Anda di halaman 1dari 96

PRODI S1 FARMASI

STIKes SALSABILA SERANG

MODUL PRAKTIKUM
FARMASI KOMUNITAS

Jumlah SKS : 1 SKS


Kode MK : PFM8201051
Penyusun : apt. Abdillah Mursyid, M.Pharm.Sci.

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SALSABILA SERANG
SK. MENRISTEK DIKTI RI NO. 107/KPT/I/2018
Jl. Raya Serang-Pandeglang No.33 KM.06 Kemanisan, Curug,
Kota Serang –Banten Telp. / Fax : ( 0254 ) 250354
stikessalsabila.ac.id - pmb.stikessalsabila.ac.id

Modul : Farmasi Komunitas i


Semester V – 2022/2023
PRODI S1 FARMASI
STIKes SALSABILA SERANG

MODUL PRAKTIKUM
FARMASI KOMUNITAS

Nama : ........................................................
NIM : ........................................................
Kelas : .............
Kelompok : .............

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SALSABILA SERANG
SK. MENRISTEK DIKTI RI NO. 107/KPT/I/2018
Jl. Raya Serang-Pandeglang No.33 KM.06 Kemanisan, Curug,
Kota Serang –Banten Telp. / Fax : ( 0254 ) 250354
stikessalsabila.ac.id - pmb.stikessalsabila.ac.id

Modul : Farmasi Komunitas ii


Semester V – 2022/2023
PRODI S1 FARMASI
STIKes SALSABILA SERANG

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat-Nya


sehingga Modul Praktikum Farmasi Komunitas untuk mahasiswa/i Farmasi
program studi S1 di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Salsabila ini dapat
terselesaikan dengan sebaik-baiknya.
Modul praktikum ini dibuat sebagai pedoman dalam melakukan
kegiatan praktikum farmasi program studi S1 yang merupakan kegiatan penunjang
mata kuliah Farmasi Komunitas di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Salsabila.
Modul praktikum ini diharapkan dapat membantu mahasiswa/i dalam
mempersiapkan dan melaksanakan praktikum dengan lebih baik, terarah, dan
terencana. Pada setiap topik telah ditetapkan tujuan pelaksanaan praktikum dan
semua kegiatan yang harus dilakukan oleh mahasiswa/i serta teori singkat untuk
memperdalam pemahaman mahasiswa/i mengenai materi yang dibahas.
Penyusun menyakini bahwa dalam pembuatan Modul ini masih jauh
dari sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang
membangun guna penyempurnaan modul praktikum ini di masa yang akan datang.
Akhir kata, penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu baik secara langsung maupun tidak langsung.

Serang, Juli 2023


apt. Abdillah Mursyid, M.Pharm.Sci.

Modul : Farmasi Komunitas iii


Semester V – 2022/2023
PRODI S1 FARMASI
STIKes SALSABILA SERANG

TATA TERTIB KEGIATAN PRAKTIKUM


1. Praktikan yang terlambat lebih dari 15 menit tidak boleh mengikuti
praktikum hari itu.
2. Praktikan tidak boleh membawa tas ke dalam ruang praktikum.
3. Praktikan harus memakai jas praktikum serta pakaian yang sopan dan rapi
selama praktikum berlangsung, tidak boleh memakai sandal jepit dan kaos
oblong.
4. Praktikan dilarang merokok, membawa makanan, minuman, atau bahan yang
sifatnya dapat merusak alat/peralatan percobaan ke dalam lab.
5. Bagi Praktikan yang berambut panjang diharapkan mengikat atau menutup
rambutnya agar tidak mengganggu jalannya praktikum.
6. Bagi mahasiswa yang berjilbab. Ujung-ujung jilbab harus diatur sehingga
tidak mengganggu pelaksanaan praktikum.
7. Dalam memakai alat-alat laboratorium, praktikan harus melakukannya
dengan baik dan benar, untuk itu pelajari dan perhatikan modul dan
prosedurnya.
8. Praktikan dilarang memulai praktikum sebelum mendapat ijin dari asisten
pembimbing. Praktikan harus menjaga kebersihan, kerapihan dan keutuhan
alat laboratorium.
9. Laboratorium bukan tempat untuk bermain-main dan bersendau gurau.
10. Praktikan DILARANG KERAS bermain-main dengan semua peralatan
praktikum. Setelah selesai melakukan praktikum, peralatan agar dirapikan
seperti semula.
11. Praktikan yang belum mengumpulkan laporan, tidak boleh mengikuti
praktikum berikutnya.
12. Jika terjadi kerusakan atau kehilangan alat dalam pelaksanaan praktikum
maka menjadi tanggung jawab pemakai.
13. Praktikan yang tidak dapat mengikuti praktikum pada hari yang ditentukan,
dapat mengajukan inhall (praktikum pengganti).
14. Praktikan dapat mengikuti inhall sebanyak-banyaknya 2 kali percobaan
dengan membayar biaya inhal (ditentukan pengelola laboratorium).

Modul : Farmasi Komunitas iv


Semester V – 2022/2023
PRODI S1 FARMASI
STIKes SALSABILA SERANG
15. Bagi peserta inhall, laporan dikumpulkan maksimal satu minggu setelah
percobaan dilakukan.
16. Hal-hal yang belum tercantum dalam tata tertib ini akan diatur kemudian.

Serang, Juli 2023


apt. Abdillah Mursyid, M.Pharm.Sci.

Modul : Farmasi Komunitas v


Semester V – 2022/2023
PRODI S1 FARMASI
STIKes SALSABILA SERANG

PROSEDUR PENILAIAN PRAKTIKUM


ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

No Keterangan Persentase Penilaian

1 Kehadiran 20 %

2 Pre Test 10 %

3 Laporan 30 %

4 Ujian akhir praktikum 40 %

TOTAL 100 %

Modul : Farmasi Komunitas vi


Semester V – 2022/2023
PRODI S1 FARMASI
STIKes SALSABILA SERANG

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ------------------------------------------------------ i


KATA PENGANTAR ---------------------------------------------------- iii
TATA TERTIB PRAKTIKUM ----------------------------------------- iv
PROSEDUR PENILAIAN ----------------------------------------------- vi
DAFTAR ISI --------------------------------------------------------------- vii
BAB I Peranan Apoteker dan Apotek ------------------------ 1
BAB II Pengelolaan Sediaan Farmasi Berdasarkan Ketentuan
Perundang-Undangan --------------------------------- 8
BAB III Cara Penetapan Harga Obat dan Alat Kesehatan di Apotek
serta Pengendalian obat di Apotek ------------------ 18
BAB IV Cara Perhitungan Pajak di Apotek ------------------- 26
BAB V Manajemen Keuangan di Apotek -------------------- 32
BAB VI Studi Kelayakan Pendirian Apotek------------------- 40
BAB VII Swamedikasi Penyakit Saluran Pencernaan--------- 44
BAB VIII Swamedikasi Penyakit Saluran Pernafasan --------- 55
BAB IX Resep Diabetes Mellitus ------------------------------- 61
BAB X Resep Kardiovaskular ---------------------------------- 68
BAB XI Pelayanan Informasi Obat ----------------------------- 75
BAB XII Telefarmasi ---------------------------------------------- 79

Modul : Farmasi Komunitas vii


Semester V – 2022/2023
PRODI S1 FARMASI
STIKes SALSABILA SERANG

BAB I
PERANAN APOTEKER DAN APOTEK

I. Tujuan Praktikum
Pada bagian pertama modul ini mahasiswa diharapkan memahami
peranan apoteker dan perannya sebagai pemimpin di apotek, definisi
apotek sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan.

II. Pendahuluan
Pelayanan Kefarmasian yang diselenggarakan di Apotek haruslah
mampu menjamin ketersediaan obat yang aman, bermutu dan berkhasiat
dan sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan. Dalam rangka peningkatan penggunaan obat rasional untuk
mencapai keselamatan pasien, dilakukan pelayanan kefarmasian sesuai
standar di fasilitas kesehatan. Terkait dengan hal tersebut, Kementerian
Kesehatan telah mengeluarkan Permenkes No 73 Tahun 2016 tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Permenkes Nomor 73 Tahun
2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek telah memuat
kebijakan pelayanan kefarmasian termasuk pengelolaan sediaan farmasi,
alat kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) dan pelayanan
farmasi klinik yang harus dilaksanakan dan menjadi tanggung jawab
seorang apoteker. Akan tetapi, masih terdapat beberapa aspek pelayanan
kefarmasian yang memerlukan penjelasan lebih lanjut yang belum
dimuat dalam standar pelayanan kefarmasian. Selain itu, terdapat amanat
pada Permenkes Nomor 73 Tahun 2016 untuk menyusun Petunjuk
Teknis Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek yang diharapkan dapat
menjadi pedoman Apoteker di Apotek dalam melaksanakan pelayanan
kefarmasian yang sesuai standar.

Modul : Ilmu Kesehatan Masyarakat 1


Semester VI – 2022/2023
PRODI S1 FARMASI
STIKes SALSABILA SERANG

III. Dasar Hukum


a. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5063);
b. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1998 tentang
Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 138,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3781);
c. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang
Pekerjaan Kefarmasian (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5044);
d. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1508)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 30 Tahun 2018 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015 tentang
Organisasi dan Tata Kerja kementerian Kesehatan (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 945);
e. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 Tahun 2015 tentang
Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan, dan Pelaporan
Narkotika, Psikotropika, dan Prekusor Farmasi (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 74);
f. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
889/MENKES/PER/V/2011 tentang Registrasi, Izin Praktik,
dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 322) sebagaimana telah diubah

Modul : Farmasi Komunitas 2


Semester V – 2022/2023
PRODI S1 FARMASI
STIKes SALSABILA SERANG
dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 31 Tahun 2016
tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
889/MENKES/PER/V/2011 tentang Registrasi, Izin Praktik,
dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 1137);
g. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 73 Tahun 2016 tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek.

IV. Tanggung Jawab dan Peranan Apoteker di Apotek Berdasarkan


Standar Pelayanan Kefarmasian
a. Apoteker bertanggung jawab terhadap pengelolaan Sediaan
Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai di
Apotek sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta
memastikan kualitas, manfaat dan keamanannya.
Pengelolaan sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan bahan medis
habis pakai harus dilaksanakan secara multidisiplin,
terkoordinir dan menggunakan proses yang efektif untuk
menjamin kendali mutu dan kendali biaya.
b. Pelayanan farmasi klinik merupakan pelayanan langsung yang
diberikan Apoteker kepada pasien dalam rangka
meningkatkan outcome terapi dan meminimalkan risiko
terjadinya efek samping karena obat, untuk tujuan
keselamatan pasien (patient safety) sehingga kualitas hidup
pasien (quality of life) terjamin.
c. Apoteker harus membangun jejaring dengan apotek dan
fasilitas kesehatan lain di lingkungannya untuk
memudahkan komunikasi dalam melakukan kerjasama
dan konfirmasi terkait pelayanan resep. Untuk memberikan
pelayanan farmasi klinik pada pasien dengan efektif dan
efisien, serta tepat sasaran, perlu dilakukan seleksi terhadap
pasien yang diprioritaskan untuk menerima pelayanan farmasi

Modul : Farmasi Komunitas 3


Semester V – 2022/2023
PRODI S1 FARMASI
STIKes SALSABILA SERANG
klinik khususnya untuk kegiatan konseling, PIO, Home
Pharmacy Care ataupun PTO.

V. Peranan Apoteker di Apotek


a. Sebagai Professional
Peran profesional yang mencakup laporan kompetensi,
unit,dan elemen yang menggambarkan pengetahuan
profesional, atribut, dan diharapkan kinerja farmasi diperluas
dan diatur peran profesional. Framing kompetensi ini : profil
keselamatan pasien, penyediaan perawatan yang optimal,
undang-undang, profesional dan kolaboratif hubungan,
berpikir kritis, pengambilan keputusan dan keterampilan
pemecahan masalah, dan professional penilaian. Profil ini
menggambarkan pengetahuan khusus, keterampilan,
kemampuan, dan sikap yang diperlukan untuk performa yang
kompeten dan mencerminkan peran farmasi dalam situasi yang
beragam dan Pengaturan praktik farmasi.
b. Manager
Manajemen secara formal diartikan sebagai perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian, terhadap
penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan.
Fungsi manajemen adalah untuk :
a. Mencapai tujuan.
b. Menjaga keseimbangan di antara tujuan-tujuan yang
saling bertentangan.
c. Mencapai efisiensi dan efektivitas dua konsepsi
utama untuk mengukur prestasi kerja (performance)
manajemen adalah efisiensi dan efektivitas.
Efisiensi adalah kemampuan untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan dengan benar. Seorang manajer dikatakan efisien
adalah seseorang yang mencapai keluaran yang lebih tinggi

Modul : Farmasi Komunitas 4


Semester V – 2022/2023
PRODI S1 FARMASI
STIKes SALSABILA SERANG
(hasil, produktivitas, performance) dibanding masukan-
masukan (tenaga kerja, bahan, uang, mesin dan waktu) yang
digunakan. Efektivitas merupakan kemampuan untuk
memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Manajer yang efektif
adalah manajer yang dapat memilih pekerjaan yang harus
dilakukan atau metode (cara) yang tepat untuk mencapai
tujuan
c. Retailer
Apotek memang merupakan tempat pengabdian profesi
kefarmasian. Namun tidak dapat dipungkiri di sisi lain bahwa
apotek adalah salah satu model badan usaha retail, yang tidak
jauh berbeda dengan badan usaha retail lainnya. Apotek
sebagai badan usaha retail, bertujuan untuk menjual
komoditinya, dalam hal ini obat dan alat kesehatan, sebanyak-
banyaknya untuk mendapatkan profit. Profit memang
bukanlah tujuan utama dan satu-satunya dari tugas keprofesian
apoteker, tetapi tanpa profit apotek sebagai badan usaha retail
tidak dapat bertahan. Oleh karena itu, segala usaha untuk
meningkatkan profit perlu dilaksanakan, di antaranya
mencapai kepuasan pelanggan.
Pelanggan merupakan sumber profit. Oleh karena itu,
sebagai seorang retailer berkewajiban mengidentifikasi apa
yang menjadi kebutuhan pelanggan, menstimulasi kebutuhan
pelanggan agar menjadi permintaan, dan memenuhi
permintaan tersebut sesuai bahkan melebihi harapan
pelanggan. Pembentukan citra apoteker berhubungan dengan
cara dimana apotek didefinisikan dalam pikiran konsumen,
yang terdiri dari kualitas fungsional dan sebagian dari segi
psikologis.Dalam lingkungan yang sangat kompetitif seperti
industri pelayanan kesehatan, pasien berhak memilih untuk

Modul : Farmasi Komunitas 5


Semester V – 2022/2023
PRODI S1 FARMASI
STIKes SALSABILA SERANG
menentukan apa yang ingin dia beli sesuai dengan harga atau
pelayanan yang diberikan.Dalam beberapa kasus, Contohnya :
lokasi dari Apotik ditentukan oleh bagaimana cara untuk
mengakses kesana, ketersediaan barang yang diinginkan, dan
cara pencapaian menuju lokasi tersebut.

VI. Kriteria yang Menjadi Syarat-Syarat Merebut Hati Konsumen dan


Pasien adalah
a. Harga
b. Pelayanan
c. Lokasi
d. Kelengkapan yang tersedia
Kenyamanan dan pelayanan profesional adalah peran yang sangat
penting untuk sebuah apotek. Apoteker memiliki kemampuan untuk
menyediakan pelayanan yang professional.

VII. Citra Perusahaan dan Citra Pasar


a. Citra perusahaan
Menggambarkan bagaimana pasien melihat usaha yang baik
perusahaan terhadap masyarakat, karyawan, pasien dan orang
Pembentukan citra dihubungkan dengan proses pengembangan
organisasi, yang berkaitan dengan peningkatan mekanisme adaptif
dalam organisasi. Tujuannya : membuat organisasi lebih mudah
menerima perubahan, sehingga memudahkan penataan kembali
sistem organisasi total konfigurasi yang lebih layak dan
memuaskan. Komponen : 1. administrasi, 2. produksi, 3. teknologi,
4. struktur, 5. budaya, 6. tujuan organisasi.
b. Citra Pasar
Perhatian utama untuk suatu produk dan jasa pelayanan adalah citra
pasar tersebut. Citra suatu pasar adalah bagaimana kualitas pasien
dan tingkat pelayanan kesehatan lain berdasarkan nilai produk serta

Modul : Farmasi Komunitas 6


Semester V – 2022/2023
PRODI S1 FARMASI
STIKes SALSABILA SERANG
servis yang dibandingkan dengan competitor. Jika pasien yakin dan
percaya bahwa mereka akan mendapatkan kualitas produk yang
baik serta pelayanan yang relatif terhadap harga, mereka pasti akan
terus untuk membeli produk dan pelayanan yang diberikan oleh
anda.

VIII. PROSEDUR PRAKTIKUM


a. Melakukan diskusi dan menjawab pertanyaan pada Student
Worksheet
a. Jelaskan peranan Apoteker di Apotek
b. Jelaskan Bagaimana membangun citra sebuah
Apotek
c. Jelaskan langkah-langkah strategi untuk
memperbaiki citra Apoteker
d. Bagaimana cara memperoleh pelanggan Apotek
b. Merangkum hasil diskusi tanya jawab dari tiap kelompok pada
Student Worksheet

IX. STUDENT WORKSHEET


a. Nama
b. Nim
c. Kelompok Praktikum/Kelas
d. Tujuan Praktikum
e. Tanggal Praktikum
f. Jawaban Pertanyaan
g. Pembahasan (Hasil Diskusi dan Tanya Jawab)
h. Kesimpulan sesuai dengan Tujuan Praktikum
i. Daftar Pustaka maksimal 10 Tahun Terakhir (Jurnal, Buku,
Ebook, KepMenKes)

Modul : Farmasi Komunitas 7


Semester V – 2022/2023
PRODI S1 FARMASI
STIKes SALSABILA SERANG
BAB II
Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alkes, dan Bahan Medis Habis Pakai

I. Tujuan Praktikum
Mahasiswa diharapkan memahami pengelolaan persediaan kefarmasian
sehingga mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan proses dan
metode perencanaan, pengadaan, distribusi dan penggunaan obat di
apotek.

II. Teori Singkat


1. Perencanaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP
merupakan tahap awal untuk menetapkan jenis serta jumlah sediaan
farmasi, alat kesehatan dan BMHP yang sesuai dengan kebutuhan.
Tujuan perencanaan
a. Mendapatkan perkiraan jenis dan jumlah sediaan farmasi,
alat kesehatan dan BMHP yang mendekati kebutuhan;
b. Meningkatkan penggunaan sediaan farmasi, alat
kesehatan dan BMHP secara rasional.
c. Menjamin ketersediaan sediaan farmasi, alat kesehatan
dan BMHP.
d. Menjamin stok sediaan farmasi, alat kesehatan dan
BMHP tidak berlebih.
e. Efisiensi biaya.
f. Memberikan dukungan data bagi estimasi pengadaan,
penyimpanan dan biaya distribusi sediaan farmasi, alat
kesehatan dan BMHP.
2. Pengadaan
Pengadaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan
yang telah direncanakan dan disetujui, melalui pembelian. Untuk
menjamin kualitas pelayanan kefarmasian maka pengadaan sediaan
farmasi, alat kesehatan dan BMHP harus melalui jalur resmi sesuai

Modul : Farmasi Komunitas 8


Semester V – 2022/2023
PRODI S1 FARMASI
STIKes SALSABILA SERANG
ketentuan peraturan perundang-undangan. Pengadaan sediaan
farmasi, alat kesehatan dan BMHP di apotek dilaksanakan dengan
pembelian. Pembelian merupakan suatu metode penting untuk
mencapai keseimbangan yang tepat antara mutu dan harga. Apabila
ada dua atau lebih pemasok, apoteker harus mendasarkan pada
kriteria berikut: mutu produk (kualitas produk terjamin ada
NIE/Nomor Izin Edar), reputasi produsen (distributor berijin
dengan penanggungjawab Apoteker dan mampu memenuhi jumlah
pesanan), harga, berbagai syarat, ketepatan waktu pengiriman (lead
time cepat), mutu pelayanan pemasok, dapat dipercaya, kebijakan
tentang barang yang dikembalikan, dan pengemasan.
Pengadaan harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Sediaan farmasi diperoleh dari Pedagang Besar Farmasi (PBF)
yang memiliki izin.
2. Alat Kesehatan dan BMHP diperoleh dari Penyalur Alat
Kesehatan (PAK) yang memiliki izin.
3. Terjaminnya keaslian, legalitas dan kualitas setiap sediaan
farmasi, alat kesehatan dan BMHP yang dibeli.
4. sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP yang dipesan datang
tepat waktu.
5. Dokumen terkait sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP
mudah ditelusuri
6. Sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP lengkap sesuai
dengan perencanaan
Waktu pengadaan obat dilakukan berdasarkan kebutuhan dengan
mempertimbangkan hasi analisa dari data:
1. Sisa stok dengan memperhatikan waktu (tingkat kecukupan obat
dan perbekalan kesehatan).
2. Kapasitas sarana penyimpanan.
3. Waktu tunggu.

Modul : Farmasi Komunitas 9


Semester V – 2022/2023
PRODI S1 FARMASI
STIKes SALSABILA SERANG
3. Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis
spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera
dalam surat pesanan dengan kondisi fisik yang diterima. Penerimaan dan
pemeriksaan merupakan salah satu kegiatan pengadaan agar obat yang
diterima sesuai dengan jenis, jumlah dan mutunya berdasarkan Faktur
Pembelian dan/atau Surat Pengiriman Barang yang sah. Penerimaan
sediaan farmasi di Apotek harus dilakukan oleh Apoteker. Bila Apoteker
berhalangan hadir, penerimaan sediaan farmasi dapat didelegasikan
kepada Tenaga Kefarmasian yang ditunjuk oleh Apoteker Pemegang
SIA.
Pemeriksaan sediaan farmasi yang dilakukan meliputi:
1. Kondisi kemasan termasuk segel, label/penandaan dalam keadaan
baik.
2. Kesesuaian nama, bentuk, kekuatan sediaan obat, isi kemasan antara
arsip surat pesanan dengan obat yang diterima.
3. Kesesuaian antara fisik obat dengan Faktur pembelian dan/atau Surat
Pengiriman Barang (SPB) yang meliputi: a. kebenaran nama produsen,
nama pemasok, nama obat, jumlah, bentuk, kekuatan sediaan obat dan
isi kemasan; dan b. nomor bets dan tanggal kedaluwarsa.
4. Penyimpanan
Penyimpanan adalah suatu kegiatan menyimpan dan memelihara dengan
cara menempatkan perbekalan farmasi yang diterima pada tempat yang
dinilai aman dari pencurian serta gangguan fisik yang dapat merusak
mutu sediaan farmasi. Tujuan penyimpanan adalah untuk memelihara
mutu sediaan farmasi, menghindari penggunaan yang tidak
bertanggungjawab, menjaga ketersediaan, serta memudahkan pencarian
dan pengawasan.
Aspek umum yang perlu diperhatikan:
1. Tersedia rak/lemari dalam jumlah cukup untuk memuat sediaan
farmasi, alat kesehatan dan BMHP.

Modul : Farmasi Komunitas 10


Semester V – 2022/2023
PRODI S1 FARMASI
STIKes SALSABILA SERANG
2. Jarak antara barang yang diletakkan di posisi tertinggi dengan langit-
langit minimal 50 cm.
3. Langit-langit tidak berpori dan tidak bocor.
4. Ruangan harus bebas dari serangga dan binatang pengganggu.
5. Tersedia sistem pendingin yang dapat menjaga suhu ruangan dibawah
25ºC.
6. Lokasi bebas banjir.
7. Tersedia lemari pendingin untuk penyimpanan obat tertentu.
8. Tersedia alat pemantau suhu ruangan dan lemari pendingin.
9. Pengeluaran obat menggunakan Sistem First In First Out (FIFO), First
Expired First Out (FEFO).
10. Sistem penyimpanan dilakukan dengan memperhatikan bentuk
sediaan dan kelas terapi sediaan farmasi serta disusun secara alfabetis.
2020
11. Kerapihan dan kebersihan ruang penyimpanan
12. Sediaan farmasi harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik. Dalam
hal pengecualian atau darurat dimana isi dipindahkan pada wadah lain,
maka harus dicegah terjadinya kontaminasi dan harus ditulis informasi
yang jelas pada wadah baru. Wadah sekurang-kurangnya memuat nama
sediaan farmasi, nomor batch dan tanggal kedaluwarsa. Sediaan farmasi
yang mendekati kedaluarsa (3-6 bulan) sebelum tanggal kadaluarsa
disimpan terpisah dan diberikan penandaan khusus.
13. Sediaan farmasi harus disimpan dalam kondisi yang menjaga
stabilitas bahan aktif hingga digunakan oleh pasien. Informasi terkait
dengan suhu penyimpanan obat dapat dilihat pada kemasan sediaan
farmasi.
14. Untuk menjaga kualitas, vaksin harus disimpan pada tempat dengan
kendali suhu tertentu dan hanya diperuntukkan khusus menyimpan
vaksin saja.
15. Penanganan jika listrik padam. Jika terjadi pemadaman listrik,
dilakukan tindakan pengamanan terhadap sediaan farmasi dengan

Modul : Farmasi Komunitas 11


Semester V – 2022/2023
PRODI S1 FARMASI
STIKes SALSABILA SERANG
memindahkan sediaan farmasi tersebut ke tempat yang memenuhi
persyaratan. Sedapat mungkin, tempat penyimpanan sediaan farmasi
termasuk dalam prioritas yang mendapatkan listrik cadangan.
16. Inspeksi/pemantauan secara berkala terhadap tempat penyimpanan
sediaan farmasi.
17. Tempat penyimpanan obat (ruangan dan lemari pendingin) harus
selalu dipantau suhunya menggunakan termometer yang terkalibrasi.
Termometer yang digunakan untuk mengukur suhu lemari penyimpanan
dapat berupa termometer eksternal dan internal, sebagaimana terlihat
pada gambar 1.

Modul : Farmasi Komunitas 12


Semester V – 2022/2023
PRODI S1 FARMASI
STIKes SALSABILA SERANG

Modul : Farmasi Komunitas 13


Semester V – 2022/2023
PRODI S1 FARMASI
STIKes SALSABILA SERANG
5. Pemusnahan dan Penarikan
Sediaan farmasi kedaluwarsa atau rusak harus dimusnahkan sesuai
dengan jenis dan bentuk sediaan. Pemusnahan sediaan farmasi
kedaluwarsa atau rusak yang mengandung narkotika atau psikotropika
dilakukan oleh Apoteker dan disaksikan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota. Pemusnahan sediaan farmasi selain narkotika dan
psikotropika dilakukan oleh Apoteker dan disaksikan oleh tenaga
kefarmasian lain yang memiliki surat izin praktik atau surat izin kerja.
Pemusnahan dibuktikan dengan berita acara pemusnahan menggunakan
Lampiran 7 sebagaimana terlampir. Resep yang telah disimpan melebihi
jangka waktu 5 (lima) tahun dapat dimusnahkan. Pemusnahan Resep
dilakukan oleh Apoteker disaksikan oleh sekurang-kurangnya petugas
lain di Apotek dengan cara dibakar atau cara pemusnahan lain yang
dibuktikan dengan Berita Acara Pemusnahan Resep menggunakan
Lampiran 8 sebagaimana terlampir dan selanjutnya dilaporkan kepada
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Pemusnahan dan penarikan Sediaan
Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai yang tidak dapat digunakan harus
dilaksanakan dengan cara yang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Penarikan sediaan farmasi yang tidak memenuhi
standar/ketentuan peraturan perundang-undangan dilakukan oleh
pemilik izin edar berdasarkan perintah penarikan oleh BPOM
(mandatory recall) atau berdasarkan inisiasi sukarela oleh pemilik izin
edar (voluntary recall) dengan tetap memberikan laporan kepada Kepala
BPOM. Penarikan Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai
dilakukan terhadap produk yang izin edarnya dicabut oleh Menteri.
6. Pengendalian
Pengendalian dilakukan untuk mempertahankan jenis dan jumlah
persediaan sesuai kebutuhan pelayanan, melalui pengaturan sistem
pesanan atau pengadaan, penyimpanan dan pengeluaran. Hal ini
bertujuan untuk menghindari terjadinya kelebihan, kekurangan,
kekosongan, kerusakan, kedaluwarsa, kehilangan serta pengembalian

Modul : Farmasi Komunitas 14


Semester V – 2022/2023
PRODI S1 FARMASI
STIKes SALSABILA SERANG
pesanan. Pengendalian persediaan dilakukan menggunakan kartu stok
baik dengan cara manual atau elektronik. Kartu stok sekurang-kurangnya
memuat nama sediaan farmasi, tanggal kedaluwarsa, jumlah pemasukan,
jumlah pengeluaran dan sisa persediaan. Pengendalian persediaan adalah
suatu kegiatan untuk memastikan tercapainya sasaran yang diinginkan
sesuai dengan strategi dan program yang telah ditetapkan sehingga tidak
terjadi kelebihan dan kekurangan/kekosongan sediaan farmasi di apotek.
Pengendalian penggunaan sediaan farmasi dilakukan untuk mengetahui
jumlah penerimaan dan pemakaian sediaan farmasi sehingga dapat
memastikan jumlah kebutuhan sediaan farmasi dalam satu periode.
7. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dilakukan pada setiap proses pengelolaan Sediaan Farmasi,
Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai meliputi pengadaan (surat
pesanan, faktur), penyimpanan (kartu stok), penyerahan (nota atau struk
penjualan) dan pencatatan lainnya yang disesuaikan dengan kebutuhan.
Pelaporan terdiri dari pelaporan internal dan eksternal. Pelaporan internal
merupakan pelaporan yang digunakan untuk kebutuhan manajemen
Apotek, meliputi keuangan, barang dan laporan lainnya. Pelaporan
eksternal merupakan pelaporan yang dibuat untuk memenuhi kewajiban
sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan, meliputi
pelaporan narkotika, psikotropika dan pelaporan lainnya. Pencatatan
merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk memonitor transaksi
perbekalan farmasi yang keluar dan masuk di apotek. Adanya pencatatan
akan memudahkan petugas untuk melakukan penelusuran bila terjadi
adanya mutu sediaan farmasi yang sub standar dan harus ditarik dari
peredaran. Pencatatan dapat dilakukan dengan menggunakan bentuk
digital maupun manual. Kartu yang umum digunakan untuk melakukan
pencatatan adalah Kartu Stok. Pelaporan adalah kumpulan catatan dan
pendataan kegiatan administrasi sediaan farmasi, tenaga dan
perlengkapan kesehatan yang disajikan kepada pihak yang
berkepentingan.

Modul : Farmasi Komunitas 15


Semester V – 2022/2023
PRODI S1 FARMASI
STIKes SALSABILA SERANG
Contoh Kartu Stok Obat di Apotek

Contoh Laporan Kartu Stok Obat

Modul : Farmasi Komunitas 16


Semester V – 2022/2023
PRODI S1 FARMASI
STIKes SALSABILA SERANG
III. PROSEDUR PRAKTIKUM
1. Melakukan diskusi dan menjawab pertanyaan pada Student Worksheet
a. Jelaskan bagaimana proses perencanaan sediaan farmasi secara
singkat
b. Jelaskan metode-metode perencanaan berdasarkan petunjuk teknis
standar pelayanan kefarmasian 2016
c. Bagaimana menganalisa kebutuhan sediaan farmasi berdasarkan
Analisis ABC-VEN dan lakukanlah analisanya berdasarkan kasus
yang diberikan
d. Bagaimana tahapan pengadaan obat?
e. Pemeriksaan sediaan farmasi dilakukan meliputi?
f. Apa sajakah aspek khusus yang perlu diperhatikan pada obat high
alert serta berikan contoh 10 jenis obat high alert
g. Sebutkan fungsi kartu stok obat, hal yang harus diperhatikan dan
manfaat informasi yang didapatkan
h. Sebutkan Kolom-kolom pada kartu stok obat
2. Merangkum hasil diskusi tanya jawab dari tiap kelompok pada Student
Worksheet

IV. STUDENT WORKSHEET


1. Nama
2. Nim
3. Kelompok Praktikum/Kelas
4. Tujuan Praktikum
5. Tanggal Praktikum
6. Jawaban Pertanyaan
7. Pembahasan (Hasil Diskusi dan Tanya Jawab)
8. Kesimpulan sesuai dengan Tujuan Praktikum
9. Daftar Pustaka maksimal 10 Tahun Terakhir (Jurnal, Buku, Ebook,
KepMenKes)

Modul : Farmasi Komunitas 17


Semester V – 2022/2023
PRODI S1 FARMASI
STIKes SALSABILA SERANG
BAB III
CARA PENETAPAN HARGA OBAT DAN ALAT KESEHATAN
SERTA PENGENDALIANNYA DI APOTEK

I. Tujuan Praktikum
Pada bagian pertama modul ini mahasiswa diharapkan mengetahui dan
mensimulasikan cara penetapan harga obat dan alkes di apotek

II. Pendahuluan
Harga merupakan variabel penting dalam suatu bisnis, termasuk
bisnis apotek. Harga jual mempengaruhi kompetisi dengan kompetitor
dan mempengaruhi keuntungan di apotek. Penetapan harga jual apotek
dilakukan untuk menyeimbangkan agar harga tidak terlalu tinggi
sehingga tidak terjangkau oleh masyarakat, namun tetap harus mampu
memberi keuntungan dari pendapatan di apotek.
Struktur harga yang ditetapkan oleh Gabungan Perusahaan Farmasi
dan disetujui pemerintah disebut HET (Harga Eceran Tertinggi). HET
adalah harga jual tertinggi obat di apotek, toko obat, dan IFRS/klinik.
HET dicetak di label obat oleh industri farmasi sampai pada satuan
kemasan terkecil. Informasi HET wajib ada pada obat, baik obat bebas,
bebas terbatas, dan obat keras.
Menurut Permenkes No 98 tahun 2015, Apotek, toko obat dan
IFRS/klinik harus menjual obat dengan harga sama atau lebih rendah dari
HET. Namun, bisa menjual dengan harga lebih tinggi jika harga pada
label sudah tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dalam hal ini,
jika harga lebih tinggi maka apotek harus memberikan penjelasan kepada
masyarakat/pelanggan.

III. Penetapan Harga Jual Obat dengan Resep


Pelayanan obat dengan resep hanya dapat dilakukan di apotek,
meliputi obat keras termasuk narkotika, pikotropika, dan prekursor

Modul : Farmasi Komunitas 18


Semester V – 2022/2023
PRODI S1 FARMASI
STIKes SALSABILA SERANG
farmasi baik berbentuk racikan dan non racikan. Pendapatan apotek
untuk obat dengan resep memiliki markup yang lebih besar daripada
tanpa resep. Besarnya penetapan harga obat dengan resep biasanya
dihitung menggunakan persamaan berikut :
HJA = [(HNA + PPN) x indeks x jumlah obat] + E + S, keterangan :

: Harga jual apotek, harga yang diberikan apotek kepada


HJA
pasien

: Harga netto apotek, harga yang diberikan PBF kepada


HNA
apotek sebelum ditambah PPN

PPN : Pajak pertambahan nilai, sebesar 11%

: Besarnya markup apotek. Biasanya untuk obat resep sebesar


Indeks
1,3% namun perhatikan lagi agar tetap di bawah HET

: Biaya embalase, harga barang tidak termasuk obat seperti


E
plastik pengemas, salinan resep

S : Biaya servis

IV. Penetapan Harga Jual Obat tanpa Resep


Penjualan obat tanpa resep meliputi obat bebas, obat bebas terbatas, obat
wajib apotek (OWA), alat kesehatan, kosmetika, dan obat tradisional.
Besarnya penetapan harga obat tanpa resep biasanya dihitung
menggunakan persamaan berikut :

HJA = [(HNA + PPN) x indeks x jumlah obat] + E, keterangan :

Modul : Farmasi Komunitas 19


Semester V – 2022/2023
PRODI S1 FARMASI
STIKes SALSABILA SERANG

: Harga jual apotek, harga yang diberikan apotek kepada


HJA
pasien

: Harga netto apotek, harga yang diberikan PBF kepada


HNA
apotek sebelum ditambah PPN

PPN : Pajak pertambahan nilai, sebesar 11%

: Besarnya mark up apotek. Biasanya untuk obat tanpa resep


Indeks
sebesar 1,1% namun perhatikan lagi agar tetap di bawah HET

: Biaya embalase, harga barang tidak termasuk obat seperti


E
plastik pengemas

Modul : Farmasi Komunitas 20


Semester V – 2022/2023
PRODI S1 FARMASI
STIKes SALSABILA SERANG

V. Contoh Soal
a. PBF Ensefal membawa obat dari Gudang PBF ke apotek.
Dimana PBF Ensefal mengirim Lansoprazol sebanyak 10 box
dengan harga 60.000/box @100 tab. Belum termasuk PPN.
Profit yang akan diambil oleh apotek adalah 20%.
• Berapa total harga jual yang harus diberikan apotek?
Diketahu:
HNA Lansoprazol = 60.000/box : 100 tab = 600/tab
Profit = 20%
Dit: HJA=…?
Jawab HJA = HNA + PPN + Profit
= 600 + 10% + 20%
= 600 + (600 x 0,1) + 20%
= 660 + (660 x 0,2) = 660 + 132
= 792/tab
= 79.200/box
• Rumus Harga Jual Obat (Jika Yang Diketahui HP)
HJA = HP + Profit Keterangan:
HJA = Harga Jual Obat
HP = HNA + PPN

Modul : Farmasi Komunitas 21


Semester V – 2022/2023
PRODI S1 FARMASI
STIKes SALSABILA SERANG
Profit = Jumlah Keuntungan Yang Diambil
b. Apoteker MTek memesan obat Paracetamol 500 mg sebanyak
20 box kepada Kimia Farma. Setelah sampai dikirim oleh
Kimia Farma tertera dalam faktur harga Paracetamol 500 mg
adalah 50.000/box @100 tab. Apotek akan mengambil
keuntungan sebesar 15%. Berapa total harga Paracetamol yang
akan dijual apotek??
Diketahui: HP = 50.000/box = 500/tab
Profit = 15%
Ditanya : HJA ?
Jawaban : HJA = HP + Profit = 500 + 15%
= 500 + (500 x 15/100)
= 500 + 75
= 575/tab
= 57.500/box
c. Apotek ilmu membeli obat Vit B ke PBF Indah permata
sebanyak 15 box. Diketahui Vit B dari PBF Indah Permata
adalah 33000/box @100tab, belum termasuk ppn. Profit yang
akan diambil oleh apotek sebesar 25%. Berapa jumlah uang
yang harus dibayarkan ke PBF. Dan berapa harga jual Vit B6
di apotek?
Dik: HNA = 33000/box = 330/tab
Profit = 25% Jumlah Vit B = 15 Box
Dit: HJA Dan Jumlah harga PBF ?
Jawaban: HP = HNA + PPN
= 330 + (330 x 10/100)

VI. PROSEDUR PRAKTIKUM


a. Melakukan diskusi dan menjawab pertanyaan pada Student
Worksheet
a. Jelaskan pengertian Harga Pokok Penjualan

Modul : Farmasi Komunitas 22


Semester V – 2022/2023
PRODI S1 FARMASI
STIKes SALSABILA SERANG
b. Jelaskan fungsi Harga Pokok Penjualan
c. Jelaskan rumusan Harga Pokok Penjualan obat di Apotek
bila diketahui (HNA, HET)
d. Berdasarkan faktur dibawah ini hitung harga Dragon Los
HJA jika profi yang diminta 25%

e. Ibu Siti datang ke apotek membawa resep untuk anaknya


yang sedang sakit. Beliau hanya membawa uang
Rp.50.000,00 sehingga dia menanyakan dahulu berapa
harga obat yang harus dibayarnya. Bila perlu, ibu siti
membeli separuhnya saja. Berap yang harus dibayar oleh
ibu Siti untuk menebus separuh obat dalam resep di bawah
ini?

Modul : Farmasi Komunitas 23


Semester V – 2022/2023
PRODI S1 FARMASI
STIKes SALSABILA SERANG

b. Merangkum hasil diskusi tanya jawab dari tiap kelompok pada


Student Worksheet

VII. STUDENT WORKSHEET


a. Nama
b. Nim
c. Kelompok Praktikum/Kelas
d. Tujuan Praktikum

Modul : Farmasi Komunitas 24


Semester V – 2022/2023
PRODI S1 FARMASI
STIKes SALSABILA SERANG
e. Tanggal Praktikum
f. Jawaban Pertanyaan
g. Pembahasan (Hasil Diskusi dan Tanya Jawab)
h. Kesimpulan sesuai dengan Tujuan Praktikum
i. Daftar Pustaka maksimal 10 Tahun Terakhir (Jurnal, Buku,
Ebook, KepMenKes)

Modul : Farmasi Komunitas 25


Semester V – 2022/2023
PRODI S1 FARMASI
STIKes SALSABILA SERANG

BAB IV
CARA PERHITUNGAN PAJAK DI APOTEK

I. Tujuan Praktikum
Pada bagian pertama modul ini mahasiswa diharapkan memahami cara
perhitungan pajak di Apotek.

II. Pendahuluan
Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh
orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-
Undang. Dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan
digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat. Apotek menjalankan usahanya dengan menyediakan dan
menyalurkan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan BMHP terhadap
masyarakat. Oleh sebab itu, Apotek juga diakui oleh negara sebagai suatu
jenis usaha yang menguntungkan, sehingga layak untuk mempunyai
kewajiban pembayaran pajak apotek. Apoteker adalah sarjana farmasi
yang telah lulus sebagai Apoteker dan telah mengucapkan sumpah
jabatan Apoteker. Menurut DJP, berikut hubungan antara Apoteker dan
apotek dalam hal kewajiban pajak.
Apoteker yang berperan sebagai apoteker pengelola apotek (APA)
sekaligus pemilik sarana apotek (PSA)
Apoteker yang berperan sebagai apoteker pengelola apotek (APA) yang
menjalin kerjasama dengan pemilik sarana apotek (PSA)
Jenis Status Apotek Berdasarkan Kewajiban Pajak
Apotek dalam hal ini termasuk pedagang produk farmasi secara eceran
(retail farmasi) sehingga objek pajaknya adalah penghasilan.
Berdasarkan UU PPh, ada 2 jenis status apotek berdasarkan omzetnya,
yaitu :

Modul : Farmasi Komunitas 26


Semester V – 2022/2023
PRODI S1 FARMASI
STIKes SALSABILA SERANG
Apotek yang berstatus non-PKP
Berlaku untuk apotek yang termasuk kategori UMKM (usaha mikro,
kecil, menengah). Yaitu memiliki penghasilan bruto atau omzet kurang
dari atau sama dengan Rp4,8 miliar per tahun. Maka dikenakan PPh 25
sebesar 0,5% dari total omzet yang dinilai dari laporan keuangan (sesuai
dengan PP Nomor 23 Tahun 2018). Kecuali apotek memilih untuk
melakukan pembukuan atau memilih menjadi PKP, maka ketentuannya
sesuai dengan apotek yang berstatus PKP
Apotek yang berstatus PKP (Pengusaha Kena Pajak)
Apotek yang penghasilan bruto atau omzetnya diatas Rp4,8 miliar per
tahun, maka wajib melaporkan usahanya untuk menjadi PKP (pengusaha
kena pajak). Selain itu, juga berlaku bagi apotek UMKM yang memilih
melakukan pembukuan atau berstatus PKP. Maka akan dikenai PPh
(yang dihitung sesuai tarif pasal 17 UU PPh) dan PPN (pajak
pertambahan nilai). Apotek wajib melakukan pembukuan berisi laporan
laba-rugi apotek dan neraca keuangan yang tercatat teratur.
Kewajiban Apoteker dalam Lingkup Perpajakan
Apoteker merupakan suatu profesi kesehatan. Sebagaimana profesi
lainnya, Apoteker memiliki kewajiban pajak yang harus dipenuhinya.
Berikut kewajiban dan ketentuan mengenai kewajiban apoteker dalam
lingkup perpajakan :
• Mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP (Nomor Pokok Wajib
Pajak) bila sudah memenuhi syarat untuk mengajukan NPWP
• Setiap wajib pajak wajib membuat SPT (surat pemberitahunan
pajak) tahunan berdasarkan data penghasilan yang diterimanya
• Apabila seorang Apoteker merupakan karyawan yang mendapat
gaji/penghasilan dapat dikenakan pajak penghasilan (PPh) pasal 21
atau biasa disebut PPh 21. Sedangkan untuk wajib pajak orang
pribadi yang mempunyai usaha tertentu, maka akan dikenakan pajak
penghasilan (PPh) pasal 25. Oleh karena itu ada dua jenis kasus
yang berbeda, yaitu :
Modul : Farmasi Komunitas 27
Semester V – 2022/2023
PRODI S1 FARMASI
STIKes SALSABILA SERANG
• Apabila Anda merupakan seorang Apoteker yang hanya
berkerja/menjadi karyawan di rumah
sakit/klinik/perusahaan/apotek. Maka penghasilan bulanan menjadi
dasar dalam perhitungan pajak penghasilan (PPh 21)
• Apabila Anda merupakan seorang Apoteker pemilik apotek dan
juga bekerja/menjadi karyawan di rumah
sakit/klinik/perusahaan/apotek. Maka total penghasilan akan
menjadi dasar perhitungan pajak penghasilan (PPh 25)
Perlakuan Pajak bagi Apoteker
Sesuai dengan pasal 4 ayat 1 Undang-Undang Pajak Penghasilan (UU
PPh), bahwa objek pajak penghasilan mencakup semua penghasilan yang
diperoleh wajib pajak, dalam hal ini Apoteker. Sesuai dengan penjelasan
sebelumnya, bahwa ada ketentuan berbeda bagi apoteker yang juga
sebagai pemilik apotek dan apoteker yang hanya sebagai
karyawan/pegawai.
Pajak penghasilan Apoteker sebagai karyawan/pegawai tetap
Apabila Apoteker merupakan karyawan/pegawai yang mempunyai
kontrak kerja, maka berlaku pemotongan PPh pasal 21. Dalam hal
perhitungan PPh 21, perlu diketahui penghasilan kena pajak. Penghasilan
kena pajak ini merupakan penghasilan bruto yang sudah dikurangi dasar
pengenaan pajak, iuran terkait dana pensiun (pendiriannya telah disahkan
oleh Menteri Keuangan), dan jaminan asuransi. Hasil dari pengurangan
komponen tersebut dikurangi PTKP (penghasilan tidak kena pajak) akan
menghasilan penghasilan kena pajak selanjutnya akan dikalikan dengan
tarif PPh pasal 17 untuk mendapatkan PPh terutang yang wajib
dibayarkan oleh wajib pajak.
Pajak penghasilan Apoteker sebagai pemilik sarana apotek
Berdasarkan PP Nomor 23 Tahun 2013, Apoteker yang memiliki
penghasilan kotor kurang dari atau sama dengan Rp 4,8 miliar setahun
atau belum berstatus PKP, maka akan dikenakan PPh 0,5% dari total
omzet setahun. Dalam UU HPP, batasan omzet yang tidak dikenakan
Modul : Farmasi Komunitas 28
Semester V – 2022/2023
PRODI S1 FARMASI
STIKes SALSABILA SERANG
pajak hingga Rp500 juta setahun hanya berlaku bagi wajib pajak orang
pribadi UMKM, tidak berlaku bagi badan.
Namun apabila Apoteker memiliki penghasilan kotor lebih dari
Rp4,8 miliar setahun atau sudah berstatus PKP, maka akan dikenakan
PPh terutang berdasarkan tarif pasal 17 UU PPH. Adapun tarif Pasal 17
UU PPh dikenakan atas penghasilan kena pajak, yang didapatkan dari
selisih peredaran usaha dikurangi biaya-biaya yang dapat dibebankan.
Pajak pertambahan nilai (PPN)
Bagi Apoteker yang memiliki penghasilan kotor diatas Rp4,8 miliar per
tahun atau berstatus PKP, maka wajib melakukan pemungutan PPN
kepada rekanan atau pembeli obat. Tarif PPN yang berlaku per 1 April
2023 adalah 11% dari nilai penyerahan produk/jasa kena pajak.Dalam
melakukan perhitungan kewajiban pajak, Apoteker pemilik apotek tentu
membutuhkan laporan keuangan sebagai dasar perhitungan, diantaranya
Laporan Laba Rugi (untuk mengetahui penghasilan kotor/omzet dan
penghasilan bersih) dan Laporan Neraca Keuangan.

III. Macam-macam pajak yang digunakan di Apotek


• PPN (pembelian barang/harga jual barang)
• PPh Pasal 21 (penghasilan karyawan dan pemilik)
• PPh Pasal 25 (angsuran pajak penghasilan)
• PPh Pasal 28 (pengembalian kelebihan pembayaran angsuran pajak
penghasilan)
• PPh Pasal 29 (penambahan kekurangan pembayaran angsuran pajak
penghasilan)
• PBB (pajak atas bangunan apotek)
• Pajak kendaraan bermotor (kendaraan milik apotek)
• Pajak reklame (pajak atas pemasangan papan nama)

Modul : Farmasi Komunitas 29


Semester V – 2022/2023
PRODI S1 FARMASI
STIKes SALSABILA SERANG
IV. Cara Perhitungan Pajak

Modul : Farmasi Komunitas 30


Semester V – 2022/2023
PRODI S1 FARMASI
STIKes SALSABILA SERANG

V. PROSEDUR PRAKTIKUM
a. Melakukan diskusi bedah jurnal mengenai cara perhitungan
pajak pada Student Worksheet
b. Melakukan presentasi hasil bedah jurnal
c. Merangkum hasil diskusi tanya jawab dari tiap kelompok pada
Student Worksheet

VI. STUDENT WORKSHEET


a. Nama
b. Nim
c. Kelompok Praktikum/Kelas
d. Tujuan Praktikum
e. Tanggal Praktikum
f. Jawaban Pertanyaan
g. Pembahasan (Hasil Diskusi dan Tanya Jawab)
h. Kesimpulan sesuai dengan Tujuan Praktikum
i. Daftar Pustaka maksimal 10 Tahun Terakhir (Jurnal, Buku,
Ebook, KepMenKes)

Modul : Farmasi Komunitas 31


Semester V – 2022/2023
PRODI S1 FARMASI
STIKes SALSABILA SERANG

BAB V
MANAJEMEN KEUANGAN DI APOTEK

I. Tujuan Praktikum
Pada bagian pertama modul ini mahasiswa diharapkan memahami
manajemen keuangan di apotek

II. Pendahuluan
Laporan laba rugi adalah laporan yang menyajikan informasi
pengeluaran, pendapatan, serta laba atau rugi usaha apotek selama
periode tertentu. Laporan ini bisa dibuat untuk periode satu bulan, satu
tahun, atau berdasarkan konsep perbandingan antara pendapatan dan
beban yang terkait. Biasanya para pemilik usaha membuat laporan laba
rugi untuk menentukan profitabilitas dan juga nilai investasi usahanya.
Sehingga lebih memudahkan ketika ingin mencari investor atau rekan
bisnis untuk bisa memahami kinerja bisnis.
Fungsi laporan laba rugi
Ada banyak fungsi atau manfaat yang bisa diperoleh bisnis apotek jika
memiliki laporan laba rugi.
1. Untuk memonitor kemajuan dan kekurangan keuangan perusahaan,
yang mana bisa jadi bahan evaluasi untuk menentukan strategi
bisnis apotek ke depannya.
2. Untuk mengetahui sejauh mana bisnis apotek berkembang.
Indikator sebuah usaha apotek dikatakan berkembang adalah ketika
keuntungan yang diperoleh lebih besar dari kerugiannya. Itu
artinya, apotek punya prospek yang positif dan kamu bisa
mengupayakannya untuk tumbuh lebih besar.
3. Untuk menganalisis strategi perusahaan. Melalui laporan laba rugi,
kamu dapat mengetahui apakah strategi yang dipilih sudah tepat

Modul : Farmasi Komunitas 32


Semester V – 2022/2023
PRODI S1 FARMASI
STIKes SALSABILA SERANG
atau belum. Jika sudah tepat, strategi tersebut mampu membuat
usaha apotek menghasilkan pendapatan maksimal setiap bulan.
4. Untuk mengevaluasi pengeluaran bisnis. Kalau kamu masih sering
nombok untuk menjalankan bisnis apotek, adanya laporan ini
membuat kamu bisa mengevaluasi seluruh biaya-biaya yang
dikeluarkan apotek. Jadi kamu bisa dengan mudah mengetahui letak
kesalahannya.
5. Untuk menyajikan profil bisnis. Ketika kamu ingin mencari
pinjaman modal ke institusi perbankan atau rekan bisnis (investor)
untuk bekerja sama – laporan ini berfungsi sebagai profil bisnis
yang bisa membuktikan kinerja usaha apotek milikmu, dan
menggambarkan kondisi keuangannya.
Komponen pada laporan laba rugi sederhana
Masing-masing usaha punya kebijakan dan valuasi yang berbeda.
Mengingat pengeluaran dan profit bisnis tak selalu sama. Meski begitu,
komponen dasar yang terdapat di laporan laba rugi usaha biasanya sama,
yaitu meliputi:
1. Pendapatan (revenue)
Komponen ini menunjukkan ada atau tidaknya peningkatan aktiva
atau arus masuk perusahaan yang dihasilkan dari kegiatan
operasional. Nilai pendapatan (revenue) dapat diperoleh dari
mengurangi total pendapatan kotor dengan potongan harga (diskon)
atau retur.
2. Beban (expenses)
Beban adalah penggunaan aktiva atau kas pada periode tertentu
untuk kebutuhan produksi barang dan pengiriman.
3. Keuntungan (profit)
Keuntungan adalah peningkatan modal usaha yang diperoleh dari
transaksi penjualan (surplus) atau tambahan investasi (modal) dari
pemilik apotek.

Modul : Farmasi Komunitas 33


Semester V – 2022/2023
PRODI S1 FARMASI
STIKes SALSABILA SERANG
4. Kerugian (loss)
Kerugian adalah menurunnya modal usaha yang dimiliki apotek
akibat transaksi penjualan (minus) atau beban usaha yang
bertambah.
Rumus laporan laba rugi
Ada beberapa rumus yang bisa kamu gunakan untuk menghitung laba
rugi, seperti:
Rumus hitung laba kotor → {total omzet apotek - harga pokok
penjualan}
Rumus hitung laba operasional → {laba kotor - biaya operasional}
Rumus hitung laba sebelum pajak → {laba operasional - biaya
diskon/retur}
Rumus laba bersih → {laba sebelum pajak - biaya pajak}

Contoh membuat laporan laba rugi di apotek


Sebagai contoh, berikut laporan keuangan laba rugi di apotek yang dibuat
dengan periode satu bulan:
1. Perhitungan total pendapatan
Apotek Berkah Sentosa memiliki total omzet (total penjualan)
sebesar Rp15.000.000 di bulan Februari. Lalu, selama bulan
tersebut terjadi retur barang sejumlah Rp1.000.000. Maka, didapat
perhitungan:
Total Pendapatan = Total Penjualan - Total Retur
= Rp15.000.000 - Rp1.000.000
= Rp14.000.000
2. Hitung nilai HPP (Harga Pokok Penjualan)
Selama bulan Februari, Apotek Berkah Sentosa melakukan
pembelian barang (stok obat) sebesar Rp10.000.000. Dari
pembelian stok tersebut, masih ada sisa persediaan sampai akhir
Februari yang nilainya sebesar Rp4.000.000. Maka, perhitungan
nilai HPP adalah sebagai berikut:

Modul : Farmasi Komunitas 34


Semester V – 2022/2023
PRODI S1 FARMASI
STIKes SALSABILA SERANG
Total HPP = Total Pembelian - Total Persediaan Akhir
= Rp10.000.000 - Rp4.000.000
= Rp6.000.000
3. Perhitungan total laba rugi kotor
Sesuai perhitungan sebelumnya, Apotek Berkah Sentosa memiliki
total pendapatan sebesar Rp14.000.000 dengan total HPP
Rp6.000.000. Maka, total laba/rugi kotor didapat dari perhitungan:
Total Laba/Rugi Kotor = Total Pendapatan - Total HPP
= Rp14.000.000 - Rp6.000.000
= Rp8.000.000
Laporan laba rugi bersih
Perhitungan di atas dilakukan untuk menghasilkan laporan laba/rugi
bersih yang menjadi indikasi profitabilitas apotek. Untuk mengetahui
laba/rugi bersih, pemilik apotek juga harus menghitung total biaya
operasional dan pajak. Dalam sebulan, Apotek Berkah Sentosa
mengeluarkan biaya operasional sebesar Rp5.000.000 dan pajak sebesar
11%. Maka, didapat laba/rugi bersih dengan perhitungan:
Laba/Rugi Bersih = Laba Kotor - Biaya Operasional - Pajak
= Rp8.000.000 - Rp5.000.000 - 11%
= Rp2.670.000
Hasil akhir menunjukkan nilai laba/rugi bersih yang diperoleh Apotek
Berkah Sentosa pada bulan Februari.

Modul : Farmasi Komunitas 35


Semester V – 2022/2023
PRODI S1 FARMASI
STIKes SALSABILA SERANG

Modul : Farmasi Komunitas 36


Semester V – 2022/2023
PRODI S1 FARMASI
STIKes SALSABILA SERANG
Penghitungan ROI, BEP, PBP Apotek
Penghitungan ROI ROI (return on investment) atau ROR (rate of return)
dikenal juga dengan istilah laba atas investasi ini merupakan rasio uang yang
diperoleh atau hilang saat investasi dan jumlah uang yang diinvestasikan.
Semua itu bisa disebut juga dengan bunga atau laba/rugi. Investasi uang ini
bisa menjadi aset, modal, pokok, basis biaya investasi. Pada dasarnya ROI
dalam bentuk persentase dan bukan dalam nilai desimal.

Setiap melakukan usaha kita memang harus menghitung ROI secara


akurat untuk memperoleh kepastian bahwa usaha yang dilakukan dapat
berkembang. Dalam menjalankan bisnis kita juga diwajibkan memperhatikan
jumlah dana yang harus ditanamkan dalam mencapai target penjualan. Jumlah
margin keuntungan yang bisa diperoleh serta bagian dari margin keuntungan
tersebut. Jika investasi hanya menghasilkan margin keuntungan sedikit, maka
usaha tersebut bisa kesulitan berkembang dan bahkan bangkrut.
Beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk meningkatkan ROI:
a. Meninggikan margin
b. Meningkatkan penjualan
c. Menurunkan biaya operasional usaha
d. Menurunkan modal perunit, contoh mencari suplier dg harga yang
lebih murah, dll.

Modul : Farmasi Komunitas 37


Semester V – 2022/2023
PRODI S1 FARMASI
STIKes SALSABILA SERANG

Perhitungan PBP
PBP (Pay Back Period) adalah analisa berapa lama modal yang kita
investasikan akan kembali. Atau dengan kata lain, berapa lama kita bakal
balik modal. Semakin kecil nilai PBP semakin baik nilai investasi untuk
dilakukan.

PBP = 3.6 atau dibulatkan 4, Jadi dalam 4 bulan dia bisa balik modal.
Perhitungan BEP
Break Even point atau BEP adalah suatu analisis untuk menentukan dan
mencari jumlah barang atau jasa yang harus dijual kepada konsumen pada
harga tertentu untuk menutupi biaya-biaya yang timbul serta mendapatkan
keuntungan / profit. BEP berguna untuk kita sebagai: Perencanaan Laba,
berapa minimal unit yang perlu kita jual perhari. Alat kontrol kita, seberapa
baik penjualan kita perhari / perbulan. Dasar penentuan harga jual, bersamaan
dengan target penjualan unit perhari.

Modul : Farmasi Komunitas 38


Semester V – 2022/2023
PRODI S1 FARMASI
STIKes SALSABILA SERANG
Contoh Kasus : Sebuah apotek dengan 10 pegawai, untuk gaji pegawai
perbulan rata-rata Rp. 25.000.000. Biaya listrik, air, telp dan internet kurang
lebih Rp. 5.000.000. Biaya amortisasi pembelian showcase Rp. 300.000 dan
penyisihan untuk THR pegawai Rp. 1.000.000. Margin penjualan rata-rata
adalah 20%. Pertanyaannya, berapa target omset penjualan perbulannya?
TFC = keuntungan kotor TFC = margin * omset
omset = TFC / margin omset
= (25.000.000 + 5.000.000 + 300.000 + 1.000.000) / 20%
omset = 156.500.000
Jadi Omset perbulan yang diperlukan untuk BEP adalah Rp. 156.500.000 (30
hari) atau Rp. 5.217.000 perhari

III. PROSEDUR PRAKTIKUM


a. Melakukan diskusi dan pencarian kasus mengenai cara
perhitungan laba rugi dan ROI, PBP, BEP
b. Melakukan presentasi hasil pencarian kasus dan
perhitungannya
c. Merangkum hasil diskusi tanya jawab dari tiap kelompok pada
Student Worksheet

IV. STUDENT WORKSHEET


a. Nama
b. Nim
c. Kelompok Praktikum/Kelas
d. Tujuan Praktikum
e. Tanggal Praktikum
f. Jawaban Pertanyaan
g. Pembahasan (Hasil Diskusi dan Tanya Jawab)
h. Kesimpulan sesuai dengan Tujuan Praktikum
i. Daftar Pustaka maksimal 10 Tahun Terakhir (Jurnal, Buku,
Ebook, KepMenKes)

Modul : Farmasi Komunitas 39


Semester V – 2022/2023
PRODI S1 FARMASI
STIKes SALSABILA SERANG

BAB VI
STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN APOTEK

I. Tujuan Praktikum
Pada bagian pertama modul ini mahasiswa diharapkan dapat melatih
jiwa entrepreneurship dengan mempelajari studi kelayakan apotek

II. Pendahuluan
Studi kelayakan (Feasibility Study) adalah penelitian tentang dapat
tidaknya suatu usaha dilaksanakan dengan berhasil. Keberhasilan yang
dimaksud adalah manfaat dari usaha yang akan didirikan, yaitu usaha
apotek yang dapat diartikan sebagai manfaat finansial, manfaat bagi
perekonomian, dan manfaat sosial. Studi kelayakan dimaksudkan untuk
mempelajari apakah pendirian Apotek di lokasi yang telah ditentukan
tersebut sudah layak atau belum untuk berdiri. Tujuan diadakan studi
kelayakan adalah untuk menghindari kerugian, memaksimalkan
keuntungan, mengevaluasi aspek-aspek yang mempengaruhi,
mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi kunci keberhasilan,
mengidentifikasi sarana dan prasarana yang dibutuhkan, mengetahui
dampak-dampak yang akan terjadi, serta mengetahui biaya yang harus
disediakan.
Prinsip studi kelayakan yaitu sebagai bahan pertimbangan dalam
mengambil suatu keputusan, apakah menerima atau menolak suatu
gagasan usaha yang direncanakan. Sebelum Apotek didirikan,
diperlukan perencanaan dan studi untuk melihat kelayakan calon Apotek
dari segi bisnis maupun tempa pengabdian profesi. Studi kelayakan
apotek mencakup beberapa aspek yaitu lokasi, analisis pasar, modal,
keuangan, secara teknis dan manajerial.
a. Aspek Lokasi Lokasi yang akan didirikan Apotek harus
strategis, penentuannya harus mempertimbangkan segi

Modul : Farmasi Komunitas 40


Semester V – 2022/2023
PRODI S1 FARMASI
STIKes SALSABILA SERANG
penyebaran dan pemerataan pelayanan kesehatan, jumlah
penduduk, jumlah dokter yang berpraktek, sarana pelayanan
kesehatan, hygiene lingkungan dan faktor lainnya seperti jarak
dengan apotek lain dan jumlah apotek yang ada pada lokasi
yang sama.
b. Analisis Pasar Dalam analisis pasar, yang harus diperhatikan
adalah perkiraan jumlah resep yang dapat diserap dari masing-
masing dokter, poliklinik atau rumah sakit di sekitar apotek,
keadaan penduduk disekitar lokasi yang meliputi jumlah
penduduk, tingkat pendidikan penduduk, tingkat sosial atau
ekonomi dan perilaku penduduk untuk berobat, serta tingkat
persaingan antar apotek.
c. Aspek Modal
Aspek modal meliputi apa saja yang harus diperhatikan dalam
hal permodalan, berapa jumlah modal yang dibutuhkan untuk
mendirikan Apotek dan berapa lama investasi yang akan
ditanamkan akan kembali, dari mana mendapatkan dana untuk
mendirikan Apotek, bagaimana mengalokasikan modal, serta
bagaimana proses perputaran uang. Beberapa sumber dana
yang dapat digunakan yaitu modal pemilik perusahaan (modal
disetor), bank (kreditor), investor, dan lembaga non bank atau
leasing (dana pensiun).
d. Aspek Keuangan
Analisis keuangan terhadap kelayakan suatu usaha dapat
dilakukan dengan beberapa metode analisis, yaitu :
1) Metode analisis Pay Back Periode (PBP)
Pay Back Periode adalah pengukuran periode yang
diperlukan dalam menutup kembali biaya investasi
(initial cash investment) dengan menggunakan aliran kas
(laba bersih yang akan diterima).
2) Metode analisis Return on Investment (ROI)

Modul : Farmasi Komunitas 41


Semester V – 2022/2023
PRODI S1 FARMASI
STIKes SALSABILA SERANG
Analisis Return on Investmen adalah pengukuran besaran
tingkat return (%) yang akan diperoleh selama periode
investasi dengan cara membandingkan jumlah nilai laba
bersih per tahun dengan nilai investasi.
3) Metode analisis Break Event Point (BEP)
Analisis Break Event Point merupakan alat untuk
menetapkan titik dimana hasil penjualan akan menutup
biaya-biaya pengeluaran. Analisis ini adalah suatu teknik
analisis untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap,
biaya variabel, dan laba. Apotek dikatakan Break Even
Point (BEP) apabila di dalam laporan perhitungan laba
ruginya pada periode tertentu, apotek tersebut tidak
memperoleh laba namun juga tidak menderita kerugian.
e. Aspek Bisnis
Aspek ini meliputi proses perijinan, software untuk menunjang
kegiatan apotek (perlengkapan yang harus dimiliki Apotek,
bangunan Apotek dan perbekalan farmasi), seleksi awal
supplier, jumlah komoditas, serta rencana kerja.
f. Aspek Manajerial
Aspek ini meliputi visi misi dan struktur organisasi, sumber
daya manusia, job description, dan menyusun Standard
Operating Procedure (SOP) dalam pelayanan apotek.
Hasil studi kelayakan ini kemudian dituangkan dalam
bentuk proposal, yang meliputi :
1) Pendahuluan, latar belakang pendirian Apotek, visi, misi,
dan tujuan pendirian Apotek.
2) Nama dan lokasi Apotek, sarana kesehatan di sekitar
Apotek, alat dan perbekalan farmasi yang diperlukan, tenaga
kerja.
3) Peluang dan prospek pemasaran.

Modul : Farmasi Komunitas 42


Semester V – 2022/2023
PRODI S1 FARMASI
STIKes SALSABILA SERANG
4) Analisis keuangan meliputi: modal, pendapatan, pengeluaran,
perkiraan rugi-laba, perhitungan Break Event Point (BEP), Pay
Back Periode (PBP), dan Return on Invesment (ROI).
5) Denah lokasi Apotek dan Lay Out Apotek.
6) Struktur organisasi, analisis pesaing.
7) Penutup.

III. PROSEDUR PRAKTIKUM


a. Membuat proposal studi kelayakan untuk apotek “X” yang
mempunyai modal 100 juta
b. Penilaian laporan tugas “ Studi Kelayakan Apotek “

IV. Proposal Studi Kelayakan Apotek


a. Nama
b. Nim
c. Kelompok Praktikum/Kelas
d. Tujuan Praktikum
e. Tanggal Praktikum
f. Proposal Studi Kelayakan Apotek sesuai dengan panduan
modul praktikum (diketik dengan ketentuan TNR 12, spasi
1,5)

Modul : Farmasi Komunitas 43


Semester V – 2022/2023
PRODI S1 FARMASI
STIKes SALSABILA SERANG

BAB VII
SWAMEDIKASI PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN

I. Tujuan Praktikum
Mahasiswa mampu membangun komunikasi interpersonal dan
interprofesional serta dapat bekerjasama dengan berbagai pihak serta
mampu menjalin komunikasi yang baik dibidang pelayanan
kefarmasian, meliputi pelayanan swamedikasi, pelayanan resep,
pelayanan informasi obat

II. Pelayanan Swamedikasi


Swamedikasi merupakan upaya untuk mengobati diri sendiri,
biasanya untuk penyakit ringan, seperti demam, nyeri, pusing, diare,
influenza, maagh, cacingan, diare, penyakit kulit, dan lain-lain.
Pelayanan obat non resep atau pelayanan swamedikasi dilakukan dengan
cara memberikan edukasi kepada pasien yang memerlukan obat untuk
penyakit ringan dengan memilihkan Obat Bebas dan Obat Bebas
Terbatas yang sesuai. Dalam penatalaksanaan swamedikasi, masyarakat
memerlukan pedoman yang terpadu agar tidak terjadi kesalahan
pengobatan (medication error), penyalahgunaan obat (drug abuse) dan
kesalahan penggunaan obat (drug misuse).
Tenaga kefarmasian sebagai salah satu profesi kesehatan dapat
berperan menjadi pemberi informasi (drug informer), khususnya untuk
obat-obatan yang digunakan dalam swamedikasi. Penyakit serius seperti
gangguan jantung dan pembuluh darah, diabetes, penyakit infeksi,
gangguan jiwa dan kanker tidak boleh dilakukan swamedikasi. Keluhan-
keluhan ringan yang dapat dilakukan pengobatan sendiri pada umumnya
gangguan tersebut dapat sembuh dengan sendiri tanpa penggunaan obat.
Obat yang digunakan dalam swamedikasi adalah obat tanpa resep (OTR),
meliputi obat wajib apotek (OWA) atau obat keras yang dapat diserahkan

Modul : Farmasi Komunitas 44


Semester V – 2022/2023
PRODI S1 FARMASI
STIKes SALSABILA SERANG
oleh Apoteker kepada pasien di Apotek tanpa resep dokter, obat bebas
terbatas (obat yang aman apabila digunakan sesuai petunjuk penggunaan
dan peringatan yang terdapat pada label), dan obat bebas (obat yang
relatif aman digunakan tanpa pengawasan).
Penggunaan OTR untuk swamedikasi dapat diberikan pada
beberapa kondisi atau kasus berikut :
1. Perawatan simptomatik minor, seperti rasa tidak enak badan dan
cedera ringan
2. Penyakit yang dapat sembuh sendiri dengan bertambahnya daya
tahan tubuh, seperti flu
3. Profilaksis / pencegahan dan penyembuhan penyakit ringan, seperti
mabuk perjalanan dan kutu air
4. Keadaan yang mengancam jiwa dan perlu penanganan segera
Kriteria OTR berdasarkan Permenkes No.
919/MENKES/PER/X/1993 adalah sebagai berikut:
1. Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil,
anak dibawah umur 2 tahun, dan usia diatas 65 tahun
2. Swamedikasi dengan obat tidak memberikan risiko pada kelanjutan
penyakit
3. Penggunaannya tidak memerlukan cara dan atau alat khusus yang
harus Berdasarkan kriteria OTR tersebut, penggunaan OTR yang
aman harus menjamin keamanan dan khasiat obat.
Tolak ukur keamanan OTR adalah sebagai berikut :
1. Indeks terapi lebar
2. Tidak menimbulkan kecanduan
3. Penggunaannya sederhana
4. Kesalahan penggunaan tidak menimbulkan efek samping obat
(ESO) yang merugikan atau rasio angka kesembuhan dan angka
timbulnya ESO besar
5. Tidak mendorong penyalahgunaan obat

Modul : Farmasi Komunitas 45


Semester V – 2022/2023
PRODI S1 FARMASI
STIKes SALSABILA SERANG
6. Penggunaannya tidak perlu pemantauan Informasi tentang obat dan
penggunaannya yang perlu diberikan kepada pasien ketika
penyerahan obat disesuaikan dengan kebutuhan dan pertanyaan
pasien.
Informasi yang dapat disampaikan diantaranya meliputi :
1. Khasiat obat
2. Kontraindikasi
3. Efek samping dan cara mengatasinya (jika ada)
4. Cara pemakaian
5. Dosis
6. Waktu pemakaian
7. Lama penggunaan
8. Hal yang perlu diperhatikan ketika mengkonsumsi obat tersebut
9. Hal yang harus dilakukan jika lupa menggunakan obat
10. Cara penyimpanan yang baik
11. Cara membedakan obat yang masih baik dan sudah rusak
12. Cara memperlakukan obat yang masih tersisa

III. Pengkajian Pelayanan Resep


Pelayanan resep dimulai dari penerimaan, pengkajian, pemeriksaan
ketersediaan, penyiapan sediaan farmasi, peracikan obat bila perlu,
pemeriksaan ulang, penyerahan obat resep disertai dengan KIE dan atau
konseling. Pengkajian atau skrinning resep merupakan kegiatan dalam
mengkaji sebuah resep, yang meliputi pengkajian administrasi,
kesesuaian farmasetik, dan pertimbangan klinis sebelum resep diracik.
Pengkajian/skrining resep meliputi :
1. Persyaratan administratif
a. Nama dokter, nomor Surat Izin Praktik (SIP), alamat,
nomor telepon dan paraf dokter
b. Tanggal penulisan resep

Modul : Farmasi Komunitas 46


Semester V – 2022/2023
PRODI S1 FARMASI
STIKes SALSABILA SERANG
c. Nama pasien, alamat, umur, jenis kelamin pasien dan
berat badan pasien
2. Kesesuaian farmasetik
a. Bentuk dan kekuatan sediaan
b. Stabilitas obat
c. Kompatibilitas obat
3. Pertimbangan Klinis
a. Ketepatan indikasi dan dosis Obat
b. Aturan, cara dan lama penggunaan Obat
c. Duplikasi dan/atau polifarmasi
d. Reaksi Obat yang tidak diinginkan (alergi, efek
samping Obat)
e. Kontra indikasi obat
f. Interaksi obat Jika ditemukan adanya ketidaksesuaian
dari hasil pengkajian administrasi dan farmasetis maka
Tenaga Teknis Kefarmasian dapat mengkonfirmasi
kepada Apoteker dan atau menghubungi dokter penulis
resep.

IV. Dispensing
Dispensing terdiri dari penyiapan, penyerahan dan pemberian
informasi Obat. Setelah melakukan pengkajian resep, dilakukan
penyiapan obat (menghitung jumlah kebutuhan obat dan mengambil
obat), melakukan peracikan obat (bila diperlukan), memberikan etiket
(etiket putih untuk obat dalam/oral dan etiket biru untuk obat luar dan
suntik, label ‘kocok dahulu’ untuk obat suspense atau emulsi), serta
memasukkan obat ke dalam wadah yang sesuai.
Setelah melakukan penyiapan obat, dilakukan :
a. Pemeriksaan kembali mengenai penulisan nama pasien pada etiket,
cara penggunaan serta jenis dan jumlah obat (kesesuaian antara penulisan
etiket dengan resep), sebelum obat diserahkan kepada pasien

Modul : Farmasi Komunitas 47


Semester V – 2022/2023
PRODI S1 FARMASI
STIKes SALSABILA SERANG
b. Memanggil nama dan nomor tunggu pasien
c. Memeriksa ulang identitas dan alamat pasien
d. Menyerahkan obat yang disertai pemberian informasi obat
e. Memberikan informasi cara penggunaan obat dan hal-hal yang terkait
dengan obat
f. Penyerahan obat kepada pasien hendaklah dilakukan dengan cara yang
baik, mengingat pasien dalam kondisi tidak sehat mungkin emosinya
tidak stabil
g. Memastikan bahwa yang menerima obat adalah pasien atau
keluarganya h. Membuat salinan resep sesuai dengan resep asli dan
diparaf oleh Apoteker (apabila diperlukan)

Informasi yang perlu disampaiakan kepada pasien dalam KIE obat resep
diantaranya adalah :
a. Jumlah, jenis dan indikasi masing-masing obat
b. Cara pemakaian masing-masing obat, meliputi : cara pemakaian obat,
kapan harus mengkonsumsi obat, dosis penggunaan/frekuensi
penggunaan, waktu penggunaan obat, interval waktu dengan obat
lainnya
c. Peringatan atau efek samping obat
d. Cara mengatasi apabila terjadi efek samping obat
e. Cara penyimpanan obat f. Pentingnya kepatuhan penggunaan obat

Pelayanan Informasi Obat merupakan kegiatan yang dilakukan oleh


Apoteker dalam pemberian informasi mengenai Obat yang tidak
memihak, dievaluasi dengan kritis dan dengan bukti terbaik dalam segala
aspek penggunaan Obat kepada profesi kesehatan lain, pasien atau
masyarakat. Informasi mengenai Obat termasuk Obat Resep, Obat bebas
dan herbal. Informasi meliputi dosis, bentuk sediaan, formulasi khusus,
rute dan metode pemberian, farmakokinetik, farmakologi, terapeutik dan
alternatif, efikasi, keamanan penggunaan pada ibu hamil dan menyusui,

Modul : Farmasi Komunitas 48


Semester V – 2022/2023
PRODI S1 FARMASI
STIKes SALSABILA SERANG
efek samping, interaksi, stabilitas, ketersediaan, harga, sifat fisika atau
kimia dari Obat dan lain-lain. Pelayanan Informasi Obat harus
didokumentasikan untuk membantu penelusuran kembali dalam waktu
yang relatif singkat.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam dokumentasi pelayanan
Informasi Obat :
1. Topik Pertanyaan
2. Tanggal dan waktu Pelayanan Informasi Obat diberikan
3. Metode Pelayanan Informasi Obat (lisan, tertulis, lewat telepon)
4. Data pasien (umur, jenis kelamin, berat badan, informasi lain
seperti riwayat alergi, apakah pasien sedang hamil/menyusui, data
laboratorium)
5. Uraian pertanyaan
6. Jawaban pertanyaan
7. Referensi
8. Metode pemberian jawaban (lisan, tertulis, pertelepon)
9. Data Apoteker/Petugas Farmasi yang memberikan Pelayanan
Informasi Obat

V. PROSEDUR PRAKTIKUM
1. Mahasiswa mengerjakan lembar pengamatan kasus pada lembar
yang telah disediakan sebelum praktikum, dan diserahkan ketika
pretest
2. Mahasiswa mengerjakan skenario kasus yang diberikan oleh dosen
pembimbing pada saat praktikum
3. Lakukan penggalian informasi pasien
4. Berikan rekomendasi pengobatan yang sesuai dengan gejala dan
keluhan pasien
5. Berikan informasi yang tepat kepada pasien baik informasi
mengenai terapi farmakologi maupun non farmakologi

Modul : Farmasi Komunitas 49


Semester V – 2022/2023
PRODI S1 FARMASI
STIKes SALSABILA SERANG
6. Praktekkan komunikasi kepada pasien dari mulai pasien datang ke
apotek hingga pasien pulang dengan membawa obat. Sertakan
salam pembuka dan salam penutup kepada pasien.
7. Mahasiswa melengkapi bagian hasil, pembahasan, dan referensi
serta pengesahan sebagai laporan resmi “

8. STUDENT WORKSHEET P7-P8


a. Nama
b. Nim
c. Kelompok Praktikum/Kelas
d. Tujuan Praktikum
e. Tanggal Praktikum
f. Kasus
g. Lembar Kerja Kasus Swamedikasi
h. Form Swamedikasi

Modul : Farmasi Komunitas 50


Semester V – 2022/2023
PRODI S1 FARMASI
STIKes SALSABILA SERANG

Modul : Farmasi Komunitas 51


Semester V – 2022/2023
PRODI S1 FARMASI
STIKes SALSABILA SERANG

Modul : Farmasi Komunitas 52


Semester V – 2022/2023
PRODI S1 FARMASI
STIKes SALSABILA SERANG

Modul : Farmasi Komunitas 53


Semester V – 2022/2023
PRODI S1 FARMASI
STIKes SALSABILA SERANG
Contoh

Modul : Farmasi Komunitas 54


Semester V – 2022/2023
PRODI S1 FARMASI
STIKes SALSABILA SERANG
BAB VIII
SWAMEDIKASI PENYAKIT SALURAN PERNAFASAN

I. Tujuan Praktikum
Mahasiswa mampu membangun komunikasi interpersonal dan
interprofesional serta dapat bekerjasama dengan berbagai pihak serta
mampu menjalin komunikasi yang baik dibidang pelayanan
kefarmasian, meliputi pelayanan swamedikasi, pelayanan resep,
pelayanan informasi obat

II. Petunjuk Pengerjaan


1. Mahasiswa mengerjakan lembar kerja kasus resep yang telah
disediakan sebelum praktikum, dan diserahkan ketika pretest
2. Mahasiswa mengerjakan skenario kasus yang diberikan oleh dosen
pembimbing pada saat praktikum
3. Lakukan penggalian informasi pasien
4. Berikan rekomendasi pengobatan yang sesuai dengan gejala dan
keluhan pasien
5. Berikan informasi yang tepat kepada pasien baik informasi
mengenai terapi farmakologi maupun non farmakologi
6. Praktekkan komunikasi kepada pasien dari mulai pasien datang ke
apotek hingga pasien pulang dengan membawa obat. Sertakan
salam pembuka dan salam penutup kepada pasien.
7. Mahasiswa melengkapi lembar kerja resep, pembahasan, dan
referensi serta pengesahan sebagai laporan resmi

Modul : Farmasi Komunitas 55


Semester V – 2022/2023
PRODI S1 FARMASI
STIKes SALSABILA SERANG

III. Gambaran Kasus

Modul : Farmasi Komunitas 56


Semester V – 2022/2023
PRODI S1 FARMASI
STIKes SALSABILA SERANG

Modul : Farmasi Komunitas 57


Semester V – 2022/2023
PRODI S1 FARMASI
STIKes SALSABILA SERANG

Modul : Farmasi Komunitas 58


Semester V – 2022/2023
PRODI S1 FARMASI
STIKes SALSABILA SERANG

Modul : Farmasi Komunitas 59


Semester V – 2022/2023
PRODI S1 FARMASI
STIKes SALSABILA SERANG
Contoh

Modul : Farmasi Komunitas 60


Semester V – 2022/2023
PRODI S1 FARMASI
STIKes SALSABILA SERANG
BAB IX
RESEP DIABETES MELLITUS

I. Tujuan Praktikum
Mahasiswa mampu membangun komunikasi interpersonal dan
interprofesional serta dapat bekerjasama dengan berbagai pihak serta
mampu menjalin komunikasi yang baik dibidang pelayanan
kefarmasian, meliputi pelayanan swamedikasi, pelayanan resep,
pelayanan informasi obat

II. Petunjuk Pengerjaan


1. Mahasiswa mengerjakan analisa resep sesuai pembagian pada
lembar kerja yang telah disediakan sebelum praktikum sebagai
laporan sementara, dan diserahkan saat pretest
2. Jika terdapat permasalahan pada resep, berikan rekomendasi atau
tindakan pengatasan yang sesuai
3. Lakukan komunikasi kepada Apoteker dan atau Dokter jika dalam
resep tersebut membutuhkan konfirmasi
4. Berikan label/etiket pada setiap obat yang akan diserahkan kepada
pasien sesuai dengan resep yang telah diperbaiki (hasil konfirmasi)
dan salinan resep apabila dibutuhkan
5. Praktekkan komunikasi kepada tenaga kesehatan lain dan pasien
dari mulai pasien datang hingga pasien pulang dengan membawa
obat. Sertakan salam pembuka dan salam penutup dalam
berkomunikasi.
6. Lengkapi lembar kerja pelayanan resep, pembahasan, referensi serta
pengesahan sebagai laporan resmi

Modul : Farmasi Komunitas 61


Semester V – 2022/2023
PRODI S1 FARMASI
STIKes SALSABILA SERANG

Modul : Farmasi Komunitas 62


Semester V – 2022/2023
PRODI S1 FARMASI
STIKes SALSABILA SERANG

Modul : Farmasi Komunitas 63


Semester V – 2022/2023
PRODI S1 FARMASI
STIKes SALSABILA SERANG

Modul : Farmasi Komunitas 64


Semester V – 2022/2023
PRODI S1 FARMASI
STIKes SALSABILA SERANG

Modul : Farmasi Komunitas 65


Semester V – 2022/2023
PRODI S1 FARMASI
STIKes SALSABILA SERANG

Modul : Farmasi Komunitas 66


Semester V – 2022/2023
PRODI S1 FARMASI
STIKes SALSABILA SERANG
Contoh

Modul : Farmasi Komunitas 67


Semester V – 2022/2023
PRODI S1 FARMASI
STIKes SALSABILA SERANG
BAB X
RESEP KARDIOVASKULAR

I. Tujuan Praktikum
Mahasiswa mampu membangun komunikasi interpersonal dan
interprofesional serta dapat bekerjasama dengan berbagai pihak serta
mampu menjalin komunikasi yang baik dibidang pelayanan
kefarmasian, meliputi pelayanan swamedikasi, pelayanan resep,
pelayanan informasi obat, telefarmasi.

II. Petunjuk Pengerjaan


1. Mahasiswa mengerjakan analisa resep sesuai pembagian pada
lembar kerja yang telah disediakan sebelum praktikum sebagai
laporan sementara, dan diserahkan saat pretest
2. Jika terdapat permasalahan pada resep, berikan rekomendasi atau
tindakan pengatasan yang sesuai
3. Lakukan komunikasi kepada Apoteker dan atau Dokter jika dalam
resep tersebut membutuhkan konfirmasi
4. Berikan label/etiket pada setiap obat yang akan diserahkan kepada
pasien sesuai dengan resep yang telah diperbaiki (hasil konfirmasi)
dan salinan resep apabila dibutuhkan
5. Praktekkan komunikasi kepada tenaga kesehatan lain dan pasien
dari mulai pasien datang hingga pasien pulang dengan membawa
obat. Sertakan salam pembuka dan salam penutup dalam
berkomunikasi.
6. Lengkapi lembar kerja pelayanan resep, pembahasan, referensi serta
pengesahan sebagai laporan resmi

Modul : Farmasi Komunitas 68


Semester V – 2022/2023
PRODI S1 FARMASI
STIKes SALSABILA SERANG

Modul : Farmasi Komunitas 69


Semester V – 2022/2023
PRODI S1 FARMASI
STIKes SALSABILA SERANG

Modul : Farmasi Komunitas 70


Semester V – 2022/2023
PRODI S1 FARMASI
STIKes SALSABILA SERANG

Modul : Farmasi Komunitas 71


Semester V – 2022/2023
PRODI S1 FARMASI
STIKes SALSABILA SERANG

Modul : Farmasi Komunitas 72


Semester V – 2022/2023
PRODI S1 FARMASI
STIKes SALSABILA SERANG

Modul : Farmasi Komunitas 73


Semester V – 2022/2023
PRODI S1 FARMASI
STIKes SALSABILA SERANG
Contoh

Modul : Farmasi Komunitas 74


Semester V – 2022/2023
PRODI S1 FARMASI
STIKes SALSABILA SERANG
BAB XI
PELAYANAN INFORMASI OBAT (PIO)

I. Tujuan Praktikum
Mahasiswa mampu membangun komunikasi interpersonal dan
interprofesional serta dapat bekerjasama dengan berbagai pihak serta
mampu menjalin komunikasi yang baik dibidang pelayanan
kefarmasian, meliputi pelayanan swamedikasi, pelayanan resep,
pelayanan informasi obat

II. Petunjuk Pengerjaan


1. Analisa dari setiap kasus PIO secara cermat dan tepat
2. Berikan jawaban yang tepat dengan didasari bukti ilmiah atau
referensi yang valid dalam menjawab setiap kasus PIO
3. Tuliskan jawaban yang diberikan kepada penerima informasi pada
kolom form yang telah disediakan.
4. Praktekkan komunikasi tersebut. Sertakan salam pembuka dan
salam penutup.

III. Gambaran Kasus

Modul : Farmasi Komunitas 75


Semester V – 2022/2023
PRODI S1 FARMASI
STIKes SALSABILA SERANG

Modul : Farmasi Komunitas 76


Semester V – 2022/2023
PRODI S1 FARMASI
STIKes SALSABILA SERANG

Modul : Farmasi Komunitas 77


Semester V – 2022/2023
PRODI S1 FARMASI
STIKes SALSABILA SERANG

Modul : Farmasi Komunitas 78


Semester V – 2022/2023
PRODI S1 FARMASI
STIKes SALSABILA SERANG
BAB XII
TELEFARMASI

I. Tujuan Praktikum
Mahasiswa mampu membangun komunikasi interpersonal dan
interprofesional serta dapat bekerjasama dengan berbagai pihak serta
mampu menjalin komunikasi yang baik dibidang pelayanan
kefarmasian, meliputi pelayanan swamedikasi, pelayanan resep,
pelayanan informasi obat, dan telefarmasi.

II. Petunjuk Pengerjaan


1. Analisa dari setiap kasus yang telah disajikan secara cermat dan
tepat
2. Berikan jawaban yang tepat dengan didasari bukti ilmiah atau
referensi yang valid dalam menjawab setiap kasus
3. Tuliskan jawaban yang diberikan kepada penerima informasi pada
kolom form yang telah disediakan.
4. Praktekkan komunikasi tersebut menggunakan media online ; zoom
meeting / google meet / video call*. Sertakan salam pembuka dan
salam penutup.
5. *pemilihan media online telefarmasi sesuai kesepakatan dengan
dosen pembimbing masing- masing

Modul : Farmasi Komunitas 79


Semester V – 2022/2023
PRODI S1 FARMASI
STIKes SALSABILA SERANG

III. Gambaran Kasus

Modul : Farmasi Komunitas 80


Semester V – 2022/2023
PRODI S1 FARMASI
STIKes SALSABILA SERANG

Modul : Farmasi Komunitas 81


Semester V – 2022/2023
PRODI S1 FARMASI
STIKes SALSABILA SERANG

DAFTAR PUSTAKA

Djunarko, I dan Hendrawati, Y.D., Swamedikasi yang Baik dan Benar,


Yogyakarta : Citra Aji Parama
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2019. Petunjuk Teknis Standar
Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014,
Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014. Jakarta
Sofyan, O., 2020, Buku Petunjuk Praktikum Kapita Selekta Pelayanan
Kefarmasian, Yogyakarta : Laboratorium Farmasi Komunitas
Akademi Farmasi Indonesia Yogyakarta
Tan, H.T dan Rahardja, K., Swamedikasi Cara Mengobati Gangguan Sehari-
hari dengan Obat-Obat Bebas Sederhana, Edisi Pertama, Jakarta :
Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Modul : Farmasi Komunitas 82


Semester V – 2022/2023
PRODI S1 FARMASI
STIKes SALSABILA SERANG
LAMPIRAN

Modul : Farmasi Komunitas 83


Semester V – 2022/2023
PRODI S1 FARMASI
STIKes SALSABILA SERANG

Modul : Farmasi Komunitas 84


Semester V – 2022/2023
PRODI S1 FARMASI
STIKes SALSABILA SERANG

Modul : Farmasi Komunitas 85


Semester V – 2022/2023
PRODI S1 FARMASI
STIKes SALSABILA SERANG

Modul : Farmasi Komunitas 86


Semester V – 2022/2023
PRODI S1 FARMASI
STIKes SALSABILA SERANG

Modul : Farmasi Komunitas 87


Semester V – 2022/2023
PRODI S1 FARMASI
STIKes SALSABILA SERANG

Modul : Farmasi Komunitas 88


Semester V – 2022/2023
PRODI S1 FARMASI
STIKes SALSABILA SERANG

Modul : Farmasi Komunitas 89


Semester V – 2022/2023

Anda mungkin juga menyukai