Anda di halaman 1dari 3

Nama : Meri Kartika Maulida

NIM : 2020E1C033
Kelas : 6 B
Prodi : S1 Farmasi

STUDI KASUS

1. Apakah obat (atau secara umumnya teknologi kesehatan) yang akan digunakan itu
efektif?
Jawaban :
Teknologi Kesehatan efektif digunakan apalagi di era digital yang semakin maju
dimanfaatkan oleh fasilitas kesehatan untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi, serta
peningkatan mutu pelayanan. karena obat-obat yang di buat itu sesuai dengan kegunaan
dan menyembuhkan penyakit dan mencegah penyakit yang di derita
2. Apakah suatu obat yang baru dapat ditambahkan dalam Formularium?
Jawaban :
Sebelum menambahkan ke dalam Formularium sebelumnya harus melewati proses
monitoring obat baru terlebih dahulu. Memonitoring obat baru adalah suatu proses untuk
membantu penggunan dan KTD yang muncul dari obat yang ditambahkan ke daftar obat.
Setiap obat baru yang diusulkan untuk masuk dalam Formularium harus dilengkapi
dengan informasi tentang kelas terapi, bentuk sediaan dan kekuatan, biovailabilitas, dan
farmakokinetik, kisaran dosis, efek samping dan efek toksik,perhatian khusus, kelebihan
obat baru ini dengan dibandingkan dengan obat lama yang sudah tercantum di dalam
Formularium, uji klinik, atau kajian epidemiologi yang mendukung keunggulannya,
perbandingan harga dan biaya pengobatan dengan obat atau cara pengobatan terdahulu.
Kecuali yang memiliki data bioekuivalensi (BE) dan/atau rekomendasi tingkat 1
evidence-based medicine (EBM). Obat yang terpilih masuk ke dalam Formularium adalah
obat yang memperlihatkan tingkatan bukti ilmiah yang tertinggi untuk indikasi dan
keamanannya. 
3. Apakah suatu pelayanan Farmasi yang baru dapat diterapkan di lapangan?
Jawaban :
Perlu kajian yang mendalam lagi terkait pelayanan Farmasi dapat diterapkan dilapangan
agar tidak terjadi kesalahan pada penerapannya
4. Siapa yang akan menerima manfaat dari penggunaan obat?
Jawaban :
Manfaat dari penggunaan obat itu sendiri diterima langsung oleh pengguna obat tersebut.
Apabila ingin mendapatkan manfaat yang baik dari penggunaan obat maka yang harus
diperhatikan adalah cara penggunaan obat yang akan digunakan. 
5. Bagaimana pengaruh pemberian obat yang berbeda terhadap kualitas hidup
pasien?
Jawaban :
Pada dasarnya setiap orang memiliki respon yang berbeda terhadap suatu obat. Perbedaan
dari respon seseorang terhadap pemberian obat bisa dipengaruhi oleh banyak faktor,
seperti kondisi tubuh pasien saat ini, derajat keparahan penyakit yang diderita, faktor gaya
hidup, faktor lingkungan, dan faktor genetik. Selain itu yang harus diperhatikan pula
yakni Tepat pasien, Tepat indikasi, Tepat Obat, Tepat dosis, cara pemberian, dan lama
penggunaan obat, serta Waspada terhadap efek samping obat.
6. Berapa biaya yang diperlukan untuk penggunaan obat itu?
Jawaban :
Biaya yang diperlukan untuk penggunaan obat tergantung jenis penyakit apa yang
diderita pada pasien tersebut dan berapa jenis obat yang dikonsumsi pasian tersebut.
Tergantung keparahan pasien yang dideritanya.
7. Bagaimana efektivitasnya jika dibandingkan dengan obat yang telah digunakan?
Jawaban :
Obat generik kerap kali dinilai lebih buruk dibandingkan obat paten karena harganya
yang relatif lebih murah. Padahal, kenyataannya bahan aktif yang digunakan di dalam
obat generik dan obat paten adalah sama
8. Apakah pelaksanaan imunisasi atau vaksinasi cost-benefit?
Jawaban :
Pelaksanaan imunisasi salah satu upaya preventif yang terbukti paling cost-effective
dalam menurunkan angka kesakitan, kecacatan dan kematian akibat penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi, serta berdampak positif untuk mewujudkan derajat kesehatan
ibu dan anak. Karena Imunisasi sendiri merupakan upaya untuk
menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit,
sehingga bila suatu saat terkena dengan penyakit tersebut, tidak akan sakit atau hanya
mengalami sakit ringan.
9. Apakah rawat inap selama 3 hari yang diberlakukan oleh ansuransi cost effective
bagi seluruh pasien?
Jawaban :
Dalam hal ruang rawat inap yang menjadi hak peserta penuh, peserta dapat dirawat di
kelas perawatan satu tingkat lebih tinggi paling lama 3 (tiga) hari. Selanjutnya
dikembalikan ke ruang perawatan yang menjadi haknya. Bila masih belum ada ruangan
sesuai haknya, maka peserta ditawarkan untuk dirujuk ke fasilitas kesehatan lain yang
setara atau selisih biaya tersebut menjadi tanggung jawab fasilitas kesehatan yang
bersangkutan. Apabila kelas sesuai hak peserta penuh dan kelas satu tingkat diatasnya
penuh, peserta dapat dirawat di kelas satu tingkat lebih rendah paling lama 3 (tiga) hari
dan kemudian dikembalikan ke kelas perawatan sesuai dengan haknya. Apabila
perawatan di kelas yang lebih rendah dari haknya lebih dari 3 (tiga) hari, maka BPJS
Kesehatan membayar ke FKRTL sesuai dengan kelas dimana pasien dirawat.

Anda mungkin juga menyukai