Anda di halaman 1dari 11

SAKSI MATA

Written by

Hikmal Munawar

Based on Short Story


by
Seno Gumira Ajidarma
1.

NARATOR (V.O.)
SAKSI MATA itu datang tanpa mata.
Ia berjalan tertatih-tatih di
lorong menuju ruang pengadilan
dengan di antar oleh PETUGAS yang
mengawalnya. Dari lobang pada bekas
tempat kedua matanya mengucur darah
yang begitu merah bagaikan tiada
warna merah yang lebih merah dari
merahnya darah yang mengucur
perlahan-lahan dan terus menerus
dari lobang mata itu.

1 INT. RUANG PERSIDANGAN. DAY 1


PETUGAS membuka pintu persidangan, SAKSI MATA berjalan
memasuki ruang persidangan lalu berhenti sejenak.
TITLE : SAKSI MATA
Beat
CUT TO:

2 INT. RUANG PERSIDANGAN. DAY 2


PETUGAS memabawa SAKSI MATA ke kursi persidangan. para
WARTAWAN dengan penuh gairah segera memotret SAKSI MATA itu
dari segala sudut, kilat yang berkeredap membuat suasana
makin panas dan hadirin ikut menatap, berbisik, serta
berceloteh sehingga mengganggu persidangan.
"Kebangetan"

"Sadis"
"Gila"
"jahat banget, sampai separah itu liat ish"
HAKIM
(TEGAS)
Tenang saudara-saudara! Tenang!
Siapa yang mengganggu jalannya
pengadilan akan saya usir keluar
ruangan!

3 INT. RUANG PERSIDANGAN. DAY 3


Syukurlah para hadirin bisa ditenangkan. Mereka juga ingin
segera tahu, apa yang sebenarnya telah terjadi.
2.

SAKSI MATA
Saya Pak.
HAKIM
Di manakah mata saudara?
SAKSI MATA
Diambil orang Pak.
HAKIM
Diambil?
SAKSI MATA
Saya Pak.
HAKIM
Maksudnya di operasi?

SAKSI MATA
Bukan Pak,diambil pakai sendok.
HAKIM
Haa? Pakai sendok? Kenapa?
SAKSI MATA
Saya tidak tahu kenapa Pak, tapi
katanya mau dibikin tengkleng.
HAKIM
Dibikin tengkleng? Terlalu! Siapa
yang bilang?
SAKSI MATA
Yang mengambil mata saya Pak.
HAKIM
(mengintimidasi)
Tentu saja, bodoh! Maksud saya
siapa yang mengambil mata saudara
pakai sendok?
SAKSI MATA
Dia tidak bilang siapa namanya Pak.
HAKIM
Saudara tidak tanya bodoh?
SAKSI MATA
Tidak Pak.
HAKIM
3.

Dengar baik-baik bodoh, maksud saya


seperti apa rupa orang itu? Sebelum
mata saudara diambil dengan sendok
yang katanya untuk dibuat
tengkleng. Barangkali,mata saudara
masih ada di tempatnya kan?
SAKSI MATA
Saya Pak.
HAKIM
Jadi saudara melihat seperti apa
orangnya kan?
SAKSI MATA
Saya Pak.

HAKIM
Coba ceritakan apa yang dilihat
mata saudara yang sekarang sudah
dimakan para penggemar tengkleng
itu.

4 INT. RUANG PERSIDANGAN. DAY 4


SAKSI MATA itu diam sejenak. Segenap pengunjung diruang
pengadilan menahan napas.
SAKSI MATA
Ada beberapa orang Pak.
HAKIM
Berapa?
SAKSI MATA
Tiga Pak.
HAKIM
Seperti apa mereka?
SAKSI MATA
Saya tidak sempat meneliti Pak,
habis mata saya keburu diambil sih.
HAKIM
Masih ingat pakaiannya barangkali?
SAKSI MATA
Yang jelas mereka berseragam Pak.

5 INT. RUANG PERSIDANGAN. DAY 5


4.

Ruang pengadilan jadi riuh kembali seperti dengungan seribu


lebah. HAKIM mengetuk-ngetukkan palunya. Suara lebah
menghilang.
"Hah Berseragam"
"Rapih bener dah"
"yang bener aja"
"Halo dek, kali pak Hakim"
HAKIM
Seragam tentara maksudnya?
SAKSI MATA
Bukan Pak.

HAKIM
Polisi?
SAKSI MATA
Bukan juga Pak.
HAKIM
Hansip barangkali?
SAKSI MATA
Itu lho Pak, yang hitam-hitam
seperti di film.
HAKIM
Mukanya ditutupi?
SAKSI MATA
Iya Pak, cuma kelihatan matanya.

HAKIM
Aaaah, saya tahu! Ninja kan?
SAKSI MATA
Nah, itu ninja! Mereka itulah yang
mengambil mata saya dengan sendok!

6 INT. RUANG PERSIDANGAN. DAY 6


Lagi-lagi hadirin ribut dan saling bergunjing seperti di
warung kopi. Lagi-lagi Bapak HAKIM Yang Mulia mesti mengetuk-
ngetukkan palu supaya orang banyak itu menjadi tenang.
"Gak masuk akal"
"Sinting, brutal banget"
5.

"Sakit jiwa ini orang"


"Dia seharusnya masuk rumah sakit jiwa, bukan malah ke
persidangan".
HAKIM
(Marah)
Coba tenang sedikit! Ini ruang
pengadilan, bukan acara LAPOR PAK!
CUT TO:

7 INT. KAMAR SAKSI MATA. NIGHT 7


SAKSI MATA berbaring ditempat tidurnya, lalu ia mengambil
handphone sambil membuka aplikasi instagram. tiba-tiba ia
melihat sebuah postingan yang membuat dia tertarik dan
membaca postingan tersebut.

SAKSI MATA
(penasaran dan sedikit
terkejut)
Wah kok gw baru tau sih tentang
ini.
Beat.
SAKSI MATA (V.O.)
Hari ini 33 tahun lalu terjadi
insiden Santa Cruz di Dili, Timor
Leste pada 12 November 1991.
Tidak lama setelah membaca postingan itu, saksi mata
mengantuk dan memutuskan untuk tidur. Didalam mimpi, saksi
mata tebangun secara pelahan, ia terkejut serta ketakutan
meliat Tiga ninja sudah bersiap mencongkel matanya. Dua ninja
memegang saksi mata, kemudian ninja satu nya lagi menghampiri
saksi mata, lalu ia yang mencongkel mata tanpa rasa ragu
sedikit pun.
CUT TO:

8 INT. RUANG PERSIDANGAN.DAY 8


Ruang pengadilan itu terasa sumpek. Orang-orang berkeringat,
namun mereka tak mau beranjak. HAKIM meneruskan
pertanyaannya.
HAKIM
Saudara Saksi Mata.
6.

SAKSI MATA
Saya Pak.
HAKIM
Ngomong-ngomong, kenapa saudara
diam saja ketika mata saudara
diambil dengan sendok?
SAKSI MATA
Mereka bertiga Pak.
HAKIM
Saudara kan bisa teriak-teriak atau
melempar barang apa saja di dekat
saudara atau ngapain kek supaya
tetangga mendengar dan menolong
saudara. Rumah saudara kan di gang
kumuh, orang berbisik di sebelah
rumah saja kedengaran, tapi kenapa
saudara diam saja?
SAKSI MATA
Habis terjadinya dalam mimpi sih
Pak.
HAKIM
Saudara Saksi Mata tadi mengatakan
terjadi di dalam mimpi. Apakah
maksud saudara kejadiannya begini
cepat seperti dalam mimpi?
SAKSI MATA
Bukan Pak, bukan seperti mimpi,
tapi memang terjadinya dalam mimpi.
itu sebabnya saya diam saja ketika
mereka mau menyendok mata saya.

HAKIM
Saudara serius? Jangan main-main
ya, nanti saudara harus
mengucapkannya di bawah sumpah.
SAKSI MATA
Sungguh mati saya serius Pak, saya
diam saja karena saya pikir toh
terjadinya cuma dalam mimpi ini.
Saya malah ketawa-ketawa waktu
mereka bilang mau dibikin
tengkleng.
HAKIM
Jadi, menurut saudara Saksi Mata
segenap pengambilan mata itu hanya
terjadi dalam mimpi?
7.

SAKSI MATA
Bukan hanya menurut saya Pak,
memang terjadinya didalam mimpi.
HAKIM
Saudara kan bisa saja gila.
SAKSI MATA
Lho ini bisa dibuktikan, banyak
saksi mata yang tahu kalau
sepanjang malam saya cuma tidur
Pak, dan selama tidur tidak ada
orang mengganggu saya pak.
HAKIM
Jadi terjadinya pasti di dalam
mimpi ya?

SAKSI MATA
Saya pak.
HAKIM
Tapi waktu terbangun mata saudara
sudah tidak ada?
SAKSI MATA
Betul Pak.

9 INT. RUANG PERSIDANGAN. DAY 9


HAKIM menggeleng-gelengkan kepala tidak bisa mengerti.
HAKIM
(BERGUMAM)
"Absurd"

HAKIM
Saudara Saksi Mata.
SAKSI MATA
Saya pak.
HAKIM
Apakah saudara masih bisa bersaksi?
SAKSI MATA
Saya siap Pak, itu sebabnya saya
datang ke pengadilan ini lebih dulu
ketimbang ke dokter mata Pak.
HAKIM
8.

Saudara Saksi Mata masih ingat


semua kejadian itu meskipun sudah
tidak bermata lagi?
SAKSI MATA
Saya pak.
HAKIM
Saudara masih ingat bagaimana
pembantaian itu terjadi?
SAKSI MATA
Saya pak.
HAKIM
Saudara masih ingat bagaimana darah
mengalir, orang mengerang dan
mereka yang masih setengah mati
ditusuk dengan pisau sampai mati?
SAKSI MATA
Saya pak.
HAKIM
Ingatlah semua itu baik-baik,
karena meskipun banyak saksi mata,
tidak ada satupun yang bersedia
menjadi saksi di pengadilan kecuali
saudara.
SAKSI MATA
Saya pak.
HAKIM
"Sekali lagi, apakah saudara Saksi
Mata masih bersedia bersaksi?"

SAKSI MATA
Saya pak.
HAKIM
Kenapa?
SAKSI MATA
Demi keadilan dan kebenaran Pak.

10 INT. RUANG PERSIDANGAN. DAY 10


Ruang pengadilan jadi gemuruh. Semua orang bertepuk tangan,
termasuk JAKSA dan PEMBELA. Banyak yang bersorak-sorak.
Beberapa orang mulai meneriakkan yel-yel. Bapak HAKIM Yang
Mulia segera mengetukkan palu wasiatnya.
9.

"Kelazzzz"
"Hidup keadilan dan kebenaran"
"Menyala abangku"
HAKIM
(tegas)
Hussss! Jangan berisik di sini!
HAKIM
Sidang hari ini ditunda, dimulai
lagi besok untuk mendengar
kesaksian saudara SAKSI MATA yang
sudah tidak punya mata lagi!
NARATOR (V.O)
Ketika hari sudah menjadi malam,
SAKSI MATA yang sudah tidak bermata
itu berdoa sebelum tidur. Ia berdoa
agar kehidupan yang fana ini baik-
baik saja adanya, agar segala
sesuatu berjalan dengan mulus dan
semua orang berbahagia.

Anda mungkin juga menyukai