MODUL PRAKTIKUM
FARMASI KOMUNITAS
MODUL PRAKTIKUM
FARMASI KOMUNITAS
Nama : ........................................................
NIM : ........................................................
Kelas : .............
Kelompok : .............
KATA PENGANTAR
1 Kehadiran 20 %
2 Pre Test 10 %
3 Laporan 30 %
TOTAL 100 %
DAFTAR ISI
BAB I
PERANAN APOTEKER DAN APOTEK
I. Tujuan Praktikum
Pada bagian pertama modul ini mahasiswa diharapkan memahami
peranan apoteker dan perannya sebagai pemimpin di apotek, definisi
apotek sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan.
II. Pendahuluan
Pelayanan Kefarmasian yang diselenggarakan di Apotek haruslah
mampu menjamin ketersediaan obat yang aman, bermutu dan berkhasiat
dan sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan. Dalam rangka peningkatan penggunaan obat rasional untuk
mencapai keselamatan pasien, dilakukan pelayanan kefarmasian sesuai
standar di fasilitas kesehatan. Terkait dengan hal tersebut, Kementerian
Kesehatan telah mengeluarkan Permenkes No 73 Tahun 2016 tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Permenkes Nomor 73 Tahun
2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek telah memuat
kebijakan pelayanan kefarmasian termasuk pengelolaan sediaan farmasi,
alat kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) dan pelayanan
farmasi klinik yang harus dilaksanakan dan menjadi tanggung jawab
seorang apoteker. Akan tetapi, masih terdapat beberapa aspek pelayanan
kefarmasian yang memerlukan penjelasan lebih lanjut yang belum
dimuat dalam standar pelayanan kefarmasian. Selain itu, terdapat amanat
pada Permenkes Nomor 73 Tahun 2016 untuk menyusun Petunjuk
Teknis Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek yang diharapkan dapat
menjadi pedoman Apoteker di Apotek dalam melaksanakan pelayanan
kefarmasian yang sesuai standar.
I. Tujuan Praktikum
Mahasiswa diharapkan memahami pengelolaan persediaan kefarmasian
sehingga mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan proses dan
metode perencanaan, pengadaan, distribusi dan penggunaan obat di
apotek.
I. Tujuan Praktikum
Pada bagian pertama modul ini mahasiswa diharapkan mengetahui dan
mensimulasikan cara penetapan harga obat dan alkes di apotek
II. Pendahuluan
Harga merupakan variabel penting dalam suatu bisnis, termasuk
bisnis apotek. Harga jual mempengaruhi kompetisi dengan kompetitor
dan mempengaruhi keuntungan di apotek. Penetapan harga jual apotek
dilakukan untuk menyeimbangkan agar harga tidak terlalu tinggi
sehingga tidak terjangkau oleh masyarakat, namun tetap harus mampu
memberi keuntungan dari pendapatan di apotek.
Struktur harga yang ditetapkan oleh Gabungan Perusahaan Farmasi
dan disetujui pemerintah disebut HET (Harga Eceran Tertinggi). HET
adalah harga jual tertinggi obat di apotek, toko obat, dan IFRS/klinik.
HET dicetak di label obat oleh industri farmasi sampai pada satuan
kemasan terkecil. Informasi HET wajib ada pada obat, baik obat bebas,
bebas terbatas, dan obat keras.
Menurut Permenkes No 98 tahun 2015, Apotek, toko obat dan
IFRS/klinik harus menjual obat dengan harga sama atau lebih rendah dari
HET. Namun, bisa menjual dengan harga lebih tinggi jika harga pada
label sudah tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dalam hal ini,
jika harga lebih tinggi maka apotek harus memberikan penjelasan kepada
masyarakat/pelanggan.
S : Biaya servis
V. Contoh Soal
a. PBF Ensefal membawa obat dari Gudang PBF ke apotek.
Dimana PBF Ensefal mengirim Lansoprazol sebanyak 10 box
dengan harga 60.000/box @100 tab. Belum termasuk PPN.
Profit yang akan diambil oleh apotek adalah 20%.
• Berapa total harga jual yang harus diberikan apotek?
Diketahu:
HNA Lansoprazol = 60.000/box : 100 tab = 600/tab
Profit = 20%
Dit: HJA=…?
Jawab HJA = HNA + PPN + Profit
= 600 + 10% + 20%
= 600 + (600 x 0,1) + 20%
= 660 + (660 x 0,2) = 660 + 132
= 792/tab
= 79.200/box
• Rumus Harga Jual Obat (Jika Yang Diketahui HP)
HJA = HP + Profit Keterangan:
HJA = Harga Jual Obat
HP = HNA + PPN
BAB IV
CARA PERHITUNGAN PAJAK DI APOTEK
I. Tujuan Praktikum
Pada bagian pertama modul ini mahasiswa diharapkan memahami cara
perhitungan pajak di Apotek.
II. Pendahuluan
Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh
orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-
Undang. Dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan
digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat. Apotek menjalankan usahanya dengan menyediakan dan
menyalurkan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan BMHP terhadap
masyarakat. Oleh sebab itu, Apotek juga diakui oleh negara sebagai suatu
jenis usaha yang menguntungkan, sehingga layak untuk mempunyai
kewajiban pembayaran pajak apotek. Apoteker adalah sarjana farmasi
yang telah lulus sebagai Apoteker dan telah mengucapkan sumpah
jabatan Apoteker. Menurut DJP, berikut hubungan antara Apoteker dan
apotek dalam hal kewajiban pajak.
Apoteker yang berperan sebagai apoteker pengelola apotek (APA)
sekaligus pemilik sarana apotek (PSA)
Apoteker yang berperan sebagai apoteker pengelola apotek (APA) yang
menjalin kerjasama dengan pemilik sarana apotek (PSA)
Jenis Status Apotek Berdasarkan Kewajiban Pajak
Apotek dalam hal ini termasuk pedagang produk farmasi secara eceran
(retail farmasi) sehingga objek pajaknya adalah penghasilan.
Berdasarkan UU PPh, ada 2 jenis status apotek berdasarkan omzetnya,
yaitu :
V. PROSEDUR PRAKTIKUM
a. Melakukan diskusi bedah jurnal mengenai cara perhitungan
pajak pada Student Worksheet
b. Melakukan presentasi hasil bedah jurnal
c. Merangkum hasil diskusi tanya jawab dari tiap kelompok pada
Student Worksheet
BAB V
MANAJEMEN KEUANGAN DI APOTEK
I. Tujuan Praktikum
Pada bagian pertama modul ini mahasiswa diharapkan memahami
manajemen keuangan di apotek
II. Pendahuluan
Laporan laba rugi adalah laporan yang menyajikan informasi
pengeluaran, pendapatan, serta laba atau rugi usaha apotek selama
periode tertentu. Laporan ini bisa dibuat untuk periode satu bulan, satu
tahun, atau berdasarkan konsep perbandingan antara pendapatan dan
beban yang terkait. Biasanya para pemilik usaha membuat laporan laba
rugi untuk menentukan profitabilitas dan juga nilai investasi usahanya.
Sehingga lebih memudahkan ketika ingin mencari investor atau rekan
bisnis untuk bisa memahami kinerja bisnis.
Fungsi laporan laba rugi
Ada banyak fungsi atau manfaat yang bisa diperoleh bisnis apotek jika
memiliki laporan laba rugi.
1. Untuk memonitor kemajuan dan kekurangan keuangan perusahaan,
yang mana bisa jadi bahan evaluasi untuk menentukan strategi
bisnis apotek ke depannya.
2. Untuk mengetahui sejauh mana bisnis apotek berkembang.
Indikator sebuah usaha apotek dikatakan berkembang adalah ketika
keuntungan yang diperoleh lebih besar dari kerugiannya. Itu
artinya, apotek punya prospek yang positif dan kamu bisa
mengupayakannya untuk tumbuh lebih besar.
3. Untuk menganalisis strategi perusahaan. Melalui laporan laba rugi,
kamu dapat mengetahui apakah strategi yang dipilih sudah tepat
Perhitungan PBP
PBP (Pay Back Period) adalah analisa berapa lama modal yang kita
investasikan akan kembali. Atau dengan kata lain, berapa lama kita bakal
balik modal. Semakin kecil nilai PBP semakin baik nilai investasi untuk
dilakukan.
PBP = 3.6 atau dibulatkan 4, Jadi dalam 4 bulan dia bisa balik modal.
Perhitungan BEP
Break Even point atau BEP adalah suatu analisis untuk menentukan dan
mencari jumlah barang atau jasa yang harus dijual kepada konsumen pada
harga tertentu untuk menutupi biaya-biaya yang timbul serta mendapatkan
keuntungan / profit. BEP berguna untuk kita sebagai: Perencanaan Laba,
berapa minimal unit yang perlu kita jual perhari. Alat kontrol kita, seberapa
baik penjualan kita perhari / perbulan. Dasar penentuan harga jual, bersamaan
dengan target penjualan unit perhari.
BAB VI
STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN APOTEK
I. Tujuan Praktikum
Pada bagian pertama modul ini mahasiswa diharapkan dapat melatih
jiwa entrepreneurship dengan mempelajari studi kelayakan apotek
II. Pendahuluan
Studi kelayakan (Feasibility Study) adalah penelitian tentang dapat
tidaknya suatu usaha dilaksanakan dengan berhasil. Keberhasilan yang
dimaksud adalah manfaat dari usaha yang akan didirikan, yaitu usaha
apotek yang dapat diartikan sebagai manfaat finansial, manfaat bagi
perekonomian, dan manfaat sosial. Studi kelayakan dimaksudkan untuk
mempelajari apakah pendirian Apotek di lokasi yang telah ditentukan
tersebut sudah layak atau belum untuk berdiri. Tujuan diadakan studi
kelayakan adalah untuk menghindari kerugian, memaksimalkan
keuntungan, mengevaluasi aspek-aspek yang mempengaruhi,
mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi kunci keberhasilan,
mengidentifikasi sarana dan prasarana yang dibutuhkan, mengetahui
dampak-dampak yang akan terjadi, serta mengetahui biaya yang harus
disediakan.
Prinsip studi kelayakan yaitu sebagai bahan pertimbangan dalam
mengambil suatu keputusan, apakah menerima atau menolak suatu
gagasan usaha yang direncanakan. Sebelum Apotek didirikan,
diperlukan perencanaan dan studi untuk melihat kelayakan calon Apotek
dari segi bisnis maupun tempa pengabdian profesi. Studi kelayakan
apotek mencakup beberapa aspek yaitu lokasi, analisis pasar, modal,
keuangan, secara teknis dan manajerial.
a. Aspek Lokasi Lokasi yang akan didirikan Apotek harus
strategis, penentuannya harus mempertimbangkan segi
BAB VII
SWAMEDIKASI PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN
I. Tujuan Praktikum
Mahasiswa mampu membangun komunikasi interpersonal dan
interprofesional serta dapat bekerjasama dengan berbagai pihak serta
mampu menjalin komunikasi yang baik dibidang pelayanan
kefarmasian, meliputi pelayanan swamedikasi, pelayanan resep,
pelayanan informasi obat
IV. Dispensing
Dispensing terdiri dari penyiapan, penyerahan dan pemberian
informasi Obat. Setelah melakukan pengkajian resep, dilakukan
penyiapan obat (menghitung jumlah kebutuhan obat dan mengambil
obat), melakukan peracikan obat (bila diperlukan), memberikan etiket
(etiket putih untuk obat dalam/oral dan etiket biru untuk obat luar dan
suntik, label ‘kocok dahulu’ untuk obat suspense atau emulsi), serta
memasukkan obat ke dalam wadah yang sesuai.
Setelah melakukan penyiapan obat, dilakukan :
a. Pemeriksaan kembali mengenai penulisan nama pasien pada etiket,
cara penggunaan serta jenis dan jumlah obat (kesesuaian antara penulisan
etiket dengan resep), sebelum obat diserahkan kepada pasien
Informasi yang perlu disampaiakan kepada pasien dalam KIE obat resep
diantaranya adalah :
a. Jumlah, jenis dan indikasi masing-masing obat
b. Cara pemakaian masing-masing obat, meliputi : cara pemakaian obat,
kapan harus mengkonsumsi obat, dosis penggunaan/frekuensi
penggunaan, waktu penggunaan obat, interval waktu dengan obat
lainnya
c. Peringatan atau efek samping obat
d. Cara mengatasi apabila terjadi efek samping obat
e. Cara penyimpanan obat f. Pentingnya kepatuhan penggunaan obat
V. PROSEDUR PRAKTIKUM
1. Mahasiswa mengerjakan lembar pengamatan kasus pada lembar
yang telah disediakan sebelum praktikum, dan diserahkan ketika
pretest
2. Mahasiswa mengerjakan skenario kasus yang diberikan oleh dosen
pembimbing pada saat praktikum
3. Lakukan penggalian informasi pasien
4. Berikan rekomendasi pengobatan yang sesuai dengan gejala dan
keluhan pasien
5. Berikan informasi yang tepat kepada pasien baik informasi
mengenai terapi farmakologi maupun non farmakologi
I. Tujuan Praktikum
Mahasiswa mampu membangun komunikasi interpersonal dan
interprofesional serta dapat bekerjasama dengan berbagai pihak serta
mampu menjalin komunikasi yang baik dibidang pelayanan
kefarmasian, meliputi pelayanan swamedikasi, pelayanan resep,
pelayanan informasi obat
I. Tujuan Praktikum
Mahasiswa mampu membangun komunikasi interpersonal dan
interprofesional serta dapat bekerjasama dengan berbagai pihak serta
mampu menjalin komunikasi yang baik dibidang pelayanan
kefarmasian, meliputi pelayanan swamedikasi, pelayanan resep,
pelayanan informasi obat
I. Tujuan Praktikum
Mahasiswa mampu membangun komunikasi interpersonal dan
interprofesional serta dapat bekerjasama dengan berbagai pihak serta
mampu menjalin komunikasi yang baik dibidang pelayanan
kefarmasian, meliputi pelayanan swamedikasi, pelayanan resep,
pelayanan informasi obat, telefarmasi.
I. Tujuan Praktikum
Mahasiswa mampu membangun komunikasi interpersonal dan
interprofesional serta dapat bekerjasama dengan berbagai pihak serta
mampu menjalin komunikasi yang baik dibidang pelayanan
kefarmasian, meliputi pelayanan swamedikasi, pelayanan resep,
pelayanan informasi obat
I. Tujuan Praktikum
Mahasiswa mampu membangun komunikasi interpersonal dan
interprofesional serta dapat bekerjasama dengan berbagai pihak serta
mampu menjalin komunikasi yang baik dibidang pelayanan
kefarmasian, meliputi pelayanan swamedikasi, pelayanan resep,
pelayanan informasi obat, dan telefarmasi.
DAFTAR PUSTAKA