HASLINAR
D1B121334
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MEGAREZKY
MAKASSAR
2023
SKRIPSI
Disusun dan Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana
Farmasi Universitas Megarezky
HASLINAR
D1B121334
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MEGAREZKY
MAKASSAR
2023
i
HALAMAN PERSETUJUAN
ii
HALAMAN PENGESAHAN
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga, dan tak lupa pula
kirimkan shalawat serta salam kepada Nabiyullah Muhammad SAW, Nabi yang
membawa kita dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang seperti
skripsi yang berjudul “Formulasi dan Uji Aktivitas Sediaan Serum Ekstrak
Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan,
mungkin masih banyak kekurangan atau kelemahan baik dari segi penyusunan
maupun dari pandangan pengetahuan, oleh karena itu penulis mengharap adanya
saran, pendapat atau kritik yang bersifat konstruktif dari semua demi kesempurnaan
Selama proses penyelesaian skripsi ini banyak kesulitan dan hambatan yang
penulis hadapi, namun atas bantuan bimbingan dan kerjasama dari semua pihak
yang terlibat di dalamnya sehingga hambatan dan kesulitan tersebut dapat teratasi
dengan baik. Untuk itu, perkenankanlah penulis dengan segala hormat dan
iv
v
pertama dan Bapak apt. Muh. Akmal A. Sukara, S. Farm., M.Si selaku pembimbing
kedua, serta bapak apt. Safaruddin, S. Si., M. Si. Selaku penguji utama dengan
perhatian, bimbingan dan arahan kepada penulis.Tak lupa pula penulis ucapkan
1. Bapak Dr. H. Alimuddin, SH., MH., MKn. Selaku Pembina YPI Megarezky
Makassar.
2. Ibu Hj. Suryani, SH., MH. Selaku Ketua YPI Megarezky Makassar.
3. Bapak Prof. Dr. dr. H. Ali Aspar Mappahya, Sp. PD., SpJP(K) selaku Rektor
4. Bapak Dr. Jangga, S. Si., M.Kes., apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi.
5. Bapak apt. Ahmad Irsyad Aliah, M.Si. selaku Ketua Program Studi S1 Farmasi.
pendidikan.
7. Bapak dan Ibu Dosen serta staf Universitas Megarezky Makassar yang telah
ini.
2021 yang tak dapat penulis sebutkan satu per-satu yang secara langsung
10. Teristimewa kepada keluarga tercinta, yaitu Ayahanda Hasanuddin dan Ibunda
Lili Suryani, yang senantiasa memberikan kasih sayang, didikan, materi dan
doa yang tiada hentinya, serta kedua saudara saya Khaerunnisa dan Muh. Azka
Triputra, dan seluruh keluarga besar yang turut memberikan dukungan hingga
saat ini.
11. Terakhir terimakasih untuk diri sendiri, karena telah berusaha keras dan
berjuang sejauh ini. Mampu mengendalikan diri dari berbagai tekanan diluar
keadaan dan tak pernah memutuskan menyerah sesulit apapun proses dengan
Haslinar
vii
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................................. x
ABSTRACT ........................................................................................................... xi
C. Tujuan Penelitian.................................................................................. 4
D. Simplisia ............................................................................................. 16
vii
viii
F. Kosmetik ............................................................................................ 25
G. Preformulasi ....................................................................................... 26
I. Pasca Formulasi.................................................................................. 34
B. Pembahasan ........................................................................................ 64
A. Kesimpulan ........................................................................................ 75
B. Saran ................................................................................................... 75
LAMPIRAN .......................................................................................................... 84
ABSTRAK
Haslinar (NIM D1B121334). Formulasi dan Uji Aktivitas Sediaan Serum Ekstrak
Etanol Kulit Bawang Merah (Allium cepa L.) Terhadap Bakteri Propionibacterium
acnes. (Dibimbing oleh Prayitno Setiawan dan Muh. Akmal A. Sukara).
Kulit bawang merah (Allium cepa L.) merupakan salah satu bahan alam yang kaya
senyawa bioaktif seperti flavonoid, saponin dan tanin yang berfungsi sebagai
antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ekstrak etanol kulit
bawang merah (Allium cepa L.) dapat diformulasikan dalam bentuk sediaan serum
sebagai antibakteri terhadap bakteri Propionibacterium acnes. Metode penelitian
ini dengan membuat sediaan serum dari ekstrak etanol kulit bawang merah (Allium
cepa L.) dengan variasi konsentrasi 4%, 8%, dan 12% dan menguji aktivitas
antibakteri terhadap Propionibacterium acnes dengan metode cakram. Hasil
formula serum menunjukkan bahwa tidak terjadi perbedaan sebelum dan sesudah
cycling test baik pada pengujian organoleptik, homogenitas, pH, viskositas, maupun
kelembaban, dimana tiap formula masih memenuhi range normal sediaan serum.
Hasil uji aktivitas antibakteri menunjukkan bahwa ekstrak kulit bawang merah
(Allium cepa L.) pada konsentrasi 4%, 8% dan 12% dapat menghambat bakteri
Propionibacterium acnes dengan diameter zona hambat berturut-turut sebesar 11,5
mm, 15,3 mm dan 18,6 mm. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa serum
ekstrak etanol kulit bawang merah (Allium cepa L.) memiliki kestabilan fisik dan
kimia dan berpotensi kuat sebagai antibakteri.
x
ABSTRACT
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Hasil Ekstraksi Sampel Kulit Bawang Merah (Allium cepa L.).......... 58
Tabel 4.2. Hasil Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol Kulit Bawang Merah .......... 58
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
DAFTAR SINGKATAN
cm : Centimeter
g : gram
mg : miligram
mL : mililiter
mm : milimeter
NA : Nutrient Agar
pH : Power of Hydrogen
qs : Secukupnya
TEA : Trietanolamin
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kulit merupakan organ terbesar pada tubuh manusia sebagai pertahanan fisik
terluar, kulit bertugas untuk mencegah invasi dari berbagai patogen dan kolonisasi
dari berbagai mikroorganisme yang bermanfaat pada kulit turut serta berperan pada
fungsi pertahanan tersebut. Kulit manusia merupakan tempat tinggal dari berjuta-
Penyakit kulit yang sering terjadi di kalangan remaja maupun dewasa adalah
produksi sebum atau kelenjar minyak pada kulit wajah, peluruhan keratinosit serta
Propionibacterium acnes merupakan flora kulit normal yaitu Gram positif, yang
memecah asam lemak bebas dalam lipid kulit sehingga menyebabkan peradangan
(Sukmawaty, 2022). Obat jerawat yang ada dapat menimbulkan efek samping
sekitar 1.200 tanaman saja yang digunakan secara efektif oleh masyarakat
merah dalam terapi untuk menghilangkan demam, pusing dan influensa. Bawang
dan mampu menurunkan resiko terjadinya kanker. Kandungan kimia yang dimiliki
oleh kulit maupun umbi bawang merah (Allium cepa L.) memiliki aktivitas
antibakteri yang baik yaitu senyawa flavonoid, saponin, dan tanin. Kandungan
metabolit sekunder ini yang memiliki fungsi sebagai bahan baku obat (Jaya Edy et
al., 2022). Akan tetapi, kulit bawang merah seringkali dibuang tanpa termanfaatkan
dan berakhir sebagai limbah-limbah yang dapat mencemari lingkungan jika tidak
Kulit bawang merah merupakan salah satu bahan alam yang kaya senyawa
bioaktif seperti flavonoid, saponin, tanin, dengan quercetin sebagai senyawa utama.
Senyawa bioaktif ini telah terbukti memiliki berbagai manfaat kesehatan, seperti
diabetes, serta manfaat terapeutik lainnya, seperti sifat antibakteri, antikanker dan
Berdasarkan hasil penelitian (Octaviani et al., 2019) bahwa ekstrak etanol kulit
bawang merah (Allium cepa L.) dengan konsentrasi 50% memiliki aktivitas dalam
3
aureus, Salmonella thypi, dan Escherichia coli dengan diameter zona hambat
berturut-turut adalah 11,75 mm; 16,03 mm; 9,42 mm dan 7,77 mm.
kulit bawang merah (Allium cepa L.) pada konsentrasi 5%, 10%, 20%, dan 40%
berturut-turut sebesar 12,8 mm, 13 mm, 14,33 mm dan 15,50 mm dengan kategori
kuat.
Selain itu, ekstrak kulit bawang merah (Allium cepa L.) juga dapat
diformulasikan dalam bentuk sediaan obat dan kosmetika. Hal ini didukung oleh
penelitian sebelumnya yaitu penelitian oleh (Tutik, 2021) bahwa gel antijerawat
kulit bawang merah (Allium cepa L.) pada konsentrasi 10% dapat menghambat
bakteri Propionibacterium acnes dengan diameter zona hambat 10,50 mm. Juga
telah diformulasikan menjadi sediaan sabun padat seperti pada penelitian (Nurdiana
et al., 2021) bahwa Sabun padat ekstrak kulit bawang merah (Allium cepa L.)
Disisi lain, masih banyak jenis produk kosmetik lainnya yang dapat digunakan
untuk mencegah ataupun mengobati jerawat salah satunya adalah serum. Adapun
kelebihan serum sendiri yaitu dalam hal memberikan efek dimana serum lebih
efektif dan lebih cepat dibandingkan sediaan topikal lainnya (Hasrawati et al.,
2020). Selain itu, serum juga mempunyai kelebihan penyebaran dan pelepasan zat
aktif yang baik serta mudah diaplikasikan ke kulit wajah (Nuraeni, 2021). Namun
4
saat ini, belum adanya penelitian mengenai formulasi sediaan serum dari ekstrak
Berdasarkan uraian diatas maka dari itu peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang “Formulasi dan Uji Aktivitas Sediaan Serum Ekstrak Etanol
Kulit Bawang Merah (Allium cepa L.) Terhadap Bakteri Propionibacterium acnes”.
B. Rumusan Masalah
ini adalah :
1. Apakah ekstrak etanol kulit bawang merah (Allium cepa L.) dapat di
2. Bagaimana aktivitas sediaan serum ekstrak etanol kulit bawang merah (Allium
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah ekstrak etanol kulit bawang merah (Allium cepa L.)
D. Manfaat penelitian
aktivitas sediaan serum ekstrak etanol kulit bawang merah (Allium cepa L.)
2. Bagi Institusi
bidang pendidikan farmasi serta dapat digunakan sebagai masukan dan bahan
3. Bagi peneliti
kulit bawang merah (Allium cepa L.) terhadap bakteri Propionibacterium acnes
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi Kulit
fisik terluar, kulit bertugas untuk mencegah invasi dari berbagai patogen dan
kolonisasi dari berbagai mikroorganisme yang bermanfaat pada kulit turut serta
tinggal dari berjuta-juta bakteri, jamur, dan virus (Fitriyani & Murlistyarini,
2022).
Kulit merupakan organ yang menjaga bagian dalam tubuh dari segala
bentuk gangguan dari luar tubuh seperti pada gangguan fisis, mekanis, kimiawi
maupun infeksi bakteri, virus, jamur dan lain-lain. Penyakit kulit dapat
disebabkan oleh beberapa hal yakni bakteri, virus, jamur, infestasi oleh parasit
dan reaksi alergi terhadap faktor eksogen maupun faktor endogen (Putri, 2019).
untuk melindungi tubuh dari patogen luar yang menyerang. Kulit terdiri dari
jutaan sel kulit, sel kulit manusia dapat mengalami kematian dan selanjutnya
mengelupas dan digantikan dengan sel kulit hidup yang baru tumbuh (Budiarti,
2023).
6
7
2. Struktur kulit
Kulit terdiri atas tiga lapisan, yaitu epidermis, dermis, dan hipodermis
(Earlia, 2021).
mm, tergantung luas tubuh. Epidermis terdiri dari lima lapisan yaitu,
epidermis). Ada empat jenis sel utama pada epidermis, yaitu keratinosit,
melanosit, sel Langerhans, dan sel Merkel. Keratinosit adalah sel utama di
b. Dermis
Dermis terdiri dari dua lapisan jaringan ikat, lapisan papiler dan lapisan
retikuler, yang bergabung bersama tanpa batas yang jelas. Lapisan papiler
terletak di lapisan atas, lebih tipis, terdiri dari jaringan ikat longgar, dan
yang lebih dalam, lebih tebal, kurang seluler, dan terdiri dari jaringan ikat
komponen terbesar dari kulit. Dermis terdiri dari matriks aselular dan
matriks fibrosa seluler. Banyak sel yang ada di dermis, seperti fibroblas,
c. Hipodermis
lapisan dalam kulit dan mengandung blok lemak dan beberapa pelengkap
3. Jenis-jenis Kulit
a. Kulit Normal
b. Kulit kering
Kulit kering disebut juga xerosis. Kulit kering adalah kondisi kulit yang
tidak memiliki kebutuhan cairan yang cukup di bagian lapisan luar kulit.
Kulit kering biasanya terdapat pada kulit yang terbuka. Misalnya, tangan,
lengan, dan kaki. Tingkatan kulit kering yang dialami setiap orang
kesehatan, waktu ketika berada di ruang terbuka, dan faktor usia. Orang
yang sudah lanjut usia memiliki risiko lebih besar untuk mengalami kulit
kering. Permukaan kulit orang yang memiliki jenis kulit kering akan
c. Kulit berminyak
berminyak dapat terjadi pada siapa pun tanpa mengenal usia. Kulit
d. Kulit Sensitif
Kulit sensitif merupakan kondisi kulit yang terlihat tipis dan kapiler
berada di bawah lapisan kulit. Kulit sensitif akan terlihat merah jika
mengalami perubahan suhu. Selain itu, jenis kulit sensitif memiliki risiko
terkena iritasi, ruam, dan bengkak. Ketika terkena paparan sinar matahari
10
secara langsung, kulit akan terasa perih seperti terbakar. Kulit pada bagian
wajah akan mudah rusak jika terpapar kotoran dan melakukan perawatan
e. Kulit Kombinasi
Kulit kombinasi adalah jenis kulit yang biasanya dialami oleh setiap
orang. Kulit kombinasi mengalami kulit kering dan kulit berminyak secara
bagian kulit yang mengandung sedikit kelenjar minyak akan kering dan
1. Definisi Jerawat
tidak patogen pada kondisi normal, akan tetapi bila terjadi perubahan kondisi
2019).
tidak hanya tumbuh di wajah, tetapi juga di punggung, dada, lengan, dan kaki.
Jerawat biasanya muncul pada masa remaja karena tumbuh dan berkembang
secara biologis selama masa remaja. Menurut proses ini, kadar androgen (pada
11
Jerawat (Acne vulgaris) adalah suatu kondisi kulit yang sering terjadi pada
usia remaja bahkan pada usia dewasa, yang disebabkan oleh reaksi karena
2. Jenis-jenis Jerawat
a. Jerawat ringan
Jerawat ringan terlihat seperti bintik kecil yang terlihat seperti bintil di
kulit wajah dan tidak berhubungan dengan infeksi. Biasanya jika jenis
jerawat ini tumbuh di area hidung disebut juga dengan komedo terbuka
b. Jerawat berat
berupa kantong nanah, kantong dan terus menerus. Jerawat jenis ini dapat
merusak kulit wajah dan sulit untuk sembuh dengan sendirinya. Penanganan
dapat dihentikan
sebum.
d. Reaksi inflamasi yang disebabkan oleh infiltrasi sel darah putih di sekitar
Jerawat (Acne vulgaris) adalah penyakit kulit yang paling sering terjadi
pada remaja hingga dewasa, penyakit ini berasal dari dalam folikel
pilocebaceus dari 4 proses yang sering terkait yaitu produksi sebum yang
keturunan, stres, pola makan, aktivitas kelenjar sebaceous, bahan kimia dan
infeksi bakteri. Kelebihan kelenjar minyak dan kotoran dari luar yang
tempat berkembang biak yang baik bagi bakteri penyebab jerawat (Pribadhi et
al., 2023).
13
Bawang merah atau Brambang (Allium cepa L.) adalah nama tumbuhan
yang termasuk dalam famili Liliaceae dan nama umbi yang diperoleh darinya.
Umbi bawang merah merupakan bahan bumbu dasar terpenting dalam masakan
berlapis. Tanaman ini memiliki akar serabut dengan daun berbentuk silinder
tuberkel berlapis. Bawang merah dibentuk oleh lapisan daun yang melebar dan
seragam. Bawang merah bukanlah umbi sejati seperti kentang atau talas (Gede,
2019).
14
Adapun klasifikasi dari tanaman bawang merah (Allium cepa L.), sebagai
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Class : Monocotyledoenae
Ordo : Liliflorae
Family : Liliaceae
Genus : Allium
membantu mengeluarkannya dari tubuh. Dalam hal ini, manfaat bawang merah
yang sangat penting adalah perannya sebagai antioksidan alami yang dapat
mencegah efek kanker dari senyawa radikal bebas (Aryanta et al., 2019).
Kulit bawang merah merupakan sumber yang kaya senyawa bioaktif seperti
senyawa utama. Senyawa bioaktif ini telah terbukti memiliki berbagai manfaat
Morfologi bawang merah terdiri dari beberapa bagian yaitu akar, batang,
hijau muda, berukuran 50-70 cm. Daunnya terletak pada batang yang relatif
pendek. Bunganya berbentuk payung dan berwarna putih serta muncul dari
bagian atas (titik tumbuh) tanaman. Umbi bawang merah berbentuk lonjong
dan berwarna ungu/putih dengan akar serabut yang dangkal, bercabang dan
tipis, pendek dan melekat pada akar dan kuncup, batang semu terletak di atas
lempengan dan terdiri dari beberapa paku daun dan batang semu yang berubah
Kandungan kimia kulit dan umbi bawang merah (Allium cepa L.) yang
diekstraksi dengan pelarut polar, semi polar maupun non polar diyakini
dapat membunuh bakteri dengan merusak sel bakteri, dinding sel yang
D. Simplisia
mengalami pengolahan apa pun, dan jika tidak dinyatakan atau disebutkan lain,
kualitas dan zat berkhasiat yang terkandung dalam tanaman obat yang akan
atau eksudat tanaman. Eksudat tanaman adalah isi sel yang secara spontan
keluar dari tanaman atau dengan cara tertentu dikeluarkan oleh selnya. Bisa
pula disebut zat-zat nabati lainnya, dengan cara tertentu, dipisahkan dari
17
hewan, atau zat-zat yang berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum
berupa zat kimia murni. Simplisia pelikan atau mineral adalah simplisia berupa
bahan pelikan atau mineral yang belum atau telah diolah dengan cara sederhana
2003).
simplisia.
Kadar senyawa aktif dalam suatu simplisia berbeda- beda, antara lain
bagian tanaman saat panen, waktu panen, dan lingkungan tempat tumbuh.
b. Sortasi Basah
Kegiatan sortasi perlu dilakukan untuk membuang bahan lain yang tidak
yang busuk, dan benda lain yang bisa mempengaruhi kualitas simplisia.
18
c. Pencucian
Agar bahan baku bebas dari tanah atau kotoran yang melekat dan bersih,
menggunakan air PDAM, air sumur, atau air sumber yang bersih. Bahan
simplisia yang mengandung zat yang mudah larut dalam air sebaiknya
d. Perajangan
tidak langsung dirajang, tetapi dijemur dalam keadaan utuh selama 1 hari.
e. Pengeringan
penurunan mutu atau kerusakan simplisia. Air yang masih tersisa dalam
kapang dan jasad renik lainnya. Enzim tertentu dalam sel masih dapat
bekerja menguraikan senyawa aktif sesaat setelah sel mati dan selama
bahan dari plastik, karena plastik tidak atau kurang menyerap air.
f. Sortasi Kering
masih ada dan tertinggal. Proses ini dilakukan sebelum simplisia dibungkus
simplisia tidak rusak atau berubah mutunya karena beberapa faktor, baik
dari dalam maupun dari luar, seperti cahaya, oksigen, reaksi kimia intern,
h. Pemeriksaan Mutu
mengandung lendir, tidak berubah warna dan berubah bau, serta tidak
terserang serangga.
1. Ekstrak
Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan cara mengekstraksi zat
aktif dari bahan sederhana tumbuhan atau hewan dengan pelarut yang sesuai,
atau ekstraksi adalah suatu proses dimana komponen padat dan cair dipisahkan
oleh suatu pelarut. kemudian semua atau sebagian besar pelarut diuapkan dan
pulp atau bubuk yang tersisa diproses untuk memenuhi standar yang ditentukan
(Nuraida, 2022).
Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif
dari simplisia menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir
semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan
sedemikian hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan (Dirjen POM, 2020).
bahan aktif dari tumbuhan atau hewan dengan pelarut yang sesuai, kemudian
semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan sisa massa atau serbuk diproses
21
2. Ekstraksi
Ekstraksi adalah metode dimana zat terlarut dipisahkan secara selektif dari
bahan dengan pelarut tertentu. Pemilihan metode yang tepat tergantung pada
komposisi tumbuhan yang diekstraksi, kadar air dan jenis senyawa yang
Ekstraksi adalah proses penghilangan senyawa kimia yang larut dari serbuk
sederhana sehingga terpisah dari yang tidak larut. Ekstraksi adalah proses
ekstraksi juga bergantung pada senyawa target yang diharapkan setelah proses
ekstraksi. Berikut ini jenis-jenis ekstraksi bahan alam yang sering dilakukan
(Hasby, 2022).
22
a. Ektraksi Dingin
1). Maserasi
yaitu cara pengerjaan yang mudah, alat yang digunakan sederhana dan
cocok untuk bahan yang tidak tahan pemanasan (Tutik et al., 2021).
berbagai komponen aktif di dalam sel dan di luar sel didesak keluar
2). Perkolasi
b. Ekstraksi Panas
1). Sokletasi
berbentuk cair atau padat ditemui pada suatu zat padat, maka dapat
(Hasby, 2022).
2). Destilasi
3). Refluks
sampai selesai. Prinsip dari metode refluks adalah pelarut volatil yang
Sedangkan aliran gas N₂ diberikan agar tidak ada uap air atau gas
25
4). Digesti
(Depkes, 2000).
5). Infus
mengekstraksi zat aktif yang larut dalam air dari bahan-bahan nabati.
Hasil dari ekstrak ini akan menghasilkan zat aktif yang tidak stabil dan
(Depkes, 2000).
6). Dekok
Dekok adalah infus yang waktunya lebih lama (lebih dari 30 menit)
F. Kosmetik
Istilah kosmetika, yang dalam bahasa inggris “cosmetics” berasal dari kata
“kosmein” (Yunani) yang artinya “berhias”. Bahan yang digunakan dalam usaha
untuk mempercantik diri, dahulu diramu dari bahan-bahan alami yang terdapat pada
26
lingkungan sekitar. Namun sekarang kosmetika dibuat manusia tidak hanya dari
bahan alami tetapi juga dari bahan buatan dengan maksud untuk meningkatkan
Kosmetika adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada
bagian luar tubuh manusia seperti epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ genital
bagian luar, atau gigi dan membran mukosa mulut terutama untuk membersihkan,
epidermis, kuku, bibir, rambut, termasuk alat genital luar, gigi dan mukosa mulut.
Kosmetika adalah sediaan atau bahan pengontrol yang siap pakai pada
permukaan luar tubuh (epidermis, rambut, kuku, bibir dan alat genital luar), untuk
G. Preformulasi
sediaan farmasi dengan dasar pertimbangan pada sifat zat aktif berupa fisika kimia,
selain itu interaksi dengan bahan lain yang mungkin mempengaruhi fisik obat dan
sediaan farmasi yang memiliki sifat stabil dan ketersediaan hayati, selain itu
Kulit bawang merah (Allium cepa L.) merupakan sumber yang kaya
senyawa utama (Kumar et al., 2022). Senyawa bioaktif ini telah terbukti
Karena salah satu bentuk sediaan kosmetik yang telah berkembang akhir-
akhir ini yaitu serum. Serum adalah salah satu sediaan yang dikategorikan
sediaan ini yaitu memberikan efek yang nyaman dan cepat diserap oleh kulit
(Hidayah et al., 2021). Serum juga lebih efektif dan lebih cepat dibandingkan
sediaan topikal lainnya (Hasrawati et al., 2020). Selain itu, serum juga
mempunyai kelebihan penyebaran dan pelepasan zat aktif yang baik serta
Karena Kulit bawang merah (Allium cepa L.) merupakan salah satu bahan
alam yang kaya senyawa bioaktif seperti flavonoid, saponin, tanin, dengan
28
quercetin sebagai senyawa utama. Senyawa bioaktif ini telah terbukti memiliki
2022).
Kelarutan : Dapat larut dalam air dingin dan air panas, tetapi
peningkatan viskositas.
Kelarutan : Mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol
Konsentrasi : 0,1-0,5%
Konsentrasi : 2-4%
30
Konsentrasi : 15%
H. Formulasi sediaan
berpusat pada perancangan formula zat aktif, bahan tambahan, dan telah melewati
Serum merupakan sediaan dengan bahan aktif yang sangat tinggi, yang mampu
meresap lebih dalam ke dalam kulit untuk menghantarkan bahan aktif ke kulit
dengan kekentalan rendah, dan bahan aktif yang dikeluarkan dengan membentuk
Serum adalah sediaan dengan bahan aktif yang sangat pekat, yang memiliki
kemampuan untuk menembus lebih dalam ke dalam kulit, mengangkut bahan aktif
kedalam kulit, dengan viskositas rendah, dan bahan aktif dilepaskan dengan
produk serum adalah kandungan bahan aktif yang terkandung di dalam serum lebih
banyak dibandingkan dengan produk kosmetik lainnya, sehingga serum lebih cepat
31
dan efektif dalam mengatasi masalah kulit. Dalam dunia kosmetik, penggunaan
serum dapat memberikan efek lifting up, revitalizing, moisturizing, nourishing, anti
inflammatory, antiaging dan anti stress. Serum juga dapat diaplikasikan secara
topikal pada bagian wajah, leher, dan kelopak mata (Amira, 2021).
Serum adalah salah satu bentuk sediaan kosmetik yang telah berkembang akhir-
akhir ini. Serum ini sendiri merupakan salah satu sediaan yang dikategorikan
sebagai sediaan emulsi yang mempunyai viskositas rendah. Kelebihan dari sediaan
ini yaitu memberikan efek yang nyaman dan cepat diserap oleh kulit (Hidayah et
al., 2021).
Adapun jenis dan fungsi serum, yaitu: (Muliyawan, D., & Suriana, N., 2013)
Serum acne ditujukan untuk kulit khusus yang berjerawat. Serum ini dapat
2. Serum whitening
3. Serum anti-aging
mencegah kerutan dan garis halus yang ada di wajah. Serum ini bisa digunakan
di usia menjelang 30 tahun untuk menjaga penampilan wajah tetap awet muda.
32
4. Serum vitamin C
Serum vitamin C adalah salah satu elemen esensial yang dibutuhkan untuk
buruk polusi dan zat-zat berbahaya bagi kulit wajah. Vitamin C juga dapat
5. Serum vitamin E
menggunakan serum ini kulit akan terasa sangat lembut dan kenyal, dan
Serum dapat digunakan dengan berbagai cara, yaitu: (Muliyawan, D., & Suriana,
N., 2013):
1. Tanpa alat
Sebelum menggunakan serum, dicuci wajah terlebih dahulu, kulit wajah akan
menyerap nutrisi lebih baik dari serum dalam kondisi bersih dan lembab.
Selanjtunya diteteskan serum pada wajah atau telapak tangan cukup 2 sampai 3
tetes, lalu dioleskan di seluruh wajah sampai leher dan dibiarkan hingga
mengering.
2. Dengan alat
alat ini dapat membuat serum menyerap lebih baik di kulit wajah.
33
Emulsi berasal dari kata “emulgeo” yang artinya menyerupai milk, warna emulsi
adalah putih. Pada abad XVII hanya dikenal emulsi dari biji-bijian yang
mengandung lemak, protein dan air. Emulsi semacam ini disebut emulsi vera atau
emulsi alam, sebagai emulgator dipakai protein yang terdapat dalam biji tersebut.
emulsi dari oleum olivarum, oleum anisi dan eugenol oil dengan menggunakan
penambahan gom arab, tragacanth, dan kuning telur. Emulsi yang terbentuk karena
penambahan emulgator dari luar disebut emulsi spuria atau emulsi buatan (Pati,
2015).
Emulsi adalah sistem dua fase, yang salah satu cairannya terdispersi dalam
cairan yang lain, dalam bentuk tetesan kecil. Jika minyak yang merupakan fase
terdispersi dan larutan air merupakan fase pembawa, sistem ini disebut emulsi
minyak dalam air. Pengawet yang biasa digunakan dalam emulsi adalah metil-, etil,
propil-, dan butil-paraben, asam benzoat, dan senyawa amonium kuaterner (Dirjen
POM, 2014).
Berdasarkan macam zat cair yang berfungsi sebagai fase internal ataupun
external, maka emulsi digolongkan menjadi dua macam yaitu: (Pati, 2015).
1. Emulsi tipe O/W (oil in water) atau M/A (minyak dalam air) adalah emulsi yang
terdiri dari butiran minyak yang tersebar kedalam air. Minyak sebagai fase
2. Emulsi tipe W/O (water in oil) atau A/M (air dalam minyak) adalah emulsi
yang terdiri dari butiran air yang tersebar kedalam minyak. Air sebagai fase
Ada beberapa metode umum yang dapat digunakan untuk menentukan tipe
larut dalam air, seperti metilen atau brilliant blue. Jika air merupakan fase eksternal
(yaitu jika emulsi bertipe m/a) bahan pewarna akan terlarut dan berdifusi merata
dalam air. Jika emulsi bertipe a/m, partikel-partikel bahan pewarna akan
trietanolamin kelas surfaktan maka tipe emulsi yang terbentuk yaitu m/a dengan
I. Pasca Formulasi
Pasca formulasi adalah pengujian setelah jadi sediaan, yang meliputi beberapa
pengujian, yaitu:
1. Uji organoleptik
Uji organoleptik adalah suatu uji dalam analisis kimia yang dilakukan
warna dan bau suatu bahan, zat atau senyawa, tanpa menggunakan pereaksi
2. Uji Homogenitas
bahan aktif dan bahan lainnya, dengan tidak terlihat adanya butiran kasar
(Rahayu, 2021).
35
3. Uji pH
sediaan dan untuk mengetahui apakah sediaan sudah memenuhi syarat pH yang
4. Uji Viskositas
dengan spindel yang cocok dan mengubah rpm, sifat alir didapat dengan cara
melihat antar kecepatan geser (rpm) dengan tekanan geser. Tujuannya yaitu
untuk mengetahui viskositas dan sifat alir antar formula (Prayoga, T., &
diatur dengan kecepatan 60 rpm dengan rotor 4. Adapun rentang dari viskositas
5. Uji kelembaban
kulit wajah menggunakan alat skin analyzer. Adapun nilai kelembaban kulit
yaitu <33% sangat kering, 34-37% kulit kering, 38-42% kulit normal, 43-46%
perempuan, usia 20-35 tahun. Sediaan serum dioleskan pada bagian bawah
36
sukarelawan dan dibiarkan hingga sediaan meresap pada kulit dan diukur
6. Cycling test
bervariasi baik itu sushu selama penyimpanan yang ditandai dengan ada
tidaknya pemisahan antara fase air dan fase minyak (Tim Prodi S1 Farmasi
Konsentrasi (% b/v)
Bahan Fungsi
F1 F2 F3 F4
Fraksi etil asetat Zat
daun beluntas berkhasiat
1 3 5 -
(FEADB)
Keterangan :
F1 : Formula serum wajah 1% FEADB;
F2 : Formula serum wajah 3% FEADB;
F3 : Formula serum wajah 5% FEADB;
F4 : Kontrol negatif
K. Tinjauan Umum Antibakteri
1. Definisi Antibakteri
sel bakteri, menghambat kerja enzim dan menghambat sintesis asam nukleat
Tabel 2.2. Klasifikasi Zona Hambat Antibakteri (Hasanuddin & Salnus, 2020).
metode difusi agar, dan metode difusi dilusi. Metode difusi yaitu metode yang
Metode difusi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu metode silinder, metode
Setelah itu kita dapat mengamati ada atau tidaknya daerah bening yang
uji. Setelah itu kertas cakram diletakkan pada permukaan media agar yang telah
jam pada suhu 35°C. Area atau zona bening di sekitar kertas cakram diamati
zona bening sebanding dengan jumlah mikroba uji yang ditambahkan pada
kertas cakram. Kelebihan dari metoda cakram yaitu dapat dilakukan pengujian
1. Propionibacterium acnes
memecah asam lemak bebas dalam lipid kulit dan menyebabkan peradangan
(Sukmawaty, 2022).
39
Susunan dan morfologi dari bakteri ini termasuk kedalam kelompok bakteri
Kingdom : Bacteria
Filum : Actinobacteria
Kelas : Actinobacteridae
Ordo : Actinomycetales
Famili : Propionibacteriaceae
Genus : Propionibacterium
positif berbentuk batang pleomorfik dan tidak memiliki spora. Sebagai bakteri
gram positif, Propionibacterium acnes memiliki struktur dinding sel yang tebal
dengan kandungan lipid yang tinggi, yang membuatnya tahan terhadap tekanan
saturasi oksigen hingga 100% dengan tingkat pertumbuhan yang lebih lambat
lebar 0,5-0,8 μm dan panjang 3-4 μm, bakteri ini berbentuk batang dengan
lemak jenuh, yang membuat sebum menjadi padat. Saat produksi sebum
Salah satu penyebab jerawat adalah akibat dari aktivitas dari kolonisasi
lipase lipase yaitu GehA dan Glycerol-ester hydrolase A yang berperan dalam
merusak sel keratinosit dan akan merilis sel –sel inflamasi yang akan
M. Analisis Data
Menurut Webster New World Dictionary, data adalah things known or assumed,
yang berarti data itu sesuatu yang diketahui atau dianggap. Diketahui artinya yang
sudah terjadi merupakan fakta (bukti). Data dapat memberikan gambaran tentang
suatu keadaan atau persoalan. Data bisa juga didefenisikan sekumpulan informasi
atau nilai yang diperoleh dari pengamatan (observasi) suatu obyek, data dapat
berupa angka dan dapat pula merupakan lambang atau sifat. Beberapa macam data
antara lain, data populasi dan data sampel, data observasi, data primer, dan data
Analisis data bertujuan untuk menyusun data dalam cara yang bermakna
sehingga dapat dipahami. Para peneliti berpendapat bahwa tidak ada cara yang
menginterpretasikan data. Karena itu, maka prosedur analisis data dalam penelitian
S, H., 2014).
Mengumpulkan data
43
Melakukan analisa
Menyajikan hasil
Paired Sample T-test yang dimana Uji ini dilakukan terhadap dua sample
sampel dengan subjek yang sama namun mengalami dua perlakuan atau
1) Jika Statistik Hitung (angka t output) > Statistik Tabel (tabel t), maka
H0 ditolak.
2) Jika Statistik Hitung (angka t output) > Statistik Tabel (tabel t), maka
H0 ditolak.
1) Tingkat signifikansi (α) adalah 10% untuk uji Dua sisi, sehingga
3) Uji dilakukan dua sisi karena akan diketahui apakah rata-rata sebelum
sama dengan sesudah ataukah tidak, jadi bisa lebih besar atau lebih
44
kecil, karenanya dipakai uji dua sisi, perlunya uji dua sisi bisa diketahui
pula dari output SPSS yang menyebut adanya two tailed test.
One Way Anova atau dikenal dengan anova satu arah digunakan untuk
membandingkan lebih dari dua kelompok data. Anova satu arah menguji
kemampuan dari signifikansi hasil penelitian. Artinya jika terbukti berbeda dua
melakukan uji Anova, harus dipenuhi beberapa syarat, yaitu: (Palupi &
Prasetya, 2022).
Syarat awal yang harus dipenuhi pada saat pengambilan sampel yang
dimana nilai pada satu kelompok tidak tergantung pada nilai di kelompok lain.
menggunakan metode One Way Anova adalah sebagai berikut: (Palupi &
Prasetya, 2022).
45
a. Syarat pertama bahwa data dipilih secara acak dan datanya sejenis
(homogen).
Keterangan :
Ha : a1 ≠ a2 ≠ a3...dst
Ho : a1 = a2 = a3...dst
Jika 𝐹 ℎ𝑖t𝑢𝑛𝑔 ≥ 𝐹 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka tolak Ho, berarti ada perbedaan yang
d. Membuat kesimpulan
N. Kerangka Konsep
Propionibacterium acnes
46
O. Kerangka Teori
Jerawat
Flavonoid Saponin Tanin
Propionibacterium
acnes
Simplisia
Antibakteri
Ekstraksi
Uji antibakteri
Kosmetik
Preformulasi
Formulasi Sediaan
P. Hipotesis Penelitian
a. Ekstrak etanol kulit bawang merah (Allium cepa L.) tidak dapat
b. Sediaan serum kulit bawang merah (Allium cepa L.) tidak memiliki aktivitas
antibakteri.
a. Ekstrak etanol kulit bawang merah (Allium cepa L.) dapat diformulasikan
b. Sediaan serum kulit bawang merah (Allium cepa L.) memiliki aktivitas
antibakteri.
Q. Identifikasi Variabel
1. Variabel Dependen
Propionibacterium acnes.
2. Variabel Independen
serum ekstrak etanol kulit bawang merah (Allium cepa L.) yang meliputi uji
organoleptik, uji homogenitas, uji pH, uji viskositas, uji kelembaban, dan
cycling test.
48
R. Definisi Operasional
1. Kulit bawang merah (Allium cepa L.) merupakan salah satu bahan alam yang
kaya senyawa bioaktif seperti, flavonoid, saponin, tanin, dengan quercetin dan
2. Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif
dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai.
3. Metode ekstraksi kulit bawang merah (Allium cepa L.) merupakan suatu cara
untuk menarik komponen kimia yang terdapat dalam simplisia kulit bawang
merah dengan metode maserasi atau merendam serbuk simplisia kulit bawang
merah dengan pelarut etanol 96% kemudian diuapkan sehingga diperoleh hasil
4. Saat ini telah banyak tersedia produk kosmetik yang digunakan untuk
mencegah ataupun mengobati jerawat salah satu produk yang menjadi incaran
atau viskositas rendah dan mengandung zat aktif yang lebih banyak
dibandingkan sediaan topikal lainnya. Kelebihan dari serum yaitu dalam hal
memberikan efek dimana serum lebih efektif dan cepat meresap di kulit wajah.
aktivitas suatu produk farmasi guna aktivitas dari antibakteri yang terkandung
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
rancangan formulasi serum dari ekstrak etanol kulit bawang merah (Allium cepa L.)
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah batang pengaduk, beaker glass
erlenmeyer (Pyrex®), gelas ukur (Pyrex®), gelas kimia (Pyrex®), hot plate, jangka
sorong, pH meter, labu ukur, lumpang dan alu, ose bulat, oven, pemanas air,
piknometer, pipet skala, pipet tetes, rak tabung, rotary evaporator, skin analyzer,
tabung reaksi, timbangan analitik, vial, viskometer brookfield, dan wadah serum.
Adapun bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah aquadest, bakteri
Propionibacterium acnes, ekstrak kulit bawang merah (Allium cepa L.), essense
rose, etanol 96%, natrium benzoat, trietanolamin (TEA), propilen glikol, dan
xantan gum.
Populasi dalam penelitian ini adalah bawang merah (Allium cepa L.) yang
merah yang dijadikan sampel penelitian adalah pada bagian kulitnya, karena
sekunder yang berpotensi sebagai antibakteri. Kulit bawang merah yang digunakan
adalah kulit bawang merah dengan spesies Allium cepa L, dengan karakteristik
berwarna merah, berasal dari bawang merah segar yang tidak berair ataupun busuk,
dan diambil dari dua lapisan kulit terluar (Kartika Sari, 2019).
E. Cara Kerja
Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kulit bawang merah
Ajangale, Kabupaten Bone. Kulit bawang merah (Allium cepa L.) disortasi
basah kemudian dibersihkan dari pengotor dengan cara dicuci di air bersih,
b. Pembuatan Ekstrak
jam. Kulit bawang merah yang sudah dihaluskan di timbang sebanyak 500
gram, dilarutkan dengan pelarut etanol 96% sebanyak 2500 ml, lalu
etanol 96% sebanyak 1250 ml, rendam selama 24 jam sambil sesekali
51
et al., 2021).
a. Pemeriksaan Alkaloid
endapan endapan atau paling sedikit dua dari tiga percobaan diatas
b. Pemeriksaan Saponin
klorida kemudian dikocok kuat sampai timbul busa apabila busa stabil
al., 2020).
52
c. Pemeriksaan Flavonoid
d. Pemeriksaan Tanin
dengan 1-2 tetes FeCl3. Terjadinya warna biru atau hijau kehitaman
asetat anhidrat dan H2SO4 pekat. Jika hasil yang diperoleh warna merah-
Konsentrasi (% b/v)
Bahan K- F1 F2 F3 K+ Fungsi
Trietanolamin 2 2 2 2 Penetral pH
Propilen glikol 15 15 15 15 Humektan
Essence rose qs qs qs qs Pewangi
Keterangan:
K-: Formulasi sediaan serum ekstrak etanol kulit bawang merah (Allium cepa
L.) basis serum tanpa zat aktif (Kontrol negatif)
F1: Formulasi sediaan serum ekstrak etanol kulit bawang merah (Allium cepa
L.) konsentrasi 4%
F2: Formulasi sediaan serum ekstrak etanol kulit bawang merah (Allium cepa
L.) konsentrasi 8%
F3: Formulasi sediaan serum ekstrak etanol kulit bawang merah (Allium cepa
L.) konsentrasi 12%
K+: Serum implora acne (kontrol positif)
Proses pembuatan sediaan serum yaitu pertama-tama xantan gum 0,10 gram
benzoat 0,04 gram dilarutkan dengan sedikit aquadest, setelah itu ditambahkan
pada massa serum yang telah terbentuk tadi, setelah itu tambahkan propilen
selanjutnya masukkan ekstrak etanol kulit bawang merah (Allium cepa L.) (F1
0,8 gram, F2 1,6 gram, dan F3 2,4 gram) yang sebelumnya telah disaring
dimasukkan kedalam massa serum tadi lalu tambahkan essence rose 1 tetes dan
et al., 2020).
54
5. Evaluasi Sediaan Serum Ekstrak Etanol Kulit Bawang Merah (Allium cepa L.)
a. Uji Organoleptik
b. Uji Homogenitas
c. Uji pH
pada alat dicatat. pH sediaan yang baik yaitu sesuai dengan pH kulit (4,5-
d. Uji Viskositas
e. Uji Kelembaban
perempuan, usia 20-35 tahun. Sediaan serum dioleskan pada lengan bagian
bawah sukarelawan dan dibiarkan hingga sediaan meresap pada kulit dan
f. Cycling Test
disimpan pada suhu 4°C selama 24 jam lalu dikeluarkan dan ditempatkan
pada suhu ± 40°C selama 24 jam juga, dimana proses ini dihitung 1 siklus,
a. Sterilisasi Alat
dengan kertas HVS putih dan disterilkan dengan menggunakan oven suhu
spiritus selama 30 detik. Alat-alat karet dan plastik yang tidak tahan
dengan 100 mL aquadest diatas hot plate sambil sesekali diaduk sampai
steril dan ditutup dengan kapas. Media tersebut disterilkan dalam autoklaf
pada suhu 121°C selama 15 menit, kemudian dibiarkan pada suhu ruangan
56
selama 20 menit sampai media memadat pada kemiringan 30°. Media agar
c. Peremajaan Bakteri
standar Mc. Farland 0,5 dengan Kepadatan 1,5 x 106 (Sa`adah et al., 2020).
dengan 100 mL aquadest diatas hot plate sambil sesekali diaduk sampai
negatif (basis serum tanpa zat aktif), Formula 1 konsentrasi 4%, Formula
implora acne) lalu ditempelkan pada media pengujian dalam cawan petri
yang telah diberi tanda dan dibiarkan selama 24 jam dalam inkubator pada
2020).
F. Analisis Data
Pada penelitian ini dilakukan analisis data statistik menggunakan SPSS yaitu
one way ANOVA untuk melihat perbedan zona hambat dari pemberian masing-
masing formulasi ekstrak etanol kulit bawang merah (Allium cepa L.) dengan
pengujian zona hambat bakteri serta pada pengujian stabilitas sedian serum yaitu
perbedaan data sebelum dan sesudah dilakukan cycling test (Cahya et al., 2020).
BAB IV
A. Hasil Penelitian
1. Hasil Ekstraksi
Tabel 4.1. Hasil Ekstraksi Sampel Kulit Bawang Merah (Allium cepa L.)
2. Skrining Fitokimia
Tabel 4.2. Hasil Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol Kulit Bawang Merah
(Allium cepa L.)
Uji Kandungan Pereaksi Hasil Hasil Pustaka Ket
Pengamatan
Alkaloid Mayer Endapan Endapan kuning
coklat (Suryandari &
Kusumo, 2022).
Dragendorf Endapan Endapan merah
coklat (Suryandari & -
Kusumo, 2022).
Wagner Endapan Endapan coklat
coklat (Suryandari &
Kusumo, 2022).
Saponin HCl Busa stabil Busa stabil 10
10 menit menit +
(Sa`adah et al.,
2020).
Flavonoid HCl P Jingga Jingga
kemerahan kemerahan +
(Marcellia,
2022).
Tanin FeCl3 hijau Biru atau hijau
kehitaman kehitaman +
(Simanjuntak &
Butar, 2019).
58
59
Keterangan:
(+) : Menunjukkan keberadaan senyawa
(-) : Menunjukkan tidak adanya senyawa
3. Formulasi Sediaan Serum Ekstrak Kulit Bawang Merah (Allium cepa L.)
Konsentrasi (% b/v)
Bahan K- F1 F2 F3 K+ Fungsi
Trietanolamin 2 2 2 2 Penetral pH
Propilen glikol 15 15 15 15 Humektan
Essence rose 1 tetes 1 tetes 1 tetes 1 tetes Pewangi
Keterangan:
K-: Formulasi sediaan serum ekstrak etanol kulit bawang merah (Allium cepa
L.) basis serum tanpa zat aktif (Kontrol negatif)
F1: Formulasi sediaan serum ekstrak etanol kulit bawang merah (Allium cepa
L.) konsentrasi 4%
F2: Formulasi sediaan serum ekstrak etanol kulit bawang merah (Allium cepa
L.) konsentrasi 8%
F3: Formulasi sediaan serum ekstrak etanol kulit bawang merah (Allium cepa
L.) konsentrasi 12%
K+: Sediaan serum implora acne (kontrol positif)
60
4. Hasil Evaluasi Sediaan Serum Ekstrak Etanol Kulit Bawang Merah (Allium
cepa L.)
Uji Organoleptik
Sediaan Sebelum Cycling test Sesudah Cycling test
Warna Bau Bentuk Warna Bau Bentuk
Kurang Kurang
K- jernih Mawar Cair jernih Mawar Cair
Keterangan:
K-: Formulasi sediaan serum ekstrak etanol kulit bawang merah (Allium
cepa L.) basis serum tanpa zat aktif (Kontrol negatif)
F1: Formulasi sediaan serum ekstrak etanol kulit bawang merah (Allium
cepa L.) konsentrasi 4%
F2: Formulasi sediaan serum ekstrak etanol kulit bawang merah (Allium
cepa L.) konsentrasi 8%
F3: Formulasi sediaan serum ekstrak etanol kulit bawang merah (Allium
cepa L.) konsentrasi 12%
K+: Sediaan serum implora acne (kontrol positif)
Uji Homogenitas
Sediaan Sebelum Sesudah Syarat
Cycling test Cyclingtest
K- Homogen Homogen Tidak terlihat
F1 Homogen Homogen adanya butiran
F2 Homogen Homogen kasar
F3 Homogen Homogen (Fikayuniar et al.,
K+ Homogen Homogen 2021).
61
Keterangan:
K-: Formulasi sediaan serum ekstrak etanol kulit bawang merah (Allium
cepa L.) basis serum tanpa zat aktif (Kontrol negatif)
F1: Formulasi sediaan serum ekstrak etanol kulit bawang merah (Allium
cepa L.) konsentrasi 4%
F2: Formulasi sediaan serum ekstrak etanol kulit bawang merah (Allium
cepa L.) konsentrasi 8%
F3: Formulasi sediaan serum ekstrak etanol kulit bawang merah (Allium
cepa L.) konsentrasi 12%
K+: Sediaan serum implora acne (kontrol positif)
Uji pH
Sediaan Sebelum Sesudah Syarat Nilai p
Cycling test Cycling test
K- 4,9 5,0
F1 5,4 5,1 4,5-6,5
F2 5,8 5,2 (Syafitri & 0,17
Rahmi, (p>0,05)
F3 6,0 5,3
K+ 4,8 4,9 2022).
Keterangan:
K- : Formulasi sediaan serum ekstrak etanol kulit bawang merah
(Allium cepa L.) basis serum tanpa zat aktif (Kontrol negatif)
F1 : Formulasi sediaan serum ekstrak etanol kulit bawang merah
(Allium cepa L.) konsentrasi 4%
F2 : Formulasi sediaan serum ekstrak etanol kulit bawang merah
(Allium cepa L.) konsentrasi 8%
F3 : Formulasi sediaan serum ekstrak etanol kulit bawang merah
(Allium cepa L.) konsentrasi 12%
K+ : Sediaan serum implora acne (kontrol positif)
>0,05 : Tidak terdapat perbedaan bermakna.
<0,05 : Terdapat perbedaan bermakna.
Diameter Zona
Hambat Rata-rata Kategori
Sediaan
R1 R2 R3 (mm) Nilai p
(mm) (mm) (mm)
K- 0 0 0 0 0
F1 11,4 11,6 11,5 11,5 Kuat
0,00
F2 15,0 15,5 15,4 15,3 Kuat
(p<0,05)
F3 18,7 18,6 18,5 18,6 Kuat
K+ 9,1 8,9 9,4 9,1 Sedang
Keterangan:
K- : Formulasi sediaan serum ekstrak etanol kulit bawang merah
(Allium cepa L.) basis serum tanpa zat aktif (Kontrol negatif)
F1 : Formulasi sediaan serum ekstrak etanol kulit bawang merah
(Allium cepa L.) konsentrasi 4%
F2 : Formulasi sediaan serum ekstrak etanol kulit bawang merah
(Allium cepa L.) konsentrasi 8%
F3 : Formulasi sediaan serum ekstrak etanol kulit bawang merah
(Allium cepa L.) konsentrasi 12%
K+ : Sediaan serum implora acne (kontrol positif)
R1 : Replikasi 1
R2 : Replikasi 2
R3 : Replikasi 3
>0,05 : Tidak terdapat perbedaan bermakna.
<0,05 : Terdapat perbedaan bermakna.
64
B. Pembahasan
Kulit bawang merah (Allium cepa L.) merupakan salah satu bahan alam yang
kaya senyawa bioaktif seperti, flavonoid, saponin, tanin, dengan quercetin dan
turunannya sebagai senyawa utama. Senyawa bioaktif ini telah terbukti memiliki
Kulit bawang merah yang digunakan adalah spesies Allium cepa L., dengan
karakteristik berwarna merah, berasal dari bawang merah segar yang tidak berair
ataupun busuk, dan diambil dari dua lapisan kulit terluar (Kartika Sari, 2019). Kulit
bawang merah (Allium cepa L.) yang diambil dan telah disortasi basah bertujuaan
untuk memisahkan sampel dari kotoran-kotoran atau bahan lain yang tidak berguna
dan berbahaya. Kemudian dicuci bersih untuk menghilangkan tanah atau kotoran
yang melekat pada sampel. Selanjutnya dikeringkan dengan dijemur dan diangin-
yang tidak mudah rusak, sehingga dapat disimpan dalam waktu yang lama. Setelah
tanaman yang tidak diinginkan dan pengotor lainnya yang masih tertinggal, lalu
Pada penelitian ini proses ekstraksi serbuk kulit bawang merah (Allium cepa L.)
beberapa keuntungan, yaitu cara pengerjaan yang mudah, alat yang digunakan
sederhana dan cocok untuk bahan yang tidak tahan pemanasan (Tutik et al., 2021).
65
Digunakan serbuk kulit bawang merah (Allium cepa L.) sebanyak 500 gram,
pelarut 1:10. Pelarut etanol 96% dipilih karena memiliki kepolaran yang sama
dengan senyawa yang akan diambil. Pelarut etanol 96% efektif untuk mendapatkan
senyawa flavonoid, tanin, dan saponin karena merupakan pelarut polar. Selain itu,
kapang dan khamir sulit tumbuh, mudah menguap, dan mendapatkan ekstrak
kental lebih cepat dibandingkan pelarut etanol 70% (Tutik et al., 2021). Dari proses
ekstrak kental sebanyak 56,25 gram dengan hasil rendemen 11,25%. Adapun
menurut (Badriyah et al., 2022) bahwa syarat rendemen ekstrak kental yaitu tidak
kurang dari 10%. Sehingga dapat dikatakan bahwa hasil rendemen memenuhi
kandungan senyawa metabolit sekunder pada ekstrak etanol kulit bawang merah
(Allium cepa L.). Pada pemeriksaan alkaloid dengan menggunakan 3 jenis pereaksi
yaitu pereaksi Mayer, Dragendorf, dan Wagner didapatkan hasil endapan coklat.
Maka dinyatakan negatif alkaloid karena menurut (Suryandari & Kusumo, 2022)
endapan merah dan Wagner endapan coklat, sedangkan jika positif alkaloid apabila
saponin karena busa yang dihasilkan stabil selama 10 menit, hal ini sesuai dengan
66
flavonoid karena dihasilkan warna jingga kemerahan, hal ini sesuai dengan literatur
karena hasil yang didapatkan berwarna hijau kehitaman hal ini sesuai dengan
literatur menurut (Simanjuntak & Butar, 2019) bahwa positif mengandung senyawa
tanin apabila ditandai dengan terbentuknya warna biru atau hijau kehitaman.
kecoklatan hal ini tidak sesuai dengan literatur menurut (Umami, 2019) bahwa
ekstrak etanol kulit bawang merah (Allium cepa L.) positif mengandung senyawa
saponin, flavonoid, dan tanin. Hal ini sesuai pada penelitian sebelumnya bahwa
kandungan kimia yang dimiliki oleh kulit maupun umbi bawang merah (Allium
cepa L.) memiliki senyawa flavonoid, saponin, dan tanin. Kandungan metabolit
sekunder ini yang memiliki fungsi sebagai bahan baku obat (Jaya Edy et al., 2022).
beda yaitu 4%, 8%,12%, kontrol negatif (basis serum tanpa ekstrak), dan sediaan
serum implora acne sebagian kontrol positif atau pembanding. Selain itu,
menggunakan bahan tambahan seperti xantan gum 0,5%, natrium benzoat 0,2%,
trietanolamin 2%, propilen glikol 15%, essence rose 1 tetes, dan aquadest.
Penggunaan xantan gum dalam sediaan serum adalah sebagai basis serum atau agen
penambah kekentalan. Xantan gum merupakan salah satu sediaan farmasi yang
sering digunakan pada formulasi topikal kosmetik yang berfungsi sebagai agen
gelling, agen penstabil, suspending, dan agen peningkatan viskositas. Xantan gum
sering digunakan karena merupakan zat yang tidak beracun kompatibel dengan
sebagaian besar bahan farmasi, serta memiliki kestabilan dan viskositas yang baik
pada rentang pH 3-12, dengan range pada konsentrasi <1% (Rowe et al., 2009).
mikroba dikarenakan kandungan air yang tinggi dalam sediaan dimana pada
menetralkan pH dan penstabil serta agen pengemulsi. Adapun range TEA yaitu 2-
kulit tidak kering. Adapun range dari propilengikol yaitu 15% (Rowe et al., 2009).
Essence rose digunakan sebagai pewangi untuk memberikan aroma atau wangi
tertentu pada sediaan yang digunakan sebanyak 1-2 tetes. Sedangkan aquadest
digunakan sebagai pelarut pembawa obat dan sediaan farmasi (Rowe et al., 2009).
68
Setelah pembuatan sediaan serum wajah, dilanjutkan dengan uji evaluasi sediaan
cycling test.
Pengujian organoleptik meliputi warna, bau, dan bentuk dari sediaan serum
ekstrak etanol kulit bawang merah (Allium cepa L.). Dimana hasil yang didapatkan
pada Kontrol negatif yaitu kurang jernih, bau mawar dan bentuk cair, pada Formula
1 konsentrasi 4%, yaitu berwarna coklat, bau mawar dan bentuk sedikit cair, pada
Formula 2 konsentrasi 8%, yaitu berwarna coklat, bau mawar dan bentuk agak
kental, pada Formula 3 konsentrasi 12%, yaitu berwarna coklat, bau mawar dan
bentuk agak kental, dan dibandingkan dengan kontrol positif yaitu tidak berwarna
(jernih), bau khas dan bentuk cair. Sebelum cycling test dan sesudah cycling test
tidak memiliki perubahan pada setiap formula, hal ini telah sesuai dengan literatur
(Fikayuniar et al., 2021) bahwa uji organoleptik dilakukan untuk melihat apakah
Pada pengujian homogenitas setiap formula 4%, 8%, 12% dan kontrol negatif
(K-) sebelum cycling test dan sesudah cycling test tidak ada perubahan,
homogenitas baik yang ditandai dengan tidak adanya butiran kasar pada sediaan
homogenitas bahan aktif dan bahan lainnya, dengan tidak terlihat adanya butiran
Pada pengujian pH hasil yang didapatkan pada setiap formula 4%, 8%, 12% dan
kontrol negatif (K-) sebelum cycling test dan sesudah cycling test menunjukkan
adanya perubahan pH. Perubahan pH dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain
69
stabilitas bahan aktif, interaksi antara bahan aktif dengan bahan tambahan,
temperatur, radiasi cahaya dan udara, yang mana hal ini dapat meningkatkan kadar
asam atau basa (Ratnasari et al., 2023). Akan tetapi berdasarkan data tersebut semua
formula sediaan serum telah memenuhi syarat pH sediaan serum yaitu sesuai
dengan pH kulit wajah yaitu 4,5-6,5 (Syafitri & Rahmi, 2022). Berdasarkan tabel
4.6. didapatkan hasil pengamatan dan dilanjutkan SPSS menggunakan Shapiro wilk
yang dapat di lihat di lampiran 4 menunjukkan bahwa hasil uji normalitas sebelum
cycling test yaitu 0,41 dan sesudah cycling test yaitu 0,89 menunjukkan hasil uji pH
memiliki nilai p >0,05 yang stabil sehingga dapat dikatakan bahwa data terdistribusi
normal, maka dapat di lanjutkan dengan uji paired sample test yang memiliki nilai
normal dan tidak terdapat perbedaan bermakna sebelum dan sesudah cycling test.
Selanjutnya uji viskositas, hasil yang didapatkan pada setiap formula 4%, 8%,
12% dan kontrol negatif (K-) sebelum cycling test dan sesudah cycling test
pengaruh dari suhu yang menyebabkan adanya perubahan struktur polimer basis
sediaan menjadi lebih renggang atau lebih rapat. Perubahan ini membuat sediaan
serum lebih kental dari sediaan awal (Al Gifari, M., Noval, N., & Audina, 2023).
Akan tetapi memenuhi syarat viskositas, dimana syarat viskositas sediaan yakni
pengamatan dan dilanjutkan SPSS menggunakan Shapiro wilk yang dapat di lihat
di lampiran 4 menunjukkan hasil uji normalitas sebelum cycling test yaitu 0,27 dan
sesudah cycling test yaitu 0,25 menunjukkan hasil uji viskositas memiliki nilai
p>0,05 yang stabil sehingga dapat dikatakan bahwa data terdistribusi normal, maka
dapat di lanjutkan dengan uji paired sample test yang memiliki nilai viskositas yaitu
0,00 (p<0,05) yang artinya data masing-masing formula tidak terdistribusi secara
normal dan terdapat perbedaan bermakna sebelum dan sesudah cycling test karena
nilai kurang dari 0,05 hal ini disebabkan karena viskositas sediaan yang lebih tinggi
Selanjutnya yaitu uji kelembaban, untuk menjaga kelembaban kulit wajah perlu
melakukan perawatan ekstra dan salah satu caranya yaitu dengan menggunakan
serum wajah, karena serum memiliki banyak manfaat bagi kulit wajah yaitu dapat
meradang serta dapat melembabkan kulit (Muliyawan, D., & Suriana, N., 2013).
dan sesudah penggunaan serum wajah pada interval waktu 1 menit, 30 menit, 60
menit dan 120 menit. Hasil yang didapatkan pada setiap formula 4%, 8%, 12% dan
kontrol negatif (K-) sebelum cycling test dan sesudah cycling test menunjukkan
adanya perubahan nilai rata-rata kelembaban kulit. Karena kelembaban kulit dari
yang mempengaruhi suhu badan sehingga memicu berkeringat atau bahkan kering
serta waktu pemberian berbeda-beda (Pranata et al., 2020) Akan tetapi hasil yang
diperoleh sesuai dengan range kelembaban kulit pada interval waktu 1 menit, 30
71
menit, 60 menit, dan 120 menit yaitu dengan nilai rata-rata >47 artinya sangat
yaitu <33% sangat lembab, <34-37% kulit kering, 38-42% kulit normal, 43-46% kulit
sukarelawan yang berjenis kelamin perempuan dan berusia 20-35 tahun (Asjur et
Shapiro wilk yang dapat di lihat di lampiran 4 menunjukkan bahwa hasil uji
normalitas sebelum dan sesudah cycling test menunjukkan hasil uji kelembaban
memiliki nilai p>0,05 yang stabil sehingga dapat dikatakan bahwa data terdistribusi
normal, maka dapat di lanjutkan dengan uji paired sample test yang memiliki nilai
kelembaban (p>0,05) yaitu pada saat sebelum pemberian diperoleh nilai (0,67), 1
menit diperoleh nilai (0,37), 30 menit diperoleh nilai (0,37), 60 menit diperoleh
nilai (0,50) dan 2 jam diperoleh nilai (0,34), yang artinya data masing-masing
metode cakram yairu paper disc akan menyerap sediaan dengan baik sehingga tidak
akan meluas pada media. Metode ini lebih efisien dalam pengerjaan dan resiko
kegagalan lebih kecil dari pada metode lain (Mulya Safitri et al., 2022). Juga dapat
dilakukan pengujian dengan lebih cepat pada penyiapan cakram (Nurhayati et al.,
2020).
72
etanol kulit bawang merah (Allium cepa L.) memiliki daya hambat terhadap bakteri
Propionibacterium acnes. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.9. yang menunjukkan
bahwa sediaan serum ekstrak etanol kulit bawang merah (Allium cepa L.) memiliki
nilai rata-rata dari 3 replikasi yaitu Formula 1 dengan konsentrasi 4% memiliki zona
hambat 11,5 mm, Formula 2 dengan konsentrasi 8% memiliki zona hambat 15,3
mm, dan Formula 3 dengan konsentrasi 12% memiliki zona hambat 18,6 mm.
Ketiga formula tersebut memiliki daya hambat yang lebih kuat dibandingkan
dengan kontrol positif dengan rata-rata zona hambat 9,1 mm. Sedangkan kontrol
negatif (basis serum) tidak memiliki daya hambat karena tidak mengandung zat
aktif yang dapat menghambat bakteri. Adapun kategori zona hambat bakteri
menurut (Hasanuddin & Salnus, 2020) yaitu sangat kuat (>20 mm), kuat (11-20
mm), sedang (5-10 mm), lemah (<5 mm). Oleh karena itu, formula 1, 2, dan 3
Alasan pemilihan kontrol positif yaitu serum implora acne karena mengandung
senyawa herbal yaitu Centella asiatica dan Aloe vera, dimana Centella asiatica
dan saponin (Soebagio et al., 2020). Sedangkan Aloe vera juga mengandung
senyawa bioaktif diantaranya seperti tannin, flavonoid dan saponin yang berfungsi
mempunyai homogenitas yang baik yaitu (p>0,05). Maka data dikatakan stabil dan
terdistribusi normal sehingga memenuhi syarat untuk uji statistik parametrik dan
uji ANOVA diperoleh hasil yaitu 0,00 (p<0,05) yang artinya terdapat perbedaan
yang signifikan atau bermakna pada setiap kelompok perlakuan. Hal ini disebabkan
karena semakin tinggi konsentrasi ekstrak yang digunakan maka zona hambat yang
terbentuk semakin besar akibat semakin banyaknya senyawa aktif yang terkandung
sediaan serum ekstrak etanol kulit bawang merah (Allium cepa L.) berasal dari
kandungan senyawa aktif fitokimia yaitu flavonoid pada kulit bawang merah dapat
dapat membunuh bakteri dengan merusak sel bakteri, dinding sel yang mengarah
bawang merah (Allium cepa L.) pada konsentrasi 5%, 10% , 20%, dan 40% dapat
berturut-turut sebesar 12,8 mm, 13 mm, 14,33 mm dan 15,50 mm dengan kategori
kuat.
74
Selain itu, ekstrak kulit bawang merah (Allium cepa L.) juga telah
diformulasikan dalam bentuk sediaan gel yaitu penelitian (Tutik, 2021) bahwa gel
antijerawat kulit bawang merah (Allium cepa L.) pada konsentrasi 10% dapat
mm. Selanjutnya pada penelitian (Nurdiana et al., 2021) bahwa sabun padat ekstrak
kulit bawang merah (Allium cepa L.) setelah penyimpanan selama 4 minggu
menghasilkan uji organoleptis, uji homogenitas, uji daya busa dan uji pH yang baik.
Propionibacterium acnes. Hal ini disebabkan oleh viskositas dari serum yang lebih
melepaskan senyawa aktif dan dapat berpenetrasi kedalam kulit (Maghfiroh, 2021).
Adapun kelebihan serum yaitu dalam hal memberikan efek dimana serum lebih
efektif dan lebih cepat dibandingkan sediaan topikal lainnya (Hasrawati et al.,
2020). Selain itu, serum juga mempunyai kelebihan penyebaran dan pelepasan zat
aktif yang baik serta mudah diaplikasikan ke kulit wajah (Nuraeni, 2021).
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
bahwa :
1. Ekstrak etanol kulit bawang merah (Allium cepa L.) dapat diformulasikan
2. Sediaan serum ekstrak etanol kulit bawang merah (Allium cepa L.) memiliki
zona hambat 11,5 mm, konsentrasi 8% zona hambat 15,3 mm dan konsentrasi
B. Saran
Penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar penelitian lebih lanjut untuk
mengetahui apakah ekstrak etanol kulit bawang merah (Allium cepa L.) dapat
bakteri lain.
75
DAFTAR PUSTAKA
Al Gifari, M., Noval, N., & Audina, M. (2023). Formulasi Dan Uji Stabilitas
Sediaan Serum Ekstrak Etanol Kulit Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia L.) Sebagai
antiacne, Sains Medisina 1(3), 148–153.
Amira. (2021). Formulasi Sediaan Serum Dari Ekstrak Buah Belimbing Wuluh
(Averrhoa blimbi L.) Terhadap Bakteri Propionibacterium acnes Secara In
Vitro (Doctoral Dissetation, STIKes Karya Putra Bangsa Tulungangung).
Anto, E. J. (2022). Monograf Khasiat Daun Kenikir (Cosmos caudatus) Untuk Hati
(Liver). Yayasan Wiyata Bestari Samasta: Cirebon.
Aran, D. H., Mariani, Y., & Yusro, F. (2021). Minyak Atsiri Daun Jeruk Purut
(Citrus Hystrix) Dan Bioaktivitasnya Terhadap Bakteri Propionibacterium
acnes dan Pseudomonas aeruginosa. Bioma : Jurnal Biologi Dan Pembelajaran
Biologi, 6(1), 1–10. Https://Doi.Org/10.32528/Bioma.V6i1.3221.
Arman, M. (2019). Perbandingan Performansi Single Web Server Dan Multi Web
Server Dengan Uji Coba Paired Sample T Test. Jurnal Sisfokom (Sistem
Informasi dan Komputer), 8(2), 116–123.
Https://Doi.Org/10.32736/Sisfokom.V8i2.668.
Asjur, A. V., Santi, E., Musdar, T. A., Saputro, S., & Rahman, R. A. (2023).
Formulasi Dan Uji Aktivitas Antioksidan Sediaan Face Mist Ekstrak Etanol
Kulit Apel Hijau (Pyrus Malus L.) Dengan Metode DPPH: Formulation And
Antioxidant Activity Face Mist Preparation Ethanol Extract Green Apple Peel
(Pyrus Malus L.) With DPPH Methods. 5(3), 297–305.
Badriyah, L., Aminatul Farihah, D., & Farmasi Kusuma Husada Purwokerto, A.
(2020). Analisis Ekstraksi Kulit Bawang Merah (Allium Cepa L.) Menggunakan
Metode Maserasi. In J. Sintesis Submitted: 15 Mei (Vol. 2022, Issue 1).
Cahya, C. A. D., Priasa, A., & M. Br. Turnip, N. U. (2020). Uji Aktivitas Ekstrak
76
77
Etanol Daun Labu Siam (Sechium edule (Jacq.) Swartz) Terhadap Aktivitas
Antibakteri Staphylococcus aureus. Jurnal Farmasimed (Jfm), 3(1), 32–38.
Https://Doi.Org/10.35451/Jfm.V3i1.499
Elfiyanasari Boru Sembiring, Y., Azizah, E., Yamin Samaullah, M., Studi
Agroteknologi, P., & Pertanian Universitas Singaperbangsa Karawang, F.
(2022). Korelasi Keragaman Genetik Karakter Morfologi Dan Agronomi
Beberapa Aksesi Bawang Merah (Allium cepa L.) Di Dataran Rendah
Correlation Of Genetic Diversity Of Morphological And Agronomic Characters
Of Some Accessions Of Shallots (Allium cepa L.) In The Lowlands.
Https://Doi.Org/10.31604/Jap.V7i4.7513
Ervianingsih., Mariane., Hurria., & J. (2022). Dasar Ilmu Farmasi. CV. Tohar
Media: Makassar.
Ethica, Stalis., N. (2020). Buku Ajar Teori Kimia Analitik Teknologi Laboratorium
Medis. Deepublih Publisher.
Fikayuniar, L., Kusumawati, A. H., Silpia, M. P., Monafita, H., Tusyaadah, L.,
Farmasi, F., Buana, U., Karawang, P., & Karawang, I. (2021). Formulasi dan
Uji Efektivitas Antibakteri Sediaan Serum Antijerawat Ekstrak Etanol Daun
Kemangi (Ocimum X Africanum Lour.). In Jurnal Buana Farma (Vol. 1, Issue 4).
Hari Kusumawati, A., Sri Gunarti, N., Lidia Putama Mursal, I., Rahmawati, I.,
Dewi Apriana, S., Studi Farmasi, P., Farmasi, F., & Buana Perjuangan Karawang
Anggunhari, U. (2022). Produk Serum Wajah Ekstrak Beras Merah (Oryza
nivara) Untuk Solusi Pencerah Kulit Alami Tanpa Merkuri dan Hidrokuinon.
Prosiding Konferensi Nasional Penelitian Dan Pengabdian Universitas Buana
Perjuangan Karawang, 2 (1), 1984-1988.
Hasanuddin, P., & Salnus, S. (2020). Bioma : Jurnal Biologi Makassar Uji
Bioaktivitas Minyak Cengkeh (Syzygium aromaticum) Antibacterial Activity Of
Clove Oil (Syzygium aromaticum) In Inhibiting The Growth Of Streptococcus
Mutans Causingdental Disease. On Line), 5(2), 241–250.
Http://Journal.Unhas.Ac.Id/Index.Php/Bioma.
Hasrawati, A., Hardianti, H., Qama, A., & Wais, M. (2020). Pengembangan Ekstrak
Etanol Limbah Biji Pepaya (Carica papaya L.) Sebagai Serum Antijerawat.
Jurnal Fitofarmaka Indonesia, 7(1), 1–8.
Https://Doi.Org/10.33096/Jffi.V7i1.458.
Hidayah, H., Kusumawati, A. H., Sahevtiyani, S., & Amal, S. (2021). Literature
Review Article: Aktivitas Antioksidan Formulasi Serum Wajah Dari Berbagai
Tanaman. Journal Of Pharmacopolium, 4(2), 75–80.
Hikmahwati, Rifqy Auliah, M., Fitrianti, D., Agroteknologi, J., & Pertanian, F.
(2020). Identifikasi Cendawan Penyebab Penyakit Moler Pada Tanaman
Bawang Merah Di Kabupaten Enrekang. Agrovital : Jurnal Ilmu Pertanian, 5(2).
Indriyani, N. (2020). Formulasi Dan Uji Aktivitas Antibakteri Sabun Cair Ekstrak
Terpurifikasi Biji Pinang (Areca catechu L) Terhadap Propionibacterium acnes.
Universitas Ngudi Waluyo.
Jaya Edy, H., Jayanti, M., & Parwanto, E. (2022). Pemanfaatan Bawang Merah
(Allium cepa L) Sebagai Antibakteri Di Indonesia Utilization Of Shallot (Allium
cepa L) As Antibacterial In Indonesia. In Pharmacy Medical Journal (Vol. 5,
Issue 1).
Kartika Sari, D. (2019). Uji Kapasitas Dan Aktivitas Antioksidan Air Rebusan Kulit
Bawang Merah (Allium cepa L) Dalam Berbagai Konsentrasi. Jurnal Kajian
Pendidikan Ekonomi dan Ilmu Ekonomi, 2(1), 1–19.
Http://Www.Scopus.Com/Inward/Record.Url?Eid=2-S2.0-
84865607390&Partnerid=Tzotx3y1%0Ahttp://Books.Google.Com/Books?Hl=
En&Amp;Lr=&Amp;Id=2LIMMD9FVXkC&Amp;Oi=Fnd&Amp;Pg=PR5&A
mp;Dq=Principles+Of+Digital+Image+Processing+Fundamental+Techniques
&Amp;Ots=Hjrheus.
79
Korompis, F. C. C., Yamlean, P. V. Y., & Lolo, W. A. (2020). Formulasi Dan Uji
Efektivitas Antibakteri Sediaan Sabun Cair Ekstrak Etanol Daun Kersen
(Muntingia calabura L.) Terhadap Bakteri Staphlococcous epidermidis. In
Pharmaconjurnal Ilmiah Farmasi-UNSRAT (Vol. 9, Issue 1).
Kumar, M., Barbhai, M. D., Hasan, M., Dhumal, S., Singh, S., Pandiselvam, R.,
Rais, N., Natta, S., Senapathy, M., Sinha, N., & Amarowicz, R. (2022). Onion
(Allium cepa L.) Peel: A Review On The Extraction Of Bioactive Compounds,
Its Antioxidant Potential, And Its Application As A Functional Food Ingredient.
In Journal Of Food Science (Vol. 87, Issue 10, Pp. 4289–4311). John Wiley And
Sons Inc. Https://Doi.Org/10.1111/1750-3841.16297.
Laia, S. N. (2019). Formulasi Dan Uji Aktivitas Anti Bakteri Masker Jerawat
Ekstrak Etanol Buahmentimun (Cucumis sativus L) Terhadap Bakteri
Propionibacterium acnes. (Doctoral Dissertation , Instititut Kesehatan
Heltevia).
Maghfiroh, A. (2021). Formulasi Dan Evaluasi Sediaan Serum Ekstrak Daun Sirih
Hijau (Piper betle) Terhadap Bakteri Propionibacterium acnes Secara In-Vitro.
(Doctoral Dissertation , Stikes Karya Putra Bangsa Tulungangung).
Marcellia, S. (2022). Uji Efektivitas Formulasi Losio Ekstrak Kulit Bawang Merah
(Allium Cepa L.) Sebagai Repelan Terhadap Nyamuk Aedes Aegypti. In Jurnal
Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan (Vol. 9, Issue 1).
Http://Ejurnalmalahayati.Ac.Id/Index.Php/Kesehatan.
Muliyawan, D., & Suriana, N. (2013). A-Z Tentang Kosmetik. PT. Elex Media
Komputindo.
Mulya Safitri, M., Marcellia, S., & Penulis, K. (2022). Uji Efektivitas Ekstrak Kulit
Buah Mahoni (Swietenia mahagoni L.) Terhadap Bakteri Salmonella thyphi.
JOURNAL OF Pharmacy And Tropical Issues, 2(2), 62–70.
Nuraeni, W. (2021). Uji Aktivitas Antibakteri Sabun Wajah Ekstrak Daun Beluntas
(Pluchea indica L.) Terhadap Propionibacterium acnes. FITOFARMAKA:
Jurnal Ilmiah Farmasi, 10(1), 12–21. Https://Doi.Org/10.33751/Jf.V10i1.1717
Nurdiana, A. Y., Purwati, E., & Safitri, C. I. N. H. (2021). Formulasi Dan Uji Mutu
Fisik Sediaan Sabun Padat Ekstrak Kulit Bawang Merah (Allium cepa L).
80
Ogé, L. K., Broussard, A., & Marshall, M. D. (2019). Acne Vulgaris: Diagnosis
And Treatment. American Family Physician, 100(8), 475–484.
Pariury, J. A., Paul Christian Herman, J., Rebecca1, T., Veronica, E., Kamasan, G.,
& Arijana, N. (2021). HANG TUAH MEDICAL JOURNAL Potensi Kulit Jeruk
Bali (Citrus maxima Merr) Sebagai Antibakteri Propionibacterium acnes
Penyebab Jerawat. In HTMJ (Vol. 19, Issue 1). Www.Journal-
Medical.Hangtuah.Ac.Id.
Pranata, C., Boru Situmorang, N., & Marbun, R. A. T. (2020). Formulasi Sediaan
Masker Wajah Menggunakan Ekstrak Etanol Bunga Kecombrang (Etlingera
elatior) Terhadap Kelembaban Kulit Wajah. Jurnal Farmasimed (Jfm), 2(2),
63–68. Https://Doi.Org/10.35451/Jfm.V2i2.364.
Prayoga, T., & Lisnawati, N. (2020). Ekstrak Etanol Daun Iler (Coleus
atropurpureus(L.) Benth). CV. Jakad Media Publishing.
Pribadhi, A. N., Mastuti, S., & Purwaningrum, E. (2023). Aktivitas Antibakteri Dari
Bakteri Probiotik Dalam Melawan Propionibacterium acnes dan
Staphylococcus Epidermidis. 5(1), 1–7.
Rahayu, F. Sekar. (2021). Formulasi Dan Uji Efektivitas Sediaan Serum Ekstrak
Etanol Kulit Kayu Manis (Cinnamomum burmanni) Sebagai Anti-Aging.
SKRIPSI Universitas Sumatera Utara.
81
Ratnasari, N., Puspariki, J., & Farhan. (2023). Formulasi Dan Uji Stabilitas Fisik
Sediaan Serum Dari Esktrak Buah Mentimun (Cucumis sativus L.) Sebagai
Antioksidan. Journal Of Holistic And Health Sciences (Jurnal Ilmu Holistik dan
Kesehatan), 7(1), 9–16. Https://Doi.Org/10.51873/Jhhs.V7i1.227.
Sa`adah, H., Supomo, & Musaenah. (2020). Aktivitas Antibakteri Ekstrak Air Kulit
Bawang Merah ( Allium cepa L .) Terhadap Bakteri Propionibacterium acnes
Antibacterial Activity Of Shallot Peels ( Allium cepa L .) Water Extract On
Bacteria Propionibacterium acnes. Jurnal Riset Kefarmasian Indonesia, 2(2),
80–88.
Sarifah, S. (2022). Formulasi Dan Evaluasi Sediaan Fisik Sediaan Serum Wajah
Ekstrak Beras Merah (Oryza nivara L.). Journal Of Pharmacopolium, 5(2),
223–229. Https://Doi.Org/10.36465/Jop.V5i2.908.
Sifatullah, N. (2021). Jerawat (Acne vulgaris): Review Penyakit Infeksi Pada Kulit.
Http://Journal.Uin-Alauddin.Ac.Id/Index.Php/Psb.
Simanjuntak, H. A., & Butar, M. (2019). Uji Aktivittas Antifungi Ekstrak Etanol
Umbi Bawang Merah (Allium Cepa L.) Terhadap Candida albicans dan
Pityrosporum ovale. Eksakta : Jurnal Penelitian Dan Pembelajaran MIPA, 4(2),
91. Https://Doi.Org/10.31604/Eksakta.V4i2.91-98.
Sinko, Patrick., J. (2016). Martin Farmasi Fisika Dan Ilmu Farmasetika. Buku
Kedokteran EGC: Jakarta.
Situmorang, S, H., & L. (2014). Analisis Data Untuk Riset Manajemen Dan Bisnis.
USU Press.
Suharmiati. (2003). Khasiat Dan Manfaat Jati Belanda, Pelangsing Tubuh Dan
82
Syafitri, A., & Rahmi, S. (2022). Efektivitas Kombinasi Ekstrak Daun Benalu Duku
(Dendrophtoe pentandra (L.)Miq) Dan Lendir Siput (Achatina fulica) Sebagai
Repairing Skin Dalam Formulasi Sediaan Serum (Vol. 5, Issue 2).
Tim Prodi S1 Farmasi Stikes BTH Tasikmalaya. (2021). Kontribusi Riset Farmasi
Di Masa Pandemi. Jakad Media Publishing:Tasikmalaya.
Tristanti, F. U. (2022). Studi Literatur Review Efektivitas Tea Tree Oil Terhadap
Penyakit Penyebab Jerawat (Acne vulgaris). Program Studi Farmasi Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang 2021. Jurnal Ilmu
Keolahragaan, 13(2), 38–44.
Tutik, N. F. . & E. K. (2021). Formulasi Sediaan Gel Ekstrak Kulit Bawang Merah
(Allium cepa L.) Sebagai Antijerawat Terhadap Bakteri Propionibacterium
acnes.
Tutik, T., Feladita, N., Junova, H., & Anatasia, I. (2021). Formulasi Sediaan Gel
Moisturizer Anti-Aging Ekstrak Kulit Bawang Merah (Alliium cepa L.) Sebagai
Antioksidan. Jurnal Farmasi Malahayati, 4(1), 93–106.
Https://Doi.Org/10.33024/Jfm.V4i1.4420.
Umami. (2019). Formulasi Dan Evaluasi Sabun Cair Ekstrak Daun Sirih Merah
(Piper crocatum Riuz & Pav.) Serta Uji Aktivitas Sebagai Antiseptik Terhadap
Bakteri Staphylococcus aureus. Intitut Kesehatan Helvetia Medan, 16.
Veronica, E., & Kadek Sinta Dwi Chrismayanti, N. (2020). Hang Tuah Medical
Journal Potensi Daun Kastuba (Euphorbia pulcherrima) Sebagai Antimalaria
plasmodium Falciparum. Htmj, 18(1), 1–15. Www.Journal-
Medical.Hangtuah.Ac.Id.
Wahid, H., Karim,S, F. (2022). Krim Antiaging Dari Ekstrak Kolagen Limbah Sisik
83
Wahyuningsih, S., Bachri, N., Awaluddin, N., & Andriani, I. (2021). Serum Wajah
Fraksi Etil Asetat Daun Beluntas (Pluchea indica L.) Sebagai Antibakteri. 6(2),
270–283. Https://Doi.Org/10.22216/Jk.V5i2.5717.
Yasir, A. S. (2020). Formulasi Gel Anti Jerawat Kombinasi Ekstrak Etanol Daun
Kemangi (Ocimum X Africanum Lour.) Dan Lidah Buaya (Aloe vera (L.) Burm.
F.) Berbasis Sodium alginate dan Uji Aktivitas Terhadap Bakteri
Propionibacterium acnes. Jurnal Farmasi Malahayati, 3(2), 159–173.
Https://Doi.Org/10.33024/Jfm.V3i2.3801.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Perhitungan
1. Perhitungan Rendemen Ekstrak Etanol Kulit Bawang Merah (Allium cepa L.).
56,25
= 𝑥100%
500
= 11,25%
Xantan Gum
0,5
0,5% = 𝑥20 = 0,1 𝑔𝑟𝑎𝑚
100
Natrium Benzoat
0,2
0,2% = 𝑥20 = 0,04 𝑔𝑟𝑎𝑚
100
Trietanolamin
2
2% = 𝑥20 = 0,4 𝑚𝑙
100
Propilen glikol
15
15% = 𝑥20 = 3 𝑚𝑙
100
Aquadest
Ad 20 ml = 20-(0,1+0,04+0,4+3)
= 20-3,54
= 16,46 ml
84
85
b. Formula 1
4
4% = 𝑥20 = 0,8 𝑔𝑟𝑎𝑚
100
Xantan Gum
0,5
0,5% = 𝑥20 = 0,1 𝑔𝑟𝑎𝑚
100
Natrium Benzoat
0,2
0,2% = 𝑥20 = 0,04 𝑔𝑟𝑎𝑚
100
Trietanolamin
2
2% = 𝑥20 = 0,4 𝑚𝑙
100
Propilen glikol
15
15% = 𝑥20 = 3 𝑚𝑙
100
Aquadest
Ad 20 ml = 20-(0,8+0,1+0,04+0,4+3)
= 20-4,34
= 15,66 ml
c. Formula 2
8
8% = 𝑥20 = 1,6 𝑔𝑟𝑎𝑚
100
Xantan Gum
0,5
0,5% = 𝑥20 = 0,1 𝑔𝑟𝑎𝑚
100
86
Natrium Benzoat
0,2
0,2% = 𝑥20 = 0,04 𝑔𝑟𝑎𝑚
100
Trietanolamin
2
2% = 𝑥20 = 0,4 𝑚𝑙
100
Propilen glikol
15
15% = 𝑥20 = 3 𝑚𝑙
100
Aquadest
Ad 20 ml = 20-(1,6+0,1+0,04+0,4+3)
= 20-5,14
= 14,86 ml
d. Formula 3
12
12% = 𝑥20 = 2,4 𝑔𝑟𝑎𝑚
100
Xantan Gum
0,5
0,5% = 𝑥20 = 0,1 𝑔𝑟𝑎𝑚
100
Natrium Benzoat
0,2
0,2% = 𝑥20 = 0,04 𝑔𝑟𝑎𝑚
100
Trietanolamin
2
2% = 𝑥20 = 0,4 𝑚𝑙
100
87
Propilen glikol
15
15% = 𝑥20 = 3 𝑚𝑙
100
Aquadest
Ad 20 ml = 20-(2,4+0,1+0,04+0,4+3)
= 20-5,94
=14,06 ml
a. Kontrol Negatif = 0 mm
Sortasi basah
Selama 3 hari
Sortasi kering
Haluskan
Metode maserasi
Rotary evaporator
Ekstrak kental
89
2. Uji Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol Kulit Bawang Merah (Allium cepa L.)
a. Pemeriksaan alkaloid
Ditambahkan
b. Pemeriksaan Saponin
Ditambahkan
Asam klorida
Dikocok kuat
Timbul busa
Saponin
1.
90
c. Pemeriksaan Flavonoid
Serbuk magnesium
Flavonoid
Jingga kemerahan
2.
d. Pemeriksaan Tanin
10 ml aquadest
Larutan diambil 2 ml
+ 1-2 tetes FeCl3
Tanin
3.
91
Dietil eter
Diamkan 10 menit
Pisahkan filtrat
Triterpenoid Steroid
5.
4.
92
cepa L.)
Homogenkan
4. Evaluasi Sediaan Serum Ekstrak Etanol Kulit Bawang Merah (Allium cepa L.)
Uji Organoleptik
Uji Homogenitas
Uji pH
Uji Viskositas
Uji Kelembaban
Cycling test
94
Sterilisasi alat
Peremajaan bakteri
Propionibacterium acnes
Suspensi bakteri
Propionibacterium acnes
Paper disk
3x replikasi
Analisis Data
95
b. Pembuatan ekstrak
2. Uji Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol Kulit Bawang Merah (Allium cepa L.)
3. Pembuatan Sediaan Serum Ekstrak Kulit Bawang Merah (Allium cepa L.)
4. Evaluasi Sediaan SerumEkstrak Etanol Kulit Bawang Merah (Allium cepa L.)
Gambar
Gambar30.30.Uji
Uji Cycling
Cycling Gambar 31. Uji Cycling
test 4°C
test 4°C test 40°C
a. Uji Organoleptik
b. Uji Homogenitas
c. Uji pH
d. Uji Viskositas
e. Uji Kelembaban
a. Sterilisasi alat
b. Peremajaan bakteri
d. Pembuatan media
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Sebelum cycling test ,216 5 ,200 * ,900 5 ,412
Sesudah cycling test ,151 5 ,200 * ,974 5 ,899
>0,05 : Tidak terdapat perbedaan bermakna
<0,05 : Terdapat perbedaan bermakna
Paired Samples Test
Paired Differences
95% Confidence
Std. Std. Interval of the
Deviati Error Difference Two-
Mean on Mean Lower Upper t df Sided p
pH Sebelum- Sesudah ,29400 ,39564 ,17694 -,19725 ,78525 1,662 4 ,172
>0,05 : Tidak terdapat perbedaan bermakna
<0,05 : Terdapat perbedaan bermakna
2. Uji viskositas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Sebelum cycling test ,264 5 ,200 * ,873 5 ,279
Sesudah cycling test ,274 5 ,200* ,867 5 ,254
>0,05 : Tidak terdapat perbedaan bermakna
<0,05 : Terdapat perbedaan bermakna
3. Uji kelembaban
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Sebelum pemerian ,253 5 ,200 * ,889 5 ,351
1 menit ,349 5 ,046 ,771 5 ,046
30 menit ,391 5 ,012 ,633 5 ,002
60 menit ,209 5 ,200 * ,956 5 ,782
120 menit ,244 5 ,200 * ,892 5 ,367
Sebelum pemerian ,222 5 ,200* ,945 5 ,701
1 menit ,367 5 ,026 ,684 5 ,006
30 menit ,360 5 ,033 ,767 5 ,042
60 menit ,218 5 ,200 * ,896 5 ,388
120 menit ,159 5 ,200* ,990 5 ,981
>0,05 : Tidak terdapat perbedaan bermakna
<0,05 : Terdapat perbedaan bermakna
4. Uji Antibakteri
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Sediaan Statistic df Sig. Statistic df Sig.
zona F1 ,175 3 . 1,000 3 1,000
hambat F2 ,314 3 . ,893 3 ,363
F3 ,175 3 . 1,000 3 1,000
K+ ,219 3 . ,987 3 ,780
Lilliefors Significance Correction
Zona hambat is constant when formula = K-, It has been omitted.
Oneway
Tests of Homogeneity of Variances
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
zona Based on Mean 1,864 3 8 ,214
hambat Based on Median ,545 3 8 ,665
Based on Median and ,545 3 4,400 ,675
with adjusted df
Based on trimmed mean 1,744 3 8 ,235
117
ANOVA
zona hambat
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Between 156,740 3 52,247 1362,957 <,001
Groups
Within Groups ,307 8 ,038
Total 157,047 11
118
1. Brosur
2. Etiket
119
3. Kemasan
120
Lampiran 7. Surat