Anda di halaman 1dari 61

LAPORAN

PRAKTEK KERJA INDUSTRI ( PRAKERIN )


DI APOTEK KOPERLAK

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mengikuti


Ujian Kompetensi Kejuruan ( UKK )

Disusun Oleh :

TIARA NUR RAHMAYANI NIS : 212210125


RIRIN NURUL SALMA NIS : 212210118

PROGRAM KEAHLIAN FARMASI


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN PLUS SUKARAJA
Jalan KH. Zaenal Arief KM 3 Sukaraja Karangpawitan Garut 44182 Telp (0262)2418
GARUT
2023
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI
DI APOTEK KOPERLAK
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mengikuti
Ujian Kompetensi Kejuruan ( UKK )

Disusun Oleh :
TIARA NUR RAHMAYANI NIS : 212210125
RIRIN NURUL SALMA NIS : 212210118

Setelah membaca Laporan Praktek Kerja Industri ini menurut pertimbangan kami telah
memenuhi persyaratan sebagai Laporan Praktek Kerja Industri
Garut, September 2023
Disetujui Oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Apt. Hena Intan Hapitri, S.Si Apt. Arti Novianti, S.Farm

Mengetahui,
Kepala SMK PLUS SUKARAJA

Dra.Hj.Enok Juhairiyah,M.Pd.I

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat-Nya kami
dapat menyusun Laporan Praktek Kerja Industri dalam rangka memenuhi salah satu syarat
mengikuti Ujian Nasional Kompetensi Kejuruan (UNKK) Farmasi. Tanpa adanya bantuan
dan kerja sama dari berbagai pihak sulit kiranya bagi kami untuk dapat menyelesaikan
Laporan Praktek Kerja Industri ini. Untuk itu, pada kesempatan ini kami mengucapkan rasa
hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
baik secara langsung maupun tidak langsung, terutama kepada:

1. Dra. Hj. Enok juhairiyah,M.Pd,l, selaku Kepala Sekolah SMK Plus Sukaraja Garut.
2. Apt.Isfiyani Khotmi S.Si, selaku Ketua Jurusan Farmasi yang telah membantu
berjalannya Praktek Kerja Industri hingga selesai.
3. Apt.Hena Intan Hapitri S.Si, selaku Apoteker pengelola Apotek yang telah bersedia
meluangkan waktunya untuk membimbing dalam memberikan arahan-arahan yang
bermanfaat dan mendampingi kami di Apotek Koperlak
4. Apt.Arti Novianti,S.Farm, selaku pembimbing dari sekolah.
5. Kepada kedua orang tua yang tak henti selalu memberikan do'a dan dorongan
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan kegiatan Praktek Kerja Industri
dengan lancar.
6. Kepada sahabat, teman-teman yang selalu memberikan semangat dalam menjalani
Praktek Kerja Industri.

Segala kesempurnaan hanya milik Alloh SWT, kami menyadari hasil laporan ini jauh dari
kata kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran dari
berbagai pihak untuk bisa memperbaikinya.

Garut,September 2023
Penyusun

Tiara Nur Rahmayani


Ririn Nurul Salma

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

LAMPIRAN vi

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Maksud dan Tujuan 1

1.3 Manfaat 3

1.4 Waktu dan Tempat 3

BAB II TINJAUAN UMUM APOTEK 4

2.1 Definisi Apotek 4

2.2 Tugas dan Fungsi Apotek 4

2.3 Peraturan Perundang-undangan tentang Apotek 5

2.4 Persyaratan Apotek 5

2.5 Lokasi dan Tempat 5

2.6 Bangunan dan Kelengkapan 5

2.7 Perlengkapan Apotek 6

2.8 Prosedur Perizinan Apotek 6

2.9 Struktur Organisasi 7

BAB III PEMBAHASAN 9

3.1 Sejarah Apotek Koperlak 9

3.2 Tujuan Pendirian Apotek Koperlak 9

3.2.1 Visi 9

3.2.2 Misi9

3.3 Pengelolaan 9

3.3.1 Sumber Daya Manusia (SDM) 9

3.3.2 Sarana dan Prasarana 12

iii
3.3.2.1 Sarana 12

3.3.2.2. Prasarana13

3.4 Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Pembekalan Kesehatan Lainnya 13

3.4.1 Perencanaan 13

3.4.2 Pengadaan 14

3.4.3 Penyimpanan 14

3.4.4 Administrasi 14

3.4.5 Keuangan 15

3.4.6 Pelayanan 15

3.4.7 Perpajakan 16

BAB IV TUGAS KHUSU ASMA 17

4.1 Pengertian Asma 17

4.2 Mekanisme terjadinya Asma 17

4.3 Gejala – gejala Asma 18

4.4 Jenis – jenis Asma 19

4.5 Pencegahan dan pengobatan Asma 20

4.5.1 Farmakologi 20

4.5.2 Non Farmakologi 22

4.5.3 Tradisional 22

4.6 Contoh Obat Asma 23

4.6.1 Di Luar Apotek Koperlak 23

4.6.2 Di Apotek Koperlak 26

BAB V TUGAS KHUSUS EPILEPSI 31

5.1 Pengertian Epilepsi 31

5.2 Gejala – gejala Epilepsi 31

5.3 Jenis – jenis Epilepsi 32

5.4 Pengobatan Epilepsi 34

5.4.1 Farmakologi 34
iv
5.4.2 Non Farmakologi 35

5.5 Contoh Obat Epilepsi 36

5.5.1 Di luar Apotek Koperlak 36

5.5.2 Di Apotek Koperlak 39

BAB VI PENUTUP 40

6.1 Kesimpulan 40

6.2 Saran 41

DAFTAR PUSTAKA 43

v
LAMPIRAN
Lampiran 1 Denah Apotek.....................................................................................................46

Lampiran 2 Etiket..................................................................................................................47

Lampiran 3 Nota Dan Surat Pesanan.....................................................................................48

Lampiran 4 Salinan Resep Dan Kwitansi..............................................................................49

Lampiran 5 Kartu Stok ..........................................................................................................50

Lampiran 6 Resep Dan Resume Medis Rawat Jalan.............................................................51

vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Dalam meningkatkan kualitas mutu siswa-siswi SMK PLUS SUKARAJA dengan
program pembelajaran di SMK Farmasi dirancang untuk menghasilkan Tenaga Teknis
Kefarmasian Jenjang Pendidikan Menengah (JPM) yang siap pakai dengan kompetensi yang
mampu meracik dan mencampur obat atau bahan obat menjadi bentuk yang diminta oleh
resep, baik resep dokter, maupun resep buku standar. dan untuk meningkatkan pengenalan
serta pemahaman siswa-siswi terhadap dunia usaha maka dari itu dilakukan pendidikan sistem
ganda keterampilan dan pengetahuan yang telah didapat oleh peserta didik disekolah adalah
keterampilan meracik obat dan pengenalan bahan baku obat yang harus diterapkan didunia
kerja yang nyata, Sebagai penunjang juga diberikan keterampilan dasar tentang pengelolaan
gudang, pengelolaan keuangan, pencatatan pelaporan, dan penyuluhan tentang keuntungan
obat, khususnya obat bebas dan obat bebas terbatas.

Hal ini sangat mengingatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi farmasi
yang berkembang sangat pesat, maka pengetahuan dan keterampilan yang diberikan dibangku
sekolah perlu dilengkapi dengan implementasi di lapangan. Upaya ini dilaksanakan dalam
rangka peningkatan mutu tamatan sekolah menengah kejuruan (SMK) dalam mencapai tujuan
pendidikan dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja, Maka dari itu di adakan Praktek Kerja
Industri (PRAKERIN).

Harapan utama dari praktek kerja industri (PRAKERIN) ini selain untuk
memanfaatkan keterampilan yang membentuk kemampuan calon Tenaga Teknis Kefarmasian
sebagai bahan persiapan menduduki lapangn kerja, mendapatkan keahlian profesional, siswa
juga akan memiliki etos kerja yang yang meliputi kemampuan kerja, motivasi kerja, inisiatif,
kreativitas, hasil kerja yang berkualitas, disiplin waktu, dan disiplin terhadap lingkungan.

1.2 Maksud dan Tujuan


Adapun maksud dan tujuan yang hendak dicapai dari Praktek Kerja Industri ini
adalah:

1. Tujuan Umum
a. Memberi kesempatan kepada siswa untuk menetapkan keterampilan
melakukan pelayanan obat terhadap konsumen, mulai dari penerimaan resep
atau order, pemprosesan sampai dengan pencatatan dan pelaporannya.

1
b. Memberi kesempatan kepada siswa untuk menetapkan keterampilan
menyerap teknologi baru yang diperoleh di tempat praktek.
c. Memberi kesempatan kepada siswa untuk menerapkan pengetahuan dan
keterampilan yang diperoleh selama pendidikan secara terpadu.
d. Memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh pengetahuan dan
keterampilan yang belum diberikan secara intensi di sekolah.
e. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengenal, menghadapi, memahami
serta memecahkan masalah yang terjadi dilapangan.
f. Siswa dapat mencari masukan sebanyak-banyaknya sebagai bahan untuk
peningkatan, penyelenggaraan, pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan
Farmasi Garut.
g. Agar siswa dapat belajar bertanggung jawab dan disiplin baik terhadap waktu
maupun tugas kewajiban.
2. Tujuan Khusus
a. Siswa mampu mengidentifikasi resep dokter dan cara penyimpanan. Resep
disimpan berurutan berdasarkan tanggal resep, penyimpanan resep biasa
dengan psikotropika harus dipisah. Obat disimpan berdasarkan farmakologi,
penggolongan obat, alfabet, dan sesuai sistem FEFO (First Expire First Out)
dan FIFO (First In First Out).
b. Siswa mampu membuat etiket dengan benar. Etiket untuk pemakaian luar
menggunakan etiket berwarna biru, sedangkan untuk pemakaian oral
menggunakan etiket berwarna putih.
c. Siswa mampu menyerahkan obat dengan informasi obat. Berdasarkan PMK
no.73 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek,
penyerahan obat dengan informasi meliputi dosis, bentuk sediaan, metode
pemberian, farmakologi, keamanan penggunaan pada ibu hamil dan
menyusui, efek samping, interaksi obat, stabilitas, ketersediaan dan harga.
d. Siswa mampu menyimpan sediaan farmasi. Sediaan farmasi adalah obat,
bahan obat, obat tradisional, dan kosmetika.
e. Siswa mampu menyimpan sediaan obat sesuai dengan penggolongan:
 Solid atau padat yaitu Kapsul, Pulveres, Tablet, Suppositoria, Kaplet
 Semi solid atau setengah padat yaitu Salep, Cream, Gel
 Liquid atau cair yaitu Sirup, Suspensi, Emulsi

2
f. Siswa mampu menyimpan dan mengetahui cara memusnahkan resep. Resep
dokter disimpan sesuai tanggal resep dan jenis resep, sedangkan untuk
pemusnahan resep, yaitu resep yang telah disimpan selama 3 atau 5 tahun
dapat dimusnahkan. Pemusnahan resep dilakukan oleh Apoteker, disaksikan
oleh sekurang-kurangnya petugas lain di Apotek dengan cara dibakar atau
pemusnahan lain yang dibuktikan dengan berita acara pemusnahan resep
menggunakan formulir 2 sebagaimana terlampir dan di laporkan kepada dinas
kesehatan kab/ kota.
g. Siswa mampu mengetahui jenis obat dan jumlah obat dalam resep:
 Tablet, Kapsul, Pil
 Sirup, Suspensi, Emulsi
 Salep dan Injeksi

1.3 Manfaat
1. Dapat mengetahui gambaran dunia kerja yang nantinya berguna bagi siswa apabila
telah menyelesaikan sekolahnya, sehingga dapat menyesuaikan diri dengan dunia
kerja.
2. Mendapatkan pengalaman dan keterampilan dalam kegiatan pekerjaan farmasi.
3. Bertambahnya ilmu pengetahuan yang belum diketahui.
4. Dapat merubah kepribadian menjadi lebih baik mulai dari etika dan akhlak.
5. Meningkatkan kedisiplinan dan tanggung jawab dalam dunia kerja.

1.4 Waktu dan Tempat


Sekolah Menengah Kejuruan Plus Sukaraja Garut menyelenggarakan (PRAKERIN) di
Apotek Koperlak selama kurang lebih dua bulan. Adapun pelaksanaan nya bertempat di Jln.
Papandayan No. 118 A Garut dari tanggal 3 Agustus 2023 s/d 1 September 2023 yang
dilaksanakan dari hari senin s/d jum'at.

1. Shift pagi : Dari pukul 08.30-13.30


2. Shift siang : Dari pukul 11.00-15.00

3
BAB II
TINJAUAN UMUM APOTEK
2.1 Definisi Apotek
Apotek adalah salah satu tempat dilaksanakannya pekerjaan kefarmasian dan
penyaluran sediaan farmasi dan perbekalan farmasi lainnya kepada masyarakat. Pekerjaan
kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamatan,
pengadaan, penyimpanan, dan distribusi obat, pengelolaan obat, pelayanan obat, bahan obat,
obat tradisional. (Undang-undang RI No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan).
Sedangakan yang dimaksud dengan sediaan Farmasi adalah obat, bahan obat, obat
tradisional, dan kosmetik pengamanan sediaan Farmasi dan alat kesehatan diselenggarakan
untuk melindungi masyarakat dari bahaya yang disebabkan oleh pengguna sediaan Farmasi
dan alat kesehatan yang tidak memenuhi syarat mutu, keamanan maupun kemanfaatan.
Pekerjaan kefarmasian harus dilakukan dalam rangka menjaga mutu sediaan farmasi yang
beredar. Dengan demikian, apotek berkewajiban menyediakan, menyimpan, dan menyerahkan
perbekalan farmasi yang bermutu baik dan keamanan terjamin.
Menurut PERMENKES RI Nomor 9 Tahun 2017 Tentang Apotek, memutuskan
bahwa Apotek merupakan sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek
kefarmasian oleh apoteker.
2.2 Tugas dan Fungsi Apotek
Apotek sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan mempunyai tugas dan fungsi
berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 51 tahun 2009, yaitu sebagai
berikut:
a. Tempat pengabdian profesi seorang apoteker yang telah mengucapkan sumpah
jabatan.
b. Sarana Farmasi yang melakukan peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran,dan
penyerahan obat atau bahan obat, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan
pendistribusian obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atau resep dokter, pelayanan
informasi obat.
c. Sarana penyalur perbekalan farmasi yang harus menyebarkan obat yang diperlukan
masyarakat secara meluas dan merata.
Menurut PERMENKES RI Nomor 9 tahun 2017, Apotek bertujuan untuk:
 Meningkatkan kualitas pelayanan kefarmasian di Apotek,

4
 Memberikan perlindungan pasien dan masyarakat dalam memperoleh pelayanan
kefarmasian di Apotek dan menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian dalam
memberikan pelayanan kefarmasian di Apotek.
2.3 Peraturan Perundang-undangan tentang Apotek
Peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pelaksanaan Apotek adalah:
1. UU No. 35 Tahun 2016 tentang Standar pelayanan kefarmasian di Apotek.
2. UU No. 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika.
3. UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
4. UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
5. UU No. 23 Tahuun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
6. UU No. 36 Tahun 2014 tentang tenaga Kesehatan.
7. Peraturan pemerintah No.40 Tahun 2013 tentang Pelaksanaan Undang- Undang No.35
Tahun 2009 tentang Narkotika.
8. Keputusan Presiden No.103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,
Kewenangan, Susunan Organisasi, Dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non
Departemen
9. Peraturan Presiden No.145 Tahun 2015 tentang Prubahan Kedelapan Atas Keputusan
Presiden No. 103 Tahun 2001.
10. Peraturan Menteri Kesehatan No.64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementrian Kesehatan.
2.4 Persyaratan Apotek
KEPMENKES RI Nomor 1332/MENKES/SK/X/2002, Menurut disebutkan bahwa
persyaratan-persyaratan apotek sebagai berikut:
a. Untuk mendapatkan izin apotek, apoteker yang bekerjasama dengan pemilik sarana
yang telah memenuhi persyaratan harus siap dengan tempat, perlengkapan termasuk
persediaan farmasi dan perbekalan farmasi yang lain merupakan milik sendiri atau
milik pihak lain.
b. Sarana apotek dapat didirikan pada lokasi yang sama dengan pelayanan komoditi yang
lain diluar sediaan farmasi. Apotek dapat melakukan kegiatan pelayanan tersebut.
2.5 Lokasi dan Tempat
Jarak antara apotek tidak lagi dipersyaratkan, namun sebaiknya tetap mempertimbangkan
penyebaran dan pemerataan pelayanan kesehatan, jumlah penduduk, dan kemampuan daya
beli penduduk di sekitar lokasi apotek, kesehatan lingkungan, keamanan dan mudah di
jangkau masyarakat dengan kendaraan.

5
2.6 Bangunan dan Kelengkapan
Bangunan apotek tidak lagi mempunyai luas dan memenuhi persyaratan yang cukup,
serta memenuhi persyaratan teknis sehingga dapat menjamin kelancaran pelaksanaan tugas
dan fungsi apotek serta memelihara mutu perbekalan kesehatan dibidang farmasi.
Bangunan apotek sekurang-kurangnya terdiri dari:
a. Ruang tunggu, ruang administrasi dan ruang kerja apoteker, ruang penyimpanan obat,
ruang peracikan dan penyerahan obat, tempat pencucian bekas racikan obat, kamar
mandi dan toilet.
b. Bangunan apotek juga harus dilengkapi dengan sumber air yang bersih dan memenuhi
syarat kesehatan, penerangan yang baik, alat pemadam kebakaran yang berfungsi baik,
ventilasi dan sistem sanitasi yang baik dan memenuhi syarat higienis, papan nama
yang membuat nama Apotek, nama Apoterker, nomor Surat Tanda Registrasi Apotek
(STRA), alamat Apotek, nomor telepon Apotek.
2.7 Perlengkapan Apotek
Apotek harus memiliki perlengkapan antara lain:
a. Alat pembangunan, pengelolaan dan peracikan seperti timbangan, mortir, stemper,
gelas ukur, dan lain-lain. Perlengkapan dan alat penyimpanan, dan perbekalan farmasi,
seperti lemari obat dan lemari pendingin.
b. Wadah pengemas dan pembungkus, etiket dan plastik pengemas
c. Tempat penyimpanan khusus narkotika, psikotropika, dan bahan-bahan beracun.
d. Buku Standar Farmakope Indonesia
e. Alat administrasi, seperti blanko pesanan obat, faktur, kwitansi, salinan resep, dan
lain-lain.
2.8 Prosedur Perizinan Apotek
Untuk mendapatkan izin Apotek, Apoteker pengelola Apotek yang bekerjasama dengan
pemilik sarana harus dengan tempat, perlengkapan, termasuk sediaan farmasi dan perbekalan
lainnya. Surat Tanda Registrasi Apotek (STRA) adalah surat yang diberikan Menteri
Kesehatan RI kepada Apotek atau Apoteker yang bekerjasama dengan pemilik sarana untuk
membuka Apotek disuatu tempat tertentu. Wewenang pemberian STRA dilimpahkan oleh
Materi Kesehatan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota wajib melaporkan
pelaksanaan pemberiaan izin, pencairan izin, pembekuan izin, dan pencabutan izin, Apotek
setahun sakali kepada Menteri dan tembusan disampaikan kepada Kepala Dinas Kesehatan
Provinsi.
Sesuai dengan keputusan MENKES RI No. 1332/MENKES/SK/X/2002 Pasal 7 dan 9
tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek, yaitu:
6
a. Permohonan izin apotek diajukan kepada Kepala Kantor Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota Kepala Dinas Kesehatan Kabupate/Kota selambat- lambatnya 6 hari
setelah menerima permohonan dapat meminta bantuan teknis kepada kepala BPOM
untuk melakukan pemeriksaan setempat terhadap kesiapan Apotek untuk melakukan
kegiatan
b. Tim Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau kepala BPOM selambat- lambatnya 6 hari
kerja setelah permintaan bantuan teknis dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
melaporkan hasil pemeriksaan.
c. Dalam hal pemeriksaan dalam Ayat (2) dan (3) tidak dilaksanakan, Apoteker
permohonan dapat membuat surat pernyataan siap melakukan kegiatan kepada Kepala
Kantor Dinas Kesehatan setempat dengan tembusan kepada Kepala Dinas Provinsi.
d. Dalam jangka 12 hari kerja setelah diterima laporan pemeriksaan sebagaimana ayat (3)
atau persyaratan ayat (4), kepada dinas kesehatan setempat mengeluarkan surat
apotek.
e. Dalam hasil pemeriksaan Tim Dinas Kesehatan setempat atau kepala balai POM
dimaksud (3) masih belum memenuhi syarat Kepala Dinas Kesehatan setempat dalam
waktu 12 hari kerja mengeluarkan surat penundaan.
f. Terhadap surat penundaan sesuai dengan ayat (6), apoteker diberikan kesempatan
untuk melengkapi persyaratan yang belum dipenuhi selambat- lambatnya dalam waktu
1 bulan sejak tanggal surat penundaan.
g. Terhadap permohonan Izin Apotek bila tidak memenuhi persyaratan sesuai dengan
pasal (5) dan atau pasal (6), atau lokasi apotek tidak sesuai dengan permohonan, maka
Kepala Dinas Kesehatan setempat dalam jangka waktu selambat-lambatnya 12 hari
kerja wajib mengeluarkan surat penolakan disertai dengan alasan-alasannya.
2.9 Struktur Organisasi
Untuk efesiensi dan aktivitas kerja, maka dilakukan pembagian tugas untuk masing-
masing bagian dalam kerja apotek, yaitu:
a. Kepala Apotek
Kepala Apotek yang bekerja di Apotek Koperlak adalah seorang Apoteker. Tugas
dan Tanggung Jawabnya adalah memimpin semua kegiatan yang ada di Apotek, mengatur,
melaksanakan dan mengawasi seluruh bidang administrasi, membayar pajak yang
berbuhungan dengan Apotek, mengusahakan agar apotek yang dipimpinnya dapat
memberikan hasil yang seoptimal mungkin sesuai dengan rencana kerja, yaitu dengan cara
meningkatan omset dan menekan sejauh mungkin biaya-biaya operasional serta melakukan
kegiatan pengembangan Apotek..
7
b. Pemegang Kas
Tugas dan Tanggung jawabnya adalah menerima supaya pembayaran atas penjual
tunai, menganalisis semua bon atau faktur, menerima dan menyimpan uang berdasarkan buku
kas penerimaan barang, dan mengeluarkan uang atas bukti kas dengan persetujuan pemimpin
Apotek.
c. Tenaga Teknis Kefarmasian
Tugas dan tanggung jawabnya adalah melayani resep dan menjual obat bebas,
menyusun buku defecta dan memelihara buku harga sehingga up to date. mengontrol
persediaan obat lemari atau tempat obat, menata etalase dan persediaannya, mengerjakan
pembuatan obat dan pembuatan laporan harian keluar masuknya Obat Kertas Terbatas (OKT).

8
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Sejarah Apotek Koperlak
Apotek Koperlak merupakan salah satu unit usaha KOPERLAK dibawah naungan PT.
PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY KAMOJANG (PT. PGE Area Kamojang).
Apotek Koperlak didirikan untuk memberikan pelayanan kesehatan dibidang Farmasi dengan
kualitas pelayanan yang baik kepada konsumen baik itu pegawai pertamina maupun
masyarakat umum.
Apotek Koperlak diresmikan pada bulan Mei 2013 yang terletak di Jalan Papandayan No.
118 A Garut. Apotek Koperlak melaksanakan pelayanan kefarmasiannya berdasarkan
pharmaceutical care dan bergabung dengan praktek dokter, saat ini terdapat satu dokter umum
yaitu:
1. dr. Yudhi suwandhono: praktek pagi
Produk yang ada di Apotek Koperlak lebih banyak obat-obat untuk keperluan dokter
yang berpraktek. Namun, apotek tetap menyediakan obat Generik, Alkes, obat OTC (Over the
counter) dan produk Non Farmasi lainnya untuk keperluan apotek.
3.2 Tujuan Pendirian Apotek Koperlak
3.2.1 Visi
1. Unggul
2. Terpercaya
3. Terjangkau bagi semua lapisan masyarakat
3.2.2 Misi
1. Melakukan pengelolaan dan pelayanan kefarmasian dengan memberikan
kepuasan kepada konsumen khususnya pasien pertamina, sehingga melebihi
apa yang diharapkan
2. Mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap sumber daya yang di
milikinya
3.3 Pengelolaan
3.3.1 Sumber Daya Manusia (SDM)
Fungsi Organisasi merupakan bagan yang menggambarkan fungsi-fungsi yang
terdapat dalam suatu organisasi. Seorang APA harus dapat memprediksi dan membentuk
struktur organisasi apotek, disertai dengan uraian fungsi dan tugas, wewenang dan
tanggung jawabnya, agar dapat mengetahui kegiatan apa saja yang akan dilakukan
9
dengan tipe orang yang bagaimana dapat melaksanakn fungsi kegiatan tersebut, sehingga
apotek dapat beroperasi sesuai rencana.

STRUKTUR ORGANISASI APOTEK KOPERLAK

Pimpinan
APA

Fungsi Fungsi Fungsi Fungsi Fungsi


Pembelian Gudang Penjualan Keuangan Pembukuan

Asisten
Apoteker Apoteker Apoteker
Apoteker

Adapun deskripsi pekerjaan masing-msing staf yang berada di Apotek Koperlak


meliputi:
a. Apoteker
Berikut ini deskripsi pekerjaan apoteker yaitu:
1. Apoteker Pengelola (APA)
Tugas dan Fungsi :
a. Membuat visi, misi
b. Membuat dan menentukn indicator orm record pada setiap kegiatan di apotek
c. Membuat system pengawasan dan pengendalian SPO dan program kerja pada
fungsi kegiatan di apotek.
Wewenang dan tanggung jawab
a. Menentukan arah terhadap semua kegiatan
b. Menentukan sistim atau peraturan yang akan digunakan
c. Mengawasi pelaksanaan SPO dan program kerja
d. Bertanggung jawab terhadap kinerja yang diperoleh
2. Fungsi Pembelian
Tugas dan Fungsi :

10
a. Mendata kebutuhan barang
b. Mendata pemasok
c. Merencanakan dan melakukan pembelian sesuai dengan yang dibutuhkan
d. Memeriksa harga obat
Wewenang dan tanggung jawab :
a. Menentukan dan melakukan negosiasi harga beli barang dan masa
pembayaran dengan supplier
b. Bertanggung jawab terhadap perolehan harga beli
c. Bertanggung jawab terhadap kelengkapan barang
3. Fungsi keuangan
Tugas dan Fungsi :
a. Membuat rencana aliran kas bulanan
b. Menerima dan mengeluarkan uang sesuai dengan bukti-bukti dokumen.
c. Memelihara dan menjaga keamanan dan resiko kerusakan dan kehilangan
uang.
d. Menjaga dan memelihara aliran kas agar tidak defisit.
Wewenang dan tanggung jawab:
a. Mengatur rencana aliran kas melalui penerimaan dan pengeluaran uang
b. Memelihara keamanan uang
c. Bertanggung jawab terhadap kondisi aliran kas.
4. Fungsi Pembukuan
Tugas dan Fungsi:
a. Mengumpulkan, mencatat, melaporkan dan mengarsipkan laporan dengan
benar dan tepat waktu.
b. Menjaga dan memelihara keamanan dan kebersihan dokumen apotek dari
resiko kehilangan dan kerusakan.
Wewenang dan tanggung jawab :
a. Memeriksa dan mengklaripikasi laporan kegiatan pembelian, penyimpanan
(barang, uang) dan penjualan.
b. Mengawasi pelaksanaan system pada seluruh kegiatan.
c. Bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kecepatan penyajian laporan hasil
kegiatan apotek.
d. Bertanggung jawab terhadap keamanan dan kebersihan dokumen.
b. Asisten Apoteker
Berikut ini deskripsi pekerjaan Asisten Apoteker yaitu
11
1. Ungsi Gudang
Tugas dan fungsi
a. Menerima dan mengeluarkan berdasarkan fisik barang.
b. Menata, merawat dan menjaga keamanan barang
c. Memudahkan pencarian obat.
d. Menyusun dan mencatat stock obat.
Wewenang dan tanggung jawab :
a. Menerima dan mengeluarkan barang.
b. Menata dan menjaga keamanan barang.
c. Bertanggung jawab terhadap resiko barang yang hilang dan rusak.
2. Ungsi Pelayanan
Tugas dan fungsi
a. Melakukan penjualan dengan harga yang telah ditetapkan.
b. Menjaga kenyamanan ruang tunggu.
c. Melayani konsumen dengan ramah, santun
d. Memberikan inormasi dan solusi kepda konsumen
e. Membina hubungan baik dengan pelanggan.
Wewenang dan tanggung jawab
a. Menjaga dan memelihara kebersihan dan keamanan barang yang terdapat
b. di ungsi penjualan
c. Bertanggung jawab terhadap kenyamanan ruang tunggu dan asilitas
d. konsumen lainnya.
e. Bertanggung jawab terhadap hasil penjualan.
f. Bertanggung jawab terhadap kepuasaan pelanggan.
3.3.2 Sarana dan Prasarana
3.3.2.1 Sarana
Sarana yang tersedia di apotek koperlak berupa bangunan dua lantai yang terdiri
dari:
1. Lantai Dasar, terdiri dari:
a. Tempat parkir
b. Ruang tunggu
c. Etalase
d. Ruang apoteker
e. Ruang dokter
f. Lemari pendingin untuk tempat menyimpan obat khusus
12
g. Lemari khusus untuk tempat penyimpanan obat golongan psikotropika
h. Tempat penerimaan resep dokter
i. Mushola
j. Dapur
k. Toilet
3.3.2.2. Prasarana

Prasarana yang tersedia di Apotek Koperlak yang terdiri dari


a. Alat untuk meracik obat atau pengolahan obat, misalnya Erlenmeyer,gelas
ukur, mortar, stemper, dan lain-lain
b. Tempat penyimpanan obat psikotropika, obat keras, obat bebas, alkes, dan
pembekalan armasi lainnya.
c. Tempat penyimpanan khusus obat dalam bentuk seperti sirup, salep,
Cream, tetes mata, dan lain-lain.
d. Perlengkapan administrasi seperti salinan resep, kwitansi, surat pesanan,
kartu stock barang, buku laporan penggunaan obat psikotropika, buku
aktur, buku pembelian OTC, nota pembayaran dan alat tulis.
e. Buku-buku yang diperlukan berhubungan dengan pekerjaan kearmasian
misalnya jurnal atau buku besar, buku defecta (memuat catatan tentang
barang yang habis atau hampir habis) dll.
f. Perlengkapan wadah dan pengemasan untuk penyerahan obat serta etiket
putih untuk obat dalam, dan etiket biru untuk obat luar.
g. Sarana bentuk lain seperti komputer, AC, televise, dll.
Menurut PERMENKES RI Nomor 9 tahun 2017, prasarana apotek paling sedikit
terdiri atas:
a. Intalasi air bersih
b. Intalasi listrik
c. Sistem tata udara, dan
d. Sistem proteksi kebakaran.
3.4 Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Pembekalan Kesehatan Lainnya
3.4.1 Perencanaan

Perencanaan di Apotek koperlak yaitu:


a. Menyiapkan surat pesanan
b. Memilih PBF yang dapatmemberikan harga yang lebih murah di

13
c. bandingkan dengan PBF lainnya.
d. Menuliskan obat yang sudah di prediksi akan habis (yang sudah tercatat
e. dalam buku defecta) kedalam surat pesanan.
f. Melakukan negosiasi mengenai harga, diskon, masa tenggang pembayaran
(tunai atau kredit).
g. Melaksanakan pembelian, kemudian mengirimkan surat (SP) yang telah
disetujui oleh apoteker pengelola Apotek melalui telepon oleh salesman.
3.4.2 Pengadaan

Dalam penerimaan pesanan barang (obat) staf apotek koperlak yang bertugs
terlebih dahulu melakukan pemeriksaan dan pengecekan kesesuaian faktur yang
diterima, meliputi alamat PBF, nama obat, jumlah obat, harga satuan, potongn harga
atau bonus, jumlah harga, kemasan jka barang sesuai diterima kemudian faktur di
tandatangani dan di cap oleh apotek tetapi apabila ada barang yang rusak dan tidak
sesuai dengan pemesanan maka barang harus di tolak atau di retur.
3.4.3 Penyimpanan

Penyimpanan pembekalan Farmasi di Apotek Koperlak dapat di simpan/diatur


berdasarkan :
a. Alphabetis
Obat-obat yang di simpan berdasarkan Alphabetis yaitu obat-obat
disimpan berdasarkan huruf abjad dari A-Z.
b. Farmakologi
Obat-obat yang disimpan berdasarkan Farmakologi (kels terapi)
bertujuan untuk menghindari kesalahan pengambilan obat karena nama dan
kemasan yang hampir sama.
c. Berdasarkan suhu
Obat-obat yang disimpan berdasarkan suhu yaitu obat-obat yang mudah
meleleh seperti suppositoria disimpan dikulkas/lemari pendingin.
d. Penyimpanan obat psikotropika
Pada penyimpanan obat psikotropika disimpan di lemari khusus.
3.4.4 Administrasi

Administrasi di Apotek Koperlak dapat dibedakan menjadi 1 bagian yaitu:


1. Administrasi umum

14
Administrasi pelayanan di apotek terdiri dari pengarsipan resep,
pengarsipan catatan pengobatan pasien, pengarsipan hasil monitoring
penggunan obat, pengarsipan harga obat dll.
3.4.5 Keuangan
Di Apotek Koperlak terdapat berbagai macam laporan keuangan yang dikelola
oleh Apoteker. Macam-macam keuangan yang ada di apotek meliputi:
1. Pemasukan
Pemasukan merupkan jumlah nominal angka yang telah di terima pihak
apotek setelah melakukan transaksi. dalam keuangan apotek, pemasukan bisa di
dapat melalu transaksi dari Apotek dan penjualan obat.
2. Pengeluaran
Pengeluaran merupakan jumlah nominal uang yang telah dikeluarkan untuk
kebutuhan usaha. Di Apotek biasanya terdapat pengeluaran mulai dari pembayaran
obat, pajak pembelian obat, pajak kebersihan, pembayaran alat elektronik, dll.
3.4.6 Pelayanan
Pelayanan di Apotek Koperlak meliputi :
1. Pelayanan resep karyawan dan pensiunan PT.pertamina
a. Resep datang
Pasien membawa resep dari dokter yang praktek di Apotek Koperlak,
pihak apotek menyambut pasien dan mempersilahkan pasien untuk
menunggu.
b. Penyiapan atau peracikan obat
Resep yang diterima dari pasien langsung disiapkan di racik apoteker
dibantu oleh asisten apoteker Obat sudah disiapkan dan di cek kmbali untuk
memastikan bahwa obat dari resep sama dengan yang disiapkan.
c. Pemberian obat dan pemberian informasi kepada pasien
Obat diberikan kepada pasien serta pemberian informasi berupa khasiat
dan cara penggunaan.
2. Pelayanan Resep Umum
a. Resep Datang
Pasien membawa resep, pihak Apotek menyambut pasien dan
mempersilahkan pasien untuk menunggu.
b. Skrining Resep
Resep yang di terima dari pasien di cek kelengkapan resep beserta obat
dari resep apakah obat itu tersedia di apotekatau tidak.
15
c. Pemberian Harga
Resep di hitung jumlah seluruh harga obat, setelah itu di informasikan
kepada pasien apakah obat yang ada di resep akan di ambil semuanya atau
sebagian.
d. Penyiapan atau peracikan Obat
Resep yang di terima dari pasien langsung dsiapkan/ diracik oleh
apoteker di bantu oleh Asisten Apoteker. Obat sudah di siapkan di cek
kembali untuk memastikan bahwa obat dari resep sama dengan yang di
siapkan.
e. Pemberian Obat dan Pemberian Informasi Kepada Pasien
Obat diberikan kepada pasien serta pemberian informasi berupa khasiat
dan cara penggunaaan
3.4.7 Perpajakan
Pajak pertambahan Nilai (PPN)
Apotek koperlak membayar pajak dari pembelian obat sebesar 11% dari tiap
satuan obat apotek mengambil keuntungan dari harga tiap obat yang dijual meliputi :
A. Harga obat dengan resep sebesar 17% dari harga PPN.
B. Harga obat tanpa resep sebesar 16% dari harga PPN.
(Samiadi, Pravastatin, 1970)

16
BAB IV
TUGAS KHUSUS ASMA
4.1 Pengertian Asma
Asma merupakan gangguan inflamasi kronik pada saluran napas yang melibatkan banyak
sel-sel inflamasi seperti eosinofil, sel mast, leukotrin dan lain-lain. Inflamasi kronik ini
berhubungan dengan hiper responsif jalan napas yang menimbulkan episode e berulang dari
mengi (wheezing), sesak napas, dada terasa berat dan batuk terutama pada malam dan pagi
dini hari, kejadian ini biasanya ditandai dengan obstruksi jalan napas yang bersifat reversible
baik secara spontan atau dengan pengobatan (Wijaya and Toyib, 2018).
Asma bronkhial adalah jenis penyakit jangka panjang atau kronis pada saluran
pernapasan yang ditandai dengan peradangan dan penyempitan saluran napas yang
menimbulkan sesak atau sulit bernapas, selain sulit bernapas penderita asma juga bisa
mengalami gejala lain seperti nyeri dada, batuk-batuk, dan mengi. Asma bisa diderita semua
golongan usia baik muda maupun tua (Astuti and Darliana, 2018).
4.2 Mekanisme terjadinya Asma
Biasanya pada penderita yang sedang bebas serangan tidak ditemukan gejala klinis, tapi
pada saat serangan penderita tampak bernafas cepat dan dalam, gelisah, duduk dengan
menyangga ke depan, serta tanpa otot-otot bantu pernafasan bekerja dengan keras. Gejala
klasik dari asma bronkial ini adalah sesak nafas, mengi ( whezing ), batuk, dan pada sebagian
penderita ada yang merasa nyeri di dada. Gejala-gejala tersebut tidak selalu dijumpai
bersamaan. Pada serangan asma yang lebih berat , gejala-gejala yang timbul makin banyak,
antara lain : sianosis, gangguan kesadaran, hyperinflasi dada, tachicardi dan pernafasan cepat
dangkal. Serangan asma seringkali terjadi pada malam hari (Dudut, 2003).
Menurut The Lung Association ada 2 faktor yang menjadi pencetus asma (klinik citama,
2011):
1. Pemicu (trigger) yang mengakibatkan terganggunya aliran pernafasan dan
mengakibatkan mengencang atau menyempitnya saluran pernafasan
(bronkokonstriksi) tetapi tidak menyebabkan peradangan seperti :
a. Perubahan cuaca atau suhu udara
b. Infeksi saluran pernafasan
c. Gangguan emosi
2. Penyebab (inducer) yaitu sel mast disepanjang bronchi melepaskan bahan seperti
histamin dan leukotrien sebagai respon terhadap benda asing (allergen) seperti serbuk

17
sari, debu halus yang terdapat didalam rumah atau bulu binatang yang menyebabkan
terjadinya :
a. Kontraksi otot polos
b. Peningkatan pembentukan lendir
4.3 Gejala – gejala Asma
Gejala asma ada yang masih ringan dan ada juga yang sudah cukup parah, gejala asma
yang sudah cukup buruk dan parah dinamakan sebagai serangan asma.
Berikut ini adalah beberapa gejala yang ditimbulkan dari penyakit asma ini:
1. Sulit Bernafas
Biasanya ini menjadikan penderitanya menjadi sesak nafas sehingga membuat
penderitanya sampai megap-megap, menimbulkan bunyi “ngik” pada saat bernafas,
nafasnya juga akan menjadi setengah-setengah saja dan tidak utuh sehingga terganggu
saat melakukan aktivitasnya.
2. Lelah dan Lesu
Lelah dan lesu ini disebabkan oleh adanya kekurangan oksigen di dalam tubuh
karena memang sirkulasi oksigen mengalami gangguan atau tidak lancar karena
adanya penyempitan di saluran pernafasan. Kurangnya oksigen akan mempengaruhi
kadar oksigen di dalam seluruh tubuh.
3. Menghilangnya Suara
Gejala penyakit asma dalam tahap parah lainnya adalah kehilangan suara, ini
diakibatkan karena batuk secara terus-menerus sehingga dalam jangka waktu tertentu
penderita asma bisa saja kehilangan suaranya.
4. Susah Tidur atau Insomnia
Karena ada gangguan pada pernafasan akan mengakibatkan para penderita penyakit
asma akan mengalami sulit tidur. Sulit tidur ini akan mengakibatkan para penderita
menjadi lemah, lesu dan tidak bersemangat pada esok harinya.
5. Sulit Melakukan Banyak Hal
Para penderita penyakit asma akan sulit melakukan banyak hal terutama pada saat
asmanya sedang kambuh. Orang yang terkena asma juga sulit melakukan pekerjaan
yang berat.
Gejala asma lainnya antara lain sebagai berikut :
1. Batuk: berat, ringan, berdahak, kering, di malam hari, selama berolahraga atau
kronis

18
2. Pernapasan: sesak, sulit bernapas, bernapas dengan cepat, bernapas melalui
mulut, infeksi saluran pernapasan yang sering terjadi, napas cepat atau napas
pendek saat malam
3. Juga umum: tekanan dada, bangun terlalu awal, denyut jantung cepat, iritasi
tenggorokan atau kegelisahan
4.4 Jenis – jenis Asma
1. Menurut Dayu (2011) jenis asma berdasarkan karakteristiknya diantaranya, yaitu :
a. Asma alergi (Allergic Asthma)
Jenis ini adalah yang paling sering terjadi. Alergen seperti debu, serbuk sari,
dan tungau debu adalah penyebab paling umum asma alergi. Berolahraga di udara
dingin atau menghirup asap, parfum, atau cologne dapat membuat kondisi
menjadi semakin buruk.
b. Asma Non-alergi
Asma non-alergi ditandai oleh penyumbatan saluran pernafasan akibat
peradangan. Asma jenis ini bisa dikontrol dengan pengobatan yang tepat. Gejala
asma non-alergi meliputi : mengi, batuk, sesak nafas, nafas menjadi cepat, dan
dada terasa sesak.
Asma non-alergi dapat dipicu oleh berbagai faktor seperti : stres,
kecemasan, kurang atau kelebihan olahraga, udara dingin, hiperventilasi, udara
kering, virus, asap,dan iritasi lainnya.
c. Asma Nocturnal
Asma jenis ini mengganggu tidur karena penderitanya dapat terbangun
ditengah malam akibat batuk kering. Dada sesak adalah salah satu gejala pertama
dari asma nocturnal yang diikuti oleh batuk kering. Asma nocturnal dapat memicu
penderitanya lesu di pagi hari akibat tidur malam yang terganggu.
d. Asma Akibat Pekerjaan
Asma jenis ini diperoleh akibat lingkungan kerja yang tidak sehat. Salah
satu pekerjaan yang bisa memicu asma adalah mengajar (guru), akibat paparan
debu kapur papan tulis. Jenis pekerjaan lain meliputi : pekerja pabrik (paparan
debu dan bahan kimia lainnya), seperti : pabrik wig, pabrik bulu mata, pabrik
kayu lapis, pelukis dan pekerja konstruksi (terkena uap cat dan asap)
e. Asma Musiman
Asma musiman hanya terjadi pada musim-musim tertentu ketika serbuk sari
atau alergen hadir dalam jumlah melimpah. Sebagai contoh musim bunga, musum

19
bunga akan lebih banyak serbuk sari berterbangan di udara yang dapat memicu
asma.

2. Ada juga yang mengkategorikan asma hanya menjadi 3 jenis, yaitu :


a. Asma Ekstrinsik
Anak-anak sangat rentan terkena beberapa jenis alergi sehingga akan lebih
mudah terserang asma ekstrinsik. Anak-anak yang mempunyai riwayat alergi,
eksim, dan alergi rhinitis sangat rentan terhadap asma ekstrinsik.
b. Asma Intrinsik
Asma jenis ini dipicu oleh faktor-faktor non-alergik, seperti infeksi oleh
virus, iritan, emosi dan olahraga. Jenis asma ini paling sering diderita oleh anak-
anak berusia di bawah 3 tahun dan dewasa berusia di atas 30 tahun. Infeksi
pernafasan karena virus merupakan pemicu utama dan mempengaruhi, baik saraf
dan atau saluran pernafasan (bronchi).
c. Asma Campuran
Asma jenis ini merupakan kombinasi antara asma ekstrinsik dan intrinsik.
4.5 Pencegahan dan pengobatan Asma
Jika Anda kebetulan mengidap asma atau hidup dengan asma sejak lama, jangan cemas
dengan kondisi ini karena asma merupakan penyakit yang dapat dicegah kekambuhannya
dengan cara:
1. Mengenali dan menghindari pemicu asma.
2. Mengikuti rencana penanganan asma yang dibuat bersama dokter.
3. Mengenali serangan asma dan melakukan langkah pengobatan yang tepat.
4. Menggunakan obat-obatan asma yang disarankan oleh dokter secara teratur.
5. Memonitor kondisi saluran napas.
Segera konsultasikan kepada dokter Jika penggunaan inhaler pereda asma reaksi
cepat makin meningkat, agar rencana penanganan asma Anda disesuaikan kembali. Selain itu,
disarankan untuk melakukan vaksinasi influenza dan pneumonia secara teratur untuk
mencegah memburuknya penyakit asma yang disebabkan kedua penyakit tersebut.
4.5.1 Farmakologi

1. Inhaler pereda

20
Inhaler pereda berfungsi untuk membantu meredakan gejala bagi
penderita asma. Obat asma ini bekerja dengan cara membuka paru-paru dan
mengendurkan otot-otot pada saluran Pernapasan.
2. Inhaler Pencegah
Inhaler pencegah bisa digunakan sebagai obat pencegahan bagi penderita
asma. Pengguanaan inhaler pencegah biasanya dipakai bersamaan dengan inhaler
pereda yang sebelumnya. Obat pencegah tidak memiliki efek samping, tetapi
bisa mengakibatkan kondisi berikut:
 Infeksi jamur pada mulut dan tenggorokan
 Sakit tenggorokan
 Suara serak
3. Inhaler Kombinasi
Biasanya, obat untuk asma ini dipakai untuk mengurangi peradangan dan
sensitivitas pada saluran udara. Zat aktif budesonide dalam obat ini bekerja
dengan menghentikan perkembangan gejala.
4. Theophylline (Teofilin)
Teofilin adalah obat asma kelompok bronkodilator. Ini hadir dalam
bentuk pil yang mengobati gejala asma ringan, Cara kerja obat asma ini
dengan melemaskan saluran udara dan respons paru-paru terhadap
peradangan. Biasanya, teofilin diminum bila asma datang di malam hari.
5. Kortikosteroid
Kortikosteroid adalah obat asma anti radang jangka panjang yang paling
umum digunakan. Fungsi obat asma ini adalah untuk mengurangi
pembengkakan di saluran udara. Efek samping yang mungkin dirasakan
dari obat ini adalah sakit kepala, pusing, atau mual .
6. Steroid
Steroid biasanya dipakai untuk beberapa kondisi berikutmeliputi:
 Pengobatan saat gejala asma kambuh
 Pengobatan jangka panjang untuk mencegah gejala
efek samping steroid seperti peningkatan nafsu makan sehingga berat
badan bertambah, perubahan mood , osteoporosis, tekanan darah tinggi .
7. Suntikan Omalizumab
Suntikan ini di peruntukkan bagi mereka yang asma dipicu paparan zat
alergen. Omalizumab ini yang akan memblokir aksi antibodi untuk

21
mengurangi reaksi yang berlebihan terhadap asma. Obat penyembuh asma
ini hanya digunakan oleh orang dewasa dan tidak untuk anak di bawah 12
tahun.
8. Hindari Paparan Alergen
Asma sering disebabkan oleh paparan alergi melalui serbuk
sari, tungau , udara dingin, ataupun partikel halus lainnya. Untuk mencegah
kekambuhan, cobalah untuk tak mendekati berbagai zat yang mengiritasi
ini sebisa mungkin. Dengan begitu, asma yang dimiliki akan terkendali.
4.5.2 Non Farmakologi

1) Edukasi Pasien
Dokter memberikan edukasi kepada pasien dan keluarganya agar
bekerja sama dalam melakukan penatalaksanaan terhadap pasien asma.
2) Identifikasi Pemberian oksigen
3) Banyak minum untuk menghindari dehidrasi terutama pada anak-anak
4) Kontrol secara teratur
5) Pola hidup sehat, dapat dilakukan dengan :
 Berhenti merokok
 Menghindari obesitas
 Kegiatan fisik misalnya senam asma
4.5.3 Tradisional

Ada beberapa jenis obat asma alami yang bisa Moms racik di rumah,
berikut obatnya:
1. Kunyit
Kunyit telah dikenal memiliki sifat anti-alergi yang kuat. Ini
karena kunyit dapat mempengaruhi histamin yang dapat
menghentikan peradangan.
2. Madu
Madu dapat digunakan untuk sakit tenggorokan dan
mencegah batuk, karena batuk dapat memperburuk gejala asma.
3. Bawang Putih
Dalam kasus asma, bawang putih dapat membantu
mengurangi peradangan sehingga mengurangi gejala asma.
4. Jahe

22
Bukan menjadi rahasia lagi jika jahe juga memiliki kualitas anti-
inflamasi, menunjukkan bahwa suplemen jahe mampu
meredakan gejala asma.
5. Kafein
Kafein memiliki banyak kesamaan dengan teofilin. Teofilin
adalah kandungan yang digunakan untuk membuka saluran udara
di paru-paru pasien asma, kafein bisa menjadi obat rumah yang
baik untuk membantu meringankan gejala asma.
4.6 Contoh obat Asma
4.6.1 Di Luar Apotek Koperlak

1. Seretide Inhaler
 Indikasi Umum
Untuk terapi rutin penyakit
penyumbatan saluran nafas,
termasuk asma.
 Komposisi
Per-inhalasi : Salmeterol 25 mcg, Fluticasone Propionate 125 mcg
 Dosis
Penyakit Obstruksi Saliran Nafas yang Reversible : Dewasa dan
anak usia 4 tahun dan ke atas : 2 inhalasi (hirup), 2 kali sehari. PPOK : -
Dewasa : 2 inhalasi (hirup), 2 kali sehari.
 Aturan Pakai
Sakit kepala, jamur pada mulut, iritasi tenggorokan,
tremor/gemetar, jantung berdebar, gangguan suara (serak), kram otot
 Kontra Indikasi
Penderita yang hipersensitif terhadap komponen obat
 Efek Samping
Sakit kepala, jamur pada mulut, iritasi tenggorokan,
tremor/gemetar, jantung berdebar, gangguan suara (serak), kram otot
 Golongan Produk
Obat Keras (Merah)

2. Ventolin Syrup


23
 Indikasi Umum
Penanganan dan pencegahan serangan asma
 Komposisi
Per 5 mL : Salbutamol sulfate 2 mg
 Dosis
Dewasa : 3-4 kali sehari 10 mL. Jika bronkodilatasi tidak adekuat,
setiap dosis tunggal dapat ditingkatkan secara bertahap sampai 20 mL.
Pasien lanjut usia atau yang diketahui sensitif terhadap obat
penstimulasi ? adrenergik : Dosis awal : Anak > 12 tahun : 5-10 mL.
Anak 6-12 tahun : 5 mL. Anak 2-6 tahun : 2.5-5 mL. Dosis diberikan 3-
4 kali sehari
 Aturan Pakai
Sesudah makan
 Kontra Indikasi
Abortus yang mengancam selama kehamilan trimester 1 dan 2.
Penanganan persalinan prematur seperti plasenta previa, perdarahan
antepartum atau toksemia gravidarum
 Efek Samping
Tremor, sakit kepala, takikardi; iritasi mulut dan tenggorokan;
kram otot
 Golongan Produk
Obat Keras (Merah)
3. Singular
 Indikasi Umum
Pencegahan & pengobatan kronik
asma pada orang dewasa 15 tahunke
atas (tab salut selaput 10 mg) termasuk
mencegah bronkokonstriksi yg dipicu olahraga/latihan fisik.
 Komposisi
Montelukast Sodium 10 mg
 Dosis
Asma : Dewasa dan > 15 tahun 1 tab 1 x / hari pada sore / malam
hari. Pencegah Bronkokonstriksi yang dipicu oleh olahraga: Dewasa 1

24
tab 2 jam sebelum berolahraga. Penambahan dosis sebaiknya tidak
dilakukan dalam wakyu 24 jam.
 Aturan Pakai
Dapat diberikan bersama atau tanpa makanan.
 Kontra Indikasi
Hipersensitivitas.
 Efek Samping
Infeksi saluran napas atas, diare, mual, muntah; peningkatan kadar
transaminase serum (ALT, AST); ruam kulit; pireksia.
 Golongan Produk
Obat Keras (Merah)
4. Combivent
 Indikasi Umum
Untuk mengendalikan reversibel
bronkospasma yang disebabkan oleh
penyakit jantung maupun asma akut
 Komposisi
Ipratropium Bromide 0.52 mg, Salbutamol sulphate 3.01 mg.
 Dosis
Serangan akut : 1 ampul dapat ditingkatkan menjadi 2 unit vial dosis
pada kondisi yang berat/parah. Maintenance : 1 ampul dipakai 3-4 x
sehari
 Aturan Pakai
Diuapkan menggunakan alat nebulizer, kemudian dihirup
 Kontra Indikasi
Hipersensitif terhadap salbutamol atau obat angonis adrenoreseptor
beta-2 lain. Kardiomiopati obstruktif hipertrofi atau takiaritmia.
 Efek Samping
Efek samping yang mungkin terjadi dalam penggunaan obat adalah:
Sakit kepala, iritasi tenggorokan, batuk, mulut kering, mual, muntah,
diare
 Golongan Produk
Obat Keras (Merah)
5. Velutine Inhalation Solution
25
 Indikasi Umum
Penatalaksanaan & pencegahan serangan asma, penanganan rutin
bronkospasme kronik yang tidak responsif terhadap terapi konvensional;
asma akut berat (status asmatikus)
 Komposisi
Salbutamol Sulfat 2.5 mg
 Dosis
Dewasa & anak Awal 2.5 mg, dapat diulangi hingga 4 x perhari
dengan nebulizer.
 Aturan Pakai
Digunakan untuk nebulizer
 Kontra Indikasi
Pasien yang memiliki riwayat hipersensitif pada salbutamol atau
obat agonis adrenoreseptor beta-2 lainnya.
 Efek Samping
Tremor, sakit kepala, takikardi.
 Golongan Produk
Obat Keras (Merah)
4.6.2 Di Apotek Koperlak

1. Lasal 2 mg

 Indikasi Umum

Bronkospasme pada semua jenis asma bronkial, bronkritis


kronik, dan emfisema

Komposisi

Salbutamol 2 mg

Dosis

Dewasa : 3-4 kali sehari 1-2 tablet. Anak-anak berusia 6-12 tahun : 3
kali sehari 1 tablet. Anak berusia 2-6 tahun : 3 kali sehari 1/2 tablet.

Aturan Pakai

Sebelum makan

Kontra Indikasi
26
Hipersensitif terhadap salbutamol atau obat agonis adrenoreseptor
beta-2 lainnya.

Efek Samping

Tremor, palpitasi.

Golongan Produk

Obat Keras (Merah)

2. Lasal 4 mg

 Indikasi Umum

Bronkospasme pada semua jenis


asma bronkial, bronkritis kronik, dan emfisema.

Komposisi

Salbutamol 4 mg

Dosis

Dewasa : 3-4 kali sehari 1-2 tablet. Anak-anak berusia 6-12 tahun : 3
kali sehari 1 tablet. Anak berusia 2-6 tahun : 3 kali sehari 1/2 tablet.

Aturan Pakai

Sebelum makan

Kontra Indikasi

Hipersensitif terhadap salbutamol atau obat agonis adrenoreseptor


beta-2 lainnya.

Efek Samping

Tremor, palpitasi.

Golongan Produk

Obat Keras (Merah)

3. Lasal Sirup Ekspektoran

27
Indikasi Umum

Meringankan Asma bronkhial, Bronkhitis khronik, Emfisema, dan


kondisi Bronkhospastik lain

Komposisi

Tiap 5 ml mengandung : Glyceryl guaiacolate 75 mg, Salbutamol


sulfate 2 mg.

Dosis

Dewasa : 2-3 x sehari 2-4 sendok takar 5 mL, Anak 6-12 tahun : 2-3 x
sehari 1-2 sendok takar 5 mL, Anak < 6 tahun : 2-3 x sehari 0.5-1 sendok
takar 5 mL.

Aturan Pakai

Saat perut kosong, 1 jam sebelum atau 2 jam sesudah makan.

Kontra Indikasi

Hipersensitif terhadap salbutamol atau obat agonis adrenoreseptor


beta-2 lainnya.

Efek Samping

Tremor, palpitasi.

Golongan Produk

Obat Keras (Merah)

4. Lasal Sirup

 Indikasi Umum

Meringankan Asma Bronkhial,


Bronkhitis khronik, Emfisema, dan kondisi
bronkhospastik lain.

 Komposisi

Tiap 5 ml mengandung : Salbutamol sulfate 2 mg

 Dosis

Dewasa : 2-3 x sehari 1-2 sendok takar 5 mL, Anak 6-12 tahun :

28
2-3 x sehari 1 sendok takar 5 mL, Anak < 6 tahun : 2-3 x sehari 0.5-1
sendok takar 5 mL.

 Aturan Pakai

Saat perut kosong, 1 jam sebelum atau 2 jam sesudah makan.

 Kontra Indikasi

Hipersensitif terhadap salbutamol atau obat agonis adrenoreseptor


beta-2 lainnya.

 Efek Samping

Tremor, palpitasi.

 Golongan Produk

Obat Keras (Merah)

5. Ventolin Inhaler

 Indikasi Umum
Meredakan serangan atau
pencegahan asma ringan, sedang atau
berat
 Komposisi
Per-kali semprot/puff mengandung : Salbutamol Sulfate 100 mcg.
 Dosis

Dewasa : - Menghilangkan bronkospam akut : 100 atau 200 mcg -


Pencegahan alergen atau bronkospasme akibat olahraga : 200 mcg -
Terapi kronis : 200 mcg, 4 kali/hari Anak-anak : - Menghilangkan
bronkospam akut : 100 mcg - Pencegahan alergen atau bronkospame
akibat olahraga : 100 mcg - Terapi kronis : 200 mcg, 4 kali/hari
 Aturan Pakai
Duduk atau berdiri tegak saat menggunakan inhaler. Kocok inhaler
dengan baik sebelum menghirupsnya. Langsung tarik napas perlahan
begitu Anda menekan inhaler. Tahan napas selama minimal 10 detik
setelah menghirupnya. Tarik dan buang napas perlahan diantara setiap
isapan.
29
 Kontra Indikasi
Hipersensitivitas.Tdk dapat digunakan utk mengatasi abortus yg
mengancam.
 Efek Samping
Tremor halus pada otot rangka, rasa tertekan, vasodilatasi perifer,
peningkatan denyut jantung, sakit kepala, kram otot sementara, reaksi
hipersensitif, hipokalemia, reaksi hiperaktif pada anak.
 Golongan Produk
Obat Keras (Merah)

6. Symbicort Turbuhaler

 Indikasi Umum
Terapi untuk asma dan
PPOK (Penyakit Paru
Obstruktif Kronik) berat
dan adanya riwayat
eksaserbasi (kekambuhan
parah) asma berulang.
 Komposisi
Per Dosis semprot/inhalasi : Budesonide 160 mcg, Formoterol
Fumarate 4.5 mcg
 Dosis
Terapi pemeliharaan dan pereda asma : Dewasa dan remaja usia di
atas 12 tahun : Dosis tergantung dari beratnya gejala, 2 inhalasi perhari.
Dosis pemeliharaan : 2 x sehari 2 inhalasi. PPOK : Dewasa : 2 inhalasi 2
kali sehari
 Aturan Pakai
Disemprotkan ke dalam mulut sambil dihirup
 Kontra Indikasi
Hipersensitivitas

 Efek Samping
30
Efek samping yang mungkin terjadi dalam penggunaan obat adalah:
Gatal ringan di tenggorokan dan suara serak, infeksi candida
(Candidiasis) di mulut dan/atau tenggorokan, palpitasi, sakit kepala,
Pneumonia pada pasien PPOK.
 Golongan Produk
Obat Keras (Merah)

BAB V
TUGAS KHUSUS EPILEPSI
5.1 Pengertian Epilepsi
Penyakit epilepsi atau ayan merupakan kondisi yang dapat menjadikan seseorang
mengalami kejang secara berulang. Epilepsi bisa menyerang seseorang ketika terjadinya
kerusakan atau perubahan di dalam otak.
Di dalam otak manusia terdapat neuron atau sel-sel saraf yang merupakan bagian dari
sistem saraf. Setiap sel saraf saling berkomunikasi menggunakan impuls listrik. Pada kasus
epilepsi, kejang terjadi ketika impuls listrik tersebut dihasilkan secara berlebihan, sehingga
menyebabkan perilaku atau gerakan tubuh yang tidak terkendali.
5.2 Gejala – gejala Epilepsi
Gejala-gejala dan tanda dari epilepsi dibagi berdasarkan klasifikasi dari epilepsi, yaitu :
1. Kejang parsial Lesi yang terdapat pada kejang parsial berasal dari sebagian kecil
dari otak atau satu hemisfer serebrum. Kejang terjadi pada satu sisi atau satu
bagian tubuh dan kesadaran penderita umumnya masih baik.
a. Kejang parsial sederhana Gejala yang timbul berupa kejang motorik
fokal, femnomena halusinatorik, psikoilusi, atau emosional 17 kompleks.
Pada kejang parsial sederhana, kesadaran penderita masih baik.
b. Kejang parsial kompleks Gejala bervariasi dan hampir sama dengan
kejang parsial sederhana, tetapi yang paling khas terjadi adalah
penurunan kesadaran dan otomatisme.

31
2. Kejang umum Lesi yang terdapat pada kejang umum berasal dari sebagian besar
dari otak atau kedua hemisfer serebrum. Kejang terjadi pada seluruh bagian
tubuh dan kesadaran penderita umumnya menurun.
a. Kejang Absans Hilangnya kesadaran sessat (beberapa detik) dan
mendadak disertai amnesia. Serangan tersebut tanpa disertai peringatan
seperti aura atau halusinasi, sehingga sering tidak terdeteksi.
b. Kejang Atonik Hilangnya tonus mendadak dan biasanya total pada otot
anggota badan, leher, dan badan. Durasi kejang bisa sangat singkat atau
lebih lama.
c. Kejang Mioklonik Ditandai dengan kontraksi otot bilateral simetris yang
cepat dan singkat. Kejang yang terjadi dapat tunggal atau berulang.
d. Kejang Tonik-Klonik Sering disebut dengan kejang grand mal.
Kesadaran hilang dengan cepat dan total disertai kontraksi menetap dan
masif di seluruh otot. Mata mengalami deviasi ke atas. Fase tonik
berlangsung 10 - 20 detik dan diikuti oleh fase klonik yang berlangsung
sekitar 30 detik. Selama fase tonik, tampak jelas fenomena otonom yang
terjadi seperti dilatasi pupil, pengeluaran air liur, dan peningkatan denyut
jantung.
e. Kejang Klonik Gejala yang terjadi hampir sama dengan kejang
mioklonik, tetapi kejang yang terjadi berlangsung lebih lama, biasanya
sampai 2 menit.
f. Kejang Tonik Ditandai dengan kaku dan tegang pada otot. Penderita
sering mengalami jatuh akibat hilangnya keseimbangan.
5.3 Jenis – jenis Epilepsi
1. Epilepsi Idiopatik Umum
Epilepsi idiopatik umum cenderung muncul selama masa kanak-kanak atau remaja,
walaupun mungkin tidak terdiagnosis sampai masa dewasa. Epilepsi jenis ini tidak
menunjukkan ada kelainan sistem saraf (otak atau sumsum tulang belakang) yang dapat
diidentifikasi baik dengan studi EEG atau studi gambar (MRI), selain kejang-kejang.
Hasil struktural otak normal pada pindai MRI otak, walaupun studi khusus
menunjukkan ada bekas luka atau perubahan halus didalam otak yang mungkin telah
ada sejak lahir.
Penderita epilepsi idiopatik umum memiliki kecerdasan normal dan hasil dari uji
neurologis dan MRI biasanya normal. Hasil electroencephalogram (EEG, sebuah tes

32
yang mengukur impuls listrik di otak) mungkin menunjukkan pelepasan epileptik yang
mempengaruhi seluruh otak (disebut pelepasan umum).
Jenis-jenis kejang yang mempengaruhi pasien dengan epilepsi idiopatik umum
mungkin termasuk:
a. Kejang Mioklonik (Sentakan ekstrim yang terjadi secara tiba-tiba dan durasi
sangat singkat).
b. Kejang tidak sadar (tatapan kosong).
c. Kejang tonik-klonik umum (kejang grand mal).
Epilepsi Idiopatik umum biasanya diobati dengan obat. Beberapa orang dapat
mengatasi kondisi ini dan berhenti mengalami kejang, seperti halnya dengan epilepsi
tidak sadar pada masa kanak-kanak dan sejumlah besar pasien dengan epilepsi
mioklonik remaja.

2. Epilepsi Idiopatik Parsial


Epilepsi Idiopatik Parsial dimulai pada masa kanak-kanak antara usia 5 dan 8
tahun dan mungkin ada riwayat keluarga yang memiliki epilepsi. Epilepsi ini juga
dikenal sebagai epilepsi fokal jinak masa kanak-kanak (BFEC), Epilepsi ini dianggap
salah satu jenis epilepsi paling ringan. Epilepsi ini hampir selalu hilang ketika sudah
pubertas dan tidak pernah didiagnosis pada orang dewasa.
Kejang-kejang cenderung terjadi selama tidur dan paling sering kejang motorik
parsial sederhana yang melibatkan wajah dan kejang sekunder umum (grand mal).
Jenis epilepsi ini biasanya didiagnosis dengan EEG.
3. Epilepsi Simptomatik Umum
Epilepsi Simptomatik Umum disebabkan oleh kerusakan otak yang meluas.
Cedera sewaktu kelahiran adalah penyebab paling umum dari Epilepsi Simptomatik
Umum. Selain kejang, pasien sering mengalami masalah neurologis lainnya, seperti
keterbelakangan mental atau cerebral palsy. Penyebab spesifik seperti penyakit otak
yang diwariskan, misalnya adrenoleukodystrophy (ADL) atau infeksi otak (seperti
meningitis dan encephalitis) juga dapat menyebabkan Epilepsi Simptomatik Umum.
Ketika penyebab Epilepsi Simptomatik Umum tidak dapat diidentifikasi, gangguan
tersebut dapat disebut sebagai epilepsi kriptogenik. Epilepsi jenis ini mengikut
sertakan subtipe yang berbeda, dimana yang paling umum dikenal adalah sindrom
Lennox-Gastaut.

33
Bermacam jenis kejang (kejang tonik-klonik, tonik, mioklonik, tonik, atonic, dan
kejang tidak sadar) adalah umum pada pasien ini dan bisa sulit untuk
mengendalikannya.
4. Epilepsi Simptomatik Parsial
Epilepsi Simptomatik Parsial (atau fokal) adalah jenis epilepsi yang paling umum
yang dimulai pada usia dewasa, tetapi epilepsi ini juga sering terjadi pada anak-anak.
Epilepsi jenis ini disebabkan oleh kelainan lokal dari otak, yang mungkin akibat dari
stroke, tumor, trauma, kelain otak bawaan (dipunyai sejak lahir), parut atau
“sclerosis” pada jaringan otak, kista, atau infeksi.
Kadang-kadang kelainan otak tersebut dapat dilihat pada pindai MRI, namun
seringnya kelainan tersebut tidak dapat diidentifikasi walaupun dilakukan berulang
kali karena ukurannya mikroskopis.
Epilepsi jenis ini dapat berhasil diobati dengan pembedahan yang bertujuan untuk
mengangkat bagian otak yang abnormal tanpa mengorbankan fungsi dari sisa otak.
Operasi epilepsi sangat berhasil dalam sejumlah besar pasien epilepsi yang tidak
berhasil diobati dengan obat antikonvulsan (setidaknya dua atau tiga obat) dan yang
memiliki lesi yang dapat diidentifikasi. Pasien-pasien tersebut menjalani evaluasi
epilepsi presurgical komprehensif di pusat epilepsi yang terdedikasi dan khusus.
5.4 Pengobatan Epilepsi
Pengobatan Epilepsi Belum ada metode dan obat untuk menyembuhkan epilepsi. Namun,
ada obat untuk mencegah terjadinya kejang yaitu obat yang dapat menahan gejala epilepsi,
sehingga pengidapnya dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan normal. Kejang-kejang
pada pengidap epilepsi perlu ditangani dengan tepat adalah untuk menghindari terjadinya
situasi yang dapat berakibat fatal. Misalnya terjatuh, tenggelam, atau mengalami kecelakaan
saat berkendara akibat kejang.
5.4.1 Farmakologi

Terapi farmakologi pada pasien epilepsi adalah dengan pemberian obat anti
epilepsi, yang dapat diberikan secara monoterapi atau politerapi. Keuntungan
pengobatan monoterapi adalah efek samping yang timbul lebih sedikit serta biaya
yang jelas lebih murah. Hanya saja berdasarkan hasil studi yang ada, pasien yang
memberikan respon terapi yang baik berupa penurunan episode kejang hanya 70%
saja. Bila pasien tetap tidak merespon setelah pemberian double terapi, pemberian
triple terapi angka keberhasilan hanya < 5%.

34
Terapi anti epilepsi diindikasikan pada epilepsi dengan episode kejang tanpa
provokasi lebih dari 1 kali. Pada pasien dengan episode kejang tanpa provokasi hanya
satu kali, pasien hanya dianjurkan untuk menghindari risiko terjadinya kejang,
contohnya minum alkohol dan kurang tidur. Pasien tidak perlu minum obat anti
epilepsi.
Berdasarkan mekanisme kerjanya, obat anti epilepsi dapat dibagi berdasarkan
golongan sebagai berikut:
 Penghambat kanal sodium, obat golongan ini menghambat aktivasi berulang
kanal sodium (carbamazepine, oxcarbazepine, eslicarbazepine, phenytoin,
fosphenytoin, lamotrigine, lacosamide, dan zonisamide)
 Agonis reseptor GABA (benzodiazepine dan barbiturates)
 Penghambat ambilan GABA (tiagabine)
 Penghambat transaminase GABA (vigabatrin)
 Antagonis glutamate (topiramate, felbamate, perampanel)
 Berikatan dengan protein synaptic vesicle 2A (levetiracetam, brivaracetam)
 Mekanisme kerja lebih dari satu (gabapentin, pregabalin, asam valproat)
5.4.2 Non Farmakologi

Terapi non farmakologi yang dapat diberikan pada pasien epilepsi adalah berupa
terapi bedah dan non bedah.
1. Terapi Bedah
Terapi bedah dilakukan pada 20-30% pasien yang tidak memilki respon
yang baik dengan pemberian obat antiepilepsi. Terapi bedah diindikasikan
pada pasien tersebut bila bagian otak yang menyebabkan kejang dapat
dioperasi tanpa memberikan efek defisit neurologis yang berat. Dalam
menentukan apakah pasien layak operasi atau tidak perlu dilakukan
serangkaian pemeriksaan dengan video-EEG, pencitraan neuronal serta studi
psikometrik.
Prosedur operasi bedah pada pasien epilepsi antara lain lobektomi dan
lesionektomi. Temporal lobektomi adalah prosedur operasi bedah yang paling
sering dilakukan pada pasien epilepsi. Pada pasien dengan indikasi operasi
yang tepat, lebih dari 80% kasus dapat bebas dari kejang setelah
pembedahan,walau beberapa tetap harus dibarengi dengan konsumsi obat anti
epilepsi.

35
Stimulasi nervus vagus juga dilaporkan dapat menjadi terapi tambahan
bagi pasien epilepsi yang tidak terkontrol. Alat stimulasi nervus vagus
biasanya diimplantasikan secara bedah di bawah kulit pasien.
2. Terapi Non Bedah
Terapi non bedah yang dapat dilakukan pada pasien epilepsi adalah dengan
diet ketogenik. Diet ketogenik diberikan berdasarkan teori bahwa keadaan
asidosis dan ketosis memiliki efek anti kejang. Dari hasil studi, pasien yang
episode kejangnya menjadi terkontrol setelah menerima diet ketogenik adalah
30 hingga 33%, sedangkan sisanya yaitu 33% pasien mengalami penurunan
episode kejang dan 33% lainnya sama sekali tidak memberikan respon
apapun.
Diet ketat ini harus diinisiasi di Rumah sakit karena kemungkinan efek
samping gangguan metabolik yang ditimbulkan. Hambatan lainnya adalah
diet ini amat sulit untuk dilakukan, hanya 10% pasien yang berhasil
menerapkan diet ini setelah 1 tahun.

Selain diet, pasien juga dapat melakukan upaya modifikasi gaya hidup
dengan menjalankan pola hidup sehat, antara lain dengan menghindari
konsumsi alkohol, istirahat cukup, relaksasi dan teknik biofeedback.
5.5 Contoh Obat Epilepsi
5.5.1 Di luar Apotek Koperlak

1. Phenytoin
 Indikasi Umum
Mengontrol serangan epilepsi jenis tonik dan psikomotor
 Komposisi
fenitoin natrium 100 mg
 Dosis
Dewasa : 1 kapsul 3 kali sehari, anak-anak : 1 kapsul 1 kali sehari
 Aturan Pakai
Sesudah makan
 Kontra Indikasi
Pemberian IV pada bradikardi sinus
 Efek Samping
36
Nistagmus, ataksia, bicara kasar, bingung, pusing, hiperplasia
gingival, hirsutism, ruam seperti morbili, ricketsia, ostemalasia, SLE,
leukopenia, trombositopenia, pansitopenia, granulositopenia
 Golongan Produk
Obat Keras (Merah)
2. Tegretol
 Indikasi Umum
Epilepsi, Pengobatan manik depresif yang berulang kali kambuh yang
tidak respons terhadap terapi litium. Neuralgia trigeminal yang
idiopatik & neuralgia trigeminal krn sklerosis multipel. Neuralgia
glosofaringeal yang idiopatik. Nyeri diabetik neuropati.
 Komposisi
Carbamezepine 200 mg
 Dosis
Epilepsi dewasa awal 100-200 mg 1-2 kali sehari. Dosis ditingkatkan
bertahap sampai dengan 400 mg 2-3 kali sehari, pada beberapa pasien
dapat sampai dengan 1600-2000 mg sehari.
 Aturan Pakai
Diberikan bersama makanan
 Kontra Indikasi
Blokade AV. Riwayat depresi sumsum tulang atau porfiria akut
intermiten. Penggunaan bersama dengan penghambat MAO
 Efek Samping
Sering: pusing, ataksia, reaksi alergi kulit, leukopenia. Kadang-
kadang: diplopia, peningkatan kadar enzim hati, muntah,
trombositopenia, hiponatremia, gangguan akomodasi. Jarang:
dermatitis eksfoliatif, sindroma Stevens-Johnson, hepatitis, SLE.
Neuritis, halusinasi, agitasi, depresi, sindroma Lyell, diskrasia darah,
reaksi anafilaksis, blokade AV, gagal jantung kongestif,
tromboembolisme, osteomalasia, gangguan ginjal, nefritis interstitial,
gangguan 5eksual
 Golongan Produk
Obat Keras (Merah)
3. Topamax

37
 Indikasi Umum
Epilepsi & profilaksis migren
 Komposisi
Topiramate 100 mg
 Dosis
Dosis awal 25 mg dikonsumsi pada malam hari selama 1 minggu.
Dosis dapat ditingkatkan sebanyak 25 mg dengan jarak 1 minggu.
Dosis pemeliharaan adalah 50–100 mg per hari. Dosis maksimal adalah
200 mg per hari. Dosis topiramine yang diberikan oleh dokter
tergantung pada kondisi kesehatan dan umur pasien.
 Aturan Pakai
Sebelum atau sesudah makan.
 Efek Samping
Parestesis, somnolen, pusing, dan reaksi efek samping ringan lain
yang berhubungan dengan SSP. Oligohidrosis (jarang dilaporkan).
Sebagian besar efek samping di atas dilaporkan terjadi pada anak.
Asidosis metabolik (jarang)
 Golongan Produk
Obat Keras (Merah)
4. Alpentin
 Indikasi Umum
Sebagai terapi tambahan untuk kejang parsial dan kejang dengan
generalisasi sekunder pada pasien yang belum terkontrol dengan
antikonvulsan standar yang digunakan secara tunggal atau kombinasi,
atau yang tidak toleran terhadap dosis terapi obat ini. Gabapentin,
sebagai terapi tambahan antikonvulsan, diindikasikan untuk kejang
sederhana dan kejang parsial kompleks, terutama kejang umum
sekunder tonik-klonik.
 Komposisi
Gabapentin 100 mg
 Dosis
Dewasa dan anak usia di atas 12 tahun : 900-1800 mg/hari. Hari ke-1:
300 mg 1x sehari. Hari ke-2 300 mg 2x sehari. Hari ke-3 300 mg 3x
sehari. Selanjutnya, dosis dapat ditingkatkan sampai dengan 1200

38
mg/hari diberikan dalam 3 dosis terbagi. Peningkatan dosis lebih lanjut
dapat dilakukan dengan penambahan 300 mg/hari, diberikan dalam 3
dosis terbagi. Maksimal 2.400 mg/hari.
 Aturan Pakai
Dapat diberikan bersama atau tanpa makanan.
 Kontra Indikasi
Pasien hipersensitif terhadap gabapentin.
 Efek Samping
Pemakaian obat umumnya memiliki efek samping tertentu dan sesuai
dengan masing-masing individu. Jika terjadi efek samping yang
berlebih dan berbahaya, harap konsultasikan kepada tenaga medis. Efek
samping yang mungkin terjadi dalam penggunaan obat adalah: Rasa
kantuk, rasa kelelahan, pusing.
 Golongan Produk
Obat Keras (Merah)

5.5.2 Di Apotek Koperlak

1. Depakene Sirup
 Indikasi Umum
Anti epilepsi
 Komposisi
Per-5 mL : Valproic acid 250 mg
 Dosis
15 mg/kg/hari dapat dinaikkan 1 minggu dengan interval 5-10
mg/kg/hari
 Aturan Pakai
Sebelum makan
 Kontra Indikasi
Hipersensitif pada asam valproate, Hamil, Kerusakan fungsi hati
 Efek Samping
Mual, muntah, konstipasi, sedasi, tremor, hair loss, depresi
 Golongan Produk

39
Obat Keras (Merah)

40
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Selama dua bulan praktek kerja industri di apotek Koperlak saya telah mendapatkan
pengetahuan dan keterampilan seperti melayani pendaftaran, menyiapkan resep, meracik obat,
menulis etiket obat, pelayanan informasi obat (PIO) dan mengetahui berbagai macam-macam
obat, serta mengetahui ilmu baru yang belum saya ketahui dan saya dapat belajar disiplin
waktu dan bertanggung jawab dalam praktek kerja lapangan.

1. Tujuan khusus yang telah dipelajari dan dipraktikan selama kegiatan PKL di Apotek
Koperlak meliputi :
a) Siswa mampu mengidentipikasi resep dokter dan cara penyimpanannya. Resep
dokter disimpan berurutan berdasarkan tanggal resep. Penyimpanan resep aktif
dan resep pensiun disimpan secara terpisah. Obat di simpan berdasarkan
alphabet, farmakologi, berdasarkan suhu, serta sesuai FEFO (First Expire First
Out) dan FIFO (First In First Out).
b) Siswa mampu membuat etiket dengan benar. Etiket untuk pemakaian oral
menggunakan etiket berwarna putih sedangkan untuk pemakaian luar
menggunakan etiket berwarna biru.
c) Siswa mampu menyerahkan obat dengan pelayanan informasi obat (PIO).
d) Siswa mampu menyimpan sediaan obat sesuai dengan penggolongan:
 Sediaan Solid (Padat) yaitu: Tablet, Kapsul, Kaplet, Serbuk (Pulveres)
 Sediaan Semi Solid (Setengah Padat) yaitu: Salep, Cream, Supositoria
 Sediaan Liqiud (Cair) yaitu: Larutan, Sirup, Suspensi, Emulsi
e) Siswa mengetahui cara menyimpan resep
f) Siswa mampu mengetahui jenis obat dan jumlah obat dalam resep:
 Tablet, Kapsul, dan Serbuk,
 Sirup Suspensi, dan Emulsi
 Salep, dan Injeksi
2. Apotek Koperlak adalah salah satu pelayanan kesehatan di kota Garut, dan Apotek
Koperlak merupakan salah satu unit usaha KOPERLAK dibawah naungan PT.
PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY KAMOJANG (PT. PEG Area
Kamojang), Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek Koperlak meliputi:

41
a) Pengelolaan Sediaan Farmasi Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai
meliputi perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pemusnahan,
pengendalian, pencatatan dan pelaporan.
b) Pelayanan Farmasi klinik meliputi pengkajian resep, dispensing, PIO (Pelayanan
Informasi Obat), dan konseling.
3. Kesimpulan Tugas khusus:
a. Asma merupakan penyakit tidak menular yang sulit disembuhkan secara tuntas,
kesembuhan pasien dari serangan asma tidak menjamin bahwa dalam waktu
dekat pasien akan terbebas dari kekambuhan, apalagi jika pasien berada di
lingkungan yang banyak mengandung asap rokok. Maka penderita akan
berhadapan dengan faktor-faktor allergen yang menyebabkan kekambuhan.
Adapun beberapa faktor non allergen diantaranya: stres, kecemasan, kurang atau
kelebihan olahraga, udara dingin, hiperventilasi, udara kering, virus, asap,dan
iritasi lainnya.
b. Asma Bronkial adalah suatu keadaan klinis yang ditandai oleh penyempitan
bronkus yang menyebabkan mengi, sesak nafas, dada terasa tegang, serta batuk
di waktu malam hari.
c. Epilepsi adalah gangguan kronis pada otak yang ditandai dengan kejang
berulang. Pada kasus epilepsi, kejang terjadi ketika impuls listrik tersebut
dihasilkan secara berlebihan, sehingga menyebabkan perilaku atau gerakan
tubuh yang tidak terkendali. Faktor penyebabnya pada orang dewasa di
antaranya: kelainan lokal dari otak, yang mungkin akibat dari stroke, tumor,
trauma, kelain otak bawaan (dipunyai sejak lahir), parut atau “sclerosis” pada
jaringan otak, kista, atau infeksi.
6.2 Saran
Saran untuk Apotek Koperlak adalah menurut kita, untuk bangunan apotek
sebaiknya lebih di majukan kedepan supaya bisa lebih terlihat oleh pasien atau konsumen
yang akan membeli obat dan untuk pintu masuknya sebaiknya didepan tidak dipinggir,
semoga pelayanan dan kepuasan terhadap pasien di pertahankan, untuk pembimbing yang
ada di apotek kita berharap kedepannya dapat lebih membimbing para peserta pkl dengan
lebih baik lagi tentang mengasih arahan dan tugas yang diberikan kepada anak pkl, agar
anak-anak pkl dapat bekerja dengan lebih maksimal dan efisien.
Saran untuk tugas khusus penyakit asma adalah untuk pasien penderita asma
diharapkan mau menghindari faktor yang dapat menyebabkan kambuhnya asma seperti
debu, asap roko, bulu binatang, serbuk, aktivitas dan olahraga yang berlebihan,
42
mengurangi atau mengontrol aktivitas berlebihan yang dapat menimbulkan masalah
intoleransi aktivitas,melakukan aktivitas sesuai batas kemampuan yang dimilik, pasien
diharapkan mematuhi aturan minum obat yang telah diberikan oleh dekter, adapun
pengobatan lainnya pasien harus mematuhi.
Saran untuk tugas khusu epilepsi adalah pasien diharapkan mematuhi aturan minum
obat yang telah diberikan oleh dekter, untuk menghindari faktor-faktor pemicu yang
menyebabkan kekambuhan bangkitnya kejang. Diharapkan dengan adanya kepatuhan
meminum obat anti epilepsi yang baik, pasien dapat memiliki kualitas hidup yang lebih
baik.

43
DAFTAR PUSTAKA

Fitriani, Risa, dari Yanti, 2018, Laporan Praktikum Kerja Industri Di Apotek
Koperlak. Garut: Smk Plus Sukaraja.

Anonim, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, No. 09 tahun 2017,


Tentang Apotek, Jakarta, Menkes RI

Anonim, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, No. 51 Tahun 2009,


Tentang Pekerjaan Kefarmasian, Jakarta, Menkes RI

Anonim, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, No. 73 Tahun 2016,


Tentang Standar pelayanan kefarmasian di apotek, Jakarta, Menkes RI

Anonim, (2003). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, No. 1332/


Menkes/ SK/ X/ 2002, Tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek,
Jakarta, Menkes RI

Anonim, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, No. 36 Tahun 2009


Tentang Kesehatan, Jakarta, Menkes RI

Wijaya, a., & Toyib, r. (2018). jurnal pseudocode vol5 no 2. sistem pakar diagnosis

penyakit asma denga menggunakan algoritme genetik (studi kasus rsud

kabupatan Kepahiang) .

Astuti, R. and Darliana, D. (2018) ‘Hubungan Pengetahuan Dengan Upaya

Pencegahan Kekambuhan Asma Bronkhial’, Idea Nursing Journal, 9(1), pp.

9–15.

Dudut, t. 2003. asuhan keperawatan asma bronkial. diakses pada tanggal 19 desember
2011.

Klinik Citama. 2011. Standar Kompetensi Dan Pelayanan Medic Klinik


Citama.Jakarta: Klinik Dan RB Citama.

Dinkes.sumutprov.go.gejala-penyakit-asma-dan-cara-pengobatannya

YENNY ANGGRAINI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2011

44
Dayu, A. 2011. Asma Pada Balita. Jogjakarta: Javalitera

Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan yankes.kemkes.go.id pencegahan-penyakit-


asma

Orami.co.id magazine obat asma farmakologi-tradisional

Depkes RI. (2007). Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Asma. Jakarta Direktorat
Jenderal Bina Kefarmasian dan alat kesehatan.

Halodoc.com obat-dan-vitamin seretide-inhaler-25-125-mcg-120-dosis-1

Halodoc.com obat-dan-vitamin ventolin-sirup-10

Halodoc.com obat-dan-vitamin singulair-10-mg-7-tablet

Halodoc.com obat-dan-vitamin combivent-udv-10-vial

Halodoc.com obat-dan-vitamin velutine-inhalation-solution-2-5-mg

Halodoc.com obat-dan-vitamin lasal-2-mg-10-kapsul

Halodoc.com obat-dan-vitamin lasal-4-mg-10-kapsul

Halodoc.com obat-dan-vitamin lasal-expectorant-sirup-100-ml

Halodoc.com obat-dan-vitamin lasal-sirup-100-ml

Halodoc.com obat-dan-vitamin ventolin-inhaler-100-mcg-200-doses

Halodoc.com obat-dan-vitamin symbicort-160-mcg-4-5-mcg-turbuhaler-60-dosis

Halodoc.com kesehatan epilepsi

Eprints.undip.ac.id/44421/3/ADRIAN_SETIAJ I_22010110130154_Bab2KTI.pdf

E-jurnal.com/2013/12/jenis-jenis-epilepsi.html?m=1

Alomedika.com penyakit neurologi epilepsi penatalaksanaan

Halodoc.com obat-dan-vitamin phenytoin-100-mg-100-kapsul

Halodoc.com obat-dan-vitamin tegretol-200-mg-10-tablet

Halodoc.com obat-dan-vitamin topamax-100-mg-10-tablet

45
Halodoc.com obat-dan-vitamin alpentin-100-mg-10-kapsul

Halodoc.com obat-dan-vitamin depakote-250-mg-tablet

46
LAMPIRAN 1

Denah Apotek Koperlak

47
LAMPIRAN 2

Etiket

1. Eiket obat Luar

2. Etiket obat dalam

3. Klip Plastik

48
LAMPIRAN 3

Nota Dan Surat Pesanan

1. Nota

2. Surat Pesanan

49
LAMPIRAN 4

Salinan Resep Dan Kwitansi

1. Salinan Resep

2. Kwitansi

50
LAMPIRAN 5

Kartu Stok
Kartu Stok

51
LAMPIRAN 6

Resep Dan Resume Medis Rawat Jalan

1. Resep

52
2. Resume
Medis
Rawat Jalan

53
54

Anda mungkin juga menyukai