Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
JAKARTA
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. yang sudah melimpahkan
rahmat, taufik, dan hidayah- Nya sehingga kami bisa menyusun makalah ini
dengan baik serta tepat waktu. Seperti yang sudah kita tahu“Krim” adalah suatu
sediaan yang sering dipakai oleh setiap orang. Semuanya perlu dibahas pada
makalah ini apa saja kandungan dalam sediaan krim itu dan bagaimana cara
membuat sediaan krim tersebut.
Tugas ini saya buat untuk memberikan ringkasan tentang sediaan krim.
Mudah-mudahan makalah yang kami buat ini bisa menolong menaikkan
pengetahuan kita jadi lebih luas lagi. Kami menyadari kalau masih banyak
kekurangan dalam menyusun makalah ini.
Oleh sebab itu, kritik serta anjuran yang sifatnya membangun sangat kami
harapkan guna kesempurnaan makalah ini. Kami mengucapkan terima kasih
kepada Ibu Dr. Sri Teguh Rahayu, S.Farm, M.Farm, Apt Selaku dosen pengampu.
Kepada pihak yang sudah menolong turut dan dalam penyelesaian makalah ini.
Atas perhatian serta waktunya, kami sampaikan banyak terima kasih.
i
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
4) Perawatan Kecantikan: Beberapa krim dirancang khusus untuk
perawatan kecantikan, seperti krim anti-penuaan untuk mengurangi
garis-garis halus dan kerutan, krim pemutih untuk mengurangi
pigmentasi kulit, dan krim penghilang bekas luka atau noda.
BAB II
PEMBAHASAN
2
2.1 Landasan Teori
Krim adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih
bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Istilah ini
secara tradisional telah digunakan untuk sediaan setengah padat yang
mempunyai konsistensi relatif cair diformulasi sebagai emulsi air dalam
minyak atau minyak dalam air. Sekarang ini batas tersebut lebih diarahkan
untuk produk yang terdiri dari emulsi minyak dalam air atau dispersi
mikrokristal asamasam lemak atau alkohol berantai panjang dalam air, yang
dapat dicuci dengan air dan lebih ditujukan untuk penggunaan kosmetika dan
estetika. Krim dapat digunakan untuk pemberian obat melalui vaginal.
(Bruntan,2008)
3
yang diharapkanadalah sebagai berikut :
a. Stabil
Selama masih dipakai mengobati krim harus stabil. Krim harus
bebas dari inkompatibilitas, stabil pada suhu kamar, dan
kelembapanyang ada dalam kamar.
b. Lunak
Semua zat dalam keadaan halus dan seluruh produk menjadi lunak
dan homogen.
c. Mudah dipakai
Umumnya krim tipe emulsi adalah yang paling mudah dipakaidan
dihilangkan dari kulit.
d. Dasar krim yang cocok
e. Terdistribusi merata
Obat harus terdispersi merata melalui dasar krim padat atau cair pada
penggunaan.
(Anief, 1994)
Menurut Farmakope Indonesia Edisi VI, krim adalah bentuk sediaan
setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi
dalam bahan dasar yang sesuai (Depkes RI, 2020) .
Zat aktif adalah komponen utama dalam suatu produk farmasi yang
memberikan efek terapeutik atau farmakologis yang diinginkan. Ini adalah
bahan kimia yang bertanggung jawab atas efek medis dari suatu produk.
Dalam krim atau produk topikal lainnya, zat aktif adalah bahan yang
4
memberikan efek langsung pada kulit atau kondisi kulit tertentu yang sedang
diobati.
Berikut adalah proses pembuatan krim dengan zat tambahan yang umum
digunakan:
5
h) Sintesis: Tambahkan pewarna ke dalam formulasi krim dan aduk
hingga tercampur secara merata.
Formulasi
R/Asam salisilat 10%
Gliseril stearat 7,5%
PEG75 stearat 7,5%
Asam stearat 5%
Mineral oil
(paraffin cari) 8%
Deioniazid water 62%
m.f cream 10 gram
Pada formula diatas zat aktif nya yaitu Asam Salisilat yaitu sebagai
antifungi, dan untuk Gliseril Stearat sebagai zat pengemulsi,PEG 75
stearat sebagai bahan tambahan,untuk asam stearat sebagai zat tambahan,
parafin cair sebagai laktasivum, air suling.
Asam salisilat sukar larut dalam air Asam salisilat dicampur setelah terbentuk
tetapi larut dalam air mendidih fase minyak dalam air dan di campur
degan setelah pendinginan yakni pada
suhu 40 derajat C, karena suhu air
mendidih 100 derajat C akan merusak
6
bahan lainnya
Bahan -bahan yang digunakan Seluruh bahan harus dilebur terlebih
memiliki bentuk yang berbeda, dahulu sebelum dicampur
sementara sediaan yang dibuat
berupa sediaan semi solid
Krim pada saat pencampuran Untuk mencegah kehilangan maka
mudah melekat pada wadah pada saat penimbangan dilebihkan
sehingga mengurangi jumlah 10%
sediaan
7
untuk membantu mencampurkan dua zat yang biasanya
terpisah bila disatukan, pengemulsi juga dapat membantu
menjaga kestabillan emulsi minyak dan air.
PEG 75 stearat Propilen glikol digunakan sebagai humektan yang akan
(PEG 4000
mempertahankan kandungan dalam sediaan sehingga sifat
monostearat)
fisik dan stabilitas sediaan selama penyimpanan dapat
dipertahankan.
Parafin Cair Parafin digunakan untuk mengikat suatu sediaan agar
berbentuk kompak,jadi bentuk sediaan tidak berubah
dalam jangka waktu yang lama.
Air Suling Air suling digunakan sebagai pelarut dalam formulasi
2.3 PREFORMULASI
A. Monografi
1) Glyceryl stearat (C21H42O4) Hope 5 hal 308,Hope 6 hal 290
BM 358,6
Pemerian Berwarna putih krem seperti lilin padat dalam bentuk
manik-manik/beads, serpih, atau serbuk. Licin saat
disentuh dan memiliki bau dan rasa sedikit berlemak.
Kelarutan Larut dalam etanol panas, eter, kloroform, aseton panas,
minyak mineral, dan fixed oils. Praktis tidak larut dalam
air,tetapi dapat terdispersi dalam air dengan bantuan
sejumlah kecil sabun atau surfaktan lainnya.
Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat ditempat sejuk dan kering,
dan terhindar dari cahaya.
Khasiat Emolien; bahan pengemulsi; bahan pelarut; bahan
stabilisasi; bahan sustained-release; lubrikan tablet dan
kapsul.
Stabilitas Jika disimpan pada suhu hangat, bilangan asam gliseril
8
monostearat meningkat pada penuaan dikarenakan proses
saponifikasi ester dengan sejumlah air. Antioksidan
yang efektif dapat ditambahkan, seperti butylated
hydroxytoluene dan propyl gallate.
Inkompatibilitas Tingkat self-emulsifying dari gliseril monostearat tidak
kompatibel dengan zat asam(Rowe et al, 2003).
9
(Rowe et al, 2003)
10
Wadah dan Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya
Penyimpanan (Depkes RI, 1979).
Stabilitas Teroksidasi bila terpapar panas dan cahaya
Inkompatibilitas Dengan bahan oksidator kuat(Rowe et al, 2003).
11
Kandungan Asam salisilat mengandung tidak kurang dari 99,5% dan
tidak lebih dari 101,0% C7H6O3 dihitung terhadap zat
yang telah dikeringkan.
Wadah dan Dalam wadah tertutup baik.
Penyimpanan
Kegunaan Bahan aktif (Depkes RI, 1979)
7,5
2. Gliseril stearat 7,5% = x 10 gram
100
= 0 , 75 gram
10
Ditambahkan 10% = x 0 ,75 gram
100
= 0,075 gram
Total = 0,75 + 0,075 gram
= 0,825 gram
7,5
3. PEG 75 stearat 7,5% = x 10 gram
100
= 0 , 75 gram
10
Ditambahkan 10% = x 0 ,75 gram
100
= 0,075 gram
Total = 0,75 + 0,075 gram
= 0,825 gram
12
5
4. Asam stearat 5% = x 10 gram
100
= 0 , 5 gram
10
Ditambahkan 10% = x 0 ,5 gram
100
= 0 , 05 gram
Total = 0,5 + 0,05 gram
= 0,55 gram
5. Mineral oil
8
(paraffin cari) 8% = x 10 gram
100
= 0 , 8 gram
10
Ditambahkan 10% = x 0 ,8 gram
100
= 0 , 08 gram
Total = 0,8 + 0,08 gram
= 0,88 gram
62
6. Deioniazid water 62%= x 10 gram
100
= 6 , 2 gram
10
Ditambahkan 10% = x 6 ,2 gram
100
= 0 , 62 gram
Total = 6,2 + 0,62 gram
= 6,82 gram
13
Gelas ukur
Termometer
Sendok tanduk
Sudip
Stemper
Pipet tetes
Pot krim
Penangas air
Mortir
b. Bahan
Asam salisilat
Gliserill stearat
PEG 75 Stearat
Asam stearat
Mineral oil (Parafin cair)
Deioniazid water
14
2.6 EVALUASI SEDIAAN KRIM
1. Uji Organoleptik (FI IV, Hal 2020, soft copy) Uji Fisika
Prinsip evaluasi Metode visual terdiri dari Warna dilihat dengan indra
pelihat dan bau dicium degan indra penciuman
Jumlah 1 tube
Syarat warna putih
15
pelarut yang sesuai, hati-hati agar tutup dan bagian lain
wadah yang pada awal telah ditimbang tidak terpisah.
Keringkan dan timbang kembali masing-masing wadah
kosong beserta bagian-bagiannya yang telah ditimbang
pada penimbangan pertama. Tetapkan bobot bersih
masing-masing isi wadah dan rata-rata isi bersih dari
seluruh wadah. Perbedaan antara kedua penimbangan
adalah bobot bersih isi wadah
Jumlah 10 tube
Syarat Untuk bobot atau volume sediaan ≤ 60 gr atau 60 ml
16
4. Penentuan tipe krim (Martin, Hal 1144-1145) Uji Fisika
Jumlah 1 tube
Syarat Zat warna bergerombol pada globul minyak
Jumlah 1 tube
Syarat Sediaan krim homogen dengan ciri partikel terlihat
sama.
Jumlah 3 tube
Syarat Tidak terjadi kebocoran pada satupun tube.
17
7. Uji stabilitas (FI VI,2020,hlm 709) Uji kimia
Jumlah 1 tube
Syarat Tidak terjadi pemisahan fase krim
BAB III
18
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bahan aktif yang digunakan dalam pembuatan sediaan krim adalah asam
salisilat yang berkhasiat sebagai keratolitik. Dimana asam salisilat sebagai
antifungi berkhasiat fungisid terhadap banyak fungi pada konsentrasi 3-6% dalam
salep dan berkasiat bakteriostatis lemah dan berdaya keratolitis,yaitu dapat
melarutkan lapisan tanduk kulit pada konsentrasi 5-10%.
DAFTAR PUSTAKA
19
Anief, Moh. 1997. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press
Bruntan, Laurence, Keith P, dkk. 2008. Goodman and Gillman’s Manual of
Pharmacology and Therapeutic. New York: Mc Graw Hill Medical
Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia edisi III. Jakarta : Departemen Kesehatan
Republik Indonesia
Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia IV. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia
Harahap, M. 2000. Ilmu Penyakit Kulit.Jakarta: Hipokrates
Lachman, L., Herbert A. L., Joseph L. K. 2008. Teori dan Praktek Farmasi
Industri Edisi III. Jakarta: UI Press
Niazi, S. K. 2009. Handbook of Pharmaceutical Manufacturing Formulations
Compressed Solid ProductVolume I second Editions. New York : Informa
Healtcare
Purushothamrao K, Khaliq K., Sagare P., Patil S. K., Kharat S. S., Alpana.K.
2010. Formulation and evaluation of vanishing cream for scalp psoriasis.
Int J Pharm Sci Tech Vol-4,Issue-1, 2010. ISSN: 0975-0525
Rowe, Raymond C., Paul J. S., Paul J. W. 2003. Handbook of Pharmaceutical
Exipients. London: Pharmaceutical Press
20