Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ANALITIK

ACARA 6
SPEKTROFOTOMETRI UV-VISIBLE

Disusun Oleh:

Rombongan 1 Kelompok 5
Ulya Rifki Kirana Putri (A1F015046)

KEMENTERIAN RISET,TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2016
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Seiring perubahan zaman semakin kompleks berbagai keperluan saat ini,
analisis kimia dengan mempergunakan metoda fisik dalam hal identifikasi dari
berbagai selektifitas fungsi polimer campuran, pemodifikasi dan aditif digunakan
untuk plastik dan elastomer. Spektroskopi infra merah, metoda pengukuran fotometer
UV, gas dan liquid kromatografi dan spektroskopi masa bersama sama dengan dari
metoda pengukuran termoanalisis (DSC-TGA) merupakan alat yang teliti sebagai
pilihan untuk analisis kwalitatif dan kwantitatif bahan.
Spektrofotometri merupakan salah satu metode dalam kimia analisis yang
digunakan untuk menentukan komposisi suatu sampel baik secara kuantitatif dan
kualitatif yang didasarkan pada interaksi antara materi dengan cahaya. Sedangkan
peralatan yang digunakan dalam spektrofometri disebut spektrofotometer. Cahaya
yang dimaksud dapat berupa cahaya visibel, UV dan inframerah, sedangkan materi
dapat berupa atom dan molekul namun yang lebih berperan adalah elektron yang
adapada atom ataupun molekul yang bersangkutan.

B . TUJUAN
Menentukan konsentrasi suatu sampel dengan menggunakan spektrofotometri
II. TINJAU PUSTAKA
Metode pengukuran menggunakan prinsip spektrofotometri adalah berdasarkan
absorpsi cahaya pada panjang gelombang tertentu melalui suatu larutan yang
mengandung kontaminan yang akan ditentukan konsentrasinya. Proses ini disebut
“absorpsi spektrofotometri”. Selain gelombang cahaya tampak, spektrofotometri juga
menggunakan panjang gelombang pada gelombang ultraviolet dan infra merah.
Prinsip kerja dari metode ini adalah jumlah cahaya yang diabsorpsi oleh larutan
sebanding dengan konsentrasi kontaminan dalam larutan. Prinsip ini dijabarkan dala
Hukum Beer – Lambert, yang menghubungkan antara absorbansi cahaya dengan
konsentrasi pada suatu bahan yang mengabsorpsi, berdasarkan persamaan berikut
(Lestari,2010) :
A = log (Iin / Iout) = (1/T) = a x b x c
A = Absorbance
Iin = Intensitas cahaya yang masuk
Iout = Intensitas cahaya yang keluar
T = Transmittansi
a = tetapan absorpsivitas molar
b = panjang jalur
c = konsentrasi pada suatu bahan yang mengabsorpsi
Spektrofotometri UV-Vis adalah anggota teknik analisis spektroskopik yang
memakai sumber REM (radiasi elektromagnetik) ultraviolet dekat (190-380 nm) dan
sinar tampak (380-780 nm) dengan memakai instrumen spektrofotometer.
Spektrofotometri UV-Vis melibatkan energi elektronik yang cukup besar pada
molekul yang dianalisis, sehingga spektrofotometri UV-Vis lebih banyak dipakai
untuk analisis kuantitatif dibandingkan kualitatif.
Spektrofotometer Uv-Vis adalah alat yang digunakan untuk mengukur
transmitansi, reflektansi dan absorbsi dari cuplikan sebagai fungsi dari panjang
gelombang. Spektrofotometer sesuai dengan namanya merupakan alat yang terdiri
dari spektrometer dan fotometer. Spektrometer menghasilkan sinar dari spektrum
dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas
cahaya yang ditransmisikan atau yang diabsorbsi. Jadi spektrofotometer digunakan
untuk mengukur energi cahaya secara relatif jika energi tersebut ditransmisikan,
direfleksikan atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang. Suatu
spektrofotometer tersusun dari sumber spektrum sinar tampak yang sinambung dan
monokromatis. Sel pengabsorbsi untuk mengukur perbedaan absorbsi antara cuplikan
dengan blanko ataupun pembanding.
Dalam spektrofotometer UV-Visible terdapat beberapa komponenpokok.
Yang pertama yaitu sumber radiasi. Sumber radiasi berfungsisebagai sumber
yang menghasilkan energi cahaya yang akan menyerapatom-atom. Sumber radiasi
ultra violet yang kebanykan digunakan adalahlampu hidrogen dan lampu deuterium.
Yang terdiri dari sepasang elektrodayang terselubung dalam tabung gas dan diisi
dengan gas hidrogen dandeuterium yang bertekanan rendah.
Lampu deuterium memiliki panjang gelombang 190-380 nm, 500 jam
pemakaian.Untuk mengecek panjang gelombang digunakan pada panjang gelombang
486 nm dan 651 nm. Selain itu, juga terdapat lampu tunstaen (380-900 nm),1000 jam.
Dan Lampu merkuri, dimana sumber radiasi yang mengandunguap merkuri
bertekanan rendah, untuk mengecek atau kalibrasi panjanggelombang pada daerah
UV-Visible khususnya pada panjang gelombang365 nm dan sekaligus mengecek
resolusi dari monokromator Komponen kedua yaitu monokromator.
Monokromatorberfungsi untuk mendapatkan radiasi monokromatis dari sumber
radiasiyang memancarkan radiasi polikromatis (celah masuk, filter, prisma,
kisi,celah keluar) .Alatnya dapat berupa prisma ataupungrating. Untuk mengarahkan
sinar monokromatis yang diinginkan dari hasilpenguraian ini dapat digunakan celah.
Jika celah posisinya tetap, makaprisma atau gratingnya yang dirotasikan untuk
mendapatkan yangλdiinginkan. Monokromator prisma, memiliki kelebihan antara
lain yaitu,prisma sebagai monokromator dapat digunakan pada panjang
gelombangyang luas yaitu 185 – 2500 nm, tidak menimbulkan tingkatan order
difraksi,monokromator prisma sangat efektif untuk monokromator UV (185-300).
Komponen yang ketiga yaitu sel atau kuvet, merupakan wadah sampel yang
akan dianalisis. Ditinjau dari pemakaiannya kuvet ada 2macam, kuvet yang
permanen terbuat dari gelas atau leburan silika dankuvet dissposible terbuat dari
teflon atau plastik. Ditinjau dari bahan, kuvetdapat terbuat dari gelas dan kuarsa
(leburan silika), kuvet kuarsa digunakan untuk pengukuran sampel pada panjang
gelombang 190-1100 nm,sedangkan dari gelas digunakan pada panjang gelombang
380-1100 nm.
Komponen yang keempat yaitu detektor. Peranan detektor adalahmemberikan
respon terhadap cahaya pada berbagai panjang gelombang.Detektor akan
mengubah sinyal radiasi yang diterima sebagai sinyalelektronik, yang
kemudian akan di tampilkan pada rekorder.
III. METODE
A. Alat dan Bahan

Alat Bahan
- Spektrofotometer UV-Visible - Larutan sirup marjan coco pandan
- Kuvet - Larutan sirup marjan orang
- Gelas ukur
- Pipet Gondok
- Labu ukur
- Botol semprot
- Kertas tissue

B. Langkah Kerja
1. Penentuan panjang gelombang maksimal

Spektrofotometer dinyalakan dan dibiarkan 15 menit agar stabil

Proses auto zero dilakukan : air sebagai blanko dimasukkan ke dalam


kuvet , kuvet dibiarkan di dalam spektro.

Larutan sample yang sudah dibuat dimasukkan ke dalam kuvet

Dilakukan proses scanning pada mode photometric dari 200nm –


700nm

Kurva yang terbentuk dan tentukan panjang gelombang maksimal


difoto.
Pembuatan kurva baku

Spektro disetting pada mode quantity dan ditetapkan panjang


gelombang sesuai hasil proses sebelumnya.

Pengukuran serapan (absorbansi) dilakukan untuk masing-masing


larutan baku, setiap harga serapan untuk tiap larutan dicatat

Dibuat kurva standar antara konsentrasi (ppm) vs absorbansi (A), dan


ditentukan persamaan garis dengan metoda regresi linier

Penetapan kadar sampel

Sample berupa larutan dimasukkan ke dalam kuvet (bila sample


padatan larutkan dahulu dengan aquades)

Di ukur serapan pada panjang gelombang maksimal, kisaran Absorban


yang terbaca pada spektrofotometer hendaklah antara 0,2-0,8 atau
15% sampai 70% jika dibaca sebagai transmitans

Bila hasil diluar rentang tersebut, dilakukan pengenceran.


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil

Panjang gelombang (λ) nm Larutan 1 Larutan 2


200 2,497 1,266
300 327 326
400 161 69
500 107 85
600 67 43
700 60 41

Kurva
B. Pembahasan
Spektrofotometri UV-Visible adalah suatu teknis analisis spektroskopi
yang memakai sumber radiasi elektromagnetik ulraviolet dekat(190-380 nm) dan
sinar tampak (380-780 nm) (Aeni, N, 2012).
Pada umumnya terdapat dua tipe instrumen spektrofotometer, yaitu single-beam
dan double beam. Single-beam instrumen dapat digunakan untuk kuantitatif
dengan mengukur absorbansi pada panjang gelombang tunggal. Single-beam
instrumen mempunyai beberapa keuntungan yaitu sederhana, harganya murah,
dan mengurangi biaya yang ada merupakan keuntungan yang nyata. Panjang
gelombang paling rendah adalah 190 dan 210 nm dan paling tinggi adalah 800
sampai 1000 nm. Double-beam instrumen, dibuat untuk digunakan pada panjang
gelombang 190 sampai 750 nm. Double-beam instrumen mempunyai dua sinar yang
dibentuk oleh potongan cermin yang berbentuk V yang disebut pemecah sinar.
Sinar pertama melewati larutan blanko dan sinar kedua secara serentak melewati
sampel, mencocokkan fotodetektor yang keluar menjelaskan perbandingan yang
ditetapkan secara elektronik dan ditunjukkan oleh alat pembaca.
Dalam spektrofotometri molecular kuantitatif, pengukuran absorbansi atau
konsentrasi transmitans dibuat berdasarkan satu seri (rangkaian) larutan pada panjang
gelombang yang telah ditetapkan. Panjang gelombang yang paling sesuai ditentukan
dengan membuat spectrum absorbansi dimana panjang gelombang yang paling sesuai
adalah yang menghasilkan absorbansi maksimum. Selanjutnya panjang gelombang ini
digunakan untuk pengukuran kuantitatif. (Darwindra,2010)
Dengan menggunakan panjang gelombang dari absorbansi yang maksimum,
maka jika terjadi penyimpangan (deviasi) kecil panjang gelombang dari cahaya
masuk hanya akan menyebabkan kesalahan kecil dalam pengukuran tersebut. Jika
panjang gelombang dipilih dari daerah spectrum di mana ada suatu perubahan yang
besar absorbansi dalam daerah (range) panjang gelombang yang sempit, maka jika
terjadi penyimpangan (deviasi) kecil panjang gelombang dari cahaya masuk akan
menyebabkan kesalahan yang besar dalam pengukuran absorbansi tersebut.
(Darwindra,2010)
Dilihat dari hasil pengamatan kami bahwa panjang gelombang berkisar 200 –
700 nm. Kurva menunjukkan bahwa semakin besar panjang gelombang yang
digunakan semakin kecil nilai absorbansi yang dihasilkan. Namun, pada percobaan
dengan gelombang 200 nm terjadi kejanggalan angka pada hasil larutan 1 dan larutan
2. Menurut literature bisa dimungkinkan bahwa praktikan melakukan kesalahan pada
saat memilih panjang gelombang dari daerah spectrum. Akibatnya sinar putih tidak
dapat terseleksi dengan detail oleh prisma.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Panjang gelombang yang paling sesuai ditentukan dengan membuat spectrum
absorbansi dimana panjang gelombang yang paling sesuai adalah yang menghasilkan
absorbansi maksimum.
2. Panjang gelombang dipilih dari daerah spectrum di mana ada suatu perubahan yang
besar absorbansi dalam daerah (range) panjang gelombang yang sempit, maka jika
terjadi penyimpangan (deviasi) kecil panjang gelombang dari cahaya masuk akan
menyebabkan kesalahan yang besar
B. Saran
1. Lebih teliti dalam menggunakan alat spektrofotometri.
2. Menggukan sarung tangan lateks yang steril.
DAFTAR PUSTAKA

Aeni,N. 2012. Spektrofotometer UV-Visible. Palu ;Universitas Tadulako

Darwindra, Haris Dianto. 2010 .”Spektrofotometri 1” . Bandung : Universitas


Pandjajaran

Lestari,Fatma. 2010. “Bahaya Kimia : Sampling & Pengukuran Kontaminan Kimia di


Udara” . Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai