Anda di halaman 1dari 16

i

MODUL PRAKTIKUM

FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID

Jumlah SKS : 1 SKS


Kode MK : PFM8201033
Penyusun : Dr. apt. Sofi Nurmay Stiani, S.Far, M.Sc.

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SALSABILA SERANG
SK. MENRISTEK DKTI RI NO. 107/KPT/I/2018
Jl. Raya Serang-Pandeglang No. 33 KM.06 Kemanisan-Curug-
Kota Serang -Banten
Telp. / Fax : ( 0254 ) 250354 Email : stikessalsabila@gmail.com
MODUL PRAKTIKUM

FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID

Nama :
NIM :
Kelas :
Kelompok :

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SALSABILA SERANG

| PRAKTIKUM FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID ii


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan


rahmat-Nya sehingga Modul Praktikum untuk mahasiswa/i Farmasi
program studi S1 Di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Salsabila ini dapat
terselesaikan dengan sebaik-baiknya.

Modul praktikum ini dibuat sebagai pedoman dalam melakukan


kegiatan praktikum farmasi program studi S1 yang merupakan kegiatan
penunjang mata kuliah Formulasi dan Teknologi sediaan solid di
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Salsabila. Modul praktikum ini
diharapkan dapat membantu mahasiswa/i dalam mempersiapkan dan
melaksanakan praktikum dengan lebih baik, terarah, dan terencana. Pada
setiap topik telah ditetapkan tujuan pelaksanaan praktikum dan semua
kegiatan yang harus dilakukan oleh mahasiswa/i serta teori singkat untuk
memperdalam pemahaman mahasiswa/i mengenai materi yang dibahas.

Penyusun menyakini bahwa dalam pembuatan Modul ini masih


jauh dari sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan
saran yang membangun guna penyempurnaan modul praktikum ini di
masa yang akan datang.

Akhir kata, penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua


pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung.

Serang, Juni 2022

Penyusun

| PRAKTIKUM FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID iii


TATA TERTIB KEGIATAN PRAKTIKUM

1. Setiap Praktikan harus datang 15 menit lebih awal untuk


mempersiapkan alat dan bahan, setiap mahasiswa yang datang
terlambat tanpa alasan yang jelas tidak dapat mengikuti praktikum.
Apabila tidak dapat mengikuti praktikum harus dapat menunjukkan
surat keterangan yang jelas dan dapat diterima.
2. Praktikan yang 3 kali tidak mengikuti praktikum tidak dapat
mengikuti selanjutnya dan mengulang di semester depan.
3. Sebelum praktikum dimulai harus sudah membuat jurnal praktikum
sampai cara kerja.
4. Selama melaksanakan praktikum praktikan wajib mengenakan jas
laboratorium dan dipakai sebelum masuk laboratorium.
5. Dilarang memakai perhiasan, bersolek/berdandan yang berlebihan
ketika melaksanakan praktikum.
6. Setiap praktikan wajib membuat laporan sementara pada setiap ahkir
praktikum dan menyerahkan laporan resmi pada pertemuan
berikutnya.
7. Alat-alat yang sudah digunakan, dicuci dan dikembalikan ke tempat
semula.
8. Bila praktikan merusak, memecahkan, atau menghilangkan alat atau
bahan praktikum , praktikan wajib menggantinya.
9. Setiap praktikan harus mengaga kebersihan laboratorium, selama
praktikum praktikan dilarang makan, minum dan merokok.
10. Hal-hal yang belum tercantum di atas akan diatur lebih lanjut.

Serang, Juni 2023


Tim Penyusun

| PRAKTIKUM FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID iv


PROSEDUR PENILAIAN PRAKTIKUM

FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID

No Keterangan Persentase Penilaian

1 Kehadiran 20 %

2 Pre Test 10 %

3 Laporan 30 %

4 Ujian akhir praktikum 40 %

∑ TOTAL 100 %

| PRAKTIKUM FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID v


DAFTAR ISI

HAlAMAN JUDUL............................................................................... i
KATA PENGANTAR........................................................................... ii
TATA TERTIB PRAKTIKUM............................................................ iii
PROSEDUR PENILAIAN.................................................................... iv
DAFTAR ISI......................................................................................... v
PERCOBAAN I KAPSUL...…................................................................1
PERCOBAAN II KAPSUL DAN EVALUASINYA.......................................
7
PERCOBAAN III PEMBUATAN PARASETAMOL DENGAN
METODE GRANULASI BASAH...................................................................
23
PERCOBAAN IV PENGUJIAN GRANUL DAN TABLET PCT.................
32
PERCOBAAN V VITAMIN B1 DENGAN GRANULASI KERING .............
39
PERCOBAAN VI PENGUJIAN GRANUL DAN TABLET VIT B1..........
49
PERCOBAAN VII CHEWABLE DENGAN GRANULASI BASAH.........
52
PERCOBAAN VIII
PENGUJIAN GRANUL DAN TABLET CHEWABLE....................... 61
PERCOBAAN IX SUPPOSITORIA..................................................... 65
PERCOBAAN X EVALUASI SUPPOSITORIA................................. 72
PERCOBAAN XI PIL........................................................................... 73
PERCOBAAN XII EVALUASI PIL..................................................... 81

| PRAKTIKUM FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID vi


1

MODUL III
PEMBUATAN PARASETAMOL
DENGAN METODE GRANULASI BASAH

A. Tujuan Praktikum
Mahasiswa memahami cara pembuatan tablet dengan metode
granulasi basah dan evaluasi sifat fisiknya
B. Dasar Teori
Tablet
Menurut Farmakope edisi IV, tablet adalah sediaan padat
mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Warna
tablet umumnya putih. Tablet yang berwarna kemungkinan karena
zat aktifnya memang berwarna, tetapi ada juga tablet yang sengaja
diberi warna agar tampak lebih menarik, mencegah pemalsuan, dan
untuk membedakan tablet yang satu dengan tablet yang lain.
Pemberian etiket pada tablet harus mencantumkan nama tablet atau
zat aktif yang dikandung, dan jumlah zat aktif (zat berkhasiat) tiap
tablet.
Syarat Tablet
Syarat tablet kecuali dinyatakan lain, tablet harus memenuhi syarat
berikut :
1. Keseragaman ukuran. Kecuali dinyatakan lain, diameter
tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 1/3 tebal
tablet. Keseragaman bobot tablet tidak bersalut harus
memenuhi syarat keseragaman bobot yang ditetapkan sebagai
berikut :
Timbang 20 tablet, hitung bobot rata-rata tiap tablet. Jika
ditimbang satu persatu, tidak boleh dari 2 tablet yang masing-
masing bobotnya yang menyimpang dari bobot rata-ratanya
menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari harga
yang ditetapkan kolom A, dan tidak satu tablet pun yang
bobotnya menyimpang dari bobo rata-ratanya lebih dari harga
yang ditetapkan kolom B.
Jika tidak mencukupi 20 tablet , dapat digunakan 10
tablet; tidak satu tabletpun yang bobotnya menyimpang lebih
besa dari bobot rata-rata yang ditetapkan kolom A dan tidak
satu tabletpun yang bobotnya menyimpang lebih besar dari
bobot rata-rata yang di tetapkan kolom B.
Penyimpangan bobot rata-rata
Bobot rata-rata dalam %
A B
25 mg atau kurang 15% 30%
26 mg sampai dengan 150 mg 10% 20%
151 mg sampai dengan 300 mg 7,5% 15%
Lebih dari 300 mg 5% 10%

1. Waktu hancur tablet tidak bersalut enterik. Alat tabung gelas


panjang 80 mm sampai 100 mm, diameter dakam lebih kurang
28 mm, diameter luar 30 mm hingga 31 mm, ujung bawah

| PRAKTIKUM FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID 2


dilengkapi kasa kawat tahan karat, lubang sesuai dengan
pengayak nomor 4, berbentuk keranjang.
Keranjang disiapkan searah ditengah-tengah tabung,
diameter 45 mm, dicelupkan ke dalam air bersuhu antara 36’
dan 38’ sebanyak lebih kurang 1000 ml, sedalam tidak kurang
dari 15 cm sehingga dapat dinaik-turunkan dengan teratur.
Kedudukan kawat kasa pada posisi tertinggi tepat diatas
permukaan air dan kedudukan terendah mulut keranjang tepat
dipermukaan air.
Cara masukkan 5 tablet ke dalam keranjang, tutun-
naikkan keranjang secara teratur 30 kali tiap menit. Tablet
dinyatakan hancur jika tidak ada bagian tablet yang tertinggal
diatas kasa kecuali fragmen yang berasal dari zat penyalut.
Kecuali dinyatakan lain ,waktu yang diperlikan untuk
menghancurkan kelima tablet tidal lebih dari 15 menit untuk
tablet tidak bersalut dan tidak lebih dari 60 menit untuk tablet
bersalut gula dan bersalut selaput. Jika tablet tidak memenuhi
syarat ini, ulangi pengujian menggunakan tablet satu persatu
kemudian ulangi lagi menggunakan 5 tablet dengan cakram
penentuan. Dengan cara pengujian ini tablet harus memenuhi
syarat diatas.
Cakram penentuan terdiri dari cakram yang terbuat dari
bahan yang cocok, diameter lebih kurang 26 mm, tebal 2 mm,
permkaan bawah rata, permukaan atas berlubang 3 dengan
jarak masing-masing lubang 10 mm dari titik pusat. Tiap
lubang terdapat kawat tahan karat diameter 0,445 mm, yang
dipasang tegak lurus permukaan cakramndan dihubungkan

| PRAKTIKUM FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID 3


dengan cincin penentuan dengan permukaan atas cakram 15
mm. Beda antara 1 mm dan 2 mm. Bobot cakram penentuan
tidak kurang dari 1,9 g dan tidak lebih dari 2,1 g.
Waktu hancur tablet beralut enteric lakukan pengujian
waktu hancur menggunakan alat dan menurut cara tersebut
diatas, air diganti dengan lebih kurg 25 ml asam klorida 0,06
N. Pengerjaan dilakukan selama 3 jam, tablet tidak larut
kecuali zat penyalut. Angkat keranjang, cuci segera table
dengan air. Gnati larutan asam dengan larutan pH 6,8 , atur
suhu antara 36’ dan 38’. Celupkan keranjang kedalam larutan
tersebut, Lanjutkan pengujian sekama 60 menit. Pada akhir
pengujian tidak terdapat, bagian tablet diatas kasa kecuali
fragmen zat penyalut. Jika tidak memenuhi syarat ini, ulangi
pengujian menggunakan 5 tablet dengan cakram penentuan.
Dengan cara pengujian ini tablet harus memenuhi syarat
Komponen Tablet
Komponen atau formulasi tablet terdiri atas :
1. Zat aktif
2. Eksipien atau bahan tambahan.
a. Bahan pengisi (diluent)
b. Bahan pengikat (binder)
c. Bahan penghancur/pengembang (disintegrant)
d. Bahan pelican (lubrikan/lubricant)
e. Glidan
f. Bahan penyalut
3. Ajuvan
a. Bahan pewarna

| PRAKTIKUM FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID 4


b. Bahan pengaroma

Cara Pembuatan Tablet


Cara pembuatan tablet dibagi menjadi tiga cara, yaitu
granulasi asah, granulasi kering dan kempa langsung.
a. Granulasi basah
1. Granulasi basah, dilakukan dengan mencampurkan zat
khasiat, zat pengisi, dan zat penghancur sampai
homogeny, lalu dibasahi dengan larutan bahan pengikat,
jika perlu ditambah bahan pewarna. Setelah itu diayak
menjadi granul, dan dikeringkan dalam lemari
pengering pada suhu 40 -50 C (tidak lebih dari 60oC).
o o

Setelah kering diayak lagi untuk memperoleh granul


dengan ukuran yang diperlukan dan ditambahkan bahan
pelicin kemudian dicetak menjadi tablet dengan mesin
tablet. Cara granulasi basah menghasilkan tablet yang
lebih baik dan dapat disimpan lebih lama dibanding cara
granulasi kering.
b. Granulasi kering
Granulasi kering dilakukan dengan mencampurkan zat
khasiat, zat pengisi, dan zat penghancur, serta jika perlu
ditambahkan zat pengikat dan zat pelicin hingga
menjadi massa serbuk yang homogeny, lalu dikempa
cetak pada tekanan tinggi, sehingga menjadi tablet besar
(slug) yang tidak berbentuk baik, kemudian digiling dan
diayak hingga diperoleh granul dengan ukuran partiket
yang diinginkan. Akhirnya dikempa cetak lagi sesuai

| PRAKTIKUM FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID 5


ukuran tablet yang diinginkan. Keuntungan granulasi
kering, yaitu tidak diperlukan panas dan kelembapan
dalam proses granulasi kering ini serta penggunaan
alatnya lebih sederhana, sedangkan kerugiannya adalah
menghasilkan tablet yang kurang tahan lama
dibandingkan dengan cara granulasi basah.

c. Kempa Langsung
Cetak atau kempa langsung dilakukan jika :
1. Jumlah zat khasiat per tabletnya cukup untuk dicetak.
2. Zat khasiatnya mempunyai sifat alir yang baik (free-
flowing)
3. Zat khasiat berbentuk Kristal yang bersifat free-
flowing
Bahan pengisi untuk kempa langsung yang paling banyak
digunakan adalah selulosa mikrokristal, laktosa anhidrat,
laktosa semprot-kering, sukrosa yang dapat dikempa dan
beberapa pati termodifikasi, misalnya tablet Hexamin,
tablet NaCl, tablet KMnO4.
Macam-Macam Kerusakan pada Pembuatan Tablet
1. Binding
Kerusakan tablet akibat massa yang akan dicetak
melekat pada dinding ruang cetakan.
2. Sticking/picking
Perlekatan yang terjadi pada punch atas dan bawah
akibat permukaan punch tidak licin, ada lemak pada
pencetak, zat pelicin kurang, atau massa basah.

| PRAKTIKUM FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID 6


3. Whiskering
Terjadi karena pencetak tidak pas dengan ruang
cetakan atau terjadi pelelehan zat aktif saat
pencetakan pada tekanan tinggi. Akibatnya, pada
penyimpanan dalam botol, sisi yang berlebih akan
lepas dan menghasilkan bubuk.
4. Splitting/capping
Splitting : lepasnya lapisan tipis dari permukaan
tablet terutama pada bagian tengah.
Capping : Membelahnya tablet dibagian atas.
5. Mottling
Terjadi karena zat warna tersebar tidaj merata pada
permukaan tablet.
6. Crumbling
Tablet menjadi retak dan rapuh. Penyebabnya adalah
kurang tekanan pada pencetakan tablet dan zat
pengikatnya kurang.

C. Alat dan Bahan


No ALAT NO BAHAN
1 Mortar 1 Paracetamol
2 Stamper 2 Amilum
3 Penggaris 3 Talk
4 Corong 4 Mg stearate
5 Timbangan analitik 5 Avicel pH 102 20%
6 Gelas ukur 6 Avicel pH 102 10%
7 Baskom 7 Laktosa

| PRAKTIKUM FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID 7


8 Ayakan 8 Aquadest
9 Kain batis
10 Erlenmeyer
11 Mesin cetak tablet
12 Oven

D. FORMULASI
Jenis Zat Nama Zat Formula Formula Formula
I II III
Zat aktif Paracetamol 100 mg 100 mg 100 mg
Pengikat Amilum 5% 7% 9%
Aqua qs qs qs
Penghancur Avicel PH 102 20% 20% 20%
dalam
Pengisi Lactosa ** ** **
Penghancur luar Avicel PH 102 10% 10% 10%
Glidan / anti Talk 2% 2% 2%
Adheren Mg Stearate 0,8% 0,8% 0,8%

Besar per tablet : 300 mg


Besar batch pembuatan : 300 tablet = 90.000 mg =90 g
Hitung jumlah tablet zat yang ditimbang untuk satu batch
pembuatan.
Penimbangan zat aktif dilebihkan 5% dari formula.
** penambahan jumlah laktosa dilakukan setelah seluruh formula
dihitung.

| PRAKTIKUM FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID 8


E. Cara Kerja
Prosedur Pembuatan

1. Pembuatan Larutan Pengikat : Tuang air kedalam wadah


gelas, sambil diaduk suspensikan kedalamnya bahan
pengikat. Tambahkan air mendidih (950C ) teruskan
pengadukan hingga diperoleh cairan yang jernih.

2. Granulasi : ayak zat aktif bahan penghancur dan pengisi


sebelum dicampur menggunakan ayakan mesh 30. Tuang
zat aktif, bahan pengisi dan penghancur kedalam wadah
baskom. Aduk homogen selama 5 menit. Tambahkan
larutan pengikat ( suhu 60 0C / hangat ), aduk hingga
menjadi massa yang kompak. Bila perlu dapat
ditambahkan air hangat.

3. Granulasi massa basah ini dengan ayakan mesh 8 atau


mesh 12 hingga terbentuk granul yang baik. Keringkan
granulat didalam lemari pengering yang telah dialasi kain
batis pada suhu 40-50 0C semalaman. ( kadar air granul <
5% ).

4. Pencampuran Akhir : ayak granulat yang telah kering


dengan ayakan mesh 12 atau mesh 16. Masukan granul
kedalam kantong plastik. Tambahkan kedalamnya bahan
penghancur, glidan dan anti adheren yang telah diayak
dengan mesh 30. Kocok kantung plastik selama 5 menit.

5. Masukkan ke dalam oven selama 24 – 48 jam

6. Lakukan pengujian

| PRAKTIKUM FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID 9


| PRAKTIKUM FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID 10

Anda mungkin juga menyukai