing-masing berjumlah 12 sumur.

Sebanyak 50 μl metanol dimasukan ke dalam masing-masing

sumur pada baris B sampai habis pada baris H. Baris A-G

23
ditambahkan DPPH sebanyak 80 μl dengan konsentrasi 80 ppm.

Campuran diinkubasi pada tempat gelap selama 30 menit lalu

diukur nilai absorbansinya pada panjang gelombang 520 nm

dengan menggunakan microplate reader.Untuk kontrol negatif

digunakan DPPH 80 ppm sebanyak 80 μl, sedangkan untuk

blanko digunakan metanol absolut sebanyak 50 μl. Masker peel

offbrightening lemon black head digunakan sebagai pembanding

dengan perlakuan yang sama seperti perlakuan sampel dengan

variasi konsentrasi larutan 10000 µg/ml, 5000 µg/ml, 2500 µg/ml,

1250 µg/ml dan 625 µg/ml.

3.6 Analisis Data

Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk deskriptif. Pengukuran

aktivitas antioksidan dilakukan dengan mengunakan spektrofotometer UV-

Vis. Dari data absorbansi yang didapat kemudian dihitung % Inhibisinya

menggunakan rumus sebagai berikut:

Serapan kontrol −serapan sampel


% Inhibisi= ×100 %
serapan kontol

Setelah didapatkan persentasi inhibisi dari masing-masing konsentrasi,

konsentrasi sampel dan % inhibisi yang didapat diplotkan masing-masing

pada sumbu X dan Y dalam persamaan regresi linier y = ax + b. Persamaan

ini digunakan untuk menentukan nilai IC 50 dari masing-masing sampel.

Nilai IC 50 adalah konsentrasi sampel yang dapat merendam radikal DPPH

24
sebanyak 50% konsentrasi awal. Nilai IC 50 didapatkan dari nilai X setelah

mengganti nilai y dengan 50 (Vasic et al., 2012 : 110).

25
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

A. Hasil evaluasi Mutu Fisik Sediaan Masker Gel Peel Off Dari Gelatin
Ikan Patin Yang Ditambahkan Astaxanthin

Tabel 2. Hasil evaluasi Mutu Fisik Sediaan Masker Gel Peel Off Dari
Gelatin Ikan Patin Yang Ditambahkan Astaxanthin

Parameter F0 F1
Warna Kuning Merah
Bau Bau khas Bau khas
Daya lekat 14 detik 15 detik
Homogenitas Homogen Homogen
Daya sebar 6,8 cm 6,4 cm
pH 6,8 5,4
Kecepatan 28 menit 30 menit
pengeringan
Iritasi primer Tidak iritasi Tidak iritasi

Keterangan : F0 : Formula tanpa astaxanthin (0%)


F1 : Formula dengan astaxanthin sebanyak 0,5 gram
(0,5%)
B. Hasil uji aktivitas antioksidan masker gel peel off dari gelatin ikan patin
yang ditambahkan astaxanthin

Aktivitas antioksidan masker gel peel off dari gelatin ikan patin

yang ditambahkan astaxanthin pada konsentrasi 0,5% memiliki IC 50

26
7572, 84 ppm sedangkan pembanding memiliki IC 50sebesar 5045,7420

ppm.

4.2 Pembahasan
Pengujian antioksidan pada formula masker gel peel off dari gelatin

ikan patin yang ditambahkan astaxhantin dibuat dari beberapa campuran

bahan baku antara lain gelatin ikan patin, gelatin ikan patin pada masker

berfungsi sebagai pembentuk basis gel. Bahan yang kedua Polyvinol

alkohol, polyvinol alkohol dikenal sebagai agen pembentuk lapisan film,

pelindung kulit dan biasanya digunakan pada formula gel, lotion, masker

serta beberapa aplikasi kosmetik dan perawatan kulit lainnya (Barnard,

2011:34). Bahan selanjutnya ada gliserin, dalam sediaan gel sering

digunakan sebagai humektan dan ditambahkan pada gel. Humektan

diperlukan untuk meningkatkan kelembutan dan daya sebar sediaan,

melindungi sediaan dari kekeringan karena kandungan airnya tinggi

(Rowe et al.,2009:7). Kemudian bahan yanng digunakan ada propilen

glikol yang biasanya digunakan sebagai pengawet antimikroba,

desinfektan, humektan, plasticizer, pelarut dan zat penstabil ( Rowe et al.,

2009:40). Selanjutnya ada nipagin, nipagin digunakan sebagai pengawet

antimikroba dalam kosmetik, produk makanan, dan formulasi sediaan

farmasi. Dalam kosmetik, nipagin merupakan pengawet yang paling sering

digunakan (Rowe et al., 2009:51). Kemudian yang terakhir ada aquades

dan etanol 96% yang digunakan sebagai pelarut dalam sediaan masker gel

peel off.

27
Formula masker gel peel off tersebut dievaluasi mutu fisiknya yang

terdiri dari uji organoleptis, uji homogenitas, uji daya sebar, uji daya lekat,

uji kecepatan pengeringan, uji pH, dan uji iritasi primer.Uji organoleptis

dilaksanakan langsung melalui pengamatan warna serta bau dari sediaan.

Berdasarkan hasil pengujian organoleptis terhadap F0 yang warnanya

kuning dan berbau khas. Hal demikian disebabkan F0 tidak mengandung

ekstrak. Warna kuning dan bau yang khas dihasilkan dari bahan gelatin ikan

patin yang digunakan sebagai basis gel. Sebaliknya, untuk F1 warnanya

warna merah dan bau yang khas. Hal ini disebabkan karena formula tersebut

ditambah dengan ekstrak astaxanthin.

Uji homogenitas mempunyai tujuan untuk mengamati sebaran zat

aktif pada sediaan. Hasil uji homogenitas menunjukkan bahwa kedua

formula memiliki homogenitas yang baik. Menurut Farmakope Indonesia

Edisi III, yaitu gel dioleskan pada sekeping kaca atau bahan transparan lain

yang cocok harus menunjukkan susunan yang homogen yang dapat dilihat

dengan tidak adanya partikel yang menggumpal dan menyebar

secaramerata.

Uji daya sebar berguna untuk mengetahui kemampuan menyebar

masker gel saat diaplikasikan pada kulit. Adanya penambahan beban

menyebabkan diameter penyebarannya juga semakin besar sehingga

semakin besar luas penyebarannya. Daya penyebaran gel yang baik yaitu 5-

7 cm (Erawati et al.,2015:16). Pada pengujian ini didapatkan diameter daya

sebar F0 = 6,8 cmdan untuk F1 = 6,4 cm. Berdasarkan pada hasil uji dapat

28
disimpulkan bahwa kedua formula memiliki daya sebar yang sudah

memenuhi syarat. Daya sebar sediaan yang ditambah ekstrak astaxanthin

lebih kecil sebab meningkatnya konsentrasi akan menimbulkan kekurangan

daya. Ketika konsentrasi meningkat maka terjadi peningkatan ukuran

molekul sehingga mengabsorbsi pelarut yang memicu akan membuat

cairan berhenti dan naiknya tahanan dalam menyebar dan mengalir

(Wulandari, 2015:23).

Uji pH adalah pengujian yang dilakukan untuk memeriksa derajat

keasaman dari suatu sediaan masker gel. Dari hasil evaluasi sediaan untuk

F0= 6,7 dan F1 = 5,4. Sediaan topikal sebaiknya memiliki pH yang sesuai

dengan pH kulit yaitu 7,4 dan adapun pH sediaan topikal yang aman untuk

kulit adalah 4-8 karena jika pH sediaan terlalu basa dapat menyebakan kulit

menjadi kering sedangkan jika pH sediaan terlalu asam akan meyebabkan

iritasi pada kulit (Syukry dan Ghada , 2013:879).

Uji kecepatan pengeringan bertujuan untuk melihat kecepatan masker

yang mengalami pembentukan film di kulit. Waktu mengering sediaan

masker gel peel off yang baik yaitu antara 15-30 menit (Vieria, 2009:525)

Pada pengujian ini didapatkan hasil pada F0 = 28 menit dan pada F1 = 30

menit. Hasil uji ini menunjukkan bahwa kedua formula sudah memenuhi

persyaratan. Formula yang tidak mengandung ekstrak astaxanthin dengan

waktu kering lebih cepat dibanding F1 yang mengandung ekstrak

astaxanthin.

29
Uji evaluasi mutu fisik yang selanjutnya adalah uji iritasi yanng

bertujuan untuk mengetahui efek iritasi dari sediaan gel setelah digunakan

pada kulit sera untukmenilai dan mengevaluasi karakteristik suatu zat

apabila terpapar pada kulit (BPOM, 2014:9). Pada penelitian ini kedua

formula yang dibuat tidak menyebabkan iritasi pada kulit sehingga aman

untuk digunakan.

Uji daya lekat digunakan untuk mengukur kemampunan melekatnya

masker pada saat diaplikasikan yang sekaligus berfungsi untuk

menunjukkan kemampuan masker melakukan aksinya selama proses

menuju kering. Hal ini menunjukkan juga bahwa zat aktif terikat kuat dalam

basis dan dapat dilepaskan saat basis melepaskan air dan mengering. Daya

lekat yang baik sebaiknya lebih dari 1 detik (Zats& Gregory, 1996: 45).

Pada penelitian ini didapatkan hasil uji daya lekat pada F0 14 detik

sedangkan F1 16 detik. Hal ini menunjukkan bahwa masker memiliki daya

lekat yang baik karena lebih dari 1 detik.

Dalam pengujian aktivitas antioksidan menggunakan larutan kontrol

dan larutan blanko. Larutan kontrol yang digunakan yaitu larutan DPPH dan

larutan blankonya yaitu metanol. Setelah dilakukan uji evaluasi mutu fisik

pada sediaan masker gel peel off selanjunyya dilakukan uji aktivitas

antioksidannya. Pembanding yang digunakan pada pengujian ini adalah

masker peel off dengan merk brightening lemon black head. Pengujian

aktivitas antioksidan masker gel peel off menggunakan metode DPPH yang

merupakan salah satu dari sekian banyak metode pengujian antioksidan.

30
Metode ini sangat sederhana, mudah, dan menggunakan sampel dalam

jumlah yang sedikit dengan waktu yang singkat. Pemudaran warna

mengakibatkan penurunan nilai absorbansi sinar tampak dari

spektrofotometer, sehingga semakin rendah nilai absorbansi maka semakin

tinggi aktivitas antioksidannya. Besarnya aktivitas antioksidan ditandai

dengan nilai % aktivitas antioksidan (Lolaen et al., 2013 : 23).

Semakin tinggi konsentrasi sampel yang digunakan semakin rendah

nilai absorbansi dari larutan DPPH. Perubahan warna terjadi karena adanya

senyawa yang memberikan atom hidrogen kepada radikal DPPH sehingga

tereduksi menjadi bentuk yang lebih stabil yaitu DPPH-H (2,2–difenil– 1–

pikrilhidrazin). Pengukuran aktivitas antioksidan dibaca pada gelombang

maksimum berada pada 512-520 nm (Molineux, 2004 : 16).

Aktivitas antioksidan sampel ditentukan oleh besarnya daya hambat

radikal DPPH melalui persen inhibisi serapan radikal DPPH. Persen inhibisi

adalah perbandingan antara selisih dari absorbansi blanko dan absorbansi

sampel. Persen inhibisi digunakan untuk menentukan persentase hambatan

dari suatu bahan yang dilakukan terhadap senyawa radikal bebas

(Kumalaningsih, 2006 : 26).

Hasil pengukuran aktivitas antioksidan masker gel peel off dari gelatin

ikan patin yang ditambahkan astaxanthin didapatkan IC 50pada formula

0,5% sebesar 7572, 84 ppm sedangkan pembanding memilki IC 50sebesar

5045,7420 ppm. Hasil ini menunjukkan bahwa masker yang dibuat memiliki

31
aktivitas antioksidan yang lebih rendah dibandingkan dengan masker

pembanding yang beredar dipasaran. Hal ini disebabkan karena masker

pembanding yang beredar di pasaran terbuat dari campuran beberapa buah

yang mengandung vitamin C.

32
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang didapatkan dapat diketahui bahwa evaluasi

mutu fisik masker gel peel off dari gelatin ikan patin yang ditambahkan

astaxanthin sudah memenuhi persyaratan standar mutu yang ada.Aktivitas

antioksidan masker gel peel off dari gelatin ikan patin yang ditambahkan

astaxanthin memiliki IC 50sebesar7572, 84ppm sedangkan pembanding

memilki IC 50sebesar 5045,7420ppm.

5.2 Saran
1. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan bisa membuat formulasi masker

gel peel off dari gelatin ikan patin yang ditambahkam astaxanthin

dengan konsentrasi yang lebih kecil dari sebelumnya (0,5%).

2. Diharapkan bisa mengukur aktivitas antioksidan masker gel peel off

dari gelatin ikan patin yang ditambahkan astaxanthin pada konsentrasi

0% (tanpa asataxanthin).

33
DAFTAR PUSTAKA

Ambari, Y., Fitri, S., & Nurrosyidah, I. H. 2021. Uji Aktivitas Antioksidan
Masker Gel Peel-off Ekstrak Etanol Kelopak Bunga Rosela (Hibiscus
sabdariffa L.) dengan Metode DPPH (1, 1-Diphenyl-2-picryhydrazyl).
Pharmacy: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of
Indonesia), Volume 18 (1), 54- 64.
Badii F, & Howell NK. 2006. Fish gelatin: structure, gelling properties and
interaction with egg albumen proteins. Food Hydrocolloids, Volume 20,
630– 640.
Bernad, L.F. 2019. Analisis Mesin Penghasil Aquades Menggunakan Mesin
Siklus Kompresi Uap Dengan Pengaruh Putaran Kipas Sebelum
Evaporator. Skripsi. Yogyakarta : Fakultas Sains Dan Teknologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
BPOM RI. 2014 Pedoman uji toksisitasnonkliniksecara in vivo, Jakarta:
BPOMRI. Hal 9-12.
Cahyani, A. I. 2017. Uji Aktivitas Antioksidan dari Ekstrak Kulit Batang Kayu
Jawa (Lannea coromandelica) dengan metode DPPH (2,2-difenil-1-
Pikrilhidrazil). Skripsi. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah.
Gómez-Guillén MC, Pérez-Mateos M, Gómez-Estaca J, López-Caballero E,
Giménez B, & Montero P. 2009. Fish gelatin: a renewable material for
developing active biodegradable films. Trends in Food Science &
Technology, Volume 20 (1), 3-16

34
Grace, F. X., Darsika, C., Sowmya, K. V., Suganya, K., & Shanmuganathan, S.
2015. Preparation and evaluation of herbal peel off face mask.American
Journal of PharmTech Research, Volume 5(4), 33-336
Jaya, F. M., Rochyani, N., & Utpalasari, R. L. 2022. Formulasi Sediaan Masker
Peel Off Gelatin Kulit Ikan Gabus (Channa striata) dan Pati Jagung.
Sainmatika: Jurnal Ilmiah Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Volume 19(1), 47-54.
Karim AA, & Bath R. 2009. Fish gelatin: properties, challenges, and prospects
as an alternative to mammalian gelatins. Food Hydrocolloids, Volume 23,
563– 576
Kumalaningsih, S . 2006. Antioksidan Alami Penangkal Radikal Bebas, Sumber
manfaat, cara penyediaan, dan pengolahan. Surabaya : Trubus. Agrisarana.
Lorenz, R. T., & Cysewski, G. R. 2000. Commercial potential for Haematococcus
microalgae as a natural source of astaxanthin. Trends in biotechnology,
Volume 18(4), 160-167.
Mulyana, S. 2016. Pengaruh propilen glikol terhadap penetrasi gel hesperidin
secara in Vitro. Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN,
volume 3(1).
Mutiara, R., Priani, S. E., & Mulyanti, D. 2015. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak
Kulit Batang Kayu Manis (Cinnamomum burmanni Nees ex Bl.) dan
Formulasinya dalam Bentuk Sediaan Masker Gel Peel Off. Prosiding
Farmasi, Volume 602-606.
Nabila, Z. H. 2020. Pengaruh Konsentrasi Pva Terhadap Stabilitas Dan Aktivitas
Antioksidan Masker Peel Off Ekstrak Kulit Jengkol (Archidendron
Pauciflorum (Benth.) Nielsen) (Doctoral dissertation, Stikes Karya Putra
Bangsa Tulungagung).
Ningsih, W., Nofiandi, D., Deviarny, C., & Roselin, D. 2017. Formulasi dan Efek
Antibakteri Masker Peel Off Ekstrak Etanol Daun Dewa (Gynura
pseudochina (Lour.) Dc.) terhadap Staphylococcus epidermidis. Scientia,
Volume 7(1), 61- 66.
Novita, W. 2009. Buku Pintar Merawat Kecantikan Dirumah – Kumpulan Tips
Praktis dan Murah Merawat Kecantikan dari Ujung rambut Hingga Ujung
Kaki. PT Gramedia Pustaka : Jakarta Volume 8 21-40.
Purnavita, S., & Dewi, V. C. 2021. Kajian Ketahanan Bioplastik Pati Jagung
Dengan Variasi Berat Dan Suhu Pelarutan Polivinil Alkohol. Chemtag
Journal of Chemical Engineering, volume 2(1), 14-22.

35
Purwati, V. 2016. Aktivitas antioksidan dan evaluasi fisik sediaan masker gel peel
off dari ekstrak kulit terung ungu (Solanum melongena l.). Indonesia
Natural Research Pharmaceutikal Journal, Volume 1 (2), 10-21.
Putri A.A.S., dan Nurul H. 2015. Uji Aktivitas senyawa fenolik ekstrak metanol
kulit batang tumbuhan nyiri batu ( Xylocarpus moluccensis). Joernal of
chemistry, Volume 4 (1) : 1-6
Rahmawanty, D., Yulianti, N., & Fitriana, M. 2015. Formulasi dan evaluasi
masker wajah peel off mengandung kuersetin dengan variasi konsentrasi
gelatin dan gliserin. Media Farmasi, Volume 12 (1), 17-32.
Rowe, R.C. Paul, J.S., dan Marian. 2009. Handbook Of Pharmaceutical
Excipients, 6th Ed, The Pharmaceutical Press, London.
Sari, D. N., Mita, N., & Rijai, L. 2016,. Formulasi Masker Peel Off Antioksidan
Berbahan Aktif Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata Linn.). In
Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences Volume. 4, pp.
43-49.
Saputra, R. H., Widiastuti, I., & Supriadi, A. 2015. Karakteristik fisik dan kimia
gelatin kulit ikan patin (Pangasius) dengan kombinasi berbagai asam dan
suhu. Jurnal FishtecH, volume 4(1), 29-36.
Shukry, M. H., dan Ghada F., 2013. Evaluation of Topical Gel Bases Formulated
with Various Essential Oils for Antibacterial Activity against Methicillin-
Resistant Staphylococcus Aureus. Tropical Journal of Pharmaceutical
Research December 2013; 12 (6): 877- 884
Vasic, S.M.,Stevanovic, O.D., Licina, B.Z., Radojavic, I.D., Comic, LR. 2012.
Biological Activities Of Extracts From Cultivated Granadilla Passiflora
Alata. Excli Journal, Volume 11: 208-218.
Wulandari, D. M. N.M., Putri, I. S., & Titi, S. 2016. Kajian Pemanfaatan Biji
Nangka dengan Plasticizer Gliserin Dari Minyak Jelantah Sebagai Bahan
Pembuatan Edible Coating. Jurnal Rekapangan, volume 11 (2), 1-9
Wulandari, P. 2015. Formulasi dan Evaluasi Sifat Fisik Sediaan Gel
EkstrakPegagan (Centella asiatica (L.) Urban) dengan Gelling Agent
Karbopol940 dan Humektan Propilenglikol, Skripsi, Universitas Sanata
Dharma,Yogyakarta.

Vieira, R.P. 2009. Physical and Physicochemical Stability Evaluation of Cosmetic


Soybean: Extract Brazilian Journal of Pharmaceutical Science

Zats, J. Dan Gregory, P. 1996. Gel in Lieberman, H,A:Rieger M,M; Banker,G.S.,


Pharmaceutical Dosage From: Disperse Systems (2ed). New York::
Marcel Dekker Inc

36
LAMPIRAN

Lampiran 1. Skema penyiapan kulit ikan patin

Pisahkan kulit ikan dari dagingnya menggunakan pisau dan


dibersihkan dari sisa daging

Kulit ikan direndam dalam air dingin dan di aduk menggunakan


stirer untuk menghilangkan lemak

Kulit ikan dicuci sampai bersih, kemudian dipotong-potong hingga


berukuran 2×2 cm dan dijadikan sebagai bahan baku
pembuatan gelatin.

Gambar 2. Skema penyiapan kulit ikan patin

37
Lampiran 2. Skema pembuatan ekstrak gelatin dari kulit ikan patin dengan proses
basa

Ditimbang dan dicuci dengan larutan NaCl 0,8% dengan


perbandingan 1:6 (b/v) pada suhu 5℃ selama 10 menit.
Kemudian dibilas dengan air mengalir.

Selanjutnya tambahkan larutan NaOH 0,2 N dengan


perbandingan 1:6 (b/v) pada suhu ruang sambil dikocok
selama 30 menit dengan kecepatan 120 rpm. Kemudian di
bilas dengan air sampai pH netral.

Kulit ikan direndam kembali dengan asam asetat 0,05 N dengan


perbandingan 1:6 (b/v) pda suhu ruang selama 3 jam, lalu
dibilas dengan air. Selanjutnya dilakukan proses ekstraksi
dengan aquades pada suhu 60℃ selama 10 jam.

38
Hasil ekstraksi disaring dengan kain kasa sebanyak 3 kali dan
dimasukkan ke dalam oven pada suhu 55℃ sampai kering.
Gelatin padat kemudian dihaluskan sehingga diperoleh
serbuk gelatin.

Gambar 3. Skema pembuatan ekstrak gelatin dari kulit ikan


patin dengan proses basa

Lampiran 3. Skema pembuatan masker gel peel off dari gelatin ikan patin yang

ditambahkan astaxanthin

PVA ditambah aquades empat kalinya lalu dipanaskan dalam


gelas beaker , diaduk hingga warnanya bening.

Ditambahkan gelatin ikan patin pada aquades hangat


dibiarkan hingga mengembang, kemudian ditambahkan
gliserin aduk hingga homogen.

Campurkan kedua masa dalam mortir, gerus dan homogenkan.

Tambahkan propilen glikol aduk hingga homogen. Lalu

39
tambahkan nipagin dan astaxanthin kedalam basis gel gerus
hingga homogen dan tambahkan etanol 96% aduk hingga
homogen.

Gambar 4. Skema pembuatan masker gel peel off dari gelatin ikan patin yang
ditambahkan astaxanthin

Lampiran 4. Skema evaluasi mutu sediaan masker gel peel off dari gelatin ikan

patin yang ditambahkan astaxanthin

a. Organoleptis

Pengamatan ini meliputi pengamatan terhadap warna dan bau

b. Homogenitas

Sediaan gel dioleskan diatas kaca objek, kemudian kaca


objek tersebut dikatupkan dengan kaca objek lainnya
dan lihat apakah gel tersebut homogen atau tidak.

c. Uji kemampuan menyebar

Sediaan gel ditimbang sebanyak 1 gram kemudian


diletakan diatas kaca, selanjutnya ditutup dengan mika
dan diberikan pemberat, setelah satu menit kemudian

40
diameter yang terbentuk diukur.

41
Lampiran 4. (Lanjutan)

e. Uji pH

Sediaan gel disiapkan sebanyak 1 gram dilarutkan


dengan 10 mL aquades. Elektroda pengukur
dicelupkan hingga ujung elektroda tercelup semua pH
yang diperoleh dicatat.

f. Uji kecepatan pengeringan

Sediaan gel disiapkan sebanyak 1 gram dilarutkan


dengan 10 mL aquades. Elektroda pengukur
dicelupkan hingga ujung elektroda tercelup semua pH
yang diperoleh dicatat.

g. Uji iritasi primer

Uji iritasi dilakukan terhadap 10 orang panelis yang


dilakukan dengan cara mengoleskan sediaan pada
punggung tangan (F1, F2, dan F3) ± 2,5 m2 .

h. Uji daya lekat

Uji daya lekat dilakukan dengan meletakkan 0,5 gram gel di atas kaca
obyek kemudian ditutup dengan kaca obyek lainnya, dan diberi
beban beban 1 kg selama 3 menit. Penentuan daya lekat berupa
waktu yang diperlukan sampai kedua kaca obyek terlepas

Gambar 5. Skema evaluasi mutu sediaan masker gel peel off dari gelatin ikan
patin yang ditambahkan astaxanthin

42
Lampiran 5. Uji Aktivitas Antioksidan Masker Gel Peel Off Dari Gelatin Ikan
Patin Yang Ditambahkan Astaxanthin

a. Pembuatan larutan DPPH

Larutan DPPH 1000 µg/ml disiapkan dengan cara melarutkan 2 mg


DPPH dalam 2 mL metanol

kemudian diencerkan dengan melarutkan 0,8 ml larutan dalam 9,2 ml


etanol hingga didapatkan konsentrasi 80 µg/ml

b. Pembuatan larutan sampel

Sebanyak 80 mg sampel dilarutkan dalam 8 ml methanol, sehingga


didapatkan konsentrasi 10000 µg/ml

Selanjutnya dilakukan pengenceran dengan konsentrasi 5000 µg/ml,


2500µg/ml, 1250 µg/ml, 625 µg/ml dan 312,55µg/ml.

43
Lampiran 5. (Lanjutan)

Sebanyak 80 mg pembanding dilarutkan dalam 8 ml metanol, sehingga

didapatkan konsentrasi 10000 µg/ml. Selanjutnya dilakukan

pengenceran dengan konsentrasi 5000 µg/ml, 2500µg/ml, 1250 µg/ml

dan 625 µg/ml

c. Uji aktivitas antioksidan

Uji aktivitas antioksidan dilakukan menggunakan microplate reader dengan


metode DPPH (1,1- Difenil-2-pikrihidrazil). Plate terdiri dari baris A-H
masing-masing berjumlah 12 sumur

Sebanyak 50 μl metanol dimasukan ke dalam masing-masing sumur


pada baris B sampai habis pada baris H. Baris A-G ditambahkan DPPH
sebanyak 80 μl dengan konsentrasi 80 ppm

Campuran diinkubasi pada tempat gelap selama 30 menit lalu diukur


nilai absorbansinya pada panjang gelombang 492 nm dengan
menggunakan microplate reader

Untuk kontrol negatif digunakan DPPH 80 ppm sebanyak 80 μl,


sedangkan untuk blanko digunakan metanol absolut sebanyak 50 μl.
Masker peel offbrightening lemon black head digunakan sebagai
pembanding dengan perlakuan yang sama seperti perlakuan sampel dengan

44
variasi konsentrasi larutan 10000 µg/ml, 5000 µg/ml, 2500 µg/ml, 1250
µg/ml,dan 625 µg/ml

Gambar 6. Skema Uji Aktivitas Antioksidan Masker Gel Peel Off Dari Gelatin
Ikan Patin Yang Ditambahkan Astaxanthin

45
Lampiran 6. Perhitungan Pembuatan Masker Gel Peel Off Dari Gelatin Ikan Patin
Yang Ditambahkan Astaxanthin

1. Masker peel off 0% b/v


Gelatin Ikan Patin 1% dalam 100 mL
1
×100 mL=1 gram
100

Astaxanthin 0% dalam 100 mL


0
×100 mL=0 gram
100

PVA 3 % dalam 100 mL


3
×100 mL=3 gram
100

Nipagin 0,4% dalam 100 mL


2
×100 mL=0,4 gram
100

Propillen glikol 5% dalam 100 mL


2
×100 mL=2 gram
100

Gliserin 5% dalam 100 mL


2
×100 mL=2 gram
100

Etanol 96% (2,5% dalam 100 mL)


2,5
×100 mL=2,5 mL
100

Aquades Ad 100 mL = 100 – (1+0+3+0,4+2+2+2,5+16+12)


= 100 – 38,9
= 61,1

46
Lampiran 6. (Lanjutan)
2. Masker peel off 0,5% b/v

Gelatin Ikan Patin 1% dalam 100 mL


1
×100 mL=2 gram
100

Astaxanthin 0,5% dalam 100 mL


0,5
×100 mL=0,5 gram
100

PVA 3% dalam 100 mL


3
×100 mL=3 gram
100

Nipagin 0,4% dalam 100 mL


0,4
×100 mL=0,4 gram
100

Propillen glikol 2% dalam 100 mL


2
×100 mL=2 gram
100

Gliserin 2% dalam 100 mL


2
×100 mL=2 mL
100

Etanol 96% (2,5% dalam 100 mL)


2,5
×100 mL=2,5 mL
100

Aquades Ad 100 mL = 100 – (1+0,5+3+0,4+2+2+2,5+16+12)


= 100 – 39,4
= 60,6

47
Lampiran 6. (Lanjutan)

Tabel 3. Formulasi masker gel peel off dari gelatin ikan patin yang di
tambahkan astaxanthin

Bahan F0 F1
Gelatin ikan patin 1 gram 1 gram
Astaxanthin 0 0,5 gram
PVA 3 gram 3 gram
Nipagin 0,4 gram 0,4 gram
Propilen glikol 2 gram 2 gram
Gliserin 5 gram 5 gram
Etanol 96% 2,5 ml 2,5 ml
Aquades Ad 100 mL Ad 100 mL

48
Lampiran 7. Perhitungan pembuatan larutan DPPH 80 µg/ml

Pembuatan dilakukan dengan cara menimbang DPPH sebanyak 2 mg untuk

dilarutkan dalam 2 ml metanol. Didapat konsentrasi 1000 µg/ml.

Perhitungan :

2mg 1ml
2 ml
= ml = 1000 µg/ml

VI × CI = V2 × C2

V1 × 1000 µg/ml = 10 ml × 80 µg/ml

V1 = 0,8 ml

Ket :

V1 = Volume DPPH 1000 µg/ml yang dipipet untuk diencerkan

C1 = Konsentrasi awal DPPH

V2 = Volume DPPH yang ingin diencerkan

C2 = Konsentrasi DPPH yang ingin diencerkan

Jadi, untuk pembuatan laruta DPPH 80 µg/ml, dipipet0,8 ml dariDPPH 1000


µg/ml dan dibuat sebanyak 10 ml.

49
Lampiran 8. Perhitungan pembuatan larutan sampel

1. Perhitungan pembuatan larutan sampel dengan konsentrasi 10000 µg/ml

sebanyak 80 mg masker gel peel off dari gelatin ikan patin yang ditambahkan

astaxanthin, dilarutkan dengan 8 ml methanol sehingga didapatkan konsentrasi

10000 µg/ml.

2. Pembuatan larutan sampel dengan konsentrasi 5.000 µg/ml.

VI × CI = V2 × C2

10.000 µg/ml × V1 = 5000 µg/ml × 100

V1 5000 µg / ml
=
10.000 µg /ml

= 50 µl

Jadi, dipipet 50 µl dari larutan sampel konsentrasi 10000 µg/ml dan ditambah 50 µl

metanol untuk pembuatan larutan sampel konsentrasi 5000 µg/ml.

3. Pembuatan larutan sampel dengan konsentrasi 2500 µg/ml.

VI × CI = V2 × C2

5000 µg/ml × V1 = 2500 µg/ml × 100

V1 250.000 µg /ml
=
5000 µg /ml

= 50 µl

Jadi, dipipet 50 µl dari larutan sampel konsentrasi 5000 µg/ml dan ditambah 50 µl

metanol untuk pembuatan larutan sampel konsentrasi 2500 µg/ml.

50
Lampiran 8. (Lanjutan)

4. Pembuatan larutan sampel dengan konsentrasi 1250 µg/ml.

VI × CI = V2 × C2

2.500 µg/ml × V1 = 1250 µg/ml × 100

V1 125.000 µg /ml
=
2500 µg /ml

= 50 µl

Jadi, dipipet 50 µl dari larutan sampel konsentrasi 2500 µg/ml dan ditambah 50 µl

metanol untuk pembuatan larutan sampel konsentrasi 1250 µg/ml.

5. Pembuatan larutan sampel dengan konsentrasi 625 µg/ml.

VI × CI = V2 × C2

1.250 µg/ml × V1 = 625 µg/ml × 100

V1 62.500 µg /ml
=
1.250 µg /ml

= 50 µl

Jadi, dipipet 50 µl dari larutan sampel konsentrasi 1.250 µg/ml dan ditambah 50 µl

metanol untuk pembuatan larutan sampel konsentrasi 625 µg/ml.

6. Pembuatan larutan sampel dengan konsentrasi 312,5 µg/ml.

VI × CI = V2 × C2

625 × V1 = 312,5 µg/ml × 100

51
V1 31.250 µg/ml
=
625

= 50 µl

Lampiran 8. (Lanjutan)

Jadi, dipipet 50 µl dari larutan sampel konsentrasi 625 µg/ml dan ditambah 50 µl

metanol untuk pembuatan larutan sampel konsentrasi 312,5 µg/ml.

52
Lampiran 9. Data aktivitas antioksidan masker gel peel off dari gelatin ikan patin
yang ditambahkan astaxanthin

Tabel 4. Data hasil pengukuran absorban DPPH+MeOH

1 2 3 Rata-Rata
DPPH + MeOH 0.602 0.681 0.602 0.6415
MeOH(Blanko) 0.097 0.124 0.126 0.1105
DPPH (Kontrol) 0.5310

Tabel 5. Data hasil perhitungan absorban aktivitas antioksidan masker gel peel off
dari gelatin ikan patin yang ditambahkan astaxanthin dengan panjang
gelombang 492 nm

Pengulangan
Ln
Konsentrasi Konsentrasi 1 2 3 Rata-Rata Abs Sampel %Inhibisi
0,
10000 9,21034 0,296 0,333 346 0,3145 0,2040 61,5819209
5000 8,51719 0,360 0,449 0,451 0,4200 0,3095 41,71374765
2500 7,82405 0,500 0,482 0,529 0,5037 0,3932 25,95731325
1250 7,13090 0,530 0,527 0,533 0,5300 0,4195 20,99811676
625 6,43775 0,538 0,563 0,552 0,5510 0,4405 17,0433145
0.,58
312,5 5,74460 0,637 8 0,569 0,5980 0,4875 8,192090395

Diketahui : Absorbansi rata-rata DPPH + Metanol = 0,6415

Absorbansi rata-rata Metanol = 0,1105

Absorbansi kontrol = (Abs. DPPH + Metanol)-(Abs. Metanol)

= 0,6415 – 0,1105

= 0,5310

Absorbansi Sampel = (abs. rata-rata sampel) – (Abs. metanol)

= 0,3145 – 0,1105

= 0,2040

53
Lampiran 9. (Lanjutan)

Perhitungan % inhibisi pada konsentrasi 10000 µg/ml

Absorbansi Kontrol−Absorbansi Sampel


% inhibisi= x 100
Absorbansi Kontrol

0,5310−0,2040
= 0,5310
x 100

= 61,5819209

Perhitungan Persamaan regresi masker gel peel off dari gelatin ikan patin yang

ditambahkan astaxanthin

Tabel 6. Perhitungan persamaan regresi masker gel peel off dari gelatin ikan patin
yang ditambahkan astaxanthin

Konsentrasi X Y XY X² Y²
(ppm) %inhibisi
567,190 84,8303 3792,33
61,58192
10000 9,21034 4 7 3
8,51719 72,5425 1740,03
41,71374
5000 3 355,284 8 6
7,82404 203,091 61,2157 673,781
25,95731
2500 6 2 0 9
7,13089 149,735 50,8497 440,920
20,998116
1250 9 4 2 9
6,43775 109,720 41,4446 290,474
17,04331
625 2 6 5 4
5,74460 47,0603 33,0004 67,1103
8,19209
312,5 4 2 8 4
44,8648 1432,08 343,883 7004,65
∑ 3 175,48649 2 5 7

Y = a + bx

n ∑ xy – (∑ x ) – (∑ y )
b = 2
n ∑x −¿ ¿

54
6 ( 1432.082 ) – (44.8648) –( 175.4864)
=
6(343.8835)−¿ ¿

8592.492 – 7873.162
=
2063.301−2012.850

Lampiran 9. (Lanjutan)

719.33
=
50.451

= 14,259

a = y – bx

= 29.2477 – 14,259 (7,477)

= 29,2477 – 106,614

= -77,366

n ∑ xy – (∑ x )(∑ y)
r=
√ n. ∑ x 2−¿ ¿ ¿
6 ( 1432,082 ) – (44,8648)(175,4864)
=
√6 (343,8835)−¿ ¿ ¿
8592,492 – 7873,162
=
√(2063,301−2012,850)(42027,942−30795,476)
719,33
=
√50,451 x 11232,466
719,33
=
√566689,14
719,33
= 752,7875

55
= 0,95555

Lampiran 9. (lanjutan)

Gambar7. Kurva hubungan antara % inhibisi (Y) dengan konsentrasi (ln


konsentrasi) masker gel peel off dari gelatin ikan patin yang ditambahkan
astaxanthin

Persamaan =

y = bx + a

a = -77,366

b = 14,259

56
y = 50

y = bx + a

50 = 14,259 Ln x – (-77,366)

50+77,366
ln x =
14,259

Lampiran 9. (Lanjutan)

127.366
=
14.259

ln x = 8,9323

X= 7572, 84µg/mL

57
Lampiran 10. Data aktivitas antioksidan pembanding masker peel off dengan merk
brightening lemonblack head

Tabel 7. Data hasil pengukuran absorban DPPH+MeOH

1 2 3 Rata-Rata
DPPH + MeOH 0,535 0,731 0,720 0,662
MeOH 0,093 0,090 0,081 0,088
Kontrol 0,574

Tabel 8. Data hasil perhitungan absorban aktivitas antioksidan pembanding


masker peel off dengan merk brightening lemon black hea

Ln Abs
Konsentrasi Konsentrasi 1 2 3 Rata-Rata Sampel %inhibisi
10000 9,21034 0,247 0,236 0,284 0,2415 0,1535 73,25783972
5000 8,51719 0,407 0451 0,682 0,429 0,3410 40,59233449
2500 7,82405 0,451 0,514 0,495 0,4825 0,3945 31,271777
1250 7,13090 0,440 0,645 0,633 0,5425 0,4545 20,81881533
625 6,43775 0,465 0,722 0,611 0,5935 0,5055 11,93379791
312.5 5,74460 0,460 0,681 0,726 0,5705 0,4825 15,94076655

Diketahui : Absorbansi rata-rata DPPH + Metanol = 0,662

Absorbansi rata-rata Metanol = 0,088

Absorbansi kontrol = (Abs. DPPH + Metanol)-(Abs. Metanol)

= 0,662 – 0,088

= 0,574

58
Absorbansi Sampel = (abs. rata-rata sampel) – (Abs. metanol)

= 0,2415 - 0,088

= 0,1535

Lampiran 10. (lanjutan)

Perhitungan % inhibisi pada konsentrasi 10000 µg/ml

Absorbansi Kontrol−Absorbansi Sampel


% inhibisi = x 100
Absorbansi Kontrol

0,574−0,1535
= x 100
0,574

= 73,25783972

Perhitungan Persamaan regresi pembanding masker peel off dengan merk

brightening lemon black head

Tabel 9.Perhitungan Persamaan regresi pembanding masker peel off dengan merk
brightening lemon black head

Konsentrasi X Y XY X² Y²
(ppm) %inhibisi
674,729 84,8303 5366,71
73,25784
10000 9,21034 6 7 1
8,51719 345,732 72,5425 1647,73
40,59233
5000 3 8 8 8
7,82404 244,671
31,27178
2500 6 8 61,2157 977,924
7,13089 148,456 50,8497 433,423
20,81882
1250 9 9 2 1
6,43775 76,8268 41,4446 142,415
11,9338
625 2 3 5 5
∑ 39,1202 177,8746 1490,41 310,883 8568,21

59
3 8 1

Y = a + bx

n ∑ xy – (∑ x ) – (∑ y )
b = 2
n ∑x −¿ ¿

5 ( 1490.418 ) – (39,12023)– (177,8746)


=
5 (310,883)−¿ ¿

7453,09 – 6958,4952
=
1554,415−1530,3923

493,5948
=
24,0227

= 20,5470

a = y – bx

= 35,5749 – 20,5470 (7,8242)

= 35,5749 – 160,7638

= -125,19

n ∑ xy – (∑ x )(∑ y)
r=
√ n. ∑ x 2−¿ ¿ ¿
5 ( 1490.418 ) – (39.12023)(177.8746)
=
√5(310,883)−¿ ¿¿
7452,09−6958,4952
=
√(1554,415−1530,392)−(42841,055−31639,3733)
493,5948
=
√24,023 x 11201,6817
493,5948
=
√269098,129

60
493,5948
= 518,746

= 0,9515

Lampiran 10. (lanjutan)

Absorbansi

90

70
f(x) = 20.5470940056922 x − 125.186495997939
R² = 0.905394722937983
50

30

10

5.00000 5.75000 6.50000 7.25000 8.00000 8.75000 9.50000


-10

Gambar8. Kurva hubungan antara % inhibisi (Y) dengan konsentrasi (ln konsentrasi)
masker peel offdengan merk brightening lemon black head
Persamaan

y = bx + a

61
a = -125,19

b = 20,5470

y = 50

y = bx + a

50 = 20,5470 Ln x +125,19)

50+125.19 175,19
ln x = =
20,547 20,547

ln x = 8,5263

X= 5045,7420 µg/mL

Lampiran 11. Hasil Uji evaluasi mutu fisik masker

Gambar9. Masker FO Gambar 10. Masker F1

62
Gambar 11. Pembanding

Lampiran 11. (Lanjutan)

Gambar12. Pengukuran pH masker Gambar 13.Pengukuran pH masker


pada F0 pada F1

63
Gambar 14. Daya sebarmasker pada Gambar 15. Daya sebar masker pada F1
F0

Lampiran 11. (Lanjutan)

Gambar 16. Uji iritasi primer masker


pada F0 dan F1 Gambar 17. Uji daya lekat masker
pada F0

64
Gambar 18. Uji daya lekat masker Gambar 19. Uji homogenitas pada F0
pada F1

Gambar 20. Uji homogenitas pada F1

Lampiran 12. Hasil uji aktivitas antioksidan

Gambar 21. Preparasi masker gel peel Gambar 22. Preparasi masker
off dari gelatin ikan patin yang pembanding peel off dengan merk
ditambahkan astaxanthin brightening lemon black head

65
Gambar 23. Hasil pengukuran Gambar24. Hasil pengukuran
Absorbansi masker gel peel off dari Absorbansi masker pembanding peel
gelatin ikan patin yang ditambahkan off dengan merk brightening lemon
astaxanthin black head

66

Anda mungkin juga menyukai