Disusun oleh:
i
4
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Praktek Kerja Lapangan(PKL) Apotek ini disusun untuk memenuhi salah
satu syarat nilai pada Program Studi D3 Farmasi STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah
Cilacap
Mengetahui
Ketua Program Studi D3 Farmasi
Stikes Al-Irsyad Al-Islamiyah Cilacap
ii
4
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Swt atas rahmat dan hidaya Nya sehingga kami dapat
melaksanakan Praktek Kerja lapangan (PKL) di Apotek Kimia Farma 133
Purwokerto dengan baik dan lancar.
Praktek lapangan ini di selenggarakan dalam rangka memberikan bekal
pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman dalam pengolahan apotek kepada
mahasiswi serta meningkatkan kemampuan dalam mengabdikan profesinya kepada
masyarakat.
Alhamdulillah Peraktek Kerja Lapangan ini dapat di laksanakan dengan baik dan
lancar tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak pada kesempatan ini penyusun
mengucapkan banyak-banyak terima kasih kepada :
1. Drs. Sarjo Haryono., Apt sebagai pembimbing lahan sekaligus selaku Apoteker
Pengelola Apotek (APA) di Apotek Kimia Farma 133 Purwokerto yang telah
memberikan pengarahan dan bimbingan selama PKL berlangsung.
2. MikaTri Kumala Swandari,M,Sc.,Apt sebagai pembimbing pendidikan selama
PKL
3. Segenap karyawan/ asisten Apotek Widuri yang telah memberikan bantuan
selama PKL berlangsung.
4. Bapak/Ibu dosen yang telah memberikan ilmu pengetahuan dengan ikhlas dan
penuh semangat
5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu demi satu yang telah
membantu dalam pelaksanaan dan penyusunan laporan PKL ini.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena
itu segala saran dan kritik demi kesempurnaan sangat kami harapkan. Semoga
laporan ini bisa bermanfaat bagi pembacanya dan semua pihak yang membutuhkan
dalam peningkatan wawasan keterampilan dalam pengolahan apotek.
iii
4
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... vii
DAFTAR SINGKATAN .................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Tujuan PKL Apotek ................................................................................... 2
1.3 Kompetisi dan Target ................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 6
2.1 Pengertian Apotek ..................................................................................... 6
2.2 Tugas dan Fungsi Apotek .......................................................................... 9
2.3 Struktur Organisasi Apotek ..................................................................... 10
2.4 Peraturan Perundang-Undangan Apotek ................................................. 12
2.5 Penggolongan Obat .................................................................................. 13
2.6 Resep........................................................................................................ 22
2.7 Penyimpanan Obat ................................................................................... 23
2.8 Alur Distribusi Obat ................................................................................ 26
2.9 Administrasi (Pencatatan dan Pelaporan Obat) ....................................... 27
2.10 KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi) ............................................ 27
BAB III TINJAUAN UMUM APOTIK ........................................................... 32
3.1 Profil Apotek ............................................................................................ 32
3.2 Kerjasama dengan Dokter Praktek ........................................................... 36
iv
4
v
4
DAFTAR GAMBAR
vi
4
DAFTAR LAMPI
vii
4
DAFTAR SINGKATAN
AA : Asisten Apoteker
Amd. Farm : Ahli Madya Farmasi
APA : Apoteker Penanggung Jawab Apotik
Apt : Apoteker
APEN : Apoteker Pendamping
BPJS : Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
BPOM : Badan Pengawas Obat dan Makanan
Dirjen : Direktur Jendral
FEFO : First Expired First Out
FIFO : First In First Out
GCD : Gudang Cabang Distributor
GCP : Gudang Cabang Pabrik
GD : Gudang Distributor
GP : Gudang Pabrik
HJA : Harga Jual Apotek
KepMenKes : Keputusan Menteri Kesehatan
KIE : Komunikasi, Informasi dan Edukasi
MenKes : Menteri Kesehatan
M.Farm : Magister Farmasi
M.Sc., Apt : Magister Science Apoteker
NIDN : Nomor Induk Dosen Nasional
OHT : Obat Herbal Terstandar
OWA : Obat Wajib Apotek
PBF : Pedagang Besar Farmasi
PKL : Praktik Kerja Lapangan
PP : Peraturan Pemerintah
PSA : Pemilik Sarana Apotek
RI : Republik Indonesia
S.Farm. Apt : Sarjana Farmasi Apoteker
viii
4
ix
T
4
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2 TUJUAN
1.1 Tujuan Umum PKL Apotek
Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa dapat menerapkan praktek
layanan kefarmasian di apotek.
1.2 Tujuan Khusus PKL Apotek
Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa diharapkan mampu:
1.2.1 Melaksanakan komunikasi dengan pasien sesuai kewenangannya
1.2.2 Mengidentifikasi resep, merencanakan, dan melaksanakan peracikan
obat yang tepat sesuai kewenangannya
1.2.3 Melaksanakan pelayanan informasi obat sesuai kewenangannya
1.2.4 Menerapkan pencatatan dan pelaporan obat
1.2.5 Menerapkan aturan penyimpanan obat di apotek
1.2.6 Mengidentifikasi macam-macam jenis alat kesehatan dan
kegunaannya
1.2.7 Menjelaskan cara penyimpanan dan perawatan alat kesehatan
1.2.8 Memahami program asuransi dan program kerjasama jaminan
kesehatan terkait dengan penggunaan obat di apotek
1.2.9 Memahami perilaku dan etika profesi selama menjalankan praktek di
apotek
Target :
1. Mahasiswa mendapatkan pengalaman terlibat dalam alur
pelayanan resep di apotek mulai dari penerimaan hingga peracikan
resep.
2. Mahasiswa mendapatkan pengalaman dalam hal :
2.1 Perhitungan dosis
2.2 Penimbangan
2.3 Pembuatan racikan sediaan puyer
2.4 Pembuatan racikan sediaan kapsul
2.5 Pembuatan racikan sediaan sirup kering
2.6 Pembuatan salep
2.7 Pembuatan lotio
2.8 Penulisan copy resep, kwitansi dan bukti pembayaran
3. Mahasiswa mendapatkan pengalaman tentang resep khusus yang
berisi obat golongan narkotika, psikotropika.
Melaksanakan pelayanan informasi obat sesuai kewenangannya
Target :
1. Mahasiswa mendapatkan pengalaman dalam pelaksanaan
informasi etiket obat pada pasien
2. Mahasiswa mendapatkan pengalaman dalam menulis etiket aturan
pakai obat
Menerapkan pencatatan dan pelaporan obat
Target :
1. Mahasiswa mendapatkan pengalaman dalam pencatatan stock obat
di apotek
2. Mahasiswa mendapatkan pengalaman tentang pencatatan dan
pelaporan mengenai obat golongan narkotika dan psikotropika
3. Mahasiswa mendapatkan pengalaman mendokumentasikan resep
di apotek
Menerapkan aturan penyimpanan obat di apotek
Target :
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Obat Wajib Apotek. Dari uraian diatas yang melatarbelakangi hal tersebut
adalah:
2.6.4.1 Meningkatkan pengobatan sendiri secara tepat, aman, dan rasional
2.6.4.2 Meningkatkan peran Apoteker dalam KIE (Kepmenkes RI, 1990)
Oleh karena itu ditetapkan keputusan menteri tentang obat keras
yang dapat diserahkan tanpa resep dokter di Apotek. Hal ini tercantum
dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor919/Menkes/Per/1993 tentang kriteria obat yang diserahkan tanpa
resep, yaitu:
2.5.4.1 Tidak dikontraindikasikan untuk wanita hamil, anak usia 2 tahun
dan orang tua diatas 65 tahun
2.5.4.2 Tidak memberikan resiko pada kelanjutan penyakit
2.5.4.3 Penggunaan tidak memerlukan cara atau alat khusus yang harus
dilakukan oleh bantuan tenaga kesehatan
2.5.4.4 Untuk penyakit yang prevelensinya tinggi di indonesia
2.5.4.5 Memiliki rasio khasiat yang dipertanggung jawabkan (Permenkes
RI, 1993).
Sedangkan menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
924/Menkes/Per/X/1993 dikeluarkan pertimbangan sebagai berikut:
2.5.4.1 Pertimbangan utama untuk Obat Wajib Apotek ini sama dengan
pertimbangan obat yang diserahkan tanpa resap dokter, yaitu
meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menolong dirinya
sendiri guna mengatasi masalah kesehatan dengan meingkatkan
pengobatan sendiri secara tepat, aman dan rasional
2.5.4.2 Pertimbangan kedua untuk meningkatkan peran apoteker di
Apotek dalam pelayanan komunikasi informasi dan edukasi serta
pelayanan obat kepada masyarakat
2.5.4.3 Pertimbangan yang ketiga untuk peningkatan penyediaan obat
yang dibutuhkan untuk pengobatan sendiri (Kepmenkes RI,
1993).
4
2.6 Resep
Pengertian resep obat dalam Farmakologi (ilmu Farmasi):Resep obat
adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, dokter hewan kepada
apoteker untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi penderita sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Apotek wajib melayani resep
dokter, dokter gigi, dan dokter hewan.Pelayanan resep obat sepenuhnya atas
tanggung jawab apoteker tulis dalam resep, apoteker wajib berkonsultasi dengan
dokter untuk pengelola apotek dalam hal pasien tidak mampu menebus obat
yang dipilihsebagai obatalternatif.
Apoteker wajib memberi informasi yang berkaitan dengan penggunaan
obat yang diserahkan kepada pasien. Informasi meliputi: cara penggunaan obat,
dosis dan frekuensi pemakaian, lamanya obat digunakan indikasi, kontra
indikasi, kemungkinan efek samping dan hal-hal lain yang diperhatikan
pasien. Apabila apoteker menganggap dalam resep obat terdapat kekeliruan atau
penulisan resep yang tidak tepat, harus diberitahukan kepada dokter penulis
resep. Bila karena pertimbangannya dokter tetap pada pendiriannya, dokter
wajib membubuhkan tanda tangan atas resep. Salinan resep obat harus ditanda
tangani oleh apoteker.
Resep Obat adalah permintaan tertulis dari seorang dokter kepada apoteker
untuk memberikan obat yang dikehendaki kepada pasien.Oleh karenanya pasien
tidak diharuskan mengerti tulisan resep obat.Akan tetapi apotekerlah yang wajib
mengerti tulisan resep obat dan memberikan informasi obat yang dibutuhkan
oleh pasien. Mulai dari nama obat, dosis, aturan pakai, efek samping sampai hal-
hal lain yang berhubungan dengan obat dan penyakit pasien. Dari alur tersebut
jelaslah bahwa pasien (berhak) mendapatkan informasi lebih dari sekedar bisa
4
2.7 PenyimpananObat
Masa penyimpanan semua jenis obat mempunyai batas waktu, karena
lambat laun obat akan terurai secara kimiawi akibat pengaruh cahaya, udara dan
suhu. Akhirnya khasiat obat akan berkurang. Tanda-tanda kerusakan obat
kadangkala tampak dengan jelas, misalnya bila larutan bening menjadi keruh
dan bila warna suatu krim berubah tidak seperti awalnya ataupun berjamur.
Akan tetapi dalam proses rusaknya obat tidak dapat dilihat dengan mata
telanjang. Bentuk dan baunya obat tidak berubah, namun kadar zat aktifnya
sudah banyak berkurang, atau terurai dengan membentuk zat-zat beracun.
berkurangnya zat aktif hanya dapat ditetapkan dengan analisa di laboratorium.
Menurut aturan Internasional, kadar obat aktif dalam suatu sediaan
4
diperbolehkan menurun sampai maksimal 10%, lebih dari 10% dianggap terlalu
banyak dan obat harus dibuang.
2.7.1 Aturan penyimpanan
Guna memperlambat penguraian, maka semua obat sebaiknya
disimpan di tempat yang sejuk dalam wadah asli dan terlindung dari
lembab dan cahaya.Dan hendaknya di suatu tempat yang tidak bisa dicapai
oleh anak - anak, agar jangan dikira sebagai permen berhubung bentuk dan
warnanya kerapkali sangat menarik.Obat-obat tertentu harus disimpan di
lemari es dan persyaratan ini selalu dicantumkan pada bungkusnya, misal
insulin.
2.7.2 Lama penyimpanan obat
Masa penyimpanan obat tergantung dari kandungan dan cara
menyimpannya. Obat yang mengandung cairan paling cepat terurainya,
karena bakteri dan jamur dapat tumbuh baik di lingkungan lembab. Maka
itu terutama obat tetes mata, telinga dan hidung, larutan, sirup dan salep
yang mengandung air/krim sangat terbatas jangka waktu kadaluwarsanya.
Pada obat-obat biasanya ada kandungan zat pengawet, yang dapat
merintangi pertumbuhan kuman dan jamur.Akan tetapi bila wadah sudah
dibuka, maka zat pengawetpun tidak dapat menghindarkan rusaknya obat
secara keseluruhan.Apalagi bila wadah sering dibuka-tutup, misal dengan
tetes mata, atau mungkin bersentuhan dengan bagian tubuh yang sakit,
mis.pipet tetes mata, hidung atau telinga. Oleh karena itu obat hendaknya
diperlakukan dengan hati-hati, yaitu setelah digunakan, wadah obat perlu
ditutup kembali dengan baik, juga membersihkan pipet/sendok ukur dan
mengeringkannya. Di negara-negara maju pada setiap kemasan obat harus
tercantum bagaimana cara menyimpan obat dan tanggal kadaluwarsanya,
diharapkan bahwa di kemudian hari persyaratan ini juga akan dijalankan di
Indonesia secara menyeluruh. Akan tetapi, bila kemasan aslinya sudah
dibuka, maka tanggal kadaluwarsa tersebut tidak berlaku lagi.Dalam daftar
di bawah ini diberikan ringkasan dari jangka waktu penyimpanan dari
sejumlah obat, bila kemasannya sudah dibuka. Angka-angka ini hanya
4
merupakan pedoman saja, dan hanya berlaku bila obat disimpan menurut
petunjuk-petunjuk yang tertera dalam aturan pakai.
2.7.3 Cara Penyimpanan Obat Golongan:
2.7.3.1 Obat Bebas
a. Pada saat menyimpan obat sebaiknyadalam kemasan asli dan wadah
tertutup rapat. Dan pada suhu kamar yang terhindar dari sinar
matahari langsung
b. Pada saat menyimpan obat sebaiknyadiletakkan ditempat yang tidak
panas atau tidak lembab karena akan menimbulkan kerusakan.
c. Pada saat menyimpan obat bentuk cair sebaiknya tidak disimpan
dalam lemari pendingin agar tidak beku,kecuali jika tertulis dalam
etiket obat
d. Pada saat menyimpan obat sebaiknya obat masih dalam keadaan
bagus atau masa kadaluarsa yang masih lama
e. Sebaiknya obat disimpan ditempat yang tinggi atau aman agar tidak
bisa dijangkau oleh anak-anak
2.7.3.2 Golongan Narkotik
Apotek dan Rumah Sakit harus memiliki tempat khusus
untuk menyimpan narkotik dengan persyaratan sebagai berikut:
a. Lemari terbuat dari kayu atau bahan lain yang kuat(tidak boleh
terbuat dari kaca)
b. Lemari mempunyai kunci kuat
c. Dibagi dua bagian,masing-masing dengan kunci yang
berlainan
d. Bagian pertama untuk menyimpan morfina,petidina serta
persediaan narkotika,sedangkan bagian yang kedua
dipergunakan untuk menyimpan narkotika lainnya yang
dipakai sehari-hari.
2.7.3.3 Golongan Psikotropika
Obat-obat untuk golongan psikotropika dalam rak dan lemari
khusus yang terpisah dari obat-obatan lain yang membuat kartu
4
BAB III
TINJAUAN UMUM APOTEK
Kimia Farma Apotek dan PT. Kimia Farma Trading and Distribution
(Tim PKPA PT. Kimia Farma Apotek, 2012). Berbekal pengalaman
selama puluhan tahun, PT. Kimia Farma telah berkembang menjadi
perusahaan dengan pelayanan kesehatan terintegrasi di Indonesia.
PT. Kimia Farma kian diperhitungkan. Sejarah PT Kimia Farma
kiprahnya dalam pengembangan dan pembangunan bangsa,
khususnya pembangunan kesehatan masyarakat Indonesia.
3.1.2 Lokasi
Lokasi pada Apotek Kimia Farma 133 Purwokerto ini terletak di
jalan Jend Sudirman Timur No 435, yang bersebrangan disebelah
kanan dengan Klinik Mata Kamandaka.
3.1.3. Struktur Organisasi Perusahaan
PT. Kimia Farma (Persero) Tbk., dipimpin oleh seorang Direktur
Utama yang membawahi empat Direktur, yaitu Direktur Pemasaran,
Direktur Produksi, Direktur Keuangan dan Direktur Umum dan
SDM (Kimia Farma, 2012). Dalam upaya perluasan, penyebaran,
pemerataan dan pendekatan pelayanan kefarmasian pada masyarakat,
PT. Kimia Farma (Persero), Tbk. telah membentuk suatu jaringan
distribusi yang terorganisir. PT. Kimia Farma (Persero) Tbk.
Mempunyai dua anak perusahaan, yaitu PT. Kimia Farma Trading
and Distribution dan PT. Kimia Farma Apotek yang masing-masing
berperan dalam penyaluran sediaan farmasi, baik distribusi melalui
PBF maupun pelayanan kefarmasian melalui apotek.
3.1.4 Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang harus dimiliki oleh apotek untuk
meningkatkan kualitas pelayanan apotek (Menkes RI, 2004) yaitu:
1. Papan nama apotek yang dapat terlihat dengan jelas, memuat
nama apotek, nama Apoteker Pengelola Apotek, nomor izin apotek
dan alamat apotek.
4
BAB IV
PEMBAHASAN
Sedangkan bagi peserta prakerlin yang shift sore sore harus menata dan
menyetok kembali obat-obatan yang di display di depan dan mengecek barang-
barang yang jumlahnya menipis agar di lihat lebih rapih. Di Apotek Kimia Farma
juga bekerjasama dengan beberapa dokter spesialis diantaranya Dokter kulit
yaitu Dr. Lilik Karsono,Sp.KK, yang melakukan praktek untuk hari Senin pukul
(07.00-09.00) (13.00-15.000) (19.00-21.00). Hari Selasa – Rabu dan Jum’at
pada pukul (19.00-21.00) dan pada hari Kamis pukul (07.00-09.00) dan (19.00-
21.00). Kemudian Dr. Primartono, sp.THT praktek hari Senin-Jumat pukul
(19.00-21.00) kemudian ada Dr. Muttaqien P, Sp.S yaitu dokter spesialis syaraf,
untuk prakteknya setiap hari Rabu dan Jumat saja pada pukul 20.30-21.30.
Peserta prakerlin sudah mulai untuk meracik obat di belakang (tempat peracikan).
Setelah itu, peserta prakerlin diharuskan merapihkan obat-obatan dan
membersihkan alat-alat yang telah digunakan untuk meracik obat pasien dokter
Lilik Karsono, dokter Primartono dan dokter Muttaqien dan setelah itu peserta
prakerlin melakukan kegiatan prakerlin seperti biasa.
Kemudian di Apotek Kimia Farma terdapat kegiatan prolanis, yang di
lakukan setiap jadwal yang sudah di bagikan. Sebelum berangkat melakukan
prolanis, karyawan atau apoteker biasanya menyiapkan obat obatan yang akan
4
dibawa ke prolanis, obat obatanya pun seperti Metformin, Amlodipin 5mg 10mg,
Glimepirid 1mg 2mg, 3mg, dan 4mg, lalu ada Seretide, Noforapid, dan masih
banyak lainya. Prolanis ini biasanya dilakukan di daerah daerah seperti
Baturaden, Sumbang, Karanglewas, Ajibarang, Cilongok dan Kedungbanteng.
Biasanya prolanis diadakan setiap jam 07.30 sampai pasien prolanis telah habis,
biasanya melebihi jam 13.00.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.Kesimpulan
5.2.Saran
1.Mahasiswi/Mahasiswa perlu meningkatkan kemampuan dan ketrampilan
dalam melakukan kegiatan kefarmasian sesuai petunjuk AA.
2.Pihak STIKES agar dapat memantau kegiatan siswa yang sedang
melaksanakan PKL secara intensif sehingga segala kesulitan yang timbul dapat
dipecahkan bersama.
3.Agar pembeli tidak menurun, maka pemilik apotek harus meningkatkan
pelayanan dengan melengkapi sediaan obat dan stock obat sesuai dengan
kebutuhan.
4
DAFTAR PUSTAKA
Permana, DAS, dkk. 2017.Buku Panduan Kerja Lapangan (PKL) Apotek Program
Studi D3 Farmasi.Cilacap: STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah.
LAMPIRAN
Kamar
mandi
Mushola
4