SUPIANTI
D1B120368
i
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Farmasi
Universitas Megarezky
SUPIANTI
D1B120368
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua Program Studi S1 Farmasi
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Pada hari ini Senin tanggal 24 bulan Oktober tahun 2022 bertempat
diruang Fakultas Farmasi Universitas Megarezky Makassar, telah dilaksanakan
ujian skripsi sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan program
sarjana farmasi terhadap mahasiswa atas nama :
Nama : Supianti
Nim : D1B120368
Program studi : S1 Farmasi
Jenjang : Strata 1
Judul skripsi : Formulasi Dan Uji Aktivitas Sediaan Masker Gel Peel-Off
Ekstrak Etanol Daun Kersen (Muntingia calabura L.) Terhadap
Bakteri Propionibacterium acnes
Yang telah diuji oleh Tim Penguji Skripsi, sebagai berikut :
……………………
3. apt. Nurfitria Junita, S.Farm., M.Farm.
Mengetahui,
Dr. apt. Jangga, S.Si., M.Kes. apt. Ahmad Irsyad Aliah, M.Si.
NIP. 19612312005011006 NIDN. 09 270997 01
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha
Esa karena atas berkat dan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penelitian dan penyusunan skripsi dengan judul "Formulasi dan Uji Aktivitas
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak baik langsung maupun tidak langsung,
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Terkhusus ucapan terima
kasih yang tak terhingga kepada kedua orang tua penulis, yakni ayahanda Latola
dan Ibunda Pahida yang dengan penuh kesabaran dan tiada henti-hentinya
pendidikan hingga selesainya penyusunan skripsi ini. Pada kesempatan ini juga
2. Ibu Hj. Suryani, SH., MH. Selaku ketua YPI Megarezky Makassar.
v
3. Bapak Prof. Dr. dr. Ali Aspar Mappahya, Sp.PD. Sp.JP(K). selaku Rektor
Universitas Megarezky.
4. Bapak Dr. apt. Jangga, S.Si., M.Kes. selaku Dekan Rektor Universitas
Megarezky.
5. Bapak apt. Ahmad Irsyad Aliah, M.Si. selaku Ketua Program Studi S1
Farmasi.
7. Ibu apt. Nasrawati Basir, S.Farm., M.Si. selaku Pembimbing II yang juga
8. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Universitas Megarezky yang telah
selama ini.
alih jenjang 2020 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang secara
kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan adanya saran atau kritik
dari semua pihak mendapat pahala dari Tuhan Yang Maha Esa dan hasil
vi
penelitian dapat menjadi bacaan yang bermanfaat. Aamiin.
Penulis
Supianti
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.9 Zona Hambat Sediaan Masker Gel Peel-Off Ekstrak Etanol Daun
..........................................................................................................53
Tabel 4.10 Analisis Statistik Post Hoc Least Significant Difference (LSD) Pada
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
ix
ABSTRAK
Kata Kunci: Formulasi, Masker, Daun Kersen (Muntingia calabura L.), Peel-off,
Propionibacterium acnes.
ABSTRACT
x
SUPIANTI (NIM D1B120368), Formulation and Activity Test of Gel Mask Peel-
Off Extract of Kersen (Muntingia Calabura L.) Leaf Ethanol Against
Propionibacterium acnes Bacteria. (Supervised by Muhammad Yusuf and
Nasrawati Basir)
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
samping obat herbal juga sangat kecil. Penggunaan obat herbal alami dengan
formulasi yang tepat sangat penting dan tentunya lebih aman dan efektif
bersentuhan langsung atau terpapar panas dari api, uap, cairan, dan benda
panas, bahan kimia, sengatan listrik atau radiasi. Rasa sakit akibat luka bakar
bisa sangat parah yang akan bisa mengganggu aktivitas sehari-hari. Bila tidak
teratasi luka bakar yang dialami akan menjadi parah (Thahir, 2021).
yang terjadi pada luka bakar. Pengobatan luka bakar pada masyarakat
biasanya menggunakan obat sintetik kimia yang memiliki efek samping. Oleh
karena itu perlu adanya pemanfaatan bahan alam yang mengandung zat
2019).
Salah satu tanaman yang dapat dijadikan untuk pengobatan luka bakar
saponin yaitu urang aring (Andreas et al., 2018). Kandungan senyawa dalam
tanaman urang aring yang diduga mepercepat penutupan luka bakar antara
1
2
(Nuraini, 2020). Tanaman ini digunakan untuk peradangan, luka ringan dan
luka bakar dan jus daun segar dianggap sangat efektif dalam menghentikan
et al., 2018).
dari Eclipta alba Gel pada hewan coba diabetes, menunjukkan bahwa gel
ekstrak dari tanaman Eclipta alba yang diteliti menyembuhkan luka diabetes
dengan sangat cepat. Tanaman ini mengandung berbagai senyawa aktif yang
diabetes dan diyakini bifasik. Gel ekstrak hidroalkohol dari Eclipta alba L
(Asteraceae). Pada penelitian ini dengan hasil penelitian yaitu daun Eclipta
alba memiliki sifat antidiabetes dan penyembuhan luka. Hasil ini akan
luka bakar adalah sediaan gel. Sediaan gel mempunyai keuntungan yang
pada kulit, sediaan gel juga mempunyai kadar air yang tinggi. Sediaan ini
et al., 2020).
evektivitas sediaan gel ekstrak daun urang aring (Eclipta alba L) terhada luka
B. Rumusan Masalah
1. Apakah sediaan gel ekstrak daun urang aring (Eclipta alba L) efektif
putih ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sediaan gel ekstrak daun urang aring (Eclipta alba L)
D. Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Bagi Institusi
bahan masukan untuk peneliti selanjutnya tentang sediaan gel dan daun
2. Bagi Masyarakat
3. Bagi Mahasiswa
TINJAUAN PUSTAKA
1. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magniliopsida
Ordo : Asterales
Genus : Eclipta
(Pooja, 2020)
2017).
6
7
3. Deskripsi
Bhumiraj, Aali jhar, dan Nash jhar dalam bahasa Nepal. Eclipta
dunia. Tumbuh sebagian besar di tempat lembab seperti tepi rawa, tepi
sungai atau danau dan tepi sawah dan mudah diperbanyak dan menyebar
ke seluruh Cina, India, Nepal, Brasil dan bagian lain dunia. Ini
5 cm, lebar daun ± 1,3 cm, tebal daun ± 0,3 mm. Pada tumbuhan urang
aring memiliki bunga pita dan bunga tabung, bunga berwarna putih
± 4,4 mm. Urang aring tumbuh di kebun, ladang, hutan, mau pun dijalan-
4. Kandungan Kimia
glukosida dari asam triterpenat dan wedel lakton dalam ekstrak pelarut
5. Manfaat Tanaman
Urang aring (Eclipta alba L.) merupakan tanaman obat herbal yang
urang aring banyak digunakan untuk mengobati sesak nafas, sakit kepala,
yang banyak tumbuh di tempat yang lembap ini kaya vitamin E dan
9
yang setara dengan kodein dan aspirin. Studi lain juga menunjukkan
RI, 2020).
rambut dan tinta tato. Tumbuhan ini juga berkhasiat obat tradisional
uban dini. Selain itu, tanaman ini dapat digunakan sebagai pengobatan
penyembuhan luka dari tanaman ini telah terbukti berhasil. Hal ini
a. Aktivitas Antioksidan
b. Aktifitas antinflamasi
c. Aktifitas Antimikroba
B. Uraian Kulit
Gambar 2. 2 Kulit
Kulit sebagai salah satu organ terbesar dalam tubuh memiliki banyak
luar. Fungsi utama kulit adalah sebagai sawar atau pelindung dari ancaman
dunia luar, seperti paparan radiasi ultraviolet (UV), kimia, fisik, serta
13
tubuh, dan meiliki sifat penyembuhan diri sendiri. Segala fungsi tersebut
diatur oleh struktur kulit yang kompleks dan bervariasi (Earlia et al., 2022).
1. Epidermis
dimulai dari paling dalam yaitu lapisan basal, lapisan spinosus, lapisan
et al., 2022).
2. Derimis
3. Hipodermis (Subkutis)
bantalan kulit. Lapisan ini juga meiliki peran secara kosmetik yaitu
dalam membentuk kontur tubuh seseorang. Selain itu, lemak juga meiliki
melalui sekresi leptin untuk mengubah energi di tubuh dan regulasi nafsu
disebabkan oleh trauma tajam atau tumpul, perubahan suhu, paparan zat
dengan panas kering (api), panas lembab (uap atau cairan panas),
merah, sedikit edema dan nyeri. Tanpa terapi sembuh dalam 2-7 hari.
terbentuk bula, edema nyeri hebat. Bila bula pecah tampak daerah
minggu.
c. Luka bakar derajat III mengenai seluruh lapisan kulit dan kadang-
permukaan kulit. Tidak ada rasa nyeri (dibuktikan dengan tes pin-
(Ledoh, 2019).
bakar) atau luka akibat tindakan bedah, terjadi proses dasar biokimia dan
luka.
tindih. Durasi setiap fase dan waktu untuk penyembuhan luka secara
D. Ekstraksi
1. Pengertian ekstraksi
memisahkan atau menarik satu atau lebih komponen atau menarik satu
2. Metode ekstraksi
dingin.
1) Maserasi
18
terjaminnya zat aktif yang diekstrak tidak akan rusak. Pada saat
sel dengan bagian dalam sel sehingga metabolit sekunder yang ada
2) Perkolasi
1) Refluks
efisien dan senyawa dalam sampel secara lebih efektif dapat ditarik
al., 2020).
labu, kemudian labu alas bulat dipasang kuat pada statif pada
mantel pemanas, lalu kondensor dipasang pada labu alas bulat yang
2018).
2) Soxhlet
wadah soklet yang dibuat dengan kertas saring, melalui alat ini
3) Digesti
4) Infusa
wadah yang terbuat dari besi untuk menghindari reaksi antara besi
5) Dekok
temperatur sampai titik didih air, yakni 30 menit pada suhu 90-
6) Destilasi
(Nadliroh, 2021).
E. Gel
Salah satu jenis bentuk sediaan topikal adalah gel. Sediaan gel
merupakan sistem semipadat terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel
anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu
et al., 2018b).
cahaya. Gel mempunyai kekuatan yang disebabkan oleh jaringan yang saling
(Ansel, 1989).
sebagai berikut:
a. Gel dapat diterima untuk pemberian oral, bentuk sediaan yang tepat
atau sebagai kulit kapsul yang dibuat dari dan untuk bentuk sediaan
dan kulit.
a. Untuk hydrogel harus menggunakan zat aktif yang larut dalam air
lebih mahal.
buruk pada kulit bila terkena sinar matahari, alkohol akan menguap
sehingga tidak semua area tertutupi atau kontak dengan zat aktif.
24
a. Uji organoleptis
Uji organoleptis terdiri dari bentuk, bau, dan warna dari gel
b. Uji pH
c. Uji homogenitas
apakah terdapat butiran kasar atau bagian yang tidak homogen dengan
sebar gel. Caranya dengan timbang 0,5 gram gel letakkan dikaca
diameter setelah didiamkan selama 1 menit. Daya sebar gel yang baik
gram gel, kemudian diratakan pada salah satu gelas objek dan ditutup
dengan gelas objek lain sampai kedua plat menyatu. Pasangan gelas
kemudian dipasang pada alat uji daya lekat, secara bersamaan dicatat
waktu yang dibutuhkan kedua plat untuk saling lepas (Yati et al.,
2018).
f. Uji Viskositas
suhu 40⁰C Selma 24 jam. Tiap selesai 1 siklus , dilkukan uji fisik
meliputi daya sebar, pH, viskositas dan daya lekat (Tambunan &
Sulaiman, 2018).
26
F. Hewan Uji
mempunyai fungsi fisiologis yang mirip dengan manusia. Tikus yang sering
albino pertumbuhan lebih cepat dai wistar), Long-Evans (lebih kecil dari
dewasa mencapai berat badan 300-400 g untuk jantan dan 250-300 g untuk
betina. Tikus putih akan mencapai usia dewasa pada umur 40 sampai 60 hari
(Wahyurianto, 2022).
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mamalia
Ordo : Rodensia
Famili : Muridae
27
Subfamili : Murinae
Genus : Rattus
G. Bioplacenton
Kalbe farma, berupa gel yang mengandung ekstrak plasenta ex bovine 10%
H. Kerangka Teori
Antiinflamasi,
Flavonoid antioksidan, mencegah
proses oksidasi
Antiinflamasi, antiparasit
Saponin
dan antiseptik yang bagus
dalam penyembuhan luka
I. Kerangka Konsep
Variabel Terikat
Variabel Bebas Lapisan Kulit Luka Bakar pada Tikus
Ekstrak Daun Urang Dermis Putih
Aring (Eclipta alba)
Variabel Terkendali
- Suhu
- Loga panas
29
J. Definisi Operasional
1. Uji efektifitas
ekstrak kentalnya.
3. Gel
4. Luka bakar
K. Hipotesis Penelitian
Adapun hipotesa yang dapat diangkat dari penelitian ini yaitu sebagai
berikut:
1. Sediaan gel ekstrak daun urang aring (Eclipta alba) efektif terhadap
2. Sediaan gel ekstrak daun urang aring (Eclipta alba) efektif terhadap
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
pada Laboratorium yaitu uji efektivitas sediaan gel ekstrak daun urang aring
1. Alat
Erlenmeyer, gelas ukur, gelas kimia, pH meter, kaca arloji, kaca preparat,
kompor, lumpang dan alu,, pipet tetes, pemanas air, rak tabung, spatula,
mistar.
2. Bahan
Aquades, etanol 96%, ekstrak daun urang aring (Eclipta alba), HPMC,
Asam Sulfat ( H2SO4), Etil Asetat (C4H8O2), Besi (III) Klorida (FeCl3),
Asam Klorida Pekat (HCl P), Asam Klorida (HCl 2 N), Serbuk
31
32
Populasi dalam penelitian ini adalah daun urang aring (Eclipta alba) di
Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah daun urang aring
E. Cara Kerja
1. Pengambilan Sampel
Sampel daun urang aring (Eclipta alba L) diambil saat pagi hari di
2. Pengolahan Simplisia
dipetik dilakukan sortasi basah dengan dibersihkan dari kotoran dengan air
metode ekstrasi yaitu maserasi. 500 gr daun urang (Eclipta alba L) dicuci
pelarut etanol 96% selama 24 jam dan diaduk sesekali. Hasil maserasi
4. Skrining Fitokimia
a. Identifikasi Alkaloid
b. Identifikasi Flavonoid
c. Identifikasi tanin
filtratnya ditambahkan dengan FeCl 1%. Warna biru tua atau hitam
2020).
d. Identifikasi saponin
alba L)
HPMC 1,5 1,5 1,5 1,5 Basis
Propilen glikol 15 15 15 15 Humektan
Propil paraben 0,02 0,02 0,02 0,02 Pengawet
Metil paraben 0,18 0,18 0,18 0,18 Pengawet
Ad Ad Ad Ad
Aquadest Pelarut
100 100 100 100
Keterangan :
F1 : Formulasi gel dengan penambahan Ekstrak urang aring 1%
F2 : Formulasi gel dengan penambahan Ekstrak daun urang aring 3%
K3 : Formulasi gel dengan penambahan Ekstrak daun urang aring 5%
35
Dan pada penelitian ini basis gel yang digunakan HPMC. HPMC
7. Pembutan gel
kemudian ditimbang propilen glikol dan metil paraben sebanyak 0,02 dan
1. Uji organoleptis
Sulaiman, 2018).
36
2. Uji homogenitas
Sulaiman, 2018).
Daya Lekat Uji daya lekat dilakukan dengan meletakkan 0,5 gram
daya lekat berupa waktu yang diperlukan sampai kedua kaca obyek
terlepas. Syarat daya lekat yaitu lebih dari 1 detik (Irianto et al.,
2020).
37
5. Uji viskositas
dalam sampel gel. Spindel harus berada pada posisi tengah, lalu
stabil. Viskositas gel yang baik sebesar 2000 - 4000 cps (Irianto et
al., 2020).
1. Pengukuran pH
2018). Range pH 4,5 – 6,5 adalah pH yang aman untuk kulit pada
suhu 40⁰C Selama 24 jam. Tiap selesai 1 siklus , dilkukan uji fisik
meliputi uji daya sebar, pH, daya lekat dan viskositas (Tambunan &
Sulaiman, 2018).
38
yang terbuat dari logam, plat dipanaskan selama 5 menit dengan suhu
luka 3 kali sehari. Setiap kelopok diberi perlakuan untuk melihat waktu
dan ekstrak daun urang aring 1%, ekstrak daun urang aring 3% dan ekstrak
39
terbentuknya luka bakar yang dihitung hari ke-1 hingga hari ke- 15 atau
data dan hasil penyembuhan luka menggunakan One Way ANOVA jika
dilakukan satu kali setiap hari setelah perlakuan yang dilakukan dengan
d 1+ d 2+d 3
= untuk rata-rata diameter luka bakar (mm) dari setiap
3
hewan uji.
A. Hasil
Kandunga Hasil
Pereaksi Hasil Pustaka Keterangan
n kimia pengamatan
Terbentuk
Terbentuk warna
Flavonoid HCl warna merah
merah tua
+
tua
Terbentuk Terbentuk
Alkaloid Dragendrof
endapan jingga endapan jingga
+
Terbentuk Terbentuk buih
Saponin Aquadest buih atau busa atau busa yang +
yang stabil stabil
Terbentuk
Terbentuk hijau
Tanin FeCl3 hijau
kehitaman
+
kehitaman
40
41
3. Hasil evaluasi sediaan gel ekstrak daun urang aring (Eclipta alba L)
a. Pengamatan Organoleptik
Formula Evaluasi
gel Sebelum Cycling test Sesudah Cycling test
Bentuk Warna Bau Bentuk Warna Bau
F1 Semi Bening Khas Semi Bening Khas
padat padat
F2 Semi Kuning Khas Semi Kuning Khas
padat ekstrak padat ekstrak
F3 Semi Kuning Khas Semi Kuning Khas
padat kecoklata ekstrak padat kecoklata ekstrak
n n
F4 Semi Coklat Khas Semi Coklat Khas
padat ekstrak padat ekstrak
Keterangan :
F1 : Formulasi gel dengan ekstrak daun urang aring Eclipta alba L 1 %
F2 : Formulasi gel dengan ekstrak daun urang aring Eclipta alba L 3%
F3 : Formulasi gel dengan ekstrak daun urang aring Eclipta alba L 5%
F4 : Formulasi gel tanpa penambahan ekstrak daun urang aring Eclipta
alba L
b. Pengujian Homogenitas
Formula Evaluasi
gel Sebelum Cycling test Sesudah Cycling test
F1 Homogen Homogen
F2 Homogen Homogen
F3 Homogen Homogen
F4 Homogen Homogen
Keterangan :
F1 : Formulasi gel dengan ekstrak daun urang aring Eclipta alba L 1 %
F2 : Formulasi gel dengan ekstrak daun urang aring Eclipta alba L 3%
F3 : Formulasi gel dengan ekstrak daun urang aring Eclipta alba L 5%
F4 : Formulasi gel tanpa penambahan ekstrak daun urang aring (Eclipta
alba L)
42
c. Pengujian pH
Formul Evaluasi
a gel Sebelum Sesudah Syarat Signifikansi
Cycling test Cycling test
F1 5,4 5,6
F2 5,3 5,5 0,006
4,5-6,5
F3 5,1 5,2 (p>0,05)
F4 5 5,2
Keterangan :
F1 : Formulasi gel dengan ekstrak daun urang aring Eclipta alba L 1 %
F2 : Formulasi gel dengan ekstrak daun urang aring Eclipta alba L 3%
F3 : Formulasi gel dengan ekstrak daun urang aring Eclipta alba L 5%
F4 : Formulasi gel tanpa penambahan ekstrak daun urang aring (Eclipta
alba L)
d. Pengujian daya sebar
Formul Evaluasi
a gel Sebelum Sesudah Syarat Signifikansi
Cycling test Cycling test
F1 5,6 5,7
F2 5,4 5,5 0,92
5-7 cm
F3 5 5,2 (p>0,05)
F4 5,3 5,3
Keterangan :
F1 : Formulasi gel dengan ekstrak daun urang aring Eclipta alba L 1 %
F2 : Formulasi gel dengan ekstrak daun urang aring Eclipta alba L 3%
F3 : Formulasi gel dengan ekstrak daun urang aring Eclipta alba L 5%
F4 : Formulasi gel tanpa penambahan ekstrak daun urang aring (Eclipta
alba L)
43
Formul Evaluasi
a gel Sebelum Sesudah Syarat Signifikansi
Cycling test Cycling test
F1 1 menit 14 1 menit 1 detik
detik
F2 1 menit 36 50 detik
detik 0,39
> 1 detik
F3 1 mEnit 38 1 menit 4 detik (p>0,05)
detik
F4 1 menit 1 1 menit
detik
Keterangan :
F1 : Formulasi gel dengan ekstrak daun urang aring Eclipta alba L 1 %
F2 : Formulasi gel dengan ekstrak daun urang aring Eclipta alba L 3%
F3 : Formulasi gel dengan ekstrak daun urang aring Eclipta alba L 5%
F4 : Formulasi gel tanpa penambahan ekstrak daun urang aring (Eclipta
alba L)
f. Pengujian viskositas
Formul Evaluasi
a gel Sebelum Sesudah Syarat Signifikansi
Cycling test Cycling test
F1 2680 2470
F2 2740 2610 0,83
2000-4000
F3 3330 3010 (p>0,05)
F4 2390 2380
Keterangan :
Tabel 4. 9 Diameter Rata-rata luka bakar pada tikus putih galur wistar
Diameter
Diameter
kelompo rata-rata P%(Persentase
rata-rata luka
k luka awal penyembuhan luka)
akhir (mm)
(mm)
F1 16,3 13,38 26,50
F2 16,41 12,61 26,86
F3 16,41 11,58 26,87
F4 16,3 14,83 25,21
F5 16,93 11,05 28,61
45
B. Pembahasan
daun urang aring (Eclipta alba L). Ekstraksi daun urang aring (Eclipta alba
kehitaman dan memiliki aroma khas daun urang aring (Eclipta alba L).
Hasil uji skrining fitokimia dari ekstrak daun urang aring (Eclipta
tanin, saponin dan alkaloid. Hal ini menyatakan bahwa hasil yang diperoleh
sama seperti hasil yang didapatkan pada penelitian sebelumya yang dilakukan
aktif yang berbeda yaitu formula 1 1%, formula 2 3% dan formula 3 5%.
Ekstrak daun urang aring (Eclipta alba L) berfungsi sebagai bahan aktif.
homogenitas, uji pH, uji daya sebar, uji daya lekat dan uji viskositas.
warna, bentuk dan bau pada sediaan gel yang telah dibuat. Dari pengamatan
tercampur sempurna atau tidak. Dari penelitian yang dilakukan sesuai dengan
tabel 4, diketahui bahwa ketiga formula yang dibuat semuanya homogen. Hal
susunan yang homogeny dan tidak terlihat adanya butiran kasar. Homogenitas
normal yaitu 4,5-6,5 karena jika pH terlalu asam akan memicu terjadinya
iritasi kulit dan sebaliknya, jika pH terlalu basa maka akan mengakibatkan
kulit bersisik (Thahir & Wahyuni, 2021). Hasil dari pengkuran gel dari
sebelum Cycling test 5,4 dan sesudah Cycling test 5,6, pada formula 2
konsentrasi 3% nilai pH nya yaitu yaitu sebelum Cycling test 5,4 dan
sesudah Cycling test 5,5, dan nilai pH pada formula 3 konsentrasi 5% yaitu
47
yaitu sebelum Cycling test 5,1 dan sesudah Cycling test 5,2. Semakin tinggi
stabil. Akan tetapi pH sediaan masih sesuai dengan nilai pH dari kulit yaitu
oleh media yang terkomposisi oleh suhu tinggi saat pembuatan atau
penyimpanan yang menghasilkan asam atau basa. Asam dan basa ini
penyebaran gel. Daya sebar yang baik yaitu 5-7 cm menunjukkan konsistensi
semisolid yang sangat nyaman dalam penggunaan. Hasil daya sebar basis gel
yaitu 5,3 cm sebelum Cycling test dan sesudah yaitu 5,3 cm. Pada formula 1
konsentrasi 1% yaitu 5,6 cm sebelum Cycling test dan sesudah 5,7 cm.
5,5 cm. formula 3 konsentrasi 5% yaitu 5 cm Cycling test dan 5,2 cm.
penyebaran yang lebih besar karena lebih mudah mengalir. Semakin besar
daya sebar yang diberikan, maka kemampuan zat aktif untuk menyebar dan
kontak dengan kulit semakin luas (Sayuti, 2015). Dari hasil yang di dapatkan
48
daya sebar gel dinyatakan stabil karena nilai signifikasi lebih besar dari 0,05
(p<0,05).
sediaan melekat pada kulit. Sifat umum sediaan gel adalah mampu melekat
pada permukaan tempat pemakaiaan dalam waktu yang cukup lama sebelum
sediaan dicuci atau dibersihkan (Slamet, 2020). Daya lekat suatu sediaan
yaitu sebelum Cycling test F1 2680, F2 2740, F3 3330 F4 (Basis) 2390 dan
sesudah Cycling test yaitu F1 2470, F2 2610, F3 3010,F4 (Basis) 2380. Hal
ini dikarenakan adanya kenaikan suhu 400 C. Pemanasan suatu zat cair
sediaan gel dinyatakan stabil karena memiliki nilai signifikasi lebih besar dari
0,05 (p>0,05).
Selanjutnya yaitu pengujian pada tikus putih galur wistar. Tikus putih
jantan galur wistar digunakan pada penelitian ini karena tikus putih jantan
stabil karena tidak dipengaruhi oleh adanya siklus menstruasi dan kehamilan
49
seperti pada tikus betina (Lahamendu, 2019). Pembuatan luka bakar pada
cetakan pada luka bakar yang dipakai untuk pembuatan luka yang dipanaskan
selama 5 menit, kemudian ditempelkan pada kulit tikus galur wistar selama 3
detik. Perawatan dan pengukuran terhadap luka bakar pada hewan uji
luka pada hewan uji dilakukan tiap3hari sekali (hari 1, 3, 5, 7, 9). Data
persentase kesembuhannya.
sebagai obat luka bakar, selain itu bioplacenton juga mengandung bahan aktif
neomycin sulfat dan ekstrak plasenta. Ekstrak placenta yang terdapat pada
ini menandakan pemberian gel dengan penambahan ekstrak etanol daun urang
paling besar. Pada kelompok kontrol negatif, hewan uji yang diamati
tetap terjadi.
Analisis data terhadap penurunan luas luka bakar yang diolah secara
statistik dengan menggunakan uji One Way ANOVA yang didapatkan hasil
terkandung pada daun urang aring yaitu flavonoid, tanin, saponin, dan
alkaloid.
lapisan dinding sel tidak terbentuk secara utuh dan menyebabkan kematian
sel tersebut. Kandungan tanin yang ada dalam ekstrak daun urang aring
mencegah pendarahan yang biasa timbul pada luka (Priamsari & Yuniawati,
2019).
biasa timbul pada luka sehingga luka tidak mengalami infeksi berat. Saponin
kontraksi luka sehingga ukuran luka cepat berkurang (Priamsari & Yuniawati,
2019).
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
lukanya.
B. Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut sediaan gel ekstrak daun urang
52
53
DAFTAR PUSTAKA
Ansel, H. C., (1989). Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi Keempat. Jakarta
Andreas, B., Ekowati, C. N., Yulianty, Y., & Irawan, B. (2018). Uji Efektifitas
Ekstrak Tumbuhan Urang Aring (Eclipta alba (L.) Hassk) Terhadap
Pertumbuhan Jamur Colletotrichum Sp. Penyebab Penyakit Antraknosa. Jurnal
Ilmiah Biologi Eksperimen Dan Keanekaragaman Hayati, 5(1), 49–56.
https://doi.org/10.23960/jbekh.v5i1.62
Anisa, N., Amaliah, N. A., Al Haq, P. M., & Arifin, A. N. (2019). Efektifitas Anti
Inflamasi Daun Mangga (Mangifera Indica) Terhadap Luka Bakar Derajat Dua.
Sainsmat : Jurnal Ilmiah Ilmu Pengetahuan Alam, 8(1), 1.
https://doi.org/10.35580/sainsmat81101182019
Ariningrum, D., & Subandono, J. (2018). Buku Pedoman Manajemen Luka. Fakultas
Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta, 1–74.
https://skillslab.fk.uns.ac.id/wpcontent/uploads/2018/08/manajemen-luka-2018-
smt-7.pdf.
Chairunnisa, S., Wartini, N. M., & Suhendra, L. (2019). Pengaruh Suhu dan Waktu
Maserasi terhadap Karakteristik Ekstrak Daun Bidara (Ziziphus mauritiana L.)
sebagai Sumber Saponin. Jurnal Rekayasa Dan Manajemen Agroindustri, 7(4),
551. https://doi.org/10.24843/jrma.2019.v07.i04.p07
Christie, C., Rismala, D., Pardede, S. O., & Wardhana, A. (2018). Luka Bakar Pada
Anak Karakteristik dan Penyebab Kematian. Majalah Kedokteran UKI, 34(3),
131–143. http://ejournal.uki.ac.id/index.php/mk/article/view/1858/1429
Darnengsih, D., Mustafiah, M., Sabara, Z., Munira, M., Rezki, D., & Zulhulaifa, N.
U. (2018). Pembuatan Ekstrak Daun Mangga Dengan Cara Ekstraksi Soxhlet
Sebagai Penghambat Pertumbuhan Bakteri Patogen Khususnya Escherichia Coli.
Journal Of Chemical Process Engineering, 3(1), 1.
https://doi.org/10.33536/jcpe.v3i1.186
Earlia, N., Lestari, W., & Prakoeswa, C. R. S. (2022). Dermatitis Atopik. Syiah Kuala
University Press.
https://books.google.co.id/books?id=prdgEAAAQBAJ
Endah, S. R. N. (2017). Pembuatan Ekstrak Etanol dan Penapisan Fitokimia Ekstrak
Etanol Kulit Batang Sintok (Cinnamomun sintoc Bl.). Jurnal Hexagro, 1(2), 29–
35. https://doi.org/10.36423/hexagro.v1i2.95
Fitmawati, & Juliantari, E. (2017). Tanaman Obat dari semak Menjadi Obat. UR
Press.
54
Forestryana, D., Surur Fahmi, M., & Novyra Putri, A. (2020). Pengaruh Jenis dan
Konsentrasi Gelling Agent pada Karakteristik Formula Gel Antiseptik Ekstrak
Etanol 70% Kulit Buah Pisang Ambon. Lumbung Farmasi: Jurnal Ilmu
Kefarmasian, 1(2), 45. https://doi.org/10.31764/lf.v1i2.2303
Harahap, A. L., Manurung, N., & Fefiani, Y. (2022). Identifikasi Tumbuhan Family
Asteraceae Di Kawasan Taman Wisata Alam Sibolangit Deli Serdang Sebagai
Perangkat Pembelajaran Biologi. BEST Journal (Biology …, 5(1), 8–14.
https://jurnal.uisu.ac.id/index.php/best/article/view/4858
Hua, O. H., Tran, Q. T. T., Trinh, D. T. T., Nguyen, V. D., Duong, D. P. N., &
Nguyen, T. T. (2022). A Review of Traditional Uses, Phytochemistry and
Pharmacological Properties of Some Vietnamese Wound-Healing Medicinal
Plants. Natural Product Communications, 17(4).
https://doi.org/10.1177/1934578X221088379
Irianto, I. D. K., Purwanto, P., & Mardan, M. T. (2020). Aktivitas Antibakteri dan Uji
Sifat Fisik Sediaan Gel Dekokta Sirih Hijau (Piper betle L.) Sebagai Alternatif
Pengobatan Mastitis Sapi. Majalah Farmaseutik, 16(2), 202.
https://doi.org/10.22146/farmaseutik.v16i2.53793
Julianto, T. S. (2019). Fitokimia Tinjauan Metabolit Sekunder dan Skrining
Fitokimia. In Journal of Chemical Information and Modeling (Vol. 53, Issue 9).
Kartika Risfianty, D., & Wathan Mataram, N. (2020). Perbedaan Kadar Tanin Pada
Infusa Daun Asam Jawa (Tamarindus indica L.) Dengan Metoda
Spektrofotometer UV-VIS. Lombok Journal of Science (LJS), 2(3), 1–7.
Kementan RI. (2020). Tanaman Obat Prakata Cetakan. Pusat Perpustakaan dan
Penyebaran Teknologi Pertanian.
Kharisma, D. N. I., & Safitri, C. I. N. H. (2020). Formulasi Dan Uji Mutu Fisik
Sediaan Gel Ekstrak Bekatul ( Oryza sativa L .). Artikel Pemakalah Paralel,
228–235.
Khoirunnisa, I., & Sumiwi, S. A. (2019). Flavonoid pada berbagai aktivitas
farmakologi. Fakultas Farmasi Univertas Padjajaran, 17–02, 131–142.
Kumar, R., & Singh, M. pal. (2019). A brief lightening on medicinal activity and
Pharmacological profile of plant Eclipta prostrata: A Review. International
Journal of ChemTech Research, 12(02), 131–140.
https://doi.org/10.20902/ijctr.2019.120217
Kumar, S., Kumar, V. J., & Singh, R. (2019). Chemical composition and medicinal
significance of Fagonia cretica: A review. Natural Product Research, 30(6),
55
625–639. https://doi.org/10.1080/14786419.2015.1036268
Kurnianto, S., & dkk. (2017). Penyembuhan Luka Bakar Pada Tikus Putih Dengan
Menggunakan Ekstrak Daun Pegagan (Centella asiatica) 25% Dan Ekstrak
Daun Petai Cina (Leucaena leucocephala) 30%. Jurnal Ilmia Kesehatan, 40,
250–255.
Kusuma, T. M., Azalea, M., Dianita, P. S., & Syifa, N. (2018a). Pengaruh Variasi
Jenis Dan Konsentrasi Gelling Agent Terhadap Sifat Fisik Gel Hidrokortison.
Jurnal Farmasi Sains Dan Praktis, IV(1), 44–49.
Kusuma, T. M., Azalea, M., Dianita, P. S., & Syifa, N. (2018b). The effect of the
variations in type and concentration of gelling agent to the physical properties of
hydrocortisone. Jurnal Farmasi Sains Dan Praktis, IV(1), 44–49.
Larissa, U., Wulan, A. ., & Prabowo, A. . (2018). Pengaruh Binahong terhadap Luka
Bakar Derajat II. Jurnal Majority, 7(1), 130–134.
Leba, M. A. U. (2017). Buku Ajar: Ekstraksi dan Real Kromatografi. Deepublish.
https://books.google.co.id/books?id=x1pHDwAAQBAJ
Ledoh, O. O. (2019). Asuhan Keperawatan Pad Tn A Dengan Combutio di Ruang
Asoka RSUD Prof DR. W.Z. Yohanes Kupang. Kemenkes RI, 53(9), 4–15.
http://repository.poltekeskupang.ac.id/1626/1/Otan Ledoh.pdf
Moektiwardoyo Moelyono, dkk. (2018). Jawer Kotok, Plectranthus Scutellarioides,
dari Etnofarmasi Menjadi Sediaan Fitofarmasi. Deepublish.
https://books.google.co.id/books?id=bdCXDwAAQBAJ
Mukhopadhyay, G., Kundu, S., Sarkar, A., & Sarkar, P. (2018). A Riview on
Physicochemical & Pharmacologi Activity of Eclipta alba. 7(9), 78–83.
Murlistyarini, S., Prawitasari, S., & Setyowatie, L. (2018). Intisari Ilmu Kesehatan
Kulit dan Kelamin. Universitas Brawijaya Press.
https://books.google.co.id/books?id=jVVjDwAAQBAJ
Muslich, Utami, S., & Indrasti, N. S. (2020). Pemulihan Minyak Sawit dari Spent
Bleaching Earth dengan Metode Ekstraksi Refluks (Palm Oil Recovery Through
Reflux Extraction From Spent Bleaching Earth). Jurnal Teknologi Industri
Pertanian, 30(1), 90–99.
Nadliroh, K., & Fauzi, A. S. (2021). Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Undiksha
Optimation of Fermentation Time for Bioethanol Production from Young
Coconut Fiber with Distilation Refluks. Jurnal Pendidikan Teknik Mesin
Undiksha, 9(2), 124–133. https://doi.org/10.23887/jptm.v9i2.39002
56
https://doi.org/10.7454/psr.v5i3.4146
Yuliana, T. (2017). Antioxidant Activity of Wedelolakton from Urang Aring (Eclipta
alba (L.) Hassk) Ethyl Acetate Fraction. Jurnal Kimia VALENSI, 3(2), 101–105.
https://doi.org/10.15408/jkv.v3i2.6087
59
60
SKEMA KERJA
Skrining Fitokimia
FI 1% FII 3% FIII 5%
Kontrol – Ekstrak daun urang
Kontrol + Ekstrak daun Ekstrak daun
(Tanpa aring (Eclipta urang aring
(Bioplacenton) urang aring
Ekstrak) alba L) (Eclipta alba (Eclipta alba L)
L)
Pengumpulan data
Analisis data
Pembahasan
Kesimpulan
61
Perhitungan Bahan
1,5
a. HPMC = X 100 ml = 1,5 g
100
15
b. Propilenglikol = X 100 ml = 15 g
100
0,02
c. Propil paraben = X 100 ml = 0,02 g
100
0,18
d. Metil Paraben = X 100 ml = 0,18 g
100
= 100 – 16,7 g
= 83,3 ml
1
a. Ekstrak daun urang aring = X 100 ml = 1 g
100
1,5
b. HPMC = X 100 ml = 1,5 g
100
15
c. Propilenglikol = X 100 ml = 15 g
100
0,02
d. Propil paraben = X 100 ml = 0,02 g
100
0,18
e. Metil Paraben = X 100 ml = 0,18 g
100
62
= 100 – 17,7 g
= 82,3 ml
3
a. Ekstrak daun urang aring = X 100 ml = 3 g
100
1,5
b. HPMC = X 100 ml = 1,5 g
100
15
c. Propilenglikol = X 100 ml = 15 g
100
0,02
d. Propil paraben = X 100 ml = 0,02 g
100
0,18
e. Metil Paraben = X 100 ml = 0,18 g
100
= 100 – 19,7 g
= 80,3 ml
5
a. Ekstrak daun urang aring = X 100 ml = 5 g
100
1,5
b. HPMC = X 100 ml = 1,5 g
100
15
c. Propilenglikol = X 100 ml = 15 g
100
0,02
d. Propil paraben = X 100 ml = 0,02 g
100
63
0,18
e. Metil Paraben = X 100 ml = 0,18 g
100
= 100 – 21,7 g
= 78,3 ml
32,843 gram
= x 100%
500 gram
= 6,568 %
LAMPIRAN GAMBAR
Gambar Dokumentasi
Hasil pembuatan sediaan gel (sebelum Sediaan gel setelah Cyclin test
Cycling test)
66
Hasil viskositas Basis gel sebelum Hasil viskositas sesudah Cycling test
Cycling test
Kelompok F1
Hari ke- 1
Hari ke-3
Hari ke- 5
Hari ke-7
71
Hari ke- 9
Kelompok F2 3%
Hari ke- 1
Hari ke-3
Hari ke- 5
Hari ke-7
72
Hari ke- 9
Kelompok F3 5%
Hari ke- 1
Hari ke-3
Hari ke- 5
73
Hari ke-7
Hari ke- 9
Kelompok F4
Hari ke- 1
Hari ke-3
Hari ke- 5
74
Hari ke-7
Hari ke- 9
Kelompok F5
Hari ke- 1
Hari ke-3
75
Hari ke- 5
Hari ke-7
Hari ke- 9
Keterangan :
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
Uji daya sebar sebelum cycling test .210 4 . .982 4 .911
77
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Uji daya lekat sebelum cycling test .285 4 . .826 4 .158
78
3. Uji pH
Tests of Normality
79
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Uji pH sebelum cycling test .208 4 . .950 4 .714
Uji pH sesudah cycling test .302 4 . .827 4 .161
a. Lilliefors Significance Correction
4. Uji Viskositas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
80
Tests of Normality
Formula Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
81
Descriptives
Diameter Luka
95% Confidence Interval
for Mean
Std. Std. Lower Upper
N Mean Deviation Error Bound Bound Minimum Maximum
F1 5 14.7980 1.26863 .56735 13.2228 16.3732 13.38 16.30
F2 5 14.3700 1.68315 .75273 12.2801 16.4599 12.61 16.41
F3 5 13.8140 2.15611 .96424 11.1368 16.4912 11.58 16.41
K+ 5 13.6580 2.54734 1.13920 10.4951 16.8209 11.05 16.93
K- 5 15.6480 .82123 .36727 14.6283 16.6677 14.83 16.93
Total 25 14.4576 1.80265 .36053 13.7135 15.2017 11.05 16.93
ANOVA
Diameter Luka
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 12.971 4 3.243 .997 .432
Within Groups 65.018 20 3.251
Total 77.989 24
83
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Diameter Luka
LSD
Mean 95% Confidence Interval
(I) Formula (J) Formula Difference (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound
F1 F2 .42800 1.14034 .711 -1.9507 2.8067
F3 .98400 1.14034 .398 -1.3947 3.3627
K+ 1.14000 1.14034 .329 -1.2387 3.5187
K- -.85000 1.14034 .465 -3.2287 1.5287
F2 F1 -.42800 1.14034 .711 -2.8067 1.9507
F3 .55600 1.14034 .631 -1.8227 2.9347
K+ .71200 1.14034 .539 -1.6667 3.0907
K- -1.27800 1.14034 .276 -3.6567 1.1007
F3 F1 -.98400 1.14034 .398 -3.3627 1.3947
F2 -.55600 1.14034 .631 -2.9347 1.8227
K+ .15600 1.14034 .893 -2.2227 2.5347
K- -1.83400 1.14034 .123 -4.2127 .5447
K+ F1 -1.14000 1.14034 .329 -3.5187 1.2387
F2 -.71200 1.14034 .539 -3.0907 1.6667
F3 -.15600 1.14034 .893 -2.5347 2.2227
K- -1.99000 1.14034 .096 -4.3687 .3887
K- F1 .85000 1.14034 .465 -1.5287 3.2287
F2 1.27800 1.14034 .276 -1.1007 3.6567
F3 1.83400 1.14034 .123 -.5447 4.2127
K+ 1.99000 1.14034 .096 -.3887 4.3687