MA
N
OLEH :
TIM DOSEN MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI
Visi Prodi DIII Farmasi yaitu “Menjadi Program Studi Terdepan Dalam Menghasilkan Ahli Madya Farmasi
Yang Unggul Sebagai Teknisi Farmasi Klinis Dan Komunitas Pada Tahun 2019”
POLITEKNIK KESEHATAN Kode/No :
KEMENKES 2.60.2/03/7.2/RC/8/R3
TASIKMALAYA Tanggal : 26 Agustus
2019
Revisi : R3
MODUL PRAKTIKUM Halaman :
MODUL PRAKTIK
MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI
PRODI D III FARMASI
JURUSAN FARMASI
POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA
Visi Prodi DIII Farmasi yaitu “Menjadi Program Studi Terdepan Dalam Menghasilkan Ahli Madya Farmasi
Yang Unggul Sebagai Teknisi Farmasi Klinis Dan Komunitas Pada Tahun 2019”
VISI
“Menjadi Program Studi Terdepan Dalam Menghasilkan Ahli Madya Farmasi
Yang Unggul Sebagai Teknisi Farmasi Klinis Dan Komunitas Pada Tahun 2019”.
MISI
1. Menyelenggarakan pendidikan DIII Farmasi yang kompeten sebagai Teknisi
Farmasi Klinik dan Komunitas.
2. Mengembangkan penelitian yang berkualitas di bidang kefarmasian.
3. Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat di bidang kefarmasian.
4. Membuat jejaring kemitraan dengan institusi lain dalam mendukung Tridharma
Perguruan Tinggi.
5. Memupuk jiwa kewirausahaan di bidang kefarmasian.
Visi Prodi DIII Farmasi yaitu “Menjadi Program Studi Terdepan Dalam Menghasilkan Ahli Madya Farmasi
Yang Unggul Sebagai Teknisi Farmasi Klinis Dan Komunitas Pada Tahun 2019”
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusunan Penuntun Praktikum Mikrobiologi dan
Parasitologi dapat terselesaikan dengan baik dan lancar. Penuntun Praktikum ini dibuat
dengan maksud untuk mendukung proses pembelajaran pada mata kuliah Praktikum
Mikrobiologi dan Parasitologi.
Diktat praktikum ini disusun rinci dan sistematis, dilengkapi dengan gambar
sehingga memudahkan praktikan memahami dan mempersiapkan diri sebelum melakukan
kegiatan praktikum. Materi yang disajikan dalam diktat ini mencakup teknik dasar yang
lazim dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi pada umumnya.
Penyusun menyadari bahwa diktat ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
penyusun berharap saran maupun kritik demi penyempurnaan diktat ini. Walaupun masih
jauh dari sempurna penyusun berharap diktat ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua. Amin.
Tim Penyusun
Visi Prodi DIII Farmasi yaitu “Menjadi Program Studi Terdepan Dalam Menghasilkan Ahli Madya Farmasi
Yang Unggul Sebagai Teknisi Farmasi Klinis Dan Komunitas Pada Tahun 2019”
TATA TERTIB PRAKTIKUM
Visi Prodi DIII Farmasi yaitu “Menjadi Program Studi Terdepan Dalam Menghasilkan Ahli Madya Farmasi
Yang Unggul Sebagai Teknisi Farmasi Klinis Dan Komunitas Pada Tahun 2019”
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................
TATA TERTIB PRAKTIKUM ..............................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................
1. Pengenalan Alat .............................................................................................
2. Sterilisasi ........................................................................................................
3. Pembuatan Media...........................................................................................
4. Isolasi Mikroorganisme .................................................................................
5. Morfologi Mikroorganisme ...........................................................................
6. Menentukan Jumlah dan Ukuran Mikroorganisme........................................
7. Pengaruh Faktor Lingkungan Terhadap Pertumbuhan Mikroorganisme.......
8. Daya Oligodinamik dan Antimikroba............................................................
9. Aktivitas Enzimatik Mikroorganisme ............................................................
10. Identifikasi Helmint ......................................................................................
11. Identifikasi Protozoa .....................................................................................
12. Identifikasi Arthropoda .................................................................................
Visi Prodi DIII Farmasi yaitu “Menjadi Program Studi Terdepan Dalam Menghasilkan Ahli Madya Farmasi
Yang Unggul Sebagai Teknisi Farmasi Klinis Dan Komunitas Pada Tahun 2019”
BAB I
PENGENALAN ALAT
Alat-alat elektrik
Mikroskop cahaya
Mikroskop stereo
Autoklaf elektrik
Incubator
Hot plate & stirrer
Colony counter
Biological Safety Cabinet (BSC)
Mikropipet
Visi Prodi DIII Farmasi yaitu “Menjadi Program Studi Terdepan Dalam Menghasilkan Ahli Madya Farmasi
Yang Unggul Sebagai Teknisi Farmasi Klinis Dan Komunitas Pada Tahun 2019”
Mikroskop Cahaya (Brightfield Microscope)
Salah satu alat untuk melihat sel mikroorganisme adalah mikroskop cahaya. Dengan
mikroskop kita dapat mengamati sel bakteri yang tidak dapat dilihat dengan mata
telanjang. Pada umumnya mata tidak mampu membedakan benda dengan diameter lebih
kecil dari 0,1 mm. Berikut merupakan uraian tentang cara penggunaan bagian-bagian dan
spesifikasi mikroskop cahaya merk Olympus CH20 yang dimiliki Laboratorium
Mikrobiologi.
Bagian-bagian Mikroskop:
1. Eyepiece / oculars (lensa okuler)
Untuk memperbesar bayangan yang
dibentuk lensa objektif
2. Revolving nosepiece (pemutar lensa
objektif)
Untuk memutar objektif sehingga
mengubah perbesaran
3. Observation tube (tabung pengamatan
/ tabung okuler)
4. Stage (meja benda)
Spesimen diletakkan di sini
5. Condenser (condenser)
Untuk mengumpulkan cahaya supaya
tertuju ke lensa objektif
6. Objective lense (lensa objektif)
Memperbesar ndicato
7. Brightness adjustment knob (pengatur
kekuatan lampu)
Untuk memperbesar dan memperkecil cahaya lampu
8. Main switch (tombol on-off)
9. Diopter adjustmet ring (cincin pengatur diopter)
Untuk menyamakan fokus antara mata kanan dan kiri
10. Interpupillar distance adjustment knob (pengatur jarak interpupillar)
11. Specimen holder (penjepit ndicato)
12. Illuminator (sumber cahaya)
13. Vertical feed knob (sekrup pengatur vertikal)
Untuk menaikkan atau menurunkan object glass
14. Horizontal feed knob (sekrup pengatur horizontal)
Untuk menggeser ke kanan / kiri object glass
15. Coarse focus knob (sekrup ndic kasar)
Menaikturunkan meja benda (untuk mencari ndic) secara kasar dan cepat
16. Fine focus knob (sekrup ndic halus)
Menaikturunkan meja benda secara halus dan lambat
17. Observation tube securing knob (sekrup pengencang tabung okuler)
18. Condenser adjustment knob (sekrup pengatur ndicator)
Untuk menaik-turunkan ndicator
Visi Prodi DIII Farmasi yaitu “Menjadi Program Studi Terdepan Dalam Menghasilkan Ahli Madya Farmasi
Yang Unggul Sebagai Teknisi Farmasi Klinis Dan Komunitas Pada Tahun 2019”
Prosedur Operasi
1. Menyalakan lampu
a. tekan tombol on (8)
b. atur kekuatan lampu dengan memutar bagian (7)
2. Menempatkan ndicato pada meja benda
a. Letakan object glass di atas meja benda (4) kemudian jepit dengan (11). Jika meja
benda belum turun, diturunkan dengan sekrup kasar (15)
b.Cari bagian dari object glass yang terdapat preparat ulas (dicari dan diperkirakan
memiliki gambar yang jelas) dengan memutar sekrup ndicato dan horizontal (13)
dan (14)
3. Memfokuskan
a. Putar Revolving nosepiece (2) pada perbesaran objektif 4x lalu
putar sekrup kasar (15) sehingga meja benda bergerak ke atas
untuk mencari ndic
b.Setelah ndic perbesaran 4 x 10 didapatkan, maka putar (2) pada
perbesaran selanjutnya yaitu perbesaran objektif 10x. kemudian
putar sekrup halus (16) untuk mendapatkan fokusnya
c. Lakukan hal yang sama jika menggunakan perbesaran yang lebih tinggi.
Berikut adalah tabel yang menunjukan jarak antara ndicato dengan lensa objektif
jika okus telah didapatkan
Perbesaran
4x 10x 40x 60x
objektif
Jarak A
29 6,3 0,53 0,29
(mm)
Catatan: Setelah mendapatkkan ndic pada perbesaran tetentu, ndica 40x, dan ingin
memutar objektif ke perbesaran 100x, maka meja benda tidak perlu
diturunkan dan tidak perlu khawatir bahwa lensa objektif akan menggesek
cover glass karena terdapat sisa jarak A yang lebih kecil antara cover glass
dengan lensa objektif (lihat tabel diatas).
4. Tambahan
a. Jika perlu interpupillar distance adjustment knob (10) dapat digeser, hal ini akan
mengubah dua bayangan yang akan diterima oleh 2 mata menjadi gambar yang
tunggal sehingga sangat membantu dalam mengatasi kelelahan mata.
b. Jika perlu diopter adjustment knob (9) dapat diatur untuk memperoleh bayangan
focus yang seimbang antara mata kanan dan kiri.
c. Pengaturan condenser (5) akan memperjelas bayangan yang tampak dengan
mensetting pada posisi tertinggi (cahaya penuh).
Perbesaran total
Ukuran ndicato yang diamati dapat diperoleh dengan mengalikan perbesaran
lensa okuler dengan lensa objektif. Misal = Okuler (10x) x Objektif (40x) = 400x
Visi Prodi DIII Farmasi yaitu “Menjadi Program Studi Terdepan Dalam Menghasilkan Ahli Madya Farmasi
Yang Unggul Sebagai Teknisi Farmasi Klinis Dan Komunitas Pada Tahun 2019”
menggunakan cahaya yang memiliki panjang gelombang (λ) pendek. Biasanya dapat
digunakan minyak imersi untuk meningkatkan indeks bias pada perbesaran 10 x 100
a. Jika fokus pada perbesaran 10 x 40 telah didapatkan maka putar ke perbesaran
objektif 100x
b. tetesi minyak imersi 1 – 2 tetes dari sisi lensa
c. Jika telah selesai menggunakan mikroskop, bersihkan lensa objektif 100x dengan
kertas lensa yang dibasahi xylol
1 2 1 2
Prosedur operasi
1. Letakkan ndicato / preparat di stage plate (5), jepit jika perlu
2. Atur perbesaran pada perbesaran terkecil dengan memutar Zoom Control Knob
(3) kemudian dicari fokusnya dengan memutar Focusing Knob (4)
3. Jika ingin mendapatkan bayangan yang lebih besar, putar Zoom Control Knob (3)
ke perbesaran yang lebih tinggi kemudian dicari fokusnya
Mikroskop ini memiliki pilihan perbesaran:
Visi Prodi DIII Farmasi yaitu “Menjadi Program Studi Terdepan Dalam Menghasilkan Ahli Madya Farmasi
Yang Unggul Sebagai Teknisi Farmasi Klinis Dan Komunitas Pada Tahun 2019”
Autoklaf (Autoclave)
Autoclave adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang
digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan. Tekanan yang
digunakan pada umumnya 15 Psi atau sekitar 2 atm dan dengan suhu 121oC (250oF). Jadi
tekanan yang bekerja ke seluruh permukaan benda adalah 15 pon tiap inchi2 (15 Psi = 15
pounds per square inch). Lama sterilisasi yang dilakukan biasanya 15 menit untuk 121oC.
Cara Penggunaan :
1. Sebelum melakukan sterilisasi cek dahulu banyaknya air dalam autoklaf. Jika air
kurang dari batas yang ditentukan, maka dapat ditambah air sampai batas tersebut.
Gunakan air hasil destilasi, untuk menghindari terbentuknya kerak dan karat.
2. Masukkan peralatan dan bahan. Jika mensterilisasi botol beretutup ulir, maka tutup
harus dikendorkan.
3. Tutup autoklaf dengan rapat lalu kencangkan baut pengaman agar tidak ada uap yang
keluar dari bibir autoklaf. Klep pengaman jangan dikencangkan terlebih dahulu.
4. Nyalakan autoklaf, diatur timer dengan waktu minimal 15 menit pada suhu 121oC.
5. Tunggu samapai air mendidih sehingga uapnya memenuhi kompartemen autoklaf dan
terdesak keluar dari klep pengaman. Kemudian klep pengaman ditutup
(dikencangkan) dan tunggu sampai selesai. Penghitungan waktu 15’ dimulai sejak
tekanan mencapai 2 atm.
6. Jika alarm tanda selesai berbunyi, maka tunggu tekanan dalam kompartemen turun
hingga sama dengan tekanan udara di lingkungan (jarum pada preisure gauge
menunjuk ke angka nol). Kemudian klep-klep pengaman dibuka dan keluarkan isi
autoklaf dengan hati-hati.
Inkubator (Incubator)
Inkubator adalah alat untuk menginkubasi atau memeram
mikroba pada suhu yang terkontrol. Alat ini dilengkapi dengan
pengatur suhu dan pengatur waktu. Kisaran suhu untuk
ndicator produksi Heraeus B5042 misalnya adalah 10-70oC.
Colony counter
Alat ini berguna untuk mempermudah perhitungan koloni
yang tumbuh setelah diinkubasi di dalam cawankarena adanya
kaca pembesar. Selain itu alat tersebut dilengkapi dengan skala/
kuadran yang sangat berguna untuk pengamatan pertumbuhan
koloni sangat banyak. Jumlah koloni pada cawan Petri dapat
ditandai dan dihitung otomatis yang dapat di-reset.
Cara Penggunaan :
1. Sebelum digunakan Thumb Knob sebaiknya ditekan berkali-kali untuk memastikan
lancarnya mikropipet.
2. Masukkan Tip bersih ke dalam Nozzle / ujung mikropipet.
3. Tekan Thumb Knob sampai hambatan pertama / first stop, jangan ditekan lebih ke
dalam lagi.
4. Masukkan tip ke dalam cairan sedalam 3-4 mm.
5. Tahan pipet dalam posisi vertikal kemudian lepaskan tekanan dari Thumb Knob maka
cairan akan masuk ke tip.
6. Pindahkan ujung tip ke tempat penampung yang diinginkan.
7. Tekan Thumb Knob sampai hambatan kedua / second stop atau tekan semaksimal
mungkin maka semua cairan akan keluar dari ujung tip.
8. Jika ingin melepas tip putar Thumb Knob searah jarum jam dan ditekan maka tip akan
terdorong keluar dengan sendirinya, atau menggunakan alat tambahan yang berfungsi
mendorong tip keluar.
Visi Prodi DIII Farmasi yaitu “Menjadi Program Studi Terdepan Dalam Menghasilkan Ahli Madya Farmasi
Yang Unggul Sebagai Teknisi Farmasi Klinis Dan Komunitas Pada Tahun 2019”
Pipet tetes (Pasteur Pippete)
Fungsinya sama dengan pipet ukur, namun volume yang
dipindahkan tidak diketahui. Salah satu penerapannya adalah
dalam menambahkan HCl / NaOH saat mengatur pH media,
penambahan reagen ada uji biokimia, dll.
Visi Prodi DIII Farmasi yaitu “Menjadi Program Studi Terdepan Dalam Menghasilkan Ahli Madya Farmasi
Yang Unggul Sebagai Teknisi Farmasi Klinis Dan Komunitas Pada Tahun 2019”
Batang L (L Rod)
Batang L bermanfaat untuk
menyebarkan cairan di permukaan
agar supaya bakteri yang tersuspensi
dalam cairan tersebut tersebar
merata. Alat ini juga disebut
spreader.
Beaker Glass
Beaker glass merupakan alat yang memiliki banyak fungsi. Di
dalam mikrobiologi, dapat digunakan untuk preparasi media media,
menampung akuades dll..
Tabung Durham
Tabung durham berbentuk mirip dengan tabung reaksi namun ukurannya lebih kecil
dan berfungsi untuk menampung/menjebak gas yang terbentuk akibat ndicator pada
bakteri yang diujikan. Penempatannya terbalik dalam tabung reaksi dan harus terendam
sempurna dalam media (jangan sampai ada sisa udara).
Jarum Inokulum
Jarum ndicato berfungsi untuk memindahkan biakan untuk
ditanam/ditumbuhkan ke media baru. Jarum ndicato biasanya
terbuat dari kawat nichrome atau platinum sehingga dapat berpijar
jika terkena panas. Bentuk ujung jarum dapat berbentuk lingkaran
(loop) dan disebut ose atau inoculating loop/transfer loop, dan yang
berbentuk lurus disebut inoculating needle/Transfer needle.
Inoculating loop cocok untuk melakukan streak di permukaan agar,
sedangkan inoculating needle cocok digunakan untuk inokulasi secara
Visi Prodi DIII Farmasi yaitu “Menjadi Program Studi Terdepan Dalam Menghasilkan Ahli Madya Farmasi
Yang Unggul Sebagai Teknisi Farmasi Klinis Dan Komunitas Pada Tahun 2019”
tusukan pada agar tegak (stab inoculating). Jarum ndicato ini
akan sangat bermanfaat saat membelah agar untuk preprasi
Heinrich’s Slide Culture.
Pinset
Pinset memiliki banyak fungsi diantaranya adalah untuk
mengambil benda dengan menjepit misalnya saat memindahkan
cakram ndicator .
pH Indikator Universal
berguna untuk mengukur/mengetahui pH suatu larutan. Hal
ini sangat penting dalam pembuatan media karena pH pada
media berpengaruh terhadap petumbuhan mikroba. Kertas pH
ndicator dicelupkan sampai tidak ada perubahan warna
kemudian strip warna dicocokkan dengan skala warna acuan.
Visi Prodi DIII Farmasi yaitu “Menjadi Program Studi Terdepan Dalam Menghasilkan Ahli Madya Farmasi
Yang Unggul Sebagai Teknisi Farmasi Klinis Dan Komunitas Pada Tahun 2019”
BAB II
MEDIA PERTUMBUHAN
Kompetensi : Mahasiswa dapat membuat media pertumbuhan Nutrient Agar dan Potato
Dextrose Agar
Media pertumbuhan :
a. Pengertian dan fungsi
b. Bahan-bahan media pertumbuhan
b.1 Bahan dasar
b.2 Nutrisi atau zat makanan
b.3 Bahan tambahan
b.4 Bahan yang sering digunakan dalam pembuatan media
c. Macam-macam media pertumbuhan
c.1 Berdasarkan sifat fisik
c.2 Berdasarkan komposisi
c.3 Berdasarkan tujuan
d. Pembuatan Nutrient Agar dan Nutrient Broth
e. Pembuatan Potato Dextrose Agar
Sterilisasi :
1. Pengertian sterilisasi
2. Macam-macam sterilisasi
a. Sterilisasi secara mekanik (filtrasi)
b. Sterilisasi secara fisik
Pemanasan
- Dengan api langsung
- Panas kering
- Uap air panas
- Uap air panas bertekanan
Penyinaran UV
c. Sterilisasi secara kimia dengan larutan disinfektan
3. Prosedur/Teknik aseptis
a. Mensterilkan meja kerja
b. Memindahkan biakan (streak)
c. Menuang media
d. Pipetting
4. Prinsip cara kerja autoklaf
5. Sterilisasi dengan cara penyaringan
6. Tyndalisasi
7. Sterilisasi dengan udara panas
8. Prinsip kerja Biological Safety Cabinet
Pengertian
Sterilisasi yaitu proses atau kegiatan membebaskan suatu bahan atau benda dari semua
bentuk kehidupan.
Macam-macam sterilisasi
Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik,
fisik dan kimiawi.
1. Sterilisai secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan yang berpori sangat
kecil (0.22 mikron atau 0.45 mikron) sehingga mikroba tertahan pada saringan
tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas, misal nya
larutan enzim dan antibiotik.
2. Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan pemanasan & penyinaran.
Pemanasan
a. Pemijaran (dengan api langsung): membakar alat pada api secara langsung,
contoh alat : jarum inokulum, pinset, batang L, dll.
b. Panas kering: sterilisasi dengan oven kira-kira 60-1800C. Sterilisasi panas
kering cocok untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer, tabung
reaksi dll.
Visi Prodi DIII Farmasi yaitu “Menjadi Program Studi Terdepan Dalam Menghasilkan Ahli Madya Farmasi
Yang Unggul Sebagai Teknisi Farmasi Klinis Dan Komunitas Pada Tahun 2019”
c. Uap air panas: konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang mengandung
air lebih tepat menggungakan metode ini supaya tidak terjadi dehidrasi.
d. Uap air panas bertekanan : menggunalkan autoklaf
Penyinaran dengan UV
Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi, misalnya untuk
membunuh mikroba yang menempel pada permukaan interior Safety Cabinet
dengan disinari lampu UV
3. Sterilisaisi secara kimiawi biasanya menggunakan senyawa disinfektan antara lain
alkohol.
Berbagai prosedur umum kerja dalam mikrobiologi yang membutuhkan teknik
asepti
Visi Prodi DIII Farmasi yaitu “Menjadi Program Studi Terdepan Dalam Menghasilkan Ahli Madya Farmasi
Yang Unggul Sebagai Teknisi Farmasi Klinis Dan Komunitas Pada Tahun 2019”
Visi Prodi DIII Farmasi yaitu “Menjadi Program Studi Terdepan Dalam Menghasilkan Ahli Madya Farmasi
Yang Unggul Sebagai Teknisi Farmasi Klinis Dan Komunitas Pada Tahun 2019”
Visi Prodi DIII Farmasi yaitu “Menjadi Program Studi Terdepan Dalam Menghasilkan Ahli Madya Farmasi
Yang Unggul Sebagai Teknisi Farmasi Klinis Dan Komunitas Pada Tahun 2019”
Saran-saran kerja aseptis :
1. Sebelum membuka tabung/cawan/erlenmeyer, bagian mulut dibakar/dipanaskan
untuk mencegah kontaminasi.
2. Pinset, batang L, dll dapat dicelupkan alkohol terlebih dahulu lalu dibakar.
3. Ujung jarum inokulum dipanaskan hingga berpijar, dinginkan sebelum digunakan
dengan tetap menjaga kondisi aseptis
4. Selalu bekerja dekat api
Visi Prodi DIII Farmasi yaitu “Menjadi Program Studi Terdepan Dalam Menghasilkan Ahli Madya Farmasi
Yang Unggul Sebagai Teknisi Farmasi Klinis Dan Komunitas Pada Tahun 2019”
Cara kerja menggunakan Non-disposable filtration apparatus
Sterilkan saringan (dapat menggunakan saringan Bekerfeld, Chamberland
Zeitz), membran penyaring (kertas saring) dan erlenmeyer penampung.
Pasang atau rakit alat-alat tersebut secara aseptis (sesuai gambar), lalu isi corong
dengan larutan yang akan disterilkan.
Hubungkan katup erlenmeyer dengan pompa vakum kemudian hidupkan pompa.
setelah semua larutan melewati membran filter dan tertampung dierlenmeyer,
maka larutan dapat dipindahkan kedalam gelas penampung lain yang sudah steril
dan tutup dengan kapas atau aluminium foil yang steril.
Tyndalisasi
Konsep kerja metode ini merip dengan mengukus. Bahan yang mengandung air dan
tidak tahan tekanan atau suhu tinggi lebih tepat disterilkan dengan metode ini. Misalnya
susu yang disterilkan dengan suhu tinggi akan mengalami koagulasi dan bahan yang
berpati disterilkan pada suhu bertekanan pada kondisi pH asam akan terhidrolisis.
Cara kerja :
Bahan dimasukkan kedalam erlenmeyer atau botol dan ditutup rapat dengan
sumbat atau aluminium foil.
Erlenmeyer/botol lalu dimasukkan kedalam alat sterilisasi (alat standar
menggunakan Arnold Steam Sterilizen atau dandang).
Nyalakan sumber panas dan tunggu hingga termometer menunjukkan suhu 1000C
kemudian hitung waktu mundur hingga 30 menit (uap panas yang terbentuk akan
mematikan mikroba).
Setelah selesai alat sterilisasi dimatikan dan bahan yang steril dikeluarkan.
Setelah 24 jam, bahan tersebut di sterilkan lagi dengan cara yang sama, sedang
waktu ini dimaksudkan untuk memberi kesempatan spora atau sel vegetatif yang
belum mati untuk tumbuh sehingga mudah dibunuh.
Visi Prodi DIII Farmasi yaitu “Menjadi Program Studi Terdepan Dalam Menghasilkan Ahli Madya Farmasi
Yang Unggul Sebagai Teknisi Farmasi Klinis Dan Komunitas Pada Tahun 2019”
BAB III
ISOLASI MIKROORGANISME
Kompetensi: mahasiswa dapat memisahkan mikroba dari campurannya sehingga
didapat kultur murni.
Isolasi Mikroorganisme:
a. Pengertian
b. Teknik Pengambilan sample
c. Isolasi dengan cara pengenceran
1) Teknik preparasi suspensi
Swab
Rinse
Maserasi
2) Teknik pengenceran bertingkat
3) Teknik penanaman
Dari suspensi (spread dan pour plate)
Dengan goresan (streak dan quadrant streak inoculation)
d. Prosedur isolasi bakteri dari sampel
e. Prosedur isolasi jamur dari sampel
Pengertian
Di alam populasi mikroba tidak terpisah sendiri menurut jenisnya, tetapi terdiri
dari campuran berbagai macam sel. Di dalam laboratorium populasi bakteri inidapat
diisolasi menjadi kultur murni yang terdiri dari satu jenis yang dapat dipelajari morfologi,
sifat dan kemampuan biokimiawinya.
Visi Prodi DIII Farmasi yaitu “Menjadi Program Studi Terdepan Dalam Menghasilkan Ahli Madya Farmasi
Yang Unggul Sebagai Teknisi Farmasi Klinis Dan Komunitas Pada Tahun 2019”
Isolasi Dengan Cara Pengenceran (Dilution)
1. Teknik Preparasi Suspensi
Sampel yang telah diambil kemudian disuspensikan dalam akuades steril. Tujuan
dari teknik ini pada prinsipnya adalah melarutkan atau melepaskan mikroba dari
substratnya ke dalam air sehingga lebih mudah penanganannya. Macam-macam preparsi
bergantung kepada bentuk sampel :
3. Teknik Penanaman
a. Teknik penanaman dari suspensi
Teknik penanaman ini merupakan lajutan dari pengenceran bertingkat. Pengambilan
suspensi dapat diambil dari pengenceran mana saja tapi biasanya untuk tujuan isolasi
(mendapatkan koloni tunggal) diambil beberapa tabung pengenceran terakhir.
a.1. Spread Plate (agar tabur ulas)
Spread plate adalah teknik menanam dengan menyebarkan suspensi bakteri di
permukaan agar diperoleh kultur murni. Adapun prosedur kerja yang dapat dilakukan
adalah sebagai berikut :
Ambil suspensi cairan senamyak 0,1 ml dengan pipet ukur kemudian teteskan
di atas permukaan agar yang telah memadat.
Batang L atau batang drugalsky diambil kemudian disterilkan kemudian
digunakan untuk meratakan suspensi pada permukaan media
Batang L dan drugalsky dapat digantikan dengan glass beads.
Visi Prodi DIII Farmasi yaitu “Menjadi Program Studi Terdepan Dalam Menghasilkan Ahli Madya Farmasi
Yang Unggul Sebagai Teknisi Farmasi Klinis Dan Komunitas Pada Tahun 2019”
b. Teknik Penanaman dengan Goresan (Streak)
Bertujuan untuk mengisolasi mikroorganisme dari campurannya atau meremajakan
kultur ke dalam medium baru.
b.1 Goresan Sinambung
Cara kerja :
Sentuhkan inokulum loop pada koloni dan gores secara kontinyu sampai setengah
permukaan agar.
o
Jangan pijarkan loop, lalu putar cawan 180 C lanjutkan goresan sampai habis.
Goresan sinambung umumnya digunakan bukan untuk mendapatkan koloni
tunggal, melainkan untuk peremajaan ke cawan atau medium baru.
b.2 Goresan T
Cara kerja :
Bagi cawan menjadi 3 bagian menggunakan spidol marker
Inokulasi daerah 1 dengan streak zig-zag
Panaskan jarum inokulan dan tunggu dingin, kemudian lanjutkan streak zig-zag
pada daerah 2 (streak pada gambar). Cawan diputar untuk memperoleh goresan
yang sempurna
Lakukan hal yang sama pada daerah 3
Visi Prodi DIII Farmasi yaitu “Menjadi Program Studi Terdepan Dalam Menghasilkan Ahli Madya Farmasi
Yang Unggul Sebagai Teknisi Farmasi Klinis Dan Komunitas Pada Tahun 2019”
FAKTOR LINGKUNGAN YANG BERPENGARUH TERHADAP
PERTUMBUHAN MIKROORGANISME
Faktor lingkungan :
a. pengaruh suhu terhadap pertumbuhan mikroorganisme
b. pengaruh tekanan osmotik terhadap pertumbuhan mikroorganisme
c. pengaruh sinar ultraviolet tehadap pertumbuhan mikroorganisme
d. pengaruh pH terhadap pertumbuhan mikroorganisme
Visi Prodi DIII Farmasi yaitu “Menjadi Program Studi Terdepan Dalam Menghasilkan Ahli Madya Farmasi
Yang Unggul Sebagai Teknisi Farmasi Klinis Dan Komunitas Pada Tahun 2019”
Pengaruh sinar ultraviolet terhadap pertumbuhan mikroorganisme
Sinar UV panjang gelombang 210-300 nm
dapat membunuh mikroorganisme jika di
paparkan. Komponen seluler yang dapat menyerap
sinar UV adalah asam nukleat sehingga dapat
rusak dan menyebabkan kematian.
Cara Kerja:
Inokulasikan Aspergillus sp., E.coli dan
Bacillus sp. pada 3 cawan NA.
Dedahkan ketiga cawan tersebut pada sinar UV
dengan panjang 254 nm selama 1 menit, 5
menit, dan 15 menit (ingat tutup cawan dibuka
dan diusahakan lingkungan sekitar steril). Jarak antar UV dan cawan sekitar 12 inchi
Gunakan kontrol untuk masing-masing biakan dengan tidak memaparkan pada sinar
UV
Inkubasi selama 48 jam dan amati pertumbuhan koloninya
Visi Prodi DIII Farmasi yaitu “Menjadi Program Studi Terdepan Dalam Menghasilkan Ahli Madya Farmasi
Yang Unggul Sebagai Teknisi Farmasi Klinis Dan Komunitas Pada Tahun 2019”
MORFOLOGI MIKROBA
Kompetensi : mahasiswa dapat mengenali bentuk dan morfologi sel dan koloni
mikroorganisme
a. Bakteri
a.1 mengamati morfologi koloni bakteri
a.1.1 pada media cawan
a.1.2 pada agar miring
a.1.3 pada agar tegak
a.1.4 pada media cair
a.2 mengamati morfologi sel bakteri
a.2.1 dengan pewarnaan sederhana
a.2.2 dengan pewarnaan negatif
a.2.3 dengan pewarnaan gram
a.2.4 dengan pewarnaan endospora
a.3 mengamati motilitas bakteri
a.3.1 pengamatan langsung
a.3.2 pengamatan tidak langsung
b. Yeast
b.1 mengamati morfologi koloni yeast (pada agar cawan)
b.2 mengamati morfologi sel yeast (dengan pewarnaan sederhana)
c. Kapang
c.1 mengamati morfologi koloni kapang (pada agar cawan)
c.2 mengamati morfologi sel kapang (dengan metode slide culture)
Bakteri
A. Mengamati Morfologi Koloni Bakteri
Kegiatan ini merupakan tindakan pertama kali jika ingin mempelajari suatu jenis
bakteri lebih lanjut, khususnya untuk tujuan identifikasi. Setelah mendapatkan kultur
murni maka biakan yang diinginkan ditumbuhkan ke berbagai bentuk media untuk
dikenali ciri koloninya.
Cara Kerja :
Tumbuhkan biakan pada media NA cawan dengan streak kuadran
Tumbuhkan biakan pada media NA miring dengan pola inokulasi yang tegak lurus
Tumbuhkan biakan pada media NA tegak dengan stab inoculation
Tumbuhkan biakan pada media NB
Small (kecil)
Moderate (sedang)
Large (besar)
Visi Prodi DIII Farmasi yaitu “Menjadi Program Studi Terdepan Dalam Menghasilkan Ahli Madya Farmasi
Yang Unggul Sebagai Teknisi Farmasi Klinis Dan Komunitas Pada Tahun 2019”
Pigmentasi : mikroorganisme kromogenik sering memproduksi pigmen
intraseluler, beberapa jenis lain memproduksi pigmen ekstraseluler yang dapat
terlarut dalam media
Karakteristik optik : diamati berdasarkan jumlah cahaya yang melewati koloni.
Opaque (tidak dapat ditembus cahaya), Translucent (dapat ditembus cahaya
sebagian), Transparant (bening)
Irregular Raised
Spindle Convex
Filamentous
Umbonate
Rhizoid
Entire
Lobate
Undulate
Serrate
Felamentous
Curled
Visi Prodi DIII Farmasi yaitu “Menjadi Program Studi Terdepan Dalam Menghasilkan Ahli Madya Farmasi
Yang Unggul Sebagai Teknisi Farmasi Klinis Dan Komunitas Pada Tahun 2019”
A.2. Pertumbuhan pada Agar Miring
Ciri-ciri koloni diperoleh dengan menggoreskan jarum inokulum tegak dan lurus
Ciri koloni berdasarkan bentuk:
Visi Prodi DIII Farmasi yaitu “Menjadi Program Studi Terdepan Dalam Menghasilkan Ahli Madya Farmasi
Yang Unggul Sebagai Teknisi Farmasi Klinis Dan Komunitas Pada Tahun 2019”
A.4 Pertumbuhan pada Media Cair
Pola pertumbuhan berdasarkan kebutuhan O2
Visi Prodi DIII Farmasi yaitu “Menjadi Program Studi Terdepan Dalam Menghasilkan Ahli Madya Farmasi
Yang Unggul Sebagai Teknisi Farmasi Klinis Dan Komunitas Pada Tahun 2019”
Cara Kerja :
Bersihkan object glass dengan kapas
Jika perlu tulislah kode atau nama bakteri pada sudut object glass
Bila menggunakan biakan cair maka pindahkan setetes biakan dengan pipet tetes
atau dapat juga dipindahkan dengan jarum inokulum. Jangan lupa biakan dikocok
terlebih dahulu. Jika digunakan biakan padat, maka biakan dipindahkan dengan
jarum inokulum, satu ulasan saja kemudian diberi akuades dan disebarkan supaya
sel merata.
Keringkan ulasan tersebut sambil memfiksasinya dengan api bunsen (lewatkan di
atas api 2-3 kali)
Setelah benar-benar kering dan tersebar selanjutnya ditetesi dengan pewarna
(dapat digunakan Methylen blue, Safranin, Crystal Violet) dan tunggu kurang
lebih 30 detik.
Cuci dengan akuades kemudian keringkan dengan kertas tissue
Periksa dengan mikroskop (perbesaran 100 x 10).
Visi Prodi DIII Farmasi yaitu “Menjadi Program Studi Terdepan Dalam Menghasilkan Ahli Madya Farmasi
Yang Unggul Sebagai Teknisi Farmasi Klinis Dan Komunitas Pada Tahun 2019”
1 2
3 4
Visi Prodi DIII Farmasi yaitu “Menjadi Program Studi Terdepan Dalam Menghasilkan Ahli Madya Farmasi
Yang Unggul Sebagai Teknisi Farmasi Klinis Dan Komunitas Pada Tahun 2019”
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pewarnaan gram adalah sbb:
Fase yang paling kritis dari prosedur di atas adalah tahap dekolorisasi yang
mengakibatkan CV-iodine lepas dari sel. Pemberian ethanol jangan sampai berlebih
yang akan menyebabkan overdecolorization sehingga sel gram positif tampak seperti
gram negatif. Namun juga jangan sampai terlalu sedikit dalam penetesan etanol
(underdecolorization) yang tidak akan melarutkan CV-iodine secara sempurna
sehingga sel gram negatif seperti gram positif.
Preparasi pewarnaan gram terbaik adalah menggunakan kultur muda yang tidak lebih
lama dari 24 jam. Umur kultur akan berpengaruh pada kemampuan sel menyerap
warna utama (CV), khususnya pada gram positif. Mungkin akan menampakkan gram
variabel yaitu satu jenis sel, sebagian berwarna ungu dan sebagian merah karena
pengaruh umur. Walaupun ada beberapa species yang memang bersifat gram variabel
seperti pada genus Acinetobacter dan Arthrobacter.
Visi Prodi DIII Farmasi yaitu “Menjadi Program Studi Terdepan Dalam Menghasilkan Ahli Madya Farmasi
Yang Unggul Sebagai Teknisi Farmasi Klinis Dan Komunitas Pada Tahun 2019”
sederhana, endospora sulit dibedakan dengan badan inklusi (kedua-duanya transparan, sel
vegetatif berwarna), sehingga diperlukan teknik pewarnaan endospora. Berikut
merupakan prosedur pewarnaan endospora dengan metode Schaeffer-Fulton.
Visi Prodi DIII Farmasi yaitu “Menjadi Program Studi Terdepan Dalam Menghasilkan Ahli Madya Farmasi
Yang Unggul Sebagai Teknisi Farmasi Klinis Dan Komunitas Pada Tahun 2019”
Pelunturan dengan air mengalir
Penambahan safranin
C. Mengamati motilitas
C.1 Pengamatan Langsung
Cara Kerja :
Teteskan biakan bakteri motil seperti Bacillus atau E.coli ke object glass
(sebaiknya dari biakan cair). Jika digunakan biakan padat maka ulas dengan jarum
inokulum lalu ditambah akuades satu tetes, ratakan.
Tutup dengan cover glass
Amati menggunakan mikroskop dengan perbesaran maksimak. Bakteri akan
tampak transparan dan pola pergerakannya tidak beraturan. Hati-hati jangan salah
Visi Prodi DIII Farmasi yaitu “Menjadi Program Studi Terdepan Dalam Menghasilkan Ahli Madya Farmasi
Yang Unggul Sebagai Teknisi Farmasi Klinis Dan Komunitas Pada Tahun 2019”
membedakan antara sel yang bergerak sendiri karena flagel atau bergerak terkena
aliran air.
Yeast / Khamir
A. Mengamati morfologi koloni yeast
Tanam biakan yeast (dapat berupa Sacharomyces cereviceae atau Candida
albicans) pada PDA dengan cara streak
quadrant.
Inkubasi selama 2x24 jam.
Setelah didapatkan koloni tunggal, pengamatan
ciri-ciri morfologi koloni hampir sama dengan
ciri morfologi bakteri.
Kapang / Jamur
Jamur merupakan mikroba dengan struktur talus
berupa benang-benang (hifa) yang terjalin seperti jala
(myselium). Hifa dapat berekat (septat) dengan inti
tunggal/ lebih dan hifa tidak bersekat (aseptat).
Penampakan morfologi koloni pada umumnya seperti
benang (filamentous) yang pertumbuhannya
membentuk lingkaran. Morfologi koloninya dapat
dengan mudah dibedakan dengan bakteri walaupun ada
beberapa jenis bakteri yang koloninya mirip jamur,
seperti dari kelompok Actinomycetes atau Bacillus
mycoides. Koloni kapang memiliki keragaman warna
yang muncul dari sporanya.
Visi Prodi DIII Farmasi yaitu “Menjadi Program Studi Terdepan Dalam Menghasilkan Ahli Madya Farmasi
Yang Unggul Sebagai Teknisi Farmasi Klinis Dan Komunitas Pada Tahun 2019”
B. 2 Metode Riddel, cara kerja :
Persiapan sama seperti di atas
Setelah semua steril, potong media Saboraud Dextrose Agar steril berbentuk
kubus dan letakkan di atas object glass.
Inokulasikan spora jamur pada bagian atau potongan agar.
Tutup potongan agar dengan cover glass.
Inkubasi pada suhu kamar selama 3x24 jam.
Ambil preparat dan diamati di bawah mikroskop.
Visi Prodi DIII Farmasi yaitu “Menjadi Program Studi Terdepan Dalam Menghasilkan Ahli Madya Farmasi
Yang Unggul Sebagai Teknisi Farmasi Klinis Dan Komunitas Pada Tahun 2019”
Belah media yang memadat dengan jarum inokulum yang berujung L.
Ulaskan spora jamur yang akan diamati pada belahan tersebut.
Tutup dengan cover glass tepat di atas media dan tekan hingga merata.
Inkubasi selama 2x24 jam.
Amati pertumbuhan miselium dan spora pada object glass dengan perbesaran
sedang
Visi Prodi DIII Farmasi yaitu “Menjadi Program Studi Terdepan Dalam Menghasilkan Ahli Madya Farmasi
Yang Unggul Sebagai Teknisi Farmasi Klinis Dan Komunitas Pada Tahun 2019”
MENENTUKAN UKURAN & JUMLAH MIKROBA
1 skala okuler = Jarak yang diketahui antara 2 garis pada mik. Objektif
(O.D = Okuler Division) Jarak skala pada mikrometer okuler
= 10 X Skala Ob (µm)
Skala Ok
Visi Prodi DIII Farmasi yaitu “Menjadi Program Studi Terdepan Dalam Menghasilkan Ahli Madya Farmasi
Yang Unggul Sebagai Teknisi Farmasi Klinis Dan Komunitas Pada Tahun 2019”
Misal : jika skala ke 0 mikrometer okuler berhimpit dengan skala ke 0 mikrometer
objektif lalu skala ke 13 mikrometer okuler berhimpit dengan skala ke 2 mikrometer
objektif maka beberapa 1 skala okuler.
Letakkan mikrometer objektif pada meja benda dan pasang mikrometer okuler pada
tabung lensa okuler.
Tentukan perbesaran yang digunakan, (misalnya 40 X 10) kemudian cari gambar
perbesaran dari skala mikrometer objektif.
Setelah fokus didapat, kemudian selanjutnya himpitkan skala ke nol mikrometer
objektif dan okuler.
Cari dengan teliti skala ke berapa antara mikrometer objektif dan okuler yang
berhimpit lagi.
Hitung besarnya skala okuler dengan rumus di atas.
Visi Prodi DIII Farmasi yaitu “Menjadi Program Studi Terdepan Dalam Menghasilkan Ahli Madya Farmasi
Yang Unggul Sebagai Teknisi Farmasi Klinis Dan Komunitas Pada Tahun 2019”
Hitung panjang dan lebar sel sebenarnya :
x skala okuler X hasil kalibrasi
y skala okuler X hasil kalibrasi
misal : 5 X 1,54 = 7,7 µm
2 X 1,54 = 3,08 µm
Visi Prodi DIII Farmasi yaitu “Menjadi Program Studi Terdepan Dalam Menghasilkan Ahli Madya Farmasi
Yang Unggul Sebagai Teknisi Farmasi Klinis Dan Komunitas Pada Tahun 2019”
b.1.1.1. Prosedur perhitungan jumlah bakteri dengan metode Plate Count.
(135+165)/2 =150
135 45 5 (45+45)/2 =45 maka
1,5 X104
165 45 8 45.000/15.000 =3, >2,
dilap. Pengc. terendah
(275+285)/2 =280
(28.000+37.500)/2 (35+40)/2 =37,5 maka
275 35 5
=65.500 37.500/28.000 =1,34,
285 40 7
6,6 X104 ≤2, dilap. Pengc.
Rata-rata
(29.000+30.500)/2
290 25 5 Rata-rata dari 10-2
=29.750
305 28 0 meskipun 305>300
3,0X104
(Fardiaz Srikandi. 1993. Analisis Mikrobiologi Pangan. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta)
Visi Prodi DIII Farmasi yaitu “Menjadi Program Studi Terdepan Dalam Menghasilkan Ahli Madya Farmasi
Yang Unggul Sebagai Teknisi Farmasi Klinis Dan Komunitas Pada Tahun 2019”
b.1.2. Most Probable Number (MPN)
Pendekatan lain untuk enumerasi bakteri hidup adalah dengan metode MPN.
MPN didasarkan pada metode statistik (teori kemungkinan). Metode MPN ini umumnya
digunakan untuk menghitung jumlah bakteri pada air khususnya untuk mendeteksi
adanya bakteri koliform yang merupakan kontaminan utama sumber air minum. Ciri-ciri
utamanya yaitu bakteri gram negatif, batang pendek, tidak membentuk spora,
memfermentasi laktosa menjadi asam dan gas yang dideteksi dalam waktu 24 jam
inkubasi pada 37º C. Sampel ditumbuhkan pada seri tabung sebanyak 3 atau 5 buah
tabung untuk setiap kelompok. Apabila dipakai 3 tabung maka disebut seri 3, dan jika
dipakai 5 tabung maka disebut 5 seri. Media pada tabung adalah Lactose Broth yang
diberi indikator perubahan pH dan ditambah tabung durham. Pemberian sampel pada tiap
seri tabung berbeda-beda. Untuk sampel sebanyak 10 ml ditumbuhkan pada media LBDS
(Lactose Broth Double Stegth) yang memiliki komposisi Beef extract (3 gr), peptone (5
gr), lactose (10 gr) dan Bromthymol Blue (0,2 %) per liternya. Untuk sampel 1 ml dan 0,1
ml dimasukkan pada media LBSS (Lactose Broth Single Stegth) yang berkomposisi sama
tapi hanya kadar laktosa setengah dari LBDS yaitu 5 gr.
Berdasar sifat coliform, maka bakteri ini dapat memfermentasikan laktosa menjadi
asam dan gas yang dideteksi oleh berubahnya warna dan gas dalam tabung durham. Nilai
MPN ditentukan dengan kombinasi jumlah tabung positif (asam dan gas) tiap serinya
setelah diinkubasi.
Cara kerja :
Visi Prodi DIII Farmasi yaitu “Menjadi Program Studi Terdepan Dalam Menghasilkan Ahli Madya Farmasi
Yang Unggul Sebagai Teknisi Farmasi Klinis Dan Komunitas Pada Tahun 2019”
Sediakan 3 tabung berisi LBDS (9 ml tiap tabung) dan 6 tabung berisi LBSS (9
ml tiap tabung) lengkap dengan tabung durham. Atur kesembilan tabung menjadi
3 seri (seperti di gambar).
Kocok botol yang berisi air sampel.
Pindahkan suspensi air sample sebanyak 10 ml ke masing-masing tabung seri
pertama (3 tabung LBDS), secara aseptis.
Pindahkan suspensi air sampel sebanyak 1 ml ke masing-masing tabung seri
kedua (3 tabung LBSS), secara aseptis.
Pindahkan suspensi air sampel sebanyak 0,1 ml ke masing-masing tabung seri
ketiga (3 tabung LBSS), secara aseptis.
Inkubasi semua tabung pada suhu 37º C selama 48 jam.
Lihat tabung gas positif (asam dan gas; harus ada keduanya), lalu hitung tabung
positif untuk tiap seri. Tulis kombinasi tabung positif tiap seri (misal : 3 2 1).
Kombinasi angka tersebut lalu dicocokkan dengan tabel MPN untuk seri 3
sehingga diperoleh jumlah mikroba sebenarnya.
Misal :
didapatkan kombinasi jumlah tabung positif :
321 maka jumlah bakteri coliform adalah
150 sel/100 ml.
Visi Prodi DIII Farmasi yaitu “Menjadi Program Studi Terdepan Dalam Menghasilkan Ahli Madya Farmasi
Yang Unggul Sebagai Teknisi Farmasi Klinis Dan Komunitas Pada Tahun 2019”
Luas kotak sedang :
=pxl
= 0,2 x 0,2 = 0,04 mm2 jadi misalnya diperoleh:
Volume kotak sedang : 20 sel dalam satu kotak sedang
= 0,04 mm2 x 0,1 mm maka jumlah sel keseluruhan :
= 0,004 mm3 = 20 x (1/4) x 106
Karena 1 ml = 1cm2 = 5 x 106 sel/ml
Maka :
= 0,004 mm3
= 0,000004 cm3
= 4x10-6 ml
Sel/ml :
= jumlah sel/4x10-6 ml
= (jumlah sel/4) x 106
= jumlah sel x (¼) x 106
= jumlah sel x 2,5 x 105
Kotak sedang :
Visi Prodi DIII Farmasi yaitu “Menjadi Program Studi Terdepan Dalam Menghasilkan Ahli Madya Farmasi
Yang Unggul Sebagai Teknisi Farmasi Klinis Dan Komunitas Pada Tahun 2019”
DAYA KERJA OLIGODINAMIK DAN ANTIMIKROBA
Konsentrasi
Waktu terpapar
Jenis mikroba
Kondisi lingkungan: temperatur, pH dan jenis tempat mikroba hidup
Beberapa jenis disinfektan diantaranya adalah:
Jenis Keterangan
Senyawa fenol : Merusak membran sel
Fenol Mendenaturasi protein
Cresol Konsentrasi kerja : 2-5%
Hexaclhorophene
Recorcinol
Thymol
Alkohol : Pelarut lemak
Ethyl Denaturasi dan koagulasi protein
Isopropil Konsentrasi kerja : 50-75%
Senyawa halogen : Agen oksidasi
Senyawa chlorin : Presipitasi protein
Sodium hipochlorite Klorin bereaksi dengan air membentuk
Chloramine asam hipoklorit yang bersifat bakterisidal
Senyawa iodine :
Povidone-iodine
(betadine)
Visi Prodi DIII Farmasi yaitu “Menjadi Program Studi Terdepan Dalam Menghasilkan Ahli Madya Farmasi
Yang Unggul Sebagai Teknisi Farmasi Klinis Dan Komunitas Pada Tahun 2019”
Logam berat : Bereaksi dengan gugus SH (sufihidril) pada
Senyawa Hg enzim yang menyebabkan denaturasi.
Senyawa Zn
Senyawa Cu dll.
Agen aktif permukaan : Menciptakan tegangan permukaan yang
Sabun rendah
Detergen Merusak membran sel
emulsifier Memindahkan sel secara mekanis
Senyawa kationik : Tegangan permukaan yang rendah
Senyawa amonium
kuartener
benzalconiumclhoride
Senyawa anionik : Daya kerja sama dengan senyawa aktif
Sodium Tertradecyl permukaan
Sulphate
Asam (H+) Merusak dinding sel dan membran sel
Basa (OH-) Koagulasi protein
Pewarna : Memiliki avinitas terhadap asam nukleat
Crystal Violet
Cara kerja :
Inokulasikan E.coli dan Bacillus sp. pada NA cawan dengan streak kontinyu atau
lawn
Kertas cakram steril dicelupkan ke dalam larutan disinfektan (alkohol 70%, LysoI
5%, betadin, dan hipoklorit 5%). Setelah diangkat, sisa tetes larutan yang berlebihan
pada kertas cakram diulaskan pada dinding wadah karena dikhawatirkan larutan akan
meluas di permukaan agar jika larutan terlalu banyak.
Kertas cakram diletakkan dipermukaan agar denagn pinset. Tekan dengan pinset
supaya kertas cakram benar-benar menempel pada agar.
Inkubasi selama 48 jam pada 37 0C.
Zona hambat yang terbentuk diukur diameternya, bandingkan daya kerja berbagai
disinfektan.
Visi Prodi DIII Farmasi yaitu “Menjadi Program Studi Terdepan Dalam Menghasilkan Ahli Madya Farmasi
Yang Unggul Sebagai Teknisi Farmasi Klinis Dan Komunitas Pada Tahun 2019”
Pengujian pengaruh daya oligodinamik
Logam-logam berat seperti Hg, Cu, Ag dan Pb bersifat racun terhadap sel meskipun
hanya dalam kadar rendah. Logam mengalami ionisasi dan ion-ion tersebut bereaksi
dengan bagian sulfihidril pada protein sel sehingga menyebabkan denaturasi. Daya
hambat atau mematikan dari logam dengan konsentrasi yang rendah disebut daya
oligodinamik.
Cara Kerja :
Inokulasikan E.coli dan Bacillus sp. pada NA cawan dengan streak kontinyu atau
lawn
Letakan koin tembaga dan seng ke dalam cawan dengan pinset
Inkubasi 370C selama 48 jam
Hitung zona hambat yang terbentuk dengan mengukur diameter daerah yang jernih
atau tidak ada pertumbuhan
Visi Prodi DIII Farmasi yaitu “Menjadi Program Studi Terdepan Dalam Menghasilkan Ahli Madya Farmasi
Yang Unggul Sebagai Teknisi Farmasi Klinis Dan Komunitas Pada Tahun 2019”
Pengertian dan Jenis Antibiotik
Antibiotik adalah bahan yang dihasilkan oleh mikroorganisme atau sintetis yang
dalam jumlah kecil mampu menekan menghambat atau membunuh mikroorganisme
lainnya. Antibiotik memiliki spektrum aktivitas antibiosis yang beragam.
Antibiotik dikelompokkan berdasarkan gugus aktifnya, misal antibiotik macrolide,
antimikroba peptida. Adapun penamaannya biasanya berdasarkan gugus kimiawinya
ataupun mikroorganisma produsernya, misalnya:
ragam antibakteria:
Penicillin dan cephalosporin
Erythromycine
Sulfa drugs
Trimethoprim dan sulfamethoxazole
Polymyxin B
Quinolone
Tetracycline
Antifungi :
Nystatin
Azoles
Mekanisme kerja antibiotik antara lain :
Menghambat dsintesis dinding sel
Merusak permeabilitas membran sel.
Menghambat sintesis RNA (proses transkripsi)
Menghambat sintesis protein (proses translasi).
Menghambat replikasi DNA.
Visi Prodi DIII Farmasi yaitu “Menjadi Program Studi Terdepan Dalam Menghasilkan Ahli Madya Farmasi
Yang Unggul Sebagai Teknisi Farmasi Klinis Dan Komunitas Pada Tahun 2019”
Kertas cakram dicelupkan dalam larutan antibiotik dengan konsentrasi tertentu.
Angkat, biarkan sejenak agar tiris, selanjutnya letakkan kertas cakram pada
permukaan agar.
Kertas cakram ditekan menggunakan pinset supaya menempel sempurna di
permukaan agar.
Inkubasi pada suhu 37 0C selama 24-48 jam.
Ukur diameter zona hambat (mm) kemudian bandingkan dengan tabel. sensitivitas
antibiotik.
Visi Prodi DIII Farmasi yaitu “Menjadi Program Studi Terdepan Dalam Menghasilkan Ahli Madya Farmasi
Yang Unggul Sebagai Teknisi Farmasi Klinis Dan Komunitas Pada Tahun 2019”
AKTIVITAS ENZIMATIS MIKROORGANISME
Uji Amilolitik
Amilum adalah senyawa yang memiliki berat molekul tinggi, terdiri atas polimer
glukosa yang bercabang-cabang yang diikat dengan ikatan glikosidik. Degradasi amilum
membutuhkan enzim amilase yang akan memecah/menghidrolisis menjadi polisakarida
yang lebih pendek (dextrin), dan selanjutnya menjadi maltosa. Hidrolisis akhir maltosa
menghasilkan glukosa terlarut yang dapat ditransport masuk ke dalam sel. Indikator yang
dipakai pada uji amilolitik adalah iodine. Amilum akan bereaksi dengan iodine
membentuk warna biru hitam yang terlihat pada media.
Cara Kerja :
Inokulasi Nutrient Agar yang mengandung pati (2 g/l) dengan E.coli dan Bacillus sp.
secara streak.
Inkubasi selama 48 jam pada suhu 37oC
Setelah selesai inkubasi, tetesi cawan dengan lugol’s iodine secukupnya sehingga
seluruh permukaan media terkena.
Hidrolisis zat pati terlihat sebagai zona jernih di sekeliling koloni, sedangkan hasil
negatif ditunjukkan warna sekitar koloni tetap biru hitam.
Uji Lipolitik
Lipid misalnya trigliserida merupakan sumber energi bagi sejumlah
mikroorganisma. Untuk mendapatkan energi dari lipid, mikroba menghasilkan enzim
lipase dan esterase yang memecah ikatan ester menghasilkan gliserol dan asam lemak.
Terdapat berbagai macam prosedur untuk mengetahui aktivitas lipase diantaranya
adalah dengan menggunakan media Trybutirin Agar, Rodhamine Agar dan Spirit Blue
Agar. Pada prinsipnya metode-metode di atas menggunakan indikator yang mampu
mendeteksi keberadaan asam lemak yang terbentuk akibat hidrolisis lemak.
Visi Prodi DIII Farmasi yaitu “Menjadi Program Studi Terdepan Dalam Menghasilkan Ahli Madya Farmasi
Yang Unggul Sebagai Teknisi Farmasi Klinis Dan Komunitas Pada Tahun 2019”
Inokulasikan Bacillus sp. dan E. coli pada media Rhodamine Agar dengan indikator
Rhodamine secara streak..
Inkubasi pada suhu 37oC selama 48 jam.
Diamati didalam UV Cabinet, reaksi positif ditandai adanya perpendaran didaerah
koloni, sedangkan reaksi negatif tidak berubah warna.
Uji proteolitik
Uji proteolitik ditujukan untuk mengetahui kemampuan mikroorganisme
menghasilkan enzim protease. Pada praktikum ini protein yang digunakan dalam bentuk
kasein susu. Hidrolisis kasein secara bertahap akan menghasilkan monomernya berupa
asam amino. Proses ini dinamakan peptonisasi atau proteolisis.
Cara Kerja :
Inokulasikan Bacillus sp. dan E. coli pada Skim Milk Agar (SMA) secara streak.
Inkubasi pada suhu 37oC selama 48 jam.
Aktivitas proteolitik ditunjukkan oleh terbentuknya zone jernih di sekeliling koloni.
Uji Oksidase
Enzim oksidase memegang peranan penting dalam transport elektron selama
respirasi aerobik. Sitokrom oksidase mengkatalisis oksidasi dan reduksi sitokrom oleh
molekul oksigen. Kemampuan bakteri memproduksi sitokrom oksidase dapat diketahui
dari reaksi yang ditimbulkan setelah pemberian reagen oksidase tetramethyl-D-
phenylenediamine dihydrocloride pada koloni bakteri. Reaksi positif ditandai
pembentukan warna biru kehitaman. Tidak adanya perubahan warna mengindikasikan
bahwa uji yang dilakukan negatif.
Cara Kerja :
Visi Prodi DIII Farmasi yaitu “Menjadi Program Studi Terdepan Dalam Menghasilkan Ahli Madya Farmasi
Yang Unggul Sebagai Teknisi Farmasi Klinis Dan Komunitas Pada Tahun 2019”
Koloni bakteri diambil satu ose, oleskan pada kertas saring lembab.
Tetesi dengan reagen, lalu lihat perubahan yang terjadi.
Jika warna berubah menjadi biru marun maka hasil uji positif, sedangkan bila tidak
terjadi perubahan maka hasil uji negatif. Hasil uji positif tertunda jika warna biru
muncul antara 10-60 detik setelah ditetesi.
Uji Katalase
Selama respirasi aerobik (proses fosforilasi oksidatif), mikroorganisme
menghasilkan hidrogen peroksida, bahkan ada yang menghasilkan superoksida yang
sangat beracun. Senyawa ini dalam jumlah besar akan menyebabkan kematian pada
mikroorganisme. Senyawa ini dihasilkan oleh mikroorganisme aerobik, fakultatif aerob
maupun mikroaerofilik yang menggunakan jalur respirasi aerobik.
Superoksida dismutase adalah enzim yang bertanggung jawab untuk penguraian
khususnya superoksida pada organisme aerob yang bersifat katalase negatif. Produksi
katalase bisa diidentifikasi dengan menambahkan H2O2 berkonsentrasi 3% pada suspensi
bakteri. Reaksi positif ditandai pembentukan gelembung gas.
Cara Kerja :
Koloni bakteri umur 24 jam diambil satu ose secara aseptis dan diinokulasikan pada
object glass.
Dengan menggunakan pipet tetes, H2O2 diteteskan pada object glass secukupnya.
Amati adanya gelembung untuk hasil positif dan tidak ada gelembung untuk hasil
negatif.
Cara kerja :
Inokulasikan biakan pada media TSIA dengan cara inokulasi tusuk kemudian
dilanjutkan dengan diulaskan lurus tegak pada agar miring (lihat gambar).
Inkubasi pada 37oC selama 24-48 jam.
Interpretasikan hasil dengan melihat keterangan dibawah ini.
Visi Prodi DIII Farmasi yaitu “Menjadi Program Studi Terdepan Dalam Menghasilkan Ahli Madya Farmasi
Yang Unggul Sebagai Teknisi Farmasi Klinis Dan Komunitas Pada Tahun 2019”
slant dan butt merah (alkali) atau tidak terjadi perubahan warna tidak terjadi
fermentasi karbohidrat, sedangkan pepton yang ada digunakan untuk sumber
energi dalam keadaan aerob atau anaerob sehingga meningkatkan pH karena
produksi amonia meningkat sebagai hasil samping metabolisme protein. Jika
kemerahan lebih pekat pada slant maka terjadi degradasi aerobik peptone,
sedangkan warna merah pekat tampak di semua media maka interpretasinya
adalah degradasi peptone secara aerob maupun anaerob.
slant merah (alkali) sedangkan butt kuning (asam) dengan atau tanpa produksi gas
hanya terjadi fermentasi glukosa, sedangkan fermentasi laktosa dan sukrosa
tidak terjadi.
slant dan butt kuning (asam) dengan atau tidak adanya gas telah terjadi
fermentasi glukosa, laktosa dan atau sukrosa karena laktosa dan sukrosa memiliki
konsentrasi yang lebih tinggi sehingga dapat dimanfaatkan untuk substrat
fermentasi lanjutan (jika glukosa habis) menghasilkan asam yang ditandai warna
kuning setelah 24 jam.
butt berwarna kehitaman adanya H2S yang bereaksi dengan senyawa besi
FeSO4 pada media menghasilkan FeS yang berwarna kehitam-hitaman. H2S ini
merupakan hasil dari metabolisme protein
media pecah atau terangkat timbul gas sebagai hasil samping fermentasi
Visi Prodi DIII Farmasi yaitu “Menjadi Program Studi Terdepan Dalam Menghasilkan Ahli Madya Farmasi
Yang Unggul Sebagai Teknisi Farmasi Klinis Dan Komunitas Pada Tahun 2019”
PRAKTIKUM PARASITOLOGI
TOPIK:
1. Helminths
2. Protozoa
3. Arthropoda
HELMINTH
Tujuan
1. Mahasiswa mengetahui dan menggambar ciri-ciri morfologi beberapa spesies dari
Nematoda yang terlihat menggunakan mikroskop
2. Mahasiswa mengetahui dan menggambar ciri-ciri morfologi beberapa spesies dari
Trematoda yang terlihat menggunakan mikroskop
3. Mahasiswa mengetahui dan menggambar ciri-ciri morfologi beberapa spesies dari
Cestoda yang terlihat menggunakan mikroskop
Dasar Teori
KLASIS NEMATODA
A. Morfologi umum
1. Bentuknya panjang silindris, tak bersegmen, mempunyai rongga tubuh yang di
dalamnya terdapat alat cerna dan alat kelamin.
2. Umumnya tiap-tiap ujung makin kecil, kutikula licin dan kadang-kadang bergaris.
3. Umumnya lata kelamin terpisah (dapat dibedakan jantan dan betinanya)
4. Bentuk jantan lebih kecil daripada bentuk betina
5. Bagian posterior yang jantan melengkung ke arah ventral, sedang betina lurus dan
runcing atau membulat.
Jenis-jenis nematoda
1. Ascaris lumbricoides
Cacing dewasa :
a. Nematoda usus terbesar berwarna putih, kuning kemerahan, cacing mati
berwarna putih
b. Bentuknya silindris panjang , kedua ujung lancip, kutikula bergaris melintang.
c. Cacing betina berukuran 20-35 cm x 3-5 mm, vulva membuka ke depan pada
2/3 bagian posterior tubuh terdapat penyempitan lubang vulva disebut cincin
kopulasi. Meghasilkan telur 20.000 butir sehari selama hidupnya (6-12 bulan).
Visi Prodi DIII Farmasi yaitu “Menjadi Program Studi Terdepan Dalam Menghasilkan Ahli Madya Farmasi
Yang Unggul Sebagai Teknisi Farmasi Klinis Dan Komunitas Pada Tahun 2019”
d. Cacing jantan 15-31 cm , bagian posterior melengkung ke depan terdapat
kloaka dengan 2 spikula yang dapat ditarik.
e. Perbedaan ekor dan kepala:
Kepala mempunyai 3 bibir (1 Dorssal dan 2 laterovental) bibir dorsal
memiliki sepasang papil peraba, di bagian dalam memiliki gigi kitin yang
kecil.
Ekor cacing jantan : melingkar dengan spikulum
Ekor cacing betina : lurus dan lancip
Alat kelamin betina sepasang 2/3 bagian posterior, sedangkan pada yang
jantan berupasa satu saluran panjang yang berkelok kelok
Telur : ukuran 60 x 45 μ
a. Telur yang dibuahi : oval, dinding tebal, berwarna kekuning-kuningan diliputi
lapisan albuminoid yang tidak rata, isinya embrio yang belum membelah.
Terdari 3 lapisan yaitu :
Lapisan luar: lapisan albuminoid, permukaan tidak rata, bergerigi ,
berwarna kecoklatan karena pigmen empedu
Lapisan tengah : lapisan kitin terdiri atas polisakarida
Lapisan dalam : membran vitellin terdiri atas sterol yang liat sehingga
telur dapat tahan sampai 1 tahun.
b. Telur tidak dibuahi : lonjong, lebih panjang, dinding biasanya lebih tipis
isinya granula. Dihasilkan dari betina yang tidak subur atau terlalu cepat
dikeluarkan oleh betina yang subur. Berukuran 90 x 40 μm.
c. Telur dengan larva dibentuk sesudah kira-kira 3 mg
d. Telur decorcted/dekortifikasi merupakan telur yang telah kehilangan lapisan
albuminoid. Yang kortifikasi naupun yang dekortifikasi terapung dalam
larutan garam jenuh.
Visi Prodi DIII Farmasi yaitu “Menjadi Program Studi Terdepan Dalam Menghasilkan Ahli Madya Farmasi
Yang Unggul Sebagai Teknisi Farmasi Klinis Dan Komunitas Pada Tahun 2019”
GAMBAR TELUR, LARVA, DEWASA DAN PENULARAN
Visi Prodi DIII Farmasi yaitu “Menjadi Program Studi Terdepan Dalam Menghasilkan Ahli Madya Farmasi
Yang Unggul Sebagai Teknisi Farmasi Klinis Dan Komunitas Pada Tahun 2019”
Gambar Telur Enterobius vermicularis
Visi Prodi DIII Farmasi yaitu “Menjadi Program Studi Terdepan Dalam Menghasilkan Ahli Madya Farmasi
Yang Unggul Sebagai Teknisi Farmasi Klinis Dan Komunitas Pada Tahun 2019”
e. Cacing betina
panjang 35-50 mm bagian posterior membulat tumpul
organ kelamin tidak berpasangan (simpleks), terdiri dari ovarium yang berbelit
sebuah uterus dan sebuah vagina yang pendek berakhir di vulva yang terletak
pada tempat tubuh yang mulai menebal. Sehari menghasilkan telur 3.000 –
4.000 telur dapat sampai 10.000 telur
f. Telur
Berbentuk sperti tempayan (gentong) dengan semacam tutup yang jernih dan
meonjol kedua kutub
Dindingnya terdiri dari 2 lapis, bagian dalam jernih dan bagian luar berwarna
kecoklatan
Ukuran 50-54 μ x 23μ
Telur ini terapung dalam larutan garam jenuh.
4. Strongyloides stercoralis
Visi Prodi DIII Farmasi yaitu “Menjadi Program Studi Terdepan Dalam Menghasilkan Ahli Madya Farmasi
Yang Unggul Sebagai Teknisi Farmasi Klinis Dan Komunitas Pada Tahun 2019”
Habitat cacing betina di dalam mukosa deodenum dan promaksimal jejunum. Hospes
definitif manusia, anjing dan kucing.
a. Cacing dewasa
Bentuk hidup bebas:
Cacing betina berukuran 1 mm x 50 mm, esophagus lonjong, bulbus esophagus di
bagian posterior, ekor lurus meruncing, vulva terletak dekat pertengahan tubuh
yang merupakan muara dari uterus bagian posterior.
Cacing jantan, berukuran 700 x 45 mm, ekor melengkung ke depan memiliki 2
buah spikula kecil kecoklatan , esophagus lonjong dilengkapi dengan bulbus
esophagus.
b. Sebagai parasit
Cacing betina berukuran 2,2 mm x 50 mm, esophagus silindris pada 1/3 panjang
tubuh , vulva pada batas 1/3 posterior dan 1/3 bagian tubuh.
c. Telur
Hanya didapatkan dalam tinja dengan diare berat atau setelah pemberian obat
pencahar
Mirip telur cacing tambang, bebentuk lonjong, ukuran 50-60 x 30-35 mm,
dindong tipis didalamnya mengandung embrio
d. Larva
Larva rhabditiform, ukuran 200-300 x 14016 mm, memiliki esophagus dan bulbus
esophagus mengisi 1/4 bag anterior tubuh
Larva filariform, stadium infektif lebih panjang dan lebih langsing dari Larva
rhabditiform, berukuran 350-450 x 30-35 mm, dengan esophagus panjangnya
mencapai 1/2 bagian anterior tubuh tetapi tidak memiliki bulbus esophagus.
5. Cacing tambang
Visi Prodi DIII Farmasi yaitu “Menjadi Program Studi Terdepan Dalam Menghasilkan Ahli Madya Farmasi
Yang Unggul Sebagai Teknisi Farmasi Klinis Dan Komunitas Pada Tahun 2019”
Beberapa spesies diantaranya :
Necator americanus
Anclostoma duodenale
A. caninum
A. braziliense
A. ceyclanium
Cacing dewasa :
a. Kecil seperti silinder berbentuk kumparan
b. Berwarna putih keabu-abuan
c. Ukuran betina 9 – 13 x 0,35 – 0,6 mm
d. Ukuran jantan 5 -11 x 0,3 – 0,45 mm
Untuk membedakan masing-masing spesies diperhatikan bentuk bursa (pada bagian
jantan bagian posterior)
Ancylostoma duodenale
a. Mempunyai kutikulum yang relatif tebal
b. A. duodenale lebih besar daripada Necator americanus
c. Alat kelamin jantan tunggal yang betina sepasang
d. Ujung posterior jantan terdapat bursa caudal yang merupaka membran lebar dan
jernih dengan garis-garis seperti tulang iga
e. Ujung villi bercabang 3
A. braziliense
a. Bursa lebar sama dengan panjang
b. Villi tumpul
Visi Prodi DIII Farmasi yaitu “Menjadi Program Studi Terdepan Dalam Menghasilkan Ahli Madya Farmasi
Yang Unggul Sebagai Teknisi Farmasi Klinis Dan Komunitas Pada Tahun 2019”
Necator americanus
Spicula bersatu
Villi bercelah dalam dengan ujung bercabang
Visi Prodi DIII Farmasi yaitu “Menjadi Program Studi Terdepan Dalam Menghasilkan Ahli Madya Farmasi
Yang Unggul Sebagai Teknisi Farmasi Klinis Dan Komunitas Pada Tahun 2019”
KLASIS TREMATODA
Bentuk umum dari cacing yang termasuk dalam klasis Trematoda, yaitu :
a. Bulat telur dan pipih seperti daun
b. Mempunyai oral sucker dan ventral sucker
c. Bersifat hemaphrodit, kecuali familia Schistoosomatidae
2. Echinostoma revolutum
Nama spesies : Echinostoma revolutum
Genus : Echinostoma
Lokasi : rektum, caecum, intestinum
Hospes : tikus, itik, angsa, ayam , manusia
Bentuk dewasa :
Tubuh memanjang dengan ukuran panjang 10 – 22 mm, lebar 2 mm
Disekitar oral sucker terdapat 37 spina
Testis bercabang terletak pada pertengahan badan
Ovarium terletak disebelah anterior testis
Kantung cirrus terdapat diantara percabangan caeca dan ventral sucker
Telur mempunyai operculum ukuran 83 – 116 x 58 – 69 μ
Telur :
mempunyai ukuran 130 – 150 x 63 - 90 μ
bentuk oval
warna coklat kekuningan
mempunyai operculum kecil pada salahsatu kutubnya
isi sel-sel granula berkelompok ( jika masih baru )
berisi miracidium ( sesudah 1 -2 minggu dalam air )
Visi Prodi DIII Farmasi yaitu “Menjadi Program Studi Terdepan Dalam Menghasilkan Ahli Madya Farmasi
Yang Unggul Sebagai Teknisi Farmasi Klinis Dan Komunitas Pada Tahun 2019”
Gambar. Morologi Fasciola hepatica
4. Fasciolopsis buski
Nama spesies : Fasciola buski
Genus : Fasciola
Bentuk dewasa :
oral sucker 1/4 dari ventral sucker
tidak mempunyai cephalic cone
panjam 20 – 75 mm, lebar 8 – 20 mm
caecum tidak bercabang
kutikula tertutup deretan duri kecil – kecil
testis 2 buah bercabang- cabang terletak di bagian posterior pertengahan badan
satu lebih ke anterior yang lain lebih ke posterior
ovarium terletak di pertengahan badan pada sisi kanan linea mediana
ueterius terletak pada linea mediana berkelak kelok ke sebelah anterior berakhir
pada porus genitalis yang terletak di sebelah cranio ventral sucker
kelenjar vitellina bercabang-cabang ke lateral dari ventral sucker sampai ujung
posterior badan
Visi Prodi DIII Farmasi yaitu “Menjadi Program Studi Terdepan Dalam Menghasilkan Ahli Madya Farmasi
Yang Unggul Sebagai Teknisi Farmasi Klinis Dan Komunitas Pada Tahun 2019”
Gambar. Morfologi Fasciolopsis buski Gambar. Morfologi Paragonimus
westermanii
5. Paragonimum westermani
Nama spesies : Paragonimum westermani
Genus : Paragonimum
Lokasi : paru-paru, kadang pada otak ,hati dan organ lainnya
Hospes : anjing, kucing, kera, manusia
Bentuk dewasa :
Bentuk seperti biji kopi
Ukuran 8 – 16 x 4 – 8 mm, permukaan tertutup sisik seperti duri kecil
Oral sucker sama besar dengan ventra; sucker terletak pada satu garis pada libea
mediana
Pharynx pendek dan globulair
Caecum tubulair berkelok-kelok tidak bercabang sampai subcaudal
Testis 2 buah, etrletak 1/3 bagian posterior badan . berlekuk-lekuk dalam tak
teratur saling berdampingan
Visi Prodi DIII Farmasi yaitu “Menjadi Program Studi Terdepan Dalam Menghasilkan Ahli Madya Farmasi
Yang Unggul Sebagai Teknisi Farmasi Klinis Dan Komunitas Pada Tahun 2019”
Ovarium terdiri atas 6 lobus terletak sebelah anterior kanan testis, berlekuk dalam
Glandula vitellina tersebar di seluruh daerah latera;
Telur : ukuran 80 – 118 x 48 – 60 μ, bentuk lonjong beroperculum warna kuning isi sel-
sel ovum
Visi Prodi DIII Farmasi yaitu “Menjadi Program Studi Terdepan Dalam Menghasilkan Ahli Madya Farmasi
Yang Unggul Sebagai Teknisi Farmasi Klinis Dan Komunitas Pada Tahun 2019”
Visi Prodi DIII Farmasi yaitu “Menjadi Program Studi Terdepan Dalam Menghasilkan Ahli Madya Farmasi
Yang Unggul Sebagai Teknisi Farmasi Klinis Dan Komunitas Pada Tahun 2019”
Trematodes 1. Paragonimus 2. Schistosoma 3. Echinostoma
westermani mansoni ilocanum
Cestodes 4. Hymenolepis 5. Taenia sp. 6.
nana Diphyllobothriu
m latum
Nematodes 7. Hookworm 8. Trichuris 9. Ascaris
trichiura lumbricoides
KLASIS CESTOIDEA
Visi Prodi DIII Farmasi yaitu “Menjadi Program Studi Terdepan Dalam Menghasilkan Ahli Madya Farmasi
Yang Unggul Sebagai Teknisi Farmasi Klinis Dan Komunitas Pada Tahun 2019”
Klas cestoidea yang terpenting ada 2 ordo, yaitu :
Ordo Pseudophyllidea, spesies yang terkenal Diphyllobothrium latum.
Ordo Cyclophyllidea, yang terkenal spesies:
1. Diphyllobothrium latum
2. Hymenolepis nana
3. Hymenolepis diminuta
4. Taena saginata
5. Taenia solium
6. Echinococcus granulous
Morfologi umum
Bentuk pipih memanjang seperti pita, berwarna putih, ditutupi kutikula halus, dibawah
kutikula terdapat lapisan otot sirkuler, longitudinal dan transversal.
Tidak memiliki rongga tubuh, sistem sirkulasi dan sistem pencernaan makanan masuk ke
dalam tubuh parasit secara osmose.
Tubuh terdiri 3 bagian, yaitu :
a. Bagian kepala (scolex) berbentuk bulat atau lonjong. Dilengkapi dengan alat isap
(sucker) disertai dengan /tanpa rostellum dengan/tanpa kaitan, berfungsi
melekatkan diri pada hospes.
b. Bagian leher, merupakan bagian sempit yang terus tumbuh (zone proliferasi0
membentuk proglottid baru.
c. Bagian badan disebut strobilla dibentuk oleh segmen-segmen disebut proglottid.
Proglottid dari proksimal ke distal meiliki kematangan berlainan, makin ke distal
makin matang.
Morfologi :
Kelamin hermaphrodite, alat kelamin akan jelas pada Proglottid yang matang.
Visi Prodi DIII Farmasi yaitu “Menjadi Program Studi Terdepan Dalam Menghasilkan Ahli Madya Farmasi
Yang Unggul Sebagai Teknisi Farmasi Klinis Dan Komunitas Pada Tahun 2019”
Kelamin jantan dimulai dari testis dengan jumlah berbeda untuk tiap spesies, ke
vas eferens, vas deferens berkelok-kelok sampai cirrus yaitu alat yang terdiri dari
otot terbungkus dalam kantung cirrus, digunkan untuk memasukan ke dalam
vagina, akhirnya bersama-sama vagina bermuara pada atrium genitalia.
Kelamin betina dimulai di ovarium (biasanya terdiri atas dua lobi terletak di
posterior ke ke oviduct) ke ootype (tempat telur dibuahi) ke uterus. Pada beberapa
spesies ordo Pseudophyllidea berakhir pada porus uterinus yang merupakan
tempat keluarnya telur, sedangkan pada ordo Cyclophyllidea tidak memiliki
lobang ini sehingga keluarnya telur dengan pecahnya proglottid. Dari ootype ini
pula terdapat cabang menuju vagina, berakhir pada atrium genitalis bersma-sama
dengan kelamin jantan . terdapat kelenjar tambahan , berupa kelenjar virellina dan
kelenjar mehlis yang bermuara pada ootype.
Sistem eksretorius, terdiri dari kanalis eksretorius yang berjalan memanjang pada
bagian lateral segmen mulai dari scolex sampai denganproglottid terakhir. Juga
terdapat kanalis eksretorius yang berjalan melintang pada bagian posterior dari
tiap proglottid.
Sistem saraf terdiri dari ganglion pada scolex syaraf longitudinal berjalan dri
scolex ke tiap-tiap proglottid pada sisi lateral (lateral nerve) dihubungkan dengan
saraf transversal.
Perbedaan ordo Pseudophyllidea dan Cyclophyllidea
Ordo Pseudophyllidea Ordo Cyclophyllidea
Scolex Lonjong, 2 alat isap memanjang Bulit, dengan 4 alat isap bulat seperti
berupa lekukan disebut bothrium mangkuk
Uterus Melingkar Seperti akntong atau bercabang-
cabang
Porus uterinus Ada, di ventral proglottid Tidak ada
Porus genitalis Ada, di dekat porus utterius Ada, diletaral proglottid
Kelenjar vitellina Tersebar pada proglottid Terkumpul
Telur Memiliki operculum, banyak Tidak memilki operculum , sedikit
kuning telur, perlu pematangan kuning telur, sudah berkembang
diluar hospes dalam uterus
Embrio Berambut getar (untuk berenang) Tidak berambut getar
disebut coracidium
Larva Solid, disebut larva procercoid Kistik, berupa gelembung bagian
berubah menjadi plerocercoid dalam berisis cairan. Ada 4 macam
larva:
Cycticercus, cyctocercoid, coenurus,
kista hydatid
1. Diphyllobotharium latum
Habitat : usus halus terutama ileum , kadang-kadang jejunum
Hospes:
Definitif: manusia, anjing, kucing
Visi Prodi DIII Farmasi yaitu “Menjadi Program Studi Terdepan Dalam Menghasilkan Ahli Madya Farmasi
Yang Unggul Sebagai Teknisi Farmasi Klinis Dan Komunitas Pada Tahun 2019”
Perantara I:N Cyclops atau diaptomus ( terutama diaptomus vulgaris)
Perantara II: Ikan air tawar
Morfologi
Cacing dewasa
Berwarna kuning gading atau kuning abu-abu, panjang cacing dewasa 3-10 m, terdiri dari
3.000 – 4.000 proglottid. Scolex lonjong seperti sendok, berukuran 2,5 x 1 mm dengan 2
buah bothria yang dalam pada bagian ventral dan dorsal. Proglottid amtang, ukuran lebar
melebihi ykuran panjangnya, praktis dipenuhi organ reproduksi, testis berjumlah banyak,
kecil di kedua asisi lateral pada bagian dorsal proglottid. Ovarium pada 1/3 posterior
proglottid, treletak di ventral khas berbolus 2 simetris. Uterus terletak dibagian tengah,
seperti bunga (rossett like) terbuks mrlslui porus uterinus yang terletak pada garis
midventral. Proglottis gravid, uterus melingkar di tengah proglottid dipenuhi telur,
terlihat seperti kembang.
Telur :
Berwarna kuning coklat, berbentuk oval, ukuran 58 -76 x 40-51 mp atau sekitar 66 x 44
mm. Mempunyai selapis kulit telur tipis dengan operculum pada satu kutup yang kurang
jelas, penebalan kelit telur pada kutub lainya berbentuk tonjolan didalamnya berisi sel
telur. Setiap hari dikeluarkan oleh satu proglottid sebanyak 1.000.000 telur
Larva
Dalam tabung perantara I akan kehilangan silia terbentuk larva procercoid. Dalam hospes
perantara I biasanyahanya tumbuh 1-3 larva.
Larva procercoid ukran 55-550 mm, terdapat lekukan pada bagian kepala yang
menyerupai mangkuk sedangkan pada bagian belakang terdapat benjolan (cercomer)
dengan tiga pasang kait.
Dalam oto hospes perantara II, terbentuk larva procercoid (sparganum), dalam tubuh ikan
dapat tumbuh beberapa larva.
Larva procercoid (sparganum) , berupa larva yang panjang berukuran 10-20 x 2-3 mm,
pada ujung anterior terjadi evaginasi sedangkan badannya berkontraksi sehingga
memberi gambaran pseudosegmentasi. Larva ini terletak bebas dalam otot atau organ lain
dari ikan.
2. Hymenolepis nana
Habitat : pada 2/3 atas ileum dengan scolex terbenam didalam mukosa usus. Hospes
definitif: manusia, tikus dan mencit. Tidak membutuhkan hospes perantara.
Morfologi
Cacing dewasa
Cacing pota pendek berukuran (25-40) x ( 0,1-0,5) mm dengan 200 buah proglottid.
Scolex bulat dengan 4 batik isap seperti mangkuk memiliki rostellum pendek dan
refraktil satu baris kait kecil-kecil. Bagian leher panjang dan kurus. Proglottid matang
lebarnya ± 4 x panjang porus genitalis unilateral. Proglottid gravid, uterusnya berbentuk
kantong berisis 80-180 butir telur
Telur
Berbentuk oval atau bulat dengan ukuran 47 x 37 mm, memiliki 2 membran yang
melindungi embrio heksakan didalamnya. Pada membran sebelah dalam di kedua
kutubnya terdapat 2 buah penebalan diamna kelura 4-8 filamen halus.
3. Hymenolepis diminuta
Habitat : usus halus
Hospes definitive : tikus dan mencit, banyak dilaporkan pada kasus manusia
Visi Prodi DIII Farmasi yaitu “Menjadi Program Studi Terdepan Dalam Menghasilkan Ahli Madya Farmasi
Yang Unggul Sebagai Teknisi Farmasi Klinis Dan Komunitas Pada Tahun 2019”
Hospes perantara : pinjal tikus (larva) dan kumbang tepung (dewasa), antara lain
xenopsyla cheopis, pulex irritans.
Morfologi
Cacing dewasa
lebih besar dari Hymenolepis nana , ukuran (10-60) x (3-5) mm, memiliki 800-1.000
proglottid. Scolex bulat dengan 4batil isap kecil seperti cawan, meiliki rostellumtanpa
kait. Panjang Proglottid 0,8 mm lebar 2,5 mm memiliki 3 testit berbentuk bulat .
Proglottid gravid berbentuk kantong berisi telur yang berkelompok.
Telur
Agak bulat, kuning atau kuning coklat, berukuran 58 x 86 mm .mengandung oncosphere
yang berukuran 28 x 35 mm meiliki 3 pasang kait. Pada membran sebelah dalam di kedua
kutubnya tidak ditemukan filament. Dalam air tahan 6 bulan, tahan kekeringan,
kebusukan, bahan kimia akan mati diatas suhu 60o
4. Taena saginata
Habitat : jejunum bagian atasm\, dapat hidup sampai 25 tahun biasanya diteumkan 1 ekor
cacing. Hospes definitif : tunggal manusia. Hospes perantara : sapi serti binatang
herbivora lain . ditemukan larva cysticercus bovis, pada otot masseter , paha belakang,
kelosa serta otot lainnya.
Morfologi
Panjangnya 5 meter 4-10 m, dapat mencapai 25m atau lebih .lebih panjang dari tanea
solium karena lebih banyak memiliki Proglottid dengan ukuran lebih panjang. Memiliki
1.000 – 2.000 Proglottid pada suatu saat.
Scolex berdiameter 1,5 – 2 mm dengan 4 batil isap yang menyerupai mangkuk (0,7-0,8
mm) tidak meiliki rostelum ataupun kait.
Ukuran proglottid matang : lebar 12 mm, Proglottid gravid berukuran (16-20) x (5-7)
mm, testis 2x lebih banyak dari taenia solium yaitu 300 -400 buah.
Uterinus bercabang 15-30 pasang, tidak memiliki porus uterinus , sedangkan porus
genitalis di pinggir proglottid.
Visi Prodi DIII Farmasi yaitu “Menjadi Program Studi Terdepan Dalam Menghasilkan Ahli Madya Farmasi
Yang Unggul Sebagai Teknisi Farmasi Klinis Dan Komunitas Pada Tahun 2019”
Tiap hari dilepaskan ± 9 Proglottid , tiap Proglottid berisis 80.000 – 100.000 telur matang
satu per satu, bergerak sendiri keluar melalui anus. Diluar, Proglottid berkontraksi
memeras cairan, isi Proglottid serta telur. Proglottid matang lebarnya sedikit lebih pendek
daripada panjangnya.
Telur
Telur Taenia Saginata tidak dapat dibedakan dengan telur Taenia Solium.
Embriophore bergaris radier, ukuran (30-40) x (20-30) mm mengelilingi embrio
heksakan .
Larva (cystierus bovis)
Berukuran 5x0 mm, berbentuk oval merah muda
Memiliki scolex dengan 4 buah batil isap yang melipat ke dalam (invaginasi)
Dalam 1 tahun dapat mengalami degenerasi dan kalsifikasi.
5. Taenia solium
Habitat : jejunum bagian atas, dapat hidup sampai 25 tahun dilaporkan ditemukan lebih
dari 25 ekor.
Hospes : bagi, babi hutan dan beruang .
Bentuk larva disebut cysticersus cellulose yang jernih berukuran 10x5 mm, larva terdapat
di otot lidah, amsseter, diagfragma dan jantung. Dapat pula menyerang hati, ginjal , paru,
otak dan mata.
Morfologi
Cacing dewasa
Visi Prodi DIII Farmasi yaitu “Menjadi Program Studi Terdepan Dalam Menghasilkan Ahli Madya Farmasi
Yang Unggul Sebagai Teknisi Farmasi Klinis Dan Komunitas Pada Tahun 2019”
Panjangnya 2-4 m, mencapai 7m .memakan isis usus , Proglottid 800-1000 buah. Scolex
berbentuk globuler berdiameter 1 mm, 4 batil isap (diameter 0,5mm) berbentuk cawan,
memiliki rostellum dengan 2 deretan kait berjumlah 25-30 buah. Proglottid immature
lebar lebih panjang dari panjangnya. Proglottid matur hampir sama, Proglottid gravid
panjang 2x lebarnya
Pada Proglottid mature, porus genitalis di sebelah lateral Proglottid. Pada Proglottid
gravid uterus bercabang 7-13 (biasanya 9) pada tiap sisi, ovarium pada 1/3 posterior
proglottid berlobus 3 masing-masing 2 lobus simetris kiri-kanan, 1 lobus yang
menghubungkan keduanya. Testis mempunyai 150-200 folikel tersebar pada bagian
posterior. Proglottid gravid dilepaskan 5-6 segmen, tidak aktif keluar dari anus. Setiap
Proglottid menghasilkan 30.000-50.000 telur.
Telur
Telur Taenia Saginata tidak dapat dibedakan dengan telur Taenia Solium.berbentuk sferik
atau subsferik, berdiameter 31-43 mm dinding tebal. Menetasnya telur hanya terjadi pada
saat telur tersebut kontak dengan cairan lambung.
Larva
Biasanya berukuran 5 x (8-10) mm, terdapat banyak sampai beribu-ribu di dalam jaringan
manusia. Yang paling sering diserang otak dan otot serang lintang anataralain, otot lidah,
masseter,diagfragma, otot jantung, kadang-kadang hati, ginjal, paru-paru dan mata. Larva
ini kan diliputi jaringan ikat hospes membentuk semacam kista dapat bertahan 5 tahun ,
untuk kemudian terjadi degenerasi diikuti pengapuran. Bila lokasi kista pada mata atau
otak , dapat menimbulkan gejala serius.
6. Echinococcus granulosus
Habitat : usus halus
Hospes definitif: anjing, anjing hutan, jarang pada kucing , dapat hidup 5 bulan-1 tahun
Hospes perantara : kambing, lembu, bintanag peliharaaan lainnya. Manusia bertindak
sebagai hospes paratenik, larva (kista hydatid) ditemukan pada berbagai organ tubuh.
Morfologi
Cacing dewasa
Panjang 3-8 mm, merupakan cacing pita ukuran kecil. Scolex bulat dengan 4 batil isap
menonjol dilengkapi rostelum berkait dalam 2 baris berjumlah 30-36 buah kait. Proglottid
hanya 3 buah, yang pro maksimal merupakan Proglottid immature yang kedua Proglottid
gravid yang diisi 500 butir telur didalam uterus yang berada ditengah tubuh dan meiliki
12-15 buah cabang.
Telur
Visi Prodi DIII Farmasi yaitu “Menjadi Program Studi Terdepan Dalam Menghasilkan Ahli Madya Farmasi
Yang Unggul Sebagai Teknisi Farmasi Klinis Dan Komunitas Pada Tahun 2019”
Telur menyerupai Taenia lainnya dengan ukuran 30-37 mm
Larva (kista hydatid), paling sering terjadi pada hati dapat pula pada paru-paru, otot,
ginjal, limpa, mata, otak jantung, tulang. Ada 2 type kista : Kista unilokuler dan kista
osseous.
CARA KERJA
1. Amati preparat awetan tiap spesies cacing parasite yang sudah disediakan di bawah
mikroskop dengan perbesaran lemah, kemudian ke perbesaran kuat. (amati
morfologi tiap stadium dan bagian-bagiannya).
2. Gambar hasil pengamatan anda dan berikan keterangan jenis dan bagian-bagian
dari spesies tersebut
PERTANYAAN
1. Sebutkan perbedaan morfologi cacing tambang yang menginfeksi manusia
2. Sebutkan ciri khas telur beberapa spesies dari Schistosoma
3. Bagaimana cara membedakan morfologi tiap spesies Cestoda
Visi Prodi DIII Farmasi yaitu “Menjadi Program Studi Terdepan Dalam Menghasilkan Ahli Madya Farmasi
Yang Unggul Sebagai Teknisi Farmasi Klinis Dan Komunitas Pada Tahun 2019”
Visi Prodi DIII Farmasi yaitu “Menjadi Program Studi Terdepan Dalam Menghasilkan Ahli Madya Farmasi
Yang Unggul Sebagai Teknisi Farmasi Klinis Dan Komunitas Pada Tahun 2019”
PROTOZOA
Tujuan :
1. Mahasiswa dapat mengetahui struktur protozoa
2. Mahasiswa dapat menggambar morfologi protozoa secara skematis dan mikroskopis
Dasar Teori
Spesies yang terkenal
1. Entamoeba histolytica
2. Giardia lambia
3. Plasmodium
1. Entamoeba histolytica
Beberpa hal yang perlu diperhatikan :
Entamoeba histolytica bersifat patogen, dapat menimbulkan amebiasis
Habitat Entamoeba histolytica di dalam caecum dan rectosigmoid dengan hospes
manusia, terdapat parasit dalam bentuk tropozit yang mengadakan pembelahan
biner
Hidup di usus sehingga dapat ditemukan dalam tinja
Bentuk vegetatif Entamoeba histolytica
Bergerak dengan pseudopodium/kaki palsu yang merupakan penjuluran dari
ektoplasma, sehingga amoeba memiliki bentuk yang tidak tentu dengan
permukaan/dinding luar tidak teratur. Pseudopodium ada yang lancip sehingga
gerakannya aktif tapi ada pula yang tumpul sehingga gerakannya tidak aktif.
Pada usus besar akan terjadi penyerapan air, sehingga isi usus akan lebih kental.
Keadaan ini mengancam keberadaan parasit, sehingga perlu mengadakan enkistasi
yaitu perubahan dari bentuk tropozit menjadi bentuk kista
Diujung distal usus isi usus telah berbentuk dan kista telah menjadi kista yang
matang (berinti 4). Kista ini akan terbawa tinja keluar tubuh dan cukup tahan
terhadap lingkungan luar.
Manusia terinfeksi karena kista ini termakan bersama makanan, maka di dalam usus
halus akan terjadi ekskistasi yaitu terjadi perubahan dari bentuk kista menjadi
bentuk tropozit muda (1 kista dapat menghasilkan 4 tropozoit muda) dan akan
terbawa aliran isi usus untuk sampai ke caecum dan rectosigmoid)
Visi Prodi DIII Farmasi yaitu “Menjadi Program Studi Terdepan Dalam Menghasilkan Ahli Madya Farmasi
Yang Unggul Sebagai Teknisi Farmasi Klinis Dan Komunitas Pada Tahun 2019”
a. Struktur inti
Membran inti : tipis
Granula kromatin pada membran inti : halus
Jalinan linin: halus
Kariosom: kecil, sentral
b. Morfologi
Tidak diwarnai
1. tropozoit
Ukuran : 10-60 mm Gerak: aktif, bertujuan. Pseudopodi : jelas, seperti jari. Ekstoplasma :
lebar, betas dengan endoplasma jelas. Endoplasma: bergranula halus. Inti : umumnya tidak
jelas (pemeriksaan teliti kromosom sentral)
Inklusi : terdapat eritrosit
2. Prekista dan kista tidak matang
Sitoplasma : bergranula. Inti : mungkin tampak cincin refraktil kariosom sentral.
Inklusi vak.glikogen : ada kromatidL berbentuk batang refraktil
3. Kista
Ukuran : 10-20 rata-rata 12-13 mm. Bentuk : bulat. Dinding: refraktil. Inti : 1-4 buah , sukar
dilihat
Inklusi : badan kromatid reftraktil bentuk batang
Pewarnaan iodine
1. Tropozoit
Sitoplasma: bergranula halus, kuning kehijauan. Inti : cincin kuning, koriosom kuning,
sentral
Inklusi : eritrosit kuning
2. Prekista
Sitoplasma : seperti tropozoit. Vakuola glikogen : coklat tersebar
Pewarnaan hematoxylin-besi
1. Tropozoit
Sitoplasma : ungu kemerahan, granula halus
Inklusi : eritrosit hitan
Membran inti : tipis , granula, kromatin hitam‟kariosom: hitam, sentral kecil, bentuk titik
Jalinan linin:n terlihat sedikit
2. Prekista
Bentuk : bulat
Sitoplasma dan inti : seperti trofozoit
Inklusi kromatid : bentuk batang hita
Vakulo glikogen : glikogen larut, tampak sebagai vakuola
Visi Prodi DIII Farmasi yaitu “Menjadi Program Studi Terdepan Dalam Menghasilkan Ahli Madya Farmasi
Yang Unggul Sebagai Teknisi Farmasi Klinis Dan Komunitas Pada Tahun 2019”
3. Kista
Sitoplasma : warna abu-abu biru. Inklusi : seperti prekista kurang nyata. Dinding: tidak
terwarnai, hialin. Inti : seperti trofozoi, jumlah 1,2,4
Entamoeba histolytica didalam dinding usus (dalam ulkus)
Biasanya diwarnai dengan Pewarnaan hematoxylin-besi
Ulkus menggaung, lubang ulkus sempit dengan dasar lebar
Perubahan histologi me,iputi histolosis, trombosit kapiler
Biasnya tidak disertai dengan infeksi bakteri sekunder
Parasit biasanya ditemukan pada dasar ulkus dalam bentuk trofozoit
Perhatikan intinya dengan kariosom sentral juga pada endoplasma terlihat eritrosit
Visi Prodi DIII Farmasi yaitu “Menjadi Program Studi Terdepan Dalam Menghasilkan Ahli Madya Farmasi
Yang Unggul Sebagai Teknisi Farmasi Klinis Dan Komunitas Pada Tahun 2019”
2. Giardia lambia
Habitat: duodenum dan jejunum bagian atas, kadang-kadang di saluran empedu
Hospes : manusia, kera, babi
Morfologi
Gerak : speerti daun jatuh , bergerak kesegala arah
Bentuk : seperti buah pir dari depan, seperti sendok terrlihat dari samping
Ukuran panjang 9-21 mm , lebar 5-515 mm, tebal 2-4 mm
Inti : 2 buah , berbentuk oval dengan kariosom sentral serta tidak memiliki butir kromatin
Flagel : 2 flagella anterior, 2 flagella posterior, 2 flagella ventral, 2 flagella lateral
Inklusi : memiliki batil isap 2 buah
Tidak meiliki sitoplasma
Kista
Bentuk elips atau bulat telut dengan 2 lapisan dinding tebal. Ukuran 8-12 x 7-10 mm. Inti
2-4 buah terkumpul pada 1 kutub. Struktur isi : blepharoplast dengan batang lurus dan
lengkung yang merupakan sisa axostyle dan batil isap
Visi Prodi DIII Farmasi yaitu “Menjadi Program Studi Terdepan Dalam Menghasilkan Ahli Madya Farmasi
Yang Unggul Sebagai Teknisi Farmasi Klinis Dan Komunitas Pada Tahun 2019”
3. Plasmodium
Plasmodium menyebabkan penyakit malaria, yang pada manusia terutama disebabkan
oleh empat spesies utama yaitu :
a. Plasmodium vivax, penyebab malaria tertiana benigna/malaria vivax
b. Plasmodium falciparum, penyebab malaria tertiana maligna/ malaria tropika.
c. Plasmodium malariae, penyebab malaria kuartana/malaria malariae
d. Plasmodium ovale, penyebab malaria tertiana benigna/malaria ovale.
Visi Prodi DIII Farmasi yaitu “Menjadi Program Studi Terdepan Dalam Menghasilkan Ahli Madya Farmasi
Yang Unggul Sebagai Teknisi Farmasi Klinis Dan Komunitas Pada Tahun 2019”
Perbedaan Plasmodium vivax Plasmodium falciparum
erytrosit yang terinfeksi Mebesar tetap
ukuran parasit 1/3 dari erytrosit yang 1/5 dari erytrosit yang
terinfeksi terinfeksi
tropozoid
kromatin 1 buah tebal ganda (2 buah)
sitoplasma tebal tipis
erytrosit normal normal
bentuk seperti cincin besar/ amoeboit seperti cincin/ring
Visi Prodi DIII Farmasi yaitu “Menjadi Program Studi Terdepan Dalam Menghasilkan Ahli Madya Farmasi
Yang Unggul Sebagai Teknisi Farmasi Klinis Dan Komunitas Pada Tahun 2019”
LAPORAN HASIL KERJA
No Gambar preparat Keterangan
1
Visi Prodi DIII Farmasi yaitu “Menjadi Program Studi Terdepan Dalam Menghasilkan Ahli Madya Farmasi
Yang Unggul Sebagai Teknisi Farmasi Klinis Dan Komunitas Pada Tahun 2019”
ARTHROPODA
Nyamuk
Nyamuk termasuk dalam kelas insekta (hexapoda) dan ordo diphtera. Kelas ini disebut
kelas hexapoda karena mempunyai 6 kaki. Pada prinsipnya morfologi dan susunan tubuh
kelas insekta ini sesuai dengan ciri-ciri umum dari filum arthropoda yaitu kepala, toraks,
abdomen dengan bagian tubuhnya mempunyai batas batas yang jelas. Contoh nyamuk
Aedes aegypti, anopheles, culex dan mansonia. Adapun ciri-ciri nyamuk tersebut sebagai
berikut :
Ciri-ciri nyamuk Aedes aegypti
1. Bentuk tubuh kecil dan dibagian abdomen terdapat bintik-bintik serta berwarna
hitam.
2. Tidak membentuk sudut 90º
3. Penyebaran penyakitnya yaitu pagi atau sore
4. Hidup di air bersih serta ditempat-tempat lain yaitu kaleng-kaleng bekas yang bisa
menampung air hujan
5. Penularan penyakit dengan cara membagi diri.
6. Menyebabkan penyakit DBD.
Ciri-ciri nyamuk Culex
1. Palpi lebih pendek dari pada probocis.
2. Bentuk sayap simetris.
3. Berkembang biak di tempat kotor atau di rawa-rawa.
4. Penularan penyakit dengan cara membesarkan tubuhnya.
5. Menyebabkan penyakit filariasis
6. Warna tubuhnya coklat
Ciri-ciri nyamuk Mansonia
1. Pada saat hinggap tidak membentuk sudut 90º
2. Bentuk tubuh besar dan panjang
3. Bentuk sayap asimetris.
4. Menyebabkan penyakit filariasis
5. Penularan penyakit dengan cara membesarkan tubuhnya.
6. Warna tubuhnya coklat kehitaman
Ciri-ciri nyamuk Anopheles
1. Bentuk tubuh kecil dan pendek
2. Antara palpi dan proboscis sama panjang
3. Menyebabkan penyakit malaria
4. Pada saat hinggap membentu sudut 90º
5. Warna tubunya coklat kehitam
6. Bentuk sayap simetris
7. Berkembang biak di air kotor atau tumpukan sampah
8. Penularan penyakit dengan membagi diri
Visi Prodi DIII Farmasi yaitu “Menjadi Program Studi Terdepan Dalam Menghasilkan Ahli Madya Farmasi
Yang Unggul Sebagai Teknisi Farmasi Klinis Dan Komunitas Pada Tahun 2019”
Tuma
Tuma adalah kutu yang terdapat pada manusia. Tuma bisa melakukan pembuahan sendiri
tanpa perkawinan (partenogenesis). Kutu pada manusia terbagi 3, yaitu kutu kepala
(Pediculus humanuscapitis), kutu badan (Pediculus humanuscorporis), dan kutu
kemaluan (Pthirus pubis). Tuma merupakan ordo phtiraptera dengan ciri-ciri sebagai
berikut :
Badan berwarna putih kelabu
Bentuk pipih memanjang
Kepala ovoid sedikit bersudut
Toraks dari kitin.
Abdomen terdiri atas 9 ruas.
Di kepala terdapat mata sederhana (bagian lateral).
Antena pendek terdiri atas 5 ruas.
Proboscis (alat penusuk) yang dapat memanjang.
Tiap ruas toraks terdapat sepasang kaki yang terdiri 5 ruas yang berakhir sebagai
capit/kait.
Lubang kelamin di tengah dorsal.
.
a. Pediculus humanuscapitis
Kutu kepala berukuran 1-2 mm. Telur yang dihasilkannya paling banyak
yaitu sekitar 300 butir. Kutu kepala sebagai parasit di kepala manusia, kutu ini
mengisap darah di kepala sehingga merugikan kesehatan pada manusia karena
dapat menyebabkan gatal, kekurangan darah (O2) pada otak sehingga dapat
berpengaruh bagi kecerdasan otak. Dibandingkan kutu lainnya, kutu ini mudah
ditemukan walaupun pada zaman sekarang jarang adanya namun keberadaanya
tidak begitu sulit dijangkau seperti kutu badan dan kutu kemaluan. Selain itu, kutu
kepala masih umum menjadi parasit di kepala manusia.
b. Pediculus humanuscorporis
Kutu badan mempunyai panjang 2-4 mm. Kutu ini menghasilkan 140 butir
telur. Kutu ini parasit pada badan, biasanya terdapat pada dada utamanya
ditemukan pada dada yang berbulu. Seperti halnya kutu kepala kutu ini bersifat
parasit uga menghisap darah.
c. Pthirus pubis
Kutu kemaluan mempunyai panjang 0,8-1,2 mm, kutu ini berukuran
paling kecil dibandingkan kutu kepala dan kutu kemaluan. Kutu ini sangat jarang
sekali ditemukan pada saat ini. Kutu kemaluan mengasilkan telur 50 butir. Kutu
ini juga sebagai parasit dan dapat berpindah/ menular lewat hubungan seksual.
Pinjal
Pinjal adalah kutu pada hewan sama halnya dengan tuma yang merupakan kutu
pada manusia, pinjal juga sebagai parasit. Secara umum, morfologi pinjal mempunyai
tubuh pipih berukuran 1,5-4 mm, tidak bersayap, mulut tersembunyi (berfungsi untuk
menusuk-mengisap, mempunyai kaki-kaki yang panjang dan kuat untuk meloncat, pada
daerah dekat mata terdapat ocular bristle, mempunyai abdomendengan 10-12 segmen :
pada segmen ke-8 atau ke-9 terdapat spermatheca (pinjal betina), sedangkan pada yang
jantan , penis terdapat pada segmen abdomen ke-5 atau ke-6. Juga terdapat comb
Visi Prodi DIII Farmasi yaitu “Menjadi Program Studi Terdepan Dalam Menghasilkan Ahli Madya Farmasi
Yang Unggul Sebagai Teknisi Farmasi Klinis Dan Komunitas Pada Tahun 2019”
(rambut seperti sisir) yang penting untuk differensiasi pinjal yang terdiri dari Genal comb
di atas mulut dan thoracal comb yang terdapat di segmen pertama toraks.. Metamorfosa
pada pinjal adalah metamorfosa sempurna. Adapun macam pinjal, diantaranya
Ctenocephalides canis, Ctenocephalides felis, Pulex irritans, Xenopsylla cheopis (pinjal
tikus), Nosopsyllus fasciatus
CARA KERJA
1. Amati preparat awetan tiap spesies arthropoda yang sudah disediakan di bawah
mikroskop dengan perbesaran lemah, kemudian ke perbesaran kuat. (amati
morfologi tiap stadium dan bagian-bagiannya).
2. Gambar hasil pengamatan anda dan berikan keterangan jenis dan bagian-bagian
dari spesies tersebut
Visi Prodi DIII Farmasi yaitu “Menjadi Program Studi Terdepan Dalam Menghasilkan Ahli Madya Farmasi
Yang Unggul Sebagai Teknisi Farmasi Klinis Dan Komunitas Pada Tahun 2019”