Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN SEMENTARA

PERCOBAAN IV
PEMBUATAN KURVA BAKU
Kamis, 21 April 2022

Dosen Pengampu :
Apt. Dzun Haryadi Ittiqo, M.Sc

Disusun Oleh :
Meri Kartika Maulida
IV B
Kelompok B2.1

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM
T.A 2020/2021
PERCOBAAN IV

PEMBUATAN KURVA BAKU

A. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu melakukan pengukuran panjang gelombang menggunakan metode
spektrofotometer UV-Vis.
2. Mahasiswa mampu melakukan pembuatan kurva baku dan pengukuran absorbansi
menggunakan metode spektrofotometer UV-Vis.

B. DASAR TEORI
Spektrofotometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur absorbansi dengan
cara melewatkan cahaya dengan Panjang gelombang tertentu pada suhu objek kaca atau
kuarsa yang disebut kurvet. Sebagian dari cahaya tersebut akan di serap dan sisanya akan
dilewatkan. Nilai absorbansi di cahaya yang diserap sebanding dengan konsentrasi larutan
di dalam kurvet (Sastrohamidjojo,7).
Prinsip dasar spektrofotometri ini adalah apapbila suatu sinar melalui senyawa tertentu,
maka senyawa tersebut akan menyerap sinar dengan Panjang gelombang tertentu. Warna
senyawa (larutan) tergantung pada jenis sinar yang dipancarkan tertankap p;eh at akita,
sehingga senyawa ada yang berwarna maupun yang tidak berwarna (Suhartono, 1989).
Menurut Sri Suryono (2013), Faktor-faktor yang sering menyebabkan kesalahan dalam
menggunakan spektrofotometer dalam mengukur konsentrasi suatu anlait :
1. Adanya serapan oleh pelarut. Hal ini dapat diatasi dengan penggunaan blangko, yaitu
larutan yang berisi selain komponen yang akan dianalisis termasuk zat pembentuk
warna.
2. Serapan oleh kurvet. Kurvet yang ada biasanya dari bahan gelas atau kuarsa, namun
kurvet dari kuarsa memiliki kualitas yang lebih baik.
3. Kesalahan fotometrik normal pada pengukuran dengan absorbansi sangat rendah atau
sangat tinggi, hal ini dapat diatur dengan penganturan konsentrasi, sesuai dengan
krisaran sensitivitas dari alat yang digunakan (melalui pengenceran atau pemekatan).
Warna-warna yang nampak dan fakta bahwa orang bisa melihat, adalah akibat-akibat
absorpsi energi oleh senyawa organik maupun anorganik. Penangkapan energi matahari
oleh tumbuhan dalam proses fotosintesis adalah suatu aspek lain dari antaraksi senyawa
organik dengan energi cahaya. Yang merupakan perhatian primer bagi ahli kimia organik
ialah fakta bahwa panjang gelombang pada mana suatu senyawa organik menyerap energi
cahaya, bergantung pada struktur senyawa itu. Oleh karena itu teknik-teknik spektroskopi
dapat digunakan untuk menentukan struktur senyawa yang tak diketahui dan untuk
mempelajari karakteristik ikatan (dari) senyawa yang diketahui (Fessenden, 1986).
Serapan cahaya oleh molekul dalam daerah spektrum ultraviolet bergantung pada
struktur elektronik dari molekul. Spektra ultarviolet dan terlihat dari senyawa-senyawa
organik berkaitan erat transisi-transisi di antara tingkatan- tingkatan tenaga elektronik.
Disebabkan karena hal ini, maka serapan radiasi ultraviolet/terlihat sering dikenal sebagai
spektroskopi elektronik. Transisi- transisi tersebut biasanya antara orbital ikatan antara
orbital ikatan atau orbital pasangan bebas dan orbital non ikatan tak jenuh atau orbital anti
ikatan. Panjang gelombang serapan adalah merupakan ukuran dari pemisahan tingkatan-
tingkatan tenaga dari orbital-orbital yang bersangkutan. Pemisahan tenaga yang paling
tinggi diperoleh bila elektron-elektron dalam ikatan σ tereksitasi yang menimbulkan serapan
dalam daerah dari 120-200 nm. Daerah ini dikenal sebagai daerah ultraviolet vakum dan
relatif tidak banyak memberikan keterangan. Di atas 200 nm eksitasi sistem terkonjugasi π
segera dapat diukur dan spektra yang diperoleh memberikan banyak keterangan. Dalam
praktek, spektrometri ultraviolet digunakan terbatas pada sistem-sistem terkonjugasi
(Sidohadmadjojo, 1985).
Syarat – syarat analisis dengan spektrofotometer UV – Vis
1. Larutan harus berwarna atau mengandung senyawa organic tak jenuh
2. Sinar harus monokromatis
3. Larutan harus jernih (tidak keruh)
4. Pelarut tidak boleh bereaksi secara kimia dengan sampel yang dianalisis.

C. ALAT DAN BAHAN


ALAT
1. Gelas beker
2. Kaca arloji
3. Labu ukur
4. pH meter
5. Pipet volume
6. Spektrometer UV-Vis
7. Timbangan analitik
BAHAN
1. Aquades
2. KH2PO4
3. NaOH
4. Serbuk parasetamol

D. SKEMA KERJA
1. Pembuatan medium disolusi buffer fosfat pH5,8
2. Pembuatan larutan zat aktif dalam media disolusi

Pembuatan larutan zat aktif dalam media


disolusi yang memberikan absorbansi
0,2-0,8 pada spekttrofotometer UV

Jika zat aktif tidak larut air dilarutkan


dulu dengan pelarutan yang sesuai.

Pengenceran dilakukan apabila


absorbansi yang didapat ternyata lebih
dari 0,8

3. Penentuan panjang gelombang serapan maksimum

Penentuan panjang
Serapan diamati dengan
gelombang serapan
spektrofotometer UV pada
maksimum dilakukan dalam
kisaran panjang 200-300 nm
media disolusi.
4. Pembuatan kurva baku

Dari larutan kerja diambil volume


tertentu dan diencerkan hingga
diperoleh beberapa seri konsentrasi.

Kemudian serapan dibaca pada


panjang gelombang serapan
maksimum.

Yang perlu diingat bahwa serapan


yang terbaca harus berada dalam
rentanbg 0,2-0,8.

E. LAPORAN HASIL PERCOBAAN


1. Perhitungan pembuatan medium
2. Perhitungan pembuatan seri kadar
3. Kurva baku

No Seri Kadar (ppm) Absorbansi


1. ………. ……….
2. ………. ……….
3. ………. ……….
4. ………. ……….
5. ………. ……….
Y=bx+a
Y=…x+…
R=…
R2=…

4. Buatlah grafik antar seri kadar versus absorbansi

Anda mungkin juga menyukai