Anda di halaman 1dari 35

MODUL PRAKTIKUM

Biofarmasetika

Disusun oleh:
apt. Baiq Lenysia Puspita Anjani,
M.Farm Melati Permata Hati, M.Sc
apt. Safwan., M.Sc., Ph.D

LABORATORIUM TEKNOLOGI FARMASI DAN FARMASETIKA


PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

Petunjuk Praktikum Biofarmasetika


Laboratorium Teknologi Farmasi dan Farmasetika
S1 Farmasi – FIK - Universitas Muhammadiyah Mataram TA. 2022/2023
MODUL PRAKTIKUM

BIOFARMASETIKA

Disusun oleh :
apt. Baiq Lenysia Puspita Anjani, M.Farm
Melati Permata Hati, M.Sc
apt. Safwan., M.Sc., Ph.D

Laboratorium Teknologi Farmasi Dan Farmasetika


Program Studi S1 Farmasi
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Mataram TA 2022/2023

Petunjuk Praktikum Biofarmasetika


Laboratorium Teknologi Farmasi dan Farmasetika
S1 Farmasi – FIK - Universitas Muhammadiyah Mataram TA. 2022/2023 1
PENGESAHAN

MODUL
PRAKTIKUM
FARMAKOLOGI

Revisi :
Tanggal : Maret 2023
Dikaji Ulang Oleh : Ketua Program Studi S1 Farmasi
Dikendalikan Oleh : Gugus Kendali Mutu Fakultas
Disetujui Oleh : Dekan

NO. DOKUMEN : TANGGAL : Februari 2023


NO. REVISI : NO. HAL :
Disiapkan Oleh : Diperiksa Oleh : Disahkan Oleh :
Koordinator Praktikum Ketua Prodi S1 Farmasi Dekan

Apt. Baiq Lenysia P. Anjani, Apt. Baiq Leny Nopitasari, Apt. Nurul Qiyaam,
M.Farm NIDN. M.Farm NIDN. M.Farm.Klin NIDN.
0826109402 0807119001 0827108402

Catatan : Dokumen ini milik Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah


Mataram dan TIDAK DIPERBOLEHKAN dengan cara dan alasan apapun membuat
salinan tanpa seijinDekan

Petunjuk Praktikum Biofarmasetika


Laboratorium Teknologi Farmasi dan Farmasetika
S1 Farmasi – FIK - Universitas Muhammadiyah Mataram TA. 2022/2023 2
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..............................................................................................................................3

KATA PENGANTAR...............................................................................................................4

VISI DAN MISI PROGRAM STUDI S1 FARMASI...............................................................5

PRAKTIKUM 1 UJI DIFUSI....................................................................................................9

PRAKTIKUM 2 PENENTUAN PARAMETER FARMAKOKINETIKA MENGGUNAKAN


DATA KONSENTRASI OBAT DALAM DARAH...............................................................14

PRAKTIKUM 3 PENENTUAN PARAMETER FARMAKOKINETIKA OBAT MELALUI


PEMBERIAN SECARA INTRAVENA..................................................................................17

PRAKTIKUM 4 PENENTUAN PARAMETER FARMAKOKINETIKA OBAT SETELAH


PEMBERIANSECARA INFUS..............................................................................................20

PRAKTIKUM 5 STUDI BIOAVAILABILITAS DAN BIOEKIVALENSI..........................23

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................27

JADWAL PRAKTIKUM BIOFARMASETIKA....................................................................29

LAMPIRAN FORMAT LAPORAN.......................................................................................30

Petunjuk Praktikum Biofarmasetika


Laboratorium Teknologi Farmasi dan Farmasetika
S1 Farmasi – FIK - Universitas Muhammadiyah Mataram TA. 2022/2023 3
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb...

Segala puji kepada Allah SWT sehingga penyempurnaan


buku petunjuk praktikum Biofarmasetika dapat diselesaikan. Buku
ini disusun untuk membantu mahasiswa dalam memahami
pelaksanaan praktikum yang merupakan bagian dari materi kuliah
Biofarmasetika. Untuk menambah pengetahuan mengenai paktikum,
disarankan mahasiswa membaca buku referensi atau rujukan yang
ada dalam daftar pustaka petunjuk praktikum ini, atau referensi
lainnya baik sumber tertulis maupun dari internet.
Penyusun menyadari bahwa buku ini tidak terlepas dari
kekurangan. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan buku ini.
Penyusun berharap semoga buku ini dapat bermanfaat. Amiin.
Wassalamualaikum Wr. Wb...

Mataram, Maret 2023

Koordinator Praktikum

Petunjuk Praktikum Biofarmasetika


Laboratorium Teknologi Farmasi dan Farmasetika
S1 Farmasi – FIK - Universitas Muhammadiyah Mataram TA. 2022/2023 4
VISI DAN MISI PROGRAM STUDI S1 FARMASI

VISI PROGRAM STUDI

Menjadi Program Studi sarjana farmasi islami, mandiri, unggul berdaya saing di
kawasan ASEAN dan professional dalam bidang ilmu kefarmasian khususnya
pengembangan obat herbal berbasis kearifan lokal suku Sasambo pada tahun 2028.

MISI PROGRAM STUDI


1. Menyelenggarakan dan mengembangkan proses pembelajaran dalam bidang ilmu
kefarmasian yang berbasis capaian pembelajaran (Outcome-based Education/OBE).
2. Mengembangkan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat di bidang ilmu kefarmasian
khususnya pengembangan obat herbal berbasis kearifan lokal suku Sasambo yang dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
3. Menumbuhkan karakter civitas akademika yang beriman, bertakwa dan berakhlak mulia
melalui pendidikan Al-Islam dan kemuhammadiyahan.
4. Mengembangkan kerjasama dengan mitra dalam bidang kefarmasian.
5. Menyelenggarakan program studi farmasi yang berkualitas dan professional serta
berwawasan enterpeneurship di bidang pengembangan obat herbal berbasis kearifan lokal
suku Sasambo.

Petunjuk Praktikum Biofarmasetika


Laboratorium Teknologi Farmasi dan Farmasetika
S1 Farmasi – FIK - Universitas Muhammadiyah Mataram TA. 2022/2023 5
PETUNJUK KERJA
PRAKTIKUM BIOFARMASETIKA
LABORATORIUM TEKNOLOGI FARMASI DAN FARMASETIKA

I. Presensi Praktikum
1. Praktikan diwajibkan datang 10 menit sebelum praktikum maupun tutorial dimulai
untuk mengisi daftar hadir, mengumpulkan laporan resmi percobaan minggu
sebelumnya, mengisi logbook saat tutorial dan praktikum, dan mengikuti pretest serta
posttest.
2. Keterlambatan praktikan tanpa alasan yang jelas berakibat tidak diperkenankan
mengikuti praktikum,
3. Apabila tidak mengikuti tutorial dan praktikum, praktikan harus mengganti hari atau
mengganti tutorial dan praktikum sesuai kesepakatan dengan dosen pengampu.

II. Pelaksanaan dan Penilaian Praktikum


1. Sistem penilaian praktikum meliputi:
a. Penilaian harian oleh masing-masing dosen meliputi: Pre test, praktikum (cara
kerja, kebersamaan, kesopanan, dan hasil praktikum) dan post test.
b. Laporan resmi
c. Responsi akhir/Ujian Praktek

Nilai Proporsi Nilai Praktikum


Pre test 25%
Post test 25% 70%
Skill lab 25%
Laporan 25%
Nilai Responsi 30%
Nilai Akhir 100%

2. Sebelum acara praktikum dimulai praktikan harus telah melaksanakan pretest dengan
dosen/asisten yang ditetapkan. Praktikan yang belum lulus test tidak diperkenankan
mengikuti praktikum.
3. Selama praktikum, praktikan diwajibkan mengenakan jas praktikum, masker,
handscoon, head cap, dan bersikap sopan dalam berpakaian. Cara bicara, maupun cara
bergaul termasuk didalamnya tidak merokok dalam laboratorium dan tidak membuat
kegaduhan.

Petunjuk Praktikum Biofarmasetika


Laboratorium Teknologi Farmasi dan Farmasetika
S1 Farmasi – FIK - Universitas Muhammadiyah Mataram TA. 2022/2023 6
4. Praktikan diwajibkan memastikan alat gelas yang digunakan dalam praktikum harus
sudah dibersihkan sebelum dan sesudah digunakan, kemudian dikembalikan ke
tempatnya semula.
5. Bahan-bahan obat yang diambil harus dikembalikan ke tempat semula dengan tutup
botol jangan sampai tertukar.
6. Tiap kelompok praktikan wajib membawa lap/serbet dan tisu untuk membersihkan alat-
alat gelas.
7. Menjaga kebersihan laboratorium:
a. Membuang residu atau sampah di tempat yang disediakan
b. Bahan obat diambil secukupnya sesuai dengan ketentuan, tidak berceceran di
meja/lantai.
c. Gunakan pipet dan sendok yang berbeda untuk masing-masing bahan, untuk
menjaga bahan tidak tercampur.
8. Praktikan yang merusakkan alat harus melapor kepada laboran dan segera mengganti
perkelompok (tergantung kesepakatan) dengan merek dan kualitas yang sama.

III. Mencegah Terjadinya Kecelakaan Kerja


1. Baca dan pahami profil Material Safety Data Sheet (MSDS) tiap bahan kimia yang akan
digunakan dengan baik dan benar.
2. Percobaan yang akan menimbulkan gas beracun seperti CO, H 2S, HCN dan bahan kimia
korosif lainnya yang menguap harus dilakukan di dalam lemari asam.
3. Hindari mematikan semua api atau yang menimbulkan api pada waktu bekerja dengan
pelarut-pelarut organic yang mudah terbakar seperti eter, petroleum eter, benzene, dan
sebagainya.
4. Jika pengenceran asam kuat atau melarutkan basa kuat, maka zat tersebut harus
dituangkan ke dalam air dan bukan sebaliknya.
5. Mohon diperhatikan:
a) Jika melakukan percobaan dalam tabung reaksi dengan pemanasan, maka mulut
tabung jangan diarahkan ke muka sendiri atau orang lain.
b) Jangan menyedot dengan mulut untuk bahan kimia yang reaktif / kuat, gunakan
penyedot karet (filler).

Petunjuk Praktikum Biofarmasetika


Laboratorium Teknologi Farmasi dan Farmasetika
S1 Farmasi – FIK - Universitas Muhammadiyah Mataram TA. 2022/2023 7
IV. Pengamatan dan Laporan Praktikum
1. Setiap praktikan wajib mengisi logbook praktikum secara invidu, yaitu saat tutorial
mengisi tabel cara kerja, dan saat praktikum mengisi tabel hasil
pengamatan/perhitungan. Setiap kali tutorial dan praktikum, logbook wajib
ditandatangani oleh dosen pengampu praktikum.
2. Setiap praktikan wajib membuat laporan akhir praktikum secara individu.
3. Setiap praktikan wajib membuat laporan resmi (poin A-I pada lampiran) tentang
percobaan yang telah dilakukan dan diserahkan saat praktikum berikutnya. Apabila
belum menyerahkan laporan resmi maka praktikan tidak diperkenankan mengikuti
praktikum berikutnya.
4. Laporan wajib dikerjakan secara mandiri dan dilarang copy-paste. Laporan yang sama
antar mahasiswa maka nilai laporan akan dibagi sebanyak laporan yang sama.

Mataram, Maret 2023

Tim Praktikum Biofarmasetika

Petunjuk Praktikum Biofarmasetika


Laboratorium Teknologi Farmasi dan Farmasetika
S1 Farmasi – FIK - Universitas Muhammadiyah Mataram TA. 2022/2023 8
PRAKTIKUM 1
UJI DIFUSI

I. Tujuan

Mempelajari absorbsi obat melalui difusi pasif dan percobaan dilakukan secara in situ.

II. Teori
Absorpsi adalah proses pergerakan obat yang sudah terlarut dari tempat pemberianke
dalam sirkulasi darah melalui membrane pada tempat pemberian obat. Obat dapat
diabsorpsi melalui sublingual, bukal, gastrointestinal, subkutan, rektal, muscular, peritoneal,
ocular, nasal dan pulmonal. Membrane sel merupakan lapisan tipis biomoekuler lemak
dengan tebal
± 5nm yang dipisahkan oleh cairan intraseluler dan ektraseluler. Struktur bilayer membrane
memperlihatkan permiabitlitas tinggi untuk molekul yang bersifat hidrofobik dan
permibilitas rendah untuk molekul hidrofilik. Membrane sel terasosisasi dengan protein
intrinsic dan protein ekstrinsik. Protein dapat berbentuk saluran, pembawa, atau pompa
yang dapat memungkinkan senyawa polar dapatmelewati membrane. Mekanisme absorpsi
terdiri dari tiga macam yaitu :

1. Difusi pasif
Mekanisme menyangkut senyawa yang dapat larut dalam komposisi penyusun
membrane. Penembusan karena adanya perbedaan konsentrasi atau elektrokimia dan
tidak memerlukan energy. Sebagian besar obat melalui mekanisme kerja dufusi pasif.
Difusi pasif sangat tergantung kelarutan dalam lemak dan gradient konsentrasi. Molekul
hidrofobik memiliki koefesien partisi besar dan molekul hidrofilik memiliki koefesien
partisi kecil.
2. Transport protein
Mekanisme molekul polar kelarutan rendah dalam minyak, permiabilitas rendah.
Beberapa dapat menembus melawan gradient konsentrasi.
a. Channels
Spekulasi awal terhadap keberadaan small aqueous pores dalam membrane
berdasarkan kenyataan membrane sangat permiabel terhadap molekul polar yang kecil.
Contohnya air dan ion. Ada dua channel yaitu water channels danion channels.

Petunjuk Praktikum Biofarmasetika


Laboratorium Teknologi Farmasi dan Farmasetika
S1 Farmasi – FIK - Universitas Muhammadiyah Mataram TA. 2022/2023 9
b. Difusi terfasilitasi (Carrier)
Mekanisme untuk menjelaskan absorpsi senyawa larut air, tidak membutuhkan
energy, dapat jenuh, dapat terjadi kompetisi dan masih tergantung pada gradient
konsentrasi. Contoh untuk gula dan asam amino.
c. Transport aktif (Pumps)
Merupakan protein yang dapat mentrasnport senyawa melawan gradient
konsentrasi menggunakan Adenosin-5triphosphate (ATP) sebagai energy.
3. Pinositosis
Merupakan mekanisme absorpsi untuk makromolekul. Pinositosis mirip seperti
fagositosis dimana molekul seperti “dimakan” oleh struktur yang ada dimembrane
absorpsi.

Penyusanan membrane sel adalah lapisan fosfolipid yang terintregasi dengan protein
fungsional yang bertanggung jawab dalam mekanisme obat transport protein. Oleh karena
itu penyusun membrane sel adalah lipid sehingga secara umum obat yang lebih larut
lemak atau lipid lebih mudah menembus membrane jika terjadi absopsi melalui difusi
pasif.

Sebagian besar obat merupakan asam atau basa organic lemah. Absoporpsi obat
dipengaruhi oleh derajat ionisasinya pada waktu zat berhadapan dengan membrane.
Membrane sel lebih permiabel terhadap bentuk obat yang tidak terionkan daripada bentuk
terionkan. Hal tersebut karena obat bentuk tak terion lebih larut lemak dibanding bentuk
terion. Derajat ionisasi tergantung pada pH larutan dan pKa obat.

Percobaan obat secara in situ melalui usus halus didasarkan atas penentuan kecepatan
hilangnya obat dalam lumen usus halus setelah larutan obat dengan kadar tertentu
dilewatkan melalui lumen usus harus secara perfusi dengan kecepatan tertentu. Cara ini
dikenal denga teknik perfusi, karena usus dilubangi untuk masukknya ujung kanul, satu
kanul dibagian ujung atas usus untuk masuknya sampel cairan percobaan dan satu lagi
bagian bawh unruk keluarnya cairan tersebut.

Cara ini didasarkan atas asumsi bahwa obat yang dicobakan stabil, tidak mengalami
metabolism dalam lumen usus sehingga hilangnya obat dalam lumen usus akan muncul
dalam darah atau plasma darah atau dengan kata lain hilangnya obat dari lumen usus
adalah proses absorpsi. Bagian obat yang berupa asam lemah atau basa lemah,

Petunjuk Praktikum Biofarmasetika


Laboratorium Teknologi Farmasi dan Farmasetika
S1 Farmasi – FIK - Universitas Muhammadiyah Mataram TA. 2022/2023 10
pengaruh pH

Petunjuk Praktikum Biofarmasetika


Laboratorium Teknologi Farmasi dan Farmasetika
S1 Farmasi – FIK - Universitas Muhammadiyah Mataram TA. 2022/2023 11
terhadap kecepatan absorpsi sangat besar, karena pH akan menentukan besarnyafraksi
obat dalam bentuk tak terionkan. Bentuk ini dapat terabsorpsi secara baik melalui proses
difusi pasif.

Metode ini dapat digunakan untuk mempelajari berbagai factor yang dapat
berpengaruh pada permeabilitas dinding usus dari berbagai macam obat pengembangan
lebih lanjut dapat digunakan untuk merancang obat dalam upaya mengoptimalkan
kecepatan absorpsinya melalui bentuk prodrug. Khususnya untuk obat-obat yang sangat
sulit atau praktis tidak dapat terabsorpsi. Melalui metode ini akan dapat diungkapkan
pulabesarnya permeabilitas membrane usus terhadap obat melalui lipoid pathway, pori,
dan aqueous boundary layer. Metode Through and Through merupakan salah satu cara
untuk percobaan in situ. Cara ini dilakukan dengan menentuka fraksi obat yang
terabsorpsi, setelah larutan obat dialirkan melalui lumen intestinal yang panjangnya
tertentu dankecepatan alirnya tertentu pula. Dalam keadaan tunak proses absorpsi dapat

dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut:

Dengan,
Papp = tetapan permeabilitas semu
Q = kecepatan alir larutan obat dalam ml menit-1
r = jari-jari penampung lintang intestine
l = panjang usus dalam cm
C(0) = kadar larutan obat mula-mula
C(1) = kadar larutan obat setelah dialirkan melalui lumen intenstin sepanjang1cm

III. Alat dan Bahan


Alat :
1. Seperangkat alat infus
2. Seperangkat alat bedah
3. Benang
4. Spektrofotometri UV-Vis
5. Kuvet
6. Timbangan analitik
7. Gelas beaker

Petunjuk Praktikum Biofarmasetika


Laboratorium Teknologi Farmasi dan Farmasetika
S1 Farmasi – FIK - Universitas Muhammadiyah Mataram TA. 2022/2023 12
8. Spuit
9. Tabung reaksi
10. Pipet tetes
11. Pipet volume
Bahan :
1. Hewan : tikus
2. Paracetamol
3. NaCl infus
4. NaOH
5. HCl
6. Asam sulfamat
7. NaNO2
IV. Prosedur Kerja
1. Pembuatan Cairan Sampel (paracetamol)
a. Menimbang 5 gr paracetamol dilarutkan ke dalam 500 mL NaCl
2. Penyiapan Usus Halus Tikus

a. Puasakan tikus selama 20-24 jam

b. Bunuh tikus dengan eter

c. Bedah tikus disepanjang linea mediana dan cari bagian usus yang dekat dengan
lambung

d. Potong usus kemudian disambung dengan cairan infus NaCl yang berisi
paracetamol

e. Potong usus bagian bawah yang dekat dengan usus besar kemudian hubungkan
dengan tabung reaksi

f. Catat volume yang tertampung dalam tabung reaksi (Q)

g. Potong usus tikus antara kedua ujung dan ukur sebagai nilai (l)

h. Ukur diameter usus menggunakan jangka sorong (r)


3. Penetapan kadar paracetamol dalam cairan sampel sebagai konsentrasi akhir C(1)
a. Pipet 1 mL cairan dalam tabung reaksi (prosedur kerja no.2f)
b. Tambahkan perekasi warna 0,5 mL HCl 6 N, 1 mL NaNO2 10%, campurkan dan

Petunjuk Praktikum Biofarmasetika


Laboratorium Teknologi Farmasi dan Farmasetika
S1 Farmasi – FIK - Universitas Muhammadiyah Mataram TA. 2022/2023 13
diamkan 5 menit
c. Tambahkan 1 mL asam aminodosulfonat 15% dan 2,5 mL NaOH 10%, diamkan
3 menit sambal direndam dalam air es
d. Ukur nilai absorbannya dengan spektrofotometri UV-Vis pada Panjang
gelombang 243 nm
e. Pipet 1 mL cairan paracetamol dalam NaCl dan ulangi kembali cara kerja no.3b
sampai no.3d
f. Hitung kadar paracetamol dengan
Cp = Absorbansi konsentrasi awal x konsentrasi awal C(0)
Absorbansi sampel pada t

g. Hitung nilai Papp cairan sampel


h. Hitung konsentrasi paracetamol yang
terdifusi C = Cp - C(0)
V. Evaluasi
1. Hasil percobaan
a. Penentuan panjang gelombang maksimum
b. Absorpsi obat per oral secara in situ
2. Pembahasan
Tentukan tetapan permeabilitas semu dari paracetamol untuk mengetahui absorpsi
tablet paracetamol secara in situ (difusi).
VI. Soal Latihan
1. Jelaskan hubungan nilai tetapan permeabilitas semu dengan absorpsi obat?

Petunjuk Praktikum Biofarmasetika


Laboratorium Teknologi Farmasi dan Farmasetika
S1 Farmasi – FIK - Universitas Muhammadiyah Mataram TA. 2022/2023 14
PRAKTIKUM 2
PENENTUAN PARAMETER FARMAKOKINETIKA MENGGUNAKAN DATA
KONSENTRASI OBAT DALAM DARAH

I. Tujuan
Setelah mengikuti percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu untuk :
1. Menentukan kadar obat yang terdapat dalam sampel darah hewan uji.
2. Menentukan orde eliminasi obat yang diberikan dan menganalisa parameter
farmakokinetik obat.
II. Teori
Farmakokinetika adalah pengetahuan yang mempelajari keadaan obat dan
metabolitnya di dalam tubuh makhluk hidup sebagai fungsi dari waktu setelah proses
absorpsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi. Penentuan konsentrasi obat dalam darah
umumnya dilakukan terhadap plasma atau serum dengan menganggap bahwa kadar obat
dalam plasma mempunyai keseimbangan dinamik dengan kadar obat dalam jaringan maka
perubahan konsentrasi obat dalam plasma akan dapat menggambarkan perubahan kadar
obat dalam jaringan.
Data konsentrasi obat dalam plasma sebagai fungsi dari waktu akan diperoleh
gambaran menyeluruh tentang kinetika obat di dalam tubuh setelah pemberian obat
melalui rute tertentu. Berdasarkan kurva hubungan antara konsentrasi terhadap waktu akan
dapat diketahui model farmakokinetika yang diikuti oleh obat tersebut serta dapat dihitung
parameter farmakokinetikanya. Obat yang masuk ke dalam tubuh dapat mengikuti
beberapa model farmakokinetika. Model yang paling banyak digunakan adalah model
kompartemen, yang terdiri dari model kompartemen satu terbuka dan model multi-
kompartemen.
Parameter konsentrasi puncak (Cmaks) merupakan parameter yang menyatakan
konsentrasi maksimum yang dapat dicapai obat dalam plasma. Parameter ini berhubungan
dengan dosis, konstanta kecepatan absorpsi dan konstanta kecepatan eliminasi dari obat.
Waktu untuk mencapai konsentrasi puncak (Tmaks) merupakan parameter yang
menggambarkan kecepatan absorpsi obat. Kedua parameter tersebut dapat ditentukan dari
kurva. Luas area di bawah kurva dari waktu t = 0 sampai t = ∞ merupakan parameter yang
menggambarkan jumLah obat yang di absorpsi ( AUC ). Untuk menghitung parameter ini

Petunjuk Praktikum Biofarmasetika


Laboratorium Teknologi Farmasi dan Farmasetika
S1 Farmasi – FIK - Universitas Muhammadiyah Mataram TA. 2022/2023 15
dapat digunakan cara trapezoidal dan persamaan farmakokinetika.

Petunjuk Praktikum Biofarmasetika


Laboratorium Teknologi Farmasi dan Farmasetika
S1 Farmasi – FIK - Universitas Muhammadiyah Mataram TA. 2022/2023 16
Ketiga parameter tersebut biasanya digunakan untuk menilai apakah suatu sediaan
obat mempunyai ketersediaan hayati yang baik. Parameter waktu paruh eliminasi (t1/2)
dapat digunakan untuk pengaturan regmen dosis suatu obat.

III. Alat dan Bahan


Alat : Spektrofotomoter UV-VIS
Bahan :
1. Hewan uji : tikus
2. Paracetamol
3. Plasma darah
4. EDTA

IV. Prosedur Kerja


1. Pengambilan Sampel
a. Tikus dipuasakan 8 jam sebelum perlakuan
b. Tikus diberikan paracetamol sesuai dengan dosis mencit secara peroral
c. Siapkan tabung reaksi yang sudah diberikan EDTA sebanyak 2 tetes
d. Sampel darah di ambil melalui mata mencit sebanyak 1 mL dan dimasukkan
ke dalam tabung reaksi yang sudah siapkan
e. Darah di sentrifuge selama 1-5 menit sampai terpisah antara supernatan dengan
plasma
f. Ambil bagian plasma dan dimasukkan dalam dragendroff
2. Sampel plasma dianalisis menggunakan spektrofotomoter UV-VIS pada
Panjang gelombang 243 nm
3. Tentukan Cp (konsentrasi obat dalam plasma) dengan
Cp = Absorbansi konsentrasi awal x konsentrasi awal C(0)
Absorbansi sampel pada t

4. Berdasarkan data yang diperoleh, tentukan apakah eliminasi obat mengikuti


orde 0 atau orde 1.
5. Hitung parameter farmakokinetika dari data yang diberikan meliputi K, t½, Vd,
Clt, Cmaks dan tmaks.
6. Buat kurva hubungan antara logaritme konsentrasi obat yang diperoleh terhadap

Petunjuk Praktikum Biofarmasetika


Laboratorium Teknologi Farmasi dan Farmasetika
S1 Farmasi – FIK - Universitas Muhammadiyah Mataram TA. 2022/2023 17
waktu. Hitunglah nilai AUC berdasarkan kurva yang telah dibuat.
V. Evaluasi
1. Hasil Percobaan
a. Penentuan orde reaksi eliminasi obat
b. Penentuan nilai parameter farmakokinetik yang meliputi K eliminasi,t½, Vd,
Clt, Cmaks dan tmaks
c. Grafik AUC dan penentuan nilai AUC
2. Pembahasan
Dari contoh data dan hasil percobaan lakukan analisa dan pembahasan
mengenai kinetika eliminasi obat sesuai dengan orde reaksi yangdiperoleh,
pengaruh nilai parameter farmakokinetika yang diperoleh terhadap ketersediaan
hayati maupun efek terapi yang diperoleh dari obat tersebut. Tuliskan
kesimpulan yang diperoleh dari hasil praktikum dan pembahasan yang telah
dibuat.

VI. Soal Latihan


1. Apa yang dimaksud dengan Farmakokinetika?
2. Bila orde reaksi eliminasi suatu obat mengikuti kinetika orde 0. Hitunglah nilai
waktu paruh jika diketahui konstanta eliminasi obat adalah 0,0627/jam?
3. Apa yang dimaksud dengan K eliminasi, t½, Vd, Clt, Cmaks dan tmaks

Petunjuk Praktikum Biofarmasetika


Laboratorium Teknologi Farmasi dan Farmasetika
S1 Farmasi – FIK - Universitas Muhammadiyah Mataram TA. 2022/2023 18
PRAKTIKUM 3
PENENTUAN PARAMETER FARMAKOKINETIKA OBAT MELALUI
PEMBERIAN SECARA INTRAVENA

I. Tujuan
Setelah mengikuti percobaan ini mahasiswa diharapkan :
1. Memahami proses in vitro dan perkembangan kadar obat dalam darah setelah
pemberian obat secara bolus intravena.
2. Mampu memplot data kadar obat dalam fungsi waktu pada skalasemilogaritmik.
3. Mampu menentukan berbagai parameter farmakokineka obat yang berkaitandengan
pemberian obat secara bolus intravena.
II. Teori
Secara garis besar obat dapat diberikan secara intravaskuler (langsung masuk ke
dalam pembuluh darah) dan ekstravaskuler (di luar pembuluh darah seperti pemberian
secara oral, rektal, injeksi intramuskular, dll). Pemberian secara ekstravaskular, obat akan
masuk ke dalam sistem peredaran darah melalui proses absorpsi. Pemberian secara
intravaskular dapat dilakukan secara bolus (sekaligus seperti injeksi intravena) atau secara
kontinyu dengan suatu kecepatan yang konstan seperti cara infus.
Setelah masuk ke dalam sistem peredaran darah, obat akan mengalami proses
distribusi metabolisme dan ekskresi. Proses “metabolisme” dan “ekskresi” merupakan
proses eliminasi. Berbagai proses tersebut akan menyebabkan terjadinya perubahan kadar
obat dalam darah dalam fungsi waktu. Melalui pendekatan pemodelan matematis, kinetika
obat dalam darah dapat digambarkan dengan suatu model kompartemental: satu
kompartemen dan multi-kompartemen. Kinetika perubahan kadar obat untuk setiap proses
yang terjadi mengikuti kinetika orde satu.
Pemberian secara bolus intravena, obat seluruhnya akan masuk sekaligus kedalam
sistem peredaran darah sehingga pada waktu pemberian, kadar obat dalam darah adalah
yang tertinggi dan kadar obat akan menurun karena terjadi proses dsitribusi ke dalam
jaringan lain dan eliminasi.
Persamaan kinetika obat dalam darah pada pemberian secara bolus intravena dengan
suatu dosis D yang mengikuti model satu kompartemen diberikan dengan persamaan
berikut :

Petunjuk Praktikum Biofarmasetika


Laboratorium Teknologi Farmasi dan Farmasetika
S1 Farmasi – FIK - Universitas Muhammadiyah Mataram TA. 2022/2023 19
Cpt = C0 . ℮-k t

dimana Cpt adalah kadar obat dalam waktu t, C0 adalah kadar obat pada waktu0, k atau
ke adalah konstanta kecepatan eliminasi obat.
Dengan menentukan kadar obat pada berbagai waktu, harga C0 dan k dapat dihitung
dengan regresi linier setelah persamaan ditransformasikan ke dalam nilai logaritmik :

Iog Cpt = Iog C0 – k/2,303.t

Setelah ditentukan nilai C0 dan k, berbagai parameter farmakokinetik obat yang berkaitan
dengan cara pemberian obat secara bolus intravena dapat dihitung, seperti nilai volume
distribusi (Vd), klirens (Cl) dan paro waktu (t1/2).

III. Alat dan Bahan


Alat : Spektrofotometer UV-VIS
Bahan :
1. Hewan uji : tikus
2. Paracetamol
3. Plasma darah
4. EDTA

IV. Prosedur Kerja


1. Pengambilan Sampel
a. Tikus dipuasakan 8 jam sebelum perlakuan
b. Tikus diberikan paracetamol sesuai dengan dosis mencit secara intravena
c. Siapkan tabung reaksi yang sudah diberikan EDTA sebanyak 2 tetes
d. Sampel darah di ambil melalui mata mencit sebanyak 1 mL dan dimasukkan ke
dalam tabung reaksi yang sudah siapkan
e. Darah di sentrifuge selama 1-5 menit sampai terpisah antara supernatan dengan
plasma
f. Ambil bagian plasma dan dimasukkan dalam dragendroff
2. Sampel plasma dianalisis menggunakan spektrofotomoter UV-VIS pada
Panjang gelombang 243 nm

Petunjuk Praktikum Biofarmasetika


Laboratorium Teknologi Farmasi dan Farmasetika
S1 Farmasi – FIK - Universitas Muhammadiyah Mataram TA. 2022/2023 20
3. Hitung Cp (konsentrasi obat dalam plasma) dengan
Cp = Absorbansi konsentrasi awal x konsentrasi awal C(0)
Absorbansi sampel pada t

4. Berdasarkan data yang diperoleh, tentukan apakah eliminasi obat mengikuti orde 0
atau orde 1.
5. Hitung parameter farmakokinetika dari data yang diberikan meliputi K, t½, Vd, Clt,
Cmaks dan tmaks.
6. Buat kurva hubungan antara logaritme konsentrasi obat yang diperoleh terhadap waktu.
Hitunglah nilai AUC berdasarkan kurva yang telah dibuat.
V. Evaluasi
1. Hasil Percobaan
a. Penentuan orde reaksi eliminasi obat
b. Grafik data kadar obat terhadap waktu (grafik AUC)
c. Hasil perhitungan parameter farmakokinetik (Co, k, Vd, Cl dan T1/2).
2. Pembahasan
Dari data dan hasil percobaan lakukan analisa dan pembahasan mengenai
pengaruh rute pemberian terhadap kadar obat dalam cuplikan sampel, kinetika
eliminasi obat sesuai dengan orde reaksi yang diperoleh, pengaruh nilai parameter
farmakokinetika yang diperoleh terhadap ketersediaan hayati maupun efek terapi
yang diperoleh dari obat tersebut dan model kompartemen yang diperoleh. Kemudian
tuliskan kesimpulan yang diperoleh dari hasil praktikum dan pembahasan yang telah
dibuat.
VI. Soal Latihan
1. Apa yang dimaksud dengan in vitro dan in vivo?
2. Hitunglah kadar obat dalam sampel jika diketahui persamaan regresi linier dari
kurva kalibrasi obat adalah y = 0,023x - 2,789, volume cuplikan adalah 20 mL dan
absorbansi sampel setelah pengenceran 1 mL dalam 10 mL medium pelarut adalah
0,276?
3. Jelaskan perbedaan ekstravaskular dan intravaskular?

Petunjuk Praktikum Biofarmasetika


Laboratorium Teknologi Farmasi dan Farmasetika
S1 Farmasi – FIK - Universitas Muhammadiyah Mataram TA. 2022/2023 21
PRAKTIKUM 4
PENENTUAN PARAMETER FARMAKOKINETIKA OBAT SETELAH
PEMBERIANSECARA INFUS

I. Tujuan
Setelah mengikuti percobaan ini mahasiswa diharapkan :
1. Mampu memahami perkembangan kadar obat dalam darah setelah pemberian obat
melalui infus.
2. Mampu memplot data kadar obat dalam fungsi waktu pada skalasemilogaritkmik.
3. Mampu menentukan berbagai parameter farmaokinetika obat yang berkaitandengan
pemberian obat melalui infus.

II. Teori
Secara garis besar dapat diberikan secara intravaskular (lansung masuk ke dalam
pembuluh darah) dan ekstravaskular (di luar pembuluh darah seperti pemberian secara
oral, rektal, injeksi intramuskular, dll). Pada pemberian secara ekstravaskular, obat akan
masuk ke dalam sistem peredaran darah melalui proses absorpsi. Pemberian secara
intracaskular dapat dilakukan secarabolus (sekaligus, seperti injeksi intravena) atau
secara kontinyu dengan suatu kecepatan yang konstan seperti cara infus.

Setelah masuk ke dalam sistem peredaran darah, obat akan mengalami proses
distribusi, metabolisme dan ekskresi. Proses metabolisme dan ekskresi merupakan
proses eliminasi. Adanya berbagai proses yang terjadi akan menyebabkan terjadinya
perubahan kadar obat dalam darah dalam fungsi waktu. Melalui pendekatan pemodelan
matematis, kinetika obat dalam darah dapat digambarkan dengan suatu model
kompartemen; satu kompartemen dan multi-kompartemen. Kinetika perubahan kadar
obat setiap proses tejadi mengikuti kinetika orde satu.
Pada pemberian secara infus obat akan masuk ke dalam sistem peredaran darah
dengan suatu kecepatan yang konstan (orde nol) dan kadar obat dalam darah akan naik
secara perlahan sampai mencapai suatu kadar yang konstan (jika infus diberikan cukup
lama) atau sampai infus dihentikan. Setelah infus dihentikan kadar obat akan menurun
karena obat mengalami eliminasi tanpa ada lagi obat yang masuk.
Persamaan kinetika obat dalam darah pada pemberian secara infus dengan suatu
kecepatan k0 yang mengikuti model satu kompartemen diberikan dengan persamaan

Petunjuk Praktikum Biofarmasetika


Laboratorium Teknologi Farmasi dan Farmasetika
S1 Farmasi – FIK - Universitas Muhammadiyah Mataram TA. 2022/2023 22
berikut :
a. waktu antara 0 sampai t (lama pemberian infus) :
b. waktu lebih besar dari t
dengan menentukan kadar obat pada berbagai waktu, harga Vd dan k dapat dihitung.
Mula-mula dihitung parameter k dari fase eliminasi dengan persamaan (2), kemudian
harga Vd dihitung dengan memakai persamaan (1) dengan mengambil data kadar obat
pada suatu waktu antara 0 sampai t. Setelah ditentukan nilai Vd dan k, berbagai
parameter farmakokinetik obat yang berkaitan dengan cara pemberian obat secara infus
dapat dihitung, seperti nilai klirens (Cl) dan waktu paroh eliminasi (t½).

III. Alat dan Bahan


Alat : Spektrofotometer UV-VIS
Bahan :
1. Hewan uji : tikus
2. Paracetamol
3. Plasma darah
4. EDTA

IV. Prosedur Kerja


1. Pengambilan Sampel
a. Tikus dipuasakan 8 jam sebelum perlakuan
b. Tikus diberikan paracetamol sesuai dengan dosis mencit melalui infusa
c. Siapkan tabung reaksi yang sudah diberikan EDTA sebanyak 2 tetes
d. Sampel darah di ambil melalui mata mencit sebanyak 1 mL dan dimasukkan
ke dalam tabung reaksi yang sudah siapkan
e. Darah di sentrifuge selama 1-5 menit sampai terpisah antara supernatan dengan
plasma
f. Ambil bagian plasma dan dimasukkan dalam dragendroff
2. Sampel plasma dianalisis menggunakan spektrofotomoter UV-VIS pada
Panjang gelombang 243 nm
3. Hitung Cp (konsentrasi obat dalam plasma) dengan
Cp = Absorbansi konsentrasi awal x konsentrasi awal C(0)
Absorbansi sampel pada t

Petunjuk Praktikum Biofarmasetika


Laboratorium Teknologi Farmasi dan Farmasetika
S1 Farmasi – FIK - Universitas Muhammadiyah Mataram TA. 2022/2023 23
4. Berdasarkan data yang di peroleh, tentukan apakah eliminasi obat mengikuti orde 0
atau orde 1.
5. Hitung parameter farmakokinetika dari data yang diberikan meliputi K, t½, Vd, Clt,
Cmaks dan tmaks.
6. Buat kurva hubungan antara logaritme konsentrasi obat yang diperoleh terhadap
waktu. Hitunglah nilai AUC berdasarkan kurva yang telah dibuat.
V. Evaluasi
1. Hasil Percobaan
a. Orde reaksi pelepasan obat
b. Grafik data kadar obat terhadap waktu (grafik AUC)
c. Hasil perhitungan parameter farmakokinetik (Co, k, Vd, Cl dan T1/2).
2. Pembahasan
Berdasarkan data yang diperoleh, lakukan analisa dan pembahasan mengenai
pengaruh rute pemberian terhadap kadar obat dalam cuplikan sampel, kinetika
eliminasi obat sesuai dengan orde reaksi yang diperoleh, pengaruh nilai parameter
farmakokinetika yang diperoleh terhadap ketersediaan hayati maupun efek terapi
yang diperoleh dari obat tersebut dan model kompartemen yang diperoleh.
Kemudian tuliskan kesimpulan yang diperoleh dari hasil praktikum dan
pembahasan yang telah dibuat.

VI. Soal Latihan


1. Sebutkan dan jelaskan perbedaan pemberian obat melalui intravena danmelalui
infus?
2. Mengapa kinetika pelepasan obat melalui rute infus mengikuti kinetikaorde 0?
3. Apa yang dimaksud dengan steady state?
4. Jelaskan perbedaan model kompartemen satu dan multi kompartemen?

Petunjuk Praktikum Biofarmasetika


Laboratorium Teknologi Farmasi dan Farmasetika
S1 Farmasi – FIK - Universitas Muhammadiyah Mataram TA. 2022/2023 24
PRAKTIKUM 5

STUDI BIOAVAILABILITAS DAN BIOEKIVALENSI

I. Tujuan
Setelah mengikuti percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu untuk :
a. Menentukan status bioekivalensi dari suatu produk uji
b. Merancang penelitian uji bioavailabilitas dan bioekivalensi satu produk obat

II. Teori
Setiap produk yang akan beredar di pasaran harus terjamin kualitasnya sehingga
dengan pemakaian produk tersebut efek terapeutik yang diinginkan akan tercapai.
Produk generik atau “ me too “ yang akan dipasarkan juga tidaklepas dari persayaratan
ini. Suatu produk generik atau “me too” harus memenuhi standar yang sama dengan
produk innovator dalam hal kualitas, efikasi dan keamanan. Selain evaluasi in vitro,
evaluasi bioekivalensi in vivo perlu pula dilakukan untuk menjamin
bioavailaboratoriumilitas produkgenerik atau “me too” tidak berbeda secara berarti
(statistical insignificant) dari suatu produk pembanding. Pada umumnya yang dijadikan
sebagai produkpembanding adalah produk innovator yang terlebih dahulu mendapatkan
persetujuan dari pihak yang berwenang untuk dipasarkan. Diperolehnya status
biobioekivalen dari suatu produk diharapkan diperolehnya respon efek dan keamanan
yang sama dengan produk pembanding. Hal ini akan memberikan kesempatan kepada
para dokter maupun pasien untuk memilih berbagai merek obat dengan jaminan bahwa
setiap produk akan memberikan efek klinis dan keamanan yang sebanding.
Uji bioekivalensi menjadi sangat penting pada saat masa paten suatu produk
innovator habis. Selain itu uji bioekivalensi juga dilakukan pada periode pengembangan
suatu produk,adanya perubahan metode atau tempat manufaktur, adanya pergantian
peralatan manufaktur, ataupun adanya perubahan sumber bahan baku yang digunakan.
Parameter farmakokinetika yang digunakan untuk evaluasi status bioekivalen suatu
produk adalah :
a. AUC (area the curve of concentration-tome relationship, luas areadibawah
kurva hubungan konsentrasi dan waktu)
b. Cmaks (konsentrasi maksimum)

Petunjuk Praktikum Biofarmasetika


Laboratorium Teknologi Farmasi dan Farmasetika
S1 Farmasi – FIK - Universitas Muhammadiyah Mataram TA. 2022/2023 25
c. Tmaks (waktu untuk mencapai konsentrasi maksimum)
Dalam prakteknya nilai Cmaks dan Tmaks diperoleh dari konsentrasi maksimum
hasil pengukuran konsentrasi dalam sampel yang diperoleh dan waktu tercapainya
konsentrasi maksimum tersebut. Perlu diperhatikan dalam penetapan Tmaks bahwa pada
daerah puncak kurva hubungan konsentrasi dan waktu profil kurva relatif mendatar
sehingga dengan adanya variabilitas, metode penetapan kadar yang digunakan maka nilai
Tmaks yang diperoleh mungkin bukan merupakan Tmaks yang sebenarnya. Hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam penelitian bioekivalensi agar hasil yang diperoleh dapat
digunakan antara lain adalah :
a. Subyek, yang meliputi penetapan kriteria inklusi dan ekslusi pada saat seleksi
subyek penelitian, perlakuan awal yang perlu dilakukan terhadap subyek sebelum
uji bioekivalensi dilaksanakan.
b. Rancangan, antara lain berapa jumLah subyek yang akan digunakan, jenis kelamin,
dan rancangan penelitian.
c. Perlakuan yang aka diberikan, yang meliputi dosis obat yang digunakan, cara
pemberian, rancangan pengambilan sampel seperti sampel apa yang akan
dikumpulkan (darah, plasma, atau urin) dan waktu pengambilan sampel.
d. Evaluasi hasil yang diperoleh, antara lain uji statistik yang akan digunakan dan
penetapan definisi dari bioekivalen sebelum uji dimulai.

III. Alat dan Bahan


Alat : Kalkulator saintifik
Bahan :
1. Ms.excell
2. Logbook
3. Obat A = Pembanding
4. Obat B = Inovator
IV. Prosedur Kerja
1. Kriteria Inklusi Partisipan
a. Manusia sehat jasmani
b. Usia dewasa (20-30 tahun)
c. BMI normal

Petunjuk Praktikum Biofarmasetika


Laboratorium Teknologi Farmasi dan Farmasetika
S1 Farmasi – FIK - Universitas Muhammadiyah Mataram TA. 2022/2023 26
d. Lolos medical check up
2. Kriteria eksklusi
a. Memiliki penyakit penyerta
b. Tidak bersedia menjadi subjek uji
c. Hamil dan menyusui
d. Sedang mengkonsumsi obat setiap hari
e. Mengkonsumi Kafein
f. Merokok
3. Perlakuan
a. Partisipan melakukan puasa 12 jam sebelum pemberian obat
b. Partisipan dipastikan tidak mengetahui obat yang diberikan (single blind)
c. Partisipan diberikan obat A dan Obat B
d. Mekanisme pemberian obat adalah hari pertama diberikan 1 obat dan di ambil
sampel darah jam ke 0; 0,5; 1; 3; 5; 12
e. Menunggu Klirens selama 1 minggu
f. Seminggu kemudian diberikan 1 obat dan d ambil sampel darah jam ke 0; 0,5;
1; 3; 5; 12

V. Evaluasi
1. Hasil Percobaan
a. Nilai AUC pembanding dan innovator
b. Status bioekivalensi pembanding terhadap inovator
2. Pembahasan
Jika kesimpulan untuk inovator adalah bioekivalensi, analisa kemungkinan apa yang
mungkin menjadi penyebab bio-inekivalensi serta ajukan saran apa yang perlu dilakukan
untuk dicapainya status bioekivalensi dari inovator.

VI. Soal Latihan


1. Berikut data parameter bioavailabilitas senyawa obat dalam beberapa sediaan :

Petunjuk Praktikum Biofarmasetika


Laboratorium Teknologi Farmasi dan Farmasetika
S1 Farmasi – FIK - Universitas Muhammadiyah Mataram TA. 2022/2023 27
Bentuk Cmax T max AUC₀-24 Fx 90% CI
sediaan (µg/mL) (jam) (µg/mL.jam) (BA relative untuk
Tablet terhadap nilai AUC
larutan)
Larutan 16,1±2,5 1,5 ± 0,85 1825 ± 235 81 74-90
Tablet A 10,5±3,2 2,5 ± 1,0 1523 ± 381 93 88-98
Tablet B 13,7±4,1 2,1 ± 0,98 1707± 317 96 91-103
Tablet C 14,8±3,6 1,8 ± 0,95 1762 ±295

Tentukan status bioekivalensi dari produk A dan B terhadap inovator (C)

Petunjuk Praktikum Biofarmasetika


Laboratorium Teknologi Farmasi dan Farmasetika
S1 Farmasi – FIK - Universitas Muhammadiyah Mataram TA. 2022/2023 28
DAFTAR PUSTAKA

Abdou, H.M., 1989, Dissolution, Bioavalability, and Bioequivalence, Mack Publishing


Company, Pennsylvania, 53-72

Addicks, W.J., et. al., (1987), Validation of a Flow-Through Diffusion Cell for Use in
Transdermal Research, Pharmaceutical Research, Vol.4 No.4. 338.

Aiche, J.M., and Herman, A. M. G., (1982), Farmasetika & BIOFARMASETIKA, edisi 2,
Technique et Documentation, Paris, 443.

Alatas, F., 2006, Pengaruh konsentrasi PEG 4000 terhadap laju disolusi ketoprofen dalam
sistem dispersi padat ketoprofen-PEG 4000, Majalah Farmasi Indonesia, 17(20),
57- 62.

Anonim, (1995), Farmakope Indonesia, edisi IV, Ditjen POM, Jakarta. Anonim, (2005),
Pedoman Uji Bioekivalensi, Badan POM, Jakarta.

Chiou, WL., and Riegelman S., 1971, Preparation and Dissolution Characteristics of Several
Fast-Release Solid Dispersion of Gliseofulvin, Journal of Pharmaceutical Sciences,
vol58 number 12. 1505-1506.

Gozali, D., (2000), Penuntun Praktikum BIOFARMASETIKA, FARMASI, Bandung.

Krishna, R. and Yu, L., Biopharmaceutics Applications in Drug Development,Springer, 2008.

Nanizar, ZJ. Ars Prescribendi, Resep yang Rasional Buku Ketiga. Penerbit Buku Airlangga
University Press. Surabaya. 2006.

Nanizar, ZJ. Ars Prescribendi, Resep yang Rasional Buku Ketiga. Penerbit Buku Airlangga
University Press. Surabaya. 2006

Paradkar, A.R. , dan Bakliwal, S.R. Biopharmaceutics & Pharmacokinetics. 2008. Statistika untuk
Farmasi, Biologi dan Kedokteran. Pengarang : Sudjana.Penerbit: ITB.

Remon J.P., (2007), Absorption Enhancher, in Encyclopedia of Pharmaceutical


Technology,Swarbrick J. (Ed.), Pharmaceutech Inc., North Carolina, 13-17.

Shargel, L. and Yu, A., Applied Biopharmaceutics & Pharmacokinetics,7th ed., Appleton
& Lange, New York, 2016 .

Petunjuk Praktikum Biofarmasetika


Laboratorium Teknologi Farmasi dan Farmasetika
S1 Farmasi – FIK - Universitas Muhammadiyah Mataram TA. 2022/2023 29
Shargel, L. and Yu, A., Applied Biopharmaceutics & Pharmacokinetics, 7thed., Appleton &
Lange, New York, 2016.

Shargel, L. and Yu, A., Applied Biopharmaceutics & Pharmacokinetics, 7thed., Appleton &
Lange, New York, 2016.
Shargel, L., (2007), Biopharmaceutic, in Encyclopedia of Pharmaceutical
Technology,Swarbrick J. (Ed.), Pharmaceutech Inc., North Carolina, 13-17

Sinko, Patrick. Martin Farmasi Fisika dan Ilmu Farmasetika ed 5; Prinsip Kimia Fisika
dan Biofarmasetika dalam Ilmu Farmasetika. Terjemahan Joshita Djajadisastra.
Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. 2015 Jurnal dan artikel terkait
(nasional/Internasional)

Sinko, Patrick. Martin Farmasi Fisika dan Ilmu Farmasetika ed 5; Prinsip Kimia Fisika
dan Biofarmasetika dalam Ilmu Farmasetika. Terjemahan Joshita Djajadisastra.
Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. 2015. Jurnal dan artikel terkait
(nasional/Internasional)
Wellong P. G., (2007), Absorption of Drugs in Encyclopedia of Pharmaceutical
Technology,Swarbrick J. (Ed.), Pharmaceutech Inc., North
Carolina, 25.

Petunjuk Praktikum Biofarmasetika


Laboratorium Teknologi Farmasi dan Farmasetika
S1 Farmasi – FIK - Universitas Muhammadiyah Mataram TA. 2022/2023 30
JADWAL PRAKTIKUM BIOFARMASETIKA
SEMESTER GENAP TA 2022/2023

Pertemuan Ke-
Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Asistensi praktikum (daring)
Pretest dan tutorial P.I (daring/luring)
Pretest dan tutorial P.II ( daring/luring )
Pretest dan tutorial P.III (daring/luring)
Pretest dan tutorial P.IV ( daring/luring)
Pretest dan tutorial P.V ( daring/luring)
Percobaan I dan post test (luring)
Percobaan II dan post test (luring)
Percobaan III dan post test (luring)
Percobaan IV dan post test (daring)
Percobaan V dan post test (daring)
Responsi

Petunjuk Praktikum Biofarmasetika


Laboratorium Teknologi Farmasi dan Farmasetika
S1 Farmasi – FIK - Universitas Muhammadiyah Mataram TA. 2022/2023 31
LAMPIRAN FORMAT LAPORAN

Ketentuan Penulisan Laporan :


1. Ketika di Ms. Word dengan margin di semua sisi 3 cm
2. Huruf Times New Rowman dengan ukuran font 12
3. Spasi 1,5 dengan ukuran kertas A4 dan rata kiri kanan
4. Berikan cover dihalaman paling depan sesuai contoh cover dibagian bawah
5. Harus dilengkapi dengan daftar pustaka minimal 3 (tidak boleh mengambil diblogspot,
wikipedia, web yang tidak dapat dipertanngungjawabkan keasliannya, dan tidak boleh
menjiplak teori di buku petunjuk praktikum)

Petunjuk Praktikum Biofarmasetika


Laboratorium Teknologi Farmasi dan Farmasetika
S1 Farmasi – FIK - Universitas Muhammadiyah Mataram TA. 2022/2023 32
Contoh Cover Laporan Akhir :
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM BIOFARMASETIKA
“ JUDUL PERCOBAAN”

Oleh :
Nama Mahasiswa (NIM)

Dosen Pengampu :

Nama Dosen (NIDN)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS ILMU
KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM
TAHUN AJARAN 2022/2023

Petunjuk Praktikum Biofarmasetika


Laboratorium Teknologi Farmasi dan Farmasetika
S1 Farmasi – FIK - Universitas Muhammadiyah Mataram TA. 2022/2023 33
A. Tujuan Praktikum
B. Tinjauan Pustaka (dengan sitasi setiap paragraf)
C. Alat Dan Bahan
D. Cara Kerja (Skematik + Rumus)
E. Hasil Percobaan
F. Pembahasan (disertai jurnal)
G. Kesimpulan
H. Daftar Pustaka (Minimal 3 Referensi)
I. Lampiran (Dokumentasi kegiatan)

Petunjuk Praktikum Biofarmasetika


Laboratorium Teknologi Farmasi dan Farmasetika
S1 Farmasi – FIK - Universitas Muhammadiyah Mataram TA. 2022/2023 34

Anda mungkin juga menyukai