Anda di halaman 1dari 55

MODUL PRAKTIKUM

FARMASETIKA
SEMESTER I

Visi Prodi S1 Farmasi :


“Menjadi program studi sarjana Farmasi islami, mandiri, unggul, berdaya saing di kawasan
ASEAN & professional dalam bidang ilmu kefarmasian khususnya pengembangan obat
herbal berbasis kearifan lokal suku Sasambo pada tahun 2028”

Disusun Oleh:

Apt. Cyntiya Rahmawati, M.K.M


Apt. Anna Pradiningsih, M.Sc.

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM
T.A 2023/2024
2

LEMBAR PENGESAHAN
Modul Praktikum Farmasetika

Revisi : 002
Tanggal : 1 September 2023
Dikaji ulang oleh : Ketua Program Studi S1 Farmasi
Dikendalikan : Gugus Kendali Mutu Fakultas
oleh
Disetujui oleh : Dekan

No. Dokumen : Tanggal : 1 September 2023


No. Revisi : 006 No. Hal. : -

Disiapkan Oleh : Diperiksa Oleh: Disahkan Oleh:


Koordinator Ka. Prodi S1 Dekan FIK UMMAT
Praktikum Farmasi

Apt. Cyntiya Apt. Baiq Leny


Rahmawati, Nopitasari, Apt. Nurul Qiyaam,
M.K.M. M.Farm. M.Farm.Klin.
NIDN. 0822128801 NIDN. 0807119001 NIDN. 0827108402

Modul Praktikum Farmasetika


Prodi S1 Farmasi FIK Universitas Muhammadiyah Mataram TA 2023-2024
3

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Robbil’alamin

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya dan menuntun kita mengarungi samudra ilmu-Nya yang tak terbataskan. Shalawat
dan salam kita curahkan kepada junjungan kita, qudwah kita, rasul semesta alam Muhammad SAW
hingga akhir zaman.

Buku Petunjuk Praktikum Farmasetika ini disusun sebagai alat bantu mahasiswa untuk
memudahkan dalam praktikum farmasetika. Praktikum Farmasetika ini secara garis besar
bertujuan untuk melatih calon sarjana farmasi dalam mengabdikan ilmu dan keahliannya dalam
peracikan obat, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Oleh karena
itu, setelah mengikuti praktikum dan menyelesaikan materi praktikum ini, mahasiswa diharapkan
dapat terampil dalam menjalankan peracikan dan pencampuran perbekalan farmasi berdasarkan
formula standar dan resep menjadi macam-macam bentuk sediaan: padat dan semi padat.

Buku ini telah disusun dengan segala kelebihan dan kekurangannya, untuk itu kami mohon
kritik dan saran dari para pembaca untuk mengembangkan buku petunjuk praktikum ini. Kami
mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi dalam
penyusunan buku ini, sehingga dapat tersusun dengan baik. Terimakasih kepada semua pihak yang
membantu dalam penerbitan buku petunjuk praktikum ini.

Mataram, 1 September 2023

Tim Penyusun

Modul Praktikum Farmasetika


Prodi S1 Farmasi FIK Universitas Muhammadiyah Mataram TA 2023-2024
4

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................................................... 1

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................................ 2

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... 3

DAFTAR ISI ................................................................................................................................... 4

VISI MISI PROGRAM STUDI S1 FARMASI .............................................................................. 5

CAPAIAN PEMBELAJARAN ...................................................................................................... 6

TATA TERTIB PRAKTIKUM ...................................................................................................... 7

FORMAT LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA ............................................................ 11

PETUNJUK PRAKTIKUM FARMASETIKA ............................................................................ 12

PENGENALAN LABORATORIUM .......................................................................................... 15

PENGENALAN RESEP ............................................................................................................... 24

PENGENALAN PERHITUNGAN DOSIS .................................................................................. 33

PRAKTIKUM 1 ............................................................................................................................ 40

PRAKTIKUM 2 ............................................................................................................................ 42

PRAKTIKUM 3 ............................................................................................................................ 44

PRAKTIKUM 4 ............................................................................................................................ 48

PRAKTIKUM 5 ............................................................................................................................ 52

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 54

JADWAL PRAKTIKUM ............................................................................................................. 55

Modul Praktikum Farmasetika


Prodi S1 Farmasi FIK Universitas Muhammadiyah Mataram TA 2023-2024
5

VISI MISI PROGRAM STUDI S1 FARMASI

Visi Program Studi


“Menjadi program studi sarjana Farmasi islami, mandiri, unggul, berdaya saing di kawasan
ASEAN & professional dalam bidang ilmu kefarmasian khususnya pengembangan obat
herbal berbasis kearifan lokal suku Sasambo pada tahun 2028”

Misi Program Studi


1. Menyelenggarakan dan mengembangkan proses pembelajaran dalam bidang ilmu
Kefarmasian yang berbasis capaian pembelajaran (Outcome-based Education /OBE)
2. Mengembangkan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat di bidang ilmu
kefarmasian khususnya pengembangan obat herbal berbasis kearifan lokal suku Sasambo
yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dalam meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat.
3. Menumbuhkan karakter civitas akademika yang beriman, bertakwa dan berakhlak mulia
melalui pendidikan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan.
4. Mengembangkan kerjasama dengan mitra dalam bidang kefarmasian.
5. Menyelenggarakan program studi farmasi yang berkualitas dan professional serta
berwawasan enterpreneurship di bidang pengembangan obat herbal berbasis kearifan lokal
suku Sasambo.

Modul Praktikum Farmasetika


Prodi S1 Farmasi FIK Universitas Muhammadiyah Mataram TA 2023-2024
6

CAPAIAN PEMBELAJARAN
S02 : Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan
agama, moral, dan etik
S09 : Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahliannya secara
mandiri
P03 : Menguasai konsep penyiapan sediaan farmasi dan alat kesehatan yang aman,
efektif, stabil dan bermutu sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi
Kefarmasian
KU01 : Mampu menerapkan pemikiran logis, kritis, sistematis dan inovatif dalam konteks
pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang
memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora yang sesuai dengan bidang
keahliannya
KU02 : Mampu menunjukan kinerja mandiri, bermutu dan terukur
KK02 : Mampu melakukan pelayanan kefarmasian dengan menerapkan siklus dispensing
dengan baik dan benar

Modul Praktikum Farmasetika


Prodi S1 Farmasi FIK Universitas Muhammadiyah Mataram TA 2023-2024
7

TATA TERTIB PRAKTIKUM


A. Peraturan Umum
1. Peserta praktikum adalah mahasiswa yang telah mendaftarkan dirinya dan mengisi Kartu
Rencana Studi, serta dianggap telah mampu mengikuti praktikum (melalui pre test)
2. Praktikum dilakukan seminggu sekali atau dua kali dengan waktu 3 jam.
3. Praktikum harus diikuti penuh. Apabila dua kali tidak mengikuti praktikum tanpa alasan
dianggap mengundurkan diri.
4. Praktikan yang berhalangan mengikuti praktikum diwajibkan memberi keterangan
tertulis yang sah dan diberikan kepada dosen yang bersangkutan selambat-lambatnya
sebelum praktikum dimulai.
B. Presensi Praktikum
1. Praktikan diwajibkan datang 10 menit sebelum praktikum dimulai untuk mengisi daftar
hadir.
2. Mengumpulkan laporan BAB I – IV untuk praktikum hari saat tutorial dan
menyelesaikan laporan setelah selesai praktikum dihari yang sama sampai daftar pustaka.
Format laporan lihat halaman 11.
3. Keterlambatan praktikan tanpa alasan yang jelas berakibat tidak diperkenankan mengikuti
praktikum.
C. Pelaksanaan Praktikum
Pelaksanaan praktikum dengan total 16 kali pertemuan di Laboratorium Compounding dan
Dispensing Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Mataram. Sebelum
praktikum diadakan pretes dan tutorial praktikum pada masing-masing materi praktikum.
Pretes dinyatakan lulus dan berhak mengikuti praktikum jika mendapatkan nilai minimal 60.
Bagi mahasiswa yang nilai pretest tidak memenuhi standar, jika waktu masih tersedia dapat
mengulang pretest dengan ketentuan dan syarat yang ditetapkan dosen pendamping
praktikum. Seluruh acara praktikum tidak berlaku inhal di kelas lain.
D. Penilaian Praktikum
1. Penilaian harian oleh masing-masing dosen meliputi: pretest, praktikum, postes, dan tugas
pada masing-masing tutorial.
2. Laporan praktikum : ditulis tangan di lembar double folio bergaris sesuai format di
halaman 11.

Modul Praktikum Farmasetika


Prodi S1 Farmasi FIK Universitas Muhammadiyah Mataram TA 2023-2024
8

3. Responsi akhir/Ujian Praktek


E. Tata Tertib Selama Praktikum
1. Praktikan harus hadir 10 menit sebelum praktikum dimulai
2. Praktikan harus menggunakan jas praktikum dan harus tetap menjaga ketertiban dan
kesopanan selama acara praktikum berlangsung termasuk dalam bersikap dan berpakaian.
3. Praktikan dilarang merokok di dalam laboratorium
4. Praktikan yang meninggalkan praktikum sebelum selesai waktunya harus meminta izin
kepada dosen pendamping praktikum.
5. Praktikan harus sudah menyiapkan sendiri peralatan praktikum (alat dan bahan lab)
termasuk alat tulis dan kalkulator pribadi.
6. Alat-alat harus digunakan secara hati-hati. Jika terjadi kerusakan dan kehilangan alat
maka wajib lapor pada dosen dan/ laboran, kemudian segera mengganti alat tersebut
secara individual.
7. Semua alat yang digunakan dalam acara praktikum dibersihkan dan disusun kembali pada
tempatnya secara rapi setelah selesai digunakan.
8. Bahan-bahan obat yang diambil harus dikembalikan ke tempat semula dengan tutup botol
jangan sampai tertukar.
9. Sebagai syarat mengikuti praktikum, praktikan harus membuat laporan untuk acara
praktikum yang akan dilaksanakan dan dikumpulkan saat praktikum tersebut.
10. Semua praktikan wajib mengikuti dan lulus pretest sebelum praktikum.
11. Praktikan harus bekerja sendiri, tidak diperkenankan bercakap-cakap/berdiskusi dengan
praktikan lain.
12. Setelah selesai mengerjakan praktikum, praktikan wajib menunjukkan hasil beserta
sediaan yang diminta dalam resep kepada dosen pendamping praktikum.
13. Setiap sediaan yang disiapkan oleh praktikan wajib disertai dengan etiket dan jika
diperlukan copy resep.
14. Seluruh praktikan diminta untuk menaati semua tata tertib di atas demi kelancaran
praktikum dan tidak ada toleransi bagi praktikan yang melanggar tata tertib di atas.

F. Alat yang Harus Disediakan Sendiri Oleh Mahasiswa


1. Jas laboratorium
2. Buku/ literatur resmi

Modul Praktikum Farmasetika


Prodi S1 Farmasi FIK Universitas Muhammadiyah Mataram TA 2023-2024
9

3. Alat tulis (termasuk spidol/ kertas label/ selotip/ lem, dan gunting)
4. Kalkulator
5. Serbet/lap tangan
6. Tisu
7. Sudip film minimal 2 buah
8. Sendok tanduk
9. Kertas perkamen
10. Penara : peluru senapan angin / kelereng
11. Pipet tetes
12. Handscoon
13. Masker
14. Tatakan / nampan plastik
15. Klip obat ukuran tanggung
16. Pot plastic (10 g, 20 g,30 g)
17. Pot bedak
18. Aluminium foil
19. Etiket dan copy resep

G. Buku / Literatur yang dapat dibaca:


• Farmakope Indonesia Edisi III atau Farmakope Indonesia Edisi IV
• Pharmacopee Netherland
• Formularium Medicamentum Selectum (FMS)
• ISO
• MIMS
• Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktik (M. Anief)
• Ilmu Resep (Syamsuni)
• Farmasetika (M. Anief)
• Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi (Syamsuni)
• Informasi Obat Nasional Indonesia (IONI)
• Dsb

Modul Praktikum Farmasetika


Prodi S1 Farmasi FIK Universitas Muhammadiyah Mataram TA 2023-2024
10

H. Peraturan Responsi / Ujian Praktikum


Praktikan yang berhak mengikuti ujian praktikum (responsi) bila :
1. Telah mengikuti semua mata acara praktikum yang dijadwalkan
2. Telah mengganti alat-alat praktikum yang dihilangkan/rusak.

I. Kriteria Penilaian

Modul Praktikum Farmasetika


Prodi S1 Farmasi FIK Universitas Muhammadiyah Mataram TA 2023-2024
11

FORMAT LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA


I. JUDUL PRAKTIKUM – NAMA MAHASISWA – NIM - KELAS
II. PENDAHULUAN
1. Tujuan Percobaan
2. Tinjauan Pustaka (terkait bentuk sediaan dan bahan obat dalam resep)
Contoh :
a. Pulveres :
b. Talcum
• Nama resmi : ……..
• Sinonim : …….. (untuk obat dagang, diisi kandungannya)
• Rumus kimia: …….
• Khasiat : …….
• Pemerian : …….
• Kelarutan : …….
c. Dst ….
III. RESEP YANG DIKERJAKAN (DITEMPEL)
IV. HASIL ANALISIS RESEP
1. Skrining administratif :
a. Kelengkapan Resep (lihat modul praktikum halaman 31)
b. Singkatan bahasa latin sesuai dengan resep
2. Skrining farmasetis:
a. Bentuk sediaan
b. Permasalahan farmasetis/inkompatibilitas
3. Skrining klinis:
a. Khasiat
b. Efek samping
c. Perhitungan Dosis (khusus P3, P4, dan P5)
d. Penimbangan / Pengambilan Bahan
4. Cara pembuatan
5. Etiket dan copy resep
6. Wadah
V. PEMBAHASAN
(permasalahan berdasarkan hasil skrining, dan evaluasi hasil sediaan yang dibuat terkait
organoleptis dan homogenitas sediaan yang dihasilkan)
VI. KESIMPULAN
(harus dikaitkan dengan tujuan percobaan)
VII. DAFTAR PUSTAKA

Contoh penulisan daftar pustaka :


Anonim, 1990, Farmakope Indonesia Edisi 4, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Sadikin, M., 2001, Isolasi dan Pemisahan protein dalam Biokimia Eksperimen Laboratorium, Widya Medika, Jakarta.

Mengacu pada buku-buku pedoman ilmu resep, artikel ilmiah atau jurnal hasil penelitian.
Buku petunjuk praktikum tidak boleh digunakan sebagai daftar pustaka.

Modul Praktikum Farmasetika


Prodi S1 Farmasi FIK Universitas Muhammadiyah Mataram TA 2023-2024
12

PETUNJUK PRAKTIKUM FARMASETIKA


1. Perhatikan alat-alat yang akan digunakan seperti mortir (lumpang), stamfer (alu), timbangan,
anak timbangan, cawan, gelas arloji, gelas ukur, beaker glass, sudip, spatel, dan lainnya, harus
selalu dalam keadaan bersih.
2. Bacalah resep yang akan dikerjakan dengan cermat dan teliti. Periksalah apakah kelengkapan
resep sudah memenuhi syarat, sesuai dengan peraturan yang berlaku (skrining resep).
Periksalah apakah ada yang perlu diganti atau disesuaikan dalam pengerjaannya. Jika ada,
usul kepada dosen pendamping.
3. Perhatikan tata tertib menimbang:
a. Setiap akan menimbang harus diperiksa lebih dahulu, apakah timbangan dalam keadaan
setimbang (balance) dan dalam posisi horizontal. Bila tidak setimbang, maka harus
disetimbangkan dengan cara:
1) Mengatur tombol pengatur kesetimbangan dengan menggeser ke dalam maupun ke
luar sampai setimbang.
2) Bila dengan tombol pengatur kesetimbangan tidak bisa, karena di luar kepekaan
timbangan, maka ditambahkan pembebanan timbangan dengan penara (peluru/
kelereng/ logam) yang telah dibungkus rapi.
3) Dilarang menggunakan anak timbangan sebagai penara.
b. Sebelum menimbang bahan, kedua piring neraca dialasi dengan perkamen yang bersih.
Bahan obat yang ditimbang, diletakan di dalam piring neraca sebelah kanan, anak
timbangan di piring sebelah kiri. Anak timbangan miligram harus diambil dengan pinset,
sedangkan anak timbangan gram boleh dengan tangan yang menggunakan handscoon
yang bersih.
c. Bahan obat yang beratnya di atas 50 mg dan di bawah 1.000 mg ditimbang pada
timbangan miligram. Sedangkan bahan obat yang beratnya di atas 1.000 mg dan di bawah
1 kg ditimbang pada timbangan gram.
d. Penimbangan bahan obat yang beratnya kurang dari 50 mg harus dibuat dengan
pengenceran dengan zat tambahan/ eksipien yang cocok (laktosa, saccarum laktis, air,
dsb)
e. Menimbang bahan obat sesuai dengan yang akan dikerjakan, langsung diletakan di
mortar/ dicampur untuk mencegah bahan obat dikotori oleh udara atau tertiup angin.

Modul Praktikum Farmasetika


Prodi S1 Farmasi FIK Universitas Muhammadiyah Mataram TA 2023-2024
13

Menimbang bahan obat harus dari botolnya. Setelah selesai menimbang, simpan lagi
botol obat sesuai tempatnya di dalam lemari.
f. Bila bahan berupa gumpalan besar, sebaiknya dihaluskan dan dipotong terlebih dahulu.
Bahan higroskopis dan bereaksi dengan zat organic ditimbang di atas kaca arloji yang
sudah diberi alas perkamen.
4. Cara menimbang bahan obat:
a. Zat padat atau serbuk: dengan alas kertas perkamen dan mengambil bahan dengan sendok
tanduk atau spatel
b. Ekstrak kental: dengan kaca arloji atau cawan yang sudah ditara dan mengambil bahan
dengan spatel atau pipet tetes bersih
c. Zat cair/ ekstrak cair: dengan kaca arloji atau cawan yang sudah ditara dan mengambil
bahan dengan pipet tetes bersih.
5. Cara menara kaca arloji atau cawan atau botol: Letakkan alat yang akan ditara pada piring
neraca sebelah kiri, dan tambahkan penara (peluru/kelereng) pada piring neraca sebelah kanan
sampai posisi timbangan dalam keadaan setimbang. Jika sudah setimbang, bungkus penara
dengan rapi. Mulai menimbang bahan obat dalam kaca arloji/cawan/botol seperti cara pada
3.b.
6. Cara mengkalibrasi: kalibrasi biasa dipakai untuk mengukur dalam satuan volume (milliliter).
Misalnya akan membuat sediaan obat batuk dengan volume 100 ml, maka siapkan terlebih
dahulu botol yang volumenya lebih dari 100 ml (jangan terlalu penuh, diberi ruang udara
untuk mengocok obat). Kemudian ukur air menggunakan gelas ukur sebanyak tepat 100 ml,
dan masukan air tersebut ke dalam botol, dan batas atas volume air bata botol diberikan tanda
(bisa dengan spidol/ selotip/ kertas label). Setelah botol ditandai, buang air dalam botol,
keringkan botol. Kemudian masukan bahan obat dalam botol tersebut.

Modul Praktikum Farmasetika


Prodi S1 Farmasi FIK Universitas Muhammadiyah Mataram TA 2023-2024
14

7. Contoh etiket putih dan biru


APOTEK UMMAT APOTEK UMMAT
Jl. KH. Ahmad Dahlan No.1, Pagesangan, Mataram Jl. KH. Ahmad Dahlan No.1, Pagesangan, Mataram
APA: Cyntiya Rahmawati, S.Farm., M.K.M., Apt. APA: Cyntiya Rahmawati, S.Farm., M.K.M., Apt.
SIPA: 19881222/SIPA-52.71/2018/ SIPA: 19881222/SIPA-52.71/2018/
SIA: 1234567 SIA: 1234567
No. Tgl. No. Tgl.
Nama Pasien : Umur: Nama Pasien : Umur:
Alamat : Alamat :

………………………………………………………
Sesudah Makan / Sebelum Makan / Saat Makan ……………………………………………………….
Sesudah Makan / Sebelum Makan / Saat Makan
KOCOK DAHULU
Nama Obat: …………..……. (untuk …….…….) Paraf : Nama Obat: ……………. (untuk ………………) Paraf :

APOTEK UMMAT
Jl. KH. Ahmad Dahlan No.1, Pagesangan, Mataram
APA: Cyntiya Rahmawati, S.Farm., M.K.M., Apt.
SIPA: 19881222/SIPA-52.71/2018/
SIA: 1234567
No. Tgl.
Nama Pasien : Umur:
Alamat :

……………………………………………………

OBAT LUAR
Nama Obat: ………………….. (untuk …………..) Paraf :

8. Contoh copy resep

APOTEK UMMAT
Jl. KH. Ahmad Dahlan No.1, Pagesangan, Mataram
APA: Cyntiya Rahmawati, S.Farm., M.K.M., Apt.
SIPA: 19881222/SIPA-52.71/2018/
SIA: 1234567

SALINAN RESEP
No. :
Resep dari Dokter : dr.
Tanggal Resep : / / 2023
Tanggal Pembuatan : / / 2023
Nama Pasien : Usia/BB:
Alamat pasien :

R/

p.c.c
(stempel apotek)

Cyntiya Rahmawati, S.Farm., M.K.M., Apt.

Modul Praktikum Farmasetika


Prodi S1 Farmasi FIK Universitas Muhammadiyah Mataram TA 2023-2024
15

PENGENALAN LABORATORIUM
PENGENALAN ALAT, PENIMBANGAN, DAN MEMBUNGKUS OBAT
(DISAMPAIKAN SAAT TUTORIAL KE-1)
LINK : https://youtu.be/xkkLi8E0ztQ

A. TUJUAN :
1. Mahasiswa mengenal dan mampu mengoperasikan alat praktikum farmasetika
2. Mahasiswa mampu melakukan penimbangan dasar
3. Mahasiswa mampu membungkus obat dengan perkamen dan kapsul

B. ALAT PRAKTIKUM FARMASETIKA


Fungsi
No. Alat (Isilah fungsi Gambar
alat berikut ini)

Timbangan gram kasar


1 ……………
dan anak timbangan

Timbangan gram halus


2 ……………
dan anak timbangan

3 Mortir dan stamfer ……………

4 Cawan porselen …………..

Modul Praktikum Farmasetika


Prodi S1 Farmasi FIK Universitas Muhammadiyah Mataram TA 2023-2024
16

5 Kaca arloji …………...

Sendok porselen,
sendok tanduk, sendok
6 …………
spatel tanduk, spatel
tanduk, spatel logam

7 Penjepit kayu …………..

8 Corong gelas …………..

9 Pipet tetes …………...

10 Sudip …………..

11 Kertas perkamen …………..

12 Pengayak No. 40 dan 100 …………...

13 Batang pengaduk …………..

Modul Praktikum Farmasetika


Prodi S1 Farmasi FIK Universitas Muhammadiyah Mataram TA 2023-2024
17

14 Gelas ukur …………...

15 Beaker gelas ……………

Pencetak suppositoria
16 …………..

17 Sendok dan Kertas puyer ………….

18 Sealer kertas puyer ………….

19 Timbangan digital ………….

Modul Praktikum Farmasetika


Prodi S1 Farmasi FIK Universitas Muhammadiyah Mataram TA 2023-2024
18

C. TIMBANGAN ANALITIK

Keterangan:
1. Papan landasan timbangan
2. Tombol pengatur tegak berdirinya timbangan
3. Anting penunjuk tegaknya timbangan (waterpass)
4. Jarum timbangan
5. Skala
6. Tuas penyangga timbangan
7. Pisau tengah/ pisau pusat
8. Pisau tangan
9. Tangan timbangan
10. Tombol/mur pengatur keseimbangan
11. Piring timbangan

Modul Praktikum Farmasetika


Prodi S1 Farmasi FIK Universitas Muhammadiyah Mataram TA 2023-2024
19

CARA MENIMBANG:
1. Periksa semua komponen timbangan/neraca sudah sesuai pada tempatnya dengan
mencocokan nomor pada komponen timbangan tersebut
2. Periksa kedudukan timbangan sudah dalam kondisi sejajar/rata, dapat dilihat dari posisi
anting dengan alas anting harus tepat. Bila belum tepat, putar tombol pengatur.
3. Periksa apakah posisi pisau tengah dan pisau tangan sudah pada tempatnya. Bila sudah,
maka tuas penyangga diangkat dan diputar ke kanan, maka timbangan akan terangkat dan
nampak apakah piring seimbang atau berat sebelah. Bila tidak seimbang, putar tombol/mur
pengatur keseimbangan kiri dan kanan sesuai dengan keseimbangannya sampai neraca
seimbang.
4. Letakan kertas perkamen di atas kedua piring timbangan, angkat tuas penyangga, untuk
memeriksa kembali keseimbangan timbangan.
5. Cara penimbangan bahan-bahan:
a) Bahan padat seperti serbuk, lilin, dll ditimbang di atas kertas perkamen
b) Bahan setengah padat seperti vaselin, adeps lanae, dll, ditimbang di atas gelas arloji
atau cawan penguap
c) Bahan cair dapat ditimbang di atas gelas arloji, cawan penguap, atau langsung dalam
botol atau wadah
d) Bahan cairan kental seperti ekstrak belladon ditimbang di atas gelas arloji dan cawan
penguap
e) Bahan oksidator (kalium permanganas, iodium, argenti nitras) ditimbang pada gelas
timbang atau gelas arloji tertutup
f) Bahan yang bobotnya kurang dari 50 mg, harus dilakukan pengenceran.

D. MEMBUNGKUS OBAT
1. Siapkan 10 lembar kertas perkamen atau sesuai dengan yang dibutuhkan.
2. Lipat sedikit pada ujung kertas

Modul Praktikum Farmasetika


Prodi S1 Farmasi FIK Universitas Muhammadiyah Mataram TA 2023-2024
20

3. Untuk memudahkan dalam pelipatan dan menghindari serbuk berterbangan, bagi 2 sama
banyak kertas perkamen yang akan dilipat (masing-masing 5 lembar). Jajarkan.
4. Kerjakan pada salah satu kertas perkamen terlebih dahulu, yaitu yang paling pinggir dan
tidak tertutupi kertas perkamen sebelahnya.
5. Isi bagian tengah masing-masing kertas perkamen dengan serbuk yang telah ditimbang
sesuai resep.
6. Lipat perkamen bagian bawah ke atas hingga menyentuh batas lipatan ujung pertama,
ketuk perkamen agar serbuk turun ke bawah perkamen
7. Lipat kembali bagian atas ke bawah untuk mengunci, sesuaikan ukurannya, dan pastikan
tidak ada serbuk pada lipatan.
8. Lipat kertas ujung kanan ke arah kiri, ketuk perkamen agar serbuk jatuh ke bawah
perkamen, dan pastikan tidak ada serbuk pada lipatan atau tumpah.
9. Lakukan yang sama pada ujung kiri kertas (langkah 8).
10. Kemudian masukan lipatan ujung kiri ke dalam celah pada lipatan ujung kanan untuk
mengunci.
11. Rapikan dengan ukuran yang sama untuk semua perkamen dan pastikan tidak ada serbuk
yang tumpah.

Modul Praktikum Farmasetika


Prodi S1 Farmasi FIK Universitas Muhammadiyah Mataram TA 2023-2024
21

E. LATIHAN (DIKERJAKAN SAAT TUTORIAL)


1. Setimbangkan timbangan gram kasar, ACC kan pada dosen/asdos jika sudah setimbang.
2. Isilah tugas Berikut untuk semua bahan, kemudian timbanglah bahan padat tersebut dan
bungkus dalam perkamen:
a) Talcum 5 g (dibagi dalam 10 kapsul)
Nama resmi :
Sinonim :
Rumus kimia :
Khasiat :
Pemerian :
Cara menimbang (alas menimbang, sendok, anak timbangan) :
b) Saccarum lactis 2 g (bungkus perkamen)
Nama resmi :
Sinonim :
Rumus kimia :
Khasiat :
Pemerian :
Cara menimbang (alas menimbang, sendok, anak timbangan) :
c) Asam salisilat 0,5 g (bungkus perkamen)
Nama resmi :
Sinonim :
Rumus kimia :
Khasiat :
Pemerian :
Cara menimbang (alas menimbang, sendok, anak timbangan) :
d) Iodide 1 g (tidak dibungkus)
Nama resmi :
Sinonim :
Rumus kimia :
Khasiat :
Pemerian :

Modul Praktikum Farmasetika


Prodi S1 Farmasi FIK Universitas Muhammadiyah Mataram TA 2023-2024
22

Cara menimbang (alas menimbang, sendok, anak timbangan) :


e) Kalium iodide 0,6 g ((bungkus perkamen)
Nama resmi :
Sinonim :
Rumus kimia :
Khasiat :
Pemerian :
Cara menimbang (alas menimbang, sendok, anak timbangan) :
f) Amylum tritici 0,8 g (bungkus perkamen)
Nama resmi :
Sinonim :
Rumus kimia :
Khasiat :
Pemerian :
Cara menimbang (alas menimbang, sendok, anak timbangan) :
g) Magnesium oxyd 1,3 g (bungkus perkamen)
Nama resmi :
Sinonim :
Rumus kimia :
Khasiat :
Pemerian :
Cara menimbang (alas menimbang, sendok, anak timbangan) :
h) PGA 1,8 g (bungkus perkamen)
Nama resmi :
Sinonim :
Rumus kimia :
Khasiat :
Pemerian :
Cara menimbang (alas menimbang, sendok, anak timbangan) :
i) Cera alba 3,4 g (tidak dibungkus)
Nama resmi :

Modul Praktikum Farmasetika


Prodi S1 Farmasi FIK Universitas Muhammadiyah Mataram TA 2023-2024
23

Sinonim :
Rumus kimia :
Khasiat :
Pemerian :
Cara menimbang (alas menimbang, sendok, anak timbangan) :
j) Zinci oksida 2,7 g (bungkus perkamen)
Nama resmi :
Sinonim :
Rumus kimia :
Khasiat :
Pemerian :
Cara menimbang (alas menimbang, sendok, anak timbangan) :

Modul Praktikum Farmasetika


Prodi S1 Farmasi FIK Universitas Muhammadiyah Mataram TA 2023-2024
24

PENGENALAN RESEP
RESEP, COPY RESEP, DAN ETIKET
(DISAMPAIKAN SAAT TUTORIAL KE-2)
LINK : https://youtu.be/B_6L1RiH1sk
A. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu membaca dan mengidentifikasi komponen resep
2. Mahasiswa mampu mengartikan singkatan latin pada resep
3. Mahasiswa mampu menuliskan copy resep
4. Mahasiswa mampu menuliskan etiket dan aturan pakai

B. TEORI
• RESEP
Resep adalah permintaan tertulis dari Dokter, Dokter gigi, Dokter hewan kepada
Apoteker Pengelola Apotek (APA) untuk menyediakan dan menyerahkan obat kepada
pasien sesuai peraturan perundang- undangan yang berlaku.
Sedangkan berdasarkan Permenkes RI Nomor 35 Tahun 2014 dan Nomor 58 Tahun
2014, Resep adalah permintaan tertulis dari dokter atau dokter gigi, kepada apoteker, baik
dalam bentuk paper maupun electronic untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi
pasien sesuai peraturan yang berlaku.

Dalam tiap lembar resep terdiri dari bagian- bagian yang disebut :
1. Inscripstio terdiri dari :
Bagian yang memuat nama dokter, alamat dokter, nomor SIK, tempat dan tanggal
penulisan resep.
2. Invocation/Superscriptio: Tanda R/ = recipe yang artinya ambilah, yang
maksudnya kita diminta untuk menyiapkan obat-obat yang nama dan jumlahnya
tertulis di dalam resep.
3. Prescriptio terdiri dari :
a) Nama obat pokok yang mutlak harus ada, dan jumlahnya (remidium cardinal)
b) Bahan yang membantu kerja obat pokok (remidium adjuvans) tidak mutlak
perlu ada dalam resep.

Modul Praktikum Farmasetika


Prodi S1 Farmasi FIK Universitas Muhammadiyah Mataram TA 2023-2024
25

c) Corrigens : bahan tambahan untuk memperbaiki rasa (corrigens saporis), warna


(corrigens coloris) dan bau obat (corrigens odoris).
d) Constituens / Vehiculum / Exipiens, merupakan zat tambahan atau bahan yang
bersifat netral dan dipakai sebagai bahan pengisi dan pemberi bentuk, sehingga
menjadi obat yang cocok. Contoh lactosum dalam puyer, aqua destillata dalam
obat minum, sirup dalam elixir. Cara pembuatan atau bentuk sediaan yang
dikehendaki, misalnya : Campur buatlah yang ditulis dalam singkatan latin Mf
pulv merupakan kepanjangan dari Misca fac pulveres yang artinya campur
buatlah puyer; Mf l a potio = Misca fac lege artis potio = campur buatlah obat
minum sesuai dengan keahliannya.
4. Signatura, terdiri dari :
a) Aturan pakai (S = signa contoh S t dd p1 , tandai tiga kali sehari 1 bungkus)
b) Nama pasien dibelakang kata Pro : Marcela usia: 5 tahun, 20 kg
c) Alamat : Rawamangun Muka Barat no. 45 telp. 4258735. Penulisan alamat
pasien akan memudahkan pihak apotek dalam menelusuri tempat tinggal
pasien bila terjadi masalah atau kesalahan dalam pelayanan obat.

Bila menuliskan untuk pasien dewasa idealnya dituliskan Nyonya/Tuan. Bila resep
untuk hewan setelah kata Pro harus ditulis jenis hewan, serta nama pemilik dan
alamat pemiliknya
5. Subscriptio
Merupakan penutup bagian utama resep, ditandai dengan tanda penutup
yang ditandai dengan penutup dengan tanda tangan atau paraf dokter yang
menuliskan resep tersebut, yang menjadikan resep tersebut otentik. Untuk resep
yang mengandung injeksi golongan narkotika harus ditandatangani oleh dokter
tidak cukup hanya dengan paraf dokter.
Resep – resep yang diterima apotek harus disusun berdasarkan nomor urut
resep, tanggal penerimaan dan disimpan selama 5 (lima) tahun.

Resep yang mengandung obat narkotika


Untuk resep yang mengandung obat golongan narkotika (Codein, Dionin, Doveri)
sesuai dengan peraturan :

Modul Praktikum Farmasetika


Prodi S1 Farmasi FIK Universitas Muhammadiyah Mataram TA 2023-2024
26

1. Tidak boleh diulang (diberi tanda ne iter)


2. Bila ada obat golongan narkotika yang belum ditebus/diambil seluruhnya, maka sisa
obat dalam copy resepnya, hanya dapat ditebus pada apotek yang sama.
3. Resep yang diterima oleh apotek harus diperiksa dulu (diskrining/ditelaah) apakah
resep tersebut asli atau palsu, bila asli apakah telah lengkap bagian –bagiannya.

CONTOH RESEP :

Pada resep tersebut di atas obat dalam resep ada yang ditulis dengan nama dagang
seperti Longcef, CTM, Equal dan ada juga yang ditulis dengan nama generik seperti
Phenobarbital, Bromhexin.
Semua penggantian dari obat generic bermerk ke obat generik berlogo harus seizin
dokter penulis resep dan atau pasien. Dalam praktikum, hal ini harus diusulkan kepada
pengawas (pengawas/dosen pembimbing praktikum berperan sebagai
dokter/apoteker/pasien).
Resep, baru dapat diracik setelah diperiksa kelengkapan resepnya dan dosis
obatnya dihitung terlebih dahulu, bila dosis obat terlalu sedikit (dosis kurang) maupun
terlalu banyak (dosis berlebih) harus dikonsultasikan kepada dokter. Dalam kegiatan
praktikum dosis obat kurang/lebih dilaporkan dan diparaf oleh pengawas, obat yang dosis
kurang akan ditingkatkan atau obat yang dosisnya tinggi akan diturunkan, tetapi bila
pengawas tidak melakukan perubahan praktikan harus meminta paraf pengawas, sebagai
bukti praktikan telah melaporkan adanya kekurangan atau kelebihan dosis. Setelah
praktikan baru diizankan meracik obat.

Modul Praktikum Farmasetika


Prodi S1 Farmasi FIK Universitas Muhammadiyah Mataram TA 2023-2024
27

Sebelum obat ditimbang atau diambil sediaan jadinya, dicek kembali nama obat
yang diambil, apakah sudah benar. Biasanya ada tanda- tanda khusus yang ditulis dalam
resep misalnya bila obat harus diulang pengambilannya, atau bila obat dalam resep harus
segera disiapkan karena pasien sangat membutuhkan obat tersebut seperti: antidotum, obat
luka bakar dll. Bila obat dalam resep ingin diulang penggunaanya dua kali lagi maka pada
resep tertulis tanda Iter 2X, atau bila obatnya dinginkan segera maka ditulis ”Cito”,
”Statim”.
• COPY RESEP (SALINAN RESEP)
Copy resep atau turunan resep adalah salinan resep yang memuat semua keterangan
obat yang terdapat pada resep asli. Istilah lain dari copy resep adalah apograph, exemplum,
afschrtif.
Menurut peraturan copy resep harus ditandatangani oleh Apoteker Pengelola
Apotek (APA), bila APA berhalangan melakukan tugasnya, penandatanganan atau
pencantuman paraf pada salinan resep dapat dilakukan oleh Apoteker Pendamping atau
Apoteker Pengganti dengan mencantumkan nama lengkap dan status Apoteker yang
bersangkutan.
Pada kegiatan praktikum copy resep sudah tersedia dalam bentuk blangko copy
resep. Copy resep/salinan resep harus dibuat bila ada obat yang harus diulang
penggunaannya (ada kata Iter), selain itu copy resep harus dibuat bila:
1. Atas permintaan pasien /untuk bukti kepada instansi yang menjamin biaya kesehatan
pasien.
2. Bila ada obat yang belum ditebus seluruhnya. Pada copy resep nama obat disalin
sesuai dengan resep aslinya, kecuali bila ada jenis obat yang namanya/jumlahnya
diganti sesuai dengan persetujuan dokter maka pada copy resepnya ditulis nama dan
jumlah obat yang sudah diganti.

Modul Praktikum Farmasetika


Prodi S1 Farmasi FIK Universitas Muhammadiyah Mataram TA 2023-2024
28

Keterangan :
Pasien Tn. Ang Yu Lie menerima resep dari dokter Riana Katamsi yang dapat diulang
pemberiannya 4 kali. Artinya, pasien dapat menerima resep obat sebanyak 5 kali (satu
kali dari resep asli, dan empat kali dari copy resep).

Keterangan :
Bila obat diserahkan pertama kali, maka dibuat copy resep yang pertama, kata iter 4x
harus ditulis, dan kata detur orig (detur original) yang menyatakan obat telah
diserahkan sesuai dengan resep asli dari dokter. Selanjutnya pasien masih dapat
menebus 4 kali lagi.

Modul Praktikum Farmasetika


Prodi S1 Farmasi FIK Universitas Muhammadiyah Mataram TA 2023-2024
29

Keterangan:
✓ Bila kemudian pasien menebus kembali obatnya, maka pada copy resep ditulis
“detur orig + 1x” atau “detur 2x” atau “det iter 1x”
✓ Pengambilan obat ke-3 : pada copy resep ditulis “detur orig + 2x” atau “detur
3x” atau “det iter 2x”
✓ Pengambilan obat ke-4 : pada copy resep ditulis “detur orig + 3x” atau “detur
4x” atau “det iter 3x”
✓ Pengambilan obat ke-5 : pada copy resep ditulis “detur orig + 4x” atau “detur
5x” atau “det iter 4x”

• ETIKET DAN ATURAN PAKAI


Apabila serbuk telah selesai dibungkus, segera dimasukkan ke dalam wadah dan
disiapkan etiketnya. Untuk obat luar digunakan etiket berwarna biru dan untuk obat
dalam digunakan etiket putih.

Modul Praktikum Farmasetika


Prodi S1 Farmasi FIK Universitas Muhammadiyah Mataram TA 2023-2024
30

Pada etiket harus tercantum nama apotek, alamat/telp, nomor Surat Izin Apotek
(SIA) nama Apoteker pengelola apotek (APA ) dan nomor Surat Izin Praktik Apoteker
(SIPA). Tuliskan nomor dan tanggal resep dibuat, nama pasien dan aturan pakai obat
serta paraf petugas AA/ apoteker yang membuat etiket.
Contoh Resep :

dr. Edo Budiman


SIP : 123/abc/345/2014

No. 1 Praya, 6 September 2023

R/ Paracetamol syr No. I Fl


S 3 dd 1 cth

Pro : An.Dina
Umur : 18 bulan
Alamat : Praya timur

Maka etiket :
APOTEK MUHAMMADIYAH
Jl. K.H AHMAD DAHLAN NO.1 PAGESANGAN, MATARAM, NTB
APA: Apt. Cyntiya Rahmawati, S.Farm., M.K.M.
SIPA: 19881222/SIPA-52.71/2018/
SIA: 12345

No. 1 Tgl. 6/9/2023


Nama Pasien : An. Dina (18 bulan)
Alamat : Praya Timur

TIGA KALI SEHARI SATU SENDOK TEH (5ML)


Sesudah Makan / Sebelum Makan / Saat Makan
KOCOK DAHULU
Nama Obat: Parasetamol sirup (untuk demam) Paraf :

Modul Praktikum Farmasetika


Prodi S1 Farmasi FIK Universitas Muhammadiyah Mataram TA 2023-2024
31

Maka copy resep :


APOTEK UMMAT
Jl. KH. Ahmad Dahlan No.1, Pagesangan, Mataram
APA: Cyntiya Rahmawati, S.Farm., M.K.M., Apt.
SIPA: 19881222/SIPA-52.71/2018/
SIA: 1234567

SALINAN RESEP
No. :1
Resep dari Dokter : dr. Edo Budiman
Tanggal Resep : 6/9/2023
Tanggal Pembuatan : 6/9/2023
Nama Pasien : An. Dina Usia/BB: 18 bulan
Alamat pasien : Praya Timur

R/ Paracetamol syr No. I Fl


S 3 dd 1 cth
--------------- det ---------------

p.c.c
STEMPEL APOTEK

Apt. Cyntiya Rahmawati, S.Farm., M.K.M.

C. TUGAS (DIKERJAKAN DI RUMAH DAN DIKUMPULKAN SAAT TUTORIAL)


Kerjakan sesuai dengan urutan no. resep!
1. Jelaskan bagian resep tersebut. Sebutkan apa bagian yang kurang dari masing-masing
resep tersebut!
Skrining Administrasi Resep Ada Tidak Ada Usul
Inscriptio
Nama dokter
Alamat dan no telp. Dokter
SIP Dokter
Tempat, tanggal penulisan resep
No resep
Invocation /Superscriptio (tanda
R/)
Prescriptio
Nama obat
Kekuatan
Bentuk sediaan
Jumlah obat
Signatura
Aturan pakai
Nama pasien
Alamat pasien
Umur pasien
Berat badan pasien
Subscriptio
Paraf Dokter
Tanda Pengulangan

Modul Praktikum Farmasetika


Prodi S1 Farmasi FIK Universitas Muhammadiyah Mataram TA 2023-2024
32

2. Jelaskan singkatan dan arti dari singkatan latin yang terdapat pada semua resep!
3. Tuliskan keterangan (nama resmi, sinonim, khasiat, rumus kimia, dosis lazim dan
maksimum, pemerian, kelarutan, penyimpanan) dari masing-masing obat pada resep!
4. Buatlah copy resep dari masing-masing resep! Jika terdapat iter, buatlah semua copy
resepnya sampai obat diambil semua oleh pasien.
5. Buatlah etiket dari masing-masing resep!

Dr. Umar Dr. Maryam


SIP. 789/DU/2019 SIP. 789/DU/2019
Jl. Semarang no. 5, Mataram Jl. Semarang no. 5, Mataram
Mataram, 1 September 2023 Mataram, 1 September 2023
No.1 No.2
Iter 2x R/ Epexol 1/5 tab
Nalgestan 1/5 tab
R/ Sol. Hydrogen peroksida 3% 5 ml Vit B complex 1/3 tab
Mf. Guttae auric Mf pulv dtd No. XV
S t dd gtt II auric dextra sinistra S b dd pulv 1

Pro: Tn. Anton Pro: Andika (5 tahun, 21 kg)

Dr. Talita Dr. Ayu


SIP. 901/DU/2019 SIP. 668/DSP/2019
Jl. Luwak no. 1, Mataram Jl. Mas Koki no. 1, Mataram
Mataram, 1 September 2023 Mataram, 1 September 2023
No.3 No.4
Iter 3x R/ Amoksisilin 200 mg
R/ Benzoic acid 3 Prednisone ½ tab
Salicylic acid 1,5 Codein 4 mg
Vaselin album 15,5 Parasetamol 200 mg
Mf Ungt SL qs
SUC ue Mf pulv da in cap dtd No. XII
S 3 dd pulv 1 pc
Pro: Ny. Endah
Pro: Puput (10 tahun)

Dr. Agung
SIP. 739/DU/2019
Jl. Suranadi no. 1, Mataram
Mataram, 1 September 2023
No. 5
R/ Asam Salisilat 2%
ZnO
Amylum tritici aa 25%
Vaselin Flavum 20
Mf pasta
S applic loc ue

Pro: Ny. Sarwendah

Modul Praktikum Farmasetika


Prodi S1 Farmasi FIK Universitas Muhammadiyah Mataram TA 2023-2024
33

PENGENALAN PERHITUNGAN DOSIS


DISAMPAIKAN SAAT TUTORIAL KE-3
A. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu membuat sediaan farmasetika dengan perhitungan dosis dalam resep
2. Mahasiswa mampu menghitung dosis pada resep
3. Mahasiswa mampu menghitung dosis, bobot penimbangan, membuat, membungkus/
mewadahi, memberi etiket dan copy resep.

B. TEORI
Dosis dapat didefinisikan sebagai jumlah obat atau formula obat yang diberikan atau
dikonsumsi oleh pasien untuk mencapai efek terapeutik yang diharapkan. Dosis dapat dinyatakan
dalam satuan µg, mg, ml, dan lain-lain. Dalam praktek kefarmasian, dikenal beberapa istilah
dosis, antara lain :
• Single Dose adalah dosis sekali pemakaian, contoh : dosis sekali pakai Mebendazole 100 mg.
• Daily Dose adalah dosis pemakaian dalam satu hari, contoh : dosis pemakaian Digitoxin 100
µg/hari.
• Daily Divide Dose adalah dosis pemakaian satu hari yang dibagi dalam beberapa kali
pemberian. Contoh : dosis Doxepin 75 mg sehari, jumlah tersebut dibagi dalam beberapa kali
pemberian sehingga total pemberian dalam sehari ialah 75 mg.
• Dosis Regimen adalah jadwal waktu pemberian setiap dosis obat, contoh : asam mefenamat
diberikan dalam dosis 250-500 mg secara oral setiap 6 jam.
• Dosis Lazim adalah dosis untuk tercapainya efek terapi obat pada pasien dewasa. Dosis lazim
harus terlampaui agar tercapai efek terapi.
• Initial Dose/Loading Dose merupakan dosis permulaan atau dosis pada awal pengobatan untuk
mempercepat tercapainya kadar efektif minimal.
• Maintenance Dose/Dosis Pemeliharaan merupakan dosis pemberian selanjutnya untuk terapi.
• Dosis Maksimum/Takaran Maksimum adalah dosis maksimum tertinggi yang aman bagi
penderita dewasa. Dosis ini tidak boleh terlampaui.
• Dosis Toksik adalah dosis yang melebihi dosis maksimal yang dapat menimbulkan keracunan.
• Dosis Letalis adalah dosis yang melebihi dosis maksimal yang dapat menimbulkan kematian.

Modul Praktikum Farmasetika


Prodi S1 Farmasi FIK Universitas Muhammadiyah Mataram TA 2023-2024
34

❖ Memilih dan menetapkan dosis memang tidak mudah karena harus memperhatikan beberapa
faktor, yaitu :
− Penderita : usia, bobot badan, jenis kelamin, luas permukaan tubuh, toleransi, habituasi,
adiksi dan sensitivitas, kondisi penderita
− Obat : sifat kimia/fisika obat, sifat farmakokinetika (ADME), jenis obat
− Penyakit : sifat dan jenis penyakit, kasus penyakit

❖ Perhitungan dosis berdasarkan usia :


𝑛
− Rumus Young : x dosis dewasa
𝑛+12

(n dalam tahun untuk anak usia dibawah 8 tahun)


𝑛
− Rumus Dilling : 20 x dosis dewasa

(n dalam tahun untuk anak usia diatas 8 tahun)


❖ Perhitungan dosis berdasarkan bobot badan :
− Rumus Thremich-Fier (Jerman)
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑏𝑎𝑑𝑎𝑛 𝑎𝑛𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑘𝑔
x dosis dewasa
70

− Dosis obat berdasarkan informasi dari kemasan obat :


Bobot badan pasien (dalam kg) x dosis obat (mg/kgBB)

❖ Perhitungan dosis berdasarkan luas permukaan tubuh :


− BSA (body surface area)
Biasanya digunakan pada perhitungan dosis obat kanker. BSA adalah akar dari (hasil dari
tinggi badan dikali berat badan, dibagi dengan 3600). Tinggi badan dalam cm, berat badan
dalam kg.

Bila Luas permukaan tubuh pasien tidak diketahui, tetapi tinggi badan dan berat badannya
diketahui selain menggunakan rumus di atas, luas permukaan tubuh pasien dapat
ditentukan dengan menggunakan bantuan nomogram.
Rumus menghitung dosis anak berdasarkan luas permukaan tubuh:

Modul Praktikum Farmasetika


Prodi S1 Farmasi FIK Universitas Muhammadiyah Mataram TA 2023-2024
35

Dosis obat dapat dilihat di buku- buku :


1. Dosis obat berdasarkan zat aktifnya dengan nama generik dilihat di Farmakope
Indonesia III, Alder Hey Book of Children’s Doses ( ABCD ) dan Extra
Pharmacopeae Martindale.
2. Dosis obat jadi dengan nama dagang , dosisnya dapat dilihat di ISO, MIMS/IMS
dan DOI
C. RESEP 1

D. PERHITUNGAN DOSIS RESEP 1:


a) Diketahui :
Dosis amoksisilin :
• Anak dengan BB < 20 kg = 20-40 mg/kgBB sehari, dalam dosis terbagi tiga kali
sehari atau setiap 8 jam
• Anak dengan BB > 20 kg = 250 mg – 500 mg tiga kali sehari atau setiap 8 jam.
b) Perhitungan dosis:
• Dosis lazim anak (18 kg)
= 18 kg x 20-40 mg/kgBB = 360 mg – 720 mg sehari, terbagi tiga kali sehari maka:
(360−720) 𝑚𝑔
1 x pakai = 3
= 120 𝑚𝑔 − 240 𝑚𝑔

1 x hari = 360 mg – 720 mg

Modul Praktikum Farmasetika


Prodi S1 Farmasi FIK Universitas Muhammadiyah Mataram TA 2023-2024
36

• Dosis pakai dalam resep :


1 x pakai = 1 cth = 5 ml = 125 mg
1 x hari = 3 x 125 mg = 375 mg

𝒅𝒐𝒔𝒊𝒔 𝒑𝒂𝒌𝒂𝒊 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒓𝒆𝒔𝒆𝒑


• % 𝒅𝒐𝒔𝒊𝒔 𝒍𝒂𝒛𝒊𝒎
125 𝑚𝑔
% 1 x pakai = (120−240)𝑚𝑔 x 100% = 52,08% – 104,2%

Maka, 125 mg masuk rentang dosis antara 120 mg sampai 240 mg (tidak over dosis)
375 𝑚𝑔
% 1 x hari = (360−720)𝑚𝑔 x 100% = 52,08% – 104,2%

Maka, 375 mg masuk rentang dosis antara 360 mg sampai 720 mg (tidak over dosis)

E. PENGAMBILAN BAHAN RESEP 1


Dalam resep tertera diminta Amoksisilin 125 mg/ 5ml sirup sejumlah 1 botol, maka langsung
ambil 1 botol tersebut.
Amoksisilin 125 mg/ 5ml sirup merupakan sediaan sirup kering, sehingga sebelum diserahkan
ke pasien, obat dilarutkan dulu dalam air, sesuai dengan batas takaran.

F. RESEP 2

G. PERHITUNGAN DOSIS RESEP 2


a) Diketahui :
Dosis Acetosal (Farmakope Indonesia Edisi III):
• Dosis Lazim : (500 mg – 1 g / 1,5 g – 3 g), artinya:
✓ Dosis lazim 1 x pakai = antara 500 mg sampai 1 g
✓ Dosis lazim 1 x hari = antara 1,5 g sampai 3 g

Modul Praktikum Farmasetika


Prodi S1 Farmasi FIK Universitas Muhammadiyah Mataram TA 2023-2024
37

• Dosis Maksimum : (1 g / 8 g), artinya :


✓ Dosis maksimum 1 x pakai = 1 g
✓ Dosis maksimum 1 x hari = 8 g
b) Perhitungan dosis:
• Dosis lazim acetosal untuk anak umur 9 tahun :
𝑛
✓ 1 x pakai = 20 𝑥 𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑙𝑎𝑧𝑖𝑚
9
= 20 𝑥 500 𝑚𝑔 − 1.000 𝑚𝑔 = 225 mg – 450 mg

(artinya dosis lazim asetosal 1 x pakai untuk anak umur 9 tahun antara 225 mg sampai 450 mg)
𝑛
✓ 1 x hari = 20 𝑥 𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑙𝑎𝑧𝑖𝑚
9
= 20 𝑥 1.500 𝑚𝑔 − 3.000 𝑚𝑔 = 675 mg – 1.350 mg
(artinya dosis lazim asetosal 1 x hari untuk anak umur 9 tahun antara 675 mg sampai 1.350 mg)
• Dosis maksimum acetosal untuk anak umur 9 tahun :
𝑛
✓ 1 x pakai = 𝑥 𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
20
9
= 20 𝑥 1.000 𝑚𝑔 = 450 mg

(artinya dosis maksimum asetosal 1 x pakai untuk anak umur 9 tahun, yaitu 450 mg)
𝑛
✓ 1 x hari = 20 𝑥 𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
9
= 𝑥 8.000 𝑚𝑔 = 3.600 mg
20

(artinya dosis maksimum asetosal 1 x hari untuk anak umur 9 tahun, yaitu 3.600 mg)

• Dosis pakai dalam resep


✓ 1 x pakai = 250 mg
✓ 1 x hari = 3 x 250 mg = 750 mg
• % Dosis Pakai/Dosis Lazim :
250 𝑚𝑔
✓ % 1 x pakai = (225−450)𝑚𝑔 x 100% = 55,5% – 111,1%

Maka, 250 mg masuk rentang dosis antara 225 mg sampai 450 mg (tidak over dosis)
750 𝑚𝑔
✓ % 1 x hari = (675−1.350)𝑚𝑔 x 100% = 55,5% – 111,1%

Maka, 750 mg masuk rentang dosis antara 675 mg sampai 1.350 mg (tidak over dosis)

Modul Praktikum Farmasetika


Prodi S1 Farmasi FIK Universitas Muhammadiyah Mataram TA 2023-2024
38

• % Dosis Pakai/Dosis Maksimum :


250 𝑚𝑔
✓ % 1 x pakai = 450 𝑚𝑔 x 100% = 55,5% (tidak over dosis)
750 𝑚𝑔
✓ % 1 x hari = 3.600 𝑚𝑔 x 100% = 20,8% (tidak over dosis)

H. PENIMBANGAN BAHAN RESEP 2


• ASETOSAL = 250 mg x 10 bungkus = 2.500 mg
• SL qs = jika diinginkan bobot 1 bungkusnya 500 mg, maka :
SL = 500 mg – 250 mg = 250 mg x 10 bungkus = 2.500 mg

I. CARA PERACIKAN RESEP 2


1. Timbang asetosal 2.500 mg
2. Timbang SL 2.500 mg, masukan sebagian dalam mortir
3. Masukan asetosal ke dalam mortir no.2, gerus ad kilap hilang dan homogen.
4. Tambahkan sisa SL ke dalam mortir no.3, gerus ad homogen.
5. Bagi serbuk menjadi 10 bagian, bungkus dalam perkamen.
6. Masukan dalam wadah, beri etiket dan copy resep.

J. TUGAS (DIKERJAKAN DI RUMAH DAN DIKUMPULKAN SAAT TUTORIAL)


1. Hitunglah dosis dan penimbangan bahan dari resep Berikut ini:

Dr. Nafid
SIP. 668/DSP/2019
Jl. Mas Koki no. 1, Mataram
Mataram, 1 September 2023
No.4
R/ Amoksisilin 200 mg
Prednisone ½ tab
Codein 4 mg
Parasetamol 200 mg
SL qs
Mf pulv da in cap dtd No. XII
S 3 dd pulv 1 pc

Pro: Nana (10 tahun)

Modul Praktikum Farmasetika


Prodi S1 Farmasi FIK Universitas Muhammadiyah Mataram TA 2023-2024
39

2. Hitunglah penimbangan bahan pada resep Berikut ini:

Dr. Tika
SIP. 739/DU/2019
Jl. Suranadi no. 1, Mataram
Mataram, 1 September 2023
No. 5
R/ Asam Salisilat 2%
ZnO
Amylum tritici aa 25%
Vaselin Flavum 20
Mf pasta
S applic loc ue

Pro: Nn. Luluk

Modul Praktikum Farmasetika


Prodi S1 Farmasi FIK Universitas Muhammadiyah Mataram TA 2023-2024
40

PRAKTIKUM 1
PULVIS ADSPERSORIUS (BEDAK TABUR)
A. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu membuat sediaan farmasetika dalam bentuk sediaan bedak tabur
2. Mahasiswa mampu membaca dan melengkapi resep
3. Mahasiswa mampu menghitung bobot penimbangan, membuat, membungkus/
mewadahi, memberi etiket dan copy resep.

B. TEORI
PULVIS ADSPERSORIUS (BEDAK TABUR)
Serbuk tabur adalah serbuk ringan untuk penggunaan topical (untuk pemakaian
luar), dapat dikemas dalam wadah yang bagian atasnya berlubang halus untuk
memudahkan penggunaan pada kulit. Syarat serbuk tabur adalah kering, halus, dan
homogen.
Bedak tidak dapat berpenetrasi ke lapisan kulit karena komposisinya yang terdiri
dari partikel padat, sehingga digunakan sebagai penutup permukaan kulit, mencegah dan
mengurangi pergeseran pada daerah intertriginosa (lipatan seperti ketiak,lipat paha,
intergluteal/antara dua otot besar bokong, lipat payudara, antara jari tangan atau kaki).
Penggunaannya dengan cara ditaburkan dan digosokkan dengan telapak tangan
pada permukaan kulit.
Pada umumnya serbuk tabur harus melewati ayakan dengan derajat halus 100 mesh,
agar tidak menimbulkan iritasi pada bagian yang peka. Syarat serbuk tabur harus homogen
dengan derajat kehalusan pengayak No. 60 bila tidak mengandung lemak, bila mengandung
lemak diayak dengan pengayak No. 44.
Pengayak Nomor 44 artinya setiap 1 cm2 permukaan ayakan terdapat 44 lubang.
Pengayak Nomor 60 artinya setiap 1 cm2 permukaan ayakan terdapat 60 lubang.
Contoh sediaan bedak tabur: Bedak Purol, Caladryl, dan bedak Salicyl dll.

Cara meracik beberapa bahan obat dalam serbuk tabur:


1. Asam salisilat, mentol, kamfer dan Balsam Peru dilarutkann terlebih dahulu dengan
etanol 95% beberapa tetes hingga larut, keringkan dengan pembawanya (talcum).
2. Untuk massa kamfer dan mentol tidak ikut diayak guna mencegah penguapan.

Modul Praktikum Farmasetika


Prodi S1 Farmasi FIK Universitas Muhammadiyah Mataram TA 2023-2024
41

3. Adeps lanae dicairkan dimortir panas, setelah cair ditambah talcum aduk hingga
merata. Bila ada penambahan minyak menguap diteteskan dicampurkan dengan serbuk
tabur yang sudah diayak.
4. Zinc Oxyd diayak terlebih dahulu dengan pengayak nomor 60 baru kemudian
ditimbang.

C. RESEP

Dr. Nayra
SIP. 739/DU/2019
Jl. Suranadi no. 1, Mataram
Mataram, 19 April 2020
No. 1
R/ Menthol 0,1 g
Camphora 1,2 g
Talk ad 10 g
Mf pulv adspersorius
S applic loc ue

Pro: Ny. Laili

D. CARA PEMBUATAN
1) Timbang talk …… g, sisihkan.
2) Timbang menthol ……. g, masukan dalam mortir.
3) Timbang camphora ……. g, masukan dalam mortir.
4) Campurkan bahan no 2 dan 3 di dalam mortir, gerus ad melarut dan homogen. Jika
campuran belum melarut sempurna, dapat ditambahan beberapa tetes etanol.
5) Keringkan campuran no 4 dengan talk sedikit demi sedikit ad kering dan homogen.
6) Masukan dalam wadah bedak beri etiket dan copy resep.

(Format laporan lihat halaman 11)

Modul Praktikum Farmasetika


Prodi S1 Farmasi FIK Universitas Muhammadiyah Mataram TA 2023-2024
42

PRAKTIKUM 2
PULVIS ADSPERSORIUS (BEDAK TABUR) - Lanjutan
A. RESEP

Dr. Delta
SIP. 739/DU/2019
Jl. Suranadi no. 1, Mataram
Mataram, 19 April 2020
No. 1
R/ Bedak Purol 20 g
Mf pulv adspersorius
S applic loc ue

Pro: Ny. Sarwendah

B. RESEP STANDAR:
Bedak Purol (FMS halaman 108) :
R/ Asam salisilat 2
Balsam peruv 2
Adeps lanae 4
Magn oxyd 10
Zinc oxyd 10
Talk venet ad 100

C. CARA PEMBUATAN
RESEP 1
1) Mortir dan stamfer dipanaskan, dengan cara mortir dan stamfer dituang air mendidih,
diamkan hingga dinding mortir dan stamfer bagian luar panas.
2) Timbang talk …... g, sisihkan.
3) Timbang asam salisilat …… g, sisihkan
4) Dengan menggunakan mortir yang lain, masukan asam salisilat ke dalam mortir dan
larutkan dengan etanol 96% secukupnya (beberapa tetes), setelah larut kemudian
keringkan dengan talk sebagian, gerus ad kering dan homogen. Keluarkan dari mortir.

Modul Praktikum Farmasetika


Prodi S1 Farmasi FIK Universitas Muhammadiyah Mataram TA 2023-2024
43

5) Timbang balsam peruv …… g, masukan dalam mortir biasa, larutkan dengan etanol
96% secukupnya (beberapa tetes), setelah larut kemudian keringkan dengan talk
sebagian, gerus ad kering dan homogen. Masukan campuran no 4 ke dalam mortir,
gerus ad homogen.
6) Timbang Magn oxyd …… g, masukan dalam mortir di campuran no 5, gerus ad
homogen.
7) Ayak ZnO dengan pengayak no 60, kemudian timbang sebanyak …… g, masukan
dalam mortir campuran no.6, gerus ad homogen.
8) Timbang adeps lanae …… g, sisihkan
9) Setelah mortir dan stamfer panas (no.1), buang air, dan keringkan. Masukan adeps
lanae ke dalam mortir panas, aduk ad mencair, tambahkan sisa talcum gerus ad kering
dan homogen. Kemudian tambahkan campuran no.7 gerus ad homogen.
10) Masa diayak dengan pengayak no.44.
11) Hasil dimasukan dalam wadah bedak dan beri etiket serta copy resep.

(Format laporan lihat halaman 11)

Modul Praktikum Farmasetika


Prodi S1 Farmasi FIK Universitas Muhammadiyah Mataram TA 2023-2024
44

PRAKTIKUM 3
PULVERES
LINK : https://youtu.be/vsxr7M02bek

A. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu membuat sediaan farmasetika dalam bentuk sediaan serbuk terbagi
(pulveres)
2. Mahasiswa mampu membaca dan melengkapi resep
3. Mahasiswa mampu menghitung dosis dan bobot penimbangan.
4. Mahasiswa mampu membuat, membungkus/mewadahi, memberi etiket dan copy
resep.

B. TEORI
PULVERES (SERBUK TERBAGI)
Puyer/ Serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan,
ditujukan untuk pemakaian oral atau pemakaian luar.
Keuntungan serbuk sebagai obat dalam adalah :
1. Permukaan yang luas, serbuk lebih mudah terdispersi dan lebih mudah larut daripada
2. Bentuk sediaan yang dipadatkan;
3. Dapat diberikan pada anak-anak atau orang dewasa yang sukar menelan kapsul atau
tablet;
4. Untuk obat yang terlalu besar volumenya bila untuk dibuat tablet atau capsul;
5. Untuk obat- obat yang tidak stabil jika diberikan dalam bentuk larutan atau suspensi
dalam air dapat dibuat serbuk atau granul.

Cara membagi serbuk:


1. Bila serbuk diminta 10 bungkus, serbuk dapat dibagi langsung sama banyak pada
setiap bungkusnya secara visual (sesuai dengan pandangan mata)
2. Bila jumlah serbuk lebih dari 10 bungkus tetapi dalam jumlah genap, misalkan 12
bungkus, serbuk dibagi dua bagian sama banyak dengan menggunakan timbangan.
Kemudian masing-masing bagian dibagi 6 bungkus sama banyak.

Modul Praktikum Farmasetika


Prodi S1 Farmasi FIK Universitas Muhammadiyah Mataram TA 2023-2024
45

3. Bila jumlah serbuk ganjil lebih dari 10, misalkan 15 bungkus, seluruh serbuk
ditimbang, dihitung berat 1 bungkus, timbang satu bungkus, sisa serbuk ditimbang
sama banyak, kemudian masing-masing dibagi 7 bungkus sama banyak.

Menurut Farmakope Indonesia III, serbuk diracik dengan cara :


1. Bahan obat dalam jumlah kecil digerus bersama bahan tambahan.
2. Bahan obat dengan berat jenis (BJ) besar digerus terlebih dahulu, kemudian bahan
obat dengan BJ nya kecil.
3. Bahan obat berbentuk kristal atau bongkahan digerus hingga halus.
4. Bahan obat yang berwarna digerus di antara 2 bahan tambahan.
5. Bahan obat yang bobotnya di bawah 50 mg, dilakukan pengenceran.

Cara peracikan puyer bila bahan untuk puyer berupa tablet:


1. Tablet yang ukurannya paling kecil digerus terlebih dahulu
2. Tablet yang ukurannya besar digerus kemudian
3. Kemudian semua serbuk digerus hingga halus dan homogen. Homogenitas dilihat
bila tabletnya warna warni, hasil akhirnya berupa serbuk halus, tidak terdapat
butiran-butiran kasar dengan warna yang homogen.
4. Bila semua serbuk/tablet berwarna putih, pada waktu penggerusan dapat
ditambahkan zat pewarna khusus makanan (misal karmin), agar dapat dilihat
homogenitas dari pewarnaan yang merata.
5. Baru kemudian dimasukan bahan obat yang berupa serbuk, kemudian seluruhnya
digerus hingga homogen.

Modul Praktikum Farmasetika


Prodi S1 Farmasi FIK Universitas Muhammadiyah Mataram TA 2023-2024
46

C. RESEP

Modul Praktikum Farmasetika


Prodi S1 Farmasi FIK Universitas Muhammadiyah Mataram TA 2023-2024
47

D. CARA PEMBUATAN
RESEP 1
1. Ambil Praxion Syrup sejumlah …… botol.
2. Berikan etiket pada kemasan.
RESEP 2
1. Ambil Aclam Syrup sejumlah …… botol.
2. Larutkan dengan sejumlah air sesuai dengan takaran.
3. Berikan etiket pada kemasan
RESEP 3
1. Ambil Dexamethasone 0,5 mg tablet sejumlah …... tablet
2. Ambil Cetirizin 10 mg tablet sejumlah …… tablet
3. Ambil GG 100 mg sejumlah …… tablet
4. Ambil Vectrine 300 mg kapsul sejumlah …… kapsul. Buka cangkang kapsulnya,
ambil isinya sesuai jumlah yang dibutuhkan …… mg.
5. Masukan Dexamethasone, Cetirizine dan GG ke dalam mortir, gerus ad halus dan
homogen, lalu tambahkan Vectrine, gerus ad homogen.
6. Bagi serbuk menjadi 10 bagian sama rata. Masukan ke dalam kertas puyer.
7. Beri etiket.
RESEP 4
1. Ambil Pamol Supp sejumlah …… suppositoria.
2. Berikan etiket pada kemasan.

(Format laporan lihat halaman 11)

Modul Praktikum Farmasetika


Prodi S1 Farmasi FIK Universitas Muhammadiyah Mataram TA 2023-2024
48

PRAKTIKUM 4
PULVERES DALAM KAPSUL
LINK : https://youtu.be/m3yqFNum8cA
A. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu membuat sediaan farmasetika dalam bentuk sediaan serbuk terbagi
(pulveres) ke dalam kapsul
2. Mahasiswa mampu membaca dan melengkapi resep
3. Mahasiswa mampu menghitung dosis dan bobot penimbangan.
4. Mahasiswa mampu membuat, membungkus/mewadahi, memberi etiket dan copy
resep.

B. TEORI
KAPSUL
Kapsul merupakan sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak
yang dapat melarut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin, pati ataupun bahan lain yang
sesuai. Kapsul cangkang keras dapat diisi dengan serbuk, granul, bahan semi padat dan cairan.
Ukuran cangkang kapsul keras bervariasi dari nomor paling kecil (5) sampai nomor paling
besar (000). Tujuan pembuatan sediaan kapsul antara lain :
a. Menghindari rasa yang tidak enak
b. Menghindari bau yang tidak enak
c. Agar lebih mudah ditelan

MEMASUKAN OBAT DALAM KAPSUL


Gunakan sarung tangan dan masker sebelum memasukan obat dalam kapsul, untuk
menghindari alergi, kontaminasi, dan kapsul lengket karena tangan berkeringat.

Cara membagi serbuk dalam kapsul:


1. Bila jumlah pulveres yang dibuat 10 bungkus maka seluruh serbuk yang sudah homogen,
dapat langsung dibagi menjadi 10 sama rata berdasarkan pandangan mata.
2. Bila jumlah pulveres lebih dari 10 bungkus dan jumlahnya genap (misalnya 12 bungkus),
berat puyer seluruhnya dibagi dua bagian. Masing masing bagian dibagi sama banyak.

Modul Praktikum Farmasetika


Prodi S1 Farmasi FIK Universitas Muhammadiyah Mataram TA 2023-2024
49

Misalnya bila diminta 12 bungkus, maka setiap bagiannya dibagi menjadi 6 bagian,
kemudian tiap bagian dimasukkan kedalam capsul.
3. Bila jumlah pulveres lebih dari 10 bungkus dan jumlahnya ganjil (misalnya 15 bungkus),
serbuk ditimbang seluruhnya kemudian dicari bobot rata-rata 1 bungkus. Kemudian
ditimbang untuk 1 (satu) bungkus, sisanya dibagi seperti cara No.2.

Cara pengisian kapsul:


1. Dengan tangan
a) Siapkan kapsul sesuai dengan ukurannya. Buka kapsul.
b) Bagi serbuk sesuai dengan jumlahnya, lalu masukan serbuk dalam badan kapsul,
tutup kapsul hingga terkunci (bunyi klik).
c) Bersihkan permukaan kapsul dengan tisu/lap kering sebelum diserahkan ke
pasien.
2. Dengan alat bukan mesin
Penggunaan alat, dapat membantu proses pembuatan kapsul dalam jumlah besar. Alat
ini terdiri dari 2 yaitu bagian tetap dan bagian yang bergerak. Cara pengisian kapsul
adalah dengan cara :
a. Buka kapsul menjadi dua bagian
b. Bagian badan kapsul dimasukkan ke dalam lubang pada bagian alat yang
tidak bergerak. Ratakan permukaan kapsul dengan alat.
c. Taburkan serbuk yang akan dimasukkan ke dalam badan kapsul
d. Ratakan dengan bantuan kertas film atau kertas perkamen. Pastikan semua
kapsul terisi secara merata.
e. Tutup kapsul dengan cara merapatkan atau menggerakan bagian alat yang
bergerak. Atau dapat ditutup manual. Bersihkan permukaan kapsul dengan
tisu/lap kering sebelum diserahkan ke pasien.

Gambar Alat bukan mesin

Modul Praktikum Farmasetika


Prodi S1 Farmasi FIK Universitas Muhammadiyah Mataram TA 2023-2024
50

3. Dengan mesin
Produksi kapsul dalam skala industry yang menggunakan alat mesin. Hal ini bertujuan
untuk menjaga keseragaman bobot pada tiap kapsul yang diproduksi.

C. RESEP

Modul Praktikum Farmasetika


Prodi S1 Farmasi FIK Universitas Muhammadiyah Mataram TA 2023-2024
51

D. CARA PEMBUATAN
RESEP 1
1. Ambil Stinopi sejumlah …… kaplet.
2. Berikan etiket pada kemasan.
RESEP 2
1. Ambil Floxaris sejumlah …… kaplet.
2. Berikan etiket pada kemasan
RESEP 3
1. Ambil Theobron 130 mg kapsul sejumlah …... kapsul.
2. Ambil Methylprednisolon 4 mg sejumlah …… tablet. Masukan ke dalam mortir dan
gerus ad halus.
3. Buka cangkang kapsul Theobron, keluarkan isinya, letakan ke dalam mortir yang
sudah berisi Methylprednisolone. Gerus ad halus dan homogen.
4. Bagi serbuk sesuai permintaan pada resep. Masukan ke dalam kapsul.
5. Beri etiket.

(Format laporan lihat halaman 11)

Modul Praktikum Farmasetika


Prodi S1 Farmasi FIK Universitas Muhammadiyah Mataram TA 2023-2024
52

PRAK6TIKUM 5
SUPPOSITORIA
A. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu membuat sediaan farmasetika dalam bentuk sediaan suppositoria
2. Mahasiswa mampu membaca dan melengkapi resep
3. Mahasiswa mampu menghitung bobot penimbangan, membuat,
membungkus/mewadahi, memberi etiket dan copy resep
B. TEORI
Suppositoria adalah sediaan padat yang digunakan melalui dubur berbentuk torpedo, dapat
melunak, melarut atau meleleh pada suhu tubuh. Bahan dasar yang digunakan harus dapat
larut dalam air atau meleleh pada suhu tubuh. Bahan dasar yang sering digunakan adalah
lemak coklat (Oleum Cacao), Polietilenglikol atau lemak tengkawang (Oleum Shoreae)
atau Gelatin. Bobot suppositoria kalau tidak dinyatakan lain adalah 3 g untuk orang dewasa
dan 2 g untuk anak-anak. Suppositoria supaya disimpan dalam wadah tertutup baik dan
ditempat yang sejuk. Keuntungan bentuk torpedo adalah bila bagian yang besar masuk
melalui otot penutup dubur, maka suppositoria akan tertarik masuk dengan sendiri.
Keuntungan penggunaan suppositoria disbanding penggunaan obat per oral adalah :
1. Dapat menghindari terjadinya iritasi obat pada lambung
2. Dapat menghindari kerusakan obat oleh enzim pencernaan
3. Obat dapat masuk langsung dalam saluran darah dan berakibat obat dapat memberi
efek lebih cepat daripada penggunaan obat per oral
4. Baik bagi pasien yang mudah muntah atau tidak sadar
C. RESEP
Dr. Umar
SIP. 739/DU/2019
Jl. Suranadi no. 1, Mataram
Mataram, 19 April 2020

R/ Paracetamol 125 mg
Cera Flava 5%
Oleum Cacao ad 100%
m.f.supp.dtd no. III

Pro : An. Nia (7 tahun), BB 20 kg

D. CARA PEMBUATAN

Modul Praktikum Farmasetika


Prodi S1 Farmasi FIK Universitas Muhammadiyah Mataram TA 2023-2024
53

1. Membuka alat pembuat suppositoria


2. Alat ditetesi dengan paraffin cair dengan kapas agar tidak melekat saat pembuatan
suppositoria
3. Tutup alat suppositoria
4. Kemudian leburkan basis cerra flava diatas penangas air sampai meleleh
5. Setelah itu tambahkan oleum cacao, tunggu sampai meleleh dan tercampur rata
6. Paracetamol digerus pada mortir agar halus
7. Kemudian paracetamol dimasukkan pada basis suppositoria
8. Setelah homogen, masukkan campuran tersebut ke dalam alat cetak suppositoria
9. Dinginkan pada suhu 7-10oC selama 30 menit
10. Kemudian setelah memadat, suppositoria dapat dikeluarkan dari cetakkan dan
dibungkus menggunakan aluminium foil

(Format laporan lihat halaman 11)

Modul Praktikum Farmasetika


Prodi S1 Farmasi FIK Universitas Muhammadiyah Mataram TA 2023-2024
54

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik
Indonesia
Anonim. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
Anonim. Pharmacopee Netherland Edisi V.
Anief, M. 1990. Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Anief, M. 2012. Farmasetika. Yogyakarta: UGM Press
Ansel, H.C. 1989. Pengantar Bentuk Sedíaan Farmasi Edisi IV. Jakarta: UI-Press.
Duin, C.F.V. 1947. Buku Penuntun Ilmu Resep dalam Praktek dan Teori. Jakarta: Soeroengan.
Jenkins, G.L., Francke, D.E., Brecha, E.A., Sperandio, G.J., 1957, Scoville’ The Art of
Compounding, 9 th Edition, McGraw-Hill Book Company, Inc., New York Toronto
London.
Suprapti, Tati. 2016. Praktikum Farmasetika Dasar. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia
Syamsuni. 2006. Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC
Syamsuni. 2014. Ilmu Resep. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Modul Praktikum Farmasetika


Prodi S1 Farmasi FIK Universitas Muhammadiyah Mataram TA 2023-2024
55

JADWAL PRAKTIKUM

Pertemuan Satuan Acara


1 Asistensi praktikum
2 Tutorial 1 dan mengumpulkan tugas tutorial
3 Tutorial 2 dan mengumpulkan tugas tutorial
4 Tutorial 3 dan mengumpulkan tugas tutorial
5 Tutorial 4 dan mengumpulkan laporan P1 sampai P2
6 Tutorial 5 dan mengumpulkan laporan P3, P4, dan P5
7 Praktikum 1 : Pulvis Adspersorius
8 Praktikum 2 : Pulvis Adspersorius
9 Praktikum 3 : Pulveres
10 Praktikum 4 : Pulveres dalam kapsul
11 Praktikum 5 : Suppositoria
12 Responsi (ujian praktikum)

Modul Praktikum Farmasetika


Prodi S1 Farmasi FIK Universitas Muhammadiyah Mataram TA 2023-2024

Anda mungkin juga menyukai