Jurusan Farmasi
Disusun Oleh :
NIM. P17335112207
JURUSAN FARMASI
2015
Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa :
Karya Tulis Ilmiah dengan judul
Disusun oleh :
Pembimbing
Mengetahui
Ketua Jurusan Farmasi
Disusun oleh :
ABSTRAK
Antioksidan sebagai senyawa pemberi elektron yang diperlukan oleh radikal bebas dalam
rangka menstabilkan dirinya. Salah satu tanaman yang memiliki aktivitas antioksidan
adalah Clausena excavata. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas
antioksidan ekstrak kulit batang Clausena excavata dengan berbagai macam pelarut.
Pengujian aktivitas antioksidan dilakukan dengan menggunakan metode DPPH (2,2-
difenil-1-pikrilhidrazil). Simplisia kulit batang Clausena excavata dimaserasi masing-
masing dengan pelarut n-heksan, etil asetat, dan etanol 70%. Skrining fitokimia dilakukan
terhadap simplisia, hasil skrining fitokimia menunjukkan positif mengandung alkaloid,
flavonoid, triterpenoid, polifenol, tanin, saponin, dan kuinon. Ekstrak etanol kulit batang
Clausena excavatadi uji aktivitas antioksidannya secara kuantitatif untuk memperoleh
nilai IC50 dari ekstrak menggunakan spektrofotometri UV-Vis pada λ maks 514 nm
dengan kuersetin sebagai kontrol positif. Hasil pengukuran secara spektrofotometri
menunjukkan bahwa ekstrak etanol kulit batang Clausena excavatamempunyai IC50
sebesar 31,25 μg/ml, IC50 ekstrak etil asetat 90,79 μg/ml, IC 50 ekstrak n-heksan
458,51μg/ml, sedangkan kuersetin memiliki IC50 4,24 μg/ml. Pelarut yang memberikan
aktivitas antioksidan terbaik adalah etanol 70%.
Kata kunci: Aktivitas antioksidan, DPPH, Kulit batang Clausena excavata, Ekstrak
etanol, Ekstrak etil asetat, Ekstrak n-heksan.
i
ANTIOXIDANT ACTIVITY STEM BARK EXTRACT OF KIBACETAH
(Clausena excavata) BURM F . WITH DIFFERENT KINDS OF SOLVENTS
USING METHODS DPPH
ABSTRACT
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada allah SWT, atas segala
DPPH”.
Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
Kesehatan Bandung.
dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, saya sampaikan penghargaan yang
Kesehatan Bandung.
iii
4. Seluruh Dosen dan staf Karyawan Jurusan Farmasi Politeknik
luar biasa dan do’a yang selalu dipanjatkan untuk keberhasilan penulis.
sekali kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, karena itu penulis mengharapkan
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun. Semoga Karya Tulis
Ilmiah ini bermanfaat bagi Jurusan Farmasi khususnya dan pembaca pada
umumnya.
Hanya kepada Allah SWT kita berserah diri dan memohon pertolongan-
Nya, semoga apa yang kita cita-citakan dikabulkan-Nya, amin ya robbal alamin.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................................... i
ABSTRACT .................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
v
vi
2.7 Simplisia............................................................................................... 11
LAMPIRAN ................................................................................................. 48
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
dari total 40.000 jenis tumbuhan di dunia, 940 jenis diantaranya merupakan
tradisional. Berbagai macam penyakit yang ada sekarang dipicu oleh radikal
termodifikasi yang tidak dapat dikendali oleh sistem imun dan bahkan mutasi
(Winarsi, 2007).
Radikal bebas dibentuk secara kontinyu oleh tubuh, akan tetapi tubuh juga
memiliki sistem antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas baik melalui
elektron yang diperlukan oleh radikal bebas dalam rangka menstabilkan dirinya.
1
2
excavata tergantung pada jumlah total fenolik yang ada dalam ekstrak mentah.
pada pola substitusi tertentu dari gugus hidroksil bebas pada kerangka flavonoid
(Sean, 2004). Hasil isolasi dari ekstrak metanol kulit batang Clausena excavata
(Clausena excavata)?
(Clausena excavata)?
(Clausena excavata).
alternatif antioksidan alami yang mudah didapat dan aman bagi masyarakat.
excavata) yang digunakan berasal dari tanaman dengan umur yang bervariasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Klasifikasi
Clausena excavata adalah semak liar dari keluarga Rutaceae yang tersebar
Divisi : Magnoliophyta
Bangsa : Sapindales
Nama Asing : Cherek hitam, Pokok kemantu, Pokok cerek (Malayasia) (Peh
dkk, 2013). San Soak (Cina bagian selatan, India, dan Thailand) (Salim dkk,
2012).
4
5
berwarna hijau tua berbentuk oval kecil, panjang daun 3,5-7 cm dan ujung lancip.
Daun mempunyai karakteristik bau yang khas bila diremas. Bunga kecil, putih
terletak di ujung, diikuti oleh buah berwarna merah muda berukuran 7-10 mm,
dan masing-masing mengandung 1-2 biji (Santisuk, 1988 dalam Arbab dkk.,
disusun oleh empat membran pedicel, diameter 1/6 inchi (4 mm). Buah 3/4 inchi
dan ranting yang berbulu halus (Swarbrick, 1997 dalam Arbab dkk., 2011).
2.1.3 Penyebaran
semak yang kuat dan berbau khas, ditemukan dari Himalaya, China, dan diseluruh
berupa semak liar dan dibudidayakan di India, China Selatan, dan Asia Tenggara
(Blasco, 1983).
dan anggotanya masih sangat terbatas. Dalam buku “Flora of Java”, Backer dan
Bakhuizen v.d Brink Jr menyebutkan bahwa ada sekitar 3 jenis yaitu C. excavata,
harmandiana ditemukan di Jawa Timur dan Madura pada ketinggian 1-400 mdpl
dan C. excavata tersebar di Jawa Barat, Jawa Tengah, Bawean, dan setengah
6
bagian pulau Madura (Astuti, 2010). Menurut Salim dkk (2012), daerah
Manosroi dkk. (2003) di beberapa negara, daun dan batang Clausena excavata
obat tradisional baik untuk manusia secara umum maupun yang berkaitan dengan
dalam Arbab dkk. (2011), di Jawa Clausena excavata digunakan untuk mengobati
batuk.
Nama Bagian
Kelas kimia Bioaktivitas Referensi
senyawa tanaman
Clausine-B Alkaloid Kulit Antikanker (Wan, 2009)
karbazole batang
Clausine-TY Alkaloid Kulit Antikanker (Taufiq, 2007)
karbazole batang
Clausenidin, Piranokumarin, Kulit Antikanker, (Wu, 1994; Ali,
nordentatin, kumarin akar antibakteri 2000)
clausarin,
dentatin
Dentatin Kumarin Akar (David PJ, 1991)
Xanthoxyletin, Turunan Daun Antibakteri (Sunthitikawinsakul,
murrayanine karbazol 2003)
Mukonal Limonoid Kulit Antifungi (Takemura, 2002)
batang
Clausine-D Alkaloid Daun Antiplatelet (Wu, 1994)
Sansoakamine Alkaloid Batang Antimalaria (Lastra, 2005)
karbazol
(Sumber: Arbab dkk.,2011)
sejumlah besar metabolit sekunder telah di isolasi dari berbagai bagian tanaman
a. Alkaloid
Hasil isolasi senyawa dari ekstrak metanol kulit batang Clausena exavata
b. Kumarin
Dalam kajian Arbab dkk. (2011), melaporkan bahwa hasil isolasi dan
identifikasi senyawa dari buah dan batang Clausena exavata senyawa kumarin
baru, yaitu clausenaexcavin (Laphookhieo dkk., 2009). Selain itu, Hong dkk.
c. Limonoid
Sharif dan Waznah (2009) mengemukakan dalam kajian Arbab dkk. (2011),
Selain itu, menurut Cordell dkk (1991) kulit batang Clausena excavata
2.5 Antioksidan
reduktan. Senyawa ini memiliki berat molekul kecil, tetapi mampu menginaktifasi
kelompok, yaitu :
baru, atau mngubah radikal bebas yang telah terbentuk menjadi molekul
enzimatis)
yaitu dengan memotong reaksi oksidasi berantai dari radikal bebas atau
c. Antioksidan tersier
kerusakan yang terjadi karena efek radikal bebas. Contohnya enzim DNA-
Radikal bebas merupakan salah satu bentuk senyawa oksigen reaktif, yang
secara umum diketahui sebagai senyawa yang memiliki elektron yang tidak
2.6 DPPH
nitrogen tidak stabil dengan absorbansi kuat pada λ max 517 nm dan berwarna
ungu gelap. Setelah bereaksi dengan senyawa antioksidan, DPPH tersebut akan
10
tereduksi dan warnanya akan berubah menjadi kuning. Perubahan tersebut dapat
antioksidan secara kuantitatif yaitu dengan penangkapan radikal DPPH oleh suatu
radikal bebas yang dinyatakan dengan nilai IC50 (Inhibitory Concentration). Nilai
IC50 didefinisikan sebagai besarnya konsentrasi senyawa uji yang dapat meredam
radikal bebas sebanyak 50%. Semakin kecil nilai IC50 maka aktivitas peredaman
radikal bebas semakin tinggi (Molyneux, 2004 dalam Ridho, 2013). Struktur
DPPH dan DPPH tereduksi hasil reaksi dengan antioksidan dapat dilihat pada
gambar 1.
2.7 Simplisia
Simplisia adalah bahan alam yang telah dikeringkan yang digunakan untuk
atau eksudat tumbuhan. Eksudat tumbuhan adalah isi sel yang secara spontan
keluar dari tumbuhan atau dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya atau zat
nabati lain yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tumbuhannya (Depkes,
2008).
Bahan tanaman yang akan dibuat simplisia harus melalui beberapa tahapan
tanaman, usia tanaman, dan waktu panen yang tepat. Pedoman pemanenan
kulit batang dilakukan pada saat tanaman telah cukup umur. Pengambilan
kulit batang untuk pembuatan simplisia dilakukan dengan cara batang utama
dan cabang dikelupas dengan ukuran panjang dan lebar tertentu; untuk kulit
b) Sortasi basah
12
Sortasi basah merupakan tahap pemisahan tanaman dari bahan asing atau
pencemar lain yang terbawa dalam proses pengumpulan atau pemanenan dan
c) Pencucian
d) Perajangan
yang baru dipanen, sebelum dirajang, terlebih dahulu dijemur dalam keadaan
utuh selama 1 hari. Perajangan dapat dilakukan dengan pisau atau mesin
perajang khusus sehingga diperoleh irisan tipis atau potongan dengan ukuran
tertentu.
e) Pengeringan
f) Sortasi kering
Proses sortasi kering bertujuan untuk memisahkan simplisia dari bahan asing
2.8 Ekstraksi
pembuatan ekstrak:
1) Jumlah simplisia yang akan diekstraksi. Jumlah ini akan digunakan untuk
luas permukaan yang akan kontak dengan pelarut dalam proses ekstraksi.
3) Jenis pelarut yang akan digunakan. Hal ini menyangkut keamanan karena
Selain itu pelarut akan menentukan efisiensi proses penarikan zat berkhasiat
5) Lama waktu penyarian. Hal ini penting sekali untuk menentukan jumlah zat
yang tersari.
6) Proses ekstraksi. Ada kalanya proses ekstraksi harus terlindung dari cahaya
cahaya.
1. Cara Dingin
b. Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai sempurna
menerus sampai diperoleh ekstrak (perkolat) yang jumlahnya 1-5 kali bahan.
2. Cara Panas
selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan
temperatur yang lebih tinggi dari temperatur ruangan, yaitu secara umum
d. Infus adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air
e. Dekok adalah sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi sediaan herbal
aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang
sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau
serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang telah
Ekstrak cair adalah sediaan cair simplisia nabati, yang mengandung etanol
sebagai pelarut atau sebagai pengawet atau sebagai pelarut dan pengawet. Jika
mengandung bahan aktif dari 1 gram simplisia yang memenuhi syarat. Ekstrak
cair yang cenderung membentuk endapan dapat didiamkan dan disaring atau
zat. Pengukuran serapan dapat dilakukan pada daerah ultraviolet (UV) dengan
cocok untuk penetapan kuantitatif, dan untuk beberapa zat berguna untuk
radiasi oleh suatu larutan. Jumlah cahaya atau energi radiasi yang diserap
Prinsip kerja alat Spektrofotometri UV-Vis yaitu suatu sumber cahaya (A)
masuk dari sumber cahaya tersebut menjadi pita-pita panjang gelombang yang
diinginkan untuk pengukuran suatu zat tertentu, yang menunjukkan bahwa setiap
monokromator tadi cahaya/energi radiasi diteruskan dan diserap oleh suatu larutan
yang akan diperiksa dalam kuvet (C), kemudian jumlah cahaya yang diserap oleh
larutan akan menghasilkan signal elektrik pada detektor (D), yang mana signal
elektrik ini sebanding dengan cahaya yang diserap oleh larutan tersebut. Besarnya
signal elektrik yang dialirkan ke pencatat dapat dilihat sebagai angka (E) (Triyati,
1985).
C
A B D E
2
A = Sumber cahaya.
17
B = Monokromator.
C1 = Contoh.
C2 = Pelarut.
D = Detektor.
METODOLOGI PENELITIAN
3.2.1 Populasi
Kabupaten Tasikmalaya.
3.2.2 Sampel
18
19
3.4.1 Alat
2 Labu tentukur 25, 50, dan 100 ml 10 Erlenmeyer 100, dan 250 ml
3.4.2 Bahan
Hasil
Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Skala
Ukur
Aktivitas Penangkapan Metode DPPH, Spektro- IC50 Interval
antioksid radikal DPPH yaitu fotometer
an oleh suatu Mengukur
senyawa yang absorbansi
mempunyai sampel pada λ
aktivitas yang sama
antioksidan dibandingkan
dengan dengan standar.
menggunakan
spektrofotometr
i UV-Vis.
Jenis data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer, yaitu
3.6.1 Determinasi
dengan pencucian.
kering.
1) Makroskopik
zat secara umum terutama meliputi wujud, rupa, warna, rasa, bau, dan untuk
bebebrapa hal dilengkapi dengan sifat kimia atau sifat fisika, dimaksudkan
2) Mikroskopik
a. Lebih kurang 2 gram sampai 3 gram zat telah digerus dan ditimbang
seksama, dimasikkan ke dalam krus platina atau krus silikat yang telah
c. Jika dengan cara ini arang tidak dapat dihilangkan, tambahkan air panas,
d. Pijarkan sisa dan kertas saring dalam krus platina yang sama. Masukkan
(Depkes, 1989).
5) Skrining Fitokimia
a) Pemeriksaan Alkaloid
mayer.
b) Pemeriksaan Steroid/Triterpenoid
kemudian disaring.
triterpenoid/steroid.
c) Pemeriksaan Saponin
d) Pemeriksaan Flavonoid
atas.
e) Pemeriksaan Tanin
kehijauan.
endapan putih.
larutan besi (III) klorida 1%, positif mengandung tanin galat jika
f) Pemeriksaan Kuinon
4. Jika ada tanin maka sejumlah 2 gram serbuk dimaserasi dalam HCl 19%
heksan.
2. Kemudian ampas dimaserasi dengan etil asetat, dan diperoleh fraksi etil
asetat.
etanol.
Sebanyak 12,5 mg DPPH dilarutkan dengan metanol p.a dalam labu ukur
Spektrofotometer UV-Vis
p.a.
μg/ml.
% Inhibisi = x 100%
DPPH 50 μg/ml.
% Inhibisi = x 100%
DPPH 50 μg/ml.
% Inhibisi = x 100%
ml DPPH 50 μg/ml.
% Inhibisi = x 100%
Data yang diperoleh adalah % inhibisi dan nilai IC50 dari masing-masing
ekstrak. Dari data tersebut ditarik kesimpulan pelarut mana yang menghasilkan
aktivitas antioksidan paling baik. Data disajikan dalam bentuk narasi dan tabel.
BAB IV
Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) Institut Teknologi Bandung (ITB),
Divisi : Magnoliophyta
Bangsa : Sapindales
Arn. Ex Steud.
29
30
kg kulit batang basah, yang kemudian dikeringkan dengan cara diangin-angin dan
diperoleh bobot kering 0,675 kg, sehingga diperoleh rasio bobot pengeringan
sebesar 50,94%.
1) Makroskopik
makroskopik adalah bentuk panjang seperti pita, berwarna putih kecoklatan, tidak
2) Mikroskopik
Rendemen
Nama Pelarut Bobot Simplisia Bobot Ekstrak
Ekstrak
Etanol 70% 5,2 g 2,6%
Etil Asetat 200,2556 g 2,1796 g 1,1%
N-heksan 1,1045 g 0,5%
Metode DPPH
3) Ekstrak n-heksan
4.2 Pembahasan
dan telah diidentifikasi di Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) Institut
Teknologi Bandung.
batang tanaman Clausena excavata. Kulit batang Clausena excavata berasal dari
tanaman liar, dengan umur tanaman bervariasi. Setelah proses pemanenan, tahap
tanaman dari bahan asing atau pencemar lain yang terbawa dalam proses
pencucian, proses ini bertujuan untuk mengurangi jumlah mikroba awal melalui
39
pencucian dengan air bersih yang mengalir. Selanjutnya adalah proses perajangan,
pengeringan, dan penggilingan. Sebelum dirajang, kulit batang yang baru dipanen,
ditiriskan dan diangin-angin selama satu hari. Tahap terakhir adalah pengeringan
aktivitas enzim yang bisa menguraikan lebih lanjut kandungan zat aktif. Menurut
teroksidasi dengan adanya cahaya, panas, dan oksigen. Oleh karena itu
pengeringan dilakukan dengan cara diangin-angin. Selain itu, hal ini dilakukan
untuk mencegah kerusakan dari zat aktif yang terkandung dalam simplisia.
rupa, warna, rasa, bau, dan beberapa hal dilengkapi dengan sifat kimia atau fisika,
excavatamemiliki sel sklerenkim, sel minyak, dan rambut penutup (gambar 4.2).
Susut pengeringan simplisia adalah 9,44%, sedangkan kadar abu total adalah
7,73%.
40
dengan menggunakan tiga pelarut, yaitu etanol 70%, etil asetat, dan n-heksan.
Metode maserasi dipilih karena prosesnya mudah dan tidak menggunakan suhu
antioksidan yang terdapat dalam simplisia kulit batang Clausena excavata. Serbuk
kulit batang Clausena excavata sebanyak 200,2556 gram dimaserasi pertama kali
dengan n-heksan diperoleh fraksi n-heksan 1,1045 gram (0,5%), setelah itu
dengan etilasetat diperoleh fraksi etil asetat sebanyak 2,1796 gram (1,1%), dan
terakhir dengan etanol 70% diperoleh fraksi etanol sebanyak 5,2000 gram (2,6%).
DPPH. Metode DPPH adalah metode sederhana, mudah, cepat, dan peka serta
senyawa bahan alam, sehingga digunakan secara luas untuk menguji kemampuan
Nilai IC50 didefinisikan sebagai besarnya konsentrasi senyawa uji yang dapat
meredam radikal bebas sebanyak 50%. Semakin kecil nilai IC50 maka aktivitas
peredaman radikal bebas semakin tinggi (Molyneux, 2004). Prinsip kerja dari
pengukuran ini adalah adanya radikal bebas stabil yaitu DPPH yang dicampurkan
Nilai IC50 ekstrak etanol kulit batang Clausena excavata didapat dari hasil
perhitungan persamaan regresi linier pada tabel 4.6, dimana persamaan regresi
dari ekstrak etanol yang didapat adalah y = 1,421x + 5,5912 dan r = 0,9966.
Koefisien y pada persamaan ini adalah sebagai IC50, sedangkan koefisien x pada
persamaan ini adalah konsentrasi dari ekstrak yang akan dicari nilainya. Nilai x
semakin besar aktivitas antioksidannya (gambar 4.3). Nilai IC50 ekstrak etanol
Nilai IC50 ekstrak etil asetat kulit batang Clausena excavata didapat dari
hasil perhitungan persamaan regresi linier pada tabel 4.7, dimana persamaan
42
regresi dari ekstrak etil asetat adalah y = 0,4282x + 11,122 dan r = 0,9954.
Berdasarkan hasil perhitungan dari persamaan tersebut didapat nilai IC50 ekstrak
hasil perhitungan persamaan regresi linier pada tabel 4.8, dimana persamaan
Penggunaan kontrol positif pada penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa
kuat potensi antioksidan yang ada pada ekstrak etanol, etil asetat, dan n-heksan
kulit batang Clausena excavata. Apabila nilai IC50 sampel sama atau mendekati
nilai IC50kontrol positif maka dapat dikatakan bahwa sampel berpotensi sebagai
salah satu alternatif antioksidan yang sangat kuat. Nilai IC50kuersetin didapat dari
hasil perhitungan persamaan regresi linier pada tabel 4.9, dimana persamaan
hasil perhitungan dari persamaan tersebut didapat nilai IC50kuersetin adalah 4,24
μg/ml.
aktivitas antioksidan dari ekstrak etanol 7 kali lebih kecil daripada kuersetin,
ekstrak etil asetat 21 kali lebih kecil dari kuersetin, dan ekstrak n-heksan 108 kali
Menurut Jun dkk, (2003), tingkat kekuatan antioksidan adalah kuat jika
nilai IC50 <50 μg/ml, aktif 50-100 μg/ml, sedang 101-250 μg/ml, lemah 250-500
μg/ml, dan tidak aktif >500 μg/ml. Dari ketiga ekstrak tersebut dapat dikatakan
bahwa ekstrak etanol memiliki aktivitas antioksidan yang kuat, ekstrak etil asetat
antioksidan.
Harborne (1987), senyawa fenol meliputi aneka ragam senyawa yang berasal dari
tumbuhan, yang mempunyai ciri yaitu cincin aromatik yang mengandung satu
atau dua penyulih hidroksil. Selain itu hasil isolasi dari kulit batang Clausena
Dari ketiga ekstrak kulit batang Clausena excavata, ekstrak yang memiliki
nilai IC50 terkecil adalah ekstrak etanol. Hal ini disebabkan senyawa fenol mudah
larut dalam air (Harborne, 1987). Dimana etanol merupakan pelarut yang bersifat
5.1 Kesimpulan
sebagai berikut:
etanol 70%, hal ini ditunjukkan dengan nilai IC50 yang mendekati nilai
5.2 Saran
tanaman yang sama, dan pelarut dengan metode ekstraksi yang berbeda.
44
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Goeswin, 2009. Teknologi Bahan Alam. Cetakan II (Edisi revisi dan
perluasan). Bandung: Penerbit ITB. Hal. 16-18, 31-32.
Astuti, Inggit Puji, 2010. Clausena spp Plasma Nutfah Koleksi Kebun Raya
Bogor. Prosiding Seminar Biologi. Yogyakarta. Universitas Gadjah Mada.
45
46
Guntupalli, C., Ramaiah, M., dan Kumar, GS., 2013. RP-HPLC Analysis and
Antimikrobial Screening of Clausena excavata Burm. F. (Rutaceae).
International Journal of Phytoterapy. Vol 3/Issue 2/2013/91-97.
Jun, M. H. Y., J., Fong, X., Wan, C,T., Ho. 2003.Comparison of Antioidant
Activities of Isoflaones Form Kudzu Root (Puerarua labata O). Dalam
Journal Food Science Institute of Tecnologist, 68:2117-2122.
Molyneux, P., 2004, The Use of The Stable Free Radical Diphenylpicrylhydrazyl
(DPPH) for Estimating Antioxidant Activity, J. Sci. Technol.,
http://www.sjst.psu.ac.th/journal/26-2.pdf/07-DPPH.pdf., Diakses
Tanggal 25 November 2014. P.212.
Peh, Tian Hai., Lim, Gin Keat., Taufiq-Yap, Yun Hin., Lian Ee, Gwendoline
Cheng., Rahman, Mawardi.,dan Sukari, Mohd Aspollah. 2013. A New
Cytotoxic Carbazole alkaloid Isolated from the Stem Bark of Malayasian
Clausena excavata. Canadian Chemical Transactions. Volume I. DOI:
10.13179/canchemtrans.2013.01.03.0027.
Pratimasari, D, 2009. Uji Aktivitas Penangkap Radikal Buah Carica papaya L.
Dengan metode DPPH dan Penetapan Kadar Fenolik serta Flavonoid
Totalnya. Skripsi. Surakarta: Universitas surakarta.
47
Perhitungan:
Rata-rata = = 9,44%
50
Perhitungan:
Rendemen % =
Perhitungan:
Rata-rata = = 7,73%
52
% Inhibisi x100%
Persamaan umum : y= ax + b
x=
Diketahui : y = ax + b
y =1,421x + 5,5912
50 = 1,421x + 5,5912
1,421x = 50-5,5912
= 31,25 µg/mL
54
% Inhibisi x100%
Persamaan umum : y= ax + b
x=
Diketahui : y = ax + b
y =0,4282x + 11,122
50 = 0,4282x + 11,122
0,4282x = 50-11,122
= 90,79 µg/mL
56
% Inhibisi x100%
Persamaan umum : y= ax + b
x=
Diketahui : y = ax + b
y =0,101x + 3,6906
50 = 0,101x + 3,6906
0,101x = 50-3,6906
= 458,51 µg/mL
58
% Inhibisi x100%
Persamaan umum : y= ax + b
x=
Diketahui : y = ax + b
y =13,478x - 7,1231
50 = 13,478x - 7,1231
13,478x = 50 + 7,1231
= 4,24 µg/mL
60
Tanaman Kibacetah